• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungana antara sikap terhadap produk elektronik cina dengan keputusan membeli pada konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungana antara sikap terhadap produk elektronik cina dengan keputusan membeli pada konsumen"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Sikap Terhadap Produlk Elektronik

Cina dengan Keputusan Membeli pada IKonsumen

Disusun oleh: Deny Cahyo Sejati

103070029086

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyarntan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Fakultas Psikologi

(2)

Hubungan antara Sikap Terhadap Produk Eiektronik

Cina dengan

tCeputusan Membeli

pada

i'Consumen

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

DENY CAHYO SEJATI NIM: 103070029086

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi T Yunita Faela Nisa. M. Psi. Psi NIP. 1e;o 368 748

FAKUlTAS PSIKOL.OGI

UNIVERS!T AS ISL.AM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULL.AH

JAKARTA

(3)

PENGESAIHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA Sil<AP TERHADAP PRODUK ELEKTRONIK CINA DENGAN KEPUTUSAN MEMBEU PADA KONSUMEN te!ah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mempernleh gelar Sarjana Psikologi.

.Jakarta,

20

Juni

2008

Sidang Munaqasyah

Dra. Net Hartati, M.Si NIP.1 215938

Abdul Rahman S NIP. 150 29

Pembimbing I

.Si

Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi T

Anggota

Sekretaris m・イセdセォ。ー@ Anggota

(J

[セ@

Dra. Zahrotun . a ah, M.Si NIP.150 38 773

Penguji Ii

c_セセセ@

Ors. Sofiandy Zakaria. !vi.Psi T

Pembimbing

ii

GサセセセMMMG@

(4)

Xegagalan Eufian(afi 6erarti 6aiiwa liita te(aJi me(afiulian !iesaUifian;

Se6enarnya itu adaUifi lie6erfiasi(an kita yang tertunaa.

Xegaga(a:n 6ulian 6erarti 6aiiwa liita tidali 6erliasi( meUiliulian sesuatu; Ku

se6ena:rnya 6erarti 6afiwa liita teli:rfi memyeli:rjari sesuatu.

Xegagali:rn Uaali Vセイ。イエゥ@ 6aiiwa kita te(afi 6er6uat suatu lie6oaofian; iエQセ@

se6enarnya menunjulikan 6afiwa kita culiuy 6erani mefaliulia:n yerco6aan.

Xegagaran tidal?. 6erarti 6afiwa liita 6erfienti; !tu Eera:rti 6afiwa kita fiarus

meli:rliulian fa&i aengan cara 6erEeaa.

Xegagali:rn tufak 6erarti 6afiwa kita fian1s menyerali; T'etayi liita fiarus

menco6a (e6ifi giat li:rgi.

Xegaga(an tWali ヲゥ。イオNセ@ memEuat kita merasa malil; :Karena itu

menunjulifian Eafiwa kita tefali 6erani menco6a.

XegagaUin ada(afi anugerafi, 6agi manusia yang ingin ten.is 6efajar ...

7.\jlrya setferliana ini

dipersem6afi/i,gn tenmt11/(,:

Jlyaliall{{a aan I6untfa serta

li,al(,al(,tfan adifi.::adil(,l(,u

(5)

(A) Fakultas Psikologi (B)Juni2008

(C) Deny Cahyo Sejati

ABSTRAKSI

(D) Hubungan antara Sikap terhadap Prociuk Elektronik Cina dengan Keputusan Membeli pada Konsumen

(E) xvi + 78 Halaman

(F) Era perdagangan bebas saat ini memicu membanjirnya produk-produk Cina masuk ke Indonesia. Salah satu produk yang ramai ditemukan di pasaran adalah produk elektronik Cina. Prociuk yang dikenal murah dan berfitur lengkap menjadi alternatif pilihan bagi konsumen dalam

memenuhi kebutuhannya. Namun keputusan membeli produk tersebut tergantung dari bagaimana konsumen menyikapinya. Menurut Shiffman dan Kanuk (2000), keputusan membeli adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, atau memilih antara merek X atau merek Y. Sedangkan sikap adalah predisposisi dari hasil pembelajaran tentang suka atau tidak suka yang proses pembelajarannya melalui pengalaman serta informasi yang diterima. lnformasi yang

diterima akan dievaluasi berdasarkan pengalaman yang ada. Dari hasil evaluasi tersebut akan mengerahkan individu dalam pengambilan

keputusan perilaku apa yang akan dilakukan (Schiffman & Kanuk, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap l<ensumen terhadap produk elektronik Cina dennan keputusan membeli. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling yang bersifat accidental, N=100 dari populasi konsumen toko elektronik kawasan pusat elektronik Glodok Jakarta.

(6)

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah menjadikan segalanya menjadi indah dan mudah. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan pengikutnya yang telah membawa kita dari masa kegelapan menuju cahaya.

Skripsi ini berisi tentang penelitian hubungan antara sikap terhadap produk elektronik Cina dengan keputusan membeli pada konsumen. Di mana

responden yang diambil dalarn penelitian ini adalah konsurnen toko elektronik kawasan pusat elektronik Glodok. Dalam penelitian ini penulis rnenggunakan tehnik korelasi point biserial dalam pengujian hipotesisnya.

Tujuan penulis menulis skripsi adalah sebagai pengaplikasian ilmu-ilmu yang telah penulis dapat selama menuntut ilmu di Fakultas Psikologi Universitas · . Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan semoga ini mimjadi ilrnu yang

berguna bagi masa depan penulis kelak.

(7)

yang telah tulus memberikan bantuan, yang sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. lbu Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si, Oekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj.

Zahrotun Nihayah, M.Si., Pembantu Oekan bidang akademik, Bapak Abdul Rahman Saleh, M.Si., Pembantu Oekan bidang kemahasiswaan, serta Bapak Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi. T, selaku dosen pembimbing akademik.

2. Juga kepada Bapak Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi. T, selaku pembimbing I, yang telah berkenan meluangkan waktLJ, pikiran dan tenaganya serta dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. lbu Yunita Faela Nisa, M. Psi. Psi, selaku pembimbing II, yang banyak

dipusingkan dengan bimbingan skripsi dan dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya1 yang 「・イュ。ョヲ。。セ@

(8)

5. kepada pihak perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas buku-bukunya yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada seluruh responden yang berkenan meluangkan waktunya untuk membantu proses p<melitian penulis

6. Seluruh keluarga besarku yang aku cintai dan aku sayangi. Bapak,

mamah, adik-adikku: Ayo dan lcha, kakaku: mas Azzam dan kakak iparku teh Nida, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan serta doa yang tak pernah putus.

7. Untuk semua sahabat-sahabat yang begitu peduli dan selalu memberikan dukungan serta doa, sehingga membuatku kuat dalarn rnenghadapi segala kesulitan hidup. Indra, Badru, Budi Kusworo, Jamali, Fajar dan Nung, Fadli, Ade Hartin, Ina, Lucky, lndah dan Fiqih (you still my best

friend:;!), serta sahabat-sahabat di kelas C dan di LOK Komda Psi, dan

teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2003 dari kelas A sampai D, yang telah banyak membantu kritik serta saran untuk skripsi ini.

8. Untuk penghuni Gayo Royal Park Community atas kesediaannya

(9)

teman-teman di Die Puppe Deutsch Sprach Klub atas dukungan dan semangatnya.

9. serta untuk semua orang-orang yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu yang telah mengisi jatuh bangunnya hidupku. Terutama untuk "The Special One".

Bogar, 18 Juni 2008

(10)

DAFTAR ISi

Halaman Judul

Halaman Persetujuan... ii

Halaman Pengesahan... iii

Motto... iv

Dedikasi ... iv

Abstrak... v

Kata Pengantar .. ... .... .. .... .... .. . .... .... .. ... . . . ... .... .. ... ... .. .... ... ... .. ... vii

Daftar lsi .. ... ... ... ... .. .... ... ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Grafik ... ... ... ... .. .. ... ... ... ... ... .. xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar L.ampiran ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-14 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... 11

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah ... 12

I . 3.1. Batasan Masalah ... 12

1.3.2. Rumusan Masalah ... 13

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.4.1.Tujuan Penelitian ... 13

1.4.2. Manfaat Penelitian ... 13

1.5. Sistematika Penulisan ... 13

BAB2 KAJIAN TEORI

15-48

2.1. Keputusan Membeli. ... 15

2.1.1. Pengertian Keputusan Membeli ... 15

(11)

2.1.3. Peran lnciiviciu cialam Keputusan Ptombelian ... 23

2.1.4. Tipe Perilaku Pembelian ... 23

2.1.5. Proses Keputusan Membeli ... 26

2.2. Sikap tentang Prociuk Elektronik Cina ... 31

2.2.1. Pengertian Sikap ... 31

2.2.2. Komponen-komponen Sikap ... 32

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Sikap ... 33

2.2.4. Aspek-aspek sikap ... 36

2.2.5. Pengertian Prociuk ... 38

2.2.6. Klasifikasi Prociuk ... 40

2.2.7. Atribut Prociuk ... 43

2.2.8. Sikap tentang Produk Elektronik Cina ... 44

2.3. Kerangka Berpikir ... 45

2.4. Hipotesis ... 48

BAB3 METODOLOGI PENELITIAN 49-62 3.1. Pendekatan cian Metocie Penelitian ... 49

3.1.1. Pendel<atan Penelitian ... 49

3.1.2. Metocie Penelitian ... 48

3.2. Definisi Variabel cian Operasional Variabe'.I ... 50

3.2.1. Definisi Variabel ... 50

3.2.2. Definisi Operasional variabel ... 50

3.3. Subyek Penelitian ... 52

3.3.1. Populasi dan Sampel. ... 52

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel ... 53

3.4. Pengumpulan Data ... 53 .

(12)

BAB4

BABS

3.4.1.2. lnstrumen sikap tentang produk elektronik Cina54

3.4.2. Tehnik Uji lnstrumen Penelitian ... 56

3.4.3. Hasil Uji lnstrumen Data ... 58

3.5. Tehnik Analisis Data ... 60

3.6. Prosedur Penelitian ... 62

PRESENTASI DAN ANALISA DATA 63-71 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 63

4.1.1. Gambaran Umum Berdasarkan Pemghasilan ... 63

4.1.2. Gambaran Umum Berdasarkan sセ[ッイ@ Skala Sikap .. 64

4.1.3. Gambaran Umurn Berdasarkan k・セーオエオウ。ョ@ membeli ... 65

4.1.5. Gambaran Umum Berdasarkan Skar Skala Sikap dan Keputusan Membeli ... 66

4.2. Presentasi Data ... 67

4.2.1. Uji Persyaratan ... 67

4.2.1.1. Uji Normalitas ... 67

4.2.1.2. Uji Homogenitas ... 68

4.2.2. Uji Hipotesis ... 70

DISKUSI DAN SARAN 72-76 4.3. Kesimpulan ... 72

5.1. Diskusi ... 72

5.2. Saran ... 74

5.2.1. Saran Teoritis ... 75

5.2.2. Saran Praktis ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFT AR TABEL

3.1. Blue Print Skala keputusan membeli.. ... 54

3.2. Blue Print Skala Sikap tentang Prociuk Elektronik Cina ... 56

3.3. Blue Print Hasil Try out Skala Sikap tentang Prociuk Elektronik Cina

... 59

3.4. Blue Print Skala Sikap Konsumen tentang Prociuk Elektronik Cina Pasca Try out ... 60

4.1. Kategori subyek penelitian berdasarkan penghasilan perbulan ... 63

4.2. Kategori subyek penelitian berdasarkan Sikap ... 64

4.3. Kategori Subyek Penelitian Berdasarkan Keputusan Mernbeli ... 65

4.4. Kategori Berdasarkan Skor Skala Sikap cian Keputusan Membeli .. . ... 66

4.5. Uji Homogenitas ... 69

(14)

DAFT AR GRAFIK

(15)

DAFT AR GAMBAR

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. latar

Belakang Masala.h

Pada era perdagangan bebas saat ini, batasan-batasan perdagangan rnenjadi semakin tipis. Seperti dikatakan salah satu guru pemasaran Asia, Kehnichi Ohmae, bahwa dunia akan rnenjadi borderless world. Setiap negara bebas untuk memasarkan produknya ke negara lain (Yoki, 2007).

Pembatasan ekspor yang sebelurnnya berdasarkan kuota yang diberikan negara per.gimpor sudah tidak belaku lagi. Terbukanya pasar yang lebih luas juga dimungkinkan dengan adanya perjanjian multilateral seperti INTO (World

Trade Organizations), GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), dan kerja sama regional AFTA (Asean Free Trade Area). Hal inilah yang

rnenyebabkan ger.carnya produk-produk elektronik Cina mernasuki pasar ekspor di banyak negara. Produk-produk Cina ini tidal< hanya rnasuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga mampu menernbus negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa.

(17)

elektronik Cina jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga produk-produk elektronik branded {bermerek) asal Jepang, Korea ataupun Eropa.

Menurut Yulian (2005), krisis moneter yang mendera Indonesia sejak tahun 1997 hingga saat ini dipandang oleh industri elektronik Cina sebagai pasar yang potensial. Jepang yang sebelumnya merupakan market leader

di sektor industri elektronik ini menjadi kedodoran, karena diferensiasi yang ditembakkan oleh industri Cina adalah harga yang notabene masih

merupakan pilihan utama bagi masyarakat kita sebelum membeli.

Potensialnya market elektronik di Indonesia, dapat dilihat dari kalkulasi

(18)

Pedagang barang elektronik pasar Glodok, Adi Candra (2006) mengatakan, di Jakarta selama empat bulan terakhir penjualan produk elektronik buatan Cina rata-rata meningkat sekitar 20-30 persen per bulan. Naiknya nilai

penjualan tersebut karena selain berharga murah, modelnya juga bermacam-macam.

Kenyataan lain di pasaran elektronik, yaitu banyaknya muncul produk elektronik dengan merek dan kualitas yang hampir sama, namun harganya lebih murah bila dibandingkan dengan produk elektronik ョセァ。イ。@ asal. Seperti,

ada blander dengan merk Nasional dengan bentuk yang sama dan kualitas yang tidak jauh berbeda, namun memilki harga jual yang jauh lebih murah dibandinglmn dengan harga blander merk National buatan Jepang. Atau adapula yang mirip dengan merek terkenal seperti Sony, Polytron dan Panasonic yaitu Sunny, Poltron, Pan Sonic. Bahkan modelnya pun dibuat mirip.

(19)

Kini, produk elektronik Cina bukan hanya berkisar produk-produk kebutuhan rumah tangga. Namun sudah merambah pada produk-pmduk tel<nologi informasi. Jumlah pendudul< Cina yang mencapai 1,3 milliar, merupal<an pangsa pasar yang potensial bagi perusahaan-perusahaan multinasional untul< menanaml<an investasinya. Tidal< heran jil<a 3 ral<sasa produsen ponsel Nokia, Motorola dan Samsung melal<ukan assembling pmduk merel<a di Cina. Bahl<an Nokia sendiri membangun pabril<nya di Cina.

Di Cina sendiri terdapat 17 perusahaan, dan sudah ada i:i4 perusahaan dari Negara asing mendapatl<an lisensi untul< memprodul<si ponsel dan membuat pabrik di Cina. Menurut Huang Zhaohui, Chairman of Shenzhen Transit Communication Equipment Limited seperti dil<utip dari Shenzhen Daily,

perusahaan yang ada di Shenzen mampu menghasill<an 90% l<omponen ponsel. Hal ini dinilai masul< al<al !<arena biaya produl<si di Cina memang lebih murah (Ardietna, 2007).

(20)

akal karena sarana dan prasarana untuk memproduksi p<lnsel sudah tersedia dengan lengkap di Cina.

Hadirnya produk elektronik dari Cina yang berharga murah di pasaran elektronik Indonesia, mer.jadi sebuah pilihan alternatif bagi para konsumen. Meski harganya murah, namun juga dapat memenuhi keiJutuhan konsumen sama seperti produk-produk dari Jepang dan lainnya. Hal ini menjadi menarik dibahas, karena satu sisi produk elektronik Cina memiliki atribut harga yang menguntungkan konsumen, namun sisi lain atribut kualitas dari produk elektronik Cina juga masih perlu dipertanyakan. Lalu bag:aimanakah konsurnen meresponnya, hal itu tentunya bergantung pada bagaimana konsumen mensikapi produk tersebut hingga menghasill:an sebuah keputusan membeli.

Adapun oengertian keputusan membeli itu sendiri adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, memilih antara merek X atau merek Y, atau memilih membelanjakan barang A atau barang 8, maka individu tersebut dapat dikatakan dalam keadaan proses mengambil keputusan (Schiffman dan Kanuk, 2000)

(21)

adalah faktor budaya yang terdiri dari subbudaya dan kelas sosial. Faktor sosial yang terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran serta status. Faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi

ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Dan faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap.

Jadi dalam mengambil keputusan membeli produk elektronik Cina, faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi konsumen. Seperti misalnya faktor-faktor pribadi yang terdiri dari dari umur dan tahap siklus hidup. Semaldn berkembang dan bertambahnya umur, tentu saja semakin besar pula kebutuhan yang

diperlukan oleh konsumen. Apalagi jika sudah memasuki tahapan berkeluarga, ini tentunya barang-barang kebutuhan rumah tangga akan menjadi ha! yang utama untuk dipenuhi.

Namun dalam memilih barang-barang yang ingin dibeli, faktor pribadi lain seperti situasi ekonomi dan gaya hidup konsumen, sangat mempengaruhi pilihan alternatif µroduk yang akan dibelinya. Tentu situasi ekonomi

konsumen yang rendah akan berbeda dalam memilih alternatif produk dibandingkan dengan konsumen yang memiliki situasi ekonomi yang tinggi.

(22)

psikologi utama ini yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, keterkaitannya dapat digambarkan sebagai berikut.

Diawali dengan faktor Motivasi, yang dimana asal katanya dari Motif (dorongan), dapat digambarkan sebagai kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Dari motivasi tersebut, maka seseorang akan siap untuk bertindak. Dalam mengambil tindakan, seseorang akan dipengaruhi oleh ー・セイウ・ーウゥョケ。@

mengenai situasi yang dialaminya. Sedangkan persepsi itu adalah proses menyeleksi, mengatur, dan rnenginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Saat seseorang bertindak, maka secara otomatis ia akan belajar, pembelajaran itu akan rnenunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman yang dialaminya.

Melalui tindakan dan pernbelajaran tersebut, orang akan mendapat keyakinan dan sikap, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembelian dalam hat ini adalah keputusan membeli. Keyakinan itu adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkari sikap

menggambarkan evaluasi, perasan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap obyek atau ide. Sikap

(23)

menyukai sesuatu yang kemudian dapat mendekatkan atau menjauhkannya terhadap hat tersebut.

Dalam studi mengenai perilaku konsumen, sikap ュ・イオー。セZ。ョ@ konsep yang penting karena sikap dapat meramalkan perilaku konsum13n. Dalam sebuah teori hierarki pengambilan keputusan yang diungkapkan oteh Mowen dan Minor (2002), menyatakan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan membeli pertama-tama konsumen membentuk kepercayaan tentang sebuah obyek, kemudian mengembangkan afeksi terhadap obyek tersebut, dan akhirnya melakukan beberapa perilalrn relatif terhadap objek tersebut (misalnya, pembelian sebuah produk). Pola ini disebutjuua hierarki

pembelajaran standar (standard learning hierarchy) atau disebutjuga hierarki dengan keterlibatan tinggi (high-involvement hierarchy).

Keterlibatan didefinisikan sebagai situasi motivasi yang berasal dari tingkat kepentingan pembelian yang melekat pada konsumen. Semakin tinggi keterlibatan dalam keputusan meinbeli, maka konsumen cenderung terlibat dalam pencarian informasi yang ekstensif, hingf1a membentuk kepercayaan yang besar terhadap semua altematif produk. Selain itu konsumen juga melakukan evaluasi dan membandingkan alternatif tersebut. Melalui aktivitas

(24)

Formasi sikap konsumen dengan keterlibatan tinggi ini dapat diuraikan dengan model multiatribut (multiattribute models). Model··model ini

mengidentifikasikan bagaimana konsumen mengkombinasikan kepercayaan mereka tentang atribut produk untuk membentul< sikap terhadap berbagai &lternatif merek, korporasi, atau obyek lainnya.

Model multiatribut mengasumsikan bahwa konsumen m(mggunakan

pendekatan hierarki keterlibatan tinggi di mana kepercayaan mengarah pada formasi sikap, yang selanjutnya mengarah pada perilaku pembelian.

Jadi sikap yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan membeli produk elektronik Cina, dapat dilihat dari keterlibatan konsumen dalam melakukan pembelian, semakin terlibat konsumen tersebut maka semakin besar kepercayaan konsumen pada procluk sehingga semakin besar pula peluang sikap untuk menjadi perilaku pembelian.

(25)

1. Kepercayaan utama. Adalah kepercayaan terhadap a1tribut obyek yang di

aktivasi ketika seseorang sedang mengevaluasi sikap terhadap sebuah

objek. Kepercayaan utama bisanya memperhatikan atribut yang pentin9 bagi konsumen. Contoh: seorang konsumen ingin meimbeli produk elektronik yang berharga murah.

2. Kekuatan kepercayaan. Adalah tingkat kepercayaan lwnsumen terhadap obyek yang memiliki atribut yang diinginkannya. Contoh: konsumen meyakini bahwa produk elektronik yang akan dipilihnya merupakan harga yang paling murah.

3. Evaluasi terhadap setiap atribut utama. Peringkat evaluasi ini memberikan penilaian tentang kebaikan dan keburukan atribut utarna. Contoh:

konsumen mengevaluasi produk elektronik yang murah tersebut. Satu sisi produk itu dapat ia beli dengan harga yang rendah, tapi sisi yang lain konsumen juga mengevaluasi apakah harga yang rendah tersebut juga memilki kualitas yang baik, atau fasilitas yang memadai.

Berdasarkan fenomena dan beberapa teori di atas dapat diasumsikan bahwa, produk elektronik Cina yang berharga murah serta fiturnya tidak kalah

(26)

keterlibatan itu, maka konsumen cenderung terlibat dalam pencarian informasi yang ekstensif terhadap produk tersebut, sehingga sikap yang dimiliki konsumen dapat dijadikan dasar dalam mengambil keputusan membeli produk elektronik Cina.

·1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsumen mensikapi hadirnya produk elektronik dari Cina?

2. Apakah produk elektronik Cina yang tergolong lebih rnurah dapat menjadi alternatif bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya?

3. Apakah ada pengaruh sikap terhadap keputusan membeli produk elektronil< Cina pada konsumen?

4. Apakah sikap terhadap produk elektronik Cina yang berbeda (positive atau negative) pada konsumen akan menunjukan keputusan yang berbeda-beda pula dalam membeli produk elektronik tersebut? 5. Apakah ada hubungan antara sikap terhadap produk elektronik Cina

(27)

1.3.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap produk elektronik Cina dengan keputusan membeli pada l<0nsumen?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap konsumen terhadap produk elektronik Cina dengan keputusan membeli.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu psikologi konsumen. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai tambahan khazanah teori-teori yang dapat dipakai mahasiswa Psikologi di

kemudian hari.

1.li. Sistematika Penulisan Skripsi

(28)

dikeluarkan oleh APA (American Psychological Association). Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lirna bab, meliputi : Bab 1 : Pendahuluan

Bab2:

Bab

3:

Bab4:

Bab 5:

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Kajian Pustaka

Pada bab ini dibahas rnengenai, teori keputusan membeli, teori sikap tentang produk elektronik Cina, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian

Metodologi Penelitian

Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan dan metode penelitian, definisi variable dan operasional variable, subyek

penelitian, pengumpulan data, dan teknik analisis data. Presentasi dan Analisis Data

Presentasi dan analisa data terdiri dari gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, hasil uji validitas skala sikap dan skala keputusan membeli serta hasil uji reliabilitas. Uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis serta hasil utama penelitian

(29)

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Keputusan Membeli

2.1.1 Peng0rtian keputusan membeli

Dalam setiap pembelian, seseorang biasanya dihadapkan pada beberapa pilihan produk dengan berbagai macam tawaran dan fasilitas yang ada. Ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini akan terasa sulit untuk

menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli sehingga terdapat proses evaluasi alternatif dalam diri orang tersebut.

Dalam teorinya S:;hiffman dan Kanuk (2000) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, memilih antara merek X atau: merek Y, atau memilih rnernbelanjakan barang A atau barang B, rnaka individu tersebut dapat dikatakan dalarn keadaan proses mengarnbil keputusan.

(30)

dari proses yang dilakukan individu ketika dihadapkan pada situasi dan alternative tertentu untuk berprilaku dalam memenuhi kebutuhannya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan membeli adalah salah satu proses dimana seseorang dihadapkan pada banyak pilihan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dalam mengevaluasi beberapa pilihan prodt1k, sehingga seseorang dapat menentukan pilihan mereka, apakah akan

membeli atau tidal< membeli produk tersebut.

MenurL1t Griffin dan Ebert (2003), keputusan membeli didasarl<an pada motif rasional, motif emosional atau keduanya. Motif rasional mencangkup evaluasi logis atas sejumlah atribut produk: harga, kualitas dan kegunaan. Motif

(31)

h '1 '

merenung, "Mengqpa saya mengeluarkan banyak uang untuk barang-barang ini?"

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

m19mbeli

Menurut kotler (2000), keputusan membeli pada konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

1. Faktor Budaya, faktor ini terdiri dari :

Budaya. Hal ini merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling

mendasar. Budaya itu sendiri dapat diartikan sebagai serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipefajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi panting.

Sub-Budaya. Sub-budaya diartikan sebagai kelompok ()rang yang memilki

sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan

yang serupa. Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis yang serupa.

Ke/as sosial. Kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang

(32)

Go/ongan atas, Yang termasuk golongan ini antara lain: pengusaha-pengusaha l<aya, pejabat-pejabat tinggi.

Go/ongan menengah. Yang termasuk golongan ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

Golongan rendah. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, dan pedagang kecil.

Pembagian masyarakat ke dalam tiga golongan di atas bersifat relatif karean sangat sulit untuk dikuantitatifkan secara pasti. Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini adalah tingkat pendapatan, rnacam perumahan, dan lokasi tempat tinggal. Dalam kenyataannya masing-masing kelas mempunyai kebahagiaan sendiri-sendiri. Oleh karena itu kita tidak dapat selalu menganggap bahwa kelas atas lebih bahagia <1tau lebih superior daripada kelas menengah atau kelas rendah.

2. Faktor Sosial, faktor ini terdiri dari:

Ke/ompok acuan. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung ataupun tidak langsung dalam pembentukan sil\ap atau perilaku seseorang. Seseorang seringkali dipengaruhi oleh

(33)

Ke/uarga. merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga merupakan kelompok

acuan primer yang paling berpengaruh.

Peran dan status, yaitu posisi seseorang dalam tiap k13lompok. Peran terdiri dari atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan pengharagaan umum yang terhadap peran tersebut oleh masyarakat. Orang terkadang memilih produk yang menunujukan status

mereka di masyarakat.

3. Faktor Pribadi, keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi. Karakteristik tersebut meliputi:

Usia dan tahap siklus hidup. Sepanjang hidupnya, orang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya. Selera terhadap makanan, pakaian, perabotan, rekreasi sering terkait dengan umur. Pemb1slian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, yaitu tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga hingga menjadi matang. Pada tahap-tahap siklus keluarga

(34)

jender yang sama, orang tua tunggal, orang tua dengan cucu dan lainnya.

Pekerjaan. Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.

Seorang akuntan akan membeli perangkat komputer yang mempunyai spesialisasi mengerjakan program akuntan, sedangkan seorang desainer akan rnembeli perangkat komputer yang rnernpunyai spesialisai pada desain grafis.

Situasi ekonomi. Situasi ekonomi seseorang akan rnempengaruhi pilihan

produk. Seseorang yang rnembutuhkan pemutar VCD misalnya, dengan kondisi ekonominya yang sedang turun maka ia akan c:enderung memilih produk yang berharga lebih rendah yang sesuai dengan kondisi

ekonominya.

Gaya hidup. Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan

pekerjaan yan::i sama mungkin akan rnemiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hdup seseorang yang tergarnbarkan pada

psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utarna konsumen. Activities I kegiatan (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja . sosial), interest I minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opinions

(35)

Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia.

Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologis

yang menghasilkan tanggapan yang secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya didesi;ripsikan

berdasarkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, dominitas, sosialitas, otonomi, sifat pertahanan, kemampuan beradaptasi, dan agresivitas.

Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian, yaitu konsep diri (gambaran diri) seseorang. Dasar konsep diri adalah kepemilikan seseorang dapat menyumban!l dan

mencerminkan ke identitas diri mereka, itu seperti "karni adalah apa yang kami miliki." Untuk memahami perilaku konsumen, pernasar harus

mengerti hubungan antara konsep diri dan kepemilikan.

4. Faktor Psikologis, pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama, yaitu:

(36)

Persepsi, orang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana tindakan seseorang itu tepengaruh oleh persepsinya mengenai situasi tersebut. Sedangkan persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.

Pembelajaran. Saal seseorang bertindak, maka ia akan belajar. Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.

Keyakimin dan sikap. Melalui tindakan dan pembelajara1n, orang akan mendapat keyakinan dan sikap, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeiian. Keyakinan itu adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap

rnenggarnbarkan evaluasi, perasan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap obyek atau ide. Sikap rnenempatl<an seseorang ke dalarn kerangka pikiran rnenyukai atau tidak rnenyukai sesuatu yang kernudian dapat mendekatkan atau

(37)

2.1.3. Peran individu dalam keputusan membeli

Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan ッイ。ョセQ@ dalam rnengarnbil keputusan rnembeli yang sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Kottler (2000).

1. Pencetus: seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa

2. Pemberi pengaruh: seseorang yang pandangnnya atau sarannya mempengaruhi keputusan.

3. Pengambil keputusan: seseorang yang mengarnbil keputusan untuk setiap kornponen keputusan membeli-apakah membeli, tidak mebeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

4. Pembeli: orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5. Pemakai: seseorang yang mengkonsumsi atau mengunakan produk atau jasa yang bersangkut.

· 2.1.4. Tipe perilaku membeli

Kotler dan Amstrong (2004), mengungkapkan ada empat tipe perilaku

pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan di antara merek. Tipe perilaku itu adalah:

(38)

Perilaku membeli dimana konsumen berada dalam keterlibatan tinggi

dalam membflli dan mempunyai persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara merek.

Pada perilaku membeli ini konsumen harus mempelajari banyak hal . mengenai kategori produk apa yang al<an dibelinya. Misalnya, seorang

pembeli komputer mungkin tidak mengetahui atribut apa yang harus dipertimbangkan. Maka pernbeli itu akan melalui ーイッウゥセウ@ pembelajaran. Pertama mengembangkan keyakinan rnengenai produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pemilihan pembelian dengan penuh

pertimbangan.

2. Perilaku membeli tipe pengurangan disonansi

Perilaku membeli pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen

(39)

3. Perilaku membeli tipe kebiasaan

Perilaku membeli kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dan tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antarmerek. Contoh, minyak goreng. Konsumen memiliki keterlibatan yang rendah terhadap kategori produk itu. Mereka hanya pergi ke toko kemudian mengambil satu merek. Jika mencari merek yang

sama, itu hanyalah kebiasaan dan bukan karena kesetiaan terhadap merek tertentu. Keterlibatan rendah ini biasanya terjadi pada produk yang berharga rendah dan yang secara teratur dikonsumsi.

4. Perilaku membeli tipe pencarian variasi.

Perilaku membeli ini terjadi ketika konsumen berada dalam situasi dimana konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dalam

pembelian, tetapi juga mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus seperti ini konsumen sering l<ali berganti merek. Contoh, daiam pembelian makanan ringan (snack), seorang konsumen seringkaii memilih snack tanpa banyak evaluasi, namun l<emudian

(40)

Penggantian merek ini semata-mata terjadi l<arena variasi dan bukan karena ketidakpuasan.

2.1.5. Proses keputusan membeli

Kotler (2000), membagi tahap-tahap proses keputusan membeli menjadi lima tahapan yang terbagi atas pengenalan kebutuhan, pencarian infonnasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, perilaku pasca pembelian.

Gambar2.1

Proses Keputusan Membeli

Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian lnformasi

Evaluasi

Altematif Keputusan Membeli Perilaku Pasca Pembelian

a. Pengenalan Kebutuhan

Oalam tahap ini, konsumen merasakan adanya masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaannya yang aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan (situasi yang konsumen inginkan).

(41)

keputusan. Pengenalan kebutuhan tidak secara otornatis rnengaktifkan

suatu tindakan, karena kebutuhan yang dikenali harus cukup penting dan konsurnen percaya bahwa ia rnarnpu untuk mernenuhi kebutuhannya.

Terdapat beberapa faktor yang rnempengaruhi actual state dan desire state. Faktor yang rnernpengaruhi actual state adalah faktor internal dan eksternal. Internal seperti memiliki keinginan untuk membeli suatu produk,

dan faktor eksternal seperti iklan, informasi dari teman atau anggota keluarga. Sedangkan faktor yang mempengaruhi desire state adalah budaya, gaya hidup, dan reference group.

b. Pencarian lnformasi

Setelah mengidentifikasi masalah, konsurnen rnelakukan pencarian untuk mernperoleh inforrnasi mengenai produk. Pencarian inforrnasi ini terjadi karena termotivasi dari pengetahuan yang tersirnpan di dalam ingatan dan pernerolehan informasi dari lingkungan.

(42)

informasi dari sumber-sumber lain, seperti iklan, teman, atau sales person.

Menurut Engel, dkk (1994), jumlah dan jenis pencarian informasi yang dijalankan seseorang berbeda menurut kelas sosial, katagori produk dan s!tuasi. Kelas sosial terendah memilki sumber informasi yang terbatas dalam menyaring kesalahan informasi. Konsumen kelas pekerja biasanya sering menggunakan teman atau kerabatnya untuk informasl mengenai keputusan konsumsi. Sedangkan konsumen kelas m19nengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media, dan secara aktif terlibat di dalam pencarian eksternal dari media tersebut. Semakin tinggi kelas sosial sernakin besar akses kedalam informasi media.

Menurut Kotler (2000) Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber dan informasi tersebut dapat ditemukan melalui : • Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

• Sumber komersial (periklanan, kemasan, pamerari)

o Sumber public (media massa, organisasi penilai kcmsumen) o Sumber pengalaman (pengujian, penggunaan produk)

(43)

c. Evaluasi Alternatif

Berdasarkan informasi yang sudah terkumpul, konsurnen

membandingkan pilihan yang telah diidentifikasi seba9ai cara untuk dapat memecahkan masalah agar mendapatkan sebuah keputusan untuk

membeli. Ketika membandingkan pilihan suatu produk, konsumen membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatifyang dipertimbangkan.

Evaluasi aiternatif merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan dirinya

dengan cara mencari pilihan terbaik tentang produk yang diiklankan, seperti kualitas dan harga. Evaluasi alternatif ini dimulai dengan

pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan mengenai produk atau merek dan diikuti dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan pembelian. Evaluasi altematif ini digunakan oleh konsumen untuk membandingkan produk dan merek yang berbeda.

d. Keputusan membeli

(44)

keputusan membeli. Yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan.

1.

Sikap orang lain. Sejauhmana sikap orang lain dalam mengurangi alternatif yang disukai akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai oleh

konsumen, dan motivasi konsumen untuk memenul1i keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak diharapkan akan muncul untuk mengubah niat pembelian. Misalnya informasi tertentu yang be,rsumber dari lingkungan luar individu seperti orang-orang terdekatnya.

e. Perilaku pasca pembelian

(45)

2.2. Sikap terhadap Produk Elektronik Cina

Sebelum membahas mengenai sikap tentang produk elektroik Cina, maka

akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori sikap dan teori produk.

2.2.1. Pengertian sikap

Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam studi perilaku konsumen. Karena sikap dapat meramalkan perilaku konsumen.

Secord mendefinisikan sikap sebagai sebuah keteraturan seseorang dalam perasaan, pikiran dan predisposisi tindakannya terhadap suatu obyek di sekitarnya (Azwar, 2003).

Sikap didefinisikan juga oleh L. L. Thurstone, yaitu salah satu pencetus teori pengkuran modern adalah sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. (Mowen & Minor, 2002).

Sikap rnenurut Gerungan (2004) adalah pandangan atau perasaan terhadap objek tertentu yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sil<ap terhadap obyek tersebut.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), sikap adalah predisposisi dari hasil

(46)

melalui pengalarnan serta informasi yang diterima. lnformasi yang diterima akan dievaluasi berdasarkan pengalaman yang ada. Dari hasil evaluasi tersebut 。セ。ョ@ mengerahkan individu dalam pengambilan lKeputusan perilaku apa yang akan dilakukan

Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah pandangan atau perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu obyek yang didasari oleh pengalaman serta informasi yang sudah dievaluasi, sehingga memunculkan kecenderungan untuk memutuskan perilaku apa yang akan dilakukan sesuai dengan sikap terhadap obyek tersebut.

2.2.2. Komponen-komponen sikap

Schiffman dan Kanuk (2000) mengatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komponen kognisi

Komponen kognisi merupakan pengolahan informasi pengetahuan dan persepsi tentang obyek sikap. Pengetahuan dan informasi tentang objek sikap membentuk suatu kepercayaan yang mengarahkan kepada suatu perilaku.

(47)

Komponen afeksi merupakan emosi atau perasaan tEirhadap obyek sikap.

Yaitu perasaan suka atau tidal< suka, baik atau buruk, senang atau tidak senang terhadap obyek sikapnya.

3. Komponen konasi

Komponen ini merupakan kecenderungan untuk bertigkah laku. Dalam pemasaran dan penelitian tentang konsumen, komponen tentang konasi sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli.

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi komponen sikap

Pembentukan sikap pada seseorang tidak terjadi begitu :saja, melainkan terbentuk metalui proses, yaitu bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya maupun dengan individu lainnya. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah (Azwar, 2003):

a. Pengalaman pribadi

. Sesuatu yang telah dan sedang dialami akan membentuk dan

(48)

Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek merupakan proses yang kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang

bersangkutan, situasi dimana tanggapan itu terbentuk dan atribut atau ciri-ciri objektif yang dimiliki oleh stimulus.

Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut itu terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Karena ketika emosi dilibatkan penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Namun dari semua ha! di atas itu tidaklah

sesederhana itu karena suatu penglaman tunggal jarang sekali dapat menjadi pembentukan sikap.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain yang berada disekitar maupun salah satu di antara komponen sosial dapat ikut mempengaruhi sikap. Apalagi ketika seseorang yang berada disekitar itu dianggap penting bagi individu, seperti orang tua, teman dekat, guru, suami dan isteri.

c. Pengaruh kebudayaan

(49)

seberapa pun besarnya pengaruh kebudayaan terhadap sikap,

kepribadian individu yang telah mapan dan l<uatlah yang mendominasi sikap individual.

d. Media massa

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pemberian sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang dan kepercayaan orang.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai i;uatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian konsep moral dalam diri individu. Lembaga pendidikan dan keagamaan sangat menetukan sistem kepercayaan, dan konsep エセイウ・「オエ@ ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap suatu haL

Ketika terjadi sesuatu hal yang bersifat kontroversional, orang akan mencari i11formasi untuk dapat memperkuat posisi sikapnya. Dalam hal

(50)

f. Faktor pengaruh emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap

merupakan perasaan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlaku begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih bertahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari · oleh faktor emosional adalah prasangka.

2.2.4. Aspek-aspek Sikap

1. Sumber suatu sikap (Attitude origins)

menurut Baron dan Byrne (2005), faktor inilah yang ュeセュー・ョァ。イオィゥ@

bagaimana pertama kali sikap terbentuk. Bul<ti yang acla mengindikasikan

(51)

2. Kekuatan sikap (Attitude strenght)

Salah satu faktor yang paling penting dalam menentukari sikap menjadi sebuah perilaku adalah melibatkan apa yang disebut sebagai kekuatan sikap. Semakin kuat sik<lp tersebut, maka semakin kuat pula dampaknya pada tingkah laku (Baron & Byrne, 2005). Kuota kekuatan melibatkan beberapa faktor:

1. keekstriman atau intensitas dari sebuah sikap (seberapa kuat reaksi emosional yang berhasil dibangkitkan oleh objek sikap tertentu). 2. Kepentingan (sejauh mana individu peduli dan sec:ara pribadi

dipengarnhi oleh sikap tersebut).

3. pengetahuan (seberapa banyak individu mengetahui tentang objek tersebut)

4. kemudahan akses (semudah apa sikap tersebut diterima oleh akal sehat dalam berbagai situasi).

Penelitian mengindikasikan bahwa semua komponen ini rnemainkan peran dalam kekue.tan sikap yang saling berkaitan. Sebegitu pentingnya kekuatan sikap dalarn menentukan sejauh mana sikap berhubungan dengan tingkah

(52)

Menurut Krosnick (dalam Baron & Byrne,2005), seberapa penting sikap adalah sejauh mana individu peduli terhadap sikap tersebut. Satu penentu kunci dari kepentingan sikap adalah istilah yang disebut oleh psikolog sosial sebagai kepentingan pribadi (Vested Interest) yaitu sejauh mana sikap tersebut relevan dengan individu yang rnemilikinya, objtek, atau isu itu merniliki konsekuensi penting bagi orang tersebut. Hasil dari banyak penelitian menunjukan bahwa sernakin besar vested interest rnaka akan semakin kuat dampak sikap tersebut pada tingkah laku (Grano & Prislin, dalam Baron & Byrne,2005).

3. Kekhususan sikap (Attitude Specificity)

Yaitu sejauh mana sikap tersebut terfokus pada objek エeセイエ・ョエオ@ atau situasi dibandingkan dengan hal yang urnum (Fazio & Roskos dalam Baron & Byrne, 2005).

2.2.5. Pengertian produk

(53)

Dalam perencanaan sebuah produk terdapat tiga tingkatan. Tingkatan yang paling dasar adalah produk inti. Prociuk inti ini terdiri dari berbagai manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Contohnya sebuah camcorder, produk inti dari camcorderini adalah menangkap atau merekam kejadian-kejadian penting dalam hidup.

Lalu tingkatan keduanya adalah produk aktual. Prociuk aktual ini minimal memiliki lima sifat: tingkatan kualitas, frtur, desain, merek, dan kemasan. Contohnya, camcorder Sony merupakan produk aktuaL Nama, komponen, gaya, fitur, kemasan dan berbagai atribut lainnya yang telah dikombinasikan secara cermat sehingga mampu memberikan rnanfaat intinya.

(54)

konsumen tersebut mempunyai masalah atau pertanyaan mengenai produk Sony tersebut.

Dari l<etiga tingkatan tersebut, yaitu produk inti, produk aktual dan produk tambahan, dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Leyanan

[image:54.595.57.438.183.557.2]

sotelah penjualan

Gambar 2.2 Tiga Tingl<atan Prociuk

Na ma

mernk

Pomasangan

Kemason

"""'

iatau sa

inti

Tingkatan dosain kualitns

garansi

fitllf

dan kradit

2.2.6. Klasifikasi produk

_ Prociuk Inti

Produk aktual

Produk tambahan

(55)

1. Prociuk konsumen (consumer product).

Prociuk konsumen adalah semua prociuk yang ciibeli oleh konsumen akhir yang bertujuan untuk ciikonsumsi secara peribadi. Produk konsumen

meliputi:

Produk sehari-hari (convenience product). Yaitu prociuk konsumen yang dibeli oleh konsemen secara teratur, cepat, cian ciengan perbandingan dengan produk lain yang minimal, serta usaha untuk menciapatkan prnduk tersebut yang juga minimal. Contohnya: sabun, permen, koran, cian makanan cepat saji. Umumnya produk jenis ini mempunyai harga renciah, cian para pemasar harus menempatkan produk tersebut pacia berbagai lokasi, sehingga konsumen dengan mudah mendapatkan ketika menginginkannya.

Produk belanja (shopping product). Acialah barang yang frekuensi pembeliannya ticiak sesering prociuk sehari-hari, dan cialam

pembeliannya konsumen melakukan perbandingan ciengan produl< lain berciasarl<an l<ecocol<an, kualitas, harga, dan gaya. Ketika membeli ini, konsumen menggunakan lebih banyak wal<tu cian usaha dalam

mengumpulkan informasi dan membuat perbanciingan. Prociuk yang termasuk cialam kategori ini adalah perabot, pakaian, barang

(56)

- Prociuk khusus (specialty product). Acialah prociuk cian jasa konsumen yang mempunyai karakteristik cian identifikasi merek yang unik,

sehingga l<elompok pembeli yang cukup signifikan berseciia melakuka1t usaha pembelian yang khusus. Contohnya adalah mobil ciengan

spesifikasi merek dan tipe tertentu, peralatan fotografi berharga mahal, pakaian yang dibuat oleh perancang tertentu, dan lain-lain. Mobil Lamborghini merupakan contoh produk khusus karena pembeli biasanya bersedia pergi jauh untuk membelinya.

Prociuk yang tidak dicari (unsought product). Adalah produk konsumen yang konsumen tidak ketahui ataupun mengetahuinya, tetapi biasanya ticiak terpikirl<an untuk membeli prociuk tersebut. Contoh prociuk atau jasa yang ciiketahui dan merupakan produk atau jasa yang tidak dicari adalah asuransi jiwa dan donor ciarah ke PMI.

2. Prociuk inciustri (industrial product)

(57)

konsumen membeli mobil untuk kepentingan bisnis atau usahanya, maka

itu disebut produk industri.

2.2. 7. Atribut prnduk

Kotler & Amstrong (2004) mengungkapkan bahwa pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain

Kualitas Produk. Kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk dapat diartikan sebagai kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu me!iputi daya tahan,

kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, dan kemudahan dioperasikan dan diperbaiki.

· Fitur Produk. Fitur adalah kemampuan tambahan yang diberikan dalam suatu

produ1<: selain fungsi utamanya. Fitur merupakan alat pemaingan untul< mengdiferensiasikan produk perusahaan terhadap produl<: sejenis yang menjadi pesaingnya.

(58)

mengedepankan tampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapat perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja dengan baik.

Sedangkan desain bukan hanya sekedar penampilan luar, namun desain masuk kedalam inti produk. desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalarn hal kegunaan produk dan juga penampilannya.

Menurut Mowen dan Minor (2002), harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen. Dalam situasi tertentu, sebagian konsumen menginginkan harga yang rendah dari produk yang ingin dibelinya, namun dalam kasus lainnya harga yang tinggi dapat dipergunakan sebagai indikator pengganti lcualitas dari produk. Hal ini karena harga yang lebih tinggi dipandang positif oleh segmen pasar tertentu.

2.2.8. Sikap terhaclap produk elektronik Cina

Dari beberapa teori mengenai sikap dan produk di atas, maka dapat

(59)

2.3. Kerangka Berpikir

Schiffman dan Kanuk (2000) menyatakan bahwa proses keputusan

konsumen adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, mernilih antara merek X atau merek Y, atau memilih

membelanjakan barang A atau barang B, maka individu tersebut dapat dikatakan dalam keadaan proses mengambil keputusan.

Dalam proses keputusan tersebut, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya. Kotler (2004), menyebutkan beberapa faktor tesebut, yaitu faktor budaya yang terdiri dari subbudaya dan kelas sosial. Faktor sosial yang terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran serta status. Faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan l<onsep diri. Dan faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap.

Di antara faktor-faktor tersebut, sikap termasuk faktor \tang paling penting dalam menentukan sebuah pengambilan keputusan membeli. Schiffman dan Kanuk (2000) menyatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen.

(60)

informasi itu akan dievaluasi. Apabila informasi itu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya maka subyek akan melakukan perilaku membeli.

Komponen afeksi berperan dalam emosi dan perasaan, yaitu perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Perasaan senang akan

menimbulkan sikap yang positif. Kemudian sikap yang positif tersebut mendorong terjadinya perilaku pembelian. Sebaliknya perasaan tidal< suka akan menirnbulkan sikap yang negative. Sikap negative akan rnengharnbat terjadinya perilaku membeli.

Kornponen konasi sering disebut sebagai niat untuk rnelakukan. Subyek yang berniat untuk rnembeli produk elektronik Cina, akan cenderung bersikap positif terhadap produk tersebut.

(61)

Pengetahuan yang ia punya juga dapat bertambah ketika ia diperbolehkan untuk mencoba produk tersebut. Keberagaman fitur pada produk tersebut membuat ia merasa senang terhadap produk tersebut itu. Perasaan senang terhadap produk Cina itu menimbulkan sikap yang positifterhadap produk tersebut. Sikap yang positif itu kemudian membuat ia berniat untuk membeli

produk tersebut. Perilaku membeli itu diarahkan oleh sikap positif tersebut.

Rdnah Kognitif

Ranah Afektif

[image:61.595.26.453.222.557.2]

Ra11ah Konatf

Gambar 2.3

Skema Kerangka Berpikir

---·

' '

'

' '

B

Tidak membe!i

(62)

2.4.

Hipotesis

Untuk rnenelaah dan menguji secara empiris tentang ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap produk elektronik Cina dengan keputusan membeli pada konsumen, maka diajukan hipotesa sebagai berikut :

Hipotesa kerja (Ha) :

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap produk elektronik Cina dengan keputusan membeli pada konsumen. Hipotesis nihil (Ho) :

(63)

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan clan Metode Penelitian

3.1.1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menu rut Azwar (2005) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif 、ゥャ。ォオセ[。ョ@ pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis). Dengan metode kuantitatif ini akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau hubungan antar

variabel yang diteliti.

3.1.2. Metode

penelitian
(64)

sikap terhadap produk elektronik cina dengan keputusan membeli pada konsumen.

3.2.

Definisi Variabel dan Operasional Variabel

3.2.1. Definisi variabel

Menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 1993), variabel adalah suatu karateristik yang dimiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Variabel dibagi menjadi atas 2 jenis, yaitu dependent variable (variabel terikat) dan independent variable (variabel bebas). Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan membeli, dan yang

menjadi variabel bebas adalah sikap terhadap produk elektronik Cina.

3.2.2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel penelitian dibuat guna membatasi lingkup variable yang diteliti, maka peneliti memberikan pengertian terhadap kedua variabel tersebut yaitu:

1. Keputusan membeli

Suatu keadaan dimana konsumen sudah memutuskan untuk jadi membeli, menangguhkan atau batal membeli produk elektronik Cina. Schiffman dan Kanuk (2000) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, memilih

(65)

antara merek X atau merek Y, atau memilih membelanjal<an barang A atau barang B, maka individu tersebut dapat dikatakan dalam keadaan proses mengambil keputusan.

2. Sikap tentang produk elektronik Cina

Perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu obyek berdasarkan

pengetahuan tentang obyek tersebut, yang disertai deng:an kecenderungan untuk memutuskan perilaku apa yang akan dilakukan sei;uai dengan sikap terhadap obyek tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), sikap terdiri dari tiga komponen. Komponen tersebut adalah:

1. Komponen kognisi yang terdiri dari pengetahuan dan informasi yang membentuk kepercayaan terhadap obyek sil<ap.

2. Komponen afeksi yang meliputi perasaan suka atau tidak sukanya terhadap objek sikap

3. Komponen konasi yang merupakan kecenderungan atau perilaku nyata terhadap obyek sikap

(66)

Dikarenakan pada penelitian ini jumlah populasi tidak dapat diketahui dengan pasti, dan mengacu pada teori minimal sampel di atas maka pene!iti mengambil sampel untuk try out berjumlah 60 responden dan untuk penelitian sebanyak 100 responden.

3.3.2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sample pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling atau sampel bertujuan yang bersifat accidental. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan alas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Sedangkan tujuan dalam pengambilan subjek pada penelitian ini adalah berdasarkan karakteristik yang berlaku pada populasi.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Metode dan instrumen pengumpulan data

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Metode pengumpulan data untuk kedua variabel itu adalah sebagai berikut:

(67)

2. Variabel sikap terhadap produk elektronik Cina diukur dengan skala sikap tentang produk elektronik Cina.

3.4.1.1. lnstrumen keputusan membeli

lnstrumen pengambilan data keputusan membeli menggunakan angket yang berupa pertanyaan yang memiliki dua pilihan alternatif jawaban yaitu membeli dan tidak membeli. Untuk pilihan jawaban membeli maka akan diberikan skor 1, sedangkan untuk pilihan jawaban tidak membeli diberikan skor 0.

Altematif jawaban Skor

j

Membeli ·1

[image:67.595.34.451.266.546.2]

Tic ak membeli ()

Tabel 3.1

Blue Print Skala Keputusan Membeli

No

Keputusan Membeli Objek Keptusan

(Variabel dikotomi) Membeli I

1 Membeli

Prociuk Elektronik Cina.

2 Tidak Membeli

3.4.1.2. lnstrumen sikap tentang produk elektronik Gina

(68)

STS (Sangat Tidak Setuju) dengan meniadakan kategori jawaban di tengah (ragu-ragu) karena dapat menimbulkan kecenderungan subjek menjawab pada bagian tersebut, terutama bagi subjek yang ragu-ragu terhadap jawabannya. Responden memberikan penilaian terhadap pernyataan yang diajukan, yang kemudian hasilnya akan diolah secara statistik atau kuantitatif.

Pada pernyataan yang bersifat favorable (mendukung obyek sikap), untuk Sar.gat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (ST) diberi nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat unfavorable (anti objek sikap), diberi bobot nilai sebaliknya, yaitu Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju1 (S) diberi nilai 2, Tidal< Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai .t,

Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable

Sanaat Setuiu (SS) 4 1

Setuiu (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

(69)

Tabel 3.2

Blue Print Skala Sikap tentang Produk Elektronik Cina

No Komponen ObjekSikap Pernyatttan Jumlah

sikap Favorable unfavorable

- Kualitas produk

1, 21, 22,

37,44

25

1 Kognitif - fitur produk

16,24

30, 36

17

- desain produk

8,23

43

- harga

7,20

40,45

- Kualitas produk

13,18,2

28, 41,

-- fitur produk

10, 11

29

2 Afektif

16

- desain produk

3, 5, 14

32,42

- harga

4

33,48

- Kualitas produk

15, 26

34, 35,

- fitur produk

6, 19, 9

38.46

3

Konasi

15

- desain produk

27

39,47

- harga

12, 17

31

Jumlah

27

21

48

3.4.2. Teknik uji instrumen penelitian

Di dalam sebuah penelitian, alat ukur yang valid dan reliabel adalah sebuah

keharusan. Hal ini diperlukan agar kesimpulan dari penelitian dapat memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dari keadaan yang

[image:69.595.26.452.146.505.2]
(70)

masing-masing skala, sehingga skala yang digunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat dipercaya.

1. Uji Validitas

validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Rumus yang digunakan dalam menguji validitas ini

menggunakan rumus Pearson Product Momen yaitu sebagai berikut :

r = N

(L:

XY )-

(L: XXL:

Y )

xy

.J{N (L:

x

2 ) -

(L:

x

)2

RN

(L:

y

2 ) -

(L:

y

)2}

rxy = angka indeks korelasi "r" product moment N

=

jumlah subjek

:1: XY

=

jumlah hasil antara X dan Y :1:X

=

jumlah seluruh skor X L.Y

=

jumlah seluruh skor Y

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan yang dicapai pada pengukuran dengan

menggunakan instrumen sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten. Uji reliabilitas adalah konsisten atau keterpercayaan hasil a lat ukur yang

(71)

reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah rurnus Alpha Cronbach, sebagai berikut:

a = koefisien reliabilitas S/ = varians skor belahan 1

Si

=

varians skor belahan 2 S/ = vaarian skor skala

3.4.3. Hasil Uji lnstrumen Data

Setelah dilakukan try out terhadap 48 item ska la sikap tentang produk

(72)

Tabel 3.3

Blue Print Hasil Try out Skala Sikap tentang Prociuk Elektronik Cina

No Komponen ObjekSikap Pernyataan Jumlah

sikap Favorable unfavorable

- Kualitas produk 1*, 21*, 22,

25 37,44

1 Kognitif - fitur produk 16*, 24 30,36 17

- desain produk 8*, 23* 43

- harga 7*, 20 40,45

-- Kualitas produk 13, 18,2 28, 41, - fitur produk 10, 11 29

2 Afektif 16

- desain produk 3, 5, 14 32,42

- harga 4* 33, 48*

- Kualitas produk 15,26 34, 35,

3 Konasi - fitur produk 6, 19*, 9 38*, 46 15 - desain produk 27 39,47

- harga 12*, 17 31

[image:72.595.40.464.160.506.2]
(73)

Tabel 3.4

Blue Print Skala Sikap Konsumen tentang Produk Elektronik Cina Pasca Try

out

Komponen

ObjekSikap Pernyataan Jumlah

No

sikap Favorable Uinfavorable

- Kualitas produk

1, 13,6

30,37

- fitur produk

7

24,35

·j Kognitif

11

- desain produk

18:

- harga

19

12'.

- Kualitas produk

2,20,25

2SJ, 34

2

Afektif - fitur produk

8, 31

17', 23

14

- desain produk

14,26,36

11

- harga

5

- Kualitas produk

3,4,15,21

16,28,33

3

Konasi - fitur produk

9, 32

12

- desain produk

10,22

- harga

27

Jumlah

18

19

37

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dari hasil penelitian, yang bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam penelitian korelasional, besar dan tingginya ィオ「オョQセ。ョ@ antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Teknik analisis data yang

[image:73.595.29.454.149.508.2]
(74)

1. Uji asumsi (persyaratan) statistik yang menggunakan uji normalitas. Uji normalitas berfungsi untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data dalam variabel yang diteliti.

2. Uji hipotesis dengan menggunakan metode koefisien korelasi point biserial yang berfungsi untuk mencari derajat hubungan antara sebuah variabel nominal dengan variabel interval/rasio yang bersifat dichotomi, yaitu sikap tentang produk elektronik Cina dengan keputusan membeli (membeli atau tidak membeli). Adapun rumus koefisi13n korelasi poin biserial sebagai berikut:

Koefisien korelasi Poin biserial

rpbi = koefisien korelasi poin biserial

X P = rata-rata hitung data interval yang berkategori dikotomi

1

X q = rata-rata hitung data interval yang berkategori dikotomi 0

s = simpangan baku dari keseluruhan data interval p

=

proporsi kasus berkategori dikotomi 1
(75)

3.6. Prosedur

Penelitian

·

Dalam prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1. T ahap persiapan

Tahap ini diawali dengan memilih problematika dan judul penelitian. Selanjutnya menyusun proposal penelitian, termasuk di dalamnya menentukan rumusan dan batasan masalah, menetukan variabel yang terdiri dari dependent variable yaitu keputusan membeli, dan independent variable yaitu sikap tentang produk elektronik Cina. Kemudian peneliti

merumuskan hipotesis penelitian, menyusun landasan penelitian dan kajian pustaka, menentukan metodologi penelitian beserta subyek, instrumen pengambilan data, dan lokasi penelitian.

2. Tahap pengambilan data

Pada tahap ini peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari skala keputusan membeli dan skala sikap, menentukan sampel, melaksanakan uji coba instrumen, merevisinya lalu dilakukan tes sebenarnya.

3. Tahap pengolahan data

(76)

BAB4

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Gambaran umum subyek penelitian akan peneliti jelaskan secara rinci berdasarkan penghasilan perbulan, skor skala sil<ap tentang pr0duk elektronil< Cina, dan keputusan membeli produk elel<tronik Cina. Adapun pada penelitian ini terdapat 100 responden.

4.1.1. Gambaran Umum Berdasarkan Penghasilan

Berdasarkan pengasilan perbulan, subyek penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabet 4.1

Kategori subyek penelitian berdasarkan penghasilan perbulan

Penghasilan

Frekuensi Persentase perbulan

< 1 iuta 42 42 %

1 iuta-2 iuta 42 42%

> 2 juta 16 16 %

[image:76.595.50.450.140.481.2]
(77)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa penghasilan perbulan responden sebesar kurang 1 juta sebanyak 42 orang dengan persentase 42%. Sedangkan responden yang berpenghasilan perbulan sebesar 1 juta-2 juta juga sebanyak 42 orang atau 42% dari jumlah responden. Dan

responden yang mempunyai penghasilan sebesa

Gambar

Gambar 2.2 Tiga Tingl<atan Prociuk
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Blue Print Skala Keputusan Membeli
Blue Tabel 3.2 Print Skala Sikap tentang Produk Elektronik Cina
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka, hasil dari penelitian relevansi soal Ulangan Akhir Semester (UAS) gasal bidang studi Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018 kelas XII berdasarkan Standar

Tujuan dari penulisan artikel ini, yaitu untuk mengetahui modus tindak pidana perjudian togel di wilayah Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, faktor-faktor penyebab maraknya

Creative talent dapat didefinisikan sebagai orang-orang kreatif yang bekerja di sektor hiburan meliputi sektor periklanan, sektor televisi dan radio, sektor

Dalam situasi semacam ini doa ini memohon segala macam 'hasanah' dari karunia Tuhan, termasuk perbuatan kita supaya menjadi hal yang menyebabkan kita mendapatkan 'hasanah' di

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Penurunan asam lemak bebas dengan reaksi esterifikasi menggunakan katalis lempung Maredan teraktivasi sulfat diperoleh pada kondisi reaksi berat katalis 1 g, suhu

Tugas Akhir ini adalah perencanaan desain geometrik dan tebal perkerasan kaku pada jalan batas kota Palembang – Tanjung Api-Api STA 41+500 – STA 50+000. Proyek ini terletak pada

Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat