STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT
DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR KOTA BATU SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH : RISA LILIS KARNIA
201010070311055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT
DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR KOTA BATU SEBAGI BAHAN AJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh: Risa Lilis Karnia 201010070311055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrohim…
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan
shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar”
(Qs. Al-Baqarah: 153)
Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan
dengan do’a, kesabaran, semangat, keikhlasan,
keringat dan tetesan air mata ini kepada:
Kedua Orangtuaku
Ibunda Nur Hidayah dan Ayahanda Sahir sebagai
ungkapan rasa terimakasihku, terimakasih telah mendoakan,
membimbing, mendidik dengan sabar dan kasih sayang yang
tulus, hingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik
Saudara-saudaraku yang menjadi penyemangat saya, yang
menginspirasi saya untuk berjuang meraih mimpi
Kuucapkan,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi” Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:
1. Bapak Dr. Poncojari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd selaku Ketua Program Studi dan segenap
jajaran dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dra. Roimil latifa, M.Si., M.M selaku pembimbing I dan Dra. Iin
Hindun, M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam
menyusun skripsi ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan kepada
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 31 Oktober 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Lembar Sampul Luar ... i
Lembar Sampul Dalam ... ii
Lembar Persetujan... iii
Lembar Pernyataan ... iv
2.3.2 Prinsip Penyusunan bahan Ajar ... 21
2.3.3 Langkah Penyusunan Bahan Ajar ... 21
2.3.4 Langkah Pemilihan Bahan Ajar ... 23
2.3.5 Jenis sumber Bahan Ajar ... 23
2.3.6 Pengertian Bahan Ajar Handout ... 24
2.4 Tinjauan Tentang SEM ... 25
3.6.2.1 Proses Pelaksanaan Menggunakan SEM ... 31
3.6.3 Tahap Pengamatan ... 32
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.7.1 Morfologi Semut Menggunakan SEM ... 33
3.8 Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34
4.1.1 Deskripsi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas ... 34
4.1.2 Rekapitulasi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas ... 46
4.2 Pembahasan ... 47
4.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Bahan Ajar ... 50
4.3.1 Syarat Pemanfaatan Hasil Penelitian ... 50
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Rekapitulasi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah DAS
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Anoplolepis gracilipes ... 34
Gambar 4.2 Antena, Mata, Kepala, dan Mesosoma Anoplolepis gracilipes ... 35
Gambar 4.3 Petiole dan Gaster Anoplolepis gracilipes ... 36
Gambar 4.4 Ujung KakiAnoplolepis gracilipes ... 36
Gambar 4.5 Odontomachus sp ... 37
Gambar 4.6 Kepala,Mata, Mandibula, dan Antena Odontomachus sp ... 38
Gambar 4.7 Petiole dan Mesosoma Odontomachus sp ... 38
Gambar 4.8 Gaster Odontomachus sp ... 39
Gambar 4.9 Ujung Kaki Odontomachus sp ... 39
Gambar 4.10 Pachycondyla sp ... 40
Gambar 4.11 Mandibula, Mata, Kepala Pachycondyla sp ... 41
Gambar 4.12 Mesosoma Pachycondyla sp ... 41
Gambar 4.13 Petiole Pachycondyla sp... 42
Gambar 4.14 Gaster Pachycondyla sp ... 42
Gambar 4.15 Ujung Kaki Pachycondyla sp ... 43
Gambar 4.16 Morfologi Pheidole moerens ... 43
Gambar 4.17 Kepala Pheidole moerens ... 44
Gambar 4.18 Mesosoma Pheidole moerens ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : KI-KD Kurikulum 2013... 58
Lampiran 2 : Silabus Kurikulum 2013... 61
Lampiran 3 : RPP Kurikulum 2013... 65
Lampiran 4 : Bahan Ajar Handout... 73
Lampiran 5 : Foto Dokumentasi Penelitian... 87
Lampiran 6 : Sura Ijin Penelitian... 88
DAFTAR PUSTAKA
Agosti, D., Majer, J. D., Schultz, T. R. 2000. Ants: Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Washington: Smithsonian Institution Pr.
Andersen, A.N., Hoffmann, B.D., Muller, W. J., Griffiths, A.D. 2002. Using ants a bioindicators in land management: simplifying assessment of community respons. J Appli Ecol 39: 8-17.
Borror, C.A. triplehorn and N.F. Johnson. 1992. An introduction to the study of insect. Philadehia: W.B. Saunders.
Daly, H.V., Doyen, J.T., & Erlich, P.R. 1978. Introduction to Insect Biology and Diversity. International Student Edition. Mc. Graw-Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo.
Elzinga, R.J. 1978. Fundamentals of Entomology. Departement of Entomology Kansa State University. New Delhi.
Fransina S & Agus I. 2010. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut dalam Hutan Lindung Gunung Nona-Ambon. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. Journal Online.
Ghony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan. 2012. Metode Penelitan Kualitatif. Ar-ruzz Media: Jogjakarta.
Hashimoto, Y. 2003. Manual For Bornean Ant (Formicidae) Identification. The Course on Tools For Monitoring Soil Biodiversity in The Asean Region At University Malaysia Sabah. Kinabalu.
Himender Bharti & Rakesh Kumar. 2012. Lophomyrmex terraceensis, a new ant species (Hymenoptera: Formicidae) in the bedoti group with a revised key. Journal of Asia-Pacific Entomology, 15, 265–267.
Irham Falahudin. 2012. Peranan Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) Dalam Pengendalian Biologis pada Perkebunan Kelapa Sawit. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang. Journal Online.
J.H Hunt. 1977. Foraging and Morphologiy in Ants: The Role of Vertebrate Predators As Agents Of Natural Selection. Departemen of Biology, University of Missouri-St. Louis. Journal Online.
Longino, jack. 2003. Foto Pheidole sp. Academic. Evergreen.edu.
Ningsih, D Septi. 2014. Analisis Keanekaragaman Semut Di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Nuril A & Idris. 2011. Anochetus Maryatiae a New Species of Ponerinae (Hymenoptera: Formicidae). Sains Malaysiana: Volume 40, Nomor 4. Hal 301-304.
Ortega, Estella. 2011. Foto Tetraponera. Antweb.org.
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan . Remaja Rosdakarya Munifah: Bandung.
Riyanto. 2007. Kepadatan Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian Sains: Volume 10, Nomor 2. Hal 241-253.
Sasria, N., Tajumin, M., & Arianto. 2011. Scanning Electron microscopy (SEM). Kimia FMIPA UNHALU Kendari. Journal onine.
Satria, R., Zubir, V., & Jannatan R. 2010. Laporan Akhir Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (Pkm-P) Jenis-Jenis Semut Hama (Formicidae) Pada Rumah Tangga Di Kota Padang, Sumatera Barat. Universtas Andalas. Journal online.
Serna F & Mackay W. 2010. A descriptive morphology of the ant genus Procryptocerus (Hymenoptera: Formicidae). Department of Biological Sciences: The University of Texas at El Paso. Journal of Insect Science 10:111.
Setiani, E. A., Rizali, A., Moerfiah., Sahari, B., & Buchoiri, D. 2010. Keanekaragaman Semut pada Persawahan di Daerah Urban: Investigasi Pengaruh Habitat Sekitar dan Perbedaan Umur Tanaman Padi. Perhimpunan Entomologi Indonesia. Journal Online.
Setiawan, 2007. Kolonisasi Semut Hitam ( Dolichoderus Thoracicus Smith ) pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) dengan Pemberian Pakan Alternatif. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Journal Online.
Sulistyowati. 2003. Analisis status Penelitian dan Pengembangan PHT pada Pertanaman Kakao. Risalah Simposium Nasional Penelitian PHT Perkebunan Rakyat: Bogor.
William & Brian. 1975. Taxonomic Implications Of Doryline Worker Ant Morphology: Cheliomyrmex Morosus (Hymenoptera:Formicidae). Departemen Of Biology. Utica College Of Syracuse University. Journal Online.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Menurut Borror et al. (1992) semut (formicidae: hymenoptera)
merupakan salah satu kelompok serangga yang keberadaannya sangat umum dan
hampir menyebar luas, paling sukses dari kelompok serangga, terdapat
dimana-mana di habitat terestial dan jumlahnya melebihi hewan-hewan darat lainnya.
Menurut Daly et al. (1978) jumlah semut di permukaan bumi terdiri lebih dari
12.000 spesies, akan tetapi baru sekitar 7600 spesies dari 250 genus yang telah
diberi nama dan dideskripsikan. Keanekaragaman semut yang terbesar berada di
daerah tropis. Semut tersebar luas di seluruh tempat kecuali di lautan, mulai dari
daerah Arctik di utara sampai daerah kutub di selatan.
Wilayah DAS Brantas Dusun Wukir Torongrejo, Kecamatan Junrejo
merupakan daerah aliran sungai strategis yang terdapat koloni semut. Wilayah
DAS merupakan daerah sebagai penyedia air baku untuk berbagai kebutuhan
seperti sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik, PDAM, irigasi, industri
dan lain-lain. Di sekitar DAS Brantas hulu Dusun Wukir terdapat pemukiman
warga. Menurut UU No.4 Tahun (1992) pemukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
2
Wilayah pemukiman DAS Brantas memiliki keanekaragaman semut yang
jumlah dan jenisnya sangat beranekaragam, sehingga mudah untuk dikenali, tetapi
sulit membedakan antara semut satu dengan yang lainnya. Morfologi semut
terlihat berbeda, antara bentuk kepala, mesosoma, dan metasoma tidak sama di
setiap jenisnya apalagi terdapat beberapa serangga lain yang menyerupai semut.
Karena sulit membedakan antara semut satu dengan yang lainnya, orang- orang
hanya menyebutnya dengan semut merah, semut hitam, dan semut kerangga. Jika
melihat di dalam ilmu pengetahuan sebenarnya mempelajari morfologi itu sangat
penting, agar dapat mengetahui jenis hewan tersebut. Jika mempelajari morfologi,
dapat menjadikannya sebagai dasar informasi, contohnya ketika mengidentifikasi
jenis hewan, akan memerlukan informasi agar dapat mengidentifikasi hewan
tersebut, yaitu dengan mengamati morfologinya, Oleh karena itu studi morfologi
sangat penting dan perlu untuk dipelajari lebih lanjut.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Sedangkan morfologi merupakan studi tentang bentuk makhluk hidup, atau
bagian-bagiannya. Morfologi semut sangat menarik untuk dipelajari didalam ilmu
biologi dan sesuai dengan kurikulum 2013 KI 3 dan KD 3.2 yaitu menganalisis
data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis,
dan ekosistem) di Indonesia. Penelitian morfologi semut dapat menambahkan
informasi sebagai pelengkap pada materi keanekaragaman hayati. Materi tentang
morfologi semut dapat menambahkan informasi sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan ajar tentang keanekaragaman hayati, Alasan semut yang dijadikan sebagai
3
warna yang berbeda sehingga mengindikasikan bahwa semut mempunyai
morfologi yang berbeda disetiap jenisnya. Dengan begitu dapat mengetahui
bahwa semut memiliki morfologi yang beragaman.
Morfologi semut dapat diamati dengan menggunakan alat SEM (Scanning
Electron Microscop). SEM (Scanning Electron Microscop) merupakan instrumen
unggul dan mudah digunakan dibandingkan dengan intrumen lain, SEM
(Scanning Electron Microscop) mampu mendeteksi berbagai sinyal dari spesimen
serta dapat digunakan untuk menganalisis skala mikro. Karakterisasi SEM
(Scanning Electron Microscop) memiliki kemampuan dalam hal topografi, yakni
kemampuan mengobservasi permukaan yang mengambarkan tekstur dan sifat
material; morfologi, mengidentifikasi bentuk dan jenis penyusun obyek,
kemampuan dalam mengkaitkan sifat fisik dan kimia, yakni berhubungan dengan
sifat material; komposisi, mengukur kemampuan untuk menentukan unsur dan
senyawa obyek, dan menghitung jumlah serta komposisi senyawa. SEM
(Scanning Electron Microscop) memiliki kelebihan yaitu mengamati struktur
maupun bentuk permukaan yang berskala lebih halus, dapat mendeteksi
unsur-unsur dalam material, dan mengukur ketebalan sampel.
Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dwi Septi Ningsih (2014) yang
berjudul “ Struktur komunitas semut di daerah pemukiman DAS Brantas hulu
dusun wukir sebagai sumber belajar biologi” mengamati morfologi semut dengan
menggunakan mikroskop stereo, hasil penelitian yang didapatkan dalam
mengamati morfologi semut dengan menggunakan mikroskop stereo terlihat jelas
4
dan ukuran sampel. Penelitian lainnya yang ditulis oleh Serna dan Mackay (2010)
dengan judul “a descriptive morphology of the ant genus Procryptocerus
(Hymenoptera: Formicidae)’ dapat dijadikan sumber informasi tentang morfologi
semut, sehingga studi morfologi semut di daerah aliran sungai (DAS) brantas hulu
usun wukir kota Batu dapat dijadikan sebagai bahan ajar dan sebagai penunjang
pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sangat penting untuk dilakukan
penelitian dengan judul “Studi Morfologi Berbagai Jenis Semut di Daerah
Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu sebagai Bahan Ajar
Biologi”.
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi berbagai jenis semut di daerah pemukiman DAS
Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu?
2. Bagaimana hasil penelitian studi morfologi semut di daerah pemukiman
DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu dapat dipergunakan sebagai
bahan ajar biologi?
1.3Tujuan
1. Mendeskripsikan morfologi berbagai jenis semut di daerah pemukiman
DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu.
2. Hasil penelitian ini untuk dijadikan bahan ajar biologi SMA kelas X pada
5
1.4Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian studi morfologi semut ini menambah informasi ilmiah
bagi penulis tentang morfologi berbagai jenis semut di daerah DAS
brantas hulu dusun wukir.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini menyumbangkan pengetahuan tentang morfologi berbagai
jenis semut di daerah DAS brantas hulu dusun wukir, untuk dapat
dijadikan sebagai bahan ajar biologi.
1.5Batasan Masalah
Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Semut yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari daerah pemukiman
DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu dengan luas wilayah (barat-
timur) ± 300 m dan (utara-selatan) ± 300 m.
2. Parameter yang diamati bentuk kepala, mesosoma, metasoma, dan ujung kaki.
3. Alat yang digunakan untuk mengamati morfologi semut adalah SEM
(Scanning electron microscop).
4. Hasil studi morfologi semut pada daerah pemukiman DAS Brantas Hulu
Dusun Wukir Kota Batu digunakan untuk menyusun bahan ajar cetak sebagai
6
1.6Definisi Istilah
1. Studi morfologi merupakan studi tentang bentuk makhluk hidup, atau
bagian-bagiannya.
2. Semut merupakan salah satu kelompok serangga yang keberadaannya sangat
umum dan hampir menyebar luas, paling sukses dari kelompok serangga,
terdapat dimana-mana di habitat teresterial dan jumlahnya melebihi
hewan-hewan darat lainnya.
3. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.4 Tahun 1992).
4. DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan daerah aliran sungai strategis sebagai
penyedia air baku untuk berbagai kebutuhan seperti sumber tenaga untuk
pembangkit tenaga listrik, PDAM, irigasi, industri dan lain-lain.
5. Bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan
guru/dosen/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementsi
pembelajaran.
6. Handout adalah buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi