• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK PETERNAK SAPI DALAM MENGEFEKTIFKAN KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK PETERNAK SAPI DALAM MENGEFEKTIFKAN KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK PETERNAK SAPI DALAM MENGEFEKTIFKAN KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

ABSTRAK

Oleh

Gustia Ayu Pertiwi1, Ktut Murniati 2, Begem Viantimala2

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengetahui gaya kepemimpinan ketua kelompok peternak sapi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, (2) mengetahui tingkat efektivitas gaya kepemimpinan ketua kelompok peternak sapi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, (3)

mengetahui tingkat kematangan anggota kelompok peternak sapi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, (4) mengetahui tingkat keefektifan kelompok peternak sapi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Punggur merupakan salah satu sentra produksi ternak sapi di Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2010 sampai dengan Juni 2010. Responden dalam penelitian ini adalah 5 ketua kelompok peternak sapi yang diambil secara sengaja dengan pertimbangan berdasarkan status keanggotaan yaitu diambil 1 ketua kelompok peternak sapi ditiap masing-masing kelompok peternak, serta 2 orang pengurus dan 3 orang anggota yang dilakukan dengan

Metode Simple Random Sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah

(2)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kelompok peternak sapi di

Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, yaitu kelompok

peternak sapi Cempaka dan Brahman menerapkan Gaya Konsultasi (G2),

yaitu gaya seorang pemimpin memberikan petunjuk-petunjuk dibarengi

oleh dukungan yang diperlukan oleh bawahannya, sehingga tugas-tugas

dapat diselesaikan dengan baik. Kelompok peternak sapi Limosin dan

Lembusari menerapkan Gaya Partisipasi (G3), yaitu gaya seorang

pemimpin yang mengajak bawahannya untuk berperan serta aktif dalam

proses sebagai fasilitator untuk memperlancar tugas para bawahan yang

antara lain dilakukannya dengan menggunakan saluran komunikasi yang

ada secara efektif dan kelompok peternak sapi Kubelegi menerapkan Gaya

Delegasi (G4), yaitu gaya seorang pemimpin memberikan delegasi penuh

kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya sendiri, sehingga

menimbulkan kesan perilaku yang berorientasi kepada tugas maupun

(3)

2. Tingkat efektivitas gaya kepemimpinan ketua kelompok peternak sapi di

Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, yaitu dominan efektif

atau luwes yang artinya dengan keefektifan gaya maka dengan mudah

perilaku ketua kelompok peternak sapi mampu menyesuaikan dengan

lingkungan tertentu atau gaya yang diterapkan telah efektif/luwes.

3. Tingkat kematangan anggota kelompok peternak sapi di Kecamatan

Punggur Kabupaten Lampung Tengah, yaitu didominasi oleh tinggi (M4),

yang artinya mampu dan mau atau mempunyai keyakinan untuk memikul

tanggung jawab yang diberikan.

4. Tingkat keefektifan kelompok peternak sapi di Kecamatan Punggur

Kabupaten Lampung Tengah, yaitu dominan efektif yang artinya

kelompok peternak sapi tersebut mampu atau berhasil dalam mencapai

tujuan-tujuan kelompok yang telah dirumuskan secara bersama-sama.

B. Saran

1. Ketua kelompok peternak sapi Cempaka, Brahman dan Limosin belum

terdapat kesesuaian antara gaya kepemimpinan ketua kelompok dengan

rata-rata tingkat kematangan anggota. Untuk menyesuaikan antara gaya

kepemimpinan dan kematangan anggota, maka ketua kelompok peternak

sapi disarankan perlu merubah gaya kepemimpinan yang lebih cocok

dengan tingkat kematangan anggota yaitu menerapkan Gaya Delegasi,

dimana Gaya Delegasi adalah Gaya seorang pemimpin memberikan

delegasi penuh kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya

(4)

gaya kepemimpinannya maka tidak mengapa sebab gaya delegasi juga

masih cukup sesuai karena tidak merubah efektivitas gaya

kepemimpinannya dan tetap efektif.

2. Gaya kepemimpinan yang diterapkan sudah termasuk efektif/luwe, tetapi

bila dihubungkan dengan tingkat kematangan anggota maka tidak efektif,

oleh karena itu sebaiknya ketua menerapkan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan kematangan yang dimiliki oleh anggotanya.

3. Instansi pemerintah terkait khususnya Dinas Peternakan lebih

memperhatikan kegiatan yang ada pada kelompok, sehingga kelompok

dapat lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

pencapaian tujuan sehingga nantinya sapi-sapi yang ada menjadi lebih

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Negara Indonesia sampai saat ini masih dikenal sebagai negara agraris karena

sebagian besar penduduknya masih bergantung pada hasil-hasil pertanian,

oleh sebab itu tidak salah bila sampai saat ini sektor pertanian masih

memegang peranan stategis dalam pembangunan nasional.

Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan,

kesejahteraan, kemandirian, serta kualitas dan kuantitas produksi, distribusi

dan keanekaragaman hasil pertanian, memantapkan swasembada pangan

serta pembangunan sistem pertanian berkelanjutan. Tujuan pembangunan

pertanian adalah menghasilkan produk-produk unggulan berdaya saing

tinggi, menyediakan bahan baku bagi keperluan industri secara saling

menguntungkan, memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha yang

berbasis agroekosistem menuju terwujudnya agroindustri dan agrobisnis yang

tangguh (Departemen Pertanian, 2002).

Pelaksanaan pembangunan yang dicapai telah menghasilkan berbagai

kemajuan berarti menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup

signifikan dan menciptakan peningkatan pendapatan perkapita, penurunan

(6)

meskipun masih terdapat berbagai kendala yang mendesak untuk

diselesaikan. Kendala yang belum terselesaikan misalnya dalam penataan

administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan,

pemerintahan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Pembangunan peternakan merupakan salah satu subsektor pendukung

pembangunan pertanian yang perlu ditingkatkan, mengingat peternakan

berperan penting dalam memberikan sumbangan devisa negara melalui

komoditas ekspornya seperti sapi, kambing, ayam dan lain-lain.

Pembangunan subsektor peternakan dari tahun ke tahun selalu dilakukan

dalam upaya pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan

sumberdaya manusia untuk memperoleh hasil guna dan daya guna yang

optimal dengan tingkat efisiensi dan produktivitas yang lebih baik. Adapun

tujuan pembangunan peternakan secara umum menurut Departemen

Pertanian (2002) adalah :

1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak melalui

usaha tani ternak berorientasi agribisnis.

2. Meningkatkan ketahanan pangan asal ternak, penyediaan produk

peternakan melalui peningkatan populasi, produksi dan mutu

ternak.

3. Menciptakan dan mengembangkan kesempatan kerja/berusaha di

pedesaan.

4. Meningkatkan peran aktif peternak dan kelembagaan peternak

dalam pembangunan peternakan dan pemberdayaan ekonomi

(7)

5. Menjaga keseimbangan antara eksploitasi/pemanfaatan potensi

sumberdaya dengan pelestarian lingkungan/sumberdaya alam.

Program Pembangunan Peternakan pada hakekatnya adalah merupakan

rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong

berkembangnya sistem agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,

berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program

Pembangunan Peternakan di Propinsi Lampung mengacu kepada Program

Wilayah dan Program Nasional, sehingga dapat mengakomodasi kepentingan

nasional dan bermanfaat untuk masyarakat Lampung. Menindaklanjuti dari

kebijakan pemerintah mengenai pengembangan masyarakat maka pihak

swasta maupun BUMN menyelaraskan tujuannya ataupun kegiatannya melalui

pemberdayaan yang dilakukan masing-masing elemen tersebut dengan satu

tujuan untuk memberdayakan masyarakat (Departemen Pertanian, 2002).

Kabupaten Lampung Tengah adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah

Provinsi Lampung merupakan salah satu calon ”pusat pertumbuhan ekonomi

wilayah”. Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi pertanian yang

sangat baik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk desa serta

perekonomian wilayah yang baik. Kabupaten Lampung Tengah terbagi

menjadi 28 kecamatan serta 288 kampung/desa, yang sebagian besar memiliki

potensi untuk pengembangan pertanian. Salah satu kecamatan yaitu

Kecamatan Punggur memiliki potensi pertanian yang cukup baik, salah

Referensi

Dokumen terkait

Pimpian pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah perlu memberikan perhatian yang merata kepada pegawai dalam memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam

1) Jika nilai signifikansi > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak

Dengan polymer polycarboxylate yang menghasilkan electrosteric stabilization yang cukup kuat untuk tetap menahan dan menjaga jarak antar partikel semen maka akibatnya tidak hanya

Dengan menggunakan metode bermain peran (role play) dengan tema “Daily Conversation at School” disertai dengan terjemahannya dan juga materi percakapan mengenai Tata Boga

Analisis sidik ragam pengaruh kadar air biji kacang hijau yang berbeda dengan jenis abu terhadap jumlah telur, jumlah imago, persentase biji rusak dan persentase

Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun kelulusan. 6) Foto copy ijazah yang disahkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi disertai dengan Konversi. IPK ke dalam skala 4 bagi Pelamar

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, gender terinternalisasi dalam masyarakat secara turun temurun. Gender disosialisasikan dari generasi ke generasi melalui sistem

Pengujian BET dilakukan untuk mengetahui luas permukaan aktif dari WO 3 dalam bentuk serbuk menggunakan alat Quantachrome autosorb iQ, prosesnya dengan memberikan pemanasan