• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adukan eko mortar bangunan menggunakan aditif dispersan natrium lignosulfonat dari limbah industri pulp kertas atau lindi hitam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adukan eko mortar bangunan menggunakan aditif dispersan natrium lignosulfonat dari limbah industri pulp kertas atau lindi hitam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISSN:0216-3160

JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Vol. 20, No.3, Desember 2010

Penanggung Jawab

Kt:tua Umum Asosiasi Agroindustri Indonesia dan Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB

Ketua Dewan Editor Marimin (IPB) Dewan Editor

Agus H. Canny (AGRIN) Didik PlIIwadi (UGM) D\viwahju Sasongko (lTB) E. Gumbira Sa'id (IPB) Kadarsah Suryadi (lTB) Koesnandar (BPPT) Moses L. Singgih (ITS) Moh. Nasikin (UI) Tajuddin Bantacut (lPB) Editor Pelaksana

Ika Amalia Kartika (Ketua) Andes Ismayana

Dwi Setyaningsih Ono Supamo Titi Candra Sunarti Sekretariat Sri Martini Ketih Suketih Penerbit

Asosiasi Agroindustri Indonesia (AURIN) dan Departemen Teknologi lndustri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (FA TETA) Institut Pertanian Bogor (lPB)

Alamat Redaksi

Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga PO Box 220. Bogor 16002 TelpJFax(0251)8621974,8625088

e-mail: jumal_tip@yahoo.co.id atau jumaUip@ipb.ac.id

e..­

Biaya Langganan per tahun Perorangan Rp. 100.000,-Institusi Rp.

150.000,-Permintaan langganan di kirim ke : Redaksi Jurnal Teknologi Industri Pertanian Departemen T eknologi lndustri Pertanian, FATETA-IPB

Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002 Telp/Fax: 0251-8625088 dan 0251-8621974; E-mail: jurnaUip@yahoo.co.id atau j urnal_ ti p@ipb.ac.id

Bank BNI Syariah Capem Dannaga, Bogor No.rekening 0]74761727 atas nama Ketih Suketih

PRAKATA

Pembaca yang budiman,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya pada kesempatan ini kit? dapat kembali berjumpa melalui Jurnal Teknolog Industri Pertanian [disi Desember 20 IO. Volume 20 Nomor 3 Tahun 20 J 0, dengan artikel yang mcndiskusikan substansi dan metodologi dalam pengembangan agroindustri.

Pad a edisi ini kami menyajikan bebcrapa topik mcnarik yang diantaranya mcnyajikan dampak pengembangan industri biodicsel dari kelapa sawit terhadap perkebunan kelapa sawil dan industri minyak kelapa sawil di Indonesia, pencampuran minyak jarak pagar dengan minyak nabati lainnya untuk meningkalan sifat-sifat aliran dan kestabilan oksidasi biodicseJnya, produksi surfakan a/kil po/ig/ikosida dan aplikasinya pada sablln cuci tangan cair. Makalah selanjutnya menyajikan tcntang perancangan sistem pakar fil::'::')' untuk pencntuan efektivitas kultivasi cendawan mikori::.a arbllskllia sebagai pupuk hayati, model perpindahan massa pada pemekatan sari jeruk siam dengan

reserve osmosis tchman rendah, adukan eko mortar bahan bangunan menggunakan aditif dispersan

sodium lignosulfonat dari limbah industri pulp kertas atau lindi hitam. Sebagai penutup kami menyajikan makalah mengenai anal isis rantai pasok agribisnis sapi potong studi kasus pada PT Kariyana Gita Utama, Jakarta.

Kepada pcnulis dan penelaah naskah yang telah berkontribusi pada penerbitan jumal cdisi ini, kami menyampaikan terima kasih yang mendalam. Sebagai akhir kata, dengan rendah hati dan scgala honnat, kami mengundang rekan sejawat pcneliti dan praktisi agroindustri untuk mengirimkan naskah, revielt', gagasan dan opini untuk disajikan pada jumal ini. Saran dan kritik yang membangun juga sangat kami harapkan. Selamat membaca.

(3)

---

\olume 20. :\omor 3. Hal 143-205

Desember 2010

DAMPAK peZ|Bgembaセgan@ INDUSTRI BIODIESEL DARI

KELAPA SAWIT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SA WIT daセ@

INDUSTRI MI:\"YAK KELAPA SA WIT DI INDONESIA

Rojian Joni, E GlImbira-Sa'id, Harianto, Nlil/lIng KlIsnadi ...

143

BLE:\"DING OF .JATROPHA WITH OTHER VEGETABLE OILS

TO IMPROVE COLD FLOW PROPERTIES A:\"D OXIDATIVE STABILITY OF ITS BIODIESEL

Dwi Setyaningsih, Erli::a Hml1ba/i, Sri Ylllialli, Djaieng SlImollgat. ...

152

PRODUKSI SURFAKTAN ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) DAN

APLIKASINYA PADA SABUN CUCI tangaセ@ CAIR

Siti Ai.\yah. Ani S/llyalli, Titi Condra SlIlIol"ti... 159

PERAl'ICANGAN SISTEM PAKAR

FUZZY

UNTUK peセentuan@

EFEKTIVITAS KULTlVASI CENDAwaセ MIKORIZA ARBUSKULA

SEBAGAI PUPUK HA YATI

A::i:: KlIsliro, NIII" A::i:::a A:::is, Alal"illlin ... .... ... 166 

MODEL PERPINDAHAN MASSA PAD A PEl\IEKATAN SARI .JERUK SIAM

DENGAN

REVERSE OSMOSIS

TEKANAN RENDAH

Erliza Noor, Acietira Rac/lIlum, Selyadiil... 178

ADt.;KAN EKO :\'IORTAR BANGU:\"AN MENGGUNAKAN ADITIF

DISPERSAN

NATRIUM LlGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI

PULP KERTAS ATAU L1NDI HITAM

Sri Allldiastllli, SIII}'ono SlIn'okIiSlItI10, GlIstin; Syahhiril1. YlIntll Yllmairoh ...  ... 

