CABANG FATMAWATI - JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
FITRI HADIANTI NIM: 1112053000025
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i ABSTRAK
Aplikasi Produk Musyarakah Pada Pembiayaan Proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati-Jakarta Selatan. adalah skripsi karya Fitri Hadianti, 1112053000025, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, M.A.
Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara, semakin meningkat pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun, kemampuan dana pemerintah yang bersumber dari APBN sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan dana di atas, maka pemerintah mengajak dan mendorong swasta dan lembaga lainnya untuk turut serta berperan dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa. Salah satunya yaitu perbankan syariah. hal ini yang menarik bagi penulis untuk dibahas, dimana pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati tersedianya kredit atau pembiayaan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah produk musyarakah pada pembiayaan proyek yang mana dengan aplikasi bagi hasil untuk mendapatkan manfaat atas suatu jasa.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dan Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dengan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek dan teknik bagi hasil yang diterapkan oleh Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yaitu menggambarkan prosedur, aplikasi serta teknik bagi hasil yang diterapkan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Hasil analisis penelitian ini menyimpulkan pembiayaan proyek merupakan salah satu produk produktif dalam memenuhi kebutuhan akan manfaat atau suatu jasa dan akad musyarakah pada pembiayaan proyek termasuk pada syirkah al-inan. aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan juga berpedoman dengan ketentuan Bank Indonesia dan fatwa Dewan Syariah Nasional dan menggunakan teknik perhitungan bagi hasil dengan prinsip Revenue Sharing yaitu perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada total pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pembiayaan tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
ميح رلا نمح رلا ه مسب
Segala puji bagi ALLAH SWT, Tuhan semesta alam, pemilik segala apa yang ada di langit dan bumi. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan dan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang pejuang dan pemimpin sejati sepanjang zaman, beserta keluarga, para sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam melakukan penelitian ini, penulus sangat terbantu oleh partisipasi dari banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan atas bantuannya, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Arif Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Drs. Suparto, M. Ed, selaku Wadek I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., selaku Wadek II Bidang Administrasi dan Keuangan dan Drs. Suhaimi, M.Si., selaku Wadek III Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Sugiharto, M.A., selaku sekretaris Jurusan Manajemn Dakwah, Fakultas
Ilmu Dakwah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap TIM Penguji sidang Munaqasah, Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., Drs. Sugiharto, M.A., Drs. H. Sungaidi, M.A., dan Drs. Kartono, MM., yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis sehingga skripsi diselesaikan dengan baik.
iii
pengetahuan yang berlimpah, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.
7. Pimpinan serta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan ini.
8. Segenap pihak Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, khususnya kepada Bapak Bambang Hartopo selaku Manager Operasinal dan Dharma Firadiansyah selaku Staff AO SME atas waktu dan kesediaanya menjadi narasumber dalam rangka pengumpulan data skripsi, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.
9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Anwar Hidayat dan Ibunda Susi lawati, tak lupa kepada kakek dan nenek yang telah memberikan kasih sayang, cinta, semangat serta dukungan yang luar biasa dan doa terdahsyat yang tak pernah lepas ditujukan untuk penulis. Serta kakak dan adikku yang selalu memberikan keceriaan dan doanya.
10. Orang-orang yang sangat berpengaruh bagi penulis, Rifki Ramdhani dan Sahabat - sahabat seperjuangan, Tia Oktaviani, Ana Mira Kunita, Firdha Muftiha, Widiana Sisiliayuli Ayu dan Pinkan Junia. yang telah setia memberikan dukungan, tenaga dan saran sehingga menyusun skripsi terasa begitu menyenangkan.
11. Semua teman-teman Manajemen Dakwah angkatan 2012, terutama konsentarsi Manajemen Lembaga Keuangan Islam (MLKI) dan anak-anak kosan bahagia yang senantiasa membantu dalam penyusunan skripsi ini. 12. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam
iv
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik dalam bentuk dukungan, semangat dalam menyelesaikan tugasi ini. Semoga skripsi ini dpaat bermanfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 30 Mei 2016
v
KATAPENGANTAR ... ....ii
DAFTAR ISI ... ....v
DAFTAR GAMBAR ... ... ...vii
DAFTAR TABEL ...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6
D. Metodologi Penelitian ...7
E. Tinjauan Pustaka ... ...11
F. Sistematika Penulisan ... ...12
BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG PRODUK MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN PROYEK A. Produk Musyarakah ... ...16
1. Pengertian Produk Musyarakah... ...16
2. Landasan hukum Produk Musyarakah ...18
3. Jenis-Jenis Akad Musyarakah ... ...18
4. Skema Akad Musyarakah ... ...21
vi
3. Manfaat Pembiayaan Proyek ... ...25
4. Prinsip-prinsip Pembiayaan Proyek ... ...27
9. Skema Pembiayaan Proyek ... ...32
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI – JAKARTA SELATAN A. Sejarah Berdiri Bank BNI Syariah ...36
B. Visi, Misi dan Budaya Kerja ... ... ...38
C. Struktur Organisasai ... ... ...43
D. Produk- produk Bank BNI Syariah .. ... ...44
BAB IV APLIKASI PRODUK MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN PROYEK PADA BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI A. Aplikasi Produk Musyarakah pada Pembiayaan Proyek. ... ...49
B. Prosedur Pembiayaan Proyek ...59
C. Analisa Teknik Perhitungan Bagi Hasil Produk Musyarakah...73
D. Analisis ... ... ...78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...86
vii 2. Surat Permohanan Dosen Pembimbing
3. Surat Pengantar penelitian di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
4. Surat Keterangan penelitian dari Bank BNI Syariah
5. Persyaratan Pembiayaan Proyek
vii
Gambar 2.2. Skema Proses Pembiayaan ...33
Gambar 2.3. Skema Pembiayaan Proyek ...34
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah ... 43
viii
Tabel 3.2. Griya Ib Hasanah ... 45
Tabel 3.3. Flexy iB Hasanah ... 45
Tabel 3.4.Emas iB Hasanah ...45
Tabel 3.5. Usaha Kecil iB Hasanah ...46
Tabel 3.6.Multiguna iB Hasanah...46
Tabel 3.7. Use Case update Profil Sekolah ...46
Tabel 3.8 .Multijasa iB Hasanah...47
Tabel 3.9.Wirausaha iB Hasanah...47
Tabel 3.10.CCF iB Hasanah ... 47
Tabel 3.11.Tunas iB Hasanah ... 47
Tabel 3.12. Tabungan iB Hasanah ...48
Tabel 3.13. Tabungan iB Prima Hasanah...48
Tabel 3.14 Tabungan iB TAPENAS Hasanah ...49
Tabel 3.15 Tabungan iB Tunas Hasanah ...50
Tabel 3.16 Deposito iB Hasanah ...50
1 A. Latar Belakang Masalah
Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang tugas pokoknya menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak dapat disediakan oleh
lembaga keuangan lainnnya. Jalinan hubungan antara investor dan kreditor,
dapat menggunakan berbagai teknik dan metode investasi. Kontrak investasi
antara bank dengan nasabah ini disebut dengan kredit dalam konteks bank
konvensional, dan pembiayaan untuk konteks bank syariah. Dalam bank
syariah, produk yang dapat ditawarkan adalah produk mudharabah,
musyarakah, dan lain-lain.
Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang
mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan,
tetapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha. Pendekatan bank syariah
mirip dengan investment banking, di mana secara garis besar produk adalah mudharabah (trust financing) dan musyarakah (partnership financing), sedangkan yang bersifat investasi diimplementasikan dalam bentuk murabahah
(jual-beli).
Konsep ideal perbankan yang sesuai dengan syariah seperti yang
bank-bank Islam di Indonesia. Menurut Zainul Arifin, ada 5 (lima) praktik perbank-bankan
syariah yang masih jauh dari konsep ideal bank syariah. Pertama, terlalu memusatkan pada mekanisme murabahah dan mengabaikan mekanisme
pembiayaan sah lainnya. Kedua, menerapkan tingkat bunga untuk margin keuntungan tetap dalam mekanisme murabahah. Ketiga, mengabaikan aspek-aspek sosial dalam pembiayaan. Keempat, kurang memberi respon tambah pada kebutuhan-kebutuhan pembiayaan pemerintah. Kelima, kegagalan bank-bank Islam dalam menjalin kerja sama antara mereka1.
Belakangan, kegelisahan Zainul Arifin, dijawab oleh bank syariah
dengan menawarkan dan meningkatkan produk pembiayaan musyarakah.2
Produk Musyarakah yang lebih dikenal dengan perkataan kongsi pemegang
saham untuk membiayai suatu proyek dengan keuntungan dari proyek itu dibagi
mengikuti kadar yang disepakati. Sekiranya proyek itu mengalami kerugian
maka bebannya ditanggung oleh pemegang saham megikut nisbah saham
masing-masing.3
Zainul Arifin, Bagaimana Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek: 2000, Dikutip oleh Amir Machmud dan H. Rukmana Bank Syariah (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010), h. 28-29.
2
Bambang Hartopo, Manejar Operasional Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati,
Wawancara Pribadi, Jakarta 2 Desember 2015.
3
Artinya:”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh dan amat sedikitlah mereka ini".
Sementara itu, kegiatan investasi musyarakah sering digunakan untuk
membiayai proyek-proyek. Proyek yang dimaksud di sini adalah
kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan
dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (kemanfaatan). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru dalam
berbagai macam pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi,
bendungan, perkebunan, pembukaan hutan, pendirian gedung-gedung sekolah
atau rumah sakit, berbagai macam program latihan, program keluarga
berencana, berbagai macam survey atau penelitian, perluasan atau perbaikan program-program yang sedang berjalan dan lain-lain, baik yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah, badan-badan swasta,
organisasi-organisasi sosial maupun perorangan.4
Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara, semakin
meningkat pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai
proyek-proyek pembangunan. Namun, dana pemerintah yang bersumber dari APBN
sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan dana di atas, maka pemerintah
mengajak dan mendorong swasta untuk turut serta berperan dalam membiayai
pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta pun, secara individual
4
maupun kelembagaan Negara dan swasta tersebut, maka perbankan nasional
akan memegang peranan penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan
permodalan pengembangan sektor-sektor produktif.5 Dalam hal ini, pihak-pihak
yang telah memberikan pembiayaan proyek dengan akad musyarakah salah
satunya adalah Bank BNI Syariah.
Salah satu lembaga keuangan syariah yang biasa mendistribusikan
pembiayaan proyek dengan akad musyarakah adalah Bank BNI Syariah. Fakta
bank BNI Syariah yang paling menonjol adalah keberhasilannya dalam
penyaluran dana berupa pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau
nasabah. Sesuai dengan prinsip investasi tentunya masyarakat tersebut juga
menghendaki hasil yang optimal. Oleh karena itu tentunya bank BNI Syariah
akan berupaya untuk memilih dan menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor
yang potensial, sehingga dana masyarakat yang diamanahkan kepada BNI
Syariah dapat berkembang secara lebih baik. Untuk itu setiap permohonan
pembiayaan akan dilakukan analisa oleh tenaga analis BNI Syariah, sehingga
selain resikonya dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin, return atau pendapatan dari yang dibiayai tersebut juga dapat memberikan hasil yang
maksimal. Sehingga akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.6
5
H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi….679.
6
Dalam perkembangannya saat ini keberadaan pembiayaan proyek
semakin popular dan diperlukan. Hal ini disebabkan oleh pembiayaan proyek
banyak memberi manfaat, baik dilihat drai kepentingan negara, masyarakat,
maupun perusahaan itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai
sumber pengembalian dan keuntungan dari investasi, membuka kesempatan
kerja, sarana alih tekonologi, perbaikan infrastruktru dan sebagai sumber
pendapatan Negara.7
Oleh karena itu sebagai ikhtiar untuk turut serta dalam meringkan serta
mengatasi persoalan permodalan di sektor usaha kecil menengah terutama
dalam pembiayaan proyek sekaligus secara simultan mengatasi kesulitan
likuiditas pada bank BNI Syariah, maka Bank BNI Syariah dianggap mampu
untuk memberikan pembiayaan musyarakah pada usaha kecil dan menangah
terutama pembiayaan proyek/project financing.
