• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN YAYASAN ALPHA OMEGA DI KABANJAHE KABUPATEN KARO (1988-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN YAYASAN ALPHA OMEGA DI KABANJAHE KABUPATEN KARO (1988-2013."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN YAYASAN ALPHA OMEGA DI KABANJAHE KABUPATEN KARO (1988-2013)

SKRIPSI

Diajuakan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PRATICA BR GINTING SUKA 3103121064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Pratica Br Ginting. NIM 3103121064. PERKEMBANGAN YAYASAN ALPHA OMEGA DI KABANJAHE KABUPATEN KARO (1988 – 2013). Skripsi: Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2015.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan

anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “Perkembangan Yayasan Alpha Omega di Kabanjahe Kabupaten Karo

(1988-2013)”.

Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin

untuk memberikan hasil yang terbaik, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian. Oleh

karena itu, masukan berupa saran serta kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tidak

terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan yang

berupa saran, kritik, serta dorongan dengan maksud untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik supaya skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan baik dari diri sendiri dan pembaca lainnya. Untuk itu sudah

selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

(7)

4. Ibu Dra. Flores Tanjung,MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan

sebagai dosen penguji.

5. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji.

6. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi

penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,

masukan,kritik, pemikiran dan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Penguji, terima kasih atas

masukannya.

8. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis ,Bapak ku J. Ginting dan

mamak ku K. Br Surbakti terima kasih atas doa, dukungan, biaya,

bimbingan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama

perkuliahan sampai penulisan skripsi ini selesai hingga penulis dapat

meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semuanya ini penulis persembahkan

buat Bapak dan Mamak ku tersayang.

9. Kepada kakak-kakak penulis, Deswenty Natalia Br Ginting, A.md, Meliza

Ayu Br Ginting/Boy Fernando Sembiring dan adik-adik penulis, Samuel

Ginting dan Riza Agus Priani Br Ginting terima kasih penulis ucapkan

buat kalian atas dukungan dan masukan yang diberikan kepada penulis

(8)

10.Buat Karo ku, Kak Finka Nora Br Surbakti yang telah bersedia

meminjamkan kameranya kepada penulis dan semua keluarga besar

penulis, terima kasih atas semua dukungan yang telah kalian berikan.

11.Kepada seluruh informan penulis dari semua pihak Yayasan Alpha

Omega, guru SLB Alpha Omega dan Masyarakat.

12.Kepada Andri Barus terima kasih sudah sabar menghadapi penulis selama

4 Tahun lebih kebersamaan kita. Terima kasih juga buat semua dukungan,

semangat, arahan, masukan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis selama ini, mulai dari masalah perkuliahan yang dihadapi penulis,

awal penyusunan proposal, proses penelitian hingga penyusunan skripsi

ini selesai sampai penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Semoga kedepannya segala cita-cita dan harapan kita bisa kita raih.

Semoga Kam juga bisa cepat menyusul menjadi Sarjana Pendidikan.

Semangat ya Mama Karo ku.

13.Buat sahabat penulis Sen ku Oktavia Veronika Br Ginting, SE, Tetty Br

Sitepu, Amd, Nova Sari Br Sembiring(Boncel), Sen ku Vivi Tri Nova Br

Ginting(Vicuz).

14.Sahabat dan sekaligus teman seperjuangan penulis Kelas A-Reguler 2010,

Agustinus, Aina, Arinda, Ari, Ayu, Berkat, Boy, Budi, Candra, Iqbal,

Dedi, Dilla, Dora, Ekalia, Edo, Elya, Eros, Evan, Fatwa, Febri, Ferry, Fitri,

Flora, Frianko,Hadi, Hesri, Hestya, Hotresly, Indah, Indri, Irmayani,

Jarahman, Josrai, Juliar, Junita, Mariya, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan,

(9)

Yosep, Zulherman. Khusus buat Rodearni makasi banyak buat bantuan

selama perkuliahan, doa, dan dukungan-Ndu selama ini y nak De. Sukses

buat kita semuanya.

15.Teman-teman satu PPL di SMP N 5 Lima Puluh, Cantika, Risna, Rizka,

Helvi, Dewi, Lyla, Lailan, Nova, Delita, Melisa, Ami, Karunia, Dani,

Elvin, Pardi, Mahmud, Ali, Midi, Sahrul. Terima kasih atas segala

kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis.

Semoga kita dapat meraih segala kesuksesan yang kita impikan.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari semua

pihak. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan

namanya satu persatu penulis ucapkan banyak terima kasih. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pembaca. Penulis minta maaf atas kekurangan dan keterbatasan pada skripsi ini.

Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi pada penelitian

selanjutnya.

Medan, Maret 2015

Penulis

Pratica Br Ginting Suka

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Masalah ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Konseptual ... 9

1. Perkembangan Alpha Omega ... 9

2. Yayasan ... 13

3. Alpha Omega ... 14

B. Kerangka Berfikir ... 16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Metodologi Penelitian ... 18

B. Lokasi Penelitian ... 18

C. Sumber Data ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

1. Observasi ... 20

(11)

3. Dokumen ... 21

E. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV. PEMBAHASAN ... 23

A. . Letak Geografis Kabupaten Karo... 23

B. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Yayasan Alpha Omega ... 24

C. Visi dan Misi Pendirian Yayasan Alpha Omega ... 34

D. Kondisi YKPC GBKP Alpha Omega ... 35

1. Nama dan Logo Alpha Omega ... 35

2. Jumlah Anak dan Kecacatannya ... 36

3. Struktur Organisasi dan Personalia ... 38

4. Tamu Pengunjung ... 41

5. Sumber Dana ... 41

6. Sarana dan Prasarana ... 43

E. Program dan Kegiatan Yayasan Alpha Omega ... 44

1. Pengasuh Anak (Asrama) ... 44

2. Sekolah Luar Biasa (SLB) ... 45

3. Fisiotherapy dan Poliklinik Kesehatan ... 47

4. Program Penunjang : Ekstrakulikuler (vokasional) ... 48

5. Kegiatan Olahraga dan Seni ... 50

6. Koperasi Alpha Omega ... 52

7. Peningkatan SDM ... 53

F. Alpha Omega Khusus Mengelola ... 54

(12)

2. Cacat Mental (Tuna Grahita) ... 56

3. Penyebab Tuna Grahita ... 58

4. Tingkat Kecacatan ... 59

5. Ciri-ciri Kecacatan Mental ... 61

6. Jenis Kecacatan Mental ... 61

G. Pandangan Masyarakat Terhadap Keberadaan Alpha Omega ... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 DAFTAR INFORMAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah anak yang diasuh di Alpha Omega dari tahun 2005-2015 ... 37

Tabel 2 : Data anak berdasarkan kemampuan IQ Tahun 2013 ... 38

Tabel 3 : Data anak berdasarkan jenis kecacatan Tahun 2013 ... 39

Tabel 4 : Personil YKPC GBKP Alpha Omega Tahun 2013 ... 41

Tabel 5 : Pengunjung ke Alpha Omega Tahun 2005-2012 ... 42

(14)

DAFTAR PUSTAKA

. 2014. Bimbingen Perpulungen Jabu-Jabu GBKP Tahun 2014. Kabanjahe: Moderamen GBKP

Barus, Pt. Ir. Mulia, M.Si. 2013. 25 Tahun YKPC GBKP Alpha Omega KasihNya

Seperti Sungai. Kabanjahe: Moderamen GBKP

Hasbullah. 1996. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Banjarmasin: PT. Raja Grafindo Persada

Gottscchalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: ( UI-Press)

Koentjaraningrat. 1985. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka Monks, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.

Yogyakarta: UGM Press

Mudyahardjo,Redja. 1998. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Di Indonesia. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunarto. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yowono, Joko. 2009. Memahami Anak Autistik (Kajian Teoritik Dan Empirik).

Bandung: Alfabeta

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas,

dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh

atau strukturnya, suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh

individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan

partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan

dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang

mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat

tempat dia tinggal.

Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik

dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan

hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari : a.

Penyandang cacat fisik, b. Penyandang cacat mental, c. Penyandang cacat fisik

dan mental.

Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang

Penyandang Cacat (disabilitas) bertujuan untuk menciptakan agar:

 Upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat berlandaskan

(16)

 Setiap penyandang cacat mempunyai kesamaan kesempatan dalam segala

aspek kehidupan dan penghidupan.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang

dijalankan oleh seorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

mencapai tingkat hidup atau penhidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Defenisi pendidikan maha luas, Pendidikan adalah hidup. Pendidikan

adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan

sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan individu (Mudyahardjo 1998 : 3). Defenisi sempit pendidikan adalah

sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan

sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan

dan tugas-tugas sosial mereka (Mudyahardjo 1998 : 6). Defenisi alternatif atau

luas terbatas, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk

(17)

lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah

pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,

non-formal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur

hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan

individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

(Mudyahardjo 1998 : 11)

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan

kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. (Hasbullah 1996 : 1)

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntuna di dalam hidup

tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidika yaitu menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan

sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan

yang setinggi-tingginya. (Hasbullah 1996 : 4)

Autistik merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi

beberapa aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui

pengalamannya. Biasanya anak-anak tersebut kurang dapat merasakan kontak

sosial, mereka cenderung menyendiri dan menghindari kontak dengan orang.

(18)

Monks dkk. (1988) menuliskan autistik berasal dari kata “Autos” yang

berarti aku. Dalam pengertian non ilmiah dapat diinterpretasikan bahwa semua

anak yang mengarah kepada dirinya sendiri disebut autistik. Berk (2003)

menuliskan autistik dengan istilah “absorbed in the self” (keasyikan dalam

dirinya sendiri).

Gangguan pada anak autistik terdapat kelompok ciri-ciri yang tersedia

sebagai kriteria untuk mendiagnosis autistik. Hal ini terkenal dengan istilah “Wing’s Triad of Impairment” yang dicetuskan oleh Lorna Wing dan Judy

Gould. Tiga gangguan yang ditulis oleh Wing dijabarkan secara berbeda dalam

tulisan Jordan (2001) dan Wall (2004) meskipun secara deskriptif memiliki

kesamaan. Jordan menuliskan tiga gangguan tersebut terdiri dari interaksi sosial,

bahasa dan komunikasi, dan pikiran dan perilaku. Sedang Wall menuliskan

interaksi sosial, komunikasi dan imajinasi. Tetapi keduanya menjabarkan dalam

manifestasi yang tidak jauh berbeda.

Autistik dipahami sebagai gangguan perkembangan neurobiologis yang

berat sehingga gangguan tersebut mempengaruhi bagaimana anak belajar,

berkomunikasi, keberadaan anak dalam lingkungan dan hubungan dengan orang

lain. (The Association for Autistik Children in WA, 1991).Berdasarkan konsep

dan defenisi yang semula dikembangkan oleh Ritvo dan Freeman (1978) dan The

Autism Society of America(2004) mendefenisikan bahwa autistik merupakan

gangguan perkembangan yang kompleks danmuncul selama tiga tahun kehidupan

(19)

Yuwono sebagai penulis membagi dalam tiga gangguan yakni perilaku,

interaksi sosial, dan komunikasi dan bahasa. Tiga gangguan ini memiliki

keterkaitan. Selanjutnya, di bawah ini merupakan beberapa ciri-ciri anak-anak

autistik yang dapat diamati sebagai berikut:1. Perilaku : a. Cuek terhadap

lingkungan, b. Perilaku tak terarah; mondar-mandir, lari-lari, manjat-manjat,

berputar-putar, lompat-lompat dsb, c. Kelekatan terhadap benda tertentu, d.

Perilaku tak terarah. 2. Interaksi Sosial : a. Tidak mau menatap mata, b. Dipanggil

tidak menoleh, c. Tak mau bermain dengan teman sebayanya, d. Asyik bermain

dengan dirinya sendiri. 3. Komunikasi dan Bahasa : a. Terlambat bicara, b. Tak

memahami pembicaraan orang lain, c. Membeo, d. Meracau dengan bahasa yang

tak dapat dipahami

Hal-hal lain yang berkaitan dengan ciri-ciri anak autistik yang

menyertainya seperti gangguan emosional seperti tertawa dan menangis tanpa

sebab yang jelas, tidak dapat berempati, rasa takut yang berlebihan dan

sebagainya. Hal lainnya adalah koordinasi motorik dan persepsi sensoris misalnya

kesulitan dalam menangkap dan melempar bola, melompat, menutup telinga bila

mendengar suara tertentu, car call, klakson mobil, suara tangisan bayi dan sirine,

menjilat-jilat benda, mencium benda, tidak dapat merasakan sakit, tidak

memahami bahaya dan sebagainya serta gangguan perkembangan kognitif anak.

Tahun 1987, utusan dari Belanda Pastor Jacob Sloop berkunjung ke

Moderamen GBKP(Gereja Batak Karo Protestan). Dalam percakapan dengan

(20)

keadaan Ruth br Sitepu tentang kemungkinan mendapatkan beasiswa melanjutkan

sekolah. Pastor Sloop ternyata menanggapi lebih dari yang diharapkan.

(http://iapulina.blogspot.com/2006_11_01_archive.html)

“Barangkali di Tanah Karo bukan hanya Ruth. Saya harap GBKP(Geraja

Batak Karo Protestan) bisa mendata berapa orang yang menderita. Jika nanti

sudah didapat data orang-orang yang cacat, saya akan bantu mencarikan dana untuk membangun sekolah dan sarananya,” kata Pastor Sloop saat itu.

Hanya satu syarat yang diajukan Pastor Sloop, jemaat mau

bertanggungjawab terhadap operasional sekolah. Ketika jemaat GBKP(Gereja

Batak Karo Protestan) Gereja Kota Kabanjahe mengaku akan bertanggung jawab,

pendataan langsung dilakukan dan sekolah segera berdiri. Tahun pertama sekolah

berdiri, semua orang Karo yang ada di Laguboti pindah ke Alpha Omega, sekitar

6 siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Latar belakang dan sejarah berdirinya Yayasan Alpha Omega

2. Perkembangan Yayasan Alpha Omega Kabanjahe Kab. Karo

3. Kegiatan atau usaha yang dilakukan Yayasan Alpha Omega sehingga

(21)

4. Faktor yang menyebabkan sehingga Yayasan Alpha Omega bisa eksis

sampai sekarang

5. Pandangan masyarakat terhadap Yayasan Alpha Omega di Kabanjahe

Kab. Karo sebagai tempat orang yang menderita cacat

C. Pembatasan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan identifikasi masalah, maka

perlu adanya pembatasan masalah, untuk mempermudah peneliti dan

memungkinkan tercapainya hasil yang sebaik mungkin. Pembatasan masalah ini

dimaksudkan untuk membantu penulis pada masalah yang sebenarnya dan

mengingat masalah yang sangat kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan,

tenaga dan dana, dan untuk menghindari meluasnya masalah penelitian ini, maka

penelitian ini dibatasi pada masalah : “Perkembangan Yayasan Alpha Omega di Kabanjahe Kab. Karo (1988-2013)”.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adaslah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Latar belakang dan sejarah berdirinya Yayasan Alpha Omega?

2. Kegiatan atau usaha apa yang dilakukan Yayasan Alpha Omega sehingga

(22)

3. Pandangan masyarakat terhadap Yayasan Alpha Omega sebagai tempat

orang yang menderita cacat ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang dan sejarah berdirinya Yayasan Alpha

Omega.

2. Untuk mengetahui kegiatan atau usaha apa yang dilakukan Yayasan Alpha

Omega sehingga Alpha Omega bisa eksis sampai sekarang .

3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap Yayasan Alpha Omega

sebagai tempat orang yang menderita cacat.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam mengkaji

permasalahan dalam bidang sejarah.

2. Untuk bahan informasi kepada akademis, pemerintah maupun gereja dan

masyarakat umum tentang Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Alpha

Omega di Kabanjahe Kab. Karo

3. Sebagai bahan perbandingan untuk mahasiswa atau peneliti lainnya untuk

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang telah disajikan dalam

bagian pembahasan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Pendirian Yayasan Kesejahteraan Penyandang Cacat Gereja Batak Karo

Protestan Alpha Omega (YKPC GBKP Alpha Omega) yang beralamatkan

di Jalan Kiras Bangun No. 1 Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara, Indonesia dimulai dari permasalahan yang dialami Pdt.

Salomo Sitepu, STh (alm) dimana anak kedua pendeta ini yang bernama

Ruth Br Sitepu mengalami keterbelakangan mental.

b. Di yayasan ini, anak-anak diasuh, dididik dan dimandirikan dalam segala

hal. Misalnya seperti makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri. Dan

bagi anak yang tidak mampu di bantu oleh pengasuh dan temannya.

c. Anak-anak dari Alpha Omega ini ada juga yang pernah mendapatkan

penghargaan atau piala dari beberapa kejuaraanNasional

d. Alpha Omega ini memiliki visi yaitu : Mensejahterakan Hidup

Penyandang Cacat. Misi dari Alpha Omega : mengasuh, mencerdaskan

dan merehabilitasi serta memandirikan penyandang cacat sehingga hidup

mereka lebih sejahtera dan dapat berperan aktif, berprestasi, terampil dan

berdedikasi dalam pembangunan bangsa. Mengubah pola pikir masyarakat

(24)

setiap manusia sebagai ciptaan yang utuh dan berharga sehingga semuanya

dapat diperlakukan sama.

e. Untuk meningkatkan SDM daripada pengurus yayasan, direktur, staff

pegawai kantor, pengasuh, guru dan tenaga honor yang dilakukan melalui

program YKPC Alpha Omega, program Moderamen, program Pemerintah

Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat diberikan

kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan, orientasi, kursus,

seminar, studi banding, konsultasi, ceramah, pembinaan kesehatan, studi

kelayakan, sosialisasi kurikulum pendidikan, diskusi panel dan lain-lain.

