BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
C. Program SOUND OF SPIRIT (SOS) 10
1. Discourse Practice
Pada level Discourse Practice terdapat dua pembahasan yaitu, produksi teks dan konsumsi teks. Bagian produksi teks dapat diperoleh dari pihak media, sedangkan konsumsi teks dari khalayak, dalam hal ini pendengar SOS.
Kedua elemen ini berkaitan dengan rutinitas media yang memproduksi teks. Karena pada produksi teks dalam siaran Abi Maulana terjadi secara impromptu dengan sumber pengetahuan dan pandangan Abi Maulana sebagai sumber utama, media disini yaitu radio Mustang menyerahkan sepenuhnya
langsung kepada Abi Maulana. Rutinitas media siaran hanya terdapat pada siaran pagi setiap Senin sampai dengan Jumat program acara SOS.
a. Produksi Teks
Dalam kesempatan wawancara pribadi dengan Program Director (PD) Mustang88 FM, menuturkan bahwa semua konsep acara sampai konten siaran diserahkan sepenuhnya kepada Abi Maulana. Karena awal dari program SOS ini dibentuk, segala rupa yang berkaitan dengan SOS dari format siaran hingga isi materi siaran Abi menentukannya sendiri. Termasuk dua tema yang menjadi bahasan dalam penelitian ini yaitu Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari Hasrat dan juga mengosongkan cangkir.
Indikator kepercayaan sang pemilik media yang langsung menyerahkan program acara SOS ini dipegang oleh Abi Maulana, secara tidak langsung menjadikan Abi Maulana penyiar sekaligus produser yang bertanggung jawab terhadap penyiaran program tersebut. Kedekatan Abi Maulana dengan owner media menjadikan SOS secara konten memiliki kebebasan dalam penyangannya. Sisi profesionalitas Abi Maulana sebagai orang yang pandai agama dipandang mampu untuk membawa atmosfir keislaman dengan gaya anak muda di Mustang88 FM yang jelas segmentasi pendengar berkisar 17-30 tahunan. Sehinngga beberapa faktor dalam praktik kewacannaa, khususnya produksi teks tidak terlalu mengembangkan sistem news room seperti layaknya media, media cetak pada umumnya.
Faktor pertama dari pembentukan wacana adalah ini adalah individu dan profesi jurnalis itu sendiri. Faktor ini berhubungan dan berkaitan dengan para profesiaonal. Factor ini antara lain melingkupi latar belakang pendidikan mereka, perkembangan profesionalitas, orientasi politik dan ekonomi para pengelolanya, dan keterampilan mereka dalam memberitakan secara akurat. Penting juga diamati perilaku, pemahaman terhadap nilai dan kepercayaan dari professional tersebut, juga orientasi dari para professional, paling tidak dalam proses sosialisasi terhadap bidang pekerjaannya. Apakah mereka meletakan dirinya sebagai pihak yang netral atau partisipan dalam mengembangkan suatu berita.4
b. Konsumsi Teks
Kedua adalah mengenai konsumsi teks. Peneliti mendapatkan informan yang setia mendengarkan program acara SOS setiap pagi yang sudah sepuluh tahun penayangan SOS ini ada. Terdapat dua orang informan yang sengaja dipilih oleh peneliti didasarkan atas partisipasi aktifnya dalam program SOS di Mustang88 FM.
Informan ini di dapatkan dari akun twitter @mustang88 dan @abi_maulana yang diperhatikan partisipasi aktif dari akun informan @shesaopas dan @wiga_sweet.
Wawancara dengan informan yang dilakukan melalui elektronik mail terkait dengan:
- Data informan
- Pengenalan informan dengan program acara SOS
- Pengamatan informan tentang siaran Abi Maulana dalam program SOS - Pandangan tentang tema siaran Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari
Hasrat dan Mengosongkan Cangkir
Informan bernama Shesa Opas (SO)
Pengenalan SO dengan program acara SOS di Mustang FM pertama kali saat tidak sengaja mendengarkan siaran radio Mustang pagi hari, sejak saat itu terhitung 2004 mengikuti setiap hari acara SOS.
Saya mendengarkan acara SOS sejak 2004, hampir sepuluh tahun belakangan ini. Ini dimulai ketika secara tidak sengaja mendengarkan radio di pagi hari. Saat itu ada siaran Abi Maulana. Sampai sekarang setiap pagi tidak pernah ketinggalan mendengarkan SOS.5
Menurutnya selama sepuluh tahun Abi Maulana dalam membawakan SOS cara siarannya menarik dengan membawa pendengarnya memahami setiap ucap yang disampaikan Abi Maulana. Interaksi yang dibangun Abi kepada pendengar juga yang menjadikan program acara SOS ini diminati oleh informan.
… Cara siaran Abi Maulana berbeda-beda Metode siarannya
berbeda-beda tergantung pada tahun berapa, tapi intinya mengajak pendengar berpikir melalui permainan kata-kata.
Yang saya suka dari Abi Maulana yaitu interaksinya dengan pendengar. Selain itu karena temanya tidak selalu terbatas pada mencapai surga dan neraka tapi bisa tentang pencarian jati diri maupun hal-hal yang lagi menjadi isu utama di masyarakat.6
5
Wawancara tertulis dengan Shesa Opas, 12 Juni 2014, 11.00 WIB
Selanjutnya mengenai tema saat Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari Hasrat, menurut SO yang pada isi siaran bermaksud menggiring bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup agar menemui kesempurnaan hidup yang fana ini dengan senantiasa berserah kepada Tuhan. Dan menyadari kemampuan yang ada dalam diri sendiri.
Kesimpulannya, Abi ingin menangkap hal-hal yang dirasakan oleh pendengarnya dan ingin melihat yang mana yang klise dan yang mana yang berani jujur dengan dirinya sendiri.7
Begitu pula dengan informan kedua yaitu Wiga Shalyo dengan akun twitter @wiga_sweet, ia mengaku baru beberapa bulan ini mendengarkan program SOS. Hampir setiap pagi mendengarkan program SOS. Menurutnya SOS memiliki ciri khas sendiri pada materi siarannya, Abi sebagai narasumber juga dipahami sebagai seorang yang komunikatif dalam penyampaian ceramahnya.
….. Kontennya kadang mengarah pada sesuatu yang jauh dari pemikiran
kita sebelumnya, jadi wawasan kita jadi makin bertambah. Itulah yang yang membuat SOS asik diikuti karena banyak hal-hal baru yang dipaparkan, cara penyampaiannya pun mudah dipahami. …. Acara SOS
banyak memberi masukan, inspiratif bahkan merombak paradigma yang saya pahami sebelumnya, jadi ilmu saya semakin bertambah.cara Abi memberi tausiah sangat low profile, sangat interaktif.8
Informan yang menjadi sumber sebagai data konsumsi teks ini di dapatkan dari seleksi akun twitter yang ikut berpatisipasi saat siaran Sound of Spirit.Shesa Opas merupakan pendengar aktif dalam acara ini. Beberapa kali kicauannya menanggapi isi materi siaran Abi Maulana. Selama sepuluh tahun keberadaan
7
SOS Ia menjadi salah satu pendengar lama yang setia setiap hari mendengarkan SOS.
Dari pengamatan peneliti informan menyukai acara ini bukan hanya dari interkasi Abi Maulana yang selalu menanggapi pendapat pendengar, namun kepada isi materi yang tidak hanya menyuguhkan sisi datar kehidupan yang hanya mencari surga dan neraka tetapi dapat melatih diri dalam mencari jati diri serta kejadian atau peristiwa di tengah masyarakat juga sering dibahas dalam acara SOS. Demikian penuturan informan atas tema Kebebasan Hasrat dan Kebebasan dari Hasrat dan Mengosongkan Cangkir.
Informan kedua Wiga Shalyo (WS) mengetengahkan program SOS sebagai kajian acara yang menarik dan beda dibandingkan dengan program keislaman lainnya. Pemikiran tentang materi yang berbeda menjadikan pengetahuan agama yang baru sehingga membuat wawasan bertambah luas.
Dari pemaparan yang didapatkan dari kedua informan, peneliti dapat menemukan konten siaran Abi Maulana yang berupa keislaman bersifat esotoris, atau lebih kepada ajaran akhlak tasawuf. Bagaimana konsumen disuguhkan dengan materi keislaman yang berbeda dengan tidak mengajarkan lagi tentang pengajaran syar’I, fikih namun mengenai sisi kehidupan manusia bersikap kepada Tuhannya. Hal ini merupakan tujuan program SOS, dan pesan ini sampai kepada para pendengar.
Tujuannya ini, program Sound of Spirit ini kan semacam tentang agama islam, yaa mengajak Boys and Girls lebih cerdas, mengerti agama islam tidak hanya sebagai budaya, tapi mereka yang mendengarkan SOS
itu akan meningkat kesadarannya. Jadi sadar tentang kebutuhan hidup, sadar tentang siapa dirinya, sadar menjadi manusia. Intinya kita ingin pendengar kita tidak hanya mengerti agama dengan solat lima waktu, puasa tapi esensinya lebih ke dalam mengajarkan mereka untuk membangun kesadaran yang ada di muka bumi ini.
Hal ini dapat dimaknai sebgai media sebagai fungsi edukasi yakni, membuat para konsumsi media khususnya radio dapat pula memperoleh informasi, khususnya tentang agama secara lain dan berbeda walaupun tidak mengandalkan visual karena radio hanya bersifat auditif.
2. Sosciocultural Practice
Analisis Sosciocultural Practice didasarkan pada asumsi bahwa konteks sosial yang ada di luar media mempengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam media.9
Pada level sosciocultural, pihak eksternal atau luar media dapat memengaruhi teks yang akan dibuat. Program Director sebagai koordinator dari semua acara berperan dalam menentukan apa-apa saja yang menjadi bahan penyiaran, termasuk isi materi siaran.
Karena pada produksi teksnya dilakukan oleh Abi Maulana, maka konteks sosial diluar media ini tidak berkuasa atas semua konten acara program SOS. Profesionalitas sebagai penyiar di mana merupakan aktor utama dalam sebuah siaran radio tidak menjadi beban atas Abi Maulana karena telah mendapatkan kepercayaan penuh untuk mengelola semua produk siaran dari
Sound of Spirit. Sekali lagi Mustang sebagai media fasilitator tidak ikut andil dalam pengadaan tema, materi dan format siaran SOS.
Hal ini dikarenakan, secara srtuktural garis koordinasi Mustang FM atas Abi Maulana sebagai Human Resource Development (HRD) di Ramako Grup dan status Abi yang memiliki kekerabatan dekat dengan sang pemilik media membuat praktik penyiaran atas SOS didasari oleh kepercayaan penuh pemilik media kepada Abi Maulana.
Memang Abi sudah dipercaya oleh owner Mustang, dan cocok juga kontennya. Tidak masalah, karena Abi sudah paham. Dan tidak ada batas untuk Abi menentukan konten acara karena sepenuhnya sudah sama Abi10
Oleh karena itu dalam pandangan Fairclough kepada hasil penelitian ini menunjukkan adanya level instusional yang mendasari siaran SOS. Level institusional melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi dalam produksi wacana. Institusi ini bisa berasal dalam diri media sendiri.11
10
Wawancara pribadi dengan Program Director Mustang 88 FM, Sis Castelo,14 Juli 2014 pukul 15.00
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian dalam Program Sound of Spirit di Radio Mustang 88 FM. Kesimpulan dan saran adalah hasil pengamatan terhadap objek penelitian yang dibatasi selama satu bulan yaitu pada Februari 2014.
A. Kesimpulan:
Berdasarkan struktur Mikro (Teks) Bagi orang awam, tema atau topik yang disampaikan Abi Maulana akan terasa sulit dimengarti jika kata-kata pada materi tersebut tidak dimaknai secara mendalam. hal ini dialami oleh peneliti sendiri dalam beberapa materi siaran yang disampaikan. Kata-kata sederhana seperti “sadar”, “cinta”, “keindahan”, “penderitaan”, “belenggu”, dan lainnya menjadi contoh yang diungkapkan untuk dipahami oleh pendengar bahwa, hal itu bukan sekedar kata namun ada makna terdalam yang sampai pada batin manusia tentang penyadaran rasa yang hanya dirasakannya sendiri. Materi siaran yang merasuki pikiran manusia setiap hari dengan ungkapan dan pesan-pesan tentang penyadaran tersebut merupakan cara SOS membangun akhlak.
Akhlak yang menjadi topik pembahasan yaitu Akhlak Tasawuf. Tasawuf merupakan ajaran dari agama Allah tentang menjadi hamba yang bertakwa dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan manjauhi segala macam
keduniawian atas dasar cinta kepada Allah supaya menjadi manusia yang berakhlak mulia yang mendamba surga.
Selanjutnya pada praktik kewacanaan (Discourse practice) berkaitan dengan produksi dan konsumsi teks Sound Of Spirit. Segala kontrol termasuk produksi teks dalam program SOS diserahkan kepada Abi Maulana.
Kemudian peneliti menemukan dalam konsumsi teks program SOS mendapat perhatian sendiri dari pendengar yang memaknai siaran ini dengan mematrikan setiap kata sebagai penyemangat hidup. Melalui kata atau rangkaian kata dapat menjadi nasihat agar mencintai hidup dengan selalu ingat kepada Pencipta bahwa di dunia ini manusia yang selalu memikirkan kesenangan sesungguhnya berada dalam kesengsaraan.
Terakhir pada level Sosciocultural Practice , konteks sosial yang ada di luar media tidak berkuasa atas semua konten acara SOS. Hal ini karena hubungan Abi dengan radio Mustang88 sebagai HRD (Human Resource Development) dari Ramako Grup serta kekerabatannya yang dekat dengan pemilik media. Sehingga terdapat unsur institusional yang merupakan salah satu faktor yang ada pada level
Sosciocultural Practice.
Program SOS yang hanya tayang di radio Mustang88 FM menjadi salah satu bukti bahwa media audio dapat melakukan fungsinya. Selain menyuguhkan musik, radio Mustang88 menunjukkan fungsi edukasi kehidupan dengan hanya mengandalkan kekuatan suara. Sudut pandang peneliti terhadap media massa sebagai pilar keempat dalam sisi kehidupan bermasyarakat, dengan berbagai
interaksi yang harus membuat perubahan kepada khalayak. Radio sebagai media massa individu seharusnya lebih mampu memakan ranah tersebut. mengingat radio sebagai media elektronik yang keberadaanya dapat dijangkau oleh siapapun dan dimana pun. Mustang sebagai radio segmentasi kaum muda membawa perubahan sosial lewat salah satu program yaitu Sound of Spirit.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian melalui metode penelitian analisis wacana atas objek penelitian yang diteliti, peneliti memberikan beberapa saran:
Masukan dapat peneliti ungkapan kepada program Sound of Spirit (SOS) :
1. Durasi siaran yang perlu ditambahkan agar pendengar SOS dapat secara utuh menerima materi siaran dari Abi Maulana. Terkadang keterlambatan opening yang sering terjadi mengurangi esensi isi siaran tersebut.
2. Membangun interaksi kepada pendengar lama jangan sampai hilang 3. Untuk menambah konten acara supaya menarik, bisa mencoba
interaksi melalui telepon saat siaran.
4. Pengenalan materi disebutkan agar pendengar tahu akan membahas dan mengangkat tema apa.
5. Materi akhlak tasawuf yang menjadi ciri khas SOS tetap dipertahankan
1. Radio Mustang sebagai fasilitator program SOS perlu mengadakan juga evaluasi terhadap program SOS agar adanya pembaharuan atau inovasi dari program SOS