• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT

DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR KOTA BATU SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : RISA LILIS KARNIA

201010070311055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

STUDI MORFOLOGI BERBAGAI JENIS SEMUT

DI DAERAH PEMUKIMAN DAS BRANTAS HULU DUSUN WUKIR KOTA BATU SEBAGI BAHAN AJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh: Risa Lilis Karnia 201010070311055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim…

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan

shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar”

(Qs. Al-Baqarah: 153)

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan

dengan do’a, kesabaran, semangat, keikhlasan,

keringat dan tetesan air mata ini kepada:

Kedua Orangtuaku

Ibunda Nur Hidayah dan Ayahanda Sahir sebagai

ungkapan rasa terimakasihku, terimakasih telah mendoakan,

membimbing, mendidik dengan sabar dan kasih sayang yang

tulus, hingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini

dengan baik

Saudara-saudaraku yang menjadi penyemangat saya, yang

menginspirasi saya untuk berjuang meraih mimpi

Kuucapkan,

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi” Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:

1. Bapak Dr. Poncojari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd selaku Ketua Program Studi dan segenap

jajaran dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Roimil latifa, M.Si., M.M selaku pembimbing I dan Dra. Iin

Hindun, M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam

menyusun skripsi ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan kepada

(8)

karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 31 Oktober 2014

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Lembar Sampul Luar ... i

Lembar Sampul Dalam ... ii

Lembar Persetujan... iii

Lembar Pernyataan ... iv

2.3.2 Prinsip Penyusunan bahan Ajar ... 21

2.3.3 Langkah Penyusunan Bahan Ajar ... 21

2.3.4 Langkah Pemilihan Bahan Ajar ... 23

2.3.5 Jenis sumber Bahan Ajar ... 23

2.3.6 Pengertian Bahan Ajar Handout ... 24

(10)

2.4 Tinjauan Tentang SEM ... 25

3.6.2.1 Proses Pelaksanaan Menggunakan SEM ... 31

3.6.3 Tahap Pengamatan ... 32

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.7.1 Morfologi Semut Menggunakan SEM ... 33

3.8 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Deskripsi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas ... 34

4.1.2 Rekapitulasi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah Pemukiman DAS Brantas ... 46

4.2 Pembahasan ... 47

4.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Bahan Ajar ... 50

4.3.1 Syarat Pemanfaatan Hasil Penelitian ... 50

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Rekapitulasi Morfologi Berbagai Jenis Semut Di Daerah DAS

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Anoplolepis gracilipes ... 34

Gambar 4.2 Antena, Mata, Kepala, dan Mesosoma Anoplolepis gracilipes ... 35

Gambar 4.3 Petiole dan Gaster Anoplolepis gracilipes ... 36

Gambar 4.4 Ujung KakiAnoplolepis gracilipes ... 36

Gambar 4.5 Odontomachus sp ... 37

Gambar 4.6 Kepala,Mata, Mandibula, dan Antena Odontomachus sp ... 38

Gambar 4.7 Petiole dan Mesosoma Odontomachus sp ... 38

Gambar 4.8 Gaster Odontomachus sp ... 39

Gambar 4.9 Ujung Kaki Odontomachus sp ... 39

Gambar 4.10 Pachycondyla sp ... 40

Gambar 4.11 Mandibula, Mata, Kepala Pachycondyla sp ... 41

Gambar 4.12 Mesosoma Pachycondyla sp ... 41

Gambar 4.13 Petiole Pachycondyla sp... 42

Gambar 4.14 Gaster Pachycondyla sp ... 42

Gambar 4.15 Ujung Kaki Pachycondyla sp ... 43

Gambar 4.16 Morfologi Pheidole moerens ... 43

Gambar 4.17 Kepala Pheidole moerens ... 44

Gambar 4.18 Mesosoma Pheidole moerens ... 45

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : KI-KD Kurikulum 2013... 58

Lampiran 2 : Silabus Kurikulum 2013... 61

Lampiran 3 : RPP Kurikulum 2013... 65

Lampiran 4 : Bahan Ajar Handout... 73

Lampiran 5 : Foto Dokumentasi Penelitian... 87

Lampiran 6 : Sura Ijin Penelitian... 88

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agosti, D., Majer, J. D., Schultz, T. R. 2000. Ants: Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Washington: Smithsonian Institution Pr.

Andersen, A.N., Hoffmann, B.D., Muller, W. J., Griffiths, A.D. 2002. Using ants a bioindicators in land management: simplifying assessment of community respons. J Appli Ecol 39: 8-17.

Borror, C.A. triplehorn and N.F. Johnson. 1992. An introduction to the study of insect. Philadehia: W.B. Saunders.

Daly, H.V., Doyen, J.T., & Erlich, P.R. 1978. Introduction to Insect Biology and Diversity. International Student Edition. Mc. Graw-Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo.

Elzinga, R.J. 1978. Fundamentals of Entomology. Departement of Entomology Kansa State University. New Delhi.

Fransina S & Agus I. 2010. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut dalam Hutan Lindung Gunung Nona-Ambon. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. Journal Online.

Ghony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan. 2012. Metode Penelitan Kualitatif. Ar-ruzz Media: Jogjakarta.

Hashimoto, Y. 2003. Manual For Bornean Ant (Formicidae) Identification. The Course on Tools For Monitoring Soil Biodiversity in The Asean Region At University Malaysia Sabah. Kinabalu.

Himender Bharti & Rakesh Kumar. 2012. Lophomyrmex terraceensis, a new ant species (Hymenoptera: Formicidae) in the bedoti group with a revised key. Journal of Asia-Pacific Entomology, 15, 265–267.

Irham Falahudin. 2012. Peranan Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) Dalam Pengendalian Biologis pada Perkebunan Kelapa Sawit. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang. Journal Online.

J.H Hunt. 1977. Foraging and Morphologiy in Ants: The Role of Vertebrate Predators As Agents Of Natural Selection. Departemen of Biology, University of Missouri-St. Louis. Journal Online.

Longino, jack. 2003. Foto Pheidole sp. Academic. Evergreen.edu.

(15)

Ningsih, D Septi. 2014. Analisis Keanekaragaman Semut Di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Nuril A & Idris. 2011. Anochetus Maryatiae a New Species of Ponerinae (Hymenoptera: Formicidae). Sains Malaysiana: Volume 40, Nomor 4. Hal 301-304.

Ortega, Estella. 2011. Foto Tetraponera. Antweb.org.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan . Remaja Rosdakarya Munifah: Bandung.

Riyanto. 2007. Kepadatan Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian Sains: Volume 10, Nomor 2. Hal 241-253.

Sasria, N., Tajumin, M., & Arianto. 2011. Scanning Electron microscopy (SEM). Kimia FMIPA UNHALU Kendari. Journal onine.

Satria, R., Zubir, V., & Jannatan R. 2010. Laporan Akhir Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (Pkm-P) Jenis-Jenis Semut Hama (Formicidae) Pada Rumah Tangga Di Kota Padang, Sumatera Barat. Universtas Andalas. Journal online.

Serna F & Mackay W. 2010. A descriptive morphology of the ant genus Procryptocerus (Hymenoptera: Formicidae). Department of Biological Sciences: The University of Texas at El Paso. Journal of Insect Science 10:111.

Setiani, E. A., Rizali, A., Moerfiah., Sahari, B., & Buchoiri, D. 2010. Keanekaragaman Semut pada Persawahan di Daerah Urban: Investigasi Pengaruh Habitat Sekitar dan Perbedaan Umur Tanaman Padi. Perhimpunan Entomologi Indonesia. Journal Online.

Setiawan, 2007. Kolonisasi Semut Hitam ( Dolichoderus Thoracicus Smith ) pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) dengan Pemberian Pakan Alternatif. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Journal Online.

Sulistyowati. 2003. Analisis status Penelitian dan Pengembangan PHT pada Pertanaman Kakao. Risalah Simposium Nasional Penelitian PHT Perkebunan Rakyat: Bogor.

(16)

William & Brian. 1975. Taxonomic Implications Of Doryline Worker Ant Morphology: Cheliomyrmex Morosus (Hymenoptera:Formicidae). Departemen Of Biology. Utica College Of Syracuse University. Journal Online.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Menurut Borror et al. (1992) semut (formicidae: hymenoptera)

merupakan salah satu kelompok serangga yang keberadaannya sangat umum dan

hampir menyebar luas, paling sukses dari kelompok serangga, terdapat

dimana-mana di habitat terestial dan jumlahnya melebihi hewan-hewan darat lainnya.

Menurut Daly et al. (1978) jumlah semut di permukaan bumi terdiri lebih dari

12.000 spesies, akan tetapi baru sekitar 7600 spesies dari 250 genus yang telah

diberi nama dan dideskripsikan. Keanekaragaman semut yang terbesar berada di

daerah tropis. Semut tersebar luas di seluruh tempat kecuali di lautan, mulai dari

daerah Arctik di utara sampai daerah kutub di selatan.

Wilayah DAS Brantas Dusun Wukir Torongrejo, Kecamatan Junrejo

merupakan daerah aliran sungai strategis yang terdapat koloni semut. Wilayah

DAS merupakan daerah sebagai penyedia air baku untuk berbagai kebutuhan

seperti sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik, PDAM, irigasi, industri

dan lain-lain. Di sekitar DAS Brantas hulu Dusun Wukir terdapat pemukiman

warga. Menurut UU No.4 Tahun (1992) pemukiman adalah bagian dari

lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan

maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

(18)

2

Wilayah pemukiman DAS Brantas memiliki keanekaragaman semut yang

jumlah dan jenisnya sangat beranekaragam, sehingga mudah untuk dikenali, tetapi

sulit membedakan antara semut satu dengan yang lainnya. Morfologi semut

terlihat berbeda, antara bentuk kepala, mesosoma, dan metasoma tidak sama di

setiap jenisnya apalagi terdapat beberapa serangga lain yang menyerupai semut.

Karena sulit membedakan antara semut satu dengan yang lainnya, orang- orang

hanya menyebutnya dengan semut merah, semut hitam, dan semut kerangga. Jika

melihat di dalam ilmu pengetahuan sebenarnya mempelajari morfologi itu sangat

penting, agar dapat mengetahui jenis hewan tersebut. Jika mempelajari morfologi,

dapat menjadikannya sebagai dasar informasi, contohnya ketika mengidentifikasi

jenis hewan, akan memerlukan informasi agar dapat mengidentifikasi hewan

tersebut, yaitu dengan mengamati morfologinya, Oleh karena itu studi morfologi

sangat penting dan perlu untuk dipelajari lebih lanjut.

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.

Sedangkan morfologi merupakan studi tentang bentuk makhluk hidup, atau

bagian-bagiannya. Morfologi semut sangat menarik untuk dipelajari didalam ilmu

biologi dan sesuai dengan kurikulum 2013 KI 3 dan KD 3.2 yaitu menganalisis

data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis,

dan ekosistem) di Indonesia. Penelitian morfologi semut dapat menambahkan

informasi sebagai pelengkap pada materi keanekaragaman hayati. Materi tentang

morfologi semut dapat menambahkan informasi sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan ajar tentang keanekaragaman hayati, Alasan semut yang dijadikan sebagai

(19)

3

warna yang berbeda sehingga mengindikasikan bahwa semut mempunyai

morfologi yang berbeda disetiap jenisnya. Dengan begitu dapat mengetahui

bahwa semut memiliki morfologi yang beragaman.

Morfologi semut dapat diamati dengan menggunakan alat SEM (Scanning

Electron Microscop). SEM (Scanning Electron Microscop) merupakan instrumen

unggul dan mudah digunakan dibandingkan dengan intrumen lain, SEM

(Scanning Electron Microscop) mampu mendeteksi berbagai sinyal dari spesimen

serta dapat digunakan untuk menganalisis skala mikro. Karakterisasi SEM

(Scanning Electron Microscop) memiliki kemampuan dalam hal topografi, yakni

kemampuan mengobservasi permukaan yang mengambarkan tekstur dan sifat

material; morfologi, mengidentifikasi bentuk dan jenis penyusun obyek,

kemampuan dalam mengkaitkan sifat fisik dan kimia, yakni berhubungan dengan

sifat material; komposisi, mengukur kemampuan untuk menentukan unsur dan

senyawa obyek, dan menghitung jumlah serta komposisi senyawa. SEM

(Scanning Electron Microscop) memiliki kelebihan yaitu mengamati struktur

maupun bentuk permukaan yang berskala lebih halus, dapat mendeteksi

unsur-unsur dalam material, dan mengukur ketebalan sampel.

Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dwi Septi Ningsih (2014) yang

berjudul “ Struktur komunitas semut di daerah pemukiman DAS Brantas hulu

dusun wukir sebagai sumber belajar biologi” mengamati morfologi semut dengan

menggunakan mikroskop stereo, hasil penelitian yang didapatkan dalam

mengamati morfologi semut dengan menggunakan mikroskop stereo terlihat jelas

(20)

4

dan ukuran sampel. Penelitian lainnya yang ditulis oleh Serna dan Mackay (2010)

dengan judul “a descriptive morphology of the ant genus Procryptocerus

(Hymenoptera: Formicidae)’ dapat dijadikan sumber informasi tentang morfologi

semut, sehingga studi morfologi semut di daerah aliran sungai (DAS) brantas hulu

usun wukir kota Batu dapat dijadikan sebagai bahan ajar dan sebagai penunjang

pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, sangat penting untuk dilakukan

penelitian dengan judul “Studi Morfologi Berbagai Jenis Semut di Daerah

Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu sebagai Bahan Ajar

Biologi”.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana morfologi berbagai jenis semut di daerah pemukiman DAS

Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu?

2. Bagaimana hasil penelitian studi morfologi semut di daerah pemukiman

DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu dapat dipergunakan sebagai

bahan ajar biologi?

1.3Tujuan

1. Mendeskripsikan morfologi berbagai jenis semut di daerah pemukiman

DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu.

2. Hasil penelitian ini untuk dijadikan bahan ajar biologi SMA kelas X pada

(21)

5

1.4Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian studi morfologi semut ini menambah informasi ilmiah

bagi penulis tentang morfologi berbagai jenis semut di daerah DAS

brantas hulu dusun wukir.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini menyumbangkan pengetahuan tentang morfologi berbagai

jenis semut di daerah DAS brantas hulu dusun wukir, untuk dapat

dijadikan sebagai bahan ajar biologi.

1.5Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti

memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Semut yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari daerah pemukiman

DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Kota Batu dengan luas wilayah (barat-

timur) ± 300 m dan (utara-selatan) ± 300 m.

2. Parameter yang diamati bentuk kepala, mesosoma, metasoma, dan ujung kaki.

3. Alat yang digunakan untuk mengamati morfologi semut adalah SEM

(Scanning electron microscop).

4. Hasil studi morfologi semut pada daerah pemukiman DAS Brantas Hulu

Dusun Wukir Kota Batu digunakan untuk menyusun bahan ajar cetak sebagai

(22)

6

1.6Definisi Istilah

1. Studi morfologi merupakan studi tentang bentuk makhluk hidup, atau

bagian-bagiannya.

2. Semut merupakan salah satu kelompok serangga yang keberadaannya sangat

umum dan hampir menyebar luas, paling sukses dari kelompok serangga,

terdapat dimana-mana di habitat teresterial dan jumlahnya melebihi

hewan-hewan darat lainnya.

3. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik

yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.4 Tahun 1992).

4. DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan daerah aliran sungai strategis sebagai

penyedia air baku untuk berbagai kebutuhan seperti sumber tenaga untuk

pembangkit tenaga listrik, PDAM, irigasi, industri dan lain-lain.

5. Bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan

guru/dosen/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementsi

pembelajaran.

6. Handout adalah buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi

Referensi

Dokumen terkait

Apabila mengkaji subjek hukum dalam rumusan Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 juncto Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, maka subjek

Grafik hubungan antara beban dengan defleksi horizontal (∆p) dan vertikal (∆w) spesimen 2 menunjukkan hubungan antara defleksi horizontal dan defleksi vertikal yang

Berdasarkan analisis daripada dapatan kajian, pengkaji mendapati tahap kualiti guru dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Cina Sekolah Kebangsaan di negeri Selangor

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada lahan sawah Vertisol Ngawi setelah dua musim tanam kedelai–padi (1) residu pupuk organik dan anorganik NPK meningkatkan serapan unsur

Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah

Di tengah ruangan utama Masjid Raya Al-Mashun terdapat delapan pilar yang terbuat dari marmer yang berwarna kuning gading yang berasal dari Italia.. Pilar ini berfungsi

Tabel nilai rikkes II digunakan untuk menyimpan data hasil pemeriksaan kesehatan tahap II, tabel ini akan berhubungan dengan tabel kelainan untuk menentukan status kesehatan

Tidak akan sulit untuk mencari kesamaan pemberontakan di Kubu Bandung itu dengan pemberontakan di Filipina dan Malaysia, baik pemikirian maupun karya-karyanya. Dengan