• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Effective Mikroorganisme (EM4) pada Bokasi dan waktu Aplikasi Bokasi Terhadap pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Effective Mikroorganisme (EM4) pada Bokasi dan waktu Aplikasi Bokasi Terhadap pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativum)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFFECTIVE MIKROORGANISM DAN WAKTU APLIKASI BOKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN SELADA (Lactuca sativa )

SKRIPSI

OLEH :

THEO DARWIS P. SILAEN 030301039/BDP/AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENGARUH EFFECTIVE MIKROORGANISM DAN WAKTU APLIKASI BOKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN SELADA (Lactuca sativa )

SKRIPSI

OLEH :

THEO DARWIS P. SILAEN 030301039/BDP/AGRONOMI

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Dosen Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Guslim, MS)

NIP. 130 365304 NIP. 131 570 476 (Ir. Sanggam Silitonga)

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh effective mikroorganisme (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi selada (Lactuca sativum). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Dimana perlakuan pertama effective mikroorganisme yaitu E1 = 0,5 ml/kg bahan bokasi, E2 = 1 ml/kg bahan bokasi, E3 = 1,5 ml/kg bahan bokasi, dan E4 = 2 ml/kg bahan bokasi. Faktor kedua waktu aplikasi bokasi yaitu T0 = 1 minggu sebelum tanam, T1 = pada saat tanam, dan T2 = 1 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sampel. Dari hasil diperoleh bahwa perlakuan effective mikroorganisme berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sample. Perlakuan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan produksi per sample. Kombinasi antara effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap produksi per sample.

(4)

ABSTRACT

The experiment was aimed to examine the effect of microorganism and the time application of soil fertilizer on the growth and yield of Lactuca sativum. The experiment was conducted at North Sumatera University, North Sumatera, Medan with elevation + 25 m above the sea level, started from October 2009 until December 2009. The experiment used randomized completely block design (RCBD) factorial. The first factor is effective microorganism with 4 treatments that were E1 = 0,5 ml/kg soil fertilizer, E2 = 1 ml/kg soil fertilizer, E3= 1,5 ml/kg soil fertilizer and E4 = 2 ml/kg soil fertilizer. The second factor is time application soil fertilizer that were T0 = 1 week before plantation, T1 = planting, and T2 = 1 week after plantation. The results were plant altitude, the amount of leaf and production per sample. The result showed that microorganism treatment have a significantly effect in plant altitude, the amount of leaf and production per sample. Time of plantation treatment have a significantly effect in plant altitude and production per sample and the combinatin between microorganism and time of plantation have a significantly effect in production per sample.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Theo Darwis P. Silaen dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Agustus 1985

dari pasangan Bapak J.Silaen dan Ibu B. Siahaan. Penulis merupakan Putra ke-2

dari 6 bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain; Tahun

1991-1997 menempuh pendidikan dasar di SD 175761 Pulo Pakpahan, Pangaribuan;

Tahun 1997-2000 menempuh pendidikan di SLTP N 1 Pangaribuan, Tahun

2000-2003 menempuh pendidikan di SMU Free Methodist, Medan; Tahun 2000-2003 lulus

seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiwa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Agronomi Departemen

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan penulis tercatat sebagai anggota Himpunan

Mahasiswa Budidaya Pertanian (HIMADITA) pada tahun 2004 – 2009, telah

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Perkebunan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian

yang berjudul dari skripsi penelitian ini adalah " Pengaruh Effective Mikroorganisme (EM4) pada Bokasi dan waktu Aplikasi Bokasi Terhadap pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativum) “ merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Ir. Guslim, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan

Ir. Sanggam Silitonga sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak

memberi saran dan bimbingan kepada penulis mulai dari awal hingga

penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga berterima kasih pada keluarga dan teman-teman yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Januari 2010

(7)
(8)

Pengamatan Parameter ... 17

Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Diameter Batang (mm) ... 17

Produksi ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 19

Tinggi Tanaman (cm) ... 19

Jumlah Daun ( helai ) ... 21

Produksi per Sampel ( gr ) ... 22

Pembahasan ... 24

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28

Saran ... 28

(9)

DAFTAR TABEL

1. Rataan tinggi tanaman (cm) ... 20

2. Rataan diameter batang (mm) ... 21

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) ... 30

2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman ... 30

3. Data pengamatan diameter batang (mm) ... 31

4. Daftar sidik ragam diameter batang ... 31

5. Data pengamatan produksi per sampel (gr ) ... 6. Daftar sidik ragam produksi persampel ... 11 Bagan penelitian. ... 35

