Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: IRNI FEBRIANI
1110051100009
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
ii
Mustang88 FM melalui Sound of Spirit (SOS) mencoba menghadirkan program bernuansa Islami yang sangat jarang ditemui di radio swasta lainnya. Menampilkan ajaran tasawuf dalam materi siaran membuat SOS mempunyai ciri khas sebagai program radio bernuansa Islami yang berbeda. Program SOS yang mengudara setiap pagi hari dengan tema-tema menarik seputar tasawuf, membuat SOS memiliki kajian yang agak sulit dalam penyampaian kepada pendengar. Salah satu tema yakni Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari Hasrat dan tema Mengosongkan Cangkir, merupakan gambaran program SOS dengan tujuan membangun akhlak manusia. Dengan menyokong kesadaran diri atas diri manusia bahwa kehidupan yang hanya memiliki kesenangan itu akan membawa penderitaan. Abi Maulana sebagai Narasumber tetap SOS mampu menyampaikan bahasan yang rumit ini dengan bahasa anak muda agar mudah dipahami.
Peneliti melakukan penelitian atas wacana materi siaran SOS yang disampaikan oleh Abi Maulana. Dengan pertanyaan bahwa bagaimana struktur teks yang ditampilkan dalam program SOS, lalu bagaimana praktik kewacanaan meliputi produksi dan konsumsi teks dalam program SOS dan secara konteks sosial atau sosciocultural practice yang dihadirkan dalam program SOS Mustang88 FM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu memaknai permasalahan secara mendalam untuk memperoleh hasil dengan memperhatikan masalah sosial yang diungkapkan. Dengan paradigma konstruktivis pada siaran Abi Maulana mencoba membuka fakta atas wacana yang disampaikan dalam materi siaran SOS.
Penerapan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough memiliki tiga level yaitu Teks, Discourse Practice dan Sosciocultural Practice. Pada teks memiliki tiga elemen dasar yaitu representasi, relasi dan identitas terhadap tema Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari Hasrat edisi 4 dan 5 Februari 2014 dan Mengosongkan Cangkir edisi 21 Februari 2014, kedua tema tersebut mewakili bahwa penerapan akhlak yang baik dimulai dengan kesadaran atas individu dengan mengenali diri sesuai dengan tujuan acara SOS. Level discourse practice
(produksi dan konsumsi teks) secara keseluruhan acara SOS menjadi tanggung jawab Abi Maulana. Dan pada levelSosciocultural practice radio Mustang hanya menjadi fasilitator karena faktor kepercayaan pemilik media juga posisi Abi Maulana sebagai (Human Resource Development) HRD Ramako Grup maka keseluruhan konten acara SOS diserahkan kepadanya.
Maha Kuasa, Maha Penentu, sang Maha penyeka air mata. Kemudahan setiap langkah peneliti rasakan atas nikmat yang diberikanNya sehingga sampai akhir penantian meraih gelar sarjana Allah terus memberikan cinta kepada peneliti. Salam teriring sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW makhluk Allah yang sangat mulia, suri tauladan sampai akhir jaman. Kepada kleuarga, sahabat, semoga Allah selalu menuntun hamba untuk mengikuti ajarannya.
Selesainya skripsi ini tidak akan tercapai jika tidak banyak pihak yang membantu peneliti. Segenap hati peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Arif Subhan MA, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suprapto Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni M.Si Selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Dan Dr.Sunandar Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Para dosen di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Staff Tata Usaha yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk sokongan pelayanan yang baik
5. Dosen pembimbing Drs. Masran MA terima kasih atas bimbingannya sejak penetapan dosen hingga proses pengerjaan skripsi ini bertumpu pada sidang munaqasah
6. Para penguji sidang Munaqasyah yang dilaksanakan pada Kamis, 28 Agustus 2014, Helmi Hidayat, MA dan S. Hamdani, MA terima kasih atas kesediaan waktu menguji dan memberikan kritik dan saran kepada peneliti atas skripsi yang telah diujikan.
7. Kepada bagian Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang setia melayani mahasiswa dengan teliti atas buku-buku yang berkualitas 8. Juga bagian perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi secara
apik memenuhi kumpulan buku Jurnalistik
9. Para penjaga, sentiasa juga menjadi bagian keluarga di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
12. Keluargaku Hasan Family, ayahku Alm. H. Hasan semoga Allah memberikan tempat yang mulia disisiNya. Kepada Ibuku Hj. Mini, terpejam mata berbaca di hati selalu doaku untukmu, terima kasih atas semua kesabaran dan cinta tiada akhir kepada anakmu, aku mencintaimu sampai akhir hayat.
13. Kakak-kakakku Midih Hasan, Adi Hasan, Amah, Ami, Maman Suherman, Boin Benino yang selalu mensupport apa yang terbaik untukku. Aku sayang kalian.
14. Keponakan aku yang aku sayang Lizza Faramitha, Yoga Febri Ramdani, Tamara Fauziyah, Yazid Zidan Arahman, Verlifa Zahratusyita, Septiana Nur Mahadi, Muhammad Rizal semoga menjadi manusia soleh dan solihah tidak pernah lupa untuk beribadah. Juga sahabat tersayang Eka Suhartini sudah menjadi bagian keluarga.
15. Kepada teman-teman seperjuangan Siti Nurhayati, Wuri Aryani, Afini Nur Fitria, Triana Afrianti, kita semangat untuk bersama sukses atas izin Allah dan menjadi wanita solihah
Tamam sekeluarga
18. Teman tersayang Nur Humayiroh, Fauziah Ananda, Deasy Wahyu Hidayati, Irda Ratunikmatria, Sri Rahmayani, Siti Mardiah terima kasih doa dan semangat keceriaan kalian, iloveyou!
19. Crew RDK FM, radio satu-satunya di kampus UIN bangga menjadi bagian di dalamnya, terutama angkatan 2010 (Arif, Adjri, Cucu, Eza, Je) tak terlupa juga kakak-kakak Iit, Puni, Ade, Zaldy, Ditya, Andri, Aziz, Hafid, Iqi, Bela, juga kepada Dwita, Dina, Vina, Rika, Indri, Reza, Intan, Diwa, Ismo dan junior crew yang lain, RDK 107,9 FM Komunitasmu, Inspirasimu!
Akhirnya terima kasih kepada semua pihak, semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pembaca khususnya civitas akademika Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam khusunya konsentrasi Jurnalistik di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Aamiin
Penulis,
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI ...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...8
D. Signifikansi Penelitian ...8
a. Signifikansi Teoritis...8
b. Signifikansi Praktis ...9
E. Matedologi Penelitian ...9
1. Paradigma Penelitian ...9
2. Pendekatan Penelitian ...10
3. Metode Penelitian ...12
4. Subjek dan Objek Penelitian ...14
5. Tempat dan Waktu Penelitian ...14
6. Teknik Pengumpulan Data...15
7. Teknik Analisis Data...18
8. Tinjauan Pustaka ...18
9. Sistematika Penulisan ...20
BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Wacana...22
1. Analisis Wacana Norman Fairclough ...25
A. Teks ...27
B.Discourse Practice...31
C.Sosciocultural Practice ...32
viii
4. Akhlak Dan Modernisasi ...43
C. Media Massa...45
1. Fungsi Media Massa ...46
2. Media Massa Elektronik ...46
3. Radio ...47
A. Karakteristik Radio ...48
B. Program Radio ...50
BAB III PROFILE ABI MAULANA DAN RADIO MUSTANG88 FM A. Profile Abi Maulana ...51
B. Gambaran radio mustang88 FM ...54
1. Profile radio mustang88 FM...56
2. Visi misi radio mustang88 FM ...57
3. Logo radio mustang88 FM ...58
4. Program radio mustang88 FM...58
C. Program Sound of Spirit (SOS)...61
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Level Teks Tema Kebebasan Hasrat Dan Kebebasan Dari Hasrat (Edisi 4 Dan 5 Februari 2014) Dan Mengosongkan Cangkir ...62
B. Level Discourse Practice ...79
C. Level Sosciocultural Practice ...85
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
[image:11.595.113.512.128.711.2]A. Latar Belakang Masalah
Program radio yang semakin variatif sekarang ini membuat para pekerja di dunia radio berusaha untuk menyiarkan acara-acara yang bermutu, kaya informasi, dan tidak lupa dengan aspek hiburan musik di dalamnya. Istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang
(goods) atau pelayanan (service) yang dijual dalam bentuk bisnis lain. Menurut John R. Bittner, program atau kerap disebut dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya.1
Pembuatan program acara di radio, sebenarnya sama saja seperti merumuskan satu gagasan pembuatan acara lainnya, misalnya seminar, penyuluhan atau pelatihan. Terdapat ide utama dalam program acara tersebut. Khusus pada pembahasan perencanaan program acara di radio dengan basic karakteristik audio, pembuatan acara di radio adalah bagaimana isi keseluruhan program acara tersebut dapat tersampaikan dengan layak dan menghibur para pendengar melalui suara. Bagaimana
1
merencanakan program untuk sebuah stasiun radio? Keith Jackson memberikan petunjuk berikut:2
1. Mengenali calon pendengar, pilih segmen pendengar paling potensial di suatu daerah, lakukan penelitian bagaimana gaya hidup dan kebutuhan mereka sehari-hari
2. Merumuskan bentuk dan materi program untuk melayani mereka selama 24 jam
3. Menentukan format stasiun untuk menjamin konsistensi siaran kepada target pendengar dan mejaga kompetisi dengan radio lain. Format stasiun juga akan mengatur proporsi materi siaran tertentu, durasi, dan sebagainya, yang sesuai dengan karakter psikologis pendengar
4. Membangun citra radio di benak pendengar untuk memperkuat jati diri dengan beragam cara, misalnya produksi jinggel udara, membuat iklan layanan sosial yang menyertakan nama radio pembuatnya, membuat brosur berisi profil radio, membuat daftar acara dan stiker. Buat pula programoff air bersifat fundan friendly
yang melibatkan klub pendengar. Untuk memperluas segmen pendengar penting juga memasang iklan pada media lain seperti koran dan televisi atau merancang keterlibatan radio pada berbagai kegitan komersial dan sosial di sekitarnya
Bagian terpenting dari program acara adalah isinya, apakah isi program acara tersebut dapat memberikan pendidikan serta inspirasi kepada para pendengar atau hanya sebatas hiburan untuk menemani aktivitas
listeners. Keunggulan sebuah siaran ditentukan oleh lima faktor, yaitu 1) materi yang sesuai dengan kebutuhan pendengar, aktual; 2) kemasan acara yang interaktif dan memikat; 3) pemanduan yang kreatif; melibatkan bintang terkenal; 4) penempatan waktu siar pada jam siar utama; 5) interaksi/ partisipasi pendengar yang besar.3
Materi siaran akan semakin menarik jika disuguhkan secara kreatif dan tidak hilang informasi dan tentunya masih diselingi musik sebagai bagian pokok dari radio. Segmentasi terhadap pendengar juga harus disesuaikan dalam pembuatan materi acara radio. Faktor pendengar
keagamaan sepertinya kurang diperhatikan karena radio sekarang ini hanya mengunggulkan musiknya saja.
Hal ini menjadi penting terkait dakwah media yang seharusnya bisa menjadi ladang kesempatan berbagi ilmu, namun tidak dimanfaatkan secara baik. Menurut pengamatan peneliti yang juga sebagai pendengar aktif radio dengan segmentasi usia muda, hanya sedikit stasiun radio di Jakarta yang memiliki program acara bernuansa islami. Akhirnya peneliti menemukan satu radio swasta dengan segmentasi usia muda yang menyajikan satu program acara cerita inspiratif berbau Islami, yaitu di radioMustang88FM.
Radio Mustang88 FM merupakan radio yang diakui keberadaannya di Jakarta sebagai famous radio dengan pendengar yang aktif. Radio yang bertengger di frekuensi 88,0 Mega Hertz ini memiliki call listener (nama pendengar) Boys and Girls, tentunya segmentasi pendengarnya adalah para usia muda berkisar 15 sampai 30 tahunan. Seperti umumnya radio,
Mustang88 FM mengudara 24 jam dengan beberapa program acara unggulan pada setiap jam siaran dan jadwal harian program siarannya.
tema-tema yang bernilai ajaran Islam, yaitu ajaran tentang akhlak tasawuf. Dengan program yang membawa nilai keislaman secara esotoris4 menjadikan Sound of Spirit menjadi siaran yang dianggap jarang ada di radio swasta yang berorientasi pada usia muda.
Tidak seperti kebanyakan program acara radio bernuansa Islami lainnya, program Sound of Spirit hadir dengan format acara yang berbeda. Narasumber muda yang menjadi pengisi acara membuat Sound of Spirit
memang dihadirkan untuk usia muda dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti bahkan logat bahasa gaul yang menjadi trend anak muda saat ini. Hal ini terkait isi materi siaran yang memenuhi faktor-faktor keunggulan sebuah radio.
Isi materi siaran tidak akan berkesan atau menjadi informasi yang baik jika tidak didatangkan dari sumber yang akurat atau sang aktor utama pengisi materi. Juga tema-tema yang menarik serta dapat menginspirasi menjadi bagian penting dalam perumusan isi materi siaran. Keberagaman tema-tema siaran yang menjadi nilai dalam isi materi siaran juga harus diperhatikan. Menuliskan tema juga tidak bisa sembarangan, perlu adanya
4
gambaran dan penguasaan terhadap tema yang akan disampaikan. Terlebih dalam proses siaran di radio, yang hanya mengandalkan audio, tekanan suara menjadi ujung tombak penyampaian pesan dari tema yang dibawakan.
Tidak terkecuali Sound of Spirit tema dari isi materi dibuat dan disalurkan kepada pendengar sesuai konsep acara. Tema yang menginspirasi dan memotivasi akan menjadi daya tarik pendengar akan program tersebut. Menurut pengamatan peneliti, dalam program Sound of Spirit tema atau isi materi siaran berisikan nilai ajaran hidup yang dikembangkan dalam cerita inspiratif dengan tujuan mengedukasi pendengar dengan tujuan acara untuk membangun diri atau akhlak yang baik. Sound of Spirit secara khusus memenuhi materi siarannya dengan ajaran akhlak tasawuf.
Hadir dengan keberadaan yang jarang dalam program acara radio,
Oleh karena itu, dalam membuat materi siaran seperti biasa dapat dilakukan dengan penulisan naskah atau secara improptu asalkan mampu menguasai materi tersebut. Abi Maulana sebagai aktor dalam program ini tentunya memiliki sentuhan bahasa yang mudah dimengerti dan isi siaran dapat sampai dengan baik dan mudah diterima oleh pendengar. Sehingga pemakaian bahasa yang ringan dan contoh keseharian dari cerita inspiratif yang disampaikan, menjadi wacana (tata bahasa) yang menarik untuk dijadikan sasaran penelitian dengan menggunakan analisis wacana. Pilihan model analisis wacana Norman Fairclough dapat diaplikasikan terhadap wacana transkrip siaran Abi Maulana dalam program Sound of Spirit
tentang akhlak tersebut.
Karena itu, peneliti mengambil judul “ Analisis Wacana tentang Akhlak pada Siaran Abi Maulana dalam Program Sound of Spirit Di Radio Mustang88 FM”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi untuk mewacanakan siaran yang disampaikan oleh Abi Maulana, dengan cara mentranskipsikan siaran dalam bentuk teks pada waktu satu bulan, yaitu selama Februari 2014. Berdasarkan pemilihan tema tentang akhlak , Transkrip siaran yang diwacanakan antara lain edisi 4-5 Februari, dan 21 Februari 2014.
1. Bagaimana struktur teks (mikro) isi siaran dalam programSound of Spiritdi radio Mustang88 FM ?
2. BagaimanaDiscourse Practice (Meso) isi siaran dalam program
Sound of Spiritdi radio Mustang88 FM ?
3. Bagaimana Sosiocultural Practice (Makro) isi siaran dalam programSound of Spiritdi radio Mustang88 FM ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalah tersebut, tujuan mengadakan penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengetahui struktur teks (mikro) isi siaran dalam program
Sound of Spiritdi radio Mustang88 FM
2. Mengetahui Discourse Practice (Meso) ) isi siaran dalam programSound of Spiritdi radio Mustang88 FM
3. MengetahuiSosiocultural Practice (Makro) isi siaran dalam programSound of Spiritdi radio Mustang88 FM
D. Signifikansi Penelitian a. Signifikansi Teoritis
b. Signifikansi Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat memberitahukan dan menginformasikan bagaimana nilai ajaran Islam yang disampaikan melalui siaran radio Mustang88 FM sebagai radio pada programSound of Spirit dengan tema-tema yang berkaitan dengan ajaran akhlak tasawuf. Serta sebagai sarana dakwah modern yang bisa dilakukan yang bersifat tidak monoton atau diselingi hiburan. Selain itu tinjauan dari sisi komersialitas yang memakai aroma keislaman dalam sebuah program radio apakah memiliki kekuatan sebagai salah satu media berdakwah kepada usia muda.
E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian
Tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis bersifat subjektivis. Data adalah sesuatu yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya dengan penafsiran atau konstruksi makna.
tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran.5
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian terbagi menjadi dua kategori. Yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan penelitian yang dipakai peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah medologi penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.6
5
ArifinZainal,Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung:Rosdakarya, 2012, h. 140
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.7
Secara sederhana pendekatan kualitatif ini adalah bagaimana peneliti menemukan suatu makna yang terkandung dalam sebuah penelitian. Ciri yang ditampilkan pada pendekatan kualitatif ini adalah deskriptif, yakni data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto,
videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.8
Melalui pendekatan penelitian ini, peneliti ingin memperoleh makna dan menemukan wacana yang akan
7
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Rosdakarya, 1997, h. 3
8
disampaikan dalam program Sound of Spirit di radio Mustang FM.
3. Metode Penelitian
Terdapat banyak cara yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Cara atau metode penelitian ini merupakan jalan atau tahap dalam penelitian untuk mendapatkan hasil dari rumusan masalah yang dikemukakan.
Metode penelitian ini adalah analisis wacana. Mohammad A. S Hikam memberikan ada tiga pandangan tentang analisis wacana, menurutnya pandangan pertama adalah postivisme empiris, ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik.
Pandangan ketiga yaitu pandangan kritis, pemikiran dari pandangan ini yaitu bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar sisi si pembicara. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada di dalam setiap proses bahasa: batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang masih dipakai, topik apa yang dibicarakan.9
Mengenai pengertian analisis wacana, Alex Sobur berpendapat bahwa analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.10
Dari metode ini peneliti mengdeskripsikan hasil mentranskripsikan siaran dalam program Sound of Spirit dengan model analisis wacana Norman Fairclough. Yaitu terdapat tiga dimensi dalam model analisisnya, teks, discourse practice, dan
sociocultural practice.
9
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 H. 4-6
10
Ke-4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siaran sirahaman rohani Abi Maulana sebagai narasumber tetap pada program Sound of Spririt Mustang88 Fm
Objek dari penelitian ini adalah wacana tentang akhlak program acaraSound of Spriritdi radioMustang88 Fm.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukan penelitian ini adalah di studio Mustang FM yang beralamat di Grand Indonesia Suite 3801 A, Jalan MH Thamrin Nomor 1, Jakarta.
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari 1 Februari 2014 sampai dengan penelitian selesai.
6. Teknik Pengumpulan Data
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.11
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 12cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan penelitian tersebut. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi.13
Tujuan dari observasi ini yaitu untuk mendapatkan data yang akurat, maka perlu adanya keterlibatan langsung antara peneliti dengan objek penelitian. Dengan mendeskripsikan segala aktivitas dari sang objek. Deskripsi harus kuat, faktual,
11
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Rosdakarya, 1997, h. 112
12
sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.14
Pada cara pengumpulan data secara observasi ini peneliti datang dan melihat langsung siaran program Sound of Spirit. Mengamati dan mencatat segala aktivitas di studio siaran serta berinteraksi dengan penyiar.
2. Wawancara
Tahapan terpenting yang dilakukan pada teknik pengumpulan data adalah wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan hasil fakta ataupun segala macam yang berkaitan dangan data yang dibutuhkan langsung dari sumber utama demi menyimpulkan hasil penelitian yang kuat.
Esterberg mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar iinformasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.15
Secara langsung wawancara ditujukan kepada Abi Maulana sebagai narasumber program Sound of Spirit (SOS) dengan hasil wawancara mengenai isi siaran program SOS dari persiapan hingga materi siaran, dan terfokus pada dua tema siaran di bulan Februari yaitu judul Kebebasan Hasrat dan
14
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani,Observasi Dan Wawancara,Malang: Bayumedia, 2004, h. 3
Kebebasan dari Hasrat dan judul Mengosongkan Cangkir. Selain ittu wawancara juga dilakukan kepada Program Director Mustang88 FM, Sis Castelo wawancara berkaitan dengan sisi SOS di Mustang88 FM dan penuturan Abi Maulana sebagai narasumber tetep SOS. Wawancara juga dilakukan kepada dua informan sebagai pendengar setia SOS yaitu Shesa Opas dan Wiga Shalyo berkaitan dengan pengenalan program SOS dan materi siaran Abi Maulana. Keseluruhan wawancara dilakukan peneliti berdasarkan pedoman petunjuk wawancara, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat untuk masing-masing narasumber terkait.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Dlam metode penelitian ini dokumentasi berupa script dan foto-foto yang diperlukan untuk penelitian.
7. Teknik Analisis Data
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain.16
Dalam penelitian data yang telah diperoleh peneliti kemudian diolah dan dianalisis. Metode yang digunakan adalah deskriptif di mana pelaporan data dengan menerangkan, member gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasi data yang terkumpul apa adanya, lalu disimpulkan.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang sama telah dilakukan peneliti lainnya ada beberapa, menurut pengamatan peneliti sendiri , yang pertama tentang”Komunikasi Antarpribadi Melaui Twitter (Analisis Wacana Terhadap Naskah Final Film Republik Twitter”.Oleh Nina Agustina mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Selanjutnya ada “Analisis Citra Perempuan Dalam Tabloid Nova Edisi Khusus Kecantikan Tanggal 21-27 November 2011” oleh Tiara mustika Agustina mahasiswa jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Kedua penelitian tersebut menggunakan analisis wacana model Van Dijk dengan tiga dimensi pendekatan yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Pada
struktur teks, kedua penelitian ini mengambil beberapa elemen yang ada dalam model tersebut di antaranya, tematik dan koherensi teks.
Selain kedua penelitian tersebut, peneliti juga mengambil contoh skripsi dengan judul “ Analisis Isi Pesan Dakwah Program Kopiah Di Radio Elgangga 100.3 FM Bekasi” oleh Fifit Fitriansyah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya menganalisis isi pesan yang terdapat di radio Elgangga 100.3 FM pada program Kopiah. Penelitian yang sama juga dilakukan peneliti lainnya “Radio Er-Dammah 107,7 FM Sebagai Media Dakwah Islam” oleh Herdiawan mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya peneliti memberikan gambaran dakwah melaui media radio.
dari transkrip siaran dengan model analisis wacana Norman Fairclough
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah maka sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan metodologi penelitian yang terdiri dari paradigma, pendekatan, metode penelitian, subjek dan objek, tempat dan waktu penelitian, analisis data dan tinjauan pustaka.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai analisis wacana Norman Fairclough, konseptualisasi akhlak, media massa, media elektronik radio, dan program siaran radio
BAB III PROFILE ABI MAULANA DAN RADIO
MUSTANG88 FM
misi radio dan program acara Mustang88 FM, dan gambaran programSound of Spirit.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Bab ini menerangkan analisis wacana model Norman Fairclough dari transkrip siaran dalam programSound of Spirit
periode Februari 2014.
BAB V PENUTUP
22 A. Analisis Wacana
Kajian analisis wacana merupakan studi tentang bahasa atau pemakaian bahasa. Namun pengertian wacana sendiri tidak dapat dipastikan sebagai bahasa. Terdapat banyak pengertian tentang wacana. Kata wacana juga dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Pemakaian istilah ini sering kali diikuti dengan beragam istilah,definisi, bukan hanya setiap disiplin ilmu mempunyai istilah sendiri, banyak ahli memberikan definisi dan batasan yang berbeda mengenai wacana tersebut.1
Beberapa pengertian wacana (analisis wacana ) :2
Collins Consice English Dictionary, 1988: wacana 1. Komunikasi verbal, percakapan; 2. Sebuah perlakuan formal dari subjek dalam ucapan dan tulisan; 3. Sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat.
Longman Dictionary of the English Language: wacana: 1. sebuah percakapan khusus yang alamiah frontal dan pengungkapannya diatur pada ide dalam ucapan
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 1
dan tulisan; 2. Pengungkapan dalam sebuah nasihat, risalah, dan sebagainya ; sebuah unit yang dihubungkan ucapan dan tulisan.
Hawthorn 1992: wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
J.S Badudu 2000:1. rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makan yang serasi di antara kalimat-kalimat itu; 2. Kesatuan bahasa yang telengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
Foucault 1972: wacana: kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan
(statement), kadang kala sebuah individualisasi kelompok pernyataan dan kadang kala sebagai praktik regulative yang dilihat dari sejumlah pernyataan.
Bagi analisis wacana tujuan penelitian adalah tidak untuk “menyokong”
wacana, menemukan apa yang benar-benar dimaksudkan orang ketika mereka mengatakan ini itu atau menemukan realitas dibalik wacana. Titik awalnya adalah bahwa realitas tidak pernah bisa dicapai diluar wacana dan dengan begitu wacana itu sendirilah yang menjadi objek analisisnya.3
3
Tokoh dalam penerapan analisis wacana ini juga ada beberapa, seperti Teun A. Van Djik, Theo Van Leeewen, Sara Mills, Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress dan Tony Trew, Foucault, Norman Fairclough dan lainnya. Model dari beberapa tokoh tersebut tentunya pun berbeda-beda. Namun pada satu hal yang sama bahwa mereka membicangkan analisis wacana sebagai pembahasan bahasa dan adanya kekuasaan yang mencerminkan bentukan ide dari setiap ucapan (lisan) ataupun tulisan.
Selanjutnya pada beberapa tokoh yang dipaparkan diatas, model analisis wacana tersebut dibangun dengan sebutan Analisis Wacana Kritis (Critical Discouse Analysis/ CDA). Dalam studi analisis wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa.4
Kewacanaan tidak hanya pada tingkat penelitian bahasa atau struktur teks yang tertulis atau lisan tetapi wacana dilihat dan didalami dengan pendekatan sosial. Artinya bahasa tidak dimanfaatkan hanya dari permukaannya saja sebagai bentuk tulisan yang tertuliskan dari seorang penulis namun representasi atas keadaan bahkan jiwa terdalam penulis. Praktik kekuasaan juga bisa dilihat dari sana, misalnya dalam pehamanan peneliti, seseorang dengan penggunaan bahasa tingkat atas (berpendidikan dan memilki kosa kata yang tinggi) seolah memiliki kekuasaan lebih terhadap sesorang dengan memiliki kosa kata rendah. Mengutip Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana melalui
bahasa kelompok sosial yang saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing.5
Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana-pemakaian bahasa dalam tunturan dan tulisan- sebagai bentuk dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik social menyebabkan sebuah hubungan dialektis di anatara peristiwa dikursif tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur social yang membentuknya.6
Salah satu pendekatan yang terdapat dalam analisis wacana kritis yaitu pendekatan perubahan sosial(Sosciocultural Change Approach). Analisis wacana ini terutama memusatkan perhatian pada bagaimana wacana dan perubahan sosial. Pembahasan ini terdapat dalam model analisis wacana Fairclough.
B. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough
Salah satu model analisis wacana yaitu Norman Fairclough. Seperti tokoh lainnya Fairclough menjadikan bahasa sebagai fokus pembahasan dalam konteks masyarakat yang makro. Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual -yang selalu melihat bahasa dalam ruang tertutup- dengan konteks masyarakat yang lebih luas.7
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 7
6
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 7
7
Secara umum model analisis wacana Fairclough lebih menekankan pada perubahan sosial. Perubahan sosial diartikan sebagai adanya tindakan sosial yang secara langsung mereflesikan sikap individu terhadap perilaku sosial yang tentunya dibawakan Fairclough melalui linguistik. Bahasa bukan hanya sekedar teks atau tulisan sekedar tulisan, namun Fairclough menjadikan bahasa sebagai suatu arahan lain dalam membaca sesuatu. Seseorang dapat menilai sesuatu permasalahan atau menemukan suatu gejanggalan atau jawaban dari makna struktur teks atau tulisan yang dibaca atau didengarnya. Secara tidak langsung bahasa mempunyai kekuatan untuk mereflesikan pikiran sesorang selain tindakannya.
Fairclough, dalam Eriyanto, Analisis Wacana mengatakan memandang bahasa sebagai praktik sosial mengandung sejumlah implikasi, pertama, wacana adalah bentuk dari tindakan, seseorang menggunakan bahasa sebagai suatu tindakan pada dunia dan khususnya sebagai bentuk representasi ketika melihat dunia/realitas. Pandangan semacam ini tentunya menolak pandangan bahasa sebagai term individu. Kedua, model mengimpilkasikan adanya hubungan timbal balik antara wacana dan srtuktur sosial. Di sini wacana terbagi oleh srtuktur sosial, kelas, dan relasi sosial lain yang dihubungkan dengan relasi spesifik dari institusi tertentu seperti pada hukum atau pendidikan, sistem dan klasifikasi.8
Pendekatan Fairclough intinya menyatakan bahwa wacana merupakan bentuk penting praktik sosial yang mereproduksi dann mengubah pengetahuan,
8 8
identitas dan hubungan sosial yang mencakup hubungan kekuasaan dan sekaligus dibentuk oleh struktur dan praktik sosial yang lain.9
Studi analisis wacana yang dikemukakan Norman Fairclough terbagi menjadi tiga level yakni,Teks,Discourse PracticedanSosciocultural Practice .
1. Teks
[image:38.595.117.519.228.657.2]Fairclough melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjek didefinisikan. Ada tiga elemen dasar dalam model Fairclough.10
Tabel 1
Tiga elemen teks Norman Fairclough
UNSUR YANG INGIN DILIHAT
Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi,keadaan atau pun ditampilkan dan digambarkan oleh teks.
Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan oleh teks.
Identitas Bagaimana identitas wartawan, khalayak dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan oleh teks.
9
Marianne W. Jorgensen dan Loise J. Philips,Analisis Wacana Teori dan Metode, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 122-123
10
a. Representasi
Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaiman seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan dalam teks. Representasi dalam pengertian Fairclough dilihat dari dua hal, yakni bagaimana seseorang, kelompok, dan gagasan ditampilkan dalam anak kalimat dan gabungan atau rangkaian antaranak kalimat.11
Pertama, representasi dalam anak kalimat, dalam hal ini menekankan pada bahasa yang dipakai. Menurut Faircloug bahasan ini melingkupi dua pilihan, yaitu pada tingkat kosakata yaitu bagaimana sesuatu ditampilkan dalam kata, pemilihan kata apa yang tepat dipakai untuk sebuah pemaknaan tertentu.
Pilihan kosakata yang dipakai terutama berhubungan dengan bagaimana peristiwa, seseorang, kelompok, atau kegiatan tertentu dikategorisasikan dalam suatu set tertentu. Kosakata ini sangat menetukan Karena berhubungan dengan pertanyaan bagaimana realitas ditandakan dalam bahasa dan bagaiman bahas itu memunculkan realitas bentukan tertentu.12
Kedua, tingkat tata bahasa pilihan ini berada pada menggambarkan kata untuk tindakan apa yang dilakukan akan menimbulkan sesuatu. Tindakan menyudut kepada adanya aktor atau seseorang yang berperan, atau disebut dengan subjek. Dapat pula pemaknaanya terjadi oleh suatu tindakan, sesuatu telah terjadi,
11
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 290
12
ini maksudnya penghilangan subjek. Tata bahasa dipakai untuk menghilangkan subjek sehingga peranan kata benda menjadi arti dari sebuah tindakan.
Pilihan dapat juga dilihat dari pemakaian metafora yang dipakai. Menurut Fairclough, pilihan pada metafora merupakan kunnci bagaimanna realitas ditampilkan dan dibedakan dengan yang lain. Metafora bukan hanya persoalan keindahan literer, karena bisa menentukan apakah realitas itu dimakanai dan dikategorikan sebagai postif ataukah negatif.13
Representasi yang kedua yaitu representasi dalam kombinasi anak kalimat. Secara sederhana dapat diartikan sebagai relasi antara kalimat satu dengan kalimat lainnya. Penggabungan kalimat yang menjadi satu tatanan arti. Gabungan antara anak kalimat ini akan membentuk koherensi local, yakni pengertian yang didapatkan dari gabungan anak kalimat satu dengan yang lain, sehingga kalimat itu mempunyai arti.
Kemudian yang ketiga adalah, representasi dalam rangkaian antarkalimat. Ini melihat bahwa rangkaian kalimat untuk direpresentasikan. Hal ini secara tersirat bentukan pendapat dari seorang pembuat naskah atau sang penutur untuk berpihak atau menyimpulkan kepada sesuatu.
b. Relasi
Dalam bagian relasi dijelaskan bahwa ada partisipasi atau keikutsertaan seseorang (partisipan) yang ditampilkan dalam teks. Media dianggap sebagai
13
arena sosial. Pengertian sosial pada aslinya yaitu saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk menyampaikan pendapatnya.
Paling tidak, menurut Fairclough ada tiga kategori partisipan utama dalam media: wartawan (memasukan di antaranya reporter, redaktur, pembaca berita untuk televisi dan radio), khalayak media, dan partisapan public, memasukan ilmuan,ulama dan sebagianya. Titik perhatian dari analisis hubungan, bukan pada bagaimana partisipan tadi ditampilakn dalam media (representasi), tetapi bagaimana pola hubungan di antara ketiga aktor tadi ditampilkan dalam teks; antara wartawan dengan khalayak, anatara partisipan dengan publik, baik politisi, pengusaha, atau lainnya dengan khalayak, dan di antara wartawan dengan partisipan publik tadi. Semua analisis hubungan itu diamati dari teks.14
c. Identitas
Seperti pengertiannya, identitas merupakan ciri dari seorang yang membuat atau menuturkan dalam teks tersebut. Bagaimana penutur atau wartawan (pembuat teks/berita) menempatkan dan mengidentifikasi dirinya dengan masalah atau kelompok sosial yang terlibat.
14
2. Discourse Prctice
AnalisisDiscourse Prcticememusatkan perhatian pada bagaiman produksi dan konsumsi teks. Teks dibentuk lewat suatu praktik diskursus, yang menentukan bagaimana teks tersebut di produksi.15
Discourse Practice merumuskan bagaimana produksi teks dari awal pencarian hingga penyiaran atau hasil akhir percetakan. Ini berkenaan dengan kegiatan setiap hari dari media tersebut. Tak ubanhnya di media, hasil dari kerja media adalah proses kerja tim, di mana melibatkan banyak orang, banyak pendapat dan hampir tidak bisa utuh atas keputusan sendiri. Hubungan antara pribadi dengan pihak eksternal (orang lain), dengan pihak organisasi atas rutinitas kerja yang setiap kalinya dilakukan.
Seseorang yang membuat teks yang akan diajukannya kepada penerima teks, dalam hal ini mendeskripsikan teks lisan (ucapan) penyiar kepada para pendengar yaitu bagaimana teks tersebut yang diucapkan dapat memusatkan perhatian untuk menyampaikan maksud tertentu, sehingga pendengar sebagai konsumsi teks dapat memahami dan merepresentasikan sama apa yang dimaksudkan oleh penyiar.
Analisis praktik kewacanaan dipusatkan bagaimana pengarang teks bergantung pada wacana aliran-aliran yang ada untuk menciptakan suatu teks dan
15
bagaimana penerima teks menerapkan aliran dan wacana yang ada dalam mengkonsusmsi dan menginterpretasikan teks.16
3. Sosciocultural Practice
Analisis Sosciocultural Practice didasarkan pada asumsi bahwa konteks sosial yang di luar media memengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam media. Ruang redaksi atau wartawan bukanlah bidang atau kotak kosong yang steril, tetapi sangat ditentukan oleh faktor diluar dirinya. Sosciocultural Practice
ini memang tidak berhubungan langsuung dengan produksi teks, tetapi ia menentukan bagaimana teks diproduksi dan dipahami.17
Pada lingkupsosciocultural practice, godaan-godaan dalam produksi teks ini muncul. Seperti yang dikatakan tadi bahwa dalam produksi sebuah teks keputusan atas teks yang akan disiarkan atau diterbitkan bukan murni atas keputusan diri sendiri. Faktor-faktor diluar yang menghantui dalam produksi teks bukanlah tidak mudah untuk ditaklukan. Ketundukan atas sisi organisasi atau institusi media misalnya, mengharuskan teks dibuat dalam kerangka yang tidak menyinggung atau merusak kredibilitas media tersebut. Atau keadaan-keadaan yang sangat mempengaruhi dalam produksi teks, yang mengakibatkan susunan dari teks dapat saja berubah karena situasi yang sedang terjadi saat itu, sekecil apapun.
16
Marianne W. Jorgensen dan Loise J. Philips,Analisis Wacana Teori dan Metode, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 128
17
Keterpengaruhan semacam ini yang dikatakan bahwa dalam discourse practiceterdapat teks dansosciocultural practice. Fairclough membuat tiga level analisis padasosciocultural practice,level situasional, instituasional dan sosial.
1. Situasional
Teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas, unik, sehingga teks bisa jadi berbeda dengan teks yang lain. Kalau wacana dipahami sebagai suatu tindakan, maka tindakan itu sesungguhnya adalah upaya untuk merespon situasi atau konteks sosial tertentu.18
2. Instituasional
Level instituasional melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi dalam praktik produksi wacana. Pengaruh ini bisa dari dalam oragnisasi sendiri atau luar oraganisasi (pihak eksternal).
Seperti yang diketahui bahwa oranisasi merupakan badan yang ditopang oleh banyak hal. Radio misalnya, iklan-iklan yang ada di radio merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan siaran radio. Atau secara langsung institusi atau lembaga bernama-misalnya berorientasi politik, akan berbeda pengemasan berita dalam teks tersebut sesuai hakikat atau ideologi kepolitikannya.
18
3. Sosial
Sejak awal diketahui analisis Fairclough ini merupakan analisis wacana dalam perubahan sosial. Menerangkan bahwa factor sosial sangatlah penting terhadap wacana yang muncul dalam pemberitaan.
Dalam level sosial, budaya masyarakat, misalnya turut menentukan perkembangan dari wacana media. Kalau aspek situasuinal lebih mengarah pada waktu atau suasana yang mikro (konteks peristiwa saat teks berita dibuat), aspek sosial lebih melihat pada aspek makro seperti system politik, system ekonomi, atau sistem budaya masyarakat secara keseluruhan.19
C. Konseptualisasi Akhlak 1. Pengertian Akhlak
Istilah akhlak merujuk kepada pengertian tingkah laku kepada Tuhan. Sedangkan istilah lain yang sering disandingkan dengan akhlak seperti norma, moral, dan etika menekankan perilaku terhadap manusia. Istilah ketiganya merupakan nilai-nilai yang dapat memengaruhi tingkah laku manusia dalam masyarakat. Pengertian Norma menurut Isworo Hadi Wiyono: Norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari. Norma bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.20 Sedangkan moral adalah ketentuan yang menjadi dasar perilaku baik buruk manusia. Dalam
19
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 325
20
Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Secara etimologi kata moral dan etika mempunyai arti yang sama yaitu adat kebiasaan. Hanya saja bahasa asalnya berbeda, yang pertama berasal dari bahasa Yunani, dan yang kedua yaitu dari bahasa Latin. Arti kata moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.21
Istilah lainnya adalah etika, titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, ialah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti.22 Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.23
Selanjutnya mengenai pengertian akhlak, secara sederhana akhlak diartikan sebagai perbuatan atau tingkah laku. Tindakan seseorang mengenai baik dan buruk dalam keseharian yang terbentuk dari dalam diri dan memerlukan
21
K. Bertens,Etika,Gramedia Pustaka Utama, 1993 dalam H. Moh. Toriquddin, Sekuleritas Tasawuf: Membumikan Tasawuf dalam DuniaModern, Malang: Uin Malang Press, 2008, h. 4
22
Burhanudin Salam, Etika Individual, Rineka Cipta, 2000 dalam H. Moh. Toriquddin, Sekuleritas Tasawuf: Membumikan Tasawuf dalam DuniaModern, Malang: Uin Malang Press, 2008, h.
23
pembelejaran sejak dini. Dalam pergaulan semacam dunia sekarang ini tingkatan baik dan buruk bukan satu hal yang mudah ditafsirkan.
Secara harfiah atau bahasa akhlak berarti budi pekerti. Dalam salah satu hadis Nabi innamaa bu’itsu liutammima makaarimalakhlaaqii (bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti. (H.R Ahmad)).
Pengertian akhlak dipandang sebagai satu gaya hidup manusia sebagai makhluk yang memiliki pemikiran, mengetahui akan apa yang harus dilakukan dalam kehidupannya sehingga mencerminkan baik atau buruk perilakunya. Baik buruk perilaku manusia inilah yang dikatakan akhlak.
Beberapa pengertian akhlak menurut para ahli, di antaranya Imam al-Ghazali dalam Abuddin Nata, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.24sejalan dengan itu, dalamMu’jam al -wasith, Ibrahim Anis, mengatakan bahwa akhlak adalah: sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.25
24
Imam al-Ghazali,“Ihya’Ulum al-Din”, jilid III dalam Abuddin Nata,Akhlak Tasawuuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, h. 4
25Ibrahim Anis, “al
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:26
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar
d. Perbuatan akkhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara
e. Perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Islam tentunya mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik. Hakikatnya perbuatan baik karena Allah akan mendapatkan pahala dari Allah, sebaliknya perbuatan jahat akan menadapatkan azab dari Allah.
“Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang baik. Maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada
permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik
itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan
yyang besar.” (QS. Fushshilat: 34-35)
2. Akhlak Terpuji (Mahmudah) dan Akhlak Tercela (Mazmumah)
Perbutan baik atau buruk dalam kehidupan manusia itu banyak sekali. Kata baik atau buruk seperti sulit untuk mendapati pengertian yang sepakat. Dapat diberi anggapan bahwa perbuatan yang baik pokoknya yang dicintai oleh Allah, dan perbuatan buruk dibenci oleh Allah. Beberapa ini akan disebutkan akhlak terpuji dan tercela dalam pandangan Al-Ghazali.
A. Akhlak Terpuji27 1. Taubat
Taubat adalah kembali dari segala sesuatu yang tercela dalam pandangan syariat kepada sesuatu terpuji dalam pandangannya.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk taubat: a. Dia harus menghentikan maksiatnya
27
b. Dia harus menyesali perbuatan yang terlanjur dilakukannya c. Dia harus bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi
perbuatannya kembali 2. Syukur
Para ulama menyebut definisi syukur yang paling penting adalah kesinambungan hati untuk mencintai Sang pemberi nikmat, kesinambungan anggota badan unutk menikmatinya dan kesinambungan lisan untuk memujiNya.
Macam-macam syukur :
a. Dengan lisan, yautu membicarkan nikmat Allah. b. Syukur perbuatan, yaitu bekerja hanya untuk Allah.
c. Syukur hati, yaitu engkau mengakui bahwa semua nikmat yang ada padamu da nada pada manusia lainnya adalah dari Allah. 3. Sabar
Di antara definisi sabar yang terpenting adalah definisi yang dikemukakan oleh Dzun Nun al-Mishri. Sabar adalah menghindarkan diri dari hal-hal yang menyimpang, tetap tenang sewaktu tertimpa ujian dan menempatkan kekayaan dikala ditimpa kefakiran dalam kehidupan.
4. Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan segala amal perbuatan baik lahir maupun batin hanya ditujukan kepada Allah. Dan tidak mengharapkan sesuatu pun melainkan kepada Allah dank arena Allah. Tidak menginginkan pujian dan penghargaan dari orang lain dan tidak merasa bangga dengan amalannya apabila diketahui oleh orang lain.
5. Mahabbah
Dalam pandangan tasawuf, mahabbah (cinta) merupakan pijkan bagi segenap kemuliaanhal, sama dengan taubat yang merupakan dasar bagi kemuliaan maqam, karena mahabbah pada dasarnya adalah anugrah yang menjadi dasar pijakan bagi segenap hal, kaum sufi menyebutnya sebagai “anugerah-nya-anugerah” (anugerah
tertinggi). Mahabbah adalah kecenderungan derungan hati untuk memperhatikan keindahan dan kecantikan.
Cinta kepada Allah merupakan tujuan yang paling utama dari segala maqam dan puncak yang paling tinggi dari semua tingkatan. B. Akhlak Tercela28
1. Cinta Dunia
Cinta dunia adalah terlalu berlebihan-lebihan dalam menggapai dunia. Dapat juga diartikan perasan tentram terhadapnya dan melupakan akhirat yang mengakibatkan pelakunya berhak
28
dimasukan ke dalam neraka. Sesungguhnya pecinta dunia tidakpunya perhatian kecuali melampiaskan syahwat dan kelezatannya serta mencapai ambisi tanpa ikatan dan aturan.
2. Hasud
Hasud merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan berpengaruh terhadap hubungan sosial manusia. Hasud adalah membenci nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu. Hasud akan menimbulkan perbuatan yang merusak masyarakat, akan menimbulkan kehancuran dan perpecahan.
3. Takabur
Takabur adalah sikap/perbuatan melecehkan orang lain dan menolak kebenaran. Juga dapat diartikan dalam satu ungkapan tentang kondisi yang timbul dari keyakinan-keyakinan yang ada dalam jiwa.
Perbuatan takabur biasanya terjadi karena tiga hal yaitu:
a. Ada dorongan dari dalam diri seseorang untuk bersikap takabur, dengan kata lain, orang itu sendiri yang memiliki sifat tersebut
c. Adanya kondisi-kondisi tertentu yang seseorang bersikap takabur, seperti ketampanan, kecantikan, harta, kedudukan, dan sebagainya.
Pandangan tentang akhlak juga bersanding dengan ajaran yang lain, ada akidah akhlak dan akhlak tasawuf. Hubungan akhlak dengan tasawuf menjadi corak tersendiri dalam mempelajari akhlak. Karena bisa dikatakan tasawuf merupakan tingkatan akhlak yang tinggi, sudah mencapai ranah hubungan dengan Tuhan lebih intim dan tentu dengan bagian-bagiannya tersendiri.
3. Akhlak Tasawuf
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.29
Tasawuf merupakan ajaran yang senantiasa untuk mendekatkan diri kepada Allah. Segala bentuk ibadah seperti shalat, zakat, haji, puasa dan lain sebagainya dilakukan dan hal ini berkenaan dengan akhlak. Seseorang yang telah tertanam akhlak yang baik maka akan bertasawuf.
Sayyid Nur bin Sayyid Ali dalam H. Moh. Toriquddin mengatakan tasawuf adalah sarana dan tahapan untuk membenahi diri, ia sebagai penyuci jiwa
dan memperbaiki hati dan mendapatkan istiqamah dalam beragama dan memanfaatkan semua apa yang ada pada syariat Nabi. Dalam buku Toriquddin juga mengutip Ali Maksum, Tasawuf Sebagai Pembebasan Manusia Modern
bahwa ajaran islam terdiri dari dua kategori: pertama, yang berhubungan dengan dimensi lahir(eksetorik)dan kedua, berkaitan dengan dimensi batin(esetorik).30
4. Akhlak dan Modernisasi
Permasalahan dengan segala tindak tanduknya sesungguhnya berakar dari perbuatan manusia itu sendiri. Sehingga apabila tidak dibekali dengan kekuatan akhlak yang kuat, probelmatika hidup akan memakannya dalam sekejap kehancuran. Apalagi jaman teknologi informasi sekarang ini, penanaman akhlak sudah sulit dikendalikan. Kecanduan akan dunia modern serba gadget yang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sekarang ini telah menimbulkan cerminkan pribadi yang invidualis, kurangnya proses sosial dalam masyarakat. Namun tak ada yang salah dalam perkembangan tekonolgi, hanya saja kepada setiap individu yang harus mampu mengendalikan pegangannya terhadap segala bentuk teknologi modern tersebut. Tak lain teknologi pun mendukung segala bentuk kegiatan untuk memudahkan akses dalam mencapai informasi. Tak terkecuali dalam ilmu keagamaan.
Kegiatan di bidang dakwah, jurnalistik, pengkajian islam, perbaikan masyarakat, dan sosial kemasyarakatan lainnya akan lebih efektif dan berhasil secara efisian jika didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian juga
30
persaudaraan seiman dan seagama, sebagaimana diajarkan nabi Muhammad SAW bahwa ummat Islam ini adalah sebagai satu bangunan jasad yang satu, dapat dilahirkan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun bagaimanakah agar kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dilakukan oleh ummat, adalah bergantung kepada sikap mental dan kepribadian ummat.31
Namun bukan tanpa dampak, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) ini menyebabkan banyak probematika dalam masyarakat. Bahkan mampu membuat kerusakan akhlak. Mereka telah menjadi pemuja ilmu dan teknologi, sehingga tanpa disadari integritas kemmanusiaanya tereduksi, lalu terperangkap pada jaringan sistem rasionalitas teknologi yang sangat humanitis.32
Hal tersebut menjadi pekerjaan seluruh kalangan untuk bijak menggunakan teknologi agar dapat dipergunakan untuk hal-hal yang baik. Atau dalam konsep Islam, dipergunakan berdakwah melalui teknologi. Banyak cara yang bisa dilakukan. Terlebih masyarakat yang sudah pintar akan bisa memilah media mana yang sudah mampu mewujudkan teknologi sebagai jalan pengajaran atau perantara untuk belajar secara nyaman dan praktis.
Radio, salah satu bentuk dari perkembangan teknologi baru untuk manusia dalam memperoleh informasi. Sebagai media atau alat yang dapat dipergunakan untuk mempermudah menyampaikan informasi atau untuk jalan dakwah secara serentak, radio dipandang efektif untuk melakukan hal tertsebut. Jarang memang
31
Abuddin Nata,Akhlak Tasawuuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, h. 288
32
keberadaanya sekarang ini program radio yang menyampaikan atau menyiarkan siaran keagaman Islam, namun apa salah kita mempergunakan radio sebagai dampak perkembangan teknologi untuk menunjang pembelajaran dan sebagai media dakwah yang efektif.
D. Media Massa
Media massa merupakan alat yang digunakan komunikasi massa dalam proses berkomunnikasi. Sebagai perantara, media massa dijadikan tonggak tersampai atau tidak tersampaikan pesan kepada khalayak. pada perkembangannya media massa yang dikenal yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti Koran, buku, majalah dan lainnya sedangkan media elektronik ada televisi dan radio.
Media massa (mass media) adalah saluran-saluran atau cara pengirimin bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-rom, computer, televisi, radio dan sebagainya.33 Menurut Kurt Lang dan Gladys Engel Lang, media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendak dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat.34
33
Lynn H. Turner,Pengantar Teori Komunikasi Dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2008, h. 41
34
1. Fungsi Media Massa
Para ahli banyak merumuskan fungsi media massa, secara pemahaman sederhana fungsi media massa tetep pada fungsinya sebagai penyampai informasi melalui media.
Menurut Elvinaro, media massa berfungsi sebagai pemberi informasi, sarana edukasi, pengawas, pewarisan nilai-nilai, hiburan dan persuasif. Dari enam fungsi media massa yang paling menonjol adalah fungsi sebagai informasi.35
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan fungsi dari media massa. Menurut Jay Black dan Federick C. Whithey (1998) fungsi dari media massa antara lain :36
a. To inform(menginformasikan) b. To entertainment( memberi hiburan) c. To persuade( membujuk) dan
d. Transmission of the culture(tranmisi budaya) 2. Media Massa Elektronik
Media massa elektronik terbagi menjadi dua yaitu radio dan televisi. Radio merupakan media elektronik yang hanya menggunakan audio (suara), sedangkan televisi merupakan media elektronik menggunakan audio dan visual (suara dan gambar). Namun kefungsiannya sama saja, yaitu sebagai perantara atau alat untuk
35
Elvinaro Adrianto dan Lukiati Erdinaya,Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: siombiosa rekatama media, 2007, h. 32
36
[image:57.595.112.510.202.569.2]menyampaikan informasi. Keduanya juga sama memilki program acara dalam penyiarannya. Produksinya saja yang jelas jauh berbeda.
Pada produksi penyiaran program televisi, sejatinya menampikan gambar, membutuhkan kamera untuk merekam acara atau peristiwa yang ingin disampaikan, kamera merupakan senjata bagi tim produksi televisi. Sedangkan radio membutuhkan tape recorder (alat perekam) saja untuk mendapatkan informasi yang ingin disampaikan.
Berlangsungnya proses penyiaran itu berarti bahwa mata acara yang berbentuk audio (siaran radio) atau audiovisual (siaran televisi) terkirim melalui gelombang elektromagnetis dan kemudian dapat diterima (didengar atau dilihat) oleh khalayak melauipesawat penerima radio dan televisi.37
3. Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan juga bisa merambat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkat (seperti molekul udara).38
Dari beberapa media massa yang ada, radio tergolong media yang praktis. Dilihat dari penggunaannya radio sangat mudah, terlebih jaman sekarang ini radio mudah saja didengar melaui telepon genggam. Media radio juga sangat murah,
37
artinya tidak memerlukan biaya yang banyak untuk dapat mengakses dan menggunakan radio. Namun demikian setiap media massa pun memilki kelebihan pastinya ada beberapa kekurangannya pula.
Kelebihan Radio
1. Dapat di dengar, yakni tidak mendominasi panca indera 2. Cepat
3. Harganya murah
4. Membantu penyandang cacat seperti buta
Kelemahan Radio
1. Tidak dinikmati oleh orang yang tuli 2. Kurang diologis
3. Gangguan alat
4. Bersifat selintas dan sekilas
Sama seperti media lainnya, kelebihan dan kelemahan radio dimaknai sebagai pencapaian pada penciptaan teknologi oleh manusia yang bertujuan untuk memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat. Oleh karena itu setiap media memiliki karakteristik sendiri.
a. Karakteristik Radio 1. Sifat Radio
lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal dan fisikal. Verbal berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat dan paragraph secara efektif dan komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setiap pesan kata atau efek suara yang disampaikan.39
Sifat radio meliputi tiga hal :
a. Auditif , artinya hanya untuk didengar. Maka sifatnya sepintas lalu, berkaitan dengan kelebihan radio yaitu cepat. Sehingga pendengar yang “ketinggalan” siaran si penyiar, konsekuensinya tidak dapat
diulang lagi. Pendengar dapat mendengarkan info yang tertinggal tersebut pada segmen selanjutnya, namun ini berlaku biasanya untukadlibs.
b. Mengandung gangguan, sewajarnya sifat ini berhubungan dengan faktor teknologikal. Radio memakai gelombang pemancar untuk dapat mengoperasikan kegiatannya, seringkali gelombang pemancar tidak seutuhnya benar, ada saja gangguan berupa cuaca atau dari sang operator.
Sifat akrab ini menjadi karakteristik radio yang paling menarik dan unik.
b. Program Radio
Pringle- Starr-McCavitt (1991), menjaelaskan bahwa; the programing of most stations is dominatef by one principal content element or sound, known as
format(program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format).40
Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku atau gaya hidup ada radio berformat: professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick (2001) format siaran penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegitan siaran harus tampil dalam empat wilayah :41
1. Kepribadian (personality)penyiar dan reporter 2. Pilihan musik dan lagu
3. Pilihan music dan gaya bertutur (talk)dan
4. Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.
40
Morissan,Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008 h. 220
41
A. PROFILE ABI MAULANA
Abi Maulana, lelaki kelahiran 19 Agustus 1972 ini menganggap dirinya sebagai pekerja sosial. Profesinya sebagai pengisi acara di program Sound of Spirit Mustang88 FM yaitu program acara rohani Islam di radio Mustang88 FM menjadikan dirinya terus belajar memahami Islam tidak hanya secara syar’I namun membawanya pada pembelajaran Islam yang lebih mendalam, tujuannya selain renungan atas kehidupannya juga mengedukasi para pendengarnya yang sudah pintar untuk mengenal Islam dalam membangun akhlak yang tidak mudah menyerah dan mencoba mengilhami Tuhan dengan sisi yang mudah.
Anak ketiga dari pasangan Mohammad Kurdi dan Kartiti ini sangat hobi membaca. Buku di lemari bukunya diisi dengan berbagai macam buku, namun yang sering dia pelajari adalah buku tentang kerohanian. Abi juga sudah menulis buku Gate Rill salah satu buku karyanya yang juga merupakan satu acara di Mustang88 FM. Selain itu Ramadhan 2013 telah menerbitkan satu buku berjudul Beyond Motivation.
ProgramSound of Spirit (SOS) yang telah dibawakannya hampir sepuluh tahun di radio Mustang ini membuat Abi dekat dengan dunia penyiaran radio. Menurutnya radio itu sebagai media sosial, ada peran dan fungsinya. Bisa saja radio hanya iklan saja, musik saja, itu dia menjalankan fungsinya tapi tidak menjalankan perannya. Dan menurut Abi, Mustang telah menjalankan fingsinya sebagai media dan perannya sebagai pembawa suara-suara kebenaran. Menjalankan fungsi keRasulan, saling mengingatkan, dan terikat dengan tanggung jawab moralnya. Itu selalau ditekankan.1
Selain Mustang88 FM, radio yang menjadikan Abi sebagai Narasumber adalah radio Lite FM (105,8). Format siaran seperti biasa, namun pada acara Lite spirit ini Abi membawakan tema yang berbeda dengan Sound of Spirit. Seputar keislaman tentunya, tetapi pada Lite Spirit ini hanya berkenaan ajaran Islam yang bersifat Syar’I. Walalupun bukan narasumber setiap hari, karena Abi hanya siaran
setiap hari Minggu pagi di Lite FM, Abi patut bangga karena bersanding dengan narasumber lain yang mengisi acara tersebut seperti, , Dr. abdul khodir alhabsyi, ada Drs. Ahmad Khozim penulis Syeh Siti Djenar, ada Dr. Hasan Baihaqy, dan lainnya.
Sebelum berkiprah dalam penyiara