• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Remaja Kebon Nanas Utara Jakarta Timur Terhadap Film Hantu Aborsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Remaja Kebon Nanas Utara Jakarta Timur Terhadap Film Hantu Aborsi"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON REMAJA KEBON NANAS UTARA

JAKARTA TIMUR

TERHADAP FILM ”HANTU ABORSI”

Oleh: Dewi Novita NIM: 105051001849

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan kekentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 April 2009

(3)

Respon Remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta-Timur

Terhadap Film Hantu Aborsi

Skripsi ini

diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Program Strata Satu (S1)

Oleh: Dewi Novita NIM: 105051001849

Di bawah Bimbingan:

Noor Bekti Negoro, STP.,SE.,M.Si NIP: 150293230

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul: Respon Remaja Kebon Nanas Utara Jakarta Timur, Terhadap Film “Hantu Aborsi”, telah diajukan dalam siding munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 03 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) program Strata Satu (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 03 Juni 2009 Siding Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

( Dr. Murodi, M.A ) ( Nunung Khairiyah, M.A )

NIP: 150254102 NIP: 150389353

Anggota,

Penguji I Penguji II

( Drs, Wahidin Saputra, M.A ) ( Umi Musyarofah, M.A )

NIP: 150276299 NIP: 150281980

Pembimbing,

(5)

ABSTRAK

Dewi Novita

Respon Remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta-Timur Terhadap Film “Hantu Aborsi”.

Film sebenarnya hanyalah susunan gambar yang ada dalam selluloid, kemudian diputar dengan mempergunakan teknologi proyektor yang sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi yang bisa ditafsirkan dalam berbagai makna. Film menawarkan berbagai pesan, bila dimanfaatkan dalam berbagai kegunaan. Film “Hantu Aborsi” merupakan salah satu film yang menceritakan tentang pesan moril agar kita takut akan aborsi dan tidak mau melakukan hal demikian yang tidak dibenarkan dalam kaidah Islam. Pada film “Hantu Aborsi” menceritakan bahwa anak yang di aborsi tidak mau jika janinnya ditelantarkan. Sesungguhnya anak itu mau hidup ke dunia, tetapi karena merasa kehadirannya tidak diharapkan maka terjadilah aborsi ilegal.

Respon adalah segala sesuatu sebagai jawaban terhadap stimulus (hal yang diterima dari lingkungan), mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang paling tinggi, dengan kata lain respon atau reaksi adalah segala bentuk aktivitas individu yang bangkit karena adanya stimulus (rangsangan).

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta Timur terhadap film “Hantu Aborsi” dan faktor apa saja yang mempengaruhi respon remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta timur terhadap film horor. Remaja kebon nanas utara, Jakarta timur sebagai responden. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain deskriptif.

Penelitian ini dalam menganalisia datanya menggunakan metode kuantitatif dengan penghitungan menggunakan tehnik analisis data, persamaan rata-rata, standar deviasi, dan frekuensi relatif. Dari hasil pengumpulan datanya dengan menggunakan instrument berbentuk kuisioner.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam selalu dihanturkan kepada pejuang umat, pemegang panji kebenaran habibina wa nabiyuna Muhammad SAW yang menjadi tauladan dan panutan umat manusia.

Peneliti sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini tak jauh dari kesalahan, dan kekeliruan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang peneliti dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bimbingan, bantuan serta saran-saran dari semua pihak yang terkait. Tanpa adanya mereka, peneliti tidaklah berarti. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan beribu rasa terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada:

1. Teristimewa untuk kedua Orang Tua, Mama Taryati dan Papa Santoso. Terima kasih atas segalanya, yang tidak pernah henti-hentinya mendoakan peneliti dalam menuntaskan studi demi meraih cita dan cinta.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya: Dr. Murodi, MA., Dr. Arif Subhan, MA., Drs. Mahmud Djalal, M.A., Drs. Studi Rizal LK, MA.

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Drs. Wahidin Saputra, MA.

4. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Umi Musyarofah, MA.

(7)

6. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama masa kuliah.

7. Para Karyawan Perpustakaan Fakultas DaKom dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berbaik hati memberikan pinjaman buku kepada peneliti guna mempermudah dalam pengumpulan data Skunder.

8. Drs. Ali M. Siregar, selaku Bapak Lurah, M. Achyar Abbas, Bsc., selaku Bapak RW., dan seluruh Bapak RT. yang telah memudahkan peneliti dalam memperoleh data.

9. Para Responden (Remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta Timur), yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket.

10.Terkasih, Aa Bagus Kristianto yang selalu mentransfer semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kedua kakak dan kedua adik yang peneliti sayangi (Mba’ Anty, Mba’ Yuli, Puji dan Marwah)

12.Sahabat-sahabat seperjuangan, anak KPI A angkatan 2005, yang akan selalu mewarnai hari-hari masa depan peneliti.

13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini pastilah banyak kekurangan. Namun peneliti berusaha membuat kekurangan itu menjadi sesuatu yang sangat berharga dikemudian nanti. Sekali lagi peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga mendapat Ridho dari Allah SWT.

Jakarta, 26 April 2009 Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Respon ... 12

B. Remaja ... 15

C. Film... 23

D. Hantu ... 29

E. Aborsi ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Film ”Hantu Aborsi” ... 39

B. Sinopsis Film ... 41

(9)

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Karakteristik Responden... 43 B. Respon Remaja Kebon Nanas Utara Terhadap Film ”Hantu

Aborsi” ... 46 C. Perbandingan Respon Remaja Kebon Nanas Utara Terhadap

Film ”Hantu Aborsi” ... 54 D. Respon Responden Terhadap Film ”Hantu Aborsi”... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 58

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan jumlah responden dari masing-masing RT ...44

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ...44

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan usia...45

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan...45

Tabel 5. Respon remaja terhadap judul film ...46

Tabel 6. Respon remaja terhadap tema film ...47

Tabel 7. Respon remaja terhadap alur cerita...48

Tabel 8. Respon remaja terhadap crident title...48

Tabel 9. Respon remaja terhadap intriks...49

Tabel 10. Respon remaja terhadap klimaks...50

Tabel 11. Respon remaja terhadap suspend...51

Tabel 12. Respon remaja terhadap million setting...52

Tabel 13. Respon remaja terhadap synopsis...52

Tabel 14. Respon remaja terhadap trailer...53

Tabel 15. Respon remaja terhadap character...54

Tabel 16. Perbandingan Respon Remaja Kebon Nanas Utara terhadap Film Hantu Aborsi. ...55

Tabel 17. Skor Respon Responden terhadap Film Hantu Aborsi ...56

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini telah sama-sama disadari bahwa partisipasi media komunikasi massa, baik cetak maupun elektronik, dalam kegiatan pembangunan nasional memiliki andil dan peran yang cukup besar dalam menumbuhkan motivasi dan partisipasi aktif dari semua unsur masyarakat. Demikian halnya dengan film Indonesia, sebagai media komunikasi massa yang dalam proses pembuatannya merupakan salah satu seni dan produk budaya yang bersifat kolektif, media inipun mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam masyarakat. Edukatif atau tidaknya peranan tersebut tergantung pada manusia yang menggarapnya. Film Indonesia dapat memperkaya kehidupan manusia Indonesia dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, namun sebaliknya akan dapat pula membahayakan kehidupan masyarakat. Berdasarkan pertimbangan itulah kiranya kita kemudian memandang perlu agar pemerintah, khususnya tokoh agama melakukan pembinaan akhlak dan moral terhadap perfilman nasional.1

Film adalah alat komunikasi massa dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum dan terbuka, dan menyalurkan lambang-lambang dalam bentuk bayangan-bayangan hidup di atas layar putih yang isinya meliputi perwujudan kehidupan masyarakat. Ini dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri tak lain dari rentetan foto-foto diatas

1

Apresiasi Film Indonesia 2, Direktorat Pembinaan Film dan Rekaman Video Departemen Penerangan RI, CV. Inhil Jaya, hlm : 83.

(12)

seluloid. Film merupakan penggabungan dari visual dan audial, dengan demikian masuk pada golongan media yang bernama (the audio visual media). Film harus berkumpul dalam suatu ruang tertentu, misalnya di lapangan, di gedung atau di ruangan. Walau demikian film dapat dituntut oleh beribu-ribu manusia secara berangsur-angsur, atau diputar di beberapa bioskop, dengan cara mengkopi film. Dengan demikian penonton tetap dapat menggunakannya.2

Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story of a Crime” di Perancis dan Edward S. Porter membuat film “The Life of an America Fire Man”. Film yang mempunyai suara, baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa ke masa film mengalami perkembangan, termasuk soal warna, yang semula hitam putih kini sudah beRWarna. Namun, film kini tidak populer disebut sebagai komunikasi massa atau media massa, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang membuat berita yang digarap oleh wartawan. Film lebih banyak dipahami sebagai media hiburan yang diputar di bioskop dan di televisi.3

Genre atau jenis film ada bermacam ragam, yaitu : action/laga, humor/komedi, roman/drama, misteri/horror, dokumenter/documentary, jenis film lain (profil perusahaan/corporate profile), iklan televisi/TV commercial, video klip/music video, film berita/news real, film sejarah, film

2

Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, 2003, hal 28

3

(13)

perang, film anak, film kartun, film petualangan, film seks.4 Disini penulis mencoba mengambil film horror/misteri.

Film horror/misteri merupakan salah satu film yang menceritakan tentang alam ghaib, alam yang berbeda dengan alam manusia. Pada film misteri membuktikan bahwa pada kenyataannya Allah tidak hanya menciptakan manusia, hewan dan tumbuhan saja di muka bumi, akan tetapi Allah juga menciptakan makhluk lain berupa jin dan iblis meskipun mereka berbeda alam dan asal penciptaannya dengan manusia. Allah menciptakan makhluk-Nya hanya agar mereka semua mau menyembah kepada-Nya. Sebagaimana dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Manusia dan iblis diciptakan dari asal yang berbeda, manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah, sedangkan setan atau iblis diciptakan dari api dan akan kembali ke api. Karena perbedaan itulah membuat iblis menjadi sombong dan selalu berusaha menggoda manusia agar manusia menjadi pengikutnya dan menemaninya di neraka kelak. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 11-12:

! "# "! $%& "# "!

ی ﺝ )

ی "

)+

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk tubuhmu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, Bersujudlah kamu kepada Adam, maka mereka pun

4

(14)

bersujud kecuali iblis. Ia (iblis) tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman, apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu? (iblis) menjawab, aku lebih baik dari pada dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Semua film banyak memberikan pengaruh baik positif maupun negatif. Apabila film ini dapat memberikan kebaikan bagi penontonnya seperti dapat membuat yakin akan keberadaan dan kekuasaan sang Pencipta dengan adanya makhluk lain selain manusia itu positif, lain halnya jika berdampak negatif apabila hal tersebut membuat penonton lebih meyakini makhluk lain dibanding dengan sang Pencipta seperti mempercayai dukun atau spiritual, percaya akan mitos, memelihara jin, tuyul dan sejenisnya, menganut aliran hitam dan lain sebagainya. Hal tersebut akan membuat penonton khususnya remaja yang sedang mencari jatidirinya melakukan perbuatan yang melanggar agama.

Hampir setiap hari bioskop memutar film misteri/horror. Film misteri melalui kotak ajaib atau layar besar tersebut mencoba membuat suatu yang lain dari sisi kehidupan manusia yang menampilkan fenomena rahasia ghaib dengan mengajak penonton terlibat untuk merasakan dan melihat adanya gambar hidup, maka akan membawa penonton khususnya remaja yang menonton film misteri memahami dunia lain dari dunia realitas. Seperti dalam bukunya Ibrahim mengatakan bahwa, kehadiran media audio-vidio bertujuan menggiring umat manusia memahami realitas menjadi dunia khayalan dan dunia khayalan seakan menjadi dunia realitas.5

5

(15)

Melihat fenomena di atas tentang dunia film, sekarang terlihat bahwa film-film yang bertemakan horror/misteri menjadi kian marak. Kini film yang tidak sesuai dengan ajaran-ajasan Islam pun cukup kontroversial, dimana dalam film tersebut terdapat adegan yang tidak mencerminkan Islam, bahkan banyak penyimpangan. Aborsi misalnya, adalah salah satu momok di masyarakat. Seperti diceritakan Dr Boyke, tingkat aborsi di negeri ini cukuplah tinggi. Oleh karena itu, maka film menjadi media pesan sebagai bentuk kepedulian Shankar, sang produser.

Dari sini maka, peneliti mencoba meneliti seberapa besar respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap film ““Hantu Aborsi”“. Dengan banyaknya remaja di Indonesia yang suka melakukan aborsi di luar nikah, maka melihat kondisi yang demikian, peneliti berniat mengadakan penelitian serta mencoba mangangkat topik skripsi ini dengan judul: Respon Remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta-Timur Terhadap Film “Hantu Aborsi”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dari judul skripsi ini, untuk mempermudah proses penelitian, maka peneliti memberikan batasan; bahwa film yang dimaksud adalah film ““Hantu Aborsi””. Remaja yang peneliti teliti adalah remaja laki-laki dan perempuan yang berada di RW. 07, Kebon Nanas Utara. Karena remaja dimaksud merupakan generasi penerus.

(16)

1.Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi responden terhadap penilaian suatu film?

2.Bagaimana respon Remaja Kebon Nanas Utara RW. 07, Jakarta Timur terhadap film “Hantu Aborsi” dari segi Kognitif, Afektif dan Konatif?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pokok permasalahan dan perumusan masalah dalam penulisan ini adalah

1.Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian suatu film.

2.Untuk mengetahui seberapa besar respon remaja Kebon Nanas Utara RW. 07, Jakarta Timur terhadap film ”“Hantu Aborsi”” dari segi Kognitif, Afektif dan Konatif.

Adapun kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori : 1. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya penulis sebagai dokumentasi ilmiah.

2. Segi Praktis

(17)

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian, dilaksanakan di daerah Kebon Nanas Utara RW. 07. Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut karena lokasinya cukup mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Kebon Nanas Utara yang berada di RW. 07. Dalam hal ini populasi remaja berjumlah 85 orang. Adapun penetapan sampel berdasarkan kriteria hanya 69 orang yang memenuhi syarat untuk menjadi responden yang pernah menonton film horror. Jumlah tersebut juga diasumsikan telah tersebar normal. Sisa responden yang tidak terpenuhi kriteria adalah 16 orang responden yang tidak menonton film horror.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengambilan sample ini sesuai dengan sumber data atas variable yang diteliti dan bertujuan agar dapat mewakili populasi yang diamati.6

Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap subjek penelitian yang kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua subjek yang ada didalam populasi sebagai sampel, maka ini bisa juga disebut sensus.7

3. Pada penelitian ini yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan metode survey dengan pendekatan deskripsi analisis yang

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), edisi revisi v, hal. 112

7

(18)

diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang menggambarkan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.8

4. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: Data primer yang didapat langsung dari lapangan berupa penyebaran angket kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Untuk mengetahui respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap film ”“Hantu Aborsi”” akan diukur dengan skala Likert. Likert merupakan pengukuran variabel yang hasilnya bersifat ordinal (jenjang). Adapun skala Likert ini menggunakan 5 (lima) kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut nantinya dikuantifisir dengan memberi bobot nilai. Adapun untuk penilaian derajat responden terhadap film ““Hantu Aborsi”” dikualifikasikan dengan nilai 5 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 4 untuk Setuju (S), nilai 3 untuk Netral (N), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Data skunder yang diperoleh dari pustaka yang berhubungan dengan judul penelitian seperti buku pengetahuan, dokumen, web, surat kabar dan lain sebagainya yang mendukung penelitian ini.

5. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian tentang respon remaja Kebon Nanas Utara RW. 07 terhadap film horor menetapkan dua variabel yaitu variabel terpengaruh (variable

8

(19)

n

dependen) dalam penelitian adalah respon tinggi, sedang, rendah remaja Kebon Nanas Utara RW. 07, dan variabel pengaruh (variable independen) dalam penelitian adalah sikap positif dan negatif responden terhadap film “Hantu Aborsi”.

6. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berbentuk kuisioner atau angket yang berisi pertanyaan untuk data kuantitatif.

7. Teknik pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang valid dari data yang diperoleh. Penulis akan menyeleksi dan menyusun ke dalam Tabel kemudian melakukan klasifikasi dengan menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu.

8. Teknik analisis data kuantitatif yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data berwujud angka. Analisis ini meliputi penghitungan mean (menghitung rata-rata), standar deviasi dan relatif.

a. Mean adalah nilai tengah atau kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum dari suatu segi pengamatan.

Rumus:

n x

x= i

(20)

)

c. Relatif adalah penghitungan berbentuk rasio atau bilangan persen. Rumus:

9. Tehnik Penulisan skripsi ini penulis merujuk pada prosedur penulisan karya ilmiah atau skripsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(21)

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis membagi pembahasan dalam 5 bab. Dari masing-masing bab terdapat sub-sub bab, adapun pembahasan tersebut ditulis secara sistematis sebagai berikut :

Bab I : Memuat Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian, serta Sistematika Penulisan. BAB II : Kajian teoritis meliputi Pengertian Respon, Macam-Macam

Respon Dan Faktor Terbentuknya Respon. Pengertian Film yang didalamnya terdapat Unsur-unsur Film, Jenis-jenis Film, Pengaruh film dan Pengertian Remaja meliputi Batasan Usia Remaja, Tahap Perkembangan Remaja, Karakteristik Remaja, Perilaku Remaja.

Bab III : Profil Production House Dan Gambaran Umum Film “Hantu Aborsi” yang didalamnya terdapat Ulasan Singkat Production House, Lembaga Sensor Film, dan Gambaran Umum Film “Hantu Aborsi”.

BAB IV : Analisis Data Mengenai Respon Remaja Kebon Nanas Utara, Jakarta-Timur Terhadap Film “Hantu Aborsi” meliputi, Karakteristik Responden, Ketertarikan Remaja, Respon Remaja, dan Perbandingan Respon.

(22)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Respon

a. Pengertian Respon

Respon dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti tanggapan, reaksi, jawaban.9 Sedang dalam kamus besar ilmu pengetahuan, respon adalah reaksi psikologis metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan; ada yang bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung dan ada pula yang bersifat terkendali.10 Sedangkan dalam kamus istilah psikologi dijelaskan bahwa respon adalah setiap prilaku yang timbul karena adanya stimulus.11 Stimulus adalah rangsangan perubahan dalam energi fisik yang menggiatkan suatu reseptor, atau perubahan dalam energi eksternal maupun internal yang menyiagakan atau mengaktifkan suatu organisme atau suatu tanda untuk bereakasi atau berbuat.12

Menurut John Watson yang dikutip oleh Phil, Hana Panggabean respon adalah segala sesuatu sebagai jawaban terhadap stimulus (hal yang diterima dari lingkungan), mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang paling tinggi, termasuk kelenjar yang

9

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. 2, hal. 952

10

Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), cet. 1, hal. 964

11

Istilah Kunci Psikologi, Yogyakarta.

12

J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2004), Cet. 9, hal. 486

(23)

keluar dari dalam tubuh akibat perubahan jaringan.13 Dengan kata lain respon atau reaksi adalah segala bentuk aktivitas individu yang bangkit karena adanya stimulus (rangsangan).14

Poerwadarminta mengartikan respon sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.15 Sedang menurut Astrid S. Susanto mengatakan respon adalah reaksi penolakan atau pengiyaan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima pesan.16 Sedangkan menurut Ahmad Subandi yang mengartikan respon dengan istilah umpan balik (feed back) memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam mementukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.17 Misalnya, dengan adanya respon yang disampaikan oleh objek (film) kepada subjek (penonton), atau dari komunikator kepada komunikan.

b. Macam-macam Respon

Dalam bukunya Prof. Onong Uchjana Effendy., M.A. dijelaskan bahwa, Respon kognitif adalah yang berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga yang semula orang itu tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Respon afektif adalah berkaitan dengan perasaan yang bergejolak didalam hati, sehingga akibat dari menonton film orang bisa tertawa terbahak-bahak, takut sampai merinding. Respon konatif adalah

13

Phil, Hana Panggabean “Behaviorisme” Artikel diakses dari rumahbelajarpsikologi.com/indekx.php

14

Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. 1, hal. 37

15

Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), Cet. 3, hal. 43

16

Astrid S. Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, (Jakarta: Bina Cipta, 1998)

17

(24)

bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan, yang semua itu tidak langsung akan timbul melainkan didahului oleh respon kognitif dan respon afektif.

c. Faktor-faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi apabila terpenuhi faktor penyebabnya. Hal itu perlu diketahui agar individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan. Karena tidak semua individu dapat melakukan stimulus dengan baik, sebab tergantung dari individu itu sendiri dalam menanggapi stimulus. Stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung kepada dua faktor, yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu terjadi dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila salah satu unsur saja terganggu, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang lain.

(25)

Unsur rohani dan psikologi yang meliputi keberadaan, perasaan, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang ada pada lingkungan atau disebut juga faktor psikis. Faktor eksternal ini intensitas dengan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus.18

Manusia memiliki alat indra yang sesuai dengan fungsinya, oleh karena itu harus terus diperhatikan dengan cara menggali segala sesuatu yang ada disekitarnya. Allah telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat indranya dalam menggali lingkungan eksternal (yang mempengaruhi dari luar diri manusia). Seperti yang dikatakan oleh Bimo Walgito “alat indra itu alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya.”

B. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja merupakan suatu masa perkembangan yang berlangsung cepat. Remaja tidak lagi seorang anak-anak dan belum pula menginjak usia dewasa. Pada masa remaja, terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang amat pesat. Fisiknya sudah semakin kuat dan menarik, perkembangan emosinya pun sedang bergejolak sehingga semangatnya pun semakin membara.

18

(26)

Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa kanak-kanak dengan masa dewasa ada yang memberi istilah: puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda lainnya. Ada pula yang menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah Pubescence yang berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut disekitar kemaluan. Dengan tumbuhnya rambut itu, suatu pertanda masa kanak-kanak berakhir dan menuju kematangan atau kedewasaan seksual.19

Banyak orang mengatakan masa remaja adalah masa yang paling indah, banyak kesan yang terukir di masa remaja. Tapi tak bisa dipungkiri pula bahwa masa remaja adalah masa yang rawan karena perubahan terjadi baik secara fisik maupun psikis. Para ahli mendefenisikan kapan sebenarnya seseorang itu bisa dikatakan remaja?

Piaget mengemukakan pandangannya tentang remaja yaitu secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.20

Monks menjelaskan remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga diterima secara penuh untuk masuk ke golongan

19

Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.

20

(27)

orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.21

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu lain yang terkait (seperti Biologi dan Ilmu Faal), remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.22

Dari pendapat beberapa ahli, dapat penulis simpulkan bahwa remaja adalah masa transisi dimana seseorang sedang mencari jati diri sesungguhnya.

b. Batasan Usia Remaja

Menurut Mappiare (1982), masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan usia 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.23

21

Mohammad Ali & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 9

22

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 7

23

(28)

Gilmer menyebutkan masa remaja adalah adolescence yang kurun waktunya terdiri dari tiga bagian, yaitu:24

1) Preadolesen dalam kurun waktu 10-13 tahun 2) Adolesen awal dalam kurun waktu 14-17 tahun 3) Adolesen akhir dalam kurun waktu 18-21 tahun

Hurlock menggunakan istilah masa puber namun ia menjelaskan bahwa puber adalah priode tumpang tindih karena mencangkup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Pembagiannya sebagai berikut:25

1) Tahap pra puber : wanita 11-13 thn dan pria 14-16 thn 2) Tahap puber : wanita 13-17 thn dan pria 14-17 thn 6 bln 3) Tahap pasca puber : wanita 17-21 thn dan pria 17 thn 6 bln-21 thn

Zulkifli. L mengatakan bila ditinjau dari segi perkembangan biologis, yang dimaksud dengan remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis yang disebut remaja bila sudah mendapat menstruasi (datang bulan) yang pertama. Sedang usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang pemuda ketika ia mengalami masa mimpi yang pertama yang tanpa disadari mengeluarkan sperma.26

c. Tahap Perkembangan Remaja

Petro Blos berpendapat bahwa perkembangan pada hakekatnya adalah usaha penyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif

24

Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, op. cit. hal.

25

Ibid, hal.

26

(29)

mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja:

1. Remaja Awal (Early Adolescence), dimana remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego, menyebabkan para remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

2. Remaja Madya (Middle Adolescence), dimana pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Karena ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang mana. Remaja pria membebaskan diri dengan mempererat hubungan dengan lawan jenis.

(30)

yang tidak akan berubah lagi, (d). Egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, (e). tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum.27

d. Karakteristik Remaja

Kurt Lewin menggambarkan tingkah laku yang menurut pendapatnya akan selalu terdapat pada remaja:28

1. Pemalu dan perasa, tetapi sekaligus juga cepat marah dan agresif sehubungan belum jelasnya batas-batas antara berbagai sektor di lapangan psikologis remaja.

2. Ketidakjelasan batas-batas ini menyebabkan pula remaja terus menerus merasakan pertentangan antara sikap, nilai, ideologi dan gaya hidup. Konflik ini dipertajam dengan keadaan diri remaja yang berada di ambang peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, yang tidak mempunyai tempat berpijak yang bisa memberinya rasa aman, kecuali dalam hubungannya dengan teman-teman sebaya.

3. Konflik sikap, nilai, dan ideologi tersebut muncul dalam bentuk ketegangan emosi yang meningkat.

4. Ada kecenderungan pada remaja untuk mengambil posisi yang sangat ekstrim dam mengubah kelakuannya secara drastis,

27

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, op. cit. hal. 24-25.

28

(31)

sehingga muncul tingkah laku radikal dan memberontak di kalangan remaja.

5. Bentuk-bentuk khusus dari tingkah laku remaja pada berbagai individu yang berbeda akan sangat ditentukan oleh sifat dan kekuatan dorongan yang berkonflik.

Sejumlah sikap yang menunjukkan karakteristik remaja, yaitu:29

1. Kegelisahan 2. Pertentangan 3. Mengkhayal

4. Aktivitas berkelompok

5. Keinginan mencoba segala sesuatu

Lain halnya menurut Zulkifli. L, karakteristik remaja ditunjukkan dengan adanya:30

1. Pertumbuhan fisik 2. Perkembangan seksual 3. Cara berfikir kausalitas 4. Emosi yang meluap-luap

5. Mulai tertarik dengan lawan jenis 6. Menarik perhatian lingkungan 7. Terikat dengan kelompok

29

Mohammad Ali & Mohammad Asrori, op. cit. hal. 16-17

30

(32)

e. Perilaku Remaja

Setiap remaja dalam menjalani kehidupannya akan selalu menghadapi masalah-masalah dan pastinya masalah tersebut akan menjadikan suatu tekanan yang cukup berat bagi remaja tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka seorang remaja akan melakukan suatu hal yang dianggapnya dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan tersebut.

Apabila seorang remaja merasa dirinya tertekan maka secara otomatis akan melakukan suatu tindakan untuk menyelesaikan masalahnya. Setiap perbuatan, dimana remaja melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan menyelesaikan sesuatu masalah dengan menunjukan pada berbagai upaya remaja tersebut untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi atau meminimalisasikan suatu kejadian yang penuh tekanan dalam bentuk tindakan dan juga remaja berusaha untuk menangani dan menguasai masalah yang sedang dihadapi, maka itulah yang disebut perilaku.

Rentangan daerah bermasalah dapat digambarkan dalam tinjauan pembagian masalah menurut intensitasnya, yang terdiri dari: 1. Bermasalah wajar yang menurut ciri-ciri masa remaja adalah

(33)

2. Bermasalah menengah yang bersangkutan dengan tanda-tanda bahaya atau danger signals adalah perilaku remaja yang secara psikologis masih merupakan akibat dari adanya perubahan psikis dan fisik dalam pertumbuhan dan perkembangan, namun telah menunjukkan tanda-tanda mengarah kepada adanya penyimpangan yang diramalkan dapat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat lingkungannya.

3. Bermasalah taraf kuat yang meliputi bermasalah yang pasif dan bermasalah yang agresip adalah prilaku yang ditimbulkan oleh adanya rasa tidak enak, rasa putus asa, rasa tertekan dalam taraf yang sangat kuat sebagai akibat dorongan yang saling bertentangan dalam diri seseorang yang secara kuat melahirkan tindakan yang menyimpang dari kewajaran dalam masyarakat.

C. Film

a. Pengertian Film

(34)

dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya.31

Film sebenarnya hanyalah sesunan gambar yang ada dalam selluloid, kemudian diputar dengan mempergunakan teknologi proyektor yang sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi yang bisa ditafsirkan dalam berbagai makna. Film menawarkan berbagai pesan, bisa dimanfaatkan dalam berbagai kegunaan.32

Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film memiliki realitas kelompok masyarakat pendukung, baik realitas dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya. Film menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia pada masa yang akan datang. Sehingga dalam perkembangannya, film bukan lagi sekedar usaha menampilkan “Citra Bergerak” (Moving Images). Namun telah diikuti oleh muatan-muatan kepentingan tertentu seperti politik, kapitalisme, hak asasi manusia, atau gaya hidup.33

Dari sumber lain penulis mengutip beberapa pengertian Film yang memiliki arti yang sama, diantaranya:Film adalah Lakon (Cerita) Gambar Hidup34, Film adalah “Gambar Hidup”35, Film: “Motion Picture” (Gambar Hidup).36

31

Undang-undang nomor. 8 tahun 1992, pasal 1 angka 1

32

Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antropologi Film Pendek, Eksperimental, & Dokumenter, FFTV-IKJ dengan YLP, (Fatma Press: 1997), hal. 22

33

Victor C. Mambor, “Satu Abad “Gambar Idoep” di Indonesia, Http: //Kunci.co.id/Teks/Victor I.

34

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka: Jakarta, 1976).

35

Ensiklopedi Umum, (Yayasan Kanisius: Jakarta, 1973).

36

(35)

b. Fungsi Film

Grame mengatakan bahwa fungsi film dalam suatu kebudayaan sudah lebih dari sekedar objek estetika. Film merupakan praktek sosial bagi pembuat film dan penonton film, dimana melalui narasi-narasi dan makna-makna yang ditampilkan, terlihat bukti yang membuat budaya menjadi masuk akal dan nyata.

“It’s now more or less accepted that film’s function in our culture goes beyond that of being simply an exhibited aesthetic object…Film is a social practice for it’s makers and it’s audience : in it’s narrative and meanings we can locate evidence of the ways in which our culture makes sense of it selfs”.37

Film dapat digunakan sebagai alat propaganda, karena film dianggap memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Upaya menyatukan pengembangan pesan dengan hiburan sudah lama diterapkan dalam kesusastraan dan drama. Namun, unsur-unsur baru dalam film memiliki kelebihan dalam segi kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu yang cepat dan kemampuannya memanipulasi kenyataan yang tampak dengan pesan fotografis, tanpa kehilangan kredibilitas.38 Secara teknis, film mengkombinasikan fotografi, stereo, grafik, digital, komputer dan teknologi perfilman sendiri.39

37

Grame Turner, Film as Social Practise, (London: Routledge, 1993), hal. 3

38

Dennis Mc.Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, edisi ke-2, (Erlangga, 1987), hal. 15

39

(36)

c. Unsur-Unsur Film

Ada beberapa unsur untuk menjadi sebuah film, yaitu: 1. Title (Judul)

2. Tema Film 3. Plot (alur cerita)

4. Crident title, meliputi Prodeser, karyawan, actor, dll. 5. Intriks, (usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan). 6. Klimaks, (benturan antar kepentingan).

7. Suspen (keterangan, masalah yang masih terkatung-katung). 8. Million Setting (latar belakang terjadinya peristiwa, masa waktu,

bagian kota, perlengkapan, aksesoris, dan fassion yang disesuaikan).

9. Sinopsis (ringkasan atau gambaran sebuah film). 10.Trailer (bagian film yang menarik)

11.Character (karakteristik pelaku-pelakunya).

d. Struktur Film

Adapun struktur sebuah film adalah sebagai berikut: 1. Pembagian cerita (Scene),

2. Pembagian adegan (Squence), 3. Jenis pengambilan gambar (Shoot), 4. Pemilihan adegan pembuka (Opening), 5. Alur cerita dan continuity,

(37)

7. Anti klimaks (penyelesaian masalah), 8. Ending (pemilihan adegan penutup).

e. Jenis-Jenis Film

Film yang telah beredar memiliki beberapa jenis. Jenis tersebut dapat diklasifikasikan kepada berikut ini:

1. Drama, suatu kejadian peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drama: romantis, tragedi, dan komedi.

2. Realisme, film yang mengandung relevansi dengan kehidupan sehari-hari.

3. Film Sejarah, melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.

4. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau setelahnya.

5. Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayali. 6. Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak.

7. Cartoon, gambar yang lahir dari media cetak, kemudian diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan tehnik animation atau single stroke operation.

(38)

11.Film Misteri/Horror, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut.40

f. Pengaruh Film

Pengaruh film itu besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu dan selama mereka menonton, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Yang mudah terpengaruh oleh film adalah anak-anak dan remaja. Kita sering menyaksikan mereka yang tingkah laku dan cara berpakaiannya meniru bintang film, seperti cara mereka tertawa, bersiul, merokok, duduk, berjalan, menegur, dan lain sebagainya. Celana sempit dengan kemeja kotak-kotak disertai ikat pinggang yang lebar ala koboy, topi laken ala detektif, dan lain-lain adalah pengaruh film. Pada suatu waktu bermunculan Remaja putra dengan rambutnya yang berjambul ala Tonny Curtis, lain waktu berpakaian jaket merah ala James Dean, dan tampak dimana-mana “007-nya James Bond”. Begitu pula Remaja Putrinya, ada yang berambut ala Elisabet Taylor, anting-anting ala Gina Lolobrigida dan sebagainya.41

Pengaruh film tidak hanya menimbulkan efek yang positif, celakanya film juga sering menimbulkan akibat yang lebih jauh, atau menimbulkan efek yang negatif, khususnya terhadap remaja yang sedang mencari jatidirinya.

40

Aep Kusnawan et. al., Komunikasi & Penyiaran Islam-Mengembangkan Tabligh melalui Media mimbar, Media cetak, Televisi, Film dan Media Digital, (Benang Merah Press: Bandung, 2004), hal. 100-101

41

(39)
(40)

BAB III

PROFIL PRODUCTION HOUSE DAN

GAMBARAN UMUM FILM “HANTU ABORSI”

A. Ulasan Singkat Production House

Indika Entertainment berada di Mitra Building, 9th Floor beralamatkan di Jalan. Jendral. Gatot Subroto Kav. 21 Jakarta 12930, Indonesia. Satu gedung dengan SCTV. Nomor telepon dan faks Indika Entertainment adalah (62-21) 25509999 / (62-21) 25509996, alamat emailnya: all-one@indika.co.id, dan situs production house yang bisa di kunjungi adalah di www.indikaentertainment.com

B. Lembaga Sensor Film

Lembaga Sensor Film (LSF) adalah sebuah lembaga yang bertugas menetapkan status edar film-film di Indonesia. Sebuah film hanya dapat diedarkan jika dinyatakan "lulus sensor" oleh LSF. LSF juga mempunyai hak yang sama terhadap reklame-reklame film, misalnya poster film. Selain tanda lulus sensor, lembaga sensor film juga menetapkan penggolongan usia penonton bagi film yang bersangkutan. Kantor LSF berada di Jl. Letjen. MT. Haryono Kav.47-48 Jakarta Selatan 12770.

a) Fungsi Lembaga Sensor Film

Lembaga Sensor Film mempunyai fungsi sebagai berikut:42 1. Melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak negatif yang

timbul dalam peredaran, pertunjukkan atau penayangan film dan

42

Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1994

(41)

reklame film yang tidak sesuai dengan dasar, arah dan tujuan perfilman Indonesia,

2. Memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa dalam bidang perfilman di Indonesia,

3. Memantau apresiasi masyarakat terhadap film dan reklame film yang diedarkan, dipertunjukkan atau ditayangkan dan menganalisis hasil pemantauan tersebut untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tugas penyensoran berikutnya dan disampaikan kepada Menteri sebagai bahan pengambilan kebijaksanaan kearah pengembangan perfilman di Indonesia.

b) Tugas Lembaga Sensor Film

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 dan 2, Lembaga Sensor Film mempunyai tugas:43

1. Melakukan penyensoran terhadap film dan reklame film yang akan diedarkan, diekspor, dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

2. Meneliti tema, gambar, adegan, suara dan teks terjemahan dari suatu film dan reklame film yang akan diedarkan, diekspor, dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

3. Menilai layak tidaknya tema gambar, adegan, suara dan teks terjemahan dari suatu film dan reklame film yang akan diedarkan, diekspor, dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

43

(42)

c) Wewenang Lembaga Sensor Film

Lembaga Sensor Film mempunyai wewenang:44

1. Meluluskan sepenuhnya suatu film dan reklame film untuk diedarkan, diekspor, dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

2. Memotong atau menghapus bagian gambar, adegan, suara dan teks terjemahan dari suatu film dan reklame film yang tidak layak untuk dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

3. Menolak suatu film dan reklame film secara utuh untuk diedarkan, diekspor, dipertunjukkan atau ditayangkan kepada umum,

4. Memberikan surat lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer serta film iklan, dan tanda lulus sensor yang dibubuhkan pada reklame film, yang dinyatakan telah lulus sensor,

5. Membatalkan serat atau tanda lulus sensor untuk suatu film dan reklame film yang ditarik dari peredaran, berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat 1 Undang-undang nomor 8 tahun 1992,

6. Memberikan surat tidak lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer serta film iklan, dan tanda tidak lulus sensor yang dibubuhkan pada reklame film, yang dinyatakan tidak lulus sensor,

7. Menetapkan penggolongan usia penonton film,

8. Menyimpan atau memusnahkan potongan film hasil penyensoran dan film serta rekaman video impor yang sudah habis masa hak edarnya,

44

(43)

C. Gambaran Umum Film “Hantu Aborsi”

Film yang berjudul “Hantu Aborsi” ini merupakan sebuah film bergenre horror. Film garapan sutradara Toto Hoedi ini diproduksi oleh Indika Entertainment.

Jika melihat genre yang diusungnya adalah film horror, maka film ini cukup membuat penontonnya mencekam. Walau suasana mencekam tersebut masih dipengaruhi kuat oleh unsur musik.

Sementara itu, kelebihan dalam film ini adalah pesan moral yang disampaikan. Film ini mencoba menggambarkan sebuah fenomena yang ada di sekitar masyarakat. Dimana angka aborsi yang dilakukan remaja semakin tinggi. Dokter Boyke mengatakan bahwa data menunjukan 2,3 juta kasus aborsi terjadi di Indonesia.

Sedangkan dari sisi cerita, film ini mencoba memberikan gambaran awal dengan suasana mencekam. Tanpa menceritakan awal sebab teror tersebut muncul. Selain itu, film ini sudah bisa diketahui endingnya. Namun dengan memberikan sedikit demi sedikit tabir yang dibuka, maka hal tersebut hanya membuat penonton untuk memastikan kebenaran apa yang telah diperkirakan dari awal.

(44)

Selain itu, kemunculan hantu anaknya dengan sosok gadis kecil berusia sekitar 4-5 tahun menjadikan film ini lebih dramatis. Pasalnya pengguguran atau aborsi itu dilakukan dimana anak tersebut belum lahir atau dapat dikatakan dengan kasar di bawah 5 bulan.

Selain itu, dalam adegan hantu anak kecil yang muncul malah menjadi benang merah dalam film ini, apa yang diinginkan, dan menjadi penyebab dirinya menuntut belas kasih dari orangtuanya. Hal itu jauh dari logika, karena anak tersebut belum lahir, dan masih dalam bentuk janin, sehingga tidak pas digambarkan untuk menuntut balas dan mengetahui penyebab kematiannya.

"Film horror akan ada selamanya di Indonesia" Itulah keyakinan Shankar RS.B, Produser Indika Entertainment saat berbicara beberapa waktu lalu. Dengan keyakinan itulah dalam waktu dekat Indika Entertainment akan meluncurkan film horror lainnya.

Indika Entertainment seperti tak jera membuat pecinta film lokal bergidik ketakutan. Melalui presscrening di Planet Hollywood, Jakarta, Selasa (19/8), Shankar RS. – bos Indika Entertainment kembali membentang film horor, “HANTU ABORSI”. Ditulis dan disutradarai Toto Hoed, film berdurasi 90 menit ini dibintangi Happy Salma, Okan Cornelius, Bulan Ayu, Andi Soraya, dan Sujiwo Tejo.

(45)

"Kalau bisa sedikit flashback, film ini memberi edukasi. Walau dicap sebagai Raja Horror, tetapi sebuah film tetap membawa pesan moral. Aborsi adalah salah satu momok di masyarakat. Saya marah dan prihatin, seperti diceritakan Dr Boyke, tingkat aborsi di negeri ini cukuplah tinggi. Dan film ini adalah bentuk kepedulian saya. Karena saya tidak bisa lakukan apa pun, maka film menjadi media pesan bagi saya sebagai pembuat film", papar Shankar.

a. Crew

Pemain: Happy Salma, Okan Cornelius, Bulan Ayu, Andi Soraya, Sujiwo Tedjo. Sutradara: Toto Hoedi. Produser: Shankar RS. B.Sc.

(46)

c. Sinopsis

Film ini berawal dari keluarga Devi dan Handy yang mempunyai anak berusia 7 tahun bernama Caca. Setiap senja menjelang Caca berperilaku aneh. Dia berbicara dan sering terdengar tertawa dan bercanda sendiri di dalam kamarnya. Setiap kali ditanya, Caca meyakinkan papa dan mamanya bahwa ia sedang bermain bersama seorang gadis kecil. Tapi kedua orang tua Caca tidaklah percaya. Namun Caca bersikeras bahwa ada anak perempuan lain yang setia menemani dia bermain di kamar setiap sore hari menjelang maghrib. Caca selalu meminta agar Cinta, teman perempuannya itu dibolehkan tinggal di rumah bersamanya. Orang tua Caca menganggap itu hanya teman khayalan Caca. Tapi, lambat laun Mama Devi merasa ucapan Caca bukan isapan jempol belaka. Dia mulai mengalami kejadian-kejadian yang kerap membuat bulu kuduk bergidik tatkala sandikala menelan senja.

(47)
(48)

BAB IV

ANALISIS DATA RESPONDEN REMAJA KEBON NANAS UTARA JAKARTA TIMUR

TERHADAP FILM “HANTU ABORSI”

A. Karakteristik Responden

Setelah melakukan penelitian selama 3 (tiga) bulan di daerah Kebon Nanas Utara yang tepatnya terletak dalam Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Kota Madya Jakarta Timur, ditemukan beberapa hal yang menjadi temuan lapangan.

Responden pada penelitian ini adalah remaja Kebon Nanas Utara dari RW. 07 yang memiliki 15 RT. Untuk mengetahui sejauh mana respon remaja tersebut terhadap film “Hantu Aborsi”. Maka, pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 69 orang yang menonton film “Hantu Aborsi”.

Dari 69 kuisioner yang terkumpul valid, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu: identitas responden berdasarkan jumlah responden dari masing-masing RT., jenis kelamin, usia dan pendidikan. Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk Tabel serta uraian dari masing-masing Tabel.

Adapun frekuensi jumlah responden dari masing-masing RT. dapat dilihat pada Tabel 1.

(49)

Tabel 1. Jumlah Responden dari masing-masing RT.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Table 2. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Responden F.Relatif (%)

Laki-laki 32 46

Perempuan 37 54

Jumlah 69 100

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki sebanyak 32 remaja atau 46%, dan responden perempuan sebanyak 37 atau 54%. Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan jenis usia responden dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Usia Responden

Jenis Usia (Thn) Responden F.Relatif (%)

10-13 15 22

14-17 30 43

18-21 24 35

(50)

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis usia (Tabel 3), dilihat bahwa usia responden yang terbanyak menonton film “Hantu Aborsi” adalah usia Adolesen awal 14-17 tahun sebanyak 43%, dimana usia responden tersebut adalah remaja awal yang sedang mencari jati diri atau puber (periode tumpang tindih karena mencangkup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja). Sedang responden yang berusia Adolesen akhir 18-21 tahun sebanyak 35%, dan responden yang berusia Preadolesen 10-13 tahun sebanyak 22%.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan jenis pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Pendidikan Responden

Jenis Pendidikan Responden Frek.Relatif (%)

SD/MI 9 13

SMP/MTs 38 55

SMA/MA 22 32

Jumlah 69 100

Dari data Tabel dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenjang pendidikan SMP-lah yang dominan menonton film “Hantu Aborsi”.

B. Respon Remaja Terhadap Film “Hantu Aborsi”

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap penilaian atau respon remaja terhadap film “Hantu Aborsi” adalah tergantung dari bagaimana pemahaman para remaja itu sendiri dalam menyikapinya.

1. Respon Remaja Terhadap Judul Film

(51)

penonton bisa menilai bagus atau tidak film tersebut dan nantinya dapat menilai sesuai atau tidak antara film dengan judul itu. Apakah dari judul film tersebut menggambarkan kenyataan dalam kehidupan dan pasti nantinya apakah judul tersebut membuat penasaran sehingga orang ingin tahu bagaimana isi dari judul film itu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Respon Remaja Terhadap Judul Film

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Judulnya bagus 267 1

2. Judulnya sesuai dengan filmnya 262 3 3. Judul filmnya menggambarkan faktualitas 215 4 4. Dari judulnya membuat penasaran 266 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.5), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap judul film terlihat bahwa remaja menilai bagus judul “Hantu Aborsi” pada film tersebut, dan merespon dari judul filmnya membuat penasaran untuk ditonton. Dan judul itu sesuai dengan filmnya. Meski dari judulnya bagus dan membuat penasaran, para remaja merespon rendah kalau judul film itu menggambarkan yang sesungguhnya.

2. Respon Remaja Terhadap Tema Film

(52)

Tabel 6. Respon Remaja Terhadap Tema Film

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.6), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap tema film terlihat bahwa remaja menilai bagus tema film “Hantu Aborsi” dalam mengulas kehidupan remaja saat ini, dan merespon baik bahwa film ini memberikan pesan moral bagi penonton. Meski demikian, para remaja merespon rendah kalau tema film ini menceritakan kejadian yang faktual.

3. Respon Remaja Terhadap Alur Cerita

Dari alur cerita, film ini mencoba memberikan gambaran awal dengan suasana mencekam. Tanpa menceritakan awal sebab teror tersebut muncul. Selain itu, film ini sudah bisa diketahui endingnya. Namun dengan memberikan sedikit demi sedikit tabir yang dibuka, maka hal tersebut hanya membuat penonton untuk memastikan kebenaran apa yang telah diperkirakan dari awal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 7.

Tabel 7. Respon Remaja Terhadap Alur Cerita

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Alur cerita dalam film “Hantu Aborsi” cukup menarik

251 2

2. Saya mengerti isi cerita dari film ini 252 1 3. Alur ceritanya flashback menceritakan

masa lalu

247 3

4. Alur ceritanya tidak membawa saya masuk dalam suasana

(53)

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.7), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap alur cerita dalam film terlihat bahwa remaja menilai tinggi dari isi cerita yang diceritakan, alur cerita dalam film “Hantu Aborsi” cukup menarik, dimana alurnya menceritakan kehidupan masa lalunya dan membawa penonton dalam suasana.

4. Respon Remaja Terhadap Crident title

Crident title adalah orang yang berperan penting dalam pembuatan film meliputi Sutradara, Produser, Karyawan, Actor, dll. Dari sini maka peneliti memberikan pertanyaan kepada responden bagaimana kerja yang dilakukan para karyawan, apakah produser telah berhasil, penulis naskah hebat dan para aktor dalam film ini terkenal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 8. Respon Remaja Terhadap Crident title

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Dalam film ini, saya merasa kerja yang dilakukan para crew sudah maksimal

212 4

2. Produsernya (Shankar), telah berhasil dalam membuat film ini

(54)

5. Respon Remaja Terhadap Intriks Film

Intriks adalah usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan dalam pembuatan sebuah film. Dari sini responden menilai bagaimana peran yang dimainkan Bulan Ayu, Happy Salma, Okan Kornelius, Sujiwo Tejo, apakah mereka sudah berhasil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 9.

Tabel 9. Respon Remaja Terhadap Intriks Film

No. Pernyataan Nilai Ranking

4. Sujiwo Tejo berhasil menjadi Paranormal 253 1

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.9), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap intriks film terlihat bahwa remaja menilai bagus peran yang dimainkan Sujuwo Tejo dalam film “Hantu Aborsi”, selanjutnya Bulan Ayu, Happy Salma, terakhir peran yang dimainkan Okan.

6. Respon Remaja Terhadap Klimaks Film

(55)

Tabel 10. Respon Remaja Terhadap Klimaks Film

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Ending yang cukup mengharukan 245 3

2. Saya terkesan dengan film “Hantu Aborsi” 241 4 3. Saya merasa takut untuk melakukan aborsi 281 1 4. Saya mendapatkan banyak manfaat setelah

nonton film “Hantu Aborsi”

246 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.10), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap klimaks film terlihat bahwa remaja menduduki peringkat satu kalau mereka takut untuk melakukan aborsi, menilai mendapatkan manfaat setelah menonton film “Hantu Aborsi”, dan merespon bahwa film ini memberikan ending yang cukup mengharukan bagi penonton. Meski demikian, para remaja merespon rendah kalau mereka merasa terkesan dengan film “Hantu Aborsi”.

7. Respon Remaja Terhadap Suspen

Suspen adalah keterangan, masalah yang masih terkatung-katung. Seperti penilaian responden tentang tidak ada kejelasan Andi Soraya berperan sebagai guru Caca. Setiap menjelang maghrib Caca berperilaku aneh. Saat Caca dibawa ke perbatasan kota oleh ayahnya, dan tiba-tiba menghilang, dan serta kerja polisi dalam film sepertinya acuh dalam pencarian Caca. Jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 11. Tabel 11. Respon Remaja Terhadap Suspen

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Dalam cerita tidak ada kejelasan Andi Soraya berperan sebagai guru Caca

235 2

2. Setiap menjelang magrib Caca berperilaku aneh

219 4

3. Saat Caca dibawa ke perbatasan kota oleh ayahnya, dan tiba-tiba menghilang

257 1

4. Kerja polisi dalam film sepertinya acuh dalam pencarian Caca

(56)

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.11), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap suspen film terlihat bahwa remaja menduduki peringkat satu kalau mereka menilai ketidak jelasan masalah saat Caca dibawa ke perbatasan kota oleh ayahnya dan tiba-tiba menghilang, menilai tidak ada kejelasan Andi Soraya berperan sebagai guru Caca dan merespon bahwa kerja polisi dalam film sepertinya acuh dalam pencarian Caca. Meski demikian, para remaja merespon rendah kalau mereka merasa setiap menjelang magrib Caca berperilaku aneh.

8. Respon Remaja Terhadap Million Setting

Million Setting adalah latar belakang terjadinya peristiwa, masa waktu, bagian kota, perlengkapan, aksesoris, dan fashion yang disesuaikan. Seperti; tidak ada trik yang terlihat saat Bidan aborsi mati terbunuh di rumah prakteknya, Peristiwa yang terjadi seperti sungguhan, Lokasi pembuatan film “Hantu Aborsi” ini sudah tepat, Soundtrack lagunya sangat populer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 12.

Tabel 12. Respon Remaja Terhadap Million Setting

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. tidak ada trik yang terlihat saat Bidan aborsi mati terbunuh di rumah prakteknya

224 2

2. Peristiwa yang terjadi seperti sungguhan 223 3 3. Lokasi pembuatan film “Hantu Aborsi” ini

sudah tepat

210 4

4. Soundtrack lagunya sangat populer 278 1

(57)

yang terlihat saat Bidan aborsi mati terbunuh di rumah prakteknya serta merespon kurang peristiwa yang terjadi seperti sungguhan. Meski demikian, para remaja merespon rendah kalau lokasi pembuatan film “Hantu Aborsi” ini sudah tepat.

9. Respon Remaja Terhadap Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan atau gambaran sebuah film. Untuk menggambarkan maksud dari film yang akan diputar. Diantaranya seperti, gambaran cerita dalam film sudah jelas, apakah responden mengerti maksud cerita dari film ini, apakah pengemasan cerita dalam film ini sangat bagus, dan begitu pula ceritanya apakah nyambung dari awal hingga akhir.

Tabel 13. Respon Remaja Terhadap Sinopsis

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Gambaran cerita dalam film sudah jelas 249 3 2. Saya mengerti maksud cerita dari film ini 252 1 3. Pengemasan cerita dalam film ini sangat

bagus

250 2

4. Ceritanya nyambung dari awal hingga akhir

235 4

(58)

10. Respon Remaja Terhadap Trailer

Trailer adalah bagian film yang menarik. Seperti; Film “Hantu Aborsi” ini memicu adrenalin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 14.

Tabel 14. Respon Remaja Terhadap Trailer

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Film “Hantu Aborsi” ini memicu adrenalin saya

230 1

2. Saya kaget saat bonekanya berubah menjadi hidup dan mencakar mama Caca

230 1

3. Cinta minta dinyanyikan lagu ulang tahun di hari ulang tahunnya

214 3

4. Cinta bahagia bersama Mama yang berbeda alam dengan Caca dan Papa.

215 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.14), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap trailer yaitu remaja menduduki peringkat satu kalau mereka merasa film “Hantu Aborsi” ini memicu adrenalin, dan kaget saat bonekanya berubah menjadi hidup dan mencakar mama Caca. menilai Cinta bahagia hidup bersama Mama yang berbeda alam dengan Caca dan Papa. Meski demikian, para remaja merespon rendah kalau tidak masuk diakal bila Cinta minta dinyanyikan lagu ulang tahun dihari ulang tahunnya.

11. Respon Remaja Terhadap Karakter Pemain

(59)

Tabel 15. Respon Remaja Terhadap Karakter Pemain

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh Bulan Ayu

248 2

2. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh Happy Salma

244 3

3. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh Okan Cornelius

227 4

4. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh Sujiwo Tejo

250 1

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.15), respon remaja Kebon Nanas Utara terhadap karakter pemain yaitu remaja menduduki peringkat satu kalau mereka menyukai peran yang dimainkan oleh Sujiwo Tejo, selanjutnya mereka menyukai peran yang dimainkan oleh Bulan Ayu, menyukai peran yang dimainkan oleh Happy Salma, dan terakhir menyukai peran yang dimainkan oleh Okan Cornelius.

C. Perbandingan Responden terhadap Film “Hantu Aborsi”.

Gambar

Gambar Hidup34, Film adalah “Gambar Hidup”35, Film: “Motion
gambar yang sanggup bergerak dengan tehnik animation atau
Gambaran Umum Film “Hantu Aborsi”
Tabel 1. Jumlah Responden dari masing-masing RT.
+7

Referensi

Dokumen terkait

From total results of TAS (Total Attractiveness Score) on QSPM matrix, the product innovation strategy is higher than market penetration and increasing number of

Merek dalam Islam adalah nama atau identitas yang baik dari suatu perusahaan dan membangun merek itu adalah hal yang penting tetapi harus dengan jalan yang

Kontak Kwalifikasi pemburu Tartihy Inf terpusat Tar Bintal TNI AD Suspa Jarah 02. Bati Urpam Tuud

Suatu alat ukur sebelum digunakan dalam suatu penelitian harus memiliki syarat validitas dan reliabilitas sehingga alat tersebut tidak memberikan hasil pengukuran yang

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51OS) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Berdasarkan Penetapan Penunjukan Langsung Nomor 10/Keramik-Kul/VII/2012 tanggal 19 Juli 2012 untuk Pekerjaan Perbaikan dan Pemasangan Keramik Selasar Gedung Kuliah Utara

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan metode isolasi plasmid yang mempunyai konsentrasi dan kemurnian tinggi, metode isolasi yang mudah, aman (tidak

annua merupakan daun bifasial yang tersusun dari jaringan epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan bunga karang, serta