Berdasarkan Penjelasan diatas, Penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian lebih mendalam pada produk musyarakah pada pembiayaan proyek
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati. Dalam bentuk skripsi dengan berjudul:
“Aplikasi Produk Musyarakah pada Pembiayaan Proyek Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati - Jakarta Selatan”
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini penulis memberikan batasan permasalahan
mengenai aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek di Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati serta teknik perhitungan bagi hasil.
2. Perumasan Masalah
Rumusan masalah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank
BNI Syariah Cabang Fatmawati?
b. Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada
pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penulis mengemukakan tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek
bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
b. Untuk mengetahui teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada
2. Untuk mengetahuiManfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai produk perbankan syariah, khususnya pembiayaan produktif
dengan produk musyarakah pada pembiayaan proyek.
2) Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai produk
musyarakah pada pembiayaan proyek dan dampak tehadap bisnis
bank.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pihak Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, sebagai bahan
masukan untuk lebih menjalankannya secara professionally delivered,
baik dari segi produk, pelayanan, maupun pelaksanaan sesuai prinsip
syariah.
2) Bagi nasabah, sebagai bahan pertimbangan agar lebih selektif dalam
memilih produk pembiayaan proyek dan dapat mengikuti semua
prosedur yang berlaku dengan baik.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan
suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan.8
Karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis,
melainkan berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.
Penelitian ini bersifat deskriptif analysis, yakni penelitian yang melakukan pengujian terhadap data informasi yang berdasarkan pada fakta
yang diperoleh di lapangan,9yaitu dokumen produk musyarakah pada
pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
2. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif,
yakni berupa data tulisan atau dokumen yang mendukung penelitian ini dan
terdiri dari dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak
yang bersangkutan dan observasi dengan pihak Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati serta dokumentasi tentang produk musyarakah pada
pembiayaan proyek.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa
8
Consuelo G. Sevilla, dkk, Penerjemah, Alimmudin, Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesi, 1993), h. 71. Dikuti dari Skripsi Dhea Rizkia, Aplikasi Produk Ijarah Pada Pembiayaan Multijasa Di BMT Ubasyada – Ciputat, UIN Syarih Hidayatullah Jakarta 2013.
9
buku, jurnal, surat kabar atau dari sumber lain yang berhubungan dengan
musyarakah pada pembiayaan proyek dan berhubungan tentang
perbankang syariah.
Dalam pengumpulan data penelitian, disini penulis mencari data
dari dokumen-dokumen annual report PT. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, buku pedoman pembiayaan proyek dan akad musyarakah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis penelitian diatas, maka teknik pengumpulan data
dan informasi yang dilakukan adalah berupa studi dokumentasi (studi
pustaka) dan studi lapangan dengan teknik wawancara. Wawancara yang
digunakan adalah wawancara terpimipin, yaitu Tanya jawab yang dilakukan
dengan responden dengan menggunakan wawancara yang berupa pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada responden. Adapun instrument yang dipakai
oleh penulis adalah alat perekam untuk merekam selama wawancara
berlangsung dan buku cacatan untuk mencari informasi penting.
4. Teknik Pengolahan data
Setelah pengumpulan data dilakukan, hasil pengumpulan data harus
diolah agar menghasilkan sebuah kesimpulan. Pada dasarnya ada tiga unsur
Kemudian dilakukan analisis data berdasarkan teknik analisis
deskriptif yang dilakukan dengan: (a) Reduksi data (data reduction); (b) Penyajian data (data display); (c) Kesimpulan (conclution drawing/verivication) dari hasil pengelompokkan, perhitungan dan analisis data yang didapatkan.
5. Teknik analisis data
Setelah pengolahan data tersebut, yang dilakukan selanjutnya adalah
menyusun rencana analisis. Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.10
Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif deskriptif.
Di mana metode ini menggambarkan keadaan obyek penelitian yang
sebenarnya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta memberikan
solusi, dari gambaran/pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh
tentang apa yang tercakup di suatu fokus/pokok permasalahan yang diteliti.
Teknik analisis data untuk melengkapi data, menggunakan standar
analisis pembiayaan proyek di Bank yang bersangkutan.
6. Objek dan Subjek Penelitian
a. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah Aplikasi Produk Musyarakah Pada
Pembiayaan Proyek.
10
b. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek peneltian pada skripsi ini adalah Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati, Jl.RS. Fatmawati No.30 C-D Cilandak Jakarta
Selatan.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulian ini mengacu pada Buku Pedoman Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis dan disertasi) yang diterbitkan oleh Tim Penulis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penulusuran dari beberapa sumber kepustakaan, penulis
menemukan sejumlah skripsi yang membahas tentang Pembiayaan musyarakah, antara lain:
1. “Aplikasi produk ijarah pada pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada-
Ciputat” Skripsi karya Dhea Rizkia, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu
penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan multijasa merupakan salah
satu produk pembiayaan konsumtif dan prakteknya produknya pembiayaan
multijasa menggunakan dua akad yakni wakalah dan akad ijarah.
2. “Pelaksanaan pembiayaan proyek dengan prinsip Musyarakah pada
perbankan syariah Di nusa tenggara barat” Tesis karya Sahruddin, SH
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Semarang 2006.
rendahnya pelaksanaan pembiayaan proyek dengan prinsip musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Mataram Nusa Tenggara Barat, dan
upaya-upaya yang dijadikan solusi untuk meningkatkan pelaksanaan pembiayaan
proyek dengan prinsip musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Mataram Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan penelitian penulis, secara khusus sampai saat ini belum
ada yang membahas tentang aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan
proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang menekan apalikasi produk
musyarakah pada pembiayaan proyek dan teknik sistem bagi hasil pada
pembiayaan proyek.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam pembahasan skiripsi ini, penulis membuat
sistematika dengan masing-masing bab. Penulis membagi menjadi lima bab, yang
masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasan dari bab
tersebut dan diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran. adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I, yang berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian yang digunakan, tinjaun pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II, yang berisi tentang tinjauan teori produk musyarakah pada
hukum musyarakah, jenis-jenis akad musyarakah, skema akad musyarakah,
aplikasi akad musyarakah dalam perbankan, pembiayaan proyek, macam-macam
proyek, manfaat proyek, prinsip-prinsip pembiayaan proyek dan skema proses
pembiayaan proyek dan pembiayaan proyek.
Bab III, yang berisi tentang tinjauan umum PT Bank BNI Syariah yang
terdiri sejarah Bank BNI Syariah, visi dan misi PT Bank BNI Syariah dan
Budaya kerja dan produk-produk PT Bank BNI Syariah.
Bab IV, tentang hasil aplikasi produk musyarakah pada bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati terdiri dari aplikasi produk musyarakah Bank BNI Syariah
Cabang Fatmwati, Prosedur Pembiayaan Proyek Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati, teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah dan analisa.
Bab V, yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan uraian-uraian yang
diperoleh dari bab-bab sebelumnya untuk pengembangan sistem selanjutnya yang
14 A. Produk Musyarakah
1. Pengertian Produk Musyarakah
Pengertian produk musyarakah terdiri dari dua kata, yaitu produk
dan musyarakah. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya",
Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa
sesuatu untuk maju. 11Menurut kamus besar bahasa Indonesia produk
adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya
dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.12
Produk Bank adalah produk yang dikeluarkan bank baik disisi
penghimpunan dana maupun penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
yang sesuai dengan prinsip Syariah, tidak termasuk produk lembaga
keuangan bukan bank yang dipasarkan oleh bank sebagai agen pemasaran
(pasal 1 angka 5 PBI No. 10/17/PBI/2008).13
11
Produk, artikel ini diakses pada 17 Mei 2016 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Produk
12
Pengertian Produk, artikel ini diakses pada 17 Mei 2016 dari: http://kbbi.web.id/produk
13
Sedangkan musyarakah berasal dari kata syirkah dalam bahasa
Arab berasal dari kata syarika-yasyraku-syirkan wa syarikatan, artinya
menjadi sekutu atau serikat.14 dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al- Hakim, dari Abu Hurairah).
Adapun menurut istilah, para ulama fiqih berbeda pendapat dalam
mengartikan istilah syirkah, antara lain:
Menurut ulama malikiyah, syirkah adalah pemberi izin kepada
kedua mitra kerja untuk mengatur harta (modal) bersama. Maksudnya,
setiap mitra memberikan izin kepada mitranya yang lain untuk mengatur
harta keduanya tanpa kehilangan hak untuk melakukan hal itu.
Menurut ulama hanabillah, syirkah adalah persekuatuan hak atau
pengaturan harta.
Menurut ulama syafi’yah, syirkah adalah tetapnya hak kepemilikan
bagi dua orang atau lebih sehingga tidak dibedakan antara hak pihak yang
satu dengan hak pihak yang lain.
14
Menurut ulama Hanfiyah, syirkah adalah transaksi antara dua
orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan. Ini adalah definisi
yang paling tepat bila dibandingkan dengan definisi-definisi yang lain,
karena definisi ini menjelaskan hakikat syirkah, yaitu sebuah transaksi.
Adapun definisi-definisi yang lain, semuanya hanya menjelaskan syirkah
dari sisi tujuan dan dampak atau konsekuensinya.15
Musyarakah dalam perbankan Islam telah dipahami sebagai suatu
mekanisme yang dapat menyatukan kerja dan modal untuk produksi
barang dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat. Musyarakah dapat
digunakan dalam setiap kegiatan yang dijalankan untuk tujuan
menghasilkan laba. Bagi bank-bank Islam, musyarakah dapat digunakan
untuk tujuan dagang murni yang lazim bersifat jangka pendek atau untuk
keikutsertaan dalam investasi proyek-proyek jangka menengah hingga
jangka panjang.16
Sedangkan dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan
akad musyarakah, Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan
penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad musyarakah adalah akad
kerja sama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa
15
Wahbah al-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Jakarta: Gema Insani, 2010) h. 441.
16
keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.17
2. Landasan Hukum Musyarakah
Landasan dasar Musyarakah, yaitu :
a. Al-Qur’an :
...ث ث ا ىف ءاك رش م ف
Artinya: “…maka mereka berserikat pada sepertiga…” (An-Nisa:12)
ءاط ْ ا م اريثك َ إ ۖ ۗ ْمه ام ي ق تاح اَص ا ا ع ا مآ يذَ ا ََإ ضْعب ٰى ع ْم ضْعب يغْبي
Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh”. (Shaad :24)
b. Hadits
1) Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : ”Allah SWT telah berkata : Saya
menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak menghianati yang lain, seandainya berkhianat maka Saya keluar dari penyertaan tersebut”. (HR. Abu Daud). 2) ”Rahmat Allah SWT tercurahkan atas 2 (dua) pihak yang sedang
berkongsi selama mereka tidak melakukan pengkhianatan, manakala berkhianat, maka bisnisnya akan tercela dan keberkatan pun akan sirna dari padanya”. (HR. Abu Daud).
17
c. Ijma
Ibn Qudamah telah berkata :”Kaum Muslimin telah berkonsensus akan
legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat terdapat dalam beberapa elemen dari padanya”.18
d. Fatwa DSN Produk Musyarakah
1) Undang-Undang No. 21 Tentang Perbankan Syariah Tanggal 16 Juli
2088.
2) PBI Nomor 10/17/PBI/2008 Tentang Produk Bank Syariah Dan Unit
Usaha Syariah
3) PBI NOMOR: 10/16/PBI/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 9/19/Pbi/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana
Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
4) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Musyarakah
5) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang
Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-Nunda Pembayaran
3. Jenis - jenis Musyarakah
Al-musyarakah ada dua jenis: musyarakah pemilikan dan
musyarakah akad (kontrak). Musyrakah pemilikan tercipta karena warisan,
18Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio,
wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh
dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau
lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan
yang dihasilkan aset tersebut.
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua
orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah. Mereka pun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian.
Musyarakah akad terbagi menjadi: al-’inan, al-mufawadhah, al-a’maal, al-wujuh dan al-mudharabah. Para ulama berbeda pendapat
tentang al-mudharabah, apakah ia termasuk jenis musyarakah atau bukan. Beberapa ulama menganggap al-mudharabah termasuk katagori
musyarakah karena memenuhi rukun dan syarat sebuah akad (kontrak)
musyarakah. Adapun ulama lain menganggap al-mudharabah tidak
termasuk sebagai al-musyarakah.
a. Syirkah al-inan
Syirkah al-inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih.
Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan
berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan
kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Mayoritas
ulama membolehkan jenis al-musyarakah ini.
b. Syirkah mufawadhah
Syirkah mufawadhah adalah kontrak kerja sama antara dua
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak
membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian,
syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh
masing-masing pihak.
c. Syirkah A’maal
Al-musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang
seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi
keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek
untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit
untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor.
Al-musyarakah ini kadang-kadang disebut Al-musyarakah abdan atau sanaa’i.
d. Syirkah wujuh
Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka
membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual
barang tersebut secara tunai. mereka berbagi dalam keuntungan dan
kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh
tiap mitra. Jenis musyarakah ini tidak memerlukan modal karena
pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya,
kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.19
19Muhammad Syafi’i Antonio,
4. Skema Akad Musyarakah
Gambar: 2.1: Skema Pembiayaan Akad Musyarakah
BANK PARSIAL : ASET VALUE
NASABAH PARSIAL:
ASET VALUE
AKAD PEMBIAYAAN
BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI KESEPAKATAN NISBAH/ KERUGIAN SESUAI PORSI KONTRIBUSI MODAL
PROYEK/USAHA
KEUNTUNGAN
Sumber: A. Wangsawidjaja, Z. Pembiayaan Bank Syariah 20
5. Aplikasi Akad Musyarakah dalam Perbankan
a. Pembiayaan Proyek
Al-musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan
proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk
membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati
untuk bank.
b. Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan
investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan
dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk
20
jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau
menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.21
B. Pembiayaan Proyek
1. Pengertian Pembiayaan proyek
Pembiayaan proyek/project financing terdiri dari dua kata yaitu pembiayaan dan proyek. Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas
bisnis. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan
nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau
pengelolaan barang (produksi).
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan islam atau
istilah teknisnya disebut aktiva produktif. Aktiva produktif adalah
penanaman dana Bank Islam baik dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga Islam,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen
dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat wadiah.22
Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 25 UU Perbankan
Syariah, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu antara lain berupa transaksi bagi
hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang
mewajibakan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
21Muhammad Syafi’i Antonio,
Bank Syariah: Dari Teori dan Praktek….93.
22
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.23
Sedangkan pengertian proyek adalah Suatu proses kegiatan
investasi modal yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam jangka
panjang, dengan menggunakan berbagai sumber daya. Tujuannya untuk
menghasilkan suatu produk dan atau jasa (Tangible dan Intangible Goods) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan hasil tersebut
diharapakan akan memberikan benefit/manfaat dimasa-masa datang kepada pemilik sumberdaya modal selama masa jangka waktu periode
tertentu. Proyek dapat juga didefinisikan sebagai usaha
sementara,temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus
dengan waktu pelaksanaan yang tegas.24
Dengan pembiayaan proyek merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris project finance. Pembiayaan proyek adalah salah satu bentuk pembiayaan perusahaan yang mempunyai ciri khas tersendiri serta teknik
pendanaan yang unik. Ciri khas pembiayaan proyek adalah pembiayaan ini
diperuntukkan bagi proyek-proyek berskala besar, seperti proyek
pertambangan, pengeboran minyak dan pelabuhan/bendadara. Adapun
keunikan pembiayaan proyek ini adalah sumber pelunasan pinjaman
berasal dari cash flow perusahaan atau proyek yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan proyek itu sendiri.25
23
A. Wangsawidjaja Pembiayaan Bank Syariah….249.
24
Pengertian proyek, diakses pada 17 Desember 2016 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Proyek#cite_note-2
25
Menurut Surnayo, yang mengutip dari Peter Nevitt, bahwa
pembiayaan proyek sebagai suatu pembiayaan terhadap suatu unit
ekonomi tertentu di mana pihak pemberi pinjaman akan cukup puas
dengan mempergunakan cas flow dan earnings dari unit ekonomi tersebut sebagai sumber dana untuk pengembalian pinjaman untuk pembiayaan
proyek tersebut dan dengan menggunakan asset dari unit ekonomi tersebut
sebagai jaminan utang yang bersangkutan.26
Dengan demikian Pembiayaan proyek/project financing yaitu pembiayaan yang dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan untuk
membiayai suatu proyek, baik proyek Konstruksi, Proyek Penelitian dan
Pengembangan dan Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa
dengan membayar anggsuran sesuai dengan kesepakatan.
2. Macam-macam pembiayaan proyek
Macam-macam proyek Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa
dikasifikasikan antara lain sebagai berikut:
a. Proyek Konstruksi
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau
membuat produk fisik. Sebagai contoh adalah proyek pembangunan
jalan raya, jembatan atau pembuatan boiler.
b. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat
baru, atau penelitian mengenai ditemukannya bibit tunggal untuk suatu
26
tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial maupun
pemerintah. Setelah suatu produk baru ditemukan atau dibuat biasanya
akan disusul pembuatan secara missal untuk dikomersialisasikan.
c. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi
pemerintah.
Proyek ini bisa berupa:
1) Perancangan struktur organisasi
2) Pembuatan sistem informasi manajemen
3) Peningkatan produktivitas perusahaan
4) Pemberian training.27
d. Proyek Kapital
Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki criteria
tertentu untuk proyek kapital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan
dan kapital (istilah akuntansi) untuk investasi. Proyek kapital
umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian
material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi) dan
konstruksi pembangunan fasilitas produksi.28
3. Manfaat Pembiayaan Proyek
Pembiayaan proyek merupakan jenis pembiayaan yang semakin
populer dan disenangi di kalangan dunia usaha. Kepopuleran ini tidak
27
Budi Santoso, Manajemen Proyek: Konsep & Implementasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 5.
terlepas dari adanya beberapa kelebihan dan manfaat dari pembiayaan
proyek itu sendiri. Beberapa manfaat dari pembiayaan proyek adalah
sebagai berikut:
a) Sumber Pengembalian Pinjaman
Sumber penghasilan utama dari pembiayaan proyek adalah pendapatan
proyek itu sendiri. Pendapatan proyek inilah yang merupakan sumber
pengembalian pinjaman (loan) dan sekaligus keuntungan yang diharapkan oleh investor dari investasinya.
b) Membuka lapangan kerja
Melalui pembiayaan proyek, lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja
semakin terbuka, baik bagi tenaga kerja biasa maupun tenaga kerja ahli
dan terampil. Kebutuhan tenaga kerja ini dimulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan pembangunan proyek sampai dengan operasi proyek dan
manajemennya.
c) Sarana Alih Teknologi
Pembangunan dan operasional proyek yang dibiayai melalui
pembiayaan proyek sering kali menggunakan teknologi tinggi (high technology). Melalui pembiayaan proyek inilah dapat digunakan sebagai sarana untuk terjadinya alih teknologi (transfer of technology) bagi tenaga kerja setempat untuk meningkatkan pengetahuan dan
d) Memperbaiki Infrastruktur
Pembangunan dan operasional proyek yang dibiayai melalui
pembiayaan proyek tidak bisa lepas dari perlunya infrastruktur.
Melalui pembiayaan proyek inilah dimungkinkan akan terjadi
pembangunan dan/atau perbaikan infrastruktur, misalnya pembuatan
jalan masuk ke proyek, instalasi listrik dan jaringan telekomunikasi.
e) Sumber peningkatan pendapatan negara
Keberadaan dan kegiatan yang dilakukan oleh suatu proyek menurut
ketentuan Undang-Undang perpajakan dikenakan pajak. Pajak-pajak
yang harus dibayar oleh suatu proyek meliputi antara lain pajak bumi
dan bangunan, pajak penghasilan dan pajak penjualan. Berbagai pajak
tersebut merupakan sumber pendapatan penting bagi negara untuk
pembangunan.29
4. Prinsip-prinsip Pembiayaan Proyek
Prinsip pembiayaan ini disebut pula konsep 5 C. Pada dasarnya
konsep 5 C ini dapat memberikan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah. Prinsip pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Character
Penilaian karakter nasaba merupakan masalah yang cukup
kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik
individual maupun komunitas atas lingkungan usahanya. Pejabat
29
analisis dalam melakukan penilaian karakter debitur untuk perlu
memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut: kejujuran,
ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempramental,
kaku, membanggakan diri secara berlebihan dan sebagainya.30
Informasi lain yang juga yang sangat kursial untuk diketahui
adalah apakah calon debitur tersebut masuk dalam daftar orang tercela (DOT) atau daftar hitam. Untuk memperkuat data ini dapat dilakukan memelalui wawancara dan BI Checking.
b. Capacity
Kapasitas calon nasabah sangat penting untuk diketahui untuk
memahami kemampuan seseorang untuk membayar semua kewajiban
(ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit. Untuk membiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan
sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran
bulannya. 31
c. Capital
Analisa ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha
pemohon untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri
(own share). Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi proyek usaha yang didukung oleh modal sendiri. 32
30
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: zikrul Hakim, 2007), h. 153.
31
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….153.
32
d. Collaterar
Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan.33
Jaminan yang dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon
nasabah. Analisa yang dilakukan adalah meneliti kepemilikan jaminan
yang diserahkan, memperhatikan pengikatannya sehingga secara legal
Bank dapat dilindungi.
e. Condition of economy
Prinsip C terakhiradalah kondisi ekonomi yaitu berkaitan
secara langsung maupun tidak langsung. Seperti peraturan-peraturan
dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak pada
perekonomian secara regional, nasional dan internasional terutama
berhubungan dengan sektor usaha debitur.34
Selain dengan 5C dapat pula dilakukan dengan analisis
pembiayaan sebagai berikut:
Analisis pembiayaan adalah kegiatan yang menelaah
aspek-aspek penting dan patut diketahui dari nasabah yang akan dibiayai oleh
bank. Analisis pembiayaan dapat dilakukan secara kualitatif
berdasarkan data nonkeuangan dan data kuantitatif berdasarkan pada
data keuangan.
a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif terkait dengan data-data nonkeuangan
nasabah. Metode digunakan dengan membandingkan informasi yang
33
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….154.
34
ada dengan standar industry, sehingga resiko yang dapat dipahami.
Selanjutnya, bank dapat mengantisipasi terhadap resiko yang akan
timbul. Ruang lingkup yang dibahas dalam pembahasan berikut ini.
1) Aspek Manajemen, kemampuan nasabah dalam mengelola
usahanya dapat dilihat dari riwayat dan pengalaman nasabah,
bahkan kondisi keluarga sering kali menjadi faktor yang sangat
penting untuk diketahui, terlebih untuk usaha mikro dan kecil.
2) Aspek usaha, dilihat produksi atau pengadaan barang dalam
industri, aspek produksi ini meliputi proses pengadaan bahan baku,
proses menjadi barang setengah jadi sampai menjadi barang jadi
dan proses penyimpanan stok persediaan. Pengadaan barang
dagangan dan penyimpanannya adalah hal yang biasa ditemui pada
usaha perdagangan. Data yang dianilis seperti: pemasok, harga
bahan baku, kontinuitas pasokan bahan baku, hubungan dengan
buruh, kualitas pabrik dan mesin, produk perusahaan, pemasaran
dan aspek syariah dan legalitas.
b. Analisis Kuantitatif , analisis kuantitatif terbagi menjadi 4 bagian,
yaitu:
1) Analisis horizontal (tren)
a) Untuk membandingkan kinerja usaha nasabah pada periode
b) Rasio dan pos-pos penting laporan posisi keuangan- laba
rugi yang dibandingkan disesuaikan dengan kebutuhan
analisis, terutama untuk mengetahui rasio pertumbuhan.
2) Analisis Vertikal (Rasio)
Membandingkan di antara pos penting dalam laporan
keuangan dalam suatu periode tertentu. Pos pada laporan posisi
keuangan adalah rasio likuiditas dan leverage (solvabilitas), sedangkan pada laba rugi adalah rasio rentabilitas dan
efesiensi. Menggunakan cara, Rasio Likuiditas, Leverage rasio dan rentabilitas.
c. Analisis Arus Kas
Arus kas (cas flow) berupa pemasukan dan pengeluaran kas secara riil, sehingga dapat diketahui surplus atau defisitnya, serta
sumber-sumber kas yang ada. Analisis arus kas sangat diperlukan
dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil.
d. Analisis kebutuhan pembiayaan
a) Analisis konsumtif
b) Modal kerja
c) Pembiayaan investasi35
35
5. Skema Proses Pembiayaan dan Pembiayaan Proyek
Sumber: Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah36
Gambar 2.3: Skema Pembiayaan Proyek
Sumber: Dharma Firadiansyah, Staff AO SME Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati 37
Keterangan:
36
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….149.
37
1. Perusahaan Sejahtera mempunyai satu proyek kontruksi yang akan
dibangun senilai 8 M.
2. Dalam melakukan pembangunan proyek kontruksi PT Sejahtera tidak
dapat melakukannya sendiri, sehingga mengajak kerja sama dengan
Perusahaan PT Makmur (bidang Jasa) dengan modal dibayar dikahir
selesai proyek senilai 8 M.
3. Perusahaan Makmur menyetujui kerjasama tersebut, namun
perusahaan PT Makmur hanya mempunyai dana 2 M. dan PT
Makmur mengajukan pembiayaan kepada Bank BNI Syariah untuk
pembiayaan proyek sebesar 4 M.
4. Bank BNI Syariah menyetujui pembiayaan proyek dan memberikan
pembiayaan proyek kepada perusahaan PT Makmur senilai 4 M dan
menentukan bagi hasil.
5. Dana/modal 8 M dari perusahaan PT Sejahtera dan Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati dimasukan untuk modal pembangunan proyek.
6. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati berhak mengevaluasi seluruh
kegiatan proyek berlangsung sampai proyek berakhir.38
38
34
CABANG FATMAWATI
A. Sejarah Berdiri Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem
perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10
Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor
Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu
spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan
perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk
perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161
Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20
Payment Point. BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.39
Sedangkan kantor cabang Fatmawati berdiri pada tanggal 1 Maret 2001,
yang beralamat Jl. R.S. Fatmawati No. 30 C-D Cilandak Jakarta Selatan. usia
kantor cabang Fatmawati 14 tahun dengan jumlah jaringan 6 KCP dan 1 KK,
39
jumlah staff total 72 staff dan jumlah sales force sebanyak 20 ( SME AO, SO, SA, FA, Direct Sales).40
B. Visi, Misi, dan Budaya Kerja
1. Visi41 Bank BNI Syariah
“Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah”.42
2. Misi43 Bank BNI Syariah
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.44
3. Tata Kelola Perusahaan45
a. Budaya Kerja BNI Syariah
Budaya Kerja : Nilai–nilai (values) dan keyakinan (beliefs) yang
menjadi pedoman dalam berperilaku, yang dinilai penting bagi
kelangsungan suatu organisasi. Values – prinsip-prinsip yang diyakini
baik dan benar dalam menjalankan organisasi perusahaan. Beliefs hipotesa yang melandasi suatu paradigma, yang diyakini sebagai sesuatu yang
terbaik dalam menjalankan organisasi.
1) Amanah
Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasulullah SAW yang secara harfiah berarti “dapat dipercaya”. Dalam budaya kerja PT. Bank
BNI Syariah, amanah didefinisikan sebagai “menjalankan tugas dan
44
Visi dan Misi Bank BNI Syariah, artikel di akses pada 17 Januari 2016 dari:http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi
45
kewajiban dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh hasil
yang optimal”.
Nilai Amanah ini tercermin dalam perilaku utama insan PT.
Bank BNI Syariah:
a) Profesional dalam menjalankan tugas.
b) Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab.
c) Jujur, adil, dan dapat dipercaya.
d) Menjadi teladan yang baik bagi lingkungan.
2) Jama’ah
Jama’ah adalah perilaku kebersamaan umat Islam dalam
menjalankan segala sesuatu yang sifatnya ibadah dengan
mengutamakan kebersamaan dalam satu naungan kepemimpinan.
Dalam budaya kerja PT. Bank BNI Syariah, Jamaah didefinisikan sebagai “bersinergi dalam menjalankan tugas dan kewajiban”. Budaya
ini dijabarkan dalam perilaku utama :
a) Bekerja sama secara rasional dan sistematis.
b) Saling mengingatkan dengan santun.
b. Good Corporate Governance (GCG)46 PT Bank BNI Syariah
Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mengamanahkan untuk melaksanakan
suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional dan kewajaran.
BNI Syariah dalam rangka menjalankan amanah sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia tersebut, membentuk Pedoman Kebijakan
GCG (Good Corporate Governance) dalam rangka melindungi steakholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai atau etika yang
berlaku umum pada industri perbankan syariah.
BNI Syariah telah memiliki Pedoman Pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance) yang berdasarkan pada lima prinsip dasar yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibillity), profesional (professional), dan kewajaran (fairness), dimana ke lima prinsip dasar GCG (Good
46
Corporate Governance) tersebut sejalan dengan prinsip prinsip tata kelola perusahaan secara islami yang berdasarkan Persaudaraan
(ukhuwah) Keadilan (“adalah) Kemaslahatan (maslahah) dan Keseimbangan (tawazun).
Pedoman pelaksanaan GCG(Good Corporate Governance) tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank
BNI Syariah dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh unit
organisasi baik di kantor pusat maupun kantor cabang dalam rangka
menambah nilai ekonomi bagi Pemegang Saham dan stakeholders, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum
pada industri perbankan syariah dan kode etika BNI Syariah.
Adapun Pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance) pada BNI Syariah diimplementasikan antara lain dengan :
1) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris.
2) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi.
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.
4) Pelaksanaan dan tugas DPS.
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa.
6) Penanganan benturan kepentingan.
8) Penerapan fungsi Audit Intern.
9) Penerapan fungsi Audit ekstern.
10)Batas Maksimum Penyaluran dana, dan
11)Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BNI syariah serta
pelaporan GCG (Good Corporate Governance )47
C. Struktur Organisasi
Gambar: 3.1: Struktur Organisasi BNI Syariah
Dan struktur organisasi BNI Syariah KC. Fatmawati ,terlampir lampiran 1.
D. Produk - Produk Bank BNI Syariah
BNI Syariah menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan
nasabah, mulai dari individu, usaha kecil, hingga institusi, dilengkapi dengan
kemudahan, fleksibilitas dan fasilitas untuk kenyamanan dan kemudahan nasabah.
Apapun segala kebutuhan mulai dari produk pembiayaan, produk investasi,
produk simpanan, dan jasa-jasa perbankan lainnya. BNI Syariah memberikan
secara profesional dengan prinsip syariah dan di bawah pengawasan Dewan
Pengawas Syariah dan Bank Indonesia. Bank BNI Syariah mempunyai dua
macam produk, yaitu prodok pendanaan (Funding) dan pemmbiayaan (Lending).
Adapun produk pembiayaan di Bank BNI Syariah sebagai berikut:48
Tabel. 3.1: Produk Hasanah Card
HASANAH CARD
Definisi Kartu Pembiayaan dengan fungsi seperti kartu kredit dengan akad syariah dan penggunaan sesuai dalam prinsip syariah
Akad Kafalah, Qard dan Ijarah.
Hanya dapat digunakan untuk transaksi sesuai tuntunan syariah
Diterima diseluruh dunia dengan merchant berlogo MasterCard dan ATM bertanda Cirrus
Keunggulan Biaya ringan, bersifat tetap, tidak menggunakan sistem bunga
Fasilitas Executive Lounge di Bandara yang bekerja sama dengan BNI
Kemudahan pembayaran tagihan melalui ATM
48
Smart Bill untuk pembayaran tagihan telepon, internet, dan PAM secaraauto debit tanpa biaya Dapat digunakan sebagai modal investasi usaha
Tabel 3.2: Griya iB Hasanah
GRIYA iB HASANAH
Definisi Pembiayaan konsumtif untuk membeli, membangun, merenovasi rumah/ruko atau membeli kavling siap bangun(KSB).
Akad Murabahah
Keunggulan Proses mudah dan sesuai prinsip syariah
Margin kompetitif
Angsuran tetap sampai lunas
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.3: Flexy iB Hasanah
FLEXI iB HASANAH
Definisi Pembiayaan Konsumtif bagi pegawai perusahaan atau instans iuntuk pembelian barang atau penggunaan jasa sesua isyariah
Akad Murabahah dan Ijarah
Keunggulan Proses mudah dan sesuai prinsip syariah
Margin kompetitif
Angsuran tetap sampai lunas
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.4: Emas iB Hasanah
EMAS iB HASANAH
Definisi Pembiayaan dengan penyerahaan hak penguasaan atas emas (lantakan dan atau perhiasan) sesuai prinsip syariah
Akad Rahn, Qard dan Ijarah
Keunggulan Proses mudah dan sesuai prinsip syariah
Pembiayaan maksimal 80% dari nilai taksir emas
maksimum 2 kali
Barang agunan aman karena di asuransikan
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.5: Usaha Kecil iB Hasanah
USAHA KECIL iB HASANAH
Definisi Pembiayaan Produktif untuk pengembangan usaha produktif yang feasible guna memenuhi kebutuhan modal usaha/investasi sesuai syariah.
Akad Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah
Keunggulan Prosesmudahdansesuaiprinsipsyariah
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.6: Multiguna iB Hasanah
MULTIGUNA iB HASANAH
Definisi Pembiayaan Konsumtif untuk pembelian barang dengan disertai agunan dan sesuai prinsip syariah.
Akad Murabah
Keunggulan Proses mudah dan sesuai prinsip syariah
Margin kompetitif
Angsuran tetap sampai lunas
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.7: Multijasa iB Hasanah
MULTIJASA iB HASANAH
Definisi Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa di maksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang di haramkan Syariah Islam.
Keunggulan Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.500 Juta.
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
Uang muka ringan.
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Tabel 3.9: Wirausaha iB Hasanah
WIRAUSAHA iB HASANAH
Definisi Pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Akad Murabahah, musyarakah dan mudharabah
Keunggulan Proses mudah dan sesuai prinsip syariah
Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah
Tabel 3.10: CCF iB Hasanah
CCF iB HASANAH
Definisi Pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, danTabungan yang diterbitkan BNI Syariah.
Akad Murabah dan multijasa
Keunggulan Memberi kemudahan kepada nasabah yang mempunya iSimpanan Rupiah ataupun Valas USD untuk memperoleh pembiayaan dengan cara cepat.
Maksimum pembiayaan sebesa r90 % (untuk Simpanan Rupiah) dan 60% (untuk Simpanan Valas USD) dari jumlah nominal Deposito/Tabungan/Giro atas nama yang dijaminkan.
Pembayaran angsuran dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Tabel 3.11: Tunas iB Hasanah
TUNAS iB HASANAH
Definisi Pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun belum bank able dengan prinsips yariah
Akad Murabahah , musyarakah dan mudharabah
Keunggulan Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
Jangka waktu pembiayaan tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk pembiayaan modal kerja dan 5 (lima) tahun untuk pembiayaan investasi.
Plafond pembiayaan minimal Rp. 5 Juta dan maksimum Rp. Rp. 500 Juta.
Pembayaran angsuran dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Sedangkan produk pendanaan antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.12: Tabungan iB Hasanah
TABUNGAN iB HASANAH
Definisi Bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dalam mata uang Rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
Akad Mudharabah Muthalaqah
Jenis Intensif Bagi Hasil dengan Nisbah 40%(Nasabah) : 60% (Bank)
Keunggulan BNI Syariah Card Gold sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM (ATM BNI, ATM Bersama, ATMLink, & Cirrus) dan kartu belanja (DebitCard) di merchant berlogo Master Card diseluruh dunia.
Fasilitas Executive Lounge diBandara yang bekerja sama dengan BNISyariah
Pembukaan rekening otomatis berinfaq Rp500,-
Detail mutasi transaksi pada buku tabungan
SMS notifikasi
Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan