• Tidak ada hasil yang ditemukan

YUDI NOVIANTO, S. KOM, M.S.I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "YUDI NOVIANTO, S. KOM, M.S.I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1 ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON ANGGOTA BRIGADIR KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK (STUDI KASUS : BIDDOKKES POLDA JAMBI)

YUDI NOVIANTO, S. KOM, M.S.I Dosen Tetap STIKOM DB Jambi

Abstraksi

Proses pemeriksaan calon anggota Brigadir Polri merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan prinsip objektif, akurat, transparan, akuntabel, non diskriminasi dan humanis. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan dalam waktu yang relatif singkat, panitia penerimaan calon Brigadir Polri harus bekerja keras. Dengan permasalahan demikian penulis memiliki ide untuk menganalisa dan mendesain sistem informasi pemeriksaan kesehatan untuk membantu meringankan dan mempermudah pekerjaan panitia penerimaan dalam proses pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri. Dalam penerapan sistem informasi pemeriksaan kesehatan ini diharapkan sistem dapat mencatat, memproses nilai hasil pemeriksaan kesehatan, serta menghasilkan laporan-laporan untuk keperluan pada kepanitiaan penerimaan calon anggota Brigadir Polri.

Proses penelitian yang penulis lakukan memiliki beberapa tahap, yaitu : (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap analisa data, (3) tahap perancangan prototipe sistem. Pada proses pengumpulan data penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu : studi pustaka, wawancara, dan pengamatan secara langsung. Proses analisa data merupakan tahap mengolah data yang sudah didapat dan mengelompokkan data sesuai dengan kebutuhan perancangan. Sedangkan tahap perancangan prototipe sistem merupakan tahap medesain sistem sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan, hanya saja perancangan sistem tidak sampai pada tahap penulisan kode program, penulis membatasi prototipe sistem sampai pada pemodelan sistem menggunakan 2 (dua) Diagram usecase yaitu usecase diagram dan activity diagram.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sistem informasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan satu sama lainnya, serta melakukan proses terhadap input sehingga menghasilkan output yang didistribusikan secara relevan kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan bagi suatu organisasi ataupun perusahaan, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh C. Laudon dan P. Laudon (2005 ; 9-10) Sistem Informasi sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi.

Sistem informasi yang baik dapat memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai hal-hal tertentu dan dapat dijadikan bahan pertimbangan khusus untuk proses pengambilan keputusan yang nantinya akan menghasilkan suatu keputusan yang tepat, selain itu penggunanaan sistem informasi juga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk

(2)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 2 melakukan proses pengolahan data seperti pada pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan calon anggota Polri.

Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jambi atau yang lebih dikenal dengan singkatan Biddokkes Polda Jambi merupakan unsur pendukung yang berada dibawah Kapolda, Biddokkes bertugas untuk menyelenggarakan pembinaan Kedokteran dan Kesehatan Polri yang meliputi Kedokteran Kepolisian, Kesehatan Kepolisian, Rumah Sakit dan Poliklinik.

Proses penerimaan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak lepas dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Biddokkes, pemeriksaan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan medis yang dilaksanakan untuk seleksi calon anggota Polri yang harus berjalan sesuai prinsip objektif, akurat, transparan, akuntabel, non diskriminasi dan humanis. Terdapat beberapa tahapan-tahapan penyeleksian yang dilakukan antara lain : pemeriksaan data administrasi (rikmin awal), pemeriksaan kesehatan I (Rikkes I), tes psikologi, tes kemampuan akademik, pemeriksaan kesehatan II, tes kemampuan jasmani, pemeriksaan data administrasi akhir (Rikmin akhir) serta supervisi dari Mabes Polri.

Dalam setiap tahap dilakukakan penilaian-penilaian serta pengolahan data nilai untuk mendapatkan hasil penilaian yang digunakan untuk menentukan apakah calon anggota polisi tersebut dapat melanjutkan proses seleksi ke tahapan berikutnya. Proses penilaian serta pengolahan data nilai ini memakan waktu yang lama, dikarenakan tidak semua tahapan seleksi menggunakan sistem komputer.

Tahapan pemeriksaan kesehatan merupakan tahapan yang membutuhkan waktu paling lama untuk menentukan nilai hasil pemeriksaan kesehatan, pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan tersebut masih dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan memasukkan nilai hasil pemeriksaan kedalam status hasil pemeriksaan dan harus dilakukan verifikasi ulang untuk memastikan nilai hasil pemeriksaan tersebut tepat dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Permasalahan ini terjadi pada saat jumlah peserta seleksi yang banyak dan waktu yang sedikit untuk melakukan proses pengolahan data pemeriksaan kesehatan ini. Faktor ketelitian dan kecepatan yang relatif rendah merupakan permasalahan utama dalam proses pengolahan data ini.

Permasalahan yang penulis paparkan memberikan inspirasi bagi penulis untuk berusaha menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu dengan membuat sistem informasi untuk pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan.

1.2. Batasan Masalah

Penulis memberikan batasan-batasan masalah penelitian ini, hal ini bertujuan untuk mencegah pelebaran pembahasan nantinya, masalah lain adalah keterbatasan waktu penelitian yang mengakibatkan terbatasnya bahasan yang akan dibahas pada penelitian ini, untuk itu penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang penulis rancang membahas tentang proses pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan pada penerimaan calon Brigadir Polri dan tidak terintegrasi dengan proses seleksi yang lainnya.

2. Peneliti hanya menggunakan 2 (dua) diagram permodelan UML yaitu : Usecase Diagram dan Activity Diagram.

(3)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 3 Penelitian yang penulis lakukan ini mempunyai tujuan yaitu, menganalisa dan mendesain suatu prototipe sistem informasi pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Kepolisian Republik Indonesia dengan menggunakan metode berorientasi objek. Penelitian ini diharapakan memberikan manfaat positif bagi pihak Kepolisian Daerah Jambi dan juga bagi peneliti sendiri, adapun manfaat yang dapat dirasakan apabila menerapkan sistem ini antara lain :

1. Akurasi dalam pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan akan meningkat. 2. Waktu pengolahan data lebih cepat.

3. Mengantisipasi adanya tindakan kecurangan dalam proses pengolahan data pemeriksaan kesehatan.

2. TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Informasi

Sistem Informasi sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. (C. Laudon dan P. Laudon, 2005 ; 9-10).

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Whitten, dkk (2004 ; 10) Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan keluaran informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.

2.2. Analisis Berorientasi Objek

Pendekatan pemodelan berorientasi objek selama analisis dan desain sistem disebut juga analisis berorientasi objek/Object Oriented Analysis. Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-objek menjadi aplikasi komputer yang berguna.

Menurut Whitten, dkk (2004 : 408) analisis berorientasi objek digunakan untuk (1) mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru, (2) menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.

2.3. Desain Berorientasi Objek

Desain berorientasi objek/object oriented design (OOD) merupakan strategi desain terbaru, teknik ini adalah teknik perluasan dari strategi analisis berorientasi objek. Desain berorientasi objek dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu desain sistem dan desain objek. Desain sistem menciptakan arsitektur produk, mendefinisikan serangkaian "layer" yang mencapai fungsi sistem tertentu dan mengidentifikasi kelas-kelas yang dienkapsulasi oleh subsistem yang berada di setiap layer. Selain itu, desain sistem mempertimbangkan spesifikasi dari tiga komponen: user interface, fungsi manajemen data, dan tugas (Pressman, 2001 ; 603).

(4)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 4 Gambar 2.1 Desain Berorientasi Objek (Pressman, 2001 ; 603)

Salah satu pemecahan masalah Object Oriented adalah dengan menggunakan UML. 2.4. UML (Unified Modelling Language)

UML merupakan alat yang sangat baik yang dapat meningkatkan kualitas analisis dan perancangan sistem dengan sangat besar dan oleh karena itu dapat membantu menciptakan sistem informasi yang berkualitas tinggi. Menurut Munawar (2005 ; 17), metode UML merupakan kesatuan dari pemodelan yang dikembangkan oleh Booch menjadi sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain kedalam 4 (empat) tahapan iteratif, yaitu :

1. Identifikasi kelas-kelas dan objek-objek.

2. Identifikasi semantic dari hubungan objek dan kelas tersebut. 3. Perincian interface.

4. Implementasi.

2.4.1. Diagram Use Case (Use Case Diagram)

Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case

bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar pengguna (yang disebut dengan

actor) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai (Munawar, 2005 ; 63).

2.4.2. Diagram Activity

Activity diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram memiliki peran seperti halnya

flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005 ; 109).

Pada dasarnya diagram Activity sering digunakan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus pada objek yang dalam suatu proses (atau proses menjadi suatu objek), diagram Activity berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi yang terkait dalam suatu proses tunggal. Jadi dengan kata lain, diagram ini menunjukkan bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain.

2.5. Sistem Informasi Kesehatan

Menurut Mc Glynn, dkk (1998) Health Information System is an integrated user machine system for providing information in support of the operations, management analysis, and decision making functions in health Organization. The system utilises computer hardware

(5)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 5

and software, standard operating procedures, model for reporting, planning and decision making and databases. Jika pengertian sistem informasi kesehatan diartikan kedalam bahasa Indonesia, maka sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sistem mesin yang terintegrasi untuk menyediakan informasi pada dukungan pengoperasian, analisis manajemen, dan fungsi pembuat keputusan dalam organisasi kesehatan. Sistem menggunakan hardware dan software komputer, prosedur standar pengoperasian, model untuk pelaporan, rencana dan membuat keputusan dan database.

Sedangkan menurut Sauerborn, & Lippeveld (2000), Health Information System integrate data colection, processing, reporting, and use of the information necessary for improving health service Effectiveness and efficiency through better Management at all levels of health services. Jika pengertian menurut Sauerborn & Lippeveld diartikan kedalam bahasa Indonesia, maka sistem informasi kesehatan menggabungkan kumpulan data, pemrosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi penting untuk meningkatkan layanan kesehatan secara efektif dan efisien melalui manajemen yang lebih baik pada semua tingkat layanan kesehatan.

Dari kedua konsep dasar sistem informasi kesehatan diatas, terdapat kemiripan pengertian yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sistem yang mengolah dan memproses data kesehatan menjadi informasi dan laporan kesehatan yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan keputusan dan peningkatan layanan kesehatan.

2.6. Pemeriksaan Kesehatan Dalam Penerimaan Calon Anggota Polri

Pemeriksaan kesehatan yang disingkat dengan Rikkes merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan medis yang dilaksanakan untuk seleksi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Perkap No. 5 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat 3).

Bidang kedokteran dan kesehatan Kepolisian Daerah Jambi atau yang lebih dikenal dengan Biddokkes Polda Jambi merupakan unsur pendukung yang berada dibawah Kapolda, Biddokkes bertugas menyelenggarakan pembinaan kedokteran dan kesehatan polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan kepolisian, rumah sakit dan poliklinik.

Proses pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri merupakan tugas dan tanggung jawab Biddokkes yang tertuang didalam peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (PERKAP) No. 22 Tahun 2010 pasal 253 ayat 1 dan ayat 2 tentang organisasi dan tata kerja Polri.

2.7. Pedoman Penilaian Hasil Pemeriksaan Kesehatan

Proses penilaian pada pemeriksaan kesehatan tahap I dan pemeriksaan tahap II harus berpedoman kepada Perkap No. 5 tahun 2009. Tabel 2.2 berikut menjelaskan pedoman penilaian yang digunakan pada pemeriksaan kesehatan.

Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Hasil Pemeriksaan Kesehatan (Sumber : Peraturan Kapolri No. 5 : 2009)

No. Nilai Keterangan

Kualitatif Kuantitatif

1. Baik (B)

80 70 – 75

Setiap aspek pemeriksaan memiliki nilai status kesehatan (stakes) I Bila terdapat kelainan sebanyak 1-2 kelainan dengan nilai stakes 2, sebagai berikut :

- Satu kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : B – 75 - Dua kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : B – 73 - Satu atau dua kelainan dengan nilai stakes 2 nya karena

kelainan jantung yang masih dalam batas normal (stakes 2) maka dinilai B - 70

(6)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 6

- 3 kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : C – 67 - 4 kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : C – 65 - 5 kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : C – 63 - ≥ 6 kelainan dengan nilai stakes 2 dinilai : C – 60

≥ 3 kelainan dengan nilai stakes 2 disertai kelainan jantung yang masih dalam batas normal (stakes 2) dinilai : C – 60

3. Kurang (K1) 55 – 57

- 1 Kelainan dengan nilai stakes 3 dinilai : K1 – 57 - 2 Kelainan dengan nilai stakes 3 dinilai : K1 – 56 - 3 Kelainan dengan nilai stakes 3 dinilai : K1 – 55 4. Kurang Sekali (K2)

50

- Bila terdapat > 3 kelainan dengan nilai stakes 3 - Bila terdapat kelainan dengan nilai stakes 4

3. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penetilian

Penulis membutuhkan bahan-bahan penunjang sebagai bahan yang akan dianalisa sebagai berikut :

a. Proses bisnis pemeriksaan kesehatan pada penerimaan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Peraturan kepala kepolisian negara republik indonesia nomor 5 tahun 2009 tentang pedoman pemeriksaan kesehatan penerimaan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

c. Hasil pemeriksaan kesehatan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. 3.2. Kerangka Penelitian

a. Pengumpulan data

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan beberapa metode untuk mengumpulkan data, yaitu :

1. Studi pustaka

Pada tahap ini penulis mempelajari dan memahami teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti dan menjadi dasar teori pada penelitian ini. Studi literatur ini bersumber dari buku, jurnal dan referensi lainnya.

2. Wawancara

Dalam kegiatan wawancara, penulis melakukan wawancara dengan ketua tim pemeriksaan kesehatan yaitu Kabid Dokkes Polda Jambi beserta anggota tim pemeriksaan kesehatan.

3. Pengamatan secara langsung

Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada proses pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan dengan maksud untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini.

b. Analisa data

Analisa ini dilakukan untuk mengolah data yang sudah didapat dan mengelompokkan data sesuai dengan kebutuhan perancangan.

c. Desain prototipe sistem

Tahap ini merupakan tahap perancangan prototipe sistem, yaitu merancang sistem sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan, hanya saja perancangan sistem tidak sampai pada tahap penulisan kode program, penulis membatasi prototipe sistem sampai pada pemodelan form yang ditampilkan dalam bentuk gambar pada laporan penelitian ini.

(7)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 7 4. PEMBAHASAN

4.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka dalam tahap analisa kebutuhan sistem ini dapat dibahas mengenai kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Sistem yang akan dirancang membutuhkan dua kebutuhan yang meliputi kebutuhan fungsional sistem dan kebutuhan non fungsional.

4.1.1 Kebutuhan Fungsional Sistem

Pemodelan fungsional sistem menggambarkan proses atau fungsi yang harus dikerjakan oleh sistem untuk melayani kebutuhan pengguna. Berdasarkan kebutuhan pengguna dan peserta maka fungsi utama yang harus dilakukan oleh sistem informasi pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri adalah sebagai berikut :

Fungsonalitas sistem untuk pengguna adalah sebagai berikut: a. Fungsi Input Kelainan

Fungsi input kelainan ini digunakan untuk memasukkan daftar kelainan yang ada pada perkap no. 5 tahun 2009 tentang pedoman pemeriksaan kesehatan penerimaan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai parameter utama dalam menentukan nilai status kesehatan dari peserta yang mengikuti seleksi pemeriksaan kesehatan tahap I dan II.

b. Fungsi Input Peserta

Fungsi ini digunakan oleh pengguna untuk mencatat data peserta seleksi calon anggota Brigadir Polri yang telah lulus proses seleksi pemeriksaan administrasi.

c. Fungsi Pengolahan Nilai Rikkes

Fungsi ini digunakan oleh pengguna untuk melakukan pengolahan data hasil evaluasi pemeriksaan tahap I. Didalam fungsi ini pengguna harus login terlebih dahulu, dan melakukan fungsi berikutnya yaitu memasukkan nilai hasil rikkes I berupa data kelainan-kelainan yang ditemukan oleh dokter pemeriksa dan kelainan-kelainan ini dicatat pada tabel nilai rikkes I, selanjutnya dengan memproses nilai hasil rikkes I dan menampilkan nilai hasil pemrosesan yang dilakukan oleh sistem. Fungsi selanjutnya adalah menjalankan fungsi cetak laporan, dan ditutup dengan fungsi logout.

4.1.2 Definisi Actor dan Use Case

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditentukan aktor-aktor serta usecase diagram, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Definisi Actor

1 Pengguna Pengguna merupakan operator yang bertugas untuk : a. Memasukkan daftar kelainan

b. Memasukkan data peserta

c. Melakukan pengolahan data hasil rikkes I dan II : menambah. d. Mencetak laporan hasil pengolahan nilai rikkes I dan II

2 Peserta Peserta dapat memantau dan melihat proses pengolohan data hasil evaluasi rikkes I dan II, guna memastikan proses pengolahan data berjalan lancar dan tidak terjadi kecurangan.

Tabel 4.2 Definisi Use Case Diagram Pemeriksaan Kesehatan

No Use Case Deskripsi

(8)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 8

2. Input kelainan Dilakukan oleh pengguna untuk memasukkan daftar kelainan

yang menjadi parameter dalam menentukan nilai status kesehatan.

3. Input peserta Dilakukan oleh pengguna untuk pencatatan data peserta

kedalam tabel peserta. 4. Pengolahan nilai hasil rikkes

I

Dilakukan oleh pengguna untuk melakukan pengolahan data hasil evaluasi rikkes tahap I

5. Pengolahan nilai hasil rikkes II

Dilakukan oleh pengguna (operator), untuk melakukan pengolahan data hasil evaluasi rikkes tahap II

6. Logout Dilakukan oleh pengguna (pengawas), untuk keluar dari sistem

7. Input pengguna Dilakukan sekali pada saat program digunakan pertama kali. Username dan password pada pengguna ini akan digunakan sepanjang proses seleksi berlangsung.

4.2. Use Case Diagram dan Deskripsi Use Case 4.2.1. Use Case Diagram Pemeriksaan Kesehatan

“Use case diagram pemeriksaan kesehatan” merupakan use case diagram yang menggambarkan sistem secara umum, berikut ini adalah use case diagram pemeriksaan kesehatan :

Gambar 4.1 Use Case Diagram Pemeriksaan Kesehatan 4.2.2. Deskripsi Use Case Diagram Pemeriksaan Kesehatan

Berikut ini merupakan deskripsi Use Case yang terdapat pada use case diagram

pemeriksaan kesehatan. Didalam use casediagram pemeriksaan kesehatan terdapat tujuh buah

usecase, untuk lebih jelasnya berikut ini adalah deskripsi usecase yang dimaksud : Tabel 4.3 Deskripsi Use Case Input Kelainan

Use Case ID UC-002

Name Input kelainan

Primary Actor Pengguna

Brief Description Memasukkan daftar kelainan ke dalam tabel kelainan yang digunakan sebagai parameter

untuk menentukan nilai status kesehatan (stakes)

Preconditions Aktor melakukan login

Exceptions Aktor salam memasukkan daftar kelainan

Normal Scenario No Actor Input System Response

(9)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 9

2 Sistem membuka tabel kelaian

3 Aktor memasukkan daftar kelaian 4 Aktor klik tombol simpan

5 Sistem menyimpan daftar kelainan pada tabel kelainan

6 Sistem memberikan pesan data telah

disimpan

Alternative Scenario No Actor Input System Response

1 Aktor klik tombol edit

2 Sistem membuka tabel kelainan

3 Aktor mengedit daftar kelainan 4 Aktor klik tombol simpan

5 Sistem mengedit data kelainan pada tabel kelainan

6 Sistem memberikan pesan data berhasil diedit

Post-conditions Semua daftar kelainan telah disimpan ke dalam tabel kelainan

Tabel 4.4 Deskripsi Use Case Input Peserta

Use Case ID UC-003

Name Input peserta

Actor Pengguna

Brief Description Memasukkan data peserta kedalam tabel peserta

Preconditions Aktor melakukan login

Exceptions Aktor salah memasukkan data peserta

Normal Scenario No Actor Input System Response

1 Aktor klik tombol tambah

2 Sistem membuka tabel peserta

3 Aktor memasukkan data peserta 4 Aktor klik tombol simpan

5 Sistem menyimpan data peserta kedalam tabel peserta

6 Sistem memberikan pesan data telah

disimpan

Alternative Scenario Actor Input System Response

1 Aktor klik tombol edit

2 Sistem membuka tabel peserta

3 Aktor mengedit data peserta 4 Aktor klik tombol simpan

5 Sistem mengedit data peserta yang ada didalam tabel peserta

6 Sistem memberikan pesan data berhasil diedit

Post Condition Data peserta telah dimasukkan kedalam tabel peserta

Tabel 4.5 Deskripsi Use Case Pengolahan Nilai Rikkes

Use Case ID UC-004

Name Pengolahan nilai rikkes I

Actor Pengguna, Peserta

Brief Description Aktor memasukkan data nilai hasil rikkes I dan memproses data tersebut sehingga

didapatkan nilai akhir rikkes I, sedangkan peserta dapat menyaksikan proses pengolahan nilai hasil rikkes I

Preconditions Peserta telah melakukan pemeriksaan kesehatan tahap I

Exceptions Aktor tidak menyimpan data nilai hasil rikkes I dan data hasil rikkes I tidak dapat diproses

Flow of Events

No Actor Input System Response

1 Aktor klik menu proses nilai rikkes I

2 Sistem menampilkan form proses nilai rikkes I 3 Aktor memasukkan data nilai

rikkes I

4 Sistem membuka koneksi tabel peserta

(10)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 10

rikkes I 6 Aktor klik tombol simpan

7 Sistem menyimpan data hasil nilai rikkes I ke tabel peserta dan nilai rikkes I 8 Sistem mencari kelainan yang tercatat

pada tabel hasil rikkes I setiap peserta 9

Sistem mencocokkan kelainan pada tabel hasil rikkes I setiap peserta dengan tabel kelainan

10 Sistem memberikan nilai status kesehatan setiap peserta berdasarkan tabel kelainan.

11 Sistem memberikan pesan bahwa proses

telah selesai dilakukan 12 Aktor klik tombol OK

13 Sistem menutup form proses nilai hasil rikkes

Post-conditions Nilai hasil evaluasi pemeriksaan kesehatan tahap I telah diproses

4.3. Diagram Activity

Activitydiagram akan menggambarkan aliran kerja dari setiap aktifitas pada sistem ini. Berikut ini adalah activitydiagram dari sistem ini :

4.3.1. Diagram Activity Input Kelainan

Gambar 4.2 Diagram Activity Input Kelainan 4.3.2. Diagram Activity Input Peserta

Gambar 4.3 Diagram Activity Input Peserta 4.3.3. Diagram Activity Pengolahan Nilai Rikkes

(11)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 11 Gambar 4.4 Diagram Activity Pengolahan Nilai Rikkes

4.4. Perancangan Sistem

Rancangan sistem merupakan tahapan setelah tahapan analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

4.4.1. Perancangan Basis Data

Pada perancangan prototipe sistem informasi pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri ini, penulis merancang sebuah basis data untuk menyimpan data yang akan diolah pada proses pengolahan data hasil rikkes. Berikut adalah rancangan tabel yang penulis gunakan pada sistem ini :

Database Management System (DBMS) yang penulis rekomendasikan pada sistem ini adalah Microsoft Acces 2007, hal ini dikarenakan kebutuhan sistem yang dapat dipenuhi dan mudah digunakan oleh pengguna. Nama database yang digunakan adalah dbrikkes.

4.4.2. Rancangan Tabel Pengguna

Rancangan tabel pengguna ini digunakan untuk menyimpan data pengguna, tabel ini menyimpan username dan password serta kode pengguna sebagai primary key. Tabel ini terdiri dari tiga field.

(12)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 12 Tabel 4.6 Rancangan Tabel Pengguna

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan 1. Kodepengguna Varchar 6 Kode pengguna, primary key

2. Username Char 15 Nama pengguna sebagai 3. Password Varchar 9 Kata sandi pengguna

4.4.3. Rancangan Tabel Peserta

Tabel peserta merupakan tabel yang akan menyimpan data peserta seleksi, data ini dimasukkan setelah peserta lulus pada tahap seleksi sebelumnya yaitu seleksi administrasi awal. Tabel peserta ini memiliki tiga belas field, untuk lebih jelasnya, berikut rancangan tabel peserta.

Tabel 4.7 Rancangan Tabel Peserta

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1. Nomorpeserta Varchar 11 Nomor peserta sebagai primary key

2. Nama Varchar 30 Nama peserta

3. Tempatlahir Varchar 25 Tempat lahir peserta 4. Tanggallahir Date - Tanggal lahir peserta 5. Asalsekolah Varchar 15 Asal sekolah peserta 6. Jurusan Varchar 15 Jurusan dari sekolah asal 7. Jenjangpendidik

an

Varchar 15 Jenjang pendidikan peserta 8. Namaayah Varchar 25 Nama ayah dari peserta

9. Alamat Text - Alamat peserta

10. Jeniskelamin boolean - Jenis kelamin peserta 11. Notelp Varchar 10 Nomor telepon peserta

12. Nohp Varchar 13 Nomor handphone peserta

13. Email Varchar 50 Email peserta

4.4.4. Rancangan Tabel Kelainan

Rancangan tabel kelainan ini digunakan untuk membentuk struktur tabel kelainan yang nantinya digunakan sebagai tabel master yang menjadi parameter untuk menentukan status kesehatan peserta dan nilai rikkes peserta, tabel kelainan ini akan berhubungan dengan tabel nilai rikkes I dan tabel nilai rikkes II. Berikut rancangan tabel kelainan :

(13)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 13 Tabel 4.8 Rancangan Tabel Kelainan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1. Kodekelainan Varchar 5 Kode kelainan, sebagai primary key 2. Namakelainan Varchar 30 Nama dari kelainan

3. Stakes Varchar 1 Status Kesehatan

4.4.5. Rancangan Tabel Nilai Rikkes I

Tabel nilai rikkes I digunakan untuk menyimpan data hasil pemeriksaan kesehatan tahap I, tabel ini akan berhubungan dengan tabel kelainan untuk menentukan status kesehatan peserta yang diambil dari field stakes pada tabel kelainan, berikut adalah rancangan tabel nilai rikkes I :

Tabel 4.9 Rancangan Tabel Nilai Rikkes I

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan 1. Nomorpeserta Varchar 11 Nomor peserta, foreign key 2. KelainanrikkesI Text - Kelainan yang ditemukan

4.4.6. Rancangan Tabel Nilai Rikkes II

Tabel nilai rikkes II digunakan untuk menyimpan data hasil pemeriksaan kesehatan tahap II, tabel ini akan berhubungan dengan tabel kelainan untuk menentukan status kesehatan peserta yang diambil dari field stakes pada tabel kelainan, berikut adalah rancangan tabel nilai rikkes II :

Tabel 4.10 Rancangan Tabel Nilai Rikkes II

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1. Nomorpeserta Varchar 11

Nomor peserta sebagai foreign key

2. KelainanrikkesII Text - Kelainan yang ditemukan

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Analisa dan desain sistem informasi pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri ini menggunakan metode berorientasi objek yang menghasilkan suatu rancangan sistem menggunakan 4 (empat) diagram didalam Unified Modelling Language (UML), yaitu Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram serta menghasilkan prototipe sistem berupa tampilan halaman form berbentuk cetakan gambar.

Sistem informasi pemeriksaan kesehatan calon anggota Brigadir Polri ini membantu panitia penerimaan dalam proses pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan tahap I dan II. Manfaat yang dapat dirasakan dengan menggunakan sistem ini antara lain :

1. Pengolahan data hasil pemeriksaan kesehatan akan menghasilkan output yang akurat. 2. Waktu pengolahan data dapat lebih cepat.

(14)

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 – STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 14 3. Mewujudkan prinsip pemeriksaan kesehatan yang objektif, akurat, transparan, akuntabel,

non diskriminasi dan humanis dalam proses penerimaan calon anggota Polri. 5.2. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis memberikan kesempatan bagi penulis lain untuk dapat mengembangkan penelitian ini, adapun saran yang penulis sampaikan untuk melanjutkan penelitian ini antara lain:

1. Sistem diharapkan dapat terintegrasi dengan proses pengolahan nilai pada semua tahapan seleksi penerimaan calon anggota Brigadir Polri.

2. Sistem diharapkan dapat berjalan pada berbagai macam sistem operasi.

3. Sistem diharapkan dapat dioperasikan didalam jaringan komputer (client-server). 4. Menerapkan perancangan yang telah dilakukan kedalam bentuk program yang utuh.

DAFTAR PUSTAKA

C. Laudon, Kenneth; & P. Laudon, Jane. 2010. Management Information Systems : Managing The Digital Firm. Eleventh Edition. New Jersey, United States of America : Pearson Prentice Hall.

Dennis, Alan; Wixom, Haley Barbara: & Tegarden, David. 2005. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0 : An Object-Oriented Approach. Second Edition. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.

Kendall, E. Kenneth; & Kendall, E. Julie. 2011. Systems Analysis and Design. Eighth Edition. United States of America : Pearson Education Inc.

Mcglyyn, Elizabeth A; Damberg, Cheryl L; Kerr, Eve. A: & Brook, Robbert H. 1998. Health Information Systems, Design Issues and Analytic Aplications. Washington D.C. : Rand Health

McLeod, Jr. Raymond; & P. Schell, George. 2007. Management Information Systems. Tenth Edition. New Jersey, United States of America : Pearson Prentice Hall.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

O’Brien, A. James. 2006. Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 5. 2009. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Penerimaan Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 22. 2010. Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering : A Practitioner’s Approach. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill.

Sauerborn, & Lippeveld. 2000. Design and Immplementation Of HIS. WHO. Geneva

Whitten, L. Jeffery; Bentley, D. Lonnie; & Dittman, C. Kevin. 2004. Systems Analysis & Design Methods. Sixth Edition. New York, United States of America : The McGraw Hill Companies, Inc.

Gambar

Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Hasil Pemeriksaan Kesehatan   (Sumber : Peraturan Kapolri No
Tabel 4.1 Definisi Actor
Gambar 4.1 Use Case Diagram Pemeriksaan Kesehatan
tabel kelainan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai

Usulan perancangan sistem yang diusulkan tidak mengalami banyak perubahan dari sistem yang berjalan, hanya merubah sistem akademik yang belum terkomputerisasi menjadi

Data yang diperoleh pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dikaji sesuai rumusan masalah dan selanjutnya dikuatkan dengan teori yang sudah dikemukakan. Berdasarkan

rasa yang dijadikan resep pembuatan dengan substitusi tepung suweg dengan kombinasi factor, dan level yaitu perbandingan komposisi tepung terigu, dan tepung suweg adalah sebesar

Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Republik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang Indonesia Nomor 60 tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian mineral berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bakteri E.coli dan Coliform pada sapi bali

Analisis petrografi bertujuan untuk penamaan batu sedimen serta memperoleh data penunjang bagi Provenance agar dapat diketahui bagaimana kandungan persentase batuan baik

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Pertimbangan para pihak untuk menyelesaikan sengketa batas tanah melalui jalur mediasi di Kantor Badan Pertanahan