• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Kontrol Kondisi Air Secara Otomatis pada Tanaman Hidroponik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Kontrol Kondisi Air Secara Otomatis pada Tanaman Hidroponik."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016

KONTROL KONDISI AIR SECARA OTOMATIS PADA TANAMAN HIDROPONIK

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Komputer Fakultas

Teknologi dan Informatika

Oleh :

(2)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SYARAT ... ii

MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Hidroponik ... 5

2.1.1 Teknik Hidroponik Sistem Sumbu (Wick) ... 6

2.2 Kangkung ... 7

(3)

xi

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 20

3.1 Metode Penelitian ... 20

3.2 Rancangan Sistem ... 21

3.3 Perancangan Mekanik Alat ... 22

3.3.1. Desain Mekanik Keseluruhan ... 24

3.3.2. Desain Skematik Elektro Keseluruhan ... 25

3.4 Prosedur Evaluasi ... 26

3.4.1. Desain Dan Uji Coba ... 26

3.4.2. Evaluasi ... 26

3.4.3. Bagian Komponen Alat ... 26

3.4.4. Ukuran Dimensi Alat………..27

3.4.5. Struktur Material Alat……….28

3.5 Pembuatan Perangkat Keras ... 28

3.5.1. Perancangan Mikrokontroler Arduino ... 28

3.5.2. Rangkaian Sensor Kapasitif ... 30

3.5.3. Perancangan LCD. ... 31

3.6 Perancangan Rangkaian Solenoid Valve. ... 32

3.7 Perancangan Perangkat Lunak………....33

(4)

xii

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ... 36

4.1 Pengujian Arduino Mega ... 36

4.1.1. Tujuan Pengujian ... 36

4.1.2. Alat yang Dibutuhkan ... 36

4.1.3. Prosedur Pengujian ... 37

4.1.4. Hasil Pengujian ... 37

4.2 Pengujian Modul Relay ... 38

4.2.1. Tujuan Pengujian ... 38

4.2.2. Alat yang Dibutuhkan ... 38

4.2.3. Prosedur Pengujian ... 39

4.2.4. Hasil Pengujian ... 39

4.3 Pengujian Pengujian Sensor Kapasitif ... 40

4.3.1. Tujuan Pengujian ... 40

4.3.2. Alat yang Dibutuhkan ... 40

4.3.3. Prosedur Pengujian ... 40

4.3.4. Hasil Pengujian ... 41

4.4 Pengujian LCD (Liquid Cristal Display) ... 40

4.4.1. Tujuan Pengujian ... 41

4.4.2. Alat yang Dibutuhkan ... 41

4.4.3. Prosedur Pengujian ... 42

4.4.4. Hasil Pengujian ... 42

4.5 Pengujian Kontrol Air……….43

4.5.1 Tujuan Pengujian………43

(5)

xiii

4.6.3 Prosedur Pengujian………..46

4.6.4 Hasil pengujian………46

4.7 Pengujian Keseluruhan Sistem………47

4.7.1 Tujuan Pengujian……….47

4.7.2 Alat Yang Dibutuhkan……….47

4.7.3 Prosedur Pengujian………..47

4.7.4 Hasil Pengujian………48

BAB V PENUTUP ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 53

(6)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Bercocok tanam merupakan kegiatan yang sejak dahulu telah dilakukan

oleh nenek moyang kita. Kegiatan bercocok tanam lebih terkhusus pada sektor

pertanian yang dapat menunjang kebutuhan ekonomi masyarakat/petani. Petani

telah terbiasa melakukan sistem konvensional dalam bertani, yaitu dengan

mengolahan lahan terlebih dahulu, kemudian menunggu hujan turun adalah waktu

yang tepat untuk menanam. Tentu saja ini bukanlah kegiatan yang efektif jika

dibandingkan antara zaman dahulu dan zaman modern seperti saat ini.

Di Negara maju, kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan praktis, lebih

terkontrol dan terjadwal. Sistem bercocok tanam yang dikembangkan namun telah

ada sejak dahulu yaitu sistem hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocok

tanam tanpa menggunakan tanah. Tanah yang sejatinya merupakan tempat

tumbuhnya tanaman dapat digantikan dengan media inert, seperti pasir, arang

sekam, rockwool, kapas, kerikil. Di daerah dengan lahan yang tidak

produktif/margin, hidroponik menawarkan kegiatan pertanian yang dapat

dikembangkan dengan baik. Pertanian hidroponik mampu memberikan hasil

produksi dengan mutu yang tinggi yang dapat meningkatkan nilai jual tanaman

tersebut. Golongan tanaman hortikultura yang biasa ditanam dengan media

tersebut, meliputi: tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, dan tanaman

obat–obatan. Sedangkan jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem

hidroponik antara lain bung ( misal: krisan, gerberra, anggrek, kaktus), sayur –

(7)

dengan volume larutan hara yang besar pula, sehingga dapat menekan fluktuasi

konsentrasi larutan hara. Pada sistem ini tidak dilakukan sirkulasi larutan hara,

sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik.

Kesederhanaan Wick secara teknis inilah yang menjadikan teknologi ini akan

mudah diaplikasikan oleh petani.

Upaya peningkatan produktivitas tanaman kangkung dengan pemupukan

secara umum telah banyak dilakukan meskipun hasilnya belum cukup memuaskan.

Pemupukan dapat melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar sering

mengalami hambatan, sehingga unsur hara yang diserap tanaman berkurang,

sedangkan pemupukan melalui daun dapat terjadi penyerapan hara yang lebih

cepat dan efektif dibanding melalui akar, sehingga pengaruh pupuk pada tanaman

akan lebih cepat terlihat (Yusrinawati et al., 2000).

Metode perawatan hidroponik yang kebanyakan para petani tanaman

hidroponik adalah mengosongkan kolam penampung larutan nutrisi sudah keruh

serta dipenuhi dengan lumut dan menambahkan larutan nutrisi tiap kali larutan

nutrisi sudah tidak menyentuh akar. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan

untuk membantu perawatan pada tanaman hidroponik khususnya pada bagian

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas di dapat rumusan masalah

tentang bagaimana mengontrol ketersediaan air dalam tangki hidroponik dan

menjaga keadaan kebersihan air pada tangki hidroponik.

1.3 Batasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan sistem ini terdapat beberapa batasan

masalah antara lain :

1. Bibit sayuran yang digunakan sample adalah tanaman Ipomoea

reptans/kangkung.

