Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
STRUKTUR GABLE FRAME DENGAN METODE PLASTIS
(Studi Literatur)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas
dan Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh:
CINTO TALENTA SIREGAR
030 424 027
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
ANALISIS TEKUK FLENS DAN WEB PROFIL IWF PADA
STRUKTUR GABLE FRAME DENGAN METODE PLASTIS
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas
dan Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh
CINTO TALENTA SIREGAR NIM : 030 424 027
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Ir. SANCI BARUS, MT NIP : 131 099 230
Mengetahui Mengesahkan
Koordinator PPE. FT. USU Ketua Departemen Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
Ir. Faizal Ezeddin, MS Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP : 130 878 007 NIP : 130 905 362
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tekuk adalah masalah yang paling rentan terjadi pada konstruksi baja yang
menggunakan profil IWF yang bentuk geometrisnya memang cukup tipis. Sehingga
suatu struktur yang menggunakan profil IWF harus benar-benar diperhitungkan
bahaya tekuk baik tekuk lokal (Flens dan Web) dan tekuk lateral. Struktur Gable
Frame merupakan salah satu bentuk kontruksi baja yang sering digunakan pada
bangunan-bangunan teknik sipil dan salah satu prinsip yang digunakan dalam
perencanaan struktur di bidang teknik sipil adalah bahwa struktur bangunan aman
dan ekonomis dalam pelaksanaannya.
Dalam tulisan ini metode disain yang digunakan ada dua yaitu metode Plastis
dan yang kedua LRFD (Load and Resistance Factor Design). Penulis menganalisa
karakteristik tekuk flens dan web pada struktur Gable Frame yang menggunakan
profil IWF dan struktur ditinjau pada kondisi plastis dengan berbagai tipe
pembebanan dengan bentang struktur berbeda. Dasar teoritis dalam Tugas Akhir ini
disajikan kemudian diterapkan dalam perhitungan struktur gable frame.
Dari perhitungan diperoleh bahwa profil IWF standart yang ada aman
terhadap tekuk lokal (flens dan web), dari dua metode yang dipakai hasil yang lebih
ekonomis diperoleh dengan menggunakan metode LRFD dibandingkan metode
Plastis. Hal itu dapat diketahui dengan diperolehnya dimensi profil IWF yang lebih
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Adapun suatu hal yang membahagiakan penulis adalah bahwa penulis
menyadari telah menyusun tugas akhir ini dan menyelesaikannya. Untuk itu penulis
patut bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kudus dan tuhan Semesta
Alam. Juga berterimakasih kepada semua orang yang karena keberadaan mereka
maka tugas akhir ini dapat penulis kerjakan sampai selesai.
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk menempuh ujian sarjana pada jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara. Pemilihan judul, pengarahan maksud dan tujuan, dan
dalam penyajiannya penulis mendapat bimbingan dari Bapak Ir. Sanci Barus, MT.
Untuk itu rasa terimakasih dan hormat saya tujukan kepada beliau.
Tugas akhir ini tentu banyak memiliki kekurangan dari berbagai segi, untuk
itu masukan dan perbaikan dari pihak yang berkompeten yakni Bapak/Ibu dosen
penguji dan pembanding akan selalu diperhatikan.
Turut juga rasa terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Ir. Teruna Jaya, MSc, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS, selaku Koordinator Program Pendidikan
Ekstension Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara;
4. Bapak Prof. DR. Ir. Bachrian Lubis, MSc, Bapak Ir. Syahrir Dulman dan Bapak
Ir. Mawardi Lubis selaku penguji tugas akhir;
5. Seluruh Staff Pengajar Program Pendidikan Ekstension serta para pegawai Tata
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
6. Kepada Orang Tuaku B. Siregar (+) dan T.K. Hutajulu serta seluruh keluarga
yang telah memberikan dukungan moral, materi dan doa;
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i Teknik Sipil Program Ekstension dan semua
teman-teman lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang turut
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini dapat memeberikan
manfaat kepada semua pihak yang memerlukannya.
Medan, Januari 2008
Hormat saya,
Penulis,
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum ... 1
1.2 Permasalahan ... 3
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Pembatasan Masalah ... 3
1.5 Metode Pembahasan ... 4
BAB II TEORI DASAR 2.1 Sifat dan Perilaku Material Baja ... 5
2.2 Kapasitas Momen Plastis ... 7
2.3 Faktor Bentuk ... 10
2.4 Faktor Keamanan ... 11
2.5 Sendi Plastis ... 12
2.6 Metode-metode Perencanaan Plastis ... 18
2.6.1 Teorema Statis (Lower Bound) ... 18
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
2.7 Analisa Struktur secara Plastis ... 19
2.7.1 Keruntuhan Struktur ... 20
2.7.2 Mekanisme Kombinasi ... 20
2.8 Tekuk dalam Desain Plastis ... 21
BAB III ANALISA TEKUK FLENS DAN WEB PADA DESAIN PLASTIS 3.1 Tekuk Lokal Flens dan Web ... 23
3.2 Tekuk Puntir Lateral ... 27
3.3 Pengaruh Gaya Aksial pada Momen Plastis ... 27
3.4 Pengaruh gaya Lintang... 34
3.5 Beban Aksial dan Momen pada Kolom ... 37
3.6 Analisa Plastis pada Struktur Gable Frame ... 38
3.6.1 Momen Plastis untuk Kondisi Mp1 < Mp2 ... 46
3.6.2 Momen Plastis untuk Kondisi Mp1 > Mp2 ... 59
3.6.3 Momen Plastis untuk Kondisi Mp1 = Mp2 ... 65
3.7 Desain Plastis dengan Metode LRFD ... 70
BAB IV APLIKASI 4.1 Data Perhitungan ... 73
4.2 Perhitungan Beban pada Frame ... 77
4.3 Kontrol Tekuk dengan Metode Plastis ... 99
4.3.1 Dimensi Balok ... 99
4.3.2 Dimensi Kolom ... 101
4.4 Kontrol Tekuk dengan Metode LRFD ... 103
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
4.4.2 Kontrol Stabilitas Tekuk Flens dan Web... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1.1 Perbandingan Maksimal antara lebar sayap dan
ketebalan sayap ... 25
Tabel 4.1 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri dan
Angin untuk bentang 30 meter ... 87
Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri
untuk bentang 30 meter ... 88
Tabel 4.3 Momen Plastis akibat Berat Sendiri untuk bentang 30 meter ... 89
Tabel 4.4 Momen Plastis akibat Berat Sendiri ditambah akibat beban
Angin untuk bentang 30 meter ... 89
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri dan
Angin untuk bentang 20 meter ... 90
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri
untuk bentang 20 meter ... 91
Tabel 4.7 Momen Plastis akibat Berat Sendiri untuk bentang 20 meter ... 92
Tabel 4.8 Momen Plastis akibat Berat Sendiri ditambah akibat beban
Angin untuk bentang 20 meter ... 92
Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri dan
Angin untuk bentang 8 meter ... 93
Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Momen Plastis akibat Berat Sendiri
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 4.11 Momen Plastis akibat Berat Sendiri untuk bentang 8 meter ... 95
Tabel 4.12 Momen Plastis akibat Berat Sendiri ditambah akibat beban Angin untuk bentang 8 meter ... 95
Tabel 4.13 Tabel Perhitungan Beban Angin ... 118
Tabel 5.1 Tekuk Flens dan Web dengan Metode Plastis ... 116
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Grafik Tegangan Regangan Material Baja ... 5
Gambar 2.2.a Diagram Idealisasi Tegangan-Regangan ... 8
Gambar 2.2.b Diagram Distribusi Tegangan dari Keadaan Elastis menuju Plastis akibat Momen Lentur profil I ... 9
Gambar 2.3.a Diagram Distribusi Tegangan dari Keadaan Elastis menuju Plastis akibat Momen Lentur profil I ... 10
Gambar 2.5.a Penampang Persegi Empat Analisa Elasto-Plastis ... 13
Gambar 2.5.b Penentuan Panjang Plastisifikasi ... 13
Gambar 2.5.c Defleksi pada Kolom akibat Tekuk ... 15
Gambar 2.5.d Kelengkungan Balok ... 15
Gambar 2.5.e Pengaruh Tekuk Lentur Badan ... 16
Gambar 2.5.f Gaya Sayap akibat Lengkungan Gelagar ... 17
Gambar 2.8 Metode Perkuatan Profil WF untuk Tekuk Lokal ... 22
Gambar 3 Gambar Tekuk Sayap pada Tiga Balok dengan Perbandingan b/t yang Berbeda ... 23
Gambar 3.1 Hasil Analisa Sayap untuk Profil WF ... 24
Gambar 3.2.a Distribusi Tegangan Balok ... 28
Gambar 3.2.b Diagram Tegangan pengaruh Gaya Aksial dan Momen ... 28
Gambar 3.2.c Kurva Interaksi dari Potongan Profil WF ... 30
Gambar 3.2.g Kurva Interaksi berbagai Bentuk Profil WF Nondimensional . 31
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Eccentrical pada Kolom ... 31
Gambar 3.2.i Kurva Interaksi Perkiraan desain antara Beban dengan Momen ... 32
Gambar 3.3.a Distribusi Gaya Lintang dan Lentur pada Balok Kantilever yang Leleh sebagian pada Kondisi Melentur ... 34
Gambar 3.6.1 Pembebanan Berat Sendiri ... 38
Gambar 3.6.2 Pembebanan akibat Angin... 39
Gambar 3.6.3 Penyederhanaan Pembebanan akibat Angin ... 40
Gambar 3.6.4a Mekanisme Balok Kiri ... 41
Gambar 3.6.4b Mekanisme Balok Kanan ... 41
Gambar 3.6.4c Mekanisme Sway ... 42
Gambar 3.6.4d Mekanisme Kombinasi ... 42
Gambar 3.6.4e Mekanisme Kombinasi + Mekanisme Balok Kiri ... 43
Gambar 3.6.4f Mekanisme Gable ... 44
Gambar 3.6.4g Mekanisme Sway + Mekanisme Balok Kanan ... 44
Gambar 3.6.4h Mekanisme Gable + Mekanisme Balok Kiri ... 45
Gambar 3.6.4i Mekanisme Gable + Mekanisme Balok Kanan ... 45
Gambar 4.1 Grafik Daerah Optimum akibat Berat Sendiri untuk Bentang 30 meter ... 96
Gambar 4.2 Grafik Daerah Optimum akibat Berat Sendiri dan Angin untuk Bentang 30 meter ... 96
Gambar 4.3 Grafik Daerah Optimum akibat Berat Sendiri untuk Bentang 20 meter ... 97
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
untuk Bentang 20 meter ... 97
Gambar 4.3 Grafik Daerah Optimum akibat Berat Sendiri untuk
Bentang 8 meter ... 98
Gambar 4.4 Grafik Daerah Optimum akibat Berat Sendiri dan Angin
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Pada umumnya bahan bangunan yang banyak dipakai adalah dari bahan baja,
beton, dan kayu. Tetapi dengan semakin majunya teknologi, pembuatan bahan baja
sangat banyak digunakan di Indonesia disamping bahan lainnya. Baja dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi seperti gedung, jembatan dan bentuk-bentuk
kontruksi lainnya.
Kontruksi bangunan besar seperti gudang, pabrik memerlukan ruangan yang
cukup luas tanpa tiang-tiang penyangga di tengah ruangan, sehingga diperlukan suatu
bahan kontruksi yang dapat digunakan untuk bentang yang cukup besar. Dengan
demikian penggunaan bahan baja sebagai bahan kontruksi utama sangat ekonomis
dan mudah didalam pelaksanaannya dibandingkan dengan bahan kontruksi yang lain.
Tetapi sebagai perencana kekuatan dan keamanan adalah prioritas utama selain
masalah ekonomis dan estetika struktur yang kita rencanakan. Struktur dinyatakan
kuat dan aman apabila struktur tersebut mampu memikul segala gaya, tegangan dan
juga lendutan yang timbul akibat pembebanan baik yang bersifat tetap ataupun
sementara. Kontruksi Gable Frame sering kali digunakan sebagai kontruksi
bangunan gudang dan pabrik dan didalam perencanaan tampang yang digunakan
untuk kontruksi baja tersebut kita mengenal tiga macam analisa yaitu secara Elastis
(ASD = Allowable Stress Design), secara Plastis dan secara LRFD (Load Resistence
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Analisa secara Elastis adalah bila suatu struktur yang dibebani beban tertentu
telah mencapai tegangan leleh, hal tersebut dianggap keadaan yang berbahaya
sehingga ditetapkan tegangan-tegangan ijin tidak boleh dilampaui dan besarnya
cukup rendah dibawah tegangan leleh badan.
Analisa secara Plastis (Plastic Design) adalah apabila suatu beban tertentu
didalam struktur telah mencapai tegangan leleh namun struktur masih dapat
menerima sejumlah beban tambahan sebelum struktur mengalami keruntuhan.
Sebagai contoh pada struktur yang hiperstatis terdapat puncak-puncak momen lebih
dari satu tempat. Apabila beban diperbesar maka pada penampang akan mempunyai
puncak momen tertinggi dan akan mengalami peningkatan tegangan sehingga timbul
gejala plastis pada tampang tersebut, sedangkan penampang-penampang yang lain
masih dalam keadaan elastis. Beban terus ditambah dan penampang yang mengalami
plastis tidak dapat menerima penambahan momen lebih lanjut dan momen tidak
meningkat lagi. Selanjutnya akan terjadi redistribusi momen menuju
penampang-penampang yang belum mengalami plastis yang tinggi yang nantinya akan memikul
penambahan beban selanjutnya, sampai penampang-penampang tersebut mengalami
plastis. Setelah terbentuk cukup banyak sendi-sendi plastis yang membuat struktur
atau sebahagian menjadi labil dan akhirnya struktur runtuh.
Dalam suatu perencanaan struktur hal utama yang dihitung adalah momen,
lintang dan normal. Kemudian dikontrol terhadap tegangan-tegangan yang lain
akibat Gaya-gaya Dalam baik tegangan lentur, geser maupun tegangan normal.
Namun demikian, tinjauan terhadap masalah tekuk merupakan masalah yang tidak
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
saja mengalami tekuk pada tegangan yang relatif masih sangat rendah, dibawah
tegangan hancur untuk baja.
1.2 Permasalahan
Bahaya tekuk pada profil flens dan web cukup berbahaya terhadap
ketidakstabilan struktur baja dan dalam hal ini difokuskan struktur Gable Frame yang
cukup banyak digunakan dalam bangunan teknik sipil. Perencanaan dengan metode
plastis umumnya menghasilkan struktur yang lebih ekonomis daripada metode
elastis.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan tugas akhir ini adalah untuk melihat
kelakuan tekuk sayap (flens) dan badan (web) pada struktur Gable Frame yang
mengalami pembebanan tertentu yang dianalisa dengan metode plastis sehingga
didapatkan profil yang ekonomis dan aman.
