• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ujian Nasional 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ujian Nasional 001"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Ujian Nasional: Antara Evaluasi dan Depresi

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Ujuan Tengah Semester mata kuliah Psikologi Pendidikan diampu oleh: Abdul Haris Fitranto

Disusun oleh:

Nama : Amna Aulia NIM : 3101411094

Makul : Psikologi Pendidikan Rombel : 42

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

Ujian Nasional: Antara Evaluasi dan Depresi

Pendidikan adalah strategi dalam upaya manusia memperoleh filsafat hidup yang paling tepat untuk diriya (dengan sadar atau tidak). (Salim. 2007: 26). Secara luas, pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup individu dalam mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal hingga dapat mencapai taraf kedewasaan tertentu. (Makmun. 2009: 22).

Berbicara dalam konteks seharusnya, pendidikan di Indonesia seharusnya ditujukan bagi kebebasan seseorang dari belenggu lingkungan sempit. Melalui pendidikan, seseorang diharapkan dapat menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, baik itu pendidikan formal maupun informal. Tujuan akhir pendidikan berarti tumbuhnya kedewasaan dalam diri pesarta didik. Guna mengetahui ketercapaian tersebut maka diadakanlah evaluasi.

Yang menjadi titik permasalahan adalah evaluasi pendidikan formal pada tingkat sekolah saat ini menggunakan sistem ujian nasional. Sistem ini laksana perang hidup mati dalam waktu kurang dari seminggu. Betapa hal tersebut tentu akan meninmbulkan efek psikologis yang sangat hebat baik pada pendidik, masyarakat dan tentu saja peserta didik atau peserta ujian. Dan pertanyaan selanjutnya yang muncul tentu berkaitan dengan efek yang timbul, bagaimanakah ujian nasional dikaji dari segi psikologi pendidikan?

Pendidikan tanpa evaluasi akhir ibarat sayur tak diicip

(3)

oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.” Ujian nasional dalam rangka evaluasi pembelajaran seharusnya mampu memantau proses pembelajaran. Hal tersebut agaknya kurang dapat terpenuhi.

Rifai dan Catharina (2012: 224) menyatakan implementasi ujian banyak menimbulkan pertanyaan karena tidak mampu memberikan indikator terhadap apa yang telah dipelajari oleh peserta didik, dan seringkali peserta didik tidak belajar berpartisipasi di dunia nyata. Karena ujian nasional seakan-akan hanya menilai kulit luar dari pembelajaran.

Seperti halnya penyicip makanan, mereka hanya menemukan rasa dari hasil memasak yang telah melalui proses panjang. Ujian nasional juga hanya menilai hasil pembelajaran pada kisaran tingkat pengetahuan dan hafalan. Pemahaman, sintesis, dan tentu saja kreatifitas peserta didik tidak terjamah sama sekali. Betapa ironinya.

Pada kenyataannya ujian nasional yang diadakan pada jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah datang laksana monster. Ujian nasional bagaikan momok menakutkan bagi semua orang, baik itu pendidik, orang tua, sekolah dan tentu saja peserta didik. Hal tersebut dikarenakan ujian nasional yang menjadi salah satu penentu kelulusan peserta didik mempunyai label nasional dan berstandar nasional. Padahal pada dasarnya semua individu berbeda, tidak dapat diharapkan bahwa dua orang tertentu akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap rangsangan dari lingkungan yang sama. (Hurlock. 2002: 7)

Kenyataan seperti di atas membuat peserta didik dijelali berbagai program tambahan yang diharapakan mampu meningkatkan penguasaan materi. Akan tetapi, hal tersebut justru menempatkan peserta didik pada situasi dan kondisi tekanan dan takut akan sesosok ujian nasional. Padahal ujian nasional sendiri sudah memberikan tekanan yang berat.

(4)

dari diri sendiri, lingkungan sekitar juga akan menuntut dirinya untuk lulus dari ujian nasional. Pada dasarnya upaya pemerintah mengadakan ujian nasional

Menilik pelaksanaan ujian nasional tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan sungguh terlihat kisruh. Tahun 2013 UN diadakan dengan 20 paket soal agar para peserta didik tidak saling menyontek. Belum lagi penggunaan teknologi barcode yang digunakan sehingga peserta didik tidak mengetahui paket soalnya. Kalau peserta didik tidak tahu paketnya, peserta didik tidak bisa saling menyontek dengan peserta lain. Munculnya kabar bahwa UN akan diadakan 20 paket banyak membuat peserta didik kebingungan karena paket terlalu banyak.

Selain adanya 20 paket soal UN, banyak peserta didik yang stres akibat penundaan UN tahun ini di beberapa daerah. Mereka bahkan mengalami depresi karena terjadi penundaan yang dua kali lebih lama di beberapa tempat. Pelaksanaan UN yang ditunda akan membuat peserta didik semakin depresi, sudah menanti ujian yang akan diikuti harus kecewa dengan ditunda dan ditunda lagi. Apabila tekanan psikologi yang terjadi pada anak akibat UN tidak tertangani dengan baik akan timbul permasalahan lain yang menyangkut perkembangan anak.

Bukankah pembelajaran bertujuan untuk mendewasakan?

Berbagai reaksi yang muncul atas adanya kebijakan UN yang semakin ruwet menampilkan potret pendidikan negeri bangsa ini. Pembelajaran di sekolah selama 3 atau 6 tahun pada akhirnya diarahkan untuk perang dingin melawan beberapa butir soal pilihan ganda. Dimana kita menemukan orientasi pendewasaan peserta didik? Dilematis memang, evaluasi akhir sangatlah diperlukan tetapi pelaksanaan evaluasi akhir saat ini banyak menimbulkan pergeseran orientasi pembelajaran juga pendidikan.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2009. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Unnes.

Salim, Agus, dkk. 2007. Indonesia Belajarlah!. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional

Karso, H. Pro Kontra Ujian Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan melakukan kajian Filologi Serat Piwulang Estri dan (2) mengetahui dan menganalisis kesehatan wanita dalam Serat

No.. Setelah itu dilanjutkan dengan shalawatan yang dipimpin oleh salah satu siswa. Hasil dari kegiatan ini adalahh hubungan antara mahasiswa dengan siswa, guru dan

Ditahun 2012 transaksi penggunae- banking sebesar 3,79 Miliar, pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang pesat sebesar 4,73 Miliar peningkatan tersebut dipengaruhi

Perbedaan dengan penilitian yang akan dilakukan adalah tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien

Di antara pernyataan di bawah ini yang tepat dapat disebut kalimat adalah.. Karena modal yang ada di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha kecil

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit,

Objek penelitian adalah perancangan aspek teknik dan produksi industri pengolahan rumput laut menjadi produk nata de seawees pada Kelompok Tani Sumber Laut Berjaya,

Pemikiran konsep pendidikan Islam multikultural menurut Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid, sangat relevan untuk pendidikan saat ini, mengingat Indonesia