• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PAGAR MERBAU T.A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PAGAR MERBAU T.A. 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PAGAR MERBAU T.A. 2015/2016

Oleh :

Alfreda Ariella Tarigan NIM 4113311001

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PAGAR MERBAU T.A. 2015/2016

Alfreda Ariella Tarigan NIM. 4113311001

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII di SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A. 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 yang banyak siswanya 34 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode penemuan terbimbing pada materi bilangan bulat di SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A. 2015/2016. Instrumen penilaian pada penelitian ini adalah lembar observasi guru, wawancara, dan tes hasil belajar.

Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes diagnostik dan disetiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data tes diagnostik diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes diagnostik yaitu 9 dari 34 siswa atau 26,47 % dengan rata-rata kelas 53,82. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 22 dari 34 siswa atau 64,71% dengan rata-rata kelas 71,15. Hasil analisis data pada siklus II dengan pembelajaran yang sama dan menggunakan LAS dan penggunaan 3 cara penyampaian atau penyajian materi pelajaran menurut Bruner diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 29 dari 34 siswa atau 85,29% dengan rata-rata kelas 76,62. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul ”Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A 2015/2016” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Dian Armanto, M.Pd, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

(6)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Drs. A. Tarigan dan Ibunda tersayang E. br Perangin-angin, S.Pd yang telah banyak memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada abang dan adik-adik penulis yaitu Fritz Mesakh Tarigan, S.P, Mia Leilani Tarigan, A.md, Ritchi Ephipanias Tarigan yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, doa dan juga semangat, serta terima kasih juga kepada setiap anggota keluarga yang banyak memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi S1 di Unimed.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman spesial penulis Misael Silapraka yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi, dukungan dan semangat serta bantuan yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat penulis, Cyntia (kak on), Minora (kak cin), Nurul (kak ul) yang selama ini selalu ada dan selalu membantu penulis mulai dari awal perkuliahan semester 1 (satu) bahkan sampai saat ini dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika 2011 serta teman-teman PPLT SMA Swasta Bersama Berastagi 2014 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, April 2016 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 9

2.1. Tinjauan Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran 10

2.1.3. Hasil Belajar Matematika 11

2.1.4. Motode Mengajar 13

2.1.5. Metode Penemuan Terbimbing 13 2.1.5.1. Langkah - langkah Pembelajaran Metode Penemuan 16

Terbimbing

(8)

vii

2.1.5.3. Teori Belajar Yang Mendukung 18 2.1.5.4. Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing 21 2.2. Operasi Hitung Bilangan Bulat 22 2.2.1. Penjumlahan Bilangan Bulat dan Sifat-sifatnya 22 2.2.2. Pengurangan Bilangan Bulat dan Sifat-sifatnya 23 2.2.3. Perkalian Bilangan Bulat dan Sifat-sifatnya 24 2.2.4. Pembagian Bilangan Bulat dan Sifat-sifatnya 25

2.3. Penelitian yang Relevan 26

2.4. Kerangka Konseptual 27

2.5. Hipotesis Penelitian 27

BAB III. METODE PENELITIAN 30

3.1. Jenis Penelitian 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 30

3.3.1. Subjek Penelitian 30

3.3.2. Objek Penelitian 31

3.4. Definisi Operasional 31

3.5. Prosedur Penelitian 31

3.5.1. Siklus I 33

3.7. Teknik Analisis Data 37

3.7.1. Reduksi Data 38

3.7.2. Paparan Data 38

3.7.3. Simpulan Data 38

(9)

viii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

4.1. Hasil Penelitian 42

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 42

4.1.1.1. Permasalahan I 42

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 43 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 44

4.1.1.4. Tahap Observasi I 47

4.1.1.5. Analisis Data I 49

4.1.1.5.1 Tes Hasil Belajar I 49 4.1.1.6. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I 52 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 53

4.1.2.1. Permasalahan II 53

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 53 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 54

4.1.2.4. Tahap Observasi II 57

4.1.2.5. Analisis Data II 59

4.1.2.5.1 Tes Hasil Belajar II 59

4.1.2.6. Refleksi II 62

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 68

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 68

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 22 Tabel 3.1 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 39 Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Siswa 39 Tabel 4.1 Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 42 Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 47 Tabel 4.3 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai

Tes Hasil Belajar I 50

Tabel 4.4 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar I 50 Tabel 4.5 Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I 51 Tabel 4.6 Hasil observasi kegiatan guru siklus II 57 Tabel 4.7 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai

Tes Hasil Belajar II 60

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 72 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 77 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 83 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 89 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 94 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS I 97 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 100 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS II 104 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 108 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS III 111 Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 114 Lampiran 12 Kisi-kisi Tes Diagnostik 116

Lampiran 13 Tes Diagnostik 117

Lampiran 14 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 118 Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 119 Lampiran 16 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 120

Lampiran 17 Tes Hasil Belajar I 121

Lampiran 18 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 123 Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 125

Lampiran 20 Tes Hasil Belajar II 126

Lampiran 21 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 128 Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Diagnostik 129 Lampiran 23 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 130 Lampiran 24 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 131 Lampiran 25 Lembar Observasi Guru 132 Lampiran 26 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 140 Lampiran 27 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Diagnostik 142 Lampiran 28 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada THB I 144 Lampiran 29 Tingkat Penguasaan Siswa Pada THB I 146 Lampiran 30 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada THB II 148 Lampiran 31 Tingkat Penguasaan Siswa Pada THB II 150

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas pendidikan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(14)

2

antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif siswa.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari matematika. Mulai dari benda-benda sekitar yang erat hubungannya dengan matematika seperti jam, timbangan dan lain-lain, hingga aktivitas-aktivitas yang menggunakan matematika misalnya saja kegiatan jual beli. Oleh karena itu matematika mempunyai peran yang amat penting dalam kehidupan.

Matematika merupakan pelajaran di sekolah yang dipandang penting dan dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas dan bahkan juga perguruan tinggi. Penyebab utama pentingnya matematika adalah kemampuan siswa bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki kepribadian dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:253) mengemukakan:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(15)

3

cenderung takut menghadapi pelajaran matematika, mereka tidak mampu mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil dalam proses, lemah dalam pengusaan teknik, apalagi dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan bernalar sehingga hasil belajar matematika siswa pun masih rendah.

Berdasakan survey Programme Internationale For Student Assesment (PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia berada di peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, bahwa berdasar survey PISA tahun 2012 yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei. (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-sma-kabupaten berau/).

Hal ini tentu saja memprihatinkan bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Rendahnya mutu pendidikan matematia Indonesia juga didapat dari hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/educati on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :

Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional.

Hal tersebut diatas dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika ialah:

Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.

(16)

4

Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) bahwa:

Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara kepada Ibu Rosni, S.Pd. yang merupakan salah seorang guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Pagar Merbau, mengatakan bahwa:

Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika itu sangat susah. Di dalam kelas itu paling banyak hanya 5 orang yang senang belajar matematika. Bila dilihat hasil belajar siswa masih sangat rendah. Hanya ada sekitar 10 orang atau 29,4% yang mendapat nilai tuntas di atas KKM yaitu 65.

Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Pada umumnya, metode pembelajaran yang dikembangkan oleh guru matematika dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170): Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menetukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

(17)

5

gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik, siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, dan siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pagar Merbau dengan memberikan tes di kelas VII-3 yang banyak siswanya 34 orang siswa, diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan berhubungan dengan materi bilangan bulat. Dari lembar jawaban tes tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum paham mengenai materi operasi bilangan bulat. Hasil data menunjukkan dari 34 orang siswa, ada 9 orang siswa atau 26,47% yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 25 siswa atau 73,53% yang tidak mencapai KKM. Proses pembelajaran dikatakan sukses ketika nilai siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk pelajaran matematika, kelas VII-3 SMP Negeri 1 Pagar Merbau belum mencapai ketuntasan belajar.

Oleh karena itu diperlukan kecakapan guru dalam memilih metode pembelajaran yang dapat menjadikan seluruh siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar . Dalam pembelajaran sebaiknya tidak hanya guru yang aktif mentransfer pengetahuan dan siswa hanya menerima secara pasif melainkan diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Dengan demikian akan mengurangi kebiasaan siswa yang hanya menjadi anggota pasif.

(18)

6

seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010:65) mengemukakan bahwa :

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode penemuan terbimbing. Menurut Encyclopedia of Educatiaon Research (dalam Suryosubroto, 2009:178) metode penemuan

terbimbing merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan metode penemuan terbimbing ini, para siswa diajarkan untuk menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan baru dengan pengetahuan guru sebagai fasilitator. Penerapan metode penemuan terbimbing ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan sendiri penyelesaian masalah didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariani Lia pada tahun 2008

yang berjudul “Peningkatan minat dan hasil belajar matematika melalui pelaksanaan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika di

(19)

7

menyenangkan dan menarik perhatian siswa untuk belajar yang pada akhirnya berdampak positif pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pagar Merbau Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa tidak tertarik untuk belajar matematika.

2. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. 3. Hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan bulat rendah.

4. Penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat dan kurang bervariasi.

5. Hanya ada sekitar 10 orang atau 29,4% siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM pada pelajaran matematika.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 1 Pagar Merbau Tahun Ajaran 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

(20)

8

belajar siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode penemuan terbimbing pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat membantu dalam memahami pelajaran matematika dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penerapan metode penemuan terbimbing, sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika disekolah.

(21)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab IV, kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan bulat di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Pagar Merbau. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil observasi pembelajaran untuk peneliti meningkat dari 2,74 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,11 dengan kategori baik pada siklus II. Berdasarkan hasil tes diagnostik diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (≤65) adalah 26,47% dan nilai rata-rata kelas 53,82. Setelah pemberian tindakan I (siklus I) diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 64,71% dan nilai rata-rata kelas 71,15. Setelah pemberian tindakan II (siklus II) diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa adalah 85,29% dan nilai rata-rata kelas 76,62. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II adalah 5,47. Dari hasil analisis data juga diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II adalah 20,58%. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena ≥ 85 % siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar:

1. Guru matematika agar terbuka untuk menerima dan mengembangkan pendekatan, model, strategi, metode ataupun teknik pembelajaran yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.

(22)

69

Selain itu agar siswa terbiasa mencari dan menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang dipertanyakan.

3. Guru hendaknya selalu memotivasi siswa untuk terbiasa mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat agar mereka lebih percaya diri. 4. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan

saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

5. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.

(23)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

________________ . (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ariani, Lia. (2008). Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui Pelaksanaan

Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika di SMP N 1 Pleret kelas VIII A. Medan: UNIMED.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. ________________. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:

Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan. Medan : FMIPA Unimed.

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Illahi, Mohammad Takdir. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy Skill. Yogyakarta: Diva Press.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Ningrum, Epon. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Ombak. Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sari, Cyndi Widya. (2015). Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Bulat. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.

(24)

71

Sudirno. (2013). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat. Jurnal Dinamika Vol.3, No.3. ISSN: 0854 - 2172

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Aris. (2010). Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Gambar

Gambar 3.1  Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1  Deskripsi Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik
Tabel 2.1    Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing Tabel 3.1    Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Oposisi dalam suatu pemerintahan adalah suatu keharusan untuk mengontrol rezim berkuasa agar tidak muncul rezim diktator yang otoriter (al-Banna, 2000:39). Allah

Berdasarkan hasil dapatan kajian telah menyokong teori perkembangan moral Korlbergh, yang telah dikembangkan oleh Lickhona (1991), beliau menjelaskan bahawa

Pada penelitian ini, biogas yang terbentuk berasal dari proses dekomposisi sampah organik, yang berasal dari pasar, secara anaerob dengan pemberian perlakuan

33 legalitas lembaga Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai dokumen legalitas yang harus dimiliki oleh lembaga, berikut

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang

Dalam penelitian ini akan dibuat suatu sistem informasi penjualan arloji berbasis web pada CV.Sinar Terang – Semarang dengan menggunakan sofware pendukung Macromedia

Bentuk Steak adalah pembekuan ikan tuna yang terlebih dahulu dibetuk loin. kemudian diiris-iris secara melintang dan tegak lurus dengan