• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Perangkat Lunak Pendeteksi Gempa Bumi Dengan Memanfaatkan Prinsip Ayunan Bandul Dengan Bahasa Asembly ASM 51

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Perangkat Lunak Pendeteksi Gempa Bumi Dengan Memanfaatkan Prinsip Ayunan Bandul Dengan Bahasa Asembly ASM 51"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI GEMPA BUMI DENGAN

MEMANFAATKAN PRINSIP AYUNAN BANDUL DENGAN BAHASA ASEMBLY

ASM 51

TUGAS AKHIR

ASTINI WATI SIMANJUNTAK

102408006

PROGRAM STUDI D3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERSETUJUAN

Judul :PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI GEMPA BUMI DENGAN MEMANFAATKAN PRINSIP AYUNAN BANDUL DENGAN BAHASA ASEMBLY ASM 51

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ASTINI WATI SIMANJUNTAK

No.Induk Mahasiswa : 102408006

Program Studi : D3 FISIKA

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Diluluskan di

Medan, 28 Agustus 2013

Diketahui/ Disetujui oleh

Ketua Program Studi D3 Fisika Pembimbing

(Dr.Susilawati M.Si) (Dr. Bisman Perangin-angin, M. Eng, Sc)

(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI GEMPA BUMI DENGAN

MEMANFAATKAN PRINSIP AYUNAN BANDUL DENGAN BAHASA ASEMBLY

ASM 51

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Agustus 2013

Astini wati Simanjuntak

(4)

PENGHARGAAN

Atas berkat anugerah tuhan Yang Maha Esa penulis mengucapakan Puji dan syukur

kepada-nya atas segala kasih dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,

sehingga penulis dapat melaksanakan proyek yang berjudul “PERANCANGAN

PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI GEMPA BUMI DENGAN MEMANFAATKAN

PRINSIP AYUNAN BANDUL DENGAN BAHASA ASEMBLY ASM 51”

Sesuai kurikulum yang berlaku di Universitas Sumatera Utara, bahwa setiap

mahasiswa D-III Fisika Instrumentasi harus melaksanakan sebuah tugas akhir disemester VI.

Adapun tujuan diadakannya tugas akhir ini adalah ntuk pengembangan pemahaman dan

pengaplikasiannya dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah. Tugas akhir ini juga

merupakan alah satu syrat untuk memperoeh gelar Ahlimadya dijurusan Fisika Instrumentasi

Fakultas matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tugas akhir yang saya laksanakan, saya tidak lupa mengucapkan terima

kasih banyak terhadap :

1. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku ketua departemen Fisika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Susilawati, M.si selaku ketua Program Studi D-III Fisika Instrumentasi

3. Bapak Dr.Bisman Perangin-angin, M. Eng, Sc selaku dosen pembingbing yag telah

banyak membeikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Sutarman, M, Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai administrasi di lingkungan departemen Fisika

Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, universitas

(5)

6. Orangtua penulis yang telah banyak mendidik, berdoa dan berkorban baik secara

moril maupun materil kepada penulis.

7. Kak Irma Girsang yang selalu membantu dan memberi penulis motivasi dalam

menyelesaikan perancangan tugas akhir ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

8. Bang Prandani Sidabutar dan Bang Okto gultom yang selalu memberi motivasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini sehingga dapat selesau dengan baik.

9. Rekan-rekan mahasiswa/I Fisika Instrumentasi yang telah banyak memberikan

dukungan khususnya stambuk 2010.

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan-kekurangan. Untuk itu,penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasihkepada semua pihak, semoga Tugas

Akhir ini berguna bagi kita semua.

Medan, Agustus 2013

(6)

ABSTRAK

(7)

DAFTAR ISI

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penulisan... 2

1.4Batasan Masalah... 2

1.5Manfaat Penelitian………... 3

1.6Sistematika Penulisan………... 3

BAB II. LANDASAN TEORI……… 5

2.1 Transduser dan Sensor……… 5

2.1.1Photodioda……….……… 5

2.2 Dioda Pemancar Cahaya Inframerah (LED Inframerah)…… 7

2.3 LED Inframerah………..…………... 7

2.4 Transistor ………... 8

2.4.1 Transistor Sambungan Bipolar……….………. 8

2.4.2 Jenis-Jenis Transistor………... 10

2.5 Sirene (Buzzer)……….... 11

2.6 Mikrokontroler AT89S51………... 13

2.6.1 Konstruksi AT89S51……..……….. 14

2.7 Perangkat Lunak……….. 18

2.7.1 Pemograman bahasa asembly untuk IC AT89S51 ……... 18

BAB III.PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM………..………. 23

3.1. Diagram Blok Sistem……… 23

3.2 Catu daya ... 24

(8)

3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51………. 26

3.5 Rangkaian Penguat Arus……… 27

3.6 LCD (Liquid Cristal Display)... 29

3.7 Perancangan Perangkat Lunak Sistem... 34

3.8 Diagram alir Program... 47

BAB IV. PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISAPROGRAM… 49 4.1. Pengujian Rangkaian ………..……….. 49

4.1.1 Pengujian Data Mikrokontroler AT89S51... 49

4.1.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51……… 51

4.1.3 Pengujian Rangkaian Penerima Infra merah... 54

4.1.4 Rangkaian Penguat arus……… 56

4.1.5 Pengujian rangkaian Keseluruhan………... 57

4.1.6 Spesifikasi Alat………. 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 59

5.1 Kesimpulan……… 59

5.2 Saran……….. 59

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Port 3 (Pin 10-17)... 18

(10)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Photodioda……….. ... 6

Gambar 2.2 Simbol Transistor dan Berbagai tipe ... 10

Gambar 2.3 Rangkaian Buzzer... 12

Gambar 2.4 IC Mikrokontroler AT89S51 ……... 16

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ... 23

Gambar 3.2 Transistor sebagai penguat pada buzzer ... 28

Gambar 3.3 Diagram alir flowchart………..………... 47

(11)

ABSTRAK

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia terhadap peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis

semakin meningkat, sehingga peralatan-peralatan otomatis ini sedikit demi sedikit mulai

menggantikan peralatan manual. Selain sistem kerjanya yang sama, peralatan otomatis dapat

melakukan pekerjaannya sendiri tanpa harus dikendalikan oleh pengguna.

Untuk merancang sebuahperalatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis tersebut,

dibutuhkansebuah alat atau komponen yang dapat menghitung, mengingat, dan mengambil

pilihan. Kemampuan dimiliki oleh sebuah komputr (PC), namun tidaklah efisien jika harus

menggunakan komutter hanya untuk keperluan tersebut diatas. Untuk itu komputer dapat

digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan sebuah chip atau IC

yang didalamnya terdapat sebuah pprosesor dan flash memori yang dapat dibaca/tulis sampai

1000 kali, sehingga biaya pengembangan menjadi murah karrena dapat dihapus kemudian

diisi kembali dengan program lain sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu alat otomatis yang diperlukan ketika terjadi bencana alam adalah alarm

gempa bumi. Alat ini bekerja secara otomatis dengan menggunakan metode ayunan bandul.

Jadi disini tidak perlu ditakutkan lagi terjadi ggempa terutama dimalam hari saat kita sedang

dalam keadaan tidurkita cukup menggunakan alarm gempa bumi.

Atas dasar pemikiran diatas, akan dirancang sebuah alat yaitu alarm gempa bumi

dengan metode ayunan bandulyang dapat mengetahui adanya gempa bumi, sehingga ini akan

(13)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam

bentuk skripsi sebagai Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Perangkat Lunak

Pendeteksi Gempa bumi Dengan Memanfaatkkan Prinsip Ayunan Dengan Bahasa

asembly ASM 51”

Pada rangkaian ini akan digunakan mikrokontroler AT89S51 yang akan menentukan alamat

memori program yang akan dibaca, dan melakukan proses baca data di memori. Data yang

akan dibaca menggunakan instruksi dari program yang digunakan. Maka untuk membaca

instruksi tersebut dapat digunakan program bahasa asembly ASM 51.

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan mikrokontroler sebagai pusat kendali dari sebuah sistem yang cerdas

2. Memanfaatkan inframerah sebagai pemancar dan photodioda sebagai penerima

3. Memanfaatkan program bahasa asembly ASM 51 untuk melakukan pemograman

(proses baca data) pada mikrokontroler yang digunakan.

1.4Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas, kami membuat alat yang dapat mendeteksi gempa bumi dengan

metode ayunan bandul dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S51

2. Sensor yang digunakan adalah sensor inframerah sebagai pemancar dan photodioda

sebagai penerima.

3. Sebuah bandul yang digunakan untuk mengetahui adanya gempa yang akan merubah

(14)

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian rancangan alat ini adalah untuk memonitoring suatu tempat yang

sering mengalami getaran gempa seperti rumah, perkantoran, perhotelan, supermarket, dll.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika

pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat yang menggunakan bandul untuk

mengetahui adanya gempa.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang teori dasar yang perlu diketahui untuk mempermudah

dalam pemahaman prinsip kerja dari rangkaian pada sistem.

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

Pada bab ini akan akan dibahas perancangan dan sistem kerja rangkaian, diagram blok

.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini berisi tentang pengujian sistem dan analisa rangkaian dari system alat

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transduser dan Sensor

Transducer adalah alat yang mengubah energy dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Transducer dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu trasducer input dan transducer output.

Transducer input listrik mengubah energy non listrik,misalnya suara atau sinar menjadi

tebnaga listrik. Transducer output listrik bekerja pada urutan sebaliknya. Transducer output

listrik mengubah energy listrik pada bentuk energy non listrik.

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk

mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transducer yang digunakan untuk

mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan arus listrik.

Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam

pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran,

hidung, dan lidah untuk menjadi otak mikroprosesor dari system otomatisasi industry. Sensor

yang digunakan pada perancangan ini adalah sensor inframerah.

2.1.1. Photodioda

Potodioda biasanya digunakan untuk mendeteksi cahaya. Potodioda adalah piranti

semikonduktor yang mengandung sambungan p-n, dan biasanya terdapat lapisan intrinsik

antara lapisan n dan p. Piranti yang memiliki lapisan intrinsik disebut p-i-n atau PIN

potodioda. Cahaya diserap di daerah pengambungan atau daerah intrinsik menimbulkan

pasangan elektron-hole, kebanyakan pasangan tersebut menghasilkan arus yang berasal dari

cahaya.

Mode operasi

(17)

1. Mode potovoltaik: seperti solar sel, penyerapan pada potodioda menghasilkan

tegangan yang dapat diukur. Bagaimanapun, tegangan yang dihasilkan dari tenaga

cahaya ini sedikit tidak linier, dan range perubahannya sangat kecil

2. Mode potokonduktivitas : disini, potodioda diaplikasikan sebagai tegangan revers

(tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan pada arah tersebut pada dioda tidak

akan menhantarkan tanpa terkena cahaya) dan pengukuran menghasilkan arus poto. (

hal ini juga bagus untuk mengaplikasikan tegangan mendekati nol). Ketergantungan

arus poto pada kekuatan cahaya dapat sangat linier

Karakteristik bahan potodioda:

1. Silikon (Si) : arus lemah saat gelap, kecepatan tinggi, sensitivitas yang bagus antara

400 nm sampai 1000 nm ( terbaik antara 800 sampai 900 nm).

2. Germanium (Ge): arus tinggi saat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas baik antara 600

nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 sampai 1500 nm).

3. Indium Gallium Arsenida (InGaAs): mahal, arus kecil saat gelap, kecepatan tinggi

sensitivitas baik pada jarak 800 sampai 1700nm (terbaik antara 1300 sampai 1600nm).

Gambar Photodioda ditunjukkan pada gambar berikut:

(18)

2.2 Dioda Pemancar Cahaya Infra Merah (LED infra Merah)

LED adalah dioda yang menghasilkan cahaya saat diberi energy listrik. Dalam bias

maju sambungan p-n terdapat rekombinasi antara elektron bebas dan lubang (hole). Energi ini tidak seluruhnya diubah kedalam bentuk energi cahaya atau photon melainkan dalam

bentuk panas sebagian. Proses pemancara cahaya akibat adanya energi listrik yang diberikan

terhadap suatu bahan disebut dengan sifat elektroluminesensi. Material lain misalnya Galium

Arsenida Pospat (GaAsP) atau Galium Pospat (GaP): photon energi cahaya dipancarkan

untuk menghasilkan cahaya tampak. Jenis lain dari LED digunakan untuk menghasilkan energi

tidak tampak seperti yang dipancarkan oleh pemancar laser atau inframerah.

Pemancar inframerah adalah dioda solid state yang terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) yang mampu memancarkan fluks cahaya ketika dioda ini dibias maju. Bila diberi bias

maju elektron dari daerah-n akan menutup lubang elektron yang ada didaerah-p. Selama proses rekombinasi ini, energi dipancar keluar dari permukaan p dan n dalam bentuk photon. Photon-photon yang dihasilkan ini ada yang diserap lagi dan ada yang meninggalkan permukaan dalam

betuk radiasi energi.

2.3 LED Infra Merah

Beberapa ragam indikator status LED yang tampak (visible) adalah merah, hijau, kuning. Selain itu juga terdapat LED dengan cahaya tak tampak (invisible) seperti LED infra merah. Infra merah adalah sinar dengan panjang gelombang ( ) lebih besar dari 800 nm dan

tidak dapat dilihat oleh mata.

LED dengan cahaya tidak tampak (Invisible) banyak digunakan dalam proses film dan dalam sistem keamanan. LED infra merah digunakan ketika diperlukan daya penekanan

optis yang tinggi. LED ini mempunyai intensitas sinar lebih besar dibanding LED

(19)

Rangkaian sensor infra merah menggunakan foto transistor dan led infra merah yang

dihubungkan secara optik. Fototransistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra

merah. Antara Led dan foto transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak

memengaruhi besar intensitas cahaya yang diterima oleh foto transistor. Apabila antara Led

dan foto transistor tidak terhalang oleh benda, maka foto transistor akan aktif. Transistor BC

547 akan tidak aktif karena tidak ada arus yang mengalir ke basis transistor BC 547 Karena

transistor tersebut tidak aktif, maka tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor.

Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih

daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan

cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi

cahaya infra merah akan nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di

atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra

merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih

terasa/dideteksi.

2.4 Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang mempunyai tiga kaki atau lebih

sehingga daya dapat diperkuat. Fungsi transistor sebagai penguat atau amplifier dari sinyal

listrik, tahanan variabel atau sebagai saklar.

2.4.1 Transistor Sambungan Bipolar

Banyak sistem elektronik yang sangat tergantung pada kemampuan transistor untuk

bertindak sebagai saklar. Transistor yang digunakan sebagai saklar mempunyai keuntungan

(20)

kecepatan yang sangat tinggi, memerlukan tegangan dan arus penggerak yang sangat rendah

untuk memicu aksi penghubungan.

Emitor yang diberi banyak bahan campuran bertindak sebagai sumber utama dari arus

elektron. Basis dengan sedikit bahan campuran bertindak untuk mengontrol aliran arus. Pada

transistor NPN, kolektor diberi dengan bahan yang cukup dan menerima sebagian besar

elektron dari emitor. Arus pada ujung basis disebut arus basis menentukan jumlah arus

kolektor. Dengan tidak adanya arus basis tidak ada arus kolektor(normally OFF). Gain arus

adalah perbandingan arus kolektor terdapat arus basis. Transistor sambungan bipolar

mempunyai dua variabel: NPN, aksi dari masing-masing adalah sama tetapi polaritasnya

terbalik.

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar

junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang

masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua

polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT,

arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,

dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur

aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan

(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam

satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan

transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari

(21)

mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk

penjelasan yang lebih lanjut.

Simbol sirkit kedua jenis transistor itu hampir sama. Perbedaannya terletak pada arah panah di

ujung emitter. Seperti yang telah diketahui, arah panah ini menunjukkan arah aliran arus

konvensional yang berlawanan arah dalam ke dua jenis tadi tetapi selalu dari bahan jenis p ke

jenis n dalam sirkit emitter dasar. Untuk menghindarkan kesalahan, transistor yang

dibicarakan disini selalu n p n, kecuali bahwa polaritas tegangan suplai pada sirkit yang

memakai transistor jenis p n p terbalik dan arus yang mengalir berlawanan dengan sirkit yang

memakai transistor n p n.

2.4.2 Jenis-Jenis Transistor

PNP P-channel

NPN N-channel

BJT JFET

Gambar 2.2 Simbol Transistor dari Berbagai Tipe

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

1. Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

2. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan

(22)

3. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,

MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

4. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

5. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

6. Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,

Microwave, dan lain-lain

7. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

2.5 Sirene (Buzzer)

Pengertian buzzer adalah alat penderu (sirene) atau suatu alat penggetar yang

menggunakan sumber arus listrik untuk menghasilkan bunyi menderu terus menerus. Sirene

tersusun atas sebuah piringan yang diberi lubang dengan jumlah berbeda pada setiap

jari-jarinya, kemudian diputar dengan cepat. Pada rangkaian ini digunakan transistor sebagai

penguat arus yang dimana penguat ini berfungsi untuk menguatkan arus pada buzzer yaitu

jika arus mengalir maka buzzer akan mengeluarkan bunyi, dan sebaliknnya jika tidak ada arus

(23)

Gambar 2.3 gambar rangkaian Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran

listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud

speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian

kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik

ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan

dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma

secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer

biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada

sebuah alat (alarm).

Definisi buzzer atau pengertian buzzer adalah alat penderu (sirene) atau suatu alat

penggetar yang menggunakan sumber arus listrik untuk menghasilkan bunyi menderu terus

menerus. Sirene tersusun atas sebuah piringan yang diberi lubang dengan jumlah berbeda

pada setiap jari-jarinya, kemudian diputar dengan cepat. Pada saat piringan itu berputar,

diembuskan udara dengan compressor ke arah lubang secara bergantian sehingga terdengar

bunyi yang menderu terus menerus dengan suara yang bergantian pula. Buzzer bisa

digunakan untuk membangun viral awareness, yang sangat didambakan oleh para pemilik brand saat ini, entah itu personal brand atau corporate brand. Personal brand berupa sosok

(24)

politikus, dan sebagainya. Sementara corporate brand ialah perusahaan yang ingin mereknya

makin dikenal dan akhirnya digunakan masyarakat. Syarat menjadi buzzer ialah memiliki

pemahaman mengenai produk dan target audiens yang dibidik.

2.6 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer,

hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru,

yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya

membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara missal (dalam jumlah banyak)

sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar,

mikrokontelor hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan

keinginan alat-alat Bantu dan mainan yang lebih canggih.

Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan

mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang saat ini terkenal di

Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan suatu nilai, nilai inilah yang

menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan jika dikumpulkan dapat ditukar

dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena

tidak mungkin menggunakan komputer PC yang harus dipasang disamping (atau di belakang)

mesin permainan yang bersangkutan.

Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam bidang

pengukuran jarak jauh atau ynag dikenal dengan system telemetri. Misalnya pengukuran

disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang suatu

system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun

pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini

jelas membutuhkan suatu system akuisisi data sekaligus system pengiriman data secara serial

(25)

Tidak seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi

(misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa

digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan

RAM-nya dan ROM. Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya

program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan

rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan

pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control

disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih

besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk

register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

2.6.1 Konstruksi AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm dipakai

untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis

direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24 MHz

dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock

yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler

memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu

daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan progam ini

dinamakan sebagai memori progam.

Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya,

dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk

(26)

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan

diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak

di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi

ulang atau Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu

banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai

mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash PEROM,

program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang

dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer.

Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil

Saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup. Sarana Input/Ouput yang

disediakan cukup banyak dan bervariasa. AT89S51 mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur

Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD dan TXD)

diletakan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 di kaki nomor 2 dan 3, seningga kalau sarana

input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa

berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1

berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur

input/ouput parelel kalau T0 dan T1 dipakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah

sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan

dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output parelel kalau

INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi. Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer

1 dan sarana lainnya merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang

(27)

Gambar 2.4 IC Mikrokontroler AT89S51

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :

VCC (Pin 40)

Suplai tegangan

GND (Pin 20)

Ground

Port 0 (pin 39 – pin 32 )

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun

penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat

memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan

(28)

Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, por ini akan mempunyai internal pull

up. Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi

program.

Port 1 ( pin 1 – pin 8 )

Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini

memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (SCK) yang digunakan untuk jalur download

program.

Port 2 ( pin 21 – pin 28 )

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saatmengaksememori

secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2

special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input

dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat

Buah input TTL.

Port 3 ( pin 10 – pin 17 )

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut:

Nama Pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)

P3.2 (pin 12 ) INT 0 (interrupt 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT 1(interrupt 1 eksternal )

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

(29)

P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

Tabel 2.1 Port 3 (Pin 10 – pin 17)

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama

Memprogram Flash.

PSEN (pin 29)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan

progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan

berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal. Pada saat flash

programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 volt.

.XTAL1 (pin 19)

input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator.

2.7 Perangkat Lunak

2.7.1 Pemrograman Bahasa Assembly untuk IC AT89S51

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat melakukan pemrosesan data secara

digital serta pengontrolan rangkaian elektronik sesuai dengan perintah bahasa assembly yang

(30)

mikroprosesor merupakan CPU tanpa memori dan I/O pendukung sebuah komputer,

sedangkan mikrokontroler terdiri dari CPU, memori, I/O dan unit pendukung lain seperti

ADC yang terintregrasi didalamnya. Penggunaan mikrokontroler menjadi modern pada desain

teknologi elektronika, karena chip ini dapat mereduksi sistem digital diskrit dengan perangkat

lunak yang diprogram dan disisipkan dalam chip tersebut. Mikroprosesor dikembangkan

kearah perangkat berbasis komputer sedangkan mikrokontroler lebih banyak ke sistem

instrumentasi elektronik.

Untuk berinteraksi dengan perangkat keras yang meliputi memberi perintah maupun

pengaturan perangkat dapat digunakan suatu bahasa pemrograman dasar tingkat rendah yaitu

bahasa pemrograman Assembly. Assembly merupakan bahasa dasar mesin, meskipun saat ini

telah banyak bahasa pemrograman tingkat tinggi yang lebih sederhana dan mudah dipahami

namun semua bahasa tersebut sesungguhnya juga merupakan pengembangan dari bahasa

assembly. Agar kita dapat menguasai lebih mendalam akan interaksi antara user (manusia)

dengan mesin maka pada kuliah microprosesor dan microkontroler di gunakan bahasa

assembly sebagai bahasa pemrograman sistem microkontroler. Pemograman yang dipakai

untuk membaca data pada rangkaian ini yaitu bahasa asembly ASM 51.

Secara fisik, kerja dari sebuah mikrokontroler dapat dijelaskan sebagai siklus

pembacaan instruksi yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat

dari memori program yang akan dibaca, dan melakukan proses baca data di memori. Data

yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh

mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya

program aritmatika yang melibatkan 2 register.

Sarana yang ada dalam program assembly sangat minim, tidak seperti dalam bahasa

pemrograman tingkat atas (high level language programming) semuanya sudah siap pakai.

Penulis program assembly harus menentukan segalanya, menentukan letak program yang

(31)

memori-program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori-data dan lain sebagainya.

Beberapa instruksi yang sering digunakan pada bahasa asembly untuk ASM-51 antara lain:

1. Intruksi pemindahan data ( MOV )

instruksi (MOV)

Instruksi ini merupakan perintah untuk memindahkan data dari satu tempat ke tempat

lain, atau juga digunakan untuk memindahkan data dari satu pin microcontroler ke pin

yang lain.

2. Instruksi lompatan

SJMP (Short Jump)

Instruksi ini merupakan perintah untuk melompat ke alamat untuk alamat kode yang

pendek.

AJMP (Absolut Jump)

Instruksi ini merupakan kebalikan dari perintah SJMP yaitu perintah untuk melompat

ke alamat kode yang jauh.

ACALL

Instruksi ini merupakan perintah untuk memanggil subrutin ke sebuah sub program

atau perintah ini juga dapat membuat logika menjadi 0.

RET (Return)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menghentikan subrutin dan melanjutkan ke

instruksi berikutnya atau perintah untuk kembali kerutin pemanggil setelah instruksi

(32)

instruksi ini merupakan perintah untuk Mengosongkan atau mengubah alamat bit

dengan nilai 0

4. Instruksi lompatan bersyararat.

CJNE (Compare and Jump if Not Equal)

instruksi merupakan perintah untuk membandingkan nilai sebuah register dengan suatu

data atau register lain dan akan melompat ke alamat yang dituju jika belum sama

nilainya.

JB (Jump if Bit Set)

instruksi ini merupakan perintah untuk melakukan lompatan menurut isi (nilai) sebuah

bit. Yang di cari adalah nilai “1″ pada bit yang diamati nilainya. Jika bit bernilai “0″

akan melanjutkan instruksi berikutnya, namun jika bit bernilai “1″ akan melompat ke

alamat yang ditentukan.

JNB (Jump if Not Bit Set)

instruksi ini merupakan Kebalikan dari JB, yang dicari adalah nilai NOL (0) pada bit

yang dialamati.

DJNZ (Decrement and Jump if Not Zero)

instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai sebuah register atau alamat

tertentu dengan nilai 1 dan jika hasilnya sudah NOL (0) maka instruksi selanjutnya

akan dijalankan.

5. Instruksi aritmatika

INC (Increment)

instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan “1″ angka dari register/data

yang dituju dan hasilnya disimpan pada register tersebut.

Menambahkan isi Akumulator dengan sebuah nilai dan hasilnya disimpan kembali

akumulator tersebut.

(33)

instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi “1″ angka dari register yang dituju

dan hasilnya disimpan pada register tersebut.

6. Instruksi geser

RR (Rotate Right)

Instruksi ini merupakan perintah untuk Menggeser ke kanan perbit isi akumulator.

RL (Rotate Left)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menggeser ke kiri perbit isi akumulator

7. Jbc (Jump bit carry)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat jika ada bit carry (C=1)

8. End

(34)

BAB III

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Diagram blok diatas menggambarkan aliran proses dari input hingga output yaitu

proses kerja sistem. Kerja sistem dimulai dari kondisi bandul diam (ayunan tidak bergerak)

maka pemancar yaitu laser pointer tidak mengenai photodioda dimana logika yang dihasilkan

berlogika high, sehingga sensor photodioda akan menerima cahaya inframerah dan

memberikan outputnya pada mikrokontroler yang akan menghasilkan logika Low yang akan

ditampilkan pada LCD dengan tampilan nama alat tersebut yaitu RANCANGAN ALARM

DIGITAL GEMPA BUMI, sedangkan pada saat terjadi gempa maka ayunan bandul akan

bergerak yang akan membuat pemancar laser pointer mengenai photodioda sehingga logika

yang dihasilkan adalah Low sehingga sensor akan mengirimkan outputnya pada

mikrokontroler dengan logika high, Rangkaian akan mendeteksi logika tersebut dengan

(35)

dikeluarkannya logika high yang akan membuat transistor mengaktifkan buzzer untuk

menghasilkan bunyi.

3.2 Catu daya

Adaptor adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat mengubah tegangan AC

menjadi DC. Rangkaian ini alterbnatif pengganti sumber tegangan DC, misalnya batu baterai

ddan accumulator. Keuntungan dari adaptor dibanding dengan batu baterai atau accumulator

adalah sangan praktis berhubungan dengan ketersediaan tegangan karena adaptor dapat

diambil dari sumber tegangan AC yang ada dirumah, dimana pada jaman sekarang ini setiap

rumah sudah menggunakan listrik. Selain adaptor mempunyai jangka waktu yang tidak

terbatas asal ada tegangan AC. Tegangan AC sudah mmerupakan kebutuhan primer dalam

kehidupan manusia.

Bagian-bagian adaptor:

1. Adaptor sederhana terdiri dari:

Bagian input tegangan yang merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung

sumber tegangan AC daru stop kontak yang ada didalam rumah. Bagian ini terdiri dari

jack/steker kabel input.

2. Bagian penurun tegangan

Bagian ini berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220 v menjadi tegangan yang

lebih kecil, misalnya 3 voolt, 4,5 volt, 7,5 volt, 9 volt atau 12 volt. Untuk memilih

output tegangan ini digunakan rotary switch/saklar 1 induk 6 anak. Trafo yang

digunakan adalah jenis step down, dapat menggunakan trafo denggan tegangan arus

500 mA.

3. Bagian penyearah

Bagian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC. Komponen

(36)

sehingga membentuk jembatan dioda. Bagian filter ini berfunngsi untuk

menghilangkan tegangan AC yang masih lewat. Efek dari tegangan AC yang lewat ini

adalah munculnya suara dengung. Komponen yang dibutuhkan antara lain IC

penstabil tegangan dan elco.

4. Bagian output tegangan

Bagian ini berfungsi untuk menurunkan tegangan sebagai keluaran tegangan berupa

tegangan DC. Bbesar keluaran tegangan DC ini sesuai dengan tegangan output pada

trafo step down yang diatur oleh rotary switch sesuai yang diinginkan.AC 220 Volt

menjadi tegangan yang lebih kecil, misalnya

3.3 Sensor Photodioda dan rangkaian pemancar

Sensor photodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda

akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan

mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor

photodioda adalah salah satu jenis sensor yang peka terhadap ccahaya yang diterima. Arus ini

umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan

power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor

ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjang undur. Tanggapan frekuensi

sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya inframerah, tepatnya pada

cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 µm.

Photodioda adalah sensor yang termasuk kategori cahaya photo conductive yaitu

sensor cahaya yang akan mengubah perubahan intensitas cahaya yang diterima menjadi

perubahan konduktivitas pada terminal sensor tersebut. Dioda photo merupakan sensor cahaya

yang akan mengalirkan arus listrik satu arah saja dimana akan mengalirkan arus listrik dari

kaki katoda pada saat menerima intensitas cahaya. Photo dioda sering digunakan pada aplikasi

penerima cahaya inframerah. Photo dioda ini dapat dikonfigurasikan untuk memberikan

(37)

yang mengenai photodioda maka akan berlogika Low, sedanngkan pada saat photodioda tidak

dikenai oleh cahaya maka akan berlogika high.

Pada saat rangkaian pemancar yaitu laser pointer mengenai sensor photodioda maka

menghasilkan logika low, dan sebaliknnya jika laser pointer tidak mengenai photodioda maka

akan menghasilkan logika high.

3.4 Rangkaian mikrokontroler AT89S51

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC inilah

semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Mikrokontroler tipe AT89S51 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51 dengan

konfigurasi yang sama persis dengan AT89S51 yang cukup terkenal, hanya saja AT89S51

mempunyai fitur ISP (In- System Programmable Flash Memory). Fitur ini memungkinkan

mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik tanpa melalui

Programmer Board atau Downloader Board. Mikrokontroler dapat diprogram langsung

melalui kabel ISP yang dihubungkan dengan paralel port pada suatu Personal Computer.

Adapun fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut:

1. Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga MCS51.

2. Osilator internal dan rangkaian pewaktu, RAM internal 128 byte (on chip).

3. Empat buah programmable port I/O, masing-masing terdiri atas 8 jalur I/O.

4. Dua buah Timer Counter 16 bit.

5. Lima buah jalur interupsi (2 interupsi external dan 3 interupsi internal).

6. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART

7. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi Boolean (bit).

8. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi clock 12 Mhz

(38)

10.In-System Programmable Flash Memory.

Mikrokontroler AT89S51 memiliki 5 buah ruang alamat, yaitu :

 Ruang alamat kode (Code Address Space) sebanyak 64 Kbyte, yang

seluruhnya merupakan ruang alamat kode eksternal.

 Ruang alamat memori data internal yang dapat dialamati secara langsung,

yang terdiri atas :

1. RAM sebanyak 128 byte

2. Hardware register sebanyak 128 byte

 Ruang alamat memori data internal yang dialamati secara tidak langsung sebanyak

128 byte, seluruhnya diakses dengan pengalamatan tidak langsung.

 Ruang alamat memori data eksternal sebanyak 64 Kbyte yang dapat ditambahkan

oleh pemakai.

 Ruang alamat bit. Dapat diakses dengan pengalamatan langsung

3.5 Rangkaian Penguat Arus

Driver atau penguat arus adalah banyaknya elektron (muatan listrik) yang mengalir

melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan waktu. Arus listrik mengalir dari kutub

positif ke kutub negatif, hal itu disebabkan karena kutub positif potensial lebih tinggi

dibanding kutub negatif. Driver atau penguat arus adalah sebuah rangkaian untuk menguatkan

arus. Fungsi penguatan arus adalah untuk mengendalikan beban yang lebih besar. Rangkaian

ini terdiri dari sebuah transistor NPN dan sebuah resistor. Arus yang mengalir dari basis harus

lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada

baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup

ketika tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitter. Tanda panah dalam symbol

(39)

sebagai penguat yaitu arus kecil pada basis dipakai untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut. Dari sini bisa kita lihat bahwa fungsi

dari transistor adalah hanya sebagai penguat ketika arus basis akan berubah. Perubahan arus

kecil pada basis inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari

kolektor ke emitter. Kelebihan dari transistor penguat bukan sekedar bisa menguatkan sinyal,

namun transistor ini juga dapat di pakai sebagai penguat arus, penguat daya dan penguat

tegangan.

Gambar 3.2 transistor sebagai penguat pada buzzer

Gambar transistor sebagai pennguat pada buzzzer

Dik: hfe = 110

Rb = 10 Kohm

Vcc = 12 V

Vbc = 0,7 V

Jika Vb = logika 1

Dit: Ib ...?

Rbeban...?

(40)

K

3.6 LCD (Liquid Cristal Display)

LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk menampilkan karakter angka, huruf

ataupun simbol dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang rendah. LCD (Liquid

Cristal Display) dot matrik M1632 merupakan modul LCD buatan hitachi. Modul LCD

(Liquid Cristal Display) dot matrik M1632 terdiri dari bagian penampil karakter (LCD) yang

berfungsi menampilkan karakter dan bagian sistem prosesor LCD dalam bentuk modul

dengan mikrokontroler yang diletakan dibagian belakan LCD tersebut yang berfungsi untuk

mengatur tampilan LCD serta mengatur komunikasi antara LCD dengan mikrokontroler yang

menggunakan modul LCD tersebut.

LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk menampilkan karakter angka, huruf

ataupun simbol dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang rendah. LCD (Liquid

Cristal Display) dot matrik M1632 merupakan modul LCD buatan hitachi. Modul LCD

(41)

berfungsi menampilkan karakter dan bagian sistem prosesor LCD dalam bentuk modul

dengan mikrokontroler yang diletakan dibagian belakan LCD tersebut yang berfungsi untuk

mengatur tampilan LCD serta mengatur komunikasi antara LCD dengan mikrokontroler yang

menggunakan modul LCD tersebut.

Modul prosesor M1632 pada LCD tersebut memiliki memori tersendiri yaitu:

CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random

Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory).

Fungsi Pin LCD (Liquid Cristal Display) Dot Matrix 2×16 M1632

DB0 – DB

DBO-DB adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur komunikasi untuk

mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari mikrokontrooler ke modul LCD.

RS

RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register sellect) yaitu dengan

memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high (1) sebagai register data.

R/W

RW adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari data yang

terdapat pada DB0 – DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0) untuk fungsi read dan

Enable (E)

Enable (E) berfungsi sebagai Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau

pembacaan data high (1) untuk mode write.

Berikut adalah rancangan program dari sistem LCD yang digunakan:

Buzzer Bit P2.0

(42)

Sensor Bit P1.0

Acall KirimPesan_Lcd

ACALL BARIS2_LCD

Mov DPTR,#Nama

Acall KirimPesan_Lcd

(43)

SetB Buzzer

Acall ClearLcd

Mov DPTR,#DET

Acall KirimPesan_Lcd

Mov R0,#60

Djnz R4,Tunggu_1detik

Ret

(44)

Mov R4,#100

Tunggu_500mdetik:

Acall Delay_5mS

Djnz R4,Tunggu_500mdetik

Ret

Delay_100mS:

Mov R4,#20

Tunggu_100mdetik:

Acall Delay_5mS

Djnz R4,Tunggu_100mdetik

Ret

Delay_5mS:

Mov TMOD,#21H

Mov TH0,#0EDH

Mov TL0,#0FFH

Setb TR0

Tunggu_5mS:

Jbc TF0,Sudah_5mS

Ajmp Tunggu_5mS

Sudah_5mS:

Clr TR0

Ret

$Include(Rutin.asm)

(45)

3.7 Perancangan Perangkat Lunak Sistem

Rancangan perangkat lunak sistem (program) adalah susunan urutan perintah yang

sistematis untuk menjalankan atau mengendalikan sistem. Pada perancangan ini perangkat

lunak dirancang dengan menggunakan bahasa pemograman asembly ASM-51.

Program disusun dengan kode-kode perintah sesuai dengan kode yang disediakan oleh

asembly ASM-51, setelah selesai penurunan program, kemudian program di compile menjadi

kode mesin agar dapat diunduh dengan rangkaian mikrokontroler sehingga dapat menjalankan

sistem.

Berikut adalah rancangan program dari sistem yang digunakan:

(46)
(47)

Ret

Penjelasan-penjelasan dari perintah diatas sebagai berikut:

1. Buzzer Bit P2.0

Reset Bit P2.0

Sensor Bit P1.0

Led Bit P3.0

Perintah diatas adalah perintah untuk memberi nama pada beberapa port yang

digunakan dengan tujuan agar memudahkan penulisan program selanjutnya.

2. ACAAL Delay_1s

Clr Buzzer

Perintah diatas adalah perintah untuk menunda waktu selama 1 detik dan mematikan

buzzer dengan memmberi logika 0 pada port buzzer P0.0

(48)

Perintah diatas adalah perintah untuk mendeteksi sensor inframerah. Jika kondisi

sensor yaitu port P1.0 berlogika 1 sistem akan berhenti dan menunggu hingga port tersebut

berlogika 0.

4. Mov R0, #5

Perintah diatas adalah perintah untuk mengisi register 0 dengan 5.

5. Clr Led

ACAAL Delay_500ms

SetB Led

ACAAL Delay_500ms

Djnz R0, TS2

Perintah diatas adalah perintah untuk menghidup matikan lampu indikator selama 5

kali.

6. Loop: Clr Led

ACAAL Delay_1s

SetB Led

ACAAL Delay_1s

Perintah diatas adalah perintah untuk melakukan detteksi sensor ddengan menjalankan

lampu indikatoor hidup dan mati.

7. JNB Sensor, Loop

Perintah diatas adalah perintah untuk membaca sensor yaitu port P1.0, jika port

tersebut berlogika 0 memberi arti tidak terjadi ayunan pada bbandul atau sensor sehingga

sensor berlogika 1 berarti telah terjadi perubahan logika pada ssensor yang memberi arti

kemungkinnan terjadinya gempa, karena ayunan bandul. Dengan demikian sistem akan

mengaktifkan alarm.

(49)

Perintah diatas adalah perintah yang akan mengaktifkan atau membunyikan buzzer

yaitu dengan memberi logika 1 pada port P0.0.

9. Mov R0, #60

Perintah diatas adalah perintah untuk menghitung waktu pengaktifan buzzer yaitu

selama 1 menit disertai pengaktifan lampu indikator, setelah 1 menit sistem akan mematikan

alarm atau buzzer dan kembali ke awal.

(50)

Tunggu_500mdetik:

Acaal Delay_5ms

Djnz R4, Tunggu_500detik

Ret

Perintah diatas adalah perintah menunda waktu selama 500 mdetik dengan

penundaaan loop 100x5 ms.

12.Delay_5ms:

Perancanag perangkat lunak (rutin) pada LCD yaitu:

PosisiAwalLCD:

Mov A,#02H

Lcall Kirim_Perintah

Acall Delay_LCD

(51)

PerintahLCD:

Lcall Kirim_Perintah

Acall Delay_LCD

Ret

ClearLCD:

Mov A,#01H

Lcall Kirim_Perintah

Acall Delay_LCD

Ret

Delay_LCD:

Push B

Mov B,#06H

Delay_LCD_Loop:

Push B

Acall Delay_LCD2

Pop B

Djnz B,Delay_LCD_Loop

Pop B

Ret

Delay_LCD2:

Mov B,#0FFH

(52)
(53)

Acall Kirim_Perintah ;

Push B ;Tunda 100uS lebih

Mov B,#100 ;

Djnz B,$ ;

Pop B ;

Mov A,#30H ;

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#20H ;Send Init

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#28H ;8x5 2lines

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#08H ;Display OFF

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#01H ;Display Clear

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#0EH ;Display ON

Acall Kirim_Perintah ;

Mov A,#06H ;Mode Increment Address

(54)
(55)
(56)
(57)

KirimPesan_LCD:

LoopKirimPesan_LCD:

Mov A,#00H ;Ambil data dari memori yg ditunjuk

Movc A,@A+Dptr ;

Cjne A,#0FH,Kirim_LCD ;Kirim ke LCD selama belum ditemukan

Ret ;0FH

Kirim_LCD:

Acall Kirim_Karakter

Inc Dptr ;Tunjuk ke memori selanjutnya

(58)

3.8 Diagram Alir Program (Flowchart)

Start

Inisialisasi LCD reset Hardware

Aktifkan alarm (Buzzer)

Non aktifkan Buzzer

Tampilkan pesan terdetelksi gempa pada LCD Tampilkan pesan nama alat

Baca sensor inframerah

Stop Tetrdeteksi

Y T

(59)

Keterangan:

Diagram alir flow chart diatas merupakan diagram alir perancangan. Diagram alir

diatas menjelaskan satu siklus aliiran proses dari mulai start hingga stop. Dari awal start

inisialisasi LCD hardware (perangkat keras) akan direset oleh rangkaian reset yang kemudian

akan menampilkan nama alat yang digunakan, dan program akan mulai dari awal yaitu

pembacaan sensor infra merah. Apabila telah terdeteksi gempa maka sensor inframerah sistem

akan mengaktifkan alarm (buzzer) sebagai sinyal peringatan telah terjadi gempa, yang akan

ditampilkan sebagai pesan pada LCD.

(60)

BAB IV

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PROGRAM

4.1. Pengujian Rangkaian

4.1.1 Pengujian Data Mikrokontroler AT89S51

Pengujian dilakukan terhadap rangkaian yang telah selesai dirancang atau dirkit.

Pengujian ini dilakukan dengan serangkaian pengukuran terhadap pin-pin mikrokontroler dn

tegangan catu daya, selain pengukuran yang dilakukan pengujian terhadap program yaitu

respon program terhadap masukan yang diberikan dan mengamati keluaran sistem tersebut.

Pengukuran Pin Mikrokontroler

PIN-PIN

MIKROKONTROLER

TEGANGAN (Volt)

1 4,98

2 4,98

3 4,98

4 4,98

5 4,98

6 4,98

7 4,98

8 4,98

9 0

10 4,98

(61)
(62)

37 1,57

38 1,51

39 0

40 5

Tabel 4.1 Pengukuran tegangan terhadap pin mikrokontroler AT89S51

Keterangan:

Tabel pengukuran diatas merupakan pengukuran terhadap pin-pin mikrokontroler

AT89S51. Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah rangkaian

mikrokontroler telah terhubung dengan baik pada rangkaian dan program telah bekerja yaitu

dengan membandingkan tegangan keluaran masing-masing port mikrokontroler dengan

program awal. Pada saat mikrokontroler diaktifkan dari program yang dibuat dapat dilihat

port yang diberi logika 0 hanya port buzzer yaitu P0.0 sedangkan port lain tidak diberi

masukan. Dengan demikian semuanaya bernilai logika 1, mikrokontroler tegangan yang

terukur pada port tersebut berlogika 1 atau mendekati 5 volt.

4.1.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroler bekerja denggan baik, maka

dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana

pada mikrookontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut:

TS1: JB Sensor, $

ACAAL Delay_1s

Mov R0, #5

TS2: JB Sensor, TS1

(63)

SetB Led

Penjelasan-penjelasan dari program diatas yaitu:

1. TS1: JB Sensor, $

ACAAL Delay_1s

Mov R0, #5

TS2: JB Sensor, TS1

(64)

ACAAL Delay_500ms

SetB Led

ACAAL delay_500ms

Djnz R0, TS2

Perintah program diatas adalah perintah untuk memulai pendektesian ayunan bandul,

akan tetapi sebelum deteksi sistem akan mencari suatu kondisi standby atau kondisi bandul

dalam keadaan diam. Dalam hal ini dengan mendeteksi sensor yaitu pada port P1.0, jika

sensor berlogika 1 mikrokontroler akan menunggu hingga sensor berlogika 0 yaitu pada saat

sensor mendapat cahaya infra merah dari pemancar. Jika kondisi standby telah dicapai sensor

akan mulai mendeteksi ayunan.

1. Loop: Clr Led

Perintah program diatas adalah perintah untuk mendeteksi sensor yang diiringi dengan

kedipan lampu indikator sebagai tanda sistem deteksi mulai bekerja yaitu bila sennsor

berlogika 0, sensor akan terus melakukan loop, sedangkan pada saat port P1.0 berlogika 1

program tidak akan lompat ke alamat loop melainkan meneruskan kebawah yaitu

mengaktifkan buzzer. Dari pengujian yag dilakukan diperoleh hasil bahwa program telah

bekerja dengan sempurna dan memberi respon sesuai dengan yang diprogramkan.

2. Mov R0, #60

TS3: Clr Led

(65)

Setb Led

ACAAL Delay_500ms

JB Reset, TS4

Clr Buzzer

Ajmp TS1

Printah program diatas adalah perintah program setelah terdeteksi ayunan bandul dan

buzzer telah diaktifkan. Program tersebut melakukan penundaan waktu selama 1 menit dan

mendeteksi tombol reset untuk menonaktifkan buzzer dan kembali keawal untuk mulai

mendeteksi kembali. Seiring dengan tunda waktu selama 1 menit, program akan mengedipkan

lampu indikator dengan durasi 500 ms selama 60 kali. Jika tombol reset ditekan sebelum 60

detik program akan langsung menghentikan atau menonaktifkan buzzer dan kembali ke awal

setelah diuji program juga bekerja sesuai dengan yang diprogramkan dengan tundaan waktu

yang tepat yaitu 1 menit, jika tidak dilakukan reset.

4.1.3 Pengujian Rangkaian Penerima Inframerah

Hasil pengujian ini pada rangkaian ini yaitu data yang telah diolah oleh

mikrokontroler AT89S51 akan dikirimkan kerangkaian penerima dengan menggunakan LED

infra merah. Pada rangkaian LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor diberi

tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt ini akan sama artinya jika pada mikrokontroler AT

89S51 diberi logika high (1) karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4

sampai dengan 5 volt cukup untuk mengaktifkan transistor sedangkan untuk mematikan LED

inframerah maka mikrokontroler AT89S51 harus diberi logika low (0), karena dengan

memberikan logika low pada mikrokontroler, maka mikrokontroler akan memiliki tegangan 0

sampai dengan 0,009 Volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif. Untuk

pengiriman data agar dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus

(66)

alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi selain 38KHz, maka pancarannya

akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi inframerah

yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan bahkan badan manusia. Dengan menggunakan

frekuensi 38KHz maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak

terganggu oleh pancaran infra merah alam, ssehingga jarak pengiriman data semakin jauh.

Rangkaian penerima inframerah ini berbentuk IC. IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan

mengeluarkan logika high (1) atau tegangan 4,5 Volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan

pancaran sinar infra merah denngan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan ic ini akan

mengeluarkan sinyal low (0) atau tegangan 0,109 Volt jika pancaran sinar inframerah dengan

frekuensi antara 38-40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar

500 µs, setelah itu outputnya akan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkkan

sebagai pengiriman data. Output dari ic ini dihubungkan pada mikrokontroler sehingga setiap

kali ic ini mengeluarkan logika low atau high pada outpuutnya, mikrokontroler dapat

langsung mendeteksinya.

Cahaya infra merah mempunyai perbedaan dengan cahaya biasa pada umumnya. Kita

bisa melihat dengan jelas apabila suatu sinar atau cahaya mengenai suatu benda. Lain halnya

dengan sinar infra merah kita tidak bisa melihat wujud dari sinar tersebut.

Sistem sensor inframerah pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media utuk

komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah

yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut

tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam

penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm gempa bumi, alarm

kemalingan, otomatisasi pada sistem ini terdiri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi

dengan rangkaian yang membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah,

sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, photodioda atau infrmerah

(67)

4.1.4 Rangkaian penguat Arus

Transistor Sebagai Penguat adalah salah satu fungsi transistor selain transistor sebagai

saklar. Pada saat ini penggunaan transistor sebagai penguat sudah banyak di gunakan dalam

sebuah perangkat elektronik. Contohnya adalah Tone Control, Amplifier (Penguat Akhir),

Pre-Amp dan rangkaian elektronika lainnya. Penggunaan transistor ini memang sudah

menjadi keharusan dalam komponen elektronika.

Transistor merupakan suatu komponen monokristal semi konduktor di mana dalam

komponen terdapat dua pertemuan antara P-N. Sehingga kita dapat membuat dua rangkaian

yaitu P-N-P dan N-P-N. Transistor merupakan suatu komponen yang dapat memperbesar

level sinyal keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat

berupa sinyal AC ataupun DC. Prinsip yang di gunakan dalam transistor sebagai

penguat adalah arus kecil pada basis digunakan untuk mengontrol arus yang lebih besar yang

diberikan ke Kolektor melewati transistor tersebut. Dari sini dapat kita lihat bahwa fungsi dari

transistor hanya sebagai penguat ketik arus basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada

basis mengontrol inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir

dari kolektor ke emitter.

Kelebihan dari transistor penguat tidak hanya dapat menguatkan sinyal, tapi transistor

ini juga bisa di gunakan sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Berikut ini

gambar yang biasa di gunakan dalam rangkaian transistor khusunya sebagai penguat yang

biasa di gunakan dalam rangkaian amplifier sedehana. Suatu transistor sebagai penguat dapat

bekerja secara optimal maka titik penguat dengan transistor harus di tentukan dan juga harus

sama dengan yang di tentukan oleh garis beban AC/DC. Contohnya adalah memiliki titik

kerja di daerah cut-off, titik kerja berada di tengah-tengah garis beban dan penguat kelas AB

merupakan gabungan antara kelas A dan B yang bekerja secara bergantian dengan tipe

(68)

4.1.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan

Setelah semua komponen terangkai dengan baik maka pengujian secara keseluruhan

dapat dilakukan dengan catu daya kerangkaian. Setelah program diunduh ke IC yaitu pada

saat rangkaian diaktifkan, rangkaian sensor akan memberikan input kemasukan

mikrokontroler melalui port P1.0. Jika sensor mengenai cahaya laser sensor berlogika 0

sedangkan jika sensor tidak mengenai cahaya sensor akan berlogika 1. Pada keadaan diam

logika pada input P1.0 berlogika 0. Jika terjadi gempa dan mengakibatkan ayunan, maka sinar

laser akan ikut berayun dan mengakibatkan perubahan logika dari 0 menjadi 1. Rangkaian

(69)

lokasi tersebut. Buzzer diaktifkan dengan dikeluarkannya logika 1 pada port P2.0. Dengan

demikian transistor penguat akan mengaktifkan buzzer.

3.1.6 Spesifikasi alat

Tegangan kerja 12 Volt

Arus 210 mA

Daya 2,52 Watt

Tinggi 28 cm

Lebar 7 cm

Kedalaman 6 cm

Gambar

Gambar Photodioda ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Simbol Transistor dari Berbagai Tipe
Gambar 2.3 gambar rangkaian Buzzer
Gambar 2.4 IC Mikrokontroler AT89S51
+5

Referensi

Dokumen terkait

informasi ( information quality ), dan kualitas interaksi ( interaction quality ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna ( user satisfaction )

Pada uji kombinasi cisplatin dengan EMD, didapat hasil bahwa dosis yang dapat meningkatkan viabilitas sel Vero adalah pada kombinasi dosis cisplatin 284 µM

Hasil dari praktek kerja lapangan adalah prosedur penyajian laporan keuangan neraca kementerian pertanian disusun secara berjenjang dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi

Sebagaimana yang disampaikan Sri Rumini, bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif

Membuat rencana bisnisSeperti diketahui untuk memulai sebuah usaha diperlukan sebuah rencana bisnis yang matang, anda harus meluangkan waktu untuk

Za optimiranje nabave sem uporabil metodo optimalne naro ilne koli ine in s tem znižal stroške naro anja in skladiš enja embalaže.. Matej Paliska: Izboljšava logistike v

S}igat akad dalam transaksi jual beli sepatu dengan cek, pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan alat tukar berupa cek dimana pada transaksi ini terjadi kelebihan

Komposisi asam amino essensial dari rumput laut seringkali dipelajari dan dikaitkan dengan komposisi asam amino essensial pada produk makanan lain yang berprotein tinggi