ISSN:0216-3160
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Vol. 20, No.3, Desember 2010Penanggung Jawab
Kt:tua Umum Asosiasi Agroindustri Indonesia dan Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB
Ketua Dewan Editor Marimin (IPB) Dewan Editor
Agus H. Canny (AGRIN) Didik PlIIwadi (UGM) D\viwahju Sasongko (lTB) E. Gumbira Sa'id (IPB) Kadarsah Suryadi (lTB) Koesnandar (BPPT) Moses L. Singgih (ITS) Moh. Nasikin (UI) Tajuddin Bantacut (lPB) Editor Pelaksana
Ika Amalia Kartika (Ketua) Andes Ismayana
Dwi Setyaningsih Ono Supamo Titi Candra Sunarti Sekretariat Sri Martini Ketih Suketih Penerbit
Asosiasi Agroindustri Indonesia (AURIN) dan Departemen Teknologi lndustri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (FA TETA) Institut Pertanian Bogor (lPB)
Alamat Redaksi
Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga PO Box 220. Bogor 16002 TelpJFax(0251)8621974,8625088
e-mail: jumal_tip@yahoo.co.id atau jumaUip@ipb.ac.id
e..
Biaya Langganan per tahun Perorangan Rp. 100.000,-Institusi Rp.
150.000,-Permintaan langganan di kirim ke : Redaksi Jurnal Teknologi Industri Pertanian Departemen T eknologi lndustri Pertanian, FATETA-IPB
Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002 Telp/Fax: 0251-8625088 dan 0251-8621974; E-mail: jurnaUip@yahoo.co.id atau j urnal_ ti p@ipb.ac.id
Bank BNI Syariah Capem Dannaga, Bogor No.rekening 0]74761727 atas nama Ketih Suketih
PRAKATA
Pembaca yang budiman,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya pada kesempatan ini kit? dapat kembali berjumpa melalui Jurnal Teknolog Industri Pertanian [disi Desember 20 IO. Volume 20 Nomor 3 Tahun 20 J 0, dengan artikel yang mcndiskusikan substansi dan metodologi dalam pengembangan agroindustri.
Pad a edisi ini kami menyajikan bebcrapa topik mcnarik yang diantaranya mcnyajikan dampak pengembangan industri biodicsel dari kelapa sawit terhadap perkebunan kelapa sawil dan industri minyak kelapa sawil di Indonesia, pencampuran minyak jarak pagar dengan minyak nabati lainnya untuk meningkalan sifat-sifat aliran dan kestabilan oksidasi biodicseJnya, produksi surfakan a/kil po/ig/ikosida dan aplikasinya pada sablln cuci tangan cair. Makalah selanjutnya menyajikan tcntang perancangan sistem pakar fil::'::')' untuk pencntuan efektivitas kultivasi cendawan mikori::.a arbllskllia sebagai pupuk hayati, model perpindahan massa pada pemekatan sari jeruk siam dengan
reserve osmosis tchman rendah, adukan eko mortar bahan bangunan menggunakan aditif dispersan
sodium lignosulfonat dari limbah industri pulp kertas atau lindi hitam. Sebagai penutup kami menyajikan makalah mengenai anal isis rantai pasok agribisnis sapi potong studi kasus pada PT Kariyana Gita Utama, Jakarta.
Kepada pcnulis dan penelaah naskah yang telah berkontribusi pada penerbitan jumal cdisi ini, kami menyampaikan terima kasih yang mendalam. Sebagai akhir kata, dengan rendah hati dan scgala honnat, kami mengundang rekan sejawat pcneliti dan praktisi agroindustri untuk mengirimkan naskah, revielt', gagasan dan opini untuk disajikan pada jumal ini. Saran dan kritik yang membangun juga sangat kami harapkan. Selamat membaca.
---
\olume 20. :\omor 3. Hal 143-205
Desember 2010
DAMPAK peZ|Bgembaセgan@ INDUSTRI BIODIESEL DARI
KELAPA SAWIT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SA WIT daセ@
INDUSTRI MI:\"YAK KELAPA SA WIT DI INDONESIA
Rojian Joni, E GlImbira-Sa'id, Harianto, Nlil/lIng KlIsnadi ...
143
BLE:\"DING OF .JATROPHA WITH OTHER VEGETABLE OILS
TO IMPROVE COLD FLOW PROPERTIES A:\"D OXIDATIVE STABILITY OF ITS BIODIESEL
Dwi Setyaningsih, Erli::a Hml1ba/i, Sri Ylllialli, Djaieng SlImollgat. ...
152
PRODUKSI SURFAKTAN ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) DAN
APLIKASINYA PADA SABUN CUCI tangaセ@ CAIR
Siti Ai.\yah. Ani S/llyalli, Titi Condra SlIlIol"ti... 159
PERAl'ICANGAN SISTEM PAKAR
FUZZY
UNTUK peセentuan@EFEKTIVITAS KULTlVASI CENDAwaセ MIKORIZA ARBUSKULA
SEBAGAI PUPUK HA YATI
A::i:: KlIsliro, NIII" A::i:::a A:::is, Alal"illlin ... .... ... 166
MODEL PERPINDAHAN MASSA PAD A PEl\IEKATAN SARI .JERUK SIAM
DENGAN
REVERSE OSMOSIS
TEKANAN RENDAHErliza Noor, Acietira Rac/lIlum, Selyadiil... 178
ADt.;KAN EKO :\'IORTAR BANGU:\"AN MENGGUNAKAN ADITIF
DISPERSAN
NATRIUM LlGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRIPULP KERTAS ATAU L1NDI HITAM
Sri Allldiastllli, SIII}'ono SlIn'okIiSlItI10, GlIstin; Syahhiril1. YlIntll Yllmairoh ... ...
184
ANALISIS KINER.JA RANTAI PASOK AGRIBISNIS SAPI POTONG : STUDI KASt.;S PADA PT KARIYANA GIT A UTAMA, .JAKARTA
--Jumal Teknologi Industri Pertanian, Desember 2010 Vol. 20, NO.3 ISSN: 0216- 3160
vcapaセ@ TERIMA KASIH
Dewan Editor menyampaikan terima kasih Kepada Bapakllbll/Sdr, alas kesediannya untuk menelaah naskah yang dimllat pada edisi inL
Ade Iskandar, Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakliitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Danu Ariono. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Bandung
Dede Hermawan. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor Khaswar Syamsu, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian. [nsti!llt Perlanian Bogor Kiki Yulianti, Jurusan Tekno[ogi Pertanian
Program Sludi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sriwijaya Liesbetini Hartoto, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian. Inslitut Perlanian Bogor Mulyorini Rahayuningsih, Departemen Tekno[ogi Indllstri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Mubiar Purwasasmita, Program Stlldi T eknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Instilll! Teknologi Bandung
Muladno. Deparlemen Hasil Hutan, F akllltas Kehll!anan. Institut Pertanian Bogor
Nyak IIham, PlIsa! Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor
Osly Rachm:m, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilasil Hutan Bogor
R. Sudrajat. Pusat PCllelitian dan Pengcmbangan Hasil flutan Bogor
Sapta Raharja. Departemell Tcknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pcrtanian, Institut Pertanian Bogor
Setyadjit. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor
Sukardi. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tien Ruspriatin I\luchtadi. Departemen limn dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian,-lnstitut Pertanian Bogor Yohanes Aris Purwanto, Departemell Tekllik Mesin dan Biosistem
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Yandra Arkeman, Departemen Teknologi Industri Pertanian
ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM
UTILIZATION OF NATRIUM LIGNOSl/LPONATE FROM BLACK LIQUOR AS DISPERSANT ADDITIVE FOR ECO-il'IORTAR MIXTlJRE
Sri Mudiastutjl)*, Suryono SuryokusumoZ), Gustini SyahbirinJ), Yuyun YumairohJ )
''Departcmen Teknik Pcrtanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga P.O.Box 22(), Bogor, Ja\\3 Barat
Email: tutiaris.i(\"hoo.com
C'Dcpartem"n l't:knologi HasH Hutan f。ォオヲエセウ@ Kdwt;man, Institut I'ertanian Bogor
"Departemen Kimia Faknltas I\latematika dan limn Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
ABSTRACT
Lignin ollignoslii/imare Ims lIIade by a I\'([ste prodllct alplilp and paper indllsa:\' which can he llsed as a waleI' reducer in a mortar lIlixturc which consisted ol338 grams of treifer, 1050 grams l?lstot1e granule, 520 grams cement ami 0.3 percenr
(?/
natrilllll lignosillfimate. The mechanical characteristics01'
this mortar slIhstances can influence slIeh as diametl!r of/101t" flexural strength. compressive strength. and seffing time ol cement paste. Lignosullollate sholl'S its tilllction as dispersant on cement hydration fbI' 3 days as it IVas olla(l':::ed hy x-ray dijhlctometer. Research res lilt sh()lred thatPOII'
olFesh 11101'101' rise wilh increase (!lconcentratioll (from weight of cement) of ,Iynthetic natrilllll lignosu//onate (NaLS). It s/tml'ed that mortar hOlllogenityalso increased The res lilt o//lexllral strength alld compressive strength tests /lsillg ,Iyntlietic NaLS
HセHッN@ I -0, 3%.f;·01ll H'eight olcemellt showed that addition o(synthetic ;VaLS 0/0.2% 11'0.1' the hest res/llt (IS shown
it hod the highest o(/lex{(ral streng/It al/(I cOlflpressil'e strength m/lles. Initial seffing tiflle cement paste increased ahow 50% with addition o(sYllthetic NaLS 0.2%. Vvliereas the/inal seffing time decreased ahout 8%. Cemellt Il.nlmtion test shOll'ed the increases of hydration prod{(ct peak. Ca(OHh und calcilllll silicate hydrate (C-S-H) collfents.
Kenrord\': h/ack liq{(or, lignosll/fiJllute. lIlortar, colllpressil'e strength, .flexllral strength
ABSTRAK
Lindi hitam merupakan limbah cair dari proses Kraft pada pembuatan pembuatan pulp. Turunan dari I imbah ini dalam bentuk natrium lignoslilfonat (l\aLS) digunakan sebagai woter reducer campuran atau
dispersant pada proses hidrasi dari adukan semen, dengan spesifikasi teknis standar adukan mortar lerdiri dari campuran air 338 g, gradasi dimensi butiran batuan 1050 g, semen 520 g dan 0,3 % bahan aditif NaLS. Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembuatan bahan adukan beton agar, dengan cara tambahkan natrium lignosulfonat (NaLS). Karakteristik teknis adukan mortar yang diuji yaitu diameter alir, kllat lentur, kLlat tekan mortar dan waktu ikat semen. Hasil penelitian, anal isis mellggunakan alat difraktometer sinar X. untLlk mortar umur harL dan jumlah peningkalan pemakaian l\aLS sintetik. menunjukkan homogenitas mortar semakin meningkat, ditera dari perubahan uji diameter alir semen dan mortar yang sama. Keragaman penambahan konsentrasi l\aLS sintetik dari 0,1 % sampai 0,3%, temyata l\aLS sintetik 0,2% menunjllkkan pengaruh sitat mekanis terbaik untuk kuat lentur. kuat tekan dan waktu ikatan awal semen meningkat terbesar 50%, serta waktll ikat akhir mengalami perpanjangan waktu sekitar 23%, Hasil chromatografi terjadi peningkatan tertinggi dari proses hidrasi semen ditunjukkan untuk Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat (C-S-H),
Kata kunci: natrium lignosulfonat, lindi hitam, mortar, kuat tekan dan kuat lentur
PENDAHULUAN menghasilkan lignosulfonat Gugus sulfonat
mensubstitusi gugus fungsi hidroksil atau eter pada Pad a umumnya di Indonesia, proses pembuatan atom karbon セc@ dari rantai sam ping propana. pulp menggllnakan proses kraft. Lignosulfl)nat Sulfonasi ini 「・イエセゥオ。ョ@ untuk mengubah hidrofilitas merupakan turunan lignin yang mengandung gugus lignin yang kurang polar (tidak larut dalam air), sulfonat, yang dapal diisolasi langsung dari lindi hitam dengan mensubstitusi gllgus hidroksil dengan gllgus melailli proses slIlfil dengan cara ultrafiltrasi. sulfonat sehingga hidrofilitasnya meningkat
Sri J1l1diasmri. Surmno Surrokllslfmo. GlIsrini NセュィィゥイゥョN@ YlIl'ltn rumairoh
Sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia, produksi kertas juga terus meningkat yang diikuti pula dengan limbah lindi hitam yang dihasilkan, sekitar S3 persen dari produksi berkisar 7,2 j uta ton per tahun (The, 2008). Limbah eair dari lindi hitam. mengandung senyawa lignin yang tidak lan.1t dalam air dan beberapa maeam pelarut. Pada sarana pembuangan lanjutan, limbah ini memberikan dampak lingkungan khususnya pad a orgamsme, maka diusahakan untuk moditlkasi lignin menjadi lignosulfonat. Lignosulphonat mengandung grup hidrofilik (gugus sulfonat, fenil hidroksil, dan alkohol hidroksil) dan grup hidrofobik (rantai karbon) sehingga termasuk ke dalam kelompok surfaktan anionik, berfungsi sebagai pendispersi gumpalan ikatan kimia lignin agar dapat mengikat bahan lain, antara lain bahan perekat pada industri keramik serta bahan tambahan pendispersi eampuran adukan beton dan mortar (Ouyang el al.. :WOS dan Barron, 2008),
juga dispersan pada pasta gipsum (Baskoea el al..1998). Penelitian selanjut-nya lignosulfonat, dekstrin dan glukonat mampu lImuk meningkatkan kemudahan ー・ョァ・セェ。。ョ@ (\!'Orkahilill') pada adllkan beton (Matsushita dan Yasuda, 2004).
Suri'aktan anionik dapat menaikkan adsorpsi permukaan dan dispersi partikel. Proses adsorpsi lignosullonat pada permukaan partikel, menimbul-kan muatan negatif pada permukaan partikel sehingga mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel.
Ketika surfaktan ditambahkan pada adukan mortar, partikel slIrnlktan tcradsorpsi dipennukaan partikel semen dan menyebabkan tolakan antar partikel semen yang menghasilkan detloklllasi yang kllat, berakibat distribusi partikel semen homogen di dalam campuran.( Gam bar I a dan b) .
(a)
Gambar 1. Reaksi semen dan air (a) tanpa pemberian bahan tambah kimia, (b) setelah ditambahkan dengan agen pendispersi. lumadurdiyev el al. (2004), menyatakan bahwa lignoslilfonat telah banyak digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat mcngurangi penggunaan air dalam teknologi beton dan dapat memperlambat waktu pengerasan. Kedua sitat lignosllltonat ini dapat digunakan mengembangkan waktu pengikatan mortar dengan kemudahan penger:iaan yang baik.
Kamoun el af. (2003) memperlihatkan pengaruh lignin tersuitonasi dari rumput esparto
(SEL), membuat adukan mortar menjadi lebih plastis dengan mengurangi kandungan air dalam adukan eampuran mortar. SEL juga menghambat waktu ikat
awal dan akhir semen serta meningkatkan kuat tekan mortar setelah 28 hari.
J
umadurdiyev el al. (2004) mene liti pengaruh molase dari limbah pabrik gula untuk lignosulfonat, yang dapat memperlambat waktu pengerasan pasta semen dengan menghambat waktu hidrasi semen. Molase dan lignosulfonat pada dosis 0,2%, jika ditambahkan dalam adukan mortar semen, memper-Iihatkan perpanjangan waktu pengerasan dan waktu pengikatan bahan adukan, serta meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur pada umur dan 28 hari dari pengujian adukan mortar. Grierson el 01. (2004) telah meneliti lignosultonat yang digunakan lIntuk membuat plastisasi dan mengurangi komposisi air dalam campuran beton. Proses pengikatan tersebllt, menjadi dasar penelitian dalam pengembangan dan manfaat dari perubahan lignin sebagai hasil dari Iimbah industri pulp. Hasil ini diaplikasikan menjadi bahan pendispersi bahan adukan mortar.Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembllatan bahan adukan beton agar, dengan eara menambahkan natrium lignosultonat (NaLS). Karakteristik mekanis dari pcrubahan mortar dengan penambahan lignosultonat (agen pendispersi) ini d icval LIasi dcngan penguj ian aliran (fhm), kuat Icntur, kllat tckan, waktu ikat awal dan akhir semcn, serta hidrasi semen. Pengaruh penambahan natrium lignosuUonat (NaLS) sintetik dan NaLS komersial pada mortar scrta perubahan rasio air semen merllpakan hasil penelitian ini.
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat
Bahan-bahan terdiri dari Semen portland dan pasir lokal di Bogar, aditif NaLS sintetik dari limbah Lindi hitam dan NaLS komersial dipcroleh dari PT Fosroe Indonesia dan air jcmih kampus I PB.
Alat-alat yang digunakan mixer, ayakan standar lIS, timbangan 2S kg dan 5 kg, labu piknometer, labu Le Chalelir, eetakan mortar ukuran 16 x 4 x 4 em', alat Fical. UTi\;l Shimadzu untuk uji kuat tekan, kuat lentur dan dil'raktometer sinar X merk Shimadzu.
Metode Analisis Ayak Pasir (ASTM C136-2001) Metoda dilakukan mengikuti prosedur pengujian ASTM dan 1IS dalam Kato (1990). Sampel pasir keri'1g yang telah dieuei, diayak sesuai standar dari ukuran terbesar hingga terkeeil. Pengukuran be rat massa pasir tertahan disetiap ayakan (ASTM C33-1995), dan diperoleh persentase berat pasir (W) terhadap berat total dati masing-masing ayakan (A). . Modulus kehallisan diperoleh dati jumlah persentase
6 total dari masing-masing jumlah akumulasi pasir pada
Mi・カ」ャ。ケセォ。ョL@ (B), kemudian dibagi seratus.
[image:6.611.39.246.497.615.2]Adllkan Eko ,Mortar Banglll1Lln Jlenggllnakal1 '" " ... .
pennukaan jenuh air (Bs, Weight (?lSUljtlCe Salurated Dry). Berat kering dibagi zat cair yang dipindahkan oleh pasir diperoleh berat jenis pasir.
Absorpsi air pada pasir (ASTM C128-2001) Penyerapan atau perubahan berat pasir kering oven (Bk) pada beratjenuh pennukaan air (Bs). Penentuan Bobot Jenis Semen (ASTM CI88-95)
Fluida dalam labu Le-Chatelir menunjukkan perbandingan bobot zat cair yang dipindahkan dan be rat semen yang ditambahkan dalam labu. sebagai berat jenis semen.
Penentuan Kekekalan Semen (.JlS R5201)
Konsistensi nonnal semen dan pengaturan adukan pasta. setelah penyimpanan di kelembaban selama 24 jam dan atau perebusan jam. Perubahan keadaan lisiknya rnenentukan kekekalan semen. Penentuan Waktu Pengikatan Semen (ASTM CI91-2004)
\1etoda Vicat digunakan lint uk mengukur waktu pengikatan semen. Cincin konik diletakkan di bawah jarum vicat I mm sclang waktu uji setiap 15 menit. Pengujian pendahuluan dilakukan terhadap pasta semen yang ditambah NaLS sintetik dan NaLS komersiaL
I t j{ I , . .. •
( jJ
I' (
' I • /II
Kctcrangan :
A \vaktu ikat di bawah 25 em B waktu ikat di atas 25 em
C penctrasi pada waklU ikat di atas 25 em D penctrasi pad a \Vaktu ikat di bawah 25 em. U.ii Alir Mortar (JIS R5201)
Aliran adllkan mortar ketika tcrlepas dari cetakan slump disebut penglljian alir mortar. Hasil pengembangan adukan mortar menllnjukkan nilai alir mortar rata-rata.
Pembuatan Spesimen Uji :vtortar (Kato 1990) Adllkan mortar dengan perbandingan satu bagian pasir semen dan dua bagian pasir dan air dad
\VIc 0.65 selama 15 menit homogen sebagai
kontroL Dalam pengujian pendahllluan dilakukan penambahan NaLS komersial dan bervariasi selang konsentrasi 0.1 - 0,5% dari berat semen pada mortar. Hasi I terbaik dalam uj i kuat lentur digunakan untuk menentukan variasi konsentrasi NaLS sintetik.
Hasilnya dibandingkan dengan NaLS komersial, pada konsentrasi yang sarna. Adukan dicetak pada mold standar dan disimpan di tempat lembab selama pengujian.
Uji Kuat Lentur dan Kuat Tekan Mortar (Kato 1990)
Pengujian kuat tekan dan lentllr mortar dilakukan dengan alat Mihaelis, pada llmur 3,7 dan 28 harL Beban lentllr dikonversikan pad a beban tekan standart mesin yaitu beban " 50 x 0.234 kg/em::. Analisis Hidrasi Semen Umur 3 Hari dengan Difraktometer Sinar X
Menurllt metoda NaLS sintetik 0,2%, hasil tes pendahllluan. yang menunjukkan konsentrasi tebar (Grierson ef al., 2004 l. sebanyak 50 g semen dicampurkan dengan ik dari uji kuat lentur. Selanjutnya dilarutkan dengan 25 ml air deionisasi, diaduk hingga homogen. Proses hidrasi dihentikan setelah 3 hari, sam pel dihancurkan menjadi bubuk direndam dengan aseton. Bubuk sam pel dianalisa menggunakan Difraklometer sinar X pada 40 kV, 20 mA. Analisis ini juga dilakukan pada adllkan semen control/tanpa bahan tambahan. \Vaktu (in lime) yang digunakan adalah 3, 7, dan 28 hari.
Rancangan Percobaan
Rancangan pereobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan percobaan aeak lengkap (RAL) satu faktor
in time
dengan dua kali ulangan. Pengujian pendahuluan kuat lentur mortar dilakukan dengan 5 taral: yaitu penambahan NaLS komersial 0.1. 0,2, 0,3, 0.4 dan 0,5%. Pengujian inti dilakukan pada faktor kuat tckan dan lentur dengan 7 taraL yaitu kontrol (0%), menggunakan NaLS sintetik tarat' 0,1 %. 0,2%, 0,3% scrta NaLS komersial 0,1 % , 0.2%. 0.3%. Faktor waktll (in lillie) dengan 3 taraf yaitu 3; 7; 28 hari pada semua perlakuan kontrol, NaLS komersial dan sintetik. Respon yang diamati pad a kuat lentur mortar. dengan model tinier sebagai berikut:Y
J.P
Keterangan :
Yijl. : karakteristik mortar pada faktor jenis sam pel ke-i, waktu ke-j, dan ulangan ke-k dengan i 1.2.3.4.5,6,7 ; j 1 ; dan k =
1.2
セャ@ : nilai tengah umum((, : pengaruh jenis sampel ke-i
Pi
:
pengaruh waktu ke-jap,j : pengaruh interaksi jenis sam pel dan \Vaktu
tJ;1. : galat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sri -'vludiastllti, SWTOIIO SlIr\'oklislIIIIO, Gustin! Srahbirin, YIIYlIrl Yumairoh
Tabel I, Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga
Rl
eM
Cl\102 236 235 2,71 0.]6 03 1.18 1,2 1.36 0,18 04 0.6 0,6 0,68 0.09 05 0.3 0.3 0.35 0,05 06 0,15 0.2 0.17 0,02 On
Q
D/Qn
Bola
6,46 6,46 6,46 6,46 6,46
0,73 0,37 0,18 0.09 0,05
1,21 1,28 1.35 1,42 1,49
97,0 12,1 6.4 3,4 1.8
97,0 14,6 2,1 03 0,0
1 1
ukuranaYiJkan (mm)
Gamhar 2. Analisis ayak pasir Cimangkok
UI)
.., 80
セャoHjNイ
E
bU:l
セ@ ·10
o £? 20
n
no sieve (mm)
o 10
Gamhar 3. Hasil analisis gradasi pasir alami dan modifikasi uji laboratorium
Menurut ASTM dalam Mulvono (2003), Standart Modulus kchalusan (FM)
セョエオォ@
mortar plesteran adalah 3,6 4,8 dan adukan heton modulus kehalusan adalah 1,5 - 3,0, liS dalam Kato 1990. bcrkisar 3,2 - 4,4. Hasil pengujian modulus kehalusan pasir lebih halus dari ASTM dan JIS maka modifikasi adukan yang dibuat sudah memenllhi standart ASTM, .lIS dan SNI. Jadi penglljian ini mengikuti standart nasional dan intemasional. Hasil grafik distribllsi ukuran partikel penglljian pasir uj i iniセ、。ー。エ@
digunakan sebagai nilai dasar untuk penelitian selanjutnya. Bobot Jenis Relatif dan Absorpsi PasirMenurut JIS, penentuan bobot ienis relatif dari kualitas pasir secara parsial 2,5 2.65 gicmJ, Berat jenis dari absorpsi sampel pasir 250 gram, rerata 2,22 gicm3 dan absorpsi yang terjadi 8.76%.
Nilai hobot jenis pasir ini baik untuk membllat bangunan tinggi karena lebih ringan. N ilai adsorpsi standar
J
IS. yaitu I UセᄋGo@ (Kato. 1990). Bangunan-bangunan didaerah tropis yang panas. penyerapan uap air ini diimbangi dengan intensitas sinar matahari yang besar berkisar 500 1000 W/mc.Berat Jenis Semen
Hasil pengukuran berat jenis semen portland pada penclitian ini sebesar 3,02 g/ml, lebih kecil jika dibandingkan dengan pustaka yaitu 3,15 glml (Kato, 1990). Kelembaban yang tinggi di Bogor. mempengaruhi bukaan zak semen, sehingga menurunkan kuulitas semen uji walaupull telah disimpan dalam bak tertutup dan sesuai prosedur. Kekekalan Semen
Sctelah 24 jam. hasil kekekalan udukan semen yang mengeras dinyatakan sebagai kemampuan pengembangun hasil percampuran bahan adukan, dengan muksud mempertahankan pengikatan senyawa dalam volume. lIasil uji ini menunjllkkan semen tidak terjadi perubahan volume atau retak, hanya ada pengerutan (shrinkage). dipermllkaan semen. karena terjadinya penguapan air (Gambar 4).
(a) (b)
Gambar 4. Adllkan semen (a) sebelum direbus. (b) setelah direbus
Waktu P.engikatan Semen
Waktu ikat awal dan akhir dipengaruhi oleh jumlah air yang dipakai. berkaitan dengan pengendalian pekerjaan, agar lebih panjang. seperti untuk transportasi, penuangan, pemadatan dan penyelesaian.
[image:8.611.286.493.530.630.2]Adukan Eko Morfar Bangllllan Mengglillakall ... .
Waktu vs penetrasi jarum Vicat
.:.15
'10 35
E ⦅セo@
E
'@ 2S
I
2() le,lq 10
() Time 5€ttlnp; Hュセュャエャ@
0 100 '00 GOO
I
... ". k ','11' I GセGji@ (D' .,\(a). waktu Ikat awal
\VJktu Jkhir vs penetrasi jarum "icat
..j(.0 +1,)1[1(111,0',)
100 300
Time settimg {menit)
(b). waktu ikat akhir Gambar 5. Grafik penetrasi semen
Sedangkan waktu ikat akhir mengalami penurunan sekitar 8%. Pemilihan konsentrasi 0,2% diambil dari hasil terbaik pada penentuan kuat lentur. Berdasarkan persamaan garis linier (Gambar 5b) didapatkan prediksi waktu ikat awal berturut-turut terjadi pada 177,262, dan 264 menit.
Prediksi waktu ikat akhir terjadi pada menit ke 481,442, dan 404 menit. Peningkatan waktu ikat awal ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik dapat bertindak sebagai inhibitor dia reaksi hidrasi semen (Tabel 2). Tabel 2. Waktu ikat semen penguJlan dibanding
standar ASTM Waktu
ASTMC NaLS NaLS
ikat Kontrol
150 sintctik komersial
(menit)
0,20% 0,20%
Awal -lS-37' IT 26( RWセ@
Akhir 5-lC 52: -lO: Mャoセ@
Hasil Uji Alir Mortar
Tujuan pengujian nilai alir mortar adalah mehhat pengaruh penambahan NaLS sintetik dan komersial pada keragaman konsentrasi terhadap dispersi mortar. lIasil penehtian ini pada kondisi ratio air semen terendah 0,45, nilai diameter alir mortar tanpa tam bahan bahan kimia 13,46 em, dan NaLS sintetis 0,3% meneapai 18 em. Hasil uji menunjukkan ad uk an mortar semakin homogen dan nilai ahr adukan dipengaruhi senyawa kimia NaLS, seperti yang disajikan pada Gambar 6 dan 7. Pada ratio air semen yang sama pada adukan, NaLS sintetik menunjukkan diameter ahr lebih tinggi dari control dan NaLS komersial. Dispersi dalam adukan mortar yang terjadi semakin tinggi maka pergerakan ahran adukan (pasir, semen dan aditif dalam eampuran) lebih menyebar rata.
Sila pereampuran pasir, semen, dan air belum meneapai konsistensi dan adukan belum membentuk mortar segar dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaannya. Rasio air semen mortar 0,55 dan penambahan NaLS sintetik maupun komersial konsentrasi 0,1 dan 0,2% rerata belum mengalami
perubahan sebesar 10 em, dan konsentrasi PLSセ@ o.
berubah yaitu masing-masing 10,25 em dan 9,5 em.
Qk, Illltl [ Q1(lltr.l?
orJ,1 "Il()," I '
+r11 "Il() ," 1 ,
lDkasi Alir(<.rn)
Gambar 6. lIasil w/e セ@ 0,45 dan NaLS sintetik di konsentrasi 0, 1%, 0,2%, dan 0,3%
l7
セ@
o
L,-E l r3 l
"-'" 11
セ@ tel
'i5
OJ'"
.... -tiel!' '111',",,1 LJ'U<'Il'>kolllf-'l·,I,lI.'" 11l'i
-11'lL,,,,IIllt"'ldl .(j 1<, セᄋMMᄋセᄋuNQQGIᄋNャャャャエMエャセ@ ,. |iiMiセ@
セエャ@ '1l'" IIlto:tll. ! ' n "i') <)セQi\GiャGIBBャャキャG^i\iiGZ@ l () GLセ@
Gambar 7. Hasil diameter aliran adukan pada variasi rasio air semen
Penyebaran merata dalam perletakan pasir dalam adukan atau porositas, menyebabkan kemampuan menerima beban tekan dan beban lentur yang semakin besar. Perbedaan rasio air semen menunjukkan diameter alir yang tidak sama. Hasil rasio air semen 0,45 memperlihatkan pembahan diameter ahr dengan nilai 9,25 em.
Hasil uji pendahuluan kuat lentur mortar
[image:9.611.61.492.71.206.2] [image:9.611.294.494.320.421.2] [image:9.611.297.494.485.597.2]Sri /vflldiaslilli. SIIIT0l10 SuryokuslIlIIo. GlIslini S)'ahhirin. Yumf1 YlIIllairoh
[image:10.611.31.244.104.261.2]dengan hasil kuat lentur mortar yang disajikan pada Gambar 8.
>4
N E
v ')1
--... OJ)
-" セオ@
'- Tセ ::l
<:
If) '!: セ@ f'J H ::l !Ji'; '>t. H Ii!' umurmortar (hari) Hi I,!'10 10 セャャ@
[image:10.611.272.485.195.321.2]Gambar 8. Kuat lentur terhadap variasi konsentrasi NaLS komersial
Gambar 8 menunjukkan rasio air semen mortar
yaitl! 0,65 untuk untuk NaLS sintetik 0, I %; oLセE[@
03%; dan NaLS komersil 0, I %; oLセE@ dan 0,3%
dilakukan セ@ ulangan (Tabel 3). Pada tahap pengujian
pendahuluan menggunakan alat Michaelis, diperoleh kekuatan tckan dan lel1tur yaitu hasil dikalikan konstanla pada alat. Uji il1i bcrtujuan menetapkan
vanasl konsentrasi yang akan digunakan pada
penambahan NaLS sintelik dalam mortar. Kliat lentur dillji saat mortar berumllf 3, 7, dan 28 hari, sesuai sirat
musingmasing senyawa dalam semen, yaitu
trikalsium aluminat, trikalsillm silikat. dan dikalsium silikat.
Tabcl 3. Kenaikan pcngaruh dispersan NaLS sintetis dan komersil mortar w/c=0,65
_
.._ _
.. Konsen-trasi (%) Nal,S sintetik (em) Kenaikan (%) NaLS komer sial !cm) awal Kenaikan (%)0.1 1436 6,69 14,26 0,7
0,= 12,56 セLQV@
Hasil peng4iian berdasarkan uji F pada
rancangan percobaan dari data Tabel 4 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakllan dan umur mortar memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap respon (kuat lentur) pada taraf nyata 5%. Uji Duncan memperlihatkan bahwa penambahan NaLS komersial 0,2% merupakan konsentrasi yang mempunyai nilai
kuat lentur terbesar. Nilai 0,2 % menjadi dasar
keragaman konsentrasi NaLS sintetik yang
ditambahkan, yaitu 0, I 0,3% dari bobot semen
sesuai uji pendahuluan terse but. Kuat lentur
meningkat hingga Llmur mortar 28 hari. Uji Duncan memperIihatkan respon berbeda nyata pada masing-masing umur mortar. Hal ini disebabkan oleh kuantitas produk hidrasi yaitu kandungan kalsium silikat hidrat dalam adukan semen meningkat. Hal ini
berarti meningkatkan ikatan senyawa tersebut. Pada
adukan semen dan pasir エ・セェ。、ゥ@ ikatan semakin kuat
dan ruangruang yang semula kosong jadi terisi air diganti kalsium silikat hidrat maka porositas dalam
ュセイエ。イ@
berkurang, sehingga terjadi pemadatan danhomogenitas. Pasir seperti ditampilkan pad a
kekekalan semen memberikan peningkatan kekuatan lentur dan kuat tekan.
Tabel 4. Beda kuat tekan dan lentur pada l\aLS sintetis dan NaLS komersial
Kuat NaLSsintetis> 3 hari 7 hari 28 hari Tekan Komersial
kg/em? 0,1% 14,5 85 4,7
0,2% 17,7 15,8 12,7
oセSセコセ@ 12.4 7,2 6,7
Kuat NaLSsintetis 3 hari 7 hari 28 hari
Lentur Komersil
kg/cm2 0,1% 6,3 4,1
0,2% 9 \3,9
I
HasilUji Kuat Lentur Mortar
Pengujian ini membandingkan pengaruh NaLS sintetik dan komersial terhadap daya dukung mortar, vaitu kuat lentur dan kuat tekan seperti yang terlihat pada Gambar 8. Hasil lIji statistik kuat lentur mortar
memperlihatkan beda nyata penambahan NaLS
sintetik dibandingkan dengan \laLS komersial.
セGセ@
:y--J
umurmorlJr (harilIH
·111
ill'-'
[image:10.611.274.477.417.567.2]30
Gambar 9. Kuat lentur mortar pada ragam umur
Gambar 9 memperlihatkan nilai kuat lentur
yang semakin meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi l\aLS sintetik dan komersial pada
keragaman umur.
HasH tertinggi dicapai pada penambahan NaLS 0,2%, tetapi pada penambahan NaLS 0,3%, kuat lentur
mortar menurun. Hal 1111 menunjukkan bahwa
Adukan Eka I'vforrar Banglll1al1 i'vfenggullakoll '" " ...
Meningkatnya senyawa tersebut menyebabkan ikatan yang dihasilkan oleh semen dengan pasir semakin kuat dan ruang-ruang kosong yang avvalnya terisi oleh air diganti dengan kalsium silika hidrat sehingga porositas mortar berkurang. Proses tersebut akhimya memberikan kontribusi utama pada peningkatan kekuatan.
Berdasarkan rancangan percobaan meng-gunakan program SPSS, uji interaksi antara perlakuan
dan umur mortar memberikan pengaruh nyata
terhadap respon pada taraf nyata 5% berdasarkan uji
F. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pengaruh
penambahan NaLS sintetik maupun komersial 0, I; 0.2
dan 0,3% memperlihatkan perbedaan yang nyata tcrhadap kontrol (0%), Pengujian ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik 0,2% merupakan hasil yang terbaik karen a mempunyai nilai kuat lentur tcrbcsar. Sehingga dilakukan suatu percobaan pada nilai dasar 0.2%.
[image:11.611.41.255.375.522.2]Hasil Uji Kuat Tekan \lortar
Gambar 10 mcnunjukkan hasil pcngujian kuat tekan mortar terbaik pada mortar NaLS sintetik 0,2%. yaitu 54,84, 54,89, dan 61.42 kg/em' pada umur 3, 7, dan 28 hari, menggunakan alat Michaelis.
l', L...-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _...J
ャGHGiセG@
-.q...\ . '
Umul fT'ortaf thad)
Gambar 10. Pengujian kuat tekan mortar dengan alat manual (Mihaelis) dan alat modem (Shimadzu)
Nilai kuat tekan mortar NaLS sintctik 0,2%
pada umur 3 hari ini lebih tinggi TSLXセMッ@ dari pada
kontrol yang makin meningkat hingga 54 hari. Pengujian NaLS komersial 0.2%, umur 3 hari, menunjukkan 40,24 kg/cm:. Icbih rendah dibanding kuat tekan mortar NaLS sintetik 0,2 %. Hasil NaLS sintetik sangat berbeda dengan NaLS komersial pada kuat tekan dan kuat lentur mortar. Pertambahan llmur mortar memperlihatkan pcningkatan kekuatan tekan mortar sampai hari ke 28 untuk dua macam alat.
HasH Analisis Hidrasi Semen Umur Tiga hari dengan Difraktometer Sinar X
Analisis hidrasi semen bertujuan untuk
mempelajari proses hidrasi semen pad a umur tiga hari
dengan penambahan NaLS sintetik 0,2%. Pemilihan konsentrasi NaLS sintetik 0,2% berdasarkan pengujian kuat lentur yang menunjukkan hasil terbaik. Kajian difraktometer sinar X menunjukkan bahwa intensitas puncak produk hidrasi, yaitu Ca(OHh dan kalsium silikat hidrat (CSH) pada pasta semen yang
ditambahkan NaLS sintetik 0.2% mengalami
peningkatan terhadap pasta semen tanpa bahan tam bah kimia (Gambar 11).
Peningkatan intensitas puncak Ca(OH
h
dankalsium silikat hidrat sebesar 21,7% dan 8,3%, yaitl1
dari 230 menjadi 280 cps dan 480 menjadi 520 cps.
Ca(OH): merupakan kapur bebas hasil hidrasi senyawa trikalsium silikat dan dikalsium silikat sedangkan kalsillm silikat hidrat juga merllpakan produk hidrasi kedua senyawa yang bersifat perekat. Kapur bebas diduga tak ban yak berikan kontribusi perkembangan sitat mortar. Puncak difraktogram sinar X pasta semen pada umur 3 hari dibedakan antara
pasta semen kontrol dan penambahan
natriumlignosulfonat 0,2% (a dan b). Peningkatan
puncak Ca( oャ|IZセ@ ini mengindikasikan peningkatan
reaksi hidrasi senyawa trikalsium silikat.
Iial 1111 memperlihatkall bahwa natrium
lignosulfonat bertindak sebagai agcn pendispersi. Akibat dari sifat dispersiftersebllt maka meningkatkan detlokulasi pada pasta semen sehingga pasta semakin homogen dan jumlah pori dalam struktl1r mortar akan
berkurang. Kem lid ian dengan meningkatnya
deflokulasL daerah permllkaan partikel terdispersi akan scmakin meningkat sehinggn jumlah Ca(OH):; dan kalsiull1 sil ikat hidrat juga meningkat. Pengaruh
dispersi partikel 1111 secara tidak langsung
mempengaruhi kekuatan mortar karena adanya
pengurangan struktur pori dalam mortar. Olch karena illl, nilai kl1at lentur dan kl1at tekan mortar dengan pcnambahan NaLS sintetik 0,2% pada hari ke3 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,7% dan 43,8%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil lIji pendahuluan kuat lentur mortar menggllnakan bahan tambahan NaLS komersial 0,1% sampai dengan 0,5% dari rasio bera! semen, memperlihatkan nilai kLInt lentur terbesar tcrjadi pada mortar dengan penambahan NaLS komersial 0,2%.
HasH di alas menjadi pcnentu pengujian kuat
lentur dengan bahan tambah NaLS sintetik
menggunakan variasi konsentrasi 0,1 0,3%. Uji
Sri A1udiasfllfi, SlIr)0110 SW:WkUSIIIIlO, (iusfini Svahbirin, YIIYUIl Yumairoh
(a)
(b)
I
iii
Ii. i!I'})
-t---...
...u..._...- _...'"'-...J...i..u...__..J.Ii...w-'-_...u...iI.... ... _ ' - -...セ _ _ _ _ _ _ _-I.3!]
6')
I!
! i I
! .
•
10 41} S)
セ@ . セ@ " " - " ,
.
;5:::-10") :':li;l:;r.IL':O :alcl'.III Slllc:7. Hydra:e r.l:lalll:e セNVTセ@ :;'4i GINセiャ@ 0.491 cNTセG@
::R
P:LmJ
'i'""", I
I
,
. I
:!] -iC' 5J 10
[image:12.611.78.487.71.638.2]14: 4-07j3 c。iohAセ@ Calnull HydrGXlde Pwlandlte 0.7861,11;231 0.343 ).134 0.486 RNセT@ P':ml Gambar 11. Difraktogram sinar X (a) adukan semen tanpa bahan tambah kimia, (b) adukan semen dengan
penambahan セ。ls@ sintetik 0,2%, (c) adukan i pasta semen dengan penambahan NaLS 0,3% yang dilakukan oleh Grierson ef of. (2004)
Uji kuat lentur mortar dengan penambahan digunakan. Hal tersebut juga diperlihatkan oleh nilai
セ。ls@ sintetik 0,2% pad a hari ke 28 memperlihatkan kuat tekan mortar.
Adukan Eko i\4ortar Bal/gllnan l'vfel1gf!lIl1akan '" '" '" '" """"
50%. Analisis hidrasi semen pada waktu 3 hari memperlihatkan peningkatan kuantitas produk hidrasi, yaitu Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat, yaitu sebesar 21,7% dan 8.3% sehingga NaLS sintetik bertindak sebagai dispersan dalam pasta semen saat itll.
Penggunaan daur ulang (reduce) dari Lindi hitam atau limbah pulp dari hijauan atau tanaman dapat membuat suatu kriteria pemanfaatan limbah, Selain itu juga mengurangi sisa limbah yang terbuang (reuse) dari hijauan dan menjadikan lingkungan menjadi bersih.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap kuat Icntuf pada beton dan beton bcrtulang. Hal ini berkaitan dengan pcr:ialanan transportasi pengangkutan bahan adukan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Perlu dilakukan pengukuran zeta potensial untuk membuktikan terjadinya disrersi rartikel pada semen.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucaran terimakasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA atas bahan yang diberikan,
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and Material. 1995. Standard Test Method for Density of Hydraulic Cement [ASTM CI88-19951. Philadelphia,
American Society fix Testing and Material. 2001. Standard Test Method for Density. Relatif Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregates [ASTM- CI28-20011. Philadelphia.
American Society for Testing dan Material. 200 I. Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates [ASTM C 136-200 I]. Phi ladelphia.
Barron AR. 2008. Hydration inhibition of portland cement. The Connexions Project. Connexions module. No m 16446.
Baskoca A. Ozkul MH. Artirma S, 1998. Effect of chemical admixtures on workability and strength properties of prolonged agitated
concrete. Cement and Concrete Res 28:
737-747.
Collepardi M. 2005. Chemical admixture today.
Didalam Proceedings ofSecond International
Symposium on Concrete Technology jiJr
sオウエ。ゥョ。「ャ・セd・カ・ャッーュ・ョエ@ lrith Emphasis on
In/iYIstrucfure. Hyderabad. 27 February 3 March 2005 pp 527541.
Fengel 0 dan Wegener G, 1995. Kayu:Kimia.
Ultrastruktur ReaksiReaksi. Sastrohamidjojo II, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press.
Ghosh P. 2004. Fibre Science and Technology. New Delhi: McGawHill.
Grierson LH, Knight .lC, Maharaj R. 2004. The Role
of Calcium Ions and Lignosulphonate
Plasticiser in the Hydration of Cement.
Cement and Concrete Res 35: 631636. Jumadurdiyev A. Ozkul MH, Saglam AR. Parlak N.
2004. The Utilization of Beet Molasses as a Retarding and Waterreducing Admixture for
Concrete. Cement and Concrete Res
35:874-882,
Kamoun A. 2003. Evaluation of the Performance of Sulfonated Esparto Grass Lignin as a
PlasticizerWater Reducer for Cement.
Cement and Concrete Res 33:995-1003.
Kato K. 1990. Testing Manual Series Cement, Aggregates, and Concrete. Bogor: .rICA DGHE/IPB ProjectiADAET: JTA9a (132).
Kenkel J. 2003. Analytical Chemistry for
Technicians. London: Lewis Publishers. Matsushita Y dan Yasuda S. 2005. Preparation And
Evaluation or Lignosulphonates as a
Dipersant For Gypsum Paste From Acid
Hydrolysis Lignin. BioresTechnol 96:
465-470.
Mulyono T. 2003. Teknologi Beton. Jakarta: Universitas l\cgeri Jakarta,
Ouyang X, Oiu X, Chen P. 2006. PhysicoChemical Characterization of Calcium Lignosulfonate.
A Potentially Useful Water Reducer. Colloids
and Sill/aces A: Ph,'sicociTem, Eng. Aspects
RXSMZセXVZ@ 489497.
Fosroc Indonesia. 2005. Fosroc Indonesia Product
Summary of Construction Chemicals
Cikarang: Brosllr FOSROC.
Sjostrom E. 1995. Kimia Kayu. DasarDasar dan Penggunaan. Ed ke2. Yogyakarta : Gajah Mada University Press,
Syahmani. 2000, [solasi, Sulfonasi, dan Asetilasi Lignin dari Tandan Kosong Sawit dan Studi
Pengaruhnya Terhadar Proses Pelarutan
Urea. [Tesis
I.
Bandllng : Institut TeknologiBandllng.
The I. 2008. Kertasku dari HllIanku. http://w\\lV\.
Kabar indonesia.com [ 14 Nov 2008].
Zhang T. 200 t. Adsorptive Behavior of Surfactants
on Surface of Portland Cement. Cement and
COl1crete Res 31: 10091.
Syahmani. 2000, Isolasi, Sulfonasi, dan Asetilasi Lignin dari Tandan Kosong Savvit dan Studi Pengaruhnya Terhadap Proses Pelarutan Crea. [TesisJ. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
The I. 2008, Kertasku dari HllIanklt. http://www.
Kabar indonesia.com [14 Nov 2008],
Zhang T. 2001. Adsorptive Behavior of Surfactants
on Surface of Portland Cement. Cement and