1.4 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam Tugas akhir ini adalah:
1. Analisa dengan cara plastis.
2. Penampang balok dan kolom berbentuk profil IWF.
3. Sambungan balok dan kolom dianggap cukup kuat dan direncanakan dengan
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
4. Beban luar yang ditinjau adalah beban merata q yang merupakan berat
kontruksi dan beban angin dengan koefisien pembebanan diambil dari
Peraturan Muatan Indonesia.
5. Analisa tekuk yang ditinjau khusus tekuk flens dan web.
6. Aplikasi pada struktur Gable Frame.
1.5 Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur
yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari buku yang berhubungan
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Sifat dan Perilaku Material Baja
Baja adalah salah satu bahan kontruksi yang penting yang mempunyai
kekuatan tinggi. Sifat dominan dari struktur baja adalah sifat daktilitas. Dengan sifat
ini struktur baja mampu berdeformasi dalam tegangan setelah batas elastis dilampaui
sampai batas tertentu tanpa terjadi kegagalan pada struktur. Analisa struktur
konstruksi baja biasanya diasumsikan bahwa tegangan struktur tersebut dalam batas
elastis atau defleksinya kecil. Struktur akan bertegangan rendah dan terjadi
pemborosan baja. Karakter inilah yang memungkinkan adanya peralihan dari analisis
elastis ke analisis plastis.
Perilaku material baja yang mengalami pembebanan tarik dapat dilihat
melalui grafik tegangan regangan pada Gambar 2.1.
σ (tegangan)
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
0 Elastis Plastis ∈(regangan)
Gambar 2.1 Grafik tegangan regangan material baja Keterangan grafik:
−Daerah 0 a merupakan garis lurus dan menyatakan daerah linier elastis.
Kemiringan garis ini biasanya disebut sebagai modulus elastisitas atau
Modulus Young (E).
−Titik a menyatakan titik leleh atas (upper yield point) untuk baja lunak dan
besar tegangan σyu,
−Titik b menyatakan leleh bawah (lower yield point) dengan besar tegangan σy.
−Daerah b c grafiknya horizontal dengan kata lain regangan bertambah terus
tetapi tegangan tidak bertambah meskipun bebannya konstan. Kondisi ini
disebut melelehnya baja, tegangannya disebut batas leleh dan sifat dalam
daerah bc ini dapat disebut plastis.
−Titik c yaitu titik akhir sebelum tegangan mengalami sedikit kenaikan adalah
tidak tentu. Tetapi sebagai perkiraan titik c terletak pada regangan sekitar
0,014 atau secara praktis diterapkan kira-kira sepuluh kali besarnya regangan
leleh.
−Daerah c e adalah daerah strain hardening, terjadinya pertambahan regangan
akan diikuti pertambahan tegangan tetapi hubungan tegangan-regangannya
bersifat tidak-linier lagi. Kemiringan garis sesudah titik c didefenisikan
sebagai Es. Pada titik d tegangan mencapai nilai maksimum yang disebut
tegangan tarik ultimate (ultimate tensile strenght) disebut σult. Pada titik d
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
−Daerah d e merupakan strain softening, harga tegangan nominal menurun
selanjutnya di titik e material akan putus.
Regangan (strain) menyatakan besarnya perubahan panjang dilambangkan
dengan ∈ dan tegangan (stress) menyatakan gaya per satuan luas yang bekerja pada
penampang tersebut, dilambangkan dengan σ.
l - lo
∈ = ... (2-1) lo
P
σ = ... (2-2) A
Dimana :
l = Panjang batang setelah mendapat beban
lo = Panjang mula-mula
P = Gaya aksial yang bekerja pada penampang
A = Luas penampang
Sangat penting untuk dimengerti bahwa regangan yang terjadi pada daerah
plastis baja sangat kecil sekali. Untuk perencanaan plastis regangan kritisnya tidak
boleh melebihi 1,5%. Tegangan rata-rata atau nominal maksimum memenuhi syarat
untuk dipakai dalam perencanaan plastis.
Analisis secara plastis bertujuan untuk menentukan besarnya beban runtuh
tersebut, selain itu juga akan diketahui apa yang akan terjadi pada suatu struktur dan
bagaimana tingkah lakunya apabila tegangan regangan dari material telah melampaui
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
2.2 Kapasitas Momen Plastis
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam menganalisis suatu elemen struktur yang
mengalami pembebanan lentur di daerah plastis:
1. Material bersifat homogen
2. Regangan sebanding dengan jarak dari garis netral (bidang yang rata pada
saat tak terdeformasi akan tetap rata setelah deformasi).
3. Hubungan tegangan regangan diidealisasikan sebagai dua garis lurus:
σ (tegangan)
σy b c
∈(regangan)
Daerah elastis Daerah plastis
Gambar 2.2.a Diagram idealisasi tegangan-regangan
Dari idealisasi hubungan tegangan-regangan ini dapat ditambahkan bahwa
regangan yang terjadi demikian kecil, sehingga bagian daktilitas dari baja
masih banyak tersedia. Selanjutnya diasumsikan juga bahwa sifat tekan
adalah sama dengan sifat tarik.
4. Deformasi yang terjadi cukup kecil.
Gaya Dalam seperti momen lentur, aksial dan lateral akan timbul pada
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
batang (profil). Urutan diagram tegangan yang menunjukkan perubahan tegangan
yang terjadi apabila beban luar pada struktur ditambah secara bertahap dapat dilihat
pada gambar berikut:
σy σy σy p
z
σy σy σy
Potongan penampang situasi leleh situasi elastoplastis situasi plastis
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
Gambar 2.2.b Diagram distribusi tegangan dari keadaan elastis menuju plastis akibat momen lentur profil I
Keadaan pertama memperlihatkan diagram tegangan yang berbentuk segitiga,
yaitu bervariasi dari nol pada garis netral sampai berharga maksimum pada serat
keluar profil. Apabila beban diperbesar terus maka tegangan pada serat terluar akan
mencapai tegangan leleh (σy).
Keadaan kedua memperlihatkan digram tegangan yang terjadi akibat
pembebanan yang terus ditambah. Tegangan pada serat terluar tetap sebesar tegangan
leleh, dan sebagian daerah di bawah serat terluar telah mengalami leleh juga.
Keadaan ini dikenal sebagai keadaan elasto plastic (partially plastic).
Keadaan ketiga memperlihatkan diagram tegangan yang berbentuk persegi
panjang. Semua bagian dari penampang telah mencapai tegangan leleh. Keadaan ini
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Diagram tegangan pada Gambar 2.2.b diakibatkan oleh momen lentur saja.
Setiap penampang pada elemen struktur tidak selalu hanya memikul lentur saja akan
tetapi ada yang memikul momen lentur dan gaya aksial atau momen lentur dan gaya
geser. Penampang yang memikul gaya lentur dan gaya aksial terjadi di kolom
sedangkan penampang yang memikul momen lentur dan gaya geser terjadi di balok.
2.3 Faktor Bentuk
Faktor bentuk diperoleh dari momen plastis dibagi dengan momen elastis,
atau dapat juga diperoleh dari modulus plastis dibagi dengan modulus elastis.
Untuk penampang profil faktor bentuk dapat ditinjau dari penampang yang
mengalami peningkatan tegangan leleh menuju tegangan plastis.
σy σy σy p
h z
σ
y σy σy Potongan penampang situasi leleh situasi elastoplastis situasi plastis
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
Gambar 2.3.a Diagram distribusi tegangan dari keadaan elastis menuju plastis akibat momen lentur
Dari Gambar 2.3.a diperoleh besar momen dalam situasi leleh/elastis dan
plastis yaitu dari Gambar 2.3.(1):
( )
b hh h
C
My y
3 2 2 / 2 3
2
1
=
= σ
y
y S
h
b σ = σ
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Dari Gambar 2.3.(3) diperoleh:
h b h h
C
Mp y
3 2 2 2 2 = = σ y y Z h
b σ = σ
= 2
4 1
... (2-4)
Dimana:
S = modulus elastis penampang
Z = modulus plastis penampang
Dengan membandingkan persamaan (2-3)dan(2-4) diperoleh faktor bentuk (f)
f = = = 1,5 S Z M M y p
Besarnya modulus elastis dan modulus plastis ini berbeda tergantung bentuk
penampang. Dengan cara yang sama untuk penampang I (WF) dapat diturunkan
bahwa: y y S d tf d tb b bd
M σ = σ
− − − = 6 ) 2 )( ( 6 2 2 y y p Z d tf d tb b bd
M σ = σ
− − − = 4 ) 2 )( ( 4 2 2
f = y p M M = S Z ... (2-5)
2.4 Faktor Keamanan
Pada teori elastisitas factor keamanan didefenisikan sebagai tegangan leleh
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
kondisi tegangan leleh dibagi dengan beban kerja. Beban kerja adalah beban yang
menimbulkan tegangan izin maksimum. Bahwa faktor keamanan itu dapat ditulis:
e =
i y
σ σ
... (2-6)
Sedangkan pada teori plastisitas faktor keamanan / beban merupakan hasil
pembagian antara kapasitas beban maksimum dengan beban kerja yang ekivalen
dengan momen plastis (Mp) dibagi dengan memen leleh (My) yang dapat ditulis
sebagai berikut:
=
i y
σ σ
y p M M
... (2-7)
Maka
=
i y
σ σ
f ... (2-8)
Dimana:
= faktor keamanan / beban dalam keadaan plstis
σy = tegangan leleh
σi = tegangan izin
f = faktor bentuk penampang
2.5 Sendi Plastis
Alasan dari suatu struktur dikatakan dapat menahan suatu beban batas, karena
terjadinya sendi-sendi plastis pada tempat-tempat tertentu. Sendi plastis hanya terjadi
pada struktur yang penampangnya telah mengalami full-plastic, jadi pada sendi
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Dari kurva M-ϕ dapat ditemtukan karakteristik dari sendi plastis yang
bersangkutan. Hal-hal yang penting menyangkut sendi plastis adalah sebagai berikut:
1. Setelah limit elastis dicapai, kurva M - ϕ harus mendekati garis horizontal
dengan cepat, pada kondisi harga M sesuai harga Mp.
2. Pada keadaan diatas terjadi penambahan tak terhingga dari kelengkungan di
tempat momen plastis.
Dua keadaan ini diatas dapat diperlihatkan secara matematis sebagai berikut:
M = EIϕ ( 0 < ϕ < ϕp )
M = Mp (ϕ > ϕp )
Dimana:
ϕp = Mp / EI
Penampang yang dibahas dalam skripsi ini adalah penampang plastis
sehingga panjang plastisifikasi dari penampang adalah nol. Ini dapat dibuktikan dari
analisa berikut:
σy
2D αD
σy
B
Gambar 2.5.a Penampang segi empat analisa elasto plastis
Dari gambar diatas diturunkan persamaan kapasitas penampang elasto
plastisnya sebagai berikut:
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
P
2D
Lp B
M x Mp Mx
Gambar 2.5.b Penentuan panjang plastisifikasi
Dari gambar diatas diturunkan persamaan untuk menghitung panjang
plastisifikasi elemen:
Mx = Mep ... (2-10)
Mx = Mp (1 – x / l ) ... (2-11)
Dari persamaan (2-9) , (2-10) dan (2-11) didapat rumus panjang plastisifikasi:
x = α2 1/3 ... (2-12)
Dimana:
x = panjang plastisifikasi
l = panjang batang (elemen)
α = koefisien elastis
Mp = kapasitas penampang plastis
Mep = kapasitas penampang elasto plastis
σy = tegangan leleh baja
B = lebar penampang segi empat
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Dari persamaan (2-12) dapat dilihat bahwa panjang plastisifikasi (x) akan
bernilai nol bila analisis penampang berdasarkan plastis karena koefisien elastinya
sama dengan nol (α = 0 ).
Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk antara lain karakteristik
kekakuan elemen struktur, bentuk penampang, ukuran penampang, kondisi ujung
elemen struktur dan panjang kolom/kelangsingan kolom. Namun kelangsingan
kolom merupakan pokok permasalahan utama dari suatu elemen struktur baja yang
mengalami lenturan akibat pembebanan gaya aksial yang telah mencapai beban
kritisnya, sehingga mengalami defleksi dan besar defleksinya dapat ditahan oleh
kekakuan lentur EIx atau EIy.
Gambar 2.5.c Defleksi pada kolom akibat tekuk
Dalam teori plastis hubungan momen-kelengkungan juga merupakan hal yang
penting, karena telah kita ketahui bahwa pada saat terjadi sendi plastis struktur akan
berotasi secara tidak terbatas. Seperti Gambar2.5.b jika gaya luar P bekerja balok
tersebut akan melentur. Dengan material yang homogen, balok akan mengalami
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
bekerja padanya. Perubahan akibat lentur murni dapat ditunjukkan oleh Gambar
2.5.d.
Gambar 2.5.d Kelengkungan Balok
Titik A, B dan C akan tertekan, sedangkan titik A1, B1 dan C1 akan meregang.
Perpanjangan garis A1-A, B1-B, C1-C akan bertemu di suatu titik, katakanlah titik O.
Dalam hal ini kita masih mengikuti asumsi bahwa bidang rata akan tetap rata dan
selalu tegak lurus serat memanjang. Sudut yang terbentuk akibat terjadinya
perubahan kelengkungan di titik A dan B atau B dan C, kita nyatakan ∆∅. Kalau
∆∅ cukup kecil,
a b = (ρ - y) ∆∅, dan a1b1 = ρ∆∅
dengan ρ adalah jari-jari kelengkungan.
Maka regangan memanjang di suatu serat sejauh y dari sumbu netral adalah:
∈ =
1 1
1 1
b a
b a ab−
∈ = -
ρ
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
dimana 1/ρ menunjukkan kelengkungan dan tanda negatif menunjukkan bahwa
bagian atas garis netral berada pada posisi tekan, sedangkan bagian dibawah garis
menunjukkan posisi tarik.
Tekuk lentur terjadi bila h/t melampaui 975/ Fcr . Untuk kasus ini sayap
bisa dibayangkan sebagai batang tekan yang independent terhadap bagian gelagar
[image:30.595.121.526.567.835.2]lainnya.
Gambar 2.5.e Pengaruh “tekuk lentur” badan
Kelengkungan gelagar dapat menimbulkan komponen gaya sayap yang
mengakibatkan tegangan tekan pada tepi-tepi badan yang berhubungan dengan sayap
(Gambar 2.5.f).