184

ANALISIS KINER.JA RANTAI PASOK AGRIBISNIS SAPI POTONG : STUDI KASt.;S PADA PT KARIYANA GIT A UTAMA, .JAKARTA

(4)

--Jumal Teknologi Industri Pertanian, Desember 2010 Vol. 20, NO.3 ISSN: 0216- 3160

vcapaセ@ TERIMA KASIH

Dewan Editor menyampaikan terima kasih Kepada Bapakllbll/Sdr, alas kesediannya untuk menelaah naskah yang dimllat pada edisi inL

Ade Iskandar, Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakliitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Danu Ariono. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Bandung

Dede Hermawan. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor Khaswar Syamsu, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian. [nsti!llt Perlanian Bogor Kiki Yulianti, Jurusan Tekno[ogi Pertanian

Program Sludi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sriwijaya Liesbetini Hartoto, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian. Inslitut Perlanian Bogor Mulyorini Rahayuningsih, Departemen Tekno[ogi Indllstri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Mubiar Purwasasmita, Program Stlldi T eknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Instilll! Teknologi Bandung

Muladno. Deparlemen Hasil Hutan, F akllltas Kehll!anan. Institut Pertanian Bogor

Nyak IIham, PlIsa! Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor

Osly Rachm:m, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilasil Hutan Bogor

R. Sudrajat. Pusat PCllelitian dan Pengcmbangan Hasil flutan Bogor

Sapta Raharja. Departemell Tcknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pcrtanian, Institut Pertanian Bogor

Setyadjit. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor

Sukardi. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tien Ruspriatin I\luchtadi. Departemen limn dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian,-lnstitut Pertanian Bogor Yohanes Aris Purwanto, Departemell Tekllik Mesin dan Biosistem

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Yandra Arkeman, Departemen Teknologi Industri Pertanian

(5)

ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM

UTILIZATION OF NATRIUM LIGNOSl/LPONATE FROM BLACK LIQUOR AS DISPERSANT ADDITIVE FOR ECO-il'IORTAR MIXTlJRE

Sri Mudiastutjl)*, Suryono SuryokusumoZ), Gustini SyahbirinJ), Yuyun YumairohJ )

''Departcmen Teknik Pcrtanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga P.O.Box 22(), Bogor, Ja\\3 Barat

Email: tutiaris.i(\"hoo.com

C'Dcpartem"n l't:knologi HasH Hutan f。ォオヲエセウ@ Kdwt;man, Institut I'ertanian Bogor

"Departemen Kimia Faknltas I\latematika dan limn Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Lignin ollignoslii/imare Ims lIIade by a I\'([ste prodllct alplilp and paper indllsa:\' which can he llsed as a waleI' reducer in a mortar lIlixturc which consisted ol338 grams of treifer, 1050 grams l?lstot1e granule, 520 grams cement ami 0.3 percenr

(?/

natrilllll lignosillfimate. The mechanical characteristics

01'

this mortar slIhstances can influence slIeh as diametl!r of/101t" flexural strength. compressive strength. and seffing time ol cement paste. Lignosullollate sholl'S its tilllction as dispersant on cement hydration fbI' 3 days as it IVas olla(l':::ed hy x-ray dijhlctometer. Research res lilt sh()lred that

POII' 

olFesh 11101'101' rise wilh increase (!l

concentratioll (from weight of cement) of ,Iynthetic natrilllll lignosu//onate (NaLS). It s/tml'ed that mortar hOlllogenityalso increased The res lilt o//lexllral strength alld compressive strength tests /lsillg ,Iyntlietic NaLS

HセHッN@ I -0, 3%.f;·01ll H'eight olcemellt showed that addition o(synthetic ;VaLS 0/0.2% 11'0.1' the hest res/llt (IS shown

it hod the highest o(/lex{(ral streng/It al/(I cOlflpressil'e strength m/lles. Initial seffing tiflle cement paste increased ahow 50% with addition o(sYllthetic NaLS 0.2%. Vvliereas the/inal seffing time decreased ahout 8%. Cemellt Il.nlmtion test shOll'ed the increases of hydration prod{(ct peak. Ca(OHh und calcilllll silicate hydrate (C-S-H) collfents.

Kenrord\': h/ack liq{(or, lignosll/fiJllute. lIlortar, colllpressil'e strength, .flexllral strength

ABSTRAK 

Lindi hitam merupakan limbah cair dari proses Kraft pada pembuatan pembuatan pulp. Turunan dari I imbah ini dalam bentuk natrium lignoslilfonat (l\aLS) digunakan sebagai woter reducer campuran atau

dispersant pada proses hidrasi dari adukan semen, dengan spesifikasi teknis standar adukan mortar lerdiri dari campuran air 338 g, gradasi dimensi butiran batuan 1050 g, semen 520 g dan 0,3 % bahan aditif NaLS. Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembuatan bahan adukan beton agar, dengan cara tambahkan natrium lignosulfonat (NaLS). Karakteristik teknis adukan mortar yang diuji yaitu diameter alir, kllat lentur, kLlat tekan mortar dan waktu ikat semen. Hasil penelitian, anal isis mellggunakan alat difraktometer sinar X. untLlk mortar umur harL dan jumlah peningkalan pemakaian l\aLS sintetik. menunjukkan homogenitas mortar semakin meningkat, ditera dari perubahan uji diameter alir semen dan mortar yang sama. Keragaman penambahan konsentrasi l\aLS sintetik dari 0,1 % sampai 0,3%, temyata l\aLS sintetik 0,2% menunjllkkan pengaruh sitat mekanis terbaik untuk kuat lentur. kuat tekan dan waktu ikatan awal semen meningkat terbesar 50%, serta waktll ikat akhir mengalami perpanjangan waktu sekitar 23%, Hasil chromatografi terjadi peningkatan tertinggi dari proses hidrasi semen ditunjukkan untuk Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat (C-S-H),

Kata kunci: natrium lignosulfonat, lindi hitam, mortar, kuat tekan dan kuat lentur

PENDAHULUAN menghasilkan lignosulfonat Gugus sulfonat

mensubstitusi gugus fungsi hidroksil atau eter pada Pad a umumnya di Indonesia, proses pembuatan atom karbon セc@ dari rantai sam ping propana. pulp menggllnakan proses kraft. Lignosulfl)nat Sulfonasi ini 「・イエセゥオ。ョ@ untuk mengubah hidrofilitas merupakan turunan lignin yang mengandung gugus lignin yang kurang polar (tidak larut dalam air), sulfonat, yang dapal diisolasi langsung dari lindi hitam dengan mensubstitusi gllgus hidroksil dengan gllgus melailli proses slIlfil dengan cara ultrafiltrasi. sulfonat sehingga hidrofilitasnya meningkat

(6)

Sri J1l1diasmri. Surmno Surrokllslfmo. GlIsrini NセュィィゥイゥョN@ YlIl'ltn rumairoh

Sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia, produksi kertas juga terus meningkat yang diikuti pula dengan limbah lindi hitam yang dihasilkan, sekitar S3 persen dari produksi berkisar 7,2 j uta ton per tahun (The, 2008).  Limbah eair dari lindi hitam. mengandung senyawa lignin yang tidak lan.1t dalam air dan beberapa maeam pelarut. Pada sarana pembuangan lanjutan, limbah ini memberikan dampak lingkungan khususnya pad a orgamsme, maka diusahakan untuk moditlkasi lignin menjadi lignosulfonat. Lignosulphonat mengandung grup hidrofilik (gugus sulfonat, fenil hidroksil, dan alkohol hidroksil) dan grup hidrofobik (rantai karbon) sehingga termasuk ke dalam kelompok surfaktan anionik, berfungsi sebagai pendispersi gumpalan ikatan kimia lignin agar dapat mengikat bahan lain, antara lain bahan perekat pada industri keramik serta bahan tambahan pendispersi eampuran adukan beton dan mortar (Ouyang el al.. :WOS dan Barron, 2008), 

juga dispersan pada pasta gipsum (Baskoea el al..1998). Penelitian selanjut-nya lignosulfonat, dekstrin dan glukonat mampu lImuk meningkatkan kemudahan ー・ョァ・セェ。。ョ@ (\!'Orkahilill') pada adllkan beton (Matsushita dan Yasuda, 2004). 

Suri'aktan anionik dapat menaikkan adsorpsi permukaan dan dispersi partikel. Proses adsorpsi lignosullonat pada permukaan partikel, menimbul-kan muatan negatif pada permukaan partikel sehingga mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel.

Ketika surfaktan ditambahkan pada adukan mortar, partikel slIrnlktan tcradsorpsi dipennukaan partikel semen dan menyebabkan tolakan antar partikel semen yang menghasilkan detloklllasi yang kllat, berakibat distribusi partikel semen homogen di dalam campuran.( Gam bar I a dan b) .

(a) 

Gambar 1. Reaksi semen dan air (a) tanpa pemberian bahan tambah kimia, (b) setelah ditambahkan dengan agen pendispersi. lumadurdiyev el al. (2004), menyatakan bahwa lignoslilfonat telah banyak digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat mcngurangi penggunaan air dalam teknologi beton dan dapat memperlambat waktu pengerasan. Kedua sitat lignosllltonat ini dapat digunakan mengembangkan waktu pengikatan mortar dengan kemudahan penger:iaan yang baik.

Kamoun el af. (2003)  memperlihatkan pengaruh lignin tersuitonasi dari rumput esparto

(SEL), membuat adukan mortar menjadi lebih plastis dengan mengurangi kandungan air dalam adukan eampuran mortar. SEL juga menghambat waktu ikat

awal dan akhir semen serta meningkatkan kuat tekan mortar setelah 28 hari.

J

umadurdiyev el al. (2004) mene liti pengaruh molase dari limbah pabrik gula untuk lignosulfonat, yang dapat memperlambat waktu pengerasan pasta semen dengan menghambat waktu hidrasi semen. Molase dan lignosulfonat pada dosis 0,2%,  jika ditambahkan dalam adukan mortar semen, memper-Iihatkan perpanjangan waktu pengerasan dan waktu pengikatan bahan adukan, serta meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur pada umur dan 28 hari dari pengujian adukan mortar. Grierson el 01. (2004) telah meneliti lignosultonat yang digunakan lIntuk membuat plastisasi dan mengurangi komposisi air dalam campuran beton. Proses pengikatan tersebllt, menjadi dasar penelitian dalam pengembangan dan manfaat dari perubahan lignin sebagai hasil dari Iimbah industri pulp. Hasil ini diaplikasikan menjadi bahan pendispersi bahan adukan mortar.

Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembllatan bahan adukan beton agar, dengan eara menambahkan natrium lignosultonat (NaLS). Karakteristik mekanis dari pcrubahan mortar dengan penambahan lignosultonat (agen pendispersi) ini d icval LIasi dcngan penguj ian aliran (fhm), kuat Icntur, kllat tckan, waktu ikat awal dan akhir semcn, serta hidrasi semen. Pengaruh penambahan natrium lignosuUonat (NaLS) sintetik dan NaLS komersial pada mortar scrta perubahan rasio air semen merllpakan hasil penelitian ini.

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat

Bahan-bahan terdiri dari Semen portland dan pasir lokal di Bogar, aditif NaLS sintetik dari limbah Lindi hitam dan NaLS komersial dipcroleh dari PT Fosroe Indonesia dan air jcmih kampus I PB.

Alat-alat yang digunakan mixer, ayakan standar lIS, timbangan 2S kg dan 5 kg, labu piknometer, labu Le Chalelir, eetakan mortar ukuran 16 x 4 x 4 em', alat Fical. UTi\;l Shimadzu untuk uji kuat tekan, kuat lentur dan dil'raktometer sinar X merk Shimadzu.

Metode Analisis Ayak Pasir (ASTM C136-2001) Metoda dilakukan mengikuti prosedur pengujian ASTM dan 1IS dalam Kato (1990). Sampel pasir keri'1g yang telah dieuei, diayak sesuai standar dari ukuran terbesar hingga terkeeil. Pengukuran be rat massa pasir tertahan disetiap ayakan (ASTM C33-1995), dan diperoleh persentase berat pasir (W) terhadap berat total dati masing-masing ayakan (A). . Modulus kehallisan diperoleh dati jumlah persentase

6 total dari masing-masing jumlah akumulasi pasir pada

Mi・カ」ャ。ケセォ。ョL@ (B), kemudian dibagi seratus.

[image:6.611.39.246.497.615.2]
(7)

Adllkan Eko ,Mortar Banglll1Lln Jlenggllnakal1 '" " ... .  

pennukaan jenuh air (Bs, Weight (?lSUljtlCe Salurated Dry). Berat kering dibagi zat cair yang dipindahkan oleh pasir diperoleh berat jenis pasir.

Absorpsi air pada pasir (ASTM C128-2001) Penyerapan atau perubahan berat pasir kering oven (Bk) pada beratjenuh pennukaan air (Bs). Penentuan Bobot Jenis Semen (ASTM CI88-95)

Fluida dalam labu Le-Chatelir menunjukkan perbandingan bobot zat cair yang dipindahkan dan be rat semen yang ditambahkan dalam labu. sebagai berat jenis semen.

Penentuan Kekekalan Semen (.JlS R5201)

Konsistensi nonnal semen dan pengaturan adukan pasta. setelah penyimpanan di kelembaban selama 24 jam dan atau perebusan jam. Perubahan keadaan lisiknya rnenentukan kekekalan semen. Penentuan Waktu Pengikatan Semen (ASTM CI91-2004)

\1etoda Vicat digunakan lint uk mengukur waktu pengikatan semen. Cincin konik diletakkan di bawah jarum vicat I mm sclang waktu uji setiap 15 menit. Pengujian pendahuluan dilakukan terhadap pasta semen yang ditambah NaLS sintetik dan NaLS komersiaL

t j{ I  , .   ..  • 

jJ

I' (  ­

' I   • /I

Kctcrangan :

A \vaktu ikat di bawah 25 em B waktu ikat di atas 25 em

C penctrasi pada waklU ikat di atas 25 em D penctrasi pad a \Vaktu ikat di bawah 25 em. U.ii Alir Mortar (JIS R5201)

Aliran adllkan mortar ketika tcrlepas dari cetakan slump disebut penglljian alir mortar. Hasil pengembangan adukan mortar menllnjukkan nilai alir mortar rata-rata.

Pembuatan Spesimen Uji :vtortar (Kato 1990) Adllkan mortar dengan perbandingan satu bagian pasir semen dan dua bagian pasir dan air dad

\VIc 0.65 selama 15 menit homogen sebagai

kontroL Dalam pengujian pendahllluan dilakukan penambahan NaLS komersial dan bervariasi selang konsentrasi 0.1 - 0,5% dari berat semen pada mortar. Hasi I terbaik dalam uj i kuat lentur digunakan untuk menentukan variasi konsentrasi NaLS sintetik.

Hasilnya dibandingkan dengan NaLS komersial, pada konsentrasi yang sarna. Adukan dicetak pada mold standar dan disimpan di tempat lembab selama pengujian.

Uji Kuat Lentur dan Kuat Tekan Mortar (Kato 1990)

Pengujian kuat tekan dan lentllr mortar dilakukan dengan alat Mihaelis, pada llmur 3,7 dan 28 harL Beban lentllr dikonversikan pad a beban tekan standart mesin yaitu beban " 50 x 0.234 kg/em::. Analisis Hidrasi Semen Umur 3 Hari dengan Difraktometer Sinar X

Menurllt metoda NaLS sintetik 0,2%, hasil tes pendahllluan. yang menunjukkan konsentrasi tebar (Grierson ef al., 2004 l. sebanyak 50 g semen dicampurkan dengan ik dari uji kuat lentur. Selanjutnya dilarutkan dengan 25 ml air deionisasi, diaduk hingga homogen. Proses hidrasi dihentikan setelah 3 hari, sam pel dihancurkan menjadi bubuk direndam dengan aseton. Bubuk sam pel dianalisa menggunakan Difraklometer sinar X pada 40 kV, 20 mA. Analisis ini juga dilakukan pada adllkan semen control/tanpa bahan tambahan. \Vaktu (in lime) yang digunakan adalah 3, 7, dan 28 hari.

Rancangan Percobaan

Rancangan pereobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan percobaan aeak lengkap (RAL) satu faktor

in time

dengan dua kali ulangan. Pengujian pendahuluan kuat lentur mortar dilakukan dengan 5 taral: yaitu penambahan NaLS komersial 0.1. 0,2, 0,3, 0.4 dan 0,5%. Pengujian inti dilakukan pada faktor kuat tckan dan lentur dengan 7 taraL yaitu kontrol (0%), menggunakan NaLS sintetik tarat' 0,1 %. 0,2%, 0,3% scrta NaLS komersial 0,1 % , 0.2%. 0.3%. Faktor waktll (in lillie) dengan 3 taraf yaitu 3; 7; 28 hari pada semua perlakuan kontrol, NaLS komersial dan sintetik. Respon yang diamati pad a kuat lentur mortar. dengan model tinier sebagai berikut:

Y

J.

P

Keterangan :

Yijl.  : karakteristik mortar pada faktor jenis sam pel ke-i, waktu ke-j, dan ulangan ke-k dengan i 1.2.3.4.5,6,7 ; j  1 ; dan k = 

1.2

セャ@ : nilai tengah umum

((, : pengaruh jenis sampel ke-i

Pi

:

pengaruh waktu ke-j

ap,j  : pengaruh interaksi jenis sam pel dan \Vaktu

tJ;1. : galat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(8)

Sri -'vludiastllti, SWTOIIO SlIr\'oklislIIIIO, Gustin! Srahbirin, YIIYlIrl Yumairoh

Tabel I, Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga

Rl

eM

Cl\1 

02 236 235 2,71 0.]6 03 1.18 1,2 1.36 0,18 04 0.6 0,6 0,68 0.09 05 0.3 0.3 0.35 0,05 06 0,15 0.2 0.17 0,02 On

D/Q

n

Bola

6,46 6,46 6,46 6,46 6,46

0,73 0,37 0,18 0.09 0,05

1,21 1,28 1.35 1,42 1,49

97,0 12,1 6.4 3,4 1.8

97,0 14,6 2,1 03 0,0

1  1 

ukuranaYiJkan (mm) 

Gamhar 2. Analisis ayak pasir Cimangkok

UI)

.., 80

セャoHjNイ

E

bU

:l 

セ@ ·10

o £? 20

no sieve  (mm) 

o 10

Gamhar 3. Hasil analisis gradasi pasir alami dan modifikasi uji laboratorium

Menurut ASTM dalam Mulvono (2003), Standart Modulus kchalusan (FM)

セョエオォ@

mortar plesteran adalah 3,6 4,8 dan adukan heton modulus kehalusan adalah 1,5 - 3,0, liS dalam Kato 1990. bcrkisar 3,2 - 4,4. Hasil pengujian modulus kehalusan pasir lebih halus dari ASTM dan JIS maka modifikasi adukan yang dibuat sudah memenllhi standart ASTM, .lIS dan SNI. Jadi penglljian ini mengikuti standart nasional dan intemasional. Hasil grafik distribllsi ukuran partikel penglljian pasir uj i ini

セ、。ー。エ@

digunakan sebagai nilai dasar untuk penelitian selanjutnya. Bobot Jenis Relatif dan Absorpsi Pasir

Menurut JIS, penentuan bobot ienis relatif dari kualitas pasir secara parsial 2,5 2.65 gicmJ, Berat jenis dari absorpsi sampel pasir 250 gram, rerata 2,22 gicm3 dan absorpsi yang terjadi 8.76%.

Nilai hobot jenis pasir ini baik untuk membllat bangunan tinggi karena lebih ringan. N ilai adsorpsi standar

J

IS. yaitu I UセᄋGo@ (Kato. 1990). Bangunan-bangunan didaerah tropis yang panas. penyerapan uap air ini diimbangi dengan intensitas sinar matahari yang besar berkisar 500 1000 W/mc.

Berat Jenis Semen

Hasil pengukuran berat jenis semen portland pada penclitian ini sebesar 3,02 g/ml, lebih kecil jika dibandingkan dengan pustaka yaitu 3,15 glml (Kato, 1990). Kelembaban yang tinggi di Bogor. mempengaruhi bukaan zak semen, sehingga menurunkan kuulitas semen uji walaupull telah disimpan dalam bak tertutup dan sesuai prosedur. Kekekalan Semen

Sctelah 24 jam. hasil kekekalan udukan semen yang mengeras dinyatakan sebagai kemampuan pengembangun hasil percampuran bahan adukan, dengan muksud mempertahankan pengikatan senyawa dalam volume. lIasil uji ini menunjllkkan semen tidak terjadi perubahan volume atau retak, hanya ada pengerutan (shrinkage). dipermllkaan semen. karena terjadinya penguapan air (Gambar 4).

(a)  (b)

Gambar 4. Adllkan semen (a) sebelum direbus. (b) setelah direbus

Waktu P.engikatan Semen

Waktu ikat awal dan akhir dipengaruhi oleh jumlah air yang dipakai. berkaitan dengan pengendalian pekerjaan, agar lebih panjang. seperti untuk transportasi, penuangan, pemadatan dan penyelesaian.

[image:8.611.286.493.530.630.2]
(9)

Adukan Eko Morfar Bangllllan Mengglillakall ... .  

Waktu vs penetrasi jarum Vicat

.:.15 

'10 35

E ⦅セo@

'@  2S

2() le,

lq  10

() Time 5€ttlnp; Hュセュャエャ@

0 100 '00 GOO

... ".  k ','11'  I GセGji@ (D' .,\  

(a). waktu Ikat awal

\VJktu Jkhir vs  penetrasi jarum  "icat 

..j(.0  ­­­+­­1,)1[1(111,0',)

100  300

Time  settimg {menit) 

(b). waktu ikat akhir Gambar 5. Grafik penetrasi semen

Sedangkan waktu ikat akhir mengalami penurunan sekitar 8%. Pemilihan konsentrasi 0,2% diambil dari hasil terbaik pada penentuan kuat lentur. Berdasarkan persamaan garis linier (Gambar 5b) didapatkan prediksi waktu ikat awal berturut-turut terjadi pada 177,262, dan 264 menit.

Prediksi waktu ikat akhir terjadi pada menit ke 481,442, dan 404 menit. Peningkatan waktu ikat awal ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik dapat bertindak sebagai inhibitor dia reaksi hidrasi semen (Tabel 2). Tabel 2. Waktu ikat semen penguJlan dibanding

standar ASTM Waktu

ASTMC NaLS NaLS

ikat Kontrol

150 sintctik komersial

(menit)

0,20% 0,20%

Awal -lS-37' IT  26( RWセ@

Akhir 5-lC 52: -lO: Mャoセ@

Hasil Uji Alir Mortar

Tujuan pengujian nilai alir mortar adalah mehhat pengaruh penambahan NaLS sintetik dan komersial pada keragaman konsentrasi terhadap dispersi mortar. lIasil penehtian ini pada kondisi ratio air semen terendah 0,45, nilai diameter alir mortar tanpa tam bahan bahan kimia 13,46 em, dan NaLS sintetis 0,3% meneapai 18 em. Hasil uji menunjukkan ad uk an mortar semakin homogen dan nilai ahr adukan dipengaruhi senyawa kimia NaLS, seperti yang disajikan pada Gambar 6 dan 7. Pada ratio air semen yang sama pada adukan, NaLS sintetik menunjukkan diameter ahr lebih tinggi dari control dan NaLS komersial. Dispersi dalam adukan mortar yang terjadi semakin tinggi maka pergerakan ahran adukan (pasir, semen dan aditif dalam eampuran) lebih menyebar rata.

Sila pereampuran pasir, semen, dan air belum meneapai konsistensi dan adukan belum membentuk mortar segar dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaannya. Rasio air semen mortar 0,55 dan penambahan NaLS sintetik maupun komersial konsentrasi 0,1 dan 0,2% rerata belum mengalami

perubahan sebesar 10 em, dan konsentrasi PLSセ@ o.

berubah yaitu masing-masing 10,25 em dan 9,5 em.

­Q­k, Illltl [  ­Q­1(lltr.l? 

­o­rJ,1  "Il(),"  I '  

­+­r11  "Il()  ­,"  1 ,

lDkasi Alir(<.rn) 

Gambar 6. lIasil w/e セ@ 0,45 dan NaLS sintetik di konsentrasi 0, 1%, 0,2%, dan 0,3%

l7

セ@

o

L,-E l r3 l 

"-'" 11

セ@ tel 

'i5

OJ'" 

.... -tiel!' '111',",,1 ­­­LJ­­'U<'Il'>kolllf-'l·,I,lI.'" 11l'i

-11'lL,,,,IIllt"'ldl .(j 1<, セᄋMMᄋセᄋuNQQGIᄋNャャャャエMエャセ@ ,. |iiMiセ@

セエャ@ '1l'" IIlto:tll.  ! ' n "i')  ­­­­<)­­セQi\GiャGIBBャャキャG^i\iiGZ@ l  () GLセ@

Gambar 7. Hasil diameter aliran adukan pada variasi rasio air semen

Penyebaran merata dalam perletakan pasir dalam adukan atau porositas, menyebabkan kemampuan menerima beban tekan dan beban lentur yang semakin besar. Perbedaan rasio air semen menunjukkan diameter alir yang tidak sama. Hasil rasio air semen 0,45 memperlihatkan pembahan diameter ahr dengan nilai 9,25 em.

Hasil uji pendahuluan kuat lentur mortar

[image:9.611.61.492.71.206.2] [image:9.611.294.494.320.421.2] [image:9.611.297.494.485.597.2]
(10)

Sri /vflldiaslilli. SIIIT0l10 SuryokuslIlIIo. GlIslini S)'ahhirin. Yumf1 YlIIllairoh

[image:10.611.31.244.104.261.2]

dengan hasil kuat lentur mortar yang disajikan pada Gambar 8.

>4

N  E

v ')1

--... OJ)

-" セオ@

'- Tセ ::l 

<: 

­If) ­'!:  セ@ f'J  H ::l  !Ji'­;  '>t.  H  Ii!' umurmortar  (hari)  Hi  I,!' 

10   10  セャャ@

[image:10.611.272.485.195.321.2]

Gambar  8.   Kuat  lentur  terhadap  variasi  konsentrasi  NaLS  komersial 

Gambar 8  menunjukkan  rasio air  semen  mortar 

yaitl!  0,65  untuk  untuk  NaLS  sintetik  0, I %; oLセE[@

03%;  dan  NaLS  komersil  0, I %;  oLセE@ dan  0,3% 

dilakukan セ@ ulangan  (Tabel  3).  Pada  tahap  pengujian 

pendahuluan  menggunakan  alat  Michaelis,  diperoleh  kekuatan  tckan  dan  lel1tur  yaitu  hasil  dikalikan  konstanla  pada  alat.  Uji  il1i  bcrtujuan  menetapkan 

vanasl  konsentrasi  yang  akan  digunakan  pada 

penambahan  NaLS  sintelik  dalam  mortar.  Kliat  lentur  dillji  saat  mortar berumllf 3, 7,  dan  28  hari, sesuai  sirat 

musing­masing  senyawa  dalam  semen,  yaitu 

trikalsium  aluminat,  trikalsillm  silikat.  dan  dikalsium  silikat. 

Tabcl  3.  Kenaikan  pcngaruh  dispersan  NaLS  sintetis  dan  komersil  mortar w/c=0,65 

_

..

_ _

..  Konsen-trasi (%)  Nal,S  sintetik  (em)  Kenaik­an  (%)  NaLS  komer sial  !cm) awal  Kenaik­an  (%) 

0.1  1436  6,69  14,26  0,7 

0,=  12,56  セLQV@

Hasil  peng4iian  berdasarkan  uji  F  pada 

rancangan  percobaan  dari  data  Tabel  4  menunjukkan  bahwa  interaksi  antara  perlakllan  dan  umur  mortar  memberikan  pengaruh  berbeda  nyata  terhadap  respon  (kuat  lentur)  pada  taraf  nyata  5%.  Uji  Duncan  memperlihatkan  bahwa  penambahan  NaLS  komersial  0,2%  merupakan  konsentrasi  yang  mempunyai  nilai 

kuat  lentur  terbesar.  Nilai  0,2  %  menjadi  dasar 

keragaman  konsentrasi  NaLS  sintetik  yang 

ditambahkan,  yaitu  0, I  ­ 0,3%  dari  bobot  semen 

sesuai  uji  pendahuluan  terse but.  Kuat  lentur 

meningkat  hingga  Llmur  mortar  28  hari.  Uji  Duncan  memperIihatkan  respon  berbeda  nyata  pada  masing-masing  umur  mortar.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kuantitas  produk  hidrasi  yaitu  kandungan  kalsium  silikat  hidrat  dalam  adukan  semen  meningkat.  Hal  ini 

berarti  meningkatkan  ikatan  senyawa  tersebut.  Pada 

adukan  semen  dan  pasir エ・セェ。、ゥ@ ikatan  semakin  kuat 

dan  ruang­ruang  yang  semula  kosong  jadi  terisi  air  diganti  kalsium  silikat  hidrat  maka  porositas  dalam 

ュセイエ。イ@

berkurang,  sehingga  terjadi  pemadatan  dan 

homo­genitas.  Pasir  seperti  ditampilkan  pad a 

kekekalan  semen  memberikan  peningkatan  kekuatan  lentur dan  kuat tekan. 

Tabel  4.   Beda  kuat  tekan  dan  lentur  pada  l\aLS  sintetis dan NaLS  komersial 

Kuat  NaLS­sintetis>  3  hari  7  hari  28  hari  Tekan  Komersial 

kg/em?   0,1%  14,5  85  4,7  

0,2%  17,7  15,8  12,7  

oセSセコセ@ 12.4  7,2  6,7  

Kuat  NaLS­sintetis  3  hari  7 hari  28  hari 

Lentur  Komersil 

kg/cm2  0,1%  6,3  4,1 

0,2%  9  \3,9 

HasilUji Kuat  Lentur Mortar 

Pengujian  ini  membandingkan  pengaruh  NaLS  sintetik  dan  komersial  terhadap  daya  dukung  mortar,  vaitu  kuat  lentur  dan  kuat  tekan  seperti  yang  terlihat  pada  Gambar  8.  Hasil  lIji  statistik  kuat  lentur  mortar 

memperlihatkan  beda  nyata  penambahan  NaLS 

sintetik dibandingkan dengan \laLS  komersial. 

セGセ@

:y--J

umurmorlJr (haril

IH

·111 

ill'-'

[image:10.611.274.477.417.567.2]

30 

Gambar 9.  Kuat  lentur mortar pada ragam  umur 

Gambar  9  memperlihatkan  nilai  kuat  lentur 

yang  semakin  meningkat  dengan  bertambahnya 

konsentrasi  l\aLS  sintetik  dan  komersial  pada 

keragaman  umur. 

HasH  tertinggi  dicapai  pada penambahan NaLS  0,2%, tetapi  pada penambahan NaLS 0,3%,  kuat lentur 

mortar  menurun.  Hal  1111  menunjukkan  bahwa 

(11)

Adukan Eka I'vforrar Banglll1al1 i'vfenggullakoll '" " ...

Meningkatnya senyawa tersebut menyebabkan ikatan yang dihasilkan oleh semen dengan pasir semakin kuat dan ruang-ruang kosong yang avvalnya terisi oleh air diganti dengan kalsium silika hidrat sehingga porositas mortar berkurang. Proses tersebut akhimya memberikan kontribusi utama pada peningkatan kekuatan.

Berdasarkan rancangan percobaan meng-gunakan  program  SPSS,  uji  interaksi  antara perlakuan 

dan  umur  mortar  memberikan  pengaruh  nyata 

terhadap  respon  pada  taraf nyata  5%  berdasarkan  uji 

F. Uji  lanjut  Duncan  menunjukkan  bahwa  pengaruh 

penambahan NaLS  sintetik  maupun komersial  0, I; 0.2

dan  0,3%  memperlihatkan  perbedaan  yang  nyata  tcrhadap  kontrol  (0%),  Pengujian  ini  menunjukkan  bahwa  NaLS  sintetik  0,2%  merupakan  hasil  yang  terbaik  karen a  mempunyai  nilai  kuat  lentur  tcrbcsar.  Sehingga  dilakukan  suatu  percobaan  pada  nilai  dasar  0.2%. 

[image:11.611.41.255.375.522.2]

Hasil Uji Kuat Tekan \lortar

Gambar  10  mcnunjukkan  hasil  pcngujian  kuat  tekan  mortar terbaik  pada  mortar  NaLS  sintetik  0,2%.  yaitu  54,84,  54,89,  dan  61.42  kg/em'  pada  umur  3,  7,  dan  28  hari, menggunakan alat  Michaelis. 

l', L...-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _...J

ャGHGiセG@

-.q...\ . '  

Umul fT'ortaf thad)

Gambar  10.   Pengujian  kuat  tekan  mortar  dengan  alat  manual  (Mihaelis)  dan  alat  modem  (Shimadzu) 

Nilai  kuat  tekan  mortar  NaLS  sintctik  0,2% 

pada  umur  3  hari  ini  lebih  tinggi TSLXセMッ@ dari  pada 

kontrol  yang  makin  meningkat  hingga  54  hari.  Pengujian  NaLS  komersial  0.2%,  umur  3  hari,  menunjukkan  40,24  kg/cm:.  Icbih  rendah  dibanding  kuat  tekan  mortar  NaLS  sintetik  0,2  %.  Hasil  NaLS  sintetik  sangat  berbeda  dengan  NaLS  komersial  pada  kuat  tekan  dan  kuat  lentur  mortar.  Pertambahan  llmur  mortar  memperlihatkan  pcningkatan  kekuatan  tekan  mortar sampai  hari  ke  28  untuk dua macam alat. 

HasH Analisis Hidrasi Semen Umur Tiga hari dengan Difraktometer Sinar X

Analisis  hidrasi  semen  bertujuan  untuk 

mempelajari  proses  hidrasi  semen  pad a  umur  tiga  hari 

dengan  penambahan  NaLS  sintetik  0,2%.  Pemilihan  konsentrasi  NaLS sintetik 0,2% berdasarkan pengujian  kuat  lentur  yang  menunjukkan  hasil  terbaik.  Kajian  difraktometer  sinar  X  menunjukkan  bahwa  intensitas  puncak  produk  hidrasi,  yaitu  Ca(OHh  dan  kalsium  silikat  hidrat  (C­S­H)  pada  pasta  semen  yang 

ditambahkan  NaLS  sintetik  0.2%  mengalami 

peningkatan terhadap pasta semen tanpa bahan tam bah  kimia (Gambar  11). 

Peningkatan  intensitas  puncak  Ca(OH 

h

dan 

kalsium  silikat  hidrat  sebesar  21,7%  dan  8,3%,  yaitl1 

dari  230  menjadi  280  cps  dan 480 menjadi  520  cps. 

Ca(OH):  merupakan  kapur  bebas  hasil  hidrasi  senyawa  trikalsium  silikat  dan  dikalsium  silikat  sedangkan  kalsillm  silikat  hidrat  juga  merllpakan  produk  hidrasi  kedua  senyawa  yang  bersifat  perekat.  Kapur  bebas  diduga  tak  ban yak  berikan  kontribusi  perkembangan  sitat mortar.  Puncak difraktogram sinar  X  pasta  semen  pada  umur  3  hari  dibedakan  antara 

pasta  semen  kontrol  dan  penambahan 

natriumlignosulfonat  0,2%  (a  dan  b).  Peningkatan 

puncak  Ca( oャ|IZセ@ ini  mengindikasikan  peningkatan 

reaksi  hidrasi  senyawa trikalsium silikat. 

Iial  1111 memperlihatkall  bahwa  natrium 

lignosulfonat  bertindak  sebagai  agcn  pendispersi.  Akibat dari  sifat dispersiftersebllt maka meningkatkan  detlokulasi  pada  pasta  semen  sehingga  pasta  semakin  homogen  dan jumlah  pori  dalam  struktl1r  mortar akan 

berkurang.  Kem lid ian  dengan  meningkatnya 

deflokulasL  daerah  permllkaan  partikel  terdispersi  akan  scmakin  meningkat  sehinggn  jumlah  Ca(OH):;  dan  kalsiull1  sil ikat  hidrat  juga  meningkat.  Pengaruh 

dispersi  partikel  1111  secara  tidak  langsung 

mempengaruhi  kekuatan  mortar  karena  adanya 

pengurangan  struktur  pori  dalam  mortar.  Olch  karena  illl,  nilai  kl1at  lentur  dan  kl1at  tekan  mortar  dengan  pcnambahan  NaLS  sintetik  0,2%  pada  hari  ke­3  mengalami  peningkatan,  yaitu  sebesar  17,7%  dan  43,8%. 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil  lIji  pendahuluan  kuat  lentur  mortar  menggllnakan  bahan  tambahan  NaLS  komersial  0,1%  sampai  dengan  0,5%  dari  rasio  bera!  semen,  memperlihatkan  nilai  kLInt  lentur  terbesar  tcrjadi  pada  mortar  dengan  penambahan  NaLS  komersial  0,2%. 

HasH  di  alas  menjadi  pcnentu  pengujian  kuat 

lentur  dengan  bahan  tambah  NaLS  sintetik 

menggunakan  variasi  konsentrasi  0,1  0,3%.  Uji 

(12)

Sri A1udiasfllfi, SlIr)0110 SW:WkUSIIIIlO, (iusfini Svahbirin, YIIYUIl Yumairoh

(a)

(b)

I

iii

Ii. i!

I'})

-t---...

...u..._...- _...'"'-...J...i..u...__..J.Ii...w-'-_...u...iI.... ... _ ' - -...セ _ _ _ _ _ _ _-I

.3!]

6')

I!

! i I

! .

10 41} S)

セ@ . セ@ " " - " ,

.

;5:::-10") :':li;l:;r.IL':O :alcl'.III Slllc:7. Hydra:e r.l:lalll:e セNVTセ@ :;'4i GINセiャ@ 0.491 cNTセG@

::R

P:Lm

J

'i

'""", I

I

,

. I

:!] -iC' 5J 10

[image:12.611.78.487.71.638.2]

14: 4-07j3 c。iohAセ@ Calnull HydrGXlde Pwlandlte 0.7861,11;231 0.343 ).134 0.486 RNセT@ P':ml Gambar 11. Difraktogram sinar X (a) adukan semen tanpa bahan tambah kimia, (b) adukan semen dengan

penambahan セ。ls@ sintetik 0,2%, (c) adukan i pasta semen dengan penambahan NaLS 0,3% yang dilakukan oleh Grierson ef of. (2004)

Uji kuat lentur mortar dengan penambahan digunakan. Hal tersebut juga diperlihatkan oleh nilai

セ。ls@ sintetik 0,2% pad a hari ke 28 memperlihatkan kuat tekan mortar.

(13)

Adukan Eko i\4ortar Bal/gllnan l'vfel1gf!lIl1akan '" '" '" '" """"

50%. Analisis hidrasi semen pada waktu 3 hari memperlihatkan peningkatan kuantitas produk hidrasi, yaitu Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat, yaitu sebesar 21,7% dan 8.3% sehingga NaLS sintetik bertindak sebagai dispersan dalam pasta semen saat itll.

Penggunaan daur ulang (reduce) dari Lindi hitam atau limbah pulp dari hijauan atau tanaman dapat membuat suatu kriteria pemanfaatan limbah, Selain itu juga mengurangi sisa limbah yang terbuang (reuse) dari hijauan dan menjadikan lingkungan menjadi bersih.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap kuat Icntuf pada beton dan beton bcrtulang. Hal ini berkaitan dengan pcr:ialanan transportasi pengangkutan bahan adukan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Perlu dilakukan pengukuran zeta potensial untuk membuktikan terjadinya disrersi rartikel pada semen.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucaran terimakasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA atas bahan yang diberikan,

DAFTAR PUSTAKA

American Society for Testing and Material. 1995. Standard Test Method for Density of Hydraulic Cement [ASTM CI88-19951. Philadelphia,

American Society fix Testing and Material. 2001. Standard Test Method for Density. Relatif Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregates [ASTM- CI28-20011. Philadelphia.

American Society for Testing dan Material. 200 I. Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates [ASTM C 136-200 I].  Phi ladelphia. 

Barron  AR.  2008.  Hydration  inhibition  of portland  cement. The Connexions  Project.  Connexions  module.  No m 16446. 

Baskoca  A.  Ozkul  MH.  Artirma  S,  1998.  Effect  of  chemical  admixtures  on  workability  and  strength  properties  of  prolonged  agitated 

concrete. Cement and Concrete Res 28: 

737-747. 

Collepardi  M.  2005.  Chemical  admixture  today. 

Didalam Proceedings ofSecond International

Symposium on Concrete Technology jiJr

sオウエ。ゥョ。「ャ・セd・カ・ャッーュ・ョエ@ lrith Emphasis on

In/iYIstrucfure. Hyderabad.  27  February­ 3  March  2005  pp 527­541. 

Fengel  0  dan  Wegener  G,  1995.  Kayu:Kimia. 

Ultrastruktur  Reaksi­Reaksi.  Sastrohamidjojo  II, penerjemah.  Yogyakarta:  UGM Press. 

Ghosh P.  2004.  Fibre  Science and Technology.  New  Delhi:  McGaw­Hill. 

Grierson  LH,  Knight .lC,  Maharaj  R.  2004. The Role 

of  Calcium  Ions  and  Lignosulphonate 

Plasticiser  in  the  Hydration  of  Cement. 

Cement and Concrete Res 35: 631­636.  Jumadurdiyev  A.  Ozkul  MH,  Saglam  AR.  Parlak  N. 

2004.  The  Utilization  of Beet  Molasses  as  a  Retarding  and  Water­reducing Admixture  for 

Concrete. Cement and Concrete Res

35:874-882, 

Kamoun  A.  2003.  Evaluation  of the  Performance of  Sulfonated  Esparto  Grass  Lignin  as  a 

Plasticizer­Water  Reducer  for  Cement. 

Cement and Concrete Res 33:995-1003.

Kato  K.  1990.  Testing  Manual  Series  Cement,  Aggregates,  and  Concrete.  Bogor:  .rICA  DGHE/IPB  ProjectiADAET: JTA­9a (132). 

Kenkel  J.  2003.  Analytical  Chemistry  for 

Technicians.  London:  Lewis  Publishers.  Matsushita  Y  dan  Yasuda  S.  2005.  Preparation  And 

Evaluation  or  Lignosulphonates  as  a 

Dipersant  For  Gypsum  Paste  From  Acid 

Hydrolysis  Lignin. BioresTechnol 96: 

465-470. 

Mulyono  T.  2003.  Teknologi  Beton.  Jakarta:  Universitas l\cgeri  Jakarta, 

Ouyang  X,  Oiu  X,  Chen  P.  2006.  Physico­Chemical  Characterization  of Calcium  Lignosulfonate. 

A  Potentially  Useful  Water Reducer. Colloids

and Sill/aces A: Ph,'sicociTem, Eng. Aspects

RXSMZセXVZ@ 489­497. 

Fosroc  Indonesia.  2005.  Fosroc  Indonesia  ­ Product 

Summary  of  Construction  Chemicals 

Cikarang:  Brosllr FOSROC. 

Sjostrom  E.  1995.  Kimia  Kayu.  Dasar­Dasar  dan  Penggunaan.  Ed  ke­2.  Yogyakarta  :  Gajah  Mada  University  Press, 

Syahmani.  2000,  [solasi,  Sulfonasi,  dan  Asetilasi  Lignin  dari  Tandan  Kosong  Sawit  dan  Studi 

Pengaruhnya  Terhadar  Proses  Pelarutan 

Urea.  [Tesis

I.

Bandllng  :  Institut  Teknologi 

Bandllng. 

The I. 2008. Kertasku dari HllIanku. http://w\\lV\. 

Kabar indonesia.com [ 14  Nov  2008]. 

Zhang T. 200 t. Adsorptive  Behavior of Surfactants 

on  Surface  of Portland  Cement. Cement and

COl1crete Res 31:  1009­1. 

Syahmani.  2000,  Isolasi,  Sulfonasi,  dan  Asetilasi  Lignin  dari  Tandan  Kosong  Savvit  dan  Studi  Pengaruhnya  Terhadap  Proses  Pelarutan  Crea.  [TesisJ.  Bandung  :  Institut  Teknologi  Bandung. 

The I. 2008, Kertasku dari HllIanklt. http://www. 

Kabar  indonesia.com [14 Nov 2008], 

Zhang T.  2001.  Adsorptive Behavior of Surfactants 

on  Surface  of Portland  Cement. Cement and

Gambar

Gambar 1. Reaksi semen dan air (a) tanpa pemberian
Gambar 4. Adllkan semen (a) sebelum direbus.
Tabel 2. Waktu ikat semen penguJlan dibanding standar ASTM
Gambar 9.  Kuat lentur mortar pada ragam umur 
+3

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen cairan adalah suatu hal yang mempengaruhi tekanan darah hal seperti yang dikemukan oleh Lolyta (2012), dalam melakukan kepatuhan banyak faktor yang

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/ lempung , berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan

Terjadinya peningkatan kadar bilirubin karena penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan tidak mengandung parasit (dalam hal ini autoimun memegang peranan), eritrosit

Berdasarkan surat dari Kepala Raudhatul Athfal Darussalam Nomor : 001/RA.DS/II/2020 Perihal Permohonan Bantuan Dana Hibah / Bansos Provinsi Banten selaku Pemerintahan Desa

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa alasan masyarakat Desa Pulokulon Grobogan yang lebih memprioritaskan pemberian zakat fitrah kepada para Ustadz dan

diskusi, ceramah Papan Tulis, OHT analisis Meng guntingan artikel dari surat kabar sesuai dengan tema dan memprese ntasikan didepan kelas Buku ISD Gunadarma, guntingan koran dan

COBIT 5 telah menyediakan panduan untuk memetakan dan memilih Domain serta proses supaya penilaian sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan yang tentunya mengacu

Menyebarkan cahaya yang datang dari sumber kecil tersebut sehingga meluas (diffuse). Bounce flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang