• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebersihan Penjamah Dan Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli Dalam Susu Kental Manis Yang Ditambahkan Pada Makanan Dan Minuman Yang Dijual Di Jalan Dr.mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kebersihan Penjamah Dan Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli Dalam Susu Kental Manis Yang Ditambahkan Pada Makanan Dan Minuman Yang Dijual Di Jalan Dr.mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEBERSIHAN PENJAMAH DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli DALAM SUSU KENTAL

MANIS YANG DITAMBAHKAN PADA MAKANAN DAN MINUMAN YANG DIJUAL DI JALAN DR. MANSYUR

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI Oleh :

NIM. 081000220 LUKMAN SEMBIRING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN KEBERSIHAN PENJAMAH DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli DALAM SUSU KENTAL

MANIS YANG DITAMBAHKAN PADA MAKANAN DAN MINUMAN YANG DIJUAL DI JALAN DR. MANSYUR

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 081000220 LUKMAN SEMBIRING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

HUBUNGAN KEBERSIHAN PENJAMAH DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli DALAM SUSU KENTAL

MANIS YANG DITAMBAHKAN PADA MAKANAN DAN MINUMAN YANG DIJUAL DI JALAN DR. MANSYUR

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2010

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

NIM. 081000220 Lukman Sembiring

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 20 Juli 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Wirsal Hasan, MPH

NIP. 194911191987011001 NIP. 196811011993032005 Ir. Indra Chahaya S, M.Si

Penguji II Penguji III

Ir.Evi Naria, MKes

NIP. 196803201993032001 NIP. 196501091994032002 Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS

Medan, Juli 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Susu kental manis merupakan salah satu bahan yang sering ditambahkan pada makanan atau minuman untuk meningkatkan cita rasa dan nilai gizi. Penggunaan yang berulang- ulang tentunya membutuhkan penanganan yang baik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis dan hubungannya dengan kebersihan penjamah dan sanitasi di Jl.Dr. Mansyur Padang Bulan Medan tahun 2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional yang bersifat analitik. Sampel susu kental manis yang diperoleh dari 20 pedagang jus alpokat dan roti bakar, selanjutnya diperiksa di Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Escherichia coli dengan menggunakan metode MPN ( most probable number ). Dilakukan juga observasi dan wawancara pada para penjamah makanan / minuman untuk mengetahui kebersihan dan sanitasi susu kental manis yang sudah terbuka sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diperiksa , 5 diantaranya positif mengangandung bakteri Escherichia coli. Jumlah yang tertinggi yaitu 17.Sedangkan yang terendah yaitu 2. Hasil observasi dan wawancara semua susu kental manis digunakan lebih dari 2 jam dan 15 sampel sudah digunakan sehari sebelumnya.hanya sebagian kecil (3 )orang yang menyimpan susu kental manis di kulkas dengan suhu dibawah 15ºC. Hanya 1 orang yang mencuci tangan sebelum bekerja dan hanya 2 orang yang menggunakan celemek,hanya 1 tempat yang memiliki tempat sampah yang tertutup. Hampir semuanya tidak mempunyai fasilitas pengendali serangga.Hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan keberadaan bakteri Escherichia coli. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sample yang sedikit.

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian ini bahwa 5 sampel tidak memenuhi syarat kesehatan dilihat dari keberadaan bakteri Escherichia coli sesuai dengan KepMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pegawasan kualitas air minum.Kebersihan penjamah dan sanitasi makanan dan minuman juga semua tidak memenuh syarat kesehatan sesuai dengan KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003.

(5)

Abstract

The sweetened condensed milk is often added to foods or drinks to add its tastiness and increase its nutrition’s values. To use the milk which has been in an open can for sometimes requires a very good handling.

The purpose of this research is to find out whether there is a relation between the contamination of Escherichia coli bacteria and the hygiene of provider and the sanitation of the place in Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan in the year of 2010.

The method used for this research was analytical cross sectional. Samples of the sweetened condensed milk were gathered from 20 street vendors of avocado fruit juice and toasted bread. Next, they were brought to and checked in Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan to see Escherichia coli bacteria. To do this, was MPN (Most Probable Number) method used. In addition, both observation and interview were held to the street vendors to find out the hygiene of the sweetened condensed milk which has been previously opened. There were 5 from 20 samples which were Escherichia coli bacteria contaminated. The highest number is 17, while the lowest is 2. The result of observations and interviews: all samples had been opened more than 2 hours and 15 samples were even opened a day before. Only 3 street vendors kept de milk in de refrigerator under 15oC. Besides, there is only one street vendor who washed his hands before working, only 2 street vendors who used gowns and only 1 place that had a closed trash can. Almost every street vendor didn’t have insect control.

From the range of statistic, there is no apparent relation between the hygiene of street vendors and the contamination of Escherichia coli bacteria in the sweetened condensed milk. This is maybe because of the limited number of samples.

The conclusions from this research are: there are 5 samples which were contaminated by Escherichia coli bacteria. These are not hygienic in accordance to the rules of KepMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 about de quality of drinking water. All street vendors are also not hygienic based on the rules of KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lukman Sembiring Pandia

Tempat / Tanggal Lahir : Sukanalu, 1 Agustus 1980

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum menikah

Jumlah Saudara : 5 ( lima) orang

Alamat Rumah : Jl. Protokol No.30 Sukanalu,

Kec. Barusjahe Kab. Karo Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres Sukanalu : 1987 - 1993

2. SMP Negeri 1 Kabanjahe : 1993 - 1996

3. SPK Rumah Sakit Santa Elisabet Medan : 1996 - 1999

4. Akademi Keperawatan Rumah Sakit Santa Elisabet Medan : 2000 - 2002

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan rahmat-Nya

yang telah memberkati penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “

Hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan keberadaan bakteri

Escherichia coli dalam susu kental manis yang ditambahkan pada makanan dan

minuman yang dijual di jalan Dr.mansyur Padang Bulan Medan tahun 2010”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan guna

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa penyajian dalam skripsi ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu setiap saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan untuk memperkaya materi skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar- besarnya kepada:

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

2. dr. Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

memberikan pemikiran, waktu dan bimbingan kepada penulis sehingga

(8)

3. Ir. Indra Chahaya S, MSi selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan

dan Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan pemikiran,

waktu dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

4. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku Dosen pembimbing Akademik

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Mahyudi, ST selaku Kepala Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan.

6. Seluruh Staff Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan

7. Seluruh Pegawai dan Staff yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

8. Buat Bapak (J. Pandia) dan Ibu (I. Sitepu) juga buat kakak dan abang

(Hartalitna, Sr.Yoseline FSE, Hotman, Lenni rita) terima kasih atas doa dan

dukungan kalian semua.

9. Buat sahabat-sahabatku ekstensi stambuk ´08 dan seluruh teman-teman di

Peminatan Kesehatan Lingkungan terima kasih atas dukungannya

10.Semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini yang tidak dapat

kusebutkan satu persatu

Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Medan, Juli 2010

(9)

DAFTAR ISI

2.2. Persyaratan Penjamah Makanan dan Minuman --- 7

2.3. Susu Kental Manis --- 8

3.5.1. Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium --- 26

3.5.2. Peralatan dan Bahan --- 27

3.6. Cara Pemeriksaan Laboratorim --- 28

3.6.1. Test Perkiraan (Presumptive test) --- 28

(10)

3.6.3. Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium --- 30

3.7. Defenisi Operasional --- 30

3.8. Aspek Pengukuran --- 31

3.9. Analisa Data --- 33

Bab IV Hasil Penelitian --- 34

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian --- 34

4.2. Kebersihan Penjaman Makanan dan Minuman --- 34

4.3. Sanitasi Makanan dan Minuman --- 36

4.4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium --- 37

4.5. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen --- 38

Bab V Pembahasan --- 41

5.1. Kandungan Bakteri Escherichia coli Pada Susu Kental Manis --- 41

5.2. Kebersihan Penjamah --- 41

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian dan Lembar Observasi

Lampiran 2 Surat Pengantar Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan

dan Pencegahan Penyakit Menular Kelas I Medan

Lampiran 4 Surat Daftar Hasil Penelitian Kandungan Escherichia coli Pada Susu Kental Manis

Lampiran 5 KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003

Lampiran 6 Surat Keputusan Dirjen POM Nomor 03726/B/SK/VII/89 Lampiran 7 Tabel Perkiraan Terdekat Jumlah (MPN) Coliform

(11)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan Susu Mentah Terhadap Jumlah dan Tipe Bakteri

Tabel 2.2 Tes Biokimia yang di Pakai Untuk Diagnostik Kuman Escherichia coli

Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Kebersihan Penjamah Makanan dan Minuman yang Menggunakan Susu Kental Manis di Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

Tabel 4.3.1 Distribusi Frekuensi Sanitasi Makanan dan Minuman yang Menggunakan Susu Kental Manis di Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

Tabel 4.4.1 Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli Pada Susu Kental Manis yang di Jual di Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010 Tabel 4.5.1 Hubungan mencuci tangan sebelum bekerja, memiliki pakaian kerja,

kebersihan pakaian kerja dengan keberadaan bakteri Escherichia coli Tabel 4.5.2 Hubungan saat menderita batuk, pilek, dan diare tetap menangani

makanan/minuman, menyimpan susu dilemari es, menyimpan dengan suhu dibawa 150C, membersihkan tempat penyimpanan setiap hari, dengan keberadaan bakteri Escherichia coli

(12)

ABSTRAK

Susu kental manis merupakan salah satu bahan yang sering ditambahkan pada makanan atau minuman untuk meningkatkan cita rasa dan nilai gizi. Penggunaan yang berulang- ulang tentunya membutuhkan penanganan yang baik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis dan hubungannya dengan kebersihan penjamah dan sanitasi di Jl.Dr. Mansyur Padang Bulan Medan tahun 2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional yang bersifat analitik. Sampel susu kental manis yang diperoleh dari 20 pedagang jus alpokat dan roti bakar, selanjutnya diperiksa di Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Escherichia coli dengan menggunakan metode MPN ( most probable number ). Dilakukan juga observasi dan wawancara pada para penjamah makanan / minuman untuk mengetahui kebersihan dan sanitasi susu kental manis yang sudah terbuka sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diperiksa , 5 diantaranya positif mengangandung bakteri Escherichia coli. Jumlah yang tertinggi yaitu 17.Sedangkan yang terendah yaitu 2. Hasil observasi dan wawancara semua susu kental manis digunakan lebih dari 2 jam dan 15 sampel sudah digunakan sehari sebelumnya.hanya sebagian kecil (3 )orang yang menyimpan susu kental manis di kulkas dengan suhu dibawah 15ºC. Hanya 1 orang yang mencuci tangan sebelum bekerja dan hanya 2 orang yang menggunakan celemek,hanya 1 tempat yang memiliki tempat sampah yang tertutup. Hampir semuanya tidak mempunyai fasilitas pengendali serangga.Hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan keberadaan bakteri Escherichia coli. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sample yang sedikit.

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian ini bahwa 5 sampel tidak memenuhi syarat kesehatan dilihat dari keberadaan bakteri Escherichia coli sesuai dengan KepMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pegawasan kualitas air minum.Kebersihan penjamah dan sanitasi makanan dan minuman juga semua tidak memenuh syarat kesehatan sesuai dengan KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003.

(13)

Abstract

The sweetened condensed milk is often added to foods or drinks to add its tastiness and increase its nutrition’s values. To use the milk which has been in an open can for sometimes requires a very good handling.

The purpose of this research is to find out whether there is a relation between the contamination of Escherichia coli bacteria and the hygiene of provider and the sanitation of the place in Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan in the year of 2010.

The method used for this research was analytical cross sectional. Samples of the sweetened condensed milk were gathered from 20 street vendors of avocado fruit juice and toasted bread. Next, they were brought to and checked in Instalasi Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pencegahan Penyakit Menular Kelas 1 Medan to see Escherichia coli bacteria. To do this, was MPN (Most Probable Number) method used. In addition, both observation and interview were held to the street vendors to find out the hygiene of the sweetened condensed milk which has been previously opened. There were 5 from 20 samples which were Escherichia coli bacteria contaminated. The highest number is 17, while the lowest is 2. The result of observations and interviews: all samples had been opened more than 2 hours and 15 samples were even opened a day before. Only 3 street vendors kept de milk in de refrigerator under 15oC. Besides, there is only one street vendor who washed his hands before working, only 2 street vendors who used gowns and only 1 place that had a closed trash can. Almost every street vendor didn’t have insect control.

From the range of statistic, there is no apparent relation between the hygiene of street vendors and the contamination of Escherichia coli bacteria in the sweetened condensed milk. This is maybe because of the limited number of samples.

The conclusions from this research are: there are 5 samples which were contaminated by Escherichia coli bacteria. These are not hygienic in accordance to the rules of KepMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 about de quality of drinking water. All street vendors are also not hygienic based on the rules of KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang

dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini tentunya juga

akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai generasi

penerus bangsa.

Salah satu untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan

mengkonsumsi makanan/minuman yang memiliki gizi seimbang dan bebas dari

cemaran mikroba. Keamanan produk terutama pada makanan dan minuman

merupakan suatu tuntutan yang telah dikemukakan sejak munculnya gangguan

kesehatan manusia akibat adanya mikroorganisme. Produk yang tercemar

mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan

timbulnya suatu penyakit (Pratiwi, 2008).

Kemajuan teknologi dibidang pangan telah menginspirasi kalangan industri

untuk mengawetkan makanan melalui proses pengalengan. Tetapi pada kenyataannya

masih ditemukan juga kerusakan makanan pada kaleng tersebut. Penyebab utama

kerusakan makanan yang sering terjadi yaitu sterilisasi yang tidak memadai,

kebocoran atau korosi pada kaleng.

Susu merupakan makanan yang hampir sempurna karena sebagian besar zat

(15)

bahan makanan juga merupakan media yang cukup baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu (Nasry Noor, 2000).

Sebagai salah satu olahan susu, susu kental manis sering ditambahkan pada

makanan dan minuman untuk meningkatkan cita rasa. Pemakaian yang

berulang-ulang tentunya membutuhkan penyimpanan yang sesuai. Suhu yang kurang sesuai

seperti suhu kamar yang hangat akan memudahkan pertumbuhan mikroorganisme.

Untuk mencegah hal ini penyimpanan dalam lemari es penting sekali dilakukan

(Sumoprastowo, 2006).

Disamping itu kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan dalam

mengolah susu penting dilakukan dalam usaha pengendalian penyakit-penyakit asal

makanan, terutama dalam pengendalian penyakit akibat makanan dan minuman oleh

mikroorganisme yang memasuki inang melalui rute tinja-mulut. Sumber infeksi pada

makanan yaitu hewan terinfeksi atau produk-produknya sebagai sumber primer dan

tercemarnya oleh penanganan, lalat dan udara sebagai sumber sekunder (Pelczar dkk,

2005).

Kasus penyakit karena pencemaran makanan oleh Escherichia coli 0157:H7

(Escherichia coli enterohemorrhagik) di Jepang beberapa waktu lalu yang menyerang

sekitar 9.500 penduduk terutama anak-anak sekolah dan juga sering terjadi dalam 10

tahun terakhir di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris

(Adam ; Motarjemi, 2004). Di Negara Prancis terdapat rata-rata 70-100 kasus

uraemic sindrom hemolitik (HUS) per tahun dengan penyebab bakteri Escherichia

coli 0157:H7 sedangkan di Amerika Serikat pada bulan Oktober sampai Nopember

(16)

Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli antara lain

infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis (85% kasus), primary

nosocomial pneumonia (+ 50% kasus) di rumah sakit, meningitis pada bayi baru

lahir, infeksi luka terutama di dalam abdomen (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI,

1993).

Peranan makanan sebagai pembawa bibit penyakit seharusnya dapat dicegah

ataupun diminimalisir dengan cara pengolahan dan penyimpanan makanan dengan

baik. Jus alpokat dan roti bakar merupakan makanan dan minuman jajanan dengan

tambahan susu kental manis. Lokasi pedagang jus alpokat dan roti bakar di jalan Dr.

Mansyur Padang Bulan Medan berada di pinggir jalan raya dan banyak dikonsumsi

masyarakat seharusnya memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan KepMenkes RI

No.942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan kebersihan penjamah dan

sanitasi makanan jajanan dan Surat Keputusan Dirjen POM Nomor

03726/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam makanan.

Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin mengetahui hubungan kebersihan

penjamah dan sanitasi dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental

manis yang ditambahkan pada makanan dan minuman tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka jus alpokat dan roti bakar di jalan Dr.

Mansyur Padang Bulan Medan mempunyai potensi terkontaminasi bakteri

(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan

keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis yang ditambahkan

pedagang kedalam makanan dan minuman yang dijual di jalan Dr. Mansyur Padang

Bulan Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kebersihan penjamah jus alpokat dan roti bakar

2. Untuk mengetahui penyakit yang di derita penjamah jus alpokat dan roti bakar

3. Untuk penyimpanan susu kental manis setengah pakai yang dilakukan oleh

pedagang

4. Untuk mengetahui kemungkinan kontaminasi oleh vektor pada susu kental

manis yang telah digunakan sebelumnya

5. Untuk mengetahui suhu penyimpanan susu kental manis yang telah digunakan

sebelumnya

6. Untuk mengetahui lamanya (waktu) penggunaan susu kental manis yang telah

digunakan sebelumnya

7. Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Escherichia coli pada susu kental

manis yang dijual pedagang jus alpokat dan roti bakar

8. Untuk mengetahui hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi para konsumen dalam mengkonsumsi jus

alpokat dan roti bakar

2. Sebagai masukan bagi Dinas kesehatan Kota Medan khususnya bagian

Kesehatan Lingkungan dalam hal program pengawasan dan pembinaan

kepada pedagang makanan dan minuman

3. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sanitasi Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh

makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting baik

untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan

energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan,

untuk bekerja, dan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit (Adams,

2003).

Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang sehat

membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkonaminasi dapat

menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi

haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.

Untuk mencegah kontamisi makanan dengan zat-zat yang dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi

makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap

bersih, sehat dan aman.

Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni ; faktor fisik,

faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan

yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang

(20)

menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu

diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan.

Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya

zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan,

obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat-obat-obat pertanian untuk kemasan

makanan, dan lain-lain.

Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena

adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi

makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan

tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2 yaitu

keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan (Mulia, 2005).

2.2. Persyaratan Penjamah Makanan dan Minuman

Disamping faktor diatas penjamah makanan juga sangat memegang peranan

yang penting dalam mengolah makanan secara langsung. Karyawan yang bebas dari

penyakit menular secara fisik dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Terpelihara kebersihan badan terutama tangan, kulit, kuku, mata, hidung dan

anggota tubuh lainnya

2. Terhindar dari luka, bisul dan batuk-batuk atau bersin yang tidak normal yaitu

lebih banyak dari biasanya. Kebersihan tangan dapat diperlihatkan dari

keadaan tangan yang bersih, kuku yang pendek, bebas cat kuku, sering

(21)

kosmetik, kebiasaan perilaku sehat dapat diperhatikan dari pakaian dan

menghindari perilaku atas kebiasaan yang tidak sehat

3. Pakaian yang bersih dapat dilihat dari penampilan atau bau yang tercium

4. Rambut dipotong pendek agar mudah ditutup dengan tutup rambut sehingga

tidak mudah rontok serta mencemari makanan dan minuman

5. Perhiasaan yang boleh dipakai hanya cincin kawin yang tidak berukir.

2.3. Susu Kental Manis

Susu kental manis adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan ditambahkan

gula sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan bertahan selama 1 tahun bila

tidak dibuka (Anonimous, 2010)

Tahapan pengolahan untuk membuat susu kental manis adalah :

1. Standarilization

Standarisasi evaporated milk terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Untuk menyesuaikan perbandingan padatan bukan lemak dengan lemak

b. Standarisasi termasuk penyelesaikan akhir lemak dan total solid dan

mengetes kembali campuran

Dalam pabrik dimana raw milk ditimbun lebih dulu sebelum diproses,

padatan bukan lemak dengan rasio lemak dapat ditentukan dengan tes

mojonnier untuk lemak dan total solid dan disesuaikan dengan perbandingan

yang dikehendaki dengan menambahkan sejumlah crem atau skim milk.

Dalam pabrik yang berskala besar hal ini biasanya tidak mungkin

(22)

tangki dalam waktu yang lama. Sehingga perbandingan harus disesuaikan

dengan menambahkan crem empat kali volume evaporation milk. Pada suhu

450C kemudian, hohogenisasikan kembali lalu didinginkan. Penambahan

crem milk dapat juga dilakukan pada saat forewarming. Evaporation milk

kemudian dimasukkan storage tank yang dilengkapi dengan pengaduk.

Pengadukan selama 1 jam bertujuan untuk memastikan komposisi campuran

uniform. Kemudian diambil sampel untuk mengetes lemak dan total solid.

Standar deviasi yang diizinkan adalah 0,015 untuk lemak dan 0,05 untuk total

solid atau 7,53% lemak dan 25,6% total solid.

2. Forewarming

Forewarming adalah proses pemasanan pendahuluan susu (susu sebagai

bahan baku/raw material). Hal ini dilakukan supaya proses evaporasi dapat

berlangsung dengan baik. Susu kental manis tidak disterilisasi maka

kandungan enzim dari susu, jamur dan ragi harus dihilangkan selama

forewarming (pasteurisasi). Temparatur forewarming adalah 77-810C.

3. Evaporation

Setelah forewarming kemudian susu dikondensasi dibawah kondisi vacum

pada vacum pan (25 mm Hg). Alasannya karena pada kondisi vacuum untuk

meminimumkan efek suhu dari pengkonsetrasian pada pemekatan rasa dan

pembakaran gula selanjutnya. Evaporation bertujuan untuk mempertinggi

konsentrasi susu dan menguapkan kandungan air. Evaporation dilakukan

dengan menggunakan evaporator baik single, double maupun triple effect

(23)

4. Cooling

Karena susu kental manis mengandung lebih banyak laktosa dari pada

kandungan yang biasa di dalam susu, selama penyimpangan laktosa tersebut

akan mengkristal. Jika pengkristalan ini tidak terkendali jumlah kristal akan

besar. Untuk memperoleh kondisi kristalisasi dari laktosa yang baik dilakukan

dengan memompakan susu kental manis melalui HE dan mendinginkan

secepat mungkin sampai 300C. Susu kental manis pada 300C ditimbun pada

water jacketed vessel yang dilengkapi dengan pengaduk. Pengaduk (agigator)

dihidupkan segera setelah susu kental manis masuk vessel. Kemudian susu

kental manis didinginkan sampai 250C selama 20-30 menit (pendinginan

lambat).

5. Filling dan sealing

Setelah proses diatas maka dilakukan pengisian dan penyegelan/penutupan

(Siagian, 2004).

Tabel 2.1. Pengaruh suhu penyimpanan susu mentah terhadap jumlah dan tipe bakteri

SUHU 0C PERUBAHAN JUMLAH ORGANISME YANG DOMINAN

1-4

4-10

Penurunan perlahan pada bebepara hari pertama diikuti dengan kenaikan betahap setelah 7 sampai 10 hari

Sedikit perubahan dalam jumlah selama hari-hari pertama diikuti dengan pertambahan jumah yang cepat setelah 7 sampai 10 hari atau lebih

Psikrofil sejati, misalnya

spesies-spesies Achromobacter,

Flavobacterium, Pseudomonas, dan alcaligenes

(24)

10-20

20-30

30-37

Pertambahan jumlah cepat sekali, tercapai populasi yang berlebihan dalam beberapa hari atau kurang

Terbentuk populasi tinggi dalam beberapa jam

Terbentuk populasi tinggi dalam beberapa jam

Terutama tipe pembentuk gas seperti streptokokus laktat

Streptokokus laktat, koliform dan tipe-tipe mesofilik lain, disamping asam mungkin dan gas, ras tidak enak dan sebagainya

Kelompok koliform

Sumber : Pelzar dkk, 2005

2.4. Bakteri Indikator Polusi

Bakteri indikator polusi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk

adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan. Mikroorganisme yang

digunakan sebagai indikator polusi adalah bakteri yang tergolong Escherichia coli,

Streptokokus fekal, dan Clostridium perferingens.

Beberapa alasan pemilihan bakteri-bakteri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bakteri-bakteri tersebut dapat digunakan sebagai indikator kontaminasi

kotoran karena terdapat dalam jumlah besar dalam kotoran manusia dan

hewan, dimana bakteri tersebut merupakan bakteri komensal didalam saluran

pencernaan manusia dan hewan.

2. Bakteri-bakteri tersebut pada umumnya tidak tumbuh di dalam saluran

(25)

3. Bakteri indikator harus selalu terdapat didalam contoh dimana ditemukan

mikroorganisme patogen enterik

4. Bakteri indikator harus dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri

patogen enterik yang berbahaya

5. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus sangat spesifik yang berarti tidak

memberikan hasil positif yang salah, dan sangat sensitif yang berarti dapat

mendeteksi adanya bakteri indikator dalam jumlah yang sangat kecil

6. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus relatif mudah dikerjakan

7. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus aman yang berarti tidak boleh

membahayakan bagi kesehatan orang yang melakukannya

8. Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi, yang berarti

kira-kira jumlahnya sebanding dengan jumlah mikroorganisme patogen yang

terdapat didalam air.

Escherichia coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetik. Biasa

digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk

dikembangkan. Escherichia coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan

mudah penanganannya.

Syarat-syarat bakteri indikator tersebut mungkin tidak selalu dapat dipenuhi

karena bakteri indikator mungkin berbeda dalam hal teloransi terhadap suhu, tingkat

klorinasi, dan terhadap konsentrasi garam. Sifat-sifat masing-masing bakteri indikator

perlu diketahui untuk dapat melakukan uji dengan tepat (Fardiaz, 2006).

Mikroorganisme norma tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena

(26)

1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin

timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus

2. Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya

mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai contoh,

Escherichia coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung

kemih dapat menyebabkan systitis

3. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi

yang disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan normal atau asli pada

inang manusia.

Walaupun seorang individu mempunyai mikroorganisme yang “normal”,

seringkali terjadi bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikroorganisme ini

disebabkan oleh keadaan kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan

banyak faktor lain.

2.4.1. Escherichia Coli

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup

secara normal didalam saluran pencernan manusia dan hewan, namun dapat berubah

menjadi oportunis patogen bila hidup diluar usus. Misalnya pada infeksi saluran

kemih dan infeksi luka. Escherichia coli ditemukan oleh Theodor Escherich di dalam

(27)

Klasifikasi ilmiah

1. Superdomain Phylogenetica

2. Filum Proteobacteria

3. Kelas Gamma Proteobacteria

4. Ordo Enterobacteriales

5. Famili Enterobacteriaceae

6. Genus Escherichia

7. Spesies Escherichia coli

Koliform adalah bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi atau

adanya polusi. Adanya bakteri koliform pada makanan atau minuman dapat

digunakan untuk menduga kemungkinan adanya bakteri entero-patogenik atau

enterotoksi-kogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Hardiansyah ; Rimbawan,

2001).

Escherichia terdiri dari spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia

hermanii. Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek

(kokobasil) gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbiria dan bersifat

motile. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1 -1,5

μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus (Supardi, 1999).

Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah ditemukan : 150

tipe antige O, 90 tipe antigen K dan 50 tipe antigen H. Antigen K dibedakan lagi

berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli

(28)

Bakteri yang secara tipikal mesofilik ini dapat tumbuh sekitar 7-100C sampai

500C, dengan suhu optimum 370C; pada rentang pH 4,4-8,5 (Adam dan Moterjemi,

2003). Bakteri Escherichia coli tidak bisa bertahan pada tempat yang kering dan kena

pembasmi hama, dan akan mati pada suhu 600C selama 30 menit. Bila dilihat

dibawah mikroskop maka kumpulan Escherichia coli berwarna merah, sedangkan

secara makroskopik terlihat kilau metalik disekitar media (Depkes RI, 1991).

Escherichia coli relatif peka terhadap panas, segera hancur oleh suhu

pasteurisasi dan pemanasan. Sedangkan proses pembekuan (00C) tidak akan

membinasaan bakteri, sehingga bakteri dapat hidup dalam suhu yang rendah dalam

jangka waktu relatif panjang (Volk dan Wheeler, M. 1984). Pembekuan dalam freezer

storage yaitu dalam suhu 00C dapat menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi tidak

membunuh bakteri. Namun pengaruh pembukuan dalam deep freezer storage pada

suhu -17,80C sampai -34,40C atau <-100C dapat menurunkan jumlah populasi secara

drastis dan mematikan bakteri Escherichia coli secara perlahan (Nurwantoro, 1997).

Tabel 2.2. Tes biokimia yang dipakai untuk diagnostic kuman Escherichia coli

Tes Reaksi

Indol +

Lisin dekarboksilase ±

Asetat +

Peragian laktosa +

Gas dari glukosa +

Motilitas ±

Pigmen kuning -

(29)

Media untuk Escherichia coli :

Glukosa : 1,0 g/L

Na2OP4 : 16,4 g/L

KH2PO4 : 1,5 g/L

(HH4)27H2O : 2,0g/L

CaCl2 : 200,0 mg/L

FeSO4 : 10,0 mg/L

pH akhir 6,8-7,0

Bakteri Escherichia coli yang menyebabkan diare dapat dikelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu enteropatogenik, enteroinvasif dan enterotoksigenik.

Escherichia coli enteropatogenik

Escherichia coli enteropatogenik menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang

baru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun. Penentuan serotype yang terinci dalam

hubungannya dengan penyelidikan epidemiologis menunjukkan bahwa sekitar 17

serotipe O telah diimplikasikan dengan enteritis pada bayi di banyak Negara.

Serogrup yang paling umum ialah 026, 055, 086, 0111, 0114, 0119, 0125, 0126,

0127, 0128 dan 0142.

Bagaimana mekanisme kelompok Escherichia coli ini didalam menyebabkan

diare masih belum diketahui, tetapi diketahui bahwa kolonisasi usus halus kosong

(jejunum) dan ujung usus halus (ileum) bagian atas oleh galur enteropatogenik

merupakan prasyarat. Penentuan serologis tetap merupakan satu-satunya cara untuk

mempengaruhi galur yang secara potensial patogenik di antara serogrup O.

Escherichia coli enteroinvasif

Serotipe-serotipe Escherichia coli tertentu selain yang enteropatogenik ditemukan

(30)

Serotipe-serotipe tersebut ialah 0123, 01136 dan 0144. Mereka ini menyerang sel-sel

epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip dengan sindrom yang

disebabkan oleh Shigella. Galur-galur bakteri ini dikenal sebagai enteroinvasif,

untungnya, sifat ini terbatas pada sejumlah kecil serotipe saja.

Escherichia coli enterotoksigenik

Ada 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi dari Escherichia coli :

a. Toksin LT (termolabil)

b. Toksin ST (termostabil)

Produksi ke-2 macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari

satu sel kuman ke sel kuman lainnya. Terdapat 2 macam plasmid :

1. 1 plasmid mengkode pembentukan toksin LT dan ST

2. 1 plasmid lainnya mengatur pembentukan toksin ST saja.

Galur-galur Escherichia coli yang enterotoksigenik, atau yang menghasilkan

enterotoksin, paling sering adalah serotype; 06, 08, 025, 078, 0148 dan 0159. mereka

ini menghasilkan salah satu atau kedua macam toksin yang berbeda. Beberapa galur

menghasilkan toksin yang tahun panas (TP), sedangkan yang lain sebagai tambahan

mensintesis juga toksin yang tidak tahan panas (TTP). Kedua macam toksin tersebut

menyebarkan diare pada orang dewasa dan anak-anak.

Tidak banyak diketahui mengenai segi kimia ataupun cara kerja TP, walaupun

nampaknya TP merangsang enzim guanilat siklase dalam perut hewan yang rentan.

Toksin ini adalah protein kecil yang mempertahankan kegiatan racunnya walaupun

(31)

TTP rusak dengan pemanasan 650C selama 30 menit. Cara kerjanya sama

dengan toksin kolera. TTP merangsang kegiatan adenil siklase di dalam sel-sel epitel

usus dan mengakibatkan penumpukan adenosine monofosfat siklik (cyclic adenosine

monophosphate atau cAMP). Pada gilirannya cAMP menginduksi terjadinya sekresi

zat alir ke dalam rongga usus. Ini mengakibatkan hilangnya sejumlah besar cairan

dari usus.

Produksi TP dan TTP dikendalikan oleh plasmid yang dapat dipindahkan. Jadi

ada kemungkinan bagi serotype Escherichia coli yang mana saja untuk menjadi galur

enterotoksigenik.

Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah :

- Infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis, Escherichia coli

merupakan penyebab dari lebih 80% kasus

- Pneumonia di Rumah Sakit Escherichia coli menyebabkan + 50% dari Primary

Nosocomial Pneumonia

- Meningitis pada bayi baru lahir

- Infeksi luka terutama luka didalam abdomen

Pengobatan

Kuman Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat

biasanya sensitif terhadap obat-obat antimikroba yang digunakan untuk organisme

negatif gram, meskipun terdapat juga strain-strain resisten, terutama pada pasien

(32)

perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektroninya. Dosis letal median sinar X =

5000.

2.4.2. Teori Simpul

Patogenesis penyakit dalam perpektif lingkungan dan variabel kependudukan

dapat digambarkan dalam teori simpul.

Sumber : Achmadi (2008)

Diagram Skematik Patogenesis Penyakit

Berdasarkan skematik diatas maka patogenesis penyakit dapat diuraikan

kedalam empat simpul yakni :

1. Simpul 1 (sebagai sumber penyakit)

Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan atau mengemisikan agent

penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan

gangguan penyakit melalui kontak secara langsung atau melalui media perantara.

Umumnya melalui roda beracun yang dihasilkan ketika berada dalam tubuh, atau

secara langsung dapat mencederai sebagian atau seluruh bagian tubuh manusia

sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi (bentuk organ tubuh). Sumber

Penyakit

Komponen

Lingkungan Penduduk Sehat/Sakit

(33)

Berbagai agent penyakit yang baru maupun lama dapat dikelompokkan

kedalam 3 kelompok besar yaitu :

c. Mikroba seperti virus amuba, jamur, bakteri, parasit dan lain-lain

d. Kelompok fisik misalnya kekuatan radiasi, energi, kebisingan, kekuatan cahaya

e. Kelompok bahan kimia toksik misalnya pestisida, merkuri, cadmium, CO, H2S

dan lain-lain

2. Simpul 2 (komponen lingkungan yang merupakan transmisi penyakit)

Komponen lingkungan sebagai media transmisi penyakit yang dapat

menyebabkan agent penyakit yakni :

a. Udara

b. Air

c. Tanah/pangan

d. Binatang/serangga

e. Manusia/langsung

Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau di dalamnya tidak

mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.

3. Simpul 3 (penduduk)

Penduduk dengan berbagai variabel kependudukan seperti pendidikan,

perilaku, kepadatan, gender, dan lain-lain. Agent penyakit, dengan atau tanpa

menumpang komponen lingkungan lain masuk kedalam tubuh melalui satu proses

(34)

komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya dapat diukur dalam

konsep yang disebut perilaku pemajanan. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak

antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya

penyakit (agent penyakit). Perilaku orang perorang dipengaruhi oleh pendidikan,

tinggi badan, gender, pengalaman dan lain sebagainya. Masing-masing agent

penyakit yang masuk kedalam tubuh dengan cara-cara yang khas ada 3 jalan atau

route of entry, yakni :

1. Sistem pernapasan

2. Sistem pencernaan

3. Masuk melalui permukaan kulit

Untuk mengukur besaran agent penyakit maka diukur dengan cara tidak

langsung yang disebut sebagai biomarker atau tanda biologi. Pengukuran juga dapat

dilakukan dengan cara mengukur kandungan agent penyakit yang bersangkutan atau

metabolitnya, dan juga mengukur secara tidak langsung derajat perlawanan (anti

bodi) seseorang terhadap agent penyakit yang bersangkutan.

4. Simpul 4 (keadaan sehat atau sakit)

Penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mengalami intraksi

atau exposure dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit penyakit atau

agent penyakit. Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan intraktif antara

(35)

Kejadian penyakit itu sendiri masih dipengaruhi oleh kelompok variabel

seperti variabel iklim, topografi, temporal, dan suprasistem lainnya yakni keputusan

politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua simpul yang disebut

variable suprasistem.

Berkaitan dengan simpul di atas Escherichia coli yang ada dikotoran

hewan/tinja manusia yang berserahkan dapat diterbangkan angin bersama debu dan

mengendap di atas makanan siap saji. Escherichia coli dapat juga dipindahkan

serangga/lalat ke makanan dan minuman atau kontak langsung dari penjamah

makanan itu sendiri. Makanan dan minuman yang mengandung Escherichia coli

masuk kedalam tubuh melalui sistem pencernaan. Bila Escherichia coli bermigrasi ke

sistem tubuh yang lain dapat menyebabkan penyakit.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Kebersihan penjamah

Memenuhi syarat kesehatan

Tidak memenuhi syarat kesehatan Keberadaan bakteri Escherichia

coli pada susu kental manis

Pemeriksaan laboratorium Penyakit yang diderita

penjamah

Penyimpanan susu kental manis

Vektor

Suhu

(36)

2.5.1. Hipotesis Mayor

Ho : Tidak adanya hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan

keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis.

Ha : Ada hubungan kebersihan penjamah dan sanitasi dengan keberadaan bakteri

Escherichia coli dalam susu kental manis.

2.5.2 Hipotesis Minor

1. Ho : Tidak adanya hubungan kebersihan penjamah dengan keberadaan bakteri

Escherichia coli dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan kebersihan penjamah dengan keberadaan bakteri

Escherichia coli dalam susu kental manis

2. Ho : Tidak adanya hubungan penyakit yang di derita penjamah dengan

keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan penyakit yang di derita penjamah dengan keberadaan

bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis

3. Ho : Tidak adanya hubungan penyimpanan susu kental manis dengan

keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan penyimpanan susu kental manis dengan keberadaan bakteri

Escherichia coli dalam susu kental manis

4. Ho : Tidak adanya hubungan vektor dengan keberadaan bakteri Escherichia

coli dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan vektor dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam

(37)

5. Ho : Tidak adanya hubungan suhu dengan keberadaan bakteri Escherichia coli

dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan suhu dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam

susu kental manis

6. Ho : Tidak adanya hubungan waktu dengan keberadaan bakteri Escherichia

coli dalam susu kental manis

Ha: Ada hubungan waktu dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross sectional yang

bersifat analitik, menggambarkan kualitas susu kental manis secara bakteriologis

melalui pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli

yang terdapat pada susu kental manis yang dijual pedagang jus alpokat dan roti bakar

di jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel dan observasi terhadap pedagang yang menjual jus

alpokat dan roti bakar di jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan. Lokasi

pemeriksaan sampel dilakukan dilaboratorium BTKL & PPM Kelas I Medan.

Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut adalah :

1. Jumlah konsumen dan pedagang cukup banyak

2. Letak pasar yang dipinggir jalan raya, dekat dengan selokan dan mudah

dijangkau

3. Belum pernah dilakukan penelitian susu kental manis di tempat tersebut

sedangkan waktu penelitian direncanakan pada Bulan Juli 2010 termasuk

(39)

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang jus alpokat dan roti

bakar yang menambahkan susu kental manis di jalan Dr. Mansyur Padang Bulan

Medan sebanyak 20 pedagang.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang susu kental manis dengan objek

penelitian yaitu susu kental manis yang sudah digunakan sebelumnya yang berjumlah

20.

Metode Pengumpulan Data Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap susu kental

manis yang ditambahkan pada makanan dan minuman yang dijual di jalan Dr.

Mansyur Padang Bulan Medan untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli.

Observasi dan wawancara juga dilakukan terhadap penjamah yang menambahkan

susu kental manis pada jus alpokat dan roti bakar.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari :

Data sekunder diperoleh dari literatur yang mendukung

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium

(40)

2. Minta/pesan kepada pedagang agar susu kental manis tidak langsung

mencampurnya dengan Jus/roti bakar tetapi dituang saja kebotol yang

tersedia. Lakukan observasi pada lokasi penjualan dan wawancara.

3. Botol diberi kode dan tanggal pengambilan dengan menggunakan spidol

4. Sampel kemudian dimasukkan kedalam termos es

5. Dilakukan pemeriksaan secepat mungkin.

Peralatan dan Bahan a. Alat-alat yang diperlukan

1. Autoclave

2. Inkubator

3. Timbangan

4. Labu Erlemeyer

5. Rak tabung

6. Lampu Bunsen

7. Tabung reaksi

8. Cawan Petri

9. Pipet 10 ml

10.Kawat ose

11.Tabung durham

12.Blender

13.Spidol

14.Kapas

(41)

b. Media dan regensia yang diperlukan

1. Gram buffer phosphate pH 7,2

2. Lactose broth (LB)

3. Brilliant green lactose bile broth (BGLB) 2%

4. Endo agar

5. Alkohol

Cara Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) dilakukan dengan tabung ganda

yang terdiri dari :

1. Test perkiraan (presumptive test)

2. Test penegasan (confirmative test)

Test Perkiraan (Presumptive test)

Media yang digunakan adalah Lactose Broth (LB), cara pemeriksaan :

a. Siapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi media lactose broth sebanyak

10 ml. Tabung disusun pada rak tabung reaksi dan diberi tanda

b. Ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan pipet kemudian masukkan

ke dalam :

1. Tabung 1 s/d 5 masing-masing sebanyak 10 ml

2. Tabung ke 6 sebanyak 1 ml

3. Tabung ke 7 sebanyak 0,1 ml

4. Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar specimen dan media

(42)

c. Inkubasikan pada suhu 350C-370C selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada

tidaknya pembentukan gas pada tabung Durham.

Catat semua tabung yang menunjukkan peragian lactose (pembentukan gas)

1. Bila terbentuk gas pada tabung dinyatakan positif (+), dan dilanjutkan dengan

test penegasan

2. Apabila test dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas, di masukkan kedalam

inkubator kembali pada suhu 370C selama 24 jam. Bila terbentuk gas pada

tabung Durham maka hasil menunjukkan positif (+) dan test dilanjutkan

dengan test penegasan

3. Bila test negatif (-), berarti coliform negatif (-) dan tidak perlu dilakukan test

penegasan.

Test Penegasan (Confirmative test)

Media yang digunakan adalah Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)

2%, test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan.

a. Dari tiap-tiap tabung presumptive yang positif, dipindahkan 1-2 ose ke dalam

tabung confirmative yang berisi 10 ml BGLB 2%

b. Satu seri tabung BGLB 2% diinkubasikan pada suhu 350C-370C selama 24

jam-48 untuk memastikan adanya coliform dan satu seri yang lain

diinkubasikan pada suhu 440C selama 24 jam untuk memastikan adanya

coliform tinja.

c. BGLB yang positif ditanam kembali ke Endo agar untuk memastikan adanya

(43)

d. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB

2% yang menunjukkan positif gas.

Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah

tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung yang diinkubasi pada

suhu 370C maupun pada seri tabung yang diinkubasi pada suhu 440C.

Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh

indeks MPN coliform untuk tabel yang diinkubasi pada suhu 370C dan indeks MPN

Escherichia coli untuk tabung yang diinkubasi pada suhu 440C.

Defenisi Operasional

1. Kebersihan penjamah makanan/minuman adalah perilaku dalam mengolah

dan menyajikan makanan dan minuman yang menambahkan susu kental

manis

2. Penyakit penjamah makanan/minuman adalah penyakit yang diderita

penjamah dan mempunyai potensi untuk mengeluarkannya kepada orang lain

melalui makanan dan minuman tersebut

3. Penyimpanan susu kental manis adalah tempat untuk menyimpan susu kental

manis setelah digunakan

4. Vektor adalah binatang yang dapat memindahkan bibit penyakit

5. Suhu adalah temperatur untuk penyimpanan susu kental manis

(44)

7. Kandungan Escherichia coli dalam air susu kental manis adalah jumlah

Escherichia coli dalam air susu kental manis yang merupakan indikator

pencemaran dalam minuman tersebut. Memenuhi syarat bakeriologis, jika

Escherichia coli dalam minuman tersebut sesuai dengan syarat KepMenkes

No.907/Menkes/SK/VII/2002

8. Susu kental manis adalah susu yang sudah digunakan sebagian dan akan

dipergunakan lagi dalam waktu yang tidak ditentukan

9. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaannya dilakukan untuk

mengidentifikasi keberadaan bakteri Escherichia coli

10.Memenuhi syarat kesehatan adalah keadaan dimana hasil pemeriksaan di

laboratorium sesuai dengan standar yang telah ditetapkan KepMenkes

No.907/Menkes/SK/VII/2002.

11.Tidak memenuhi syarat kesehatan adalah keadaan dimana hasil pemeriksaan

laboratorium tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan KepMenkes

No.907/Menkes/SK/VII/2002

3.8. Aspek Pengukuran

1. Persyaratan lokasi usaha

Hal-hal yang perlu diobservasi adalah :

a. Lokasi usaha terhindar dari serangga

b. Lokasi usaha dilengkapi tempat pembuangan sampah yang tertutup

(45)

2. Kebersihan kaleng/wadah susu kental manis

a. Tempat penyimpanan susu

b. Kaleng susu terbuka atau tidak

3. Kebersihan penjamah minuman

Hal-hal yang perlu diobservasi adalah :

a. Penjamah mencuci tangan sebelum bekerja atau tidak

b. Penjamah menggunakan alat untuk kontak atau mengolah makanan/minuman

c. Kebersihan badan penjamah

d. Pakaian kerja.

4. Penyakit yang diderita penjamah

Hal yang perlu diobservasi adalah ada tidaknya penyakit kulit

Hal-hal yang perlu diwawancara adalah adanya keluhan penyakit-penyakit infeksi

seperti influenza, batuk, demam dan diare

5. Suhu

Suhu penyimpanan susu kental manis (wawancara)

6. Waktu

Lamanya susu kental manis disimpan (wawancara)

Wawancara dan observasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner berupa

pertanyaan yang mengacu pada dua kategori/jawaban yaitu “Ya dan Tidak”. Dengan

pengukuran bahwa :

1. Jika semua jawaban “Ya” dari setiap kriteria penilaian maka memenuhi syarat

(46)

2. Jika dari setiap kriteria penilaian jawaban “Tidak” maka tidak memenuhi

syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003.

3.9. Analisa Data

Analisa data ini merupakan analisa data bivariat dengan menggunakan uji

statistik chi square untuk mencari hubungan kebersiahan penjamah dan sanitasi

dengan keberadaan bakteri Escherichia coli dalam susu kental manis. Selanjutnya

(47)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan merupakan salah satu lingkungan

dari dua belas lingkungan yang ada di kelurahan di Padang Bulan. Kelurahan Padang

Bulan termasuk Kecamatan Medan Baru dengan jarak ke Ibu Kota Propinsi sekitar 5

Km. Kelurahan Padang Bulan Medan berbatasan dengan :

- Sebelah utara dengan Kelurahan Merdeka

- Sebelah selatan dengan Kelurahan Titi Rante

- Sebelah barat dengan Kelurahan Padang Bulan Selayan 1

- Sebelah timur dengan Kelurahan Polonia

Luas wilayah Kelurahan Padang Bulan Medan adalah 160 Ha.

4.2. Kebersihan Penjaman Makanan dan Minuman

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai

kebersihan penjamah makanan dan minuman yang menggunakan susu kental manis

(48)

Tabel 4.2.1 Distribusi frekuensi kebersihan penjamah makanan dan minuman yang menggunakan susu kental manis di jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

No Kebersihan penjamah Kategori Jlh

Ya % Tidak %

1 Apakah anda mencuci tangan

sebelum bekerja? 7 35 13 65 20

2 Apakah anda memiliki pakaian

kerja? 4 20 16 80 20

3

Jika ya, apakah anda memakai

pakaian kerja yang terpelihara

kebersihannya?

1 25 3 75 4

4

Apakah saat menderita batuk, pilek

dan diare anda tetap menangani

makanan/minum?

15

75 5 25 20

5

Apakah anda mempunyai keluhan

penyakit-penyakit infeksi seperti flu,

batuk, demam, diare, dll.

0 0 20 100 20

6

Apakah kebersihan badan penjamah

minuman (tangan, kuku, kulit, dan

rambut) terpelihara?

9 45 11 55 20

7 Apakah penjamah menggunakan

celemek saat mengolah makanan? 2 10 18 90 20

8 Apakah penjamah minuman

(49)

4.3. Sanitasi Makanan dan Minuman

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai sanitasi

makanan dan minuman yang menggunakan susu kental manis dapat dilihat dalam

tabel 4.3.1 berikut :

Tabel 4.3.1. Distribusi frekuensi sanitasi makanan dan minuman yang menggunakan susu kental manis di jalan Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

No Sanitasi Kategori Jlh

Ya % Tidak %

1 Tempat jualan memiliki sampah

yang tertutup? 1 5 19 95 20

2 Lokasi usaha terhindar dari serangga

/ lalat ? 1 5 19 95 20

3

Jika tidak apakah lokasi usaha dilengkapi fasilitas pengendali serangga?

0 0 19 100 19

4 Jika tidak, apakah susu kental manis

dihabiskan dalam waktu 2 jam? 0 0 20 100 20

5 Apakah anda menyimpan susu kental

manis tertutup baik atau tidak? 0 0 20 100 20

6 Apakah anda menyimpan susu

setengah pakai dilemari es? 4 20 16 80 20

7 Jika ya, apakah suhunya dibawah

15°C? 3 75 1 25 4

8

Apakah anda selalu membersihkan tempat penyimpanan tersebut setiap hari?

4 20 16 80 20

9

Apakah satu kaleng susu kental manis semuanya langsung habis dipakai?

(50)

4.4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada susu kental manis dilakukan di

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Menular Kelas Satu

Medan. Waktu pengambilan sampel antara pukul 09.00 WIB-11.30 WIB dan

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 01 Juni 2010 dan tanggal 02 Juni

2010.

Susu kental manis, diperiksa dengan menggunakan metode MPN (Most

Probale Number) dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4.1 Hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada susu kental manis yang dijual di Jl.Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2010

Kode Sampel Escherichia coli Standart Keterangan

(51)

Keterangan :

MS : Memenuh Syarat

TS : Tidak Memenuhi Syarat

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 20 sampel susu kental manis

yang dijual di Jl. Dr. Mansyur P. Bulan Medan hanya 5 sampel yang mengandung

bakteri Escherichia coli.

4.5. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Hubungan variabel independen dengan variabel dependen dalam bentuk tabel

kontingensi 2x2 yang dianalisis dengan uji eksak fisher dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.5.1 Hubungan mencuci tangan sebelum bekerja, memiliki pakaian kerja, kebersihan pakaian kerja dengan keberadaan bakteri Escherichia coli

Hubungan mencuci tangan sebelum bekerja dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Cuci Tangan Sebelum Makan

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Hubungan memiliki pakaian kerja dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli Memiliki Pakaian

Kerja

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 0 2 p=0,553 2

Tidak 5 13 18

Total 5 15 20

Hubungan memiliki pakaian kerja terpelihara kebersihannya dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Memiliki Pakaian Kerja Terpelihara Kebersihannya

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 0 1 p=0,750 1

Tidak 5 14 19

(52)

Tabel 4.5.2 Hubungan saat menderita batuk, pilek, dan diare tetap menangani makanan/minuman, menyimpan susu dilemari es, menyimpan dengan suhu dibawa 150C, membersihkan tempat penyimpanan setiap hari, dengan keberadaan bakteri Escherichia coli

Hubungan saat menderita batuk, pilek, dan diare tetap menangani makanan/minuman dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Menderita Batuk, Pilek, Diare Tetap

Menangani Makanan/Minuman

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 4 11 p=0,634 15

Tidak 1 4 5

Total 5 15 20

Hubungan menyimpan susu setengah pakai dilemari es dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Menyimpan Susu Setengah Masak

di Lemari Es

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 1 3 p=0,751 4

Tidak 4 12 16

Total 5 15 20

Hubungan suhu dibawah 150C dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Suhu dibawah 150 Keberadaan Bakteri Escherichia coli Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 1 2 p=0,601 3

Tidak 4 13 17

Total 5 15 20

Hubungan membersihkan tempat penyimpanan setiap hari dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Membersihkan Tempat Penyimpanan

Setiap Hari

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

(53)

Tabel 4.5.3 Hubungan kepemilikan tempat sampah yang tertutup, terhindar serangga/lalat, kebersihan badan penjamah, penggunaan celemek dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Hubungan tempat jualan memiliki tempat sampah yang tertutup dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Tempat Jualan Memiliki Tempat

Sampah yang Tertutup

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Ada Tidak

Ya 0 1 p=0,750 1

Tidak 5 14 19

Total 5 15 20

Hubungan terhindar dari serangga/lalat dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli Terhindar Dari

Serangga/Lalat

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Hubungan kebersihan badan penjamah terpelihara dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Kebersihan Badan Penjamah Terpelihara

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Hubungan penjamah menggunakan celemek dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli

Penjamah Menggunakan

Celemek

Keberadaan Bakteri Escherichia coli

Nilai p Total

Dari tabel 4.5.1, 4.5.2, 4.5.3 di atas dapat kita lihat bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel independent dengan variabel dependen dimana semua nilai

(54)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kandungan Bakteri Escherichia coli Pada Susu Kental Manis

Penelitian ini menggunakan 20 sampel susu kental manis yang dijual di Jl. Dr.

Mansyur P. Bulan Medan. Pada tes perkiraan 5 sampel diantaranya terlihat adanya

pertumbuhan kuman tersangka bakteri Escherichia coli sedangkan 5 sampel tidak

ditemui bakteri, dari 5 sample tersangka bakteri Escherichia coli diuji lebih lanjutkan

lagi dengan tes penegasan dan didapatkan seluruh sampel positif,dan dilanjutkan

dengan media agar yang ditanam di media piring Petri dan hasilnya kelima sample

tersebut positif mengandung Escherichia coli.

Kandungan bakteri Escherichia coli pada susu kental manis yang

ditambahkan pada makanan dan minuman yang dijual di Jl.Dr. Mansyur Padang

Bulan Medan ini belum seluruhnya memenuhi syarat kesehatan yang diharapkan

berdasarkan KepMenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002 yaitu nol (0) atau tidak ada.

5.2 Kebersihan penjamah

Dari hasil penelitian hampir semua penjamah tidak memenuh syarat

berdasarkan KepMenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003 dimana penjamah

makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan

harus memenuhi persyaratan antara lain ; menjaga kebersihan tangan,rambut,kuku

dan sebagainya., memakai celemek atau tutup kepala, mencuci tangan setiap kali

(55)

batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut dan sejenisnya. Menjamah makanan

harus memakai alat/ perlengkapan atau dengan alas tangan, menutup luka ( pada luka

terbuka/ bisul atau luka lainnya ), tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan,

tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan tanpa menutup

mulut atau hidung.

Menurut Adam (2004) bahwa kebersihan penjamah sangat menentukan

dalam penularan bibit penyakit. Penanganan makanan yang tidak baik dapat

memasukkan mikroorganisme patogen. Penjamah makanan dapat membawa patogen

tanpa mengalami efek sakit yang serius pada diri mereka. Organisme yang hidup

dalam usus dapat pindah ke dalam makanan jka penjamah tidak mencuci tangan

dengan benar setelah menggunakan kamar kecil ( toilet ). Mencuci tangan yang benar

sangat penting setelah menggunakan toilet , tidak hanya setelah buang air besar,

karena pathogen juga dapat diperoleh dari pengguna toilet sebelumnya yaitu melalui

pegangan pintu, keran dan handuk pengering.

5.3 Sanitasi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 20 lokasi penjualan susu kental manis

yang ditambahkan pada makanan dan minuman, semuanya belum memenuhi syarat

kesehatan, dimana hanya 1 lokasi yang memiliki tempat sampah yang bertutup,

tampak susu kental manis tetap dalam keadaan terbuka dan ada lalat yang

berterbangan disekitarnya.

Menurut Pelczar dkk (2005) bahwa lalat (muscs domestika) sebagai vektor

Gambar

Tabel Perkiraan Terdekat Jumlah Surat Keputusan Dirjen POM Nomor 03726/B/SK/VII/89 (MPN) Coliform Foto Hasil Penelitian
Tabel 2.1. Pengaruh suhu penyimpanan susu mentah terhadap jumlah dan tipe bakteri
Tabel 2.2. Tes biokimia yang dipakai untuk diagnostic kuman Escherichia coli
Tabel  4.2.1  Distribusi frekuensi kebersihan penjamah makanan dan minuman yang menggunakan susu kental manis di jalan Dr
+6

Referensi

Dokumen terkait

b) Tekhnik lobi dan negosiasi. Lobi dan negosiasi merupakan bagian dari konsep komunikasi secara umum yang bertujuan mempengaruhi, menarik perhatian, menarik simpati,

Pengolahan data dengan menggunakan Naïve Bayes menggunakan beberapa kriteria akan menghasilkan keputusan tentang pemilihan varian bibit melon yang bisa diterima

Tujuan checklist ini adalah membantu Anda mengidentifikasi tempat-tempat yang mungkin saat ini menyebutkan G Suite for Education atau menggunakan logo atau ikon lama. Hal ini

Penelitian mengenai sinkronisasi antara Pasal 36 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan terhadap Pasal 23 ayat (1)

Materijalno-operativno gledište zaštite odnosi se na poznavanje svojstava materijala, prepoznavanje vrste i uzroka/uzročnika oštećenja, primjenu preventivnih i

technique can improve students’ writing ski ll in terms of: (a) developing the information/ ideas appropriate with the topic provided; (b) organizing a text; (c)

information on public participation in PPMK community empowerment in selected DKI Jakarta villages in Kampung Rawa village, Johar Baru (Central Jakarta); Kali Baru vil-

Dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung untuk dapat mengetahui gambaran nyata tentang penampilan guru dalam proses pembelajaran dan