• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku ibu hamil Dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku ibu hamil Dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur tahun 2009"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

PERILAKU IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI PUSKESMAS ALUE IE MIRAH KECAMATAN INDRA MAKMU

KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2009

Oleh :

031000066 ZULFADLI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

PERILAKU IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI PUSKESMAS ALUE IE MIRAH KECAMATAN INDRA MAKMU

KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2009

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

NIM. 031000066 ZULFADLI

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 September 2009 Dan Dinyatakan Telah

Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

NIP. 196206041992031001 NIP. 131862380

Dr.Ir.Zulhaida Lubis, M.kes

Penguji II Penguji III

Drs.Eddy Syahrial,MS Drs.Tukiman.MKM

NIP.195907131993031003 NIP.196110241990031003

Medan, September 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(3)

ABSTRACT

Iron nutritional anemia is one of the major nutritional problems that Indonesia prevalenya d in pregnant women is still high. Problem for the government implement a program providing iron tablets to pregnant women. Although the program has been running since 1970 but there are still many cases due to anemia during pregnancy. Suppose that low birth weight, stillbirth, maternal mortality and neonatal mortality. The most likely culprit is a pregnant woman not consume iron tablets she had received because there are many factors associated with adherence to consume iron tablets.

This research was conducted at the health center yangb Alue Ie Mirah aims to determine the behavior of pregnant women consume tablets of iron (Fe) in Alue Ie Mirah Puskesmas Kecamatan Indra Makmu East Aceh regency. This is the kind of research is descriptive with quantitative approach. Population in this study was all pregnant women in health center Alue Ie Mirah.

The results showed that 61.8% of respondents have sufficient knowledge and 47.1% of respondents have a good attitude while 52.9% of respondents have classified the action in both categories.

Based on our research and actions recommended attitude of pregnant women who had either to be maintained and further improved, while the knowledge of pregnant women should be increased again, by providing seminars, giving a picture or a poster about the effects of anemia on pregnant women and fetus.

(4)

ABSTRAK

Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama d Indonesia yang prevalenya pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulagi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Meskipun program tersebut sudah berjalan sejak tahun 1970 namun masih banyak terdapat kasus-kasus karena anemia pada masa kehamilan. Misalkan berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, kematian ibu dan kematian neonatal. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Alue Ie Mirah yangb bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas Alue Ie Mirah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,8 % responden memiliki pengetahuan yang cukup dan 47,1 % responden memiliki sikap yang baik sedangkan 52,9 % responden memiliki tindakan yang digolongkan dalam katagori baik.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan sikap dan tindakan ibu hamil yang sudah baik agar dipertahankan dan lebih ditingkatkan, sedangkan pengetahuan ibu hamil hendaknya ditingkatkan lagi dengan cara memberikan seminar-seminar, memberi gambaran atau poster tentang akibat dari anemia terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ZULFADLI

Tempat/Tgl. Lahir : Alue Ie Mirah / 02 januari 1985

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Alamat Rumah :Dsn Alue Ie Mirah kec. Indra Makmu kab.

Aceh Timur

Riwayat pendidikan : 1. SD N 3 Alue Ie Mirah (1991-1997)

2. SLTP N 2 Alue Ie Mirah (1997-2000)

3. SMU N 1 Julok (2000-2003)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sudah menjadi keharusan dengan penuh kesadaran, kehadirat

Allah SWT karena dengan taufiq dan hidayahNya telah memberikan kekuatan kepada

penulis sehingga skripsi dengan judul “ Perilaku ibu hamil Dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur tahun 2009 ” ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyandang gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan dukungan

baik moril maupun materil dari berbagi pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya, kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah.

3. Seluruh Bapak/Ibu dosen pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat,

terkhusus dosen pengajar di Departemen PKIP yang telah membimbing para

Mahasiswa khususnya penulis, sehingga mahasiswa mampu berfikir dan

berkreasi dalam hidupnya.

4. Khusus Kepada Ozi dan Rahmat terima kasih atas kebersamaan hari-hari dan

diskusi serta kajian-kajiannya terhadap apapun itu yang telah banyak

membantu dan meluangkan wahtunya untuk penulis.

5. Kepada seluruh Kakanda HMI komisariat FKM USU yang telah memberi

motivasi kepada penulis.

6. Kepada seluruh rekan-rekan stambuk 03 yang telah memberikan motivasi

kepada penulis.

7. Kepada teman-teman seperjuangan Pengurus HMI Komisariat FKM USU

(7)

8. Kepada tim footsal HMI FKM USU yang telah banyak menghibur dalam

waktu-waktu luangnya.

9. Kepada keluarga tercinta. Yang telah banyak memberikan dukungan baik

secara moril maupun materil serta kepada sanak saudara yang telah memberi

dorongan dan doa.

10.Kepada rekan seperjuangan AZZAM yang telah memberi warna, arti sebuah

persahabatan yang menjadi tempat berbagi ke”ILMU”an, sehingga lebih

memahami akan arti hidup yang sesungguhnya serta turut berperan menambah

indahnya warna dalam hidupku.

11.Ungkapan spesial yang tiada tara kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta yang

telah memberikan kasih sayang yang tiada terhingga, motivator, guru dan

pahlawan terbesar bagi penulis menjalani hari-hari dalam menggapai cita-cita,

serta tidak pernah merasa bosan untuk mendo’akan penulis agar menjadi

orang yang berguna bagi agama, bangsa dan keluarga.

Demikianlah skripsi ini diperbuat. Semoga dapat memenuhi fungsinya.

Medan, September 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Abstrak

Riwayat Hidup Penulis Kata Pengantar

2.8 Akibat Kekurangan Zat Besi Pada Masa Kehamilan ... 16

2.9 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 17

2.10 Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Mengkonsumsi Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 18

2.11 Motivasi Petugas Kesehatan ... 19

2.12 Kerangka Konsep ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian ... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN ………... 25

4.1. Gambaran Umum Puskesmas Alue Ie Mirah .………... 25

4.2. Demografi ……….. 26

4.3. Karakteristik Responden .……….. 26

4.4. Pengetahuan Responde.n ……….. 27

4.5. Sikap Responden …….……….. 32

4.6 Tindakan Responden .………. 36

BAB V PEMBAHASAN ………. 41

5.1. Pengetahuan Responden Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ..……….. 41

5.2. Sikap Responden Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi …..……… 42

5.3. Tindakan Responden Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 43

6.1. Kesimpulan ………... 43

6.2. Saran ………. 44

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL HAL Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan 26 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut pekerjaan 27 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan

Tentang Penyakit kurang darah 27 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Fungsi Zat Besi 28

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Yang Perlu Tablet Zat Besi 28 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Kurang Darah 29

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Pengaruh Anemia Pada Kehamilan 29 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Jumlah Zat Basi Selama 1 Bulan 30 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Mengkonsumsi Zat Besi Pada Usia Kehamilan 30 Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

kurang darah dapat dicegah

Tabel 4.11Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Memeriksa Kadar Hb 31

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Akibat Anemia Pada Waktu Hamil 31 Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 32 Tabel 4.14Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Tablet Zat Besi

Adalah Tablet Penambah Darah 32 Tabel 4.15Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Anemia

Disebabkan Oleh Kekurangan Zat Besi 32 Tabel 4.16Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Fungsi

Zat Besi Adalah Meningkatkan Pembentukan Sel Darah Merah 33 Tabel 4.17Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Anemia Defisiensi

Besi Sering Terjadi Pada Ibu Hamil 33 Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Pemberian

Suplemen Diberikan Pada 34 Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Bila Tidak

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Tubuh

Akan Lemah, Letih Dan Lesu 34 Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Jumlah

Zat Besi Yang Diperlukan Ibu Hamil 34 Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Sayur-Sayuran

(11)

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Setiap

Ibu Hamil Harus Mengkonsumsi Tablet Zat Besi 35 Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Kekurangan

Zat Besi Dapat Mempengaruhi Berat Badan Bayi Waktu Lahir 36 Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Responden 36 Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai

Pemeriksaan Kehamilan 36 Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai

Memakan Tablet Zat Besi 37 Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Menghabiskan

Tablet Zat Besi Yang Diberikan Oleh Petugas 37 Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Untuk

Mendapatkan Tablet Zat Besi 38 Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Memakan

Tablet Zat Besi Dengan Vitamin C 38 Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Mendapatkan

Penyuluhan Tentang Tablet Zat Besi 38 Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Menghindari

Minuman Yang Dapat Menghambat Penyerapan Zat Besi 39 Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Pergi

Kesalah Satu Tempat Pelayanan Kesehatan 39 Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai

Memeriksakan Kadar Hb Sewaktu Hamil 40 Tabel 4.34 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Memakan

(12)

ABSTRACT

Iron nutritional anemia is one of the major nutritional problems that Indonesia prevalenya d in pregnant women is still high. Problem for the government implement a program providing iron tablets to pregnant women. Although the program has been running since 1970 but there are still many cases due to anemia during pregnancy. Suppose that low birth weight, stillbirth, maternal mortality and neonatal mortality. The most likely culprit is a pregnant woman not consume iron tablets she had received because there are many factors associated with adherence to consume iron tablets.

This research was conducted at the health center yangb Alue Ie Mirah aims to determine the behavior of pregnant women consume tablets of iron (Fe) in Alue Ie Mirah Puskesmas Kecamatan Indra Makmu East Aceh regency. This is the kind of research is descriptive with quantitative approach. Population in this study was all pregnant women in health center Alue Ie Mirah.

The results showed that 61.8% of respondents have sufficient knowledge and 47.1% of respondents have a good attitude while 52.9% of respondents have classified the action in both categories.

Based on our research and actions recommended attitude of pregnant women who had either to be maintained and further improved, while the knowledge of pregnant women should be increased again, by providing seminars, giving a picture or a poster about the effects of anemia on pregnant women and fetus.

(13)

ABSTRAK

Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama d Indonesia yang prevalenya pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulagi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Meskipun program tersebut sudah berjalan sejak tahun 1970 namun masih banyak terdapat kasus-kasus karena anemia pada masa kehamilan. Misalkan berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, kematian ibu dan kematian neonatal. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Alue Ie Mirah yangb bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas Alue Ie Mirah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,8 % responden memiliki pengetahuan yang cukup dan 47,1 % responden memiliki sikap yang baik sedangkan 52,9 % responden memiliki tindakan yang digolongkan dalam katagori baik.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan sikap dan tindakan ibu hamil yang sudah baik agar dipertahankan dan lebih ditingkatkan, sedangkan pengetahuan ibu hamil hendaknya ditingkatkan lagi dengan cara memberikan seminar-seminar, memberi gambaran atau poster tentang akibat dari anemia terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang paling baru ini

memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang

mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu keadaan sempurna, baik fisik, mental dan

sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat saja. Dan untuk mendapatkan

kesehatan yang maksimal dibutuhkan usaha-usaha yang maksimal pula untuk

memperolehnya (Notoatmodjo, 2003).

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup

layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan berjalan dengan pesat dalam abad

terakhir ini, yang manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Namun demikian

jangkauan pelayanan kesehatan ini masih terbatas sehingga masyarakat belum

sepenuhnya mampu menikmati pelayanan kesehatan ini (safrijal, 2005).

Menurut Kodyat dalam Arlinda (1998) Hingga saat ini di indonesia masih

terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP (Kurang Kalori Protein), Kurang vitamin A,

Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan kurang zat besi yang disebut Anemia

Gizi. Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik

(15)

dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

paling umum dijumpai terutama di negara–negara sedang berkembang. anemia gizi

pada umumnya dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui,

anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah.

Anemia gizi pada umumnya dijumpai di Indonesia terutama disebabkan

karena kekurangan zat besi, sehingga anemia gizi sering disebut sebagai anemia

kurang besi. Disamping itu kekurangan asam folat dapat merupakan faktor kontribusi

terhadap terjadinya anemia, terutama terjadi pada segmen populasi tertentu yaitu ibu

hamil. Kekurangan vitamin B 12 tidak umum terjadi, dan tidak mempunyai peranan

penting dalam penyebab terjadinya anemia gizi. Anemia kurang besi adalah salah

satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Penyebab utama anemia kurang besi tampaknya adalah karena konsumsi zat

besi yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari pola makanan yang

sebagian besar terdiri dari nasi, dan menu yang kurang beraneka ragam. Konsumsi zat

besi dari makanan tersebut sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi

zat besi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong

pada tipe makanan yang rendah absorbsi zat besinya (Moehji,S, 1992).

Kelompok masyarakat yang paling rawan adalah ibu hamil, anak prasekolah

dan bayi. Terjadinya anemia pada bayi erat hubungannya dengan taraf gizi ibunya.

Anemia kurang besi merupakan penyebab penting yang melatar belakangi kejadian

morbiditas dan mortalitas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu

(16)

maternal negara berkembang penyebabnya adalah berkaitan langsung dengan anemia

kurang besi. Disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil akan

mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian

perinatal (Hidayat,1994).

Derajat kesehatan penduduk secara optimal dapat diukur dengan indikator,

antara lain angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan tingkat

kesuburan penduduk yang sangat erat kaitannya dengan pelayanan KIA-KB.

Walaupun program safe motherhood telah dilaksanakan sejak lama, mulai tahun

1988, hasilnya belum seperti yang diharapkan (Kompas Online, 2004).

Tingkat kesehatan ibu dan anak masih rendah dan perlu ditingkatkan secara

intensif dan berkelanjutan. Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya

angka kematian ibu (AKI) yang 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian

bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup. Itu berarti setiap tahun ada 13.778

kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal

karena berbagai penyebab ( Kompas online, 2004 ).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara, Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di ASEAN

yaitu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT,1995).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (1997) menunjukkan

bahwa terdapat penurunan AKI dari 390 menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut Depkes 1998, angka kematian ibu sekitar 3-6 kali lebih besar dari

(17)

Diharapkan pada tahun 2010, AKI menurun menjadi 225 per 100.000 kelahiran

hidup.

Anemia merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia karena

berperan dalam tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB),

serta rendahnya produktifitas kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Upaya

untuk menurunkan prevalensi anemia sudah menjadi kesepakatan nasional, sehingga

penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Depkes RI, 1996).

Anemia pada kehamilan adalah karena kekurangan zat besi. Anemia hamil

disebut “potensialn denger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan

anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 1998).

Menurut Demaeyer (1993) anemia gizi lazim disebabkan oleh defisiensi zat

besi dan defisiensi asam folat. Menurut WHO (1992) didapati kira-kira 2,15 milyar

penderita anemia gizi besi di seluruh dunia. Kelompok yang paling rentan adalah

anak-anak pra sekolah dan wanita usia subur, terutama di masa kehamilan. Prevalensi

anemia pada wanita hamil di seluruh dunia kira-kira 51%, angka ini di Negara

berkembang mencapai mencapai 56%, sedangkan di Negara maju sebesar 18%.

Prevalensi defiensi lebih tinggi lagi, terutama setelah tri semester II. Hoo Swie Tjiong

menemukan angka anemi kehamilan 3,8% pada tri semester I, 13,6% tri semester II,

dan 24,8% pada tri semester III.

Di Indonesia prevalensi anemia terutama defisiensi besi masih tinggi.

(18)

menyatakan bahwa masalah anemia gizi ibu hamil sebesar 70% dimana angka ini

menurut criteria endemik anemia gizi besi World Health Organization (WHO)

termasuk pada criteria gawat (severe) karena lebih dari 40% (Soekirman, 2000).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Aceh

Darussalam masih tergolong tinggi. Pada tahun 2005, jumlah AKI mencapai 373

jiwa, dari 100 ribu angka kelahiran hidup. Sedangkan AKB, berjumlah 42 jiwa dari

1000 angka kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan anak di Aceh sepanjang tahun

2007 mencapai 180 kasus atau berada di urutan 18 dari 33 provinsi di Indonesia.

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. (Serambi Indonesia, 2008).

Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Aceh Timur (2007) Angka

Kematian Ibu mencapai 375 per 100.000 angka kelahiran hidup dan 45 jiwa dari

1.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi. Dan lebih ironinya lagi AKI dan

AKB di Kecamatan Indra Makmu lebih besar dari angka rata-rata AKI dan AKB di

Kabupaten Aceh Timur yakni 377 per 100.000 angka kelahiran hidup dan Angka

Kematian Bayi berjumlah 44 jiwa dari 1.000 kelahiran hidup. Angka ini

menunjukkan bahwa AKI dan AKB jauh lebih beser disbanding rata-rata AKI dan

AKB di Aceh Darussalam, artinya perlu perhatian khusus untuk AKI dan AKB di

Kabupaten Aceh Timur. Untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu

hamil maka, pemerintah khususnya Depkes melaksanakan suatu program pemberian

tablet zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (1998), suplementasi tablet zat besi

dan peningkatan gizi merupakan upaya penting dalam pencegahan dan

(19)

Masih tingginya prevalensi angka kematian ibu dan angka kematian bayi di

Aceh Timur kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan

tindakan para ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten

Aceh Timur tahun 2009.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas

Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur tahun 2009”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi

(Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur

tahun 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat

besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten

Aceh Timur tahun 2009.

2. Untuk mengetahui sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)

di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh

(20)

3. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi

(Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh

Timur tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas Alue Ie Mirah dan dapat

menginformasikan kepada masyarakat dan pihak terkait lainnya sehingga

dapat melakukan upaya pencegahan terhadap kejadian anemia.

2. Sebagai masukan bagi pihak yang lain yang akan melanjutkan penelitian ini

ataupun penelitian yang ada kaitanya dengan penelitian ini.

3. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah didapat selama bangku

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap satu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behaviour). Tindakan seseorang biasanya muncul dan

sesuai dengan pola ataupun model yang ada pada masyarakat.

Ada enam tingkatan pengetahuan, yakni

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahun yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, meyatakan dan

sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

(22)

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabaran materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemanpuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang sudah ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melakukan justifikasi atau

(23)

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah

ada (Notoadmodjo, 2003)

2.2. Sikap

Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespons atau

bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi

positif atau negatif. Dengan kata lain sikap perlu penilaian. Ada penilaian positif,

negatif dan netral tanpa reaksi afektif apapun, umpama tertarik kepada seseorang,

benci terhadap suatu iklan, suka makanan tertentu. Ini semua adalah contoh sikap.

Sikap dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pendapat umum, dan latar

belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang terhadap suatu objek,

memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain. Untuk bersikap harus ada

penilaian sebelumnya. Sikap bisa baik atau tidak baik. Perasaan sering berakar dalam

sikap dan sikap dapat diubah. Sikap biasanya sedikit atau banyak berhubungan

dengan kepercayaan. Dalam beberapa hal sikap merupakan akibat dari suatu

kumpulan kepercayaan (Maramis, 2006)

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merepakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

(24)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Allport (1954) seperti yang dikutip Notoatmodjo (2005) menjelaskan bahwa

sikap itu mempunya 3 komponen pokok, yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecendrungan untuk bertindak.

Sikap terdiri dari 4 tingkatan, yaitu:

1. Meneriam (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung Jawab (Responsibel)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilinya dengan segala risiko

(25)

2.3. Tindakan (Practise)

Praktek mempunyai beberapa tinggkatan, yaitu:

a. persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil.

b. Respons terpimpin (Guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh.

c. Mekanisme (Mechanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adaptasi (Adoption)

Merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengarungi kebenaran

tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2005).

2.4. Zat Besi

Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia.

besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu sebagai bagian

dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru–paru. Hemoglobin

akan mengangkut oksigen ke sel–sel yang membutuhkannya untuk metabolisme

glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan bagian dari

sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di

(26)

melalui darah ke sel–sel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah

menyebabkan daging dan otot–otot menjadi berwarna merah. Di samping sebagai

komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim

oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom paksidase, xanthine oksidase, suksinat

dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase (Indog lobal.com).

Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen yang esensisal bagi tubuh, zat ini

terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa

hemoglobin (Hb). Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh berperan penting

dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam produksi sel darah merah. Sel ini

diperlukan untuk mengangkut oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen

penting dalam proses pembentukan energy agar produktivitas kerja meningkat dan

tubuh tidak cepat lelah (Indoglobal.com).

2.5. Zat Besi Dalam Tubuh

Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang

reserve (simpanan). Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk

Hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk mioglobin, dan jumlah yang sangat

kecil tetapi vital adalah hem enzim dan non hem enzim. Zat besi yang ada dalam

bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain daripada sebagai buffer yaitu

menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen fungsional. Apabila zat

besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhankan eritropoiesis (pembentukan

sel darah merah) dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal,

jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat

(27)

feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada

keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, misalnya pada anak yang

sedang tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya

rendah (Arlinda, 2004).

Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan

gejala-gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, kadang-kadang terjadi diare dan sulit

buang air besar (depkes, 1999). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi

kotoran (tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi

efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada

bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek

samping semakin besar. Menurut Wirakusumah dalam Dina,A,S (2004) tablet besi

yang diminum dalam keadaan perut terisi akan mengurangi akibat efek samping yang

ditimbulkan, tetapi hal ini dapat menurunkan tingkat penyerapan.

Menurut penelitian yang dilakukan Hartono pada tahun 2000, bahwa

penambahan sorbitol ke dalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping yang

muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil

menghentikan konsumsi tablet zat besi.

2.6. Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah

normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi,

sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi

merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu

(28)

janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka

akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl

selama trimester III.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan

kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi

yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian

perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat

dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan

melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar.

2.7. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 CC setiap bulan dan

kehilangan zat besi 30 sampai 40 mg, disamping itu kehamilan memerlukan

tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta.

Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin

banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi semakin anemis (Manuaba, 1998).

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900 mg

Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe,

dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe minimal,

maka setiap kehamilan menguras Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia

(29)

Kebutuhan zat besi setiap tri wulan pertama relative kecil, yaitu 0,8 mg

perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3

mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipengaruhi oleh simpanan zat besi dan

peningkatan aditif presentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau

tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, maka

suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan (Demayer, 1995).

2.8. Akibat Kekurangan Zat Besi Pada Masa Kehamilan

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang

dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Kadar

normal hemoglobin dalam darah yaitu : anak balita 11 gr, anak usia sekolah 12 gr,

wanita dewasa 12 gr, ibu hamil 11 gr, laki-laki 13 gr, ibu menyusui 12 gr (Depkes RI,

1999).

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan

kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi

yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian

perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat

dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan

melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

Menurut manuaba (1998) anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada

ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi abortus,

persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah

(30)

hiperemesis gravadarum, perdarahan antepertum, dan ketuban pecah dini (KPD).

Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya, berat badan lahir

rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi (Depkes RI, 1999).