Bila badan stabil terhadap tegangan tekan akibat komponen tranversal dari
gaya sayap tersebut, sayap tidak tertekuk vertikal. Namun jika sayap dianggap tidak
memiliki kekakuan untuk menahan tekuk vertikal deformasi total ∈f dx adalah
∈f dx = dφ
2 h
dφ = dx
h
f
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.5.f Gaya Sayap akibat Lengkungan Gelagar.
2.6 Metode-metode Perencanaan Plastis
Mekanisme keruntuhan terjadi apabila sudah terbentuk sejumlah sendi plastis
yang membuat stuktur sebahagian atau seluruh menjadi labil. Pada kondisi ini
defleksi akan bertambah sebagai akibat dari rotasi sendi-sendi pastis, tetapi momen
dalam sendi plastis tetap tidak berubah, yaitu sebesar kapasitas momen plastis
penampang.
Dalam struktur yang sederhana, penentuan mekanisme runtuh dapat
dilakukan dengan mudah. Untuk struktur yang lebih kompleks terdapat beberapa
mekanisme yang mungkin terjadi dan mekanisme runtuh yang dipilih adalah yang
diakibatkan momen plastis terkecil. Beberapa teorema dibuat untuk membantu dalam
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
2.6.1 Teorema statis (Lower Bound)
Teorema ini mengatakan jika semua momen yang terdistribusi dalam
struktur memenuhi syarat keseimbangan dan besarnya tidak melebihi kapasitas
momen plastis.
2.6.2 Teorema Kinematis (Upper Bound)
Teorema ini mengatakan dari semua mekanisme yang dibentuk oleh
sendi-sendi plastis (pada posisi yang berlainan), maka mekanisme runtuh adalah yang
memilih beban terkecil.
2.7 Analisa Struktur secara Plastis
Analisa struktur secara plastis bertujuan untuk menentukan beban batas yang
akan membuat struktur mengalami keruntuhan.
Analisa konstruksi sebelum keruntuhan menghasilkan beban batas:
pk = pb / λ ... (2-13)
Dimana:
pk = beban kerja
pb = beban batas
λ = faktor beban
Penggunaan faktor beban untuk pelayanan bermacam-macam beban, diambil
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Faktor beban 1,7 untuk beban hidup dan mati dan dalam kombinasinya dengan
beban angina atau gempa diambil 1,3.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai dalam menganalisa suatu struktur
yang direncanakan secara plastis, yaitu:
- Metode grafostatis
- Metode relaksasi momen
- Metode mekanisme
Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode mekanisme, karena
metode ini dapat digunakan menganalisa struktur dengan cepat dan mudah.
Prinsip metode mekanisme adalah pemilihan mekanisme keruntuhan yang
memberikan beban vertikal terkecil (sesuai dengan teorema kinematis).
2.7.1 Keruntuhan Struktur
Keruntuhan yang terjadi pada suatu struktur dapat bersifat total ataupun
parsial. Suatu struktur hiperstatis berderajat n dikatakan mengalami keruntukan total
jika kondisinya telah labil, yaitu ketika telah terbentuk lebih dari n buah sendi plastis.
Keruntuhan parsial terjadi ketika sendi plastis yang terbentuk pada mekanisme
keruntuhan tidak menyebabkan struktur hiperstatis menjadi statis tertentu. Jadi
struktur masih bersifat hiperstatis dengan derajat yang lebih rendah dari srtuktur
semula.
Keruntuhan parsial dapat terjadi jika:
- Ada sendi plastis yang telah mencapai kapasitas rotasi maksimum sebelum
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
- Adanya bagian-bagian tertentu dari struktur yang telah mencapai beban
tekuknya sehingga struktur tidak mampu mempertahankan kondisi stabilnya.
2.7.2 Mekanisme Kombinasi
Suatu struktur statis tak tentu mempunyai sejumlah mekanisme keruntuhan
yang berbeda. Mekanisme keruntuhan yang sebenarnya adalah mekanisme yang
memberikan suatu beban runtuh yang terkecil.
Mekanisme-mekanisme yang dimiliki suatu struktur Gable Frame:
- Mekanisme balok
- Mekanisme goyangan
- Mekanisme kombinasi
Mekanisme-mekanisme kombinasi dapat dihasilkan dari suatu mekanisme
yang memberikan beban runtuh yang terkecil.
Setiap mekanisme di atas mempunyai keseimbangan-keseimbangan yang
diturunkan dari prinsip kerja virtual.
Persamaan kerja virtual:
ΣWj δj = Σ Mi θi
Dimana:
Wj = beban luar
δj = deformasi struktur
Mi = momen lentur penampang kritis
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Di dalam analisa ini bahwa kelengkungan ( kurvatur) batang bernilai nol,
yaitu posisi batang di antara dua sendi plastis yang bersebelahan diasumsikan tetap
lurus. Atau dianggap protasi sendi plastis tidak terbatas.
2.8 Tekuk dalam Desain Plastis
Pada dasarnya tekuk dalam desain plastis tidak jauh berbeda dengan tekuk
dalam desain elastis, dimana yang membedakannya adalah pada keadaan plastis
beban sudah mencapai batas. Tekuk dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
1. Tekuk Lokal (Local Buckling), termasuk di dalamnya tekuk sayap (flange)
dan tekuk badan (web).
2. Tekuk Lateral (Lateral Buckling)
Terjadinya tekuk terhadap suatu struktur dipengaruhi oleh momen, gaya aksial
dan gaya lintang. Khusus untuk penampang profil IWF kemampuan batang profil
dalam menahan bahaya tekuk dipengaruhi oleh rasio atau perbandingan antara lebar
sayap terhadap tebalnya (b/t) dan rasio antara tinggi badan dengan tebal badan (d/w).
Tekuk lateral sangat dipengaruhi oleh panjang batang. Untuk mencegah bahaya
tekuk terhadap suatu batang biasanya dilakukan perkuatan berupa pengaku vertikal.
Tekuk lokal diatasi dengan memperkuat sayap dan badan seperti gambar 2.8.1, dan
tekuk lateral misalnya untuk kontruksi jembatan dengan menambah gelagar
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
[image:36.595.157.445.285.512.2]USU Repository © 2009
Gambar 2.8 Metode perkuatan profil WF untuk Tekuk Lokal
BAB III
ANALISA TEKUK FLENS DAN WEB PADA DESAIN PLASTIS
Sebagaimana telah disinggung pada bab II bahwa tekuk dipengaruhi oleh
momen, gaya aksial dan gaya lintang maka berikut ini ditinjau pengaruh gaya-gaya
tersebut terhadap momen plastis.
Apabila sebuah balok ditegangkan melewati batas elastis, akhirnya sayap atau
badan dari profil tersebut akan tertekuk seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
[image:37.595.121.461.652.840.2]USU Repository © 2009
Gambar 3 Gambar tekuk sayap pada tiga balok dengan perbandingan b/t yang berbeda
Tekuk Lokal Flens dan Web
Untuk batang yang tidak langsing dapat dianggap cukup mampu untuk
mempertahankan bentuknya jika mengalami tegangan plastis, tetapi untuk batang
yang langsing tekuk lokal bisa terjadi segera setelah momen plastis tercapai. Apabila
telah terjadi perubahan bentuk maka kapasitas momennya akan menurun dan tekuk
lokal yang terjadi akan mencegah penampang menderita momen plastis sampai
terbentuknya sendi plastis. Karena itu untuk memenuhi persyaratan kapasitas
deformasi, elemen batang tekan harus memiliki ratio lebar profil dan tebal yang
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
[image:38.595.157.439.284.394.2]USU Repository © 2009 bar 3.1
Gambar 3.1 Hasil analisa sayap untuk profil WF
Gambar sebelah atas menunjukkan kriteria untuk menentukan “Adequate
Perpormance”. Apabila sayap tertekuk dan momen turun dibawah nilai Momen
Plastis dimana tegangannya lebih kecil ∈st seperti ditunjukkan oleh kurva yang
putus-putus, keadaan ini disebut Unstatisfactory. Disisi lain apabila tekuk flens
pengurangan momennya terjadi di luar batas ∈st maka disebut sebagai Adequate
Performance. Hasil ini menunjukkan bahwa pada daerah plastis dibatasi oleh badan
(web) terhadap sayap adalah sangat kecil, sehingga apabila ratio dari lebar terhadap
tebal lebih kecil dari 17, maka “failure/kegagalan” tidak akan terjadi sampai ∈ > ∈st.
Hubungan ini didapat dengan menganggap tidak ada gaya lintang dan axial di batang
tersebut. Tetapi karena gaya lintang dan gaya aksial juga selalu terdapat dalam suatu
balok, maka harus diperhitungkan lagi pengaruhnya. Tetapi gaya lintang dan aksial
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh gaya aksial terhadap tekuk badan adalah sangat signifikan karena
pengaruh gaya aksial adalah meningkatkan tinggi (depth) dari batang yang mencapai
leleh akibat tekanan.
Dapat disimpulkan bahwa untuk meyakinkan compresive strain dapat
mencapai ∈st tanpa terjadinya tekuk.
Untuk menghindari tekuk lokal pada balok harus memenuhi persyaratan
berikut dibawah ini:
Fy ( ksi )
f
t b 2 36
42 45 50 55 60 65
8,5 8,0 7,4 7,0 6,6 6,3 6,0
Tabel 3.1.1 Perbandingan Maksimal antara lebar sayap dan ketebalan sayap
Sedangkan untuk badan diberikan batasan sebagai berikut:
25 , 0 4
, 1 1 412
≤ ⇒
− ≤
y y
y
b P
P P
P t
d σ
dan
25 , 0 257
≥ ⇒
≤
y y
b P
P t
d σ
Dimana:
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Py = y x A, kips (453,6 kg)
A = luas tampang batang, in2 (6,452 cm2)
Untungnya hampir semua profil WF memenuhi persyaratan ini. Semua sayap
dari profil I dan profil WF yang digunakan sebagai balok memenuhi syarat diatas
kecuali bentuk yang lebih kecil.
Dalam hal perbandingan d/tb pada kenyataannya semua balok profil I
memenuhi dan hampir semua WF memenuhi. Untuk d/tb = 55 dapat diaplikasikan
untuk gaya tekan aksial 15% Py (P= 0.15Py). Untuk d/tb >55 atau untuk 0.15 < P/Py
<0.27, persamaan dibawah ini memberikan nilai-nilai maksimum d/tb yang diijinkan:
d/tb = 70 – 100 P/Py, (0 < P/Py < 0.27) ... (3-2)
Untuk profil yang tidak memenuhi persamaan 3-1 dapat diperkuat secara
lokal di area sendi plastis seperti Gambar 2.8.1 dibawah ini yang menyarankan
beberapa metode yang dapat diterapkan. Perbandingan lebar dan tebal semua
pengaku untuk hal ini tidak boleh lebih besar dari 8,5. Tentu saja hal tersebut
menambah biaya struktur, dan harus digunakan hanya apabila tidak ada lagi pilihan
profil lain. Dalam hal ini dapat dicatat bahwa tipe kotak memiliki beberapa
keuntungan seperti faktor bentuk yang lebih tinggi dan perlawanan terhadap lateral
buckling yang lebih tinggi.
Tekuk Puntir Lateral
Untuk membatasi tekuk puntir lateral berdasarkan peraturan AISC
memberikan jarak maksimum yang tak perlu dibantu perkuatan dari sendi putar
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Lcr = 25 0,5
1375
− > ⇒
+
p y
y
M M r
σ
Lcr = 0,5
1375
− < ⇒
p y
y
M M r
σ
Dimana:
Lcr = Panjang, in. (yang tidak memerlukan perkuatan pada sayap)
ry = Jari-jari putaran, in. (sumbu lemah)
M = Momen lentur utama beban kerja kali faktor beban
Mp = Momen plastis, Kips in = y Zx (1152,14 kg cm)
Zx = Modulus plastis, in3 (16,387 cm3)
Pengaruh Gaya Aksial pada Momen Plastis
Dalam hal penyebab ketidakstabilan kolom keberadaan gaya aksial
cenderung mengurangi momen plastik. Tetapi prosedur design dapat dimodifikasi
dengan mudah untuk memperhitungkan pengaruhnya karena karakteristik penting
dari sendi plastik tetap ada walaupun kapasitas momen dikurangi. Tetapi untuk
bangunan bertingkat momen tahanan kolom di lantai terendah akan berkurang
dengan adanya gaya aksial dan evaluasi beban ultimate harus dipertimbangkan.
σy σy
M
P
σy
(a) (b) (c) (d)
Elastic Partially Complete
[image:41.595.130.465.587.724.2]limit plastic yield
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2.a menunjukkan “distrubusi tegangan” balok pada berbagai
tahapan deformasi yang disebabkan gaya tekan dan momen. Karena adanya gaya
aksial bagian yang tertekan akan terlebih dahulu meleleh dari pada bagian yang
tertarik. Pada akhirnya plastisifikasi terjadi karena adanya gaya aksial diagram
tegangan tidak lagi memiliki area tekan dan tarik yang sama sebagaimana terjadi
[image:42.595.134.506.274.446.2]apabila yang ada hanya momen murni.
Gambar 3.2.b
Gambar 3.2.b Gambaran (b) diagram tegangan pengaruh gaya aksial dan (c) diagram tegangan pengaruh momen
Dengan demikian sebagaimana ditunjukkan Gambar 3.2.b, distribusi total
tegangan (sket a) dapat dibagi dua bagian yaitu bagian yang diasosiasikan dengan
gaya aksial (sket b) dan bagian yang berhubungan dengan momen lentur (sket c).
Untuk keadaan yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2.b dengan garis netral terdapat di
badan, gaya aksialnya diberikan oleh persamaan:
P = 2 σy yo w ... (3-3)
Dimana:
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
− − − 2 2 1
2 y y
y P A b P A d σ σ σ
yo = Jarak dari tengah ke garis netral
w = Ketebalan badan
Momen lentur yang terjadi Mpc diberikan dengan persamaan dibawah ini:
Mpc = σy (Z – w yo²) ... (3-4)
Z = Modulus plastisitas
Dengan mensubstitusikan Yo yang diperoleh dari persamaan 3-3 ke
persamaan 3-4, momen lentur yang terjadi dapat dinyatakan sebagai fungsi dari gaya
aksial P:
Mpc = Mp - ,
4
2
w P
y
σ [ P ≤ σy w (d – 2t)] ... (3-5)
Dengan membagi persamaan 3-5 kiri dan kanan dengan Mp = σy Z,
diperoleh − < < − = A t d w P P P P wZ A M M y y p
pc ( 2 )
0 , 4 1 2 2 ... (3-6)
Dengan proses yang sama, Mpc sebagai fungsi dari P dapat ditentukan apabila
garis netral berada di sayap, bukan di badan (web), hasilnya adalah:
P =σy
(
A−b(d−2yo)
... (3-7)Mpc =
2 − 2
4 o
y y
d b
σ ... (3-8)
Dimana
Mpc =
(
)
(
σywd−2t <P<Py)
... (3-9)Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
< < −
− −
−
= 1 , ( 2 1
2 1
2
2
y y
y p
pc
P P A
t d w P
P b A P
P d Z A M
[image:44.595.157.485.225.502.2] [image:44.595.116.423.691.839.2]M ... (3-10)
Gambar 3.2.c menunjukkan kurva interaksi untuk sebuah profil WF 31x8
yang dihasilkan dari analisis persamaan 3-5 dan 3-9.
Gambar 3.2.c Kurva interaksi dari potongan profil WF
Ketika gaya aksial sama dengan nol, M = Mp apabila gaya aksial mencapai
nilai P = Py = σy A, maka kapasitas momen adalah nol. Diantara kedua batasan ini,
hubungannya dapat dihitung seperti digambarkan sebelumnya dan pengaruh gaya
aksial yang diijinkan terhadap momen plastis dapat diperoleh kemudian.
Jika sekarang profil WF yang lain yang berada proporsi di uji dengan analisa
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2.g Kurva interaksi berbagai bentuk profil WF nondimensional
Disini kurva yang diperoleh dibuat tidak berdimensi dan persamaan 3-6
dan3-10 dapat diaplikasikan setelah beberapa perkiraan dibuat untuk ratio geometris
tertentu. Penyelesaian terhadap bentuk persegiempat juga digambarkan pada Gambar
[image:45.595.142.486.309.516.2]3.2.g.
Gambar 3.2.h Hubungan teori dengan test untuk beban yang eccentrical pada kolom
Gambar 3.2.h menunjukkan korelasi experimen terhadap teori. Garis putus-putus
menggambarkan hubungan M – Ø teoritis untuk profil WF 36x12.
Garis putus-putus yang sebelah atas untuk lentur murni, garis putus-putus
yang horizontal yang di bawah adalah “kelakuan teoritis” dari sebuah potongan
kolom yang dibebani secara eksentris seperti yang ditunjukkan skets garis yang
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Karakteristik dari sendi tetap dipertahankan dan besar dari momen plastik
[image:46.595.149.456.152.477.2]aktual yang berkurang sesuai dengan nilai yang dihitung dari persamaan 3-9.
Gambar 3.2.i Kurva interaksi perkiraan desain antara beban dengan momen
Dalam hal untuk menghitung pengaruh dari tegangan langsung di dalam
desain, baik kurva seperti Gambar 3.2.g dapat digunakan, atau karena hampir semua
profil WF memiliki kurva yang mirip apabila di plot pada basis tanpa dimensi
(seperti ditunjukkan bagian yang diarsir Gambar 3.2.g), juga pendekatan sederhana
seperti Gambar 3.2.i.b dapat digunakan. Dengan kesalahan kurang dari 5% beban
aksial dapat diabaikan sampai P/Py = 0,15, untuk P > 0,15 Py pengurangan dari
kapasitas momen diberikan oleh persamaan garis lurus dalam bentuk Mpc/Mp dalam
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian kapasitas momen dari sebuah tampang akibat akibat adanya
gaya aksial diberikan oleh persamaan
≤ < − = ≤ < = 1 15 . 0 , 1 18 . 1 15 . 0 0 , y p y pc y p pc P P M P P M P P M M ………(3-16)
Nilai yang dibutuhkan untuk modulus plastis Z dalam desain sebuah batang
ditentukan dengan mengalikan nilai trial Zt yang diperoleh dalam desain awal dengan
Mp/Mpc.
y t P P Z Z / 1 85 . 0 −
= ... (3-17)
Pada kenyataannya, persamaan 3-17 memberikan nilai plastis modulus yang
terlalu besar seperti diilustrasikan dalam Gambar 3.2.i.a. P/Py akan menjadi lebih
kecil dalam desain ulang dan dengan demikian pengurangan Mp akan lebih kecil dari
hitungan sebelumnya. < < +
= ( / 0.85), 0.15 1.0
y y t P P P P Z
Z ... (3-18)
Persamaan di atas adalah sebuah pendekatan untuk menghitung pengaruh
P/Py menjadi rasio yang diperoleh dari desain yang pertama. Diasumsikan bahwa
area a adalah sebuah fungsi linear dari modulus plastis Z. Perhitungan akhir harus
diperiksa dengan persamaan 3-16.
Pengaruh Gaya Lintang
Apabila gaya lintang yang besar ada pada badan suatu struktur balok yang
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
bentang, atau sebuah balok panjang yang dibebani beban terpusat di dekat tumpuan,
balok tersebut bisa luluh secara umum akibat gaya lintang. Dengan demikian
menyebabkan defleksi yang lebih besar dari pada yang diharapkan. Karena itu
pengaruh gaya lintang mirip dengan pengaruh gaya aksial yang bisa membatasi
beban yang bisa dipikul sampai terjadinya momen plastis penuh.
Gambar 3.3.a Distribusi gaya lintang dan lentur pada balok kantilever yang leleh sebagian pada kondisi melentur
Untuk melihat dasar terjadinya momen plastis penuh, sebuah balok kantilever
yang dibebani lentur ditinjau seperti Gambar 3.3.a, yang diperhatikan adalah
distribusi tegangan pada beberapa titk (A,B, dan C) sepanjang balok karena dengan
cara ini bisa dievaluasi kelakuannya dengan rasio lintang/momen yang berbeda. Pada
titk A balok masih elastis, dan tegangan lentur dan tegangan geser dapat diperoleh
dengan mudah. Pada titik B sayap telah luluh seluruhnya akibat lentur dan karena itu
semua tegangan geser harus dipikul di pusat elastis. Dengan demikian distribusi
tegangan geser adalah parabolik. Pada titik C tegangan geser telah mencapai nilai
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Ada dua kemungkinan kegagalan prematur akibat adanya gaya lintang :
1. Luluh akibat geser pada badan dapat terjadi akibat adanya rasio
lintang-momen yang tinggi. (titik A dan B pada Gambar 3.3.a)
2. Setelah balok mengalami plastis parsial pada titik kritis akibat lentur,
intensitas dari tegangan geser pada garis tengah bisa mencapai kondisi
luluh ( titik C pada Gambar 3.3.a)
Kita tinjau kasus 1, nilai maksimum lintang yang mungkin sesuai dengan
asumsi ini diberikan persamaan 3-19
V =τyw(d−2t) ... (3-19)
Jika
3 y y
σ τ =
Maka ( 2 )
3 w d t
V = σy − ... (3-20)
Penyelesaian untuk kasus kedua ditunjukkan pada Gambar 3.3.b oleh tiga
kurva yang menggambarkan tiga profil WF yang berbeda. Ketiga kurva ini diperoleh
dengan pendekatan dan mempertimbangkan distribusi tegangan geser dan lentur pada
titik C Gambar 3.3.a. Tegangan geser maksimum untuk sebuah distribusi parabolik
adalah 3/2 kali nilai rata-rata atau
0 0
max
4 3 ) 2 ( 2 3
wy V y
w V
= =
τ ... (3-21)
Dimana:
w = ketebalan badan
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Nilai tegangan geser maksimum diambil sebagai nilai luluh
(
τmax=τy=σy/ 3)
. Jika a dipilih sebagai jarak dari ujung kantilever ke titik kritis C, maka gaya geser V dapat dinyatakan V=Mps /aDengan mensubstitusikan persamaan 3-21 menjadi
0
4 3
3 awy
Mps y
= σ
... (3-22)
Dimana Mps menandakan besarnya momen lentur dimana kondisi terbatas terjadinya
luluh akibat gaya geser pada garis tengah diperoleh. Sekarang Mps dapat juga
dihitung secara langsung dari distribusi tegangan lentur pada titik C pada Gambar
3.3.a dengan prisip-prinsip yang digambarkan sebelumnya. Maka
3
2 0
wy M
Mps = p −σy ... (3-23)
Apabila yo dieliminasi dari persamaan 3-22dan 3-23, dan apabila kedua sisi
dari persamaan yang diperoleh dibagi dengan Mp = σ y.Z hubungan berikut akan
diperoleh yang memberikan pengaruh gaya lintang terhadap momen plastis.
0 1 16
9
2
2 + − =
p ps p
ps
M M
M M
w a
Z
... (3-24)
Gaya geser yang dipikul oleh balok dan kolom harus memenuhi persamaan
berikut:
Vu < 0,55 y d tb
Dimana:
Vu = Gaya geser yang terjadi kali Faktor beban, kips (435,6 kg)
y = Tegangan yield, ksi (70,307 kg/cm2)
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
tb = Tebal badan, in (2,54 cm)
Lendutan yang terjadi pada balok tidak boleh melebihi panjang bentang bagi 360
Beban Aksial dan Momen pada Kolom
Dalam kombinasi beban aksial dan momen, kolom di desain untuk kondisi
dititik sokongan dimana ketidak-stabilan dicegah dengan menetapkan:
0 , 1 18
,
1 ≤
+
p
y M
M P
P
dan ketidak-stabilan menentukan:
0 , 1 1
≤
− +
m e
m cr
M P
P MC P
P
Dimana:
P = beban kerja aksial tekan kali faktor beban, kips (453,65 kg)
M = Momen lentur utama beban kerja kali fakor beban, kips in
Mm = Daya tahan momen maksimum jika beban aksial tidak bekerja yang harus
diambil sebagi berikut:
Mm = Mp tekuk puntir lateral dengan sokongan
Mm =
( )
M Mpr L
p y y
≤
3160 / 07 ,
1 σ tanpa sokongan
Pcr = 1,92 yiA yakni EI/L2
Cm = Koefisien ketetapan (0,85 untuk portal bergoyang)
Pcr =Py (1- 0,25 2) untuk ≤ 2
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009 Untuk =
E r
L y
x
σ π
1
3.6 Analisa Plastis pada Struktur Gable Frame
Untuk mendapatkan tampang yang digunakan pertama sekali harus
mengetahui momen plastis yang terjadi. Dan untuk mendapatkan momen plastis
dilakukan analisa plastis dengan menggunakan metode keruntuhan. Keruntuhan yang
terjadi diperlihatkan pada Gambar 3.6.4a s/d Gambar 3.6.4i dan pembebanan yang
dihitung dalam perencanaan ini adalah akibat berat sendiri dan beban horizontal
[image:52.595.123.448.327.559.2](sebagai beban angin).
Gambar. 3.6.1 Pembebanan berat sendiri
3.6.1 Momen Plastis untuk Kondisi Mp1 < Mp2 Mekanisme I Gambar 3.6.4 a
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
= 2 1
L tg
b = panjang 2-4
= α Cos
L2
3 = 2 1
b 3v= 3 cos = 2 1 b b L 2 1 4 1 = 4 1 L
3h = 3 sin =
2 1 b b a 2 1 2 1 = 2 1 a
Kerja dalam : 4 Mp1
Kerja luar :
Perhitungan ada pada lampiran A
Pembebanan 1 : 16
2
L qλ
Pembebanan 2 :
+ 16 cos 4 sin 2
2 α α
L
a
(
)
4 , 0 02 ,
0 α−
λ B
Pa
4 Mp1 = 16 2 L qλ + + 16 cos 4 sin 2
2 α α
L
a
(
)
4 , 0 02 ,
0 α −
λ B
Pa ... (3-6.a)
Mekanisme II Gambar 3.6.4.b
Dengan cara yang sama untuk sebelah kanan
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
Kerja luar :
Perhitungan ada pada lampiran A
Pembebanan 1 : 16
2
L qλ
Pembebanan 2 : -
+ 16 cos 4 sin 2
2 α α
L a 4 , 0 λ B Pa
4 Mp1 = 16 2 L qλ - + 16 cos 4 sin 2
2 α α
L a 4 , 0 λ B
Pa ... (3-6.b)
Mekanisme III Gambar 3.6.4 c 2h= h
Kerja dalam : 2 Mp1 + 2 Mp2
Kerja luar :
Pembebanan 1 : 0,65 Pa B h2
2 Mp1 + 2 Mp2 = 0,65 Pa B h2 ... (3-6.c)
Mekanisme IV Gambar 3.6.4 d
Panjang T-6 = h + 2a
Panjang 1-4 = 2 1
(L2 + (2h + 2a)2)1/2
4 =
2 1
(L2 + (2h + 2a)2)1/2 1
4v = 4 cos 1 = 2 1
(L2 + (2h + 2a)2)1/2 1
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
=
2 L
1
4h = 4 sin 1 = 2 1
(L2 + (2h + 2a)2)1/2 1
(
)
2 / 1 2 2
) ) 2 2 ( ( 2 1
a h L
a h
+ +
+
= (h + a) 1
2h = h 1
Perubahan sudut dari setiap sisi segitiga T46 adalah sebesar perubahan sudut
dititik putar T. Misalnya putaran sudut .
Jadi 1 =
42 = 61 =
41 = 4 = 2
61 =
62 = 7 =
(
)
ha h 2+
6 =
(
)
ha h 2 2 +
Kerja Dalam : Mp2 1 + Mp1 4 + Mp1 6 + Mp2 7
= Mp2
(
)
h a h 2 2 +
+
(
)
h a h 2 4 +
Kerja Luar :
Pembebanan 1:
q
4
2
L
Pembebanan 2:
(0,65 h + 0,4a) PaB h + α cosα λ(0,2α 0,4)γ
8 sin 2
2 2
−
+
Cinto Talenta Siregar : Analisis Tekuk Flens Dan Web Profil IWF Pada Struktur Gable Frame Dengan Metode Plastis, 2008.
USU Repository © 2009
- a ha α L cosα 0,4Pa Bλ γ
8 sin 2
3 2 2
+ +
Mp2
(
)
h a h 2 2 +
+ Mp1
(
)
h a h 2 4 + = q 4 2 L
+ (0,65 h + 0,4a) Pa B h
+ cos (0,2 0,4)
8 sin 2 2 2 − +
+a ha α L α PaBλ α
- a ha α L cosα 0,4Pa Bλ
8 sin 2
3 2 2
+ + ... (3-6.d)
Mekanisme V Gambar 3.6.4 e
Panjang T-6 = 3(h + 1/2a) + 1/2a = 3h + 2a
Panjang 1-3 =
2 / 1 2 2 2 1
4
+ +
L h a
Panjang 3-T =
2 / 1 2 2 2 1 3 4 3 + +
L h a
2h = h 1
3 =
2 / 1 2 2 2 1
4
+ +
L h a
1
3v = 3 cos 2 =
2 / 1 2 2 2 1
4
+ +
L h a
1 1/2
2 2 2 1 4