• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BATANG ATAS APEL ( Malus sylvestris Mill) PADA BERBAGAI POSISI DAHAN BATANG BAWAH DENGAN KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BATANG ATAS APEL ( Malus sylvestris Mill) PADA BERBAGAI POSISI DAHAN BATANG BAWAH DENGAN KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Komoditas buah apel merupakan tulang pungung perekonomian petani dan pemerintah kota Malang sampai dengan tahun 1990-an, dengan luas tanam mencapai 2000/ha. Jumlah populasi apel 2.739.949 pohon dengan produksi 5.068,90 ton/tahun buah segar dan rata-rata produksi buah per pohon 8-30 kg. Namun dengan seiring pertumbuhan pasar global dan adanya perubahan image pasar yang menuntut kualitas dan penampilan buah yang menarik, permintaan terhadap buah apel Malang terus menurun (Kopen 2005 dan Parsidi 2003), di kirakan produktifitas apel terus menurun 1,8-2% dalam lima tahun terahir, dan populasi tahun 2005 tinggal 2.604.829 pohon (BPS Kab. Malang, 2005). Sementara itu kebutuhan konsumsi buah apel nasional rata-rata /kapita 0,6 kg dengan laju kenaikan 0.02% per tahun (Soelarso, 2004). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintahan mengupayakan impor buah apel dari sejumlah negara seperti Australia, Amerika, dan negara Uni Eropa, yang dalam jangka panjang akan menguras devisa negara. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas buah apel lokal sehingga setara dengan kualitas buah impor.

(2)

2

besar dan masa pemeliharaan dalam jangka waktu lama untuk program seleksi memerlukan lahan sangat luas dan akan menghadapi resiko kegagalan dan biaya tinggi. Pohon apel yang berasal dari biji akan berbuah setelah 4-10 tahun (janick, 1996).

Evaluasi biji hasil persilangan tanaman tahunan seperti apel umumnya menghadapi kendala karena lamanya masa juvenil dari tanaman muda sampai berbuah. Karakterisasi fenotip dan genotif umumnya dilakukan pada bibit tanaman muda yang dibantu dengan analisis enzim atau DNA tanaman, tetapi masih belum mampu memprediksi kualitas buah yang akan dihasilkan oleh progeni yang ditanam (Janick, 1996). Buah merupakan parameter utama untuk mencapai target pemuliaan pada tanaman apel. Apabila karakter buah yang dihasilkan lebih cepat dievaluasi maka program pemuliaan akan berjalan labih efektif. Oleh karena itu upaya mempercepat munculnya buah pada tanaman generatif F1 akan membantu program pemuliaan yang lebih efektif dan efisien.

Salah satu metode yang telah dikembangkan yaitu metode topworked dengan T-budding dimana mata tunas diambil dari semaian biji yang berumur kurang dari 3 tahun kemudian dilakukan penempelan pada pohon apel dewasa. Tunas akan memanjang (flush) dan membentuk kuncup bunga. Setelah daun dirompes, tunas bunga berkembang menjadi bunga dan berkembang menjadi buah.

(3)

3

juga digali informasi sifat pembuangan dan karakter kualitas buah dari progeni hasil persilangan pada generasi F1 secara cepat, sehingga akan diperoleh progeny dengan sifat berbunga genjah dan buah berwarna merah.

1.2Rumusan Masalah

Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan salah satu tanaman tahunan. Bibit asal biji membutuhkan 5-7 tahun untuk berbuah sehingga pertumbuhan tunas sambung pucuk di pengaruhi oleh asal batang atas dan untuk batang bawahnya berasal dari lokasi sambung pucuk.

1.3Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan batang atas dengan posisi dahan batang bawah pada metode sambung pucuk.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah untuk dapat menambahkan pengetahuan dan informasi sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya terhadap permasalahan budidaya tanaman apel (Malus sylvestris Mill). Selain itu, penelitian ini diharapkan memberikan alternatif mengembangkan tanaman apel dengan menggunakan sambung pucuk guna menghasilkan buah apel yang berkualitas tinggi.

1.5Hipotesis Penelitian

(4)

4

2. Diduga batang bawah berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas sambung pucuk apel (Malus sylvestris Mill).

(5)

PENGARUH BATANG ATAS APEL ( Malus sylvestris Mill) PADA BERBAGAI POSISI DAHAN BATANG BAWAH DENGAN

KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Agroteknologi

OLEH EIS DARLIANI NIM : 05710006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

PENGARUH BATANG ATAS APEL ( Malus sylvestris Mill) PADA BERBAGAI POSISI DAHAN BATANG BAWAH DENGAN

KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam melaksanakan ujian Skripsi

OLEH EIS DARLIANI

NIM 05710006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)
(8)
(9)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Awali setiap langkahmu dengan menyebut ALLAH SWT... Hadapi setiap masalah dalam hidupmu dengan senyuman

Karena manusia tidak bisa merubah masalah Tetapi masalah bisa merubah manusia Skripsi ini kupersembahkan untuk :

(10)

2. Adikku tersayang, Putri Windari, Dewi Utari dan Ragil Gunawan yang selalu menghiburku dalam keadaan susah sekalipun, aku sangat merindukan kalian semua.

3. Wawan Fitriady tersayang, terimakasih telah mendampingi dalam setiap langkahku. Semua kenangan yang pernah ada takkan pernah sia-sia dan terlupakan LOP YU SAYANG.

4. Teman-teman Agronomi ’05, Dani, Deni, Harir, Kukuh, Teguh, Ipul (Selamat Kalian Yang duluan Wisuda), Fitri ( Ayo dikerjakan PKL and Skripsinya Semangat teman), Joe dan mbak Cesha (Miss u so Much),dan terima kasih untuk kalian semua semua suka duka ini takkan pernah terlupakan.

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 05 Oktober 1987 di Curup-Bengkulu, sebagai putri Sulung dari empat bersaudara dari pasangan Suliwon dan Darmawati.

(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Pengaruh Batang Atas Apel (Malus Sylvestris Mill) Pada Berbagai Posisi

Dahan Batang Bawah Dengan Keberhasilan Sambung Pucuk”, yang disusun

sebagai syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S1)

Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Ir. Damat, MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

2. Ibu Dr. Ir. Fatimah Nursandi, MSi. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama ini.

3. Ibu Ir. Dyah Titi Muhardini, MP. Selaku pembimbing utama, terima kasih atas bimbingan dan arahnya selama ini.

4. Bapak Ir. Misbah Ruhiyat, MSi. selaku dosen wali dan sekaligus sebagai dosen pembimbing pendamping, terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama ini.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Dyah Roeswitawati, MSi dan Ibu Dr. Ir. Saidatul Idiyah, MP. selaku Penguji yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi. 6. Ayahanda, ibunda, dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan

(13)

7. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun isi, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan dari skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian... 3

1.5. Hipotesis Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Klasifikasi Tanaman Apel ... 5

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Apel ... 5

2.3. Grafting (Sambung) ... 6

2.4. Mekanisme Fisiologis Tanaman Apel Secara Grafting ... 8

2.5. Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas ... 10

2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Grafting ... 11

2.6.1. Faktor Lingkungan ... 11

2.6.2. Faktor Pelaksanaan ... 12

2.7. Proses Pertautan Sambungan ... 13

2.8. Type dan Jenis Batang Bawah Apel... 16

2.9. Perkembangan Tunas Apel sampai Bunga Apel ... 20

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2. Alat dan Bahan ... 22

3.2.1. Alat ... 22

3.2.2. Bahan ... 22

3.3. Rancangan penelitian ... 22

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 23

3.4.1. Penyiapan Batang Bawah ... 23

3.4.2. Penyiapan Batang Atas ... 23

3.4.3. Pelaksanaan Penyambungan ... 24

3.4.4. Pelaksanaan Uji Kompatibilitas atau Pertautan Sambungan 24 3.5. Sampel Pengamatan ... 26

3.5.1. Pertumbuhan Tunas Apel ... 26

3.5.2 Persentase Sambung Jadi. ... 27

3.5.3 Panjang Tunas ... 27

(15)

3.5.5 Jumlah Daun ... .28

3.5.6 Kompatibilitas Sambungan ... 28

5.6. Analisis Data ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1. Hasil Penelitian ... 29

4.1.1. Persentase Sambung Jadi Apel ... 29

4.1.2. Pertumbuhan Tunas Apel ... 30

4.1.3. Panjang Tunas Apel ... 31

4.1.4. Diameter Tunas Apel ... 34

4.1.5. Jumlah Daun Apel ... 35

4.1.6. Kompatibilitas Sambungan ... 38

4.2. Pembahasan ... 40

4.2.1. Persentase Sambung Jadi Apel ... 40

4.2.2. Pertumbuhan Tunas Apel ... 41

4.2.3. Panjang Tunas Apel ... 42

4.2.4. Diameter Tunas Apel ... 43

4.2.5. Jumlah Daun Apel ... 44

4.2.6. Kompatibilitas Sambungan ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Interaksi dari Perlakuan Batang Bawah (B) Dan Batang Atas (A) Terhadap Pertumbuhan Panjang

Tunas Kultivar Apel (cm) Pada Berbagai Umur Pengamatan ... 34

2. Grafik Interaksi dari Perlakuan Batang Bawah (B)

Dan Batang Atas (A) Terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun

Kultivar Apel (helai) Pada Berbagai Umur Pengamatan ... 37 3. Potongan Melintang Pertautan Batang Bawah (BB) dan

Batang Atas (BA) Varietas Manalagi ... 38 4. Potongan Melintang Pertautan Batang Bawah (BB) dan

(17)

DAFAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kombinasi Perlakuan Grafting ... 23 2. Rerata Persentase Sambung Jadi Apel (%) dari perlakuan

Posisi Dahan Batang Bawah dari Jenis Kultivar Batang Atas ... 29 3. Rerata Fase Pertumbuhan Tunas Apel ... 30

4. Interaksi dari Posisi Dahan Batang Bawah dan Jenis Kultivar Batang Atas Terhadap Pertumbuhan Panjang Tunas Apel (cm)

pada Berbagai Umur Pengamatan (Hsg) ... 32 5. Rerata Panjang Tunas Apel (cm) dari Perlakuan Posisi Dahan

Batang Bawah Dan Jenis Kultivar Batang Atas Pada Berbagai

Umur Pengamatan (Hsg) ... 32 6. Rerata Diameter Tunas Apel (cm) dari Perlakuan Posisi Dahan

Batang Bawah dan Jenis Kultivar Batang Atas Pada Berbagai

Umur Pengamatan (Hsg) ... 35 7. Interaksi dari Posisi Dahan Batang Bawah dan Jenis Kultivar

Batang Atas Terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun Apel (helai)

Pada Berbagai Umur Pengamatan (Hsg) ... 36 8. Rerata Jumlah Daun Apel (helai) dari Perlakuan Posisi Dahan

Batang Bawah Dan Jenis Kultivar Batang Atas pada Berbagai

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 a. Analisis Ragam Persentase Sambung Jadi ... 52

2 a. Analisis Ragam Panjang Tunas Apel ... 53

2 b. Analisis Ragam Diameter Tunas Apel ... 53

3 a. Analisis Ragam Jumlah Daun ... 54

4 a. Fase Dorman dan Fase Silver Tip dari Sambung Pucuk Tanaman Apel ... 55

4 b. Fase Green Tip dan Fase Half Inch Green dari Sambung Pucuk Tanaman Apel ... 55

5 a. Fase Tight Cluster dan Fase Pink dari Sambung Pucuk Tanaman Apel ... 56

5 b. Fase Bloom dan Fase Petal Fall dari Sambung Pucuk Tanaman Apel ... 56

6 a. Panjang Tunas dari Batang Bawah Manalagi dan Batang Atas Rome Beauty (A2B2) pada Hsg 36 ... 57

6 b. Diameter Tunas dari Batang Bawah Manalagi dan Batang Atas Rome Beauty (A2b1) pada 45 Hsg (Hari Setelah Grafting)... 57

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews P.K.,Marquez C.s.,1993. Graft Incompatibility in Janick Ed. Hort Rev. 15. New York : J.Willey. Pp 183-232.

Ashari, S. 1997. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Penerbit Renika. Jakarta.

,2006. Edisi Revisi Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

BPS, 2005. Biro Pusat Statistik Kab. Malang.

Bambang Marhijanto dan Setyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arloka, Surabaya.

Barus, T. 2005. Peranan Batang Bawah Terhadap Batang Atas Pada Penyambungan Tanaman Buah-buahan. Diakses Pada Tanggal 21

Agustus 2011 dari

http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/tati_barus.htm.

Dwijoseputro. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan Edisi V. Gramedia. Jakarta. Gardner G., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, penerjemah Herawati Susilo dan

pendamping Subiyanto. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta. Gardner G., 1997. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Penyerbukan Silang

Buatan. Gramedia. Jakarta. 26-29.

Garner R.J. 1979. The Grafters’s Handbook. Ed rev 4. London : Faber & Faber 319 p.

Iswanto,H. 2002. Membuat Mangga Tiga Rasa. Agromedia Pustaka. Jakarta. Janick, J. 1996. Fruit Breeding. Vol I. Tyree and Tropical Fruit. John Willey &

Sons Inc. 1-76p.

Kopen L., 2005. Analisis Trend Produksi Buah Buahan di Jawa Timur. Laporan Penelitian FP-UMM. Malang.

Lakitan, B. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(20)

McCully M.E. 1983. Structural Aspect of Graft Decelopment. In. Moore Ed Vegetatif Compatibility Responses in Plant. Texas : Baylor Univ. Pr. 71-78 pp.

Preston, A.P. 1967. Apple Rootstock. studies: Fifteen years results with some MIX crosses. J. Hort.Sci. 42:41-50.

Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung.

Ruhiyat,M. 2008. Pengembangan Teknik Embryo Rescue Secara In Vitro pada Hibrid Apel Kultivar Manalagi dengan Warna Merah pada Kulit Buah. Laporan Hibah Bersaing 2008.

Ruhiyat M., dan Anwar. 2008. Pengaruh Kosentrasi GA terhadap Pemecahan Dormansi Biji Apel. Skripsi. Fakultas Pertanian UMM. Malang.

Soelarso, B. 2004. Budidaya Apel. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Sunaryono. 1984. Pengantar Pengetahuan dasar Hortikultura. Sinar baru. Bandung hal 1-39.

Sutejo, M. 1989. Fisiologi Tanaman. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Widiarsih, S. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif. Http://willy.situshijau.co.id

Wijaya, “ Cengkeh Sambung Jambu”, TRUBUS No. 184, Maret 1985.

Referensi

Dokumen terkait

Model CAT dengan metode Futsuhilow, Fusuhilow, dan Fumahilow berdasarkan model pengukuran Rasch menghasilkan kemampuan peserta tes, panjang tes, tingkat exposure butir

Taman Villa Maruya Blok D1/1, Kembangan Christian Hamdani 1801380163 Jakarta Barat.. SMP AL

Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Alali dan Foote (2012) yang menunjukkan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan dalam periode setelah adopsi IFRS

BNI beserta dua anak perusahaannya yaitu BNI Life dan BNI Securities yang merupakan Layanan Keuangan Terpadu (BNI Financial Service Group) menerima penghargaan dari Alpha

Nama Mesin/Peralatan : Wet Kernels Elevator Nama Mesin/Peralatan : Wet Kernels Elevator Gunanya : Mengangkut inti menuju ke kernel dr Gunanya : Mengangkut inti menuju ke kernel

Tahap ini merupakan upaya memperjelas dan mengungkapakan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada

Praktek kerja magang merupakan salah satu mata kuliah pada semester tujuh di Universitas Multimedia Nusantara UMN Ucapan syukur dan terima kasih penulis diberikan kepada

keadaan OFF. Bakar kaos petromax dengan menggunakan korek api, biarkan api menyebar dan membakar seluruh permukaan kaos petromax. Pada proses pembakaran ini