i
HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA DALAM PENDEWASAAN
USIA PERKAWINAN (PUP) DENGAN SIKAP REMAJA
TENTANG PERILAKU SEKSUAL
SKRIPSI
Oleh :
OKI YOLANDA
NIM. 201210420311099
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA DALAM PENDEWASAAN
USIA PERKAWINAN (PUP) DENGAN SIKAP REMAJA
TENTANG PERILAKU SEKSUAL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
OKI YOLANDA
NIM. 201210420311099
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Oki Yolanda
NIM : 201210420311099
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku
Seksual
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan
vi
MOTTO
“
Sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Don’
t lose the hope, keep praying, keep trying, and
vii
Lembar Persembahan
Hamdan wa syukron Lillah, Assholatu wassalamu ‘ala Rasulillah. . .
Skripsi ini oki persembahkan untuk Mamaku tercinta Rusmiati dan Bapakku
tersayang Sutoyo. Terimakasih yang tak terhingga atas segala apapun yang
telah mama dan bapak berikan untuk oki. Terimakasih atas cinta dan kasih
yang telah mama dan bapak berikan untuk oki hingga oki menjadi seperti
sekarang. Nama mama dan bapak tak akan pernah oki tinggalkan ketika
menghadap kepada-Nya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan mama dan
bapak limpahan karunia, kesehatan, rezeki, keberuntungan, kebahagiaan dan
keselamatan di dunia maupun di akhirat.. (Aamiin Allahumma Aamiin)
Terimakasih untuk semua kakak-kakakku yang terhebat (abang afin, mama
lilik, bunda eva, ayah rizal, mama ria, mas topik) yang telah memberikan
support dan doanya selama ini untuk adiknya. Semoga dilimpahkan rezeki yang
barokah dan kita semua selalu dalam perlindungan-Nya serta keselamatan di
dunia dan akhirat.. (Aamiin Allahumma Aamiin)
Terimakasih untuk lelaki hebat yang selalu oki banggakan Imam Mustakim.
Terimakasih atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini, yang selalu
mengajarkanku akan arti kesabaran dan kesetiaan, mengajarkan akan arti
berbagi dan rendah hati. Semoga selalu diberikan kebahagiaan, kesuksesan
dan kelancaran serta keselamatan dunia dan akhirat,, dan semoga rasa ini
akan tetap terjaga tanpa melebihi rasa cinta kita kepada-Nya.. (Aamiin
Allahumma Aamiin)
Terimakasih untuk rekan seperjuangan skripsi ayu dan lia yang kisahnya kita
bisa sempro bareng, semhas bareng dan akhirnya kita bisa lulus bareng,, yang
bisa diajak gila bareng, menghilangkan penat, susah senang kita lewatin
viii
masalah skripsi. Semoga kita semua bisa bertemu lagi dengan membawa
kesuksesan.. (Aamiin) Suwun yo rek,, kalian terbaik.. ^^
Terimakasih untuk keluarga besar PSIK 2012 khususnya PSIK C yang sudah
menjadi teman seperjuangan semasa kuliah, canda tawa yang sudah kalian
toreh dalam kisah hidupku. Kalian semua bagaikan crayon warna yang walaupun
memiliki warna yang berbeda-beda, tapi jika disatukan akan menghasilnya
sesuatu yang indah. Terimakasih semuanya dan sukses untuk kita semuaa...
Terimakasih untuk sahabat seperjuangan taekwondo febri dan fapu yang
sudah memberikan dukungan, doa dan keceriaan selama ini. Terimakasih sudah
mau menjadi sahabat oki sejak menginjakkan kaki di UMM, latihan bareng,
nangis ketawa bareng, dan semua yang sudah kita lalui bersama. Sukses dan
sehat selalu untuk kalian yaa.. i will always miss you guys....
Terimakasih untuk teman-teman kos dek devi dan dek santi yang sudah
menjadi tetangga kamar yang asik dan seru. Pasti bakalan kangen nonton tv
dan masak bareng lagi. Sukses selalu ya untuk kalian..
