• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PLERET BANTUL"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

KaryaTulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajad SarjanaKeperawatanUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ROCHMAN ARIFIN

20120320172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL

DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

KaryaTulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajad SarjanaKeperawatanUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ROCHMAN ARIFIN

20120320172

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

(3)

Karya Tulis Ilmiah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS

PLERET BANTUL

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : 18 Agustus 2016

Oleh

ROCHMAN ARIFIN 20120320172

Dosen pembimbing Dosen penguji

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh,

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di

Puskesmas Pleret Bantul”.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Sarjana-1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Segala usaha yang dilakukan penulis sampai tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, semangat dan dukungan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY.

2. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, perhatian dan dukungan yang besar terhadap kemajuan karya tulis yang dibuat penulis.

(5)

4. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Hariyono) Ibu (Sudarmi) yang selalu

memberikan do’a dan kasih sayang tanpa pamrih.

5. Teman-teman PSIK angkatan 2012.

Penulis selaku penyusun karya tulis ini berusaha menyajikan yang terbaik dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Yogyakarta, Agustus 2016

Rochman Arifin

DAFTAR ISI

(6)

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

1. Pengetahuan ... 9

a. Definisi Pengetahuan ... 9

b. Tingkat Pengetahuan ... 9

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 11

2. Kehamilan ... 15

3. Gizi, gizi ibu hamil dan kebutuhan gizi ibu hamil ... 16

4. Status gizi dan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil ... 21

5. Dampak tidak terpenuhinya gizi ibu hamil ... 25

6. Indikator status gizi ... 26

B. Kerangka Konsep ... 29

C. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

D. Variabel penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Jalannya Penelitian ... 36

H. Cara Pengumpulan Data... 36

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

J. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 39

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 43 1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 43 2. Karakteristik Responden ... 45 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status

Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 48 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi

dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 49 B. Pembahasan ... 51

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 51 2. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul ... 52 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi

dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret bantul ... 53 C. Keterbatasan Penelitian ... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi soal pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu hamil ... 35 Tabel 2. Riwayat Kehamilan Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

pada bulan Maret - April 2016 ... 46 Tabel 3. Identitas Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan

Maret - April 2016 ... 47 Tabel 4. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret

Bantul pada bulan Maret - April 2016 ... 48 Tabel 5. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan

Maret - April 2016 ... 49 Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dengan

(8)

Maret - April 2016 ... 50

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

WHO : World Health Organization

(10)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Mahasiswa Ilmu Keperawatan1, Dosen Pembimbing2

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Latar Belakang: Wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat juga. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori resiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri.

Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Sampel penelitian sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.

Hasil Peneltian:. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam kategori baik (80,6%). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam dalam kategori gizi baik (86,1%). Hasil uji korelasi didapatkan hasil p= 0,0001 dengan koefisien sebesar 0,614.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

(11)

Knowledge Level Relationship Mother Of Pregnant Women With Nutritional Needs Nutritional Status Of Pregnant Women In Health Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Students of Nursing1, Supervisor2

Muhammadiyah Yogyakarta University

ABSTRACT

Background: Women with good nutritional status will give birth to a healthy baby as well. Pregnant women with poor nutrition status has a high risk category of miscarriage, death of the baby, the newborn mortality, defects and low birth weight. Nutrition of pregnant women is influenced by many factors, namely, the need for support from her husband, family, community, and the level of knowledge of pregnant women themselves.

Methods: This study was a correlation type with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who carry Antenatal Care (ANC) at health centers Pleret Bantul. The research sample as many as 36 people. Data collection techniques used in this study was a questionnaire and measurement of upper arm circumference (MUAC). Analysis of data using univariate and bivariate.

Result: The level of knowledge of mothers about nutrition during pregnancy in Puskesmas Pleret Bantul included in either category (80.6%). The nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul included in the category of good nutrition (86.1%). Correlation test results showed p = 0.0001 with a coefficient of 0.614.

Conclusion: There is a relationship between maternal knowledge about the nutritional needs of pregnancy and nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul.

(12)
(13)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Mahasiswa Ilmu Keperawatan1, Dosen Pembimbing2

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Latar Belakang: Wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat juga. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori resiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri.

Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Sampel penelitian sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.

Hasil Peneltian:. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam kategori baik (80,6%). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul termasuk dalam dalam kategori gizi baik (86,1%). Hasil uji korelasi didapatkan hasil p= 0,0001 dengan koefisien sebesar 0,614.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

(14)

Knowledge Level Relationship Mother Of Pregnant Women With Nutritional Needs Nutritional Status Of Pregnant Women In Health Pleret Bantul

Rochman Arifin1, Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat2 Students of Nursing1, Supervisor2

Muhammadiyah Yogyakarta University

ABSTRACT

Background: Women with good nutritional status will give birth to a healthy baby as well. Pregnant women with poor nutrition status has a high risk category of miscarriage, death of the baby, the newborn mortality, defects and low birth weight. Nutrition of pregnant women is influenced by many factors, namely, the need for support from her husband, family, community, and the level of knowledge of pregnant women themselves.

Methods: This study was a correlation type with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women who carry Antenatal Care (ANC) at health centers Pleret Bantul. The research sample as many as 36 people. Data collection techniques used in this study was a questionnaire and measurement of upper arm circumference (MUAC). Analysis of data using univariate and bivariate.

Result: The level of knowledge of mothers about nutrition during pregnancy in Puskesmas Pleret Bantul included in either category (80.6%). The nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul included in the category of good nutrition (86.1%). Correlation test results showed p = 0.0001 with a coefficient of 0.614.

Conclusion: There is a relationship between maternal knowledge about the nutritional needs of pregnancy and nutritional status of pregnant women at health centers Pleret Bantul.

(15)

A. Latar Belakang

Menurut penelitian yang dilakukan Petter di Boston tahun 2005 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan bayi lahir mati, meninggal setelah beberapa hari lahir, dan bayi lahir dengan kecacatan (Hariyani, 2012).World Health Organization (WHO) menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, dan 350 Kkal sehari pada trimester II dan III (Waryana, 2010).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada tahun 2007 yang besarnya 228 kematian yang masih merupakan yang tertinggi di Asia (SDKI, 2012). Berbagai penyebab langsung kematian ibu di Indonesia juga seperti di negara lain adalah perdarahan 60%, eklampsia 20%, sedangkan 20% disebabkan oleh penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain, status gizikurang (Saifuddin, 2006).

(16)

kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi dua komplikasi yang cukup berat selama masa kehamilan yaitu anemia dan preeklampsia atau eklamsia (Yeyeh, 2009).

Pemenuhan gizi ibu hamil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, perlu adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri dimana tingkat pendidikan sangat menentukan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang, maka tingkat pengetahuannyapun akan semakin tinggi (BKKBN, 2010). Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah disebabkan oleh rendahnya pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan, budaya serta sosial ekonomi yang akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam memperoleh pengetahuan (BKKBN, 2010).

(17)

dimana masih tingginya ibu hamil yang memiliki status gizi kurang di Indonesia.

(18)

Pleret Bantul 8 dari 10 ibu hamil belum mengetahui kebutuhan gizi pada ibu hamil. Mengingat besarnya pengaruh gizi terhadap kehamilan,sehingga penulis tertarik untuk memilih salah satu Puskesmas di Bantul sebagai tempat penelitian yaitu Puskesmas Pleret Bantul.

B. Rumusan Masalah

Pemenuhan gizi ibu hamil di Indonesia masih rendah. Beberapa hasil penelitian mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan. Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizikehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizisaat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul.

(19)

c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi

Sebagai masukan dalam memberikan perhatian khusus,terutama untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi ibu hamil.

2. Bagi Responden

Ibu hamil dapat mengetahui status gizinya, sehingga ibu hamil dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan status gizinya. 3. Untuk Pengembangan Keperawatan

(20)

(Tophan Heri dan III di Wilayah Kerja Puskesmas dan sikap ibu hamil tentang gizi tidak mempunyai hubungan yang bermakna, sedangkan perilaku ibu hamil tentang gizi mempunyai hubungan yang bermakna dengan menu makan pada ibu hamil trimester II dan III

Variabel yang status gizi ibu hamil

(21)

Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian

Variabel Yang Diteliti

(22)

Penelitian Diteliti Penelitian Ini Hubungan

Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di

Puskesmas Pleret Bantul

Korelasional Variabel bebas: Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang

(23)

A. Landasan Teori 1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan inderanya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wijayanti, 2009).

b. Tingkat Pengetahuan

Enam tingkat pengetahuan menurut Mubarak, dkk (2007), yaitu:

(24)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(25)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Diharapkan dengan pengetahuan ibu hamil yang baik maka ibu dapat memberikan tindakan yang positif khususnya dalam pemenuhan gizi ibu hamil.

Menurut Arikunto (2006), tingkatan pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai sebagai berikut:

1) Pengetahuan baik: mempunyai nilai pengetahuan > 75% 2) Pengetahuan cukup: mempunyai nilai pengetahuan 60%-75% 3) Pengetahuan kurang: mempunyai nilai pengetahuan < 60% c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu:

1) Faktor pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka aan semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

(26)

pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi. 2) Faktor pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek. 3) Faktor pengalaman

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tantang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

4) Keyakinan

Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

5) Sosial budaya

(27)

Menurut Rahayu (2010), terdapat 8 hal yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan bahwa sebuah visi pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

4) Usia

(28)

5) Kebudayaan

Kebudayaan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya cara berfikir dan perilaku kita

6) Minat

Minat merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

7) Paparan informasi

RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan, manipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan melalui media elektronik maupun cetak.

8) Media

Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai masyarakat luas seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet.

2. Kehamilan

(29)

Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu merupakan suatu proses yang alamiah ini berjalan lancar dan baik, tidak berkembang menjadi keadaan yang patologis serta ibu dan bayi yang sehat optimal, di perlukan upaya sejak sedini mungkin yaitu jauh sebelum ibu hamil. Persiapan dan upaya yang seyogyanya dilakukan keluarga di mulai +/-6 bulan sebelum kehamilan terjadi misalnya melakukan pemeriksaan fisik termasuk fungsi alat reproduksi, mengobati penyakit yang ada serta memperbaiki dan meningkatkan status gizi ibu. Hal ini dilakukan agar kehamilan itu berlangsung dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga penyakit atau komplikasi selama kehamilan dan persalinan dapat dicegah/dikurangi (Cholifah, 2010).

Kehamilan merupakan kondisi yang banyak menghabiskan cadangan besi pada wanita usia subur, pada setiap kehamilan seorang ibu kehilangan rata-rata 680 mg besi, jumlah ini ekuivalen dengan 1300 ml darah. Di daerah kathulistiwa besi lebih banyak keluar melalui keringat, sedangkan masuknya besi yang di anjurkan setiap harinya untuk wanita hamil adalah 17 mg. Untuk memenuhi kebutuhan karena meningkatnya volume darah selama masa kehamilan, ibu yang sedang hamil memerlukan tambahan 450 mg besi (Wiknyosastro, 2009).

(30)

perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yeyeh, 2009).

3. Gizi, Gizi Ibu Hamil dan Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Menurut (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009) gizi adalah: proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Nutrisi yang di butuhan ibu akan meningkat selama kehamilan, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Sophia, 2009).

(31)

jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Almatsier, 2006).

Kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil saja, melainkan juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin yang dikandungnya, oleh karena itu kebutuhan gizi ibu hamil lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil (Muhilal, 2007). Adapun kebutuhan gizi ibu hamil adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi pada waktu ibu hamil adalah sekitar 300-500 kkal lebih banyak dari makanan yang dimakan ibu setiap hari. Berat badan ibu akan bertambah sampai 12,5 kg untuk menambah berat badan sebanyak itu, dibutuhkan kalori berkisar 80.000 kalori dalam jumlah tersebut, 36.000 kalori untuk pembakaran tubuh, 44.000 kalori sisanya untuk pembuatan jaringan baru. Dalam tambahan 300 kalori tersebut harus ada protein, lemak, dan zat patinya (Nasidul, 2007).

b. Protein

(32)

protein pada ibu hamil adalah 30 gram lebih banyak dibandingkan kondisi ibu sebelum hamil (Proverawati dan Asfuah, 2009). Ibu hamil membutuhkan protein yang lebih banyak dari biasanya, paling sedikit 60 gram/hari. Hampir sekitar 70% protein digunakan untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan protein hewani lebih besar daripada protein nabati. Ikan, daging, susu, dan telur perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan dengan tahu, tempe, dan kacang. Protein digunakan untuk menambah jaringan tubuh ibu, mammae, dan uterus. Selain itu protein digunakan untuk penambahan unsur-unsur di dalam darah, terutama pada hemoglobin dan plasma darah. Kedua unsur ini penting untuk menunjang kehamilan dalam kebutuhan zat asam dan meningkatkan aliran darah (Nadisul, 2007).

c. Vitamin

Kebutuhan vitamin umumnya meningkat selama masa kehamilan. Vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Adapun macam-macam vitamin yaitu: 1) Vitamin A

(33)

2) Vitamin B

Vitamin B komplek mengandung: Vitamin B1 (anevrin), Vitamin B2 (Riblovlavin), Vitamin B6 (Peridoksin), Vitamin B12 (Cynocobalamine), dan asam folik (Almatsier, 2011). 3) Acid folad atau faladin

Vitamin yang berfungsi sebagai coenzyme dalam sintesa DNA. Gejala klinis yang terjadi pada defisiensi acid biasanya pertama-tama akan terlihat pada jaringan yaitu anemia. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia macroytic megaloblastic selama masa kehamilan. Kebutuhan folicin selama hamil antara 400 gram – 800 gram/hari (Thompson, 2009).

(34)

d. Mineral 1) Zat kapur

Zat kapur sangat penting untuk pertumbuhan tulang anak. Seorang ibu hamil membutuhkan zat kapur tambahan 400 mg. Zat kapur banyak didapatkan dari susu, keju, es krim dan kue, kacang-kacangan, sayur-sayuran yang berwarna hijau, dan makanan laut (Thompson, 2009).

2) Fosfor

Mineral ini cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan erat dengan zat kapur, jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh maka akan timbul gangguan seperti kram pada tungkai (Thompson, 2009).

3) Zat besi

Sel darah merah ibu bertambah hingga 30% berarti tubuhnya memerlukan tambahan zat besi. Setiap hari ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi sekitar 100-800 mg. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan Trimester 2 dan 3, pada masa ini kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu sehari-hari saja, tetapi ibu hamil perlu tambahan tablet besi. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan seorang ibu hamil mengalami anemia zat besi.

(35)

protein pengangkut besi, serta karena defisiensi seng juga menurunkan sistem kekebalan dan dapat mengganggu metabolisme besi (Nixon, 2010).

4. Status Gizi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro maupun mikro (Mutalazimah, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil yaitu: Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan. Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain, padahal sebenarnya dirinya sendirilah yang sedang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.

a. Status ekonomi

(36)

Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

b. Pengetahuan zat gizi dalam makanan

Dalam perencanaan penyusunan makanan bergizi untuk ibu hamil pengetahuan zat gizi dalam makanan berperan penting, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan keluarga tentang gizi (Arisman, 2007).

(37)

c. Status kesehatan

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit ibu justru membutuhkan tambahan asupan energi (Arisman, 2007).

Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat namun ibu harus tetap ingat bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan dirinya sendiri (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

d. Aktivitas

Setiap aktivitas memerlukan energi, semakin banyak aktivitas yang dilakukan ibu, maka semakin banyak asupan energi yang harus dikonsumsi ibu (Arisman, 2007).

Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seseorang dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

e. Suhu lingkungan

(38)

perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, semakin besar perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang dilepaskan (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

f. Berat badan

Berat badan ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

Berat badan ibu hamil yang kurang atau lebih dari berat badan rata-rata merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilan berjalan dengan lancar (Arisman, 2007).

g. Umur

(39)

guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Proverawati, 2009; Asfuah, 2009).

5. Dampak Tidak Terpenuhinya Gizi Ibu Hamil

Masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang salah. Perilaku gizi yang salah adalah ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kecukupan gizi, jika ibu hamil mengkonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan gizinya, maka ibu hamil tersebut akan menderita gizi kurang (Khomsan dan Anwar, 2008).

Menurut Lubis (2007) bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini:

a. Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

b. Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung lebih meningkat.

c. Janin

(40)

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, afiksia intra partum (mati dalam kandungan), dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

6. Indikator Status Gizi

Pemantauan status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :

a. Pemeriksaan Antropometri

Indikator untuk nilai status gizi seseorang dilakukan melalui pemeriksaan Antropometri. Antropometri sudah lama digunakan sebagai indikator sedrhana dalam menilai status gizi individu atau masyarakat.Antropometri juga memainkan peranan penting untuk alasan berikut penyimpangan awal dari nilai normal,dapat hampir dideteksi dari awal, daripada pemeriksaan klinis dan merupakan metode yang sangat mudah digunakan, lebih objektif, biaya rendah, handal, tidak infasif bila digunakan untuk menilai proporsi, ukuran, dan komposisi badan menusia (Francin, 2006).

b. Lingkar Lengan Atas (LILA)

(41)
(42)

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:

Gambar.1 :Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Diteliti

: Tidakditeliti Variabel independen :

Tingkat pengetahuan ibu tentang

kebutuhan gizi ibu hamil

Variabel terikat : Status gizi ibu hamil

Gizi Kurang Gizi Baik

Tingkat pendidikan Sosial ekonomi Status kesehatan

Aktivitas Suhu lingkungan

(43)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebegai berikut:

(44)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain “korelasional”, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat dikumpulkan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pleret Bantul. Dari data yang diperoleh sebanyak 145 ibu hamil yang melaksanakan Antenatal Care (ANC) pada bulan Maret - April 2016 di Puskesmas Pleret Bantul.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan akan diteliti (Arikunto, 2006). Teknik penentuan sampel dengan menggunakan cara

(45)

penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah populasi dalam penelitian kurang dari seratus, maka seluruhnya diambil untuk dijadikan sampel, namun apabila populasi lebih dari seratus, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, maka jumlah sampel ditentukan dengan rumus:

n = 25% x N n = 25% x 145

n = 36,25 dibulatkan menjadi 36 Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

Kriteria inklusi subjek penelitian ini adalah : a. Bersedia menjadi responden.

b. Ibu hamil yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai ibu hamil yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

c. Ibu hamil trimester II dan trimester III Kriteria ekslusi adalah :

a. Ibu hamil yang mengisi kuesioner tidak lengkap. b. Ibu hamil yang sudah menderita gizi buruk

(46)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Peenelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pleret Bantul. 2. Waktu penelitian

Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi Kehamilan dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul dilaksanakan dari bulan Maret 2016 - April 2016.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas (Independen) : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan.

2. Variabel Terikat (Dependen) : status gizi ibu hamil. E. Definisi Operasional

(47)
(48)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti berupa kuesioner yang mengukur pengetahuan.

1. Tingkat pengetahuan dengan jawaban ya atau tidak dari soal yang diberikan. Bila pertanyaan favorable dengan jawaban ya= 1, tidak= 0 dan bila pertanyaan unfavorable ya= 0, tidak= 1. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 34 butir. Dari hasil penilaian keseluruhan responden terhadap item pengetahuan, maka pengetahuan responden dikelompokan dalam 3 kategori (Arikunto, 2006) adalah sebagai berikut:

a. Baik bila skor : 76%-100% b. Cukup bila skor : 56%-75% c. Kurang bila skor : ≤ 55%

Tabel 1. Kisi-kisi soal pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu hamil

Sub Variabel Favorable Unfavorable Jumlah Pengertian Gizi 1, 2, 4, 5, 6 3 6

Manfaat Gizi 9, 11 7, 8, 10 5

Kebutuhan kualitas gizi

13, 17, 18, 19, 20, 21, 23

12, 14, 15, 16 11 Kebutuhan kualitas

gizi ibu hamil

24, 25, 26, 27 22 5

Jumlah 18 9 27

2. Penilaian gizi ibu hamil diukur dengan mengukur Lingkar Lengan

(49)

baik dan bila LILA ≤ 23,5 ibu hamil dengan gizi kurang serta

pengukuran berat badan dan tinggi badan. G. Jalannya Penelitian

Tahapan dari penelitian ini yang pertama peneliti meminta izin melakukan studi pendahuluan ke Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya setelah mendapatkan data, peneliti menyusun proposal penelitian. Kemudian menentukan instrument yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu kuesioner dan alat ukur LILA (medline), tinggi badan menggunakan stature meter dan berat badan menggunakan timbangan setelah itu dilakukan uji validitas. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data dan menyusun kesimpulan dari penelitian. H. Cara Pengumpulan Data

(50)

peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti pada ibu hamil sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Terlebih dahulu peneliti mengidentifikasi variabel-variabel penelitian, kemudian peneliti menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel. Selanjutnya pada penelitian peneliti menjelaskan isi kuesioner kepada responden dan meminta kesediaan dari responden untuk menjadi subjek penelitian dan selanjutnya menyerahkan lembar persetujuan menjadi responden

(Informed Consent) untuk ditanda tangani. Selain itu peneliti juga menjelaskan kepada responden bagaimana cara menjawab pertanyaan kuesioner serta meminta responden untuk menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan penelitian dari responden. Peneliti melakukan pengukuran LILA, berat badan dan tinggi badan serta menanyakan riwayat kehamilan seperti umur kehamilan, taksiran persalinan serta sudah pernah hamil berapa kali saat melakukan penelitian. Peneliti juga mengecek kelengkapan jawaban responden baik identitas ibu hamil, jawaban kueisoner pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

(51)

melakukan pemeriksaan di Puskesmas Imogiri I dan Puskesmas Banguntapan II dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Semua pertanyaan yang berjumlah 27 pertanyaan dinyatakan valid semua dan layak untuk pengambilan data (Notoatmodjo, 2010).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran konsisten instrumen penelitian. Instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut menunjukan hasil yang konsisten sehingga dapat digunakan dengan baik (Riwidikdo, 2008). Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Chronbach. Alpha Chronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrument kuesioner hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan giziibu hamil dengan status gizi ibu hamil.

Reliabilitas dinyatakan mempunyai rentang 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Pedoman dalam menggunakan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Koefisien alpha antara 0,6 sampai dengan 0,7 reliabilitas cukup. b. Koefisien alpha antara 0,7 sampai dengan 0,8 reliabilitas baik. c. Koefisien alpha lebih dari 0,8 berarti mempunyai reliabilitas yang

sangat baik.

(52)

J. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah dalam pengolahan data antara lain adalah sebagai berikut :

a. Editing

Semua jawaban dari ibu hamil yang ada di dalam kuesioner lengkap dan sesuai dengan pertanyaan, semua jawaban dari ibu hamil yang ada di dalam kuesioner juga relevan dan konsisten dengan pertanyaan lainnya sehingga peneliti tidak perlu melakukan editing.

b. Coding

Pertanyaan di dalam kuesioner terdiri dari pertanyaan favorable

dan unfavorable yang berjumlah 27 pertanyaan, yang jika pertanyaan favorable dengan jawaban ya= 1, tidak= 0 dan bila pertanyaan unfavorable ya= 0, tidak= 1.

c. Memasukan data (data entery) atau precessing

Setelah data diubah dalam bentu kode (angka atau huruf) kemudian dimasukan dalam program komputer atau software komputer. Dalam penelitian ini software yang digunakan adalah SPSS.

d. Pembersihan data (cleaning)

(53)

sebagainya, sehingga peneliti tidak melakukan koreksi atau pembetulan.

2. Analisa data

Analisa data penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu deskripsi (analisis univariat), analisis tabulasi silang(analisis bivariat).

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, pada umumnya pada analisis univariat hanya akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel, pada penelitian ini variabel yang akan dianalisis adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dan status gizi ibu hamil (Notoatmodjo, 2010). Analisis

(54)

gizi baik sebanyak 86,1% (31 orang) dan status gizi kurang sebanyak 13,9% (5 orang), hasil ini menunjukan bahwa status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar mempunyai status gizi baik.

b. Analisis Bivariat

(55)

K. Etika Penelitian

Etika penelitiandalam penelitian ini harus memperhatikan hal-hal

Informed consent, anonymity, confidentiality.

a. Informed Consent

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan supaya responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, semua responden bersedia untuk menandatangani lembar persetujuan.

b. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity (tanpa nama) adalah tidak mencantumkan nama responden

pada lembar pengukuran data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

(56)

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Puskesmas Pleret merupakan satu dari 27 puskesmas di Kabupaten Bantul, terletak di Kecamatan Pleret, kurang lebih 10 Km sebelah timur laut Kota Kabupaten Bantul. Sedangkan dengan ibu kota kecamatan berjarak sekitar 3 Km, dengan luas 3664,12 Ha. Wilayah Kecamatan Pleret merupakan daerah 1/3 dataran tinggi dan 2/3 dataran rendah. Wilayah Kecamatan Pleret terdiri dari 5 (llima) desa dan 47 dusun, yaitu:

a. Desa Wonokromo terdapat 12 dusun b. Desa Pleret terdapat 11 dusun c. Desa Segoroyoso terdapat 9 dusun d. Desa Bawuran terdapat 7 dusun e. Desa Wonolelo terdapat 8 dusun

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pleret yaitu:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Banguntapan

(57)

Secara geografis terdapat 2 desa yang letaknya di dataran tinggi yaitu : Desa Bawuran dan Desa Wonolelo. Jarak tempuh ke rumah sakit daerah rata – rata 11 km dengan waktu tempuh rata – rata 30 menit.Program Kegiatan Pembangunan Kesehatan Puskesmas Pleret mengacu pada pedoman pelayanan dasar Puskesmas, terdiri dari upaya kesehatan wajin dan program pokok dan program pengembangan. Program Pokok Puskesmas, antara lain:

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, termasuk Keluarga Berencana b. Upaya Pengobatan

c. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat d. Upaya Kesehatan Lingkungan

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Promosi Kesehatan

Program Pengembangan di Puskesmas Pleret, antara lain:

a. Upaya kesehatan gigi b. Upaya kesehatan Jiwa c. Upaya kesehatan mata d. Pelayanan Fisioterapi e. Usaha Kesehatan Sekolah

f. Upaya kesehatan Usia Lanjut (Usila) g. Pelayanan Laboratorium

h. Pelayanan farmasi

(58)

a. Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, utamanya dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

b. Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, utamanya dalam penurunan kasus gizi buruk.

c. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue.

d. Penemuan dan pengobatan kasus TBC. e. Pemeriksaan dengan USG bagi ibu hamil 2. Karakteristik responden

a. Riwayat kehamilan

(59)

Tabel 2. Riwayat Kehamilan Ibu di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Riwayat kehamilan

Frekuensi

Sumber: Data primer diolah, 2016

(60)

b. Identitas ibu hamil

Identitas ibu hamil dideskripsikan berdasarkan umur ibu, pendidikan, pekerjaan dan agama. Adapun identitas ibu hamil dapat dilihat dalam dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Identitas Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Identitas Ibu Hamil Frekuensi

(F) Prosentase (%)

Sumber: Data primer diolah, 2016

(61)

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Analisis univariate dalam penelitian ini menggambarkan variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi sedangkan variabel dependennyayaitu status gizi ibu. Distribusi pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Pengetahuan ibu hamil Frekuensi (F) Prosentase (%)

1. Baik 29 80,6

2. Cukup 7 19,4

3. Kurang 0 0,0

Total 36 100,0

Sumber: data diolah, 2016

(62)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016

No Status Gizi Frekuensi (F) Prosentase (%)

1. Gizi baik 31 86,1

2. Gizi kurang 5 13,9

Total 36 100,0

Sumber: data diolah, 2016

Hasil analisis distribusi frekuensi status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 menujukkan bahwa status gizi baik sebanyak 86,1% (31 orang) dan status gizi kurang sebanyak 13,9% (5 orang). Hasil ini menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016 sebagian besar mempunyai status gizi baik.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

(63)

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

pada bulan Maret - April 2016

Pengetahuan ibu hamil

Status Gizi

Total rxy P Value Gizi baik Gizi kurang

n % n % n %

Baik 28 77,8 1 2,8 29 80,6

0,614 0,0001 Cukup 3 8,3 4 11,1 7 19,4

Jumlah 31 86,1 5 13,9 36 100,0 Sumber: data diolah, 2016

(64)

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret Bantul

Hasil dari kuesioner penelitian mununjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar termasuk dalam kategori baik (80,6%) karena kemudahan untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil melalui televisi, radio, koran, majalah, dan internet. Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah melaksanakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pandangan, penciuman, rasa, raba dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

(65)

akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi pula (Mawaddah dan Hardinsyah, 2008).

2. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagian besar termasuk dalam kategori baik (86,1%). Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Status gizi ibu adalah suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil yaitu status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status kesehatan, aktivitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur.

(66)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menjadi indikator selanjutnya dalam memantau status gizi ibu hamil. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) digunakan untuk mengetahui seseorang kurang energi kronis (KEK). Ibu yang mengalami kurang enrgi kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) (Ferial, 2011). Ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri. Berat badan ibu selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Pertambahan berat badan ibu selama hamil itu dapat berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya. Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil dari pada berat badan (Mifbakhuddin, 2012).

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul

(67)

Pengetahuan ibu hamil sebagian besar mempunyai staus gizi baik (77,8%). Pengetahuan ibu hamil kategori cukup sebagian besar mempunyai staus gizi kurang (11,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Destia Aritona (2009) yang menyatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil diantaranya adalah status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status kesehatan, aktivitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur (Arisman, 2007; Asfuah, 2009; Proverawati, 2009). Penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang kebutuhan gizi tentunya menyadari akan dampak dari tidak terpenuhinya gizi. Ibu hamil tersebut tentunya tidak mau mengalami gangguan pada saat persalinan seperti sulit dan lama, serta mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran. Dengan demikian ibu hamil tersebut akan berusaha menjaga kesehatannya terutama yang berhubungan dengan kesehatan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizinya.

C. Keterbatasan Penelitian

(68)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di

Puskesmas Pleret Bantul” dapat disimpulkan sebagai berikut ini:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori baik (80,6%).

2. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul sebagain besar dalam kategori gizi baik (86,1%).

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi kehamilan dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul (p= 0,0001). Besarnya koefisien korelasi hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi dengan status gizi ibu hamil sebesar 0,614 artinya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat.

B. Saran

1. Bagi institusi, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebutuhan gizi kehamilan dan status gizi.

(69)

diketahui status gizi yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak.

(70)

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. 2008. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Almatsier, Sunita. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :RinekaCipta.

Arikunto, S. (2006). “Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik” (Edisi 6) Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arisman.(2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Cetakan III. Jakarta: EGC.

Arlene, (2001). Maternity Nursing: an introduction text/Arlene Burroughs, Gloria leifer-8 th ed. P: Cm Amerika.

BKKBN, (2010). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Ibu Hamil.

Badan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Cholifah, N (2012). Tingkat pengetahuan suami dalam pendampingan istri pada saat proses persalinan di desa pasuruan lor kecamatan jati kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Kebidanan. Vol. 2, No. 1, April 2012.

EkaPrasetya Budi Rahayu. 2010. Pengaruh Penyuluhan pada Wanita usia subur (WUS) terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Keluarga Berencana di Desa Sine Sragen. Publikasi Penelitian. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ferial, Eddyman. W .(2012). Hubungan antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makssar. Jurnal Alam dan Lingkungan. 2086-4604.

Fiona Thompson,(2009). Panduan Lengkap kebidanan.Cetakan V. Jakarta: Pall Mall.

(71)

Karyadi D, Muhilal. 2007. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, Z. (2007) Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan. Gramedia Pustaka Utama.

Mawaddah, N dan Hardinsyah. 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Gizi serta Tingkat Konsumsi Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi DKI Jakarta. Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 3, No. 1. Mubarak., Cahyati., Rozikin., Supardi., (2007). Promosi Kesehatan Sebuah

Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Musbikin, Imam. 2008. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: MitraPustaka

Mutalazimah. 2012. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUd DR Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No 2, 114 – 126. Available at http://www.google.com. Accessed on Desember 2015.

Nadisul, H. (2007). Makanan Untuk Ibu Hamil. Puspa Swara : Jakarta

Nixon P. 2010. Iron Transport, Storage and overload in GMC Biochemistry Home Page. Biochemistry Departement. The University of Queensland Australia.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurachmah.(2010). Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta: CV.INFOMEDIA. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika

Path, dkk.(2004). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Jakarta : EGC.

(72)

Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Rukiah Ai Yeyeh, dkk.2009. Asuhan Kebidanan I.Trans Info Media: Jakarta Saifuddin, (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina

Pustaka. Jakarta

Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sophia, E. (2009). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Diakses 8 Juni 2015. Dari http: medicastore.com/artikel/268/Kebutuhan_Gizi_Ibu_Hamil.html

Sugiyono, (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Supariasa, I., et al. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Wijayanti, F.A. (2009). Hubungan tingkat pengetahuan wanita pekerja seks

(WPS) tentang HIV/AIDS di resosialisasi Argorejo kelurahan Kali Banteng Kulon Semarang. Semarang

(73)
(74)

5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 20

6 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22

7 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21

8 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 22

9 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

10 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 23

11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22

12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23

13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22

14 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 19

15 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

16 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 8

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22

19 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 15

20 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23

21 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25

23 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 26

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26

28 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 20

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25

(75)

,523** 1 ,280 -,073 ,423* ,288 ,207 ,237 ,145 ,557**

,003 ,134 ,702 ,020 ,122 ,272 ,208 ,444 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,408* ,280 1 ,227 ,480** ,327 ,431* ,492** ,302 ,530**

,025 ,134 ,227 ,007 ,077 ,017 ,006 ,105 ,003

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

-,062 -,073 ,227 1 -,073 ,695** ,308 ,112 ,162 ,479**

,745 ,702 ,227 ,702 ,000 ,098 ,556 ,391 ,007

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,850** ,423* ,480** -,073 1 ,288 ,207 ,237 ,145 ,576**

,000 ,020 ,007 ,702 ,122 ,272 ,208 ,444 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,356 ,288 ,327 ,695** ,288 1 ,443* ,161 ,234 ,560**

,053 ,122 ,077 ,000 ,122 ,014 ,395 ,214 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,302 ,207 ,431* ,308 ,207 ,443* 1 ,364* ,375* ,551**

,105 ,272 ,017 ,098 ,272 ,014 ,048 ,041 ,002

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,201 ,237 ,492** ,112 ,237 ,161 ,364* 1 ,690** ,524**

,287 ,208 ,006 ,556 ,208 ,395 ,048 ,000 ,003

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,291 ,145 ,302 ,162 ,145 ,234 ,375* ,690** 1 ,509**

,118 ,444 ,105 ,391 ,444 ,214 ,041 ,000 ,004

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,688** ,557** ,530** ,479** ,576** ,560** ,551** ,524** ,509** 1 ,000 ,001 ,003 ,007 ,001 ,001 ,002 ,003 ,004

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). *.

Correlati ons

1 ,280 ,408* ,000 ,327 ,280 ,280 ,181 ,181 ,504** ,134 ,025 1,000 ,077 ,134 ,134 ,337 ,337 ,005

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,280 1 ,523** ,088 -,105 ,423* ,423* ,523** ,196 ,519**

,134 ,003 ,645 ,581 ,020 ,020 ,003 ,299 ,003

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,408* ,523** 1 ,149 ,356 ,196 ,196 ,259 ,259 ,688**

,025 ,003 ,432 ,053 ,299 ,299 ,167 ,167 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,000 ,088 ,149 1 ,239 ,351 ,351 ,447* ,447* ,618**

1,000 ,645 ,432 ,203 ,057 ,057 ,013 ,013 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,327 -,105 ,356 ,239 1 ,288 ,288 -,089 ,356 ,457*

,077 ,581 ,053 ,203 ,122 ,122 ,640 ,053 ,011

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,280 ,423* ,196 ,351 ,288 1 1,000** ,196 ,523** ,557**

,134 ,020 ,299 ,057 ,122 ,000 ,299 ,003 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,280 ,423* ,196 ,351 ,288 1,000** 1 ,196 ,523** ,557**

,134 ,020 ,299 ,057 ,122 ,000 ,299 ,003 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,181 ,523** ,259 ,447* -,089 ,196 ,196 1 ,259 ,495**

,337 ,003 ,167 ,013 ,640 ,299 ,299 ,167 ,005

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,181 ,196 ,259 ,447* ,356 ,523** ,523** ,259 1 ,623**

,337 ,299 ,167 ,013 ,053 ,003 ,003 ,167 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,504** ,519** ,688** ,618** ,457* ,557** ,557** ,495** ,623** 1 ,005 ,003 ,000 ,000 ,011 ,001 ,001 ,005 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 Juml

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). *.

(76)

Correlati ons

1 ,342 ,134 ,259 ,745** ,236 ,259 ,447* ,342 ,356 ,623** ,065 ,481 ,167 ,000 ,210 ,167 ,013 ,065 ,053 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,342 1 ,432* ,342 ,176 ,613** ,079 ,388* ,068 ,169 ,510** ,065 ,017 ,065 ,352 ,000 ,679 ,034 ,720 ,373 ,004

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,134 ,432* 1 ,356 -,060 ,472** ,134 ,299 ,274 ,018 ,530** ,481 ,017 ,053 ,754 ,008 ,481 ,109 ,143 ,925 ,003

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,259 ,342 ,356 1 ,149 ,471** ,259 ,745** ,079 ,356 ,538** ,167 ,065 ,053 ,432 ,009 ,167 ,000 ,679 ,053 ,002

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,745** ,176 -,060 ,149 1 ,063 ,149 ,280 ,176 ,239 ,446* ,000 ,352 ,754 ,432 ,740 ,432 ,134 ,352 ,203 ,014

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,236 ,613** ,472** ,471** ,063 1 ,471** ,443* ,446* ,094 ,500** ,210 ,000 ,008 ,009 ,740 ,009 ,014 ,014 ,619 ,005

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,259 ,079 ,134 ,259 ,149 ,471** 1 ,149 ,604** ,356 ,452* ,167 ,679 ,481 ,167 ,432 ,009 ,432 ,000 ,053 ,012

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,447* ,388* ,299 ,745** ,280 ,443* ,149 1 ,176 ,239 ,583** ,013 ,034 ,109 ,000 ,134 ,014 ,432 ,352 ,203 ,001

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,342 ,068 ,274 ,079 ,176 ,446* ,604** ,176 1 ,169 ,449* ,065 ,720 ,143 ,679 ,352 ,014 ,000 ,352 ,373 ,013

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,356 ,169 ,018 ,356 ,239 ,094 ,356 ,239 ,169 1 ,431* ,053 ,373 ,925 ,053 ,203 ,619 ,053 ,203 ,373 ,017

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,623** ,510** ,530** ,538** ,446* ,500** ,452* ,583** ,449* ,431* 1 ,000 ,004 ,003 ,002 ,014 ,005 ,012 ,001 ,013 ,017

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 Juml

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

(77)

Rangkuman hasil uji validitas:

Pertanyaan koef. Korelasi r tabel keterangan P1 0,688 0,374 valid P2 0,557 0,374 valid P3 0,530 0,374 valid

P4 0,479 0,374 valid P5 0,576 0,374 valid P6 0,560 0,374 valid P7 0,551 0,374 valid

P8 0,524 0,374 valid P9 0,509 0,374 valid P10 0,504 0,374 valid P11 0,519 0,374 valid

P12 0,688 0,374 valid P13 0,618 0,374 valid P14 0,457 0,374 valid P15 0,557 0,374 valid

P16 0,557 0,374 valid P17 0,495 0,374 valid P18 0,623 0,374 valid P19 0,510 0,374 valid

P20 0,530 0,374 valid P21 0,538 0,374 valid P22 0,446 0,374 valid P23 0,500 0,374 valid

(78)

HASIL UJI RELIABILITAS

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

,896 27

Cronbach's

(79)

P22 20,53 26,189 ,385 ,894

P23 20,70 25,528 ,427 ,893

P24 20,47 26,464 ,404 ,893

P25 20,53 25,637 ,533 ,891

P26 20,60 25,972 ,381 ,894

P27 20,43 26,737 ,391 ,894

Scale Statistics

21,37 27,826 5,275 27

(80)

DATA PENELITIAN

Hamil keUmur Lila (cm) BB (kg) TB (cm) Umur (th) Pendidikan Pekerjaan Agama

1 2 20 25 52 149 33 SD IRT Islam

2 3 28 32 65 150 28 SD IRT Islam

3 5 40 25 56 150 41 SMA Guru Islam

4 1 38 19 51 156 23 SMA Pegawai swasta Islam

5 2 36 34 86 159 33 SMP IRT Islam

18 1 28 24 60 168 24 SMA Wiraswasta Islam

19 2 16 28 59 158 29 SMA IRT Islam

20 2 41 31 67 155 28 SMA IRT Islam

21 1 16 24,5 48 153 27 SMA Pegawai swasta Islam

22 4 32 30 72 155 32 SMA IRT Islam

23 2 15 28 62 153 29 SD IRT Islam

24 1 24 21 44 161 24 SMA IRT Islam

25 1 31 28 65 168 29 SMA Pegawai swasta Islam

26 1 29 25,5 50 149 20 SMA IRT Islam

35 1 28 22 49 150 29 SMA Wiraswasta Islam

36 2 32 23 70 160 32 SMP IRT Islam

Gambar

Gambar.1 :Kerangka konsep penelitian
Tabel 2.  Riwayat Kehamilan  Ibu di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016
Tabel 3.  Identitas   Ibu Hamil di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016
Tabel 4.  Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi di Puskesmas Pleret Bantul pada bulan Maret - April 2016
+6

Referensi

Dokumen terkait

pendamping ASI dengan status gizi pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten, yaitu ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar memiliki anak dengan status

Menurut Paryanto (1997), salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dalam kategori tinggi sebanyak 57

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan.. di Wilayah Kerja Puskesmas

Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan status gizi terhadap risiko anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kereng Bangkirai.. Manfaat penelitian ini

0,031 &lt; 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul. Paritas

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi selama kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado.. Desain

Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi Kehamilan dengan Kejadian KEK Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiung 1 Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022 Berdasarkan hasil