PENGARUH EFFECTIVE MIKROORGANISM DAN WAKTU APLIKASI BOKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN SELADA (Lactuca sativa )
SKRIPSI
OLEH :
THEO DARWIS P. SILAEN 030301039/BDP/AGRONOMI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH EFFECTIVE MIKROORGANISM DAN WAKTU APLIKASI BOKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN SELADA (Lactuca sativa )
SKRIPSI
OLEH :
THEO DARWIS P. SILAEN 030301039/BDP/AGRONOMI
Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh : Dosen Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Guslim, MS)
NIP. 130 365304 NIP. 131 570 476 (Ir. Sanggam Silitonga)
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh effective mikroorganisme (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi selada (Lactuca sativum). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Dimana perlakuan pertama effective mikroorganisme yaitu E1 = 0,5 ml/kg bahan bokasi, E2 = 1 ml/kg bahan bokasi, E3 = 1,5 ml/kg bahan bokasi, dan E4 = 2 ml/kg bahan bokasi. Faktor kedua waktu aplikasi bokasi yaitu T0 = 1 minggu sebelum tanam, T1 = pada saat tanam, dan T2 = 1 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sampel. Dari hasil diperoleh bahwa perlakuan effective mikroorganisme berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sample. Perlakuan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan produksi per sample. Kombinasi antara effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap produksi per sample.
ABSTRACT
The experiment was aimed to examine the effect of microorganism and the time application of soil fertilizer on the growth and yield of Lactuca sativum. The experiment was conducted at North Sumatera University, North Sumatera, Medan with elevation + 25 m above the sea level, started from October 2009 until December 2009. The experiment used randomized completely block design (RCBD) factorial. The first factor is effective microorganism with 4 treatments that were E1 = 0,5 ml/kg soil fertilizer, E2 = 1 ml/kg soil fertilizer, E3= 1,5 ml/kg soil fertilizer and E4 = 2 ml/kg soil fertilizer. The second factor is time application soil fertilizer that were T0 = 1 week before plantation, T1 = planting, and T2 = 1 week after plantation. The results were plant altitude, the amount of leaf and production per sample. The result showed that microorganism treatment have a significantly effect in plant altitude, the amount of leaf and production per sample. Time of plantation treatment have a significantly effect in plant altitude and production per sample and the combinatin between microorganism and time of plantation have a significantly effect in production per sample.
RIWAYAT HIDUP
Theo Darwis P. Silaen dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Agustus 1985
dari pasangan Bapak J.Silaen dan Ibu B. Siahaan. Penulis merupakan Putra ke-2
dari 6 bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain; Tahun
1991-1997 menempuh pendidikan dasar di SD 175761 Pulo Pakpahan, Pangaribuan;
Tahun 1997-2000 menempuh pendidikan di SLTP N 1 Pangaribuan, Tahun
2000-2003 menempuh pendidikan di SMU Free Methodist, Medan; Tahun 2000-2003 lulus
seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiwa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Agronomi Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis tercatat sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian (HIMADITA) pada tahun 2004 – 2009, telah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Perkebunan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
yang berjudul dari skripsi penelitian ini adalah " Pengaruh Effective Mikroorganisme (EM4) pada Bokasi dan waktu Aplikasi Bokasi Terhadap pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativum) “ merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Ir. Guslim, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ir. Sanggam Silitonga sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberi saran dan bimbingan kepada penulis mulai dari awal hingga
penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga berterima kasih pada keluarga dan teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Medan, Januari 2010
Pengamatan Parameter ... 17
Tinggi Tanaman (cm) ... 17
Diameter Batang (mm) ... 17
Produksi ... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 19
Tinggi Tanaman (cm) ... 19
Jumlah Daun ( helai ) ... 21
Produksi per Sampel ( gr ) ... 22
Pembahasan ... 24
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28
Saran ... 28
DAFTAR TABEL
1. Rataan tinggi tanaman (cm) ... 20
2. Rataan diameter batang (mm) ... 21
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) ... 30
2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman ... 30
3. Data pengamatan diameter batang (mm) ... 31
4. Daftar sidik ragam diameter batang ... 31
5. Data pengamatan produksi per sampel (gr ) ... 6. Daftar sidik ragam produksi persampel ... 11 Bagan penelitian. ... 35
12.Deskripsi tanaman ... 36
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh effective mikroorganisme (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi selada (Lactuca sativum). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Dimana perlakuan pertama effective mikroorganisme yaitu E1 = 0,5 ml/kg bahan bokasi, E2 = 1 ml/kg bahan bokasi, E3 = 1,5 ml/kg bahan bokasi, dan E4 = 2 ml/kg bahan bokasi. Faktor kedua waktu aplikasi bokasi yaitu T0 = 1 minggu sebelum tanam, T1 = pada saat tanam, dan T2 = 1 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sampel. Dari hasil diperoleh bahwa perlakuan effective mikroorganisme berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan produksi per sample. Perlakuan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan produksi per sample. Kombinasi antara effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap produksi per sample.
ABSTRACT
The experiment was aimed to examine the effect of microorganism and the time application of soil fertilizer on the growth and yield of Lactuca sativum. The experiment was conducted at North Sumatera University, North Sumatera, Medan with elevation + 25 m above the sea level, started from October 2009 until December 2009. The experiment used randomized completely block design (RCBD) factorial. The first factor is effective microorganism with 4 treatments that were E1 = 0,5 ml/kg soil fertilizer, E2 = 1 ml/kg soil fertilizer, E3= 1,5 ml/kg soil fertilizer and E4 = 2 ml/kg soil fertilizer. The second factor is time application soil fertilizer that were T0 = 1 week before plantation, T1 = planting, and T2 = 1 week after plantation. The results were plant altitude, the amount of leaf and production per sample. The result showed that microorganism treatment have a significantly effect in plant altitude, the amount of leaf and production per sample. Time of plantation treatment have a significantly effect in plant altitude and production per sample and the combinatin between microorganism and time of plantation have a significantly effect in production per sample.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman selada diduga berasal dari Asia Barat. Berawal dan kawasan
Asia Barat dan Amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara.
Daerah penyebaran tanaman selada di antaranya adalah Karibia, Malaysia, Afrika
Timur, Tengah dan Barat, serta Filipina
Jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis
ini begitu toleran terhadap dataran rendah sampai di daerah yang sepanas dan
serendah Jakarta pun masih subur dan bagus pertumbuhannya. Selada daun
memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan
lebih enak dimakan mentah. Varietas selada daun yang baik antara lain New
York, Imperial, Great Lakes, dan Pennlake
2008).
Tanaman selada sudah dikenal baik dan digemari oleh masyarakat
Indonesia. Masyarakat yang mengkonsumsi sayuran selada akhir-akhir ini
menunjukkan peningkatan karena gampangnya sayuran ini ditemukan dipasar.
Selada merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan prospek yang
cukup baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, ekonomis dan
bisnis, selada layak diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen
yang cukup tinggi dan peluang pasar internasional yang cukup besar
(Haryanto dkk, 2003).
Pada periode tahun 1984-1988 Indonesia mengimpor selada sebanyak
restoran-restoran, hotel-hotel serta konsumen luar negeri yang menetap di Indonesia
(Pracaya, 2002).
Daun selada kaya akan antioksidan seperti betakarotin, folat dan lutein
serta mengandung indol yang berkhasiat melindungi tubuh dari serangan kanker.
Kandungan serat alaminya dapat menjaga kesehatan organ-organ pencernaan.
Keragaman zat kimia yang dikandungnya menjadikan selada tanaman
multikhasiat. Selada juga dapat berfungsi sebagai obat pembersih darah,
mengatasi batuk, radang kulit, sulit tidur serta gangguan wasir (Wahyudi, 2005).
Selada umumnya dimakan mentah (lalap), dibuat salad atau disajikan
dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun Cina. Jarang sekali selada disayur
masak, karena rasanya menjadi kurang enak. Selada mengandung gizi cukup
tinggi terutama sumber mineral. Kandungan zat gizi dalam 100 g selada antara
lain kalori 15,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, Ca 22,00 mg,
P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin B 0,04 mg, dan air 94,80 g
(Rukmana,1994).
