• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Aplikasi pengolahan Data Lapangan Di Musuem Geologi bandung Berbasis Dekstop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Aplikasi pengolahan Data Lapangan Di Musuem Geologi bandung Berbasis Dekstop"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Museum Geologi Bandung merupakan tempat bersejarah.Museum Geologi Bandung dinilaisebagai peninggalan nasional dan berada dibawah perlindungan pemerintah.Museum Geologi mempunyai dua bagian dalam struktur organisasinya.Salah satu bidang yang terdapat di Museum Geologi Bandung adalah bidang dokumentasi. Bagian dokumentasi bertugas mencatat data batuan yang diperoleh dari survey lapangan.Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi, seperti fosil, batuan, dan mineral.

Pengolahan data materi geologi tersebut berupa pendokumentasian data materi geologi selama kerja lapangan yang dilakukan. Hasil keluaran dari pengolahan data tersebut berupa laporan informasi materi geologi yang telah dikumpulkan selama kerja lapangan yang dilakukan. Sistem kerja bagian dokumentasi dalam mencatat data materi geologi yaitu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word. Data yang diolah adalah data mengenai material geologi yang diperoleh selama kerja lapangan berlangsung. Pengolahan yang terjadi meliputi karakteristik batuan, tempat ditemukannya batuan, dan gambar batuan tersebut.

(2)

2

dibuat ditujukan untuk mempermudah pembuatan laporan data lapangan sehingga tema yang diangkat adalah “AplikasiPengolahan Data Lapangan” yang mengolah data materigeologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskans ebelumnya maka rumusan masalah dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah bagaimana membangunaplikasi pengolahan data lapangan di Museum GeologiBandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan laporan kerja praktek inia dalah untuk membangun aplikasi pengolahan data lapangan di Museum Geologi Bandung.

Tujuan yang akan dicapai dari pembangunan aplikasi pengolahan data lapangan di MuseumGeologi Bandung adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan keakuratan pengolahan data lapangan di Museum Geologi Bandung.

2. Memudahkan pembuatan laporan data lapangan di Museum Geologi Bandung.

1.4 Batasan Masalah

Dalam pembuatan laporan ini dibuat beberapa batasan masalah agar pembahasan lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Data yang diolah untuk aplikasi yang dibangun adalah data lapangan.

2. Proses yang ada dalam aplikasi yang dibangun adalah proses pencatatan data lapangan.

(3)

3

6. Pemodelan dan perancangan sistem dalam pembuatan tugas ini menggunakan pemodelan berbasis obyek dengan tools UML.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis. Dalam pembuatan laporan kerja praktek ini digunakan metode penelitian deskriptif yang menggambarkan fakta-fakta dan informasi secara sistematis, faktual, dan akurat. Metode penelitian ini memiliki dua tahapan penelitian,yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pembangunan aplikasi.

1.5.1 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data primer atau data yang diperoleh dari obyek penelitan adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, dan menelaah berbagai literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, jurnal ilmiah, situs internet, dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

2. StudiLapangan

Studi lapangan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan secara langsung terhadap permasalahan yang diambil. Studi lapangan dalam pembuatan laporan kerja praktek ini dilakukan secara langsung di seksi dokumentasi Museum Geologi Bandung, yang meliputi :

a. Wawancara

(4)

4

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di seksi dokumentasi Museum Geologi Bandung.

1.5.2 Tahap Pembangunan Aplikasi

Tahap pengembangan perangkat lunak dalam pembuatan aplikasi pengolahan data lapangan di Museum Geologi Bandung ini menggunakan metode waterfall (Gambar 1.1). Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model waterfall adalah sebagai berikut :

1. Sistem Engineering

Rekayasa perangkat lunak merupakan tahapan yang pertama kali dilakukan untuk merumuskan sistem yang akan dibangun. Hal ini bertujuan untuk memahami sistem yang akan dibangun.

2. Analyst

Analisis dilakukan terhadap permasalahan yang dihadapi serta untuk menetapkan kebutuhan perangkat lunak dari aplikasi yang dibangun.

3. Design

Tahap desain merupakan tahap penerjemahan dari data yang telah dianalisi ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.

4. Coding

Coding merupakan tahap penerjemahan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman tertentu.

5. Testing

(5)

5

penambahan sesuai dengan permintaan user.

Gambar 1.1 Siklus Metode Waterfall

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika laporan kerja praktek ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini menerangkan secara umum mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini membahas tentang profil Museun Geologi Bandung yang memaparkan sejarah, logo, badan hukum, struktur organisasi, dan job description

(6)

6

Bab III ini berisi tentang lokasi dan waktu pelaksanaan kerja praktek, analisis sistem mulai dari analisis sistem yang sedang berjalan hingga analisis sistem yang sedang diusulkan serta implementasi dari aplikasi pengolahan data lapanganyang akan dibangun.

BAB IV KESIMPULAN

(7)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Instansi Museum Geologi Bandung

Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.[1]

Nama instansi : Museum Geologi Bandung Tgl/Thn Berdiri : 2000

Jenis Badan/Instansi : Penelitian

Alamat : Jl. Diponogoro no. 57 Bandung 40122 Telepon : (022) - 7213822

Fax : (022) - 7213934

e-mail : museumgeologi@grdc.esdm.go.id

2.1.1 Sejarah Instansi[2]

Museum Geologi Bandung memiliki sejarah dalam perkembangannnya yaitu :

A. Masa Penjajahan Belanda

(8)

Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg seperti yang terlihat pada Gambar 2.2, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929.

Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929 dan peserta yang ada dapat terlihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Peserta Kongres Gambar 2.2 Museum Geologi

B. Masa Penjajahan Jepang

(9)

Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.

Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

C. Masa Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945,pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950).Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG .

(10)

Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya - Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.

Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

(11)

Geologi lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri.

Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik Museum Geologi dibentuk 2(dua) seksi dan 1(satu) sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan Seksi Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan kegiatan antara lain seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.

2.1.2 Logo Museum Geologi Bandung

Logo Museum Geologi Bandung dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3 yang memiliki filosof sendiri mengenai bentuknya seperti yang ada

Gambar 2.3 Logo Instansi Museum Geologi Bandung

(12)

Geologi Bandung menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM.

2.1.3 Badan Hukum Intansi

Bentuk badan hukum Museum Geologi Bandung adalah instansi sebutan kolektif meliputi satuan kerja/satuan organisasi yang pada dasarnya instansi dibentuk oleh pemerintahan itu sendiri, seperti Museum Geologi Bandung yangberdiri pada tahun 2000.Menyelengarakan pameran peragaan koleksi dari hasil penelitian berupa fosil, batuan dan mineral dan menyediakan pelayanan untuk pengunjung atau masyarakat umum dibidang geologi berupa penyuluhan, workshop dan seminar.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

Pada Museum Geologi Bandung memiliki Struktur Organisasi dan Job Description, yang dimana Museum Geologi Bandung ini memiliki bagian atau divisi yang tugasnya masing-masing seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.Namun, sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai Visi dan Misi Museum Geologi Bandung.

2.1.4.1 Visi dan Misi Museum Geologi Bandung[4] Visi

Terwujudnya sumber informasi geologi ( dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia ) yang profesional untuk masyarakat.

Misi

Memperagakan dan mengkomunikasikan koleksi museum.

 Menyediakan informasi dan materi edukasi geologi.

 Mendokumentasikan dan mengkonservasi koleksi museum.

 Melakukan penelitian koleksi dan pengembangan museum.

 Melakukan pameran museum dan geologi.

 Melakukan penyuluhan dan sosialisasi geologi.

 Melakukan kerjasama dengan instansi dan sekolah.

(13)

 Memberikan pelayanan jasa permuseuman.

2.1.4.2 Struktur Organisasi Museum Geologi[5]

Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (KepMen ESDM) No. 1725 tahun 2002 disebutkan bahwa Museum Geologi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Peragaan, dan Seksi Dokumentasi serta Kelompok Fungsional dengan struktur organisasi seperti terdapat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Museum Geologi

2.1.4.3 Job Description Museum Geologi Bandung[5]

Job Description Museum Geologi Bandung dibagi dalam 5 bagian yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok Kerja Subbagian Tata Usaha

Kelompok Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan, penyiapan bahan penyusunan program dan laporan, urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta rumah tangga. Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1725 tahun 2002 telah dibentuk 4 (empat) Kelompok Kerja yang terdiri dari :

 Kelompok Kerja Penyusunan Program dan Kepegawaian.

(14)

Untuk kegiatan ketatausahaan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Museum Geologi.

2. Kelompok Kerja Seksi Peragaan

Peragaan Museum Geologi merupakan bagian yang secara langsung dapat diakses oleh masyarakat luas.Oleh Karena itu, Seksi Peragaanm selain harus mampu memelihara peragaan yang telah ada juga sebaiknya dpat melakukan pengembangan peragaan serta harus mampu menyampaikan informasi geologi kepada pengunjung sesuai dengan tingkat pendidikannya. Susunan Kelompok Kerja pada Seksi Peragaan adalah seperti berikut :

 Kelompok Kerja Pelayanan Pengunjung.

 Kelompok Kerja Program Pengembangan Peragaan dan Edukasi.

3. Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi

Museum Geologi mempunyai peran yang sangat penting untuk mendokumentasikan koleksi geologi yang terdiri dari batuan, mineral dan fosil, termasuk dokumen lainnya yang sangat berharga bagi sejarah dan perkembangan ilmu geologi di masa yang akan datang. Koleksi batuan, mineral dan fosil ini juga merupakan data yang sangat berharga dan sangat penting, bukan saja sebagai koleksi yang harus selalu dikonversikan

sehingga menjadi koleksi yang “abadi” untuk generasi yang akan datang,

tetapi juga dapat menunjang kegiatan eksplorasi, baik itu eksplorasi sumber daya mineral, maupun eksplorasi sumber daya energi di Indonesia karena koleksi tersebut merupakan data geologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pendokumentasian koleksi batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi Dokumentasi.Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi koleksi, maka diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan preparat untuk penelitian koleksi tersebut.Setelah informasi tentang koleksi tersebut diperoleh dari hasil penelitian, maka informasi tersebut disimpan di ruang dokumentasi di mana segala informasi

mengenai koleksi tersebut disimpan sebagai “database”. Oleh karena itu

(15)

 Kelompok Kerja Koleksi Batuan dan Mineral.

 Kelompok Kerja Koleksi Fosil. 4. Ruang Peragaan[6]

Pada Gambar 2.5 dibawah ini akandiperlihatkan bentuk atau denah ruang peragaan Museum Geologi Bandung.

Gambar 2.5 Ruang Peragaan Museum Bandung

Ruang Peragaan Museum Geologi Bandung terdiri dari 3 ruang peragaan, yaitu:

a. Ruang Geologi Indonesia (Sayap Barat - Lantai 1)

Peragaan diawali dengan proses terjadinya bumi, dilanjutkan dengan perkembangan pembentukan kepulauan Indonesia yang terkait dengan teori tektonik lempeng, di mana Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

(16)

b. Ruang Sejarah Kehidupan (Sayap Timur - Lantai 1)

Di ruang Sejarah Kehidupan digambarkan perkembangan kehidupan dari waktu ke waktu yang didahului oleh awal terbentuknnya bumi sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Jejak kehidupan paling primitif yang pernah ditemukan adalah Stromatolite.

Selanjuntya kehidupan berkembang pada Masa Paleozoikum ditandai dengan adanya fosil trilobit, krinoid, dan tumbuhan jenis paku-pakuan. Masa berikutnya, yaitu Masa Mesozoikum, adalah masa keemasan hewan raksasa yang disebut Dinosaurus. Di Museum Geologi terdapat replika fosil dinosaurus Tyranosaurus rex. Pada Masa ini Indonesia sebagian besar masih berada di bawah laut yang ditandai dengan banyaknya fosil amonit dan beberapa jenis fosil invertebrata lainnya.

Kepulauan Indonesia baru berkembang pada Masa Kenozoikum yang ditandai dengan berkembangnya hewan invertebrata seperti moluska, foraminifera, dan lain sebagainya.Pada Akhir Kenozoikum barulah berkembang hewan vertebrata seperti Stegodon dan lain-lain yang diikuti kemunculan manusia purba (Homo erectus) pada Zaman Kuarter.

c. Ruang Geologi dan Kehidupan Manusia (Sayap Timur - Lantai 2) Bagian ini menggambarkan cara penambangan dan pengolahan mineral serta minyak dan gas bumi yang telah menjadi sumber pendapatan dan devisa Negara, juga pendayagunaan sumber dan cadangan air bawah tanah yang amat besar manfaatnya bagi manusia.

Selain Mengandung manfaat, kondisi geologi suatu daerah dapat pula menjadi sumber bencana, misalnya letusan gunungapi, gerakan tanah, dan gempabumi.Dampak bencana alam dapat dikurangi dengan melakukan kegiatan mitigasi bencana alam geologi.

5. Ruang Dokumentasi[7]

(17)

perkembangan ilmu geologi di masa yang akan datang. Koleksi batuan, mineral dan fosil ini juga merupakan data yang sangat berharga dan sangat penting, bukan saja sebagai koleksi yang harus selalu dikonversikan

sehingga menjadi koleksi yang “abadi” untuk generasi yang akan datang,

tetapi juga dapat menunjang kegiatan eksplorasi, baik itu eksplorasi sumber daya mineral, maupun eksplorasi sumber daya energi di Indonesia karena koleksi tersebut merupakan data geologi dari seluruh wilayah Indonesia.

Pendokumentasian koleksi batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi Dokumentasi.Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi koleksi, maka diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan preparat untuk penelitian koleksi tersebut.Setelah informasi tentang koleksi tersebut diperoleh dari hasil penelitian, maka informasi tersebut disimpan di ruang dokumentasi di mana segala informasi

mengenai koleksi tersebut disimpan sebagai “database”. Saat ini koleksi

(18)

Gambar 2.6 Ruang Dokumentasi

2.2 Landasan Dasar Teori

Untuk membangun aplikasi pengolahan data bebatuan , diperlukan teori-teori yang mendukung serta berkaitan dengan aplikasi yang akan dibangun. Teori-teori tersebut dapat menjadi landasan dari aplikasi yang akan dibangun. Landasan teori dari Pembangunan aplikasi pengolahan data bebatuan ini adalah sebagai berikut :

2.2.1 Java[8]

Java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek yang dikembangkan oleh Sun Microsistems sejak tahun 1991.Bahasa ini dikembangkan dengan model yang mirip dengan bahasa C++ dan Smalltalk, namun dirancang agar lebih mudah dipakai dan platform independent, yaitu dapat dijalankan di berbagai jenis sistem operasi dan arsitektur komputer.Bahasa ini juga dirancang untuk pemrograman di Internet sehingga dirancang agar aman dan portabel.

(19)

Platform independent berarti program yang ditulis dalam bahasa Java dapat dengan mudah dipindahkan antar berbagai jenis sistem operasi dan berbagai jenis arsitektur komputer. Aspek ini sangat penting untuk dapat mencapai tujuan Java sebagai bahasa pemrograman Internet di mana sebuah program akan dijalankan oleh berbagai jenis komputer dengan berbagai jenis sistem operasi. Sifat ini berlaku untuk level source code dan binary code dari program Java. Berbeda dengan bahasa C dan C++, semua tipe data dalam bahasa Java mempunyai ukuran yang konsisten di semua jenis platform. Source code program Java sendiri tidak perlu dirubah sama sekali jika Anda ingin mengkompile ulang di platform lain. Hasil dari mengkompile source code Java bukanlah kode mesin atau instruksi prosesor yang spesifik terhadap mesin tertentu, melainkan berupa bytecode yang berupa file berekstensi .class. Bytecode tersebut dapat langsung Anda eksekusi di tiap platform yang dengan menggunakan Java Virtual Machine (JVM) sebagai interpreter terhadap bytecode tersebut.

2. Kompilasi

Kompilasi kode program Java dilakukan menggunakan toolcommand-line yang bernama javac, atau biasa disebut kompiler Java. Tahap kompilasi ini bertujuan untuk mengonversi kode sumber ke program biner yang berisi bytecode, yaitu instruksi-instruksi mesin.

3. Interpretasi

Kode program Java tidak dieksekusi di komputer secara langsung, tetapi berjalan di atas komputer hipotesis yang distandardisasikan, yang disebut Java Virtual Machine.

Untuk menginterpretasi bytecode, kita menggunakan tool bernama java, atau biasa disebut interpreter Java.

4. Library

(20)

5. Berorientasi Objek

Java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek.Pemrograman berorientasi objek secara gamblang adalah teknik untuk mengorganisir program dan dapat dilakukan dengan hampir semua bahasa pemrograman.Namun Java sendiri telah mengimplementasikan berbagai fasilitas agar seorang programer dapat mengoptimalkan teknik pemrograman berorientasi objek.

2.2.2 NetBeans[9]

NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra (dan terus bertambah). Sun Microsistems mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama.

Saat ini terdapat dua produk : NetBeans IDE dan NetBeans Platform. The NetBeans IDE adalah sebuah lingkungan Pembangunan - sebuah kakas untuk pemrogram menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program. Netbeans IDE ditulis dalam Java – namun dapat mendukung bahasa pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE.Netbeans IDE adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana digunakan.

2.2.3 iReport

(21)

aplikasi yang lengkap dengan reportnya. Dengan Netbeans IDE + iReport plugin maka tools Pembangunan aplikasi kita udah lengkap .

2.2.4 Unified Modelling Language (UML)[10]

UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan penulisankata-kata dalam „MS Word‟ untuk kegunaan komunikasi.Sebuah bahasa modeladalah sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan konsep tatanan / aturanpenulisan serta secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. Seperti halnyaUML adalah sebuah bahasa standard untuk pengembangan sebuah software yangdapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model-model, tetapitidak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yangmerupakan salah satu proses implementasi pengembangan software.

UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namunjuga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman,seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung kedalam sebuah object-oriented database. Begitu juga mengenaipendokumentasian dapat dilakukan seperti; requirements, arsitektur, design,source code, project plan, tests, dan prototypes.

(22)

Gambar 2.7 Konsep Dasar UML

Seperti juga tercantum pada Gambar 2.7, UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:

1. Use case Diagram

Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk Use case

dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.

Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor. Use case digambarkan berbentuk elips dengan namaoperasi dituliskan di dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke Use case. 2. Class diagram

(23)

desain, Class diagram berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat.

Hubungan antar kelas dalam pemodelan dengan tools UML digambarkan sebagai berikut :

a. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class

yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. b. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas”).

c. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari

classlain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

d. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan Sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.

3. Statechart Diagram

Statechart diagram digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis satu kelas atau objek. Statechart diagram memperlihatkan urutan keadaan sesaat (state) yang dilalui sebuah objek, Kejadian yang menyebabkan sebuah transisi dari suatu state atau aktivitas kepada yang lainnya.Statechart diagram khusus digunakan untuk memodelkan tahap-tahap diskrit dari sebuah siklus hidup objek,sedangkan

Activity diagram paling cocok untuk memodelkan urutan aktifitas dalam suatu proses.

4. Activity diagram

(24)

Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. 5. Sequence diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objekyang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram inisecara khusus berasosiasi dengan use-case. Sequencediagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang arusterjadi untuk menghasilkan suatu didalam use-case diagram. Tipe diagram yang digunakan sebaiknya digunakan diawal tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah untuk di mengertiCollaboration Diagram

Collaboration diagram menggambarkan interaksi antar objek seperti

Sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang samamemiliki prefiks yang sama.

6. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain. Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal

(25)

2.2.4.1 Objek[11]

Objek adalah “benda”, secara fisik atau konseptual dapat kita temui di

sekeliling kita. Hardware, software, dokumen, manusia bahkan konsep semuanya adalah konsep objek. Sebuah objek memiliki keadaaan sesaat (state) dan perilaku (behaviour). State dari sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang menggambarkan objek tersebut.

2.2.4.2 Kelas[11]

Kelas adalah definisi umum untuk himpunan objek sejenis.Kelas menetapkan spesifikasi prilaku dan atribut objek-objek tersebut.

Object oriented merupakan metode yang paling baik dalam rekayasa software diantaranya procedure-oriented, object-oriented, data struktur-oriented, data flow-oriented, dan constraint-oriented. Sehingga dengan metode object-oriented ini dapat diaplikasikan dalam seluruh ruang lingkup rekayasa software.

Untuk memhami keunggulan OOAD(Object Oriented Analysis and Design) maka kita harus memahami masalah yang dihadapi, antara lain :

 Software sulit untuk dimodifikasi bila memerlukan pengembangan.

 Proses pembuatan software memerlukan waktu yang cukup lama sehingga

kadang kala melebihi anggaran dalam pembuatannya.

 Para programmer selalu membuat software dari dasar karena tidak adanya

kode yang bisa digunakan ulang (reuse).

Dari beberapa keunggulan diatas, dengan menggunakan object-oriented maka sangat menguntungkan bagi programmer karena programmer dapat mendesign program dalam bentuk objek-objek dan hubungan antara objek-objke tersebut untuk kemudian dimodelkan dalam sistem nyata. Keuntungan yang lain adalah proses pembuatan software dapat dilakukan dengan lebih cepat karena software dibangun dalam objek-objek standard, sehingga dapat digunakan secara berulang-ulang.

(26)

2.1 Unified Modeling Language (UML)[12]

UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan penulisan kata-kata dalam „MS Word‟ untuk kegunaan komunikasi. Sebuah bahasa model adalah sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan konsep tatanan / aturan penulisan serta secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. Seperti halnya UML adalah sebuah bahasa standard untuk pengembangan sebuah software yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model-model, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yang merupakan salah satu proses implementasi pengembangan software.

2.1.1 Definisi UML

Unified Modeling Language (UML) merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten L. Jeffery et al, 2004).

Sedangkan menurut Henderi (2007: 4) Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak.

Bahasa Pemodelan UML lebih cocok untuk pembuatan perangkat lunak dalam bahasa pemrograman berorientasi objek (C+ , Java, VB.NET), namun demikian tetap dapat digunakan pada bahasa pemrograman prosedural (Ziga Turck, 2007)

Unified Modeling Language (UML) biasa digunakan untuk beberapa hal berikut ini, diantaranya.

1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan Use case dan actor

2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagrams

3. Menggambarkan representasi struktur statik sebuah sistem dalam bentuk

(27)

4. Membuat model behavior “yang menggambarkan kebiasaan atau sifat

sebuah sistem” dengan state transition diagrams

5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component and development diagrams

6. Menyampaikan atau memperluas fungsionality dengan stereotypes (Ziga Turck, 2007)

UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem berorientasi objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem membuat blue print

atas visinya dalam bentuk yang baku.

UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dalam sistem melalui sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. UML mempunyai banyak diagram yang dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram-diagram tersebut digunakan untuk hal-hal sebagai berikut (Henderi et al, 2008:71):

1. Mengkomunikasikan ide

2. Melahirkan ide-ide baru dan peluang-peluang baru 3. Menguji ide dan membuat prediksi

4. Memahami struktur dan relasi-relasinya

2.1.1.1 Konsep Pemodelan Menggunakan Unified Modeling Language (UML)[12]

Pemodelan menggunakan Unified Modeling Language merupakan metode pemodelan berorientasi objek dan berbasis visual. Karenanya pemodelan menggunakan UML merupakan pemodelan objek yang fokus pada pendefinisian struktur statis dan model sistem informasi yang dinamis daripada mendefinisikan data dan model proses yang tujuannya adalah pengembangan tradisional.

(28)

2.1.1.2 Diagram Dasar dalam Unified Modeling Language (UML)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai diagram UML serta tujuannya:

1. Model Use case Diagram

Use case Diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal, dan pengguna. Dengan kata lain Use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari setiap interaksi yang berlangsung dan untuk contoh ada pada Gambar 2.8 dibawah ini.

Gambar 2.8 Contoh Use case

2. Diagram Struktur Statis

UML menawarkan dua diagram untuk memodelkan struktur statis sistem informasi, yaitu:

(29)

antara class object tersebut.Dan Gambar 2.9 sebagai contoh atau model untuk Class diagram.

Gambar 2.9 Contoh Class diagram

b. Object Diagram: serupa dengan Class diagram, tetapi object diagram memodelkan instance object actual dengan menunjukan nilai-nilai saat

ini dari atribut instance. Object Diagram menyajikan “snapshot/potret”

(30)

Gambar 2.10 Contoh Object Diagram

3. Diagram Interaksi

Diagram interaksi memodelkan sebuah interaksi, terdiri dari satu set objek, hubungan-hubungannya, dan pesan yang terkirim di antara objek. Model diagram ini memodelkan behavior (kelakuan) sistem yang dinamis dan UML memiliki dua diagram untuk tujuan ini, yaitu:

(31)

Gambar 2.11 Contoh Sequence diagram

b. Diagram kolaborasi/Collaboration Diagram:serupa dengan diagram rangkaian/sekuensi, tetapi tidak fokus pada timing atau sekuensi pesan. Diagram ini justru menggambarkan interaksi (atau kolaborasi) antara objek dalam sebuah format jaringan. Gambar 2.12 dibawah ini sebagai contoh Colaboration diagram.

(32)

c. Diagram rangkaian maupun diagram kolaborasi merupakan isomorphic artinya kita dapat mengubah dari satu diagram ke diagram lain.

4. Diagram State/State diagram

UML memiliki sebuah diagram untuk memodelkan behavior objek khusus yang kompleks (statecahrt) dan sebuah diagram untuk memodelkan behavior dari sebuah Use case atau sebuah metode, yaitu:

a. Diagram statechart:digunakan untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek-berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek beralih dari satu state ke state lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.13 sebagai contohnya.

Gambar 2.13 Contoh Statechart Diagram

b. Diagram aktivitas/Activity diagram: secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun

(33)

Gambar 2.14 Contoh Activity diagram

5. Diagram Implementasi

Diagram implementasi juga memodelkan struktur sistem informasi, yaitu:

(34)

Gambar 2.15 Contoh Compinent Diagram

6. Diagram penguraian/Deployment

Diagram penguraian/Deployment : digunakan untuk mendeskripsikan

arsitektur fisik dalam istilah ”node” untuk hardware dan software dalam sistem.

(35)

Gambar 2.16 Contoh Deployment

2.1.1.3 Definisi Use case Diagram[16]

Use case diagramadalah model fungsional sebuah sistem yang menggunakan actor dan Use case. Use case adalah layanan (services) atau fungsi-fungsi yang disediakan oleh sistem untuk pengguna-penggunanya (Henderi et al, 2008). Use case adalah suatu pola atau gambaran yang menunjukan kelakukan atau kebiasaan sistem. Setiap Use case adalahsuatu urut-urutan (sequence) transaksi yang saling berhubungan dan dilakukan oleh sebuah actor dan sistem dalam bentuk sebuah dialog (Henderi, 2007). Use case Diagram dibuat untuk memvisualisasikan/ menggambarkan hubungan antara Actor dan Use case. Use case diagram mempresentasikan kegunaan atau fungsi-fungsi sistem dari perspektif pengguna.Definisi Class diagram

Class adalah kumpulan objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur

(36)

menggunakan kata benda sesuai dengan domain/bagian/kelompoknya (Whitten L. Jeffery et al, 2004).

Class diagram adalah diagram yang menunjukan class-class yang ada dari sebuah sistem dan hubungannya secara logika. Class diagram menggambarkan struktur statis dari sebuah sistem. Karena itu Class diagram merupakan tulang punggung atau kekuatan dasar dari hampir setiap metode berorientasi objek termasuk UML (Henderi, 2008). Sementara menurut (Whitten L. Jeffery et al 2004:432) Class diagram adalah gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukan class-class objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara class objek tersebut.

Elemen-eleman Class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari: Class-class, struktur Class-class, sifat class (class behavior), perkumpulan/gabungan (association), pengumpulan/kesatuan (agregation), ketergantungan (dependency), relasi-relasi turunannya, keberagaman dan indikator navigasi, dan role name (peranan/tugas namaDefinisi Activity diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan State diagram khusus, di mana sebagian besar

state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu Activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu Use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara Use case

menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

(37)

menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa

object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.Definisi Sequence diagram

Sequence diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh obyek-obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Obyek-obyek tersebut kemudian diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi interaksi biasanya ditaruh di paling kiri dari diagram.

Pada diagram ini, dimensi vertikal merepresentasikan waktu. Bagian paling atas dari diagram menjadi titik awal dan waktu berjalan ke bawah sampai dengan bagian dasar dari diagram. Garis Vertical, disebut lifeline, dilekatkan pada setiap obyek atau aktor. Kemudian, lifeline tersebut digambarkan menjadi kotak ketika obyek melakukan suatu operasi , kotak tersebut disebut activation box. Obyek dikatakan mempunyai live activation pada saat tersebut.Definisi State diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya)suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada u mumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu

class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram).

Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state

umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring.

2.2 Basis Data[13]

(38)

dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi. Database merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan database

dalam sistem informasi disebut database sistem.

Sistem basis data adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan dari kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuat tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi.

a. Field

Suatufield mengambarkan suatu atribut dari record yang menunjukan suatu item dari data, seperti misalnya nama, alamat, dan lain sebagainya. Kumpulan dari

field membentuk suatu record.

b. Record

Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file.

c. File

file terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan dari data-data yang sejenis atau sama.

d. Database

Kumpulan dari file membentuk suatu database. Penyusunan suatu database digunakan untuk mengantasi suatu masalah penyusunan data, yaitu:

a) Kesulitan pengaksesan

b) Banyak pemakai (multiple user) c) Masalah keamanan (security) d) Masalah kesatuan (Integration)

e) Masalah kebebasan data (independence)

2.3 Perangkat Lunak Pendukung

(39)

2.3.1 Pengertian Java[14]

Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai komputer termasuk telepon genggam.Dikembangkan oleh Sun Microsistems dan diterbitkan tahun 1995.Modelnya berdasarkan C++ dan bersifat object – oriented.Dari awal Java di rancang untuk di tetapkan dalam lingkungan jaringan computer dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Namun dalam pelaksanaanya Java lebih popular pada level enterprise application dan mobile application.

Kelebihan Java yaitu Java merupakan bahasa pemrograman untuk internet, sehingga dapat diakses World Wide Web (WWW) , Java juga merupakan aplikasi yang dapat di gunakan pada bermacam-macam platform seperti Texpad, NetBeans dan lain-lain

2.3.2 Pengertian NetBeans

NetBeans mengacu pada dua hal, yakni platform untuk pengembangan aplikasi desktop java, dan sebuah Integrated Development Environment (IDE) yang dibangun menggunakan platform NetBeans.

Platform NetBeans memungkinkan aplikasi dibangun dari sekumpulan komponen perangkat lunak moduler yang disebut 'modul'. Sebuah modul adalah suatu arsip Java (Java archive) yang memuat kelas-kelas Java untuk berinetraksi dengan NetBeans Open API dan file manifestasi yang mengidentifikasinya sebagai modul. Aplikasi yang dibangun dengan modul-modul dapat dikembangkan dengan menambahkan modul-modul baru.Karena modul dapat dikembangkan secara independen, aplikasi berbasis platform NetBeans dapat dengan mudah dikembangkan oleh pihak ketiga secara mudah dan powerful.

(40)

Versi terbaru saat ini adalah NetBeans IDE 6.8 yang mengembangkan fitur-fitur Java EE yang sudah ada (termasuk Java Persistence support, EJB-3 dan JAX-WS). Sementara paket tambahannya, NetBeans Enterprise Pack mendukung pengembangan aplikasi perusahaan Java EE 5, meliputi alat desain visual SOA, skema XML, web service dan pemodelan UML. NetBeans C/C++ Pack mendukung proyek C/C++.

Modularitas: Semua fungsi IDE disediakan oleh modul-modul. Tiap modul menyediakan fungsi yang didefinisikan dengan baik, seperti dukungan untuk bahasa pemrograman Java, editing, atau dukungan bagi CVS. NetBeans memuat semua modul yang diperlukan dalam pengembangan Java dalam sekali download, memungkinkan pengguna untuk mulai bekerja sesegera mungkin. Modul-modul juga mengijinkan NetBeans untuk bisa dikembangkan.Fitur-fitur baru, seperti dukungan untuk bahasa pemrograman lain, dapat ditambahkan dengan menginstal modul tambahan.Sebagai contoh, Sun Studio, Sun Java Studio Enterprise, dan Sun Java Studio Creator dari Sun Microsistem semuanya berbasis NetBeans IDE.

Paket-paket tambahan yang ada di dalam Netbeans IDE adalah sebagai berikut.

a. NetBeans Enterprise b. Pack NetBeans Profiler c. NetBeans Enterprise Pack d. NetBeans Ruby Pack e. NetBeans JavaScript Editor

(41)

Gambar 2.17 Tampilan NetBeans 6.8

Untuk tampilan NetBeans GUI 6.8 yang digunakan dalam pembuatan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 2.18 dibawah ini.

(42)

2.3.2.1 Bagian – bagian Netbeans

Pada Gambar 2.19 akan dijelaskan mengenai bagian-bagian dari NetBeans.

Gambar 2.19 Gambar Netbeans

2.3.3 Pengertian MySQL[17]

1. Definisi

MySQL adalah sebuah software yang Open Source. sehingga bebas dipakai dan dimodifikasi oleh semua orang. Setiap orang dapat mendownload MySQL dari internet dan menggunakannya tanpa perlu membayar. MySQL yang digunakan dalam membangun sistem informasi puskesmas Sempaja adalah mysql-essential-5.0.24-win32.

2. FiturMySQL :

a. Didukung sepenuhnya oleh bahasa pemrograman C, C++, Eiffel, Java, Perl, PHP, Python dan Tcl untuk mengakses database MySQL.

b. Dapat bekerja pada banyak platform yang berbeda, termasuk juga di dalamnyawindows.

Output Navigator

Projec t

Toolbar Pallete dan Properties

(43)

c. Banyak tipe kolom : signed/unsigned integer 1, 2, 3, 4, dan 8 bytes, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET, dan tipe ENUM.

d. Mendukung sepenuhnya parameter SQL GROUP BY dan ORDER BY. Fungsi yang dapat dipakai dalam group query : (COUNT (), COUNT (DISTINCT), AVG (), STD (), SUM (), MAX () and MIN ()).

(44)

44

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada Bagian Dokumentasi Museum Geologi Bandung, contoh data batuan, mineral, dan fosil, diperoleh dari hasil survey dan penelitian seorang Geologistlangsung di lapangan. Sistem penyimpanan koleksi geologi di Museum GeologiBandung, akan ditata sesuai dengan mekanisme yang ada di bagian dokumentasiMuseum Geologi Bandung.

Dimulai dari penerimaan koleksi, dengan menyeleksi semua data koleksibatuan, mineral, dan fosil ke dalam ruangan yang ada di bagian dokumentasi.Setelah semua data diseleksi,semua koleksi akan dipreparasi dan ditata sesuaidengan jenis dan ukuran dengan memberikan kode pada

masing-masing batuan,mineral, dan fosil, untuk kemudian disimpan di “Rock Storage”

bagiandokumentasi Museum Geologi Bandung.

Dari tahapan tersebut, dapat diperoleh deskripsi dari setiap koleksi baikbatuan, mineral, dan fosil, seperti jenis, ukuran, lokasi asal koleksi diperoleh, danketerangan lain dari setiap koleksi tersebut. Pada tahapan terakhir akan dilakukan pemotretan, untuk mengabadikan semua koleksi batuan yang telah diperoleh.

Semua sistem penyimpanan telah sesuai dengan standar baku yang ditetapkan bagian dokumentasi Museum Geologi Bandung, sehingga diperolehsebuah data dan informasi koleksi batuan, mineral, dan fosil yang kemudian untuk dimasukan kekomputer dan disimpan sebagai database.

(45)

45

Dalam membangun sebuah aplikasi sistem yang sesuai dengan kebutuhan, tentu dibutuhkan analisis terhadap sistem umum yang ada atau sistem umum yang sedang berjalan. Tujuan dari menganalisis sistem yang sedang berjalan yaitu supaya aplikasi yang dibangun tidak keluar dari sistem inti Museum Geologi Bandung.

3.1.1 Aktor-Aktor Yang Ada Diprosedur Yang Sedang Berjalan

Aktor-aktor yang ada didalam aplikasi museum geologi adalah petugas lapangan (peneliti).

3.1.2 Deskripsi Prosedur Yang Sedang Berjalan

Setelah melakukan pengamatan pada sistem yang sedang berjalan, bagian dokumentasi Museum Geologi Bandung menerapkan tahapan/prosedur dalam penyimpanan koleksi batuan, mineral, dan fosil, sebelum semuadata dan informasi dimasukan ke komputer dan disimpan sebagai database.

Ada beberapa tahap/prosedur yang harus dilakukan staf bagian dokumentasi Museum Geologi Bandung, diantaranya:

1. Geologist menyerahkan data dan koleksi material geologi kepada bagian dokumentasi Museum Geologi Bandung, setelah melakukan survey dan penelitian dilapangan.

2. Bagian dokumentasi menerima dan menyeleksi setiap koleksi dari geologist.

3. Jika tidak termasuk koleksi yang sesuai, akan dikembalikan ke geologist untuk diteliti kembali.

4. Koleksi tersebut akan dipreparasi dan ditata oleh bagian dokumentasi sesuai dengan jenis dan ukuran setiap koleksi geologi.

5. Semua koleksi akan disimpan di “Rock Storage” bagian dokumentasi Museum Geologi Bandung.

(46)

46

7. Bagian dokumentasi akan melakukan pemotretan terhadap koleksi tersebut, untuk mengabadikan semua koleksi yang diperoleh.

8. Bagian komputerisasi akan memperoleh data dan informasi untuk kemudian dimasukan ke komputer dan disimpan sebagai database.

Disini dapat diketahui bahwa prosedur yang sedang berjalan di Museum Geologi masih dilakukan dangan sistem inputan yang masih tergolong manual dalam pengolahan datanya, yaitu prosedur pencarian koleksi, prosedur pencatatan data koleksi, prosedur pengolahan data koleksi. Untuk lebih jelasnya, deskripsi prosedur yang sedang barjalan digambarkan dalam Use Case sistem yang sedang berjalan yang terdapat pada Gambar 3.1.

a. Prosedur pencarian koleksi

Merupakan prosedur yang menggambarkan bagaimana jalannya proses pencarian koleksi untuk. Prosedur pencarian koleksi dilakukan peneliti ke daerah-daerah yang jadi pusat penelitian (fosil dan bebatuan berasal)

b. Prosedure pencatatan data koleksi material geologi

Merupakan prosedur yang menggambaran dimana peneliti setelah mengunjungi daerah lokasi fosil dan bebatuan berada langsung dicatat dalam sebuah kertas fortopolio yang sudah disesuaikan dengan format laporan dilapangan.

c. Prosedur pengolahan data koleksi material geologi

(47)

47

Gambar 3.1 Use Case Sistem Pengolahan Data Yang Sedang Berjalan

3.1.3 Analisis Dokumen

Dalam proses pengolahan data yang ada di Museum Geologi dilakukan dengan pengisian form dengan format laporan yang disesuaikan dengan data dilapangan. Dokumen yang terlibat terdapat di tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisis Dokumen

No Nama Dokumen Sumber Tujuan Fungsi

1 Form Pendataan Petugas Lapangan

Material

geologi Pendataan Batuan Dengan dokumen-dokumen tersebut diatas akan menghasilkan informasi-informasi yang diterima oleh aktor-aktor yang ada di dalam proses. Informasi-informasi tersebut terdapat di tabel 3.2.

System

Petugas Lapangan

Pengolahan Data Koleksi

Tambah Data

Ubah Data

(48)

48

Tabel 3.2 Informasi Dokumen

No Nama Informasi Sumber Tujuan Keterangan

1 Informasi daerah Petugas

lapangan Lokasi

Informasi tentang daerah adanya material geologi

2 Informasi material geologi

Petugas lapangan

Petugas

Lapangan Informasi tentang material geologi

3.2 Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penumpukan dokumen membuat lamanya pencarian data. 2. Banyaknya data yang perlu diolah

3. Sering terjadi peduplikasian data.

4. Petugas lapangan bagian dokumentasi merupakan bagian yang paling sering melakukan proses pengolahan data sehingga terdapat kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengolahan data. Seperti kesalahan dalam pencatatan data yang akan memperlambat sistem kerja yang ada serta informasi yang dihasilkan tidak akurat.

5. Masih menggunakan metode manual dalam mengolah data

3.3 Analisis Kebutuhan Nonfungsional

Analisis kebutuhan non fungsional bertujuan untuk menghasilkan spesifikasi pendukung dari sistem yang sedang berjalan.Analisis non fungsional meliputi analisis kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak serta kebutuhan perangkat pikir atau user dari pengguna sistem informasi Museum Geologi Bandung.

3.3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

(49)

49

yang digunakan oleh petugas lapangan dalam melakukan pengolahan data lapangan tertera dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3 Spesifikasi Perangkat Keras Petugas Lapangan

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Prosessor Intel Pentium Core 2 Duo E6400

2 Monitor Monitor VGA 14 inch

3 VGA VGA Card On-Board 1 Gb

4 Memori Memori DDR 2 Gb

5 Keyboard Compaq

6 Mouse Compaq

7 Printer Printer Berwarna

Untuk menjalankan aplikasi pengolahan data lapangan dibutuhkan perangkat keras pendukung sehingga aplikasi yangdibangun dapat berjalan dengan baik. Spesifikasi minimum perangkat keras untuk menjalankan aplikasi tersebut tertera pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Spesifikasi Perangkat Keras Minimal

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Prosessor Intel Pentium 4. 1,7 GHz

9 Printer Printer Berwarna

(50)

50

lapangan Museum Geologi Bandung saat ini masih mampu digunakan untuk menjalankan aplikasi pengolahan data lapangan sehingga tidak perlu ada penambahan perangkat keras baru.

3.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan oleh petugas lapangan Museum Geologi Bandung untuk membantu pengolahan data lapangan adalah Microsoft Office Suite 2007.

Untuk menjalankan aplikasi pengolahan data lapangan dibutuhkan perangkat lunak pendukung sehingga aplikasi yang dibangun dapat berjalan dengan baik. Adapun perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi yang dibangun adalah JRE 1.6 sebagai virtual machine aplikasi dan wampserver 2.0 sebagai database penyimpanan data pengolahan lapangan.

Berdasarkan perbandingan perangkat lunak yang ada pada petugas lapangan dengan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan perangkat lunak tambahan untuk menjalankan aplikasi pengolahan data lapangan sehingga aplikasi yang dibangun dapat berjalan dengan optimal.

3.3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir

Suatu sistem aplikasi ini akan berjalan optimal apabila ditunjang oleh perangkat pikir yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aplikasi yang bersangkutan. Pengguna sistem, yaitu pegawai yang membawahi bidang pengolahan data lapangan dijelaskan sebagai berikut :

Umur : 33 tahun

Pendidikan terakhir : Strata Satu (S3) Kemampuan yang

dimiliki

: Mampu menggunakan perangkat lunak MsOffice

(51)

51

Untuk menjalankan aplikasi pengolahan data lapangan dibutuhkan pengguna sistem sehingga aplikasi yang dibangun dapat berjalan dengan baik. Berikut ini penjelasan pengguna sistem untuk menjalankan aplikasi yang dibangun :

Umur : 24 tahun

Pendidikan terakhir : Diploma III (D3)

Kemampuan yang

dimiliki :

Mampu menggunakan aplikasi yang dibangun dalam pengolahan data lapangan,Mampu Berbahasa Inggris

Melihat perbandingan pengguna sistem yang ada dengan pengguna sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi yang dibangun maka dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya pelatihan dalam penggunaan sistem terhadap user. Pelatihan perangkat pikir yang ada bertujuan agar pengguna sistem dapat sebaik mungkin menggunakan aplikasi yang dibangun.

3.4 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk menganalisisproses yang akan diterapkan dalam sistemdan menjelaskan kebutuhan yang diperlukan agar sistem dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan proses pendataan dan pengolahan data.

Analisis fungsional dimodelkan dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). Tahapan pemodelan dalam analisis tersebut antara lain mengidentifikasi aktor, pembuatan Use case diagram, Use case scenario, Activity diagram, Sequence diagram, Class diagram, dan State diagram.

3.5 Use Case Diagram

(52)

52

case diagram untuk aplikasi pengolahan data lapangan di Museum Geologi Bandung dapat dilihat dalam gambar 3.2.

Gambar 3.2 Use Case Diagram Aplikasi Pengolahan Data Lapangan

3.6 Use Case Scenario

Use case Scenario mendeskripsikan urutan langkah-langkah dalam proses bisnis baik yang dilakukan aktor terhadap sistem maupun yang dilakukan oleh sistem terhadap aktor. Berdasarkan Use case diagram pada gambar 3.1 maka Use case scenario untuk aplikasi yang dibangun adalah skenario mengolah data lapangan. Berikut ini penjelasan dari masing-masing scenario tersebut:

3.6.1 Use Case Scenario Add Data

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu petugas lapangan dengan Use case Add Data dijelaskan dalam Use case skenario pada tabel 3.5.

System

Petugas Lapangan

Add Data

Edit Data

Delete Data

Print Search

<<include>>

<<include>> <<include>>

(53)

53

Tabel 3.5 Use Case Skenario Add Data

Identifikasi

Nama Add Data

Tujuan Untuk menambah data ke dalam database

Tipe

Aktor Petugas lapangan

Use case Yang Berkaitan -

Skenario Utama

Kondisi awal Tampilan Form Pengolahan data lapangan ditampilkan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan form Add Data

2. Mengisi form tambah data 3. Memproses hasil penambahan data

4. Validasi field

5. Menyimpan data ke dalam database 6. Data berhasil disimpan

Skenario Alternatif jika gagal

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan pesan “Data belum lengkap” 2. Mengisi kembali form tambah

data

3. Memproses hasil penambahan data

4. Menyimpan kembali data ke dalam database

5. Data berhasil disimpan

Kondisi akhir Data telah ditambahkan

3.6.2 Use Case Skenario Edit Data

(54)

54

Tabel 3.6 Use Case Secenario Edit Data

Identifikasi

Nama Edit Data

Tujuan Untuk mengubah data dalam database

Tipe

Aktor Petugas lapangan

Use case Yang Berkaitan -

Skenario Utama

Kondisi awal Tampilan Form Pengolahan data lapangan ditampilkan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan Form Pengolahan data lapangan

2. Memilih data lapangan yang akan diubah

3. Menampilkan form Edit Data

4. Melakukan perubahan data 5. Melakukan proses ubah data yang diisi oleh aktor

6. Menyimpan data yang telah diubah oleh aktor ke dalam database

7. Data berhasil diubah kedalam database

Skenario Alternatif jika gagal

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan pesan bahwa data gagal

(55)

55 3.6.3 Use Case Skenario Delete Data

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu petugas lapangan dengan Use case delete data dijelaskan dalam Use case skenario pada tabel 3.7 dan tabel 3.8.

Tabel 3.7 Use Case Skenario Delete

Identifikasi

Nama Delete data

Tujuan Untuk menghapus data dalam database

Tipe

Aktor Petugas lapangan

Use case Yang Berkaitan -

Skenario Utama

Kondisi

awal

Tampilan Form Pengolahan data lapangan ditampilkan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan Form Pengolahan data lapangan

2. Memilih data lapangan yang akan dihapus

3. Menampilkan form Delete Data

4. Petugas melakukan penghapusan data

5. Menampilkan pesan konfirmasi penghapusan data

6. Mengkonfirmasi penghapusan data

7. Memproses penghapusan

8. Menyimpan data hasil proses hapus data ke dalam database

9. Menampilkan pesan “Data berhasil

dihapus”

Sekenario Alternatif Jika Gagal

Aksi Aktor Reaksi Sistem

(56)

56

Tabel 3.8 Use Case Skenario Delete Data (Lanjutan)

Aksi Aktor Reaksi Sistem

2. Melakukan penghapusan data kembali

3. Melakukan proses penghapusan data

4. Menyimpan data hasil proses hapus data ke dalam database

5. Menampilkan pesan “Data berhasil

dihapus”

Kondisi akhir Data telah dihapus dari database

3.6.4 Use Case Skenario Search

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu petugas dengan Use case cari data dijelaskan dalam Use case skenario pada tabel 3.9 dan 3.10.

Tabel 3.9 Use Case Skenario Search

Identifikasi

Nama Search

Tujuan Untuk mencari data dalam database

Tipe

Aktor Tampilan form pengolahan data lapangan

Use case Yang Berkaitan -

Skenario Utama

Kondisi

awal

Form listdata ditampilkan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan form pengolahan data 2. Memasukan data yang akan

dicari

3. Memproses pencarian data

(57)

57

Tabel 3.10 Use Case Skenario Search (Lanjutan)

5. Memilih tindakan untuk data hasil pencarian meliputi add data, edit data dan delete data

6. Menampilkan form tindakan yang dipilih oleh actor (add data, edit data, delete data)

Sekenario Alternatif jika gagal

Aksi Aktor Reaksi sistem

1. Menampilkan pesan bahwa data tidak ditemukan

2. Memasukan data yang akan dicari

3. Memproses pencarian data

4. Menampilkan data yang dicari 5. Memilih tindakan untuk data

hasil pencarian meliputi add data, edit data dan delete data

6. Menampilkanform tindakan yang dipilih oleh actor (add data, edit data, delete data)

3.6.5 Use Case Skenario Print

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu petugas lapangan dengan Use case print dijelaskan dalam Use case skenario pada tabel 3.11 dan 3.12.

Tabel 3.11 Use Case Skenario Print

Identifikasi

Nama Print

Tujuan Masuk ke dalam pengolahan data

Tipe

Aktor Petugas lapangan

Use case Yang Berkaitan -

Skenario Utama

(58)

58

Tabel 3.12 Use Case Sekenario Print (Lanjutan)

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan Form Print 2. Memasukan data yang akan

dicari

3. Memproses pencarian data

4. Menampilkan berapa banyak data yang diperoleh dari pencarian

5. Petugas melakukan proses cetak 6. Memproses cetak laporan

7. Menampilkan form berupa file jasperreport

Skenario Alternatif jika gagal

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Menampilkan pesan data tidak ditemukan

2. Memasukan data yang akan dicari

3. Memproses pencarian data

4. Menampilkan berapa banyak data yang diperoleh dari pencarian

5. Petugas melakukan proses cetak 6. Memproses cetak laporan

7. Menampilkan form berupa file jasperreport

Kondisi akhir Aktor mendapatkan sebuah tampilan jasperreport, dimana

terdapat beberapa fungsi yang terdapat di aplikasi jasperreoprt seperti save as dan print

3.7 Activity Diagram

(59)

59 3.7.1 Activity DiagramAdd Data

Diagram yang menggambarkan aliran aktivitas petugas lapangan dalam menambahkan data material geologi, digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam penambahan data material geologi yang didapatkan dari hasil penelitian. Activity diagramadd data dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Activity DiagramAdd Data

3.7.2 Activity Diagram Edit Data

Diagram yang menggambarkan aliran aktivitas petugas lapangan dalam mengubah data, digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam pengubahan data yang didapatkan dari hasil penelitian. Activity diagramedit data

(60)

60

Gambar 3.4 Activity Diagram Edit Data

3.7.3 Activity Diagram Delete Data

Gambar

Gambar 2.12 Contoh Colaboration Diagram
Gambar 2.13 Contoh Statechart Diagram
Gambar 2.14 Contoh Activity diagram
Gambar 2.15 Contoh Compinent Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian: papaya bangkok dapat dijadikan tepung, tepung pepaya Bangkok dapat disubstitusi dalam pembuatan swiss roll, persiapan bahan, pembuatan

Menunjukkan bahwa model yang digunakan secara simultan faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah dan sistem irigasi berpengaruh

Program ini dimaksudkan untuk menjembatani inisiatif mitra kepada pelaku usaha lainnya baik pada fase produksi, pasca produksi, pemasaran dan juga aspek

Beberapa penelitian tentang hubungan usia ibu hamil dengan resiko terjadinya kelahiran sindroma Down menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu hamil dengan

Gambar 2.1 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia dengan Pola Makan Untuk Pencegahan Anemia Di. SMA Swasta Bina Bersaudara Medan

5 Diagram Sistem Use Case Rancang Bangun Aplikasi Bantu Penjaringan Berita Dari Masyarakat Jepara Untuk Situs Di Jepara Hari Ini .... 15 Class verifikasi

Teras bangku miring ke dalam (goler kam- pak) dibangun pada tanah yang permeabilitasnya rendah, dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi menggenangi bidang olah

Atmaja Makmur Gemilang yang mencakup beberapa macam aktifitas yang berkaitan dengan proses penggajian pegawai yang meliputi proses penilaian kinerja, proses rekap