• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio Mp3 Pada Pengamanan Pesan Dengan Algoritma Least Significant Bit (LSB) Dengan Modifikasi Jarak Sisip

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio Mp3 Pada Pengamanan Pesan Dengan Algoritma Least Significant Bit (LSB) Dengan Modifikasi Jarak Sisip"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK STEGANOGRAFI

AUDIO MP3 PADA PENGAMANAN PESAN DENGAN

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

DENGAN MODIFIKASI JARAK SISIP

SKRIPSI

INDAH WIKE DIANTY

061401010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK STEGANOGRAFI AUDIO MP3 PADA PENGAMANAN PESAN DENGAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT

(LSB) DENGAN MODIFIKASI JARAK SISIP

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

INDAH WIKE DIANTY 061401010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

STEGANOGRAFI AUDIO MP3 PADA PENGAMANAN PESAN DENGAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DENGAN MODIFIKASI JARAK SISIP

Kategori : SKRIPSI

Nama : INDAH WIKE DIANTY

Nomor Induk Mahasiswa : 061401010

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 21 Agustus 2013

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Andri B, ST, McompSc, MEM Syahril Efendi, S.Si, MIT NIP. 197510082008011001 NIP. 196711101996021001

Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK STEGANOGRAFI AUDIO MP3 PADA PENGAMANAN PESAN DENGAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT

(LSB) DENGAN MODIFIKASI JARAK SISIP

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 21 Agustus 2013

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis ucapkan kepada Sang Khaliq Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib diselesaikan guna meraih gelar Sarjana Komputer pada program studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 Pada Pengamanan Pesan Dengan Algoritma Least Significant Bit (LSB) Dengan Modifikasi Jarak Sisip. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak luput dari campur tangan banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis. Maka, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H, M.Sc. (C.T.M), Sp.A.(K.)

2. Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis.

3. Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer, Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom dan juga selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan kritikan, saran, dan masukan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer, Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc.

5. Bapak Syahril Efendi, S.Si, MIT dan Bapak Mohammad Andri Budiman, ST, MCompSc, MEM selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta, Ayahanda Suyadi dan Ibunda Darma Wati beserta kedua adikku Imam Andrio dan Intan Nabila yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, kasih sayang yang tulus, pengorbanan yang tidak ternilai harganya serta dukungan moril maupun materil.

(6)

9. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa S1 Ilmu Komputer stambuk 2006 yang telah banyak berbagi ilmu, memberikan bantuan, saran, kritikan, semangat, inspirasi, dukungan serta mewarnai kenangan selama masa kuliah yang tak akan terlupakan bagi penulis.

10.Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan karunia kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian serta kerja samanya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan di masa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis, keluarga, masyarakat, organisasi dan negara.

Medan, 21 Agustus 2013

(7)

ABSTRAK

Pengamanan data rahasia pada media digital membutuhkan dua properti yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Pada penelitian ini steganografi digital menggunakan wadah penampung berupa suara (audio) sedangkan data rahasia yang disembunyikan berupa teks. Algoritma yang digunakan dalam merancang perangkat lunak ini adalah algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi jarak sisip. Algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip berfungsi untuk memperkuat teknik penyembunyian data dimana bit-bit data rahasia akan mengganti byte-byte tertentu pada media digital dalam jarak yang sudah ditentukan. Data rahasia yang akan disembunyikan akan menggantikan bit terakhir dari data media digital, maka byte yang digantikan dari data audio dipilih setiap jarak tertentu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk proses penyisipan adalah sebesar 1,03 detik, sedangkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk proses ekstraksi adalah sebesar 0,01 detik.

(8)

DESIGN SOFTWARE OF STEGANOGRAPHY WITH SECURED MESSAGE ON AUDIO MP3 USING LEAST SIGNIFICANT BIT ALGORITHM (LSB)

WITH MODIFICATION OF DISTANCE INSERTION

ABSTRACT

Securing confidential data on digital media requires two properties that are container vessel and the confidential data to be hidden. In this research, digital steganography uses the container vessel in the form of sound (audio) and the confidential data in the form of text. The algorithm used in designing this software is Least Significant Bit (LSB) with modification of distance insertion. Least Significant Bit algorithm with modification of distance insertion serves to strengthen the hiding data technique where the confidential data bits will replace certain bytes of digital media within a specified distance. The confidential data which will be hidden will replace the last data bit of digital media, the byte that will be replaced from audio data is chose within certain leap. The result from this experiment shows that the average time for insertion process is about 1,03 seconds, while the average time for extraction process is about 0,01 seconds.

(9)

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

Bab 2 Tinjauan Teori 6

2.1. Steganografi 6

2.1.1 Proses Steganografi 7

2.1.2 Taksonomi Steganografi 11

2.2 Media Penampung Pesan 12

2.3 File MP3 13

2.3.1 Struktur Data pada File MP3 15

2.4 Algoritma Steganografi pada Media Audio 17 2.4.1 Metode Steganografi pada Media Audio 17 2.4.2 Algoritma Least Significant Bit (LSB) 19 2.4.3 Algoritma Least Significant Bit dengan Modifikasi Jarak Sisip 20

Bab 3 Analisis dan Perancangan 23

3.1 Analisis 23

3.1.1 Pembacaan File Audio 24

3.1.2 Penyisipan File MP3 25

3.1.3 Ekstraksi Pesan Tersisip 28

3.2 Perancangan Sistem 28

3.2.1 Flowchart Penyisipan LSB 29

3.2.2 Flowchart Ekstraksi LSB 30

3.2.3 Flowchart Daftar Hasil Pengujian 31

3.2.4 Use Case Diagram 31

3.2.4.1 Use Case Penyisipan LSB 33

(10)

3.2.4.3 Use Case Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan 34 3.2.4.4 Use Case Proses Penyisipan 35

3.2.4.5 Use Case Ekstraksi 36

3.2.4.6 Use Case Load Stego Audio 36

3.2.4.7 Use Case Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci) 37

3.2.4.8 Use Case Proses Ekstraksi 38

3.2.4.9 Use Case Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian 38 3.2.4.10 Use Case Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian 39

3.2.5 Activity Diagram 40

3.2.5.1 Activity Diagram Proses Penyisipan Pesan Teks

ke dalam Cover Audio 40

3.2.5.2 Activity Diagram Proses Ekstraksi Pesan Teks

dari Stego Audio 42

3.2.5.3 Activity Diagram Proses Melihat Daftar Hasil

Pengujian 43

3.2.5.4 Activity Diagram Proses Menghapus Daftar Hasil

Pengujian 43

3.2.6 Perancangan Antarmuka (Interface) 44

3.2.6.1 Rancangan Menu Utama 44

3.2.6.2 Rancangan Steganografi 45

3.2.6.3 Rancangan Laporan Hasil Pengujian 47

Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem 48

4.1 Halaman Menu Utama 48

4.2 Halaman Steganografi LSB 49

4.3 Halaman Ekstraksi 53

4.4 Halaman Laporan Hasil Pengujian 55

4.4.1 Halaman Daftar Hasil Pengujian Program 56 4.4.2 Halaman Penghapusan Hasil Pengujian 57

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 58

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 58

Daftar Pustaka 60

Lampiran A-1

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10

Spesifikasi Use Case Penyisipan LSB Spesifikasi Use Case Load Audio

Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan Spesifikasi Use Case Proses Penyisipan

Spesifikasi Use Case Ekstraksi

Spesifikasi Use Case Load Stego Audio

Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci) Spesifikasi Use Case Proses Ekstraksi

Spesifikasi Use Case Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian Spesifikasi Use Case Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Struktur di dalam File MP3 Frame MP3

MP3 Header

Data File MP3 dalam Hexa Data Penyisip Bit-Bit Teks ”BU” Data Penyisip Bit-Bit Teks ”BU” Data File Audio MP3

Data Penyisip berupa Bit-Bit Teks “BU” Hasil Penyisipan LSB

Flowchart Penyisipan dengan LSB Flowchart Ekstraksi LSB

Flowchart Daftar Hasil Pengujian Flowchart Daftar Hasil Pengujian

Activity Diagram Proses Penyisipan Pesan Teks ke dalam Cover Audio

Activity Diagram Proses Ekstrasi Pesan Teks dari Stego Audio Activity Diagram Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian Activity Diagram Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian Rancangan Menu Utama

Perancangan Steganografi LSB Rancangan Laporan Hasil Pengujian Halaman Menu Utama

Halaman Menu File

Halaman Steganografi LSB

Tampilan Kotak Dialog Pembukaan File MP3 Hasil Pembukaan File MP3

Tampilan Pengisian Pesan Teks Halaman Pesan Hasil Penyisipan Tampilan Hasil Penyisipan Tampilan Proses Penyisipan

Tampilan Hasil Pembukaan File Stego Audio

Tampilan Pengisian Jumlah Lompatan sebagai Kata Kunci Halaman Pesan Proses Ekstraksi

Tampilan Hasil Ekstraksi Tampilan Proses Ekstraksi

Tampilan Pesan Kesalahan pada Pengisian Jumlah Lompatan Halaman Menu Laporan Hasil Pengujian

Tampilan Hasil Pengujian Program Tampilan Hapus Hasil Pengujian

(13)

ABSTRAK

Pengamanan data rahasia pada media digital membutuhkan dua properti yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Pada penelitian ini steganografi digital menggunakan wadah penampung berupa suara (audio) sedangkan data rahasia yang disembunyikan berupa teks. Algoritma yang digunakan dalam merancang perangkat lunak ini adalah algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi jarak sisip. Algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip berfungsi untuk memperkuat teknik penyembunyian data dimana bit-bit data rahasia akan mengganti byte-byte tertentu pada media digital dalam jarak yang sudah ditentukan. Data rahasia yang akan disembunyikan akan menggantikan bit terakhir dari data media digital, maka byte yang digantikan dari data audio dipilih setiap jarak tertentu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk proses penyisipan adalah sebesar 1,03 detik, sedangkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk proses ekstraksi adalah sebesar 0,01 detik.

(14)

DESIGN SOFTWARE OF STEGANOGRAPHY WITH SECURED MESSAGE ON AUDIO MP3 USING LEAST SIGNIFICANT BIT ALGORITHM (LSB)

WITH MODIFICATION OF DISTANCE INSERTION

ABSTRACT

Securing confidential data on digital media requires two properties that are container vessel and the confidential data to be hidden. In this research, digital steganography uses the container vessel in the form of sound (audio) and the confidential data in the form of text. The algorithm used in designing this software is Least Significant Bit (LSB) with modification of distance insertion. Least Significant Bit algorithm with modification of distance insertion serves to strengthen the hiding data technique where the confidential data bits will replace certain bytes of digital media within a specified distance. The confidential data which will be hidden will replace the last data bit of digital media, the byte that will be replaced from audio data is chose within certain leap. The result from this experiment shows that the average time for insertion process is about 1,03 seconds, while the average time for extraction process is about 0,01 seconds.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini

mampu menghubungkan hampir semua komputer yang ada di dunia, sehingga kita

bisa saling berkomunikasi dan saling bertukar informasi kepada pihak lain. Bentuk

informasi yang dapat ditukar bermacam-macam jenis yaitu berupa teks, gambar, video

dan audio. Perkembangan tersebut turut mempengaruhi cara berkomunikasi. Dengan

berkembangnya jaringan tersebut maka semakin berkembang pula kejahatan sistem

informasi. Dengan berbagai teknik, banyak yang mencoba untuk mengakses informasi

yang bukan haknya.

Berbagai macam teknik telah digunakan untuk melindungi informasi yang

dirahasiakan dari orang yang tidak berhak, salah satunya adalah teknik steganografi.

Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga keberadaan (eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera

manusia. Kata steganografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tulisan

tersembunyi” (covered writing). Steganografi membutuhkan dua properti wadah

penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Steganografi digital

menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, suara (audio),

teks, dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa citra, suara, teks,

atau video. Jika pada kriptografi, data yang telah disandikan (ciphertext) tetap

tersedia, maka dengan steganografi ciphertext dapat disembunyikan sehingga pihak

ketiga tidak mengetahui keberadaannya.

Dalam perancangan ini algoritma yang akan digunakan dalam merancang

perangkat lunak adalah algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi jarak

sisip. Dimana cara kerja dari algoritma ini hampir sama dengan algoritma least

(16)

pesan ke dalam audio, maka audio dan pesan penyisip harus diubah dahulu menjadi

biner. Pengubahan audio menjadi biner dimaksudkan untuk mendapatkan satu nilai

pada satu bit data, dimana satu bit akan digantikan dengan satu bit dari delapan bit

satu karakter pesan penyisip. Penyisipan pada algoritma Least Significant Bit ini

dimodifikasi dengan cara bit-bit pesan yang merupakan data rahasia akan mengganti

byte-byte tertentu dengan memasukkan jarak sisip yang sudah ditentukan.

Atas dasar uraian diatas, maka pada penulisan skripsi ini akan dilakukan

pembahasan mengenai perancangan perangkat lunak steganografi audio MP3 pada pengamanan pesan dengan algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi

jarak sisip.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam melakukan penelitian ini diuraikan seperti berikut:

1. Bagaimana melakukan encoding file audio menjadi sample audio.

2. Bagaimana melakukan konversi sample audio dan teks penyisip kedalam bentuk

biner.

3. Bagaimana melakukan penyisipan pesan ke dalam file audio berformat MP3 dengan algoritma Least Significant Bit berdasarkan jarak sisip.

4. Bagaimana menghitung ukuran file audio sebelum dan sesudah penyisipan.

5. Bagaimana mengekstraksi kembali data penyisip.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian tersebut, maka

penulis membuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut:

1. File audio penampung (host) berformat MP3 dan pesan penyisip berformat teks (txt).

2. File audio hasil penyisipan berformat MP3.

(17)

4. Pada batasan jarak lompatan dibatasi hanya sampai 3 digit.

5. Database manajemen sistem yang digunakan yaitu Microsoft Office Access

Database 2007 dan bahasa pemrograman yang akan digunakan adalah Microsoft

Visual Basic 6.0.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengamankan pesan ke dalam file audio dengan cara menyisipkan pesan teks ke dalam file audio yang berformat MP3.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Menambah pemahaman tentang pengamanan data bagi penulis dengan teknik

Steganografi Least Significant Bit dengan modifikasi jarak sisip.

2. Manfaat bagi bidang ilmu yaitu penulis melakukan modifikasi terhadap algoritma

LSB sehingga lebih sulit diserang oleh kriptanalis (hacker).

3. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat menggunakan perangkat lunak yang

dibangun untuk melakukan pengamanan pesan ke dalam file audio MP3.

1.6Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Pada tahap ini dengan melakukan studi kepustakaan penulis mempelajari teori dari

berbagai sumber yang relevan baik itu dari buku-buku maupun artikel-artikel serta

journal international yang didapatkan melalui internet.

2. Analisis

Pada tahap ini dilakukan untuk pengolahan data yang ada dan kemudian melakukan

analisis terhadap hasil studi kepustakaan tersebut sehingga dapat dikembangkan

(18)

3. Perancangan Perangkat Lunak

Pada tahap ini, digunakan seluruh hasil analisa terhadap studi kepustakaan untuk

merancang perangkat lunak yang akan dihasilkan. Dalam tahapan ini juga

dilakukan perancangan algoritma program serta model antarmuka sistem untuk

memudahkan dalam proses implementasi.

4. Implementasi dan Pengujian Sistem

Pada tahap ini pengujian dilakukan apakah sistem ini dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. Jika ditemukan kesalahan maka akan dilakukan

perbaikan sistem.

1.7Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini penulis membuat beberapa bagian utama yaitu

sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai Latar Belakang, Perumusan

Masalah, Batasan Masalah, Manfaat penelitian, Tujuan Penelitian, Metode

Penelitian serta Sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas tentang teori steganografi, landasan teori

audio MP3, pengolahan sample audio, algoritma Least Significant Bit (LSB), serta bahasa pemrograman yang digunakan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan membahas mengenai pembacaan data audio, penyisipan

pesan dengan menggunakan algoritma Least Significant Bit dengan

(19)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi dari hasil analisis dan

perancangan sistem, menguji sistem secara langsung dan menyimpulkan

data yang didapatkan dari hasil pengujian tersebut.

BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua pembahasan yang ada

dengan saran-saran yang ditujukan bagi para pembaca agar diharapkan

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Steganografi

Steganografi, berasal dari bahasa Yunani yaitu stegos yang berarti atap atau tertutup

dan graphia yang berarti tulisan, adalah ilmu dan seni menyembunyikan keberadaan

komunikasi [7]. Steganografi merupakan teknik menyembunyikan atau menyamarkan

keberadaan pesan rahasia ke dalam sebuah media yang tidak terlihat mencurigakan,

sehingga orang lain tidak mengetahui keberadaan pesan tersebut. Dua bagian yang

paling penting dibutuhkan dalam steganografi adalah media penampung dan pesan

rahasia yang akan disisipkan.

Teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan

cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya

prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasiaan dalam hal

komunikasinya bukan pada datanya [11]. Steganografi berbeda dengan kriptografi.

Kriptografi menyimpan makna sebenarnya dari suatu pesan rahasia, tetapi keberadaan

pesan tersebut diketahui. Sedangkan, steganografi menutupi keberadaan pesan rahasia

tanpa diketahui oleh orang lain.

Steganografi sudah dikenal sejak dahulu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Kebutuhan ini senantiasa berevolusi dan disempurnakan terus menerus. Pada awalnya

orang hanya berkeinginan untuk menyembunyikan suatu teks dengan dituliskan dalam

kertas dan menyimpannya dengan hati-hati. Penyembunyian pesan ini kemudian

berkembang menjadi pengiriman pesan rahasia. Hal ini terjadi karena adanya

kebutuhan bahwa harus ada pihak lain yang dapat menerima pesan rahasia tersebut

dengan tetap menjaga kerahasiaan pesan dan pesan tersebut dapat disampaikan dengan

selamat sampai ke pihak yang bersangkutan. Hal-hal tersebut kemudian mengarah

pada teknik-teknik steganografi [2].

Dalam catatan yang berkaitan dengan steganografi yang dituliskan oleh

(21)

Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 sebelum masehi. Histaeus

harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus.

Histaeus menulis pesan dengan cara menggunakan tato pada kulit kepala seorang

budak dan menunggu sampai rambut budak tersebut tumbuh untuk menutupi pesan

rahasia. Histaeus kemudian mengirimkan budak tersebut kepada Aristagoras.

Penggunaan steganografi menjadi daya tarik banyak orang pada peristiwa

penyerangan gedung WTC, 11 September 2001. Pada peristiwa tersebut disebutkan

oleh “pejabat pemerintah dan para ahli dari pemerintahan AS” yang tidak disebutkan

namanya bahwa “para teroris menyembunyikan peta-peta dan foto-foto target

demikian juga dengan perintah untuk aktivitas teroris di ruang chat sport, bulletin boards, dan web site lainnya” [6].

2.1.1 Proses Steganografi

Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam teknologi komputasi,

steganografi juga merambah pada media digital. Terdapat dua proses utama dalam

steganografi digital yaitu penyisipan (embedding/encoding) pesan dan penguraian

(extraction/decoding) pesan. Gambaran proses steganografi menurut Mohanty (1999)

dapat dilihat pada gambar 2.1.

Pesan yang dimaksud dapat berupa plaintext, chipertext, citra, atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit-stream. Embedding merupakan proses menyisipkan pesan rahasia ke dalam suatu media penampung yang disebut dengan

media cover (cover object). Kemudian media cover dan pesan rahasia yang ditempelkan pada media cover tersebut memberikan hasil berupa media stego (stego

object). Extraction adalah proses menguraikan pesan yang tersembunyi yang terdapat dalam media stego.

Suatu kata kunci atau password (stego key) juga dapat digunakan secara

tersembunyi pada saat penyisipan maupun penguraian terhadap suatu pesan rahasia

dalam media penampung. Proses steganografi merupakan proses yang dimulai dari

(22)

penyimpanan pada cover object tersebut selanjutnya dinamakan sebagai stego object

dan untuk mendapatkan kembali embedded message dilakukan ekstraksi pada stego

object yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Proses Steganografi [5].

Pihak-pihak yang terkait dalam steganografi adalah embeddor, extractor, dan stegoanalyst. Embeddor adalah orang yang melakukan embedding dengan menggunakan aplikasi steganografi, extractor adalah orang yang melakukan extract

stego image dengan menggunakan aplikasi steganografi. Sedangkan stegoanalyst adalah orang yang melakukan steganalisis. Steganalisis merupakan ilmu dan seni

untuk mendeteksi pesan yang tersembunyi dalam steganografi.

Steganografi merupakan suatu seni / pengetahuan / pembelajaran / cara kerja

berkomunikasi dengan menyembunyikan sebuah pesan rahasia dalam suatu informasi

utama [8]. Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan steganografi menurut

Mohanty (1999) sesuai dengan gambar 2.1 adalah sebagai berikut:

Embedded-<datatype>

(23)

Stego-<datatype>

Merupakan hasil keluaran dari proses penyisipan (embedding). Hasil keluaran ini

mengandung pesan rahasia yang tersembunyi didalamnya.

Cover-<datatype>

Merupakan sebuah inputan dari proses penyisipan yang mana dijadikan sebagai

media tempat penampungan pesan rahasia yang akan disisipkan didalamnya.

Stegokey

Kata kunci tambahan yang dapat digunakan dalam proses penyisipan dan

ekstraksi. Penggunaan kata kunci dimaksudkan untuk dapat melakukan proses

verifikasi dalam menguji keaslian dari suatu stego-<datatype>.

Embedding

Merupakan proses penyisipan embedded-<datatype> ke dalam cover-<datatype>

dan menghasilkan stego-<datatype>. Dalam proses embedding, dimasukkan

stegokey agar pada saat proses extracting dapat dilakukan verifikasi dalam menentukan keaslian sebuah stego-<datatype>.

Extracting

Merupakan proses ekstraksi embedded-<datatype> dari stego-<datatype> dengan

memasukkan stegokey untuk melakukan proses verifikasi dari stego-<datatype> tersebut.

Stegoanalyst

Merupakan pihak yang ahli dalam melakukan proses steganografi. Seorang

stegoanalyst mampu mendeteksi adanya pesan tersembunyi dengan mempelajari teknik-teknik / memahami seni dari proses steganografi.

Embeddor/Extractor

Merupakan sebuah entitas atau seseorang yang dapat menyisipkan (embeddor)

ataupun mengekstraksi (extractor) sebuah pesan rahasia dalam suatu media

(24)

Berikut ini terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam steganografi yaitu

[9] :

1. Imperceptibility

Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak dapat dideteksi. Jika

media penampung yang digunakan adalah media audio, maka telinga manusia tidak

dapat mendeteksi perubahan yang terjadi pada media penampung tersebut setelah

disisipi pesan rahasia.

2. Fidelity

Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak mengalami

perubahan yang signifikan. Artinya, mutu media penampung setelah ditambahkan

pesan rahasia tidak jauh berbeda dengan mutu media penampung sebelum

ditambahkan pesan.

3. Recovery

Pesan rahasia yang telah disisipkan dalam media penampung harus dapat diekstrak

kembali. Hal ini merupakan syarat mutlak dalam sebuah algoritma steganografi,

karena ada banyak cara penyisipan pesan yang tidak terdeteksi namun sulit dalam

pembacaan kembali pesan yant telah disisip tersebut.

4. Robustness

Pesan yang disembunyikan harus tahan terhadap berbagai operasi manipulasi yang

dilakukan pada media penampung. Bila pada media penampung dilakukan

operasi-operasi manipulasi, maka pesan yang disembunyikan seharusnya tidak mengalami

kerusakan (tetap valid jika diekstraks kembali).

Karakteristik steganografi dikatakan baik jika memiliki imperceptibility tinggi,

(25)

2.1.2 Taksonomi Steganografi

Taksonomi dari steganografi dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2 Taksonomi Steganografi [8].

Penjelasan dari taksonomi steganografi yang ada pada gambar 2.2 adalah

sebagai berikut:

1. Technical Steganography

Teknik ini menggunakan metode sains untuk menyembunyikan pesan. Contohnya

adalah penyembunyian pesan dalam chip mikro.

2. Linguistic Steganography

Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak lazim. Teknik ini

terbagi menjadi dua bagian yaitu Semagrams dan Open Codes.

3. Semagrams

Teknik ini menyembunyikan pesan dengan menggunakan simbol atau tanda-tanda.

Contoh penggunaannya adalah dengan mengganti ukuran teks ataupun mengganti

(26)

Teknik semagrams terbagi menjadi dua bagian yaitu Visual Semagrams dan Text Semagrams. Visual semagrams menggunakan suatu benda dalam kehidupan sehari-hari yang tidak mencolok untuk menyampaikan pesan. Sebagai contoh penempatan

posisi dari dari suatu benda. Sedangkan pada text semagrams menyembunyikan

pesan dengan memodifikasi tampilan dari suatu teks (carrier), sebagai contoh

melalui perubahan kecil pada ukuran teks, font atau penambahan spasi.

4. Open Codes

Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak umum namun tetap

tidak terlihat mencurigakan. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Jargon

Code dan Covered Ciphers.

5. Covered Ciphers

Teknik ini menyembunyikan pesan dalam media penampung sehingga pesan

kemudian dapat diekstrak dari media penampung tersebut oleh pihak yang

mengetahui bagaimana pesan tersembunyi tersebut disembunyikan.

2.2 Media Penampung Pesan

Media penampung pesan pada steganografi merupakan suatu wadah untuk

menyembunyikan pesan rahasia. Beberapa contoh media penampung pesan rahasia

yang digunakan dalam teknik steganografi adalah sebagai berikut:

1. Teks

Dalam algoritma steganografi yang menggunakan teks sebagai media penampung,

teks yang telah disisipi pesan rahasia tidak boleh terlihat mencurigakan oleh orang

lain yang melihat teks tersebut.

2. Audio

Format ini sering digunakan dikarenakan berkas dengan format tersebut berukuran

relatif besar. Sehingga berkas tersebut dapat menampung pesan rahasia dalam

(27)

3. Citra

Format ini juga sering digunakan dikarenakan format tersebut merupakan salah

satu format berkas yang banyak dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan lainnya

adalah banyak tersedia algoritma-algoritma steganografi untuk media penampung

yang berupa citra.

4. Video

Format ini merupakan format dengan ukuran berkas yang relatif sangat besar

namun jarang digunakan dikarenakan ukurannya yang terlalu besar sehingga

terkesan kurang praktis dan juga tidak banyak tersedia algoritma yang mendukung

format ini sebagai media penampung.

2.3 File MP3

MPEG (Moving Picture Expert Group)-1 audio layer III atau yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan”. Istilah

menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio ke dalam format MP3

menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk

mengurangi besarnya file audio.

Sebagai hasil dari kompresi audio, MP3 dibentuk dengan mengikuti model

psycho-acoustic yang mana menyadari bahwa telinga manusia tidak dapat mendengar semua frekuensi-frekuensi audio. Jarak pendengaran manusia adalah antara 20 Hz sampai 20 kHz. Ketika suara dikompresi ke dalam format MP3, sebuah usaha

dilakukan dengan membuang frekuensi-frekuensi yang tidak dapat didengar oleh

telinga manusia. Oleh karena itu, kompresi audio ke dalam format MP3 bersifat

destruktif (menghancurkan/menghilangkan).

Terdapat beberapa variasi dalam melakukan kompresi audio ke dalam format

MP3. Berikut spesifikasi dari layer 1 sampai layer 3 berdasarkan tingkat kerumitan

(28)

1. Layer 1

Layer ini mempunyai tingkat kerumitan terendah dari ke-3 layer. MP3 pada jenis layer 1 paling baik dibentuk pada kompresi 384 kbit/s.

2. Layer 2

Layer ini mempunyai tingkat kerumitan lebih kompleks dibandingkan dengan layer 1. MP3 pada jenis layer 2 paling baik dibentuk pada kompresi 256-384 kbit/s, sangat baik pada 224-256 kbit/s, dan baik pada 192-224 kbit /s.

3. Layer 3

Layer ini mempunyai tingkat kerumitan lebih kompleks dibandingkan dengan layer 2. MP3 pada jenis layer 3 paling baik dibentuk pada 224-320 kbit/s, sangat baik pada 192-224 kbit/s, dan baik pada 128-192 kbit/s.

Kompresi MP3 yang dilakukan seperti yang telah disebutkan diatas, tidak

mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Yang dilakukan dalam proses kompresi

tersebut adalah menghilangkan suara-suara yang keberadaannya kurang/tidak

signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah

menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang

terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki

domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domain frekuensi.

Kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan sinyal input

dan dilakukan proses penyaringan yang menghasilkan sinyal dengan range frekuensi

yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses diatas adalah proses

konvolusi dua sinyal yaitu sinyal input dan sinyal model sistem pendengaran manusia.

Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah

penyaringan akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan pengkodean

dengan hasil akhir file dengan format MP3.

Proses pengkompresian audio ke dalam format MP3 dapat menghasilkan

keluaran yang hampir setara dengan audio aslinya disebabkan oleh kelemahan dari

sistem pendengaran manusia yang dapat dieksploitasi. Berikut adalah beberapa

kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang digunakan dalam pemodelan:

1. Terdapat beberapa suara yang tidak dapat didengar oleh manusia (diluar

(29)

2. Terdapat beberapa suara yang dapat terdengar lebih baik bagi pendengaran

manusia dibandingkan suara lainnya.

3. Bila terdapat dua suara yang dikeluarkan secara simultan, maka pendengaran

manusia akan mendengar yang lebih keras sedangkan yang lebih pelan akan tidak

terdengar.

Pada perbandingan kualitas suara dari beberapa format kompresi audio hasil

yang dihasilkan bervariasi berdasarkan bitrate yang berbeda-beda dan perbandingan berdasarkan codec yang digunakan. Pada 128 kbit/s, LAME MP3 unggul sedikit dibandingkan dengan Ogg Vorbis, AAC, MPC and WMA Pro. Kemudian pada 64

kbit/s, AAC-HE dan mp3pro menjadi yang teratas diantara codec lainnya. Sedangkan,

untuk yang diatas 128 kbit/s tidak terdengar perbedaan yang signifikan. Pada

umumnya format MP3 sekarang menggunakan 128 kbit/s dan 192 kbit/s sehingga

hasil yang dihasilkan cukup baik [1].

2.3.1 Struktur Data pada File MP3

Struktur di dalam sebuah file MP3 memiliki struktur seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur di dalam file MP3

Sebuah file MP3 merupakan kumpulan frame MP3. Masing-masing frame terdiri dari MP3 header dan MP3 data seperti yang terlihat pada gambar 2.4. Urutan

(30)

Dalam MP3 header terdapat sebuah sync word yang mana digunakan untuk

mengidentifikasi permulaan dari sebuah frame yang sah. MP3 Header berukuran 4

bytes di mana 2 byte awal selalu diawali dengan: FF FB dan 2 bytes lainnya berisi nilai sesuai dengan informasi bit rate, frequency, dan lain-lain. Dua bytes pertama (FF

dan FB) menunjukkan bahwa file tersebut merupakan file MPEG dengan Audio Layer

3 yang sering disebut dengan MP3. MP3 Header selalu diikuti dengan 32 bytes yang

biasanya disebut sebagai side info.

Gambar 2.4 Frame MP3

Detil dari MP3 Header dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 MP3 Header

Data file audio MP3 hasil pembacaan terdiri dari pasangan bilangan hexadecimal

(31)

FF FB A0 40 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

00 00 00 00 00 00 00 00 00 11 c0 1a 0d 00 7f 11 00 22 07 3d 3d 0 3d 0 2 9a 2a 4f 3e

3d 00 10 10 10 03 3d 10 10 2 f 10 10 12 00 12 10 25 23 13 00 04 11 23 00 00 12 11

32 2a 2a 9f 25 10 -10 02 12 10 53 13 00 a6 11 12 23 00 0f 10 10 10 12 10 5d 23 13

70 11 26 23 00 01 13 9a 2a 2f 10 10 10 12 10 53 90 56 11 23 00 01 13 0e 22 52 9a 2a

10 3d 10 02 2f 10 10 10 12 -10 11 33 13 00 07 3d 10 02 3f 10 10 12 12 53 13

Gambar 2.6 Data File MP3 Dalam Hexa.

Side information mempunyai total panjang tidak lebih dari 32 bytes dalam setiap frame. Adapun informasi yang terdapat pada side information antara lain adalah

mengenai main data end, private bits, scale factor selection, panjang main data, big values, global gain, scale factor compress, blocksplit flag, block type, switch point, table select, subblock gain, region address, preflag, dan scalefactor scale.

2.4 Algoritma Steganografi pada Media Audio

2.4.1 Metode Steganografi pada Media Audio

Terdapat beberapa metode dalam menerapkan proses steganografi pada media audio.

Metode-metode tersebut memanfaatkan kelemahan pada sistem pendengaran manusia.

Berikut metode-metode yang sering digunakan dalam steganografi pada media audio,

yaitu:

1. Low bit encoding

Metode ini menggantikan bit-bit data yang mempunyai pengaruh paling kecil

terhadap sinyal audio dengan bit-bit data yang akan disembunyikan. Ketika bit

tersebut diubah, nilai perubahannya hanya berkisar 1 bit dan tidak memberikan

perubahan yang berarti terhadap keseluruhan data.

2. Echo data hiding

Metode ini menggunakan echo (gema) pada data audio untuk menyembunyikan

(32)

echo pada sinyal audio yang didengarkan. Terdapat 3 parameter yang digunakan dalam metode ini yaitu amplitudo, decay rate, dan offset.

Pada sinyal audio, gema biasanya muncul beberapa saat setelah bunyi asli keluar.

Jika delay waktu antara bunyi asli dengan gema diperkecil, maka suara gema tersebut akan lebih sulit dipersepsikan oleh telinga manusia. Selain itu, gema juga

dapat dibuat menjadi inaudible (tak terdengar) dengan memanfaatkan variasi dari

parameter-parameter dalam metode tersebut. Pengaturan dari parameter-parameter

dalam metode ini sehingga gema menjadi tidak terdengar dapat dilakukan dengan

beberapa cara sebagai berikut:

1. Mengatur offset atau delay dengan nilai yang relatif pendek sehingga gema yang terdengar tidak dapat dipersepsi oleh telinga manusia.

2. Mengatur delay paling tinggi sebesar 1 ms.

3. Mengatur nilai inisialisasi amplitudo dan decay rate dengan nilai di bawah

threshold dari pendengaran manusia, sehingga manusia tidak dapat mendengar gema yang dihasilkan tersebut.

3. Phase coding

Metode ini mensubtitusikan fase dari tiap segmen audio awal dengan fase

referensi yang mempresentasikan pesan yang disembunyikan. Metode ini juga

memanfaatkan kelemahan sistem pendengaran manusia untuk merasakan fase

absolut. Fase dari tiap awal segmen dibuat sedemikian rupa sehingga tiap segmen

masih terdapat hubungan yang berujung pada kualitas suara yang tetap terjaga.

Teknik tersebut tergolong rumit dalam hal realisasi dan implementasi, tetapi dapat

menghasilkan keluaran yang baik.

4. Direct sequence and frequency hopped spread spectrum

Metode ini merupakan metode spread spectrum yang digunakan dalam

telekomunikasi dalam lingkungan ber-noise. Teknik ini bekerja dengan

menyembunyikan sekumpulan data dalam suatu sinyal lain yang area sebarnya

lebih besar. Sebelum suatu file pesan disembunyikan, file tersebut terlebih dahulu

dibagi ke dalam beberapa blok dengan ukuran tertentu. Setiap blok tersebut akan

(33)

kerjanya adalah membuat noise dari suatu sinyal dengan menggunakan bantuan

noise generator. Setelah itu, file pesan tersebut disembunyikan pada noise yang telah dibuat dan disebarkan ke berbagai spectrum dengan frekuensi sinyal yang

berbeda-beda.

5. Frequency masking

Metode ini menggunakan kelemahan telinga manusia yang tidak dapat

mendengarkan frekuensi-frekuensi tertentu pada kondisi tertentu.

2.4.2 Algoritma Least Significant Bit (LSB)

Dasar dari algoritma least significant bit (LSB) ini yaitu dengan cara mengganti bit

terakhir dari sample audio dengan pesan yang akan disisipkan. Algoritma LSB

menggunakan metode low bit encoding. Pada saat melakukan penyisipan pesan ke

dalam sample audio, maka sample audio dan pesan penyisip harus diubah menjadi biner terlebih dahulu. Pengubahan sample audio menjadi biner dimaksud untuk

mendapatkan satu bit pada satu sample audio, dimana bit terakhir dari sample biner tersebut akan digantikan dengan satu bit dari bit penyisip.

Sebagai contoh diberikan nilai sample audio 50, 10, 40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 10,

40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 10, 40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 12, 7D, 1E, 52, 1D,

2A, 0D, 12, 00, 11, 2B, 9A, 11, 4C, 2F, 45, 07, 02, 9A, 2A. Pada sample audio diatas

dilakukan konversi ke biner menjadi larik sample audio biner seperti berikut:

00110010, 00001010, 00101000, 00111100, 00101000, 00011110, 01000111,

00100000, 00011010, 00110010, 00001010, 00101000, 00111100, 00101000,

00011110, 01000110, 00100000, 00011010, 00110010, 00001010, 00101000,

00111100, 00101000, 00011110, 01000110, 00100000, 00011010, 00110010,

00010010, 01111101, 00011110, 01010010, 00011101, 00101010, 00001101,

00010010, 00000000, 00010001, 00101011, 10011010, 00010001, 01001100,

00101111, 01000101, 00000111, 00000010, 10011010, 00101010.

Pesan penyisip berupa teks “BU” dalam biner adalah 01000010, 01010101.

(34)

dari bit teks “BU”. Dalam bentuk matriks sample audio dapat dilihat seperti pada

Gambar 2.7

B = 01000010

U = 01010101 0 1 0 0 0 0 1 0

00110010

00001011 00101000 00111100

00101000 00011110 01000111 00100000

00011010 00110011 00001010 00101001

00111100 00101001 00011110 01000111

Gambar 2.7 Data dari penyisip bit-bit teks “BU”

Pada gambar diatas nilai sample audio yang berubah dapat dilihat dimana yang

berubah adalah nilai bit yang terakhir.

2.4.3 Algoritma Least Significant Bit dengan Modifikasi Jarak Sisip

Algoritma steganografi pada audio sama saja dengan algoritma steganografi pada image (citra). Algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip berfungsi untuk memodifikasikan teknik penyembunyian data dimana bit-bit data rahasia akan

mengganti byte-byte tertentu pada media digital dalam jarak yang sudah ditentukan. Dimana data rahasia yang akan disembunyikan akan menggantikan bit terakhir dari

data media digital, maka byte yang digantikan dari media digital dipilih setiap

lompatan tertentu, dimana nilai lompatan sudah disepakati antara si pengirim dengan

(35)

Contohnya penyisipan pesan “BU” dalam biner ke dalam sample audio adalah sebagai

berikut dengan nilai lompatan 2 :

B = 01000010

U = 01010101 0 0 1 1 0 0 0 0

00110010 00001010 00101000 00111101

00101000 00011110 01000110 00100000

00011010 00110010 00001010 00101000

00111100 00101000 00011110 01000110

00100000 00011010 00110011 00001010

00101000 00111100 00101000 00011110

01000110 00100000 00011010 00110011

00010010 01111101 00011110 01010010

00011101 00101011 00001101 00010010

00000000 00010001 00101011 10011011

00010001 01001100 00101110 01000101

00000111 00000011 10011010 00101010

Gambar 2.8. Data penyisip berupa bit-bit teks “BU”

Setelah penyisipan, bit-bit dari teks “BU” ada terletak di byte ke 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19,

22, 25, 28, 31, 34, 37, 40, 43, 46 dari sample audio.

Penggunaan algoritma LSB pada file audio adalah perubahan nilai bit terakhir

dari byte data dengan bit penyisip dimana byte sample yang disisipi adalah berselang

seling dengan lompatan byte tertentu tergantung user yang melakukan penyisipan. Agar proses ekstraksi dapat berhasil, maka nilai lompatan dimasukkan ke dalam kunci

yang digunakan.

Suatu file audio dapat memiliki satu channel (mono) atau dua channel (stereo).

Secara umum, kapasitas satu channel adalah sebesar 1 kbps per kilohertz. Karena

(36)

ditampung oleh satu channel adalah 44 kbps per kilohertz. Implementasi low-bit

encoding dilakukan dengan cara yang relatif sama dengan yang dilakukan pada pengerjaan kriptografi. Pertama-tama, file pesan, kunci, dan file audio yang akan

disisipkan pesan diubah ke dalam representasi bit array. Setelah itu, setiap bit di file

pesan dioperasikan dengan bit di file audio dengan memanfaatkan kunci.

Penggunaan kunci dimaksudkan untuk memudahkan penyisipan serta ekstraksi

pesan serta untuk memudahkan komunikasi antar pemberi dan penerima pesan.

Bagian header dari file audio tidak ikut dimodifikasi, sehingga file audio masih tetap

dapat dikenali dan dapat dibuka kembali. Hasil penyisipan pesan menyebabkan

perubahan pada atribut file audio. File audio yang telah disisipi pesan ternyata

memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran file audio sebelum disisipi pesan.

Hal ini sebenarnya tidak sesuai harapan, karena secara teori, seharusnya ukuran file

sebelum dan sesudah disisipi pesan tetap sama karena isi pesan dapat dikatakan hanya

menggantikan posisi bit-bit yang ada pada file audio.

Namun demikian, berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, berubahnya

ukuran file audio mungkin disebabkan karena banyak bit bernilai 0 yang tergantikan

oleh bit bernilai 1, sehingga perubahan yang terjadi cukup mempengaruhi ukuran file,

yaitu menambah ukuran file sehingga menjadi lebih besar dari sebelumnya. File pesan

yang disisipi ke dalam file audio merupakan file teks yang berukuran 128 byte.

(37)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1Analisis

Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah

sistem menjadi bagian komponen-komponen dengan tujuan mempelajari kinerja dan

interaksi bagian komponen-komponen sistem tersebut.

Pada bab ini perancangan perangkat lunak steganografi audio MP3 menggunakan

algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi jarak sisip merupakan aplikasi yang dapat melakukan penyisipan dan mengekstraksi pesan teks ke dan dari

dalam file audio MP3 (cover audio). Dalam merancang perangkat lunak ini kita memerlukan beberapa proses tahapan agar perangkat lunak ini dapat bekerja dengan

baik. Berikut ini adalah beberapa tahap-tahap yang akan dilakukan untuk penyisipan

pesan ke dalam file audio adalah sebagai berikut:

1. Input file audio MP3 (cover audio).

2. Input lompatan

3. Input pesan teks

4. Pembacaan header file MP3.

5. Baca sample audio.

6. Hitung nilai biner untuk setiap sample audio.

7. Konversikan pesan teks ke nilai biner.

8. Sisipkan nilai biner pesan ke dalam bit terakhir setiap sample audio sesuai

lompatan.

9. Simpan file audio tersisip (stego audio).

Selanjutnya tahap-tahap yang akan dilakukan untuk ekstraksi pesan dari file

audio adalah sebagai berikut:

1. Input file audio MP3 tersisip (stego audio).

2. Input lompatan

(38)

4. Baca sample audio setiap lompatan.

5. Hitung nilai biner untuk setiap sample audio.

6. Baca bit LSB sample audio.

7. Konversikan setiap 8 bit menjadi ASCII sebagai pesan penyisip.

3.1.1 Pembacaan File Audio

Sebelum file audio ini disisipi pesan, terlebih dahulu akan dilakukan pembacaan file audio untuk mendapatkan data berupa header dalam ukuran 4 bytes (32 bit) dalam bentuk pasangan bilangan heksadesimal. File MP3 ini merupakan file stream yang terdiri atas objek-objek kecil yang disebut frame. Setiap frame memiliki frame header

masing-masing, di mana header tersebut merupakan bagian terkecil dari file MP3

yang dapat diinterprestasikan tanpa informasi tambahan lagi. Frame MP3 mengandung layer khusus dengan header yang disempurnakan yang disebut dengan side info, sampel kode dan faktor skala yang terkait. Faktor skala digunakan untuk merekonstruksi multiplier untuk kuantisasi terbalik (inverted quantization) dari sample yang telah terkodekan. Setiap faktor skala disimpan dalam 0-4 bit yang berurutan

File MP3 terdiri dari MP3 header berukuran 4 bytes di mana 2 byte awal selalu diawali dengan: FF FB dan 2 bytes lainnya berisi nilai sesuai dengan informasi

bit rate, frequency, dan lain-lain. Dua bytes pertama (FF dan FB) menunjukkan bahwa file tersebut merupakan file MPEG dengan Audio Layer 3 yang sering disebut dengan

MP3. MP3 Header selalu diikuti dengan 32 bytes yang biasanya disebut sebagai side

info. Dengan kata lain sebelum melakukan penyisipan, terlebih dahulu dilakukan pembacaan 36 bytes untuk menghindari bit pesan penyisipan tersisip di dalam 36 bytes

(39)

FF FB A0 40 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

00 00 00 00 00 00 00 00 00 11 c0 1a 0d 00 7f 11 00 22 07 3d 3d 0 3d 02 9a 2a 4f 3e

3d 00 10 10 10 03 3d 10 10 2 f 10 10 12 00 12 10 25 23 13 00 04 11 23 00 00 12 11

32 2a 2a 9f 25 10 -10 02 12 10 53 13 00 a6 11 12 23 00 0f 10 10 10 12 10 5d 23 13

70 11 26 23 00 01 13 9a 2a 2f 10 10 10 12 10 53 90 56 11 23 00 01 13 0e 22 52 9a 2a

10 3d 10 02 2f 10 10 10 12 -10 11 33 13 00 07 3d 10 02 3f 10 10 12 12 53 13

Gambar 3.1 Data File Audio MP3

3.1.2 Penyisipan File MP3

Penyisipan File MP3 Algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan modifikasi jarak

sisip dilakukan dengan cara bit-bit pesan yang merupakan data rahasia akan

mengganti byte-byte tertentu sample audio dengan lompatan yang sudah ditentukan. Pergantian byte-byte tertentu dari sample audio yang dimaksud adalah dengan mengganti bit terakhir dari byte tertentu sample audio. Byte yang digantikan dari media digital adalah byte yang dihitung dari setiap lompatan.

Sebagai contoh penyisipan pesan “BU” dalam biner ke dalam sample audio

pada Gambar 3.1 adalah:

11 0C 1A 0D 00 7F 11 00 22 07 3D 3D 02 9A 2A 5C 3E 2F 9C 45 87 27 E3 8F

1E 2F 00 4B 12 7D 1E 52 1D 2A 0D 12 00 11 2B 9A 11 4C 2F 45 07 02 9A 2A

Data sample audio di atas dikonversikan ke dalam biner menjadi:

11 = 00010001

0C = 00001100

1A = 00011010

0D = 00001101

00 = 00000000

7F = 01111111

11 = 00010001

00 = 00000000

22 = 00100010

(40)

3D = 00111101

3D = 00111101

02 = 00000010

9A = 10011010

2A = 00101010

5C = 01011100

3E = 00111110

2F = 00101111

9C = 10011100

45 = 01000101

87 = 10000111

27 = 00100111

3E = 00111110

8F = 10001111

1E = 00011110

2F = 00101111

00 = 00000000

4B = 01001011

12 = 00010010

7D = 01111101

1E = 00011110

52 = 01010010

1D = 00011101

2A = 00101010

0D = 00001101

12 = 00010010

00 = 00000000

11 = 00010001

2B = 00101011

(41)

11 = 00010001

4C = 01001100

2F = 00101111

45 = 01000101

07 = 00000111

02 = 00000010

9A = 10011010

2A = 00101010

Data pesan penyisip “BU” dalam biner adalah sebagai berikut:

B = 01000010

U = 01010101

Penyisipan LSB dilakukan dengan nilai lompatan = 2 seperti pada Gambar 3.2.

B = 01000010

U = 01010101 0 0 1 1 0 0 0 0

00010000 00001100 00011010 00001101

00000000 01111111 00010000 00000000

00100010 00000110 00111101 00111101

00000010 10011010 00101010 01011100

00111110 00101111 10011101 01000101

10000111 00100110 00111110 10001111

00011110 00101111 00000000 01001011

00010010 01111101 00011110 01010010

00011101 00101011 00001101 00010010

00000000 00010001 00101011 10011011

00010001 01001100 00101110 01000101

00000111 00000011 10011010 00101010

Gambar 3.2 Data penyisip berupa bit-bit teks “BU”

Setelah penyisipan, bit-bit dari teks “BU” ada terletak di byte ke 1, 4, 7, 10, 13,16,19,

(42)

3.1.3 Ekstraksi Pesan Tersisip

Untuk ekstraksi pesan pada file audio stego dilakukan algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip, yaitu membaca setiap bit LSB pada data sample audio yang

terdiri dari 8 bit. Pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasukkan nilai

lompatan yang juga berfungsi sebagai kunci penyisipan. Baca setiap sample audio

dengan memasukkan lompatan. Konversikan sample audio menjadi biner. Ambil bit LSB setiap sample audio. Konversikan setiap 8 bit menjadi ASCII sebagai pesan

penyisip. Dari file hasil penyisipan seperti pada Gambar 3.3 dibawah ini adalah:

00010000 00001100 00011010 00001101

00000000 01111111 00010000 00000000

00100010 00000110 00111101 00111101

00000010 10011010 00101010 01011100

00111110 00101111 10011101 01000101

10000111 00100110 00111110 10001111

00011110 00101111 00000000 01001011

00010010 01111101 00011110 01010010

00011101 00101011 00001101 00010010

00000000 00010001 00101011 10011011

00010001 01001100 00101110 01000101

00000111 00000011 10011010 00101010

Gambar 3.3 Hasil Penyisipan LSB

Hasil ekstraksi adalah bit LSB pada lompatan 2 byte adalah 01000010 dengan kode

ASCII = B dan 01010101 dengan kode ASCII = U

3.2Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu berupa

(43)

3.2.1 Flow Chart Penyisipan LSB

Flow chart penyisipan teks dengan algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Flow Chart Penyisipan dengan LSB

Pembacaan sample audio

Konversi nilai sample

 Biner

Ya Konversi pesan  Biner

Start

Input file audio

Input pesan dan lompatan

Baca bit terakhir sample sesuai lompatan

Ganti bit sample audio dengan bit penyisip

Pembacaan header file audio

Data sampel = jumlah bit penyisip

Stop Tidak

(44)

3.2.2 Flow Chart Ekstraksi LSB

Flow Chart Ekstraksi LSB adalah proses pengeluaran pesan penyisip dari file audio MP3 dengan menggunakan algoritma LSB dapat dilihat seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Flow Chart Ekstraksi LSB Tampilkan Pesan

Start

Input Stego Audio

Pembacaan header file stego audio

Baca Bit LSB Pada Sample Stego

Rekonstruksi bit  byte

Ya

Data sampel = jumlah bit penyisip

Stop

Tidak

Pembacaan Sample Audio

Konversi Nilai Sample

 Biner

(45)

3.2.3 Flow Chart Daftar Hasil Pengujian

Flow Chart Daftar Hasil Pengujian adalah proses yang memperlihatkan ataupun menghapus daftar hasil pengujian dari semua hasil penyisipan dan ekstraksi yang

pernah dilakukan oleh sistem dapat dilihat seperti pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Flow Chart Daftar Hasil Pengujian

3.2.4 Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah gambaran dari beberapa atau semua actor, use case dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem

yang akan dibangun dan direpresentasikan dengan urutan langkah-langkah yang

sederhana. Use case menjelaskan interaksi yang terjadi antara actor – inisiator dari interaksi sistem itu sendiri. Actor yang dirancang pada sistem ini hanya bertindak sebagai pengguna (user) yang memiliki beberapa aktivitas yang terlihat pada Gambar

3.7.

Stop Tidak

Start

Melihat daftar hasil pengujian?

Ya

Menampilkan daftar hasil pengujian Menghapus daftar

(46)

Gambar 3.7 Use Case Diagram Sistem

Pada Gambar 3.7 diatas dijelaskan bahwa use case diagram tersebutmemiliki

satu aktor yaitu user. Dimana pertama kali, user akan melakukan penyisipan file audio

dengan memasukkan pesan teks ke dalam file audio sesuai dengan jumlah lompatan

yang dimasukkan oleh user di mana jumlah lompatan tersebut bertindak juga sebagai

kata kunci untuk melakukan proses ekstraksi terhadap file audio tersebut. Kedua, user

dapat melakukan ekstraksi penyisip dari file audio yang telah disisipi pesan (stego audio) dengan terlebih dahulu memasukkan kata kunci yang sesuai dari stego audio tersebut. Selanjutnya user dapat melihat daftar hasil penyisipan dan ekstraksi dari semua pengujian yang dilakukan oleh sistem. Selain itu, user juga dapat menghapus

daftar hasil pengujian tersebut.

<< include >>

<< uses >>

<< create >>

<< include >>

<< uses >>

<< create >>

User

Penyisipan LSB

Ekstraksi

Load Audio

Input jumlah lompatan dan teks

Proses Penyisipan

Load Stego Audio

Proses Ekstraksi Input jumlah

lompatan (k k i)

Melihat daftar hasil pengujian

(47)

3.2.4.1Use Case Penyisipan LSB

Spesifikasi Use Case Penyisipan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi Use Case Penyisipan LSB

Name Penyisipan LSB

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses penyisipan LSB Preconditions User memilih menu Steganografi LSB

Post Conditions User dapat melihat hasil Penyisipan LSB

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih menu Steganografi LSB.

2. User memilih tombol Load Audio

3. User memilih file audio

4. User memasukkan jumlah lompatan, pesan teks dan mengeksekusi tombol Sisip.

5. User dapat melihat hasil proses berupa:

a. Ukuran file audio setelah penyisipan b. Lama proses

c. Nilai biner penyisip d. Nilai biner sampel

audio.

e. Nilai biner sampel audio yang telah disisipi bit dari biner penyisip

Sistem menampilkan

halaman Steganografi LSB.

Sistem menampilkan kotak dialog pemilihan file audio.

Sistem menampilkan nama file audio serta ukurannya.

(48)

3.2.4.2Use Case Load Audio

Spesifikasi Use Case Load Audio dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Spesifikasi Use Case Load Audio

3.2.4.3Use Case Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan

Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan dapat dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.3 Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan

Name Load Audio

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses pemanggilan cover Audio

Preconditions User mengakses menu Steganografi LSB

Post Conditions Sistem menampilkan cover audio yang telah dipilih

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih menu Steganografi LSB.

2. User mengeksekusi tombol Load Audio

3. User memilih audio yang akan dijadikan cover audio pada kotak dialog

4. User dapat melihat nama file audio yang telah dipilih sebagai cover

Name Input Jumlah Lompatan dan Teks Pesan

(49)

3.2.4.4Use Case Proses Penyisipan

Spesifikasi Use Case Proses Penyisipan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Spesifikasi Use Case Proses Penyisipan

Description Use case ini mendeskripsikan proses pemasukan jumlah lompatan dan teks pesan sebagai penyisip file audio Preconditions User telah mendapatkan file audio yang akan disisipkan

pesan

Post Conditions Sistem mengaktifkan tombol Sisip

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memasukkan

jumlah lompatan dan pesan teks.

Sistem mengaktifkan tombol Sisip.

Name Proses Penyisipan

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses penyisipan pesan teks ke dalam file audio

Preconditions User telah memasukkan jumlah lompatan dan input teks Post Conditions Sistem menampilkan stego audio hasil penyisipan

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih tombol

sisip.

2. User dapat melihat hasil proses berupa:

a. Ukuran file audio setelah penyisipan. b. Lama proses.

c. Nilai biner penyisip. d. Nilai biner sampel

audio.

e. Nilai biner sampel audio yang telah disisipi bit dari biner penyisip.

Sistem menyisipkan biner pesan ke dalam cover audio.

(50)

3.2.4.5Use Case Ekstraksi

Spesifikasi Use Case Ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Spesifikasi Use Case Ekstraksi

Name Ekstraksi

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses ekstraksi teks pesan dari dalam file stego audio

Preconditions User memilih menu Steganografi LSB

Post Conditions Sistem menampilkan pesan teks hasil ekstraksi

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih menu

Steganografi LSB.

2. User mengeksekusi tombol Load Audio.

3. User memilih file stego audio.

4. User memasukkan jumlah lompatan.

5. User dapat melihat: a. Lama proses b. Pesan penyisip.

Sistem menampilkan halaman Steganografi LSB.

Sistem menampilkan kotak dialog pemilihan file audio.

Sistem menampilkan nama file audio serta ukurannya.

Sistem melakukan proses ekstraksi.

(51)

3.2.4.6Use Case Load Stego Audio

Spesifikasi Use Case Load Stego Audio dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Spesifikasi Use Case Load Stego Audio

3.2.4.7Use Case Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci)

Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci) dapat dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.7 Spesifikasi Use Case Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci)

Name Load Stego Audio

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses pemanggilan stego audio

Preconditions User mengakses menu Steganografi LSB

Post Conditions Sistem menampilkan stego audio yang telah dipilih

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih menu Steganografi LSB.

2. User mengeksekusi tombol Load Audio.

3. User memilih audio yang akan dijadikan stego audio pada kotak dialog

4. User dapat melihat nama file audio yang telah dipilih sebagai stego

Name Input Jumlah Lompatan (Kata Kunci)

Actors User

(52)

3.2.4.8Use Case Proses Ekstraksi

Spesifikasi Use Case Proses Ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Spesifikasi Use Case Proses Ekstraksi

3.2.4.9Use Case Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian

Spesifikasi Use Case Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian dapat dilihat pada Tabel

3.9.

lompatan sebagai kata kunci untuk dapat mengekstraksi pesan dari sebuah stego audio

Preconditions User telah mendapatkan file stego audio yang akan diekstraksi pesan teks

Post Conditions Sistem mengaktifkan tombol Ekstrak

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memasukkan

jumlah lompatan.

Sistem mengaktifkan tombol Ekstrak.

Name Proses Ekstraksi

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses Ekstraksi pesan teks dari file stego audio

Preconditions User telah memasukkan jumlah lompatan Post Conditions Sistem menampilkan pesan teks dari stego audio

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario

1. User memilih tombol

Ekstraksi.

2. User dapat melihat hasil proses berupa:

a. Lama proses b. Pesan penyisip

Sistem melakukan proses ekstraksi.

(53)

Tabel 3.9 Spesifikasi Use Case Proses Melihat Daftar Hasil Pegujian

3.2.4.10 Use Case Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian

Spesifikasi Use Case Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Spesifikasi Use Case Proses Menghapus Daftar Hasil Pegujian Name Proses Melihat Daftar Hasil Pengujian

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses Melihat Daftar Hasil Pengujian

Preconditions User memilih sub menu Daftar Hasil Pengujian dari menu Laporan Hasil Pengujian

Post Conditions Sistem menampilkan laporan yang berisi daftar hasil pengujian dari semua hasil penyisipan dan ekstrasi.

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario 1. User memilih menu

Laporan Hasil Pengujian

2. User memilih sub menu Daftar Hasil Pengujian

Sistem menampilkan 2 pilihan dalam bentuk sub menu yaitu Daftar Hasil Pengujian dan Hapus Hasil Pengujian

Sistem menampilkan laporan yang berisi daftar hasil pengujian dari semua hasil penyisipan dan ekstraksi.

Name Proses Menghapus Daftar Hasil Pengujian

Actors User

Description Use case ini mendeskripsikan proses Menghpaus Daftar Hasil Pengujian

(54)

3.2.5 Activity Diagram

Activity diagram merupakan teknik yang menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Diagram ini memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas

ke aktivitas lainnya. Berikut ditampilkan activity diagram untuk proses penyisipan

dan ekstraksi.

3.2.5.1 Activity Diagram Proses Penyisipan Pesan Teks ke dalam Cover Audio

Activity diagram proses penyisipan pesan teks ke dalam cover audio dapat dilihat seperti pada Gambar 3.8.

Laporan Hasil Pengujian

Post Conditions Sistem mengahapus laporan yang berisi daftar hasil pengujian dari semua hasil penyisipan dan ekstrasi.

Kegiatan User Respon sistem

Success Scenario 1. User memilih menu

Laporan Hasil Pengujian

2. User memilih sub menu Hapus Hasil Pengujian

Sistem menampilkan 2 pilihan dalam bentuk sub menu yaitu Daftar Hasil Pengujian dan Hapus Hasil Pengujian

Gambar

Gambar 2.7
Gambar 2.8. Data penyisip berupa bit-bit teks “BU”
Gambar 3.2 Data penyisip berupa bit-bit teks “BU”
Gambar 3.4 Flow Chart Penyisipan dengan LSB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma LSB menurut Fungsi Linear tidak optimal jika digunakan untuk menyembunyikan file *.txt dengan jumlah karakter yang banyak, karena membutuhkan kapasirtas penampung

Dalam penelitian ini di jelaskan cara penyisipan metode Steganografi Least Significant Bit (LSB) dan Metode Bit-Plane Complexity Segmentation (BPCS) serta

Pada penelitian ini, masalah yang akan diangkat adalah pengamanan file teks dengan menggabungkan algoritma kriptografi RC5 dan metode steganografi Least Significant Bit

cover text berupa file citra menggunakan metode LSB. Hasil dari proses penyisipan adalah file gambar bitmap 24 bit yang disebut dengan stego text.

a) Penyisipan berkas data teks ke dalam berkas audio WAV. b) Ekstraksi sebuah berkas audio WAV yang telah disisipi data untuk mendapatkan berkas data yang valid.

Proses penyisipan pesan dengan metode Dynamic Parity Bit Steganografi membutuhkan empat buah data input , yaitu cover image berupa citra bitmap yang diproses

Pada pengerjaan skripsi dengan judul Analisis Perbandingan Least Significant Bit (LSB) dan Least Significant Bit (LSB) dengan Penyisipan menurut Fungsi Linear Pada teknik

Proses Steganografi Menggunakan Metode LSB Least Siginificant Bit Setelah dilakukan pengumpulan data dan data telah terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan analisa atau