• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Produksi Program Acara Berita Televisi Berbahasa Suroboyoan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Produksi Program Acara Berita Televisi Berbahasa Suroboyoan."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA TELEVISI BERBAHASA SUROBOYOAN

KERJA PRAKTEK

Oleh Eko Adi Wijaya NIM : 08.51016.0064

Program Studi DIV Multimedia

.SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... .v

DAFTAR GAMBAR ... ...vi

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... ...4

1.4 Tujuan ... ...5

1.5 Manfaat ... ...5

1.6 Metode Penelitian ... ...5

1.7 Kontribusi ... ...6

1.8 Sisematika Laporan ... ...6

(3)

2.1 Sejarah ... ...8

2.2 Televisi Lokal Pertama ... ...8

2.3 Visi dan Misi JTV ... ...9

2.4 Struktur Organisasi ... 10

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Video ... ...18

3.2 Broadcasting ... ...28

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK...39

4.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktek ... 39

BAB V IMPLEMENTASI KARYA...41

5.1 implementasi Karya... 41

5.2 Pojok Kampung... 41

5.3 Detail Proses Pengerjaan Pojok Kampung...42

5.4 Proses Produksi Pojok Kampung...43

BAB VI PENUTUP...47

6.1 Kesimpulan... 47

6.2 Saran-saran... 47

(4)

DAFTAR PUSTAKA...49

LAMPIRAN...50

(5)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisai JTV ………...… 10

Gambar 4.1 Screenshot Pojok Kampung………...……...43

Gambar 4.2 Screenshot Pojok Kampung………...……... 43

Gambar 4.3 Screenshot Pojok Kampung………...……... 44

Gambar 4.4 Screenshot Pojok Kampung……….…... 44

Gambar 4.5 Screenshot Pojok Kampung……….………...……...45

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 6.1 Acuan Kerja... 50

Gambar 6.2 Rencana Kerja Mingguan... 51

Gambar 6.3 Absensi Harian Kehadiran Kerja... 52

Gambar 6.4 Catatan Perubahan Acuan Kerja... 53

Gambar 6.5 Formulir Masa Akhir Kerja Praktek ... 54

Gambar 6.6 Kartu Bimbingan Kerja Praktek... 55

(7)

1.1 Latar Belakang

Kerja praktek ini mengambil topik tentang produksi program acara berita televisi berbahasa suroboyoan. Media televisi menjadi menarik karena media televisi media komunikasi massa yang mampu disampaikan secara langsung kepada audien, dengan demikian media televisi untuk saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dari segala bentuk, dan ragam berita, hiburan,informasi dan pendidikan bisa di lihat melalui media ini. Dengan menggunakan bahasa suroboyoan, maka dapat dipastikan berita ini bisa diakses sampai ke kalangan bawah. Media televisi kini wajib bagi kebutuhan manusia, dari segala golongan, usia semua yang dicari ada dalam media televisi ini. Keragaman acara seakan memberikan tambahan ilmu bagi semua khalayak. Kemajuan jaman, kepadatan jadwal seakan menjadikan peran media televisi menjadi penting. Dalam sehari ketergantungan manusia dalam menonton televisi tidak kurang dari 1 jam, ini menandakan media televisi kini menjadi kebutuhan wajib alias kebutuhan primer manusia.

Didalam media televisi, semua dapat ditemukan, dari keragaman acara, dari berita, hiburan dan juga pendidikan untuk segmentasi yang berbeda semua ada pada media televisi. Salah satunya yaitu program acara news/berita, program berita sendiri adalah salah satu program televisi yang memberikan informasi kabar-kabar terkini, hiburan dan lain-lain. Program berita hambir semua stasiun

(8)

televisi memiliki, ini bisa diartikan bahwa program berita ialah salah satu program unggulan yang tidak bisa dipisahkan dari media televisi. Program berita yang isinya bisa mencangkup semua elemen secara umumlah yang menjadikan isi dari program berita menjadi menarik meskipun sedikit unsur hiburannya. Misi dari program berita seluruh stasiun televisi bisa dibilang sama yaitu, bagaimana mampu memberikan informasi terbaru kepada masyarakat dengan cepat. Masyarakat yang mendapat pemberitaan dari stasiun televisi yang cepat memberikan informasi, maka stasiun telvisi tersebut akan terus dipercaya kredibilitasnya oleh masyarakat. Dalam melihat pemberitaan masyarakat akan kecewa bila tatanan berita buruk, sehingga informasi yang diterima kurang. Selain itu pemberitaan yang kurang bersih atau menutupi suatu golongan/individu akan kurang disukai masyarakat. Pemberitaan yang hanya menimbulkan polemik dan juga adu domba terkadang membuat masyarakat kecewa. Berdasarkan faktor-faktor di atas, bisa disimpulkan bahwa masyarakat menginginkan informasi yang cepat, terbaru, jelas, dan jujur. Keempat elemen inilah yang harus diperhatikan oleh media televisi dalam menampilkan informasi dalam program beritanya.

Program televisi berita bisa digolongkan menjadi dua bagian yaitu,

softnews/berita ringan dan hardnews/berita berat. Softnews/berita ringan sendiri

(9)

kemacetan jalan dan lain-lain. Berita semacam itu akan ditampilkan secara cepat sehingga masyarakat bisa langsung mengetahui dan mengambil tindakan langsung, itu misi utama dari softnews/berita ringan.

Hardnews/berita berat, adalah pemberitaan yang memberikan informasi

secara lengkap, kompleks, dan memerlukan durasi lebih lama dari softnews. Berita berat sendiri biasanya menampilkan informasi yang lengkap mulai dari A hingga Z. Dan berita berat syarat dengan 5W+1H. Berita-berita semacam ini biasanya ditampilkan dijam-jam khusus, karena durasi yang lebih lama, berita berat kurang tepat bila ditayang pada jam-jam sibuk masyarakat. Pemberitaan ini syarat akan informasi sehingga masyarakat benar-benar disuguhi informasi yang mendalam dari berita berat. Berita berat biasanya terbagi dalam beberapa segmen, dari kronologi hingga akhir dari pemberitaan. Contoh-contoh berita berat yaitu pemberitaan aksi kronologi pengeboman, investigasi penipuan, dan lain-lain. Berita-berita semacam ini memang tidak diperlukan cepat tayang, tetapi lebih ditekankan pada kelengkapan isi dari pemberitaan tersebut. Tujuannya sudah jelas dari berita berat itu sendiri, menginginkan masyarakat mengetahui informasi lebih padat bukan hanya setengah-setengah.

Dengan pemahaman-pemahaman diatas pihak stasiun televisi diharapkan mampu memberikan informasi secara tepat sesuai kriteria yang ada. pemilihan dari waktu tayang juga patut diperhatikan sehingga target yang dinginkan dari stasiun televis bisa tercapai dengan baik di masyarakan itu sendiri.

Pada hal ini penulis akan mencoba membuat berita yang berbobot

(10)

mencoba membuat pemberitaan yang baik dan cepat. program berita tersebut ada di salah satu televisi swasta di Surabaya yaitu, PT Jawa Pos Media Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan JTV. penulis akan mengisi salah satu program berita softnews di stasiun JTV, penulis akan mengisi pemberitaan yang sesuai dengan keinginan stasiun televisi namun tak lepas dari aspek yang ada.

1.2 Perumusan Masalah

Didalam produksi program acara berita televisi berbahasa suroboyoan penulis merumuskan masalah utama yang perlu dipecahkan yaitu bagaimana membuat program acara berita televisi berbahasa suroboyoan yang sesuai kriteria stasiun televisi dan kepuasan masyarakat?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam produksi program acara berita televisi berbahasa suroboyoan ialah pembuatan pemberitaan yang sesuai kriteria stasiun televisi di JTV dan kepuasan masyarakat sesuai segmentasi umur masyarakat Indonesia.

1.4 Tujuan

(11)

Tujuan secara pribadi dalam proses KP ini ialah mampu memaksimalkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dan mampu menerapkan pada/dalam kehidupan nyata.

1.5 Manfaat

Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam proses kerja praktek adalah:

1. Sebagai pelatihan langsung peran multimedia di dunia kerja

2. Mampu menjadi editor dalam stasiun televisi yang berbasis nasional

3. Menerapkan dan memaksimalkan ilmu yang diperoleh diperkulihaan dalam dunia kerja.

1.6 Metode Penelitian

Konsep yang diterapkan pada penggarapannya yaitu dengan memahami keinginan dari masyarakat dalam memperoleh pemberitaan saat mereka sedang menggunakan media televisi sebagai sumber informasi mereka. Pemberitaan yang akan tayang pada waktunya nanti, diharapkan tampil dengan baik dan jelas saat diterima oleh masyarakat.

1.7 Kontribusi

(12)

1.8 Sistematika Laporan

Laporan kerja peraktek ini terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab terdiri dari berbagai sub-sub bab yang bertujuan untuk menjelaskan pokok-pokok bahasan dalam penyusunan laporan ini. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi, misi, domisili perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas berbagai teori dasar tentang dunia pertelevisian atau brodcasting. selain itu elemen-elemen apa saja yang mendukung dalam dunia boardcasting itu sendiri.

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

(13)

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

Dalam bab ini berisi tentang pembahasan proses produksi program acara berita televisi berbahasa Suroboyoan.

BAB VI PENUTUP

(14)

PROFILE PERUSAHAAN

2.1 Sejarah

JTV! Begitu saja disebut. Terserah mau apa diartikan apa. “J” bisa diartikan dari Jawa Timur. Karena televisi ini didedikasikan dari dan untuk Jawa Timur. Atau “J” berarti Jawa Pos. Karena nama perusahaan ini adalah PT. Jawa Pos Media Televisi. Kebetulan sejumlah pengurusnya memang kader Jawa Pos. Boleh juga “J” adalah “Jian....”itu. Tapi bukan untuk suatu umpatan, melainkan sapaan bersahabat, panggilan kebanggaan, juga cara arek-arek Surabaya bertegur sapa.

JTV begitu saja disebut. Lahir dari suatu keprihatinan bahwa begitu banyak kelebihan, begitu luar biasa kekuatan, tapi begitu sedikit ditampilkan. Orang Surabaya. Orang Jawa Timur, kata Dahlan Iskan Suatu kali, sulit dapat kesempatan, walau sekadar menjadi penari latar.

JTV ada karena gemuruh rasa bahwa seni budaya bahwa hajat rakyat dan gairahnya adalah pergelaran pencerahan.

2.2 Televisi Lokal Pertama

Jtv merupakan televisi lokal pertama di Indonesia. Tayang perdana 8 Nopember 2001 dengan tayang durasi 22 jam sehari dengan 95 persen produksi sendiri (in house). Berkantor pusat di gedung JTV, kompleks Graha Pena Jl. A. Yani 88 Surabaya Jawa Timur yang berpenduduk 37,3 juta (sensus tahun 2009).

(15)

Tersebar di 38 kabupaten dan kota. Ciri khas JTV adalah mengangkat dinamika Jawa Timur dengan tiga bahasa utama lokalnya yakni, Suroboyoan, Bahasa Madura dan Bahasa Kulonan(Mataraman). Tahun 2007, JTV membentuk jaringan televisi grup Jawa Pos lainnya bernama JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation) anggotannya antara lain:

a. Jawa Timur (JTV dan SBO) b. Jawa Barat (Padjajaran/PJTV) c. Riau (Riau TV)

d. Batam (Batam TV)

e. Sulawesi Selatan (Fajar TV) f. Sulawesi Barat (Padang TV) g. Kalimantan Barat (Pontianak TV) h. Kalimantan Timur (Balikpapan TV)

i. Segera menyusul : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Jawa Tengah.

2.3 Visi Dan Misi JTV

Visi

(16)

b. Membangun pertelevisian yang berkarakter dan berciri khas Jawa Timur serta melakukan pencerahan terhadap segala potensi dan seni budaya Jawa Timur.

Misi

Membangun Kekuatan

a. Ikut mencerdaskan bangsa terutama masyarakat Jawa Timur melalui program-program siaran dan berita.

b. Menggali, mencerahkan dan menggairahkan kehidupan sosial budaya Jawa Timur.

c. Menjadi partner bagi masyarakat dan pemerintahan daerah dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama daerah Jawa Timur.

d. Menjaga dan meningkatkan kerukunan antar umat beragamam, etnis dan golongan.

2.4 Struktur Organisasi JTV

(17)

Dalam struktur organisasi tersebut menggambarkan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Komisaris

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.

b. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Memberikan arah kebijakan perusahaan, mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan agar sesuai dengan yang telah digariskan.

c. Finance/Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membantu tugas direktur mengendalikan proses keuangan mulai dari investasi sampai dengan operasional harian perusahaan.

d. General Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(18)

mengorganisasikan seluruh komponen perusahaan yang terbagi dalam departemen-departemen masing-masing.

e. Departemen Teknik

Pada departemen Tehnik adalah sebagai pengatur seluruh peralatan teknis yang terkait dengan proses perusahaan. Karena itu, departemen lain yang bermaksud menggunakan peralatan teknis tersebut dianggap sewa kepada departemen ini. Departemen ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Manager teknik

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Mengorganisasikan seluruh elemen dalam departemen ini, dengan tujuan memaksimalkan, mengefisienkan, dan menjaga kelangsungan fungsi alat-alat yang digunakan dalam proses perusahaan.

Divisi Informatika (Hardware dan software)

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Bertugas memaksimalkan, mengefisiensikan, dan menjaga kelangsungan fungsi alat-alat computer, jaringan, dan perlengkapan digital lainnya, mulai dari fungsi hardware sampai ke software.

Divisi Studio dan Trasmisi

(19)

Bertugas memaksimalkan, mengefisiensikan, dan menjaga kelangsungan fungsi alat-alat studio, seperti kamera dan perlengkapan lainnya, mulai dari fungsi administratif sampai pada perawatannya.

f. Departemen Produksi

Departemen ini berfungsi merencanakan dan membuat program-program in house sepanjang waktu yang akan ditayangkan oleh JTV.Tugasnya mulai merencanakan, menyusun run down, memproduksi, sampai pada melakukan evaluasi program yang sudah ditayangkan. Departemen ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Kepala Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Bertanggung jawab atas jalannya seluruh proses produksi dari mulai perencanaan, pelaksanaan, paska produksi termasuk mengevaluasi setiap program yang telah diproduksi. Mengkoordinir semua divisi yang berada di bawah Departemen Produksi, yaitu : Divisi Produser, Divisi Fasilitas Produksi, Divisi Operasional Studio dan Divisi Post Produksi.

Divisi Produser

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(20)

sampai selesai/siap tayang. Divisi ini terdiri atas Eksekutif Produser, Produser dan Asisten Produksi.

Divisi Fasilitas Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membantu Kepala Produksi dalam menyiapkan kru yang akan memproduksi program-program in house yang telah direncakan oleh produser. Menjalankan arahan yang diberikan oleh produser agar hasil produksi dapat sesuai dengan konsep awal dari produser. Divisi ini terdiri atas Kameramen, Audioman, Lightingman, Artistik, Make up dan Wardrobe.

Divisi Operasional Studio

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membantu Kepala Produksi dalam proses produksi terutama yang dilakukan di studio. Divisi ini terdiri atas Sutradara, Subcontrol.

Divisi Post Production

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(21)

g. Departemen Pemberitaan

Departemen ini berfungsi untuk merencanakan dan menciptakan program-program berita. Menentukan isu tema berita kemudian menyajikannya kepada pemirsa. Departemen ini terdiri atas : Pemimpin Redaksi, Produser, Reporter, Kameramen, Presenter, dan Editor.

Pemimpin Redaksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Menentukan tema berita dalam segala bentuknya, termasuk mengkoordinasi perencanaan, liputan, postpro, sampai penetrasinya.

Produser

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membantu Pemimpin Redaksi dalam menentukan tema berita dalam segala bentuknya, termasuk mengkoordinasi perencanaan.

Reporter

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Melakukan liputan untuk mensuplai kebutuhan berita dalam setiap program berita yang ada. Liputan dapat dilakukan sesuai instruksi dari Koordinator liputan atau atas dasar inisiatif sendiri dai reporter yang bersangkutan.

Kameramen

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(22)

Presenter

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Menjadi pembaca berita (pembawa acara) dalam setiap program berita yang diproduksi di JTV.

Editor

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Melakukan penataan gambar yang diambil oleh kameramen sesuai dengan narasi beritanya sehingga enak ditonton.

h. Departemen Program

Departemen ini berfungsi menyiapkan program-program sepanjang waktu yang akan ditayangkan oleh JTV .Tugasnya mulai dari observasi karakter masyarakat pemirsa, membuat program, menyusun jadwal, mengontrol kualitas, sampai pada melakukan evaluasi program yang sudah ditayangkan. Departemen ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Manager Program

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Mengorganisasikan seluruh elemen dalam departemen ini, dengan tujuan Memperlancar dan memaksimalkan penyajian program-program JTV yang akan ditayangkan.

Divisi Quality Control

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(23)

yang akan ditayangkan maupun program ulang yang akan diproduksi secara in house.

Divisi Library

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Bertugas mengendalikan lalu lintas kaset kosong maupun yang sudah terisi, melakukan filling atas jumlah dan content dalam rangka membantu kelancaran produksi maupun keperluan persiapan tayang.

Divisi Administrasi Program

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membantu manager program secara administratif operasional untuk melakukan penjadwalan, quality control, akuisisi program, dan mengendalikan traffic antara program dengan materi komersial.

Divisi on Air

Tugas dan tanggungjawabnya adalah :

Bertugas memaksimalkan, mengefisiensikan, dan menjaga kelangsungan fungsi alat-alat on air, seperti VTR, switcher, monitor, dan perlengkapan lainnya, mulai dari fungsi administratif sampai perawatannya

i. Departemen Kreatif

Divisi Tim Kreatif

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(24)

Divisi Animasi Grafis

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membuat grafis khas untuk JTV dan berbagai keperluan presentasi maupun icon JTV lokal Surabaya.

Divisi Promo

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Memaksimalkan fungsi dan peralatan Virtual Studio untuk program-program JTV. Divisi ini juga bertugas untuk membuat berbagai alir promo program-program JTV.

j. Departemen Pemasaran

Departemen ini bertugas memasarkan dan menjual seluruh potensi program acara dan potensi JTV kepada klien melalui strategi jangka panjang maupun jangka pendeknya.Departemen ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Manager Marketing

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Mengorganisasikan seluruh elemen dalam departemen ini dengan tujuan memperlancar dan memaksimalkan penjualan seluruh potensi JTV lewat biro-biro iklan maupun direct selling

Divisi Sales

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(25)

Divisi Off Air

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

Membangun dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai event organizer local maupun Jakarta dalam rangka menggelar acara off air sesering mungkin

Administrasi Marketing dan Customer Service

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

(26)

LANDASAN TEORI

3.1 Video

Menurut http://jurnaltusirku.blogspot.com, video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Berkaitan dengan “penglihatan dan pendengaran”

• Aplikasi video pada multimedia mencakup banyak aplikasi

• Entertainment: roadcast TV, VCR/DVD recording

• Interpersonal: video telephony, video conferencing • Interactive: windows

Digital video adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video digital adalah camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar-gambar video dan audio, sehingga sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder. Macam-macam camcorder: miniDV, DVD camcorder, dan digital8.

Camcorder terdiri dari 3 komponen:

• Lensa : untuk mengatur banyak cahaya, zoom, dan

kecepatan shutter

• Imager : untuk melakukan konversi cahaya ke sinyal

(27)

electronic video

• Recorder : untuk menulis sinyal video ke media penyimpanan

(seperti magnetic videotape)

A. Pengambilan gambar video kamera dapat menggunakan teknik

interleaced

Interlaced

Adalah metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster- scanned display device seperti CRT televisi analog, yang ditampilkan bergantian antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap frame. Refresh rate yang disarankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz. Interlace digunakan di sistem televisi analog:

PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first) SECAM (50 fields per second, 625 lines)

NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first)

B. Video digital memiliki keuntungan:

a. Interaktif

b. Cara Penyimpanan

Video digital disimpan dalam media penyimpanan random contohnya magnetic/optical disk. Sedangkan video analog menggunakan tempat penyimpanan sekuensial, contohnya magnetic disc/kaset video. Video digital dapat memberikan respon waktu yang cepat dalam mengakses bagian manapun dari video.

(28)

Dalam melakukan proses editing yang menggunakan sistem digital menjadikan proses editing menjadi lebih cepat dan mampu dilihat secara langsung hasilnya.

d. Kualitas

Kualitas: sinyal analog dari video analog akan mengalami penurunan kualitas secara perlahan karena adanya pengaruh kondisi atmosfer. Sedangkan video digital kualitasnya dapat diturunkan menggunakan teknik kompresi. Transmisi dan distribusi mudah karena dengan proses kompresi, maka video digital dapat disimpan dalam CD, ditampilkan pada web, dan ditransmisikan melalui jaringan.

C. Representasi sinyal video meliputi 3 aspek

Representasi Visual

Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada discene(lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, suatu gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene.

a. Vertical Detail dan Viewing Distance

Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 4:3. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) -> D/H. etiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel.

b. Horizontal Detail dan Picture Width

(29)

c. Total detail content

Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar. Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio. Total pixel = pixel horizontal x pixel vertikal.

d. Perception of depth

Dalam pandangan / penglihatan natural, kedalaman gambar tergantung pada sudut pemisah antara gambar yang diterima oleh kedua mata. Pada layar flat, persepsi kedalaman suatu benda berdasarkan subject benda yang tampak.

e. Warna

Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna primer RGB (merah, hijau, biru).

f. Contiunity of motion

Mata manusia melihat gambar sebagai suatu gerakan kontinyu jika ambar-gambar tersebut kecepatannya lebih besar dari 15 frame/detik Untuk video motion biasanya 30 frame/detik, sedangkan movies biasanya 24 frame/detik.

g. Flicker

(30)

D. Pertelevisian

NTSC (National Television System Committee)

a. 525 baris, 60 Hz refresh rate.

b. Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada. c. Frame rate 30 fps

d. Menggunakan format YIQ

PAL (Phase Alternating Line)

a. 625 baris, 50 Hz refresh rate

b. Digunakan di sebagian besar Eropa Barat. c. Frame rate25 fps

d. Menggunakan format YUV.

SECAM (Séquentiel couleur avec mémoire)

a. Digunakan di Perancis, Rusia, dan Eropa timur

b. Berdasarkan frequency modulation dengan 25 Hz refresh rate dan 625 baris.

HDTV (High Definition TV)

a. Standar televisi baru dengan gambar layar lebar, lebih jernih dan suara kualitas CD Auido.

b. Aspek ratio 16:9 dibandingkan dengan sistem lain 4:3. c. Resolusi terdiri dari 1125 (1080 baris aktif) baris

d. Jumlah garis horisontal dalam gambar video (525 atau 625) e. Apakah frame ratenya 30 atau 25 frame per detik

f. Jumlah bandwidth yang digunakan.

(31)

E. Perbedaan mendasar dari standar video analog diatas:

Transmisi

Sistem broadcast menggunakan channel yang sama untuk mentransmisikan gambar berwarna maupun hitam putih. Untuk gambar berwarna sinyal video dibagi menjadi 2 sinyal, 1 untuk luminance dan 2 untuk chrominance. Sehingga sinyal Y, Cb, Cr harus ditransmisikan bersama-sama (composite video signal). Dalam sistem PAL, digunakan parameter U (Cb) dan V (Cr).

Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B (luminance) U = 0.492 (B – Y) (chrominance)

V = 0.877 (R – Y) (chrominance)

Dalam sistem NTSC, digunakan parameter I, singkatan dari in-phase (Cb) dan Q, singkatan dari quadrature (Cr)

Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B I = 0.74 (R – Y) – 0.27 (B – Y) Q = 0.48 (R – Y) + 0.41 (B – Y)

Digitalization

(32)

semakin baik resolusi warnanya dan ukuran kapasitasnya juga makin besar. Dalam sistem TV digital proses digitasi ketiga komponen warna dilakukan sebelum ditransmisikan. proses pengeditan dan operasi lain dapat dilakukan dengan cepat dibutuhkan resolusi yang sama untuk ketiga sinyal Beberapa jenis VGA untuk video digital:

CGA (Color Graphics Array):

• Menampung 4 colors dengan resolusi 320 pixels x 200 pixels.

EGA (Enhanced Graphics Array)

• Menampung 16 colors dengan resolusi 640 pixels x 350

pixels.

VGA (Video Graphics Array)

• Menampung 256 colors dengan resolusi 640 pixels x 480

pixels.

XGA (Extended Graphics Array)

• Menampung 65000 colors dengan resolusi 640 x 480

• Menampung 256 colors dengan resolusi 1024 x 768

SVGA (Super VGA)

• Menampung 16 juta warna dengan resolusi 1024 x 768

F. Format Video

Digital Video Compressed

(33)

b. MPEG-4 untuk video online c. MPEG-2 untuk DVD dan SVCD d. MPEG-1 untuk VCD

Analog / Tapes Video

a. Betacam: format untuk broadcast dengan kualitas tertinggi. b. DV dan miniDV untuk camcorder

c. Digital8 dibuat oleh Sony tahun 1990-an, mampu menyimpan video selama 60 -90 menit.

d. Hitachi Digital8 Camcorder

ASF (Advanced System Format)

Dibuat oleh Microsoft sebagai standar audio/video streaming format Bagian dari Windows Media framework Format ini tidak menspesifikasikan bagaimana video atau audio harus di encode, tetapi sebagai gantinya menspesifikasikan struktur video/audio stream. Berarti ASF dapat diencode dengan codec apapun.

a. Dapat memainkan audio/video dari streaming media server, HTTP server, maupun lokal.

b. Beberapa contoh format ASF lain adalah WMA dan WMV dari Microsoft.

c. Dapat berisi metadata seperti layaknya ID3 pada MP3

d. ASF memiliki MIME “type application/vnd.ms-asf” atau “video/x-ms-asf”.

e. Software : Windows Media Player

(34)

a. Dibuat oleh Apple b. Bersifat lintas platform.

c. Banyak digunakan untuk transmisi data di Internet. d. Software: QuickTime

e. Memiliki beberapa track yang terdiri dari auido, video, images, dan text sehingga masing-masing track dapat terdiri dari file-file yang terpisah.

MPEG (Motion Picture Expert Group)

a. Merupakan file terkompresi lossy.

b. MPEG-1 untuk format VCD dengan audio berformat MP3. c. MPEG-1 terdiri dari beberapa bagian:

Synchronization and multiplexing of video and audio. Compression codec for non-interlaced video signals. Compression codec for perceptual coding of audio signals. d. MPEG-1 beresoluasi 352x240.

e. MPEG-1 hanya mensupport progressive scan video.

f. MPEG-2 digunakan untuk broadcast, siaran untuk direct-satelit dan cable tv.

g. MPEG-2 support interlaced format.

h. MPEG-2 digunakan dalam/pada HDTV dan DVD video disc. MPEG-4 digunakan untuk streaming, CD distribution,

videophone dan broadcast television.

MPEG-4 mendukung digital rights management.

(35)

Salah satu video codec yang diciptakan oleh DivX Inc. Terkenal dengan ukuran filenya yang kecil karena menggunakan MPEG4 Part 2 compression. Versi pertamanya yaitu versi 3.11 diberi nama “DivX ;-)”. DivX bersifat closed source sedangkan untuk versi open sourcenya adalah XviD yang mampu berjalan juga di Linux.

Windows Media Video (WMV)

Codec milik Microsoft yang berbasis pada MPEG4 part 2 Software: Windows Media Player, Mplayer, FFmpeg. MV merupakan gabungan dari AVI dan WMA yang terkompres, dapat berekstensi wmv, avi, atau asf. Software: QuickTime, Windows Media Player, ZoomPlayer, DivXPro, RealOne Player, Xing Mpeg Player, PowerDVD.

3.2 BROADCASTING

Menurut buku “Teknik Broadcasting Televisi” milik Fakultas Teknik Informatika Universitas, atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio (audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan penonton. Setelah masa kepemimpinan Soeharto, perkembangan jumlah stasiun radio dan televisi sangat pesat sehingga banyak pekerja kedua media ini yang tidak mengenyam ilmu broadcasting.

(36)

Radio dan, khususnya televisi sangat membutuhkan orang-orang yang kreatif, inovatif dan produktif.

A. Jenis-jenis media

Seperti kita ketahui, media adalah suatu ‘alat’ yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.

Media dapat digolongkan menjadi tiga menurut jenisnya, yaitu media cetak yang terdiri dari koran, majalah, dll, media elektronik terdiri dari televisi dan radio, dan yang masih tidak jelas statusnya yaitu media online dengan perangkat internet.

Media online juga sering disebut ‘media banci’ karena fungsinya sama-sama dapat digolongkan ke dalam dua media sebelumnya, cetak dan elektronik.

Tiga jenis media tadi juga mempunyai kekurangan dan kelebihannya berdasarkan kecepatan, biaya produksi, ketajaman berita, dll. Kelebihan serta kekurangan ketiga media tersebut adalah:

a. Media Cetak

Kelebihan (+):

Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengklipingnya. Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

(37)

Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.

Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak dapat didengar. Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita. Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.

b. Media Elektronik

Kelebihan (+):

Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas. Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi) Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

Kekurangan (-):

Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah ditayangkan.

c. Media Online

Kelebihan (+):

(38)

visual dengan melakukan streaming. Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.

Kekurangan (-):

Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya. Tidak terjangkau luas. Belum semua lapisan masyarakat bias menikmati layanan media online.

Melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki ketiga media di atas, media online mempunyai keunggulan dalam segi kecepatan. Kecepatan tersebut dapat mengalahkan kedua media lainnya karena audiens sekarang lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi, dan hal itu dimiliki oleh media online.

(39)

B. Proses Produksi Dalam Stasiun Televisi

Televisi sebagai media elektronik merupakan media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain karena informasi yang ditampilkan berupa audio visual, televisi bisa menayangkan informasi secara serempak. Selain itu televisi dapat menjangkau banyak masyarakat karena untuk dapat menikmati tayangan televisi, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Dengan demikian sebuah program televisi akan bisa terus tayang tergantung respon dari masyarakat. Agar sebuah program televisi dapat mencapai sasaran penonton yang diinginkan, maka harus dilakukan beberapa tahapan produksi televisi sebelum kita membuat sebuah program televisi. Untuk melakukan produksi di satsiun televisi terdiri dari 9 tahap, kesembilan tahap tersebut adalah:

a. Membuat tujuan dari produksi

bagian terpenting dalam tahapan produksi. Kita harus membuat tujuan dan sasaran yang jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan degan lancar. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, maka kita dapat mengevaluasi bagaimana tujuan yang benar agar sebuah acara dapat diproduksi dengan baik. Tujuan produksi bisa untuk informasi, edukasi, dan lain-lain. Kenyataannya, tujuan utama dari produksi sebuah program adalah menarik minat pemirsanya sehingga akan mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah produksi program acara.

b. Menganalisa target penonton

(40)

geografis, dan lain-lain sehingga tidak akan terjadi “salah alamat” dalam membuat suatu program. Program yang ditargetkan untuk orang tua, kemaslah program tersebut agar menarik ditonton oleh orang tua. Jangan sampai malah anak-anak yang menikmati sehingga yang terjadi adalah pemirsa bosan dan pemirsa yang bukan targetnya akan terkena imbas “Sindrom Televisi”.

c. Evaluasi acara

Lihat kembali program sejenis yang sudah ada sebelumnya, Dalam memproduksi sebuah program, mari kita tengok ke belakang apakah program sejenis sudah ada atau pernah kita buat sebelumnya. Jika program yang pernah dibuat itu gagal, maka buatlah sebuah program baru. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam program sebelumnya akan membuat program baru ini berbeda karena semua sudah dievaluasi. Perubahan itu penting. Dalam hal ini menyangkut konsep, pendukung artis, lokasi, dan waktu.

d. Membuat proposal program

(41)

e. Membuat Pengaturan Jadwal/Schedule

Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu departemen yakni Programming Departement. Di dalam TV Programming akan tercakup

i. Orientasi Program ii. Kebijakan Program iii. Strategi Program iv. Sumber Acara

v. Pola Acara vi. Kriteria Acara

vii. Pengembangan Program

f. Memilih lokasi

Jika produksi didalam studio tidak mencukupi, anda harus memutuskan lokasi di luar . Orang yang bertugas untuk mensurvei dan mengkoordinasi lokasi dinamakan location scout atau location manager.

g. Memilih pemeran dan peralatannya

(42)

kemudian mendiskusikannya dengan sutradara, setelah melakukan perjanjian diatas. Set Designer dapat juga sebagai Designer pada proses komputer jika produksi tersebut membutuhkan sentuhan computer.

h. Memulai latihan dan shooting

tergantung dari jenis acaranya seperti apa. Latihan atau disebut dengan gladiresik bisa dilakukan pada saat sebelum acara utama dilakukan atau di shooting kan. Produksi acara yang menggunakan sistem live on tape harus melakukan gladiresik karena nantinya akan ada latihan khusus untuk gerakan, kamera, properti, dan lain-lain yang tidak bisa di rekam ulang. Berbeda dengan produksi drama yang bisa mengambil gambar berulang-ulang karena terbantu dengan teknologi editing.

i. Pasca Produksi

Setelah semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita. Televisi penyiaran memiliki rating. Di dalam lembaga televisi, acara aka dievaluasi, diuji coba/ditanggapi oleh para informer.

C. PRODUKSI NEWS/BERITA

a. Softnews

(43)

diperlukan kerja cepat dalam produksi tersebut.

b. Pra Produksi

Persiapan dalam pencarian berita harus benar-benar cepat dalam hal ini, reporter dan kameraman harus cepat dan tanggap dalam mencari informasi terbaru tentang berita-berita yang akan diliput. Dalam hal ini perencanaan dan kerja tim sangat diperlukan, selain itu pihak televisi juga harus tetap berhubungan dengan masyarakat, pelayan masyarakat seperti, kepolisian, rumah sakit, kedinasan dan lain-lain, untuk tanggap dan cepat dalam pencarian berita. Beberapa hal yang biasa dilakukan pada tahap pra produksi antara lain adalah riset dan daftar harapan atau wishlist. wishlist adalah daftar sejumlah hal yang diharapkan diperoleh tim liputan saat berada di lapangan. Salah satu unsur dalam wishlist adalah urutan

visual/shot list. Visual/shot list adalah urutan gambar yang diinginkan

produser sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan bentuk sederhana dari storyboard. wishlist juga seringkali disamakan dengan TOR atau

Terms Of Reference.

Contoh Wishlist:

WISH LIST REP/CAM : LOCATION : DURATION : NARASUMBER :

(44)

lebih. Ini semua dilakukan agar saat melakukan produksi para editor tidak mengalami kesulitan dalam pemilihan gambar dan menyesuaikan dengan tema berita tersebut.

c. Produksi

Produksi dapat dilakukan setelah mendapatkan stok gambar dari reporter dan kameraman saat pasca produksi, stok gambar tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kejadian dilapangan. Setelah itu dapat dilakukan produksi, produksi ini terbagi atas tim yang berbeda.

d. Pembuatan V.O

Sebelum melakukan editing tim pembuat narasi harus dilakukan pembuatan V.O atau voice over, atau latar belakang suara. Ini dibuat untuk mendukung proses editing nanti. Setelah narasi dibuat untuk V.O makan proses perekaman dapat dilakukan. Proses perekaman V.O akan dilakukan oleh presenter atau orang yang memang mampu dalam melakukan V.O. Orang-orang tersebut harus memiliki karakter suara yang baik dan tegas, agar dalam penempatan dalam latar belakang akan mendukung pemberitaan.

e. Proses Editing

(45)

dengan benar, memilih musik untuk background, dan tarnsisi pada gambar adalah faktor-faktor utama dalam proses editing. Apabila semua telah diedit dengan baik, editor dapat mengirim hasil editan-nya ke komputer kepala editor untuk diperiksa ulang sebelum ditayangkan.

f. Pasca Produksi

Saat pasca produksi produksi kepala editor akan men-cek ulang hasil dari editor news, berita-berita yang sekiranya belum layak tampil akan direvisi ulang untuk dilakukan pembetulan lagi. Berita-berita yang belum layak akan dikembalikan pada editonya dan diberitahu oleh kepala editor letak kesalahan dari berita yang telah di edit olehnya. Sedangkan berita yang sudah fix/layak tayang akan, maka akan langsung dikirim ke komputer pusat untuk dipersiapkan tampil sesuai dengan jam program-program acara yang ditentukan pula.

(46)

METODE KERJA PRAKTEK

4.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktek

Prosedur dalam pelaksanaan kerja praktek adalah sesuai dengan prosedur pelaksanaan kerja praktek yang ditetapkan oleh STIKOM Surabaya. Yaitu dengan beberapa tahapan – tahapan penting yang harus dilalui sebagai berikut :

a. Survei lapangan atau observasi, kegiatan ini ditujukan untuk mengamati

proses pembuatan produksi multimedia.

b. Studi Kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang

sesuai dengan permasalahan dan dapat menjadi referensi untuk pelaksanaan rencana pengembangan sistem.

c. Analisa Permasalahan, penganalisaan permasalahan ditujukan untuk

menetapkan kebutuhan klien atau kebutuhan instalasi dan menentukan bagaimana solusi terbaik yang akan diterapkan dalam intalasi.

d. Pembuatan produk multimedia, pada pembuatan produk sendiri terdapat

beberapa tahap, antara lain :

i. Pendahuluan, identifikasi permasalahan yang ada, evaluasi, alternatif, solusi dan prioritas pengembangan.

ii. Tahap analisa ruang lingkup permasalahan, ruang lingkup dan sasaran yang akan dikembangkan, identifikasi area permasalahan yang lebih terinci, evaluasi, perumusan dan penyusunan untuk menunjang perancangan desain.

(47)

iii. Tahap analisa kebutuhan pengguna, mendefinisikan kebutuhan fungsional dan non-fungsional untuk menunjang informasi yang akurat. iv. Tahap spesifikasi media, dilakukan untuk melakukan spesifikasi

fungsional, konfigurasi hardware atau software yang support dengan komputer klien.

v. Revisi Produk, melakukan perbaikan dan pemantauan baik untuk CD-Rom Sinetron setelah dilakukan percobaan oleh klien.

(48)

IMPLEMENTASI KARYA

5.1 Implementasi Karya

Selama melakukan kerja praktek di JTV penulis telah banyak melakukan kegiatan pembuatan berita setap harinya sesuai jadwal yang telah ditentukan stasiun televisi JTV. Pembuatan berita tersebuta adalah dalam acara:

a. Jatim Awan b. Jatim 5 Menit c. Jatim Isuk d. Pojok 7

e. Pojok Kampung

5.2 Pojok Kampung

Pojok kampung adalah salah satu program berita JTV yang tayang setiap hari pukul 21.00. program ini memberikan informasi kabar terbaru atau terkini dari Jawa Timur yang disajikan dengan bahasa Suroboyo-an. Beberapa berita pada program tersebut diambil dari berita-berita yang ada di pojok pitu. Dalam pembuatan program Pojok kampung ini, dikerjakan oleh beberapa editor lalu semua berita yang sudah diedit dikirimkan ke koordinator editor untuk diberikan bumper lalu disiarkan ditelevisi. Program inilah yang nantinya digunakan oleh penulis untuk menyelsaikan proyek utama dalam proses kerja praktek di JTV. Pemilihan program Pojok kampung dikarenakan program acara tersebut cukup

(49)

unik dan menarik, menjadikan ini pantas menurut penulis untuk dijadikan proyek utama kerja praktek di JTV.

5.3 Detail Proses Pengerjaan Pojok Kampung

Ruang lingkup dari penyusunan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga jenis tahap yaitu :

a. Tahap Pra produksi Pembuatan Narasi

Apabila berita sudah masuk pembuatan narasi harus segera dilakukan, karena narasi akan digunakan untuk pengisian V.O untuk pembuatan pemberitaannya. Pembuat narasi adalah tim khusus, tim ini berbeda dengan tim dari editor berita/news

V.O (voice.over)

Disni akan dilakukan proses pengambilan V.O terlebih dahulu, dalam pengambilan V.O bisa dilakukan oleh editor itu sendiri atau dengan editor yang lain. Proses V.O dilakukan oleh 2 orang, 1 editor dan 1 presenter yang mengisi V.O tersebut.

b. Tahap Produksi :

(50)

5.4 Proses Produksi Pojok Kampung

Dalam melakukan editing berita, penulis kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit untuk satu berita. Penulis biasanya mengerjakan 3 sampai 5 berita sekaligus.

[image:50.595.91.524.206.718.2]

Cuplikan gambar.

Gambar 4.1

(51)
[image:51.595.97.529.54.552.2] [image:51.595.150.521.59.294.2]

Gambar 4.3

(52)
[image:52.595.92.520.81.530.2]
(53)

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan: a. Dimudahkannya masyarakat untuk melihat informasi terbaru

b. Bagaimana membuat suatu berita dengan cepat dan tepat, dengan waktu seminimal mungkin dalam proses penggarapan

c. Berita yang dibuat di usahakan semenarik mungkin

6.2 Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penulisan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

a. Dalam kegiatan pembuatan program berita ini, penulis tidak merasa apa yang telah dibuat ialah sudah seratus persen benar, tetapi penulis masih mengharap kritik dan saran dari siapa saja atas hasil yang sudah dicapai dalam proses pembuatan program berita.

b. Apabila memang perlu digunakan ulang berita dari penulis untuk keperluannya yang sama, atau direvisi agar lebih baik, penulis memberikan izin kepada siapa saja yang ingin melakukan perombakan berita yang sudah dibuat oleh penulis.

(54)

Buku:

a. Fakultas Teknik Informatika ( 2005). Teknik Broadcast Televisi. Surabaya: b. Saramudi, Hasan(2003). Teknik Produksi Televisi. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Website:

a. Albarda (2004). Pengetahuan tentang video dan pertelevisian. From http://jurnaltusirku.blogspot.com

b. Edoz(2010). Belajar broardcast Televisi.From:

http://belajarbroadcast.blogspot.com/2010/07/belajar-broadcast-televisi.html

Gambar

Gambar 4.2 Screenshot Pojok Kampung………………………...……... 43
Gambar 6.4 Catatan Perubahan Acuan Kerja........................................... 53
Gambar 2.1 Struktur Organisasi JTV
Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna primer
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini di latar belakangi oleh munculnya acara ChatZone di Stasiun ATV Batu Malang 

Studi Analisis Isi Mengenai Berita-Berita Pemilu Pada Program Acara Siaran Berita Stasiun Metro TV. Yohanes Brilian Setiawan Universitas Atma

Judul Skripsi : Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi Net Tv)..

Peningkatan konsumsi media televisi tersebut, tidak lepas dari bentuk program atau acara yang disajikan oleh media televisi, sehingga pada akhirnya audien terpikat untuk

Melalui penelitian ini juga ditemukan penanda bahasa verbal dan nonverbal yang menunjukkan kesantunan berbahasa para pembawa acara televisi, yaitu nomina pengacu dan nomina

Karena RCTI memiliki penonton dari banyak kalangan dan merupakan stasiun televisi yang sudah lama ada di Indonesia serta di stasiun televisi ini belum ada acara sejenis, sehingga

FORMAT ACARA TELEVISI Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan

Siaran berita televisi lokal merupakan salah satu bentuk dari proses informasi pemberitaan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi strategi program taplak Berita Koplak di