B. SARAN

Dari penjelasan hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis

pada bagian pembahasan sebelumnya, maka diharapkan kepada :

1. Bagi Masyarakat Setempat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi

masyarakat setempat, masyarakat luas, dan warga GBKP (Gereja Batak

Karo Protestan).

2. Bagi Pemerintah Setempat

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi satu masukan dan pemerintah

(25)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat

menjadi tambahan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya apabila

(26)

Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya Alpha Omega

2. Bagaimana perkembangan Alpha Omega dilihat dari sarana prasarana

3. Apa visi-misi dari pendirian Alpha Omega

4. Kurikulum apakah yang digunakan di SLB Alpha Omega ini

5. Apa-apa saja syarat untuk masuk kedalam Alpha Omega

6. Berapakah biaya perbulan yang harus di bayar orang tua

7. Jika pembayaran terlambat, bagaimana sanksi yang diterima orang tua

8. Guru yang mengajar, apa hanya guru SLB atau guru umun

9. Apakah ada tingkatan untuk naik kelas

10.Jika ada apa syarat untuk kenaikan kelas tersebut

11.Dari mana sajakah sumber dana yang diterima Alpha Omega

12.Bagaimana pandangan anda selaku masyarakat di sekitar Alpha Omega

(27)

Daftar Informan 1. Nama : Pdt. Mestika Ginting, S.Th

Pekerjaan : Pendeta

Alamat : Kabanjahe

2. Nama : Pt. R. Paulus Purba

Pekerjaan : Kepala Asrama

Alamat : Kabanjahe

3. Nama : Darson Sitepu, S.Pd

Pekerjaan : Guru

Alamat : Beras Tepu

4. Nama : Cinta Malem Br Ginting, S.Pd

Pekerjaan : Guru

Alamat : Beras Tepu

5. Nama : Ester Br Pinem, S.Pd

Pekerjaan : Guru

Alamat : Kabanjahe

6. Nama : Nd. Jenda Kerina Br Sitepu

Pekerjaan : Bertani

Alamat : Nangbelawan

7. Nama : Karolina Br Ginting

Pekerjaan : Bertani

Alamat : Lau Cimba, Kabanjahe

(28)

Pekerjaan : Bertani

(29)

Lampiran Peta

Peta Lokasi Penelitian

LOKASI PENELITIAN

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Lokasi_Kecamatan_Kabanjahe_Kabupat

(30)

Lampiran Foto

DOKUMENTASI PRIBADI

Gapura menuju ke asrama dan sekolah Alpha Omega (05-01-2015)

(31)

Foto bersama anak-anak Alpha Omega, Vikaris (calon Pendeta) dan pengasuh (06-01-2015)

(32)

Gedung ini digunakan sebagai dapur masak dan ruang makan bagi anak-anak Alpha Omega yang berada di desa Lingga (05-01-2015)

(33)
(34)

Gedung ini ditempati oleh penjaga kebun jeruk milik Alpha Omega yang berada di Desa Lingga (05-01-2015)

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Ini merupakan dapur masak Asrama Alpha Omega, dan disini para pengasuh dan

(42)
(43)
(44)

Setelah makan siang, anak-anak sudah terbiasa langsung membersihkan ruang makan dan lingkungan Asrama dan dibantu oleh pengasuh (06-01-2015)

(45)
(46)

Kamar anak-anak Asrama Alpha Omega (06-01-2015)

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

Gambar

Tabel 1 : Jumlah anak yang diasuh di Alpha Omega dari tahun 2005-2015 ....... 37

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu selama norma yang diatur oleh pembentuk undang-undang adalah norma yang berupaya mewujudkan amanat dari konstitusi itu sendiri dan demi terlaksananya Pilkada yang

pembentukan insan kamil dalam membina akhlak para pemuda yang. menggunakan Tawadhu’, Taawun, Tasamuh , hal ini memunculkan

manusia dalam pekerjaan mereka, (dan) manajemen sumber daya manusia meneliti hal-hal yang dapat atau harus dilakukan untuk menjadikan orang yang bekerja menjadi lebih

[r]

Terkait dengan keabsahan dan keaslian semua dokumen yang telah dikirimkan ke Panitia Pengadaan.. Barang/Jasa untuk Kegiatan Rehab 4 Ruang Kelas Pada MTsN

[r]

Jumlah Penyedia yang memasukan/meng-upload penawaran lengkap (dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran administasi, teknis dan harga)d. Jumlah Penyedia yang memasukan/meng-upload

[r]