• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Siti Hadijah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran melalui penerapan metode demonstrasi.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dengan subyek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Selanjutnya pada siklus kedua jenis kegiatan yang dilaksanakan bersama observer adalah memperbaiki rencana, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi, yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa, yaitu pada siklus 1 secara keseluruhan siswa yang telah memperoleh nilai standar minimal ke atas mencapai 76% atau sekitar 19 orang dan pada akhir siklus 2 sebanyak 20 orang atau sekitar 80% siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(2)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga hasil belajar siswa pada umumnya rendah. Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa adalah pemanfaatan media belajar IPA yang ada di lingkungan sekitar siswa masih belum dilaksanakan secara maksimal.

Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif.

(3)

ulangan harian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2012 adalah kurang dari 60%, sedangkan Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60. Hal ini menandakan bahwa siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas IV tersebut dalam mata pelajaran IPA disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 1) guru belum memanfaatkan media yang ada di lingkungan sekitar sebagai media dalam pembelajaran IPA, 2) aktivitas siswa dalam menjawab dan menyelesaikan tugas-tugas masih sangat kurang, 3) rendahnya hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, guru memandang perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran IPA, guru perlu menggunakan metode yang tepat salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000:45).

Penerapan metode demonstrasi sangat cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tentang konsep-konsep IPA. Penerapan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, jika dalam proses penerapan metode demonstrasi betul-betul dapat diterapkan sesuai dengan langkah-langkah dari penerapan masing-masing metode tersebut.

(4)

mengetahui kesimpulan yang benar dan akurat, penulis menganggap perlu melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran melalui penerapan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Dengan menggunakan metode demonstrasi siswa dapat:

1. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam pelajaran IPA.

2. Menghilangkan rasa jenuh pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung. 3. Mempermudah penguasaan konsep serta memberikan pengalaman nyata. 2. Bagi guru

(5)

2. Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui metode demonstrasi.

3. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPA dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada: Hasil Belajar IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut yang menyangkut aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Subjek Penelitian

(6)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2005: 35) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution, S. (1995: 55) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 38) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

(7)

dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para siswa, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para siswa.

2. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000: 33). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, 2000: 45). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.

(8)

Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa.

Menurut Sanjaya (2006: 152) metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.

3. Tujuan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara membuatnya? terdiri dari bahan apa?, bagaimana proses mengerjakannya?

Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Roestiyah (2008: 83) tujuan metode demonstrasi yaitu agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu, cara membuat sesuatu, dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda, dan menyaksikan kerja suatu alat.

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah (Daradjat dalam Martiningsih, 2007):

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut (Djamarah, 2000: 47):

(9)

2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut (Djamarah, 2000: 47):

1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. 2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.

4. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di SD, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai Tuhan Yang Masa Esa. Sejalan dengan itu maka hasil belajar IPA di SD menurut Hidayat (Samatowa, 2008) dapat diuraikan sebagai berikut: (1) siswa memiliki pemahaman tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar; (3) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.

(10)

1. Bahwa sains berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang ini, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam. 2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

3. Bila sains diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 4. Mata pelajaran ini mempunyai: nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi

yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

B. Penelitian yang Relevan

Enjo Sutejo (2011) di Majalengka dengan judul penelitian “Penggunaan Metode

Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi Gerak Benda Pada Pelajaran IPA di Kelas III SDN Patuana II Majalengka”. Hasil penelitian menunjukkan

(11)

C. Kerangka Berpikir

Rendahnya pencapaian hasil belajar siswa, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.

Penerapan metode demonstrasi sangat cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tentang konsep-konsep IPA. Penerapan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, jika dalam proses penerapan metode demonstrasi betul-betul dapat diterapkan sesuai dengan langkah-langkah dari penerapan masing-masing metode tersebut.

[image:11.595.73.499.420.495.2]

Dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

Metode Demonstrasi

Proses Belajar

Aktivitas Belajar

(12)

1

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan oleh di dalam kelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi, terhadap guru, siswa, kondisi sosial kelas serta kendala dan masalah yang dihadapi selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas.

2. Karakteristik Penelitian

Penelitian ini terfokus pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 25 orang, yaitu 11 orang perempuan dan 14 orang laki-laki dengan tingkat kemampuan belajar IPA yang heterogen.

3. Waktu Penelitian

(13)

2

B. Faktor yang Diteliti

Faktor yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut yang menyangkut aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, di mana setiap siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Setiap akhir kegiatan siklus diadakan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya. Setiap siklus dilengkapi dengan indikator kinerja yaitu 80% siswa harus memiliki nilai ≥ 60.

(14)

3

SIKLUS 1

[image:14.595.118.510.116.434.2]

SIKLUS 2

Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi dari Kemmis dan McTaggart (Aqib, 2006: 31)

Kegiatan perencanaan diawali dengan orientasi pendahuluan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses pembelajaran konvensional. Kegiatan ini merupakan penelitian pendahuluan dengan tujuan mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta dilapangan. Kemudian berdasarkan temuan pada orientasi pendahuluan, peneliti merencanakan tindakan yang akan ditampilkan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan, kemudian observasi dilakukan oleh peneliti dengan

PERENCANAAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

OBSERVASI DAN EVALUASI REFLEKSI

PERENCANAAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

(15)

4

menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Adapun urutan langkah-langkah kegiatan per siklus secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Menyusun rencana pembelajaran dan menyusun lembar observasi, lembar kegiatan dan lembar tes yang akan diberikan pada siswa saat proses pembelajaran, merancang penelitian yang akan diterapkan sebagai tindakan dalam siklus I.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti aturan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut:

1) Pendahuluan

1. Guru memeriksa kesiapan siswa, media, dan perlengkapan belajar di kelas.

2. Guru melakukan ice breaker dan memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan.

(16)

5

2) Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Siswa mendengar aktif materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan memperoleh pengetahuan dari hasil mendengar aktif. Dengan metode demonstrasi siswa diajarkan cara memahami pelajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

3. Siswa mengerjakan tugas dan latihan kemudian melaporkan hasil kerja siswa baik tugas individu maupun kelompok.

3) Penutup

1. Melakukan kegiatan refleksi di setiap akhir kegiatan pembelajaran. 2. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan cara: kerjasama

siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap akhir siklus.

3. Pengamatan

(17)

6

1) Aktivitas dan hasil belajar siswa, yaitu dengan melihat kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, kendala-kendala yang dihadapi siswa, interaksi antar siswa, dan interaksi antara siswa dan guru serta peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA. 2) Aktivitas guru, yaitu dengan memperhatikan bagaimana persiapan

materi dan kesesuaian metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas mulai dari perencanaan sampai akhir proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil belajar dan mengamati aktivitas siswa, serta menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan siklus selanjutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Alat Bantu yang digunakan peneliti dalam mempermudah pengumpulan data, yaitu:

(18)

7

2. Lembar Tes, dilaksanakan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi.

E. Instrumen Penelitian

Peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa di kelas dapat diketahui dengan cara observasi langsung. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan informasi. Selain itu akan digunakan instrumen penunjang yaitu lembar panduan observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, lembar tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, kamera untuk mendokumentasikan segala kegiatan dalam penelitian.

F. Analisis Data

(19)

8

1. Aktivitas Siswa

No. Aspek Aktivitas Siswa

SKOR K C A SA

1 2 3 4 1 Aktif dalam pembelajaran

a. Siswa mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti pelajaran

2 Memperhatikan penjelasan guru

a. Tidak berbicara dengan teman saat guru menjelaskan

b. Konsentrasi dengan pelajaran yang disampaikan guru

3 Berani mengemukakan pendapat/bertanya

a. Berani bertanya jika ada hal yang tidak dipahami b. Tidak ragu dan malu mengeluarkan pendapat 4 Antusias mengerjakan tugas yang diberikan

a. Antusias mengerjakan tugas yang diberikan guru b. Mampu menyelesaikan semua tugas yang diberikan

guru

c. Bertanya jika ada soal/tugas yang tidak dipahami 5 Berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 6 Mengikuti dan melaksanakan aturan dan tata cara

permainan

a. Dapat mengikuti peragaan/demonstrasi dengan baik b. Mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru c. Mampu melakukan peragaan/demonstrasi tanpa

bantuan guru

7 Dapat bekerja sama dengan baik

a. Kompak pada saat mengikuti permainan bersama kelompoknya

b. Mampu mendemonstrasikan tugas yang diberikan guru bersama teman kelompoknya

8 Tidak saling mengejek teman lain

9 Antusias pada saat mengikuti proses pembelajaran Jumlah

Keterangan: 4 : Sangat Aktif 3 : Aktif

(20)

9

Data pada siklus 1 dan 2 diolah menjadi prosentase aktivitas siswa. Seorang siswa dikategorikan aktif apabila minimal memperoleh 61% dari 9 (sembilan) indikator aktivitas yang ada. Pemilihan prosentase keaktifan siswa didukung oleh Arikunto (2004: 18), yaitu:

81% - 100% = sangat baik 61% - 80% = baik

41% - 60% = cukup 21% - 40% = kurang 0% - 20% = kurang sekali

Menentukan prosentase siswa aktif dengan menggunakan rumus: %As = ΣAs x 100%

N Keterangan:

%As : Prosentase siswa yang aktif ΣAs : Jumlah siswa yang aktif

N : Jumlah siswa 2. Kinerja Guru

No. Aspek Kinerja Guru SKOR

1 2 3

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa 7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut

(21)

10

9 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C Pemantapan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 12 Menggunakan media secara efektif dan efisien

13 Menghasilkan pesan yang menarik

14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

15 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar 17 Memantau kemajuan belajar selama proses

18 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F Penggunaan Bahasa

19 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III PENUTUP

21 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

22 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Skor Total Skor rata-rata

(22)

11

mempengaruhi kinerja guru sudah dilaksanakan namun masih kurang baik), dan sangat baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah dapat dilaksanakan dengan baik). Untuk menilai kinerja guru, peneliti dibantu oleh seorang guru mitra yaitu guru di sekolah tersebut yang mengajar di kelas lain

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan metode demonstrasi diambil dari prosentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 60. Untuk menentukan prosentase siswa tuntas setiap siklusnya dengan menggunakan rumus: %At = ΣAt

r

Keterangan:

%At : Prosentase siswa tuntas belajar ΣAt : Banyaknya siswa yang tuntas

r : Jumlah siswa

G. Indikator Keberhasilan

(23)
(24)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Hal ini didasarkan pada beberapa temuan, yaitu:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi membuat siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat terlihat dari penilaian aktivitas siswa yang semakin meningkat dari siklus 1 dan siklus 2 yaitu secara keseluruhan aktivitas siswa mencapai 62,22% dengan jumlah siswa yang aktif mencapai 20 orang atau sekitar 80%.

2. Hasil belajar IPA siswa melalui metode demonstrasi menunjukkan kemajuan yang signifikan, hal ini dapat terlihat dari perbandingan hasil tes pada siklus 1 dan siklus 2, secara keseluruhan siswa yang telah mencapai skor ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebanyak 20 orang atau sekitar 80%, sisanya 5 orang atau 20% masih belum mencapai skor ketuntasan minimal.

(25)

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang ingin diajukan antara lain:

1. Disarankan kepada guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa, salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Agar metode demonstrasi menjadi lebih efektif, dianjurkan agar guru menyesuaikan media, metode, dengan materi yang akan disampaikan sehingga melibatkan siswa kedalam proses pembelajaran dan dapat menciptakan iklim sosial kelas yang kondusif.

(26)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh SITI HADIJAH NPM. 1013109147

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(27)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONGTATAAN

KABUPATEN PESAWARAN

Oleh SITI HADIJAH NPM. 1013109147

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(28)

RIWAYAT HIDUP

SITI HADIJAH, lahir di Negeri Sakti, 15 April 1961. Anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak M. Tasik (Alm) dan Ibu Latipah (Alm). Menikah dengan M. Nurdin Mansyur (Alm) dan dikarunia 4 orang anak yang diberi nama Jaya Saputra, Heni Heldayati, S. Kom, M. Hadry Hadimarta, dan Andri Wahyudinata.

Memulai pendidikan di SD Negeri 1 Negeri Sakti lulus tahun 1972. Melanjutkan ke SMP 2 PGRI Bandar Lampung lulus tahun 1974. Melanjutkan ke SPG Muhammadiyah Bandar Lampung lulus tahun 1976. Kemudian melanjutkan ke D2 PGSD Unila pada tahun 1982 dan lulus tahun 1984. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD.

(29)

25

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk, (2004), Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2000), Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional: Surabaya.

Fatul Himam, (2004), Pengertian belajar dan Prestasi belajar, http://udhiexz.blogspot.com/2011/05/pengertian-belajar-prestasi-belajar-.html, di download tanggal 12 Februari 2012.

Haryanto, (2004), Sains Jilid 4 Untuk Kelas IV Berdasarkan Standar Isi 2006, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Martiningsih, (2007), Macam-Macam Metode Pembelajaran,

http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html. di download tanggal 24 Januari 2012.

Nasution, S, (1995), Berbagai Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.

Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Samatowa, Usman, (2008), Ilmu Alam, http://.id.wikipedia.org./wiki/ilmu_alam di

download tanggal 24 Januari 2012.

Sanjaya, Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.

Sutejo, Enjo, (2011), LaporanPTK: Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi Gerak Benda Pada Pelajaran IPA di

Kelas III SDN Patuana II, Majalengka: UPTD Dinas Pendidikan.

(30)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Ikhsan Syueb, M.H. ... …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. H. Ngadimun. Hd, M.Pd. . ..…………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H.Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(31)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Siti Hadijah

NPM : 1013109147

Judul Skripsi : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEDONG TATAAN

KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Gedong Tataan , Juni 2012 Yang membuat pernyataan,

(32)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEDONG TATAAN

KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012 Nama Mahasiswa : Siti Hadijah

No.Pokok Mahasiswa : 1013109147 Program Studi : S-1 PGSD Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ikhsan Syueb, M.H. NIP.19510607

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini serta pengorbanannya dalam membiayai kuliah, terima

Hasil wawancara menunjukkan bahwa anggota persadia aktif di cabang Surakarta mempunyai kondisi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih meningkat dibandingkan

[r]

NAMA PRODI KEGIATAN NAMA MAHASISWA JUMLAH YANG TERLIBAT TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN F.4.a.5.. JUMLAH

In all the treatments (high and low Italian rye- grass seed bank density, pure and mixed stands) barnyardgrass hedges reduced Italian ryegrass vegetative yield compared to the

Untuk mendapatkan karyawan yang berprestasi dalam bekerja, perusahaan harus lebih memperhatikan rekrutmen dan penempatan karyawan secara baik dan benar, sesuai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas layanan, hubungan pemasaran pelanggan, dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial terhadap loyalitas

Regresi merupakan satu bentuk alat analisis penelitian untuk memecahkan permasalahan umum (variabel) dan sub permasalahan (indikator) serta keterkaitan antar sub permasalahan,