2. Menggunakan system hidroponik Wick.

3. Tidak membahas mengenai dana desain hidroponik yang digunakan.

4. Tidak membahas curah hujan, intensitas cahaya dan kadar oksigen pada

tanaman hidroponik.

5. Sistem kontrol tidak memberikan informasi balik mengenai hasil

tanaman baik atau buruk.

6. Kondisi air yang diteliti adalah volume air pada tangki hidroponik.

1.4 Tujuan

Tujuan dari perancangan dan pembuatan sistem ini antara lain merancang

sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengontrol ketersediaan air dalam tangki

utama hidroponik serta dapat menguras tangki dan mengisi ulang tangki pada saat

(9)
(10)

5 2.1 Hidroponik

Istilah hidroponik berasal dari bahasa latin “hydro” (air) dan “ponous”

(kerja), di satukan menjadi “hydroponic” yang berarti bekerja dengan air. Jadi

istilah hidroponik dapat diartikan secara ilmiah yaitu suatu budidaya tanaman

tanpa menggunakan tanah tetapi dapat menggunakan media seperti pasir, krikil,

pecahan genteng yang diberi larutan nutrisi mengandung semua elemen esensial

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman (Lingga, 2005).

Budidaya dengan sistem hidroponik memiliki kelebihan tersendiri maka

dapat berkembang lebih cepat. Kelebihan yang utama adalah keberhasilan

tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Selain itu, perawatan lebih

praktis, pemakaian pupuk lebih efisien, tanaman yang mati lebih mudah diganti

dengan tanaman yang baru, tidak diperlukan tenaga yang kasar karena metode

kerja lebih hemat, tanaman lebih higienis, hasil produksi lebih kontinu dan

memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan secara konvensional, dapat

dibudidayakan di luar musim, dan dapat dilakukan pada ruangan yang sempit

(11)

Gambar 2.1 Hidroponik

2.1.1 Teknik Hidroponik Sistem Sumbu (Wick)

Teknik hidroponik system terapung ini salah satu sistem hidroponik yang

paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini

termasuk pasif, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak. Nutrisi mengalir ke

dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu

(12)

Gambar 2.2 Teknik Hidroponik wick

2.2 Kangkung

Genus Ipomoea termasuk dalam Familia Convolvulaceae

(Kangkung-kangkungan), Sub-ordo Convolvuliineae, Ordo Tubiflorae, Kelas Dicotyledoneae,

Sub divisi Angiospermae, Divisi Spermathophyta. Familia Covolvulaceae berupa

herba atau semak berkayu, kebanyakan merayap atau membelit, daun tunggal,

duduk tersebar tanpa daun penumpu (Tjitrosoepomo, 1989: Steenis, 1978).

Familia ini memiliki sekitar 50 genera dan lebih dari 1200 spesies, di mana 400

spesies di antaranya termasuk dalam genus Ipomoea. Tumbuhan ini kebanyakan

tumbuh di daerah tropis dan subtropis, beberapa tumbuh di daerah sedang

(Lawrence, 1951). Kangkung termasuk tumbuhan hidrofit yang sebagian

tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai

rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air

(13)

Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman kangkung dapat dibedakan

menjadi kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dan kangkung air (Ipomea

aquatiqa Poir.). Akan tetapi, jumlah varietas kangkung darat lebih banyak

dibandingkan kangkung air. Varietas kangkung darat terbagi menjadi varietas

Bangkok, biru, cinde, Sukabumi, dan sutra. Sedangkan varietas kangkung air

terbagi menjadi varietas Sumenep dan varietas Biru. Secara alamiah, Kangkung

ini dapat ditemukan di kolam, rawa, sawah, dan tegalan. Tumbuhnya menjalar

dengan banyak percabangan. Sistem perakarannya tunggang dengan

cabang-cabang akar yang menyebar ke berbagai penjuru. Tangkai daun melekat pada

buku-buku batang dan bentuk helainya seperti hati. Bunganya menyerupai

terompet. Bentuk buahnya bulat telur dan di dalamnya berisi 3 butir biji.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air hanya terletak pada warna

bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung

darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya pada bentuk daun dan batang.

Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar daripada kangkung darat. Warna

batangnya juga berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung

darat putih kehijau-hijauan. Lainnya, kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih

banyak bijinya daripada kangkung air, itu sebabnya kangkung darat diperbanyak

(14)

Tanaman ini merambat di lumpur dan tempat-tempat yang basah, seperti

tepi kali, rawa-rawa, atau terapung di atas air. Biasa ditemukan di dataran rendah

hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman bernama Latin Ipomoea

reptans ini terdiri atas dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung

cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit.

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari

satu tahun, di dataran rendah sampai dataran tinggi 2000 mdpl (Rukmana, 1994).

Ipomoea crassiculatus Rob., kangkung hutan, berhabitus semak dan tinggi dapat

mencapai lebih dari 2 m., tumbuh pada ketinggian sekitar 1-1000 mdpl.

Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tengah ini, dulunya banyak ditanam

sebagai tanaman hias, namun kini telah mengalami naturalisasi dan tumbuh di

sembarang tempat (Lingga, 1992). Ipomoea leari tumbuh liar, berhabitus semak,

merambat, batang kompak tanpa bulu-bulu, tidak bergetah, daun berbentuk

jantung, pertulangan daun menjari dan biji gundul.

Sebagai tanaman tropika, kangkung tumbuh optimal pada temperatur

yang stabil di kisaran 26°-28,5°C. Kangkung membutuhkan penyinaran matahari

yang cukup dan kelembaban di atas 60%. Tanaman kangkung dapat tumbuh dan

berproduksi baik di dataran rendah dan tinggi (± 2000 meter di atas permukaan

(15)

Gambar 2.3 Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.)

(Sumber: Vymazal et al. 2008)

2.3 Arduino Mega2560

Arduino Mega2560 adalah suatu mikrokontroler pada ATMEGA 2560

yang mempunyai 54 input/ output digital yang mana 16 pin digunakan sebagai

PWM keluaran, 16 masukan analog, dan di dalamnya terdapat16 MHZ osilator

kristal, USB koneksi, power, ICSP, dan tombol reset. Kinerja arduino ini

memerlukan dukungan mikrokontroler dengan menghubungkannya pada suatu

computer dengan USB kabel untuk menghidupkannya menggunakan arus AC atau

DC dan bisa juga dengan menggunakan baterai (Oktariawan, 2013).

Arduino Mega merupakan salah satu tipe dari beberapa tipe arduino yang

ada. Arduino Mega terdiri atas dua bagian utama, yaitu:

a. Bagian Hardware

(16)

Gambar 2.4 Board Arduino Mega2560

b. Bagian Software

Berupa software Arduino yang meliputi Integrated Development

Environment (IDE) untuk menulis program. Arduino memerlukan instalasi

driver untuk menghubungkan dengan komputer. Pada IDE terdapat contoh

program dan library untuk pengembangan program. Berikut tampilan

(17)

Gambar 2.5 Tampilan Software Arduino

Spesifikasi dan keunggulan Arduino Mega dapat dilihat pada gambar di

(18)

2.4 Real-Time Clock DS1307

Real time clock DS1307 memiliki kristal yang dapat mempertahankan

frekuensinya dengan baik. IC tersebut dapat menghitung waktu (mulai detik

hingga tahun) dengan akurat dan menjaga data waktu tersebut secara real time.

Konsumsi daya RTC ini kurang dari 500nA menggunakan baterai cadangan

dengan operasi osilator. RTC DS1307 terdapat pendeteksi otomatis

kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch. Berikut daftar pin RTC DS1307 dan

(19)

Gambar 2.6 Diagram pin RTC DS1307 (Datasheet IC Real-Time DS1307)

2.5 Solenoid Valve

Solenoid valve pada perancangan ini berfungsi sebagai buka-tutupnya air.

Alat ini akan dikontrol oleh mikrokontroler melalui relai kapan harus on dan

kapan harus off. Sebenarnya solenoid valve mempunyai beberapa macam jenis

dan beraneka ragam bentuknya di pasaran. Pemasangan solenoid valve ini sangat

mudah dan menggunakan daya listrik yang sangat kecil. Solenoid Valve adalah

kombinasi dari dua dasar unit fungisional, seperti terlihat pada Gambar 2.7:

1. Solenoid (elektromagnet) terdiri atas koil yang berfungsi sebagai

kumparan.

2. Valve merupakan katup dimana saat solenoid teraliri listrik katup

(20)

Gambar 2.7 Solenoid Valve

Katup berfungsi untuk menahan atau melewatkan aliran air. Aliran air dapat

mengalir melalui pipa, tergantung pada apakah solenoid diberi listrik atau tidak.

Apabila kumparan diberi aliran listrik, maka katup akan ditarik ke dalam

kumparan solenoid untuk membuka kran. Pegas atau koil akan kembali ke posisi

semula yaitu tertutup apabila tidak ada aliran listrik. Kran solenoid dapat

mengontrol hidrolis (cairan minyak), Pneumatis (udara) atau aliran air. Solenoid

ini menggunakan sebuah alat penyaring untuk mencegah pasir halus atau kotoran

masuk pada lubang kran sehingga menjadikan air menjadi jernih. Kran harus

dipasang dengan arah atau posisi aliran listrik sesuai dengan anak panah yang terdapat pada sisi bodi kran, atau tanda “Positif” dan “Negatif”.

2.6 LCD

(21)

Gambar 2.8 LCD (liquid cristal display) 16x2

Tabel 2.1 Fungsi dan Konfigurasi Pin LCD 16X2

Pin Nama Fungsi

1 VSS Ground

2 VCC +5V

3 VEE Tegangan kontras

4 RS Register Select (0=Register instruksi, 1=Register data 5 R/W Untuk memilih mode tulis atau baca (0=tulis, 1=baca)

6 E Enable (0=enable/menahan data ke LCD, 1=disable)

7 DB0 Data Bit 0, LSB

8 DB1 Data Bit 1

9 DB2 Data Bit 2

10 DB3 Data Bit 3

11 DB4 Data Bit 4

12 DB5 Data Bit 5

13 DB6 Data Bit 6

14 DB7 Data Bit 7

15 BPL Back Plane Light

(22)

2.7 Relay

Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari

rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, seperti terlihat

pada Gambar 2.9, yaitu:

1. Koil : lilitan dari relay.

2. Common : bagian yang tersambung dengan NC (saat keadaan normal).

3. Kontak : terdiri dari NC dan NO.

Gambar 2.9 Relay

NC (Normally Closed) merupakan saklar dari relay yang dalam keadaan

normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Sedangkan NO

(Normally Open) merupakan saklar dari relay yang dalam dalam keadaan normal

(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Secara prinsip kerja dari

relay yaitu ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya

elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan kontak akan

menutup.

2.8 Power Supply

Sistem power supply merupakan faktor yang paling penting dalam suatu

(23)

Bagian-bagian yang terdapat pada rangkaian power supply adalah

sebagai berikut :

1. Step Down

Power supply menerima input dari jala-jala PLN sebesar 220V. Tegangan

AC tersebut masuk ke input transformator, bagian primer trafo berfungsi

menurunkan daya listrik dan tegangan yang ada bersifat bolak-balik atau

Alternating Current (AC) dan belum rata.

2. Rectifier

Dengan menggunakan dioda silikon, maka tegangan AC akan disearahkan

atau diubah menjadi tegangan DC, tetapi tegangan yang dihasilkan belum

rata.

3. Filter

Tegangan yang belum rata, diratakan oleh tapis perata berupa kapasitor

bipolar atau electrolit condensator (Elco), sehingga dihasilkan tegangan DC

yang rata.

4. Stabilisator atau regulator

Tegangan yang melewati kapasitor tidaklah benar-benar rata atau stabil,

(24)

Sehingga diperlukan rangkaian stabilisator atau regulator untuk

mengatasinya, sehingga keluaran yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan

yang diharapkan atau sesuai dengan input sekunder trafo. Komponen yang

digunakan dapat berupa diode zener, transistor, atau IC. Gambar Power

ditunjukkan pada Gambar 2.10.

(25)

20

pengecekan ketinggian air tiap waktu pada tangki hidroponik, dan penggantian air

pada tangki.

Untuk mengatur saat pergantian air, Solenoid valve digunakan sebagai

pintu masuk air ke tangki hidroponik yang dikendalikan dengan modul relay

untuk saat membuka valve dan saat menutup valve. Pada saat pengisian air,

ketinggian air awasi melalui sensor ketinggian air. Untuk memberikan pewaktuan

yang sesuai, RTC1307 digunakan dalam proses pengawasan air pada tangki

(26)

3.2 Rancangan Sistem

Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat,

ditunjukkan pada Gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Blok Diagram

Dari gambar Blok Diagram tersebut terdapat beberapa input dan output yang digunakan antara lain :

a. Input (Sensor)

1. Sensor Kapasitif : Digunakan untuk mendeteksi ketinggian air

yang digunakan untuk mengetahui keadaan

ketinggian air.

2. RTC DS1307 : Digunakan sebagai timer untuk waktu

pergantian air pada tangki hidroponik.

b. Output (Aktuator)

1. LCD : Digunakan untuk menampilkan informasi

volume air. Arduino Mega

2560 Sensor Kapasitif

Solenoid Valve LCD

(27)

tanaman hidroponik. Tangki ini berfungsi untuk menampung air nutrisi untuk

tanaman hidroponik.

Pada tangki ini terdapat pipa sebagai jalan masuk dan jalan keluarnya,

solenoid valve sebagai pintu masuk dan pintu keluar air, sensor ketinggian air

yang digunakan untuk mengetahui ketinggian air. Berikut perancangan alat dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Berikut adalah detail mengenai bahan-bahan dari tangki hidroponik:

1. Bak penampung air berbahan plastik.

2. Tatakan pot berbahan gabus.

3. Pot tanaman hidroponik berbahan plastik.

4. Media tanam berbahan roughwool.

5. Rangka penyangga berbahan almunium.

6. Pipa PVC berukuran ½.

7. Solenoid Valve

8. Power Supply 24 volt.

(28)
(29)

Gambar 3.3Desain Mekanik

Pada Gambar 3.3. Desain mekanik alat dapat dijelaskan sebagai berikut

2. Step 1 dilakukan pengecekan tangki, apabila tangki air kosong, maka

pengisian air dimulai dengan membuka valve masuk air untuk menerima air

dari tandon, sedangkan valve keluar air tetap tertutup.

3. Step 2 air pada tangki menyentuh sensor Penuh, valve masuk air akan

menutup, dan valve keluar air juga akan menutup.

4. Step 3 pada saat waktu pengurasan terpicu, valve keluar air akan terbuka

untuk mengeluarkan air pada tangki air, sedangkan valve keluar tetap

tertutup.

5. Step 4 setelah air selesai melewati sensor air kurang, valve keluar air akan

menutup. Dan melakukan pengecekan tangki lagi.

Keterangan Dimensi Wadah Pada Desain Mekanik Diatas.

(30)

Bak Air(2 buah) : 70.5 cm (panjang) x 24 cm (lebar) x 20.1 cm

(tinggi)

Kotak Elektro (2 buah): 18 cm (panjang) x 11 (cm lebar) x 6.5 cm (tinggi)

3.3.2 DESAIN SKEMATIK ELEKTRO KESELURUHAN

Perancangan tugas akhir ini diawali dengan melakukan perancangan perangkat

keras yang menjadi satu buah sistem yang saling terintegrasi. Perancangan terdiri

dari perancangan Arduino mega, perancangan solenoid valve, perancangan Relay,

perancangan RTC1307, perancangan sensor kapasitif. Pada Gambar 3.4 dapat

dilihat Schematic perancangan seluruh kontrol kondisi air secara otomatis pada

[image:30.595.92.513.309.711.2]

tanaman hidroponik.

Gambar 3.4 Skematik Perancangan Keseluruhan Sistem PWM COMUNICATION D IG IT A L ANALOG IN ATMEGA2560 16AU 1126 microcontrolandos.blogspot.com T X 0 T X 3 T X 2 T X 1 S D A S C L R X 0 R X 3 R X 2 R X 1 P D 0 /S C L /I N T 0 2 1 P D 1 /S D A /I N T 1 2 0 P D 2 /R X D 1 /I N T 2 1 9 P D 3 /T X D 1 /I N T 3 1 8 P H 0 /R X D 2 1 7 P H 1 /T X D 2 1 6 P J 0 /R X D 3 /P C IN T 9 1 5 P J 1 /T X D 3 /P C IN T 1 0 1 4 P E 0 /R X D 0 /P C IN T 8 0 P E 1 /T X D 0 /P D O 1 P E 4 /O C 3 B /I N T 4 2 P E 5 /O C 3 C /I N T 5 3 P G 5 /O C 0 B 4 P E 3 /O C 3 A /A IN 1 5 P H 3 /O C 4 A 6 P H 4 /O C 4 B 7 P H 5 /O C 4 C 8 P H 6 /O C 2 B 9 P B 4 /O C 2 A /P C IN T 4 1 0 P B 5 /O C 1 A /P C IN T 5 1 1 P B 6 /O C 1 B /P C IN T 6 1 2 P B 7 /O C 0 A /O C 1 C /P C IN T 7 1 3 A R E F PA0/AD0 22 PA1/AD1 23 PA2/AD2 24 PA3/AD3 25 PA4/AD4 26 PA5/AD5 27 PA6/AD6 28 PA7/AD7 29 PC6/A14 31 PC5/A13 32 PC4/A12 33 PC3/A11 34 PC2/A10 35 PC1/A9 36 PC0/A8 37 PD7/T0 38 PG2/ALE 39 PG1/RD 40 PG0/WR 41 PL7 42 PL6 43 PL5/OC5C 44 PL4/OC5B 45 PL3/OC5A 46 PL2/T5 47 PL1/ICP5 48 PL0/ICP4 49 PB3/MISO/PCINT3 50 PB2/MOSI/PCINT2 51 PB1/SCK/PCINT1 52 PB0/SS/PCINT0 53 P K 7 /A D C 1 5 /P C IN T 2 3 A 1 5 P K 6 /A D C 1 4 /P C IN T 2 2 A 1 4 P K 5 /A D C 1 3 /P C IN T 2 1 A 1 3 P K 4 /A D C 1 2 /P C IN T 2 0 A 1 2 P K 3 /A D C 1 1 /P C IN T 1 9 A 1 1 P K 2 /A D C 1 0 /P C IN T 1 8 A 1 0 P K 1 /A D C 9 /P C IN T 1 7 A 9 P K 0 /A D C 8 /P C IN T 1 6 A 8 P F 7 /A D C 7 /T D I A 7 P F 6 /A D C 6 /T D O A 6 P F 5 /A D C 5 /T M S A 5 P F 4 /A D C 4 /T C K A 4 P F 3 /A D C 3 A 3 P F 2 /A D C 2 A 2 P F 1 /A D C 1 A 1 P F 0 /A D C 0 A 0 R E S E T PC7/A15 30 DUINO1

ARDUINO MEGA2560 R3

6 8

2 4

KERAN AIR MASUK

5AR4

6 8

2 4

KERAN AIR KELUAR

(31)

kosong.

3.4.2 Evaluasi

Evaluasi berisi uraian tentang proses posisi air dan kontrol air pada tangki

hidroponik secara otomatis.

1. Sistem dapat mengetahui posisi level air.

2. Sistem dapat mengetahui merespon saat air pada tangki

hidroponik dikurangi secara manual.

[image:31.595.91.500.304.704.2]

3.4.3 Bagian Komponen Alat

(32)

3. Valve masuk air dari penampung nutrisi

4. Pot tanaman.

5. Tempat pot tanaman yang berfungsi menahan pot.

6. Tangki hidroponik yang berfungsi untuk menampung cairan nutrisi. Pada

tangki ini terdapat sensor kapasitif yang berfungsi untuk mengetahui kondisi

level air.

7. Valve keluar air yang berfungsi untuk menahan air dan berfungsi sebagia

pintu keluar.

8. Kotak elektro yang berfungsi untuk melindungi komponen elektro yang

diletakkan didalamnya. Didalam wadah tersebut terdapat komponen:

a. Mikrokontroler Arduino Mega yang berfungsi sebagai pengontrol.

b. RTC1307 yang berfungsi sebagai pewaktu.

c. Rangkaian driver relay sebagai driver untuk solenoid valve.

d. LCD 16x2

e. LCD I2C backpack

9. Kotak elektro yang melindungi power supply.

3.4.4 Ukuran Dimensi Alat

Setelah semua komponen tambahan dari penelitian ini dipasangkan ukuran

dimensi dari alat:

Ukuran alat : 75 cm (panjang) x 50 cm (lebar) x 40cm (tinggi).

Bak Air(2 buah) : 70.5 cm (panjang) x 24 cm (lebar) x 20.1 cm

(tinggi)

(33)

1. Aluminium

2. Mur dan baut.

3. Bak Plastik

c. Bagian dari penggerak alat

1. Solenoid Valve 24 volt

3.5 Pembuatan Perangkat Keras

3.5.1 Perancangan Microkontroler Arduino

Pada tugas akhir ini dibuat beberapa buah pengendali menggunakan

mikrokontroler keluaran pada perangkat lunak IDE Arduino 1.6.6, yaitu Arduino

mega. Untuk menjalankan mikrokontroler ini diperlukan catu daya 5 volt sebagai

tegangan circuit.

Arduino Mega ini dirancang untuk microkontroler ATMega328. Berikut

(34)
[image:34.595.100.505.91.531.2]

Gambar 3.6 Rangkaian Board Arduino Mega

Arduino mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu

daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Eksternal (non-USB) dapat

di ambil baik berasal dari AC ke adaptor DC atau baterai. Adaptor ini dapat

dihubungkan dengan mencolokkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm

konektor power. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam ground dan

Vin pin header dari konektor power. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan

untuk board arduino mega adalah 7 sampai dengan 12 volt, jika diberi daya

kurang dari 7 volt kemungkinan pin 5volt. Arduino Mega dapat beroperasi tetapi

tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12volt, regulator tegangan bisa

panas dan dapat merusak boardarduino mega. Berikut adalah konfigurasi pin I/O

(35)

Port COM 21 LCD I2C & RTC1307

Port Digital 22 Sensor air penuh

Port Digital 24 Sensor air setengah

Port Digital 26 Sensor air kurang

Port Digital 51 Solenoid Masuk

Port Digital 53 Solenoid Keluar

3.5.2 Rangkaian Sensor Kapasitif

Rangkaian ini dibuat berdasar rangkaian resistor pull-up yang dirangkai

sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sensor ketinggian air yang

kemudian output dari rangkaian tersebut digunakan sebagai pemicu, seperti pada

[image:35.595.91.508.114.534.2]
(36)
[image:36.595.97.511.84.504.2]

Gambar 3.7 Skematik Perancangan Rangkaian Sensor Kapasitif

3.5.3 Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)

Pada perancangan LCD juga diletakkan di atas box yang telah dibuat.

Tujuan LCD diletakkan di dalam box untuk memudahkan pengguna melihat

informasi yang ditampilkan LCD sesuai dengan program yang diinginkan.

Sedangkan komponen I2C LCD diletakkan di dalam box, sama dengan

mikrokontroler-mikrokontroler yang digunakan pada perancangan. Tujuan LCD

dan I2C LCD diletakkan pada box agar pengaturan komponen lebih rapi dan tidak

membutuhkan kabel panjang. Rancangan elektronika ditunjukkan pada Gambar

(37)
[image:37.595.97.506.83.527.2]

Gambar 3.8 Skematik Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)

3.6 Perancangan Rangkaian Solenoid Valve

Pada alat ini juga digunakan Solenoid Valve digunakan sebagai pintu

masuk air ke tangki hidroponik yang dikendalikan dengan modul relay untuk saat

(38)
[image:38.595.103.510.84.499.2]

Gambar 3.9 Skematik Perancangan Solenoid Valve

3.7 Perancangan Perangkat Lunak

Selain perancangan perangkat keras (hardware), dibutuhkan juga

perancangan perangkat lunak (software). Perancangan ini dilakukan dengan tujuan

agar sistem berjalan sesuai dengan keinginan.

(39)

Kosong?

Cek waktu pengurasan Tidak

Buka Valve_Masuk Tidak Terpicu?

Tutup Valve_Masuk

Buka Valve_Keluar Sensor_Kurang

Terpicu? Tidak

Tutup Valve_Keluar

Ya

Ya

Tidak Ya

[image:39.595.91.504.73.654.2]

Tidak

Gambar 3.10 Flowchart Program Tangki Hidroponik

Proses yang dilakukan program tangki hidroponik dapat dilihat pada flow

(40)

yang digunakan. Kemudian pengecekan bak dilakukan. Ketika bak tidak kosong,

maka cek pengurasan akan dilakukan. Jika bak kosong, pengisian akan dilakukan.

Pada saat pengisian bak, mikrokontroler akan menunggu input dari sensor yang

terpasang pada bak. Ketika air pada bak belum menjangkau titik maksimum dari

sensor, proses pengisian akan terus berlanjut. Jika air pada bak telah menjangkau

titik maksimum pada sensor, maka proses pengisian akan berakhir dan beralih

pada tahap selanjutnya. Setelah dua minggu dari waktu setting akan dilakukan

pengurasan.. Ketika masih belum memenuhi waktu yang telah ditentukan, proses

akan berlanjut ke pengecekan bak. Jika sudah mencapai waktunya, maka

pengurasan akan dilakukan. Setelah proses pengurasan selesai dilakukan, proses

(41)

36

sederhana menuju ke yang lengkap. Pengujian dilakukan meliputi pengujian

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat

suatu system yang dapat menjalankan rancangan alat yang berjalan dengan baik

dan optimal.

4.1 Pengujian Arduino Mega 4.1.1 Tujuan Pengujian

Pengujian Arduino Mega bertujuan mengetahui kinerja Arduino Mega

dalam melakukan proses upload program sehingga dapat dinyatakan bahwa

Arduino Mega dapat digunakan dan berjalan dengan baik.

4.1.2 Alat yang dibutuhkan 1. Rangkaian Arduino Mega.

2. Rangkaian Power.

3. Adaptor 12V – 1 A.

(42)

4.1.3 Prosedur Pengujian

1. Hubungkan adaptor 12V dengan rangkaian power.

2. Hubungkan Arduino Mega dengan rangkain power.

3. Hubungkan Arduino Mega dengan komputer menggunakan komunikasi

serial.

4. Buka aplikasi Arduino IDE.

5. Buka sketch yang akan di upload.

6. Tekan menu upload pada aplikasi Arduino IDE dan tunggu hingga proses

upload selesai.

4.1.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas hasil compile dapat dilihat pada gambar 4.1 dan

[image:42.595.91.513.199.714.2]

hasil load berhasil dapat dilihat pada gambar 4.2

(43)
[image:43.595.236.426.82.275.2]

Gambar 4.2 Tampilan Load berhasil

4.2 Pengujian Modul Relay 4.2.1 Tujuan Pengujian

Driver relay digunakan untuk perantara antara mikrokontroler dengan

aktuator pada alat ini agar mikrokontroler dapat memicu pergerakan dari akuator.

Misalnya pada alat ini adaah solenoid valve 24 vdc. Tujuan dari pengujian ini

adalah untuk melihat mikrokontroler dapat memicu pergerakan aktuator melalui

driver relay tersebut.

4.2.2 Alat yang digunakan

1. Mikrokontroler Arduino Mega.

2. Downloader.

3. Laptop atau PC.

4. Power Supply 24V – 2A.

(44)

6. Driver Relay.

7. Solenoid Valve.

4.2.3 Prosedur Pengujian

1. Aktifkan adaptor, colokkan ke mikrokontroler, dan hubungkan ke pin

modul relay.

2. Aktifkan power supply 24 volt dan pasangkan ke tegangan masuk

driver relay.

3. Aktifkan PC dan jalankan program IDE Arduino.

4. Download program untuk mengatur pergerakan satu aktuator yang

telah dibuat ke dalam mikrokontroler Arduino.

4.2.4 Hasil Pengujian

[image:44.595.92.513.219.749.2]

Pengujian dengan dua buah solenoid valve dengan input dari mikrokontroler dan driver relay sebagai device perantara dapat dilihat pada Tabel4.1

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Driver Relay No. Pin Input Input Aktuator

1 Input 1

Input 2

LOW

LOW

SolenoidValve 1: Off

SolenoidValve 2: Off

2 Input 1

Input 2

HIGH

LOW

SolenoidValve 1: On

SolenoidValve 2:Off

3 Input 1

Input 2

LOW

HIGH

SolenoidValve 1: Off

SolenoidValve 2: On

4 Input 1

Input 2

HIGH

HIGH

SolenoidValve 1: On

(45)

4.3.2 Alat yang digunakan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian ini adalah sebagai berikut:

1. Rangkaian mikrokontroler Arduino Mega

2. Kabel Downloader.

3. PC atau Laptop.

4. Program IDE Arduino.

5. Adaptor 1000mA - 12V.

6. Sensor kapasitif

7. Air

4.3.3 Prosedur Pengujian

1. Aktifkan power supply.

2. Sambungkan mikrokontrolerdengan kabel donwloader.

3. Selanjutnya jalankan PC dan jalankan program IDE Arduino

4. Download program untuk mengatur sensor kapasitif yang telah dibuat

kedalam mikrocontroler.

(46)

4.3.4 Hasil Pengujian

Karena sensor ini di set dengan active low. Maka ketika diberi air, input

low maka akan membuat sensor kapasitif menjadi aktif, dan ketika diberi input

[image:46.595.94.509.224.532.2]

high maka sensor kapasitif tidak aktif. Yang ditunjukkan oleh tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian sensor kapasitif

No Input sensor kapasitif Status sensor kapasitif

1 High Tidak Aktif

2 Low Aktif

Pada pengujian ini terdapat tiga input untuk sensor kapasitif, dimana pada

input high status sensor kapasitif tidak aktif dan ketika input sensor kapasitif low

status sensor kapasitif aktif. Aktif dalam arti ketika kena air sensor kapasitif low

dan jika sensor kapasitif mati dalam arti tidak kena air sensor kapasitif high.

4.4 Pengujian LCD (Liquid Cristal Display) 4.4.1 Tujuan Pengujian

Pengujian LCD (Liquid Cristal Display) bertujuan untuk mengetahui

apakah LCD (Liquid Cristal Display) dapat terkoneksi dengan Mikrokontroler

dan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tampilan yang diharapkan program

yang telah dibuat dan dapat digunakan.

4.4.2 Alat Yang Dibutuhkan 1. Rangkaian Arduino Mega.

2. LCD (Liquid Cristal Display).

(47)

4. Pastikan sketch telah di upload.

4.4.4 Hasil Pengujian

Dari percobaan di atas apabila LCD (Liquid Cristal Display)

menunjukkan tampilan yang sesuai dengan sketch yang telah dibuat dan di upload

sebelumnya pada Arduino Mega seperti pada gambar 4.3, maka dapat dikatakan

LCD (Liquid Cristal Display) dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan

[image:47.595.91.502.303.625.2]

dalam penelitian ini.

(48)

4.5 Pengujian Kontrol Pengisian Air 4.5.1 Tujuan Pengujian

Untuk mengetahui tanggapan sistem terhadap perubahan input dan tanggapan

ketika waktu pengisian tercapai.

4.5.2 Alat yang digunakan

1. Rangkaian mikrokontroler Arduino Mega.

2. Kabel Downloader.

3. PC atau Laptop.

4. Program IDE Arduino.

5. Adaptor 1000mA - 12V.

6. Sensor kapasitif.

7. Solenoid Valve.

8. Air.

4.5.3 Prosedur Pengujian

1. Aktifkan power supply.

2. Sambungkan mikrokontrolerdengan kabel donwloader.

3. Selanjutnya jalankan PC dan jalankan program IDE Arduino

4. Download program untuk mengatur sensor kapasitif yang telah dibuat

kedalam mikrokontroler.

(49)

tingkat terendah, 1 sentimeter . Dan pengisian air berhenti pada saat ketinggian air

[image:49.595.95.511.312.632.2]

berada pada tingkat tertinggi, 18 sentimeter dari dasar tangki (54.144 liter).

Tabel 4.3 Tabel Percobaan Pengisian

Percobaan Pengisian Air

NO

Kondisi Awal

Air

Ketinggian Air Awal

(cm)

Kondisi Air Tujuan

(cm)

Ketinggian Air akhir

(cm)

Kesalahaan Pengosongan

Air Keterangan

1 Penuh 1 18 18 0 Berhasil

2 Penuh 1 18 18 0 Berhasil

3 Penuh 1 18 18 0 Berhasil

4 Penuh 1 18 18 0 Berhasil

5 Penuh 1 18 18 0 Berhasil

6 Setengah 10 18 18 0 Berhasil

7 Setengah 10 18 18 0 Berhasil

8 Setengah 10 18 18 0 Berhasil

9 Setengah 10 18 18 0 Berhasil

10 Setengah 10 18 18 0 Berhasil

11 Kosong 18 18 18 0 Berhasil

12 Kosong 18 18 18 0 Berhasil

13 Kosong 18 18 18 0 Berhasil

14 Kosong 18 18 18 0 Berhasil

(50)

Berikut adalah penjelasan dari tabel 4.3. Pada tabel diatas adalah hasil

percobaan dari proses pengisian. Percobaan pengisian dilakukan sebanyak 15 kali.

Dan dari 15 percobaan pengisian didapat 15 keberhasilan proses pengisian.

Dengan kondisi yang berbeda-beda. Dan dari 15 percobaan pengisian didapat 5

keberhasilan proses pengisian. Dan dari 15 percobaan pengisian setengah didapat

5 keberhasilan proses pengisian. Dan dari 15 percobaan penuh didapat 5

keberhasilan pengisian. Dan tingkat keberhasilan 100 %

4.6 Pengujian Kontrol Pengosongan Air 4.6.1 Tujuan Pengujian

Untuk mengetahui tanggapan sistem terhadap perubahan input dan tanggapan

ketika waktu pengisian tercapai.

4.6.2 Alat yang digunakan

1. Rangkaian mikrokontroler Arduino Mega.

2. Kabel Downloader.

3. PC atau Laptop.

4. Program IDE Arduino.

5. Adaptor 1000mA - 12V.

6. Sensor kapasitif.

7. Solenoid Valve.

(51)

kedalam mikrokontroler.

5. Penampung air dengan sensor kapasitif diisi air sampai max.

6. Buka lubang pembuangan pada tangki hidroponik untuk mengurangi air

secara manual.

4.6.4 Hasil Pengujian

percobaan dari proses pengosongan. Percobaan pengosongan dilakukan

[image:51.595.95.517.306.753.2]

sebanyak 15 kali. Dari proses air kondisi penuh.

Tabel 4.4 Tabel Percobaan Pengosongan

Percobaan Pengosongan Air

NO

Kondisi Awal Air

Ketinggian Air Awal

(cm)

Kondisi Air Tujuan

(cm)

Ketinggian Air akhir

(cm)

Kesalahaan Pengosongan

Air Keterangan

1 Kosong 1 1 1 0 Berhasil

2 Kosong 1 1 1 0 Berhasil

3 Kosong 1 1 1 0 Berhasil

4 Kosong 1 1 1 0 Berhasil

5 Kosong 1 1 1 0 Berhasil

6 Setengah 10 1 1 0 Berhasil

7 Setengah 10 1 1 0 Berhasil

8 Setengah 10 1 1 0 Berhasil

9 Setengah 10 1 1 0 Berhasil

10 Setengah 10 1 1 0 Berhasil

11 Penuh 18 1 1 0 Berhasil

12 Penuh 18 1 1 0 Berhasil

13 Penuh 18 1 1 0 Berhasil

14 Penuh 18 1 1 0 Berhasil

(52)

Berikut adalah penjelasan pada tabel 4.4. Pada tabel diatas adalah hasil

percobaan dari proses pengosongan. Percobaan pengosongan dilakukan sebanyak

15 kali. Dan dari 15 percobaan pengosongan didapat 5 keberhasilan proses

pengosongan. Dan dari 15 percobaan pengosongan setengah didapat 5

keberhasilan proses pengosongan. Dan dari 15 percobaan proses pengosongan

didapat 15 keberhasilan pengosongan. Dan tingkat keberhasilan 100 %

4.7 Pengujian Keseluruhan Sistem 4.7.1 Tujuan Pengujian

Untuk mengetahui tanggapan sistem terhadap perubahan input dan tanggapan

ketika waktu pengisian tercapai.

4.7.2 Alat yang digunakan

1. Rangkaian mikrokontroler Arduino Mega.

2. Kabel Downloader.

3. PC atau Laptop.

4. Program IDE Arduino.

5. Adaptor 1000mA - 12V.

6. Sensor kapasitif.

7. Solenoid Valve.

8. Air.

4.7.3 Prosedur Pengujian

(53)

6. Buka lubang pembuangan pada tangki hidroponik untuk mengurangi air

secara manual.

4.7.4 Hasil pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan keseluruhan alat, diuji mulai dari

pengosongan air, pengisian air sesuai dengan target. Pengisian air dilakukan

dengan target ketinggian 18 cm, jika sudah 18 maka solenoid valve akan menutup,

dan pengosongan air dilakukan dengan target wadah kosong. Dan dicoba dengan

[image:53.595.94.525.299.748.2]

air kondisi setengah dan dilakukan sebanyak 8 kali.

Tabel 4.5 Tabel Pengujian Pengosongan Dan Pengisian

NO Proses

Ketinggian Air Awal

(cm) Target

Ketinggian Air Akhir

(cm)

Kesalahan dalam pengisian

dan

pengosongan Keterangan

1 Pengosongan 18 1 1 0 Berhasil

2 Pengosongan 18 1 1 0 Berhasil

3 Pengosongan 18 1 1 0 Berhasil

4 Pengosongan 18 1 1 0 Berhasil

5 Pengosongan 18 1 1 0 Berhasil

6 Pengisian 1 18 18 0 Berhasil

7 Pengisian 1 18 18 0 Berhasil

8 Pengisian 1 18 18 0 Berhasil

(54)

10 Pengisian 1 18 18 0 Berhasil

Berikut adalah penjelasan pada tabel 4.5. Pada Pengujian ini dilakukan

dengan keseluruhan alat, diuji mulai dari pengosongan air, pengisian air sesuai

dengan target. Pengisian air dilakukan dengan target ketinggian 18 cm, jika sudah

18 maka solenoid valve akan menutup, dan pengosongan air dilakukan dengan

target wadah kosong. Tingkat keberhasilan seluruh sistem dari pengisian dan

[image:54.595.95.544.314.561.2]

pengosongan air, akurasi 100 %, dari pengosongan sampai dengan pengisian air.

Tabel 4.6 Pengujian Kontrol Air Untuk Perawatan

No Proses

Ketinggian Air Awal

(cm)

Target

Ketinggian Air Akhir

(cm)

Kesalahaan Dalam Pengisian

Hasil Keterangan

1 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

2 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

3 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

4 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

5 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

6 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

7 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

8 Percobaan 10 18 18 0 0 Berhasil

Berikut adalah penjelasan pada tabel 4.6. Pada pengujian di atas dicoba

dengan air kondisi setengah dan dilakukan sebanyak 8 kali, maka diperoleh

keberhasilan sebesar 100 %, dan ditanaman hidroponik tidak berpengaruh pada

pertumbuhan. Jika posisi air berada diketinggian 10 cm atau setengah, disaat air

(55)

50

dilakukan untuk semua kondisi dan beberapa kondisi dilakukan secara berulang

untuk memastikan hasil yang valid sesuai program yang telah dibuat pada kontrol

kondisi air secara otomatis pada tanaman hidroponik didapat kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari hasil pengujian pengisian air, didapat tingkat keberhasilan sebesar

100 % dengan target proses pengisian berhenti pada saat sesuai target.

2. Dari hasil pengujian pengosongan air, didapat tingkat keberhasilan

sebesar 100 % dengan target proses pengosongan berhenti pada saat

sesuai target.

3. Dari hasil pengujian pengurasan air, didapat tingkat keberhasilan sebesar

100 % dengan target proses pengurasan dimulai pada saat waktu

(56)

5.2 Saran

Dari perancangan yang telah dilakukan dan melekukan pengujian-pengujian

yang dibutuhkan, masih terdapat hal yang dapat di tambahkan agar hasil

rancangan lebih baik lagi, saran dari rancangan ini adalah :

1. Penggunaan solenoid valve dengan diameter pipa yang lebih besar untuk

mendapatkan waktu pengisian dan pengurasan yang lebih cepat.

2. Menggunakan wadah yang lebih ergonomis agar bernilai ekonomi tinggi.

3. Untuk kedepannya alat ini bisa ditambahkan pompa air agar proses

(57)

52

Kadir, A. (2013, Januari 17 ). Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi

Mikrokontroler & Pemrogramannya Menggunakan Arduino. Yogyakarta.:

CV. Andi Offset. Diambil kembali dari

http://www.engr.usask.ca/classes/EE/392/DataSheets/ULN2803.pdf.

Kadir, A. (2013). Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler &

Pemrogramannya Menggunakan Arduino. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kadir, A. (2015). Buku pintar Pemrograman arduino. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kho, D. (n.d.). Pengertian Relay dan Fungsinya. Retrieved Februari 23, 2016,

from http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi/

Lingga, P. (1992). Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penerbit

Swadaya.

Marta dinata, y. (2015). ARDUINO itu Mudah. Surabya: elex Media Komputindo.

Munandar, A. (2016, Februari 24). Licuid Crystal Display (LCD) 16 x 2 .

Retrieved from

hhttp://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crustal-display-lcd-16-x-2.html

NUROHMAH, F. (2015). Kalender Nasional Digital Berbasis Mikrokontroler

ATMEGA128 dengan tampilan LCD dan Seven Segment. Yogyakarta:

(58)

53 Oktariawan, I. (2013). Pembuatan Sistem Otomasi Dispenser Menggunakan

Mikrokontroler Arduino Mega 2560. Bandar Lampung: Universitas

Lampung.

Suseno, A. A. (2013). Pengendali Nyala Lampu Menggunakan Media Infrah

Merah Berbasis Mikrokontroler. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Syahrul. (2014). Pemrograman Mikrokontroller AVR Bahasa Assembly dan C. .

Bandung: Informatika.

Tani, K. (2016, januari 17). Budidaya Kangkung Dengan Sistem Wick . Retrieved

from

http://kasabtani.blogspot.co.id/2015/07/budidaya-kangkung-dengan-sistem-wick.html.

Vymazal j, K. L. (2008). Wastewater treatment in constructed wetlands with

Gambar

Gambar 2.1 Hidroponik
Gambar 2.2 Teknik Hidroponik wick
Gambar 2.3 Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.)
Gambar 2.4 Board Arduino Mega2560
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelapisan hidroksiapatit pada stainless steel 316L dengan binder pati sagu telah berhasil dilakukan dengan menggunakan metode dip coating, dimana semakin besar rasio

Aspek terhadap akses pasar dapat dilakukan dengan inovasi promosi melalui dinas-dinas terkait, promosi melalui e-commerce, meningkatkan kualitas komoditas ekspor agar bisa

Pelestarian koleksi yang dilakukan oleh Pusat Perpustakaan dan Pernyebaran Teknologi Pertanian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahapan pertama, kegiatan pencegahan yang

• @ejala klinis:embengkakan kelenjar @ejala klinis:embengkakan kelenjar lim&e lim&e !iereosino!ilia.eningkatan kadar !iereosino!ilia.eningkatan kadar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tekanan tanah lateral terhadap pergeseran dan tegangan dinding penahan tanah pada tanah gambut yang diberi beban

Untuk mengetahui metode yang dominan digunakan di dayah tersebut dalam proses pembentukan karakter masyarakat beragama bagi masyarakat dan masyarakat di Gampong Gla Meunasah

Sesuai dengan tujuan dari perancangan ini yaitu membuat suatu perangkat lunak yang dapat memberikan informasi geografi mengenai rute jalan terpendek antara kota yang satu dengan

Kegiatan yang dicakup dalam Jasa Hiburan dan Rekreasi meliputi seluruh kegiatan perusahaan/lembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan