• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA THREE DIMENSIONAL BANGUNAN SINGLE STORY

YANG MENGGUNAKAN MULTY FRICTION PENDULUM

SYSTEM PADA STRUKTUR

TESIS

Oleh

ANDREAS MULIANTA SARAGIH

057016004/TS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISA THREE DIMENSIONAL BANGUNAN SINGLE STORY

YANG MENGGUNAKAN MULTY FRICTION PENDULUM

SYSTEM PADA STRUKTUR

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Sipil

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANDREAS MULIANTA SARAGIH

057016004/TS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

Telah diuji pada

Tanggal 9 Agustus 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ing. Hotma Panggabean

Anggota : 1. Ir. Daniel R. Teruna, MT

2. Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan

3. Prof. Dr. Ir. Bachrian Lubis, M.Sc

(5)

Analisa Three- Dimensional Bangunan Single Story yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System pada Struktur adalah analisa 3 dimensi dengan 2 arah gerakan horijontal dan 1 arah rotasi bangunan lantai 1, dimana MFPS bergerak dengan gesekan bila terjadi gempa.

ABSTRAK

Analisa 3 dimensi dimodelkan dengan metode numerik pada struktur yang menggunakan MFPS dari perhitungan bearing sampai struktur lantai 1.

Analisa 3 dimensi menggunakan teknik solusi Metode New Mark’s , karena metode ini digunakan untuk analisa non linear dan struktur mempunyai damping yang tidak proposional.

Pada contoh kasus struktur dimodelkan 3 dimensi dengan 12 elemen batang yang dibebani beban tetap dan beban Gempa Elcentro diselesaikan dengan SAP 2000 versi 10 diperoleh perbedaan analisa sumbu x pada waktu (t) = 0.16888 detik, beban hidup pada lantai 1 = 3 000 kgf/m dan pada base = 1 500 kgf/m adalah:

Tanpa base isolator yaitu:

Perpindahan antar lantai/ inter story (u1 – ub) = - 3.24 – 0 = - 3.24 cm (arah ke kiri) Kecepatan bangunan (ú1 – úb) = -5.2488 cm/det (arah ke kiri) Percepatan bangunan ( 1 – b) = -11.2488 cm/det² (arah ke kiri)

Dengan Multi Fricyion Pendulum System yaitu:

Perpindahan antar lantai (u1 – ub) = - 0. 0233 – 0. 0234 = - 0. 0467 cm (arah ke kiri) Kecepatan bangunan (ú1 – úb) = -0.00109 cm/det (arah ke kiri)

Percepatan bangunan ( 1 – b) = -3.4 E-05 cm/det² (arah ke kiri)

Jadi diambil kesimpulan bahwa Gaya Gempa Elcentro di reduksi oleh Multi Friction Pendulum System pada perpindahan = 98%, kecepatan = 99% , dan percepatan = 99,9%.

(6)

ABSTRACT

Analysis of Three- Dimensional one story Multy Friction Pendulum system considering three degrees of freedom at each floor; two perpendicular horizontal motions and in plane rotation, if earthquake come.

Analysis of Three- Dimensional with Numeric Methode formulas Model of Multy Friction Pendulum System structure will be calculate from bearing to first floor structure.

Analysis of Three- Dimensional used New Mark’s Methode for solution, because this methode used non linear analysis and structure has damping unproporsional.

In example cases of model three dimensional strucuture with 12 elemen and constant load and Elcentro Earthquake load will be finish with SAP 2000 version 10 can get of different analysis -x – axis of time (t) = 0.16888 second, live load fisrt floor = 3000 kgf/m and base 1500 kgf/m :

Displacement inter story (u1 – ub) = - 3.24 – 0 = - 3.24 cm (left)

Unbase isolator :

Building velocity (ú1 – úb) = -5.2488 cm/sec (left) Building acceleration ( 1 – b) = -11.2488 cm/sec² (left)

Multi Friction Pendulum System :

Displacement inter story (u1 – ub) = - 0. 0233 – 0. 0234 = - 0. 0467 cm (left) Building velocity (ú1 – úb) = -0.00109 cm/sec(left)

Building acceleration ( 1 – b) = -3.4 E-05 cm/sec² (left)

Solution of Multy Friction Pendulum System can reduce Elcentro earthquake from displacement = 98%, velocity = 99% , and acceleration = 99,9%.

(7)

K A T A P E N G A N T A R

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya maka dapatlah saya menyelesaikan laporan Thesis ini.

Adapun Thesis ini dengan judul “ Analisa Three- Dimensional Bangunan

Single Story yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System pada

Struktur (Literatur)”.

Multy Friction Pendulum System telah hadir dengan metode pekerjaan yang baik

sebagai desain resistan akan gempa dari struktur- struktur. Dan dengan Multy Friction

Pendulum System bangunan mampu mereduksi gempa sampai 80%, sehingga

bangunan tidak mempunyai kerusakan yang berarti pada waktu gempa terjadi. Struktur

three dimensional tidak dapat dimodelkan dengan aplikasi analisa satu dimensional,

kemudian secara kompleks analisa tiga dimensional haruslah dikerjakan yang akan

ditunjukan dalam tesis ini.

Dalam proses penulisan dan pelaksanaan tesis ini banyak pihak yang telah

turut menyumbang pikiran, saran, motivasi, material dan spiritual, untuk itu penulis

tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak DR. Ing. Hotma Panggabean, sebagai dosen pembimbing I saya, yang

telah banyak meluangkan waktu membimbing dan menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT sebagai Dosen Pembimbing II saya, yang

(8)

3. Bapak Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, selaku Ketua Program Studi Magister Teknik

Sipil PPs. Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT, selaku Sekretaris Program Studi Magister

Teknik Sipil PPs. Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M. Sc selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H. Sp. AK selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Magistrer Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara

8. Drs. Johannes Djamurah Saragih (+) dan ibu saya Rosalina Dolan Br. Purba

yang selalu mendorong dan memberikan motivasi

9. Sahabat- sahabat satu kelas dan sahabat yang lain di Jurusan Struktur

Bangunan dan Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan

saran diharapkan. Penulis juga berharap semoga laporan tesis ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2008

Penulis

Andreas Mulianta Saragih

(9)

RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Andreas Mulianta Saragih

Tempat/Tgl. Lahir : Lubuk Pakam/ 11 September 1970

Alamat : Jl. Pantai Labu no. 47 Dsn. Kediri Kec. Beringin

Deli Serdang, 20552, Sumatera Utara

Agama : Katholik

Anak ke - : 4

Jenis Kelamin : Laki- laki

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

- SD RK Serdang Murni Lubuk Pakam 1977 – 1983

- SMPN 1 Lubuk Pakam 1983 – 1986

- SMA RK St. Thomas 1 Medan 1986 – 1989

- Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universitas Darma Agung Medan 1997 – 1999

- Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana USU 2005 – 2008

C. RIWAYAT PEKERJAAN

- Perencana dan Pelaksana Gudang di Lubuk Pakam 1999

(10)

- Perencanaan Guest House di Cikini Jakarta Pusat 2001

- Perencana dan Pelaksana Jembatan Kecil di Lubuk Pakam 2002

- Perencana dan Pelaksana Gruoting Bak Penyimpanan Air

di Lubuk Pakam 2003

- Perencana dan Pelaksana Rumah Tinggal di Tanjung Sari Medan 2004

- Perencana danPelaksana Renovasi Rumah Tinggal

di Simalingkar Medan 2005

- Perencana dan Pelaksana Dinding Penahan Tanah

di Lubuk Pakam 2006

- Perencana dan Pelaksana Gudang Penyimpanan di Lubuk Pakam 2007

- Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP) Medan 2005-2008

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……….... i

ABSTRACT ………..……….…. ii

K A T A P E N G A N T A R ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ……….………. xii

DAFTAR NOTASI ………. xv

1. PENDAHULUAN ... 1

1. 1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tinjauan Literatur... ... 2

1.3. Studi Banding ... 7

2. LANDASAN TEORI... 9

2. 1. Rumus Single Degree Of Freedom………..……….… 9

2. 2. Struktur SDOF Tanpa Redaman……….………. 11

2. 3. Struktur SDOF Dengan Redaman ……….…………..… 12

2.4. Analisa Sistem - Sistem Linear Single Degree Of Freedom 16

2.5. Analisa Getaran Bebas ……….………….. 16

(12)

2. 7. Multi Degree Of Freedom.……….… 28

2. 8. Analisa Single Story Linear... 31

3. ANALISA SINGLE STORY NON- LINEAR ... 58

3.1. Metode Hilber’s ... 59

3.2. Metode Newmark’s ß ... 61

3.3. Prakiraan Solusi ... 73

4. ANALISA DASAR MATRIKS MASSA DAN KEKAKUAN ... 77

4.1. Determinan Matriks Massa ... ... 77

4.2. Determinan Matriks Kekakuan ... 86

4.3. Determinan Pada Lokasi Shear Center ... .. 93

4.4. Friction (Gesekan)... 102

4. 4. 1. Data – data Bahan Sebagai Selimut Bearing ... 103

4.5. Aplikasi Pada Struktur Single Story ... 106

4.6. Kriteria Perkerasan ... 114

4.7. Prosedur Solusi ... 123

4. 8. Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story

(13)

Dengan Menggunakan Program SAP 2000 Versi 10…………. 126

4. 9. Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Dengan Base Isolator Multi Friction Pendulum Sistem Dengan Beban Gempa Elcentro Dengan Menggunakan Program SAP 2000 Versi 10 ……… 144

4.10. Grafik ... 165

5. KESIMPULAN DAN SARAN... 174

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

1 Assembled Joint Masses ……… 135

2 Base Reactions………. 135

3 Case - Static 1 - Load Assignments………... 135

4 Combination Definitions………... 136

5 Connectivity – Frame……….. 136

6 Element Forces – Frames………... 136

7 Element Joint Forces – Frames……….. 139

8 Frame Loads – Distributed………. 140

9 Frame Section Assignments……… 140

10 Function - Time History ………. 141

11 Joint Coordinates………. 142

12 Joint Displacements………. 143

13 Joint Reactions………. 143

14 Material List 2 - By Section Property……….. 143

15 Assembled Joint Masses……….. 154

16 Base Reactions……… 154

17 Case - Static 1 - Load Assignments………. 154

18 Combination Definitions………. 155

19 Connectivity – Frame……….. 155

(15)

21 Element Deformations – Links……… 156

22 Element Forces – Frames……… 156

23 Element Forces – Links……… 159

24 Element Joint Forces – Frames………. 159

25 Element Joint Forces – Links……… 160

26 Frame Loads – Distributed……… 160

27 Function – Time History – User………. 160

28 Joint Coordinates……… 162

29 Joint Displacements……… 163

30 Joint Reactions……… 163

31 Link Property Definitions 08 - Sliding Isolator…………. 163

32 Material List 2 - By Section Property……… 163

33 Material Properties 04 - Design Concrete……….. 163

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

1 Sistem SDOF ideal……… 10

2 Dampak damping pada getaran bebas……… 14

3 Respon Getaran Bebas Tanpa Redaman……… 18

4 Gambaran Vektor Rotasi dari Getaran Bebas……… 19

5 Respon Getaran Bebas dengan Damping Kritis……… 20

6 Respon beban harmonik dari inisial kondisi pada situasi steady state………. 24

7 Respon beban harmonik dari inisial kondisi pada situasi transient……….. 24

8 Respon beban harmonik dari inisial kondisi pada situasi total R(t)………. 24

9 Derivative dari Integral Duhamel (tanpa redaman)………… 26

10 Lantai 1 Free body diagram... 32

11 Superstructure Free Body Diagram... 33

12 Metode Percepatan Linear... 42

13 Sistem Koordinat... 79

14 Sistem Koordinat Matriks Kekakuan... 86

15 Koordinat shear center... 94

(17)

17 Skema Perkerasan Kinetik... 116

18 Frame Section Assignment……….. 126

19 Frame Loads – Distributed……….. 127

20 Axial Force Diagram (Modal) – Mode 1- Periode 0, 21163. 128

21 Joint Reactions (Modal) – Mode 1- Periode 0,2163………. 129

22 Longitudinal Reinforcing Area………. 130

23 Displacement Tampak 2 Dimensi Sumbu X……… 131

24 Displacement Tampak 2 Dimensi Sumbu Y……… 132

25 Frame Section Assignment……… 144

26 Local Axes……… 145

27 Conectivity Multy Friction Pendulum System………. 146

28 Frame Loads – Distributed………..…………. 147

29 Axial Force Diagram - mode 1- Periode 3,38840…………. 148

30 Longitudinal Reinforcing Area………. 149

31 Displacement Tampak 2 Dimensi pada Sumbu -X………. 150

32 Displacement Tampak 2 Dimensi Pada Sumbu –Y……….. 151

33 Grafik Perpindahan pada Sumbu – X... 165

34 Grafik Perpindahan pada Sumbu – Y... 166

35 Grafik Perpindahan pada Sumbu Rotasi... 167

36 Grafik Kecepatan Bangunan pada Sumbu – X... 168

37 Grafik Kecepatan Bangunan pada Sumbu – Y... 169

(18)

39 Grafik Percepatan Bangunan pada Sumbu – X... 171

40 Grafik Percepatan Bangunan pada Sumbu –Y... 172

(19)

DAFTAR NOTASI

: Solusi Parameter Pertama di dalam parameter (2-31)

: Solusi Parameter Pertama di dalam persamaan (2-32)

: Matriks damping pada bearing

: Matriks damping pada lantai ke- i

:Karakteristik Konstan pada saat transisi dari kelakuan elastis kePlastis.

: Vektor percepatan pada bearing

: Vektor kecepatan pada bearing

: Vektor displacement pada bearing

: Vektor percepatan selama gempa

: Daerah percepatan vertical selama gempa

: Vektor percepatan relative lantai ke –i pada bearing

: Vektor kecepatan dari lantai ke- i relative pada bearing

:Vektor Displacement untuk lantai ke -i relative pada bearing

(20)

: Kenaikan elastis displacement

: Kenaikan plastic displacement

: Kenaikan total Gaya

: Kenaikan translasi pada permukaan hasil

: Parameter plastis ke persamaan (C-18)

: Parameter perkerasan pada persamaan (C-25)

: Eccentricity (jarak perhitungan ) diantara dan

: Eccentricity (jarak perhitungan) diantara dan

: Gaya inersia di –n pada lantai i

: Gaya perlawanan elastis di- n pada lantai i

: Gaya damping di- n pada lantai ke- i

F

Fin : Gaya gesek di dalam -n- pada lantai ke- i

: Eccentricity(jarak perhitungan)pada lantai ke-i, diantara dan

: Eccentricity(jarak perhitungan)pada bearing, diantara dan

(21)

: Masa pada titik tengah dari lantai i (b untuk lantai bearing, 1

untuk lantai pertama)

: Percepatan vertical selama gempa

: Matriks kekakuan untuk level bearing.

: Bearing Kekakuan elastis

: Matriks kekakuan untuk lantai i

: Matrix massa untuk lantai ke- i

: Matriks massa total, pertama diberikan di dalam persamaan (2-7)

: Massa dari lantai ke- i

: Vektor normal pada permukaan hasil

: Sumbu perubahan pada koordinat asal

: Penggunaan matriks sebagai solusi untuk model percepatan tambahan.

: Penggunaan vector sebagai solusi untuk model percepatan tambahan.

: Vektor tanda dari nilai absolute pada kecepatan bearing

: Waktu awal

(22)

: Displacement dari massa ke-i, di titik tengah sepanjang

: Gaya potong instant pada bearing di dalam urutan ke- i

: Gaya pada urutan ke- i

: Displacement dari massa ke-i dititik tengah sepanjang

: Displacement untuk lantai ke- i sepanjang

: Displacement untuk lantai ke- i sepanjang

: Model vector percepatan lantai ke-i

: Model vector kecepatan lantai ke- i

: Model vector displacement lantai ke- i

: Model vector percepatan superstructure

: Vektor translasi pada permukaan hasil

: Penggunaan parameter Hilber’s metode analisa non-linear

(Hilber, 1977)

: Orientasi kekakuan dari element j pada lantai ke- i

: Parameter solusi superstructure

: Penggunaan parameter Newmark’s untuk metode analisa non-linear

(23)

: Penggunaan parameter Newmark’s untuk metode analisa non-linear

(Hilber, 1977)

: Gaya residual solusi non-linear

: Interval waktu

: Rotasi (torsi) displacement dari pusat massa diteruskan

: Koefficient gesekan

: Damping ratio pada lantai ke- i mode ke- n

: Waktu, dari awal sampai akhir dari single time step

: Model matriks lantai ke-i

: Model shape j untuk lantai ke- i

: Frekuensi damped dari lantai ke- i di model n

(24)

1. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Base Isolator adalah salah satu jenis anti gempa yang banyak digunakan untuk

proteksi struktur bangunan dari gempa bumi. Secara umum pada penelitian diperoleh

gambaran gerakan satu- dimensi. Respon struktur tidaklah terbatas pada gerakan satu

dimensi, dan dampak Torsional dari gerakan banyak dimensi mendukung gerakan-

gerakan perpindahan secara horijontal. Suatu struktur tiga dimensi tidak dapat

dimodelkan/ divariasikan dengan analisa satu dimensi; kemudian struktur tiga dimensi

yang kompleks akan di bahas pada penulisan thesis ini.

Multy Friction Pendulum System adalah konsep penting pada teknik gempa.

Khususnya pembahasan Multy Friction Pendulum System adalah proses lebih lanjut untuk

mendesain suatu struktur bangunan yang resistan terhadap gempa bumi. Secara desain

haruslah sangat teliti begitu juga di dalam aplikasi penggunaannya di lapangan; dimana

konsep ini telah dianalisa semenjak base isolator telah ditemukan. Yang penting di dalam

Multy Friction Pendulum System adalah suatu alat yang dapat mereduksi energi gempa

(25)

dari bearing yang terletak pada pondasi pada kekakuan yang sangat rendah. Fungsi dari

bearing adalah memperpanjang periode dari struktur, dimana gaya bergerak dan

displacement dari struktur adalah yang direduksi oleh Multy Friction Pendulum System ,

dan struktur bangunan jauh dari kerusakan yang berat.

Salah satu dari struktur bangunan yang menggunakan Multy Friction Pendulum

System di desain secara teliti dan lebih fleksibel dari elemen- elemen struktur, cukup kaku

dan tahan terhadap beban angin yang kencang dan resiatan terhadap amplitudo gaya

gempa horijontal. Bearing- bearing pada Multy Friction Pendulum System memiliki initial

kekakuan yang cukup tinggi dan akan cepat merespon atau mereduksi percepatan gempa

pada struktur.

1.2. Tinjauan Literatur

Ada beberapa literatur dan paper – paper serta buku- buku yang membahas Multy

Friction Pendulum System di dalam struktur. Di mana analisa secara tiga dimensi dari

struktur sekarang ini secara umum di bahas di dalam literatur thesis ini.

James. M. Kelly adalah seorang peneliti yang terkenal penulisannya tentang Base

Isolatore. Bukunya, Earthquake Resistant Design With Rubber (1966), adalah

(26)

dari penelitiannya adalah pentingnya efek- efek rotasi dari gaya yang bekerja pada

struktur yang menggunakan base isolator. Bagian ini menganalisa tiga derajat kebebasan

(three degrees of freedom) – x dan - y sebagai gaya horijontal dan derajat kebebasan torsi

(torsional degree of freedom) di dalam permodelan dari struktur. System three degree of

freedom adalah bagian penelitian dari Pan dan Kelly di dalam jurnal Earthquake

Engineering and Structural Dinamics tahun 1983. Metode ini menggunakan sistem three

degree of freedom oleh Kelly dan berbeda di dalam pemaparan pada pembahasan Kelly

yang terfokus pada reaksi tiga model gaya di dalamnya. Formulasi- formulasi ini

dipaparkan dengan reaksi gaya yang divariasikan.

Abe, tahun 2004 dengan beberapa percobaan dan penelitiannya yaitu perilaku

bearing dapat menentukan perilaku bangunan antara lain kekakuan dan berbagai kelakuan/

prilaku langsung dari struktur. Test- test yang dilakukan adalah percobaan beban pada

struktur seperti biasanya pada percobaan waktu perkuliahan, yaitu dengan beban konstan

vertikal dan variabel beban horijontal dilakukan; atau penentuan resistant kelakuan dari

bearing- bearing di bawah pembelokan atau pergerakan yang kecil. Penelitian terus

berkembang yaitu dengan menggunakan permodelan matematik yang sangat menentukan

(27)

Dengan memperhatikan Respon struktur pada tahap penelitian, menurut Abe

(2004), dengan menggunakan model pada base dan meneruskan penelitian Ozdemir

(1973) yaitu perilaku bearing dengan permodelannya. Model ini menunjukan suatu

penelitian yang akurat dari kelakuan bearing- bearing dengan pembebanan. Dimana,

model ini sangat spesifik terhadap kondisi beban vertikal yang dilakukan pada bearing

selama percobaan di laboratorium. Penelitian ini dibagi dua bagian beban vertikal , dan

pembebanan lainya dengan penelusuran yang berbeda pula.

Penelitian ini dilanjutkan oleh Abe (2004), yaitu dorongan gaya vertikal yang

memberikan suatu efek reaksi pada bearing yaitu kekakuan dan kerusakan bangunan.

Dampak ini menunjukan bahwa ada respon pada lapisan timah di rubber bearing, yaitu

diantara celah lapisan dari rubber. Dampak itu akan memberikan adanya perubahan

bentuk pada gaya kerusakan dan nilai kekakuan datang lebih stabil, dan tidak banyak gaya

dorongan selama beban vertikal. Seterusnya penelitian memberikan keyakinan adanya

sebuah reaksi diantara pertukaran beban vertikal dan respon dari bearing- bearing. Untuk

kelanjutan penelitian ini, yaitu adanya asumsi percepatan vertikal pada struktur selama

(28)

sangat dirahasiakan nilai kecepatan gravitasi, dimana gaya reaksi vertikal mempengaruhi

bearing- bearing dan tidak akan mempunyai dampak yang penting pada bangunan.

Penelitian paper Abe (2004) yaitu penggunaan model base dan meneruskan

penelitian Ozdemir (1973). Penelitian ini akan berguna sekali, yaitu suatu perbedaan

penggunaan formulasi. Ziegler (1959) memodifikasi pekerjaan Prager’s dengan peraturan

perkerasan, dan terus berkembang dengan teori- teorinya yaitu perkerasan kinetik. Teori

ini memperoleh pengembangan dengan modifikasi dan pada penelitian semakin sempurna

pada reaksi gaya perubahan (deformasi) bentuk pada beton prategang. Konsep Ziegler

akan memudahkan penelitian pada waktu pemaparan.

Mostaghel dan Khodaverdian (1988) menuliskan sebuah paper tentang Respon

Dynamic dari Base Isolator Struktur dimana suatu formulasi struktur rangka dari beberapa

sumber formulasi penelitian dituliskan pada paper mereka. Penulisan mereka terfokus

pada sistem Friction Pendulum Base Isolator, dan keterangan mengenai komponen friction

pada perkembangan penulisannya. Penelitian ini mereka tulis dalam suatu makalah yaitu

derajat kebebasan horijontal serta gaya vertikal, dan memperhitungkan efek dari friction

(29)

Penelitian seorang Doctor (Ph D) Ahmad El- Hajj (1933), dipublikasikan di

Universitas Pittsburgh (USA), yaitu dasar untuk mengetahui penulisan Multy Friction

Pendulum System. Penulisan rumusan ini diteliti dan sudah mendekati kesamaam dengan

penelitian El- Hajj’s, kemudian jumlah dan koreksi diteliti dan dimodivikasikan dan

selesailah penelitian tersebut. Penelitian ini memberikan banyak pandangan dimensi pada

base isolator, kemudian berkembang dengan adanya gaya horijontal dan gaya rotasi,

kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh Pan dan Kelly dengan sebuah paper dengan topik

dimensi base isolator di tahun 1983. Modivikasi Ziegler (1959) tentang teori- teori yang

meneliti persamaan- persamaan, yaitu modifikasi dari formula beton prategang yang

diteliti secara lebih akurat pada gaya reaksi perubahan bentuk pada strutur bangunan.

