• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya kesempatan untuk belajar. Dengan adanya kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya secara utuh. Selain itu, perlu adanya sistem pendidikan yang baik dan memperhatikan kebutuhan setiap individu. Sistem pendidikan yang baik seharusnya diterapkan oleh semua instansi pendidikan agar peserta didik benar-benar dapat menuntut ilmu secara maksimal. Pendidikan juga harus bersikap profesional agar benar-benar mampu membimbing siswa untuk menjadi manusia yang berkualitas (Jainuri, 2009 : 2).

(3)

kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (BSNP, 2006: iv).

Pemberdayaan berpikir kritis di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk menghadapi dampak perkembangan IPTEK. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika dan menemukan suatu solusi serta dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah

keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang diungkapkan Zuchdi (2008:124), bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu.

Hasil observasi yang telah dilakukan di SMP N 8 Bandar Lampung kelas IX, menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan belum optimal. Hal ini dilihat dari sedikitnya indikator berpikir kritis yang muncul pada beberapa siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu indikator aspek mengidentifikasi/memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, aspek bertanya “apa yang dimaksud dengan?” dan aspek bertanya

“mengapa?”. Kondisi ini terjadi karena model dan media pembelajaran yang

(4)

cenderung hanya menerima materi dari guru, dan tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar mandiri. Hal ini mengakibatkan siswa cepat lupa terhadap materi yang telah disampaikan. Metode pembelajaran yang biasanya digunakan untuk membelajarkan materi pokok sistem reproduksi pada

manusia adalah metode ceramah, yaitu guru memberikan penjelasan melalui media power point, kemudian ditutup dengan pemberian tugas atau latihan. Keadaan ini tidak memberdayakan siswa untuk mau berpikir dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, sehingga tidak akan bisa membangun keterampilan berpikir kritis, pemahaman, dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to how dan learning to know)

(Kusumah, 2007:2).

(5)

Menurut Jacson (dalam Machmudin, 2009:10) salah satu alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa adalah animasi multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran dapat memvisualisasi berbagai fakta, keterampilan, konsep, dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan kebutuhan. Animasi multimedia mempunyai kemampuan menyediakan lingkungan baru untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan

pemahaman konseptual dalam berbagai konsep biologi (Gunawan, 2011:219),. Dalam penelitiian yang dilakukan oleh Goesma (2007:83), menunjukkan hal yang sama bahwa animasi multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

Animasi multimedia adalah rangkaian teks, grafik dan gambar yang membentuk sebuah gerakan yang dilengkapi dengan suara. Animasi multimedia ini akan dapat digunakan dengan baik apabila disampaikan melalui model pembelajaran yang tepat, seperti model pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai titik tekan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Dimana siswa diberi kesempatan untuk melakukan

(6)

Fasilitas pembelajaran seperti infokus, VCD, televisi, dan lain sebagainya di SMP N 8 Bandar Lampung dinilai lengkap, akan tetapi pada saat

pembelajaran Biologi khususnya pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia jarang sekali fasilitas-fasilitas tersebut digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi eksperimen tentang pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui model

pembelajaran tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi manusia di SMP N 8 Bandar Lampung kelas IX. Dari studi eksperimen ini, diduga dengan menggunakan animasi

multimedia melalui model pemebelajaran kooperatif tipe STAD dapat melatih keterampilan berpikir siswa pada materi pembelajaran sistem reproduksi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan animasi

multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran tipe STAD pada materi pokok sistem

(7)

3. Bagaimana tanggapan siswa tentang penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia.

3. Tanggapan siswa tentang penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

(8)

2. Bagi siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem reproduksi.

b. Membiasakan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok.

c. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki.

3. Bagi sekolah

memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat SMP.

4. Bagi peneliti

a. dapat lebih memahami tentang penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat untuk suatu pembelajaran.

b. dapat memahami tentang animasi multimedia dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai alternatif pembelajaran.

c. memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

a. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX a dan IX b semester ganjil SMP N 8 Bandar Lampung.

(9)

c. Animasi multimedia adalah seperangkat alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru atau pendidik yang mempunyai bentuk gambar dan mengeluarkan suara secara simultan (Yadissetya, 2007:1). d. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Di dalamnya siswa diberi

kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. (Arindawati, 2004: 83 - 84).

e. Kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari hasil pretest dan postes pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia.

f. Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi: (1) Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, (2) Mencari persamaan dan perbedaan, (3) Keterampilan memberikan alasan, (4) Menggeneralisasi, dan (5) Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

g. Peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dihitung dengan menggunakan N-gain.

(10)

F. Kerangka Pikir

Biologi adalah kajian tentang alam kehidupan nyata, objek yang menjadi bahan kajiannya adalah hal-hal yang nyata pula. Oleh karena itu

membelajarkan biologi sebaiknya menggunakan media dan model

pembelajaran yang mendekatkan siswa kepada alam dan objek-objek nyata. Dalam pengajaran biologi, ketika perangkat penunjang kegiatan telah tersedia, masih mungkin terdapat sejumlah kendala sehingga proses pembelajaran tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut misalnya karena prosesnya yang terlalu lama atau terlalu singkat sehingga sulit diamati.

Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa mengamati objek nyata. Materi pokok sistem reproduksi pada manusia adalah materi yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajian, sebab menyangkut tentang organ-organ dan proses-proses yang berada dalam tubuh yang objeknya sulit untuk diamati secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya alat bantu dalam mengajar yaitu salah satunya dengan menggunakan animasi multimedia.

(11)

dapat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada bagan dibawah ini :

Keterangan : X: animasi multimedia yang disampaikan melalui model STAD Y : keterampilan berpikir kritis siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan animasi multimedia melalui model STAD dalam pembelajaran biologi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan animasi multimedia melalui model STAD dalam pembelajaran biologi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Animasi Multimedia

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk tunggal dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 1984: 6). Assosiation of Education and Communication Technology (dalam Arsyad, 1996: 3) memberi batasan media sebagai segala bentuk saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Heinich (dalam Angkowo 2007: 10) media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, dan komputer serta instruktur. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2002: 4).

Multimedia merupakan penggabungan dua kata ”multi” dan ”media”. Multi

berarti ”banyak” sedangkan media adalah bentuk jamak dari medium. Jadi,

(13)

menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan video serta animasi secara terintegrasi (Samudra, 2008:1). Dalam Wikipedia Indonesia (2008:1), pengertian multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

menggabungkan teks, suara, gambar, dan animasi serta video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, dan berkarya serta berkomunikasi. Arsyad (1996: 171) menjelaskan arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi.

Animasi merupakan salah satu dari multimedia (Arsyad,1996:171).

Sedangkan menurut Stevano (2007:1) animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Animasi saat ini banyak digunakan untuk

pembuatan film kartun. Selain itu, animasi juga dapat digunakan untuk media pendidikan, informasi dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat dijangkau langsung melalui kamera foto atau video, misalnya membuat film proses terjadinya tsunami, proses terjadinya gerhana matahari, perjalanan ovum menuju uterus, teks berjalan yang melengkapi video yang sedang diputar, dan sebagainya. Hal ini akan sulit ditempuh dengan menggambil gambar langsung melalui kamera.

(14)

multimedia pada proses pembelajran di kelas dapat membantu siswa dalam memahami materi karena tampilannya yang menarik yaitu berupa teks, animasi gerak, yang mendekati bentuk aslinya, suara dan video (Naprianz dalam Ariansyah, 2009:14).

Program yang dapat digunakan dalam pembuatan animasi multimedia salah satunya adalah MacromediaFlash 8. Macromedia flash 8 adalah sofware

program animasi berbasis vektor. Sofware ini berfungsi untuk membuat animasi, baik objek amupun teks. Banyak animasi yang dapat dikerjakan oleh software ini untuk keperluan beragam, seperti animasi logo perusahaan sampai aplikasi multmedia yang lebih kompleks lagi (Stevano, 2007: 1). Macromedia flash 8 sangat baik unttuk dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, karena dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan yaitu pengalaman belajar melalui tayangan animasi ini.

Macromedia flash 8 merupakan software, media animasi macromedia flash 8

tidak dapat terlepas dari teknologi komputer. Oleh karena itu, media ini termasuk kedalam media hasil teknologi yang berdasarkan komputer. Selain itu, macromedia flahs 8 juga mampu untuk memproduksi animasi-animasi gambar dan animasi teks serta dapat dipadukan dengan media film dan audio-visual sehingga multimedia yang antraktif (Stevano dan Beranda, 2007: 3).

(15)

memanfaatkan media. Oleh karena itu kehadiran media dalam pembelajaran tidak mungkin diabaikan. Apalagi dalam pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kehadiran media sangat penting (Daryanto, 2010:6).

Dalam proses pembelajaran, keberadaan media pembelajaran sangat penting. Menurut Asyhar (2011:15), beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain:

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu, misalnya :

a. Objek / benda yang terlalu besar untuk ditampilkan dapat diganti dengan gambar, foto, slide, film atau model.

b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tak tampak bisa disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, gambar.

c. Kejadian langka yang terjadi di masa lampau dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide.

d. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi computer.

e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dalam computer, film, video.

(16)

dalam teknik rekaman seperti time elapse untuk film, video, slide atau simulasi komputer.

Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam memilih alat bantu pembelajaran / media, menurut Kusumah (2007:4) faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Wawasan dan kemampuan guru.

2. Tujuan belajar yang ingin dicapai sesuai Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi yang akan dicapai

3. Fasilitas yang tersedia

4. Sederhana dan mudah dimengerti 5. Dapat memotivasi siswa

6. Menggunakan bahan yang mudah didapat 7. Dapat menggantikan objek yang sesungguhnya 8. Menarik perhatian.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Nurhadi 2003: 60).

(17)

pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

Roger dan Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :

1. Saling ketergantungan positif 2. Tanggungjawab perseorangan 3. Tatap Muka

4. Komunikasi antar anggota

5. Evaluasi proses kelompok (Lie, 1999 : 30).

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Usman, 2002 : 30).

(18)

Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah :

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah.

Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.

Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu (Ibrahim 2000 : 6).

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat, karena melihat banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan juga secara budaya masyarakat semakin beragam (Ibrahim, 2000 : 9). Sedangkan menurut Lungren (dalam Ibrahim, 2000 : 18) ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Angka putus sekolah menjadi rendah

(19)

8. Konflik antar pribadi berkurang 9. Sikap apatis berkurang

10.Pemahaman yang lebih mendalam 11.Motivasi lebih besar

12.Hasil belajar lebih tinggi 13.Retensi lebih lama

14.Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawati, 2004: 83 - 84).

(20)

adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu :

1. Penyajian kelas

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2. Kegiatan kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis (Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok

(21)

kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok (Arindawati, 2004: 84).

Tabel 1. Langkah-langkah Proses Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD

No Tahap Tingkah Laku Guru

1. Tahap pendahuluan

Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Tahap

pengembangan

Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 3 Tahap penerapan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

(22)

Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. 3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru

dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

(23)

kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.

Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu (Djamarah, 2008:44). Selanjutnya, Djamarah (2008:34) mendefinisikan berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses. Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu masalah.

(24)

dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Paul dalam Fisher, 2009:4). Sedangkan definisi berpikir kritis menurut Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang

mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya (Dewey dalam Fisher, 2009:2). Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses aktif yang dimaksud Dewey adalah proses di mana seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari orang lain secara pasif. Sedangkan proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey

mengandung makna bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey tentang berpikir kritis terletak pada alasan-alasan yang mendukung suatu keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk meyakini sesuatu dan implikasi dari

keyakinannya tersebut.

Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi

(25)

reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami.

Dari beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi sekecil apapun yang ada disekitarnya, dan terampil menggunakan informasi

tersebut untuk mengambil keputusan.

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang diungkapkan Zuchdi (2008:124), bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk

(26)

Tabel 2. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan

Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan

memformulasikan suatu pertanyaan b. Mengidentifikasi atau

memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argument

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argument

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu maksud dengan? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu?

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alas an h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu antara

observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan oleh pengamat

sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. Penguatan

(27)

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

h. Kompeten dalam menggunakan teknologi

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan pernyataan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan

memutuskan

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10.Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi

argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefisikan masalah b. Memilih kriteria yang mungkin

sebagai solusi permasalahan

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan c. Srtrategi retorik

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

(Costa, 1985 : 54).

D. Aktivitas Belajar

(28)

dan mentransformasinya. Dalm belajar anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu me-rencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari,

menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya (Dimyati, 1999:44). Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2001:93), bahwa belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ad

a aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober tahun pelajaran 2012/2013, di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling (mengundi seluruh kelas IX untuk mendapatkan dua kelas sebagai kelas penelitian, lalu diundi lagi untuk menetapkan kelas kontrol dan kelas eksperimen).

Sampel tersebut adalah siswa kelas IX A berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IX B berjumlah 35 siswa sebagai kelas

kontrol. Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005: 127).

C. Desain Penelitian

(30)

menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Pada kelompok kelas eksperimen (IX A) diberi perlakuan dengan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan animasi multimedia, tetapi menggunakan media buku melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 C O2 Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes,

O2 = Postes, X = Perlakuan animasi multimedia melalui model STAD, C = Diskusi

Sumber: dimodifikasi dari Nazir (2005 : 233). Gambar 2. Desain pretes postes kelompok tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian,

b. Melakukan observasi awal di sekolah tempat pelaksanaan penelitian,

(31)

d. Membuat animasi multimedia untuk setiap pertemuan : 1) Penentuan konsep animasi multimedia dengan cara

menetapkan:

Tujuan pembelajaran dengan animasi multimedia pada penelitian ini adalah siswa dapat mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

Kategori multimedia yang digunakan berupa multimedia linier dalam bentuk CD.

2) Perencangan pembelajaran menggunakan animasi multimedia dengan cara :

 Pembuatan skenario pembelajaran dengan animasi

multimedia, yaitu :

Pertemuan pertama : Uraian materi pokok yang

membahas struktur dan fungsi organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan yang dijelaskan dengan animasi multimedia melalui model STAD.

Pertemuan kedua : Uraian materi pokok tentang proses gametogenesis yang akan dijelaskan dengan animasi multimedia melalui model STAD.

(32)

pada Manusia yang dijelaskan dengan animasi multimedia

melalui model STAD.

 Pembuatan papan cerita animasi multimedia, yaitu :

Pertemuan pertama Uraian materi pokok yang membahas struktur dan fungsi organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi, dan grafis serta tulisan dengan durasi 10 menit. Pertemuan kedua : Uraian materi pokok tentang proses gametogenesis. Objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi, dan grafis serta tulisan dengan durasi 20 menit.

Pertemuan ketiga : Uraian materi pokok yang membahas proses Fertilisasi, Kehamilan (Gestasi) dan Kelahiran (Pertus), serta Kelainan/penyakit pada Sistem Reproduksi, objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi dan tulisan dengan durasi 15 menit.

3) Mengumpulkan objek animasi multimedia

Pada penelitian ini, dibagi dalam 3 pertemuan dengan perincian sumber animasi multimedia sebagai berikut:

(33)

Female Reproduktion Sytem dan Human Reproduction Female yang diunduh dari Youtube.com. Pada proses pembuatan pada Pinnacle video ditambah dengan gambar sistem reproduksi laki-laki dan perempuan yang diambil dari buku karangan Campbell dan diunduh Google.

Pertemuan kedua Uraian materi pokok yang membahas tentang proses gametogenesis. Video yang digunakan adalah video hasil cuplikan dari VCD karya Harun Yahya yang berjudul Keajaiban Penciptaan Manusia, video yang diunduh dari Youtube.com yang berjudul Spermatogenesis,

Oogenesis, dan Meiosis, sedangkan untuk pengaruh hormon terhadap sistem reproduksi dan siklus menstruasi, cuplikan video diambil dari, VCD karya BBC TV edisi The Human Body 2 yang berjudul First Steps dan Raging Teens, dan video yang diunduh dari Youtube.com yang berjudul

Human Fertilization, Menstruasi, Human Reproduction.

Pertemuan ketiga uraian materi pokok yang membahas tentang proses Fertilisasi, Kehamilan (Gestasi) dan Kelahiran (Pertus), serta Kelainan/penyakit pada sistem reproduksi. Video yang digunakan adalah VCD karya Harun Yahya yang berjudul Keajaiban Penciptaan Manusia,

(34)

4) Pembuatan Animasi Multimedia

Animasi multimedia meliputi animasi teks dan video multimedia. Animasi motion tween dan shape motion yang dibuat dengan softwaremacromedia flash 8. Multimedia merupakan cuplikan film dari beberapa sumber yang dipotong dengan software VCD Cutter dan MP3 Cutter. Video yang telah dicuplik kemudian diisi suara ulang melalui tekhnik

dubbing menggunakan software Pinnacle Version 12. Pisahan antara animasi teks dan multimedia yang telah dipersiapkan kemudian diintergrasikan dengan software Mcromedia Flash 8.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja

Kelompok (LKK) untuk kelompok kontrol dan eksperimen. f. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretest-posttest untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

g. Menguji validitas instrumen evaluasi dengan melakukan uji ahli materi dan uji ahli media.

h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

(35)

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media animasi multimedia melalui model STAD untuk kelompok eksperimen dan menggunakan media buku melalui diskusi untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pretest diberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan posttest setelah pertemuan ketiga. 3. Kelompok Eksperimen (menggunakan animasi multimedia

melalui model STAD). 1) Pendahuluan

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

b. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dan tujuan pembelajaran. c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

- Pertemuan I : “Mengapa semua makhluk hidup harus berkembang biak termasuk manusia?”.

- Pertemuan II : “diantara kalian, ada yang sudah datang bulan (menstruasi)?, tahukah kalian mengapa kita yang perempuan mengalaminya?”.

- Pertemuan III: “Mengapa tidak semua orang dapat

memiliki keturunan?”.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa

(36)

Hari ini kita akan mempelajari materi struktur dan fungsi organ reproduksi pada manusia, ini perlu dipelajari, karena semua itu adalah bagian dari kita, jadi kita harus mengetahui bagaimana struktur dan fungsi organ – organ tersebut, selain itu, dengan mempelajari materi ini, kita akan semakin mengagumi keagungan Tuhan atas segala ciptaan-Nya”.

- Pertemuan II: “” hari ini kita akan membahas materi pembentukan sel kelamin, agar kalian nanti setidaknya mengerti mengapa kita bisa mengeluarkan sperma atau

darah haid saat menstruasi”.

- Pertemuan III: Dengan menjelaskan manfaat mempelajari fertilisasi, kehamilan, sampai kelahiran, dan

kelainan/penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi, serta menjelaskan betapa sempurna dan agungnya Tuhan dalam menciptakan makhluknya. Sehingga siswa bisa menjaga kebersihan diri dan kesehatannya, serta mengagungkan Tuhan atas segala ciptaan-Nya.

2) Kegiatan inti

(37)

b) Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing dengan tertib

c) Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang sistem reproduksi pada manusia kepada masing-masing kelompok.

d) Guru membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKK. e) Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi Sistem

Reproduksi pada Manusia dengan meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik 1) Penutup

a) Guru mengulas kembali materi ang telah dipelajari hari ini. b) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi

kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

d) Guru memberikan postes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

4. Kelompok Kontrol (Menggunakan Media Buku Melalui Diskusi Kelompok)

1) Pendahuluan

(38)

ii. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dan tujuan pembelajaran iii. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

- Pertemuan I : “Mengapa semua makhluk hidup harus berkembang biak termasuk manusia?”.

- Pertemuan II : “diantara kalian, ada yang sudah datang bulan (menstruasi)?, tahukah kalian mengapa kita yang perempuan mengalaminya?”.

- Pertemuan III: “Mengapa tidak semua orang dapat

memiliki keturunan?”.

iv. Guru memberikan motivasi kepada siswa

- Pertemuan I: ” Untuk melestarikan jenisnya supaya tidak punah, maka setiap organisme melakukan reproduksi. Hari ini kita akan mempelajari materi struktur dan fungsi organ reproduksi pada manusia, ini perlu dipelajari, karena semua itu adalah bagian dari kita, jadi kita harus mengetahui bagaimana struktur dan fungsi organ – organ tersebut, selain itu, dengan mempelajari materi ini, kita akan semakin mengagumi keagungan Tuhan atas segala penciptaan-Nya”.

(39)

- Pertemuan III: Dengan menjelaskan manfaat mempelajari fertilisasi, kehamilan, sampai kelahiran, dan

kelainan/penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi, serta menjelaskan betapa sempurna dan agungnya Tuhan dalam menciptakan makhluknya. Sehingga siswa bisa menjaga kebersihan diri dan kesehatannya, serta mengagungkan Tuhan atas segala ciptaan-Nya.

2) Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan tenang gambaran umum Sistem Reproduksi pada Manusia.

b) Guru membetuk siswa dalam 6 kelompok diskusi yang masing-masing terdiri dari 5-6 siswa.

c) Guru mempersilahkan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang Sistem Reproduksi Manusia.

d) Guru membimbing tiap kelompok dalam mengerjakan LKK.

e) Guru meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

3) Penutup

a) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari. b) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang

(40)

c) Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

d) Guru memberikan postes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai tes awal dan tes akhir. Penguasaan keterampilan berpikir kritis dihitung dari selisih antara nilai tes awal dengan tes akhir. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.

b. Data kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap animasi multimedia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

a. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Keterampilan Berpikir Kritis

(41)

dilakukan pada akhir pertemuan ke III. Pretes dan postes

dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal yang diberikan berupa soal essay yang mengandung indikator keterampilan berpikir kritis. Indikator berpikir kritis yangdiamati yaitu: (1)

mengidentifikasi/memformulasikan jawaban yang mungkin, (2) keterampilan memberikan alasan, (3) mencari persamaan dan perbedaan, (4) menggeneralisasi, (5) Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan. Masing-masing indikator berpikir kritis memiliki skor yang tertera pada rubrik penilaian.

Tabel 3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Nama

Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

f N S

Keterangan: A = Mengidentifikasi/memfomulasikan jawaban yang mungkin; B = Memberikan alasan; C = Mencari persamaan dan perbedaan; D =

Menggeneralisasi; E = Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi

Catatan : Isilah skor yang diperoleh pada kolom yang tersedia. Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

b) Aktivitas Siswa

(42)

proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang

dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi

sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1) mengemukakan pendapat/ ide, (2) melakukan kegiatan diskusi,( 3) menjawab pertanyaan, dan (4) mengajukan pertanyaan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data

aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Lembar observasi aktivitas siswa

No. Nama

yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (2) (Sudjana, 2002 : 69)

Kriteria penilaian:

A. Mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B. Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C. Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan

(43)

3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

D. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk menanggapi animasi multimedia dan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran di kelas. Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dikumpulkan melalui

penyebaran angket. Angket ini berisi 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju, dan tidak setuju.

Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

No. Sifat

Pernyataan Pernyataan- Pernyataan

Setuju

Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Reproduksi dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Positif

Saya lebih mudah memahami materi Sistem Reproduksi dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3 Negatif

Pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam berpikir kritis.

4 Positif Pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

5 Negatif Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6 Positif Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 7 Negatif Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK

(44)

F. Teknik Analisis Data

a. Keterampilan Berpikir Kritis

Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dari skor pretest postest. Untuk memperoleh skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S = 100

N f

Keterangan : S = Skor yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245)

Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes dengan menggunakan rumus N-gain lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan formula Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

(45)

X – Y

N-gain =

Z – Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata postes tiap siswa Y = Nilai rata-rata pretes tiap siswa

Z = Skor maksimum

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t

menggunakan software SPSS 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors

menggunakan program SPSS 17. a. Hipotesis

H0 : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho Jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung > Ltabel (Sudjana, 2002:466) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki 2002:118).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka

dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan uji Barlett.

(46)

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika χ2 hit < χ2 tab sehingga Ho diterima

- Jika χ2 hit > χ2 tab sehingga Ho ditolak (Sudjana, 2005:261).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang meliputi uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata atau menggunakan uji U. Uji t digunakan apabila sampel berdistribusi normal, sedangkan uji U digunakan apabila sampel tidak

berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.

A. Uji hipotesis dengan uji t

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama b. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima - Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho

ditolak (Pratisto, 2004:13). 2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

(47)

b. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima - Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho

ditolak (Pratisto, 2004:10).

B. Uji Hipotesis dengan uji U 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak (Martono, 2010:158).

b. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, selanjutnya ialah menentukan besarnya indeks aktivitas siswa (IAS) dengan rumus:

Keterangan: IAS= indeks aktivitas siswa; = rata-rata skor aktivitas siswa tiap pertemuan; SMI= skor maksimal ideal (3).

100

(48)

Indeks aktivitas siswa ditentukan berdasarkan kategori berikut.

Tabel 7. Kategori aktivitas siswa Poin Kriteria

Sumber: dimodifikasi dari Hake dalam Belina (2008:37).

c. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan skor angket

Tabel 8. Skor per item angket

S= Setuju, TS= Tidak setuju

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(49)

frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket

Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe STAD

No. pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Persentase Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1.

S TS

2.

S TS

dst.

S TS

(50)

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

LAILA KURNIAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(51)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

Oleh Laila Kurniawati

Keterampilan berpikir kritis (KBK) seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Hasil observasi menunjukkan bahwa KBK siswa kelas IX SMP N 8 Bandar Lampung belum dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan sebagai solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satunya dengan

menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia.

(52)

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu, terjadi peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 63,95% yaitu dengan kriteria sedang, rata-rata N-gain dari semua indikator KBK siswa (Mengidentifikasi/

memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, memberi alasan, mencari persamaan dan perbedaan, menggeneralisasi, dan memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan) pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 65,88% dengan kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria sedang yaitu 71,75 %. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

(53)

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

Oleh

LAILA KURNIAWATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(54)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013) Nama Mahasiswa : Laila Kurniawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024032

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M. Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si

(55)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ___________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M. Pd. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing: Dr. Tri Jalmo, M. Si. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(56)

Penulis dilahirkan di Sidomulyo pada tanggal 24 April 1988, anak keempat dari enam bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Surahmad dan Ibu Muti‟ah.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Sidomulyo tahun 1993-1995. Tahun 1995 diterima di SD Negeri 01 Sidomulyo yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP N 01 Tanjung Raya, Mesuji yang diselesaikan pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima di SMA Muhammdiyah 1 Metro, Kota Metro yang diselesaikan tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan

(57)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak

terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Ibu dan Bapakku tercinta yang telah melahirkan, mendidik dan berjuang dengan

kasih sayang dan jerih payahnya tanpa putus asa berharap untuk kesuksesanku,

Jasa Ibu dan Bapak takkan mungkin dapat Laila balas walau sampai akhir

hayat. Semoga kelak dapat membahagiakan dan membuat Ibu dan Bapak bangga

memiliki Laila.

Mamas, Mbak dan Adikku, terima kasih atas dukungan, nasihat dan do’anya

serta keceriaan yang telah diberikan kepadaku.

Seorang lelaki kiriman Allah yang Insyalloh kelak menjadi imamku, terimakasih

karena telah senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa, dan kesabaran

untuk Laila.

Guru-guru pendidikku yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku...

(58)

MOTTO

Nuun wal qolami wamma yass turun “Demi Pena dan Apa yang dituliskan”

Qs. Al qolam : 1

Khoirunnaas anfa‟uhum linnas..

“Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama”. HR. Bukhari

“sebagian besar manusia hidup dalam lingkaran potensi mereka yang sangat terbatas .

Kita semua memiliki gudang energi dan genius, untuk membangkitkan apa yang

belum pernah kita impikan”

Surahmad

“kesuksesan belajar bukan karena kecerdasan, akan tetapi karena besarnya

kemauan dan kesungguhan hati”

Laila Kurniawati

“..mimpimu hari ini adalah kenyataan hari esok, maka bermimpilah dan berani menatap dunia....”

(59)

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila;

3. Pramudiyanti, S. Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik sekaligus

pembimbing I, yang telah memeberikan bimbingan, saran dan motivasinya; 5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, atas bantuan dan

kesabarannya dalam membimbing;

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga selesainya skiripsi ini;

(60)

memberikan semangat dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini;

9. Mamas, mbak dan adikku, Jalaludin, S. Pd. I., Rahayuningsih, S. Pd., Ahmad Zainuri, Mursinah, Edo Sanjaya, Dian Widiastuti., Saiful Anwar, dan Siti Maimunah serta Om dan Bulekku, Makhmudin, S. E., dan Diyah Ayu Pratiwi, S. Pd., yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk kesuksesanku; 10.Sudjasman, S. H., selaku kepala SMP N 08 Bandar Lampung dan Elly

Junaidah, S. Pd., sebagai guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian, serta siswa-siswi kelas IX SMP N 8 Bandar Lampung. 11.Danang Zulkurnia, S. Pd. atas bantuan dan motivasinya;

12.Sahabatku Rini Hardianti A. dan Eva Febriana yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, Windi Sugesti, Wulan Sari Irawati, Ema Rochmaniar Suprayitno, Antun Sutarya, I Gede Swastika Yasa, dan Lamudin serta Teman-temanku Pendidikan Biologi ‟07, „06, dan „08 atas persahabatan yang kalian berikan;

13.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2013 Penulis,

(61)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Laila Kurniawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024032 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang menyatakan

(62)

DAFTAR ISI B. Pembelejaran Kooperatif Tipe STAD ... 15 C. Berpikir Kritis ... 22 D. Aktivitas Belajar Siswa ... 26 III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(63)
(64)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Model Kooperatif

Tipe STAD...

... 20 2. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dan Indikatornya ... 25 3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 43 4. Lembar Observasi Aktivitas Siawa ... 44 5. Angket Tanggapan Siswa ... 45 6. Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 46 7. Kategori Ativitas Siswa ... 50 8. Skor Per Item Angket ... 50 9. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa ... 51 10. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretes, Postes, dan N-gain

Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 53 11. Hasil Uji Perasamaan Dan Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Rata-rata

(Pretes, Postes, dan N-gain) KBK siswa Pada Kelas Eksperimen

dan Kontrol ... 54 12. Hasil Uji Statistik N-gain setiap indikator keterampilan berpikir

kritis siswa pada kelas Ekperimen dan Kelas kontrol ... 55 13. Data Peningkatan Aspek KBK siswa pada Kelas Eksperimen dan

Kotrol ... 56 14. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol . 58 15. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Animasi Multimedia

(65)
(66)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10 2. Desain pretes- postes non ekuivalen ... 32 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperrimen dan kontrol ... 59 4. Contoh jawaban siswa pada aspek mengidentifikasi/memformulasikann

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., dan A., Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Ariansyah. 2009. Pengaruh Animasi Multimedia Dalam Pembelajaram Materi Reproduksi Pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen

Pada Siswa Kelas XI SMA N 5 Bandar Lampung). (Skripsi). Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Arief, A.2009.Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan pendididkan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Arindawati. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Diakses melalui

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html Pada hari kamis, tanggal 17 Mei 2012 jam 7.15 am

Arsyad, A. 1996. Media pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. ________. 2002. Media pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Asyhar, R.,2011. Kreatif Mengembangkan media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP Swasta di Kota Bandung). (Skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Dan Contoh/Model Silabus

SMP/MtS. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Costa, L. A. 1985. Teaching for, of, and about thinking in developing minds : a resource book for teaching thinking. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

(68)

Dees, R. L. 1991. The Role of Cooperative Learning in Increasing Problem Solving Ability in a College Remedial Course. Journal for Research in Mathematics Education. Diakses dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/model-pembelajaran-kooperatif (17 Mei 2012, jam 7.15 am) Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukaif. Jakara: Rineka Cipta.

____________. 2008. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukaif. Jakara: Rineka Cipta.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis; Sebuah Pengantar. (Alih Bahasa: Benyamin Hadinata). Erlangga. Jakarta.

Goesma. 2007. The Effectivees of Audio-Visual teaching Media In Supporting

Student Learning of Humen Growth. Pdf : http://www.google. Com.

Gunawan. 2008. Penggunaan Animasi Multimedia Dalam Pembelajaran Biologi Konsep Reproduksi Manusia Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep,

Berpikir Kritis, Dan Retensi Pada Siswa Kelas Xi Ipa Di Sma “X”

Kabupaen Majalengka Tahun 2011. Google.

http://respositori.upi.edu/operator/upload/t.ipa0907576.chapter4.pdf. Pada rabu, 15 Februari 2012, pukul 7.00 am).

Hake, R. R. 1999. Analizing change/gain score. Diakses dari

http://lists.asu.edu./cgi-bin/wa?A2=ind990&L=aera-d&P=R6855 pada kamis, 20 oktober 2011, pukul 5.00 am.

Idris, H. 2008. Pengembangan M ultimedia Pembelajaran Berbantuan Komputer.

Dalam http://jurnaliqro.files.wordpress.com/2008/08/05-husni-48-57-final.pdf. Pada senin 28 Januari 2013 ; pukul 09.06 mp.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Jainuri. 2009. Pemanfaatan Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Narasi Pada Siswa KelasVII SMP Islam Al-Hadi Tahun Ajaran 2008/2009. Universitas Surakarta. Surakarta. http://www. Google.com. Pada kamis, 14 April 2011 5.00 am.

Kusumah, W. 2007. PenggunaanMedia Pembelajaran. Google. http://www.wijayalabs.com/. Pada kamis, 14 April 2011 5.00 am. Lie, A. 1999. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gambar

Gambar 2. Desain pretes postes kelompok tak ekuivalen
Tabel 3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Tabel 7. Kategori aktivitas siswa
Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif  melalui model kooperatif tipe STAD
+7

Referensi

Dokumen terkait

konsep, menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah matematika.. Aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri I Mojoreno,. Sidoharjo, Wonogiri. Aktivitas siswa

Secara umum, perusahaan yang ingin menumbuhkan bisnis menetapkan sebuah tujuan berupa peningkatan basis pelanggan dalam segmen sasaran. Ukuran akuisisi pelanggan mengukur, dalam

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi reforming unit dipisahkan dahulu di unit purification, karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirm sebagai

TugasMahasiswa: menjawab soal Dan menggambarkan Grafik fungsi linier dan fungsi non linier Metode/ cara pengerjaan tugas: sesuai arahan dan bentuk soal yang diberikan dosen

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode