• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha dan Hambatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang Pada Tokoh Aurelia Dalam Novel A Husband’s Wicked Ways Karya Jane Feather

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usaha dan Hambatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang Pada Tokoh Aurelia Dalam Novel A Husband’s Wicked Ways Karya Jane Feather"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

USAHA DAN HAMBATAN DALAM MEMENUHI

KEBUTUHAN CINTA DAN KASIH SAYANG PADA TOKOH

AURELIA DALAM NOVEL A HUSBAND

’S

WICKED WAYS

KARYA JANE FEATHER

EFFORTS AND CHALLENGES IN FULLFILLING LOVE AND

BELONGINGNESS NEEDS ON

AURELIA’S CHARACTER

IN A

HUSBAND

’S

WICKED WAYS NOVEL BY JANE FEATHER

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sastra pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

ANGGIT NUR ULFAH NIM. 63709009

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA

(2)

viii

2.3 Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

(3)

ix

2.3.1.1 Usaha dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

2.3.1.2 Hambatan dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

2.4 Unsur Intrinsik

2.4.1 Latar

2.4.2 Tokoh

2.5 Metode Langsung (Telling)

2.6 Metode Tidak Langsung (Showing)

BAB III: METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

4.1 Usaha Aurelia untuk Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

4.2 Hambatan yang dihadapi Aurelia untuk Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih

(4)
(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1976. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. Oxford: Oxford University Press.

Boeree. C. George. 2008. Personalities Theory: Melacak kepridian anda bersama psikologi dunia. Ed. Baru: Prismasophie

Feather, Jane. 2009. A Husband’s Wicked Ways. New York :Pocket Star Books.

Jases Feist, Grogery Feist, 2009. Theorist of personality 7th edition, Teori kepribadian Ed. 7, terjemahan Handriatno Jakarta: Salemba Humanika.

Joomis K, Martin D. 2007. Building Teachers: A Constructivist Approach to Introducing Education, Belmont, CA: Wadsworth, pp. 72–75.

Klarer, Mario. 1999. An introduction to literary studies. London Routledge.

Maslow, H. Abraham. 1954. Motivation and Personality. Copy right by Harper And Row publiser Inc. English

Meyer, Michael. 1990. The Bedford Introduction to Literature 2nd Edition. Boston: Bedford Book of St. Martin Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Perrine, Laurence. 1988. The Elements of Fiction5th Edition New York: Odyssey Press Inc.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies Representasi fiksi dan Fakta ed.Revisi cetakan ke-2,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan

(6)

Siagan, Sondang. P. 2012. Teori motivasi dan Aplikasinya,Jakarta:Rineka Cipta

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan RD. Bandung:

Alfabeta

Wellek, Rene dan Warren Austin. 1989. Teori Kesusastraan, terjemahan Melani Budianto Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Websites

Cherry, Kendra, about.com guide. Hierarchy of Needs The Five Levels of

Maslow's Hierarchy of Needs. E-Journal on-line. 5 January 2013

<http://psychology.about.com/od/theoriesofpersonality/a/hierarchyneeds.htm >

Viperez, Danny.2012. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow. E-Journal

on-line. 22 January 2013

<

http://www.slideshare.net/viperenz02/ekonomi-teori-hirarki-kebutuhan-menurut-maslow>

Feather, Jane. Situs resmi Jane Feather. 9 September 2013

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses

penyelesainnya, berbagai kesulitan turut mengiringi langkah penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang

telah banyak membantu. Ucapan terimakasih atas dukungan, bimbingan, bantuan

dan doa penulis ucapakan kepada:

1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra

UNIKOM.

2. Dr. Juanda, Selaku Ketua Prodi Sastra Inggis UNIKOM. Terima Kasih

3. Retno Purwani Sari S.S M. Hum, Selaku Koordinator Skripsi dan penguji

UPK. Terima kasih

4. M. Rayhan Bustam S.S.,M.Hum, selaku Dosen wali, koordinator proposal,

dosen Pembimbing KKL dan Pembimbing II skripsi. Terima kasih banyak

atas arahan, saran yang membangun, waktu, dukungan dan bantuan dalam

proses pembimbingan dan pembelajaran selama ini.

5. Nenden Rikma Dewi, S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I skripsi

dan koordinator jurnal. Terimakasih atas semua saran yang membangun,

waktu, serta kesabaran dalam membimbing, serta membagi pengetahuan

tentang kesusastraan kepada saya sehingga terselesaikan skripsi ini;

6. Nungki Heriyati, S.S., M.A, Tatan Tawami, S.S, M.Hum, dan Asih

(8)

7. Seluruh staf dan karyawan yang telah membantu. Khususnya Mba Nita

selaku Sekertaris Sastra Inggris.

Penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu, penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran dan

masukan sebagai kontribusi dalam penulisan skripsi ini. Penulis pun berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Bandung, 12 Juli 2014

(9)

69

CURRICULUM VITAE

1. Profil

Nama : Anggit Nur Ulfah

Alamat : Gegerkalong Tengah, Gang Haji Ridho 2, No. 24 A.

Bandung 44153

Tempatt/ Tanggal lahir : Garut, 22nd February 1991

Jenis Kelamin : Female

Agama : Islam

Phone : 08999487722

E-mail : anggitnurulfahss@yahoo.co.id

2. Latar Belakang Pendidikan 2.1 Pendidikan Formal

No Year Institutions

1. 2009- Sekarang Universitas Komputer Indonesia

2. 2006-2009 SMA Negeri 2 Tarogong Kidul

3. 2003-2005 SMP Negeri 2 Tarogong Kidul

(10)

2. Pendidikan Informal

No

.

Years Institution

1 2010 Seminar on Copywriting I (Certified)

2 2010 Seminar Public Speaking (Certified)

3 2011 Seminar on Copywriting I (Certified)

4 2011 Seminar Feminist, Feminine and Text (Certified)

5 2011 Seminar and Workshop of Semiotics in Literature

and Media

6 2012 Character Building Training (Certified)

3. Kompetensi

Penulis berkompetensi di bidang:

a. Sistem operasi Komputer, Khususnya Ms. Office 2007/2010

b. Sistem operasi Komputer, Khususnya Adobe Photoshop Cs 3

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia memiliki kebutuhannya masing-masing, yang harus dipenuhi

oleh manusia itu sendiri. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan

seorang manusia dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut bisa diperoleh dengan cara

memiliki atau menikmatinya (Sondang, 2012:75). Seseorang akan membutuhkan

teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya.

Menurut Abraham Maslow (1954: 80-90) kebutuhan seseorang dibagi menjadi

dua jenis yaitu deficit needs dan being needs. Deficit needs dibagi menjadi empat

tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan cinta

dan kasih sayang dan kebutuhan akan dihargai. Adapun being needs adalah

kebutuhan aktualisasi diri. Abraham Maslow menyebut deficit needs dan being

needs dengan hirarki kebutuhan.

Pada prinsipnya pembagian kebutuhan menurut Maslow di atas berdasarkan

realita kehidupan sehari-hari, terutama kebutuhan cinta dan kasih sayang. Dalam

kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah,

memiliki keluarga dan menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat.

Sehubungan dengan kebutuhan cinta dan kasih sayang, setiap individu dalam

memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang tidak semudah yang dikira. Individu

tersebut harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya.

(12)

kebutuhannya tidak akan terpenuhi. Disamping itu, dalam usaha pemenuhan

kebutuhannya, seorang individu akan mengahadapi berbagai hambatan, baik

hambatan dari luar maupun dari dalam. Hambatan dari dalam berupa tekanan dari

diri sendiri. Sedangkan hambatan dari luar adalah keluarga, teman dan lingkungan

sekitar. Dalam hubungannya dengan itu, penulis menemukan ilustrasi masalah

yang berhubungan hirarki kebutuhan berupa kehilangan kebutuhan cinta dan kasih

sayang dalam novel “A Husband’s Wicked Ways” yang direpresentasikan pada

sebuah tokoh utama bernama Aurelia. Novel ini menceritakan tentang percintaan,

kehilangan dan pemulihan atas hilangnya cinta dan kasih sayang pada tokoh

Aurelia.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan gagasan Abraham Maslow

hanya pada tingkat kebutuhan cinta dan kasih sayang (love and belongingness

needs) terhadap tokoh utama yaitu Aurelia Farnham. Hal ini disebabkan Aurelia

membutuhkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang lain, setelah kematian

suaminya. Dalam novel ini tergambar jelas usaha dan hambatan yang Aurelia

hadapi, untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Kondisi yang

dialami Aurelia ini menunjukan gejala yang disebut Abraham Maslow (2010:74)

keinginan dimiliki dan memiliki serta ingin dicintai dan mencintai.

Dalam menganalisis kebutuhan cinta dan kasih sayang, penulis

menggunakan metode showing dan telling (Minderop, 2005). Metode showing

digunakan untuk melihat bagaimana pemaparan tokoh oleh si pengarang.

Sedangkan, metode telling digunakan untuk memahami dan menghayati watak

(13)

3

Selain itu, penulis berfokus pada dua unsur intrinsik dalam karya sastra.

Unsur intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tokoh dan latar. Tokoh

merupakan unsur intrinsik yang membangun sebuah karya sastra. Latar adalah

tempat atau waktu yang melatarbelakangi cerita dari sebuah karya fiksi.

Berkenaan dengan topik penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu.

Penelitian yang dilakukan Garnis (2011) berjudul, “Pencarian Aktualisasi diri

yang tercermin dalam tokoh Becky pada novel Vanity Fair karya William

Thackeray”. Penelitian ini, berfokus pada pencarian aktualisasi diri pada tokoh

utama yang bernama Becky dengan menggunakan teori hirarki kebutuhan yaitu

being needs berupa aktualisasi diri dari Abraham Maslow. Yang membedakan

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penulis hanya berfokus pada

salah satu aspek hirarki kebutuhan Maslow yaitu deficit needs, berupa kebutuhan

cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, membuat penulis membahas

topik tentang hirarki kebutuhan berupa usaha dan hambatan tokoh utama dalam

memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Dengan demikian, penulis

memilih judul “Usaha Dan Hambatan dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan

Kasih Sayang pada Tokoh Aurelia Dalam Novel A Husband’s Wicked Ways

(14)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang diuraikan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Usaha apa sajakah yang dilakukan Aurelia untuk memenuhi kebutuhan

cinta dan kasihsayangpada novel A Husband’s Wicked Wayskarya Jane

Feather?

2. Hambatan apakah yang dihadapi Aurelia dalam usaha memenuhan

kebutuhannya yang hilang pada novel A Husband’s Wicked Ways karya

Jane Feather?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memaparkan usaha-usaha yang dilakukan Aurelia untuk memenuhi

kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam novel A Husband’s Wicked

Ways karya Jane Feather.

2. Menjelaskan hambatan yang dialami Aurelia untuk memenuhi

kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam novel A Husband’s Wicked

(15)

5

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap bahwa penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan bagi

peneliti selanjutnya, untuk bisa membahas tentang kebutuhan-kebutuhan lainnya

tidak hanya sebatas cinta dan kasih sayang.

Secara praktis, penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan bahwa untuk

memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang harus ada usaha yang maksimal

untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Jika tidak ada usaha sedikitpun, maka

siapapun tidak bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Dalam usaha

memenuhi kebutuhan tersebut, seorang individu akan dihadapkan dengan

hambatan. Hambatan itu harus bisa dihadapi, sehingga seorang individu akan

berhasil memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Aurelia sebagai tokoh utama dalam novel A husband’s Wicked Ways,

kehilangan kebutuhan berupa cinta dan kasih sayang setelah kematian suaminya.

Dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi Aurelia, penulis menggunakan

pendekatan psikologi humanistik. Pendekatan psikologi humanistik adalah suatu

pendekatan multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang

memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Pendekatan

multifaset maksudnya psikologi humanistik dapat dimengerti dalam tiga ciri

utama.. Menurut Goble (1971:90) pendekatan psikologi humanistik juga

(16)

dengan memasukan aspek positif yang mentukan cinta, kreatifitas, nilai makna

dan pertumbuhan pribadi.

Tokoh Aurelia dilihat melalui metode showing dan telling yang menunjukan

gejala hirarki kebutuhan yang dikemukan oleh Maslow. Gejala yang ditunjukan

oleh Aurelia adalah rasa kehilangan cinta dan kasih sayang yang selama ini ia

dapatkan dari suaminya. Rasa kehilangan itu disebabkan oleh kematian suaminya.

Meskipun Aurelia memiliki teman disekelilingnnya, ia tetap membutuhkan cinta

dan kasih sayang dari orang lain yang mencintai dan dicintainya yaitu pasangan

hidupnya. Selain metode telling dan showing yang dipakai di atas, ada unsur

intrinsik lainya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu latar. Latar adalah

tempat atau waktu yang melatarbelakangi cerita dari sebuah karya fiksi. Latar

mempengauhi bagaimana Aurelia dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih

sayang yang hilang dari dirinya.

Untuk memperjelas bagaimana penulis menganalisis gejala kehilangan cinta

dan kasih sayang terhadap tokoh Aurelia dalam novel A Husband’s Wicked Ways

(17)

7

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

A HUSBAND’S WICKED WAYS KARYA

JANE FEATHER

Hirarki Kebutuhan

Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

Usaha dan Hambatan dalam memenuhi kebutuhan cinta dan

(18)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab ini, penulis memaparkan teori yang digunakan sebagai landasan

dalam menganalisis data sesuai dengan topik yang dikaji dalam penelitian. Teori

yang digunakan berdasarkan dari pendekatan psikologi humanistik yaitu hirarki

kebutuhan dari Abraham Maslow. Selain itu, penulis menggunakan metode

karakterisasi Minderop, sebagai alat bantu dalam menganalisis data.

2.1 Pendekatan Psikologi Humanistik

Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran psikologi yang muncul

pada tahun 1950, dengan akar pemikiran eksistensialisme yang berkembang pada

abad pertengahan. Psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme, serta dipandang sebagai bentuk “aliran ketiga”

dalam aliran psikologi (Goble, 1971: 103). Psikologi humanistik menekankan

kualitas yang membedakan manusia dari binatang, disamping adanya kebebasan

berkeinginan, terutama dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya. Menurut psikologi humanistik, behaviorisme banyak mendasarkan

penelitian mereka pada studi tentang binatang-binatang, sehingga menurut

Maslow, mereka telah gagal memberikan sumbangan dan pemahaman tentang

manusia dengan kondisi eksistensiya. Sementara itu, Freudian memusatkan diri

(19)

9

serta adanya anggpan yang menyatakan bahwa semua bentuk tingkah laku luhur

adalah hasil belajar, bukan sesuatu yang kodrati (Goble, 1971:36). Sehingga

perbedaan yang paling mendasar dari ketiga teori tersebut adalah teori

Behaviorisme lebih menekankan kepada penelitian terhadap binatang-binatang.

Teori Freudian lebih memusatkan diri kepada penyelidikan tentang orang-orang

yang mengalami neurotis dan psikotis. Sedangkan, psikologi humanistik

penelitiannya lebih menekankan kepada studi tentang menghargai eksistensi

manusia dan menolak tentang anggapan yang menyatakan bahwa tingkah laku

luhur adalah hasil belajar, bukan sebagai sebuah kodrati manusia.

Dalam hubungannya dengan pemaparan di atas mengenai psikologi

humanistik, Maslow (1954:80-90) mengungkapkan sebuah teori kebutuhan. Teori

tersebut dikenal dengan sebutan hirarki kebutuhan (hierarchy of needs). Hirarki

Kebutuhan sesorang menurut Maslow dibagi menjadi dua jenis yaitu deficit needs

dan being needs. Deficit needs dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu kebutuhan

fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan cinta dan kasih sayang dan

kebutuhan akan dihargai. Adapun being needs adalah kebutuhan akan aktualisasi

diri.

Hirarki kebutuhan semacam itu dapat pula muncul dalam sebuah karya

sastra sehingga penelitiannya dapat menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini

karena psikologi sastra merupakan interdisiplin ilmu antara psikologi dan sastra.

Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan

yang terkandung dalam suatu karya sastra. Meskipun demikian, bukan berarti

(20)

masyarakat. Menurut Ratna (2011:342) sesuai dengan hakikatnya, karya sastra

memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langung.

Dalam melakukan penelitian sebuah karya sastra, dapat dilakukan dengan

beberapa langkah. Langkah pertama, melakukan pemahaman terlebih dahulu

mengenai teori-teori yang akan digunakan, kemudian teori tersebut digunakan

sebagai alat bantu untuk menganalsis sebuah karya sastra. Langkah kedua,

membaca sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian memahami dan

mengidentifikasi permasalahan yang diteliti untuk diangkat. Langkah terakhir,

menentukan teori yang relevan dengan masalah yang terdapat dalam karya sastra

tersebut untuk melakukan analisis.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra

dapat diterapkan menjadi suatu kajian mengenai keperibadian manusia, baik

dalam kehidupan nyata maupun dalam sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan

sebuah karya sastra merupakan representasi dari sebuah kehidupan nyata.

Berdasarkan hal tersebut, penulis menggunakan teori pendekatan psikologi

humanistik dan menggunakan teori hirarki kebutuhan berupa kebutuhan cinta dan

kasih sayang sebagai alat bantu untuk menganalisis data yang diperoleh.

2.2 Konsep Hirarki kebutuhan Abraham Maslow

Manusia sebagai makhluk hidup pasti tidak lepas dari berbagai kebutuhan.

Setiap orang memiliki perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya.

(21)

11

manusia akan merasa kurang dalam kebutuhan lainnya. Maka dari itu, manusia

akan terus menerus berusaha mencari dan memenuhi semua kebutuhannya selama

hidupnya. Kebutuhan juga muncul secara naluriah dan sangat diperlukan oleh

manusia untuk mempertahankan hidup dan untuk bertahan hidup manusia harus

bisa memenuhi segala kebutuhannya. Hirarki atau piramida kebutuhan hidup

manusia yang menggambarkan tahap-tahap dalam menjalani hidup dan salah satu

yang terkenal adalahi hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) Abraham Maslow.

Menurut Maslow (2007: 72) individu dimotivasi oleh kebutuhan yang

belum dipuaskan dari tingkat yang paling dasar dalam tingkatan. Begitu tingkatan

ini dipuaskan ia tidak akan lagi memotivasi pelaku. Kebutuhan berikutnya yang

lebih tinggilah yang akan menjadi dominan. Dua tingkat kebutuhan dapat berjalan

dalam waktu yang sama, tetapi kebutuhan pada tingkat yang paling rendah yang

dianggap menjadi motivator yang lebih kuat dari perilaku. Dengan demikian

peryataan Maslow dapat dipahami bahwa manusia akan merasa puas apabila satu

kebutuhannya telah terpenuhi, namun merasa kurang dengan kebutuhan lain.

Sehingga manusia akan terus menerus melengkapi kebutuhan-kebutuhan tersebut

sepanjang hidupnya.

Abraham Maslow (2008:257).mengemukakan suatu teori tentang motivasi

manusia yang membedakan antara kebutuhan dasar (deficit needs) dan

kebutuhan-kebutuhan untuk ada (being needs). Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi rasa

lapar, kasih sayang, rasa keamanan dan rasa dihargai. Kebutuhan-kebutuhan being

needs ini merupakan kebalikan dari deficit needs yang meliputi keteraturan,

(22)

Kebutuhan-kebutuhan dasar adalah Kebutuhan-kebutuhan akibat kekurangan atau yang disebut dengan

deficit needs, sedangkan being needs adalah kebutuhan motivasi pertumbuhan.

Teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dibagi

menjadi dua tingkat kebutuhan yaitu deficit needs yang terdiri dari fisiologis

(physiological needs), kebutuhan akan keselamatan (safety needs), kebutuhan

akan cinta (love and belongingness needs), menghargai atau penghargaan (esteem

needs) dan kebutuhan aktualisasi diri. Dengan demikian pernyataan Maslow dapat

dipahami bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan biologis utama seperti

makan, air dan tempat tinggal. Kebutuhan akan rasa aman mencakup keadaan

yang bisa diprediksi yang membuat dunia sekitar menjadi masuk akal. Kebutuhan

cinta dan kasih sayang mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan

orang lain, dan kebutuhan akan dihargai mencakup penghargaan kepada diri

sendiri dan orang lain.

2.3 Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang (Love and Belongingness)

Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan

cinta dan kasih sayang atau menjadi bagian dari kelompok sosial akan menjadi

dominan. Seseorang akan sangat peka terhadap pengasingan, kesendirian, ditolak

lingkungan dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan cinta dan

kasih sayang ini akan menjadi penting sepanjang hidup.

Menurut Maslow (2010:74) selanjutnya orang akan mendambakan

hubungan penuh kasih sayang dengan orang lain pada umumnya, khususnya

(23)

13

akan berusaha keras mencapai tujuan yang satu ini. Ia akan berharap memperoleh

tempat semacam itu melebihi segalanya di dunia ini. Pernyataan Maslow tersebut

dapat dipahami bahwa seorang individu akan berusaha semaksimal mungkin

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini seorang individu akan

berusaha memperoleh cinta dan kasih sayang dari orang lain.

Maslow (1954:90) menyebutkan bahwa cinta tidak sinomim dengan seks,

cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan rasa saling

menghargai, menghormati dan mempercayai. Dicintai dan diterima adalah jalan

perasaan yang sehat dan berharga, seperti tidak adanya perasaan yang negatif

selain ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari orang lain.

Sebaliknya, seseorang tanpa cinta dapat menimbulkan kesia-sian dan kekosongan

dalam dirinya. Kesia-sian dan kekosongan yang dirasakan oleh seseorang tersebut

hanya dapat dipenuhi kembali oleh kasih dan sayang baik yang berasal dari

dirinya maupun orang sekitarnya. Salah satu bentuk dari cara pemenuhannya

adalah melalui tingkah laku yang merujuk pada seksualitas.

Berkaitan dengan tingkah laku seksual, Maslow (2010:74) menyebutkan

bahwa tingkah laku semacam itu ditentukan oleh banyaknya kebutuhan. Tentunya

tidak hanya kebutuhan seksual semata melainkan juga ditentukan oleh kebutuhan

lain seperti kebutuhan fisiologis berupa materi atau uang dan terutama kebutuhan

akan cinta dan kasih sayang. Misalnya saja seseorang dengan tingkat ekonomi

rendah menginginkan peningkatan kehidupannya secara finansial sehingga ia rela

(24)

Ada dua jenis cinta (dewasa) yaitu deficiency love atau D-Love dan being

love atau B-Love. Cinta dewasa adalah cinta yang melibatkan dua orang dewasa

(perempuan dan laki-laki) yang berorientasi kepada hubungan percintaan yang

lebih serius. Berbeda dengan dengan cinta (remaja) yang dalam menjalin sebuah

hubungan percintaan tidak serius, cinta kepada orang tua atau cinta kepada sesame

manusia pada umumnya. D-Love adalah kebutuhan cinta karena kekurangan,

orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau

seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya, hubungan

laki-laki dan perempuan, hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan yang

membuat seseorang terpuaskan akan kenyamanan dan keamanan. D-Love adalah

cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, menuntut agar dirinya memperoleh

lebih banyak hal secara materi atau non-materi daripada memberi. Perilaku

semacam ini akan cenderung menunjukkan sikap ingin lebih dicintai daripada

mencintai.

Sementara itu, B-love didasarkan mengenai penilaian terhadap orang lain

apa adanya tanpa adanya menginginkan mengubah atau memanfaatkan orang lain.

Cinta yang tidak berniat memiliki dan mempengaruhi, terutama bertujuan

memberi kepada orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan

dicintai, yang akan membuka kesempatan untuk seseorang berkembang. Misalnya

saja seorang anak yang sedang mengikuti ujian akhir nasional, dan gagal dalam

tes tersebut. Meskipun gagal, orang tua akan tetap memberikan dukungannya

(25)

15

menuntut seksualitas. Sebaliknya jika orang tuanya tidak memberikan

dukungannya, maka anak tersebut akan menunjukkan gejala psikopatologi.

Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang, menurut

Maslow (1954:89), menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi.

Maksudnya adalah pengalaman kasih sayang pada anak-anak akan menjadi dasar

perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan

oleh frustasi keinginan sosial tetapi lebih karena tidak ada keintiman psikologi

dengan orang lain. Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima

persahabatan, cinta dan kasih sayang dan rasa memiliki. Dalam kehidupan

sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga,

memiliki teman dan menjadi bagian dari satu kelompok masyarakat. Kondisi ini

menunjukkan keinginannya untuk memiliki hubungan erat dengan individu lain

dalam sebuah ikatan. Maslow (2010:76) mengatakan hal semacam ini sebagai

kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Dalam memenuhi kebutuhan cinta dan

kasih sayang harus ada usaha yang harus dilakukan, dan dalam usaha tersebut

setiap individu harus menghadapi hambatan yang muncul untuk bisa memenuhi

kebutuhan cinta dan kasih sayang.

2.3.1 Usaha Dan Hambatan Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang Setiap individu dalam usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang

tidaklah mudah. Individu tersebut harus berusaha dengan maksimal jika ingin

(26)

kebutuhannya tidak akan pernah terpenuhi. Oleh sebab itu usaha semaksimal

mungkin untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang ini sangatlah penting.

Dalam setiap usaha yang dilakukan pasti ada hambatan yang muncul. Seorang

individu harus menghadapi hambatan tersebut agar berhasil mendapatkan apa

yang diinginkan.

2.3.2 Usaha Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang

Usaha adalah kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk

mencapai suatu tujuan (Sondang, 2012:162). Dalam memenuhi kebutuhan cinta

dan kasih sayang seorang individu tidak bisa memenuhinya begitu saja tanpa

adanya usaha. Seperti yang dijelaskan Maslow (2007:72) “Individual must meet

the needs of lower level before they can succesfully be motivated to tackle the next

level”. Berdasarkan pernyataan Maslow, penulis menyimpulkan bahwa seorang

individu harus memenuhi kebutuhannya dari tingkat yang dasar, kemudian ia bisa

termotivasi untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya. Contohnya, seorang lelaki

dewasa lajang dan tidak memiliki pekerjaan. Ia membutuhkan cinta dan kasih

sayang dari seorang wanita, namun di saat bersamaan keadaan keuangannya tidak

stabil. Ia kemudian akan mencari pekerjaan terlebih dahulu untuk memenuhi

kebutuhannya akan materi. Setelah ia mendapatkan pekerjaan, dan menghasilkan

uang untuk bisa bertahan hidup. Akhirnya ia, bisa memikirkan dirinya yang

(27)

17

keuangannya telah terpenuhi, begitu pula kebutuhan cinta dan kasih sayangnya

pun bisa terpenuhi.

Dalam mencapai kebutuhan tersebut setiap individu harus berusaha. Usaha

yang bisa dilakukan seorang individu dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya

jika seseorang tersebut tidak memiliki kekasih, maka usaha yang bisa ia lakukan

adalah dengan masuk kedalam organisasi atau lingkungan baru, hal ini berguna

bagi dirinya karena ia bisa mendapatkan teman baru dan kemungkinan besar ia

pun bisa mendapatkan kekasih. Bisa juga mengikuti ajang pencarian jodoh dan

sebagainya. Dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang,

pasti ada hambatan yang harus dihadapi oleh seorang individu. Setiap individu

harus menghadapi semua hambatan supaya ia bisa memenuhi kebutuhan cinta dan

kasih sayangnya.

2.3.3 Hambatan Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang

Hambatan adalah rintangan yang menghadang dalam setiap usaha yang

dilakukan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang tentu ada

hambatan yang menghadang. Hambatan-hambatan tersebut berupa hambatan dari

dalam individu dan hambatan dari luar individu (Feist, 2010:334). Hambatan dari

dalam adalah tekanan dari diri sendiri. Misalnya, ada seorang lelaki yang tidak

memiliki kekasih ia menyangkal perasaan sayangnya kepada wanita yang ia

(28)

menyukai pria itu. Maka, pria tersebut menghambat dirinya untuk memenuhi

kebutuhannya untuk mencintai dan dicintai.

Hambatan selanjutnya berupa hambatan dari luar. Misalnya ketika ada

seseorang yang saling mencintai dan mereka tidak disetujui oleh keluarga mereka

masing-masing. Maka, hambatan dari luar berupa teman, keluarga dan lingkungan

sekitar. Maslow (1954: 106) menambahkan “It is only when a goal objects

represents love, prestige, respect or other basic needs that being deprived of it.

Will have the bad effects ordinarily attributed to frustration in general “.

Berdasarkan pernyataan Maslow tersebut dapat dipahami bahwa ketika objek

tujuan seorang individu tersebut adalah cinta, presise, rasa dihargai atau

kebutuhan dasar lainnya hilang. Semua itu pada umunya akan menyebabkan

frustasi. Frustasi inilah yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan,

khususnya, kebutuhan cinta dan kasih sayang.

Menurut Maslow (1954:106) goal objects dibagi dua jenis yaitu intrinsics

meaning dan simbolics value. Misalnya, ada dua anak lelaki yang sama-sama

memiliki es cream cone. Anak pertama, saat anak laki-laki kehilangan es cream

cone nya ia merasa sedih, karena menurut dia es cream cone itu adalah bentuk

kasih sayang dari ibunya. Anak kedua, selain merasa sedih karena kehilangan es

cream cone, ia juga merasa bahwa es cream cone itu adalah simbol kesehatan bagi

dia. Sehingga saat ia kehilangan es cream cone tersebut ia merasa bahwa dia telah

mensia-siakan makanan kesehatan. Kesimpulannya, intrinsics meaning itu adalah

ketika ada seseorang yang berarti bagi seorang individu memberikan sesuatu

(29)

19

kehilangan. Individu tersebut tidak menilai benda tersebut dari harga atau merk.

Tetapi, siapa yang memberikannya. Sedangkan, simbolic value adalah individu

tersebut bukan hanya merasa sedih dengan kehilangan benda dari orang yang

berarti bagi dirinya, ia pun memikirkan nilai dari barang tersebut.

Isu mengenai usaha dan hambatan untuk kebutuhan cinta dan kasih sayang

ini muncul dalam novel yang digunakan pada penelitian ini. Dengan demikian,

isu tersebut dapat diketahui melalui pemaparan yang melibatkan unsur intrinsik

sebagai unsur pembangun sebuah karya sastra. Oleh karena itu dua unsur intrinsik

yaitu latar dan tokoh serta metode telling dan showing dari Minderop digunakan

untuk mengungkap isu tersebut dalam analisis.

2.4 Unsur Intrinsik

Dalam sebuah karya sastra ada dua unsur yag mendukung karya sastra

tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema,

latar, alur, tokoh dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik adalah sebuah unsur yang

berada diluar karya sastra atau cerita. Dalam penelitian ini penulis menganalisis

data menggunakan dua unsur intrinsik, yaitu latar dan tokoh.

2.4.1 Latar (Setting)

Latar atau setting merupakan latar dari sebuah cerita. Menurut Abrams,

(30)

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang di ceritakan (Nurgiyantoro, 1995:261). “Setting is the

context in which action of a story occurs (Meyer, 1990: 107). Dari dua pernyataan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah sesuatu atau keadaan yang

melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Unsur-unsur latar atau setting adalah

tempat, latar waktu, sosial. Latar tempat adalah dimana pelaku berada atau

menggambarkan dimana cerita terjadi (kantor, rumah dll), latar waktu adalah

kapan waktu itu terjadi (pagi, siang, malam), dan latar sosial adalah keadaan

bagaimana suasana terjadi.

Penggambaran sebuah latar dalam sebuah cerita ada yang terperinci ada

pula yang tidak. Ada latar yang dijelaskan sama seperti kenyataan ada juga yang

merupakan gabungan antara khayalan dan kenyataan. Adapun latar dalam novel “A Husband’s Wicked Ways” ini berada di London Stylish Cavendish Square,

Inggris.

2.4.2 Tokoh (Character) Dan Penokohan (Characterization)

Salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dalam mendukung sebuah

karya sastra adalah tokoh atau penokohan. Menurut Minderop dari pemaparan

Echols dan Shadily (1982:107) dalam buku Metode Karakterisasi Telaah Fiksi,

tokoh atau character berarti watak, peran, dan huruf. Sedangkan Menurut Horbny

dalam buku yang sama menyebutkan:

(31)

21

tokoh dalam karya sastra, reputasi dan tanda huruf (Menurut Minderop dari pemaparan Horbny:156).

Dalam sebuah novel, tokoh adalah salah satu unsur penting. Tokoh dalam

sebuah novel memegang peranan yang berbeda-beda. Ada tokoh inti ada juga

tokoh tambahan. Seorang tokoh yang memiliki peranan yang sangat penting

biasanya disebut tokoh utama. Sedangkan menurut Minderop dari pemaparan

Aminudin (1987:79). tokoh yang kurang penting karena kemunculannya hanya

sesekali, disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu.

Penokohan atau dalam bahasa inggris characterization, berarti pemeranan,

pelukisan watak. Menurut Minderop (2005:4) Metode karakterisasi dalam telaah

karya sastra alah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu

karya fiksi. Penulis menggunakan metode karakterisasi dari Minderop dalam

menganalisis data. Miderop (2005:3) membagi nya menjadi dua metode, yaitu

metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).

2.5 Metode Langsung (Telling)

Dalam buku Metode Karakterisasi Dalam Telaah Fiksi (2005) Menurut

Minderop dari pemaparan Pickering and Hoeper mengatakan (1981:27), Metode

Langsung (telling) mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan

komentar langung dari pengarang.

(32)

Metode langsung ini dilakukan secara langsung oleh si pengarang.

Sebagai pengarang harus bisa menjelaskan cerita dengan baik sehingga para

pembaca bisa mengerti dan bisa menikmati cerita.

2.6 Metode Tidak Langsung (Showing)

Menurut Minderop dari pemaparan Pickering and Hoeper (1981:27)

mengatakan metode tidak langsung (Showing) memperlihatkan pengarang

menempatkan diri di luar kisahan dengan memberikan kesempatan kepada para

tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog dan action.

The other method is the indirect, the dramatic method of showing,

which involves the author’s stepping aside, as it were, to allow

the characters to reveal themselves directly through and their actions. With showing, much of the burden of character analysis is shifted to the reader, who is required to infer character on the basis of the evidence provided in the narrative (1981:27-28).

Dalam metode ini memahami dan menghayati watak para tokoh melalui

dialog dan action mereka sehingga mereka tidak akan merasa bosan atau monoton

(33)

23 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Dalam bab ini objek penelitian, metode penelitian, pengumpulan data dan

cara analisis data dijelaskan secara menyeluruh.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah usaha dan hambatan dalam mendapatkan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia. Kebutuhan cinta dan kasih

sayang ini merupakan salah satu konsep teori hirarki kebutuhan menurut Abraham

Maslow. Data mengenai kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam penelitian ini

diambil dari novel yang berjudul A Husband’s Wicked Ways karya Jane Feather.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskripif.

Sugiono (2009: 9) mendeskripsikan metode deskriptif sebagai metode yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang

diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Dengan demikian, metode tersebut digunakan untuk menjelaskan,

menganalisis dan mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan pencarian

(34)

proses pendeskripsiannya, metode karakterisasi Albertine Minderop (2005)

digunakan untuk menggambarkan tokoh utama yang dianalisis baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang berkaitan dengan usaha dan hambatan atas

pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh utama dikumpulkan

melalui beberapa langkah. Langkah pertama, pembacaan terhadap konsep hirarki

kebutuhan Abraham Maslow (1954), khususnya mengenai kebutuhan cinta dan

kasih sayang. Langkah kedua, memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang

diteliti dalam penelitian yakni mengidentifikasi hilangnya kebutuhan cinta dan

kasih sayang pada tokoh Aurelia dalam novel tersebut. Langkah ketiga,

mengelompokan data berdasarkan hambatan yang muncul dari diri sendiri dan

orang lain dan usaha apa sajakah yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhannya.

Langkah terakhir dalam proses penelitian ini adalah semua data yang telah

dklarifikasi sebelumnya serta menerapkan teori yang digunakan dalam

menganalisis data tersebut.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang telah diklasifikasikan, kemudian dianalisis menggunakan konsep

hirarki kebutuhan yang berfokus pada cara seseorang untuk bisa bertahan hidup,

(35)

kebutuhan-25

kebutuhan hidupnya. Aurelia sebagai tokoh utama dalam penelitian ini berusaha

untuk mendapatkan kembali kebutuhan cinta dan kasih sayang. sehingga konsep

hirarki kebutuhan digunakan sebagai cara untuk membahas hilangnya kebutuhan

cinta dan kasih sayang.

Berikut ini adalah contoh analisis data dalam penelitian ini. Data yang di

analisis terkait dengan bagaimana Aurelia merasakan ada yang hilang dalam

dirinya setelah kematian suaminya. Seperti yang terlihat pada kutipan di bawah ini: “Aurelia Farnham believes she is happy living in London’s stylish Cavendish Square. But with her friends Livia and Cornelia both

married now, Aurelia is the one only still husbandless. “(Feather,

2009:6)

Dalam kutipan tersebut Aurelia merasa bahagia tinggal di London dan

memiliki teman-teman disampingnya. Namun di sisi lain Aurelia tidak bahagia

dengan statusnya sebagai seorang janda, hal ini tampak pada pernyataan “Aurelia is the one only still husbandless”. Berdasarkan pernyataan tersebut telihat jelas

bahwa Aurelia tidak bahagia dengan kesendiriannya yang tidak memiliki pasangan

hidup seperti teman-temannya. Aurelia ingin seperti teman-temannya yang telah

menemukan cinta mereka, seperti pada pernyataan “Herfriends Livia and Cornelia both married now” berdasarkan pernyataan tersebut dalam hatinya yang terdalam

Aurelia mengetahui bahwa temannya telah menemukan cinta sejatinya dan Aurelia

pun ingin kembali merasakan apa yang temannya rasakan yaitu menemukan cinta

kembali.Aurelia berusaha memenuhi kebutuhan cinta san kasih sayangnya. Dalam

usaha yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ternyata tidak berjalan

(36)

Dikaji melalui konsep hirarki kebutuhan Maslow, Aurelia adalah seseorang

yang berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang guna untuk bisa

menjalani hidupnya seperti sebelum kematian suaminya, baik dari segi ekonomi

dan ingin mendapatkan seseorang agar bisa menjaga dan mencintai satu sama lain.

Hal yang dilakukan Aurelia untuk mendapatkannya yaitu dengan cara menerima

pekerjaan dari Greville karena Aurelia berpikir dengan menerima pekerjaan dari

Greville kebutuhannya bisa terpenuhi. Usaha yang Aurelia lakukan adalah sebuah

usaha yang tidak langsung. Artinya, ia menerima pekerjaan itu adalah usaha nya

untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Jika ia tidak menerima

pekerjaan dari Greville, maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih

sayangnya. Karena menurutnya, sejauh ini tidak ada pria yang membuatnya

tertarik selain mendiang suaminya, akan tetapi setelah kehadiran Greville semua

itu berubah. Greville berhasil membuah Aurelia tertarik kepada dirinya..

3.5 Sinopsis

Kehidupan menjanda Aurelia Farnham yang teratur dan tenang berubah

ketika ia menerima surat Frederick, mendiang suaminya. Dari surat itu Aurelia

tahu bahwa Frederick tidak tewas dalam pertempuran Trafalgar, melainkan saat

menjalankan tugasnya sebagai agen dinas rahasia Inggris di Spanyol beberapa

bulan yang lalu. Aurelia terkejut dengan berita tersebut, tapi lebih terkejut lagi

ketika Greville, teman seperjuangan Frederick, mengusulkan agar Aurelia

(37)

27

Selama lima belas tahun Greville Falconer menghilang dari pergaulan kalangan

atas dan mengabdikan hidupnya untuk negaranya. Akan tetapi, kini misi

terbarunya mengharuskannya kembali ke kehidupan lamanya. Ia menyadari kalau

Aurelia adalah orang yang tepat untuk membantunya kali ini. Dengan imbalan

sejumlah uang guna menjamin kebebasan finansial Aurelia, pada saat itu Aurelia

sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak semata

wayang nya, yaitu Franny. Pada Akhirnya, Greville pun berhasil membujuk

wanita itu untuk menjadi rekan kerjanya dan membuat mereka sering bertemu.

Meskipun awalnya merasa terpaksa, Aurelia terkejut betapa ia menyukai

peran barunya. Dan di luar kehendaknya, Aurelia mulai larut dalam hubungan

romantisnya dengan Greville yang sebenarnya merupakan penyamaran mereka.

Aurelia merasakan hal itu karena Aurelia telah kehilangan yang selama ini

menjadi kebutuhannya yaitu cinta dan kasih sayang, Di sebabkan oleh kematian

suaminya. Pada awalnya Aurelia berpikir tidak ada tempat bagi perasaan pribadi

di dalam dunia pekerjaan, berusaha menjaga jarak. Namun, pada akhirnya mereka

berdua saling jatuh cinta satu sama lain dan memutuskan untuk meresmikan

(38)

53 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memaparkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya. Hasil analisis tersebut kemudian akan dipaparkan lebih lanjut pada

5.1 Simpulan serta 5.2 Saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan itu muncul pertama kali disebabkan Aurelia kehilangan cinta dan kasih

sayang setelah kematian suaminya. Oleh sebab itu, Aurelia berusaha mendapatkan

kembali kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Meskipun ia harus menghadapi

hambatan untuk bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya.

Usaha yang Aurelia lakukan dengan mengambil keputusan untuk menerima

pekerjaan itu membawanya kepada pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang

yang hilang sejak kematian suaminya. Ia berpikir Greville bisa memenuhi

kebutuhan fisiologis, keamanan dan cinta dan kasih sayang yang telah hilang

dalam dirinya. Dalam perkembangannya pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih

sayang akan tercapai apabila kebutuhan fisiologis (finansial) Aurelia sebelumnya

telah terpenuhi atau setidaknya bisa tetap terjaga. Akibatnya, Aurelia bisa

berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan

(39)

54

needs. Artinya seorang individu tidak bisa memenuhi kebutuhan selanjutnya

apabila kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.

Terlebih lagi usahanya akan pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang

pada akhirnya berhasil diperoleh. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan kebutuhan

cinta dan kasih sayang, Aurelia harus menghadapi hambatan baik berasal dari

dirinya sendiri maupun dari luar. Hambatan dari dalam berupa hambatan yang ia

ciptakan sendiri disebabkan pada awalnya ia menyakal perasaan sayangnya

kepada Greville. Hambatan dari luar berupa ke khawatiran Aurelia bahwa

anaknya Franny tidak bisa menerima Greville sebagai ayah tirinya. Pada akhirnya,

Aurelia dengan tekadnya yang kuat dengan membuka hati kepada Greville,

berhasil memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya dan ia berhasil menjalin

hubungan resmi bersama Greville dengan persetujuan dari anaknya Franny.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu

kebutuhan cinta dan kasih sayang digunakan untuk menganalisis tokoh utama

dengan menggunakan metode karakterisasi Minderop. Dalam menganalisis

kebutuhan cinta dan kasih sayang terdapat hambatan dari dalam dirinya sendri dan

luar. Hambatan dari dalam diri sendiri disebut juga sebagai salah satu gejala

psikopatologi. Hambatan ini muncul tetapi tidak didiskusikan secara utuh dalam

penelitian ini. Penulis hanya membahas hambatan yang berupa psikopatologi.

Oleh karena itu, peneliti berikutnya disarankan untuk membahas lebih lanjut

(40)
(41)

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi penambahan CaO adalah membentuk garam sukar larut dalam air, yang akan mengendap sehingga memperbesar perbedaan daya larut antara NaCl dan pengotornya.

Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic.. Berikut ini

Diantara kedelapan variabel bebas, yaitu LDR, IPR, APB, NPL, CKPN, IRR, PDN dan FBIR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap BOPO pada Bank Devisa triwulan 1

1) Mengoreksi metode yang digunakan untuk memperoleh data. Dalam hal ini peneliti telah melakukan cek ulang terhadap. metode yang digunakan untuk menjaring

Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keharusan melakukan suatu tindakan/kegiatan pada waktu yang akan datang, saat ini, atau waktu lampau, dengan

Proses Manajemen Sumberdaya Manusia (Stooner dan Freeman, 1994) 1) Perencanaan sumberdaya manusia, dilakukan untuk menjamin bahwa kebutuhan organisasi akan pegawai akan

Namun pada gel yang memiliki swelling degree yang sama, jumlah ion Zn 2+ yang teradsorpsi akan meningkat seiring kenaikan konsentrasi dari larutan Zn(NO 3 )

Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lainnya, maka dapat dibuat beberapa interceptor drain (a) yang kemudian ditampung ke dalam