Wiknyosastro (1999) dalam Dina (2004) menyatakan bahwa kematian ibu

dapat digolongkan pada kematian obstetrik langsung. Kematian obstetrik tidak

langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum

kehamilan atau persalinan seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes millitus

malaria dan anemia. Royston (1994) juga mengemukakan bahwa salah satu penyebab

tidak langsung kematian ibu adalah penyakit yang mungkin telah terjadi sebelum

kehamilan dan diperburuk oleh kehamilan ibu sendiri, penyakit tersebut antara lain

adalah anemia.

2.9. Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Besi Pada Ibu Hamil Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menganggulagi kurang zat

besi pada ibu hamil menurut Depkes (1999) adalah :

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan

sumber hewani yang mudah diserap seperti ikan, hati, daging. Selain itu perlu

ditingkatkan juga makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin

A (buah-buahan dan sayur-sayuran) untuk membantu zat besi dan membantu

proses pembentukan Hb.

2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambah zat besi asam folat, vitamin A,

dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh

(31)

makanan hasil produksi industri pangan. Untuk mengetahui bahan makanan

yang mengandung zat besi, dianjurkan membaca label pada kemasannya.

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan

untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian suplementasi

zat besi hanya merupakan salah satu upaya cara pencegahan dan

penanggulangan kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

2.10. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Mengkonsumsi Zat Besi Pada Ibu Hamil

Menurut seckett (1976) dalam Dina (2004) mendefinisikan kepatuhan pasien

“sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

professional kesehatan”.

Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor, diantaranya

adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak melakukan apa yang

dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar

dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan.

Taylor (1991) seperti yang dikutip Bart (1994) mengatakan ketidakpatuhan

sebagai salah satu masalah medis yang berat. Derajat kepatuhan bervariasi sesuai

dengan apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif, jangka panjang atau jangka

pendek. Sackett dan snow (1979) menemukan bahwa kepatuhan terhadap sepuluh

hari jadwal pengobatan sejumlah 70–80% dengan tujuan pengobatan adalah

mengobati, dan 60–70% dengan tujuan pengobatannya adalah pencegahan.

(32)

kondisi akut, dimana derajat ketidakpatuhannya rata-rata 50% dan derajat tersebut

bertambah buruk sesuai waktu (Dina, 2004).

Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut

aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya

pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet

zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidak patuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan

tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.

2.11. Motivasi Petugas Kesehatan

Menurut Niven (2002) dalam Dina (2004) Motivasi dari petugas kesehatan

merupakan Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Motifasi mereka

terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut

merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien

dengan cara menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien,

dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang

telah mampu berorientasi dengan program pengobatannya. Jika petugas member

motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi

konsumsi tablet zat besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan

kurang atau tidak ada sama sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi

tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya

terhadap peraktek/tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam

(33)

2.12. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di puskesmas Alue Ie Mirah

Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur yaitu : factor internal seperti umur,

tingkat pendidikan,status pekerjaan, pariats, usia kehamilan. Selain faktor internal ada

juga faktor eksternal yaitu : petugas kesehatan, kelompok acuan, keluarga, dan tokoh

masyarakat. Umur

Tingkat pendidikan Status pekerjaan Paritas

Usia kehamilan Internal

Tindakan Ibu Hamil Sikap

Ibu Hamil Pengetahuan

Ibu Hamil Eksternal

•Petugas Kesehatan •Kelompok Acuan •Keluarga

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana akan

menggambarkan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra

Makmu Kabupaten Aceh Timur. Adapun alasan peneliti dalam memilih lokasi karena

masih banyak terjadi kasus anemia pada ibu hamil. Penelitian ini dilakukan pada

Mei-Juli 2009 di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh

Timur.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di daerah

Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur yang

berjumlah 68 orang pada bulan Mei 2009.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di daerah

Puskesmas Alue Ie Mirah (Total Sampling).

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan

(35)

(pengetahuan, sikap dan tindakan) pada ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat

besi di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur

tahun 2009.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra

Makmu Kabupaten Aceh Timur yang berupa data umum tentang ibu hamil.

3.5. Definisi Operasional

1. Umur adalah lamanya usia hidup responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai

pada saat wawancara berdasarkan pengakuannya dalam tahun.

2. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan responden secara formal yang

pernah diikutinya selama ini.

3. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan responden untuk mendapatkan upah.

4. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami responden.

5. Usia kehamilan adalah usia janin dalam kandungan pada saat dilakukan wawancara

6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang pentingnya

mengkonsumsi tablet zat besi.

7. Sikap adalah respon/penilaian responden tentang mengkonsumsi tablet zat besi.

8. Tindakan adalah bentuk nyata responden dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

9. Petugas kesehatan adalah Orang yang bertugas dalam bidang kesehatan di suatu

instansi baik pemerintah maupun swasta.

10.Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara

(36)

11.Keluarga adalah Unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan

suatu kelompok kecil dalam masyarakat.

12.Tokoh masyarakat adalah Orang-orang yang dihormati dan disegani dalam

masyarakatnya karena aktifitas dalam kelompok serta kecakapan dan sifat tertentu

yang dimilikinya.

3.6. Aspek Pengukuran

Menurut Arikunto (1998), aspek pengukuran pengetahuan dengan katagori

baik, cukup, dan kurang terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang akan

dijadikan penentuan.

1. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang

pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi, diukur dengan 10 pertanyaan dengan total

nilai 30. Penilaian diberikan dengan angka 3 jika jawaban benar dan angka 0 jika

jawaban salah dengan katagori :

 Katagori baik bila jawaban responden benar > 75% dengan total nilai > 23.  Katagori cukup bila jawaban responden benar 40-75% dengan total nilai 12–23.  Katagori kurang bila jawaban responden benar > 40% dengan total nilai < 12.

2. Pengukuran Sikap

Sikap adalah respon/penilaian responden tentang mengkonsumsi tablet zat

besi di ukur dengan 10 pertanyaan dengan total nilai 10. Penilaian diberikan angka 1

jika jawaban benar dan angka 0 jika jawaban salah dengan katagori :

(37)

 Katagori kurang bila jawaban responden benar > 40% dengan total nilai < 4.

3. Pengukuran Tindakan

Tindakan adalah bentuk nyata responden dalam mengkonsumsi tablet zat besi

di ukur dengan 10 pertanyaan dengan total nilai 10. penilaian diberikan angka 1 jika

jawaban benar dan angka 0 jika jawaban salah dengan katagori :

 Katagori baik bila jawaban responden benar > 75% dengan total nilai > 8.  Katagori cukup bila jawaban responden benar 40-75% dengan total nilai 4-8.  Katagori kurang bila jawaban responden benar > 40% dengan total nilai < 4.

3.7. Metode Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang terkumpul diedit dan diolah dengan bantuan komputer dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Sebelum dianalisis data diolah dahulu melalui beberapa tahapan :

1. Editing (pengeditan)

Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan

tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan data

memeberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.

2. Coding (pengkodean)

Setelah data diperoleh, penulis melakukan pengkodean untuk mempermudah

analisis data yang telah dikumpulkan.

3. Entri

Kegiatan memasukkan data ke program komputer untuk pengambilan hasil

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Alue Ie Mirah

Puskesmas Alue Ie Mirah terletak di Ibu Kota Kecamatan Indra Makmu.

Yang di bangun pada tahun 1990, dengan bangunan yang sederhana dan tenaga medis

seadanya. Pada tahun 2005 puskesmas Alue Ie Mirah mendapat persetujuan renovasi

bangunan menjadi lebih bagus dan menarik sehingga mendapat penghargaan dengan

Akreditasi B.

Kebersihan, kerapian dan pelayanan diutamakan disamping mutu pelayanan,

keramah-tamahan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara professional, dan

manusiawi. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Alue Ie Mirah sebanyak

27 orang, dokter umum 1 orang, pegawai tetap 20 orang termasuk bidan dan perawat,

PTT 2 orang, dan selebihnya bakti.

Jumlah pelayanan yang ada di Puskesmas Alue Ie Mirah:

1. Ruang Periksa Umum

2. Ruang Poli Gigi

3. Ruang Imunisasi/KIA/Gizi

4. Ruang Tata Usaha

5. Ruang IGD

6. Ruang Kartu

(39)

4.2. Demografi

Jumlah penduduk di Kecamatan Alue Ie Mirah sebanyak 18.030 jiwa yang

terdiri dari laki-laki 9090 jiwa dan perempuan 8940 jiwa. Kecamatan Alue Ie Mirah

memiliki luas 905,30 km dibagi dalam 13 desa, yang secara fisik berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Julok.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bandar Alam.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pante Bidari.

4.3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan,

paritas, dan usia kehamilan.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Responden Frekuensi Persentasi (%)

1 Tidak Sekolah 5 7,4

2 SD 13 19,1

3 SLTP 15 22,1

4 SMU 31 45,6

5 Sarjana 4 5,9

Total 68 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk tingkat pendidikan mayoritas

responden berada pada pendidikan SMU yaitu sebanyak 31 orang (45,6%), SLTP

yaitu sebanyak 15 orang (22,1%), SD yaitu sebanyak 13 orang (19,1%), Tidak

(40)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut pekerjaan No Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Bekerja 52 76,5

2 Bekerja 16 23,5

Jumlah 68 100

Dari diatas dapat dilihat bahwa sebahagian besar responden tidak bekerja

yaitu sebanyak 52 orang (76,5%) dan yang bekerja sebanyak 16 orang (23,5%).

4.4. Pengetahuan Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 68 ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dipuskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra

Makmu adalah 64 orang (94,2 %) berpengetahuan baik dan sedang.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit kurang darah

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 Anemia 48 70,6

2 Tekanan Darah Rendah 20 29,4

Total 68 100

Tabel diatas menjelaskan bahwa dari 68 orang responden sebahagian besar

menjawab anemia sebanyak 48 orang (70,6%) responden, sedangkan 20 orang

(41)

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Fungsi Zat Besi

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 Meningkatkan Pembentukan

Sel Darah Merah 52 76,5 2 Menambah Nafsu Makan 9 13,2 3 Untuk Kesehatan Bayi 7 10,3

Total 68 100

Tabel diatas menjelaskan bahwa dari 68 orang responeden sebahagian besar

responden menjawab meningkatkan pembentukan sel darah merah yaitu 52 orang

(76,5%), 9 orang ((13,2%) yang menjawab menambah nafsu makan dan selebihnya

untuk kesehatan bayi berjumlah 7 orang (10,3%)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Yang Perlu Tablet Zat Besi

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%) 1 Anak Usia Sekolah, Ibu

Hamil, Dan Remaja Putri 55 80,9

2 Bayi 3 4,4

3 Dewasa 10 14,7

Total 68 100

Dapat dilihat dari table 4.4 diatas bahwa responden lebuh banyak menjawab

anak usia sekolah, ibu hamil, dan remaja putri 55 oarang (80,9%) yang memerlukan

tablet zat besi, yang menjawab lebih membutuhkan bayi ada 3 orang (4,4%), dan

(42)

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Kurang Darah

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 Tanda Dan Gejala Anemia 55 80,9 2 Pencegahan Anemia 6 8,8 3 Penanggulangan Anemia 4 5,9 4 Si Ibu Mau Melahirkan 3 4,4

Total 68 100

Dari tabel dijelaskan bahwa responden lebih banyak menjawab kurang darah

adalah tanda dan gejala anemia 55 orang (80,95), yang menjawab kurang darah

adalah sebagai pencegahan anemia 6 orang (8,8%), yang menjawab kurang darah

adalah sebagai penanggulangan anemia 4 orang (5,9%) dan yang menjawab kurang

darah adalah si ibu mau melahirkan sebanyak 3 orang (4,4%) responden.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Pengaruh Anemia Pada Kehamilan

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 Berat Badan Lahir Rendah 44 64,7

2 Partus Lama 13 19,1

3 Hamil Anggur 6 8,8

4 Bayi Jadi Gemuk 5 7,4

Total 68 100

Tabel diatas dijelaskan bahwa responden lebih banyak menjawab berat badan

lahir rendah sebagai pengaruh anemia pada kehamilan adalah 44 orang (64,7), partus

lama sebagai pengaruh anemia pada kehamilan adalah 13 orang (19,1%), hamil

anggur sebagai pengaruh anemia pada kehamilan adalah 6 orang (8,8%) dan bayi jadi

(43)

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Jumlah Zat Basi Selama 1 Bulan

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 30 tablet 41 60.3

2 90 tablet 15 22.1

3 20 tablet 8 11.8

4 40 tablet 4 5.9

Total 68 100.0

Dari tabel 4.8 diatas dijelaskan dari 68 responden yang menjawab 30 tablet

ada 41 orang (60,3%), 90 tablet ada 15 orang (22,1%), 20 tablet ada 8 orang (11,8%),

dan 40 tablet ada 4 orang (5,9%).

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Mengkonsumsi Zat Besi Pada Usia Kehamilan

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%) 1 Trisemester I 23 33,8 2 Trisemester II 16 23,5 3 Trisemester III 14 20,6 4 Tidak Menjawab 15 22,1

Total 68 100

Dari tabel 4.9 diatas dijelaskan bahwa responden yang menjawab Trisemester

I 23 orang (33,8%), Trisemester II 16 orang (23,5%), Tidak Menjawab 15 orang

(22,1%), dan Trisemester III 14 orang (20,6%).

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang kurang darah dapat dicegah

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%) 1 Minum Tablet Tambah Darah 55 80,9

2 Minum Jamu 2 2,9

3 Minum Teh 2 2,9

4 Makan Yang Banyak 9 13,2

(44)

Tabel 4.10 diatas menjelaskan bahwa sebahagian besar responden menjawab

minum tablet tambah darah 55 orang (80,95), makan yang banyak 9 orang (13,2%),

minum jamu 2 orang (2,9%), dan minum teh 2 orang (2,9%).

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Memeriksa Kadar Hb

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 2 kali 15 22,1

2 3 kali 9 13,2

3 4 kali 13 19,1

4 Seperlunya Saja 31 45,6

Total 68 100

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa dari 68 orang responden paling

banyak menjawab seperlunya saja sebanyak 31 orang (45,6%), 2 kali sebanyak 15

orang (22,1%), 4 kali sebanyak 13 orang (19,1%), dan paling sedikit 3 kali sebanyak

9 orang (13,2%).

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Akibat Anemia Pada Waktu Hamil

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%) 1 Pendarahan Antepertum 39, 57,4 2 Serangan Jantung 12 17,6 3 Nafsu Makan Bertambah 14 20,6 4 Diabetes Meletus 3 4,4

Total 68 100

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa responden paling banyak menjawab

pendarahan antepertum adalah akibat anemia pada waktu hamil ada 39 orang

(57,4%), nafsu makan bertambah akibat anemia pada waktu hamil ada 14 orang

(20,6%), serangan jantung akibat anemia pada waktu hamil ada 12 orang (17,6%),

(45)

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden No Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)

1 Baik 22 32,4

2 Sedang 42 61,8

3 Kurang 4 5,9

Total 68 100

Dari table 4.13 diatas jelas terlihat dari 68 orang responden ternyata 42 orang

(61,8%) responden memiliki pengetahuan dalam katagori sedang sedangkan 22 orang

(32,4%) responden dalam katagori baik dan hanya 4 orang (5,9%) responden dalam

katagori kurang.

4.5. Sikap Responden

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Tablet Zat Besi Adalah Tablet Penambah Darah

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 16 23,5

Setuju 52 76,5

Total 68 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 68 orang responden sebanyak 52 orang

(76,5%) setuju bahwa tablet zat besi adalah tablet penambah darah dan 16 orang

(23,5%) yang menjawab tidak setuju tablet zat besi adalah tablet penambah darah.

Tabel 4.15

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Anemia Disebabkan Oleh Kekurangan Zat Besi

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 21 30,9

Setuju 47 69,1

(46)

Dari tabel diatas terlihat responden lebih banyak menjawab setuju yaitu

sebanyak 47 orang (69,1%) dan 21 orang (30,9%) responden yang menjawab tidak

setuju.

Tabel 4.16

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Fungsi Zat Besi Adalah Meningkatkan

Pembentukan Sel Darah Merah

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 20 29,4

Setuju 48 70,6

Total 68 100

Tabel diatas terlihat bahwa dari 68 orang responden sebanyak 48 orang

(70,6%) responden menjawab setuju dan 20 orang (29,4%) responden yang

menjawab tidak setuju.

Tabel 4.17

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Anemia Defisiensi Besi Sering Terjadi Pada Ibu Hamil

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 23 33,8

Setuju 45 66,2

Total 68 100

Dari tabel diatas sangat jelas terlihat bahwa 45 orang (66,2%) responden

menjawab setuju anemia defisiensi besi sering terjadi pada ibu hamil dan hanya 23

orang (33,8%) responden yang menjawab tidak setuju anemia defisiensi besi sering

(47)

Tabel 4.18

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Pemberian Suplemen Diberikan Pada

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 17 25.0

Setuju 51 75.0

Total 68 100.0

Dari tabel diatas terlihat bahwa 51 orang (75%) responden menjawab setuju

dan 17 orang (25%) responden yang menjawab tidak setuju.

Tabel 4.19

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Bila Tidak Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Tubuh Akan Lemah, Letih Dan Lesu

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 22 32.4

Setuju 46 67.6

Total 68 100.0

Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa dari 68 responden 46 orang (67,6%)

responden menjawab setuju dan 22 orang (32%) responden yang menjawab tidak

setuju bila tidak mengkonsumsi tablet zat besi tubuh akan lemah, letih dan lesu.

.Tabel 4.20

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Jumlah Zat Besi Yang Diperlukan Ibu Hamil

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 34 50

Setuju 34 50

Total 68 100

Tabel diatas menjelaskan bahwa 34 orang (50%) responden menjawab setuju

(48)

Tabel 4.21

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Dapat Menggantikan

Tablet Zat Besi

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 18 26,5

Setuju 50 73,5

Total 68 100

Dari tabel 4.21 diatas jelas terlihat bahwa 50 orang (73,5%) responden setuju

dengan sayur-sayuran dan buah-buahan dapat menggantikan tablet zat besi dan 18

orang (26,5%) responden yang menjawab tidak setuju dengan sayur-sayuran dan

buah-buahan dapat menggantikan tablet zat besi.

Tabel 4.22

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Setiap Ibu Hamil Harus Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 14 20,6

Setuju 54 79,4

Total 68 100

Dari tabel diatas dengan jumlah 68 orang responden sebanyak 54 orang

(79,4%) responden setuju bahwa setiap ibu hamil harus mengkonsumsi tablet zat besi

dan 14 orang (20,6%) responden yang menjawab tidak setuju dengan setiap ibu hamil

(49)

Tabel 4.23

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Kekurangan Zat Besi Dapat Mempengaruhi

Berat Badan Bayi Waktu Lahir

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Tidak Setuju 15 22,1

Setuju 53 77,9

Total 68 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa 53 orang (77,9%) responden menjawab setuju

kekurangan zat besi dapat mempengaruhi berat badan bayi waktu lahir dan 15 orang

(22,1%) responden yang menjawab tidak setuju kekurangan zat besi dapat

mempengaruhi berat badan bayi waktu lahir.

Tabel 4.24

Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Responden

Sikap Frekuensi Persentasi (%)

Baik 32 47,1

Sedang 31 45,6

Kurang 5 7,4

Total 68 100

Dari table diatas terlihat bahwa dari 68 orang responden ternyata 32 orang

(47,1%) responden dalam katagori baik sedangkan 31 orang (45,6%) responden

dalam katagori sedang dan hanya 5 orang (7,4%) responden dalam katagori kurang.

4.6 Tindakan Responden

Tabel 4.25

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Pemeriksaan Kehamilan

Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 13 19,1

Ya 55 80,9

(50)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memeriksakan

kehamilannya sebanyak 55 orang (80,9%) dan 13 orang (19,1%) tidak memeriksakan

kehamilannya.

Tabel 4.26

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Memakan Tablet Zat Besi

Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 8 11,8

Ya 60 88,2

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 68 orang responden yang memakan

tablet zat besi sebanyak 60 orang (88,2%) dan 8 orang (19,1%) tidak memakan tablet

zat besi.

Tabel 4.27

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Menghabiskan Tablet Zat Besi Yang Diberikan Oleh Petugas Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 16 23,5

Ya 52 76,5

Total 68 100

Dari tabel 4.26 diatas bahwa responden yang menghabiskan tablet zat besi

yang diberikan oleh petugas sebanyak 52 orang (76,5%) responden dan 16 orang

(23,5%) responden yang tidak menghabiskan tablet zat besi yang diberikan oleh

(51)

Tabel 4.28

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Untuk Mendapatkan Tablet Zat Besi

Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 13 19,1

Ya 55 80,9

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang pergi kesarana kesehatan

untuk mendapatkan tablet zat besi sebanyak 55 orang (80,9%) dan 16 orang (19,1%)

tidak pergi kesarana kesehatan untuk mendapatkan tablet zat besi.

Tabel 4.29

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Memakan Tablet Zat Besi Dengan Vitamin C Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 39 57,4

Ya 29 42,6

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang tidak memakan tablet zat

besi dengan vitamin C sebanyak 39 orang (57,4%) dan 29 orang (42,6%) yang

memakan tablet zat besi dengan vitamin C.

Tabel 4.30

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Mendapatkan Penyuluhan Tentang Tablet Zat Besi Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 27 39,7

Ya 41 60,3

Total 68 100

Dari tabel 4.29 diatas dapat dilihat bahwa responden yang mendapatkan

penyuluhan tentang tablet zat besi sebanyak 41 orang (60,3%) dan 27 orang (39,7%)

(52)

Tabel 4.31

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Menghindari Minuman Yang Dapat Menghambat

Penyerapan Zat Besi

Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 23 33,8

Ya 45 66,2

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menghindari minuman

yang dapat menghambat penyerapan zat besi sebanyak 45 orang (66,2%) dan 23

orang (33,8%) yang tidak menghindari minuman yang dapat menghambat penyerapan

zat besi.

Tabel 4.32

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Mengenai Pergi Kesalah Satu Tempat Pelayanan Kesehatan Tindakan Frekuensi Persentasi (%)

Tidak 19 27,9

Ya 49 72,1

Total 68 100

Tabel 4.31 diatas dapat dilihat bahwa responden yang pergi ke salah satu

tempat pelayanan kesehatan bila telah habis tablet zat besi sebanyak 49 orang

(72,1%) dan 19 orang (27,9%) yang tidak pergi ke salah satu tempat pelayanan

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut pekerjaan
Tabel 4.5  Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Pengaruh Anemia Pada Kehamilan
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember menunjukkan bahwa ibu hamil yang

Hasil : Dari 92 ibu hamil trimester II dan III yang masuk dalam populasi penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan, pengetahuan,

Sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa rata-rata sikap positif pada ke- lompok intervensi 43,66±4,981 sedangkan kelompok

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian pengetahuan dengan sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di Praktik Mandiri Bidan „I‟ Kabupaten

Hasil tersebut juga didukung dengan penelitian yang sama yaitu dilakukan oleh (Nasution, 2019) tentang hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kepatuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas

Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan regresi ordinal didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil