• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF

KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA

PADA MAHASISWA S1 EKSTENSI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI USU

DRAF SKRIPSI Oleh:

DEWI NURMASARI PANE 050521190

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Dewi Nurmasari Pane. 050521190. Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Dibawah bimbingan: Paham Ginting. Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen Manajemen), Ulfah (Penguji I), Liasta Ginting (Penguji II).

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU dan variabel manakah diantara variabel-variabel Emotional (Emosional(X1)), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan

Pembelian(X2)), Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian(X3

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU adalah Analisis Deskriptif dan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

)) yang paling dominan mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat dari sisi emosional (X1) menyatakan telah melakukan langkah yang tepat

dan membuat pilihan yang tepat dalam membeli, dari analisa wisdom of purchase

(X2)konsumen merasa membutuhkan, dan melakukan keputusan yang tepat untuk

membeli merek sepeda motor Honda dan dari analisa Concern Over the Deal (X3

hitung

) diperoleh hasil bahwa konsumen setelah membeli sepeda motor Honda, tidak merasa menyesal, mereka merasa puas dengan persetujuan yang telah di buat. Hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel Emosional (X1), Kebijaksanaan Pembelian (X2) dan variabel Perhatian Setelah Pembelian (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda. Dimana nilai dari thitung > ttabel. (X1 = 4,868 >

1,669, X2= 3,363 > 1,669, X3= 3,269 >1,669) dan p value juga bernilai di bawah 0,05 (X1 = 0,000 <, X2= 0,001 < 0,05, X3= 0,002 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil Uji Fhitung menunjukkan p value 0,000 < 0,05, artinya signifikan, sedangkan Fhitung105,57 > Ftabel 2,76, artinya signifikan. Signifikan disini berarti H1 diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Pembelian secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Kata Kunci: Disonansi Kognitif, Sepeda motor Honda (Variabel Emotional

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulilah rabbil’alamin peneliti penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat hidayah dan kehendaknya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU, tidak lupa pula peneliti sampaikan salawat beriring salam atas junjungan besar dan sauriteladan sekalian Alam Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’atnya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Untuk itu penulis dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat membengun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Selama Peneliti Kuliah di Fakultas Ekonomi USU dan menyusun Skripsi ini, peneliti banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M, Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

(4)

3. Drs. Ami Dilham, Msi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen.

4. Dr. Paham Ginting, Msi selaku Dosen Pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan menyumbangkan pikiran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Dra. Ulfah, MS yang telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Liasta Ginting, Msi yang telah memberikan masukkan dan kritik kepada peneliti dalam penelitian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik dan membimbing peneliti selama masa perkuliahan.

8. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda Rojana dan Ayahanda M. Nur Pane, SE serta adikku tercinta yang telah banyak memberi bantuan, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga kepada peneliti.

9. Terima kasih peneliti ucapkan kepada teman-teman kuliah seperjuangan yang telah banyak melewatkan waktu bersama didalam menyelesaikan skripsi ini, untuk Arya sahabat terbaikku disegala suasana, terima kasih atas segala perhatiannya, motivasi serta bantuannya, sahabat seperjuanganku yang terbaik Fitrah, terima kasih banyak atas semuanya, untuk Manja, kak Sarah Engi, Mini, Irma, kak Sri, Puspito, kak Yenni Lucy, Dina, Neni dan semua teman-teman Jurusan Manajemen Pemasaran angkatan 2005.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 3

1.3.1 Kerangka Konseptual ... 3

1.3.2 Hipotesis ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.5.1 Batasan Operasional ... 6

1.5.2 Defenisi Operasional Variabel ... 7

1.5.3 Pengukuran Variabel ... 8

1.5.4 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 9

1.5.5 Populasi dan Sampel ... 9

1.5.5.1 Populasi ... 9

1.5.5.2 Sampel ... 10

1.5.6 Jenis Data ... 10

1.5.7 Teknik Pengumpulan Data ... 11

1.5.8 Teknik Analisis Data ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS ... 15

2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

(6)

2.3 Atribut Produk ... 17

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 44

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 45

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 45 4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor ... 46

4.1.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-variabel ... 47

4.2 Hasil Uji Validitas Dan Realibilitas ... 48

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 48

4.2.2 Hasil Uji Realibilitas ... 50

4.3 Hasil Uji Hipotesis dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) ... 51

4.3.1 Hasil Uji Thitung(Uji Parsial) ... 52

(7)

4.3.3 Hasil Uji Determinan (R2) ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... ... 57

Daftar Pustaka

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 2.1 Pembentukan kepercayaan diantara objek, atribut, dan manfaat ... 19

Gambar 3.1 Sepeda Motor Fit S ... 31

Gambar 3.2 Sepeda Motor Fit X ... 32

Gambar 3.3 Sepeda Motor Supra Fit ... 34

Gambar 3.4 Sepeda Motor Supra Fit R ... 35

Gambar 3.5 Sepeda MotorSupra Fit X 125 R ... 36

Gambar 3.6 Sepeda Motor Supra X 125 PGM-Fi ... 37

Gambar 3.7 Sepeda Motor Mega Pro ... 39

Gambar 3.8 Sepeda Motor Tiger ... 40

Gambar 3.9 Sepeda Motor Revo ... 41

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Instrumen Skala Likert ... 9

Tabel 1.2 Populasi dan Sampel ... 10

Tabel 3.1 Harga Sepeda Motor Honda ... 30

Tabel 3.2 Spesifikasi Fit S ... 31

Tabel 3.3 Spesifikasi Fit X ... 33

Tabel 3.4 Spesifikasi Supra Fit ... 34

Tabel 3.5 Spesifikasi Supra Fit R ... 35

Tabel 3.6 Spesifikasi Supra Fit X 125 R ... 36

Tabel 3.7 Spesifikasi Supra X 125 PGM-Fi ... 38

Tabel 3.8 Spesifikasi Mega Pro ... 39

Tabel 3.9 Spesifikasi Tiger ... 40

Tabel 3.10 Spesifikasi Revo ... 41

Tabel 3.11 Spesifikasi Vario ... 43

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 45

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor ... 46

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-variabel ... 47

Tabel 4.6 Item Total Statistics ... 49

Tabel 4.7 Uji Validitas Pernyataan ... 50

Tabel 4.8 Reliability Statistics ... 51

Tabel 4.9 Coefficientsa ... 53

Tabel 4.10 Anovab ... 55

(10)

ABSTRAK

Dewi Nurmasari Pane. 050521190. Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Dibawah bimbingan: Paham Ginting. Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen Manajemen), Ulfah (Penguji I), Liasta Ginting (Penguji II).

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU dan variabel manakah diantara variabel-variabel Emotional (Emosional(X1)), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan

Pembelian(X2)), Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian(X3

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU adalah Analisis Deskriptif dan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

)) yang paling dominan mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat dari sisi emosional (X1) menyatakan telah melakukan langkah yang tepat

dan membuat pilihan yang tepat dalam membeli, dari analisa wisdom of purchase

(X2)konsumen merasa membutuhkan, dan melakukan keputusan yang tepat untuk

membeli merek sepeda motor Honda dan dari analisa Concern Over the Deal (X3

hitung

) diperoleh hasil bahwa konsumen setelah membeli sepeda motor Honda, tidak merasa menyesal, mereka merasa puas dengan persetujuan yang telah di buat. Hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel Emosional (X1), Kebijaksanaan Pembelian (X2) dan variabel Perhatian Setelah Pembelian (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda. Dimana nilai dari thitung > ttabel. (X1 = 4,868 >

1,669, X2= 3,363 > 1,669, X3= 3,269 >1,669) dan p value juga bernilai di bawah 0,05 (X1 = 0,000 <, X2= 0,001 < 0,05, X3= 0,002 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil Uji Fhitung menunjukkan p value 0,000 < 0,05, artinya signifikan, sedangkan Fhitung105,57 > Ftabel 2,76, artinya signifikan. Signifikan disini berarti H1 diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian setelah Pembelian secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen USU.

Kata Kunci: Disonansi Kognitif, Sepeda motor Honda (Variabel Emotional

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan sarana utama bagi manusia dalam kehidupan sehari–hari untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pembangunan yang ada di segala bidang saat ini, perkembangan sarana transportasi pun telah berlangsung dengan cepat. Mulai dari sarana transportasi yang sangat sederhana sebelum tahun 1990 sampai sarana transportasai yang mewah yang banyak kita jumpai di abad ini. Banyaknya jenis dan jumlah sarana transportasi telah banyak mengalami perkembangan yang pesat. Dapat kita lihat sekarang ini, salah satunya melalui jenis kendaraan

automatic yang mempermudah seseorang dalam menggunakan sepeda motor. Sepeda motor merupakan salah satu bentuk dari sarana transportasi darat yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat. Pada umumnya masyarakat membeli sepeda motor untuk menikmati fungsinya sebagai sarana untuk mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dan mengangkut barang–barang dalam aktivitas kerja sehari–hari.

(12)

yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antara perusahaan otomotif, karena masing–masing perusahaan otomotif berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh keuntungan maksimal.

Dengan semakin banyaknya produk–produk otomotif yang ditawarkan oleh perusahaan–perusahaan otomotif kepada para konsumen, maka konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi produk–produk otomotif yang ditawarkan oleh perusahaan–perusahaan tersebut, supaya produk yang dibelinya sesuai dengan kebutuhannya.

Salah satu cara untuk memperluas pangsa pasar sepeda motor merek Honda adalah dengan terus mengembangkan produk baru, salah satunya adalah sepeda motor Honda Vario. Honda Vario merupakan pengembangan produk yang dilakukan oleh PT Astra Honda Motor dalam usahanya untuk mendifferensiasikan produknya. Sepeda motor Honda didesain sebagai sepeda motor untuk konsumen yang ingin memiliki sepeda motor dengan kualitas tinggi, model yang trendy dan sporty namun hemat bahan bakar.

Dengan adanya berbagai informasi baik informasi yang positif maupun negatif mengenai sepeda motor merek Honda, hal ini akan membuat konsumen merasa dihadapkan pada suatu kondisi yang membingungkan, dimana kepercayaan mereka tidak “sejalan bersama”. Hal inilah yang akan mengakibatkan timbulnya disonansi.

(13)

USU pemilik sepeda motor Honda, didapat kesan bahwa sepeda motor Honda merupakan sepeda motor yang dapat memuaskan keinginan pemiliknya. Karena sepeda motor Honda selain irit bahan bakar, suku cadang yang asli juga mudah didapatkan di bengkel-bengkel resmi Honda, selain itu pelayanan setelah pembelian yang diberikan PT Astra Honda Motor juga sangat memuaskan. Para pengguna sepeda motor Honda mengaku sangat puas setelah menggunakan sepeda motor Honda.

Dari fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal yang menarik untuk diteliti adalah : Faktor apa saja yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda?

1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variable yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003:4).

(14)

Maka dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variable yang akan diteliti yaitu: Emotional (Emosional) sebagai X1, Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2, Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)

sebagai X 3

,

dan Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) sebagai Y.

(15)

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual

Sumber: Soutar dan Sweeney, 2003 (data diolah oleh penulis)

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa keputusan pembelian berhubungan dengan Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase

(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) akan berpengaruh terhadap Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif).

1.3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2003:306).

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Faktor Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase

(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

Emotional (Emosional)

Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)

Concern Over the Deal (Perhatian setelahPembelian)

(16)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor

Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan

Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) mempunyai pengaruh terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Guna memperluas wahana berfikir dan memperdalam pengetahuan peneliti tentang pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. 2. Sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

3. Memberikan masukan pada Dealer sepeda motor Honda mengenai pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

(17)

sebagai X1 Wisdom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2, dan

Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X 3 .

2. Variabel dependen (Y) yaitu pembentukan Cognitive Dissonance (disonansi kognitif) pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.5.2 Defenisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional yang variable-variable yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

1. Emotional (Emosional) sebagai X1

Berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan pembelian, dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.

2. Wisdom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2

Berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan disini konsumen mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu barang yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.

3. Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X3

Berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya (Sweeney, at all).

(18)

Berkaitan dengan, yang mempunyai pengaruh Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal

(Perhatian setelah Pembelian) terhadap pembentukan disonansi kognitif pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.5.3 Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah faktor Emotional

(Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian). Ketiga variable tersebut diukur dengan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006:104).

(19)

Tabel 1.1

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2006:105)

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

1.5.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampus Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, SH Medan dan pelaksanaan penelitian dilaksanankan peneliti dengan pengumpulan data melali penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara yang dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2007.

1.5.5 Populasi dan Sampel

(20)

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yaitu angkatan 2005 dan angkatan 2006 yang terdaftar pada tahun 2007 dan telah menggunakan sepeda motor Honda minimal 6 bulan.

1.5.5.2 Sampel

Mengenai penarikan sample, penulis menggunakan metode Aksidental

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data 20% dari populasi (Sugiono, 2003:77).

Artinya jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 67,6 dibulatkan menjadi 68 orang. Jumlah ini dianggap sudah representatif, menurut populasi Gay jumlah sampel 20% sudah dapat diterima.(Umar, 2005:147).

Tabel 1.2

Populasi dan Sampel

2005

2006

Manajemen Extension

149 189 338

20% 29,8 37,8 68

Mahasiswa

Jumlah

Fakultas

Sumber: Bagian Kemahasiswaan FE USU

1.5.6 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu:

(21)

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

1.5.7 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah: 1. Kuesioner

Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang bagaimana pengaruh faktor Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) berpengaruh terhadap pembentukan Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

2. Wawancara

Wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait. 3. Studi Pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

1.5.8 Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

(22)

Dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliable berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:109). Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 13.00 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini.

3. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

Yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen (Nugroho, 2005:43). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal

(Perhatian Setelah Pembelian) terhadap variable terikat Cognitive Dissonance

(Disonansi Kognitif).

Persamaan regresi linear berganda dengan tiga variable yaitu:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana: Y = skor dimensi Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

X1 = skor dimensi Emotional (Emosional)

X2 = skor dimensi Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan

Pembelian)

X3 = skor dimensi Concern Over the Deal (Perhatian Setelah

(23)

e = standar error 4. Uji Thitung (Uji Parsial)

Uji Thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variable bebas (Xi) terhadap variable terikat (Y).

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable terikat).

Ha : bi ≠0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable terikat).

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan keputusan , yaitu:

H0 diterima bila thitung < ttabel pada α = 5 % H1 diterima bila thitung > ttabel pada α = 5 % 5. Uji Fhitung (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variable bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variable terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:

Ho : b1 = b2 = b3 = 0

(Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variable terikat).

Ho : b1 b2 b3 0

(24)

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5 % H1 diterima bila Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 6. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan disonansi kognitif dilakukan oleh Edwin Japarianto (2006) dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis deskriptif adalah, bahwa sebagian besar konsumen dari sisi emotional,

wisdom of purchase, dan concern over the deal menyatakan telah melakukan langkah yang tepat dan membuat pilihan yang tepat dalam membeli mobil Toyota Avanza. Dan penelitian ini memunculkan 3 faktor utama pembentukan disonansi yaitu: pilihan tepat, keputusan tepat, dan persetujuan tepat.

2.2 Defenisi Produk

Penawaran produk adalah jantung dari program pemasaran suatu organisasi dan biasanya merupakan langkah awal dalam membentuk bauran pemasaran. Sebuah produk didefenisikan sebagai segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran (Lamb, Hair dan Carl, 2001:414).

(26)

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Senada dengan itu Profesor Theodore Levitt dari Harvard berpendapat: “Sebuah produk bukanlah sebuah produk jika tidak dapat di jual. Atau sebenarya barang itu hanyalah sebuah benda museum” (Kotler, 2003:159).

Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Produk identik dengan barang. Dalam akuntansi, barang adalah obyek fisik yang tersedia di pasar. Sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas

(27)

features), tetapi juga aspek non fisik (intangible features) seperti citra dan jasa yang tidak dapat dilihat.

2.3 Atribut Produk

Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembelian pada saat membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fitur), desain, layanan purna jual, dan lain-lain. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk adalah kualitas, fitur dan desain (Simamora, 2001:147).

Menurut Mowen dan Michael (2002:312) atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki oleh objek. Attribut intrinsik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan attribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti nama merek, kemasan dan label.

Perusahaan harus menyadari bahwa kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seorang konsumen berbeda dengan konsumen lainnya. Mereka juga harus mengingat bahwa kepercayaan mereka sendiri terhadap sebuah merek tertentu sangat berbeda dari pasar target. Kepercayaan, yang kita katakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran kognitif. Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan (lihat Gambar 1.2):

1. Kepercayaan atribut-objek (object-attribute belief).

Pengetahuaan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang disebut

(28)

kepercayaan bahwa sebuah kendaraan roda empat dikendarai pada jalan pedesaan merupakan kepercayaan objek. Melalui kepercayaan atribut-objek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya.

2. Kepercayaan manfaat-atribut (attribute-benefit beliefs).

Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka dengan kata lain,memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan manfaat ini menggambarkan jenis kepercayaan kedua, yang disebut kepercayaan atribut-manfaat. Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan, atau memberikan, manfaat tertentu. Persepsi bahwa sebuah kendaraan yang dikendarai di tanah lapang memberikan pandangan yang lebih baik tentang jalan merupakan kepercayaan atribut-manfaat.

3. Kepercayaan manfaat-objek (object-benefit beliefs).

(29)

Gambar 2.1

Pembentukan kepercayaan diantara objek, atribut, dan manfaat.

Atribut Manfaat

Objek Sumber: Mowen dan Michael (2002:312)

2.4 Pengembangan Produk

Penciptaan bauran pemasaran (marketing mix) meliputi inisiatif dan koordinasi dari kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan produk, promosinya, penetapan harganya, dan distribusinya.

Menurut Mowen dan Michael (2002:58) istilah produk cukup luas, yaitu terdiri dari objek fisik, jasa, tempat (places), dan organisasi. Prinsip-prinsip perilaku konsumen dapat diaplikasikan pada empat bidang dari proses pengembangan produk baru: pembangkitan ide (idea generation), pengujian konsep (concept testing), pengembangan produk (product development), dan pengujian pasar (market testing).

(30)

Pembangkitan (idea generation) dari pengembangan produk baru. Lima bidang utama dari analisis perilaku konsumen yang berguna bagi para manajer ketika mereka sedang menghimpun ide-ide untuk produk baru adalah: sikap konsumen, perubahan gaya hidup, faktor-faktor situasional, budaya lainnya, dan subbudaya.

Pengujian konsep (concept testing) meliputi pengujian awal tentang ide produk. Konsep produk adalah “keinginan konsumen dimana perusahaan mencoba untuk membentuknya menjadi sebuah ide produk”. Misalkan konsep produk untuk komputer pribadi yang baru adalah membuat komputer yang diinginkan konsumen sebagai produk yang mudah digunakan, mudah dibawa, IBM-compatible, kuat, dan murah harganya. Untuk menentukan apakah ada pasar untuk konsep produk seperti itu, perusahaan harus melakukan analisis pemosisian-produk serta survei untuk mengidentifikasi setiap konsumen terhadap konsep seperti ini.

(31)

Setelah fase pengembangan produk disimpulkan memuaskan, produk dapat diuji untuk dipasarkan. Pengujian pasar (marketing testing) meliput i kegiatan penempatan produk melalui distribusi terbatas kepada konsumen keseluruhan bauran pemasaran (Mowen dan Michael, 2002:58).

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:399) perusahaan dapat memperoleh produk baru dalam dua cara. Pertama adalah melalui akuisisi-dengan membeli seluruh perusahaan, sebuah paten, atau sebuah lisensi untuk menghasilkan produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru dalam departemen penelitian dan pengembangan milik perusahaan. Produk baru yang dimaksudkan adalah produk original, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan perusahaan melalui berbagai upaya penelitian dan pegembangannya sendiri.

Produk baru terhadap dunia, pasar, produsen, penjual, atau beberapa kombinasi dari ini. Produk baru penting untuk mampu memperthankan tingkat pertumbuhan dan keuntungan perusahaan serta untuk menggantikan produk-produk yang sudah kuno.

Seperti yang dikutip oleh Lamb, Hair dan Carl, (2001:446) Konsultan manajemen dan teknologi Booz, Allen dan Halmiton telah mempelajari proses pengembangan produk baru lebih dari tiga puluh tahun. Menganalisis lima penelitian besar selama periode tersebut, berkesimpulan bahwa perusahaan yang sukses dalam mengembangkan dan memperkenalkan produk baru umumnya melakukan hal-hal sebagai berikut :

(32)

b. Menggunakan pendekatan khusus perusahaan, digerakkan oleh tujuan korporasi dan strategi-strategi, yang telah ditegaskan sebagai strategi utama mereka.

c. Menjadikan pengalaman sebagai modal untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing (Competitive advantage).

d. Membangun suatu lingkaran-gaya manajemen, struktur organisasi dan dukungan manajemen puncak yang kondusif guna mencapai tujuan spesifik produk baru serta tujuan korporasi.

Kebanyakan perusahaan mengikuti proses pengembangan produk baru yang dilakukan secara formal, biasanya dengan menjalankan strategi produk baru.

2.5 Differensiasi Produk

Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.

Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk anda dibanding produk pesaing, anda akan lebih mudah mengembangkan marketing mix

Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari

(33)

diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran (Http://kopisusu.wordpress.com).

Menurut Kotler (2003:60) cara melakukan differensiasi adalah sebagai berikut:

a. Produk (fitur, performa, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemampuan untuk diperbaiki, gaya, desain).

b. Jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan bagi pelanggan, konsultasi, perbaikan).

c. Tenaga kerja (kompentensi, keramahan, kredibilitas, keandalan, kecepatan, dan kemapuan dalam memberikan respons, skill dalam berkomunikasi).

d. Citra (simbol, media tertulis dan audio/video, suasana, peristiwa).

Mowen dan Michael (2002:55), mengatakan differensiasi produk (product differentiation) adalah proses memanipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek, sehingga para kosumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaingnya.

2.6 Macam – macam Diferensiasi Produk

Menurut Kotler (2000:329–332), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi:

a. Bentuk

b. Keistimewaan (Feature) c. Mutu Kinerja

d. Mutu Kesesuaian

(34)

g. Mudah Diperbaiki h. Gaya (Style)

i. Rancangan (Design)

2.7 Buying Behavior

Menurur Kotler (2003:201) definisi dari Buying Behavior adalah sebagai berikut: “A Significant differences between brand few differences between barand”. Kotler membagi Buying Behavior ke dalam empat tipe sebagai berikut: a. Complex Decision Making

Complex buying behavior memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam

pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan–perbedaan yang jelas di

antara merek–merek yang ada. Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak

tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga

pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada

konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan,

dan atribut penting lainnya.

b. Dissonance–Reducing Buying Behavior

Dissonance-reducing buying behavior mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

c. Habitual Buying Behavior

(35)

dapat membuat keterlibatan antara produk dan konsumennya, misalnya dengan menciptakan produk yang melibatkan situasi atau emosi personal melalui iklan. Misalnya dengan memberi tambahan vitamin pada minuman, dan sebagainya.

d. Variety – Seeking Buying Behavior

Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk– produk yang sering dibeli, harga murah, dan konsumen sering mencoba merek – merek baru.

2.8 Cognitive Dissonance

Ketika orang menghadapi ketidak-konsistenan atau keraguan antara nilai atau opini mereka dan perilaku mereka, mereka cenderung merasa adanya ketegangan di dalam dirinya yang disebut ketidak sesuaian kognitif (cognitive dissonancef) (Lamb, Hair dan Carl, 2001:195).

Menurut Solomon (Http://puslit.petra.ac.id), teori dissonansi cognitive

(36)

Cognitive Dissonance dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dalam melakukan suatu tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka yang lainnya.

Senada dengan itu Festinger (Http://puslit.petra.ac.id) membagi Cognitive Dissonance Theory dibentuk dalam tiga konsep yaitu:

a. Seseorang lebih suka untuk konsekuan dengan cognitions mereka dan tidak suka menjadi tidak konsisten dalam pemikiran, kepercayaan, emosi, nilai dan sikap.

b. Disonansi terbentuk dari ketidaksesuaian psychological, lebih dari ketidaksesuaian logical, dimana dengan meningkatkan ketidaksesuaian akan meningkatkan disonansi yang lebih tinggi.

c. Disonansi adalah konsep psychological yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan dan mengharapkan dampak yang bisa diukur.

2.9 Dimensi Cognitive Dissonance

Penelitian 22 item yang didesain oleh Sweeney, Hausknecht dan Soutar (2000:369-385) menyatakan bahwa Cognitive Dissonance dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional, Wisdhom of Purchase, dan Concern Over the Deal.

(37)

apakah mereka sangat membutuhkan produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai. Concern Over the Deal adalah ketidaknyamanan yang dialami sesesorang setelah transaksi pembelian dimana mereka bertanya– tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka. Dimensi ini menghasilkan 22 item yang dapat digunakan untuk mengukur Cognitive Dissonance. Tiga dimensi dari 22 item tersebut bukan hal yang baru untuk mengukur Cognitive Dissonance

karena sudah digunakan Soutar dan Sweeney (2003:227-247) untuk mengukur

Cognitive Dissonance pada penelitian sebelumnya.

2.10 Postpurchase Dissonance

Berdasarkan Teori Dissonace Cognitive, ketidaksenangan atau ketidaksesuaian muncul ketika seseorang konsumen memegang pemikiran yang bertentangan mengenai suatu kepercayaan atau suatu sikap. Contohnya: ketika konsumen telah membuat suatu komitmen memberi uang muka atau memesan sebuah produk, terutama sekali untuk produk yang mahal seperti kendaraan bermotor atau komputer. Mereka sering mulai merasa disonansi kognitif ketika mereka berpikir tentang keunikannya, kualitas positif dari merek yang tidak dipilih.

Disonansi cognitive yang timbul setelah terjadinya pembelian disebut

(38)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah PT Astra Honda Motor

PT Astra Honda Motor merupakan perusahaan manufakturing sepeda motor pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan jumlah karyawan sekitar 12.642 orang, saat ini mampu memproduksi 3 juta unit per tahunnya. Pada awal pendirian nama yang digunakan adalah PT Federal Motor, didirikan tepatnya pada 11 Juni tahun 1971.

Pada saat itu kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh PT Astra International Tbk. Baru pada tahun 2000 setelah terjadi merger dengan beberapa anak perusahaan, serta adanya perubahan komposisi kepemilikan saham (50% PT Astra International Tbk dan 50% Honda Motor Co. Japan) nama perusahaan berubah menjadi PT Astra Honda Motor, yang resmi digunakan sejak awal 31 Oktober 2000.

(39)

Begitu pula dengan jenis komponen yang diproduksi secara lokal, dimana kendungannya selalu meningkat dari tahun ke tahun, saat ini kendungan lokal untuk tipe bebek sudah mencapai 92%. Ini berarti hanya tinggal 8% komponen lagi yang perlu diimpor dari luar, di mana jumlah inipun hanya yang berkaitan dengan bagian engine (mesin) saja. Diluar itu seluruhnya sudah diproduksi di dalam negeri. Jumlah akumulasi produksi PT Astra Honda Motor saat ini mencapai lebih dari 10 juta unit sejak didirikan pada tahun 1971 (jumlah akumulasi produksi 10 juta unit dicapai pada tanggal 26 Mei 2003).

Dengan pangsa pasar lebih dari 50% PT Astra Honda Motor tetap berupaya selalu konsisten menghasilkan produk-produk berkualitas dan terjangkau oleh konsumen sepeda motor di Indonesia.

Visi dan Misi

PT Astra Honda Motor adalah perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:

Visi

(40)

Misi

PT Astra Honda Motor bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau.

3.3 Harga produk sepeda motor Honda

Harga sepeda motor Honda beranekaragam, hal ini disesuaikan dengan tipe, dan cc yang dimiliki masing-masing sepeda motor. Berikut ini harga sepeda motor Honda yang dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu:

Tabel 3.1

Harga Sepeda Motor Honda

(41)

3.4 Gambaran Umum Sepeda Motor Honda

Pada tahun 2007 PT Honda Astra Motor mengeluarkan beberapa produk baru guna memuaskan kebutuhan konsumen. Adapun produk-produk tersebut ialah:

1. Fit S

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor Fit S. Gambar sepeda motor Fit S dapat dilihat pada gambar 3.1 dan spesifikasi sepeda motor Fit S dapat dilihat pada tabel 3.2.

Gambar 3.1

Sepeda Motor Fit S

Sumber:

Tabel 3.2

Spesifikasi Fit S

Panjang X lebar X tinggi 1.907 x 702 x 1.069

Jarak sumbu roda 1.234 mm

Jarak terendah ke tanah 147 mm

Berat kosong 99,4 kg

Tipe rangka Tulang Punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan peredam kejut ganda Ukuran ban depan 70/90 - 17 M/C 38P

Ukuran ban belakang 80/90 - 17 M/C 44P

(42)

Rem belakang Tromol Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 Langkah, SOHC, pendingin udara Diameter x langkah 50 x 49,5 mm

Volume langkah 97,1 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 7,3 PS/8.000 rpm

Torsi maksimum 0,74 kgl.m/6.000 rpm

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 liter pada pergantian periodik Kopling Otomatis Ganda, otomatis, sentrifugal, tipe basah Gigi transmsi 4 kecepatan rotari/bertautan tetap Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 5 Ah

Busi ND U22FS-U / NGK C7HSA

Sistem pengapian AC – CDI

Sumber:

2. Fit X

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor Fit X. Gambar sepeda motor Fit X dapat dilihat pada gambar 3.2 dan spesifikasi sepeda motor Fit X dapat dilihat pada tabel 3.3.

Gambar 3.2

Sepeda Motor Fit X

(43)

Tabel 3.3

Spesifikasi Fit X

Panjang X lebar X tinggi 1.907x702x1.069 mm

Jarak sumbu roda 1.234 mm

Jarak terendah ke tanah 147 mm

Berat kosong 99.4 kg

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dan peredam kejut ganda Ukuran ban depan 70/90 - 17M/C 38P

Ukuran ban belakang 80/90 - 17M/C 44P

Rem depan Cakram Hidrolik, Piston ganda

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Diameter x langkah 50 x 49,5 mm

Volume langkah 97,1 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 7,3 PS/8.000 rpm

Torsi maksimum 0,74 kgf.m/6.000 rpm

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,70 liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Ganda, otomatis sentrifugal, tipe basah Gigi transmisi 4 kecepatan, bertautan tetap

Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N (rotari)

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V; 3,5 Ah

Busi ND U20FS, U22FS-U ; NGK C6HSA,

C7HSA

Sistem pengapian AC-CDI, Magneto Sumber:

3.

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor

Supra Fit

(44)

Gambar 3.3

Sepeda Motor Supra Fit

Sumber:

Tabel 3.4

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Supra Fit

1.907 x 702 x 1.069 mm

Jarak sumbu roda 1.234 mm

Jarak terendah ke tanah 147 mm

Berat kosong 99,4 kg

Tipe rangka Tulang Punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dan peredam kejut ganda Ukuran ban depan 70/90 - 17 M/C 38P

Ukuran ban belakang 80/90 - 17 M/C 44P

Rem depan Tromol dan cakram piston ganda

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 Liter

Tipe mesin 4 Langkah, OHC, pendinginan udara Diameter x langkah 50,0 mm x 49,5 mm

Volume langkah 97,1 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 7,29 PS / 8000 rpm

Torsi maksimum 0,74 kgf.m / 6.000 RPM

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 Liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Otomatis sentrifuga l, tipe basah, tipe

ganda

Gigi transmisi 4 kecepatan, bertautan tetap Pola pengoperan gigi N - 1 - 2 – 3 - 4 - N, sistem rotari

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 5 Ah

Busi ND U22FS-U / NGK C7HSA

(45)

4.

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor

Supra Fit R

Supra Fit R. Gambar sepeda motor Supra Fit R dapat dilihat pada gambar 3.4 dan spesifikasi sepeda motor Supra Fit R dapat dilihat pada tabel 3.5.

Gambar 3.4

Sepeda Motor Supra Fit R

Sumber:

Tabel 3.5

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Supra Fit R

1.907 x 702 x 1.069 mm

Jarak sumbu roda 1.234 mm

Jarak terendah ke tanah 147 mm

Berat kosong 99,4 kg

Tipe rangka Tulang Punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dan peredam kejut ganda Ukuran ban depan 70/90 - 17 M/C 38P

Ukuran ban belakang 80/90 - 17 M/C 44P

Rem depan Tromol dan cakram piston ganda

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 Liter

Tipe mesin 4 Langkah, OHC, pendinginan udara Diameter x langkah 50,0 mm x 49,5 mm

Volume langkah 97,1 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 7,29 PS / 8000 rpm

(46)

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 Liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Otomatis sentrifuga l, tipe basah, tipe

ganda

Gigi transmisi 4 kecepatan, bertautan tetap Pola pengoperan gigi N - 1 - 2 – 3 - 4 - N, sistem rotari

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 5 Ah

Busi ND U22FS-U / NGK C7HSA

Sistem pengapian CDI-AC, Magneto Sumber:

5.

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor

Supra X 125 R

Supra X 125 R. Gambar sepeda motor Supra X 125 R dapat dilihat pada gambar 3.5 dan spesifikasi sepeda motor Supra X 125 R dapat dilihat pada tabel 3.6.

Gambar 3.5

Sepeda Motor Supra X 125 R

Sumber:

Tabel 3.6

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Supra X 125 R

1.889 x 702 x 1.094 mm

Jarak sumbu roda 1.242 mm

Jarak terendah ke tanah 138 mm

Berat kosong 105kg / 103 (Tipe Spoke)

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

(47)

Ukuran ban belakang 80/90 - 17M / C 44P

Rem depan Cakram double piston

Rem belakang Cakram single piston / Tromol (Tipe Spoke)

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Diameter x langkah 52,4 x 57,9 mm

Volume langkah 124,8 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 9,3 PS / 7.500 rpm Torsi maksimum 1,03 kgf.m / 4000 rpm

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Otomatis sentrifuga l

Gigi transmisi Kecepatan bertautan tetap Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N (rotari)

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 3,5 Ah

Busi ND U20EPR9 / NGK CPR6EA-9

Sistem pengapian Carburator - DC CDI Sumber:

6.

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor

Supra X 125 PGM-Fi

Supra X 125 PGM-Fi. Gambar sepeda motor Supra X 125 PGM-Fi dapat dilihat pada gambar 3.6 dan spesifikasi sepeda motor Supra X 125 PGM-Fi

Gambar 3.6

dapat dilihat pada tabel 3.7.

Sepeda Motor Supra X 125 PGM-Fi

(48)

Tabel 3.7

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Supra X 125 PGM-Fi

1.889 x 702 x 1.094 mm

Jarak sumbu roda 1.242 mm

Jarak terendah ke tanah 136 mm

Berat kosong 107 kg

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dan peredam kejut ganda Ukuran ban depan 70/90 - 17 M/C 38P

Ukuran ban belakang 80/90 - 17 M/C 44P

Rem depan Cakram double piston

Rem belakang Cakram single piston

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Diameter x langkah 52,4 x 57,9 mm

Volume langkah 124,8 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 9,18 PS/7.500 rpm

Torsi maksimum 0,99 kgf.m /5.000 rpm

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Otomatis sentrifuga l

Gigi transmisi kecepatan bertautan tetap Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N (rotari)

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 3,5 Ah

Busi ND U20EPR9 / NGK CPR6EA-9

Sistem pengapian Full transistorized Sumber:

7. Mega Pro

(49)

Gambar 3.7

Sepeda Motor Mega Pro

Sumber:

Tabel 3.8

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Mega Pro

2.034 x 754 x 1.065 mm

Jarak sumbu roda 1.281 mm

Jarak terendah ke tanah 149 mm

Berat kosong 126 kg (tipe spoke) / 127 kg (tipe CW) Tipe rangka Pola Berlian (diamond steel)

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dan peredam kejut dapat disetel pada 5 posisi

Ukuran ban depan 2,75 - 18 - 42P Ukuran ban belakang 3,00 - 18 - 47P

Rem depan Tipe cakram hidrolik, dengan piston ganda

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 13,2 liter

Tipe mesin 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Diameter x langkah 63,5 x 49,5 mm

Volume langkah 156,7 cc

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 13,3 PS / 8.500 RPM

Torsi maksimum 1,3 kgf.m / 6.000 RPM

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,9 liter pada penggantian periodik 0,9 liter pada penggantian periodik

Kopling Otomatis Manual, tipe basah dan pelat majemuk Gigi transmisi 5 kecepatan, bertautan tetap

Pola pengoperan gigi 1-N-2-3-4-5

Starter Pedal dan starter elektrik

Aki 12 V - 5 Ah

(50)

Sistem pengapian DC-CDI, Baterai Sumber:

8. Tiger

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor Tiger. Gambar sepeda motor Tiger dapat dilihat pada gambar 3.8 dan spesifikasi sepeda motor Tiger dapat dilihat pada tabel 3.9.

Gambar 3.8

Sepeda Motor Tiger

Sumber:

Tabel 3.9

Spesifikasi

Panjang X lebar X tinggi

Tiger

2.029 x 747 x 1.093 mm

Jarak sumbu roda 155 mm

Jarak terendah ke tanah 137 kg

Berat kosong 137 kg

Tipe rangka Pola Berlian

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun pegas ganda dengan tabung oli

Ukuran ban depan 2,75 - 18 - 42L

Ukuran ban belakang 100/90 - 18 M/C - 56P

Rem depan Tipe cakram hidrolik, dengan piston ganda

Rem belakang Tipe cakram

Kapasitas tangki bahan bakar 13,2 Liter

Tipe mesin 4 Langkah OHC, pendinginan udara Diameter x langkah 63,5 x 62,2 mm

(51)

Perbandingan kompresi 9,0 : 1

Daya maksimum 16,7 PS / 8.500 RPM

Torsi maksimum 1,60 kgf.m / 7.000 RPM

Kapasitas minyak pelumas mesin 1,0 liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Manual, Multiplate Wet

Gigi transmisi 6 kecepatan

Pola pengoperan gigi 1-N-2-3-4-5-6

Starter Elektrik Starter & Kick Starter

Aki 12 V - 7 Ah

Busi ND x 24 EP U9 / NGK DP8EA-9

Sistem pengapian CDI-AC, Magneto Sumber:

9. Revo

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor Revo. Gambar sepeda motor Revo dapat dilihat pada gambar 3.9 dan spesifikasi sepeda motor Revo dapat dilihat pada tabel 3.10.

Gambar 3.9

Jarak terendah ke tanah 147 mm

Berat kosong 99,8 kg (CW)

99,2 kg (Spoke)

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

(52)

Ukuran ban belakang 80/90 - 17 M/C 44P, Spoke/CW

Rem depan Cakram double piston

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 lt

Tipe mesin 4 langkah, SHOC, pendinginan udara Diameter x langkah 50 x 49,5 mm

Volume langkah 97,1 cc

Perbandingan kompresi 9,0 :1

Daya maksimum 7,3 PS/8000 rpm

Torsi maksimum 0,74 kgf.m/6000 rpm

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 lt pada pergantian periodik Kopling Otomatis Sentrifugal, tipe basah, dan ganda Gigi transmisi 4 kecepatan bertautan tetap Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N (rotari)

Starter Pedal dan elektrik

Aki MF 12 V, 3,5 Ah

Busi ND U20FS U22 FS-U, NGK C6HSA

C7HSA

Sistem pengapian AC-CDI, Magneto Sumber:

10. Vario

Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi sepeda motor Vario. Gambar sepeda motor Vario dapat dilihat pada gambar 3.10 dan spesifikasi sepeda motor Vario dapat dilihat pada tabel 3.11

Gambar 3.10

Sepeda Motor Vario

(53)

Tabel 3.11

Tipe rangka Tulang Punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan sokbreker tunggal Ukuran ban depan 80/90 - 14 M/C 40P

Ukuran ban belakang 90/90 - 14 M/C 46P

Rem depan Tipe cakram hidrolik dengan piston ganda

Rem belakang Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar 3,6 Liter

Tipe mesin 4 Langkah, SOHC

Diameter x langkah 50,0 mm x 55,0 mm

Volume langkah 108 cc

Perbandingan kompresi 10,7 : 1

Daya maksimum 8,99 PS / 8000 rpm Torsi maksimum 0,86 kgf.m / 6.500 RPM

Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 Liter pada penggantian periodik Kopling Otomatis Otomatis sentrifuga l, tipe kering

Gigi transmsi Otomatis, V-Matic

Pola pengoperan gigi -

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12 V - 3,5 Ah

Busi ND U22FER9 / NGK CR7EH-9

Sistem pengapian DC - CDI, baterai Tinggi tempat duduk 758 mm

Sistem pendingin Silinder tunggalPendingin dengan cairan (liquid cooled)

Susunan silinder Silinder tunggal

Karburator VK22 x 1

Lampu depan 12 V 25 W / 25 W x 2

Lampu senja 12 V 3,4 W x 2

Sumber:

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu: Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa S1

Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU maka peneliti menganalisis dan mengevaluasi variabel-variabel Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase

(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian). Analisis dan evaluasi peneliti menggunakan analisis deskriptif, uji validitas dan reliabiilitas, analisis regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis.

4.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Jumlah reponden penelitian sebanyak 68 orang. Sedangkan jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel X (Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase

(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)) sebanyak 18 pernyataan dan variabel Y (Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif)) berjumlah 4 pernyataan.

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

(55)

No. Stambuk Jumlah Persentase %

1. 2005 31 45,59%

2. 2006 37 54,41%

68 100%

Jumlah

No. Jurusan Jumlah Responden

1. Manajemen Pemasaran 43

2. Manajemen Keuangan 25

68 Jumlah

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan stambuk yaitu Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen ekstensi angkatan 2005 berjumlah 31 orang (45,59%) sedangkan Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen ekstensi angkatan 2006 berjumlah 37 orang (54,41%).

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Karakteristik responden berdasarkan jurusan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa karekteristik responden berdasarkan jurusan terdiri atas 43 orang jurusan Manajemen Pemasaran dan 25 orang jurusan Manajemen Keuangan.

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(56)

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden

1. Pria 47

2. Wanita 21

68 Jumlah

No. Jenis Sepeda Motor Jumlah Responden

1. Supra 38

2. Revo 15

3. Vario 6

4. Tiger 4

5. Mega Pro 5

68 Jumlah

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sampel terdiri dari 47 orang pria dan 21 orang wanita. Hal ini disebabkan karena pengguna sepeda motor Honda di Fakultas Ekonomi USU didominasi oleh pria.

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor

Karakteristik responden berdasarkan jenis sepeda motor dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sepeda Motor

Sumber: data diolah peneliti, 2008

(57)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4.1.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-variabel.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-variabel

(58)

4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji ini terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution)versi 13.

4.2.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. (Nugroho, 2005:67). Dengan kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika r hitung < r tabel pada α = 5% H1 diterima jika r hitung > r tabel pada α = 5%

(59)

Item-Total Statistics

(60)

Tabel 4.7

Uji Validitas Pernyataan

Pernyataan

r hitung tiap butir pernyataan

(Corrected Item Total Correlation)

r tabel Validitas

P1 Sumber: Hasil pengolahan SPSS yang diolah penulis, 2008

Hasil analisis tersebut menunjukkan semua butir pernyataan dapat digunakan karena r hitung > r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat validitas.

4.2.2 Hasil Uji Realibilitas

(61)

Reliability Statistics

,906 22

Cronbach's

Alpha N of Items

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’c Alpha > 0,06. (Nugroho, 2005:72). Hasil uji reabilitas berdasarkan data yang diolah penulis dengan bantuan software SPSS versi 13 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, 2008

Output SPSS diatas menunjukkan Tabel Reliability Statistics pada SPSS versi 13 yang terlihat sebagai Cronbach’s Alpha bernilai 0,906 > 0,60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple

Linear Regression)

Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution)versi 13. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Disonansi kognitif a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

(62)

X2 = Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)

X3 = Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian)

e = standar error

4.3.1 Hasil Uji Thitung (Uji Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel Coefficientsa.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho : bi = 0 , artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap pembentukan (Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif)).

Ho : bi ≠ 0 , artinya terdapat pengaruh Xi t erhadap pembentukan (Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif)).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima bila thitung < ttabel pada α = 5 % H1 diterima bila thitung > ttabel pada α = 5 %

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan WebSite Sanggar Tari Sangrina Bunda menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi Sanggar Tari

Itulah sekelumit kisah kepahlawanan Shalahuddin Al-Ayyubi. Pemimpin Islam yang sangat berwibawa, pahlawan yang gagah berani, dan seorang tokoh yang sangat menghargai pada

Penelitian ini bertitik tolak pada permasalahan dalam proses belajar- mengajar sekarang ini pada umumnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh

Dengan adanya media belajar berbasis e-learning, diharapkan dapat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran dari guru walaupun tidak hadir pada saat pelajaran sedang

Notasi balok terdiri dari bermacam – macam irama, setiap bentuk notasi memiliki durasi atau panjang pendeknya bunyi, dan tanda diam seperti terlihat pada diagram dibawah ini,

Dengan kemampuan dan fasilitas-fasilitas yang ada pada Microsoft Visual Basic 6.0 diharapkan aplikasi dapat dipergunakan semudah mungkin oleh bagian administrasi klinik dan

Untuk memotivasi mahasiswa dalam belajar, pihak Jurusan haruslah memperhatikan kebutuhan mahasiswa dari segi fasilitas belajar, karena fasilatas belajar terutama dari

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN SANITASI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTARASA KECAMATAN CIKAKAK KABUPATEN SUKABUMI.. Universitas Pendidikan Indonesia |