12.Deskripsi tanaman ... 36

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh effective mikroorganisme (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi selada (Lactuca sativum). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Dimana perlakuan pertama effective mikroorganisme yaitu E1 = 0,5 ml/kg bahan bokasi, E2 = 1 ml/kg bahan bokasi, E3 = 1,5 ml/kg bahan bokasi, dan E4 = 2 ml/kg bahan bokasi. Faktor kedua waktu aplikasi bokasi yaitu T0 = 1 minggu sebelum tanam, T1 = pada saat tanam, dan T2 = 1 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sampel. Dari hasil diperoleh bahwa perlakuan effective mikroorganisme berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sample. Perlakuan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan produksi per sample. Kombinasi antara effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap produksi per sample.

(12)

ABSTRACT

The experiment was aimed to examine the effect of microorganism and the time application of soil fertilizer on the growth and yield of Lactuca sativum. The experiment was conducted at North Sumatera University, North Sumatera, Medan with elevation + 25 m above the sea level, started from October 2009 until December 2009. The experiment used randomized completely block design (RCBD) factorial. The first factor is effective microorganism with 4 treatments that were E1 = 0,5 ml/kg soil fertilizer, E2 = 1 ml/kg soil fertilizer, E3= 1,5 ml/kg soil fertilizer and E4 = 2 ml/kg soil fertilizer. The second factor is time application soil fertilizer that were T0 = 1 week before plantation, T1 = planting, and T2 = 1 week after plantation. The results were plant altitude, the amount of leaf and production per sample. The result showed that microorganism treatment have a significantly effect in plant altitude, the amount of leaf and production per sample. Time of plantation treatment have a significantly effect in plant altitude and production per sample and the combinatin between microorganism and time of plantation have a significantly effect in production per sample.

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman selada diduga berasal dari Asia Barat. Berawal dan kawasan

Asia Barat dan Amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara.

Daerah penyebaran tanaman selada di antaranya adalah Karibia, Malaysia, Afrika

Timur, Tengah dan Barat, serta Filipina

Jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis

ini begitu toleran terhadap dataran rendah sampai di daerah yang sepanas dan

serendah Jakarta pun masih subur dan bagus pertumbuhannya. Selada daun

memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan

lebih enak dimakan mentah. Varietas selada daun yang baik antara lain New

York, Imperial, Great Lakes, dan Pennlake

2008).

Tanaman selada sudah dikenal baik dan digemari oleh masyarakat

Indonesia. Masyarakat yang mengkonsumsi sayuran selada akhir-akhir ini

menunjukkan peningkatan karena gampangnya sayuran ini ditemukan dipasar.

Selada merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan prospek yang

cukup baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, ekonomis dan

bisnis, selada layak diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen

yang cukup tinggi dan peluang pasar internasional yang cukup besar

(Haryanto dkk, 2003).

Pada periode tahun 1984-1988 Indonesia mengimpor selada sebanyak

(14)

restoran-restoran, hotel-hotel serta konsumen luar negeri yang menetap di Indonesia

(Pracaya, 2002).

Daun selada kaya akan antioksidan seperti betakarotin, folat dan lutein

serta mengandung indol yang berkhasiat melindungi tubuh dari serangan kanker.

Kandungan serat alaminya dapat menjaga kesehatan organ-organ pencernaan.

Keragaman zat kimia yang dikandungnya menjadikan selada tanaman

multikhasiat. Selada juga dapat berfungsi sebagai obat pembersih darah,

mengatasi batuk, radang kulit, sulit tidur serta gangguan wasir (Wahyudi, 2005).

Selada umumnya dimakan mentah (lalap), dibuat salad atau disajikan

dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun Cina. Jarang sekali selada disayur

masak, karena rasanya menjadi kurang enak. Selada mengandung gizi cukup

tinggi terutama sumber mineral. Kandungan zat gizi dalam 100 g selada antara

lain kalori 15,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, Ca 22,00 mg,

P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin B 0,04 mg, dan air 94,80 g

(Rukmana,1994).

Saat ini, dunia pertanian tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia, baik

untuk pemupukan, pemacu pertumbuhan serta pengendalian hama, penyakit dan

gulma. Bahan kimia tersebut pada umumnya beracun sehingga dapat meracuni

lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Solusi yang terbaik adalah menanam

dengan sistem pertanian organik yaitu menanam dengan menggunakan

bahan-bahan organik yang aman bagi lingkungan ( Pracaya, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian saat ini, apabila pertanian organik dapat

dilaksanakan dengan baik maka dengan cepat akan memulihkan tanah yang sakit

(15)

mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya, dan kualitas tanah

ditingkatkan dengan pemberian bahan organik, maka akan terjadi perubahan sifat

fisik, kimia dan biologi tanah ke arah keseimbangan (Uyeek, 2007).

Bokashi merupakan fermentasi bahan organik dengan teknologi EM-4

yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Djamhari, 2002).

Pupuk Bokashi lebih unggul dibandingkan dengan kompos.

Bila membandingkan Pupuk Bokashi dan kompos, kandungan hara dalam Pupuk

Bokashi lebih tinggi. Sehingga periode proses tumbuh pada tanaman lebih cepat,

pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang hilang rendah dan populasi

mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna. Perpaduan bahan organik seperti

molasse (tetes tebu) larutan gula merah dan kandungan mikroorganisme dalam

EM4 melengkapi keunggulan pupuk bokasi (Nita, 2007).

Keunggulan bokasi sebagai pupuk organik yaitu mengandung

mikroorganisme yang dapat memperbaiki tekstur maupun struktur tanah.

Sehingga diharapkan tanaman selada dapat tumbuh dengan baik, walaupun areal

pertanaman sudah sering digunakan.

Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian mengenai

pengaruh

e

ffective mikroorganism (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasi

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada

Tujuan Penelitian

Untuk menguji efektivitas

e

ffective mikroorganism (EM4) pada bokasi

(16)

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh

e

ffective mikroorganism (EM4) pada bokasi terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman selada

2. Ada pengaruh waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman selada

3. Ada pengaruh interaksi antara

e

ffective mikroorganisme (EM4) pada bokasi

dan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

selada.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk penyusunan skripsi yang merupakan syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian USU Medan, dan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Haryanto, dkk (2003) tanaman selada dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Famili : Asteraceae (Campositae)

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L.

Selada adalah tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman ini cepat menghasilkan akar

tunggang diikuti dengan penebalan dan perkembangan cabang-cabang akar yang

menyebar pada kedalaman antara 25-50 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Batang tanaman selada selama fase vegetatif, pendek, berbuku-buku

sebagai tempat kedudukan daun. Setelah tanaman selada memasuki masa

generatif batangnya memanjang ( Rukmana, 1994).

Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah banyak dan

biasanya berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral dalam roset padat.

Warna daunnya beragam mulai dari hijau muda hingga hijau tua.

Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kusut berlipat

(18)

Bunganya berwarna kuning, terletak pada rangkaian yang lebat dan

tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan

buah berbentuk polong yang berisi biji. Biji selada berbentuk pipih, berukuran

kecil-kecil serta berbulu dan tajam (Rukmana, 1994).

Menurut Nazaruddin (2000) da empat jenis selada yang dikenal, yaitu

selada telor, selada daun, selada rapuh dan selada batang. Jenis yang banyak

diusahakan didataran rendah adalah selada daun. Selada daun memiliki daun yang

berwarna hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak.

Syarat Tumbuh Iklim

Selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi

(pegunungan). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietas

yang cocok dengan lingkungan (ekologi) setempat (Rukmana, 1994)

Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada berkualitas

tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah 200C dan malam hari adalah

100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya menghambat pertumbuhan.

Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju

pertumbuhan, dan mempercepat perkembangan luas daun sehingga daun menjadi

lebih lebar, yang berakibat pembentukukan kepala menjadi lebih cepat

(Rubatzky dan yamaguchi, 1997)

Tanaman selada memerlukan cahaya yang tidak terlalu banyak, sebab

curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun. Oleh

(19)

memenuhi kebutuhan pertumbuhannya, selada memerlukan air sebanyak 400 mm

air (Haryanto dkk, 2003).

Tanah

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun,

pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang

cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang

air. Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. bila pH terlalu

rendah perlu dilakukan pengapuran. (Pracaya, 2002)

Kecambah selada tidak tahan terhadap salinitas sedangkan tanaman yang

lebih tua lebih toleran. Tanaman Selada peka terhadap cekaman lengas.

Pertumbuhan selada dapat dioptimumkan dengan pasokan lengas yang seragam,

dan penjenuhan tanah yang tidak berkepanjangan harus dihindarkan

(Rubatzky dan yamaguchi, 1997).

Effective Mikroorganism (EM4) Pada Bokasi

Effective Mikroorganism (EM4)

Bahan organik tanah merupakan pembentukan baru dari sisa tumbuhan

dan hewan. Bahan ini adalah sisa yang mengalami penguraian oleh

jasad renik tanah. Bahan organik yang dikandung tanah hanya sedikit kurang

lebih 3-5% dari berat tanah dalam tanah mineral yang mewakili

(Buckman and Brady, 1982). Menurut Novizan (2003), kandungan bahan organik

didalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai dibawah 2 %.

Bokashi adalah singkatan dari bahan organik kaya akan sumber hidup.

(20)

pupuk organik padat yang dalam proses pengomposannya melalui proses

fermentasi dan memanfaatkan mikroorganisme efektif (EM). EM-4 pertama kali

dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa, dari Jepang pada tahun 1980

(Indriani, 2005).

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia

antara lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang berbentuk padat atau

cair serta telah mengalami dekomposisi (Balai Penelitian Tanah, 2004)

Menurut Musnamar (2005) dari sekian banyak mikroorganisme, terdapat

4 mikroorganisme utama di dalam kultur EM-4 diantaranya adalah :

1. Bakteri fotosintetik (bakteri fototropik)

Bakteri ini membentuk zat-zat bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan,

bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan menggunakan sinar matahari

sebagai sumber energi. Zat-zat ini bermanfaat seperti asam amino, asam

nukleat, zat bioaktif dan gula yang dapat mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dan pertumbuhan mikroorganisme lain.

2. Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.)

Memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat yang

dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan.

3. Ragi

Membentuk zat-zat anti bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman

(dalam meningkatkan jumlah sel aktif) dari asam-asam amino dan gula yang

(21)

4. Actinomycetes sp.

Mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur,

dimana menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan

oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Jamur fermentasi seperti

Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk

menghasilkan alkohol, ester dan zat anti mikroba.

Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,

actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat

bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif

yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari

udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam

laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan

pathogen dengan asamlaktat yang dihasilkan.Actinomicetes menghasilkan zat anti

mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan

zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat

untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan

fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan

alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan

ulat merugikan dengan menghilangkan pakan (Nita, 2007).

Pembuatan Bokasi

Bahan dasar pupuk organik, baik dalam bentuk kompos maupun pupuk

kandang dapat berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, dan sekam padi, kulit

(22)

kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing,

ayam, itik dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya pemukiman,

perkotaan dan industri makan bahan dasar kompos makin beranekaragam seperti

dari tinja, limbah cair, sampah kota dan pemukiman (Uyeek, 2008).

Pembuatan bokashi terdiri dari : pupuk kandang 15 kg, dedak 0,5 kg,

sekam 10 kg, gula pasir 20 g, EM-4 10 ml dan air secukupnya. Pupuk kandang,

sekam, dan dedak dicampur merata lalu disiram larutan EM-4, gula pasir dan air.

Pencampuran dilakukan secara merata hingga kandungan air 30% - 40%. Bahan

dimasukkan ke dalam karung dan ditumpuk setinggi 15 cm – 20 cm kemudian

ditutup dengan terpal, suhu tumpukan dipertahankan 400C - 500C pengontrolan

suhu minimal satu hari sekali. Proses pembuatan bokashi selama 4-7 hari

(Indriani, 2005).

Pupuk kandang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bokashi dapat

berasal dari kandang sapi, ayam, domba, dan kotoran hewan lainnya. Pupuk

kandang sapi merupakan jenis pupuk dingin dalam penguraiannya tidak

menghasilkan gas dan panas sehingga dapat menjadi starter yang baik bagi

tanaman. Kelebihan dalam keawetan pupuk kandang sapi dalam tanah dan dapat

mengikat air lebih banyak (Nita, 2007).

Manfaat Bokasi

Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang

mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak

terlepas dari mikroorganisme tanah. Mikroorganisme tanah dapat hidup jika

didalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini berasal dari protein yang

(23)

tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan

mikroorganisme. Fungsi lain mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan

bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman.

Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu zat yang berfungsi untuk

memperlancar masuknya hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan

mikroorganisme dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan

daun. Keadaan ini akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman karena

penyaluran air dan nutrisi ke permukaan daun berjalan lancar (Pranata, 2004).

Manfaat bokashi adalah : menggemburkan tanah, menghasilkan unsur

makro dan mikro yang cepat diserap perakaran tanaman, mencegah timbulnya

jamur dari pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman, merangsang

pertumbuhan tanaman, mengurangi pemupukan kimia 50 % - 70 % dan menekan

perkembangbiakan hama dan bakteri patogen sehingga mengurangi penggunaan

insektisida dan fungisida (Songgolangit Persada, 2006).

Penggunaan bokasi EM secara rinci berpengaruh terhadap:

1. Peningkatan ketersediaan nutrisi tanaman

2. Aktivitas hama dan penyakit/patogen dapat ditekan

3. Peningkatan aktivitas mikroorganisme indogenus yang menguntungkan,

seperti Mycorhiza, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat, dll.

4. Fiksasi Nitrogen

5. Mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida kimia.

Dengan demikian, dapat terlihat bahwa penggunaan pupuk bokashi memiliki

(24)

1. Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman

terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi

tanah

2. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi

nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani

3. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan

cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi

4. Membatasi kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan

melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman

(Uyeek, 2008).

Kriteria hasil bokashi yang baik yaitu berwarna cokelat kehitaman,

berstuktur remah, kadar air 30-40 %, pH sekitar 7 dalam kategori sedang.

Perbandingan unsur karbon dan nitrogen atau C/N ratio rata-rata 10-20. Aplikasi

bokashi di lapangan relatif mudah. Lahan 1 ha membutuhkan 8-10 ton bokashi.

Teknis aplikasinya, seluruh bokashi tersebut disebar sebelum lahan diolah

(25)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan

laut, yang berlangsung pada bulan Oktober 2009 – Desember 2009.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih selada varietas

Grand Rapid, kompos pupuk kandang, EM4 sebagai pembanding, insektisida dan

bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan adalah cangkul, handsprayer, pipet skala. Timbangan

analitik untuk menimbang bokasi dan timbangan biasa untuk menimbang

produksi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur

luas lahan dan tinggi tanaman, alat tulis, kertas label dan alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan

dua faktor perlakuan dan tiga ulangan, dimana : Faktor pertama adalah Effective

microorganism (EM4) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :

E1 = 0,5 ml/kg bahan untuk bokasi

E2 = 1 ml/kg bahan untuk bokasi

E3 = 1,5 ml/kg bahan untuk bokasi

(26)

Faktor kedua adalah waktu aplikasi bokasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu :

T0 = 1 Minggu sebelum tanam

T1 = Pada saat tanam

T2 = 1 Minggu setelah tanam

Dengan demikian diperoleh 12 kombinasi sebagai berikut :

E1T0 E2T0 E3T0 E4T0

E1T1 E2T1 E3T1 E4T1

E1T2 E2T2 E3T2 E4T2

Jumlah ulangan : 3 Ulangan

Jumlah Plot : 36 Plot

Ukuran plot : 1m x 1m

Jarak tanam : 20cm x 20cm

Jumlah tanaman perplot : 25 Tanaman

Jumlah seluruh tanaman : 900 tanaman

Jumlah sampel : 4 tanaman

Jarak antar ulangan : 50 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Luas lahan : 12,4 m x 5 m

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model

linier sebagai berikut :

(27)

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan Effective

microorganism pada taraf ke-j dan waktu aplikasi

pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh Effective microorganism taraf ke-j

βk = Pengaruh waktu aplikasi taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara Effective microorganism taraf ke-j dan

waktu aplikasi taraf ke-k

εjk = Pengaruh galat penelitian, pengaruh Effective microorganism

taraf ke-j dan waktu aplikasi taraf ke-k pada blok ke-iε

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata

dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf 5 %

(Gomez dan Gomez, 1995).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari gulma-gulma, dibuat plot dengan ukuran

1m x 1m dengan jarak antara blok 50 cm dan antara plot 30 cm dengan tinggi plot

+

Persemaian Benih 30 cm.

Benih disemai selama 2 minggu sebelum dipindah tanam pada bedengan

dengan ukuran 2m x 1m. Bedengan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma-gulma,

(28)

Penanaman

Bibit ditanam sebanyak 1 bibit pada setiap lubang tanam dengan

kedalaman lubang tanam +

Aplikasi Bokasi 5 cm.

Bokasi diaplikasikan ke areal pertanaman sebanyak 200 gr/1m dan

pengaplikasian disesuaikan dengan waktu aplikasi bokasi.

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman

dilakukan pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor. Namun jika cuaca

terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan setiap hari.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang

tumbuh.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan Decis 2,5 EC dengan

dosis 0,5 cc/l air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan

penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/l air. Masing-masing

(29)

Panen

Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman.. Adapun

kriteria panennya adalah umur panen 60 hari dengan warna daun hijau muda atau

terang.

Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang sampai titik

tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran/penggaris. Pengukuran dilakukan

pada saat tanaman berumur 1,2,3,4 MSPT.

Jumlah daun

Penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang sudah terbuka

sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MSPT.

Produksi (g)

Produksi dihitung dengan menimbang seluruh bagian tanaman pada

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada

Lampiran 4-11 yang menunjukkan bahwa pada 1, 2, 3 dan 4 MSPT perlakuan

effective mikroorganisme (EM4) berpengaruh nyata. Sedangkan waktu aplikasi

bokasi berpengaruh nyata pada 4 MSPT, tetapi berpengaruh tidak nyata pada

1 MSPT sampai 3 MSPT . Interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata

pada 1 MSPT sampai 4 MSPT.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman pada umur 4 MSPT pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta interaksi kedua perlakuan.

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris

menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada perlakuan effective mikroorganisme

, perlakuan E4 (17,57 cm) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan E1 (14,35 cm),

(31)

Y = 13.766 + 2.058x

Gambar 1. Hubungan Effective Mikroorganismedan Tinggi Tanaman 4 MSPT

Pada perlakuan waktu aplikasi bokasi , perlakuan T1 (17,26 g) lebih

tinggi dan berbeda nyata dengan T2 (15,42 g), tetapi tidak berbeda nyata dengan

T0. Hubungan antara waktu aplikasi bokasi dengan tinggi tanaman kurva

kwadratik, dimana dibutuhkan waktu aplikasi optimal 1,84 minggu setelah

persemaiaan untuk menghasilkan tinggi tanaman sebesar 17,29 cm.(gambar 2).

ŷ = -1.170x2

3 = s em inggu s etelah bertanam

15.60

(32)

Jumlah daun

Hasil pengamatan jumlah daun dan daftar sidik ragam disajikan pada

Lampiran 12-13 yang menunjukkan bahwa perlakuan effective mikroorganisme

(EM4) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Sedangkan waktu aplikasi bokasi

dan interaksi kedua perlakuan tidak berbeda.

Tabel 2. Rataan jumlah daun pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta nteraksi kedua perlakuan.

EM4

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris

menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada perlakuan effective mikroorganisme

, perlakuan E4 (5,11 helai) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan E1 (4,53 helai),

tetapi tidak berbeda nyata dengan E2 dan E3. Hubungan antara effective

mikroorganismedengan tinggi tanaman membentuk garis linier (gambar 3).

(33)

Produksi per sampel

Hasil pengamatan produksi per sampel dan daftar sidik ragam disajikan

pada Lampiran 14-15 yang menunjukkan bahwa perlakuan effective

mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta interaksi kedua perlakuan

berpengaruh tidak nyata.

Tabel 3. Rataan produksi per sampel pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta nteraksi kedua perlakuan.

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris

menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %

Dari Tabel 7 dapat dilihat ada interaksi inokulasi rhizobium dan pupuk

posfat berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel, dimana produksi per

sampel tertinggi yaitu 52,19 g pada E4T1 sedangkan terendah yaitu 23,28 g pada

perlakuan E1T0.

Pada perlakuan T0, perlakuan E2 dan E3 tidak berbeda nyata, tetapi E1

dan E4 berbeda nyata terhadap produksi per sampel. Pada perlakuan T1,

perlakuan E2, E3, dan E4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan E1.

Pada perlakua T2, perlakuan E1, E2, dan E4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda

nyata dengan E3 terhadap produksi per sampel. Hubungan antara effective

mikroorganisme dengan produksi per sample, dapat dilihat bahwa pada T1

(34)

ŷT0 = 7,2767x2 - 3,0617x + 24,361

Gambar 4. Hubungan Effective mikroorganismedan produksi per sampel

Pada perlakuan E1, perlakuan T0, T1, dan T2 tidak berbeda nyata. Pada

perlakuan E2, perlakuan T0 dan T2 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata

dengan T1. Pada perlakuan E3, perlakuan T0, T1, dan T2 tidak berbeda nyata.

Pada perlakuan E4, perlakuan T0 dan T1 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata

dengan T2 terhadap produksi per sampel. Hubungan antara waktu aplikasi bokasi

dengan produksi per sample, dapat dilihat bahwa pada E4 menunjukkan respon

(35)

Gambar 5. Hubungan Waktu aplikasi dan produksi per sampel

Pembahasan

Pengaruh Effective Mikroorganisme Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada.

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, perlakuan effective

mikroorganisme (EM4) berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang

diamati

Effective mikroorganisme (EM4) memberikan pengaruh yang nyata

terhadap semua parameter yang diamati. EM4 mengandung mikroorganisme yang

sangat berguna dalam menyuburkan tanah sehingga berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman. Menurut parnata (2004) mikroorganisme tanah merupakan

salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Tanaman bisa

tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan

mikroorganisme. Fungsi lain mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan

bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman.

Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu zat yang berfungsi untuk

memperlancar masuknya hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan

mikroorganisme dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan

daun. Keadaan ini akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Berdasarkan hasil analisa secara statistik dapat diketahui grafik

membentuk garis linier, sehingga semakin banyak dosis yang diberikan akan

meningkatkan hasil. EM4 yang diberikan tidak memberikan dampak negatif bagi

(36)

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Nita (2007) kandungan

EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan

jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam

laktat mempercepat perombakan bahan organik. Actinomicetes menghasilkan zat

anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi

menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi

menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes.

Cendawan fermentasi mampu mencegah serangga dan ulat merugikan.

Pengaruh Waktu Aplikasi Bokasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, diperoleh bahwa perlakuan

waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MSPT dan

produksi per sampel, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

1 – 3 MSPT dan jumlah daun.

Waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MSPT

disebabkan oleh tersedianya unsur hara dari bokasi setelah tanaman sudah mulai

dewasa, sehingga pada awal pertumbuhan waktu aplikasi memberikan pengaruh

tidak nyata. Menurut wariyanto (2002) kriteria hasil bokashi yang baik yaitu

berwarna cokelat kehitaman, berstuktur remah, kadar air 30-40 %, pH sekitar 7

dalam kategori sedang. Perbandingan unsur karbon dan nitrogen atau C/N ratio

rata-rata 10-20. Menurut Songgolangit Persada (2006) manfaat bokashi adalah :

menggemburkan tanah, menghasilkan unsur makro dan mikro yang cepat diserap

(37)

kimia 50 % - 70 % dan menekan perkembangbiakan hama dan bakteri patogen

sehingga mengurangi penggunaan insektisida dan fungisida.

Pengaruh Effective Mikroorganisme dan Waktu Aplikasi Bokasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, diperoleh bahwa perlakuan

effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap

produksi per sampel, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

dan jumlah daun.

Effective mikroorganisme dan waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap

produksi per sampel. Hal ini disebabkan oleh EM4 yang mengandung

mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi yang tepat, dimana bokasi juga dapat

memberikan manfaat yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi selada

apalagi kedua bahan merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara.

Menurut Uyeek (2008) penggunaan pupuk bokashi memiliki prinsip ekologi

memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman

terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah,

optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen,

penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani dan membatasi

kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha

preventif melalui perlakuan yang aman. Menurut Balai Penelitian Tanah (2004)

pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas

bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia antara

lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang berbentuk padat atau cair serta

(38)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan effective mikroorganisme dapat meningkatkan tinggi tanaman dan produksi per sampel selada. Tinggi tanaman yang tertinggi sebesar 17,57 cm

pada pemberian 2 ml/kg bahan bokasi. Sedangkan untuk produksi persampel

diperoleh produksi sebesar 42.55 g pada pemberian 2 ml/kg bahan bokasi

2. Perlakuan waktu aplikasi bokasi dapat meningkatkan tinggi tanaman, dan produksi per sampel selada. Tinggi tanaman yang tertinggi yaitu sebesar

17,26 cm dengan waktu aplikasi pada saat tanam, sedangkan produksi

persampel yang tertinggi diperoleh pada aplikasi saat tanam yaitu sebesar

40,90 g.

3. Interaksi effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi dapat

meningkatkan produksi selada, Produksi per sampel tertinggi yaitu 52,19 g

pada E4T1 sedangkan terendah yaitu 23,28 g pada perlakuan E1T0.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penggunaan effective

mikroorganisme dengan dosis lebih tinggi dalam budidaya tanaman selada pada

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah, 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu Dan Efektivitas Pupuk alternatif Anorganik. Puslitbangtanak,Bogor.

Buckman, H.O., and Brady, N.C., 1982. Ilmu Tanah, terjemahan : Soegiman. Bhratara karya Aksara, Jakarta.

Djamhari, S. 2002. Pemasyarakatan Teknologi Budidaya Pertanian Organik di Desa Sembalun Lawang Nusa Tenggara Barat. Jurnal Saint dan teknologi V5.N5.28.hhtp://www.ipteknet.com

Gomez, K. A. dan A. A. Gomez, 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh Endang Sasudin dan Justika S. baharsyah. UI-Press, Jakarta.

Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.

Indriani,Y.H. 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nazaruddin. 2000. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka, Tangerang.

Nita,W., 2008. Pertanian Organik EM4. PT. Antar Surya Jaya, Surabaya.

Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Pranata, A.S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran organik di kebun, Pot dan Polibag. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1997. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(40)

Songgolangit Persada. 2006. Teknologi Murah dan Tepat Guna. PT.Songgolangit Persada, Bali.

Uyeek, 2008. Selada. Dikutip dari :

Wahyudi, J. 2005. Selada, Solusi Tepat untuk Sehat. hhtp://www.indonesia.com/ intisari/flona-11.html

(41)
(42)

Lampiran 2.

DESKRIPSI TANAMAN SELADA

Nama Latin : Lactuca sativa L.

Varietas : Grand Rapid

Warna Biji : Coklat kehitaman

Bentuk Biji : Kecil dan berbentuk gepeng

Sistem Perakaran : Menyebar dan dangkal

Bentuk batang : Bulat pipih

Warna Batang : Hijau muda

Bentuk Daun : Tidak membentuk krop, berukuran besar panjang,

bertangkai, keriting

Warna Daun : Hijau muda atau terang

Bentuk Tangkai Daun : Lebar

Jumlah Daun /tanaman : 5-16 helai

Tinggi Tanaman : Dapat mencapai 50 cm

Umur Panen : 50-60 hari setelah semai benih

Produksi : 3-8 t/ha

(43)

Lampiran 3. Bagan tanaman/plot

100 cm b 20 cm

x x X x x

a 20 cm

x S S x x

100 cm

x S S x

x x S x x

x x X x x

x = tanaman

S = tanaman sampel Sd = tanaman destruksi a = jarak antar barisan 20 cm b = jarak antar tanaman 20 cm

(44)

Lampiran 4. Data Tinggi Tanaman 1 MSPT (cm)

Lampiran 5. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 1 MSPT SK db JK KT F hit F.05

Keterangan tn = tidak nyata * =

(45)

Lampiran 6. Data Tinggi Tanaman 2 MSPT (cm)

Lampiran 7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT SK db JK KT F hit F.05

Keterangan tn = tidak nyata * =

(46)

Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 3 MSPT (cm) Lampiran 9. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT

SK db JK KT F hit F.05 Keterangan tn = tidak nyata

(47)

Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm) Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT

SK db JK KT F hit F.05

Keterangan tn = tidak nyata * =

(48)

Lampiran 12. Data Jumlah Daun (helai)

Lampiran 13. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun

SK db JK KT F hit F.05

Keterangan tn = tidak nyata * =

(49)

Lampiran 14. Data Produksi Per Sampel (g)

Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam Produksi Per Sampel

SK db JK KT F hit F.05

Keterangan tn = tidak nyata * =

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman pada umur 4 MSPT pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan  waktu aplikasi bokasi  serta interaksi kedua perlakuan
Gambar 2. Hubungan Waktu Aplikasi  dan Tinggi Tanaman 4 MSPT
Tabel 2. Rataan jumlah daun pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan  waktu aplikasi bokasi  serta nteraksi kedua perlakuan
Tabel 3. Rataan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan diagram layang- layang dan faktor pengungkit yang merupakan faktor penting untuk pengem- bangan kebijakan integrasi sistem mana- jemen mutu dan

Peradilan dilakukan "Demi Keadilan berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa" yang bukan berarti keadilan yang subyektif, melainkan keadilan yang

Untuk memperkuat analisis tersebut, maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana untuk membuktikan bahwa ada pengaruh yang positif dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Anteseden dari Orientasi Pasar yang meliputi Penekanan Pimpinan Puncak, Penghindaran terhadap Resiko, Sistem Re- ward berdasarkan

Gambar 8 Perbandingan B.. Penurunan indeks daktilitas yang terjadi disebabkan oleh adanya penambahan tulangan perkuatan berupa wire rope pada daerah tarik. Dengan menggunakan

Pada penelitian ini untuk mengatasi penggunaan bahan kimia pada proses pemurnian, maka peneliti menggunakan enzim xylanase dari jamur Trichoderma sp untuk pemurnian

HasH analisis menunjukan bahwa Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Am dalam penyaluran Beras untuk Romah Tangga Miskin Raskin dilaksanakan dengan mengacu

Surajiyo, dkk (2006) menyebutkan bahwa penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan