• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Nama

:

Risky

NIM

:

96410104251

Program

:

S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... …v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI... 6

2.1 Informasi ... 6

2.2 Sistem ... 6

2.3 Sistem Informasi Manajemen ... 6

2.4 Standar Baku Mutu Air ... 7

2.5 Sistem Informasi Geografis ... 8

2.6 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi ... 12

2.7 GIS sebagai Sistem Pendukung Keputusan ... 12

2.8 Database Management System (DBMS) ... 13

2.9 Interaksi Manusia dengan Komputer ... 15

(3)

ix

2.11 Visual Basic ... 16

2.12 Mapinfo ... 16

2.13 Arcview ... 17

BAB III. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1 Penelitian ... 19

3.2 Analisa Tingkat Pencemaran ... 23

3.2.1 Analisa Berdasarkan Lokasi Pengambilan Sampel ... 23

3.2.1 Analisa Berdasarkan Laporan ANDAL Industri ... 26

3.3 System Flow Terkomputerisasi ... 30

3.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 32

3.4.1 Context Diagram ... 32

3.4.2 Diagram Berjenjang (Hierarchy Chart) ... 33

3.4.3 DFD Level 0 ... 34

3.4.4 DFD Level 1 ... 35

3.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 35

3.6 Struktur Database... 37

3.7 Rencana Rancangan Input ... 43

3.8 Rencana Rancangan Output ... 46

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 47

4.1 Implementasi Aplikasi ... 47

(4)

x

BAB V. PENUTUP ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(5)

xi

Gambar 2.1 Diagram Sistem Informasi Geografis ... 9

Gambar 2.2. Komponen SIG ... 10

Gambar 3.1. Model GIS Tingkat Pencemaran Kali Surabaya ... 19

Gambar 3.2. Model Dokumen ANDAL Industri ... 29

Gambar 3.3. System Flow Analisa Pencemaran Air Sungai ... 30

Gambar 3.4. System Flow ANDAL Industri ... 31

Gambar 3.5 Context Diagram SIG untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Kali Surabaya ... 32

Gambar 3.6 Diagram Berjenjang SIG untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Kali Surabaya ... 33

Gambar 3.7 DFD Level 0 SIG untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Kali Surabaya ... 34

Gambar 3.8 DFD Level 1 Sub Proses Otorisasi User ... 35

Gambar 3.9 DFD Level 1 Sub Proses Analisa Status Pencemaran ... 35

Gambar 3.10 ER Diagram SIG SIG untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Kali Surabaya ... 37

Gambar 3.11 Rancangan Form Login ... 43

Gambar 3.12 Rancangan Form Tahun GIS ... 44

Gambar 3.13 Rancangan Form Input Pencemaran ... 44

Gambar 3.14 Rancangan Form Input SBMA ... 45

Gambar 3.15 Rancangan Form Input ANDAL Industri ... 45

Gambar 3.16 Rancangan Form Utama Pencemaran Air ... 46

Gambar 3.17 Rancangan Form GIS Analisa Pencemaran Limbah Cair ... 46

(6)

xii

Gambar 4.4. Form Master Tahun Survey ... 54

Gambar 4.5. Form Master Sampel Pencemaran ... 55

Gambar 4.6 Form Master SBMA ... 56

Gambar 4.7 Form Master Industri ... 56

Gambar 4.8 Form GIS Pencemaran ... 57

Gambar 4.9 Form Input Data ANDAL ... 58

(7)

xiii

Tabel 2.1. Tabel Kelas/kategori Pencemaran Air Sungai ... 8

Tabel 2.2. Tabel Kelas/kategori Pencemaran Lumpur Sungai ... 8

Tabel 3.1. Tabel Daerah Aliran Kali Surabaya ... 20

Tabel 3.2. Tabel Lokasi Pengambilan Sampel Air ... 21

Tabel 3.3. Lokasi Obyek Pengamatan ... 22

Tabel 3.4. Tabel Kualitas Air di Avur Wonosari titik 21 ... 24

Tabel 3.5. Tabel Beban untuk Tiap-tiap Parameter Pencemaran Air ... 24

Tabel 3.6. Tabel data Rata-rata Kualitas Air pada Avur Wonosari ... 25

Tabel 3.7. Tabel Kadar Logam Berat di Titik 15 ... 27

Tabel 3.8. Tabel Beban untuk Tiap-tiap Parameter Limbah Cair ... 28

Tabel 3.9. Struktur Tabel Data Sungai... 38

Tabel 3.10. Struktur Tabel Data Pantau ... 38

Tabel 3.11. Struktur Tabel Data GIS ... 38

Tabel 3.12. Struktur Tabel Detil GIS ... 39

Tabel 3.13. Struktur Tabel Data Titik ... 40

Tabel 3.14. Struktur Tabel Data SBMA ... 40

Tabel 3.15. Struktur Tabel Data Industri ... 41

Tabel 3.16. Struktur Tabel Data ANDAL ... 41

Tabel 3.17. Struktur Tabel Data Analisa ... 42

Tabel 3.18. Struktur Tabel Data User ... 43

(8)

xiv

(9)

1.1.Latar Belakang Masalah

Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

televisi bahwa kali Surabaya mengalami pencemaran yang cukup parah, terutama

saat musim kemarau panjang. Dimana tingkat pencemaran tersebut telah

mencapai ambang batas dan sangat mengkhawatirkan. Sampai-sampai penduduk

disepanjang aliran sungai, hampir tiap hari mendapati ikan-ikan yang mati karena

keracunan air. Bahkan pihak PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Surabaya

harus mencari sumber pasokan bahan baku air minumnya dari tempat lain. Ini

merupakan fenomena yang menarik dimana kali atau sungai yang begitu penting

peranannya dalam menunjang kehidupan warga kota sampai mengalami hal

semacam ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, pertama

sebagai akibat berkembangnya kota Surabaya menjadi kota besar sehingga sangat

dibutuhkan lahan-lahan baru baik untuk pemukiman maupun industri, akhirnya

daerah tepi sungai pun menjadi tempat yang baik dan strategis untuk dipakai

sebagai lahan. Sebagai akibatnya limbah industri dan rumah tangga pun dapat

langsung dibuang ke sungai karena memang letaknya yang berdekatan. Limbah

yang dibuang pun bervariasi baik limbah deterjen sampai logam berat seperti

timbal, kadmium, tembaga, merkuri dan krom (Pb, Cd, Cu, Hg dan Cr) dan

minyak dalam jumlah yang semakin hari semakin besar. Kedua karena kurangnya

(10)

penunjang kehidupan. Sungai yang merupakan sumber air minum, sarana rekreasi

dan transportasi telah dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah yang

mengandung bahan-bahan berbahaya. Jika kondisi sungai tersebut mengalami

kerusakan maka fungsinya sebagai penunjang kehidupan masyarakat pun lama

kelamaan akan berkurang.

Dari fakta-fakta diatas maka kita dapat mencoba memberikan satu langkah

pemecahan masalah yaitu dengan memberikan informasi yang tepat dan akurat

mengenai keadaan dan kondisi kali Surabaya kepada masyarakat dan pengambil

kebijakan di kota ini agar lebih memperhatikan kondisi kali Surabaya yang

fungsinya sangat kita perlukan bersama. Informasi yang kita berikan nantinya

tidak hanya dapat memberikan perencanaan, pengelolaan, pengendalian serta

pemecahan masalah pencemaran saja tapi juga perlu untuk menunjukkan posisi

dengan tepat dimana letak tingkat pencemaran yang perlu mendapatkan perhatian

terlebih dahulu. Disinilah perlunya fungsi SIG tersebut agar pola penanganan

yang akan kita terapkan dapat tepat sasaran.

1.2.Perumusan Masalah

Dari beberapa pernyataan dalam latar belakang diatas maka dapat kita

ketahui suatu permasalahan yang jelas, seperti :

a. Bagaimana kita dapat menyajikan informasi tentang tingkat pencemaran

kali Surabaya tersebut secara visual sehingga lebih mudah dimengerti dan

dipahami.

b. Bagaimana pula kita dapat mengetahui secara lebih jelas limbah/jenis

(11)

c. Bagaimanakah kita dapat mengetahui dengan tepat lokasi dimana tingkat

pencemaran terburuk terjadi.

d. Bagaimanakah pula kita dapat mengetahui bahwa limbah yang dihasilkan

perusahaan dan rumah tangga tersebut berbahaya ataukah aman bagi

lingkungan yang disesuaikan dengan Standar Baku Mutu Air.

1.3.Pembatasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan sistem informasi geografis ini

memiliki batasan terhadap penyelesaian masalahnya. Adapun

batasan-batasan tersebut adalah :

a. Sistem ini dapat memberikan informasi tentang daerah/lokasi pencemaran

lengkap dengan derajat pencemaran dan zat polutannya. Disesuaikan

dengan Standar Baku Mutu Air yang telah ditetapkan oleh pemerintah

daerah dan terbagi dalam area-area tertentu, terutama untuk wilayah

Surabaya Utara dan Timur karena memiliki akses langsung ke laut.

b. Data sampel pencemaran yang dipakai adalah data hasil survey yang

dilakukan pada tahun 2001.

c. Sistem ini dapat pula memberikan prediksi tingkat pencemaran kali

Surabaya jika limbah cair yang dihasilkan oleh industri atau rumah tangga

tersebut dibuang ke kali Surabaya utamanya adalah kandungan logam

berat seperti timbal, kadmium, tembaga, merkuri dan krom (Pb, Cd, Cu,

(12)

1.4.Tujuan

Tujuan yang diharapkan dicapai dengan pembuatan Sistem Informasi

Geografis ini adalah :

a. Mengidentifikasi lokasi-lokasi yang mengalami pencemaran dengan

memanfaatkan Sistem Informasi Geografis.

b. Menyajikan informasi yang lebih akurat tentang tingkat pencemaran yang

terjadi di kali Surabaya.

c. Memberikan informasi dengan jelas bahwa limbah cair yang mengandung

logam berat, berbahaya dan menjadi penyebab utama pencemaran terhadap

kali Surabaya.

d. Informasi yang didapat nantinya dapat dipakai sebagai pedoman untuk

melakukan tindakan yang perlu dan segera dilakukan untuk mengatasi

pencemaran kali Surabaya supaya tidak berlarut-larut, baik mulai tahap

perencanaan, pengelolaan, pengendalian serta dilaksanakan tindakan nyata

di lapangan.

1.5.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir akan menjadi beberapa bab yang

disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang akan

(13)

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini akan membahas tentang analisa dan disain sistem

untuk membuat sistem informasi geografis untuk mengetahui

tingkat pencemaran di kali Surabaya.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini berisikan uraian dari penjelasan bagaimana

mengimplementasikan rancangan sistem ke dalam bentuk sebuah

program.

BAB V : PENUTUP

Bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang diambil dari kegiatan

perancangan dan pengimplementasian sistem beserta saran untuk

(14)

2.1. Informasi

Informasi menurut arti kata ialah sebuah fakta yang telah diolah sehingga

dapat digunakan oleh manusia. Tetapi dalam pengertian luas telah terjadi

pergeseran bahwa fakta adalah informasi itu sendiri, hal ini disebabkan karena

perkembangan teknologi yang pesat sehingga informasi sangat mudah untuk

didapat.

2.2. Sistem

Sistem menurut arti kata adalah kesatuan atau kumpulan dari

elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem–subsistem yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dimana setiap elemen atau

komponen tersebut memiliki fungsi dan cara kerja masing-masing tapi tetap

berada dalam satu kesatuan fungsi / kerja. Fungsi dan interaksi tiap elemen /

komponen tidak akan berbenturan satu sama lain, kesemuanya saling tergantung

dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan yang tertentu pula.

2.3. Sistem Informasi Manajemen (Pressman,R.S., 1997:90)

Sistem Informasi Manajemen berfungsi untuk mengelola suatu sistem,

dengan penerapan manajemen yang baik sehingga menghasilkan suatu informasi

yang sesuai dengan keinginan pihak manajemen. Data-data yang telah terkumpul

kemudian diproses secara miatang sehingga akan dihasilkan informasi yang baik.

(15)

yang ada dan melalui beberapa proses sistem informasi, seperti pengumpulan data

dan sampai menghasilkan suatu output data yang diinginkan sesuai dengan tujuan

akhir dari suatu sistem informasi yang dikerjakan.

2.4. Standar Baku Mutu Air

Adalah acuan/parameter yang digunakan untuk melakukan pengujian

terhadap sampel air yang diambil dari lokasi tertentu. Berikut adalah beberapa

instrumen-instrumen yang dijadikan parameter :

a. Derajat Keasaman (pH).

b. Oksigen terlarut (DO).

c. Kebutuhan Chemical Oksigen (COD).

d. Kebutuhan Biologi Oksigen (BOD).

e. Salinitas dan Klorida.

f. Kekeruhan (TSS).

g. Logam berat (Pb, Cd, Hg, Cu dan Cr).

Adapun kesemua syarat tersebut disesuaikan dengan beberapa peraturan sebagai

berikut ini :

a. Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur Nomor 413 Tahun 1987 tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.

b. Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur Nomor 187 Tahun 1988 tentang Peruntukan Air Sungai di Jawa Timur.

(16)

Tabel 2.1. Kelas/kategori untuk pencemaran air sungai

No. Parameter Satuan Pencemaran Ringan

Pencemaran Sedang

Pencemaran Berat

1. PH - 6.0 – 6.9 7.0 – 7.9 8.0 – 8.9

2. DO Mg/l 0.0 – 2.0 2.1 – 4.0 4.1 – 6.0

3. BOD Mg/l 7 – 10 11 – 15 > 15

4. COD Mg/l 10 – 20 21 – 36 > 36

5. TSS Mg/l 501 – 510 511 – 600 > 600

6. Klorida Mg/l 0 – 8000 8001 – 16000 > 16000 7. Salinitas o/oo 0 – 12 13 – 26 27 – 40 8. Timbal (Pb) Mg/l 0.00 – 0.10 0.11 – 1.00 1.01 – 2.00 9. Merkuri (Hg) Mg/l 0.000 – 0.002 0.003 – 0.005 0.006– 0.010 10. Cromium (Cr) Mg/l 0.00 – 0.50 0.51 – 1.00 1.01 – 2.00 11. Cadmium (Cd) Mg/l 0.00 – 0.05 0.06 – 0.10 0.11 – 0.50 12. Tembaga (Cu) Mg/l 0.00 – 2.00 2.01 – 3.00 3.01 – 5.00

Tabel 2.2. Kelas/kategori untuk pencemaran lumpur sungai

No. Parameter Satuan Pencemaran Ringan

Pencemaran Sedang

Pencemaran Berat

1. Timbal (Pb) Mg/kg 0 – 155 156 – 310 311 – 465

2. Merkuri (Hg) Mg/kg 0 – 6 7 - 13 14 - 20

3. Cromium (Cr) Mg/kg 0 – 85 86 – 170 171 – 255

4. Cadmium (Cd) Mg/kg 0 – 6 7 - 13 14 - 20

5. Tembaga (Cu) Mg/kg 0 – 520 521 – 1040 1041 – 1560

2.5. Sistem Informasi Geografis (Eddy Prahasta, 2001:40)

Sistem Informasi Geografis ( SIG ) adalah suatu sistem komputer yang

mempunyai kemampuan untuk membangun, menyimpan, memanipulasi dan

(17)

sesuai dengan lokasinya. Sistem informasi geografi menghubungkan data spasial

dengan informasi geografi tentang feature tertentu pada peta. Informasi disimpan

sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

Data Atribut Data Spasial

Data Input Management Data Atribut Digitasi

Data Tabular Peta Digital

Editing Peta Digital

Peta Hasil Editing

Penggabungan Data

Atribut dan Spasial Penyimpanan dan Pemanggilan Data

Proses Pembentukan Tampilan (Analisa Data)

Editing Data Manipulasi dan Analisa

Produk SIG

Gambar 2.1. Diagram Sistem Informasi Geografis

Adapun komponen SIG antara lain :

a. Perangkat keras (Hardware),

Pada perangkat keras ini berguna untuk menyimpan, memproses dan

(18)

b. Perangkat lunak (Software),

Pada perangkat lunak ini berguna untuk menjalankan operasi-operasi yang

digunakan oleh SIG

c. Data peta digital,

Data peta digital merupakan data yang dimanipulasi dengan SIG

d. Prosedur,

Ketentuan dan tahapan yang harus dijalankan dalam melakukan berbagai

operasi SIG.

e. Tenaga ahli,

Sumber daya manusia, yang mengoperasikan sistem atau menggunakan

sistem didalam SIG.

Gambar 2.2 Komponen SIG

Banyak komponen yang saling terkait guna mengembangkan Sistem Informasi

Geografis seperti yang terdapat dalam siklus kegiatan SIG yang diawali dari

pengumpulan data, proses input data, analisa dan manipulasi data hingga akhirnya

produk SIG tersebut dimanfaatkan oleh pengguna. Dengan memahami siklus

tersebut dapat disimpulkan secara garis besar bahwa komponen-komponen yang

perlu diperhatikan agar pengembangan SIG dapat terlaksana adalah: Data

SIG

(19)

a. Data Input,

Adapun data input didalam SIG dapat berupa:

a.1. Data dari foto udara.

a.2. Data dari penginderaan jauh.

a.3. Data dari peta.

Sifatnya masih berupa hardcopy, untuk itu diperlukan mengubah data

tersebut menjadi digital dengan metode digitasi data (metode yang

paling umum digunakan untuk pemasukan data SIG).

a.4. Data tabular.

Maksudnya adalah data-data tersebut disimpan didalam suatu tabel.

Data tersebut bisa didapatkan dengan metode survey langsung di

lapangan atau mungkin menurunkan data dari laporan-laporan yang

ada.

a.5. Data survei lapangan.

Data ini diperoleh dengan survey di lapangan langsung.

b. Data Manajemen,

Penyimpanan data di dalam data base SIG adalah bagaimana mengatur

data di dalam media penyimpanan data. Sedangkan pemanggilan data

merupakan sebuah cara yang terstruktur seperti hubungan keluar antara

item/data yang berbeda. Item tersebut digunakan untuk memanggil dan

memanipulasi data.

c. Data Manipulasi dan Analisa,

Fungsi ini sangat penting sekali dan harus dilakukan untuk

(20)

d. Menampilkan Produk SIG,

Menampilkan produk Sisten Informasi Geografis ini merupakan

langkah akhir dari semua pekerjaan pada SIG dengan menampilkan data

output dengan berbagai bentuk seperti:

d.1. Peta-peta.

d.2. Tabel.

Keduanya dapat disajikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.6. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Analisa sistem merupakan tahap penguraian dari sistem informasi yang

utuh kedalam sub sistem yang dimaksud. Mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan yang ada serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat

diusulkan perbaikan. Setelah tahap analisa sistem dilakukan, tahap berikutnya dari

siklus pengembangan sistem informasi adalah perancangan sistem. Pada tahap ini

terdapat aktifitas pendefinisian kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan

untuk rancang bangun implementasi dimana penggambarannya dapat dituangkan

ke dalam bentuk System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship

Diagram (ERD).

2.7. GIS sebagai Sistem Pendukung Keputusan (Eddy Prahasta, 2001:45)

Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan

keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan komputer

telah berkembang dari sekedar pengelolaan data ataupun penyaji informasi,

(21)

keputusan yang dapat dilakukan untuk keperluan individu maupun untuk

keperluan kelompok.

GIS sebagai salah satu komponen dalam analisis kesisteman berintegrasi

dengan database, model-model simulasi, expert system untuk menghasilkan

sebuah pertimbangan pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan termasuk pembuatan kebijakan, perencanaan dan

pengelolaaan dapat diimplementasikan secara langsung dengan pertimbangan

factor-faktor penyebabnya melalui suatu consensus masyarakat. Factor penyebab

itu bisa berupa pertumbuhan populasi, tingkat kesehatan, tingkat kesejahteraan,

teknologi, politik, ekonomi, dan lain-lain.

Penginderaan jauh dapat sangat berguna untuk pemahaman yang lebih

atas akibat pada manusia dengan perubahan lingkungan, selain penginderaan jauh

juga membangun database. Dimensi fisik/lingkungan yang dipantau dengna

penginderaan jauh dapat memberikan umpan balik pada manusia melalui analisis

dan pengkajian dengan GIS untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih

baik.

2.8. Database Management System (DBMS) (Pressman,R.S., 1997:109) Fungsi utama dari DBMS adalah sebagai sistem perangkat lunak yang

dirancang untuk membantu pemakai dalam melakukan kontrol, mengambil, dan

menyimpan data. Di dalam DBMS, data dictionary digunakan untuk

mendefinisikan isi dari suatu database dalam hal nama data (seperti:

Employee-Number) dan atribut-atributnya (lebar data dan tipe data). Definisi dari data ini

diberitahukan kepada DBMS melalui data description language (DDL).

(22)

modifikasi, penyimpanan dan penghapusan) yang terdapat di dalam DBMS

digunakan data manipulation language (DML).

Fungsi-fungsi DBMS dapat dibagi menjadi tiga subsistem yaitu: design

tools subsystem, run-time subsystem, DBMS Engine. Subsistem design tools

memiliki beberapa alat untuk membantu perancangan dan pembuatan database

dan aplikasinya, seperti alat untuk pembuatan tabel, form, query, dan report.

Selain itu DBMS juga menyediakan bahasa pemrograman dan antarmuka

(interface) terhadap bahasa pemrograman. Subsistem run-time melakukan

pemrosesan terhadap komponen-komponen aplikasi yang yang dibangun dengan

design tools, seperti menghubungkan form dengan data dalam tabel, menjawab

query, mencetak laporan dan melakukan pembacaan ataupun penulisan atas

permintaan program aplikasi.

Sedangkan DBMS Engine, yang terletak diantara subsistem design tools

dan subsistem run-time, akan menerima permintaan dari dua komponen

tersebut, dan menerjemahkan perintah tersebut menjadi perintah bagi sistem

operasi untuk membaca dan menulis data pada media fisik. Adapun

keuntungan-keuntungan penggunaan DBMS adalah sebagai berikut:

a. Adanya pengurangan, tetapi bukan penghilangan secara total, jumlah

pengulangan penyimpanan data (duplikasi) dan file-file yang redundant.

b. Mengijinkan data untuk di gabungkan antara satu dan yang lainnya untuk

meningkatkan keakuratan pembuatan laporan.

c. Kemampuan untuk menangani struktur data yang kompleks.

(23)

e. Keamanan yang lebih baik dan integritas dari database.

f. Pembuatan dan perawatan database menjadi relatif mudah.

g. Penyelamatan data dari bencana yang tidak diharapkan, seperti kegagalan

pada hardware, menjadi relatif mudah.

Bahasa query dan report generator yang bersifat user-friendly, memungkinkan orang-orang non teknik memakai SIM.

2.9. Interaksi Manusia dengan Komputer

Sistem komputer terdiri dari tiga aspek yaitu perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software) dan manusia (brainware), yang saling bekerja sama.

Kerja sama tersebut ditunjukkan dalam kerja sama antara komputer dengan

manusia, dimana komputer dengan perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software) digunakan oleh manusia (brainware) untuk bekerja

bersama-sama untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan keinginan manusia.

Untuk membuat interaksi yang baik harus memperhatikan beberapa hal

yaitu :

a. Pemakai Komputer

b. Alat Input

c. Bahasa Input

d. Rancangan Dialog

e. Pemandu User

f. Alat Output

g. Pesan Komputer

(24)

i. Waktu Respon Komputer

2.10. Power Designer

Power Designer adalah suatu tool yang berupa software (perangkat lunak)

yang biasa digunakan untuk mendesain sistem atau suatu Data Flow Diagram,

Entity Relationship Diagram, dan Application Modeller. Dimana didalamnya

terdapat berbagai drawing tool (media untuk membuat gambar), pengecekan

terhadap model dari disain yang dibuat, koneksi database, sampai pembuatan

aplikasi dengan disain IO yang standar menggunakan model ERD yang telah

dibuat.

2.11. Visual Basic

Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman berbasis objek

yaitu penyediaan objek-objek untuk mempermudah pembuat program dalam

membuat suatu sistem atau aplikasi. Selain memberikan kemudahan dalam

melakukan pemrograman, tampilan dalam bentuk grafik akan mempercantik

tampilan dari sistem.

2.12. MapInfo

MapInfo adalah aplikasi yang memang khusus dipalai untuk

mengembangkan SIG. Sejak awal kemunculan aplikasi ini sangat diminati

karenakaakteristik yang menarik seperti harganya yang relatif murah, mudah

digunakan, tampilan yang interaktif dan menarik, user friendly, serta dapat

disesuaikan dengan bahasa script yang dimilikinya. Saat ini telah dikembangkan

(25)

a. Local & remote data access

b. Geocoding

c. Map creation and editing

d. Visualisasi data

e. Otomasi OLE dan,

f. Koneksi Internet

2.13. ArcView 3.1. (ESRI, 1996:16)

Arc View 3.1 adalah salah satu software yang dapat digunakan untuk

membuat Sistem Informasi Geografis yang telah dibuat oleh Environmental

System Research Institute ( ESRI ). Arc View merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk menyajikan tampilan dan melakukan query sederhana dari

cakupan dalam Arc/Info. Arc View mampu bekerja dengan handal dalam

menangani bentuk data spatial, sehingga akan mempermudah user untuk membuat

suatu Sistem Informasi Geografis ( SIG ).

GeoProcessing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk membuat

spatial database theme yang baru didalam view. Di dalam GeoProcessing ada

beberapa pilihan untuk mengontrol dan bagaimana data itu akan diproses, yaitu :

a. Clip One theme based on another

Proses ini akan menghasilkan theme yang baru yaitu dengan memotong input

(26)

b. Intersect two themes

Proses ini hampir sama dengan proses clipping sebuah theme, yang

membedakannya adalah data spatial dari hasil intersection adalah gabungan

dari kedua data spatial theme input.

c. Dissolve features based on attribute

Dissolve features pada theme digunakan untuk menghilangkan

pembatas-pembatas yang membatasi feature-feature yang memiliki karakteristik yang

sama.

d. Union two themes

Union akan menghasilkan theme polygon yang baru dari pengkombinasian

dua theme input. data spatial theme input sama dengan data spatial theme

output kecuali pada feature yang dihasilkan karena irisan, karena irisan akan

memuat semua informasi yang ada pada kedua theme input.

e. Merge themes together

Cara kerjanya hampir sama dengan proses union yaitu menghasilkan theme

baru dari penggabungan dua buah theme, yang membedakan adalah pada

merge theme tidak terjadi intersection ( irisan ) atara kedua theme yang telah

(27)

Model dari Sistem Informasi Geografis yang akan dikembangkan adalah

SIG yang memperoleh 2 macam data input yaitu data hasil terhadap analisa

sampel air kali Surabaya untuk tiap-tiap lokasi dan titik pantau tertentu di daerah

aliran kali Surabaya, dan data ANDAL limbah cair industri dengan titik berat

terhadap kandungan logam berat. Hasilnya adalah laporan tingkat pencemaran

yang terjadi per lokasi dan titik pantau beserta kadar parameter pencemaran yang

telah diukur, juga status boleh tidaknya limbah cair industri yang mengandung

logam berat tersebut dibuang pada titik pantau tertentu. Berikut adalah model dari

Sistem Informasi Geografis tersebut :

Gambar 3.1. Model GIS Tingkat Pencemaran Kali Surabaya

3.1. Penelitian

Dalam tahap penelitian ini disampaikan beberapa lokasi dari pengambilan

sampel air Kali Surabaya. Berikut ini adalah daerah aliran sungai Surabaya, yang

(28)

Tabel 3.1. Daerah Aliran Kali Surabaya

No Nama Sungai Aliran Sungai

1. Kali Surabaya Dari Ds. Mlirip Kec. Jetis Kodya Mojokerto – Kec. Driyorejo Kab. Gresik – Kec. Sepanjang Kab. Sidoarjo – Kec. Kedurus – Kec. Wonokromo, pecah menjadi dua ke Utara dan Timur. 2. Kali Mas Dam Wonokromo ke Utara – belakang kantor PU Pengairan Jl.

Ngagel – Jl. Ngemplak – Jl. Gentengkali – Jl. Sulung – Jl. Veteran – Jl. Patiunus – Dermaga Penyeberangan Ujung Baru.

3. Kanal Wonokromo Dam Wonokromo ke Timur – Jl. Jagir – Jl. Panjangjiwo – Jl. Wonorejo – Jl. Wonorejo Timur – Pantai Utara

4. Kali Pegirikan Jl. Undaan Kulon – Jl. Pengampon – Jl. Bunguran – Jl. Nyamplungan – Jl. Wonosari Lor – Pintu Air Jl. Bulak Banteng – Pantai Utara

5. Avur Wonosari Kali Pegirikan – Jl. Wonosari – Jl. Wonoarum – Daerah Basis TNI Ujung – Pantai Utara

6. Avur Medokan Pintu air Jl. Ngagel, Selatan PT. Barata(avur Kalibokor) – jembatan Jl. Menur ke Selatan – belok ke Timur Jl. Nginden Semolo – Jl. Semolowaru – pintu air Jl. Medokan Semampir, masuk ke Kali Wonorejo

7. Avur Keputih Pintu air Jl. Ngagel, Selatan PT. Barata(avur Kalibokor) – jembatan Jl. Menur ke Timur – Jl. Arief Rahman Hakim – perumahan Laguna Indah Kec. Sukolilo – pantai Timur

8. Saluran LPA Sukolilo IPAL Tinja Sukolilo – Pemukiman PMPK Jl. Keputih Tegal Timur – masuk ke Kali Wonorejo

9. Lecheate LPA Sukolilo Kolam penampungan dekat pemukiman PMPK Jl. Keputih Tegal Timur

10. Saluran Kalibokor Jl. Ngagel sebelah Selatan PT. Barata – Jl. Kalibokor – Jl. Menur 11. Avur Kalidami Jl. Karangmenjangan – Jl. Kalidami – Jl. Manyar Kertoarjo – Jl.

Kertajaya Indah – Jl. Darmahusada Permai – Jl. Tegal Mulyorejo – Pintu air Kejawan Pintu Tambak – pantai Timur

12. Avur Pacarkeling Avur Gubeng – Jl. Kedung Tarukan Jl. Kaliwaron – Jl. Mulyorejo – Jl. Sutorejo – Jl. Kalisari Timur – pantai Timur

13. Avur Kenjeran Jl. Kenjeran – Jl. Babatan Pantai – Jl. Tempurejo – Jl. Sukolilo Lor – pantai Ria Kenjeran

14. Saluran Gubeng Dam Jl. Pemuda – Jl. Gubeng Masjid – Jl. Prof. Moestopo – Jl. Tambangboyo, menjadi avur Jeblokan

15. Avur Pucangsewu Jl. Pucangsewu – Jl. Pucang Anom – Jl. Pucang Anom Timur – Jl. Pucang Taman – Jl. Kertajaya – Jl. Krangwismo, menjadi satu dengan avur Kalidami

16. Avur Jeblokan Jl. Tambangboyo – Jl. Karangasem – Jl. Putroagung – Jl. Kedung Cowek – Jl. Kedung Cowek Utara Kel. Tambakwedi – pantai Utara

Dari tabel lokasi-lokasi daerah aliran kali Surabaya yan jadi obyek

(29)

Tabel 3.2. Lokasi Pengambilan Sampel Air

Nomer Titik Pengambilan Lokasi

1. Kualitas Air saluran Kalibokor di ambil di pintu air jl. Ngagel sebelah Selatan PT. Barata

Aliran Avur Medokan, Avur Keputih, Avur Ngagel, Avur Kalidami

2. Kualitas Air saluran Kalibokor di ambil di jembatan jl. Menur, sebelah Selatan RS. Jiwa

Aliran Avur Medokan, Avur Keputih, Avur Kalidami

3. Kualitas Air avur Keputih di ambil di pintu air Perumahan Laguna Indah

Aliran Avur Keputih

4. Kualitas Air avur Kalidami di ambil di jembatan jl. Karang menjangan – jl. Kalidami

Aliran Avur Kalidami

5. Kualitas Air avur Kalidami di ambil di pintu air jl. Kejawan Putih Tambak

Aliran Avur Kalidami

6. Kualitas Air saluran Gubeng di ambil di jembatan kereta api jl. Gubeng Masjid

Aliran Avur Jeblokan, Avur Pacar Keling,

Avur Kenjeran 7. Kualitas Air avur Pucangsewu di ambil di

jembatan jl. Pucang Taman

Aliran Avur Kalidami

8. Kualitas Air Kali Surabaya di ambil di tambangan sebelah Selatan terminal Joyoboyo

Aliran Kanal Wonokromo, Avur Kali Mas

9. Kualitas Air Kanal Wonokromo di ambil di jembatan perumahan PT. Ready Indah

Aliran Avur Ngagel, Kanal Wonokromo,

10. Kualitas Air Kanal Wonokromo di ambil di tambangan jl. Wonorejo Timur

Aliran Kanal Wonokromo

11. Kualitas Air Kanal Wonokromo di ambil di muara kali Wonorejo

Aliran Kanal Wonokromo, Avur Ngagel, Saluran LPA Sukolilo 12. Kualitas Air avur Medokan di ambil di pintu air

jl. Medokan Semampir, sebelum masuk ke kali Wonorejo

Aliran Avur Medokan

13. Kualitas Air avur Medokan di ambil di jl. Nginden Semolo ± 100 M sebelah Timur perempatan terminal Bratang

Aliran Avur Medokan

14. Kualitas Air avur Ngagel di ambil di jembatan jl. Ngagel Jaya Selatan – jl. Krukah

Aliran Avur Ngagel

15. Kualitas Air avur Kenjeran di ambil di depan wartel HMD jl. Kenjeran 481

Aliran Avur Kenjeran

16. Kualitas Air avur Kenjeran di ambil di jembatan dekat terminal angkot Kenjeran jl. KH. Abdul Latief

Aliran Avur Kenjeran

17. Kualitas Air avur Kenjeran di ambil di muara depan TK. Aisyiyah Bustanul Atfal, jl. Sukolilo Lor

Aliran Avur Kenjeran

18. Kualitas Air avur Pacar Keling di ambil di belakang pos RT 03

RW 2 jl. Kaliwaron Gang II

Aliran Avur Pacarkeling

19. Kualitas Air avur Pacar Keling di ambil di jembatan menuju Perumahan Tempurejo

Aliran Avur Pacarkeling

20. Kualitas Air avur Pacar Keling di ambil di jembatan kayu jl. Kalisari Timur

Aliran Avur Pacarkeling

21. Kualitas Air Kali Mas di ambil di belakang kantor Pengairan, jl. Ngagel ± 20 mt sebelah Utara pintu air

Aliran Kali Mas, Kali Pegirikan, Avur Wonosari, Avur Medokan, Avur Keputih

22. Kualitas Air Kali Mas di ambil di jl. Ngemplak, ± 25 mt sebelah Utara jembatan

Aliran Kali Mas, Kali Pegirikan, Avur Wonosari

(30)

perkuliahan Jalajaya ± 25 mt sebelah Utara jembatan Petekan

24. Kualitas Air Kali Mas di ambil di pintu masuk dermaga Ujung Baru, ± 50 mt sebelah Timur dermaga

Aliran Kali Mas

25. Kualitas Air kali Pegirikan di ambil di belakang SPBU jl. Undaan Kulon

Aliran Kali Pegirikan, Avur Wonosari

26. Kualitas Air Kali Pegirikan di ambil di Belakang Toko Material jl. Danakarya

Aliran Kali Pegirikan, Avur Wonosari

27. Kualitas Air kali Pegirikan di ambil di jembatan sebelah Selatan Pos SE (Pintu air jl. Bulak Banteng)

Aliran Kali Pegirikan

28. Kualitas Air avur Wonosari di ambil di muara sebelah Barat Kompleks Daerah Basis TNI-AL

Aliran Avur Wonosari

29. Kualitas Air avur Jeblokan di ambil di jembatan sebelah Timur pasar Pacar Keling

Aliran Avur Jeblokan, Avur Pacar Keling, Avur Kenjeran

30. Kualitas Air avur Jeblokan di ambil di jembatan jl. Rangkah

Aliran Avur Jeblokan

31. Kualitas Air avur Jeblokan di ambil di jembatan Kedinding jl. Kedung Cowek – jl. Pogot

Aliran Avur Jeblokan

32. Kualitas Air avur Jeblokan di ambil di pintu air jl. Kedung Cowek, dekat gudang amunisi

Aliran Avur Jeblokan

33. Kualitas Air saluran LPA di ambil di sebelah Timur pemukiman PMPK kelompok I jl. Keputih Tegal Timur

Saluran LPA Sukolilo

34. Kualitas Air saluran LPA Sukolilo di ambil sebelum masuk ke kali Wonorejo

Saluran LPA Sukolilo

35. Kualitas Air lecheate LPA Sukolilo di ambil di kolam sebelah Barat pemukiman PMPK kelompok IV jl. Keputih Tegal Timur

Saluran LPA Sukolilo

36. Kualitas Air Pantai Kenjeran di ambil di sebelah Utara muara kali Wonorejo

Saluran LPA Sukolilo, Aliran Avur Ngagel dan Kanal Wonokromo

Selanjutnya dari ke 16 lokasi tersebut diambil 12 lokasi sebagai lokasi obyek

[image:30.612.104.527.81.497.2]

pengamatan. Berikut ini adalah ke 12 lokasi tersebut :

Tabel 3.3. Lokasi Obyek Penelitian

No. Lokasi Penambilan No. Titik Yang Diambil Jumlah

Titik

1. Aliran Kanal Wonokromo 8, 9, 10, 11, 36 5

2. Aliran Kali Mas 8, 21, 22, 23, 24 5

3. Aliran Kali Pegirikan 21, 22, 25, 26, 27 5

4. Aliran Avur Wonosari 21, 22, 25, 26, 28 5

5. Aliran Avur Medokan 21, 1, 2, 13, 12 5

6. Aliran Avur Keputih 21, 1, 2, 3 4

7. Aliran Avur Ngagel 1, 14, 9, 11, 36 5

8. Aliran Avur Kalidami 1, 2, 7, 4, 5 5

(31)

10. Aliran Avur Pacar Keling 6, 29, 18, 19, 20 5

11. Aliran Avur Kenjeran 6, 29, 15, 16, 17 5

12. Saluran LPA Sukolilo 33, 35, 34, 11, 36 5

NB: Titik Pantau = 36 titik

3.2. Analisa Tingkat Pencemaran

Dalam tugas akhir ini terdapat dua analisa tingkat pencemaran, yang

pertama dari hasil pengambilan sampel air di lokasi-lokasi pantau dan yang kedua

dari hasil laporan ANDAL perusahaan yang berada di sepanjang daerah aliran

Kali Surabaya.

3.2.1. Analisa berdasarkan lokasi pengambilan sampel air.

Dalam analisa terhadap sampel air Kali Surabaya kami langsung

mendapatkan data-data lengkap kadar zat polutan dalam satuan mg/l yang

berupa logam berat dan indikator lain seperti pH, DO, BOD, COD, dan TSS.

Yang termasuk logam berat ini antara lain seperti Pb, Hg, Cr, Cd, dan Cu,

yang mana kesemua bahan tersebut memiliki sifat racun dan paling sering

ditemui di sungai yang mengalami pencemaran.

Selanjutnya data-data hasil pencemaran tersebut dibandingkan

dengan standar baku mutu air (SBMA) yang ditetapkan oleh pemerintah

provinsi Jatim. Untuk kemudian dapat diketahui apakah kualitas air tersebut

termasuk dalam pencemaran ringan, sedang atau berat. Sebagai contoh dapat

(32)

Tabel 3.4. Data kualitas air pada Avur Wonosari titik 21

No. Parameter Satuan Kadar Polutan

(Titik Pantau 21) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. pH DO BOD COD TSS Timbal (Pb) Merkuri (Hg) Kromium (Cr) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) - mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l 7,8 2,8 6,0 17,1 106 0,0405 0,0112 0,0314 0,0023 0,0047

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa :

a. Kadar TSS, BOD, COD, Cd dan Cu termasuk ringan

b. Kadar pH, DO, dan Pb termasuk sedang

c. Kadar Hg dan Cr nya termasuk berat

Kemudian dilakukan proses perhitungan beban pada parameter dengan

memberikan nilai 5, 3, atau 2 untuk masing-masing parameter. Rumus

perhitungan batas kelas dan tabel beban berikut :

Tabel 3.5. Beban untuk tiap-tiap parameter Pencemaran Air

Kelas PH DO BOD COD TSS Pb. Hg. Cr. Cd. Cu. Nilai

S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 (n)

S2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

(33)

( )

( )

3 1 +

= n n

Beban

( )

( )

( )

3 2 2 3 3 5

5 + +

=

BatasKelas

10 = BatasKelas

Batas Kelas Beban : S1 = 40 – 50 …………Pencemaran Ringan

S2 = 30 – 39 …………Pencemaran Sedang

S3 = 20 – 29 …………Pencemaran Berat

Dengan rumus tersebut dapat dihitung kadar pencemaran dari titik 21 :

Status beban = (5)5+(3)3+(2)2 → 38.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada titik pantau 21 avur wonosari

kualitasnya secara umum sedang, dengan zat polutan dominan Cromium dan

Merkuri.

Analisa diatas adalah analisa per titik pengambilan sampel

berikutnya adalah analisa per lokasi yakni avur wonosari secara keseluruhan

yang didalamnya terdapat 5 titik pengambilan sampel yaitu titik 21, 22, 25,

26, dan 28. Data tiap-tiap titik tersebut diambil rata-ratanya baru kemudian

dibandingkan dengan cara yang sama pula. Berikut adalah contoh dari data

tersebut :

Tabel 3.6. Data rata-rata kualitas air pada Avur Wonosari

No. Parameter Satuan Kadar Polutan

(34)

7. 8. 9. 10. Merkuri (Hg) Kromium (Cr) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) mg/l mg/l mg/l mg/l 0,0348 0,1295 0,0751 0,0171

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa :

a. Kadar Cu dan TSS termasuk ringan

b. Kadar pH, DO, BOD, COD, Cd dan Pb termasuk sedang

c. Kadar BOD dan Cr nya termasuk berat

Dengan cara yang sama seperti diatas maka didapat perhitungan

Status beban = (5)2+(3)5+(2)2 → 32, jadi pada avur wonosari kualitas

airnya secara umum sedang, dengan zat polutan dominan Cromium

3.2.2. Analisa berdasarkan laporan ANDAL industri

Dalam melakukan analisa terhadap ANDAL industri dilakukan

perhitungan seperti berikut, dengan menganggap pencampuran yang

sempurna antara air sungai dengan limbah cair yang dibuang, maka kadar

masing-masing zat polutan dapat dihitung dengan rumus :

( )

( )

( )

= = = + + = n j j n j n j j j Q Q C Q C Q C 1 1 0 1 1 1 1 0 0 dengan :

C = kadar zat polutan dalam air sungai di titik pantau setelah

limbah cair dibuang.

Q0 = debit air sungai dalam (m3/dt).

(35)

Q1 = debit limbah cair dalam (m3/dt).

C1 = kadar zat polutan dalam limbah cair.

Hasilnya adalah kadar masing-masing zat polutan (Pb, Hg, Cr, Cd,

Cu) dititik pantau buangan limbah industri. Untuk kemudian dianalisa

kembali tingkat pencemaran yang terjadi dititik pantau setelah limbah cair

tersebut dibuang. Apakah terjadi perubahan ataukah sama saja. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam contoh berikut ini :

Diketahui Surya Mega Cipta membuang limbah cairnya di titik pantau 15

dengan data ANDAL seperti pada gambar 3.2. maka dapat dihitung tingkat

pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan limbah cair tersebut dengan

[image:35.612.102.509.285.629.2]

rumus diatas. Kadar zat polutan di titik 15 adalah :

Tabel 3.7. Kadar Logam Berat di titik 15

No. Parameter Satuan Kadar Polutan

(rata-rata) 1. 2. 3. 4. 5. . Timbal (Pb) Merkuri (Hg) Kromium (Cr) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l 0,0690 0,0019 0,0040 0,2002 0,0223

Jadi C untuk (Pb) Q0 = 0.223 m3/dt C0 = 0.0690 mg/l

Q1 = 0.266 m3/dt C1 = 0.0498 mg/l

Sehingga

(

) (

)

(

0.223 0.266

)

0498 . 0 266 . 0 0690 . 0 223 . 0 + × + × =

C C=0.0585

(36)

Berikutnya dengan cara yang sama pula dihitung kadar zat polutan yang

lainnya. C untuk (Hg) Q0 = 0.223 m3/dt C0 = 0.0019 mg/l

Q1 = 0.266 m3/dt C1 = 0.0073 mg/l

Sehingga

(

) (

)

(

0.223 0.266

)

0073 . 0 266 . 0 0019 . 0 223 . 0 + × + × = C 0048 . 0 = C

Kadar (Hg) untuk titik pantau 15 = 0.0048.

Dan akhirnya didapat pula kadar untuk (Cr) = 0.0034, (Cd) = 0.1609, (Cu) =

0.0191, dengan menggunakan analisa pencemaran yang sama seperti diatas

tapi hanya untuk 5 parameter saja sehingga kita akan memperoleh tingkat

[image:36.612.102.507.288.578.2]

pencemaran dititik 15.

Tabel 3.8. Beban untuk tiap-tiap parameter Limbah Cair

Kelas Pb. Hg. Cr. Cd. Cu. Nilai

S1 5 5 5 5 5 25 (n)

S2 3 3 3 3 3 15

S3 2 2 2 2 2 10 (n1)

Batas Kelas Beban : S1 = 20 – 25 …………Pencemaran Ringan

S2 = 15 – 19 …………Pencemaran Sedang

S3 = 10 – 14 …………Pencemaran Berat

Sebelumnya tingkat pencemaran di titik 15 adalah ringan, kemudian setelah

limbah cair dari perusahaan Surya Mega Cipta dibuang maka tingkat

pencemarannya menjadi sedang.

Jadi ternyata limbah cair buangan membuat tingkat pencemaran

(37)

sedang, sehingga status dari laporan ANDAL industri tersebut ditolak atau

tidak diperbolehkan membuang limbah cair kedalam kali surabaya. Untuk

dapat membuang limbah cair kedalam daerah aliran kali surabaya kadar

untuk tiap-tiap parameter harus diturunkan sehingga tidak merubah status/

tingkat pencemaran pada titik tempat pembuangan limbah tersebut. Dari

penjelasan diatas dapat ditarik suatu rule bahwa “Jika status pencemaran

dari suatu titik pantau tersebut bertambah akibat buangan limbah cair

industri maka limbah cair tersebut tidak diperkenankan dibuang di titik

[image:37.612.102.511.287.670.2]

pantau tersebut.”

(38)

3.3. System Flow Terkomputerisasi

Sistem flow atau bagan alur adalah suatu penjabaran singkat mengenai

suatu sistem informasi. Sistem flow mempunyai alur yang jelas dan dokumentasi

yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan laporan kepada instansi-instansi

yang terkait maupun ke lembaga-lembaga terkait yang memerlukan. Berikut

adalah Sistem Flow Sistem Informasi Geografis untuk Mengetahui Tingkat

[image:38.612.100.514.274.552.2]

Pencemaran di Kali Surabaya :

Gambar 3.3. System Flow Analisa Pencemaran Air Sungai

Keterangan :

a. Hasil Analisa Sampel merupakan hasil uji laboratorium terhadap air yang

(39)

b. Data sampel tersebut menyimpan nilai/kadar dari masing-masing

parameter yang menjadi obyek penelitian.

c. Laporan Tingkat Pencemaran berupa status pencemaran yang terjadi untuk

[image:39.612.102.512.175.508.2]

tiap-tiap titik pantau dan lokasi.

Gambar 3.4. System Flow ANDAL Industri

Keterangan :

a. ANDAL Industri merupakan dokumen yang diberikan oleh pihak industri

untuk dilakukan uji kelayakan buang pada lokasi tertentu.

b. Data Hasil Analisa menyimpan prediksi pencemaran air kali Surabaya jika

limbah cair dibuang ke suatu titik pantau tertentu, jadi data itu kadar logam

(40)

c. Laporan Status Pencemaran adalah laporan ke pemberi daftar ANDAL

apakah limbah cair hasil produksinya tersebut layak atau tidak untuk

dibuang ke kali Surabaya lengkap dengan kadar logam berat yang

terkandung didalamnya.

3.4. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram, merepresentasi aliran data dari proses – proses yang

ada di dalam sistem tersebut dengan entitas luar. Aliran data tersebut dapat terjadi

antara dua proses, proses dengan data store dan proses dengan entitas yang ada.

3.4.1. Context Diagram

Data Sampel

Laporan Status Pencemaran

Data ANDAL

Laporan Tingkat Pencemaran Bapedal

Daerah Tingkat II Surabaya

Perusahan "

XYZ" USER

0

Sistem Informasi Geografis Tingkat Penceamran Kali

Surabaya

[image:40.612.101.514.290.536.2]

+

(41)
[image:41.612.103.502.85.517.2]

3.4.2. Diagram Berjenjang (Hierarchy Chart)

(42)
[image:42.612.102.509.108.606.2]

3.4.3. DFD Level 0

(43)
[image:43.612.164.474.116.273.2]

3.4.4. DFD Level 1

Gambar 3.8. DFD Level 1 Sub Proses Otorisasi User

Gambar 3.9. DFD Level 1 Sub Proses Analisa Status Pencemaran

3.5. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk menggambarkan pemrosesan dan hubungan

data-data yang digunakan dalam sistem. ERD juga menunjukkan struktur keseluruhan

kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan

[image:43.612.99.513.289.515.2]
(44)

beberapa entity yang saling terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan

oleh sistem yaitu :

a. Data GIS, menyimpan tahun dari pengambilan sampel. Karena

pengambilan sampel pencemaran dilakukan setiap 3 tahun sekali.

b. Data Sungai/Lokasi, menyimpan seluruh pembagian lokasi kali

Surabaya

c. Data Pantau, menyimpan semua posisi pengambilan sampel untuk

tiap-tiap lokasi.

d. Data Detil GIS, menyimpan data sampel per tahun, per lokasi dan dan

per titik pantau lengkap dengan statusnya.

e. Data Industri, menyimpan data industri yang akan diuji limbah

buangannya.

f. Data ANDAL, menyimpan data kadar parameter limbah yang akan diuji

oleh sistem.

g. Data Analisa, menyimpan data kadar parameter air sungai setelah limbah

tersebut dibuang.

h. Data SBMA, menyimpan data status pencemaran dan kadar dari

parameternya.

i. Data Titik, menyimpan data relasi antara data sungai dan data pantau.

j. Data User, menyimpan data pengguna sistem uuntuk proses otorisasi.

(45)
[image:45.612.101.510.75.499.2]

Gambar 3.10. ERD SIG Tingkat Pencemaran Kali Surabaya

3.6. Struktur Database

Rancangan database Sistem Informasi Geografis untuk Mengetahui

Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya terdiri dari tabel-tabel sebagai berikut:

1. Database Data Sungai

Nama Tabel : Data Sungai

(46)

Tabel 3.9. Struktur Tabel Data Sungai

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Lokasi PK Varchar 2 Id Lokasi

Nama_Lokasi Text 50 Nama Lokasi

Debit_Air Number 2.4 Debit Air Sungai

2. Database Titik Pantau

Nama Tabel : Data Pantau

Fungsi : Untuk menyimpan data titik pantau

Tabel 3.10. Struktur Tabel Data Pantau

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Pantau PK Varchar 2 Id Pantau

Nama_Pantau Text 50 Nama Pantau

3. Database Data GIS

Nama Tabel : Data GIS

[image:46.612.98.526.120.671.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data GIS per tahun

Tabel 3.11. Struktur Tabel Data GIS

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_GIS PK Varchar 2 Id GIS

(47)

4. Database Detil GIS

Nama Tabel : Detil GIS

Fungsi : Untuk menyimpan data detil GIS

Tabel 3.12. Struktur Tabel Detil GIS

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Detil PK Varchar 2 Id Detil GIS

Kode_Titik FK Varchar 2 Tanel Titik

Kode_Lokasi FK Varchar 2 Tabel Data Lokasi

Kode_Pantau FK Varchar 2 Tabel Data Pantau

Kode_SBMA FK Varchar 2 Tabel Data SBMA

Status Text 10 Status Pencemaran

pH Number 2.2 Kadar pH

DO Number 2.2 Kadar DO

BOD Number 2.2 Kadar BOD

COD Number 2.2 Kadar COD

TSS Number 3 Kadar TSS

Pb Number 2.4 Kadar Timbal

Hg Number 2.4 Kadar Merkuri

Cr Number 2.4 Kadar Cromium

Cd Nunber 2.4 Kadar Cadmium

(48)

5. Database Titik

Nama Tabel : Data Titik

[image:48.612.102.525.127.722.2]

Fungsi : Untuk menyimpan relasi data Lokasi dan data Pantau

Tabel 3.13. Struktur Tabel Data Sampel

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Titik PK Varchar 2 Id Titik

Kode_Lokasi FK Varchar 2 Tabel Data Lokasi

Kode_Pantau FK Varchar 2 Tabel Data Pantau

6. Database SBMA (Standar Baku Mutu Air)

Nama Tabel : Data SBMA

Fungsi : Untuk menyimpan data kadar parameter pencemaran

standar dan statusnya

Tabel 3.14. Struktur Tabel Data SBMA

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_SBMA PK Varchar 2 Id SBMA

Status Text 10 Status Pencemaran

pH Number 2.2 Kadar pH

DO Number 2.2 Kadar DO

BOD Number 2.2 Kadar BOD

COD Number 2.2 Kadar COD

TSS Number 3 Kadar TSS

Pb Number 2.4 Kadar Timbal

(49)

Cr Number 2.4 Kadar Cromium

Cd Nunber 2.4 Kadar Cadmium

Cu Number 2.4 Kadar Tembaga

7. Database Data Industri

Nama Tabel : Data Industri

[image:49.612.98.524.285.507.2]

Fungsi : Untuk menyimpan data umum industri

Tabel 3.15. Struktur Tabel Data Industri

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Industri PK Varchar 5 Id Industri

Nama_Industri Text 25 Nama Industri

Alamat Text 50 Alamat Industri

Kecamatan Text 25 Kecamatan

Kelurahan Text 25 Kelurahan

Telepon Varchar 15 Telepon

8. Database Data ANDAL

Nama Tabel : Data ANDAL

Fungsi : Untuk menyimpan data ANDAL Industri

Tabel 3.16. Struktur Tabel Data ANDAL

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_ANDAL PK Varchar 2 Id ANDAL

Kode_Industri FK Varchar 5 Tabel Data Industri

(50)

Tanggal Date/Time Tanggal Entry Dokumen

Pb Number 2.4 Kadar Timbal

Hg Number 2.4 Kadar Merkuri

Cr Number 2.4 Kadar Cromium

Cd Nunber 2.4 Kadar Cadmium

Cu Number 2.4 Kadar Tembaga

Debit_Limbah Number 2.4 Debit Limbah Cair Industri

9. Database Data Analisa

Nama Tabel : Data Analisa

Fungsi : Untuk menyimpan data hasil analisa terhadap airsungai

[image:50.612.102.528.172.629.2]

dan limbah cair industri

Tabel 3.17. Struktur Tabel Data Analisa

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_Detil FK Varchar 2 Tabel Detil GIS

Pb Number 2.4 Kadar Timbal

Hg Number 2.4 Kadar Merkuri

Cr Number 2.4 Kadar Cromium

Cd Nunber 2.4 Kadar Cadmium

Cu Number 2.4 Kadar Tembaga

(51)

10.Database User

Nama Tabel : Data User

[image:51.612.107.522.111.622.2]

Fungsi : Untuk menyimpan status user dan passwordnya

Tabel 3.18. Struktur Tabel Data User

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_User PK Varchar 15 Id User

Password Varchar 25 Password User

11.Database Kecamatan

Nama Tabel : Kecamatan

Fungsi : Untuk menyimpan data Kecamatan

Tabel 3.19. Struktur Tabel Kecamatan

Nama Field Key Type Lebar Keterangan

Kode_ Kecamatan PK Varchar 2 Id Kecamatan

Nama_ Kecamatan Text 50 Nama_ Kecamatan

3.7. Rencana Rancangan Input

a. Form login user

(52)
[image:52.612.235.422.104.204.2]

b. Form input data tahun GIS

Gambar 3.12. Form Tahun GIS

c. Form input data Pencemaran

[image:52.612.100.518.194.526.2]
(53)
[image:53.612.103.509.96.679.2]

d. Form input data SBMA

Gambar 3.14. Form Input SBMA

e. Form input data ANDAL industri

(54)

3.8. Rencana Rancangan Output

[image:54.612.100.511.120.675.2]

a. Form Peta SIG Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya

Gambar 3.16. Form Utama

b. Form GIS Analisa Status Pencemaran Limbah Industri

(55)

Berdasarkan perancangan sistem yang dibuat sebelumnya, maka

perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :

4.1. Implementasi Aplikasi

Untuk menjalankan aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk

Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya, perlu diperhatikan beberapa

hal yang berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan

seperti tertera di bawah ini

a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan Sistem Informasi

Geografis untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya ini adalah

sebagai berikut :

1. Processor Pentium II 400 (compatible) atau lebih

2. RAM 64 MB atau lebih

3. Harddisk 10 GB atau lebih

4. Monitor SVGA 800x600

b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang diperlukan sehingga Sistem Informasi Geografis untuk

Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya dapat berjalan dengan baik

adalah sebagai berikut :

1. Microsoft Visual Basic 6.0

(56)

3. ArcView GIS 3.1

4. MapObjects 2.0

5. Component One True DBGrid 7.0

Setelah kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak seperti yang

disebutkan di atas terpenuhi, user dapat menjalankan (menginstalasi) Sistem

dengan urutan sebagai berikut

a. Klik icon Microsoft Visual Basic 6.0 sehingga tampil dialog box, pilih menu

existing, tentukan directory tempat project berada (misalnya

C:\Program\GIS.vbp) kemudian pilih dan tekan tombol run untuk menjalankan

sistem atau dengan menginstalasikan program yang sudah berbentuk

application (GIS.exe)

b. Akan muncul Form Login yang menanyakan username dan password untuk

masuk ke sistem. Pilih “Administrator” untuk username dan isikan “admin

sebagai passwordnya. Anda akan masuk kedalam sistem dan berhak

melakukan proses input dan update terhadap data-data master seperti data GIS,

data SBMA, data Sampel Pencemararan, data ANDAL Industri, serta berhak

melakukan penggantian terhadap passwordnya sendiri. Jika anda pilih “User“

untuk username dan isikan “user123” tekan tombol OK. Anda akan masuk

kedalam sistem dan hanya berhak menampilkan menu GIS Pencemaran dan

berhak melakukan penggantian terhadap passwordnya sendiri.

c. Setelah mengisi Form Login dengan benar akan muncul Menu Utama dengan

menu – menu sebagai berikut :

1. Menu File : memiliki fungsi sebagai alat keluar dan masuk kembali ke

(57)

2. Menu Master : berfungsi mengisikan data–data sampel pencemaran,

Tahun GIS, SBMA, dan Industri yang dibutuhkan sehingga hasilnya dapat

tampil di menu GIS dan Laporan.

3. Menu GIS : berfungsi menampilkan peta lokasi pencemaran beserta

parameternya dan status tingkat pencemarannya juga analisa terhadap

ANDAL Industri di kali Surabaya. Serta dapat melihat pula secara

langsung laporan dari status limbah cair yang akan dibuang pada lokasi

atau titik tertentu.

d. Pada Menu Master terdapat sub menu–sub menu sebagai berikut :

1. Master Tahun GIS : memiliki fungsi mengisi data tahun survey terhadap

kali Surabaya untuk keperluan tampilan GIS yang memiliki jangka waktu

tiga tahunan.

2. Master Sampel Pencemaran : berfungsi mengisi data sampel pencemaran

kali Surabaya yang diperoleh dari hasil survey.

3. Master SBMA : berfungsi mengisi data parameter Standar Baku Mutu Air

yang akan digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui tingkat

pencemaran yang terjadi.

4. Master Industri : berfungsi mengisi data tentang Industri secara lengkap.

Apabila dalam sub menu master seperti di atas data belum tersedia, user harus

menginputkan secara berurutan sehingga tidak terjadi kesalahan pada sistem.

Namun bila telah terdapat data, user tinggal mengupdate sesuai dengan yang

(58)

e. Pada Menu GIS terdapat sub menu–sub menu sebagai berikut :

1. GIS Pencemaran : berfungsi menampilkan status pencemaran yang terjadi

didaerah aliran kali Surabaya, dengan pembagian wilayah aliran kali

Surabaya ke dalam lokasi-lokasi tertentu dan titik-titik pantau tempat

pengambilan sampel air .

Untuk menampilkan status pencemaran yang terjadi pada kali Surabaya

ikuti langkah–langkahnya sebagai berikut :

a. Pilih data tahun GIS yang akan ditampilkan dengan menekan combo

Tahun GIS.

b. Klik tombol “OK”, maka peta sesuai Tahun GIS yang dimaksud akan

muncul.

c. Pilih lokasi atau tekan dulu checkbox dan pilih titik pantau yang

ingin.dilihat status pencemarannya dengan memilih combo box lokasi

dan titik pantau.

d. Kemudian secara otomatis akan muncul detil berupa nilai untuk

tiap-tiap parameter pencemaran yang terdapat dibagian bawahnya dan

status pencemaran untuk lokasi atau titik pantau yang telah dipilih.

e. Untuk melihat laporan tentang pencemaran dalam bentuk teks dapat

menekan tombol “View Report” dan akan muncul laporan dalam

format file microsoft excel untuk melakukan proses pencetakan dari

laporan lakukan sesuai prosedur microsoft excel.

2. GIS Analisa : berfungsi menampilkan analisa terhadap laporan ANDAL

Industri yang akan melakukan proses pembuangan limbah cair kedalam

(59)

pencemaran dari tahun berjalan, yaitu sebelum dilakukannya kembali

proses pengambilan sampel air pada kali Surabaya untuk periode

berikutnya

Untuk menampilkan status limbah cair Industri apakah boleh dibuang

atau tidak ikuti langkah–langkahnya sebagai berikut :

a. Pilih sub menu GIS Analisa pada form utama.

b. Kemudian akan muncul form pengisian ANDAL industri, dengan cara

memilih terlebih dahulu industri yang akan membuang limbah

cairnya.

c. Lalu isikan debit limbah dan nilai dari parameter logam berat yang

akan kita check statusnya.

d. Kemudian akan dicek lokasi industri tersebut berada pada kecamatan

mana, maka pada combo box titik pantau akan terisi oleh data yang

telah disesuaikan menurut keberadaan titik tersebut di kecamatan yang

sama.

e. Selanjutnya pilih titik pantau tempat limbah cair tersebut akan dibuang

dengan menekan combo box titik pantau.

f. Maka akan muncul status pencemaran logam berat pada lokasi atau

titik pantau yang telah dipilih tersebut.

g. Tekan tombol “check status”, dan status dari akibat proses

pembuangan limbah cair terhadap kualitas air kali Surabaya tersebut

akan muncul.

h. Untuk melihat laporan lengkap dari status limbah cair dapat menekan

(60)

microsoft excel untuk melakukan proses pencetakan dari laporan

lakukan sesuai prosedur microsoft excel.

i. Jika data ANDAL yang dibuang diperbolehkan maka akan muncul

tombol “Simpan ANDAL”, selanjutnya jika ingin melihat laporannya

dapat menekan tombol “View Report ANDAL”, untuk mencetak

laporan sama seperti laporan sebelumnya karena dalam format

microsoft excel.

Dari penjelasan running program di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini

dijalankan oleh user yaitu pihak Bapedalda Pemerintah Kotamadya Surabaya

dan ditunjuk seorang administrator untuk menjalankannya. Di dalam aplikasi

ini terdapat form-form master dan detil yang akan menghubungkannya ke

tabel-tabel dalam database dan merupakan back office yang berjalan secara off

line dan digunakan untuk memasukkan, mengedit atau menghapus data-data

yang tersimpan dalam database. Yang berhak membuka dan menjalankan

aplikasi ini hanya administrator yang ditunjuk oleh pimpinan Bapedalda.

Berikut ini adalah tampilan hasil pengujian tugas akhir Sistem Informasi

Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran di Kali Surabaya :

Saat sistem dijalankan akan tampil form Login yang akan menanyakan User

Name dan Password untuk security sistem sehingga hanya yang berkepentingan

(61)
[image:61.612.101.516.288.507.2]

Gambar 4.1. Tampilan Form Login

Setelah mengisi user name dan password dengan benar user akan diharuskan

mengisi form pemilihan tahun GIS.

Gambar 4.2. Form Pilih Tahun Survey

masuk ke form utama. Form ini berisi menu-menu untuk mengisi master dan detil

(62)
[image:62.612.100.490.75.470.2]

Gambar 4.3. Tampilan Form Utama

Menu-menu yang terdapat dalam form utama tersebut adalah menu File yang

berisi “LogOff” untuk keluar dari sistem. Kemudian pada menu Master

terdapat sub menu–sub menu sebagai berikut :

a. Form Tahun Survey yang digunakan uintuk menginputkan tahun dari

survey pengambilan sampel air yang dilakukan dalam periode tiga

tahunan, dengan cara inputkan kode GIS dan tahun, seperti “1” dan

“1998-2001” lalu untuk menyimpan tekan tombol Insert.

[image:62.612.237.419.537.675.2]
(63)

b. Form Master Sampel Pencemaran digunakan untuk menginputkan

data-data yang diperoleh selama hasil survey dilakukan, dengan

nilai-nilai parameter yang lengkap, lalu untuk menyimpan tekan tombol

[image:63.612.101.513.167.500.2]

Insert

Gambar 4.5. Form Master Sampel Pencemaran

c. Form Master SBMA adalah form yang digunakan untuk menginputkan

Standar Baku Mutu yang diperlakukan oleh Pemerintah setempat,

dengan cara inputkan Kode SBMA dan Nilai-nilai dari parameternya,

(64)
[image:64.612.99.504.65.678.2]

Gambar 4.6. Form Master SBMA

d. Form Master Industri adalah form yang digunakan untuk

menginputkan data-data fisik Industri, deperti kode, nama, alamat,

kecamatan dan lain sebagainya. lalu untuk menyimpan tekan tombol

Inserat atau Update.

(65)

Kemudian pada menu GIS terdapat submenu antara lain :

a GIS Pencemaran, adalah form yang menunjukkan suatu tingkat pencemaran

yang terjadi pada kali Surabaya. Kemudian akan muncul pada peta informasi

tentang status pencemaran terhadap kali Surabaya. Sebelumnya lokasi atau

titik pantau dapat dipilih dan dilihat status pencemarannya, dimana untuk

lokasi atau titik pantau yang memiliki pencemaran ringan akan muncul dengan

warna hijau, untuk yang sedang akan berwarna kuning, dan berat warna

[image:65.612.104.510.286.521.2]

merah.

Gambar 4.8. Form GIS Pencemaran

b GIS Analisa, yang digunakan untuk melakukan proses analisa terhadap

ANDAL limbah cair Industri dan menentukan statusnya apakah layak atau

(66)
[image:66.612.102.507.73.640.2]

Gambar 4.9. Form Input data ANDAL

(67)

4.2 Evaluasi Hasil Implementasi

Setelah dilakukan implementasi program Sistem Informasi Geografis

Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Kali Surabaya, diperoleh evaluasi dari

implementasi sebagai berikut :

1. Data informasi pencemaran sebelumnya hanyalah data dalam bentuk

angka-angka dari tiap-tiap parameter untuk tiap lokasi dan titik pantau, sedangka-angkan

status pencemarannya dihitung secara manual. Disamping itu informasinya

tidak disertai dengan peta lokasi. Adapun aplikasi ini dapat memberikan

informasi status pencemaran terhadap suatu lokasi atau titik pantau tertentu

lengkap dengan nilai-nilai parameter pencemarnya.

2. Analisa terhadap dampak lingkungan sebelumnya hanya saat proses

pendirian usaha dan tidak ada saat proses produksi berjalan. Namun sejak

tahun 1997 laporan ANDAL secara bertahap ada tapi di pihak Bapedalda

sendiri tidak dilakukan proses analisa terhadap limbah cair hasil buangan

industri tersebut. Sedangkan aplikasi ini dapat melakukan proses

perhitungan dan prediksi apakah limbah cair Industri yang akan dibuang ke

dalam kali Surabaya tersebut dikatakan layak ataukah tidak jika sebelumnya

hasil analisa tersebut dibandingkan dengan peraturan Standar Baku Mutu

Air untuk kandungan logam beratnya.

3. Hasil evaluasi terhadap Sistem sebelum aplikasi ini dibuat dan setelahnya

(68)
[image:68.612.103.504.119.523.2]

a. Laporan Status Pencemaran Air per Lokasi Sebelumnya

Tabel 4.1. Status Pencemaran Air di Avur Jeblokan

Nama Lokasi Status Pencemaran

Avur Jeblokan Pencemaran Ringan

Gambar

Tabel 3.3. Lokasi Obyek Penelitian
Tabel 3.7. Kadar Logam Berat di titik 15
Tabel 3.8. Beban untuk tiap-tiap parameter Limbah Cair
Gambar 3.2. Model Dokumen ANDAL Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas mutu bibit terbaik terdapat pada campuran media tanah dan pupuk kandang, dengan perlakuan potong akar dan pemberian urin sapi 20% + 5% EM4 (M2A2).. Penggunaan

inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,

h satu syarat untuk menyelesaikan program D najemen Informatika di Politeknik Negeri Sriwij yelesaikan Laporan Akhir ini penulis banyak se n dan petunjuk dari berbagai pihak,

Rancangan pabrik selulosa asetat ini dibuat dengan kapasitas 75.000 ton/tahun yang direncankan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan impor... Data untuk steam dan

Seorang guru perlu memiliki cahaya (kecerdasan) dan energi (kompetensi) guna menerobos kebodohan. Guru adalah orang yang selalu menjaga kualitas bangsa dan membangun

Potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang ada di Pulau Gelasa dengan pantai berpasir putih, hutan alam, berbagai satwa liar, bebatuan, mangrove,

Hal inilah yang melatarbelakangi dalam penelitian ini, sehingga pada penelitian ini digunakan metode kopresipitasi untuk pembuatan Barium M-Heksaferit yang disintesis dengan

a.) Afirmasi dalam bentuk kebijakan agar sekolah menerima siswa tidak mampu dan anak berkebutuhan khusus b.) Dinas Pendidikan. menyiapkan guru untuk anak berkebutuhan