Terimakasih untuk semua pihak yang sudah mendukung dalam pengerjaan
skripsi ini yang tidak bisa oki sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk
semuanya yang sudah pernah hadir di kehidupannya oki yang selalu memberi
warna tersendiri disepanjang perjalanan kisahku. Semoga kita semua menjadi
manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang disekitar kita. (Allahumma
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan
Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan skripsi ini. Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd selaku dosen pembimbing I atas
saran, bimbingan, dan arahan yang dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi
ini.
4. Ibu Ririn Harini, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing II atas saran,
bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini
5. Ibu Henny Dwi Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku dosen penguji I
atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya
x
6. Ibu Nur Lailatul M, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen penguji II atas saran,
bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini
7. Untuk Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti agar peneliti dapat melaksanakan
penelitiannya dengan baik.
8. Untuk Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang serta kakak-kakak terhebat
yang tiada hentinya memberikan dukungan, motivasi, dan penyemangat
dalam segala hal, dengan sabar mendoakan unuk kebaikan dan kesuksesan
putrinya. Terimakasih banyak atas didikan dan usahanya selama ini untuk
membuat putrinya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sukses dan bahagia.
9. Rekan seperjuangan (Lia, Ayu, Khaera, Nunung, Yuli, Imam, Ka’Rein, Febri,
Fapu, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu) yang
selalu membantu dan menyemangati penulis selama ini.
10. Untuk rekan-rekan PSIK UMM 2012, khususnya PSIK C 2012, terima kasih
atas kebersamaannya selama 4 tahun terakhir ini, kalian memberikan kisah
dan semangat baru dalam kehidupan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat
membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah
kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, Agustus 2016
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... iii
Lembar Pengesahan ... iv
Surat Pernyataan Keaslian Penulisan ... v
Motto ... vi
Lembar Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... ix
Abstract ... xi
Abstrak ... xii
Daftar Isi ... xiii
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 8
1.6 Batasan Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1 Konsep Persepsi ... 13
2.1.1 Pengertian Persepsi ... 13
2.1.2Macam-macam Persepsi ... 14
2.1.3 Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi ... 14
2.1.4 Indikator Persepsi... 16
2.1.5 Sifat Persepsi ... 17
2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 18
2.2 Konsep Remaja ... 21
2.2.1 Pengertian Remaja ... 21
2.2.2 Perkembangan Remaja ... 22
2.2.2.1 Perkembangan Psikologis Remaja ... 22
2.2.2.2Perkembangan Kognitif Remaja ... 23
2.2.3 Tugas Perkembangan Remaja ... 24
2.3 Konsep Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 25
2.3.1 Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 25
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 26
2.3.3 Usia Kawin di Indonesia dan Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 29
2.4 Konsep Sikap ... 31
2.4.1 Pengertian Sikap ... 31
2.4.2 Komponen Sikap ... 31
2.4.3 Tingkatan Sikap ... 32
2.4.4 Bentuk-bentuk Sikap ... 33
xii
2.5 Konsep Perilaku Seksual Remaja ... 35
2.5.1 Pengertian Perilaku Seksual Remaja ... 35
2.5.2 Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Remaja ... 36
2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja ... 38
2.6 Hubungan Persepsi dalam Pendewasaan Usia Perkawinan dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 41
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 43
3.1 Kerangka Konseptual ... 43
3.2 Hipotesis Penelitian ... 44
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 45
4.1 Desain Penelitian ... 45
4.2 Kerangka Penelitian ... 45
4.3 Populasi, Tehnik Sampling, Sampel Penelitian ... 47
4.3.1 Populasi Penelitian ... 47
4.3.2Tehnik Sampling ... 47
4.3.3 Sampel Penelitian ... 47
4.4 Variabel Penelitian ... 47
4.5 Definisi Operasional ... 48
4.6 Waktu Dan TempatPenelitian ... 49
4.7 Instrumen Penelitian ... 49
4.7.1 Kuesioner Persepsi Remaja ... 50
4.7.2 Kuesioner Sikap Remaja ... 51
4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 52
4.8.1 Uji Validitas... 52
4.8.2 Uji Reliabilitas ... 53
4.9 Prosedur Pengumpulan data ... 54
4.9.1 Tahap Persiapan ... 54
4.9.2 Tahap Pelaksanaan... 55
4.9.3 Tahap Evaluasi ... 56
4.10 Pengolahan Data ... 56
4.11 Analisa Data ... 57
4.11.1 Analisa Univariat ... 57
4.10.2 Analisa Bivariat ... 57
4.12 Etika Penelitian ... 58
4.11.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ... 59
4.11.2 Tanpa Nama (Annonimity) ... 59
4.11.3 Kerahasiaan (Confodentiality) ... 59
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 61
5.1 Hasil Penelitian ... 61
5.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ... 61
5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 61
5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Responden ... 62
5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Responden ... 62
5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden ... 63
5.1.6 Karakteristik Berdasarkan Kedekatan Responden dengan Orang Lain ... 63
5.1.7 Karakteristik Berdasarkan Persepsi Remaja dalam PUP ... 64
xiii
5.1.9 Analisa Data Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan
(PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 65
BAB VI PEMBAHASAN ... 67
6.1 Gambaran Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) . 67 6.2 Gambaran Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 70
6.3 Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 73
6.4 Keterbatasan Penelitian ... 75
6.5 Implikasi Keperawatan ... 76
BAB VII PENUTUP ... 77
7.1 Kesimpulan ... 77
7.2 Saran ... 77
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ... 49
Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Skoring Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 50
Tabel 4.3 Kisi – kisi pernyataan kuesioner persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) ... 51
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Skoring Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual Remaja ... 52
Tabel 4.5 Kisi – kisi pernyataan kuesioner sikap remaja terhadap perilaku seksual ... 52
Tabel 5.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ... 61
Tabel 5.2 Karakteristik Persepsi Remaja dalam PUP ... 64
Tabel 5.3 Karakteristik Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 64
Tabel 5.4 Perhitungan Statistik Crosstabs Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 65
Tabel 5.5 Uji Chi-Square Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 43
Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 46
Gambar 5.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 62
Gambar 5.2 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Responden ... 62
Gambar 5.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Responden ... 63
Gambar 5.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden... 63
Gambar 5.5 Karakteristik Berdasarkan Kedekatan Responden dengan Orang Lain ... 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 85
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 86
Lampiran 3 Lembar Permohonan Izin Menjadi Reponden ... 87
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 88
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ... 89
Lampiran 6 Lembar Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93
Lampiran 7 Tabulasi Data ... 99
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik ... 107
Lampiran 9 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 108
Lampiran 10 Lembar Konsultasi ... 110
Lampiran 11 Angket Persetujuan ... 114
xvii
DAFTAR PUSTAKA
. (2015). Aborsi Remaja Indonesia, Karena Apa?.
http://kompasiana.com diakses tanggal 17 Februari 2016
Abineno, J.L.Ch. (2002). Seksualitas dan Pendidikan Seksual. Jakarta: Gunung Mulia
. (2010). Pergaulan Bebas Remaja Mengkhawatirkan.
http://regional.kompas.com diakses tanggal 17 Februari 2016
. (2009). 2,3 Juta Kasus Aborsi Per Tahun, 30 Persen oleh
Remaja. http://regional.kompas.com diakses tanggal 18 Februari 2016
Alfiani, Diyah A. Suharso. Saraswati, Sinta. (2013). Perilaku Seksual dan Faktor
Determinannya di SMA Se-Kota Semarang. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application, 2(4), 34-41
Ali, Muhammad. Asrori, Muhammad. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Andriani, Githa. (2013). Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Seksual Remaja pada Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, 80-99
Ariesta, Rita. (2011). Sikap Remaja terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan. Jurnal
Obstretika Scientia. 33-40
Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Azwar, Saifuddin. (2015). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Badan Intelijen Negara. (2012). Mewaspadai Terpaan Pornografi di Internet.
http://www.bin.go.id diakses tanggal 12 Februari 2016
BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia: Dampak
Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah.
http://www.bkkbn.go.id diakses tanggal 23 Februari 2016
Crockett, Lisa J. Raffaelli, Marcela. Moilanen, Kristin L. (2003). Adolescent Sexuality:
Behavior and Meaning. Faculty Publications, Department of Psychology, 371-392
Dahlan, M. Sopiyudin. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika
xviii
Desiyanti, Irne W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Artikel Penelitian, 5(2), 270-280
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.
http://spiritia.or.id/Stats/Statcurr.pdf diakses tanggal 20 Februari 2016
Effendi, Ferry. Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Fadlyana, Eddy. Larasaty, Shinta. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri, 11(2), 136-141
Fox, Sadi J. (2010). Adolescents’ Perceptions of Parent and Peer Responses to Adolescent
Sexuality. The Ohlo State University, 1-60
Gruber, Enid. (2000). Adolescent Sexuality and The Media: A Review of Current Knowledge
and Implications. Department of Psychiatry and Biobehavioral Sciences University of California Los Angeles, (172), 210-214
Hariyadi. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver
Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Homzah, Siti & Sulaeman, Munandar. (2007). Motif (Faktor Pendorong) dan Persepsi Kawin Usia Muda pada Remaja Pedesaan di Jawa Barat. Pusat Penelitian Peranan Wanita, Lembaga Penelitian Unpad
Hutagalung, Inge. (2007). Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Indeks
Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Landor, Antoinette. Simons, Leslie G. Simons, Ronald L. Brody, Gene H. Gibbons,
Frederick X. (2011). The Role of Religiosity in the Relationship Between Parents, Peers,
and Adolescent Risky Sexual Behavior. J Youth Adolescence, 40, 296-309
Lestary, H. (2011). Perilaku beresiko remaja di Indonesia menurut survey kesehatan
reproduksi remaja Indonesia (SKKRI). http://ejournal.litbang.depkes.go.id
diakses tanggal 16 Juni 2016
Marhefka, Stephanie L. Mellins, Claude A. Brackis, Elizabeth. Dolezal, Curtis.
Ehrhardt, Anke A. (2009). Perceptions of Adolescents’ Sexual Behavior Among
xix
Maryono, Y. Istiana, Patmi B. (2008). Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta:
Yudhistira
Marwan, Sholahuddin. (2013). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah Siwa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Brobolan. Universitas Negeri Semarang, 1-105
Moore & Rosenthal. (2006). Sexuality in Adolescence: Current Trends. New York, NY:
Routledge Publishing
Muadz, Masri M. Wisyastuti, Ratnasari. (2010). Pendewasaan Usia Perkawinan &
Hak-hak Reproduksi bagi Remaja Indonesia. BKKBN. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Palu, Basir. (2008). Menyelamatkan Generasi Muda. http://suarapembaruan.com diakses
tanggal 20 Februari 2016
Pieter, Herri Z. Janiwarti, Bethsaida. Saragih, Marti. (2011). Pengantar Psikopatologi
untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana
Rafidah. Barkinah, Tut. Yuliastuti, Erni. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Banjar. Jurnal Skala Kesehatan, 6(1), 1-8
Rina, Nelva. Dewi, Yulia I. Hasneli, Yesi N. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau
Santrock, John W. (2012). Perkembangan Masa-Hidup (edisi 13 jilid 1). Jakarta: Erlangga
Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah Kunci Sukses dalam Menulis
Ilmiah Ed.1. Yogyakarta: Andi
Sarwono, Sarlito W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers
Setiyawati, Sofia. (2013). Hubungan Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks Dini dengan Perilaku Seksual Remaja. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
xx
Sunaryo. (2013). Psikologi untuk Keperawatan ed.2. Jakarta: EGC
Suparno, Paul. (2007). Seksualitas Kaum Berjubah. Yogyakarta: Kanisius
Sriudiyani, Ida A. Soebijanto. (2011). Perkawinan Muda Dikalangan Perempuan:
Mengapa?. Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan-BKKBN, Seri 1(6), 1-4
Udigwe, Ifeoma B, et al. (2014). Factors Influencing Sexual Behavior among Female
Adolescents in Onitsha, Nigeria. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 4, 987-995
Utina, Ramli. Baderan, Dewi W.K. Pongoliu, Yayu I. (2014). Kajian Faktor Sosial Ekonomi yang Berdampak pada Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Gorontalo. BKKBN Provinsi Gorontalo, 1-56
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Wahyuni, Dwi & Rahmadewi. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun):
Ada Apa dengan Remaja?. Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan-BKKBN, Seri 1(6), 1-4
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (2007) remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke dewasa dengan batasan usia 12 sampai 24 tahun yang merupakan
tahapan seseorang dimana berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai
dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi. Remaja menurut
Sarwono (2013) adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual dan individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia sebesar 255,5 juta jiwa dan satu dari setiap empat penduduk Indonesia
adalah remaja. Pada tahun 2015 jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia
mencapai lebih dari 66 juta jiwa atau sekitar 25 persen dari jumlah penduduk
Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2015). Remaja sangat mempengaruhi pertumbuhan
penduduk dimasa yang akan datang karena tingginya jumlah penduduk di Indonesia
dan rendahnya kualitas penduduk serta pemanfaatan sumber daya manusia yang
belum optimal menjadi pangkal yang belum terpecahkan.
Pada masa remaja, banyak perubahan-perubahan yang terjadi meliputi
perubahan fisik, psikologis, maupun kognitif. Pada teori Piaget, pemikiran remaja
menjadi lebih abstrak, idealis dan logis dibandingkan pada masa anak-anak.
Perubahan dalam pemrosesan informasi di masa remaja yang mencakup
berkembangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan berpikir kritis. Dalam
2
perkembangan psikologis, remaja mengalami perubahan pada perilaku dan sikap
salah satunya yaitu perubahan pada perilaku seksual remaja (Santrock, 2012).
Perilaku seksual yang dilakukan oleh para remaja saat ini sudah tidak menjadi
hal yang tabu lagi dimasyarakat. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama
jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan
tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono,
2013). Ginekolog dan pakar seks Boyke Dian Nugraha dalam situs Kompas edisi 31
Juli 2010 mengatakan, perkembangan perilaku seks bebas kini cenderung meningkat
di kalangan remaja akibat dipicu semakin banyaknya informasi mengenai kenikmatan
cinta dan seks yang dipelajari para remaja dari majalah, film, bahkan internet.
Bentuk perilaku seksual pada remaja telah diteliti oleh para peneliti antara lain
penelitian mengenai perilaku seksual remaja SMA di Purwokerto yang dilakukan
Trisnawati (2010) dengan sampel 250 menunjukkan bahwa beberapa perilaku seksual
yang sudah dilakukan adalah kissing (52%), necking (29,2%), petting (21,6%), oral seks
(6%), anal seks (1,2%) dan masturbasi (12%). Dalam penelitian lain yang dilakukan
oleh Alfiani dkk (2013) tentang bentuk perilaku seksual remaja di SMA se-Kota
Semarang adalah masturbasi (28,9%), fantasi seksual (34,14%), membaca dan melihat
gambar porno (29,61%), berpegangan tangan (45,93%), berpelukan (47,08%), kissing
(44,60%), necking (41,43%), petting (26,16%) dan intercourse (36,7%).
Dampak negatif dari perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja antara lain
yaitu aborsi, penyakit seksual, HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD) yang berakhir dengan pernikahan dini (Darmasih, dkk 2011). Direktur
3
Juni 2015 menyebutkan bahwa di Indonesia angka aborsi mencapai 2 juta tiap
tahunnya dengan 15% dilakukan oleh perempuan berusia dibawah 20 tahun. Pada
kasus HIV & AIDS, jumlah yang dilaporkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2014),
pada 1 Januari sampai dengan 30 September 2014 adalah jumlah HIV sebanyak
22.869 & AIDS sebanyak 1.876 dan 1.717 adalah remaja usia 15-19 tahun. Sedangkan
untuk kasus kehamilan yang tidak diinginkan pada sembilan kota besar di Indonesia
mencapai 37.000 kasus, 27% diantaranya terjadi dalam lingkungan pranikah dan
12,5% adalah pelajar (Widani dalam Kompas edisi 16 Februari 2009). Tingginya
jumlah kehamilan yang tidak diinginkan selaras dengan tingginya angka kejadian
pernikahan usia dini. Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia 2007,
menunjukkan dibeberapa daerah sepertiga dari jumlah pernikahan dilakukan
pasangan usia dibawah 16 tahun. Di Jawa Timur, angka pernikahan dini mencapai
39,43%, Kalimantan Selatan 35,48%, Jambi 30,63% dan Jawa Barat 36% (Palu, 2008).
Indonesia termasuk negara dengan persentase yang tinggi untuk pernikahan
usia muda di dunia (ranking 37) dari 63 negara. Indonesia merupakan tertinggi kedua
di ASEAN setelah Kamboja (BKKBN, 2012). Pernikahan dini atau pernikahan usia
muda adalah pernikahan di bawah usia 20 tahun. Pernikahan bukanlah hal yang
mudah, didalamnya terdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagai suatu
bentuk tahap kehidupan baru individu dan pergantian status dari lajang menjadi
seorang istri atau suami yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus
sepanjang pernikahan (BKKBN, 2010).
Pernikahan usia muda banyak menimbulkan dampak dari segi fisik,
psikologis, maupun ekonomi bagi remaja. Kesiapan psikologis berkaitan dengan
pemenuhan hak dan tanggungjawab yang harus diemban oleh masing-masing pihak
4
karena mempunyai tanggungjawab baru sebagai istri dan calon ibu atau kepala
keluarga dan calon ayah maupun menjadi tulang punggung keluarga dan keharusan
mencari nafkah (Fadlyana dan Larasaty, 2009). Remaja yang menikah pada usia muda
cenderung belum memiliki penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja
sehingga belum mempunyai kesiapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer
(ekonomi) keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan sumber permasalahan dalam
kehidupan berkeluarga sampai pada perceraian bagi pasangan usia muda. Dari segi
fisik maupun kesehatan, semakin muda usia kawin pertama seorang perempuan
semakin besar resiko yang dihadapi ibu saat proses kehamilan dan persalinan seperti
keguguran, pre-eklamsia, kanker rahim, premature, BBLR (berat bayi lahir rendah),
kesulitan saat persalinan hingga kematian ibu dan bayi. Hal ini terjadi karena belum
matangnya rahim seorang perempuan usia muda untuk memproduksi anak dan
belum siapnya mental dalam berumah tangga (BKKBN, 2010).
Begitu banyaknya masalah atau dampak negatif yang dapat terjadi pada
remaja, maka pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan mengendalikan jumlah
penduduk melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang ditetapkan
oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya meningkatkan usia minimal pada
saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Selain itu program
PUP merupakan salah satu upaya untuk memperkecil risiko yang terjadi terkait
dengan kesehatan ibu maupun anaknya (BKKBN, 2010).
Persepsi remaja sendiri terhadap perkawinan usia muda tidak terlepas dari
fakta sosial berupa nilai sosial budaya dan agama. Di sisi lain, permasalahan di remaja
terkait dengan pernikahan dini adalah indikasi tingginya perilaku seksual bebas
5
dan terjadinya perkawinan pada usia muda (Homzah & Sulaeman, 2007). Informasi
yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang
mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah sehingga banyak remaja yang
melakukan aktivitas seks tanpa informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi
itu sendiri.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK X kota Malang pada
tanggal 27 januari 2016 melalui wawancara terhadap 10 siswa di sekolah tersebut,
diperoleh hasil bahwa siswa yang sudah berpacaran 10%, kissing 8%, petting 7%,
menonton film pornografi 7%, masturbasi 6%, dan sex intercourse 2% dengan
pasangannya. Selain itu peneliti juga mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang
terkait pernikahan diusia muda, 4 siswa mengatakan tidak setuju dengan pernikahan
dan kehamilan diusia muda (usia 16-18 tahun) karena dapat menularkan penyakit dan
membahayakan kesehatan bayi. Sementara 6 siswa mengatakan bahwa setuju dengan
pernikahan diusia muda (usia 16-18 tahun). Mereka juga tidak dapat menentukan
akan menikah diusia berapa, tergantung permintaan dari orang tua dan pasangan yang
akan mengajak menikah serta mereka menganggap bahwa tidak ada dampak yang
buruk bagi kesehatan. Perilaku seksual dikalangan remaja ini bagai fenomena gunung
es yang hanya tampak luarnya saja, akan tetapi persoalannya jauh lebih besar dari
perkiraan. Oleh karena itu hal tersebut membutuhkan suatu perhatian khusus agar
terkontrol dan tidak semakin membahayakan di kalangan remaja.
Salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara persepsi dengan perilaku
seksual remaja, diperlukan pendidikan seks terutama melalui jalur formal sekolah
dengan pengetahuan seks yang akurat. Mengingat remaja merupakan aset negara yang
tidak ternilai harganya, sudah seharusnya perlu diprioritaskan masalah yang berkaitan
6
Dalam hal ini, apa yang dipikirkan seseorang, itulah juga yang akan dialami orang
tersebut dan cara seseorang mempersepsi sesuatu akan menentukan sikap dan
tindakannya terhadap objek persepsinya.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan dan hasil studi pendahuluan yang
sudah dilakukan, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berkaitan perilaku
seksual dengan penelitian yang berjudul Hubungan Persepsi Remaja dalam
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)?
2. Bagaimana sikap remaja tentang perilaku seksual?
3. Bagaimana hubungan persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP) dengan sikap remaja tentang perilaku seksual?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan
Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan
(PUP)
2. Mengidentifikasi sikap remaja tentang perilaku seksual
3. Menganalisis Hubungan antara Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber keilmuan untuk menjelaskan
adanya hubungan persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
dengan sikap remaja tentang perilaku seksual.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti
yang kemudian menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2.2 Manfaat Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dan
sumber informasi untuk penelitian selanjutnya dibidang keperawatan
khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual.
1.4.2.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang Pendewasaan Usia Perkawian (PUP)
1.4.2.4 Manfaat Bagi BKKBN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan
sebagai acuan dalam peningkatan pelaksanaan program-program
BKKBN mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dalam masalah
8
1.4.2.5 Manfaat Bagi Remaja
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
remaja tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan perilaku seksual
remaja yang diharapkan.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan perilaku seksual
remaja adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Githa Andriani (2013) dengan judul
Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Seksual Remaja pada Mahasiswa
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan
crossectional dengan teknik proportional random sampling. Analisis penelitian ini
menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi square
dan analisis multivariat menggunakan regresi binary logistik. Peneliti
mengambil kesimpulan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan
perilaku seksual adalah gaya hidup, religiusitas, kontrol diri, harga diri dan
aktivitas pengisi waktu luang. Sedangkah variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap perilaku seksual adalah variabel gaya hidup. Perbedaan
pada penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja
dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap
remaja tentang perilaku seksual dengan teknik total sampling.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Stephanie L. Marhefka et al (2009) dengan
judul Perceptions of Adolescents’ Sexual Behavior Among Mothers Living With and
9
dibutuhkan untuk menentukan bagaimana ibu membuat keputusan tentang
berbicara dengan remaja mereka tentang seks, serta untuk memeriksa sejauh
mana dan dalam kasus apa yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi perilaku
seksual berisiko pada anak remaja mereka sesuai dengan tahapan
perkembangan seks, juga pendidikan sebelum remaja kemungkinan untuk
memulai hubungan seks mereka. Perbedaan penelitian yang dilakukan
Stephanie L. Marhefka et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang
digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah
persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel
dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sofia Setiyawati (2013) dengan judul
Hubungan Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks Dini
dengan Perilaku Seksual Remaja. Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dalam
penelitian ini variabel yang termasuk faktor resiko atau variabel independen
yaitu peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dan variabel
yang termasuk efek atau variable dependen yaitu perilaku seksual remaja.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability Sampling
dengan teknik pengambilan sampel Proportionate Stratified Random Sampling.
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dengan perilaku
seksual remaja. Perbedaan penelitian yang dilakukan Sofia dengan penelitian
ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel
10
(PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual
dengan teknik pengambilan sampel total sampling.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Antoinette Landor et al (2011) dengan judul
The Role of Religiosity in the Relationship Between Parents, Peers, and Adolescent Risky
Sexual Behavior. Dalam penelitian tersebut mengembangkan dan menguji
model berbagai mekanisme dimana religiusitas orang tua mengurangi
kemungkinan partisipasi remaja dalam perilaku seksual beresiko dengan
menggunakan data longitudinal dari sampel 612 remaja Amerika Afrika (55%
wanita). Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas orang tua
mempengaruhi perilaku seksual remaja berisiko melalui dampaknya terhadap
pengasuhan orang tua yang otoritatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan
Antoinette Landor et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang
digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah
persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel
dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Sarah A. Vannier et al (2008) dengan judul The
Feasibility and Acceptability of Handheld Computers in a Prospective Diary Study of
Adolescent Sexual Behaviour. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur
untuk memperoleh informasi tentang reaksi remaja dalam menggunakan
komputer genggam untuk memberikan informasi tentang perilaku seksual
mereka. Peserta terdiri dari 49 remaja (40 perempuan dan 9 laki-laki) dengan
usia 18 atau 19 tahun (usia rata-rata = 18,33 tahun) yang terdaftar dalam
Universitas Kanada. Komputer genggam merupakan metode yang efektif
untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku seksual remaja dengan
11
pengalaman dalam penelitian ini adalah positif, menarik, mudah, dan efisien.
Perbedaan penelitian Sarah A. Vannier et al dengan penelitian ini terletak
pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang
digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan
(PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual
dengan teknik pengambilan sampel total sampling.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto dengan judul Hubungan Antara Sikap
Terhadap Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara sikap terhadap media pornografi dengan perilaku seksual.
Nilai (r) yang positif menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel yang satu
yaitu variabel bebas (x) yang berupa sikap terhadap media pornografi akan
diikuti dengan naiknya variabel yang lain, dalam hal ini variabel tergantung (y)
yaitu perilaku seksual, artinya semakin positif sikap terhadap media
pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah, sebaliknya
jika semakin negatif sikap terhadap media pornografi maka semakin rendah
pula perilaku seksual. Perbedaan yang dilakukan oleh Susanto dengan
penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja dalam
pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap
remaja tentang perilaku seksual.
1.6 Batasan Penelitian
Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka
12
1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK X Kota
Malang.
2. Komponen sikap yang diteliti pada penelitian ini adalah kognitif (keyakinan,
kesadaran), afektif (perasaan), dan konatif (perilaku).
3. Bentuk perilaku seksual pada penelitian ini adalah fantasi erotis atau fantasi