• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI

BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Nuridin Widya Pranoto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar chest pass dengan memodifikasi bola basket pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan bola kertas, siklus kedua menggunakan bola plastik, dan siklus ketiga menggunakan bola karet.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan kelas V A yang berjumlah 36 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tantangan pembangunan bangsa Indonesia di masa mendatang makin dihadapkan pada permasalahan yang sangat kompleks, salah satu penyebabnya adalah semakin pesatnya arus globalisasi yang mengakibatkan meningkatnya persaingan antar bangsa. Untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang baik, sehingga mampu berkompetisi di segala bidang.

Meningkatkan mutu pendidikan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk menggali potensi sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Hal itu sesuai dengan penjelasan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Berdasarkan konsep pendidikan yang telah dijelaskan di dalam undang-undang,

(3)

orang tersebut memperoleh pengetahuan, pemahaman, cakap, kreatif, mandiri dan cara bertingkah laku yang lebih baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan seseorang untuk menggali potensi diri adalah dengan cara menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dicanangkan oleh pemerintah yang memiliki tujuan mencerdaskan anak bangsa melalui proses

pembelajaran. Dalam menentukan isi, tujuan, dan standar nilai dari mata pelajaran yang akan diajarkan, sekolah berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) yang tertuang di dalam kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Terdapat beberapa faktor yang diperhatikan pemerintah dalam penyusunan kurikulum seperti perkembangan ilmu pengetahuan, potensi kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum terus berkembang mengikuti

perkembangan pendidikan, maka sering terjadi penyempurnaan kurikulum oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang bertujuan untuk menselaraskan kurikulum dengan kondisi pendidikan dan perkembangan zaman.

(4)

mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah, dan kebutuhan sekolah namun dalam pengembangan dan pengelolaannya sekolah-sekolah harus mengacu pada perangkat dokumen KTSP yang di dalamnya memuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Di dalam KTSP terdapat komponen yang menyusun struktur dan muatan kurikulum yang di dalamnya mengatur mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa di sekolah. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam muatan KTSP, mata pelajaran ini diajarkan kepada pada siswa dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pelaksanaan materi pembelajaran dilakukan melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dan keterampilan sosial. Adapun aspek materi-materi yang

diajarkan pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dapat dikelasifikasikan sebagai berikut: 1). permainan dan olahraga, 2). aktivitas pengembangan, 3). uji diri atau senam, 4). aktivitas ritmik, 5). aktivitas akuatik, 6). aktivitas luar sekolah, 7). kesehatan.

Pada materi permainan dan olahraga, pembelajaran dikembangkan menjadi beberapa sub materi seperti olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, tenis meja, tenis

lapangan, bulu tangkis, sepak bola, bola voli, dan bola basket.

(5)

Terdapat beberapa gerakan yang dipergunakan dalam permainan bola basket seperti: passing (melempar bola), dribling (menggiring), shooting (menembak), ball handling (penguasaan bola), rebounding (memantulkan bola), intercept (memotong arah passing bola), steals (merebut bola), dan foot work (pergerakan kaki). Dari beberapa gerakan yang telah diuraikan, passing adalah salah satu gerakan dalam permainan bola basket yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar (SD) khususnya pada siswa kelas V pada semester genap.

Passing adalah gerakan mengoper bola dalam permainan basket yang dilakukan dengan cara menolak, melempar, dan memantulkan bola menggunakan dua tangan atau satu tangan, gerakan ini memegang peranan

yang penting dalam proses permainan sebab dengan gerakan ini tim bisa menyusun srategi penyerangan yang baik sehingga tim tersebut bisa memperoleh skore. Menurut Kosasih terdapat beberapa jenis gerakan passing yang dipergunakan dalam permainan basket diantaranya :

The two hand chest pass (tolakan dada), The over head pass (operan atas kepala), The bounce pass (operan pantulan), The under hand pass (operan ayunan), The side arm pass/the base ball pass (operan samping), The lop pass (operan lambung), The back pass (operan gaetan), dan The jump hand pass (operan lompat).

Dari semua jenis passing yang telah diuraikan, chest pass merupakan salah satu jenis passing yang dipelajari oleh siswa kelas V SD. Chest pass adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini

(6)

mempelajari gerak dasar chest pass, siswa akan sulit melakukan gerakan chest pass dengan benar.

Berdasarkan informasi dan observasi yang dilakukan peneliti bersama guru bidang studi pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan peneliti

mengetahui beberapa informasi di antaranya: pertama, rendahnya hasil belajar

keterampilan gerak dasar chest pass pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan. Rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar chest pass terlihat dari rata-rata nilai yang diraih siswa kelas V A. Dari nilai rata-rata yang diperoleh, diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas 65 sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 37%, sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 19 siswa dengan persentase sebesar 63%. Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan adalah 65.

Tabel 1.Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Pada Siswa Kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan.

NO Interval Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase %

1 ≥ 65 (Tuntas) 11 Siswa 37%

2 ˂ 65 (Tidak Tuntas) 19 Siswa 63%

Jumlah 30 Siswa 100%

(7)

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Gerak Dasar ChestPass Menggunakan

Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Rendahnya hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan awalan, pelaksanaan, akhiran gerak dasar chest pass.

2) Kurang efektifnya media yang dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasar chest pass.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah Peningkatan gerak dasar

chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

(8)

1. Apakah gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan menggunakan bola kertas ?

2. Apakah gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan menggunakan bola plastik ?

3.. Apakah gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan menggunakan bola karet ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di dalam latar belakang, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk memperbaiki gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

F.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup pendidikan jasmani dan kesehatan.

F.2 Manfaat Praktis

(9)

a. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket.

b. Bagi siswa

Membantu siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket.

c. Bagi guru

Sebagai bahan referensi bagi para guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket.

d. Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan bola modifikasi pada pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket.

e. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket. f. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi bola basket khususnya pada gerak dasar chest pass.

G. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka peneliti membatasi makna dalam istilah yang dipergunakan. Adapun makna dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang di maksud, KBBI (1990:995). 2. Peningkatan adalah sebuah peroses atau cara untung meningkatkan usaha atau

(10)

3. Gerak dasar adalah keterampilan yang mendasari elemen dari suatu rangkaian gerak, (Wikipedia)

4. Chest pass adalah tolakan bola dari depan dada yang diarahkan ke dada dengan cepat dalam permainan basket, Afifkhoiru (2010:6).

5. Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara

penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, Lutan (1998:2) 6. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung atau kulit bola

(Wikipedia).

H. Ruang Lingkup Penelitian

H.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan jasmani dan kesehatan, dalam lingkup materi permainan dan olahraga.

H.2 Ruang Lingkup Objek dan Subyek

1. Tempat penelitian

Di lapangan SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan.

2. Objek penelitian yang diamati adalah pembelajaran gerak dasar chest pass dengan menggunakan modifikasi bola.

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Kata pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani, pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa pencapaian pendidikan dilakukan melalui aktivitas jasmani.

Menurut Depdiknas (2003:6) pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara

sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neoromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional”. Sepaham dengan pendapat yang telah disampaikan

sebelumnya, Roji (2007:1) menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani, olahraga,

dan kesehatan adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari”. Hal serupa juga

(12)

adalah “Suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnya”.

Mempertegas pendapat-pendapat yang telah di jelaskan sebelumnya, BSNP (2006:1) menyatakan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah:

“Bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional”.

Menurut Depdiknas (2003:6) tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

1) Meletakan landasan karakter yang kuat melalui nilai dalam pendidikan jasmani.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap social dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaranjasmani.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan ketrampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, dan pendidikan luar kelas.

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai keselamatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang rekreatif.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa yang dimaksud pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek

(13)

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih.

B. Belajar dan Pembelajaran

B.1 Belajar

Belajar adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. Terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai esensi belajar diataranya sebagai berikut, menurut Sadiman, (2008:20) menyatakan bahwa “Belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”.

Sependapat dengan pernyataan sebelumnya Roestiyah (1998:8) menyatakan bahwa belajar adalah “Suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada

individu”. Sepaham dengan pernyataan sebelumnya, Ahmad (2004:19) menyatakan bahwa belajar adalah “Proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan

latihan”. Sedangkan Amung (2000:40) menyatakan bahwa “Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang

merupakan hasil dari pengalaman dan tidak bercirikan tanda-tanda yang disebabkan oleh pengaruh yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan atau pengaruh obat-obat”.

(14)

1. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori

penerimaan,partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. 3. Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri

dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa, belajar adalah serangkaian kegiatan seperti membaca, melihat, mendengar, meniru yang dilakukan menggunakan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar seseorang memperoleh kecakapan dan keterampilan. Dalam penelitian ini, siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar belajar gerak dasar chest pass menggunakan modifikasi bola, hal ini dilakukan dengan tujuan agar para siswa menjadi terampil dalam melakukan gerak dasar chest pass.

B.2 Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan yang sangat penting untuk mencerdaskan siswanya, sebab salah satu komponen yang menyebabkan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar ditentukan oleh proses pembelajaran yang

(15)

Dimyati dan Mudjiono (1994:142) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “Proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sepaham

dengan pendapat sebelumnya, Satori (2008:39) berpendapat bahwa “Pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor”.

Sedangkan menurut Margaret (1994:207) “Pembelajaran adalah alat perangkat

peristiwa eksternal yang direncanakan untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang sifatnya internal”. Menurut Winataputra (2005:25) ada dua kondisi

yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu kondisi internal (kondisi-kondisi berasal dari dalam diri siswa itu sendiri) dan (kondisi-kondisi eksternal (kondisi-kondisi yang datang dari luar diri siswa. Kondisi internal meliputi sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar siswa, rasa percaya diri siswa, dan tingkat kecerdasan, sedangkan kondisi eksternal meliputi guru sebagai

pembimbing belajar, sarana dan prasarana belajar, dan lingkungan sosial siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.

(16)

C. Gerak Dasar

Gerak dasar adalah komponen gerak yang menuntun kepada keterampilan gerakan yang sifatnya kompleks. Menurut Tarigan (2009:20) “Gerak dasar merupakan kemampuan

yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup”. Sedangkan di dalam (Wikipedia) “Gerak dasar adalah elemen yang mendasari dari suatu rangkaian gerak”.

Memperjelas pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya, Irsyada (2000:17) menjelaskan bahwa “Gerak dasar dalam permainan bola basket adalah aktivitas tubuh dalam memainkan bola secara sederhana”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa yang dimaksud dengana gerak dasar adalah, kemampuan tubuh melakukan fase-fase atau tahapan-tahapan dari suatu rangkaian gerakan. Dalam penelitian ini, untuk

mempermudah siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar melakukan gerak chest pass, peneliti membelajarkan gerak dasar chest pass yang terdiri dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan akhiran menggunakan modifikasi bola.

Menurut Saputra (2009:18) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga yaitu: locomotor, non locomotor, manipulatif. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga kemampuan gerak dasar:

1. Kemampuan Locomotor

Kemampuan locomotor adalah kemampuan yang digunakan untuk

memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh keatas seperti: lompat, berjalan, berlari.

(17)

Kemampuan non locomotor adalah kemampuan gerak yang dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak yang memadai seperti: menekuk, meregang, mendorong

3. Kemampuan Manipulatif

Kemampuan manipulatif adalah kemampuan memainkan suatu obyek atau benda, baik yang dilakukan dengan kaki ataupun tangan, kemampuan gerak ini seperti: melempar, menerima, memantulkan suatu benda.

Menurut Tarigan (2009:24) peningkatan penguasaan gerak dasar dapat dilihat dari beberapa aspek seperti:

1. Mekanika tubuh dalam melakukan gerakan semakin baik. 2. Kontrol dan kelancaran gerak makin baik.

3. Pola dan bentuk gerakan semakin bervariasi. 4. Gerakan makin bertenaga.

D. Bola Basket

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang digemari oleh para siswa, hal ini dapat dilihat dari antusias siswa pada saat melakukan proses

pembelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa diajarkan beberapa materi olahraga yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan pisikomotor siswa. Salah satu materi pelajaran yang dipelajari siswa SD untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan pisikomotor adalah permainan bola basket.

Menurut Wissel (2000:2) basket adalah “Olahraga bola besar berkelompok yang terdiri atas dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang”.

(18)

keranjang lawan dengan menggunakan tangan”. Sedangkan menurut Yani (2010:1) basket adalah “Olahraga berkelompok yang terdiri dari dua tim yang beranggotakan lima

orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola kekeranjang lawan”.

Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa basket adalah olahraga permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim yang setiap tim beranggotakan lima orang pemain dan tujuan permainannya adalah untuk mendapat skor sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dengan menggunakan tangan dan mencegah tim lain melakukan hal yang serupa.

E. Passing

Perkembangan akan minat bermain bola basket terus meningkat khususnya di kalangan para pelajar, hal ini dapat dilihat dari tingginya antusias siswa Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas pada saat mempelajari materi olahraga bola basket. Terdapat beberapa materi dalam permainan basket yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar, salah satunya adalah gerakan passing.

Menurut Hans (2009:3) “Passing merupakan operan bola yang pada

(19)

Menurut Kosasih (1994 :43) terdapat dua cara untuk melakukan passing yaitu dengan menggunakan satu tangan dan dua tangan, adapun operan yang dilakukan dengan satu tangan dan dua tangan adalah sebagai berikut:

Macam-macam operan dengan dua tangan yaitu

1. The two hand chest pass : operan setinggi dada/tolakan dada 2. The over head pass : operan atas kepala

3. The bounce pass : operan pantulan

4. The under hand pass : operan ayunan bawah Macam-macam operan dengan satu tangan yaitu

1. The side arm pass/the base ball pass : operan samping 2. The lop pass : operan lambung

3. The back pass : operan gaetan

4. The jump hand pass : operan lompat

Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa passing merupakan gerakan mengoper bola kepada teman yang dilakukan dengan satu tangan ataupun dua tangan secara terarah sehingga teman dapat menagkap bola dengan baik.

Sekolah dasar merupakan salah satu program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa. Pada jenjang pendidikan ini para siswa diajarkan berbagai macam dasar-dasar dari materi-materi pelajaran, yang bertujuan untuk mempermudah siswa mempelajari suatu pelajaran. Pada pembelajaran pendidikan jasmani, siswa sekolah dasar mempelajari berbagai macam materi pelajaran salah satunya adalah materi permainan bola basket. Dalam materi bola basket para siswa dikenalkan beberapa gerakan dalam permainan basket, salah satunya adalah chest pass.

Menurut Afifkhoiru (2010:6) “Chest pass merupakan salah satu jenis operan dalam cabang olahraga bola basket yang dilakukan dengan cara melempar bola dari depan dada yang diarahkan ke dada dengan cepat dalam permainan”. Sepaham dengan pendapat

(20)

dikemukakan oleh Shafarai (2010:3) yang mengemukakan bahwa “Chest pass adalah memberikan bola ke teman dengan cara di passing tepat diarah depan dada”.

Menurut Kosasih (1994:46) “Chest pass merupakan lemparan yang sangat bermanfaat untuk operan jarak pendek dengan perhitungan kecepatan dan kecermatan pada teman penerima bola tidak dijaga dengan ketat”. Sedangkan Wissel (2000:72) berpendapat bahwa chest pass adalah “Operan yang paling umum dalam bermain basket karena dapat dilakukan dengan cepat dan tepat dari setiap sisi di atas lantai”.

Menurut Wissel (2000:74) terdapat beberapa tahapan dalam melakukan gerak dasar chest pass di antaranya:

a. Tahap Persiapan 1. Lihat target

2. Sikap berdiri yang seimbang 3. Tangan sedikit di belakang bola 4. Posisi pergelangan tangan yang rileks 5. Posisi bola di depan dada

6. Siku masuk dan rapat b. Tahap Pelaksanaan

1. Lihat target

2. Pandangan jauh atau mengecoh sebelum operan 3. Melangkah pada arah operan

4. Rentangkan lutut, punggung dan lengan

5. Perkuat pergelangan tangan dan jari melalui bola 6. Perkuat tangan yang lemah melalui bola

7. Lepaskan bola dari jemari tangan pertama dan kedua berurutan c. Tahap Akhir

1. Lihat target

2. Lengan direntangkan

(21)

Gambar 1. Rangkaian gerakan chest pass dari tahapan awal, pelaksanaan dan akhir.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa chest pass adalah, operan bola jarak pendek yang dilakukan dengan cara melempar bola dari depan dada dengan menggunakan kedua tangan yang dilakukan secara langsung ke dada sasaran oper.

Melihat masih banyaknya siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar yang belum menguasai gerak dasar chest pass, maka dalam penelitian ini upaya yang dilakukan peneliti untuk membantu siswa melakukan gerak dasar chest pass adalah dengan membelajarkan gerak dasar chest pass menggunakan modifikasi bola. Diharapkan dengan adanya modifikasi bola siswa dapat berlatih gerak dasar chest pass dengan optimal.

F. Modifikasi

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Pada proses pembelajaran

(22)

sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada proses pembelajaran dan tidak semua sekolah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan, maka diperlukan kreativitas guru olahraga untuk memodifikasi alat yang dipergunakan dalam pembelajaran agar peroses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:589) “Modifikasi diartikan sebagai pengubahan atau perubahan dari sebuah benda”. Sedangkan menurut Bahagia dan Suherman (2000:1) “Modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi

pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat melancarkan dalam belajarnya.

Sepaham dengan pendapat yang telah disampaikan sebelumnya Lutan (1998:2) menjelaskan bahwa “Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya”.

Terdapat beberapa tujuan dari modifikasi Menurut Lutan (1988:3) yaitu : 1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi. 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Untuk melakukan modifikasi dalam pembelajaran guru haruslah memperhatikan segi keamanan dan keefektivitasannya, sebab pengembangan modifikasi akan sia-sia apabila hasil yang diperoleh tidak membawa dampak yang lebih baik. Menurut Aussie (1996:5), pengembangan modifikasi dilakukan dengan berbagai pertimbangan seperti:

1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.

(23)

3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa.

4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.

Menurut Arief (2008:14) terdapat beberapa komponen dari sarana dan prasarana olahraga yang bisa dimodifikasi di antaranya adalah:

1. Ukuran, berat, bentuk peralatan. 2. Lapangan bermain.

3. Waktu bermain atau lamanya bermain.

Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa modifikasi adalah pengembangan materi dengan cara merubah keadaan, bentuk, fungsi, susunan tanpa merubah hakikat aslinya, semua pengembangan itu dilakukan bertujuan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Untuk mempermudah pembelajaran gerak dasar chest pass pada siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011, peneliti

memodifikasi bola basket. Keuntungan dari memodifikasi bola basket adalah:, hemat biaya, mudah didapatkan, lebih menarik, mengurangi resiko cidera pada proses pembelajaran dan mempermudah siswa dalam belajar gerak dasar chest pass karena ukuran bola modifikasi disesuaikan dengan kondisi fisik siswa sekolah dasar.

Berikut ini adalah gambar bola modifikasi yang dipergunakan dalam penelitian

(24)

Gambar 2. Bola kertas yang lingkar bolanya 42-45 cm.

Gambar 3. Bola plastik yang lingkar bolanya 64 cm.

Gambar 4. Bola Karet yang lingkar bolanya 70 cm.

G. Kerangka Pemikiran

(25)

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian maka diperlukan suatu kerangka pikir yang jelas, sebab dengan kerangka pikir yang jelas kita depat mengetahui

gambaran-gambaran permasalahan dan konsep pemecahan masalah .

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang memerlukan abstraksi

dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”. Adapun abstrak dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar chest pass pada anak sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan chest pass yang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak chest pass. Orentasi

pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orentasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal.

Dalam proses pembelajaran gerak dasar chest pass pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar chest pass dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket, kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk pembelajaran bola basket dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses

(26)

Salah satu solusi yang dapat dilakukan guru olahraga untuk meningkatkan gerak dasar chest pass pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar adalah, menggunakan modifikasi bola . Diharapkan dengan penggunaan modifikasi bola pada pembelajaran gerak dasar chest pass, siswa dapat belajar gerak dasar chest pass dengan optimal sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

Berikut ini adalah gambaran kerangka pikiran dalam penelitian ini.

(27)

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan

menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Terdapat

beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar penggunaan metode penelitian menjadi tepat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan metode ini di karenakan di dalam penelitian dilakukan metode kaji tindak pada proses pembelajaran. Menurut Suhardjomo (2007:58) “Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Sedangkan menurut Hopkins (1993:44) pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah “Penelitian yang mengkombinasikan prosedur

(29)

inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.

Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan siklus sebagai berikut:

Gambar 6. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16).

Keterangan tahapan Penelitian Tindakan Kelas 1. perencanaan

2. pelaksanaan 3. pengamatan 4. refleksi

1. Perencanaan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta menyiapkan skenario

pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk mengukur hasil tindakan.

Perencanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Pelaksanaan

Refleksi Refleksi

(30)

2. Pelaksanaan ( Action )

Dalam tahapan ini peneliti mengimplementasikan atau menerapkan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan (Oberservasi)

Dalam tahapan ini peneliti mengobservasi atau mengamati pelaksanaan tindakan kelas.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Secara teori, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu, sebab banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat kejenuhan dan ketercapaian kriteria keberhasilan. Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka siklus atau penelitian dapat dihentikan, demikian pula bila target yang direncanakan tidak tercapai dalam beberapa siklus, bahkan mengalami penurunan, siklus pun dapat dihentikan.

Menurut Sanjaya (2010:77) “ Siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun”. Sedangkan menurut

Wardani (2010:67) Setiap siklus dalam PTK terdiri dari tiga kali pertemuan. Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi pendapat Wardani, sebab dalam proses pembelajaran penjas tidak dimungkinkan siswa dalam satu kali proses belajar langsung bisa merubah keterampilan gerak siswa.

(31)

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sebanyak tiga siklus . Untuk tindakan selanjutnya, tidak menutup kemungkinan untuk menambah atau mengurangi jumlah siklus tindakan sampai indikator yang diinginkan tercapai dengan disertai perbaikan pembelajaran sebelumnya.

C. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VA SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 18 orang putri dan 12 orang putra.

D. Tempat dan Waktu a. Tempat Penelitian

Di lapangan SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan. b. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama sepuluh minggu, yang terdiri dari sepuluh kali pertemuan.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 38) “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

(32)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gerak dasar chest pass (Variabel Y).

F. Definisi Konseptual dan Operasional

F.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah suatu gambaran tentang fenomena yang akan diteliti berdasarkan teori yang telah ada. Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan gerak dasar chest pass

Dalam KBBI (1990:995) makna dari kata peningkatan adalah menaikan hasil atau memperbaiki dari hasil sebelumnya sedangkan makna gerak dasar menurut Irsyada (2000:17) adalah kemampuan tubuh dalam memainkan bola secara

sederhana. Sedangkan makna dari chest pass menurut Afifkhoiru (2010:6) adalah operan dalam cabang olahraga bola basket yang dilakukan dengan cara melempar bola dari depan dada yang diarahkan ke dada dengan cepat dalam permainan”.

2. Modifikasi bola

Menurut Lutan (1998:2) “Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya

menghilangkan aslinya”.

F.2 Definisi Operasional

Menurut Koentjarangningrat (1991:23) definisi operasional ialah “Suatu definisi

(33)

didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dapat diuji, dan dapat ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan gerak dasar chest pass

Yang di maksud peningkatan gerak dasar chest pass dalam penelitian ini adalah suatu upaya untuk meningkatkan atau memperbaiki kemampuan tubuh dalam melakukan tahapan-tahapan pada gerakan(chest pass) operan dada. Adapun tahapan gerak dasar chest

2. Modifikasi bola

Yang di maksud modifikasi bola dalam penelitian ini adalah mengganti bola basket dengan bola kertas, pelastik, dan karet yang ukurannya secara bertahap mendekati ukuran bola basket.

Dari definisi operasional yang telah di jelaskan dapat disimpulkan bahwa yang di maksud upaya peningkatan gerak dasar chest pass menggunakan modifikasi bola adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki kemampuan gerak dasar operan arah dada, yang dilakukan dengan cara menolak bola dari depan dada yang diarahkan ke dada sasaran oper dengan cepat dalam permainan menggunakan bola kertas, plastik, dan karet.

G. Instrumen Penelitian

(34)

tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian peningkatan gerak dasar chest pass menggunakan modifikasi bola pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan tahun pelajaran 2010/2011 adalah Indikator gerak dasar chest pass, yang terdiri dari 3 posisi yaitu: 1) posisi awalan; 2) posisi pelaksanaan; dan 3) posisi akhiran.

Dalam penilaian Instrumen keterampilan gerak dasar chest pass, peneliti menggunakan penilaian rating scale. Menurut Lutan dan Suherman (2000:183) rentang penilaian dalam rating scale terdiri dari skor 1 sampai dengan 5. Berikut adalah format instrumen gerak dasar chest pass yang menggunakan rating scale.

Tabel 2 : Format Instrumen Tes Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

2. Posisi berdiri yang seimbang

(35)

c . P o s i s i k a ki s e j a j a r d a n d i b u ka s e l e b a r b a h u . d. K o nd i s i b a d a n t i d a k

go ya n g .

3. Tangan sedikit di belakang bola

U nt u k me n i l a i b ut i r i n i p e r l u

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

4. Posisi pergelangan tangan yang

(36)

6. Siku masuk dan rapat

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

2. Pandangan jauh atau mengecoh

sebelum operan

3. Melangkah pada arah operan

U nt u k me n i l a i b u t i r i n i p e r l u me mp e r ha t i k a n d e s kr i p t o r b e r i k ut :

(37)

b . S a l a h s a t u k a k i b e r ge r a k

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

5. Perkuat pergelangan tangan dan

(38)

b o l a .

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

2. Lengan direntangkan

(39)

s ud ut 1 8 00

c . L e n ga n t i d a k go ya n g. d. P o s i s i b a d a n s e d i ki t

c o nd o n g ke d e p a n.

No Indikator Sub Indikator

Skor NA

4. Jari-jari menunjuk pada target

U nt u k me n i l a i b ut i r i n i p e r l u

Keterangan nilai chest pass :

Nilai = � �ℎ �� � ℎ

(40)

H. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan di setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

� =� � %

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes ( Surisman 1997 )

I. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass

1. Siklus Pertama a. Perencanaan :

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,penutup. 3. Mempersiapkan bola kertas yang lingkar bolanya 42-45 cm sebagai

alat modifikasi yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak 15 buah dan mempersiapkan instrumen penilaian yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

(41)

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pada siklus pertama.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak satu setengah meter.

Barisan 1 Barisan 2 Barisan 3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Contoh sekema barisan siswa. Ket: = Saling Berhadapan

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus pertama, dari posisi awal, pelaksanaan dan posisi akhir gerak dasar chest pass.

(42)

Gambar 7. Contoh gerak dasar chest pass menggunakan bola kertas yang lingkar bolanya 42-45 cm.

4. Kemudian siswa melaksanakan gerak dasar chest pass, berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 120 kali.

c. Pengamatan :

Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar chest pass peneliti mengamati,

mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar chest pass

menggunakan bola kertas dan dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

(43)

2. Siklus Kedua a. Perencanaan :

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

3. Mempersiapkan bola plastik yang lingkar bolanya 64 cm sebagai modifikasi yang akan dipergunakan pada silkus ke dua sebanyak 15 buah dan mempersiapkan instrumen penilaian yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus ke dua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak satu setengah meter.

(44)

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus ke dua, dari posisi awal, pelaksanaan dan posisi akhir gerak dasar chest pass.

3. Siswa diberikan demonstrasi gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai posisi awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola plastik yang lingkar bolanya 64 cm.

Gambar 8. Contoh gerak dasar chest pass menggunakan bola plastik yang lingkar bolanya 64 cm.

4. Kemudian siswa melaksanakan gerak dasar chest pass, berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit,

dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 120 kali.

c. Pengamatan :

Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar chest pass peneliti mengamati,

mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar chest pass

(45)

d. Refleksi :

Peneliti mengulas, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil pembelajaran gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola plastik yang memiliki lingkar bola 64 cm, setelah diketahui hasil dari pembelajaran siklus kedua belum mencapai target yang diinginkan maka peneliti mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan :

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,penutup. 3. Mempersiapkan bola karet yang lingkar bolanya 70 cm sebagai

modifikasi yang akan dipergunakan pada silkus ke tiga sebanyak 15 buah dan mempersiapkan instrumen penilaian yang dibutuhkan

untuk mengobservasi tindakan.

4. Menyiapkan alat dokumentasi berupa (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus ke tiga. b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak satu setengah meter.

(46)

X X X X X X X X X X X X Contoh sekema barisan siswa. Ket: = Saling Berhadapan

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus ke tiga, dari posisi awal, pelaksanaan dan posisi akhir gerak dasar chest pass.

3. Siswa diberikan demonstrasi gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai posisi awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola karet yang lingkar bolanya 70 cm.

Gambar 9. Contoh gerak dasar chest pass menggunakan bola plastik yang lingkar bolanya 70 cm.

4. Kemudian siswa melaksanakan gerak dasar chest pass, berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit,

dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 120 kali.

(47)

Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar chest pass peneliti mengamati,

mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar chest pass

menggunakan bola karet dan dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan proses pembelajaran yang peneliti lakukan, dengan tindakan memodifikasi bola basket yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) mengenai peningkatkan gerak dasar chest pass menggunakan modifikasi bola pada siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola kertas, sebagai modifikasi bola basket.

2. Terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola pelastik sebagai modifikasi bola basket

3. Terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola karet sebagai modifikasi bola basket

(49)

pembelajaran dengan prosentase kelulusan sebesar 83% yang terdiri dari 25 siswa yang lulus dan 5 siswa yang belum lulus dengan rata-rata kelas sebesar 83.

5. Proses pembelajaran gerak dasar chest pass menggunakan bola modifikasi yang dilakukan sebanyak tiga siklus (tiga kali pertemuan) telah mencapai target ketuntasan pembelajaran, dengan persentase 83% siswa yang lulus.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti agar terus mengembangkan hasil penelitian modifikasi bola untuk

meningkatkan gerak dasar chest pass.

2. Bagi siswa kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan agar terus berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar chest pass.

3. Bagi guru pendidikan jasmani agar penggunaan bola kertas, plastik, dan karet sebagai modifikasi bola basket dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass.

4. Bagi sekolah agar pembina sekolah dapat menjadikan referensi penggunaan bola modifikasi untuk meningkatkan gerak dasar chest pass.

5. Bagi mahasiswa penjaskes agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar chest pass.

6. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, agar penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam pembelajaran gerak dasar chest pass.

(50)

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI

BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

NURIDIN WIDYA PRANOTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(51)

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI

BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

NURIDIN WIDYA PRANOTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nuridin Widya Pranoto, dilahir di Bandar Lampung pada tanggal 19 April 1989 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Tajudin dan Ibu Dewi.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Taman kanak-kanak (TK) Taruna Jaya Way Halim selesai pada tahun 1995, di lanjutkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Way Halim dan pada kelas IV pindah ke SD AL-AZHAR 2 dan selesai pada tahun 2001. Kemudian masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) AL-KAUTSAR Bandar Lampung pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-KAUTSAR Bandar Lampung pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007.

(53)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Rangkaian Gerakan Chest Pass Dari Tahap Awal,

Pelaksanaan, dan Akhir ... 22

Gambar 2 : Bola Kertas ... 25

Gambar 3 : Bola Plastik ... 26

Gambar 4 : Bola Karet ... 26

Gambar 5 : Kerangka Pikir ... 28

Gambar 6 : Bagan Model Penelitian Tindakan ... 31

Gambar 7 : Contoh Gerak Dasar Chest Pass Menggunakan Bola Kertas . 43

(54)

i

(55)

ii

I. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass ... 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 56

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(56)

v

10. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus Kedua 81

11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes Siklus Ketiga 82 12. Hasil Peningkatan Gerak Dasar Chest Pass Pada Stiap Siklus ... 83

13. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Stiap Siklus ... 84

14. Prosentase peningkatan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass putra dan putri ... 85

15. Deskripsi Hasil Belajar Penelitian Tindakan Kelas ... 86

16. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass ... 87

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tes Awal ... 88

18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu ... 95

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ... 102

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 109

21. Gambar Siswa Pada Setiap Siklus ... 116

22. Surat Izin Penelitian ... 121

(57)

Daftar Pustaka

Achmad, Zulfikar. 2010. Sejarah dan Peraturan Bola Basket. Jakarta. Afifkhoiru. 2010. Teknik chest pass dalam bola basket.

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Amung, Ma’mum. 2000. Pendekatan Ketrampilan Taktis Dalam

Permainan Bolavoli Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.Ditektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Areif. 2008. Modifikasi Pebelajaran Pendidikan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta. Aussie. 2010. Pengertian Pembelajaran Dengan Cara Pendekatan Modifikasi.

Ayinosa. 2010. Bola Basket. Bandung.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Kemendiknas. Jakarta.

Bahagia, Yoyo dan Suherman. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang

Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undangSistem Pendidikan Nasional. Balitbang. Jakarta.

. 2006. Standar Kopetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Balitbang. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan .2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Depdiknas.

Hans, William. 2009. Cara Bermain Basket Dengan Baik. Bandung.

(58)

Husna, Ema. 1985. Peraturan Permainan Bola Basket, Soft Ball, Roundes. Rosda. Citra umbara. Bandung.

Irsyada. 2000. Permainan Bola Basket. Citra umbara. Bandung

Kanginan, Marthen. 2006. Pendidikan Jasmani SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta. Kosasih, Engkos.1992. Pendidikan Jasmani SMP. Erlangga. Jakarta.

.1994. Pendidikan Jasmani Kesehatan Untuk SLTP. Erlangga. Jakarta.

Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Adang Suherman. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Margaret, Gredler. 1994. Belajar dan pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Margono. 2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Peraktk Untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta.

Mukholid, Agus. 2006. Pendidikan Jasmani. Yudistira. Surakarta.

. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Yudistira. Surakarta. Rinda, Arsianah. 2008. Konsep belajar dalam dunia pendidikan. Jakarta.

Roestiyah. 1998. Sterategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta.

Rules. 1999. Peraturan Permainan Bola Basket. Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. Kuala Lumpur.

Sadiman, Arief, dkk. 2008. Media Pendidikan Dalam Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media Group. Jakarta.

Saputra, Jauhari. 2009. Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Servis atas Bola Voli. Bandar Lampung

(59)

Shafarai. 2010. Dasar passing. Jakarta.

Soekamto, Soerjono. 1984. Sosiologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung.

Tarigan, Herman. 2009. Pengetehuan Umum Olahraga. Universitas Lampung.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1990. Kamus Besar Bahas Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Winataputra, Udin S. Dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.

(60)

iii Daftar Tabel

Tabel Halaman

1. Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Pada Siswa Kelas V A SD Negeri 3

Karang Anyar Lampung Selatan ... 6

2. Format Instrumen Tes Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass ... 37

3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass

Pada Tes Awal ... 49 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest Pass Siklus Ke satu ... 50 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest Pass Siklus Ke dua ... 51 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest Pass Siklus Ke tiga ... 51 7. Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass Pada Setiap Siklus Pada

Siswa Kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar ... 52

8. Nilai Rata-Rata Gerak Dasar Chest Pass Pada Siswa Kelas VA SD

Negeri 3 Karang Anyar ... 53 9. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran

(61)

MOTTO

Maju terus pantang mundur

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak mau

merubahnya sendiri (QS. Ar-Ra’d :11)

Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat

kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya azab ku

(62)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Frans Nurseto, M.Psi ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(63)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Nuridin Widya Pranoto

NPM : 0713051011

Tempat tanggal lahir : Bandar Lampung, 19 April 1989

Alamat : Jl. Padat Karya Gg Kecapi No 36 Raja Basa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Gerak Dasar Chest Pass

Menggunakan Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mai sampai dengan 27 Mei 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012

(64)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke padaAllah SWTatas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku,

karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada

Papa dan Mama

Yang telah memberikan doa dan dukungan kepadaku

Untuk kaka dan Adik

teman-teman ku yang telah membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya

Seseorang yang kelak akan menjadi makmumku, mengisi relung hatiku, menentramkan

jiwaku,menjadi penerang dalam gelapku, mengingatkanku disaat aku salah, menguatkanku disaat

aku terjatuh, mendukungku di setiap waktu

Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan

(65)

Judul Skripsi : PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST

PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI

BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa :

Nuridin Widya Pranato

Nomor Pokok mahasiswa : 0713051011

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Sudirman Husin, M.Pd Drs. Akor Sitepu, M.Pd NIP. 19581021 198503 1 003 NIP. 19590117 198403 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(66)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul Peningkatan Gerak Dasar Chest

Pass Menggunakan Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V A SD Negeri 3 Karang Anyar

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs.Sudirman Husin, M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Drs.Akor Sitepu, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi

ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Drs.Frans Nurseto, M.Psi selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini

yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

4. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(67)

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

8. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan

karyawan FKIP Universitas Lampung.

9. Drs. Usman Adam, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

sekaligus pembimbing akademik.

10. Kepala sekolah SD Negeri 3 Karang Anyar Lampung Selatan beserta dewan guru yang telah

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan,

pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

12. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya

skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012 Penulis

Gambar

Gambar 1. Rangkaian gerakan chest pass dari tahapan awal, pelaksanaan dan akhir.
Gambar 2. Bola kertas yang lingkar bolanya 42-45 cm.
Gambar 5. Kerangka Pikir
Gambar 6. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Variabel-variabel yang diteliti dan diduga memengaruhi kesejahteraan keluarga terdiri dari karakteristik perbedaan wilayah, akses terhadap lingkungan, modal manusia,

Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Salah satu usaha perusahaan dalam menarik jumlah pelanggan dan memperoleh hasil penjualan yang maksimal dengan pendapatan yang baik adalah melalui promosi, dalam hal ini pihak

Produk asuransi yang dijual oleh perusahaan asuransi berupa janji-janji yang di cantumkan dalam suatu kontrak yang disebut polis asuransi dalam penjualan produknya asuransi