Saat ini, dunia pertanian tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia, baik
untuk pemupukan, pemacu pertumbuhan serta pengendalian hama, penyakit dan
gulma. Bahan kimia tersebut pada umumnya beracun sehingga dapat meracuni
lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Solusi yang terbaik adalah menanam
dengan sistem pertanian organik yaitu menanam dengan menggunakan
bahan-bahan organik yang aman bagi lingkungan ( Pracaya, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian saat ini, apabila pertanian organik dapat
dilaksanakan dengan baik maka dengan cepat akan memulihkan tanah yang sakit
mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya, dan kualitas tanah
ditingkatkan dengan pemberian bahan organik, maka akan terjadi perubahan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah ke arah keseimbangan (Uyeek, 2007).
Bokashi merupakan fermentasi bahan organik dengan teknologi EM-4
yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Djamhari, 2002).
Pupuk Bokashi lebih unggul dibandingkan dengan kompos.
Bila membandingkan Pupuk Bokashi dan kompos, kandungan hara dalam Pupuk
Bokashi lebih tinggi. Sehingga periode proses tumbuh pada tanaman lebih cepat,
pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang hilang rendah dan populasi
mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna. Perpaduan bahan organik seperti
molasse (tetes tebu) larutan gula merah dan kandungan mikroorganisme dalam
EM4 melengkapi keunggulan pupuk bokasi (Nita, 2007).
Keunggulan bokasi sebagai pupuk organik yaitu mengandung
mikroorganisme yang dapat memperbaiki tekstur maupun struktur tanah.
Sehingga diharapkan tanaman selada dapat tumbuh dengan baik, walaupun areal
pertanaman sudah sering digunakan.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian mengenai
pengaruh
e
ffective mikroorganism (EM4) pada bokasi dan waktu aplikasi bokasiterhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada
Tujuan Penelitian
Untuk menguji efektivitas
e
ffective mikroorganism (EM4) pada bokasiHipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh
e
ffective mikroorganism (EM4) pada bokasi terhadappertumbuhan dan produksi tanaman selada
2. Ada pengaruh waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman selada
3. Ada pengaruh interaksi antara
e
ffective mikroorganisme (EM4) pada bokasidan waktu aplikasi bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
selada.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk penyusunan skripsi yang merupakan syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian USU Medan, dan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Haryanto, dkk (2003) tanaman selada dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Famili : Asteraceae (Campositae)
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.
Selada adalah tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman ini cepat menghasilkan akar
tunggang diikuti dengan penebalan dan perkembangan cabang-cabang akar yang
menyebar pada kedalaman antara 25-50 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Batang tanaman selada selama fase vegetatif, pendek, berbuku-buku
sebagai tempat kedudukan daun. Setelah tanaman selada memasuki masa
generatif batangnya memanjang ( Rukmana, 1994).
Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah banyak dan
biasanya berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral dalam roset padat.
Warna daunnya beragam mulai dari hijau muda hingga hijau tua.
Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kusut berlipat
Bunganya berwarna kuning, terletak pada rangkaian yang lebat dan
tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan
buah berbentuk polong yang berisi biji. Biji selada berbentuk pipih, berukuran
kecil-kecil serta berbulu dan tajam (Rukmana, 1994).
Menurut Nazaruddin (2000) da empat jenis selada yang dikenal, yaitu
selada telor, selada daun, selada rapuh dan selada batang. Jenis yang banyak
diusahakan didataran rendah adalah selada daun. Selada daun memiliki daun yang
berwarna hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak.
Syarat Tumbuh Iklim
Selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietas
yang cocok dengan lingkungan (ekologi) setempat (Rukmana, 1994)
Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada berkualitas
tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah 200C dan malam hari adalah
100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya menghambat pertumbuhan.
Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju
pertumbuhan, dan mempercepat perkembangan luas daun sehingga daun menjadi
lebih lebar, yang berakibat pembentukukan kepala menjadi lebih cepat
(Rubatzky dan yamaguchi, 1997)
Tanaman selada memerlukan cahaya yang tidak terlalu banyak, sebab
curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun. Oleh
memenuhi kebutuhan pertumbuhannya, selada memerlukan air sebanyak 400 mm
air (Haryanto dkk, 2003).
Tanah
Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun,
pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang
cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang
air. Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. bila pH terlalu
rendah perlu dilakukan pengapuran. (Pracaya, 2002)
Kecambah selada tidak tahan terhadap salinitas sedangkan tanaman yang
lebih tua lebih toleran. Tanaman Selada peka terhadap cekaman lengas.
Pertumbuhan selada dapat dioptimumkan dengan pasokan lengas yang seragam,
dan penjenuhan tanah yang tidak berkepanjangan harus dihindarkan
(Rubatzky dan yamaguchi, 1997).
Effective Mikroorganism (EM4) Pada Bokasi
Effective Mikroorganism (EM4)
Bahan organik tanah merupakan pembentukan baru dari sisa tumbuhan
dan hewan. Bahan ini adalah sisa yang mengalami penguraian oleh
jasad renik tanah. Bahan organik yang dikandung tanah hanya sedikit kurang
lebih 3-5% dari berat tanah dalam tanah mineral yang mewakili
(Buckman and Brady, 1982). Menurut Novizan (2003), kandungan bahan organik
didalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai dibawah 2 %.
Bokashi adalah singkatan dari bahan organik kaya akan sumber hidup.
pupuk organik padat yang dalam proses pengomposannya melalui proses
fermentasi dan memanfaatkan mikroorganisme efektif (EM). EM-4 pertama kali
dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa, dari Jepang pada tahun 1980
(Indriani, 2005).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia
antara lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang berbentuk padat atau
cair serta telah mengalami dekomposisi (Balai Penelitian Tanah, 2004)
Menurut Musnamar (2005) dari sekian banyak mikroorganisme, terdapat
4 mikroorganisme utama di dalam kultur EM-4 diantaranya adalah :
1. Bakteri fotosintetik (bakteri fototropik)
Bakteri ini membentuk zat-zat bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan,
bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan menggunakan sinar matahari
sebagai sumber energi. Zat-zat ini bermanfaat seperti asam amino, asam
nukleat, zat bioaktif dan gula yang dapat mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan pertumbuhan mikroorganisme lain.
2. Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.)
Memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat yang
dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan.
3. Ragi
Membentuk zat-zat anti bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
(dalam meningkatkan jumlah sel aktif) dari asam-asam amino dan gula yang
4. Actinomycetes sp.
Mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur,
dimana menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan
oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Jamur fermentasi seperti
Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk
menghasilkan alkohol, ester dan zat anti mikroba.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,
actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat
bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif
yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari
udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam
laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan
pathogen dengan asamlaktat yang dihasilkan.Actinomicetes menghasilkan zat anti
mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan
zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat
untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan
fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan
alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan
ulat merugikan dengan menghilangkan pakan (Nita, 2007).
Pembuatan Bokasi
Bahan dasar pupuk organik, baik dalam bentuk kompos maupun pupuk
kandang dapat berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, dan sekam padi, kulit
kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing,
ayam, itik dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya pemukiman,
perkotaan dan industri makan bahan dasar kompos makin beranekaragam seperti
dari tinja, limbah cair, sampah kota dan pemukiman (Uyeek, 2008).
Pembuatan bokashi terdiri dari : pupuk kandang 15 kg, dedak 0,5 kg,
sekam 10 kg, gula pasir 20 g, EM-4 10 ml dan air secukupnya. Pupuk kandang,
sekam, dan dedak dicampur merata lalu disiram larutan EM-4, gula pasir dan air.
Pencampuran dilakukan secara merata hingga kandungan air 30% - 40%. Bahan
dimasukkan ke dalam karung dan ditumpuk setinggi 15 cm – 20 cm kemudian
ditutup dengan terpal, suhu tumpukan dipertahankan 400C - 500C pengontrolan
suhu minimal satu hari sekali. Proses pembuatan bokashi selama 4-7 hari
(Indriani, 2005).
Pupuk kandang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bokashi dapat
berasal dari kandang sapi, ayam, domba, dan kotoran hewan lainnya. Pupuk
kandang sapi merupakan jenis pupuk dingin dalam penguraiannya tidak
menghasilkan gas dan panas sehingga dapat menjadi starter yang baik bagi
tanaman. Kelebihan dalam keawetan pupuk kandang sapi dalam tanah dan dapat
mengikat air lebih banyak (Nita, 2007).
Manfaat Bokasi
Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak
terlepas dari mikroorganisme tanah. Mikroorganisme tanah dapat hidup jika
didalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini berasal dari protein yang
tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan
mikroorganisme. Fungsi lain mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan
bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman.
Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu zat yang berfungsi untuk
memperlancar masuknya hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan
mikroorganisme dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan
daun. Keadaan ini akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman karena
penyaluran air dan nutrisi ke permukaan daun berjalan lancar (Pranata, 2004).
Manfaat bokashi adalah : menggemburkan tanah, menghasilkan unsur
makro dan mikro yang cepat diserap perakaran tanaman, mencegah timbulnya
jamur dari pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman, merangsang
pertumbuhan tanaman, mengurangi pemupukan kimia 50 % - 70 % dan menekan
perkembangbiakan hama dan bakteri patogen sehingga mengurangi penggunaan
insektisida dan fungisida (Songgolangit Persada, 2006).
Penggunaan bokasi EM secara rinci berpengaruh terhadap:
1. Peningkatan ketersediaan nutrisi tanaman
2. Aktivitas hama dan penyakit/patogen dapat ditekan
3. Peningkatan aktivitas mikroorganisme indogenus yang menguntungkan,
seperti Mycorhiza, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat, dll.
4. Fiksasi Nitrogen
5. Mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida kimia.
Dengan demikian, dapat terlihat bahwa penggunaan pupuk bokashi memiliki
1. Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman
terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi
tanah
2. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi
nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani
3. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan
cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi
4. Membatasi kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan
melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman
(Uyeek, 2008).
Kriteria hasil bokashi yang baik yaitu berwarna cokelat kehitaman,
berstuktur remah, kadar air 30-40 %, pH sekitar 7 dalam kategori sedang.
Perbandingan unsur karbon dan nitrogen atau C/N ratio rata-rata 10-20. Aplikasi
bokashi di lapangan relatif mudah. Lahan 1 ha membutuhkan 8-10 ton bokashi.
Teknis aplikasinya, seluruh bokashi tersebut disebar sebelum lahan diolah
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan
laut, yang berlangsung pada bulan Oktober 2009 – Desember 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih selada varietas
Grand Rapid, kompos pupuk kandang, EM4 sebagai pembanding, insektisida dan
bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan adalah cangkul, handsprayer, pipet skala. Timbangan
analitik untuk menimbang bokasi dan timbangan biasa untuk menimbang
produksi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur
luas lahan dan tinggi tanaman, alat tulis, kertas label dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan
dua faktor perlakuan dan tiga ulangan, dimana : Faktor pertama adalah Effective
microorganism (EM4) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
E1 = 0,5 ml/kg bahan untuk bokasi
E2 = 1 ml/kg bahan untuk bokasi
E3 = 1,5 ml/kg bahan untuk bokasi
Faktor kedua adalah waktu aplikasi bokasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
T0 = 1 Minggu sebelum tanam
T1 = Pada saat tanam
T2 = 1 Minggu setelah tanam
Dengan demikian diperoleh 12 kombinasi sebagai berikut :
E1T0 E2T0 E3T0 E4T0
E1T1 E2T1 E3T1 E4T1
E1T2 E2T2 E3T2 E4T2
Jumlah ulangan : 3 Ulangan
Jumlah Plot : 36 Plot
Ukuran plot : 1m x 1m
Jarak tanam : 20cm x 20cm
Jumlah tanaman perplot : 25 Tanaman
Jumlah seluruh tanaman : 900 tanaman
Jumlah sampel : 4 tanaman
Jarak antar ulangan : 50 cm
Jarak antar plot : 30 cm
Luas lahan : 12,4 m x 5 m
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model
linier sebagai berikut :
Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan Effective
microorganism pada taraf ke-j dan waktu aplikasi
pada taraf ke-k
µ = Nilai tengah
ρi = Pengaruh blok ke-i
αj = Pengaruh Effective microorganism taraf ke-j
βk = Pengaruh waktu aplikasi taraf ke-k
(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara Effective microorganism taraf ke-j dan
waktu aplikasi taraf ke-k
εjk = Pengaruh galat penelitian, pengaruh Effective microorganism
taraf ke-j dan waktu aplikasi taraf ke-k pada blok ke-iε
Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata
dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf 5 %
(Gomez dan Gomez, 1995).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma, dibuat plot dengan ukuran
1m x 1m dengan jarak antara blok 50 cm dan antara plot 30 cm dengan tinggi plot
+
Persemaian Benih 30 cm.
Benih disemai selama 2 minggu sebelum dipindah tanam pada bedengan
dengan ukuran 2m x 1m. Bedengan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma-gulma,
Penanaman
Bibit ditanam sebanyak 1 bibit pada setiap lubang tanam dengan
kedalaman lubang tanam +
Aplikasi Bokasi 5 cm.
Bokasi diaplikasikan ke areal pertanaman sebanyak 200 gr/1m dan
pengaplikasian disesuaikan dengan waktu aplikasi bokasi.
Pemeliharaan Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman
dilakukan pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor. Namun jika cuaca
terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan setiap hari.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang
tumbuh.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan Decis 2,5 EC dengan
dosis 0,5 cc/l air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan
penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/l air. Masing-masing
Panen
Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman.. Adapun
kriteria panennya adalah umur panen 60 hari dengan warna daun hijau muda atau
terang.
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang sampai titik
tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran/penggaris. Pengukuran dilakukan
pada saat tanaman berumur 1,2,3,4 MSPT.
Jumlah daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang sudah terbuka
sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MSPT.
Produksi (g)
Produksi dihitung dengan menimbang seluruh bagian tanaman pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan tinggi tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada
Lampiran 4-11 yang menunjukkan bahwa pada 1, 2, 3 dan 4 MSPT perlakuan
effective mikroorganisme (EM4) berpengaruh nyata. Sedangkan waktu aplikasi
bokasi berpengaruh nyata pada 4 MSPT, tetapi berpengaruh tidak nyata pada
1 MSPT sampai 3 MSPT . Interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata
pada 1 MSPT sampai 4 MSPT.
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman pada umur 4 MSPT pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta interaksi kedua perlakuan.
Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada perlakuan effective mikroorganisme
, perlakuan E4 (17,57 cm) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan E1 (14,35 cm),
Y = 13.766 + 2.058x
Gambar 1. Hubungan Effective Mikroorganismedan Tinggi Tanaman 4 MSPT
Pada perlakuan waktu aplikasi bokasi , perlakuan T1 (17,26 g) lebih
tinggi dan berbeda nyata dengan T2 (15,42 g), tetapi tidak berbeda nyata dengan
T0. Hubungan antara waktu aplikasi bokasi dengan tinggi tanaman kurva
kwadratik, dimana dibutuhkan waktu aplikasi optimal 1,84 minggu setelah
persemaiaan untuk menghasilkan tinggi tanaman sebesar 17,29 cm.(gambar 2).
ŷ = -1.170x2
3 = s em inggu s etelah bertanam
15.60
Jumlah daun
Hasil pengamatan jumlah daun dan daftar sidik ragam disajikan pada
Lampiran 12-13 yang menunjukkan bahwa perlakuan effective mikroorganisme
(EM4) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Sedangkan waktu aplikasi bokasi
dan interaksi kedua perlakuan tidak berbeda.
Tabel 2. Rataan jumlah daun pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta nteraksi kedua perlakuan.
EM4
Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada perlakuan effective mikroorganisme
, perlakuan E4 (5,11 helai) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan E1 (4,53 helai),
tetapi tidak berbeda nyata dengan E2 dan E3. Hubungan antara effective
mikroorganismedengan tinggi tanaman membentuk garis linier (gambar 3).
Produksi per sampel
Hasil pengamatan produksi per sampel dan daftar sidik ragam disajikan
pada Lampiran 14-15 yang menunjukkan bahwa perlakuan effective
mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta interaksi kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata.
Tabel 3. Rataan produksi per sampel pada beberapa dosis effective mikroorganisme (EM4) dan waktu aplikasi bokasi serta nteraksi kedua perlakuan.
Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 %
Dari Tabel 7 dapat dilihat ada interaksi inokulasi rhizobium dan pupuk
posfat berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel, dimana produksi per
sampel tertinggi yaitu 52,19 g pada E4T1 sedangkan terendah yaitu 23,28 g pada
perlakuan E1T0.
Pada perlakuan T0, perlakuan E2 dan E3 tidak berbeda nyata, tetapi E1
dan E4 berbeda nyata terhadap produksi per sampel. Pada perlakuan T1,
perlakuan E2, E3, dan E4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan E1.
Pada perlakua T2, perlakuan E1, E2, dan E4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda
nyata dengan E3 terhadap produksi per sampel. Hubungan antara effective
mikroorganisme dengan produksi per sample, dapat dilihat bahwa pada T1
ŷT0 = 7,2767x2 - 3,0617x + 24,361
Gambar 4. Hubungan Effective mikroorganismedan produksi per sampel
Pada perlakuan E1, perlakuan T0, T1, dan T2 tidak berbeda nyata. Pada
perlakuan E2, perlakuan T0 dan T2 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata
dengan T1. Pada perlakuan E3, perlakuan T0, T1, dan T2 tidak berbeda nyata.
Pada perlakuan E4, perlakuan T0 dan T1 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata
dengan T2 terhadap produksi per sampel. Hubungan antara waktu aplikasi bokasi
dengan produksi per sample, dapat dilihat bahwa pada E4 menunjukkan respon
Gambar 5. Hubungan Waktu aplikasi dan produksi per sampel
Pembahasan
Pengaruh Effective Mikroorganisme Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada.
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, perlakuan effective
mikroorganisme (EM4) berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang
diamati
Effective mikroorganisme (EM4) memberikan pengaruh yang nyata
terhadap semua parameter yang diamati. EM4 mengandung mikroorganisme yang
sangat berguna dalam menyuburkan tanah sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Menurut parnata (2004) mikroorganisme tanah merupakan
salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Tanaman bisa
tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan
mikroorganisme. Fungsi lain mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan
bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman.
Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu zat yang berfungsi untuk
memperlancar masuknya hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan
mikroorganisme dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan
daun. Keadaan ini akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Berdasarkan hasil analisa secara statistik dapat diketahui grafik
membentuk garis linier, sehingga semakin banyak dosis yang diberikan akan
meningkatkan hasil. EM4 yang diberikan tidak memberikan dampak negatif bagi
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Nita (2007) kandungan
EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan
jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam
laktat mempercepat perombakan bahan organik. Actinomicetes menghasilkan zat
anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi
menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi
menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes.
Cendawan fermentasi mampu mencegah serangga dan ulat merugikan.
Pengaruh Waktu Aplikasi Bokasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, diperoleh bahwa perlakuan
waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MSPT dan
produksi per sampel, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
1 – 3 MSPT dan jumlah daun.
Waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MSPT
disebabkan oleh tersedianya unsur hara dari bokasi setelah tanaman sudah mulai
dewasa, sehingga pada awal pertumbuhan waktu aplikasi memberikan pengaruh
tidak nyata. Menurut wariyanto (2002) kriteria hasil bokashi yang baik yaitu
berwarna cokelat kehitaman, berstuktur remah, kadar air 30-40 %, pH sekitar 7
dalam kategori sedang. Perbandingan unsur karbon dan nitrogen atau C/N ratio
rata-rata 10-20. Menurut Songgolangit Persada (2006) manfaat bokashi adalah :
menggemburkan tanah, menghasilkan unsur makro dan mikro yang cepat diserap
kimia 50 % - 70 % dan menekan perkembangbiakan hama dan bakteri patogen
sehingga mengurangi penggunaan insektisida dan fungisida.
Pengaruh Effective Mikroorganisme dan Waktu Aplikasi Bokasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik, diperoleh bahwa perlakuan
effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi berpengaruh nyata terhadap
produksi per sampel, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
dan jumlah daun.
Effective mikroorganisme dan waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap
produksi per sampel. Hal ini disebabkan oleh EM4 yang mengandung
mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi yang tepat, dimana bokasi juga dapat
memberikan manfaat yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi selada
apalagi kedua bahan merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara.
Menurut Uyeek (2008) penggunaan pupuk bokashi memiliki prinsip ekologi
memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman
terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah,
optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen,
penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani dan membatasi
kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha
preventif melalui perlakuan yang aman. Menurut Balai Penelitian Tanah (2004)
pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia antara
lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang berbentuk padat atau cair serta
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perlakuan effective mikroorganisme dapat meningkatkan tinggi tanaman dan produksi per sampel selada. Tinggi tanaman yang tertinggi sebesar 17,57 cm
pada pemberian 2 ml/kg bahan bokasi. Sedangkan untuk produksi persampel
diperoleh produksi sebesar 42.55 g pada pemberian 2 ml/kg bahan bokasi
2. Perlakuan waktu aplikasi bokasi dapat meningkatkan tinggi tanaman, dan produksi per sampel selada. Tinggi tanaman yang tertinggi yaitu sebesar
17,26 cm dengan waktu aplikasi pada saat tanam, sedangkan produksi
persampel yang tertinggi diperoleh pada aplikasi saat tanam yaitu sebesar
40,90 g.
3. Interaksi effective mikroorganisme dan waktu aplikasi bokasi dapat
meningkatkan produksi selada, Produksi per sampel tertinggi yaitu 52,19 g
pada E4T1 sedangkan terendah yaitu 23,28 g pada perlakuan E1T0.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penggunaan effective
mikroorganisme dengan dosis lebih tinggi dalam budidaya tanaman selada pada
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanah, 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu Dan Efektivitas Pupuk alternatif Anorganik. Puslitbangtanak,Bogor.
Buckman, H.O., and Brady, N.C., 1982. Ilmu Tanah, terjemahan : Soegiman. Bhratara karya Aksara, Jakarta.
Djamhari, S. 2002. Pemasyarakatan Teknologi Budidaya Pertanian Organik di Desa Sembalun Lawang Nusa Tenggara Barat. Jurnal Saint dan teknologi V5.N5.28.hhtp://www.ipteknet.com
Gomez, K. A. dan A. A. Gomez, 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh Endang Sasudin dan Justika S. baharsyah. UI-Press, Jakarta.
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.
Indriani,Y.H. 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nazaruddin. 2000. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka, Tangerang.
Nita,W., 2008. Pertanian Organik EM4. PT. Antar Surya Jaya, Surabaya.
Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Pranata, A.S. 2005. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran organik di kebun, Pot dan Polibag. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1997. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Songgolangit Persada. 2006. Teknologi Murah dan Tepat Guna. PT.Songgolangit Persada, Bali.
Uyeek, 2008. Selada. Dikutip dari :
Wahyudi, J. 2005. Selada, Solusi Tepat untuk Sehat. hhtp://www.indonesia.com/ intisari/flona-11.html
Lampiran 2.
DESKRIPSI TANAMAN SELADA
Nama Latin : Lactuca sativa L.
Varietas : Grand Rapid
Warna Biji : Coklat kehitaman
Bentuk Biji : Kecil dan berbentuk gepeng
Sistem Perakaran : Menyebar dan dangkal
Bentuk batang : Bulat pipih
Warna Batang : Hijau muda
Bentuk Daun : Tidak membentuk krop, berukuran besar panjang,
bertangkai, keriting
Warna Daun : Hijau muda atau terang
Bentuk Tangkai Daun : Lebar
Jumlah Daun /tanaman : 5-16 helai
Tinggi Tanaman : Dapat mencapai 50 cm
Umur Panen : 50-60 hari setelah semai benih
Produksi : 3-8 t/ha
Lampiran 3. Bagan tanaman/plot
100 cm b 20 cm
x x X x x
a 20 cm
x S S x x
100 cm
x S S x
x x S x x
x x X x x
x = tanaman
S = tanaman sampel Sd = tanaman destruksi a = jarak antar barisan 20 cm b = jarak antar tanaman 20 cm
Lampiran 4. Data Tinggi Tanaman 1 MSPT (cm)
Lampiran 5. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 1 MSPT SK db JK KT F hit F.05
Keterangan tn = tidak nyata * =
Lampiran 6. Data Tinggi Tanaman 2 MSPT (cm)
Lampiran 7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT SK db JK KT F hit F.05
Keterangan tn = tidak nyata * =
Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 3 MSPT (cm) Lampiran 9. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT
SK db JK KT F hit F.05 Keterangan tn = tidak nyata
Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm) Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT
SK db JK KT F hit F.05
Keterangan tn = tidak nyata * =
Lampiran 12. Data Jumlah Daun (helai)
Lampiran 13. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun
SK db JK KT F hit F.05
Keterangan tn = tidak nyata * =
Lampiran 14. Data Produksi Per Sampel (g)
Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam Produksi Per Sampel
SK db JK KT F hit F.05
Keterangan tn = tidak nyata * =