• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM PADA IBU RUMAH

TANGGA DI LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG

MULIA HILIR TAHUN 2010

Oleh :

Reza Antoni Tarigan

070100100

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM PADA IBU RUMAH

TANGGA DI LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Reza Antoni Tarigan

070100100

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010

Nama : Reza Antoni Tarigan NIM : 070100100

Pembimbing Penguji I

( dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GZ ) ( dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK ) NIP. 195307191980032001 NIP. 196705051992032001

Penguji II

( Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi )

NIP. 197604102003122002

Medan, 10 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Hal di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti gambaran asupan kalsium pada wanita yang dikhususkan pada ibu rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir pada tahun 2010.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

sebanyak 78 orang. Data yang diteliti diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa formular ingatan pangan 24 jam. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17 sehingga akan didapat tabel distribusi yang menggambarkan asupan kalsium ibu rumah tangga.

Hasil penelitian ini adalah sebanyak 58 orang (74,4%) ibu rumah tangga berada di bawah AKG (< 1.000 mg/ harinya) asupan kalsiumnya. Hanya 20 orang yang berada di atas AKG (≥ 1.000 mg/ hari). Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 605,8 mg/ hari. Asupan kalsium ibu rumah tangga yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari.

Terdapat permasalahan kekurangan asupan kalsium yang serius pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perlu adanya kesadaran dari petugas-petugas kesehatan terhadap masalah ini dimulai dari lembaga pendidikan yang mempersiapkan petugas kesehatan seperti Fakultas Kedokteran USU.

(5)

ABSTRACT

Based on the research of University of Otago, New Zealand, in collaboration with Seamo Tropmed RCCN, University of Indonesia and University Putra Malaysia, which published the European Journal of Clinical Nutrition in 2007, Indonesian women consume only 270 milligrams of calcium per day. That means the intake of women in Indonesia even less than 50% of daily calcium recommendations needed to maintain bone strength and health.

The above is a picture of researchers interested in studying calcium intake in women who are dedicated to housewives. The purpose of this research is to know the description of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir in 2010.

The study was descriptive with cross sectional method. Samples were taken by simple random sampling as many as 78 people. The data obtained studied using a research instrument Formular 24-hour food memories. Data processing was performed with SPSS version 17 to get up table which describes the distribution of calcium intake housewife.

The results of this study are as many as 58 people (74.4%) housewives are under the RDA (<1,000 mg / day) calcium intake. Only 20 people who are above AKG (≥ 1,000 mg / day). The average calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir yet according to the RDA (1,000 mg / day) is only equal to 605.8 mg / day. Calcium intake of the lowest housewife is as much as 94.5 mg / day and the highest as much as 1274 mg / day.

There are problems of a serious lack of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. It should be an awareness of health officials on the issue starting from educational institutions that prepare health workers such as the Faculty of Medicine, USU.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di

Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010.”

Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya baik dari segi tinjauan kepustakaan maupun dari keterbatasan Saya sendiri. Saya sangat berterima kasih atas setiap kritik dan saran yang telah diberikan kepada Saya untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Saya mengucapkan tarima kasih yang besar dan tulus kepada dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GZ selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan kelembutan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Mulai dari penyusunan proposal, penelitian dan pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang mempunyai andil besar dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Dengan hati yang tulus Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan FK USU.

2. Ibu dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK selaku penguji I. 3. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi selaku penguji II. 4. Bapak Annisa Tabah selaku Kepala Lingkungan XX.

Penghargaan dan penghormatan juga Saya berikan kepada kedua orang tua Saya yang telah memberikan kasih sayang, nasehat, tuntunan serta dukungan doa dan materil sehingga Saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih buat segala pengorbanan yang telah Papa dan Mama berikan untuk keberhasilan Saya.

(7)

yang tulus selalu mendukung, memberikan perhatian, doa dan pengorbanan untuk Saya.

Saya berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 11

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 11

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Kalsium Tinggi ... 18

5.1.5. Gambaran Asupan Kalsium Responden ... 20

5.2. Pembahasan ... 21

5.2.1. Gambaran Umum Responden ... 21

(9)

5.2.3. Gambaran Asupan Kalsium ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.2. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Contoh Makanan Berkalsium Tinggi 7

2.2 Jumlah Kalsium Harian yang Dianjurkan 9

2.3 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro 9

2.4 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro 10 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur 16

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tingkat Pendidikan 16

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Suku 17

5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan Suami 17

5.5 Distribusi Makanan Sumber Kalsium Tinggi yang

Dikonsumsi Responden 19

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Konsumsi Kalsium 20

5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 4 Food Recall dan Formulir Ingatan Pangan 24 Jam

Lampiran 5 Daftar Makanan yang Mengandung Kalsium Lampiran 6 Master Data

(12)

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Hal di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti gambaran asupan kalsium pada wanita yang dikhususkan pada ibu rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir pada tahun 2010.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

sebanyak 78 orang. Data yang diteliti diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa formular ingatan pangan 24 jam. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17 sehingga akan didapat tabel distribusi yang menggambarkan asupan kalsium ibu rumah tangga.

Hasil penelitian ini adalah sebanyak 58 orang (74,4%) ibu rumah tangga berada di bawah AKG (< 1.000 mg/ harinya) asupan kalsiumnya. Hanya 20 orang yang berada di atas AKG (≥ 1.000 mg/ hari). Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 605,8 mg/ hari. Asupan kalsium ibu rumah tangga yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari.

Terdapat permasalahan kekurangan asupan kalsium yang serius pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perlu adanya kesadaran dari petugas-petugas kesehatan terhadap masalah ini dimulai dari lembaga pendidikan yang mempersiapkan petugas kesehatan seperti Fakultas Kedokteran USU.

(13)

ABSTRACT

Based on the research of University of Otago, New Zealand, in collaboration with Seamo Tropmed RCCN, University of Indonesia and University Putra Malaysia, which published the European Journal of Clinical Nutrition in 2007, Indonesian women consume only 270 milligrams of calcium per day. That means the intake of women in Indonesia even less than 50% of daily calcium recommendations needed to maintain bone strength and health.

The above is a picture of researchers interested in studying calcium intake in women who are dedicated to housewives. The purpose of this research is to know the description of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir in 2010.

The study was descriptive with cross sectional method. Samples were taken by simple random sampling as many as 78 people. The data obtained studied using a research instrument Formular 24-hour food memories. Data processing was performed with SPSS version 17 to get up table which describes the distribution of calcium intake housewife.

The results of this study are as many as 58 people (74.4%) housewives are under the RDA (<1,000 mg / day) calcium intake. Only 20 people who are above AKG (≥ 1,000 mg / day). The average calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir yet according to the RDA (1,000 mg / day) is only equal to 605.8 mg / day. Calcium intake of the lowest housewife is as much as 94.5 mg / day and the highest as much as 1274 mg / day.

There are problems of a serious lack of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. It should be an awareness of health officials on the issue starting from educational institutions that prepare health workers such as the Faculty of Medicine, USU.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Osteoporosis (kerapuhan tulang) menyebabkan hampir dua juta kasus patah tulang pinggul setiap tahunnya di seluruh dunia. Osteoporosis terjadi akibat berkurangnya massa tulang yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalsium di dalam tulang. Patah tulang akibat osteoporosis telah menjadi suatu ancaman serius karena kebanyakan pasien tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Lebih memprihatinkan lagi bahwa penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Kehilangan kalsium tulang di kemudian hari akan mengganggu kesehatan wanita, khususnya wanita yang sudah tidak mensturasi lagi (Robbins, 2004).

Sekitar 99,9% atau 1,4 kg kalsium di tubuh berada di tulang kita. Sisanya, 1% ikut bersirkulasi di dalam peredaran darah dan terlibat dalam jutaan proses kimia yang berlangsung pada tubuh. Berdasarkan hasil penelitian University of

Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas

Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal

of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270

miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Kalsium terkandung dalam berbagai makanan dan harus menjadi bagian dari pola makan seimbang. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti yogurt dan keju. Susu merupakan salah satu sumber kalsium yang terbaik karena susu dapat mencegah osteoporosis yang banyak dialami wanita berusia 50 tahun ke atas. Vitamin D juga terdapat di dalam susu yang diperlukan pada proses penyerapan kalsium (Ernes, 2006).

(15)

pada tulang belakang, paha, dan pergelangan tangan). Diet yang kaya akan kalsium di usia dewasa ternyata berperan pada tingginya kepadatan tulang dan menekan kehilangan masa tulang sampai tingkat minimal.

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu waktu bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat , cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri ( Hadi, 2005).

Pengelolaan keuangan pada mayoritas masyarakat dikelola oleh ibu. Di dalam kondisi ekonomi yang serba sulit, para ibu harus mampu memprioritaskan hal yang lebih penting, khususnya pada masalah kesehatan dan asupan gizi keluarga. Oleh karena itu, ibu rumah tangga perlu mengonsumsi asupan gizi yang optimal. Kurangnya asupan gizi yang optimal (misalnya kalsium) mengakibatkan p.

Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

(16)

1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan sumber kalsium tinggi oleh ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010. 2. Untuk mengetahui tingkat kecukupan kalsium pada ibu rumah tangga di

Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

1.4.Manfaat Penelitian

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam aneka cairan tubuh (Ernes, 2006).

Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat membantu memproduksi massa tulang yang lebih tinggi. Massa tulang yang maksimum yang pernah dicapai seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian besar pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah pengeroposan tulang (Felicia, 2009).

Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses), keringat, dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang. Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti rekomendasi asupan kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang setiap harinya (Felicia, 2009).

(18)

Kita membutuhkan kalsium sepanjang hidup kita, tetapi jumlah optimalnya terus berubah. Makanan yang rendah kalsium akan mengarah kepada tulang yang tidak sehat. Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap kalsium maka situasinya akan semakin serius. Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 mg suplemen kalsium per hari. Wanita menopause harus mendapatkan 1500 mg kalsium per hari. Suplemen vitamin D juga penting karena vitamin ini meningkatkan penyerapan kalsium (Lane, 2001).

Banyak orang menyangka bahwa kalsium hanya berfungsi untuk memperkuat tulang saja. Namun sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi otot, penggmpalan darah, membantu menstabilkan tekanan darah, membantu transmisi gelombang listrik pada saraf, dan lain-lain. Karena kalsium sangat penting, tubuh telah mengembangkan sistem hormon yang luas untuk menjaga kalsium tetap konstan dalam darah. Unsur-unsur yang paling penting adalah hormon paratirod, vitamin D, dan kalsitonin (Ernes, 2006).

Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini turun di bawah poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan meningkatkan kalsium darah dengan beberapa cara. Karena kalsium penting bagi kesehatan otak dan sel maka tulang mungkin berkorban untuk memastikan kalsium yang memadai tetap ada dalam darah. Vitamin D, seperti halnya hormon paratiroid, bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu dalam darah. Hormon kalsitonin juga digunakan untuk melindungi tulang dari efek penyerapan yang disebabkan oleh hormon paratiroid (Lane, 2001).

(19)

2.1.1. Fungsi Kalsium

Adapun fungsi kalsium adalah:

1. Bersama fosfor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi oleh vitamin D. Peranan kekurangan kalsium pada osteoporosis harus dipertimbangkan bersamaan dengan kekurangan vitamin D. Kekurangan vitamin D akut menyebabkan osteomalasia, yaitu kegagalan untuk memineralkan jantung. Vitamin D didapat dari sinar matahari dimana vitamin ini diproduksi oleh sinar ultraviolet pada bentuk tidak aktif di kulit. Vitamin ini diubah dan disimpan dan diubah lagi menjadi bentuk aktif di dalam hati dan ginjal. Setelah diaktifkan, vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan merangsang ginjal untuk menyerap kembali kalsium dari urin kembali ke aliran darah. Jadi, jumlah vitamin D sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan kalsium. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa para wanita yang kurang mendapat sinar matahari memiliki kadar vitmin D yang sedikit lebih rendah. Berkurangnya massa tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D sebagian dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen vitamin. Suplemen vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, multi vitamin, sayuran, dan formulasi vitamin D khusus. Vitamin ini juga ditemukan dalam jumlah kecil pada telur, susu, dan ikan (Lane, 2001).

2. Membantu proses penggumpalan darah.

3. Mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan saraf.

2.1.2. Sumber Kalsium

(20)

Tabel 2.1. Contoh Makanan yang Berkalsium Tinggi

Makanan Ukuran Penyajian (URT) Kalsium (mg) Ikan Asin

Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy (kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih.

(21)

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk mendapatkan kalsium selain dari susu (Felicia, 2009).

Banyak orang bingung memilih makanan yang diperkaya dengan kalsium karena kandungan kalsium dalam setiap produk sangat bervariasi. Sebagai contoh, jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium mengandung kalsium antara 300 dan 400 mg per takaran saji, sama atau lebih besar dibandingkan susu dengan kuantitas yang sama. Beberapa sereal yang diperkaya dengan kalsium bahkan mengandung kalsium per takaran saji yang lebih besar dari susu, sampai 1000 mg per takaran saji.

2.1.3. Kekurangan dan Kelebihan Kalsium

Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab osteoporosis di usia tua.

Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan: 1. Karies dentis (kerusakan gigi).

2. Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna. 3. Sukar terjadi penggumpalan darah.

4. Terjadinya kekejangan otot.

Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan fosfor juga dapat menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2001).

Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 1200 gram kalsium, terutama terdapat dalam tulang. Secara umum, toksisitas kalsium jarang ditemuka n. Tidak ada efek negatif yang ditemukan pada orang dewasa sehat yang mengkonsumsi kalsium sampai 2500 mg per hari (Arisman, 2004).

(22)

suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. Disarankan konsumsi kalsium per hari tidak melebihi 2500 mg (Hardiansyah & Rimbawan, 2000).

2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium

Pada umumnya kalsium yang dibutuhkan setiap hari berkisar antara 800 mg hingga 1200 mg, tetapi kebutuhan tersebut berbeda pada setiap jenis kelamin dan golongan umur (Errnes, 2006).

Tabel 2.2. Jumlah Kalsium Harian yang Dianjurkan

Kelompok Populasi Jumlah Kalsium (mg/hari)

Wanita

a. 25 – 50 tahun b. Menopause

c. Wanita hamil/ menyusui

1000 1500 1200 - 1500

Sumber: Disadur dari Ernes, Tips Kesehatan (Revisi). Restu Agung, 2006.

Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah keropos tulang (Felicia, 2009).

Tingkat kecukupan kalsium dapat pula dikategorikan berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air. Sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri atas vitamin dan mineral (Andang, 2003).

Tabel 2.3. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro

(23)

Defisiensi Tingkat Berat Defisiensi Tingkat Sedang Defisiensi Tingkat Ringan Normal

Di Atas Kecukupan

< 70 70 – 79 80 – 89 90 – 119

> 119 Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998.

Tabel 2.4. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang Cukup

(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Gambaran asupan kalsium adalah suatu keadaan yang menggambarkan tingkat/ jumlah kalsium yang dikonsumsi oleh setiap wanita. Asupan kalsium yang ideal yaitu 1000 mg per hari (berdasarkan AKG).

2. Jenis makanan yang berkalsium adalah beberapa macam makanan yang berkalsium. Adapun jenisnya adalah:

a. Susu atau berbagai jenis olahannya.

b. Sumber protein yang mengandung kalsium. c. Sayur yang mengandung kalsium.

d. Sumber karbohidrat yang mengandung kalsium.

e. Makanan lain yang mengandung kalsium, seperti mi instan.

3. Total konsumsi kalsium adalah jumlah keseluruhan kalsium yang diperoleh dari semua makanan sumber kalsium.

4. Jumlah konsumsi makanan berkalsium adalah berapa porsi makanan berkalsium yang dikonsumsi oleh responden dalam dua hari yang dinyatakan dalam miligram.

5. Ibu rumah tangga di Lingkungan XX adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

6. Cara ukur: food recall selama dua hari dengan wawancara terbuka. Konsumsi Makanan

Sumber Kalsium: • Jenis • Jumlah

(25)

7. Alat ukur: Formulir Ingatan Pangan 24 Jam. 8. Kategori:

(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang berdasarkan jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli.

4.2.2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September dan Oktober tahun 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli. Cara pemilihan sampel yang diteliti diharapkan dapat mewakili seluruh populasi ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perkiraan jumlah ibu rumah tangga di Lingkungan XX adalah 350 jiwa.

(27)

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi umur responden, pekerjaan suami responden, suku, pendidikan responden, jenis dan jumlah makanan sumber kalsium yang diperoleh dengan cara food recall, menggunakan formular ingatan pangan 24 jam yang telah disusun sebelumnya.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi data mengenai jumlah penduduk di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

4.4. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. N

n =

1 + N (d²)

350 n =

1 + 350 (0,1²)

n = 77,77 n ≈ 78 Keterangan:

n = jumlah sample N = jumlah populasi

(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XX yang merupakan kawasan dari Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli. Berikut keterangan lebih rinci mengenai lokasi penelitian.

Kelurahan Tanjung Mulia Hilir secara geografis berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Kelurahan Mabar

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Mulia c. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Mulia

d. Sebelah Timur : Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang). Lingkungan XX secara geografis berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Lingkungan XXI

b. Sebelah Selatan : Lingkungan XVII c. Sebelah Barat : Lingkungan XVIII d. Sebelah Timur : Lingkungan XIX

5.1.2. Deskripsi Kependudukan

Jumlah penduduk yang tercatat pada akhir tahun 2009 di Lingkungan XX sebanyak 1820 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 342 KK dengan distribusi komposisi penduduk sebanyak 864 orang laki-laki (47,5%) dan 956 orang perempuan (52,5%). Dari jumlah penduduk perempuan di Lingkungan XX sebanyak 956 orang, maka jumlah ibu rumah tangga adalah sebanyak 350 orang (36,6%).

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan pada 78 responden yang keseluruhannya adalah wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Karakteristik yang diamati pada responden adalah umur, tingkat pendidikan, suku, dan pekerjaan suami.

(29)

Kelompok umur 31-40 tahun merupakan kelompok umur terbanyak kedua dengan jumlah 23 orang atau 29,5% diikuti dengan kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 13 orang atau 16,7%. Sementara kelompok umur 20-30 dan 61-70 masing-masing tiga dan dua orang atau sekitar 3,8% dan 2,6%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

20-30 tahun

Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan responden terdistribusi menjadi lima kelompok yaitu tidak tamat SD/ tidak bersekolah, tamat SD, SMP, SMA, dan Akademi/ Perguruan Tinggi. Berdasarkan penelitian, kelompok responden terbanyak menurut tingkat pendidikannya adalah tamat SMP dan SMA. Keduanya memiliki jumlah dan persentase yang sama yaitu 26 orang atau 33,3%. Hal ini diikuti secara berurutan dengan tamat SD 17 orang (21,8%), akademi/ perguruan tinggi sebanyak 5 orang (6,4%), dan tidak tamat SD/ tidak bersekolah sebanyak 4 orang (5,1%). Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

(30)

Distribusi responden berdasarkan suku terbagi atas enam kelompok yaitu Aceh, Batak, Jawa, Mandailing, Melayu, dan Minang. Terlihat jenis suku didominasi oleh suku Jawa. Berdasarkan penelitian, responden yang bersuku Jawa mencapai 61 orang atau 78,2%. Hal ini diikuti suku Batak dan Mandailing yang masing-masing berjumlah 5 orang (6,4%), suku Aceh 3 orang (3,8%), suku Melayu dan Minang yang masing-masing 2 orang (2,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Suku Jumlah (orang) Persentase (%)

Aceh Batak Jawa Mandailing Melayu Minang

3 5 61

5 2 2

3,8 6,4 78,2

6,4 2,6 2,6

Total 78 100

(31)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami

Pekerjaan Suami Jumlah (orang) Persentase (%)

Buruh

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Kalsium Tinggi

Makanan sumber utama kalsium yang terbaik adalah susu. Namun, selain susu banyak juga makanan-makanan lain yang mengandung kalsium cukup tinggi. Felicia Cosman, 2007, dibukunya yang berjudul ”Osteoporesis” melampirkan daftar makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah makanan yang mengandung > 100 mg kalsium per ukuran rumah tangga.

Peneliti sengaja mencantumkan hanya makanan berkalsium tinggi mengingat pada saat mewawancarai responden sangat banyak makanan yang mengandung kalsium tetapi dengan kualitas yang rendah. Peneliti tetap menghitung makanan yang rendah kualitas kalsiumnya pada formulir ingatan pangan 24 jam. Berikut dapat dilihat pada tabel 5.5 tentang makanan yang mengandung kalsium cukup tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas ( > 100mg ).

(32)

Tabel 5.5. Distribusi Makanan Sumber Kalsium Tinggi yang Dikonsumsi Responden

Makanan Sumber Kalsium Tinggi

(33)

Susu Segar

5.1.5. Gambaran Asupan Kalsium Responden

Setelah dilakukan perhitungan konsumsi kalsium terhadap responden, maka diperoleh hasil rata-rata konsumsi kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir adalah 564,5 mg/ hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi Kalsium Rata-rata Konsumsi Kalsium Jumlah (orang) Persentase (%)

< Rata-rata

Dari tabel 5.6 di atas dapat kita ketahui bahwa responden yang memiliki konsumsi kalsium di atas rata-rata adalah sebanyak 35 orang (44,9 %), sedangkan yang berada di bawah rata-rata adalah sebanyak 43 orang (55,1). Penelitian ini juga menyebutkan angka nilai tertinggi konsumsi kalsium yaitu 1274 mg/ hari dan yang terendah 68,5 mg/ hari.

(34)

Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Kalsium

Asupan Kalsium Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik ( ≥ 100% AKG) Sedang ( > 65% AKG) Buruk ( ≤ 65% AKG)

14 14 50

17,9 17,9 64,1

Total 78 100

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Umum Responden

Hasil penelitian yang diperoleh di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga di daerah ini adalah suku Jawa yaitu sebesar 78,2%. Sementara suku Batak menempati urutan kedua yaitu sebesar 6,4%. Suku lainnya relatif berimbang antara dua sampai empat persen.

Wahidi (2007) menyatakan bahwa tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi melalui pemilihan bahan makanan. Orang yang berpendidikan tinggi lebih cenderung memilih makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga di Lingkungan XX pada umumnya adalah SMP dan SMA yaitu 33,3%. Sementara tamat SD menempati peringkat kedua dengan 21,8%.

(35)

Menurut Siti Fatimah Moeis, M.Sc. (1999), dokter dan ahli gizi lulusan University of London, angka kecukupan kalsium rata-rata yang dianjurkan di Indonesia adalah 500 – 800 mg per orang per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause para ahli cenderung menganjurkan asupan sampai sekitar 1.000 mg/hari.

Pekerjaan suami ibu rumah tangga yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu 43,6%. Ibu-ibu di Lingkungan XX pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga saja karena pada umumnya pendapatan suami sudah dapat memenuhi kebutuhan mereka. Namun demikian ada juga yang memiliki pekerjaan di luar rumah seperti tukang cuci. Hal ini dapat dimaklumi karena pendapatan per bulan keluarga di Lingkungan XX bervariasi.

5.2.2. Makanan Sumber Kalsium

Felicia Cosman (2009), pada buku yang berjudul ”Osteoporesis” melampirkan daftar makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah makanan yang mengandung > 100 mg kalsium per ukuran rumah tangga. Peneliti sengaja mencantumkan hanya makanan berkalsium tinggi mengingat pada saat mewawancarai responden sangat banyak makanan yang mengandung kalsium tetapi dengan kualitas yang rendah. Peneliti tetap menghitung makanan yang rendah kualitas kalsiumnya pada formulir ingatan pangan 24 jam.

Seperti yang kita ketahui kalsium bukan hanya terdapat dalam susu saja melainkan juga terdapat pada makanan lain. Misalnya, dalam 100 gr tahu terkandung 124 mg kalsium, dalam 1 mangkuk bayam terdapat 267 mg kalsium, dalam 100 gr ikan teri terdapat 1.200 mg kalsium, dan lain-lain. Dari beberapa jenis makanan sumber kalsium, ternyata ibu rumah tangga di Lingkungan XX sebagian besar menyukai sayur bayam (24 orang) dengan rincian 13 orang mengonsusmsi ½ cup/ mangkuk yang mengandung 133,5 mg kalsium, 8 orang mengonsumsi ¼ mangkuk (66,75 mg kalsium), dan 3 orang lainnya mengonsumsi 1 mangkuk (267 mg kalsium).

(36)

dimana menurut ukuran rumah tangga 1 gelas susu kental manis mengandung 300 mg kalsium. Dua responden lainnya mengonsumsi susu bubuk yang mengandung 770 mg per gelasnya. Satu responden lainnya mengonsumsi susu segar yang mengandung 115 mg kalsium per gelasnya.

Kalsium dari bayam tidak dapat diserap dengan baik, tetapi kalsium dari sumber lain yang dikonsumsi bersama dengan bayam akan diserap dengan baik. Suplemen yang mengandung zat besi tidak boleh dikonsumsi bersama dengan kalsium karena kalsium mengganggu penyerapan zat besi, demikian pula sebaliknya (Felicia, 2009).

Terdapat juga mi instan yang ketika telah dihitung kandungan kalsiumnya berdasarkan persen yang tertera pada daftar gizi, terdapat kalsium berjumlah 216 mg per bungkusnya. Mungkin mi instan merk yang satu berbeda dengan lainnya, tetapi setelah peneliti menanyakan merk tersebut, ternyata semua responden yang mengonsumsi mi instan hanya mengonsumsi satu merk saja.

Selain makanan di atas, ikan asin dan daun kacang panjang juga menempati peringkat atas makanan sumber kalsium tinggi yang sering dikonsumsi. Sebanyak 14 responden mengonsumsi ikan asin dan daun kacang panjang. Ikan asin mengandung 100 mg kalsium per potongnya dan rata-rata responden mengonsumsi 2 potong dalam per harinya. Daun kacang panjang mengandung 134 mg kalsium per porsinya dimana rata-rata responden mengonsumsi ½ porsi per harinya.

Kalsium yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi dicerna di dalam lambung. Kemudian dikirim ke usus halus tempat kalsium tersebut diserap ke dalam darah untuk digunakan oleh tubuh. Makanan-makanan tertentu dapat menurunkan penyerapan kalsium, termasuk kafein dan minuman bersoda (Felicia, 2009).

(37)

5.2.3. Gambaran Asupan Kalsium

Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 564,5 mg/ hari. Juga demikian secara per orangnya, sebanyak 50 orang (74,4%) berada di bawah 65% AKG. Hanya 14 orang yang berada di atas 100% AKG (≥ 1.000 mg/ hari) dan hanya 14 orang yang berkategori sedang ( > 65% AKG). Ini berarti sebagian besar ibu rumah tangga di Lingkungan XX terkatagorikan buruk dalam hal asupan kalsiumnya.

Asupan kalsium responden yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari. Ada juga responden yang hampir mencukupi AKG asupan kalsium sebesar > 900 mg/ hari yaitu sebanyak dua orang. Dari 78 ibu rumah tangga yang diteliti terdapat 15 orang yang berusia di atas 50 tahun. Seharusnya kadar kebutuhan kalsium yang ideal adalah 1.500 mg/ harinya, tetapi untuk mencapai 1.000 mg/ hari saja tidak ada satupun dari 15 responden ini yang melewatinya.

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition (2007), perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hasil penelitian University of Otago sejalan dengan penelitian ini dimana asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang. Dapat disimpulkan bahwa wanita Indonesia sangat rentan terkena osteoporosis.

(38)

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Penelitian itu melibatkan sampel hingga 65.727 orang (22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan).

Dari hasil analisa dari Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan melaporkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Resiko ini dijumpai pada 14 propinsi dan 5 propinsi di antaranya memiliki resiko osteoporosis tertinggi yaitu Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Daerah Istimewa Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (22,82%), dan Jawa Timur (21,42%). Sedangkan propinsi dengan resiko osteoporosis terendah adalah Kalimantan Timur (10,5%) (Depkes RI, 2004).

Tahun 1999-2002 di Sumatera Utara risiko osteoporosis mancapai 22,82% dan

menjadi penyakit berbahaya terutama pada wanita menopause. Ditemukan 89 kasus

(usia antara 17-30 tahun) akibat kecelakaan lalu lintas dan pada usia diatas 40 tahun

ditemukan sebanyak 25 kasus ini juga akibat kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit

Umum Kisaran pada tahun 2004 (Ayu, 2004). Data di Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan menyebutkan jumlah penderita patah tulang pada tahun 2008

sebanyak 174 orang. Selain itu berdasarkan data di Rumah Sakit Adam Malik Medan

dijumpai 6 kasus penyakit osteoporosis yang tercatat dari bulan Mei 2009 – Juni 2010. Romasintan (2008) dalam penelitiannya mengenai Pola Konsumsi Susu dan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Asrama Polisi Pasar Merah Medan menyatakan bahwa dari 315 ibu rumah tangga hanya 160 orang (50,79%) yang sudah sesuai asupan kalsiumnya pada AKG (Angka Kecukupan Gizi).

(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara umum ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir berlatar belakang suku Jawa, pendidikan akhir SMP dan SMA, dan berusia di bawah 50 tahun.

2. Makanan sumber kalsium tinggi yang paling banyak diminati adalah sayur bayam, ikan teri dan ikan asin.

3. Hanya terdapat 14 orang (17,9%) ibu-ibu yang dikategorikan baik asupan kalsiumnya (≥ 100% AKG), 14 orang (17,9%) dikategorikan sedang (> 65% AKG) dan 50 orang (64,1%) dikategorikan buruk asupan kalsiumnya (≤ 65% AKG).

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap para ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dapat disarankan:

1. Agar para ibu rumah tangga memperhatikan makanan sumber kalsium dan mengetahui osteoporosis (kerapuhan tulang) dapat dicegah dengan pemenuhan asupan kalsium sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi).

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media.

Cosman Felicia. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap agar Tulang Anda Tetap

Sehat. Solo: Bintang Pustaka.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Kerjasama Global Memerangi

Penyakit Degeneratif. Diambil dari:

[Diakses pada 9 April 2010]

Ernes, 2006. Tips Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Restu Agung.

Gunawan, A. 2003. Food Combining. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional. Diambil dari:

tanggal 25 April 2010].

Hardiansyah & Rimbawan. 2000. Analisis Bahaya dan Pencegahan Keracunan

Pangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Khomsan, A. 2003. Pangan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kumar Vinay, Cotran R.S., Robbins L.S., 2004. Hati dan Saluran Empedu. Huriawati Hartanto (eds.7). Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.

Lane, E.N., 2001. Lebih Lengkap Tentang: Osteoporosis (Rapuh Tulang). In: Eri D. Nasution. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Madanijah, S., 2004. Pendidikan Gizi dalam Pengantar Pengadaan Pangan dan

Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Notoatmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. In: Notoatmodjo, S., ed. Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Romasintan. 2008. Pola Konsumsi Susu dan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu

(41)

Sholekah. 2009. Gambaran Asupan Energi (Karbohidrat, Protein, Lemak),

Vitamin A, Vitamin C , Kalsium dan Kadar Rigliserida pada Ibu Rumah Tangga Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Perum Korpri Sambiroto Semarang. Diambil dari:

tanggal 25 April 2010].

Suhardjo. 2000. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

(42)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Reza Antoni Tarigan Tempat / tanggal lahir : Meulaboh, 11 Januari 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Keluarga Gg. Langgar No.127 Tanjung Mulia Hilir, Medan

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 067953 (1994  2000) SLTP Negeri 24 (2000  2003) SMU Dharmawangsa (2003  2006)

Fakultas Kedokteran USU (2007  sekarang) Riwayat Pelatihan : Basic Life Support

Triase

Navigasi Darat Survival

Riwayat Organisasi : Dokter Remaja SLTP Negeri 24 Medan Karate Lemkari

(43)

a. Data demografi seperti umur, alamat, tingkat pendidikan,suku, status kehamilan, suami (masih hidup atau telah meninggal dunia, pekerjaan suami dan perkiraan pendapatan perbulan.

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalammualaikum Wr Wb Dengan Hormat,

Saya Reza Antoni Tarigan, mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul ”Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010.” Saya mengikutsertakan anda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan kalsium ibu rumah tangga di lingkungan XX.

Osteoporosis (kerapuhan tulang) menyebabkan hampir dua juta kasus patah tulang pinggul setiap tahunnya di seluruh dunia. Osteoporosis terjadi akibat berkurangnya masa tulang yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalsium di tulang. Patah tulang akibat osteoporosis telah menjadi suatu ancaman serius karena kebanyakan pasien tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Lebih memprihatinkan lagi bahwa penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Kehilangan kalsium tulang di kemudian hari akan mengganggu kesehatan wanita, khususnya wanita yang sudah tidak mensturasi lagi (Robbins, 2004).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan instansi kesehatan sebagai bahan informasi yang dapat digunakan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan osteoporosis.

(44)

b. Nama makanan dan ukuran penyajian (berdasarkan satuan ukuran rumah tangga, misalnya: 1 sendok makan, 2 piring) makanan yang ibu makan dalam 24 jam terakhir.

Wawancara akan saya lakukan selama 20 menit pada hari pertama dan kedua. Petugas wawancara adalah saya sendiri.

Partisipasi Ibu/Sdri dalam penelitian ini bersifat sukarela. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:

Nama : Reza Antoni

Alamat: Jl. Keluarga Gg. Langgar No. 127 Tanjung Mulia Hilir , Medan Deli.

No. Hp : 085261320555

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 5 November 2010 Peneliti

(45)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Tempat/ Tanggal lahir :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ... 2010

( )

(46)

Petunjuk: Jika ada tanda )* di samping tulisan, coret yang tidak perlu.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ... 2. Umur : ... tahun

3. Alamat : ... 4. Tingkat Pendidikan : a. Tidak tamat SD d. Tamat SMA

b. Tamat SD e. Akademi/ Perguruan Tinggi c. Tamat SMP

5. Suku/ Etnis : ... 6. Status Kehamilan : (hamil/ tidak hamil)*

7. Suami : (masih hidup/ telah meninggal)*

8. Pekerjaan Suami : a. (PNS/ TNI/ POLRI)* d. Wiraswasta b. Pegawai BUMN e. (Petani/ Buruh)* c. Karyawan Swasta f. Lainnya: ... 9. Perkiraan Pendapatan : ... / bulan

LAMPIRAN 4

FOOD RECALL

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM pada IBU RUMAH TANGGA di LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG MULIA HILIR TAHUN

(47)

II. FORMULIR INGATAN PANGAN 24 JAM Hari Pertama

Waktu Nama Makanan Ukuran Penyajian Kandungan

Kalsium (mg)

Pagi

Siang

(48)

Hari Kedua

Waktu Nama Makanan Ukuran Penyajian Kandungan

Kalsium (mg) Pagi

Siang

Malam

Total Konsumsi Kalsium = ...

(49)

Nama Makanan

LAMPIRAN 5

DAFTAR MAKANAN YANG MENGANDUNG KALSIUM

(50)
(51)
(52)

Es Krim

1 potong sedang ikan/daging = 50 gram 1 mangkuk sayuran = 100 gram

1 butir telur ayam buras = 40 gram 1 sendok makan kacang = 10 gram 3 sendok makan ikan teri = 25 gram 1 gelas = 100 gram

1 potong tahu/tempe = 25 gram

(53)

LAMPIRAN 6

MASTER DATA

Statistics

Umur

Responden

Tingkat

Pendidikan

Responden Suku Responden

Pekerjaan Suami

Responden

Pendapatan

Responden per

Bulan

N Valid 78 78 78 78 78

Missing 0 0 0 0 0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-30 3 3.8 3.8 3.8

31-40 23 29.5 29.5 33.3

41-50 37 47.4 47.4 80.8

51-60 13 16.7 16.7 97.4

61-70 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Akademi/PT 5 6.4 6.4 6.4

SD 17 21.8 21.8 28.2

SMA 26 33.3 33.3 61.5

SMP 26 33.3 33.3 94.9

Tidak Tamat SD 4 5.1 5.1 100.0

(54)

Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Aceh 3 3.8 3.8 3.8

Batak 5 6.4 6.4 10.3

Jawa 61 78.2 78.2 88.5

Mandailing 5 6.4 6.4 94.9

Melayu 2 2.6 2.6 97.4

Minang 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pekerjaan Suami Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruh 29 37.2 37.2 37.2

Karyawan Swasta 4 5.1 5.1 42.3

Pegawai BUMN 2 2.6 2.6 44.9

Petani 3 3.8 3.8 48.7

PNS 5 6.4 6.4 55.1

TNI 1 1.3 1.3 56.4

Wiraswasta 34 43.6 43.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pendapatan Responden per Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 100000.00-999000.00 17 21.8 21.8 21.8

(55)

2000000.00-2999000.00 28 35.9 35.9 93.6

3000000.00-3999000.00 3 3.8 3.8 97.4

4000000.00-4999000.00 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Statistics

Konsumsi Kalsium

N Valid 78

Missing 0

Mean 564.6250

Median 502.5000

Mode 68.50a

Std. Deviation 332.84409

Variance 110785.189

Range 1205.40

Minimum 68.50

Maximum 1273.90

a. Multiple modes exist. The smallest

value is shown

Konsumsi Kalsium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 68.50 1 1.3 1.3 1.3

70.00 1 1.3 1.3 2.6

78.50 1 1.3 1.3 3.8

94.50 1 1.3 1.3 5.1

(56)

118.00 1 1.3 1.3 7.7

121.00 1 1.3 1.3 9.0

143.50 1 1.3 1.3 10.3

144.75 1 1.3 1.3 11.5

178.75 1 1.3 1.3 12.8

207.00 1 1.3 1.3 14.1

222.25 1 1.3 1.3 15.4

233.00 1 1.3 1.3 16.7

234.00 1 1.3 1.3 17.9

247.50 1 1.3 1.3 19.2

253.25 1 1.3 1.3 20.5

279.50 1 1.3 1.3 21.8

289.75 1 1.3 1.3 23.1

305.00 1 1.3 1.3 24.4

311.00 1 1.3 1.3 25.6

320.00 1 1.3 1.3 26.9

325.50 1 1.3 1.3 28.2

328.50 1 1.3 1.3 29.5

332.00 1 1.3 1.3 30.8

335.00 1 1.3 1.3 32.1

336.70 1 1.3 1.3 33.3

345.75 1 1.3 1.3 34.6

346.00 1 1.3 1.3 35.9

361.00 1 1.3 1.3 37.2

367.00 1 1.3 1.3 38.5

377.50 1 1.3 1.3 39.7

420.25 1 1.3 1.3 41.0

442.70 1 1.3 1.3 42.3

445.00 1 1.3 1.3 43.6

(57)

487.00 1 1.3 1.3 50.0

518.00 1 1.3 1.3 51.3

519.00 1 1.3 1.3 52.6

547.00 1 1.3 1.3 53.8

553.25 1 1.3 1.3 55.1

577.00 1 1.3 1.3 56.4

598.50 1 1.3 1.3 57.7

621.00 1 1.3 1.3 59.0

626.25 1 1.3 1.3 60.3

638.00 1 1.3 1.3 61.5

640.00 1 1.3 1.3 62.8

641.75 1 1.3 1.3 64.1

653.00 1 1.3 1.3 65.4

681.00 1 1.3 1.3 66.7

686.00 1 1.3 1.3 67.9

743.00 1 1.3 1.3 69.2

756.00 1 1.3 1.3 70.5

770.50 1 1.3 1.3 71.8

780.00 1 1.3 1.3 73.1

832.25 1 1.3 1.3 74.4

832.50 1 1.3 1.3 75.6

843.70 1 1.3 1.3 76.9

850.75 1 1.3 1.3 78.2

890.50 1 1.3 1.3 79.5

912.75 1 1.3 1.3 80.8

940.00 1 1.3 1.3 82.1

(58)

1045.00 1 1.3 1.3 88.5

1051.00 1 1.3 1.3 89.7

1075.75 1 1.3 1.3 91.0

1096.00 1 1.3 1.3 92.3

1098.00 1 1.3 1.3 93.6

1110.00 1 1.3 1.3 94.9

1117.50 1 1.3 1.3 96.2

1172.00 1 1.3 1.3 97.4

1185.00 1 1.3 1.3 98.7

1273.90 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 14 17.9 17.9 17.9

Buruk 50 64.1 64.1 82.1

Sedang 14 17.9 17.9 100.0

(59)
(60)

Gambar

Tabel 2.1. Contoh Makanan yang Berkalsium Tinggi
Tabel 2.4. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku
+5

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 i LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 6 (ENAM) BULAN.. iii LAPORAN PERUBAHAN

A dvances in portable equipment have led to routine spirometry testing outside of formal pulmonary function laboratories. Practitioners ordering these tests are not formally trained

For example, potassium ions leaving a cell through potassium-selective channels become unbalanced positive charges on the outside of the cell (and leave unbalanced negative charges

► Orang sukses percaya diri dan merasakan Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk bahwa mereka berbuat sesuatu untuk bahwa mereka berbuat

Pada hari ini Jumat, Tanggal Dua Puluh Empat, Bulan Maret, Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami selaku Panitia Pengadaan Tenaga Keamanan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun

persyaratan yang harus dipenuhi untuk masing-masing jenis teknik analisis dapat dilihat. pada

1 Inti Kegiatan Karya kreatif, inovatif dalam penelitian Karya kreatif, inovatif dalam menciptakan karya teknologi Karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha Karya

 Guru lalu bertanya pendapat siswa, apakah kalimat minta tolong dan terima kasih yang sesuai dengan gambar atau teks bacaan.  Guru lalu minta siswa tersebut mengamati kegiatan