PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PRODUKTIVITAS AKTIVA DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
GAS NEGARA (PERSERO) Tbk
TUGAS AKHIR
Diajukan oleh:
NOVITA SARI SETIAWAN NIM: 112101118
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : NOVITA SARI SETIAWAN
NIM : 112101118
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP
PRODUKTIVITAS AKTIVA DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GAS NEGARA(PERSERO) Tbk
Tanggal,.…….. 2014 Dosen Pembimbing
Iskandar Muda SE, M.Si
NIP. 19621204 198903 2 003
Tanggal,.…….. 2014 Ketua Program Studi
Diploma III Keuangan
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
NIP.19741123 200012 2 001
Tanggal,….…... 2014 Dekan Fakultas Ekonomi
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah,puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT
yang mana atas rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Produktivitas Aktiva Dan Kinerja Keuangan Pada Perusahan Gas Negara(Persero)
Tbk .
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Program
Studi D-III Keuangan. Tugas akhir ini membahas tentang bagaimana pengaruh
struktur modal dan kinerja keuangan pada Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk
Distribusi Wilayah III dalam melayani pelanggan untuk menggunakan gas. Selain
itu, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva Dan Kinerja
Keuangan sendiri dilakukan pada umumnya untuk mengetahui penggunaan
struktur modal serta kinerja keuangan pada Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk.
Dengan kerendahan hati Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan
dalam penulisan Tugas Akhir ini karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulisan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya untuk kesempurnaan Tugas Akhir
4
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Terimah Kasih kepada semua
pihak yang turut membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini antara lain
kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE,M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,M.Si selaku sektretaris Jurusan
Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Iskandar Muda, SE.M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membantu dan memberikan masukan dalam penulisan Tugas
Akhir ini.
5. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
6. Ibu hidayani Agustina selaku Manajer SDM , terimah kasih banyak karena
telah membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Walaupun
sedikit Insyallah nasihat yang ibu berikan akan memotivasi saya untuk
menjadi manusia yang lebih baik.
7. Teristimewa untuk Ayahanda Alm.Hery Susasnto Setiawan dan Ibundaku
Hj.Rahmawaty Chaniago, terima kasih karena engkau adalah motivasi
saya dalam menggapai impian saya. Walaupun ayah sudah tiada dapat
di dalam hati aie dan untuk mamak terima kasih karena telah memberi
semangat dan telah mendoakan aie dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Terimah kasih ayah, Mamak doa dan kasih sayang mu kepadaku yang
tiada henti untuk menggapai masa depan setinggi-tingginya. Insyallah aie
bisa membahagiakan mamak, i miss u forever ayah dan mamak.
8. Kepada abg ku Guntur Samudera Putra, Kakak ku Herawaty Setiawan Dan
abg ku Bayu Sagara Putra ,Amd Terimah kasih atas doa dan dukungan nya
untuk aie dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk haffiz, mak
bongcu syg hafiz.
9. Buat teman-teman seperjuangan Nita, Yuni, Sri terimah kasih karena
kalian sudah menjadi teman baik saya dari awal kuliah sampai sekarang.
Insyallah kita akan berteman sampai kapan pun ya kawan. Kalau kita
sudah wisuda mudah-mudahan kita cepat dapat kerja ya kawan.
10. Buat sahabat ku Ramadani, Putri, abraar, Silvi, Sekar, Uya. Semoga kalian
bisa menjadi sahabatku selamanya. amin
Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga Allah Swt turut membalas
segala amal baik kita, memberikan kita kesehatan ,dan semoga Tugas Akhir
ini dapat Bermanfaat bagi kita semua. amin
Medan, Juni 2014
Novita sari Setiawan
6
ABSTRACK
Struktur modal yang dapat meminumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (harga saham) perusahaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh langsung dan tidak
langsung antara struktur modal dengan produktivitas aktiva dan kinerja
perusahaan gas negara. Pengaruh langsung dan tidak langsung antara struktur
modal dan produktivitas aktiva diprediksi berdasarkan teori free cash flow.
Pengaruh langsung dan tidak langsung antara struktur modal dan kinerja keuangan
diprediksi berdasarkan teori tradeoff.
Penelitian ini menemukan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan hutang pada
struktur modal tidak menyebabkan pertambahan investasi, sehingga perubahan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap produktivitas aktiva. Peningkatan
hutang tidak berasal dari tambahan dana eksternal, melainkan disebabkan oleh
meningkatnya nilai rupiah dari valuta asing .
Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap produktivitas aktiva dan kinerja keuangan. Pengaruh langsung antara
produktivitas aktiva dan kinerja keuangan adalah negatif, berlawanan dengan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRACK ... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... Latar Belakang Masalah... 1
1.2 ... Rum usan Masalah ... 3
1.3 ... Tujua n Penelitian ... 3
1.4 ... Manf aat Penelitian... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Ringkas ... 5
2.2 Landasan Hukum ... 6
2.3 Visi,Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN ... 7
2.4 Strategi dan Tujuan Perusahaan ... 8
2.5 Struktur Organisasi ... 9
2.6 Job Description ... 10
2.7 Jaringan Usaha / Kegiatan ... 18
8
2.9 Rencana Kegiatan ... 23
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Modal ... 28
3.2 Jenis-jenis Modal ... 29
3.3 Pengertian Struktur Modal Menurut Para Ahli ... 30
3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 32
3.5 Teori Struktur Modal ... 35
3.6 Pengertian Produktivitas Aktiva ... 39
3.7 Pengertian Kinerja Keuangan ... 39
3.8 Produktivitas dan Kinerja Keuangan ... 40
3.9 Pengaruh Tidak Langsung Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva ... 42
3.10 Pengaruh Tidak Langsung Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan ... 43
3.11 Pengaruh Langsung Produktivitas Aktiva terhadap Kinerja Keuangan ... 49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Struktur Modal
dengan Produktivitas Aktiva ... 41
Tabel 3.2 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Struktur Modal
dengan Kinerja Keuangan ... 43
Tabel 3.3 Perkembangan Aktiva Lancar,Aktiva Tetap,Penjualan,Laba
sebelum Pajak dan Laba Bersih ... 45
Tabel 3.4 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung antara Produktivitas
Aktiva dan Kinerja Keuangan ... 48
6
ABSTRACK
Struktur modal yang dapat meminumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (harga saham) perusahaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh langsung dan tidak
langsung antara struktur modal dengan produktivitas aktiva dan kinerja
perusahaan gas negara. Pengaruh langsung dan tidak langsung antara struktur
modal dan produktivitas aktiva diprediksi berdasarkan teori free cash flow.
Pengaruh langsung dan tidak langsung antara struktur modal dan kinerja keuangan
diprediksi berdasarkan teori tradeoff.
Penelitian ini menemukan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan hutang pada
struktur modal tidak menyebabkan pertambahan investasi, sehingga perubahan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap produktivitas aktiva. Peningkatan
hutang tidak berasal dari tambahan dana eksternal, melainkan disebabkan oleh
meningkatnya nilai rupiah dari valuta asing .
Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap produktivitas aktiva dan kinerja keuangan. Pengaruh langsung antara
produktivitas aktiva dan kinerja keuangan adalah negatif, berlawanan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk
membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu
usaha penghimpun dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan
dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama
pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi
pembiayaan suatu perusahaan atau emiten. Dengan demikian pasar modal
merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada
umum nya dan emiten khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal
seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan
luar negeri.
Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan
tentang pembiayaan kegiatan usaha. Sumber pembiayaan ini dapat diperoleh dari
dalam dan luar perusahaan. Keputusan pembiayaan akan mempengaruhi struktur
modal perusahaan termasuk biaya modalnya. Biaya modal perusahaan akan
semakin menurun dengan makin besarnya komposisi hutang yang dipergunakan.
11
perusahaan. Tetapi, semakin tinggi tingkat hutang akan meningkatkan risiko yang
harus ditanggung perusahaan. Dengan proporsi hutang yang makin besar akan
berpengaruh pula pada kemungkinan perolehan rating perusahaan. Prinsip pokok
atas penggunaan hutang adalah keseimbangan antara keuntungan dan kerugian
penggunaan hutang, yaitu diperolehnya nilai perusahaan yang maksimal dengan
biaya modal yang minimal.
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber
modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan dan cadangan. Jika dalam
pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih kekurangan (deficit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu
hutang (Debt Financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternative-alternative pendanaan yang efisien.
Menurut Ariffin (2005:77) struktur modal (capital structure) merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang
perusahaan. Tidak seperti debt ratio dan leverage ratio yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan
jangka panjang perusahaan. Dalam teori struktur modal di asumsikan bahwa
perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali
saham biasa atau penerbitan saham baru. Selanjutnya perlu dikaji bagaimana
pengaruh struktur modal terhadap produktivitas aktiva dan kinerja keuangan.
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih oleh
untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur
perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang
tercermin dalam laporan keuangan
Dari deskrispsi terdahulu tentang struktur modal dan kinerja keuangan
Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK adanya kajian tentang pentingnya
pengaruh struktur modal bagi perusahaan terutama perusahaan yang sangat erat
hubungannya dengan masyarakat yang mana selalu dibutuhkan dalam jangka
waktu yang panjang. Dalam teori struktur modal di asumsikan bahwa perubahan
struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham
biasa atau penerbitan saham baru. Selanjutnya perlu dikaji bagaimana Pengaruh
Struktur modal terhadap kinerja keuangan. oleh karena itu, saya, tertarik
mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva
dan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK.
Dengan judul ini penulis dapat melihat bagaimana Pengaruh Struktur Modal
pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk dalam aktivitas atau kegiatan
perusahaan dalam membuat Laporan Kinerja Keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah ini
adalah :
1. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap produktivitas aktiva Perusahaan
Gas Negara(Persero) TBK?
2. Bagaimana pengaruh struktur modal tidak langsung terhadap kinerja keuangan
13
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang di harapkan peneliti adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengaruh struktur modal terhadap produktivitas aktiva
pada Perusahaan Gas Negara(Persero) TBK.
2. Untuk mendeskripsikan pengaruh struktur modal tidak langsung terhadap kinerja Keuangan pada Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK.
1.4 Manfaat Penelitian
1 Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana perluasan wawasan agar dapat meningkatkan kepekaan
menghadapi masalah ekonomi khusunya manajemen keuangan.
2 Bagi Akademik
Bermanfaat sebagai acuan bagi penelitian-penelitian lanjutan yang relevan
serta sebagai bahan dokumentasi penelitian.
Dapat digunakan sebagai bahan pemberi informasi bagi mahasiswa mengenai
aktualisasi teori dalam lapangan nyata.
3 Bagi Perusahaan
Sebagai salah informasi dan kontribusi bagi pihak Perusahaan Gas Negara
Agar Bisa mengoptimalkan Pengaruh Struktur Modal sehingga bisa
15
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Ringkas
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan
kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah
perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih
bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama
menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan
perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu
beralih menjadi BPU-PLN.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai
Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN)
menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari
Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486
tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring
dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka,
Dasar Perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi
SH tanggal 13 November 2003, yang antar lain berisi tentang perubahan struktur
permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th
2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.
Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif
dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham
perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari
475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia,
pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.
Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi
perdagangan “PGAS” .
2.2. Landasan Hukum
Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan
perundangan antara lain :
1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian.
2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka
kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang
signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir
17
3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996
tentang Pengesahaan badan Hukum.
4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No.
C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.
5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.
2.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN
Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah
menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut
perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi, Misi, dan
Nilai-Nilai Budaya PGN:
2.3.1 Visi PGN :
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.
2.3.2 Misi PGN :
Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui :
a. Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan
pengembangannya.
b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.
c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang
d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha
lainnya.
2.3.3 Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) :
a. Profesionalisme / Profesionalism.
b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement.
c. Integritas / Integrity.
d. Keselamatan.
2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan 2.4.1 Strategi Perusahaan
Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas
yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta
pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir,
dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.
2.4.2 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun
1994 sebagai berikut :
1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani
19
2.5. Struktur Organisasi
Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus
dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak
tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang ada
dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber perintah
dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu
koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena itu, struktur
organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan
agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat optimal.
Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur
organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang
secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.
Struktur Organisasi Perusahaan Gas Negara(Persero) Tbk Distribusi
2.6 Job Description
Berikut adalah uraian pekerjaan (Job Description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
1. General Manager
Fungsi General Manager :
General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan
kebijakan yang ditetapkan Direksi.
Tugas General Manager :
a. Menetapkan , mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.
b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas
serta fasilitas penunjangnya.
c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan.
e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.
f. Mengendalikan pengelolaan kegiatan keuangan dan kegaitan SDM, serta
pengelolaan kegiatan tanggung-jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
g. Mengendalikan pengelolaan keolgistikan dan administrasi umum.
h. Mengendalikan pelaksanaan manajemen resiko, sistem dan prosedur yang
berlaku, serta Good Corporate Govermance dan Budaya Perusahaan untuk
peningkatan kinerja SBU.
i. Mengendalikan perjanjian dan kerja sama lainnya, pengelolaan bantuan
21
2. Departemen Keuangan dan SDM
Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :
Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan
pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan
dilaksanakan secara optimal.
Tugas Departemen Keuangan dan SDM :
a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.
b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam
departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di
dalam organisasi SBU.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja
antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.
d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.
e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
f. Mengendalikan penyusunan laporan periodik departemen keuangan dan
SDM sebagai dasar melakukan analisa untuk memastikan pencapaian target
kinerja, dan menetapkan langkah tindak lanjut yang tepat.
3. Dinas Keuangan
Fungsi Dinas Keuangan :
Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan
keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan serta
Tugas Dinas Keuangan :
a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta
menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban.
d. dropping ke kantor pusat.
e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan
pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU.
f. Mengendalikan pengelolaan rekening bank SBU.
g. Mengelola dan mengendalikan asuransi atas aset.
h. Memastikan keabsahan serta mengendalikan proses pencairan jaminan
pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.
i. Mengelola dan mengendalikan kegiatan akuntasi dan penyusunan laporan
keuangan termasuk daftar aset tetap.
j. Mengelola dan mengendalikan kegiatan perpajakan.
k. Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.
4. Seksi Anggaran
Fungsi Seksi Anggaran :
Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan
dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA
23
Tugas Seksi Anggaran :
a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.
b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai
dengan RKAP yang telah ditetapkan .
c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang
telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit kerja.
e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan
RKA SBU secara berkala.
f. Menyusun laporan pencapaian RKA SBU.
g. Menyusun usulan realokasi RKA SBU apabila diperlukan.
5. Seksi Perbendaharaan
Fungsi Seksi Perbendaharaan :
Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan
pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.
Tugas Seksi Perbendaharaan :
a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan
dan dokumen permintaan pembayaran.
b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana
perusahaan.
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan
penerimaan dana.
d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke
e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.
f. Mengevaluasi keabsahan dan melakukan pencairan jaminan pembayaran
pelanggan dan jaminan pengadaan.
g. Menyusun usulan penutupan asuransi ke Kantor Pusat dan melaksanakan
penutupan asuransi yang belum ditutup oleh Kantor Pusat.
6. Seksi Akuntansi
Fungsi Seksi Akuntansi :
Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan
akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta
perpajakan.
Tugas Seksi Akuntansi :
a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.
b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk
memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan
keuangan.
c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan
aset tetap.
d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.
e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP.
f. Melakukan evaluasi dan review pengenaan tarif perpajakan atas transaksi
keuangan.
g. Melakukan pengendalian atas kegiatan administrasi perpajakan melalui
pembuatan kertas kerja perpajakan yang meliputi perhitungan, rekonsialiasi
25
h. Menyusun dan mengevaluasi laporan perpajakan termasuk membuat Surat
Setoran Pajak serta laporan pajak berupa Surat pemberitahuan (SPT).
7. Seksi TJSL
Fungsi Seksi TJSL :
Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan (CSR). Tugas Seksi TJSL :
a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab
sosial dan lingkungan (CSR).
8. Dinas SDM
Fungsi Dinas SDM :
Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan
manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif.
Tugas Dinas SDM :
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi
SDM.
b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan SDM.
d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan
e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM,
remunerasi dan database kepegawaian.
f. Memastikan pelaksanaan peraturan perusahaan dan berjalannya kegiatan
hubungan industrial sesuai dengan aturan yang berlaku.
g. Menindaklanjuti keluhan dan perselisihan pekerja kepada pihak yang terkait.
9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM
Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.
Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk
jangka pendek, menengah dan panjang.
b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh
Kantor Pusat.
c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .
d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.
e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
pemenuhan pekerja.
f. Menyusun dan melaksanakan program apresiasi terhadap pekerja yang
berprestasi.
g. Mengelola program pendidikan dan pelatihan pekerja yang diselenggarakan
oleh SBU.
h. Melaksanakan analisa kebutuhan diklat pekerja berdasarkan analisa
27
i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan
pembinaan SDM melalui pengelolaan manajemen kinerja dan counseliung
bagi pekerja yang membutuhkan.
j. Menfasilitasi penyusunan Sasaran Kinerja Individu (SKI), Penilaian Kinerja
Pekerja (PKP) dan cascading KPI.
k. Melaksanakan pembinaan dan mengelola program mentoring bagi siswa
calon pekerja baru dan calon pekerja.
l. Menyusun usulan penyempurnaan uraian jabatan.
10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial
Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan
sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan
perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan
biaya lain yang terkait.
b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja. c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.
d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.
e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.
g. Melakukan penyusunan TOR, monitoring serta pengawasan kontrak jasa
outsorcing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Melaksanakan administrasi dan pengendalian tenaga kerja outsourching. i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penanganan keluhan dan perselisihan
pekerja.
j. Menindaklanjuti permasalahan pekerja yang melakukan tindakan indisipliner
dan permasalahan hubungan industrial lainnya.
k. Melaksanakan administrasi dan monitoring kontrak jasa profesi dan tenaga
ahli.
l. Melaksanakan pengusrusan perijinan, pelaporan-pelaporan serta pengawasan
ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga kerja atau Instansi terkait.
2.7 Jaringan Usaha/Kegiatan
Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha
distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan
pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan
pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan pipa
distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha
transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui
jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.
2.7.1 Kegiatan Usaha Distribusi
PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke
29
pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku utama dalam
kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%.
Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta,
Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang di dukung
oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831
MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian sebelum diperlakukan UU Migas
No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH
Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di
wilaya distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa
bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo
Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas
bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas
bumi secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP
Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi
jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi
secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat
terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang
menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga
wilayah distribusi, sebagai berikut :
a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta,
b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari
Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan
Makasar.
c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan,
Batam dan Pekanbaru.
2.7.2 Kegiatan Usaha Transmisi
Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas
milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun
penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari
produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi,
perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.
PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan
kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini
mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia.
Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan
Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas
Indonsia (Transgapindo).
2.8 Kinerja Usaha Terkini
PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang
berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum
(public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa
31
Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas
bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi
yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun
penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan
infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima
dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan
industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan
pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM.
Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya
kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.
Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya
memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus
membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri, PGN
juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan upaya PGN
untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan
sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."
Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami
pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total
pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012 senilai
US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012) menjadi US$
4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar menjadi US$ 2,7
Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan
gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak 807
MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT Transportasi
Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877 MMSCFD ke 854
MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh
berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan
penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.
Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat
kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi gas
PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel
minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga, maka
nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi mencapai
sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan minyak.
"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya
sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas
bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai
wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi
di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk
membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai
33
Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN
tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa (Kalija)
tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN
Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG
dan MRU di Indonesia.
Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk
pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200 juta
digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US$ 200
juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk investasi di
sektor hulu.
"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus
memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas
bumi di berbagai segmen pelanggan.
2.9 Rencana Kegiatan
PGN memproyeksikan pencapaian visi melalui upaya-upaya transformasi
dalam beberapa tahapan, yaitu: tahap perkuatan pondasi dan kapabilitas internal
yang telah dimiliki, diikuti tahap perluasan kapabilitas pada area-area usaha baru.
Area-area usaha baru dipilih untuk mencapai sasaran strategis pemenuhan
pasokan gas, perkuatan usaha eksisting, peningkatan keuntungan, pemanfaatan
kapabilitas yang dimiliki, dan diversifikasi usaha di luar usaha eksisting. Tahap
yang agresif sebagai tahap perwujudan sebagai perusahaan kelas dunia. Sebagai
bagian dari pelaksanaan.
PGN membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan
fokus geografis masing-masing :
1. SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa
Barat (termasuk Jakarta – Bogor).
2. SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur.
3. SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Pekanbaru dan
Kepualauan Batam.
4. SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa
Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia,
mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Duri dan
Grissik-Singapura.
PGN telah menyusun Rencana Kegiatan Jangka Panjang 2010- 2020 dan
Rencana Usaha Perusahaan 2010-2014 untuk menjadi panduan dalam
pengembangan dimasa mendatang dalam mencapai visi dan misi PGN,
35
Rencana Kegiatan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk :
1. Distribusi
Perusahaan telah mengembangkan bisnis distribusi gas bumi melalui
jaringan pipa dari 3,187 km panjang dengan kapasitas 692 MMSCFD, yang terdiri
dari kota-kota utama di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Banten,
Karawang, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru.
Jaringan distribusi dan fasilitas yang dikelola oleh tiga unit SBU Distribusi
dengan pengembangan berdasarkan wilayah kerja. Distribusi adalah bisnis utama
companyâ € ™ s yang kontribusi pendapatan sebesar 83,4 % dari total pendapatan
pertahun.
2. Pasokan Gas
Perusahaan memenuhi kebutuhan pasar gas alam melalui beberapa sumber
daya gas yang dipasok oleh Pertamina dan Kontraktor Kontrak Bagi Hasil,
melalui Perjanjian Jual Beli Gas untuk jangka waktu 5 sampai 20 tahun.
Perjanjian jangka panjang dimaksudkan untuk memastikan bahwa PGN mendapat
pasokan gas alam terus, sehingga kualitas layanan yang diberikan kepada
pelanggan dapat dipertahankan dengan baik.
3. Transmisi
PGN mengangkut gas melalui jaringan transmisi dari pemasok hulu
kepada pengguna akhir . Perusahaan saat ini mengoperasikan tiga jaringan pipa
transmisi dengan panjang gabungan sekitar 1.015 km, Grissik ke Duri
(operasional pada tahun 1998), Grissik ke Singapura ( operasional pada tahun
4. Konsumen
Para pelanggan perusahaan dibagi menjadi tiga kategori, rumah tangga,
komersial dan industri yang. Dari sisi jumlah, pelanggan rumah tangga mewakili
97 % dari total pelanggan, sedangkan sisanya 3 % oleh komersial dan industri.
Namun, pelanggan industri menyerap 98 % dari total volume, sedangkan sisanya
2 % yang diambil oleh rumah tangga dan pelanggan komersial. Strategic Business Unit (SBU).Distribusi adalah unit yang ditugaskan untuk langsung mengelola kegiatan usaha distribusi gas bumi. PGN fokus kepada upaya meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pelanggan.Sehingga untuk tetap mempertahankan dan
meningkatkan pangsa pasar ada beberapa hal yang dilakukan oleh PGN,
diantaranya adalah:
a. Rutin melakukan temu pelanggan, sharing session dan visitasi Account Executive ke lokasi pelanggan untuk lebih mendengar keluhan dan masukan dari pelanggan dan menyampaikan informasi terkini seputar bisnis gas bumi.
Semua kegiatan tadi diadakan di semua SBU dan/atau Area Penjualan dan
Layanan yang ada di PGN.
b. Membuat mekanisme pembayaran melalui PPOB (Payment Point Online Bank) dengan bank nasional. Dengan PPOB ini pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil yang dulu harus membayar tagihan gas di loket kantor PGN
dan datanya belum terintegrasi ke sistem billing PGN, kini dapat membayar tagihan melalui bank dan langsung terkoneksi dengan sistem billing PGN.
c. Aktif mencari tambahan pasokan gas baru.Untuk memenuhi pemintaan energi
gas bumi yang besar, PGN aktif mencari tambahan pasokangas baru. Salah
37
dengan BUMN/BUMD yang memiliki kontrak/jatah alokasi gas. Melalui
sinergi dengan BUMN/BUMD, utilisasi gas bumi dapat segera dilaksanakan
karena infrastruktur PGN sudah siap dan dapat menekan biaya bagi
BUMN/BUMD karena mereka tidak perlu mengalokasikan dana dan mencari
3.1 Pengertian Modal
Dalam menjalankan aktivitasnya setiap perusahaan selalu membutuhkan
sejumlah dana tertentu atau biasa disebut modal. Modal dalam suatu perusahaan
mempunyai peranan yang sangat vital, karena dibutuhkan dalam pendirian
maupun operasional perusahaan, karena itu berhasil atau tidaknya aktivitas suatu
perusahaan salah satunya ditentukan oleh modal. Modal merupakan hak atau
bagian yang dimiliki perusahaa. Modal yang dimiliki perusahaan berbeda-beda
tergantung dari jenis usaha setiap perusahaan. Maka dari itu, dibutuhkan
pengelolaan modal yang tepat, yaitu pengelolaan yang dapat menentukan seberapa
besar alokasi dana untuk masing-masing modal sesuai dengan bidang usaha dari
perusahaan tersebut.
Riyanto (2007 : 17) mengemukakan beberapa definisi modal: Pengertian
modal yang klasik, dimana arti modal ialah sebagai “hasil produksi yang
digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”. Dalam perkembangannya kemudian
ternyata pengertian modal mulai bersifat “non- physical oriented”, dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai
atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal, meskipun dalam
hal ini juga sebenarnya belum ada persesuaian pendapat diantara para ahli
ekonomi sendiri.
Berdasarkan pendapat tersebut, modal memiliki pengertian yang berbeda-
39
sudut pandang ekonomi, modal ini lebih bertitik tolak kepada unsur kekayaan
perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang pengusaha, modal dapat diartikan
sebagai surat berharga seperti modal saham, obligasi, hipotek, dan sebagainya.
Namun dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan modal adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dipakai
untuk proses produksi lebih lanjut.
3.2 Jenis-jenis Modal
Riyanto (2007 : 19) memaparkan jenis-jenis modal sebagai berikut:
1) Modal Asing. Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan
yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan
yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus
di bayar kembali. Modal asing di bagi ke dalam tiga golongan yaitu utang
jangka pendek, utang jangka menengah dan utang jangka panjang.
2) Modal Sendiri. Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri di tinjau dari sudut
likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya”.
Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari
dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan dan dibentuk sendiri
di dalam perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah
dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal yang
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
(PT) terdiri dari modal saham, cadangan dan laba ditahan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa modal dibagi
menjadi dua jenis, yaitu modal asing dan modal sendiri. Dimana modal asing
merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan dan pada akhirnya modal
tersebut harus dikembalikan, atau biasa disebut dengan hutang perusahaan.
Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan. Jika dilihat dari
sudut neraca, modal asing adalah unsur-unsur yang ada
dalam liabilitiessementara modal sendiri berada pada pada sisi ekuitas. Perimbangan atau perbandingan antara kedua golongan modal tersebut dalam
suatu perusahaan akan menentukan “struktur finansial” dari perusahaan tersebut.
3.3Pengertian Struktur Modal Menurut Para Ahli:
1 Menurut Weston dan Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham.
2 Menurut keown (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
3 Menurut Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan
permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal
41
4 Menurut Higgins (2004), capital structure is the composition of the liabilities side of a company’s balance sheet, the mix of funding sources a company uses to finance its operations.
5 Menurut Mardiyanto (2009), struktur modal didefinisikan sebagai komposisi
dan proposi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham
biasa) yang ditetapkan perusahaan.
6 Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang
diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari
dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan.
7 Menurut Suad (2004) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan
antara modal asing dengan modal sendiri.
8 Menurut Warsini (2003) struktur modal merupakan sumber pendanaan jangka
panjang terdiri dari obligasi dan saham.
9 Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan
pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan
utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham (Birgham dan Gapensi :
1996) dalam penelitian Tinjung Desy Nursanti (2004).
10 Menurut Riyanto (2001), struktur modal adalah pembelanjaan permanen
yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri.
11 Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk
investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat
pengembalian investasinya.
12 Jadi, berdasarkan beberapa referensi tersebut penulis dapat menyimpulkan
bahwa struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan
kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang
yang berasal dari dana internal dan dana eksternal, dengan demikian struktur
modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka pendek.
3.4 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :
3.4.1 Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam
dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang
permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan
yang semakin besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan cenderung
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan
3.4.2 Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal
yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada
43
3.4.3 Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih
banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan
dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan
sering dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu
perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu
menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
3.4.4 Profitabiltas
Teori Pecking Order menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai
internal funding. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi
menggunakan utang yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001).
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini
menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang.
3.4.5 Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan
pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap
3.5 Teori Struktur Modal
3.5.1 Teori Pendekatan Tradisonal
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang
optinal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan,
dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan
yang optimal.
3.5.2.Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori Struktur Modal modern yang pertama adalah Teori Modigliani dan Miller (Teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan .MM mengajukan beberapa asumsi untuk
membangun teori mereka (Brigham dan Houston,2001,p.31) yaitu: a. Tidak terdapat agency cost.
b. Tidak ada pajak
c. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan
perusahaan.
d. Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan.
e. Tidak adanya biaya kebangkrutan.
f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) dipengaruhi oleh penggunaan Hutang.
g. Para investors adalah Price-Takers.
h. Jika ada kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (Market
45
3.5.3 Teori MM dengan pajak.
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM
memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada
pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan
untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
3.5.4 Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana
penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya kesulitan keuangan (Financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau
reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya
keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai
ketika penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress). Trade-off theory
mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off
antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur
modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan
berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya,
jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Donaldson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di Amerika Serikat.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi cenderung rasio hutangnya rendah. Hal ini berlawanan
dengan pendapat trade-off theory. Trade-off theory tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio hutang.
3.5.5Teori Pecking Order
Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya
rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber
dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan
preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. Menurut pecking order theory
dikutip oleh Smart,Megginson, dan Gitman (2004, p.458-459), terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :
1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut
diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan.
2. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama
kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah
risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti
47
3. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan
jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh seberapa
besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan
deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar
tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal.
Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana
ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang
tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
Dalam kenyataannya, terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam
menggunakan dana untuk kebutuhan investasinya tidak sesuai seperti skenario
urutan (hierarki) yang disebutkan dalam pecking order theory. Penelitian yang
dilakukan oleh Singh dan Hamid (1992) menyatakan bahwa
“Perusahaan-perusahaan di negara berkembang lebih memilih untuk menerbitkan ekuitas
daripada berhutang dalam membiayai perusahaannya.” Hal ini berlawanan
dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan
memilih untuk menerbitkan hutang terlebih dahulu daripada menerbitkan
3.5.6 Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan
perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko
perusahaan.
Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
1 Myers dan Majluf (1984)
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar.
Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi
perusahaan dibandingan pihak luar.
2 Signaling (1984)
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang)
merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin
agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut
kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai
signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa
mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
3 Teori Keagenan /Agency Approach ( 1976)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham
49
ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas sumber daya
tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik
leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manager
akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar
bunga.
3.6Pengertian Produktivitas Aktiva
Produktivitas Aktiva adalah penanaman modal bank, baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek (surat berharga), efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali (reverse repo), tagihan derivatif, tagihan akseptasi,
penempatan dana pada bank lain, penyertaan, dan lain-lain.
3.7 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di
raih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat
diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data
keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja bank
secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam
operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan
Kinerja perusahaan dapat di ukur dengan menganalisa dan mengevaluasi
laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu
seringkali di gunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja di masa depan dan hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai
seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin di kendalikan di
masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping
itu informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan tentang
efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
3.8 Produktivitas dan
Kinerja Keuangan
Upaya untuk mengkaitkan ukuran produktivitas dengan profitabilitas
menjadi perhatian khusus akuntan manajemen (Miller dan Rao, 1989: 757-767).
Perhatian terhadap pengaruh laba (Profit) ini didorong oleh hasil observasi bahwa pertambahan penghargaan (Reward) berupa bonus, promosi, dan gaji sering berkaitan erat dengan kinerja laba (Profit Perfomance). Oleh karena itu, para manajer memiliki kepentingan pribadi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
51
Productivity Center“ pada tahun 1980 (Rao, 2000). Kedua model tersebut berusaha mengukur besarnya pengaruh perubahan produktivitas terhadap
perubahan profitabilitas (Hansen, keown, 1992: 80).
APC Model adalah model sederhana yang dapat mengkaitkan
produktivitas dengan profitabilitas. Daya tarik dari model pengukuran
produktivitas ini adalah menggunakan data akuntasi yang tersedia untuk
menyajikan hasil kinerja (profitabiltas) dalam bentuk dollar (mata uang), bukan dalam bentuk indeks. Perusahaan dengan sangat mudah dapat menerapkan model
ini dengan bantuan perangkat lunak lembar kerja (spreadsheed) populer, Microsoft Excel (Rao, 2000).
Miller (1984: 145-153) mengukur keterkaitan produktivitas dengan
profitabilitas (kinerja keuangan) menggunakan formula:
Formula ini menjelaskan bahwa profitabiltas adalah fungsi dari
produktivitas dan price recovery. Produtivitas adalah ukuran dari eksekusi proses (process execution), yaitu kemampuan mentransformasi input menjadi output secara efesien. Perusahaan dengan eksekusi proses yang sangat baik (superior) memiliki kegagalan proses yang sangat kecil dan bahan baku yang terbuang
(waste) yang sangat sedikit. Keadaan seperti ini merupakan salah satu cara untuk berhasil dalam persaingan. Price recovery adalah ukiran dari posisi struktural (structural position), yaitu suatu posisi dimana perusahaan dapat memperoleh nilai
yang diciptakan melalui kekuatan harga (pricing power). Produktivitas dinyatakan dengan kuantitas output dibagi dengan kuantitas input, sedangkan
Formula di atas menjelaskan bahwa profitabiltas dipengaruhi oleh
produktivitas dan price recovery. Semakin tinggi tingkat produktivitas, dengan asumsi price recovery konstan, maka semakin tinggi tingkat profitabiltas. Dengan
demikian, diprediksi ada hubungan positif antara produktivitas dengan kinerja
keuangan (profitabilitas). Prediksi ini sejalan dengan teori free cash flow (Jensen, 1986: 323-329) yang menyatakan bahwa hutang dapat memotivasi manajemen
menjadi lebih efisien dan membuat manajer menjadi disiplin, sehingga
penggunaan aktiva (sumber daya) menjadi lebih produktif, kinerja keuangan
meningkat dan semakin baik.
3.9 Pengaruh Tidak Langsung Strukur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva
Pengaruh tidak langsung positif yang tidak signifikan antara variabel laten
SM (struktur modal) dengan variabel laten PA (produktivitas aktiva). Pengaruh
tidak langsung positif antara variabel laten SM (struktur modal) dengan variabel
indikator variabel laten PA (produktivitas aktiva), yaitu variabel SAR dengan
koefisien jalur sebesar 0,146. Ringkasan pengaruh langsung dan tidak langsung
53
Tabel 3.1
PENGARUH LANGSUNG DAN PENGARUH TIDAK LANGSUNG ANTARA STRUKTUR MODAL(SM) DENGAN PRODUKTIVITAS
AKTIVA(PA)
Pengaruh SM PA SAR
Pengaruh Langsung 0,000 0,000
Pengaruh Tidak
Langsung
0,210 0,146
Sumber:Http://sahamok.com/laporan-keuangan/laporan-keuangan-perusahaan-gas-negara-pgn/ Tahun 2013
Hasil temuan ini bearti bahwa setiap terjadi perubahan variabel laten struktur
modal sebesar satu unit, maka variabel laten produktivitas aktiva secara tidak
langsung akan berubah sebesar 0,210 unit: dan secara tidak langsung variabel
indikator SAR berubah sebesar 0,146 unit. Temuan ini menunjukan pengaruh
tidak langsung antara struktur modal dengan produktivitas aktiva yang relatif
lemah. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan prediksi teori free cash flow yang menyatakan hubungan positif yang signifikan antara struktur modal dengan
produktivitas aktiva.
Hasil temuan ini tidak mendukung hasil temuan dari Filbeck dan Gorman
(2001); Filbeck dan Gorman (2001) menemukan hubungan positif yang signifikan
antara leverage (struktur modal). Dengan produktivitas aktiva Lichtenberg dan
Siegel (1990) menemukan bahwa perusahaan yang termasuk ke dalam LBO
secara signifikan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan lain pada industri yang sama. Nickell dan Nicolitsas (1999)