Penelitian- penelitian respon bearing- bearing yang lain secara akurat yaitu dengan

menggunakan Metode Hilber - yang diperoleh dari Metode NewMark’s -ß . Metode

Hillber’s (1977) dengan modifikasi mempunyai nilai kekakuan dan waktu secara detail

sebagai perkembangan yang aktual dari Respon Struktur.

Penelitian dari Universitas Taichung Taiwan yang dilakukan C. S. Tsai yaitu

membuat suatu base isolator struktur dengan tipe sliding. Penelitiannya dengan membuat

(30)

ton. Pada keempat kolomnya dipasang Multi Friction Pendulum System dengan suatu jari-

jari tertentu, kemudian struktur tersebut diberi Gempa Elcentro (USA, 1940), Kobe, Chi-

Chi, dll. Penelitian ini memberi hasil pada bidang base isolator yaitu kegunaan base

isolator yang dapat mereduksi energi gempa pada struktur sampai di atas 70%.

1.3. Studi Banding

Penelitian ini adalah mengambil hasil penelitian dan penulisan dari ahli

sebelumnya dengan kurun waktu yang cukup lama tentang Multy Friction Pendulum

System. Tidak hanya kembali kepada rumus- rumus dan mengembangkan penelitian ini

serta memperhatikan dampak dari gerakan derajat kebebasan Torsional, dan ini terlihat

pada penulisan Kelly, dimana dalam rumusannya diperoleh hasil yaitu komponen-

komponen friction (gesekan) serta analisa- analisa lainnya. Konsep Respon Dinamika

pada Multy Friction Base Isolator Struktur juga diteliti pada penulisan mereka .

Prosedur ini diperlihatkan dalam analisa penelitian Single Story dari Multy

Friction Base Isolator Structure. Dan analisa ini bertambah kompleks dan sulit jika terus

dilanjutkan dan dikembangkan. Begitu juga pada bagian bearing dan bagian lantai

pertama diperoleh hasil analisa yang menarik pada kasus ini, walupun pada kondisi yang

(31)

Ada dua prosedur analisa pada Single Story Nonlinear Multy Friction Pendulum

Base Isolator Structure. Analisa pada lantai pertama diasumsikan pada perhitungan

Linear, dengan konsep penulisan Multy Friction Pendulum Base Isolator. Kemudian

analisa pada bagian bearing- bearing adalah analisa Non linear.

Analisa yang lain yaitu dengan mengembangkan dan membentuk multi story

struktur bangunan. Prosedur yang lain yaitu asumsi linear dengan perhitungan waktu pada

superstruktur. Analisa Penggunaan Multy Friction Pendulum System base isolator adalah

suatu prioritas utama dalam topik thesis ini.

Multy Friction Pendulum System base isolator secara komplit tidaklah efektif

untuk menentukan karakteristik dari jenis- jenis gempa bumi, kenyataannya pada

penelitian dengan percobaan- percobaan, yaitu hal yang terpenting di dalam penelitian

adalah mengetahui areal atau wilayah bangunan, serta mengetahui sejarah gempa bumi

dan karakteristik- karakteristik tanah, dan semuanya ini dilakukan sebelum kita

mengerjakan penelitian Multy Friction Pendulum System base isolator pada suatu struktur

(32)

2. LANDASAN TEORI

2. 1. Rumus Single Degree Of Freedom

Persamaan gerakan pada gambar (a) adalah memberikan 3 prosedur dan dapat

disimpulkan. Suatu kasus yang simple akan lebih mudah cara penggunaan rumusnya

sebagai ekspresi persamaan dari semua gaya yang bekerja dengan massa. Pada gambar

(b), gaya bekerja dari displacement degree of freedom diaplikasikan kepada beban p(t)

dan kemudian 3 gaya datang dari arah gerakan getaran, gaya inersia (FI), gaya

damping (FD) dan gaya elastis (FS). Persamaan getaran ini adalah ekspresi dari

persamaan gaya- gaya tersebut, yaitu:

u

c

m

p(t)

k

[image:32.619.131.538.347.615.2]
(33)

u

FD

FS

FI

p(t)

Gambar b. Keseimbangan gaya

Gambar 1 : Sistem SDOF ideal

FI + FD + FS = p(t) (a – 1)

Kembali pada gaya yang bekerja dari sisi sebelah kiri, persamaan ini yaitu

suatu fungsi dari displacement u atau derivative ; Gaya – gaya bekerja yang positif

akan memberikan pilihan respon dengan displacement negative, tentunya dengan

beban yang positif pula.

Gaya elastis pertama. Ini memberikan hasil dari kekakuan dan displacement.

FS = k u (a – 2)

Sama dengan prinsip Alembert, yaitu Gaya Inersia adalah hasil dari massa dan

percepatan:

[image:33.619.162.530.127.441.2]
(34)

Jika mekanisme viscous damping adalah suatu asumsi, maka Gaya damping adalah

hasil dari damping konstan c dengan kecepatan.

FD = c ú (a – 4)

Persamaan (a – 2) adalah substitusi ke persamaan (a – 1), maka persamaan gerakan

dari SDOF ini di peroleh yaitu:

m ü + c ú + k u = p (t) (a – 5)

2. 2. Struktur SDOF Tanpa Redaman

Gerakan dari sistem SDF, adalah gambaran dari idealnya single story dengan

batasan pada sistem saat redaman, maka bagian utama dari gaya luar p(t) adalah suatu

gambaran persamaan (a- 5). Dan gaya luar p(t) = 0 memberikan perbedaan persamaan

dari getaran bebas, dimana sistem- sistem dengan damping (c = 0) adalah khusus

untuk :

m ü + k u = 0 (a)

Getaran bebas adalah sistem yang tidak terganggu dari posisi keseimbangan statis

seperti massa pada beberapa displacement u (0) dan velocity ú (0) dengan waktu nol,

kemudian persamaan gerakan itu menjadi:

u = u(0) ú = ú(0) (b)

Ini adalah suatu inisial kondisi, yaitu solusi dari homogeneus, berbeda dengan

persamaan yang menggunakan metode standard (coba dilihat persamaan sebelumnya):

u(t) =

u (0) cos n t + ú (0)

n sin n t (c)

(35)

n = k/m (d)

Waktu untuk sistem tanpa redaman menjadi komplit dalam satu putaran pada

gerakan bebas yaitu periode alami dari getaran pada sistem, ini kita sebut dengan Tn,

dalam satuan detik. Dan ini adalah suatu relasi dari sirkulasi frekuensi alami pada

getaran, n, dengan satuan radian per detik:

Tn = 2

/

n (e)

Pada sistem yang lain menggunakan 1/ Tn yaitu putaran dalam 1 detik. Ini adalah

gerakan frekuensi natural pada getaran yaitu sebagai berikut:

fn

=

1

Tn (f)

Satuan dari fn adalah Hertz (Hz) [putaran per detik(cps)];

fn adalah suatu relasi gerakan ke n.

2. 3. Struktur SDOF Dengan Redaman

Gaya luar p(t) = 0 pada persamaan (a – 5) diperoleh persamaan diferensial

dengan getaran bebas pada sistem SDF dengan damping yaitu:

m ü + c ú + k u = 0 (g)

Dengan dibagi massa maka diperoleh hasil yaitu:

ü + 2 n ú + n² u = 0 (h)

(36)

= c = c / ccr

(2m n) (i)

Kemudian diperoleh suatu persamaan lagi yaitu:

ccr = 2 m n = 2

k m = 2 k

/

n (j)

Solusi persamaan (g) dari sistem- sistem dengan c < ccr atau < 1 yaitu:

- n t

u (t) = e u (0) cos Dt + ú(0) + n u (0) sin Dt (k)

D

D = n

1 - ² (l)

Pada persamaan (k) spesial dengan sistem tanpa redaman ( = 0) mulai dari persamaan

(c).

Persamaan (k) pada grafik, akan diperlihatkan suatu respon getaran bebas pada

sistem SDF dengan damping rasio ( = 0. 05 atau 5% ). Pada perbandingan suatu

respon getaran bebas dengan sistem yang sama di luar dampingnya.

(37)

u ú(0)

e

Undamped structure

u(0) Damped structure

t

Tn = 2 / n

- n t Tn = 2 / D

- e

Gambar 2 : Dampak damping pada getaran bebas

Periode alami dari getaran kerusakan, TD = 2 / D, adalah suatu reaksi pada periode

natural Tn di luar damping yaitu:

TD = Tn

√ 1 - ² (m)

Amplitudo dari displacement pada sistem tanpa redaman adalah sama pada semua

proses getaran, tetapi sistemnya adalah redaman amplitudo, dan penambahan pada

setiap gerakan dari getaran yaitu :

= [u(0)]² + ú (0) + n u (0) ² (n)

D

Solusi persamaan differensial (h) mendapatkan persamaan yaitu:

st

[image:37.619.98.530.112.371.2]
(38)

Dengan substitusi diperoleh:

st

( s² + 2 n s + n² ) e = 0 (p)

Dengan pengembangan pada semua nilai t apabila :

s² + 2 n s + n² = 0 (q)

Persamaan (q), yang mana telah diketahui pada persamaan karakteristik, di dapat dua

arah:

s1, 2 = n (- ± i

1- ² )

Secara umum diperoleh solusi: ( r )

s1t s2t

u (t) = A1 e + A2 e

Dimana dengan substitusi persamaan ( r ) ,maka diperoleh persamaan yaitu :

- i D t i D t -i D t

u (t) = e (A1 e + A2 e ) (s)

Dimana A1 dan A2 menjadi konstan yaitu:

D = n

1 - ² (t)

Diteruskan dengan fungsi trigonometri yaitu: - i n t

u (t) = e (A cos D t + B sin D t ) (u)

Dimana A dan B adalah konstan sebelum dideterminan. Persamaan ini tampak pada

kesatuan inisial kondisi dengan proses sepanjang garis- garis yaitu :

A = u (0)

B = ú (0) + n u (0) (w)

(39)

2.4. Analisa Sistem – Sistem Linear Single Degree Of Freedom

Jika suatu proses penggabungan adalah asumsi gaya pada percepatan üg(t),

kemudian respon dari system SDOF Linear memberikan dukungan pada percepatan

maka diperoleh persamaan:

ü + 2 ú + ² u = - üg (t) (b - 1)

Dimana u adalah displacement massa relatif dengan dukungan untuk bergerak.

2.5. Analisa Getaran Bebas

Pada pembahasan sebelumnya persamaan gerakan dari sistem SDOF diperoleh

suatu kesatuan persamaan yaitu:

m ü (t) + c ú (t) + k u (t) = p (t) (b – 2)

Dengan mempelajari persamaan ini dapat digunakan suatu cara yaitu gambaran respon

dari sistem yang simple. Dimana ini selalu diingat dan diperlihatkan sama dengan

respon koordinat secara umum dari sistem yang kompleks yang telah diulangi pada

sistem SDOF.

Solusi persaman (b – 2) memberi jawaban pertama dari persamaan

homogeneus dengan sisi sebelah kanan adalah nol yaitu:

m ü (t) + c ú (t) + k u (t) = 0 (b – 3)

Menempatkan gerakan- gerakan dengan gambaran gaya terkumpul menjadi nol

dinamakan adalah Free vibration (getaran bebas), yaitu respon getaran bebas ini

diperoleh dari sistem dimana diperoleh suatu hasil saat ini.

(40)

u (t) = G e (b – 4) Substitusi pada persamaan (b – 3) adalah:

st

(m s² + c s + k) G e = 0 (b – 5)

st

Setelah dibagi m G e dan dapat mengubah notasi menjadi:

² = k/m (b – 6)

Persamaan (b – 5) menjadi:

s² + (c/m) s + ² = 0 (b – 7)

Nilai s akan memberikan nilai c dari ekspresi ; jadi tipe dari getaran kembali ke

persamaan (b – 4) akan ditunjukan di dalam sistem damping.

2.5.1. Getaran Bebas Tanpa Redaman

Jika sistem diredam, maka c = 0, nilai ini pada s akan memberikan suatu

persamaan pada (b – 7) adalah:

s = ± i

(b – 8)

Respon ini berpengaruh pada persamaan (b – 4) yaitu:

i t - i t

u (t) = G1 e + G2 e (b – 9)

Ada 2 tambahan jawaban dari 2 nilai yaitu s dan konstanta- konstanta G1

dan G2 dengan kembali pada getaran amplitudo. Persamaan (b – 9) dapat diletakan

pada kumpulan gaya yang lain sebagai koreksi pada persamaan – persamaan Euler.

± i t

e = cos t ± i sin t (b – 10)

(41)

u (t) = A sin t + B cos t (b – 11)

Pada konstanta A dan B diperoleh dengan penambahan inisial kondisi, sebagai contoh

displacement u (0) dan kecepatan ú (0) pada waktu t = 0, dimana sistem getaran

bebas memiliki nilai inisial. Dengan mudah dapat diperoleh u (0) = B dan ú (0)

= A ; kemudian persamaan (b – 11) kembali:

u (t) = [ú(0) / ] sin t + u (0) cos t (b – 12)

T = 2 /

u(t) ú(0)

u(0) t

/

Gambar 3 : Respon Getaran Bebas Tanpa Redaman

Frekuensi yang kembali ke - f , yaitu selalu kembali diperlihatkan pada

getaran frekuensi yang memberikan :

f = / 2 (b – 13)

Dan perulangan kembali adalah Perioda T,

T = 2 / = 1/f (b – 14)

Dapat diekspresikan pada :

u (t) = cos ( t - ) (b – 15)

Getaran amplitudo adalah:

(42)

Pada phase penambahan adalah:

= tan ¯ ¹ [ ú (0) / u (0)] (b – 17)

Imaginary

u(0) t

Real

t

[image:42.619.118.460.140.388.2]

ú(0)/

Gambar 4 : Gambaran Vektor Rotasi dari Getaran Bebas

2.5.2. Getaran Bebas Dengan Redaman

Jika damping dipergunakan di dalam suatu sistem, didapat sebuah solusi dari

persamaan (3 – 7) yaitu menjadikan suatu respon sebagai berikut:

s = - c / 2m ± (c / 2m)² - ² (b - 18)

+ Damping Kritis

Jika persamaan (b – 18) adalah kesatuan hasil yang diperoleh menuju nol,

maka c/2m = , kemudian damping kritis dengan nilai Cc adalah:

Cc = 2 m (b – 19)

Kemudian nilai persamaan (b – 18) adalah :

s = - c = - (b – 20)

2m

(43)

- t

u (t) = (G1 + G2 t) e (b – 21)

Pada waktu inisial kondisi diperoleh hasil dari persamaan respon damping kritis yaitu:

- t

u (t) = [ u (0) (1 + t) + ú (0) t ] e (b – 22)

u(t)

ú(0)

u(0)

t

Gambar 5 : Respon Getaran Bebas dengan Damping Kritis

+ Sistem- sistem di bawah redaman

Jika redaman dapat melewati batas kritis, maka kembali ke persamaan (b – 19)

yaitu c < 2m dan dapat dilihat pada persamaan (b – 18) dan ini haruslah negatif.

Evaluasi dari respon getaran bebas pada kasus ini, akan diekspresikan ke damping

rasio yaitu dan damping kritis dengan nilai yaitu:

= C = C (b – 23)

Cc 2 m

Kemudian ditelusuri dari Persamaan (b – 22) ke persamaan (b – 18) diperoleh:

[image:43.619.95.497.213.445.2]
(44)

Atau perubahan tanda arah yaitu dengan kembali menjadi suatu simbol baru D

yaitu:

s = - ± i D (b – 24)

Dimana: D = 1 - ² (b – 25)

D = Frekuensi damping vibrasi

2.5.3. Respon pada Beban Harmonik

Respon pada beban harmonik ini akan memberikan suatu asumsi yang utama

pada beban luar harmonik p (t) dari amplitudo po dan frekuensi sirkulasinya .

Pada kasus ini persamaan differensial pada getaran menjadi:

m (t) + c ú (t) + k u (t) = po sin t (b – 26)

2.5.3.1. Sistem Tanpa Redaman

Sistem beban harmonic tanpa redaman, diperoleh persamaan getaran adalah:

m (t) + k u (t) = po sin t (b – 27)

Solusi yang sempurna dari persamaan ini adalah respon getaran bebas yaitu:

uc (t) = A sin t + B cos t (b – 28)

Respon pada beban harmonik dapat diasumsikan menjadi harmonik dan pase beban

sebagai berikut:

u p(t) = G sin t (b – 28)

Dimana amplitudo G adalah sebagai suatu evaluasi. Substitusi Persamaan (b – 28)

ke dalam pesamaan ( b – 27) adalah:

(45)

Dengan mengambil sin t (secara umum tidak sama dengan nol) dan k dan

bukan k/m = ² diperoleh hasil yaitu:

G [1 - ( ² / ²) ] = po / k (b – 30)

Respon amplitudo adalah:

G = po 1 (b – 31)

k (1 - ²)

Dimana adalah perbandingan rasio dari frekuensi beban alami dengan frekuensi

getaran bebas yaitu:

= / (b – 32)

Secara umum diperoleh solusi hasil getaran hamonik dengan sistem tanpa

redaman akan memberikan kombinasi sebagai solusi koplementari dan solusi

partikuler, dimana diperoleh nilai dari G dengan persamaan (b – 31) yaitu:

u (t) = uc (t) + up (t) = A sin t + B cos t + (po/ k) [1 /(1- ²)]

sin t (b – 33)

Untuk sistem ini mulai dari masa tenggang pada inisial kondisi u(0) = ú(0) = 0, maka

akan memudahkan untuk mengarahkan konstanta- konstanta dengan membagi suatu

nilai yaitu:

A = - po 1 B = 0 (b – 34)

k (1- ²)

Dan kemudian memberikan respon kepada persamaan (b – 33) yaitu:

(46)

Dimana :

po/k = u st = displacement statis, contoh dimana displacement akan dihasilkan dari

beban po aplikasi statis.

1/(1- ²) = faktor manifikasi (MF), kembali ke efek amplitudo dinamik dari

aplikasi beban Harmonik.

Sin t = komponen respon pada frekuensi dari aplikasi beban = respon steady

state, dan Kemudian relasi kepada beban.

sin t = komponen respon dari frekuensi getaran alami = efek getaran bebas

yang dimasukan ke inisial kondisi.

2.5.3.2. Sistem Redaman

Kembali kepada persamaan dengan redaman persamaan (b – 27) dengan

memasukan m, dan bukan c/m = 2 yaitu:

(t) + 2 ú (t) + ² u (t) = (po/m) sin t (b – 33)

up

MF

t

Tp = 2 /

(47)

uc

x MF

t

T = 2 /

Gambar 7 : Respon beban harmonik dari inisial kondisi pada situasi transient

u

t

Frekuensi rasio = 2/3

Gambar 8: Respon beban harmonik dari inisial kondisi pada situasi total R(t)

Asumsi dari struktur menuju damping kritis, adalah kasus dari semua struktur

partikuler:

- t

uc (t) = e (A sin D t + B cos D t) (b – 34)

Solusi partikuler pada beban harmonik adalah:

(48)

Dengan substitusi persamaan (b – 35) ke (b – 34) dengan menggunakan sin t ke

cos t diperoleh hasil yaitu:

[- G1 ² - G2 (2 ) + G1 ²] sin t = (po/m) sin t (b – 36a)

[- G2 ² + G1 (2 ) + G2 ²] cos t = 0 (b – 36b)

2.6. Respon Beban Dinamik Secara Umum Integral Duhamel Untuk Sistem

Tanpa Redaman

Secara umum respon struktur pada durasi pendek dapat digunakan sebagai

dasar dalam rumus evaluasi respon pada beban dinamik umum. Ini akan dituliskan

secara hati- hati karena prosedur ini adalah masukan dari finite durasi, dan ini akan

datang pada durasi beban menuju nol. Secara differensial interval waktu d , prosedur

respon dari beban p( ) adalah cara yang tepat (untuk t > ):

du(t) = [p( ) d / m ] sin (t – ) (b – 37)

Di dalam ekspresi ini, du(t) kembali secara respon differensial pada kelebihan impuls

differensial dan memberikan respon history untuk t > ; maka hasil ini tidak akan

merubah nilai u selama interval waktu dt.

p(t)

p( )

t

(49)

(t – )

Response du(t)

Gambar 9: Derivative Integral Duhamel (tanpa redaman)

Untuk sistem linear elastis, total respon dapat diambil dengan cara pilihan dari

semua respon differensial selama beban history, dengan integral persamaan (b – 37)

adalah:

t

u(t) = 1/ m ∫o p( ) sin (t – ) d (b – 38)

Persamaan (b – 38) secara umum disebut Integral Duhamel dari sistem tanpa

redaman. Ini boleh digunakan sebagai respon evaluasi dari SDOF tanpa redaman

dengan kesatuan beban dinamik p(t), walaupun kasus ini adalah beban- beban secara

evaluasi menjadi kesatuan secara numerik.

Persamaan (b – 38) akan diekspresikan pada kesatuan:

t

u(t) = ∫o p( ) h (t – ) d (b – 39)

Dimana dengan menggunakan simbol baru dapat didefinisikan yaitu:

h(t – ) (1/m ) sin (t – ) (b – 40)

Respon getaran bebas haruslah memberikan solusi, secara umum yaitu:

t

u(t) = ú(0)/ sin t + u(0) cos t + 1/m ∫o p( ) sin (t – )d (b – 41)

(50)

Persamaan Integral Duhamel diekspresikan pada respon dari sistem redaman

pada beban dinamik umum adalah ekivalen dengan analisa tanpa redaman dengan

respon getaran bebas dengan beban differensial p( ) d adalah subjektif pada

eksponennya. Susunannya adalah u(0) = 0 dan kemudian ú (0) = [p( ) d ] /m

pada persamaan sebelumnya yaitu:

- (t- )

du (t) = e [ p( ) d / m D sin D(t – ) ] t > (b – 42)

Respon differensial dikembangkan lebih lagi pada interval beban dengan nilai yaitu:

t - (t – )

u (t) = (1/m D) ∫ 0 p( ) e sin D (t – ) d (b – 43)

Perpaduan tersebut menunjukan persamaan (b – 43) dengan integral persamaan (b –

39) sebagai respon impuls dengan unit dan sistem redaman yaitu:

- (t – )

h(t – ) = (1/m D) e sin D (t – ) (b – 44)

Dari evaluasi numerik pada respon sistem redaman diperoleh:

u (t) = A(t) sin Dt - B(t) cos D t (b – 45)

Dimana, pada kasus ini yaitu:

t

A(t) = (1/m D) ∫ p(t) e cos D d 0 t

e

(b – 46)

t

B(t) = (1/m D) ∫ p(t) e sin D d

0 t e Integral pertama diperoleh:

(51)

A(t) = ( / m D) [ 1/ (t) ] (b – 47)

Rumus ini dapat diekpresikan dengan proses yang berbeda- beda yaitu:

Dengan menggunakan ( = 1):

A A

(t) = [ (t – ) + p(t - ) cos D (t – ) exp (- ) (b – 48)

1 1

Dengan peraturan trapezoidal ( = 2) : A A

(t) = [ (t – )+ p(t - ) cos D(t – )]exp (- )+ p(t) cos Dt (b–49) 2 2

Dengan peraturan Simpson ( = 3) : A A

(t) = [ (t – ) + p(t - ) cos D (t – )]exp (- )

2 2 4p(t - ) cos D(t – )exp (- ) + p(t) cos Dt

(b – 50)

Tambahan B(t) memberikan ekspresi yang sama kepada fungsi- fungsi sinus.

2. 7. Multy Degree Of Freedom

Persamaan gerakan dapat diekspresikan pada keseimbangan gaya- gaya yang

efektif dengan banyak derajat kebebasan. Secara umum ada 4 tipe dari gaya akan

digabungkan yaitu beban sebagai aplikasi dari luar pi(t) dan dengan banyak gaya

solusi dari gerakan yaitu, Inersia FIi, damping FDi, dan elastis FSi. Dari semua

banyak derajat kebebasan keseimbangan dinamik dapat diekspresikan yaitu:

FI1 + FD1 + FS1 = p1(t)

FI2 + FD2 + FS2 = p2(t)

FI3 + FD3 + FS3 = p3(t) (c – 1)

(52)

Atau vektor gaya- gaya disatukan di dalam kumpulan matriks yaitu,

FI + FD + FS = p(t) (c – 2)

Dimana MDOF ekivalen dengan SDOF pada persamaan (a – 1)

Secara umum gaya elastis adalah kumpulan dari displacement dari semua

struktur yaitu:

FS1 = k11 u1 + k12 u2 + k13 u3 + …+ k1n un (c – 3a)

Hal yang sama, gaya elastis masuk ke dalam degree of freedom u2 adalah:

FS2 = k21 u1 + k22 u2 + k23 u3 + … + k2n un (c – 3b)

Dan secara umum:

FSi = ki1 u1 + ki2 u2+ ki3 u3 + … + kin un (c – 3c)

Di dalam matriks, secara komplit dari gaya elastis dapat dituliskan:

FS1 k11 k12 k13 … k1i … k1N u1

FS2 k21 k22 k23 … k2i … k2N u2

. = ……… .. (c – 4)

FSi ki1 ki2 ki3 … kii … kiN ui

. ……… .

Atau secara simbolis, FS = k u (c – 5)

Jika asumsi dari damping berhubungan dengan kecepatan, tipe redaman, gaya-

gaya damping berhubungan dengan derajat kebebasan mungkin sebagai ekspresi dari

damping untuk dituliskan. Sebagai penelusuran persamaan (c – 5), komplit dari gaya-

gaya damping adalah:

(53)

FD2 c21 c22 c23 … c2i … c2N ú2

. = ……… . (c – 6)

FDi ci1 ci2 ci3 … cii … ciN úi

. ……….. .

Atau secara simbolis dapat dituliskan, FD = c ú (c – 7)

Gaya- gaya inersia mungkin dapat juga diekspresikan secara menyeluruh dari

koefisien- koefisien massa. Hubungan ini berelasi kepada percepatan dari derajat

kebebasan sehingga menghasilkan gaya- gaya inersia, secara penelusuran dari

persamaan (c – 5), gaya- gaya inersia diekspresikan menjadi:

FI1 m11 m12 m13 … m1N ü1

FI2 m21 m22 m23 … m2N ü2

. = ………. . (c – 8)

FIi mi1 mi2 mi3 … miN üi

. ……… .

Secara simbolis dapat dituliskan, FI = c ü (c – 9)

Substitusi persamaan (c – 5 ), (c – 7), dan (c – 9) ke dalam persamaan (c – 2)

memberikan secara komplit dengan keseimbangan dinamis pada struktur, yaitu pada

semua derajat kebebasan :

(54)

Persamaan ini adalah MDOF ekivalen dengan persamaan (a – 5); yang lain dari

persamaan SDOF dikembangkan dengan matriks dalam persamaan (c – 10), matriks

lain dihubungkan kepada bagian derajat kebebasan yang digunakan di dalam

displacement- displacement dari struktur. Persamaan (c – 10) diekpresikan kepada

persamaan- persamaan dari getaran untuk memperbaiki respon dari sistem MDOF.

2. 8. Analisa Single Story Linear

Perhitungan pada Respon Dinamik struktur bangunan pada daerah spesifik

yang ruang geraknya adalah suatu proses yang sangat kompleks. Pada penjabaran

persamaan- persamaan dari struktur bangunan serta dengan analisa time history pada

waktu yang sedikit menuju suatu nilai yang akurat. Analisa ini adalah yang pertama

kalinya ditemukan yaitu secara three dimensional struktur bangunan one- story (satu

lantai) dengan tiga derajat kebebasan yaitu: dua pendekatan arah gerakan horijontal

dan daerah rotasi (torsi). Perhitungan 3 derajat kebebasan ini mendekati level redaman

(isolasi) pada lantai pertama yaitu total mendekati 6 derajat kebebasan. Untuk langkah

(55)

Gambar 10 : Lantai 1 Free body diagram.

2.8.1. Prosedur Analisa

Analisa ini adalah penjabaran persamaan gerakan lantai satu dengan lantai

berikutnya. Gambar 1 menunjukan gambaran kembali ke free body diagram dengan

potongan struktur secara cermat dan akurat menuju ke lantai dua, dan yang jelas tetap

pada lantai 1. Gaya- gaya elastis dan gaya- gaya damping selama terjadi guncangan

dapat terlihat pada gambar, tetapi kenyataannya pada bagian

perpindahan(displacement) dan kecepatan(velocity) dari struktur, secara teliti,

berlangsung pada setiap lantai. Dengan mempelajari secara teliti pada gambar 10

[image:55.619.151.456.114.379.2]
(56)

(2 -1)

Gambar 11: Superstructure Free Body Diagram

Gambar 11: menyatakan free body diagram dari gambar struktur dan yang dipotong

diantara bearing dan pada lantai, kemudian didapat hitungan yang akurat pada

struktur. Pada kenyataannya dari gambar 10, gerakan gaya elastis dan gaya damping

tidak tampakan. Ada juga gaya gesekan bearing pada lantai base, tetapi juga tidak

diperlihatkan. Gambaran gaya gesekan bergantung pada kecepatannya. Dengan

memperhatikan gambar 11 persamaan dalam kurung dapat dituliskan dalam sebagai

[image:56.619.119.485.116.458.2]
(57)

(2-2)

Dimana :

Gaya inertia lantai ke- i

Gaya Damping lantai ke- i

Gaya Elastis lantai ke- i

Gaya gesekan pada level bearing

lantai ke - i; b untuk base, 1 untuk lantai 1 (atap)

Rumusan ini terjadi selama gesekan pada bearing yang dianalisa secara teliti ;

dan gesekan pada lantai akan diabaikan. Untuk memperjelas kasus gesekan pada level

bearing, sangat simpel menyusun koefisien gesekan yaitu , dan menjadi nol serta

proses yang diperoleh dari suatu solusi.

Dari persamaan (1) dan (2) diaplikasikan kepada 3 bagian; 2 arah horijontal

dan arah torsional dengan kembali pada momen- momennya. Pada penulisan

persamaan ini adalah dengan 3 derajat kebebasan, dan persamaan matriks dituliskan

(58)

(2-3)

(2-4)

Persamaan (2- 2) dan (2-3) dapat dikembangkan menjadi:

(2-5)

2.8.2. Persamaan- Persamaan Pada Gerakan Level Bearing.

Persamaan (4) dapat dikembangkan sesuai dengan persamaan semula. Dimana

gaya gesekan tidaklah setimbang di dalamnya. Dengan definisinya, gaya gesekan

adalah persamaan yang normal dan gesekannya biasa dengan constanta . Gaya- gaya

normal di dalam rumusan ini akan mengambil massa matriks secara berulang kali dan

percepatan vertikal total dari struktur bangunan, adalah gaya gravitasi yang

dijabarkan langsung pada percepatan vertikal gempa pada bearing- bearing, seperti

(59)

(2-6)

Yang mana:

(2-7)

(2-8)

(2-9)

(60)

(2-11)

percepatan gempa vertikal

Catatan matriks kekakuan adalah bagian kekakuan dari proses penjabaran.

Vektor perpindahan (displacement) dapat diperoleh selama posisi tepat pada

metode dasar, dimana pada kombinasi linear dari mode shapes akan digunakan

prakiraan displacement (perpindahan). Displacement (perpindahan) akan memberikan

catatan fungsi dari mode shapes pada struktur yaitu:

(2-12)

(2-13)

Vektor- vektor disatukan dalam banyak model, yaitu normal dan koordinat.

(61)

lainnya yaitu deformasi (perubahan) dari struktur, dari persamaan (12) dan persamaan

(13).

Model Shapes akan dijabarkan sebagai solusi umum pada masalah Nilai

Eigen.

(2-14)

(2-15)

Mode Shapes secara aktual menggunakan Vektor Eigen dari persamaan (2-14) dan

persamaan (2-15) dan frekuensi- frekuensi alami pada perhitungan penggunaan nilai

Eigen. Matriks dasar akan memberikan perhitungan hasil yaitu :

(2-16)

Dasar matriks lantai 1, , adalah bagian persamaan (2-14) dan mariks pada base

pada bearing- bearing, , adalah penjabaran pada persamaan (2-15).

Kolom- kolom matriks dasar diteruskan ke model shapes, dengan kolom

(62)

banyak model dari displacement (perpindahan), dan suatu kombinasi pada bagian 3

komponen yang aktual dari Respon struktur yaitu pada persamaan (2-12) dan (2-13).

Dimana, kontribusi dasar displacement (perpindahan) yang lain pada 3 derajat

kebebasan dari setiap lantai.

Mode Shapes adalah massa dengan sifat normal yang memberikan relasi

sebagai berikut:

(2-17)

Persamaan (2-6) akan dipermudah, dengan menggunakan persamaan (2-17), dengan

subtitusi pertama persamaan (2-12) yaitu :

(2-18)

Kemudian, dengan analisa perhitungan cara yang lain pada persamaan deformasi dari

model matriks untuk level bearing, diteruskan menjadi persamaan:

(63)

Kemudian, massa dengan sifat normal memberikan persamaan (2-17), adalah

menggunakan cara yang sederhana dengan ekspresi yaitu:

(2-20)

Persamaan matriks ini tetap pada 3 persamaan gerakan, yaitu 1 dari beberapa model

displacement (perpindahan). Yang lain dari 3 persamaan ditunjukan pada persamaan

(2-21), dengan n=1,2, atau 3, dengan kembali ke model displacement (perpindahan)

yang diteruskan pada persamaan:

(2-21)

Dengan substitusi menjadi:

(2-22)

(64)

(2-24)

(2-25)

Persamaan (2-22) adalah suatu ortogonal dari banyak model. Catatan, persamaan

(2-23) adalah matriks damping yang klasik. Untuk perhitungan yang simple digunakan

damping klasik akan pada thesis ini. diberikan dengan cara kembali kepada

damping ratio dari tiap lantai dengan model j. Persamaan- persamaan (2-24) dan

persamaan (2-25) adalah hasil dari matriks dengan banyak aplikasi dengan

(65)

Gambar 12 : Metode Percepatan Linear.

Persamaan (2-21) adalah tidak memberikan banyak solusi. Penyelesaian displacement

(perpindahan) dari struktur adalah dengan menggunakan fungsi waktu, dan dengan

penjabaran linear interpolasi akan memberikan nilai perubahan pada percepatan

(acceleration). Gambar 3 menunjukan Metode Percepatan Linear, di dalam percepatan

(66)

prakiran garis lurus yang tidak diketahui percepatannya selama interval waktu

berlangsung.

Situasi ini akan akurat dengan penggunaan waktu yang sedikit dan lebih efisien

disebut ∆t. Sebagai contoh, daerah percepatan gempa diredam pada Lembah bagian

irigasi dari Utara- Selatan tahun 1940 Elcentro, dan gempa bumi California adalah

meredam suatu interval waktu ∆t = 0,02 detik (sumber, Copra 2001).

Metode percepatan linear, diekpresikan pada model percepatan dari lantai

pertama dan gaya percepatan yang kemudian dituliskan sebagai berikut.

(2-26)

(2-27)

(2-28)

(2-29)

(67)

Sekarang, dengan substitusi persamaan (2-26) ke persamaan (2-29) ke dalam

persamaan (2-21) , maka persamaan menjadi:

(2-30)

Di dalam n = 1,2, dan 3

(2-31)

(2-32)

Persamaan (2-30) adalah sama dengan second- order non- homogeneous dengan

perbedaan persamaan dari solusi komplit dan solusi partikulir. Solusi homogeneous,

adalah solusi persamaan (2-30) jika sisi sebelah kanan di kalkulasikan menjadi nol,

yaitu:

(2-33)

Frekuensi damping alami dituliskan dalam bentuk:

(68)

Bilangan- bilangan konstan dan pada persamaan (2-33) dan batas

pengambilan initial condition akan di determinan.

Solusi mendekati ke persamaan (2-30) adalah:

(2-35)

Dengan substitusi ke persamaan (2-35) dan diderivasi ke persamaan (2-30), constan

pada serta diperoleh hasil yaitu:

(2-36)

(2-37)

Kombinasi dari solusi kompleks persamaan (2-33) dan solusi istimewa dari persamaan

(2-35) diekspresi kepada yaitu:

(69)

Dapat dilihat dari gambar 3, , menjadi dan mendekati suatu nilai

:

(2-39)

(2-40)

Nilai dapat digunakan langsung untuk merubah menjadi konstan dan , dan

pada pelaksanaan persamaan- persamaan (2-39) dan (2-40) kepada persamaan (2-38)

akan menjadi:

(2-41)

(2-42)

Sekarang persamaan disusun menjadi dengan substitusi persamaan (2-41) dan

(2-42) kembali memberikan solusi ke persamaan (2-38), dan memberikan ekpresi dari

adalah :

(2-43)

(70)

(2-44)

(2-45)

(2-46)

(2-47)

Hampir mendekati suatu persamaan baru yaitu dengan model kecepatan (velocity)

akan memberikan persamaan (2-38) dengan membuat suatu bagian yang teliti pada

waktu dan evaluasi yaitu . Model kecepatan (velocity) dapat dituliskan sebagai

berikut:

(2-48)

Dimana :

(2-49)

(71)

Model percepatan dapat juga diberikan pada persamaan (2-38) mendapatkan 2 bagian

dengan teliti dari waktu. Model percepatan dapat dituliskan sebagai berikut:

(2-51)

Dimana:

(2-52)

(2-53)

Dengan menggunakan persamaan (2-32), persamaan (2-51) dapat dituliskan sebagai

berikut:

(2-54)

Persamaan (2-54) di dalam kesatuannya dapat digunakan sebagai solusi dengan

menggunakan waktu sebagai metode, dan determinan dari respon bearing, serta

diperoleh redaman percepatan gempa dengan respon gaya- gaya yang bekerja pada

lantai pertama. Dimana, respon gaya pada lantai pertama belum diketahui. Kemudian

formulasi dibagi dan dideterminan dengan persamaan- persamaannya pada level

(72)

2.8.3. Gerakan Dari Persamaan- persamaan Lantai Pertama

Dari gerakan persamaan- persamaan pada lantai pertama, model- model shape

akan mendekati massa orthonormal dan dilanjutkan ke massa matriks .

Prakiraan ini membawa matriks massa untuk digunakan ke persamaan (2-5):

(2-55)

(2-56)

(2-57)

Kemudian, gaya damping adalah suatu asumsi yang klasik , dan dapat dipergunakan

dengan matriks diagonal. Prosedur ini diteruskan seperti mengerjakan persamaan

deformasi (2-6) ke persamaan (2-21), persamaan (2-5) dapat dituliskan sebagai

(73)

(2-58) Kemudian:

(2-59)

(2-60) Sekarang persamaan (2-58) dapat dituliskan dengan menggunakan metode persamaan percepatan linear yaitu :

(2-61)

Persamaan ini dapat dituliskan dengan menggunakan fungsi waktu . Pada waktu

integrasi, dan permodelan fungsi percepatan bersama model- model fungsi kecepatan

diteruskan menjadi :

(2-62)

Dengan fungsi integrasi didapat secara teliti yaitu model fungsi displacement dengan

(74)

(2-63) Evaluasi persamaan (2-58) dengan menggunakan waktu dan disubstitusi ke dalam

persamaan (2-61), (2-62), dan (2-63), dengan penambahan ke persamaan (2-58),

dapat ditulis yaitu :

(2-64)

Kemudian :

(2-65)

(2-66)

(2-67)

Dengan persamaan 64) diperoleh suatu fenomena. Dengan substitusi persamaan

(2-54) ke persamaan (2-64), maka apablia tidak mengetahui kecepatan pada bearing yang

(75)

(2-68)

Disamping persamaan (2-68) menjadi bagian dari dan formula (rumus) tambahan

dengan penjabaran sec

Gambar

Gambar a : Komponen dasar
Gambar b. Keseimbangan gaya
Gambar 2 : Dampak damping pada getaran bebas
Gambar 4 : Gambaran Vektor Rotasi dari Getaran Bebas
+7

Referensi

Dokumen terkait