• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN KECEMASAN LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BLITAR DI TULUNGAGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN KECEMASAN LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BLITAR DI TULUNGAGUNG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN KECEMASAN

LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL

LANJUT USIA BLITAR DI TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang

Oleh: VERONIKA RATNAWATI

07060014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : VERONIKA RATNAWATI

Nim : 07060014

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Harian Dengan Kecemasan Lansia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

bnar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari

dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima

sanksi perbuatan tersebut.

Malang 15 November

Yang Membuat Pernyataan,

Veronika Ratnawati

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR. WB

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

dengan judul “Hubungan Aktivitas Harian dengan Kecemasan Lansia di Unit Pelaksana

Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tulungagung”. Sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Aini Alifatin, S.Kp.M.Kep selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terimakasih atas masukan dan

semua ilmu yang telah diberikan.

3. Ibu Ririn Harini, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak DR.H.M.Agus Krisno budiyanto,M.Kes selaku Pembimbing I yang

ditengah kesibukan beliau dengan tulus ikhlas meluangkan waktu beliau untuk

memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan dalam penyusunan

(4)

5. Ibu Sri Widowati, S.Kep,.Ns selaku Pembimbing II yang ditengah kesibukan

beliau dengan tulus ikhlas meluangkan waktu beliau untuk memberikan

bimbingan, arahan dan masukan-masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan Diploma

III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Kedua orangtua dan keluarga saya yang tercinta dan tersayang yang selalu

mendoakan, mendukung dan menjadi semangat dalam hidup saya.

8. Responden yang berperan aktif dan meluangkan waktu untuk penelitian saya

sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

9. Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tulungagung yang telah

memberikan ijin atas penelitian yang saya lakukan.

Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu. Mohon ma’af atas segala kesalahan dan tidak kesopanan yang

mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan atas amal,

bantuan dan kebaikan-kebaikannya dan Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap

langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasih sayang-Nya

untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Malang,16 November 2011

(5)

INTISARI

Ratnawati, Veronika.2011. Hubungan Aktivitas Harian Dengan Kecemasan Lansia Yang Tinggal Di UPT PSLU Tulungagung. Program Study Ilmu keperawatan. Universitas muhammadiyah Malang. Tugas akhir. Pembimbing : (1) DR.H.M.Agus Krisno Budiyanto,M.Kes (2) SriWidowati, S.Kep.,Ns

Manusia akan mengalami proses penuaan berupa perubahan-perubahan degeneratif fisiologis tubuh. Perubahan ini akan mempengaruhi tingkat kesehatan, apalagi jika aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas sosialnya berkurang, akan semakin mempercepat terjadinya perubahan fisiologis, serta meningkatkan kecemasan lansia akibat adanya perubahan-perubahan yang terjadi dan kurangnya kesiapan menerima keadaan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas harian pada lansia terhadap kecemasan lansia. Desain penelitian adalah penelitian analitik korelasional dengan pendekatan retrospective study, dengan pengambilan data secara simple random sampling, dan besar sampel 50 responden. Analisa data dengan menggunakan statistik uji korelasi spearman dengan =0.05.

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas harian para lansia yang tinggal dipanti UPT PSLU Tulungagung lebih banyak yang tergolong cukup baik (52.0%), dengan tingkat kecemasan yang tergolong ringan (56%). Hasil uji korelasi pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) antara aktivitas harian lansia dengan kecemasan pada lansia yang tinggal dipanti UPT PSLU Tulungagung.

Kata Kunci: aktivitas harian, lansia, kecemasan.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(6)

ABSTRACT

Ratnawati, Veronika.2011. Daily Activity Relations with the anxietas elderly Who Stayed in UPT PSLU Blitar di Tulungagung. Nursery Science Study Program. Muhammadiyah University of Malang. Final Project. Advisors: (1) DR.H.M.Agus Krisno Budiyanto,M.Kes (2) SriWidowati, S.Kep.,Ns

Human being will experience ageing process such as degenerative physiological body changing. This changing will influence the level of health, especially if they lacked of his physically, mentally, and socially activities, it will increase the physical changing, and also increase his worried feeling as there is many changing and lack of his readiness to receive that condition.

The objective of this study was want to know the relations between daily activity of the elderly than anxiety. The design which is used in this study was correlation analytic by using retrospective study approach, with collection data’s using simple random sampling in 50 big samples respondents. Data analysis used product correlation test of spearman with

= 0.05.

The result of this study showed that the daily activity of the elderly who stayed in UPT PSLU Blitar di Tulungagung was good enough (52.0%), with the level erderly which is low (56%). The result of Pearson correlation test showed that there was a significant relation between the daily activity of the erderly of the old who stayed in UPT PSLU Blitar di Tulungagung.

Key words: daily activity, the old, elderly.

1. Student Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University Muhammadiyah of

Malang.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Batasan Istilah Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Dasar Lansia ... 8

2.1.1 Pengertian Lansia ... 8

2.1.2 Proses Menua ... 9

2.1.3 Perubahan-perubahan pada Lansia ... 11

2.2 Konsep Dasar Aktivitas ... 15

2.2.1 Pengertian aktivitas ... 15

2.2.2 Manfaat Aktivitas ... 16

2.2.3 Macam-macam Aktivitas ... 16

2.3 Konsep Dasar Kecemasan ... 19

2.3.1 Pengertian Kecemasan ... 19

2.3.2 Faktor Predisposisi ... 19

2.3.3 Faktor presipitasi ... 20

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ... 21

2.3.5 Ciri-ciri Kecemasan ... 22

2.3.6 Respon Kecemasan ... 23

(8)

2.3.8 Perilaku Tingkat Kecemasan ... 25

2.4 Respon Psikologis ... 26

2.5 Pemahaman Kecemasan dengan Ketakutan ... 27

2.6 Hubungan Aktivitas dengan Kecemasan Lansia ... 28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 30

3.1 Kerangka Konsep ... 30

3.2 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 32

4.1 Rancangan Penrlitian ... 32

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ... 32

4.2.1 Populasi ... 32

4.2.2 Sampel ... 33

4.2.3 Teknik Sampling ... 34

4.3 Variabel Penelitian ... 34

4.3.1 Variabel Independen ... 34

4.3.2 Variabel Dependen ... 34

4.4 Definisi Operasional dan Konseptual ... 35

4.5 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 39

4.6 Instrumen Penelitian ... 39

4.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 42

4.7.1 Analisis Data ... 42

4.8 Etika Penelitian ... 44

4.8.1 Informed Consent ... 44

4.8.2 Anonimity ... 44

4.8.3 Confidentiality ... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 45

5.1 Karakteristik Tempat Penelitian ... 45

5.2 Data Umum Demografi Responden ... 46

5.2.1 Jenis Kelamin Responden ... 46

5.2.2 Usia Responden ... 46

5.2.3 Lama tinggal di UPT PSLU Blitar di Tulungagung ... 47

5.3 Data Khusus ... 48

5.3.1 Aktivitas Harian Lansia ... 47

5.3.2 Kecemasan Pada Lansia ... 52

5.3.3 Hubungan antara Aktivitas Harian pada Lansia Dengan Kecemasan Lansia ... 53

5.3.4 Hasil Analisis dengan Menggunakan Uji Korelasi Spearman ... 54

BAB VI PEMBAHASAN ... 57

6.1 Aktivitas Harian pada Lansia ... 57

(9)

6.3 Hubungan Antara aktivitas Harian dengan Kecemasan Lansia ... 60

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB VII PENUTUP ... 65

7.1 Kesimpulan ... 65

7.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.4 Definisi Operasional ... 35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ... 45

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 46

Tabel 5.3 Aktivitas Fisik Lansia ... 48

Tabel 5.4 Aktivitas Mental Lansia ... 49

Tabel 5.5 Aktivitas Sosial Lansia ... 50

Tabel 5.6 Aktivitas Harian Lansia ... 51

Tabel 5.7 Kecemasan Lansia ... 52

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Hubungan Antara Aktivitas Harian dengan Kecemasan Lansia ... 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Grafik Karakteristik Responden ... 46

Gambar 5.2 Aktivitas Fisik Lansia ... 48

Gambar 5.3 Aktivitas Mental Lansia ... 49

Gambar 5.4 Aktivitas Sosial ... 50

Gambar 5.5 Aktivitas Harian Lansia ... 51

Gambar 5.6 Kecemasan pada Lansia ... 52

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Study Pendahuluan dan

Ijin Penelitian ...

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian dari panti ...

Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden ...

Lampiran 4 Lembar kuesioner Aktivitas ...

Lampiran 5 Instrumen Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42 ...

Lampiran 6 Rumus Kategori ...

Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi Spearman ...

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Donges Marilyn E.2006.(Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri) edisi 3.Jakarta:EGC

Ferry Efendi-Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

Hawari,D.2007.Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi.Jakarta:Balai Penerbit FKUI

Hutapea R.2005.Sehat dan Ceria di Usia Senja.Jakarta:Rineke Cipta

Iqbal,Wahid dkk.2009.(Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi) edisi

dua.Jakarta:Salemba Medika

Isaacs Ann.Rencana (Asuhan Keperawatan Psikiatri) edisi 3.Jakarta:EGC

Nugroho,Wahjudi.2000.Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC

Nursalam.2008 (Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan ) Edisi 2.

Jakarta:Salemba Medika

Nursalam dan Kurniawati N.D.2007.Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS.Ed Pertama.Jakarta;Salemba Medika.

Perry & potter. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Smeltzer SC, Brenda GB.1996.Brunner & Suddarth’s textbook of Medical surgical

Nursing, Ed.buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddart. Agung w

et al.2001.Jakarta:EGC

Stockslager L. Jaime & Schaeffer liz.2007.(Askep Geriatrik) edisi 2.Jakarta:EGC

Stuart, Gail W.2006.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Ed 5.Jakarta:EGC

Sugiyono. 2009. (Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R n D )cetakan ke-8.

Bandung:Alfabeta.

(14)

Indonesia nursing. 2008.’’ Manfaat Senam Lansia Terhadap Kebugaran “ , (online),

(http://indonesiannursing.com/2008/01/manfaat-senam-lansia-terhadap-kebugaran/, diakses tanggal 8 April 2011, jam 11.30 WIB)

Karim71.2009.”lansia”,(Online),

(http://karim71.blogspot.com/2009/12/pengertian-tujuan-dan-faktor-yang.html di akses tanggal 7 juli 2011. Pukul 16.00)

Keperawatan Komunitas. 2009. “ Senam Lansia” , (Online),

(http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam-lansia.html ,

diakses tanggal 2 Mei 20011, jam 17.00 WIB )

Papalia.2001.Lansia.Depresi atau tidak?.(online),( http://esterlianawati.wordpress.com)

diakses tanggal 22 September 2011, jam 16.00

Tutorial kuliah. 2009. “ Senam Lansia “, (Online),

(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/tentang-senam-lansia.html ,diakses

tanggal 2 Mei 20011, jam 17.00 WIB)

Tutorial Kuliah. 2010. “ Tugas Perkembangan Lansia “,(Online) ,

(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/05/tugas-perkembangan-lansia.html,

diakses tanggal 2 Mei 2011, 17.30 WIB)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lansia merupakan masa manusia menapaki kehidupan menjelang akhir hayat.

Keadaan ini identik dengan perubahan-perubahan yang mencolok pada fisik maupun

psikis manusia tersebut. Secara kronologis lansia merupakan orang yang telah berumur

60 tahun ke atas (Wahyuni, 2003). Tetapi ada juga menyebutkan bahwa lansia itu orang

yang telah berumur lebih dari 65 tahun. Menurut Giriwijoyo dan Komariah (2002) secara

kronologik lansia berumur 60 – 70 tahun, sedangkan lansia yang berisiko tinggi berusia di

atas 70 tahun atau diatas 60 tahun yang mengidap penyakit. Dirjen Kesehatan

Masyarakat (1990) dalam Giriwijoyo dan Komariah (2002) mengelompokkan usia di atas

40 tahun sebagai berikut: (1) usia menjelang lanjut 40 – 55 tahun, (2) usia lanjut masa

presenium 55 – 64 tahun, (3) usia lanjut masa senescens di atas atau sama dengan 65

tahun, (4) usia lanjut risiko tinggi di atas 70 tahun. WHO juga mengelompokkan lansia

menjadi: (1) Middle Age 45 – 59 tahun, (2) Elderly 60 - 74 tahun, (3) Old 75 – 90 tahun,

dan (4) Very Old di atas atau sama dengan 90 tahun (Giriwijoyo dan Komariah, 2002).

Sebagaimana dilaporkan oleh Ekspert committee on Health of the Erderly, WHO yang

telah mengadakan pertemuan tahun 1987bahwa menjelang tahun 2000 kurang lebih dua

di antara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di Negara berkembang. Di

Indonesia diperkiraan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada tahun 1980 menjadi

peringkat ke-6 pada tahun 2020, di atas Brasil yang menduduki peringkat ke-11 pada

(16)

bertambahnya usia, sistem organ yang mengalami proses penuaan akan rentan terhadap

penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup seseorang disamping sebagai suatu

kebanggaan namun di pihak lain juga merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat

tidak sedikit masalah yang timbul akibat penuaan. Hal yang lebih ironis adalah keadaan

ini belum didukung oleh adanya kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Pengetahuan

perawatan lansia, baik oleh keluarga maupun lembaga social lainnya masih sangat kurang

memadai ( Darmojo dan Martono, 1999:145 ).

Proses menjadi tua selalu disertai oleh menurunnya proses mental dengan beberapa

kesulitan dalam memasukkan bahan-bahan baru ke dalam ingatan (Kaplan & Saddock,

2008). Adapun penurunan fungsi pada individu menimbulkan berbagai keterbatasan.

Penurunan fungsi fisik akan diikuti penurunan fungsi-fungsi mental serta berpengaruh

terhadap kehidupan sosial. Penurunan biopsikososial pada lansia tersebut seringkali

diikuti munculnya berbagai konflik yang dialami oleh lansia. Neugarten, 2007

menguraikan bahwa konflik utama yang dialami lansia mempunyai hubungan dengan

pelepasan kedudukan dan otoritasnya, serta penilaian terhadap kemampuan,

keberhasilan, kepuasan yang diperoleh sebelumnya, hal ini berlaku baik pada pria dan

wanita. Rasa tersisih, tidak dibutuhkan, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru, dan

ketidakmampuan menemukan jalan keluar dari masalah yang timbul akibat dari proses

penuaan merupakan penyebab muncul permasalahn psikologi pada lansia (Papalia, 2011).

Pada tahap perkembangan lansia ini, juga terjadi beberapa perubahan yang drastis,

biasanya dinamakan masa transisi. Levinson, 2007 menyatakan bahwa terdapat masa

transisi saat seseorang masuk lansia yaitu antara 60-65 tahun yang disebut late adult

(17)

lansia, menciptakan suasana merosotnya kondisi fisik dan takut menghadapi kematian.

Perasaan ini akan semakin memuncak manakala yang bersangkutan sering sakit-sakitan,

kehilangan atau kematian orang yang dicintai atau kawan. Rasa kehilangan atau losing

merupakan gejala utama gangguan mental emosional pada lansia. Lansia akan

menghadapi banyak rasa duka cita karena kehilangan seseorang yang dicintai (misalnya,

kematian pasangan, kematian keluarga, kawan dekat dan lainlain).Perubahan kedudukan,

pekerjaan atau pensiun dan prestise (post power syndrome) akan berdampak pada

menurunnya kondisi fisik dan mental lansia (Hawari, 2007).

Selain dari kondisi permasalahan-permasalahan tersebut diatas, masalah lain yang

mungkin dialami lansia adalah kemungkinan akan kesulitan untuk menyelesaikan tugas

perkembangan tahap ini yang disebabkan ketidakberhasilan melewati tugas-tugas

perkembangan sebelumnya. Havigurst, 2004 mengemukakan bahwa ketidakberhasilan

melewati tugas-tugas perkembangan seperti itu akan mengakibatkan kesulitan pada tahap

selanjutnya. Tugas-tugas perkembangan memegang peranan penting untuk menentukan

arah perkembangan yang normal maka apapun yang menghalangi tercapainya tugas

perkembangan merupakan bahaya potensial. Bahaya potensial yang umum terjadi adalah

pertama, harapan-harapan yang kurang tepat baik individu sendiri ataupun dari

lingkungan; kedua, ketidakberhasilan menguasai tugas perkembangan pada tahap

tertentu; dan ketiga, krisis individu ketika melewati suatu tahapan ke tahapan yang lain.

Apabila satu atau lebih bahaya potensial dialami lanjut usia maka akan semakin

memperburuk kondisi permasalahan lain yang dialami lansia. Selanjutnya seluruh kondisi

ini akan menimbulkan masalah dan mempengaruhi kehidupan mental lansia yang

(18)

komponen konsep diri lainnya, yaitu dapat menyebabkan terjadinya perubahan

penampilan peran, ggangguan identitas personal dan mengurangi harga diri. hal ini

tentunya akan menimbulkan kecemasan pada lansia.

UPT PSLU Blitar di Tulungagung adalah merupakan salah satu tempat untuk

merawat lansia di Karisedenan Kediri dengan daya tampung 80 orang. Data per Oktober

2011 jumlah lansia yang tinggal ditempat tersebut sebanyak 80 orang. Kegiatan-kegiatan

untuk para lansia di atur sesuai jadwal dan dilaksanakan secara rutin.

Hasil survey pendahuluan yang peneliti laksanakan di UPT PSLU Blitar di

Tulungagung, Kepala Seksi Bimbingan dan Pembinaan Lanjut menjelaskan jumlah lansia

terdiri dari 33 laki-laki dan 47 lansia perempuan yang tinggal di UPT PSLU tersebut.

Beberapa disebabkan karena tidak mempunyai keluarga atau sengaja dititipkan anggota

keluarganya.

Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka sebenarnya

lebih senang bersama-sama keluarganya, tetapi karena tidak ingin membebani anggota

keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal di UPT PSLU tersebut. Walaupun setiap

harinya mereka tinggal di tempat tersebut dan dapat mengikuti kegiatan yang dijadwalkan

tetapi mereka masih selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah,

menangis jika ingat dengan anaknya sehingga merasa cemas, kurang tidur, dan kadang

bermimpi buruk tentang keadaan keluarga yang dirumah.

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan ketakutan yang disertai dengan

tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sistem saraf otonom.

Kecemasan gejala tidak spesifik yang sering ditemukan dan seringkali merupakan emosi

(19)

atau frustasi yang mengancam, membayakan rasa aman, keseimbangan atau frustasi yang

seorang individu atau kelompok biososialnya. Selain itu kecemasan adalah perasaan yang

tidak nyaman yang terjadi karena takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa

malapetaka yang dianggap suatu ancaman. Aktivitas bisa mengurangi kecemasan yang

sedang dirasakan. Aktivitas tidak hanya bermanfaat secara fisik tetapi juga bermanfaat

untuk membuang muatan-muatan negatif mental. Dengan beraktivitas dapat melawan

pikiran-pikiran negatif dengan pikiran-pikiran positif, ingatan tentang masalah bisa

teralihkan oleh aktivitas olah raga yang dilakukan, sehingga aktivitas itu akan membuang

dan mengurangi beban pikiran.

Aktivitas harian adalah segala sesuatu bentuk gerak yang dilakukan setiap hari, yang

menjadi sebuah kebiasaan. Aktivitas merupakan salah satu tanda kesehatan yaitu adanya

kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja.

Aktivitas terdiri dari aktivitas fisik, mental dan sosial. Kemampuan aktivitas seseorang

tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan musculoskeletal ( Wartonah,

2006).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah penelitian ini adalah adakah hubungan

aktivitas harian dengan kecemasan lansia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial

Lanjut Usia Blitar di Tulungagung?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas

(20)

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi aktivitas harian lansia di UPT PSLU Blitar di

Tulungagung

2. Untuk mengidentifikasi kecemasan lansia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

3. Menganalisa hubungan aktivitas harian lansia dengan kecemasan lansia

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan adanya hubungan aktivitas

lansia dengan penurunan tingkat kecemasan lansia

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana untuk penelitian

selanjutnya di bidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan kecemasan

lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pengembangan ilmuwan

keperawatan gerontik, sehingga mampu mengkaji hubungan aktivitas dengan

kecemasan lansia sehingga dapat dijadikan dasar pengembangan pelayanan

keperawatan.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pengetahuan bagi

peneliti dalam melakukan kajian ilmiah mengenai hubungan aktivitas harian

(21)

1.5 Batasan Istilah Penelitian

1. Aktivitas harian adalah segala sesuatu bentuk gerak yang dilakukan setiap hari,

yang menjadi sebuah kebiasaan. Aktivitas merupakan salah satu tanda kesehatan

yaitu adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan,

dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan

sistem persyarafan dan musculoskeletal ( Wartonah, 2006).

2. Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang

disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sistem

saraf otonom. Tanda –tanda kecemasan menurut Maslihah(1985): secara fisik: (1)

tegang, (2)gelisah, (3)gemetar, (4)denyut nadi bertambah cepat, (5)perasaan

berdebar-debar, (6)rasa ingin muntah (mual), (6)nafas sesak, (7)keringat

mengucur terus. Secara psikis: (1)rasa lemah, (2)tidak mampu.

3. Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan

adanya beberapa perubahan dalam hidup. Usia tua dialami dengan cara yang

berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua

dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang member

mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad

berbakti. Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap-sikap yang

berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan pada grafik kecepatan gelembung terhadap kecepatan superfisial campuran merupakan data dengan kecepatan superfisial 1,02 m/s dan 1,56 m/s, sedangkan untuk

[r]

Adapun dasar pertimbangan hakim, dalam pertimbanganya majelis hakim berpendapat bahwa setiap perempuan muslimah yang akan menikah harus memperoleh izin dari

PEM ERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA.. BIDANG CIPTA KARYA DPU

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari

LANGUAGE AND ARTS EDUCATION OF THE INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION AS PARTIAL FULFILLMENT OF THE REQUIREMENTS FOR SARJANA SASTRA DEGREE Univeristas Pendidikan Indonesia

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. PEMERINTAH KABUPATEN

Siswa dapat membaca QS Al Ma’un dan Al Fiil dengan menerapkan hukum bacaan (tajwid) yang benar Materi Pembelajaran : Surah Al Ma’un dan Al Fiil. Metode Pembelajaran :