• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh :

SURYANI NIM. 111021126

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SURYANI NIM. 111021126

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan kesehatan lingkungan. Program UKS merupakan salah satu upaya pengembangan program puskesmas yang sasarannya pada anak sekolah dasar, karena pada kelompok usia tersebut sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Sekolah Dasar merupakan lembaga yang terorganisir dengan baik untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual. Pembinaan kesehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan (perencanaan, pelatihan dan pengawasan) di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar dengan sumber informasi adalah guru UKS dan petugas puskesmas. Objek penelitian ini adalah sekolah dasar. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,0% sekolah dasar memiliki perencanaan program UKS yang baik, sekolah dasar yang melakukan pelatihan sebesar 66,7%, dan 70,4% sekolah dasar sudah melakukan pengawasan dengan baik. Pencapaian hasil kegiatan menunjukkan sebagian besar masih belum tercapai sebesar 53,8%.

Disarankan untuk melatih perencanaan dan meningkatkan kegiatan latihan terhadap pelaksanaan program UKS di sekolah dasar, serta selalu menjalin kerja sama yang baik antar lintas program dan lintas sektor pemerintah maupun swasta demi perbaikan program UKS dimasa yang akan datang.

(5)

School Health Efforts (UKS) is an effort to supervise and develop healthy lifestyle habits that are integrated through of health education, health services, and supervising of environmental health. The UKS program is one of the program development of primary health care which is targeted at elementary school student, because in such age group is very vulnerable to health problems. The elementary school is an institution that is well organized to educate, and improve the quality of human resources, whether physical, mental, moral, and intellectual. Supervising of environmental health which aims to improve the quality of healthy life and the health status of student as well as to create a healthy environment to enable growth and optimal student development.

This research aims to identify the implementationt of the supervising of environmental health (planning, training and surpervision) at primary schools located at working area of Primary Health Care Bandar Khalipah Percut Sei Tuan Deli Serdang District.

The research method used is descriptive study. The population in this research is elementary school, and the source of information are the UKS teachers and officers of the primary health care. The object of the research is primary school. Data were analysed using univariate analysis.

The Result of this study showed that 63.0% the primary school has a good program planning UKS, the primary school got training by 66.7% and 70.4% the primary school have good supervising. 53.8% did not reach the health achievement target.

It is recommended to give capacity building in planning and training as well as always maintaining good cooperation across program and between public or private sectors for the improvement of the UKS program in the future.

(6)

Nama : Suryani

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan/24 Januari 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Desa Siloting Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

(7)

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013”. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa tercurahkan pada beliau yang telah menjadi

teladan utama bagi umatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

Gelar Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini

penulis persembahkan kepada ayahanda H. Ali Yusuf dan ibunda Hj. Nurlanna

Daulay yang telah memberikan kasih sayang yang tidak henti-hentinya, dukungan

moral maupun materil dan do’a kepada penulis dan yang menjadi motivasi penulis

selama ini. Semoga Allah memberikan kebahagian kepada keduanya baik di dunia

maupun di akhirat. Amin.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

(8)

3. Dra. Nurmaini, MKM., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I sekaligus

Ketua Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu, motivasi, serta

dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. dr. Surya Dharma, MPH., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II sekaligus Dosen

Penguji I yang telah memberikan bimbingan arahan, ilmu, motivasi, serta

dukungannya kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Ir. Indra Chahaya S, MSi., selaku Dosen Penguji II penulis yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan

skripsi ini.

6. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes., selaku Dosen Penguji III sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan saran dan masukan

kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan ilmu selama penulis menjadi mahasiswa di FKM

USU.

8. Pimpinan dan staf di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

9. Pimpinan dan staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.

10.Kepala UPT Dikpora Kantor Camat Percut Sei Tuan.

11.Kepala Puskesmas Bandar Khalipah dan seluruh staf yang telah membantu

(9)

membantu penelitian penulis.

13.Untuk abangku Asrul Aziz, ST., dan kakakku Suryati, SKM., tersayang yang

selalu mendoakan dan menyemangati penulis.

14.Sahabat-sahabat seperjuangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat maupun

Departemen Kesehatan Lingkungan : bang Jun Edy, Bestti, bang Asrul, bang

Moris, Putri Ruth, Marlina, Riski, kak Yuli, kak Reni, kak Dian, bang Iskandar

yang sering memberi dukungan, masukan dan diskusi dalam penyelesaian skripsi

ini. Serta sahabat dekat penulis : Rini, Fazar, Riana, Nova. Semua pihak yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih atas dukungannya selama ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Semoga Tugas Sarjana ini memberi

manfaat bagi siapapun yang membacanya serta dapat menjadi referensi yang

bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Medan, November 2013

Penulis,

(10)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Sekolah ... 9

2.2. Usaha Kesehatan Sekolah ... 10

2.3. Tujuan dan Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah ... 10

2.4. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah ... 11

2.4.1. Pendidikan Kesehatan ... 11

2.4.2. Pelayanan Kesehatan ... 11

2.4.3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat ... 12

2.5. Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 14

2.5.1. Ruang Bangunan ... 16

2.5.2. Fasilitas Sanitasi Sekolah ... 18

2.6. Sistem ... 22

2.7. Manajemen Kesehatan ... 23

2.7.1. Masukan (Input) ... 24

2.7.2. Proses ... 24

2.7.2.1. Perencanaan ... 25

2.7.2.2. Pengorganisasian ... 27

2.7.2.3. Penggerakan ... 27

2.7.2.4. Pengawasan ... 28

2.7.3. Keluaran (Output) ... 29

2.8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ... 29

(11)

3.3. Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1. Populasi ... 32

3.3.2. Sampel ... 32

3.3.3. Objek Penelitian ... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5. Definisi Operasional ... 33

3.6. Aspek Pengukuran ... 34

3.6.1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan ... 34

3.6.2. Pencapaian Hasil Kegiatan ... 35

3.7. Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1. Keadaan Geografis ... 37

4.1.2. Fasilitas Kesehatan ... 37

4.1.3. Fasilitas Pendidikan ... 38

4.2. Karakteristik Responden ... 39

4.3. Perencanaan ... 40

4.4. Pelatihan ... 41

4.5. Pengawasan ... 43

4.6. Pencapaian Hasil Kegiatan ... 44

4.6.1. Pemeliharaan Bangunan Sekolah ... 44

4.6.2. Pengadaan dan Pemeliharaan Warung/Kantin sekolah ... 46

4.6.3. Pengadaan dan Pemeliharaan Kamar Mandi/WC ... 48

4.6.4. Penyediaan dan Pemeliharaan Penampungan Air Bersih ... 49

4.6.5. Pengadaan dan Pemeliharaan Sampah dan Air Limbah ... 50

4.6.6. Pemeliharaan Kebersihan dan Keindahan Halaman, Pekarangan, dan Pagar ... 52

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

5.2. Perencanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan ... 56

5.3. Pelatihan Pembinaan Kesehatan Lingkungan ... 57

5.4. Pengawasan Pembinaan Kesehatan Lingkungan ... 58

5.5. Pencapaian Hasil Kegiatan ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 66

6.2. Saran ... 66

(12)

Halaman Tabel 4.1 Distribusi UKS untuk Tingkat Sekolah Dasar (SD) Puskesmas Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun

2012/2013 ... 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Profesi) ... 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Perencanaan ... 40

Tabel 4.4 Distribusi Sekolah Dasar Berdasarkan Kategori Perencanaan ... 41

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pelatihan ... 42

Tabel 4.6 Distribusi Sekolah Dasar Berdasarkan Kategori Pelatihan ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengawasan ... 43

Tabel 4.8 Distribusi Sekolah Dasar Berdasarkan Kategori Pengawasan ... 44

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Observasi Pemeliharaan Bangunan Sekolah ... 45

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Pengadaan dan Pemeliharaan Warung/Kantin Sekolah ... 47

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Observasi Pengadaan dan Pemeliharaan Kamar Mandi/WC ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Penyediaan dan Pemeliharaan Penampungan Air Bersih ... 49

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Observasi Pengadaan dan Pemeliharaan Sampah dan Air Limbah ... 50

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Observasi Pemeliharaan Kebersihan dan Keindahan Halaman, Pekarangan dan Pagar ... 52

(13)

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian.. ... 71

Lampiran 2 Lembar Observasi Penelitian.. ... 74

Lampiran 3 Master Data Penelitian.. ... 82

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian.. ... 83

Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Survei Pendahuluan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara... ... 91

Lampiran 6 Surat Izin Survei Pendahuluan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.. ... 92

Lampiran 7 Surat Izin Survei Pendahuluan Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.. ... 93

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.. ... 94

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.. ... 95

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.. ... 96

(14)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan kesehatan lingkungan. Program UKS merupakan salah satu upaya pengembangan program puskesmas yang sasarannya pada anak sekolah dasar, karena pada kelompok usia tersebut sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Sekolah Dasar merupakan lembaga yang terorganisir dengan baik untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual. Pembinaan kesehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan (perencanaan, pelatihan dan pengawasan) di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar dengan sumber informasi adalah guru UKS dan petugas puskesmas. Objek penelitian ini adalah sekolah dasar. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,0% sekolah dasar memiliki perencanaan program UKS yang baik, sekolah dasar yang melakukan pelatihan sebesar 66,7%, dan 70,4% sekolah dasar sudah melakukan pengawasan dengan baik. Pencapaian hasil kegiatan menunjukkan sebagian besar masih belum tercapai sebesar 53,8%.

Disarankan untuk melatih perencanaan dan meningkatkan kegiatan latihan terhadap pelaksanaan program UKS di sekolah dasar, serta selalu menjalin kerja sama yang baik antar lintas program dan lintas sektor pemerintah maupun swasta demi perbaikan program UKS dimasa yang akan datang.

(15)

School Health Efforts (UKS) is an effort to supervise and develop healthy lifestyle habits that are integrated through of health education, health services, and supervising of environmental health. The UKS program is one of the program development of primary health care which is targeted at elementary school student, because in such age group is very vulnerable to health problems. The elementary school is an institution that is well organized to educate, and improve the quality of human resources, whether physical, mental, moral, and intellectual. Supervising of environmental health which aims to improve the quality of healthy life and the health status of student as well as to create a healthy environment to enable growth and optimal student development.

This research aims to identify the implementationt of the supervising of environmental health (planning, training and surpervision) at primary schools located at working area of Primary Health Care Bandar Khalipah Percut Sei Tuan Deli Serdang District.

The research method used is descriptive study. The population in this research is elementary school, and the source of information are the UKS teachers and officers of the primary health care. The object of the research is primary school. Data were analysed using univariate analysis.

The Result of this study showed that 63.0% the primary school has a good program planning UKS, the primary school got training by 66.7% and 70.4% the primary school have good supervising. 53.8% did not reach the health achievement target.

It is recommended to give capacity building in planning and training as well as always maintaining good cooperation across program and between public or private sectors for the improvement of the UKS program in the future.

(16)

1.1Latar belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sesuai dengan visi dan misi

pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 yang bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka dalam

pelaksanaannya harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat serta seluruh kelompok

umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

Program yang dikembangkan dalam penanganan masalah kesehatan pada anak

sekolah dasar di antaranya adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pelaksanaan

program UKS ini dilakukan secara lintas sektoral maupun lintas program karena UKS

merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas (Depkes, 2004).

Hal ini sesuai dengan program kesehatan di sekolah sebagai kesehatan masyarakat

yang telah berkembang, dimana sekolah telah memperluas perspektif kesehatannya

secara keseluruhan yang telah menjadi perhatian utama (Turner et al., 1961).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 Ayat 1

menjelaskan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta

didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Ayat 2 juga menjelaskan bahwa,

(17)

dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain (Depkes, 2009). Terkait dengan

surat keputusan bersama 4 menteri, yaitu menteri kesehatan, menteri pendidikan,

menteri agama, dan menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor :

1/U/SKB/2003, Nomor : 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor : MA/230 A/2003,

Nomor : 26 Tahun 2003 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan

sekolah.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya membina dan

mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui tiga

program pokok yang meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan

pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan

program pokok UKS di sekolah ataupun pendidikan luar sekolah diperlukan program

pendukung yaitu : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana serta penelitian dan

pengembangan, pembinaan serta pengembangan UKS dilaksanakan oleh tim UKS

yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina UKS propinsi, tim pembina

UKS kabupaten/kota, tim pembina UKS kecamatan, tim pembina UKS di sekolah

(SKB 4 Menteri, 2003).

UKS memiliki manfaat langsung terhadap peningkatan kesehatan anak

sekolah, dan memiliki potensi besar dalam penyuksesan program peningkatan derajat

kesehatan secara lebih luas. Hal ini disebabkan karena anak-anak usia sekolah

merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah gizi dan kesehatan

seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang

(18)

beberapa provinsi tahun 1986-1991 menunjukkan prevalensi sekitar 60%-80%

(Kepmenkes, 2006).

Kegiatan program UKS yang dilaksanakan antara pihak puskesmas dengan

pengelola sekolah melalui kegiatan : (a) Memberikan penyuluhan di sekolah, (b)

Pemeriksaan kesehatan (seperti mengukur TB, BB, Pemeriksaan gigi dan telinga), (c)

Pemberian Imunisasi DT untuk murid SD kelas 1 dan Imunisasi TT untuk murid

kelas VI, (d) Bila ditemukan anak yang sakit, anak tersebut dibawa berobat ke

Puskesmas, (e) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif

dalam pelayanan kesehatan (Kader Kesehatan Sekolah/ Dokter kecil) dan (f)

Pengawasan sanitasi sekolah dan status gizi anak sekolah (Depkes, 1993).

Sekolah merupakan lembaga yang terorganisir dengan baik untuk membina

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun

intelektual sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan

masyarakat. Bahkan tak jarang, sekolah melalui anak didiknya mampu memengaruhi

perilaku hidup sehat orang tua anak didik tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Penyelenggaraan Pembangunan kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan

tersebut perlu didukung antara lain oleh sumber daya tenaga kesehatan yang memadai

dari masyarakat dan pemerintah. Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan adalah

pedoman umum bagi perencanaan dan penyelenggaraan Pengembangan Tenaga

Kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan lancar dan

(19)

Pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah adalah kegiatan yang digalakkan

oleh guru UKS dibawah pengawasan petugas puskesmas yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kesempatan, kemauan dan kemampuan siswa untuk

meningkatkan derajat kesehatannya menjadi lebih baik melalui program-program

UKS. Salah satu faktor penting pembinaan adalah peran serta Guru UKS.

Kemampuan Guru UKS dipengaruhi oleh perencanaan, pelatihan, dan pengawasan

yang ditetapkan guna mencapai target UKS dalam pembinaan kesehatan lingkungan

di sekolah. Diharapkan peningkatan perilaku akan dapat memengaruhi

kegiatan-kegiatan bina lingkungan di sekolah dasar.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

tersebar 875 SD/MI dari seluruh tingkat kecamatan, untuk Kecamatan Percut Sei

Tuan tersebar 123 SD/MI dan 52 SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Bandar

Khalipah, dimana keseluruhan sekolah dasar ini baik negeri maupun swasta telah

melaksanakan program UKS. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan

pembinaan kesehatan di lingkungan sekolah baik swasta maupun negeri dalam

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Dinas Kesehatan secara aktif dalam membina

UKS di antaranya melalui pelatihan dokter kecil, pelatihan dokter remaja putri,

penjaringan anak sekolah, lomba sekolah sehat, penyuluhan kesehatan di sekolah dan

pelatihan guru TK, SD maupun SLTP.

Data kesehatan puskesmas Bandar Khalipah Tahun 2012, didapat cakupan

pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru

(20)

Bandar Khalipah adalah sebesar 100% namun berdasarkan laporan tahunan

Puskesmas Bandar Khalipah tahun 2012 data penjaringan kesehatan tersebut sebesar

17% dimana 2% lebih rendah dibandingkan dengan cakupan 2011 sebesar 19%.

Kegiatan penjaringan/skrining yang dilakukan meliputi pemeriksaan

kesehatan yaitu pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan gigi dan mulut,

mata, telinga, rambut, kuku dan kulit dengan sasaran siswa kelas satu. Kegiatan

tersebut juga dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembinaan lingkungan

sekolah yang terdiri dari kebersihan ruang kelas, halaman, kamar mandi/WC, dan

kantin sekolah.

Kondisi sanitasi sekolah juga turut memperburuk derajat kesehatan pada anak

didik dan sanitasi lingkungan sekolah, seperti kondisi bangunan kamar mandi dan

WC sekolah yang tidak terpelihara, sehingga dapat menimbulkan pencemaran atau

kontaminasi terhadap para siswa yang menjalani proses belajar mengajar di sekolah.

Disamping itu perilaku membuang sampah sembarangan juga mengakibatkan

kebersihan lingkungan sekolah tidak terpelihara (Depkes, 1993).

Menurut hasil penelitian Zamroni (2005) tentang pembinaan kesehatan

lingkungan di Kabupaten Langkat menyatakan bahwa masih kurangnya pengetahuan

siswa tentang pengertian, tujuan, dan manfaat pembinaan kesehatan lingkungan. Hal

ini dikarenakan kurangnya peran guru UKS dan petugas kesehatan dalam melakukan

pembinaan.

Pelaksanaan program UKS sudah berjalan di sekolah dasar, bekerjasama

(21)

Dalam perkembangannya masih terdapat beberapa sekolah yang belum berkembang

dengan baik tetapi ada juga sekolah yang perkembangannya benar-benar maju. Pada

saat melakukan pembinaan pada sekolah dasar terdapat 1 petugas puskesmas dan 1

guru UKS.

Survei awal yang dilakukan oleh peneliti dengan petugas program UKS

Puskesmas Bandar Khalipah. Puskesmas tersebut membina 52 SD/MI, dari seluruh

jumlah SD/MI hanya 26 SD/MI yang memiliki UKS dan hanya 11 sekolah yang

memiliki ruang UKS. Seluruh sekolah memiliki guru Pembina UKS dari 26 SD/MI

telah memiliki guru Pembina UKS yang telah dilatih.

Program UKS yang dilakukan saat ini belum tersedianya waktu yang khusus,

sehingga masih menjadi kendala tersendiri bagi para guru maupun petugas dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan UKS maupun melakukan pembinaan kesehatan

lingkungan yang hanya dilaksanakan ala kadarnya karena tidak sesuai petugas dengan

jumlah SD/MI dimana petugas yang bertugas bukan yang berlatar belakang penyuluh

atau bukan kesehatan masyarakat tetapi bidan. Kondisi tersebut semakin jelas dengan

tidak tersedianya sarana dan prasarana UKS yang tidak memadai ini dapat dilihat

bahwa sekolah dasar masih banyak yang tidak memiliki ruang UKS. Pencatatan dan

pelaporan yang masih/kurang terpenuhi turut juga mendasari permasalahan dalam

pembinaan dan pengembangan UKS. Oleh sebab itu berbagai pihak sudah

mengupayakan sumber-sumber untuk keperluan penyelenggaraan UKS, mengingat

(22)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah

Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan

pembinaan kesehatan lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Hal ini

terkait dengan rendahnya data penjaringan kesehatan sekolah pada tahun 2012

sebesar 17 % dibandingkan dengan data 2011 sebesar 19 %, tidak tersedianya waktu

khusus dalam melaksanakan pembinaan, tidak tersedianya sarana dan prasarana UKS

yang memadai, dan pembinaan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan ala

kadarnya, serta pencatatan dan pelaporan juga yang masih/kurang terpenuhi.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan di Sekolah

Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut diatas maka tujuan

(23)

1. Untuk mengetahui perencanaan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

2. Untuk mengetahui pelatihan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

3. Untuk mengetahui pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

4. Untuk mengetahui pencapaian hasil kegiatan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja

Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Sebagai masukan bagi pihak puskesmas untuk pertimbangan dan perbaikan

kebijakan dalam mengembangkan dan melaksanakan program UKS

2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah-sekolah dalam rangka lebih

mengembangkan dan melaksanakan program UKS di masa yang akan datang,

dalam upaya mewujudkan sekolah yang sehat dalam menunjang peningkatan

kualitas pendidikan khususnya pembinaan kesehatan lingkungan

3. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pelaksanaan program UKS

(24)

2.1 Kesehatan Sekolah

Kesehatan anak sekolah adalah anak yang belajar di semua lembaga

pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan tingkat Sekolah

Menengah Tingkat Atas yang harus diusahakan agar kesehatannya terpelihara dengan

sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh secara

harmonik, efisien, dan optimal (Sutatmo, 1979).

Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia

pembangunan di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara

pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan melalui

masyarakat sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan

dalam masyarakat umum, karena :

1. Jumlah anak sekolah mempunyai persentase yang tinggi dari jumlah rakyat

Indonesia.

2. Anak-anak sekolah adalah masyarakat yang telah terorganisasikan, sehingga

mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan pada

masyarakat.

3. Anak sekolah sangat peka terhadap pendidikan dan pembaharuan, dapat

menjadi tenaga inti penyebaran, karena pada usia anak sekolah berada dalam

taraf pertumbuhan dan perkembangan, mudah dibimbing dan dibina.

4. Tingkat usia anak sekolah adalah masa yang tepat untuk menanamkan

(25)

dan dapat menyebarkan pengetahuannya/kebiasaan yang baik itu kepada

keluarganya serta lingkungannya (Sutatmo, 1979).

2.2 Usaha Kesehatan Sekolah

UKS merupakan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat

yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan

di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah,

dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya (Soenarjo, 2002).

2.3 Tujuan dan Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah

Tujuan umum UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam

upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.

Tujuan khususnya adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi

derajat kesehatan peserta didik, yang mencakup ;

1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip

hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di

sekolah, keluarga dan masyarakat.

(26)

3. Memiliki daya hayat dan tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan

narkotika, psikotropika dan zat berbahaya lainnya (Narendra, 2005).

Sesuai dengan SKB 4 Menteri sasaran UKS adalah peserta didik di Sekolah/

Satuan Pendidikan Luar Sekolah, Guru, Pamong Belajar, Pengelola Pendidikan

lainnya, Pengelola Kesehatan, dan Masyarakat.

2.4 Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kegiatan UKS meliputi 3 (tiga) komponen utama disebut dengan “Trias

UKS” yaitu : (a) Pendidikan kesehatan, (b) Pelayanan Kesehatan dan (c) Pembinaan

Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Depkes RI, 1995).

2.4.1 Pendidikan Kesehatan

Kegiatan pada pendidikan kesehatan di sekolah meliputi : (a) Kegiatan

intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian kurikulum sekolah

misalnya : olahraga dan kesehatan, (b) Kegiatan Ekstrakurikuler yaitu pendidikan

kesehatan dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti : Penyuluhan kesehatan

dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan : Personal hygiene yang meliputi

pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster

sehat, kerja bakti sosial, perlombaan kebersihan kelas (Depkes RI, 1995).

2.4.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan yang bersifat

komprehensif (terpadu dan menyeluruh), meliputi :

a. Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) yaitu penyuluhan kesehatan,

(27)

kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran

kesehatan, antara lain : kader kesehatan sekolah, olahraga, kesenian, berkebun

dan lomba.

b. Kegiatan pencegahan (preventif) merupakan kegiatan peningkatan daya tahan

tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan

penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit :

imunisasi yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang

nyamuk, kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) bagi siswa kelas

I yang baru masuk dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa.

c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitasi) berupa

kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/ cacat agar dapat

berfungsi lebih optimal, melaksanakan P3K dan tindakan rujukan ke

puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak sekolah.

Puskesmas sebagai penanggungjawab pelayanan kesehatan sekolah dan

menjadi pusat rujukan kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah (Depkes RI,

1995).

2.4.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan

sekolah sebagai instansi yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar

mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan

(28)

Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur

penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan

kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan murid, guru,

dan pegawai sekolah, serta peningkatan daya serap murid dalam proses belajar

mengajar (Depkes RI, 2006).

Lingkungan sekolah sehat ditinjau dari dua segi, yaitu aspek fisik dan aspek

mental.

1. Aspek fisik

Aspek bangunan sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan, sanitasi yang

memenuhi syarat-syarat kesehatan serta pengawas kebersihannya meliputi :

a. Penyediaan air bersih

b. Pemeliharaan penampungan air bersih

c. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah

d. Pemeliharaan WC/ Kamar Mandi

e. Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, ruang

serbaguna, ruang olahraga, ruang UKS, ruang laboratorium, ruang ibadah

f. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah

(termasuk penghijauan sekolah)

g. Pengadaan dan pemeliharaan warung/ kantin sekolah

h. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah

2. Aspek mental meliputi : penghuni-penghuni sekolah tersebut, menyangkut

hubungan murid, guru, orang tua murid, tenaga administrasi sekolah, dan

(29)

2.5 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah

Kesehatan lingkungan sekolah adalah segala upaya untuk menyehatkan dan

memelihara lingkungan sekolah dan pengaruhnya terhadap siswa. Kesehatan

lingkungan adalah interaksi antara manusia dan lingkungannya yang berakibat atau

memengaruhi derajat kesehatan. Konsep ketahanan sekolah 7K (kebersihan,

keamanan, keindahan, ketertiban, kekeluargaan, kedisiplinan dan kerindangan) dapat

menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama

warga sekolah yaitu siswa, guru dan semua karyawan sekolah (Depkes RI, 1995).

Sanitasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan dan

pembinaan kebersihan lingkungan hidup manusia, baik di rumah, di kantor, di

sekolah, ditempat-tempat umum, dan lain sebagainya terhadap segala unsur yang

terdapat di lingkungan tersebut, baik berupa bangunan, benda-benda, dan

halaman-halaman disekitar bangunan (Sutatmo, 1979).

Lingkungan sekolah yang sehat seperti : pelayanan kesehatan yang memadai,

pengendalian penyakit menular, pengaturan personal hygiene siswa, program yang

baik dari pendidikan jasmani, tindakan pencegahan yang memadai, dan pemeliharaan

staf yang sehat merupakan bagian penting dari pendidikan kesehatan anak sebagai

sarana pembelajaran tidak langsung (Turner et al., 1961).

Lingkungan sehat tujuan umumnya adalah untuk menciptakan lingkungan

hidup yang kondusif bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terutama

(30)

Tujuan khusus lingkungan sehat adalah mewujudkan lingkungan hidup sehat yang :

a. Mendukung tumbuh kembang anak dan remaja

b. Memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat

c. Memungkinkan interaksi sosial

d. Melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan

sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang

optimal (Hapsara, 2004).

Timbulnya penyakit pada masyarakat tertentu pada dasarnya merupakan hasil

interaksi antara penduduk setempat dengan berbagai komponen yang ada di

lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berinteraksi dengan

pangan, udara, air serta serangga. Apabila berbagai komponen lingkungan tersebut

mengandung bahan berbahaya seperti bahan beracun, ataupun bahan mikroba yang

memiliki potensi timbulnya penyakit, maka manusia akan jatuh sakit dan

menurunkan kualitas sumber daya manusia (Achmadi, 2008).

Manajemen penyakit harus dilakukan secara terpadu khususnya pada

masyarakat sekolah, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan maupun

monitoring pelaksanaannya supaya dapat mengintegrasikan antara pengendalian

faktor resiko penyakit baik faktor risiko berupa perilaku maupun faktor resiko pada

lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit. Dengan demikian, manajemen

setiap penderita penyakit harus dilaksanakan secara komprehensif, dan keselarasan

antara pengendalian faktor risiko seperti program-program penyuluhan untuk

pemberdayaan

pemberdayaan masyarakat di bidang perbaikan perilaku hidup sehat dengan

(31)

Salah satu kegiatan UKS adalah pembinaan kesehatan lingkungan. Sekolah

harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara

memelihara lingkungan sekolah.

Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dalam rangka pelaksanaan pembinaan

kesehatan lingkungan. Pembinaan yang dilakukan adalah pengawasan kebersihan

lingkungan sekolah, meliputi halaman sekolah, ruang kelas, jamban/WC, penyediaan

air bersih dan kantin sekolah. Untuk menjaga kebersihan ruang kelas dan halaman

serta pekarangan sekolah dibentuk piket harian yang bergiliran dari semua siswa.

2.5.1 Ruang Bangunan

Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada

batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan sekolah.

Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang ibadah,

kantin/warung sekolah, toilet (Kepmenkes, 2006).

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan pada ruang bangunan;

1. Ruang Kelas

Ruang belajar yang kotor, gelap, pengap, dan bau dapat memengaruhi proses

belajar mengajar. Kenyataan juga menunjukkan bahwa belum semua sekolah

mempunyai bangunan sekolah yang memadai. Masih banyak sekolah yang ditemukan

dengan kelas-kelas bersifat darurat, dan masih banyak sekolah-sekolah yang

dipergunakan terus-menerus dari pagi sampai sore hari, sehingga pemeliharaan

(32)

langit-langit yang penuh sarang laba-laba, papan tulis yang tidak terpelihara

(Sutatmo, 1979).

a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid

b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan jarak

papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m

c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya

d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir di depan ruang

kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 kelas

2. Ruang UKS

a. Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang

mengalir

b. Luas minimal 27 m2

3. Kantin/ Warung Sekolah

a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir

b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah

c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan

d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup

e. Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum

f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat

pengumpulan sampah sementara).

4. Kualitas udara ruang

Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruang

(33)

a. Udara ruang sekolah tidak berbau

b. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok

5. Pencahayaan

Ruangan harus cukup mendapatkan cahaya. Ini hanya dimungkinkan bila

dinding tersebut mempunyai jendela-jendela atau lubang-lubang yang cukup luas

untuk dilewati cahaya. Pada ruang kelas siswa-siswa yang duduk dibelakang atau

disisi kelas harus dapat melihat dengan jelas tulisan-tulisan di papan tulis sehingga

papan tulis diatur sedimikian rupa agar tidak menyilaukan mata para siswa (Sutatmo,

1979).

2.5.2 Fasilitas Sanitasi Sekolah 1. Air bersih

Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, air harus mempunyai

persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

a. Air memenuhi syarat kesehatan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dll, yang

sesuai dengan syarat kesehatan KepMenKes Nomor 416 tahun 1990.

b. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana

pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll)

minimal 10 m.

2. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.

a. Ada saluran air hujan dan air limbah yang lancar dan tidak tergenang.

(34)

c. Tempat penampungan air limbah tidak menimbulkan bau, tidak menjadi

sarang nyamuk dan letaknya jauh dari sumber air bersih (jarak minimal 10

meter) dari gedung sekolah.

d. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran

penuntasan air hujan.

e. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan

tertutup.

f. Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.

g. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan ke dalam

tanah.

h. Pembuangan air limbah dari dapur, dan WC harus memenuhi syarat kesehatan

kedap air, tertutup, dan diberi bak kontrol pada jarak tertentu supaya mudah

dibersihkan bila terjadi penyumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar.

3. Toilet (Kamar Mandi, WC, dan Urinoir)

a. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,

perpustakaan.

b. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

c. Proporsi jumlah WC/Urinoir adalah 1 WC/Urinoir untuk 40 siswa dan 1 WC

untuk 25 orang siswi.

d. Toilet harus dalam keadaan bersih.

e. Lantai toilet tidak ada genangan air.

(35)

g. Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk

(Kepmenkes, 2006).

4. Sarana Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi

atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya (Sumantri, 2010).

a. Tersedia tempat pembuangan sampah di setiap ruangan dengan tertutup.

b. Tersedia bak/tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan

antara lain : bebas lalat dan serangga, dapat menampung sampah dengan baik,

tidak menimbulkan bau, letaknya jauh dari gedung sekolah (kelas, warung

sekolah).

c. Tempat pembuangan sampah dan air limbah tidak dekat dengan sumber air

bersih (jarak minimal 10 meter).

d. Pengangkutan sampah.

e. Pelekatan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara dengan ruang

kelas berjarak minimal 10 m.

5. Halaman, pekarangan dan pagar

Kebersihan dan pemeliharaan pagar sekolah perlu pula menjadi perhatian,

selalu kelihatan rapih dan menyenangkan. Rumput, tanaman dan pohon-pohon

disekolah hendaknya selalu dipelihara, dengan demikian akan didapatkan udara yang

segar dan disamping itu halaman menjadi terlindung dari terik matahari (Sutatmo,

(36)

1. Halaman

a. Tidak ada genangan air dan tidak berdebu

b. Bebas dari bangunan, benda, tanaman yang berbahaya

c. Ada tanaman perindang penghijauan dan tanaman hias

d. Halaman ditata dengan baik, bersih indah dan serasi, tidak becek dan tidak

menjadi tempat bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang

pengerat dan binatang pengganggu lainnya

e. Ada bagian yang dipergunakan untuk upacara bendera, senam dan bermain

f. Ada saluran pembuangan air yang berfungsi baik

2. Pekarangan/ Kebun Sekolah

a. Kebun ditanami dan ditata secara teratur, bersih dan rapi

b. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat peternakan, perkebunan, perikanan,

tanaman produktif dan apotik hidup

c. Dipergunakan sebagai sarana pembelajaran

d. Tidak terdapat benda-benda dan tanaman yang membahayakan

e. Tidak menjadi sarang nyamuk

3. Pagar Sekolah

a. Pagar dapat melindungi seluruh sekolah

b. Pintu pagar dapat berfungsi dengan baik

c. Pagar terbuat dari bahan baku atau tumbuhan yang kuat

(37)

2.6 Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terorganisir yang terdiri atas

beberapa sub sistem yang saling berhubungan dan ditentukan oleh batas-batas yang

jelas dan dapat dibedakan dari lingkungannya, dengan kata lain sistem merupakan

suatu rangkaian dari bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mencapai

keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. Adapun unsur sistem yang saling

berhubungan adalah masukan (input), proses (process), keluaran (output), umpan

balik (feed back), dampak (impact), dan lingkungan (environment) yang

menunjukkan bahwa pendekatan ini sekaligus merupakan alat untuk melakukan

perubahan dan peningkatan (Azwar, 2010).

Secara garis besar elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut :

a. Masukan (input) : adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam

sistem dan berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan. Untuk sebuah organisasi dikenal dengan 6 M yaitu manusia

(man), uang (money), sarana (material), metode (methode), pasar (market) dan

mesin (machine).

b. Proses : adalah kumpulan bagian atau elemen yang berfungsi untuk mengubah

masukan sehingga menghasilkan keluaran (output) yang direncanakan.

c. Keluaran (output) : adalah hal yang dihasilkan oleh proses dalam sistem.

d. Efek (effect) : adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat

yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan

(38)

e. Dampak (impact) : adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah

beberapa waktu lamanya.

f. Umpan balik (feed back) : adalah juga merupakan hasil dari proses yang

sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.

g. Lingkungan (environment) : adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola

oleh sistem tetapi memengaruhi sistem tersebut.

Pencapaian suatu tujuan (output) dalam proses manajemen suatu sistem

dipengaruhi oleh fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu meliputi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan

(controlling).

2.7 Manajemen Kesehatan

Dalam pengertian pembangunan kesehatan dewasa ini, manajemen kesehatan

dipandang sebagai salah satu unsur dari 3 unsur pembangunan kesehatan.

Unsur-unsur tersebut secara keseluruhan ialah pelaksana, pembina dan pengembangan upaya

kesehatan.

Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan dalam penelitian ini diarahkan

untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada di sekolah dengan cara

terpenuhinya tujuan penelitian yaitu dengan melakukan penilaian kegiatan pembinaan

kesehatan lingkungan di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang meliputi :

a. Masukan (input) yaitu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

(39)

b. Proses, yaitu pelaksanaan dari kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan.

c. Keluaran (output) yaitu hasil dari pelaksanaan kegiatan pembinaan

kesehatan lingkungan.

2.7.1 Masukan (Input)

1. Petugas di Puskesmas : tenaga yang ditunjuk/ditugaskan untuk mengelola

program UKS yang terdiri dari tenaga inti yaitu sarjana kesehatan masyarakat

atau D3 kesehatan lingkungan dan tenaga pendukung seperti bidan atau

perawat kesehatan masyarakat.

2. Biaya Operasional : yang dimaksud biaya disini adalah dana yang dibutuhkan

untuk menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan

lingkungan dengan tujuan memelihara dan mencegah penyakit berbasis

lingkungan.

3. Sarana dan Prasarana : dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan

lingkungan haruslah ditunjang dengan sarana yang minimal. Misalnya adanya

ruangan khusus UKS dan alat kesehatan.

2.7.2 Proses

Yaitu kumpulan bagian dari sistem yang berfungsi untuk mengubah input

sehingga menghasilkan suatu output yang direncanakan.

Pembangunan kesehatan yang berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan

yang memadai baik dari segi kualitasnya maupun segi jumlahnya. Untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dibutuhkan juga proses pembinaan

(40)

adalah pembinaan petugas/guru UKS di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas

Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang

melaksanakan upaya kesehatan komprehensif kepada masyarakat dan mempunyai

tugas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara

paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes, 2004).

Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan melalui

langkah-langkah : perencanaan (penyusunan POA), pelatihan (meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan para pelaksana dan petugas UKS), dan pengawasan

(meliputi pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten maupun petugas

UKS puskesmas terhadap guru UKS).

2.7.2.1Perencanaan (planning)

Pentingnya kedudukan dan peranan perencanaan bagi semua pihak yang

bergerak dalam bidang kesehatan maka telah mewajibkan bagi semua pihak untuk

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perencanaan. Strategi

perencanaan sangat penting sebagai proses membangun sistem tujuan dan

merumuskan rencana untuk mencapai tujuan tersebut sehingga perencanaan tersebut

memerlukan komitmen untuk masa depan organisasi kesehatan, waktu yang cukup

dalam keterlibatan proses perencanaan, serta kemauan untuk mengubah program

tindakan berdasarkan hasil perencanaan (Carson et al., 1994).

Perencanaan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk merumuskan

(41)

menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004). Pada pengertian

diatas perencanaan menganut beberapa upaya menjabarkan cara penyelesaian

masalah yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta

saling terkait dan terpadu hingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam

melaksanakan cara penyelesaian masalah (Azwar, 2010).

Stoner dan Wankel (1986) merumuskan 4 langkah perencanaan, yaitu ;

1. Mendefinisikan situasi sekarang

Serangkaian kegiatan untuk mengkaji situasi kondisi organisasi dan

kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan.

2. Menetapkan tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan tentang organisasi yang dibutuhkan.

Mengidentifikasi prioritas dan menjadi lebih spesifik tentang tujuan untuk

dapat memfokuskan sumber daya secara efektif.

3. Mengidentifikasi bantuan dan hambatan untuk tujuan

Mengenal hambatan yang sedang terjadi sekarang, agar dapat mengantisipasi

situasi masa depan, masalah, dan peluang dari perencanaan.

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan

Langkah dalam proses perencanaan ini meliputi pengembangan berbagai

program alternatif tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif yang paling cocok untuk

(42)

2.7.2.2Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang diperlukan,

menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang untuk melaksanakan suatu rencana

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sebuah organisasi merupakan

sebagai suatu sistem kegiatan terkoordinasi secara sadar dari dua orang atau lebih,

yang memiliki empat karakteristik dasar, yaitu ;

1. Upaya anggota individu yang sinkron

2. Ada tujuan organisasi umum untuk dicapai

3. Ada pembagian kerja yang memungkinkan anggota untuk menjadi ahli

dalam tugas-tugas khusus

4. Ada rantai komando dimana anggota organisasi melapor kepada manajer

yang mengarahkan tindakan mereka (Carson, et al.,1994).

2.7.2.3Penggerakan (actuating)

Sebagai usaha untuk menciptakan kerjasama diantara staf pelaksana program

sehingga pelaksana program berjalan sesuai dengan rencana dalam rangka pencapaian

tujuan.

Penggerakan memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia.

Seorang pemimpin yang ingin berhasil menggerakkan dan mengarahkan pegawainya

agar bekerja lebih produktif perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam

empat hal, yaitu ; (Azwar, 2010)

1. Pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership)

2. Pengetahuan dan keterampilan motivasi (motivating)

(43)

4. Pengetahuan dan keterampilan pengarahan(directing)

a. Pelatihan

Pelatihan didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program

secara keseluruhan. Upaya pelatihan harus dapat memberikan pengalaman belajar

yang baik bagi petugas maupun bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Pelaksana pelatihan dimaksudkan adalah untuk mendapatkan tenaga kerja

yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap yang baik untuk

mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang tinggi, yang

mampu menghasilkan hasil kerja yang baik. Dalam pengertian umum, latihan

berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada para pegawai, dengan maksud agar

pegawai yang dilatih tersebut dapat meningkatkan dan mengembangkan

kemampuannya baik dari segi kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan yang lebih

berkualitas.

Sasaran utama pelatihan adalah para petugas kesehatan sebagai ujung tombak

dalam jalur distribusi dan pelayanan. Kemudian para pengecer swasta, kader

kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama (Notoatmodjo, 2005).

2.7.2.4Pengawasan (controlling)

Selain perencanaan dan pelatihan juga dibutuhkan pengawasan yang

merupakan salah satu pencapaian target pembinaan kesehatan. Pengawasan adalah

penilaian, pengukuran, dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan petugas dan penampilan program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya

(44)

Pengawasan atau pengendalian adalah suatu fungsi utama manajemen dan

berhubungan erat dengan fungsi perencanaan. Perencanaan menetapkan sasaran atau

tujuan keseluruhan untuk organisasi kesehatan. Tapi manajemen kemudian harus

memastikan bahwa rencana direalisasikan yang harus dicapai melalui fungsi

pengawasan, yaitu : standar yang ditetapkan untuk tujuan organisasi, membandingkan

kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang ditetapkan, bila ada penyimpangan

negatif dari standar yang ditetapkan, langkah terakhir mensyaratkan bahwa tindakan

perbaikan diambil (Carson, et al., 1994).

Pengawasan atau evaluasi merupakan kesempatan mendidik para pelaksana

untuk menghindari segala bentuk penyimpangan dan segera memperbaiki kesalahan

apabila dijumpai. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang

ada dengan yang seharusnya terjadi (Murti, 2011).

2.7.3 Keluaran (Output)

Salah satu efektifitas dari suatu organisasi yang dapat dinilai dari cakupan.

Sedangkan yang dimaksud dengan efektifitas adalah seberapa besar suatu tujuan itu

sedang atau telah tercapai. Untuk kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan

diharapkan pelaksanaannya sesuai dengan apa yang ditetapkan, sehingga program

UKS dapat berjalan dengan baik hingga masalah-masalah yang terjadi pada anak

sekolah dapat diturunkan (Murti, 2011).

2.8 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi adalah bagian yang penting dari proses manajemen, karena evaluasi

(45)

kegiatan. Tanpa evaluasi, akan sulit mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang

direncanakan telah mencapai tujuan atau belum. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu

program dengan tujuan yang direncanakan, dilanjutkan dengan pengambilan

keputusan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari

pelaksanaan program (Nasution, 1997).

Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu

program, dapat dibedakan atas tiga macam yaitu : (Azwar, 2010)

1. Penilaian pada tahap awal program (Formatif Evaluation)

Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu

program, tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang

akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam

arti dapat menyelesaikan masalah tersebut.

2. Penilaian pada tahap pelaksana program (Promotive Evaluation)

Penilaian pada saat program sedang dilaksanakan, tujuannya adalah untuk

mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana atau tidak, atau apakah ada penyimpangan yang dapat merugikan dari

program tersebut.

3. Penilaian pada tahap akhir program (Summative Evaluation)

Penilaian pada tahap saat program telah selesai dilaksanakan, tujuannya

dibedakan atas dua macam, yaitu untuk mengukur keluaran (out put) serta

(46)

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan studi kepustakaan, kerangka konsep

[image:46.612.122.524.195.296.2]

disusun sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Pembinaan Kesehatan

Lingkungan a. Perencanaan b. Pelatihan c. Pengawasan

Pencapaian Hasil Kegiatan a. Tercapai

(47)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh

gambaran tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan di Sekolah Dasar

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan September sampai November 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar dengan sumber

informasi adalah guru UKS dan petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas

Bandar Khalipah.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Bandar Khalipah.

3.3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sekolah dasar yang ada di wilayah kerja

(48)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden, yang

berpedoman pada instrument daftar pertanyaan (Kuesioner) dan observasi.

2. Data sekunder diperoleh dari laporan Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

Deli Serdang dan data Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

3.5 Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam penelitian, maka variabel yang menjadi sasaran

penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional, adapun definisi operasional dari

variabel-variabel penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan yang digalakkan untuk

meningkatkan kesadaran, kesempatan, kemauan dan kemampuan melalui

perencanaan, pelatihan, dan pengawasan yang pernah diikuti oleh pembina UKS

yang bertugas di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah

Kabupaten Deli Serdang dalam upaya peningkatan kinerja petugas sehingga dapat

mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.

a. Perencanaan adalah sebagai proses untuk merumuskan masalah-masalah

kesehatan lingkungan di sekolah, dan menyusun langkah-langkah untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Pelatihan adalah penambahan kemampuan pembina UKS di Sekolah Dasar

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah dalam hal memberikan pelayanan

(49)

c. Pengawasan adalah pemantauan secara melekat atas kinerja pembina UKS di

Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.

2. Pencapaian hasil kegiatan adalah pencapaian dari keberhasilan pelaksanaan

pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah dasar.

3.6Aspek Pengukuran

3.6.1 Pembinaan Kesehatan Lingkungan 1. Perencanaan

Pengukuran variabel perencanaan terhadap pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan berdasarkan skala Guttman yaitu 10 pertanyaan dengan alternatif

jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Pengkategorian untuk

pengukuran variabel perencanaan adalah :

Kategori : 0 = Baik, jika jumlah skor yang diperoleh 76%-100% dari total skor.

1 = Cukup, jika jumlah skor yang diperoleh 56% - 75% dari total skor.

2 = Kurang, jika jumlah skor yang diperoleh < 56% dari total skor.

Skala : Ordinal

2. Pelatihan

Pengukuran variabel pelatihan terhadap pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan berdasarkan skala Guttman yaitu 4 pertanyaan dengan alternatif

jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Pengkategorian untuk

pengukuran variabel pelatihan adalah :

Kategori : 0 = Baik, jika jumlah skor yang diperoleh 76%-100% dari total skor.

(50)

2 = kurang, jika jumlah skor yang diperoleh < 56% dari total skor.

Skala : Ordinal

3. Pengawasan

Pengukuran variabel pengawasan terhadap pelaksanaan pembinaan kesehatan

lingkungan berdasarkan skala Guttman yaitu 6 pertanyaan dengan alternatif

jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Pengkategorian untuk

pengukuran variabel pengawasan adalah :

Kategori : 0 = Baik, jika jumlah skor yang diperoleh 76%-100% dari total skor.

1 = Cukup, jika jumlah skor yang diperoleh 56% - 75% dari total skor.

2 = Kurang, jika jumlah skor yang diperoleh < 56% dari total skor.

Skala : Ordinal

3.6.2 Pencapaian Hasil Kegiatan

Aspek pengukuran variabel pencapaian hasil kegiatan diukur dengan cara

observasi menggunakan format instrumen penilaian lomba sekolah sehat. Format

penilaian yang disusun berisi 54 item tentang komponen lingkungan sekolah.

Dikategorikkan atas 2 tingkatan yaitu tercapai dan tidak tercapai dengan skala ukur

ordinal.

a. Tercapai, jika semua komponen lingkungan sekolah dilakukan sesuai

dengan format penilaian yaitu 75%.

b. Tidak tercapai, jika salah satu komponen lingkungan sekolah tidak

(51)

3.7 Analisa Data

Analisis deskriptif gunanya untuk melihat gambaran variabel yang diteliti

yaitu pembinaan kesehatan lingkungan (perencanaan, pelatihan, dan pengawasan) dan

pencapaian hasil kegiatan. Bentuk analisis deskriptif tergantung dari jenis datanya.

Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

(52)

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografi

Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas wilayah 190.79 km2

yang terdiri dari 18 desa dan 2 kelurahan, 5 desa dari wilayah kecamatan merupakan

Desa Pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar 10-20 m dengan

curah hujan rata-rata 243 persen.

Puskesmas Bandar Khalipah terletak di Desa Bandar Khalipah yang

mencakup wilayah kerja sebanyak 7 desa dengan luas wilayah 4.623 km2. Dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Batang Kuis dan Kec. Pantai Labu

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Labuhan Deli dan Kota Medan

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Medan

4.1.2 Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan penduduk dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah terdapat 7 sarana kesehatan, yaitu ; 1 unit

puskesmas rawat inap yang terletak di Desa Bandar Khalipah, 3 unit puskesmas

pembantu masing-masing terletak di Desa Sei Rotan, Kolam dan Bandar Klippa, serta

3 unit

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi UKS untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) Puskesmas Bandar
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,  Pendidikan dan Profesi)
Tabel 4.3 Distribusi  Frekuensi Jawaban Pernyataan Perencanaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan dilakukan (termasuk di dalamnya tentang pembagian kelompok kerja peserta didik)..

Dari hasil penelitian, seluruh responden memiliki umur lebih dari 50 tahun dimana Diabetes Melitus tipe 2 sering menyerang orang yang berumur &gt;40 tahun, sebagian besar memiliki

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis I yang menyatakan bahwa diduga kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, dapat diterima, hipotesis 2

Persentuhan baru pengkarya di alam bawah laut sebagai seorang penyelam secara nyata membenturkan pengkarya pada kenyataan bahwa pengkarya memiliki pengalaman tubuh yang sangat

Laporan Karya Tugas Akhir yang berjudul Deteriorasi Lingkungan Alami Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis diciptakan berdasarkan pengalaman dan pengamatan

Alamat : Prambatan Blimbing Karangnongko Klaten NPWP : 01.736.138.7.525.000.

Pengembangan bahan ajar tentang perubahan materi dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, dalam ini adalah mahasiswa, jika (1) dalam pembuatannya didasarkan

yustisialnya. Sedangkan tugas pokok dan fungsi Dirjen Badilag yang diatur dalam Perpres Nomor 13 Tahun 2005 diimplementasikan dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI