URGENSITAS PEMBUKAAN KONSENTRASI KEPENGHULUAN DI FAKULTAS SYAR’IAH DAN HUKUM UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Iis Nawati NIM : 104044201469
KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKSHIYAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada tuhan pengatur dan
pemelihara semesta alam, Allah SWT yang maha kuasa. Atas kehendak dan
kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa pula
penulis panjatkan kepada uswah kita Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dalam
setiap aktivitas kehidupan beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan
cobaan. Namun, penulis berusaha menghadapinya dengan ikhtiar dan tawakal.
Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT. Serta berkat do'a dan dukungan orang-orang
yang sangat penulis cintai dan sayangi yaitu kedua orang tua, keluarga, sahabat serta
teman-teman. Sehingga segala hambatan dan cobaan dapat penulis hadapi dan dari
lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak
terhingga kepada segenap pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Sehingga rasa syukur,
penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA dan Bapak H. Ah. Azharudin Latief
tenaga serta Pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan bimbingan
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi, Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA., Sekretaris Program
Studi Kamarusdiana S.Ag, MH. dan seluruh dosen yang telah membimbing
dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis dapat mengamalkan ilmu yang telah
bapak dan ibu berikan
4. Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bogor beserta staf dan jajarannya
yang telah membantu proses kelancaran dalam memperoleh data-data yang
diperlukan untuk penelitian ini.
5. Kepala Kantor Urusan Agama Bogor Barat dan Kepala Kantor Urusan
Agama Kemang beserta staf dan jajarannya yang telah membantu proses
kelancaran dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.
6. Pimpinan beserta staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan
perpustakaan utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi
studi pustaka.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Mad Husen dan Sumiati atas pengorbanan dan
cinta kasihnya baik berupa moril dan materil, serta doa yang tak terhingga
sepanjang masa untuk keberhasilan studi penulis. Segala hormat penulis
8. Saudara-saudaraku tersayang Nuraini, Candra Supriatin, Heni Purwanti,
Asep Mulyana, Hidayat, serta Vira Hidayah keponakanku yang selalu
memberikan canda tawa di hari-hari penulis. "
9. Rekan-rekan seperjuangan (AKI '04) Rieda, Yuni, Rizka, Eva, Diah, Riyani,
Puji, Ade, Farida, Lilis, serta rekan lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu
persatu, bersama kalian hidup jadi berwarna.
10.Teman-teman ASPI 2004, Ika, Indah, Ida, Ita, Lia, Ela, Ayu, yang selalu
mengingatan penulis di kala gundah gulana,
11.Keluarga besar Irwan Setiawan, STP terima kasih atas dorongan doa dan
semangatnya
12.Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis hingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan khazanah keilmuan yang ada khususnya dalam bidang perkawinan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Metode Penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II : FUNGSIONALISASI JABATAN PENGHULU A. Pengertian Penghulu ... 11
B. Tugas Penghulu ... 12
C. Fungsi Penghulu ... 19
BAB III : PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKSHIYAH DI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
A. Sejarah Berdirinya ... 37
B. Visi, Misi, dan Kompetensi Lulusan Ahwal-Syaksyiyyah ... 40
C. Kurikulum Ahwal Al-Syakshiyah yang terakhir ... 47
D. Kondisi Mahasiswa dan Alumni Saat ini ... 50
BAB IV : ANALISA PELAKSANAAN JABATAN PENGHULU SAAT INI DI KANTOR URUSAN AGAMA A. Fungsionalisasi Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu pada saat ini dan Respon para Penghulu terhadap Fungsionalisasi Jabatan Mereka ... 52
B. Arah Kebijakan yang akan diambil Departement Agama terkait dengan Pembinaan Penghulu... 54
C. Analisa SWOT Pembukaan Konsentrasi Kepenghuluan di Fakultas Syariah dan Hukum ... 55
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA... 64
LAMPIRAN 1.Kurikulum Ahwal Al-Syakshiyah 2007... 66
2.Wawancara Penghulu di Bogor ... 71
3.Wawancara Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kota Bogor ... 78
4.Wawancara Ketua Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum ... 80
!
" " # $
#
%
% % & %%& %
'
!
!
"
!
)
Pada zaman penjajahan Belanda tugas-tugas penghulu mendapatkan perhatian
yang lebih intens juga dari pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini terbukti dengan
adanya beberapa Staatsblad dan Perundang-Undangan yang mengatur tugas–tugas
penghulu. Secara umum tugas penghulu pada zaman itu yaitu: 1). Sebagai imam
masjid 2). Sebagai kepala pegawai pencatat nikah 3). Bertindak sebagai wali hakim
4). Penasehat bupati dalam masalah-masalah keagamaan 5). Penasehat pada landraat
6). Dan sebagai ketua pengadilan agama2.
)*+
!
$
$ $
,
-) . - /
# 0 %, )1+2 3 4
2 5 % %
* 8 9
: ; &
7 / < / , =
% 4
Melihat peran dan fungsi penghulu tersebut maka tidak mengherankan kalau
kemudian penghulu memperoleh kedudukan yang terhormat di mata masyarakat.Apalagi
pada zaman kerajaan-kerajaan Islam para pengulu adalah tokoh-tokoh agama yang disegani
oleh masyarakat dan dikenal juga sebagai penyebar Agama islam, seperti Sunan
Kudus dan sunan Kalijaga. Namun demikian pada zaman Penjajahan belanda citra
penghulu di mata masyarakat mulai ditempatkan pada posisi yang dualistis. Satu sisi,
ia dipandang sebagai imam syar’i dan pemuka masyarakat Islam karena terkait
dengan tugasnya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan hukum syara’,
seperti tugasnya sebagai wali hakim, penentuan awal ramadhan, dan juga terkait
dengan tanggung jawabnya dalam melayani masyarakat dalam pencatatan nikah,
talak, cerai dan rujuk. Namun demikian, pada sisi yang lain para penghulu disebut
juga sebagai “ndoro penghulu atau kanjeng tuan penghulu” sebutan ini terkait
dengan kedudukannya sebagai “ambsteaar” yaitu, menjadi alat pemerintahan
kolonial. Oleh karena itu, kadang kala aktivis pergerakan Islam memberikan julukan
kepada mereka sebagai oportunis-oportunis penjajah belanda. Terlepas dari
penghormatan dan mungkin kecaman dari sebagian masyarakat, lembaga
3 > & # 0 .
kepenghuluan pada zaman kerajaan Islam dan penjajahan belanda memiliki peranan
yang besar dan strategis dalam pembinaan urusan keagamaan umat baik dari sisi
administratif maupun segi pengembangan wawasan dan pengamalan keagamaan
umat.
%
!
'
8 # $ # $ "
)3!)2 & )1?* "
& 2 )1?*
.
$ !
= !
&,8 ? .
@
% A
4
& * )1+1 %
-$
7 % $
&
6
9 *4B
& 3 )1+1 $
0 ) "
3 "
4 "
$
. '
!
" " %
5. 8 ! ! " # $ # 0
$
7 $ $
%
. 8
8 & 4B)
, 3BB?
%
@
$
Berkaitan pembinaan profesionalisme jabatan penghulu dalam pelaksanaan
tugasnya, Departemen Agama menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional
penghulu sebagai berikut:1). Menguasai substansi dan aplikasi hukum munakahat,
dan teknik administrasi pencatatan nikah dan rujuk, dan teknik bimbingan dan
pelayanan nikah dan rujuk; 2). Memiliki ketrampilan administrasi pencatatan
dan penyusunan data dan pelaporan nikah dan rujuk; 3). Mampu melakukan
monitoring dan pengkajian terhadap legalitas nikah dan rujuk; 4). Mampu
sakinah; 5). Mampu memberikan fatwa hukum; dan 6). Mampu melakukan
evaluasi kegiatan kepenghuluan secara komprehensif.
!
C D = &
$ !
!
! @
$
C D =
.
@ /
Atas dasar latar belakang di atas, penelitian dengan judul Urgensitas Pembukaan
Konsentrasi Kepenghuluan Di Fakultas Syari’ah Dan HukumUIN Jakarta penting dilakukan
'
C D
= / !
C D = &
#
! 0
) '
E
3 '
C D =
% $
! E
4 @
E
? C D =
@ E
! " "
) "
@
3 " .
C D =
% $
4 "
? " C D =
@
$ " "
% ! " " & ' !
%
/ ,
$ $
&! !
C
D =
$ $ / $
C D =
% $
( ) ' !
!
. !
F
.
!
0 )
' 3
A ' 4 . % $
C D =
.
! 0
8 .
.
!
.
. .
"
!
.
-!
0
'
'
Bab III adalah Memaparkan sejarah berdirinya Program studi ahwal syakshiyyah di
fakultas Syariah dan Hukum, visi dan misinya, Kompetensi lulusan ahwal syakshiyyah,
kurikulum ahwal-syakshiyyah (yang terakhir),dan kondisi mahasiswa dan alumni sat ini
Bab IV adalah analisis fungsionalisasi jabatan penghulu, pelaksanaan jabatan
fungsional penghulu di KUA pada saat ini dan respon para penghulu terhadap fungsional
jabatan mereka, arah kebijakan yang akan di ambil Departemen Agama terkait dengan
pembinaan penghulu, Pembukaan konsentrasi kepenghuluan di Fakultas Syariah dan hukum,
dan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) jabatan kepenghuluan yang ideal.
BAB II
FUNGSIONALISASI JABATAN PENGHULU
A. Pengertian
Penghulu menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kepala/ketua,
kampung/negeri, kepala adat, kepala urusan Agama Islam di kabupaten/kotamadya,
atau penasehat urusan Agama Islam di Pengadilan Negeri/kadi’6.
Penghulu adalah tokoh agama yang bertugas mengurusi hukum perkawinan,
waris, cerai dan gugat, dan penasihat masalah- masalah keagamaan bagi sultan atau
raja7.
Penghulu adalah Pegawai Negeri Sipil sebagai Pegawai Pencatat Nikah yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Mentri Agama
atau pejabat yang di tunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk melakukan pengawasan nikah/rujuk menurut agama Islam dan kegiatan
kepenghuluan8.
2. % & :+ , , - . "
*/- ' % 3BB) +6B
* . 8 0 1 % ) & ! + & /- #
. # ' " = = 3BB4 )!3
+ % " % & & 0
Istilah penghulu tidak di ketahui persis lahirnya namun pada masa
Pemerintahan Belanda lembaga kepenghuluan sudah ada dan di akui sebagai bagian
dari sistem administrasi pemerintahan. Lembaga penghulu di beri nama kantor Voor
Inlandansche Zaken yang kemudian menjadi bagaian dari Departement Agama.
B.Tugas Penghulu
Subdit kepenghuluan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan
pelayanan masyarakat di bidang nikah rujuk serta pemberdayaan Kantor Urusan
Agama berdasarkan kebijakan yang di tetapkan oleh Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelanggaraan Haji9.
Kegiatan penghulu adalah kegiatan pelayanan dan konsultasi nikah/rujuk serta
pengembangan kepenghuluan. Pelayanan dan Konsultasi Nikah rujuk adalah kegiatan
atau upaya yang dilakukan oleh penghulu meliputi perencanaan kegiatan
kepenghuluan, pengawasan pencatatan nikah/rujuk, pelaksanaan pelayananan nikah
dan rujuk, pemantauan pelanggaran ketentuan nika/rujuk, pelayanan fatwa hokum
munakahat dan bimbingan muamala, pembinaan keluarga sakinah, serta pemantauan
dan evaluasikegiatan kepenghuluan.10
Pengembangan kepenghuluan, adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan
penghulu meliputi pengkajian masalah hukum munakahat (bahsul masail munakahat
1. 8 , # $ )
dan ahwal-syakshiyyah), pengembangan metode penasehatan, konseling dan
pelaksanaan nikah/rujuk, pengembangan perangkat, dan standar pelayanan
nikah/rujuk, penyusunan fatwa hukum munakahat, serta koordinasi kegiatan lintas
sektoral di bidang nikah dan rujuk11.
Tugas pokok penghulu adalah melakukan perencanaan kegiatan
kepenghuluan/pengawasan pencatatan nikah/rujuk, pelaksanaan pelayanan
nikah/rujuk, penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk, pemantauan pelanggaran
ketentuan nikah/rujuk, pelayanan fatwa hukum munakahat dan bimbingan muamalah,
pembinaan keluarga sakinah, serta pemantauan dan evaluasi kegiatan kepenghuluan
dan pengembangan kepenghuluan12.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 301 tahun
2004 Ruang lingkup tugas setiap jenjang penghulu adalah :
a. Penghulu Ula/pertama
Penghulu Ula bertugas melakukan administrasi/ pencatatan dan memberikan
bimbingan dan pelayanan peristiwa nikah/rujuk sesuai dengan data dan
ketentuan yang berlaku13.
b. Penghulu Wustha/Muda
Penghulu Wustha bertugas melakukan penelitian/ pengujian legalitas
nikah/rujuk, memberikan bimbingan dan pelayanan peristiwa nikah/rujuk dan
))
)3. 8 ! " " % ) ! 2
3BB? )3!)4
memantau pelaksanannnya serta memberikan/ menyiapkan materi
penasehatan/ pelayanan fatwa hukum munakahat dan pembinaan keluarga
sakinah14.
c. Penghulu Ulya/Madya
Penghulu Ulya bertugas memberikan bimbingan dan pelayanan peristiwa
nikah/rujuk, evaluasi kegiatan kepenghuluan dan melakukan pembinaan serta
pengembangan system kepenghuluan15.
Rincian tugas penghulu sesuai dengan jenjang jabatan :
a. Penghulu Ula/pertama
1. Menyusun rencana kerja tahunan kepenghuluan.
2. Menyusun rencana kerja operasional kegiatan kepenghuluan.
3. Melakukan pendaftaran dan meneliti kelengkapan administrasi pendftaran
kehendak nikah/rujuk.
4. Mengolah dan memverifikasi data calon pengantin.
5. Menyiapkan bukti pendaftaran nikah/rujuk.
6. Membuat materi pengumuman peristiwa nikah/rujuk dan
mempublikasikan melalui media.
)? )4
7. Menolah dan menganalisis tanggapan masyarakat terhadap pengumuman
peristiwa nikah/rujuk.
8. Memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji
kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad
nikah dan rujuk.
9. Menerima dan melaksanakan taukil wali nikah/tauliyah wali hakim.
10.Memberikan khutbah/nasihat doa nikah dan rujuk.
11.Memandu pembacaan sighat taklik talak.
12.Mengumpulkan data kasus pernikahan.
13.Memberikan penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk.
14.Mengidentifikasi kondisi keluarga pra sakinah.
15.Mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah I.
16.Membentuk kader Pembina keluarga sakinah.
17.Melatih kader Pembina keluarga sakinah.
18.Melakukan konseling kepada kelompok keluarga sakinah.
19.Memantau dan mengevaluasi kegiatan kepenghuluan.
20.Melakukan koordinasi kegiatan lintas sektoral di bidang kepenghuluan16.
b. Penghulu Muda/Wustha
1. Menyusun rencana kerja tahunan kepenghuluan.
2. Menyusun rencana kerja operasional kegiatan kepenguhuluan.
3. Meneliti kebenaran data calon pengantin, wali nikah dan saksi dib alai
nikah.
4. Meneliti kebenaran data calon pengantin, wali nikah,dan saksi di Balai
Nikah.
5. Meneliti kebenaran data pasangan rujuk dan saksi.
6. Melakukan penetapan dan aau penolakan kehendak nikah/rujuk dan
menyampaikannya.
7. Menganalisa pengantin, kebutuhan konseling/penasihatan calon.
8. Menyusun materi dan desain pelaksanaan konseling/penasihatan calon
pengantin.
9. Mengarahkan/memberikan materi konseling/penasihatan calon pengantin.
10.Mengevaluasi rangkaian kegiatan konseling/penasihatan calon pengantin.
11.Memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji
kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad
nikah dan rujuk.
12.Menerima dan melaksanakan taukil wali nikah/tauliyah wali hakim.
13.Memberikan khutbah/nasehat/doa nikah/rujuk.
14.Memandu pembacaan sighat thalik talak.
15.Mengidentifikasi, memverifikasi, dan memberikan solusi terhadap
pelanggaran ketentuan nikah/rujuk.
16.Menyusun monografi kasus.
18.Memberikan penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk.
19.Mengidentifikasi permasalahan hukum munakahat.
20.Menyusun bimbingan hokum muamalah.
21.Membentuk kader pembimbing muamalah.
22.Mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah II.
23.Mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah III.
24.Menyusun materi pembinaan keluarga sakinah.
25.Membentuk kader Pembina keluarga sakinah.
26.Melatih kader Pembina keluarga sakinah.
27.Melakukan konseling kepada kelompok keluarga sakinah.
28.Memantau dan mengevaluasi kegiatan kepenghuluan.
29.Menyusun materi bahsul masail munakahat dan ahwal as syakhsiyah.
30.Melakukan uji coba hasil pengembangan metode penasihatan, konseling
dan pelaksanaan nikah/rujuk.
31.Melakukanuji coba hasil pengembangan perangkat dan standar pelayanan
nikah/rujuk.
32.Melakukan koordinasi kegiatan lintas sektoral di bidang kepenghuluan17
c. Penghulu Madya/Ulya
1. Menyusun rencana kerja tahunan kepenghuluan.
2. Menyusun rencana kerja operasional kegiatan kepenghuluan.
3. Memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji
kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk menetapkan legalitas akad nikah
dan rujuk.
4. Menerima dan melaksanakan taukil wali nikah.
5. Memberikan khutbah/ nasehat/doa nikah/rujuk.
6. Memandu pembacaan sighat taklik talak.
7. Menganalisis kasus dan problematika rumah tangga.
8. Menyusun materi dan metode penasihatan dan konsulltasi.
9. Memberikan penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk.
10.Melakukan identifikasi pelanggaran peraturan perundangan nikah/rujuk.
11.Melakukan verifikasi pelanggaran
12.Melakukan pemantauan pelaksanaan nikah/rujuk di luar system.
13.Melakukan pengamanan/penyitaan dokumen nikah/rujuk.
14.Melakukan telaahan dan pemecahan masalah nikah di luar system.
15.Melaporkan pelanggaran kepada pihak yang berwenang.
16.Melakukan penertiban dan melaporkan kejadian hidup bersama di luar
nikah dan pernikahan di bawah tangan bersama aparat terkait.
17.Mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah III plus.
18.Menganalisis bahan/data pembinaan keluarga sakinah.
19.Membentuk kader Pembina keluarga sakinah.
20.Melatih kader Pembina keluarga sakinah.
22.Menganalisis dan menetapkan fatwa hukum.
23.Melatih kader Pembimbing Muamalah.
24.Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan kepenghuluan.
25.Melakukan bahsul masail dan ahwal as syakshiyah.
26.Mengembangkan metode penasehatan.
27. Merekomendasi hasil pengembangan penasehatan.
28.Mengembangkan metode penasehatan perangkat pelayanan nikah/rujuk.
29.Merekomendasi hasil pengembangan metode penasehatan perangkat
pelayanan nikah/rujuk.
30.Mengembangkan sistim pelayanan nikah/rujuk.
31.Mengembangkan instrument pelayanan nikah/rujuk.
32.Menyusun kompilasi fatwa hukum munakahat.
33.Melakukan kegiatan lintas sektoral di bidang kepenghuluan18.
C Fungsi Penghulu
Fungsi Subdit Kepenghuluan adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di bidang kepenghuluan.
b. Pelaksanaan pelayanan kepenghuluan.
c. Penyiapan bahan bimbingan dan penyuluhan di bidang kepenghuluan.
d. Optimalisasi peran dan fungsi KUA dan pemberdayaan pegawai pencatat
nikah.
e. Evaluasi terhadap kegiatan bimbingan dan penyuluhan kepenghuluan19.
D. Penghulu Dalam Lintas Sejarah
Penghulu mempunyai kedudukan menonjol sebagai pelaksana dalam bidang
kehakiman yang menyangkut hukum (syariat) Islam. Dari aspek perspektif historis,
penghulu sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Mereka adalah ulama-ulama yang
hidup pada waktu sebelum periode para Wali20.
Berdasarkan surat keputusan raja Belanda yang di abadikan dalam Stattblaad
no 152. 1882 yang berkenaan dengan penarikan kalangan ulama ke dalam birokrasi
pemerintahan Belanda yang sebelumnya merupakan bagian dari lingkungan dan
struktur kekuasaan pribumi21.
Keterlibatan penguasa kolonial Belanda terhadap ulama pejabat Negara
(penghulu) membawa dampak yang positif seperti : sistem administrasi modern
dalam pengadilan agama yang baik, tertib, teratur dan tercatat dengan teliti22.
)1. - 1 % ) & ! + & )
3B !C : & 3 + , ! & " ) 4 4
) C = & = # 3
3) 3
Hal yang mendorong semangat baru dalam kehidupan masyarakat Islam yang
di tandai dengan maraknya semangat kebangkitan Islam dan berkembangnya
modernisme Islam di awal abad ke-20, sehingga menimbulkan kesadaran akan
kebangsaan (sense of awareness) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan apa yang dilakukan oleh pihak kolonial. Belanda yang berkaitan dengan
penerapan politik Islam Belanda pada saat itu.23. Sebelum abad ke-19, sudah ada
pemimpin Agama seperti penghulu. Tetapi kedudukannya selaku pegawai agama
tertinggi dalam struktur kabupaten. Yang bertindak sebagai pemimpin agama pada
kabupaten adalah Bupati. Sementara penghulu berada di bawahnya. Bupati (kepala
agama) harus mengawasi semua petugas agama, seperti imam, modin, dan lain
sebagainya Bupati beranggapan bahwa selain sebagai bupati juga sebagai pemimpin
agama merupakan suatu pekerjaan yang paling penting pada tingkat kabupaten24.
Pada akhir abad ke-19, gelar pemimpin agama yang melekat pada bupati
mulai bergeser dan terlepas darinya. Beralih kepada penghulu. Penghulu langsung
berada di bawah Gubernur Jendral. Di bawah penghulu ada penghulu tingkat
kabupaten dan penghulu tingkat kecamatan. Dahulu jabatan penghulu tingkat
kecamatan itu sebagai penghulu onderdistrick25.
34 5 C % 5 , ) & ! ! !
# $ # 0 % )1+6 +*
3? 24
Kebanyakan yang di angkat sebagai penghulu itu adalah adalah orang yang
telah menunaikan ibadah haji. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga seorang haji
menjabat sebagai imam, merbot, amil atau sebagai guru agama. Jika seorang haji
menjabat sebagai seorang mandor pasar dan polisi di tanah partikulir, mereka
mendapat gaji dari Pemerintah. Selain daripada itu para haji yang tidak menjabat
tetap menjadi petani dan pedagang26.
Perhatian masyarakat terhadap pelaksanaan ajaran agama Islam dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Ini terbukti dari tahun 1886 terjadi perubahan pengamalan
ajaran Islam yang lenih intensif tahun 1989, terutama dalam menjalankan shalat lebih
cermat dan aktif pergi ke langgar untuk sholat berjamaah.27
Dalam kitab al-Qawanin di kemuukakan ada empat kesalahan yang sering
dilakukan oleh para penghulu yaitu, seorang penghulu suka melakukan perceraian
antara suami istri tanpa mempertimbangkan alas an mengapa sampai terjadi
perceraian itu28.
Dalam bab ke-14 (Qawanin) memberikan peringatan kepada penghulu tentang
pentingnya penetapan jadwal penanggalan bagi keperluan keagamaan, terutama awal
bulan Ramadhan. Jadi penghulu bertugas untuk menentukan awal bulan puasa. Dalam
32 2?
3* &8 < 8 ' / )++1 & 464@1
3+ H ! $ 6 7 8 11
" 11 ) 9 9 3 8 6 1 : 9 ) !
menetapkan aturan terkadang penghulu bekerja mengutamakan keinginannya sendiri
daripada bersandar pada agama.29
Dalam perjalanan peradilan agama, sering bertumpu kepada penghulu. Karena
itu pendapat penghulu harus di hormati. Pengangkatan penghulu dilakukan secara
lebih cermat, mengingat pekerjaan penghulu bukan hanya sekedar menelaah beberapa
kitab dan memakai sorban, melainkan juga pendidikan umum dan pengalaman yang
luas.30
Akibat dari pada lambatnya proses penyebaran Islam berakibat sedikitnya
orang-orang yang dapat menduduki jabatan penghulu. Bahkan boleh jadi menjadi
Kadi, Penata keuangan dan Kepala Masjid. Dampak daripada itu, seorang penghulu
menganggap seluruh pekerja di masjid di anggap bawahannya. Sesungguhnya adalah
suatu kekecualian, seorang penghulu juga dapat bertindak sebagai Imam atau Khatib
waktu Shalat, sehingga mempunyai kedudukan penting di kalangan masyarakat.31
Pada masa kolonial Belanda, para anggota dan panitera tidak menerima gaji
tetap ( kecuali ketua) mereka menerima honor yang diambilkan dari ongkos perkara
yang di bayaroleh para berperkara.32 Pengadilan Agama berwenang memeriksa
31 = < # 0 & )114 ?3!?6
4B I # 0 & )11? 6B
4) G 5 7 F ! ! 7 =
$ % = ' )+11!)142
# 0 & # < )11) +)6
43& F ; < &
perkara dan memberi keputusan hanya bila di hadiri paling tidak oleh tiga orang
anggota termasuk ketua.
Merupakan realitas sejarah, bahwa setiap Pengadilan Agama mempunyai
peranan penting dalam pembinaan hukum Agama. Penghulu Agama adalah
orang-orang yang bernaung di Pengadilan Agama, ia sebagai orang-orang yang memberi petunjuk
pelaksanaan hukum agama kepada masyarakat.33
Jabatan penghulu sudah ada sejak berabad-abad lamanya, tetapi
perkembangannya secara sempurna baru terjadi pada abad ke-19 dan abad ke-20
dahulu penghulu di terjemahkan dalam bahasa Belanda “Priester” tetapi
terjemahannya ini berdasarkan suatu kesalahpahaman karena agama Islam
tidakmengenal “pendeta”, kesalahpahaman orang-orang Belanda ini dapat di
mengerti jika dipikirkan hal-hal berikut ini :
1. Bahwa penghulu itu mengerjakan tugas-tugas yang dalam agama lain di
kerjakan oleh pendeta.
2. Bahwa penghulu itu berbeda dengan orang-orang biasa dalam segi
pakaiannya, kebanyakan mereka memakai pakaian arab seperti : sorban dan
jas panjang34.
44 " 8 0 , ) & 3 ! ! " !
" " / &.!= -- 79 )1+6 11
Jabatan tertinggi dalam hal mengurusi soal-soal agama adalah penghulu, di
ibukota penghulu di sebut penghulu kepala, dibawahnya terdapat pegawai-pegawai
yang lebih rendah, yaitu “Penghulu Districk” dan “Penghulu Onderdisrick”35.
Penghulu-penghulu rendah tidak semuanya terpelajar, tetapi kalau mendapat
kesulitan mereka minta bantuan para kiyai-kiyai, penghulu yang pada umumnya
sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya dalam mengurusi masyarakat Islam36.
Pada hari raya Islam, seperti hari lahir Nabi Muhammad saw (dalam bahasa
arab; Mawlid al-Nabi, bahasa Jawa dan Sunda; Mulud, dalam bahasa Betawi; Maulid)
dan hari Isra Miraj, yang menjadi pemimpin dalam upacara itu adalah Penghulu,
perayaan tersebut dilaksanakan di masjid, di rumah penghulu atau di tempat lain.37
Campur tangan Pemerintahan Belanda dalam soal Pengadilan Agama dan
upaya penertiban pengadilan agama setelah di keluarkanya stbl 1882 tentang
pembentukan pengadilan agama di Jawa dan Madura ini mendapat kecaman dari ahli
hukum adat. Snouck Hurgronje ia mengatakan bahwa pembentukan pengadilan
agama itu merupakan kesalahan yang patut disesalkan sebab seharusnya pengadilan
46 *)
42 *3
4* 5 C % , ) & ! ! !
agama ini di biarkan berjalan liar tanpa ada bantuan dan campur tangan pemerintah
sehingga keputusan-keputusan tidak perlu memperoleh kekuatan undang-undang.38
Pentingnya jabatan penghulu terutama yang diketahui ialah penghulu ibukota
kabupaten, kadang-kadang di sebut penghulu kepala, penghulu dapat dilihat dari
peranannya di masyarakat. Kedudukan dan peran penghulu itu adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Kadi’
Sebagaimana di tempat lain dengan kewenangan hukum yang dipersempit
namun tetap mengacu kepada hukum peradilan yang sebenarnya dan
peradilan sukarela, selama itu di dasarkan hukum Islam.
2. Sebagai Mufti
Yaitu orang yang memberi penerangan tentang hukum Islam, karena di
dalam masyarakat dan kehidupan perorangan kerap kali timbul
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masalah agama, dan mereka
sangat membutuhkan bimbingan dan petunjuk dari seorang yang pandai
dan ahli di dalam masalah hukum Islam, maka dari itu di bentuk suatu
Mufti Agama untuk siapa saja yang memerlukan nasehat-nasehat
keagamaan.
4+ > & ' 0 " !
3. Juru Nikah
Dengan tugas untuk mengawasi pelaksanaan akad nikah yang benar,
sesuai dengan aturan, dan pendaftaran perkara perceraian karena
penjatuhan talak. Tugas dalam kedudukan itu tidak termasuk dalam
wewenang hukum peradilan yang sebenarnya maupun yang sukarela,
karena hukum Islam tidk mengenal pengawasan atas perkara pernikahan
dan perceraian. Kebutuhan akan kepastian hukum tidak mengenal
pengawasan atas perkara pernikahan dan perceraian.Kebutuhan akan
kepastian hukum maka maka di setiap kota dan kampung selalu di
temukan juru nikah atau penghulu terabaikan.39
4. Mengepalai Mesjid
Di samping sebagai mengepalai mesjid, penghulu juga sebagai kepala
seluruh pegawainya. Kedua tugas inilah yang memberi gambaran kepada
orang-orang luar tentang tugas penghulu. Penghulu sebagai wakil tertinggi
dalam soal-soal agama dan ia di Bantu oleh beberapa pegawai mesjid
bawahanya.
Sebagai kepala mesjid, penghulu mengatur soal-soal peribadatan, ia juga
berhak bertindak sebagai imam, dan khotib, tetapi biasanya ia
melimpahkan tugas ini kepada bawahannya. Selain itu juga penghulu
mengurus kas masjid40
Sebagai kepala personil masjid, penghulu mengatur peran bawahannya,
seperti imam pada waktu sholat, khotib yang mengucapkan khutbah, hari
raya Islam, Muadzin, dan marbut41
Perannya sebagai imam masjid atau kepala pegawai kemasjidan, ia
bertanggung jawab atas pemeliharaan masjid maupun gaji bagi para
pegawainya diambil dari dana kas masjid yang di bentuk di setiap
kabupaten yang di bawah pengawsan Bupati.
Dana kas masjid di peroleh dari ongkos pembayaran pencatatan nikah,
talak, dan ruju’, ongkos perkara di pengadilan Agama, wakaf maupun
bagian zakat dan dan ritrah, kas masjid itu di urus oleh sebuah komisi
yang di bentuk dan bertanggung jawab kepada Bupati.42
5. Mengurus dan Mencatat Pernikahan, Perceraian, dan Ruju
?B % , ) & ! ! !
# $ *+
?) " "
?3 , ) & & " ! ! = ) "
Menurut Hukum Islam, untuk menghindari dari penyalahgunaan dan
kekacauan, penghulu sebagai ahli hukum Islam termasuk dalam kategori
ahli yang ditugaskan mengurusi pernihkahan, perceraian dan ruju.
Dalam pelaksanaan tugas di bidang Dalam pelaksanaan tugas di bidang
NTR (Nikah, Talak, Ruju) serta segalasesuatu yang ada sangkut pautnya
dengan masalah tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas-petugas di
daerah tersebut. Dan mana kala timbul hal-hal yang tidak terselesaikan
oleh petugas dan kewedaan atau di kecamatan itu secara baik ataupyn
kalau timbul pertentangan pendapat di antara petugas di daerah itu dengan
masyarakat barulah beliau turun tangan turut menyelesaikan sengketa
yang timbul itu bertindak selaku juru pendamai dan yang menyelesaikan
masalah yang timbul itu.
Biasanya kalau penghulu sudah turun tangan dalam masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat, ia segera mengeluarkan fatwa-nya atas nama
Allah maka segeralah pihak-pihak yang bersangkutan itu tunduk dan taat
atas ketetapan dan fatwa tersebut. Jarang sekali fatwa yang dikeluarkan
oleh penghulu mendapat sanggahan atau kritikan dari masyarakat, karena
penghulu di angkat bukan sembarangan, tapi dengan proses dan prosedur
tentu juga diperhatikan, biasanya sesudah itu menurun kepada
anak-anaknya yang memenuhi syarat-syarat tertentu.43
6. Penasehat pada Landrad
Dalam masa-masa sebelum kemerdekaan penghulu merupakan pejabat
merupakan pejabat yang menetukan, sehingga dalam bidang peradilan pun
mereka ikut menentukan dalam rangka menjaga agar hukum Islam dapat
di terapkan dalam hal-hal yang di tentukan oleh Pengadilan Negeri. Hanya
saja saying dalam pelaksananya, para penghulu kurang mengikuti derap
langkah dari pengetahuan Hakim Pengadilan Agama Negeri yang
memakai Hukum Barat sebagai sumber hukumnya. Sehingga Pada masa
belakangan para penghulu dalam pengadilan negeri bukan lagi sebagai
pihak yang menentukan sebaliknya merupakan pihak yang ditentukan.
Tugasnya tinggal menyumpah para pihak-pihak yang berperkara di dalam
persidangan.44
Sebagai penghulu landrad ia bertugas untuk memberi nasehat mengenai
pandangan Islam terhadap perkara yang diadili dan juga bertindak sebagai
?4% % / . 8 >6 &
, 1 " ! % & > # .
% )1*B 4+!41
pengambil sumpah terhadap pihak yang diperlukan, untuk itu ia mendapat
gaji tertentu dari pemerintah Belanda.
Pengangkatan penghulu sebagai penasehat landrad, di karenakan
pemerintah Belanda masih menganggap hukum yang berlaku di kalangan
orang Islam adalah hokum Islam, namun sikap ini di ubah oleh Snouck
Hurgronje dengan mengatakan bahwa hukum yang berlaku di Indonesia
adalah hukum adat45.
7. Sebagai Penasehat Pejabat Pemerintah
Penghulu dalam hal ini pula merupakan bagian dalam struktur
Pemerintahan, bahkan adalah merupakan pejabat tinggi dalam
Pemerintahan di bidang keagamaan. Karena itu segala ketentuan yang
akan di ambil atau di laksnakan dalam pemerintahan selalulah lebih
dahulu dimintakan pertimbangan para penghulu guna menentukan apakah
ketentuan tersebut dapat dijalankan dan tidak bertentangan dengan
ketentuan keagamaan. Dalam hal inilah fungsi penghulu bertindak sebagai
penasehat dan pejabat pemerintah.46
8. Sebagai Ketua Pengadilan Agama
?6= 8 0 ! ;! ! ! 0 ! ! ) !
3 + ! + ) ? # - )11+
)32
?2% % / . 8 >6 &
Dalam hal ini penghulu juga mendapat peran memeriksa dan memutus
manakala di kalangan umat terdapat perselisihan faham atau pendapat baik
dalam masalah NTR (Nikah, Talak, Rujuk), Mawaris, Mahar, Hadhonah,
Ta’lik talak, dan sebagainya, maka biasanya kalau pada timgkat
Kecamatan atau Kewedaan tidak terselesaikan maka barulah diajukan
kepada penghulu. Dalam hal mana, maka penghulu tentu segera
mengadakan pemeriksaan dan penumpulan data dan fakta-fakta yang
diperlukan. Dan kemudian diadakanlah pemicaraan dengan para anggota
atau pegawainya guna mengadakan penyelesaian akan perkara tersebut.
Dalam persidangan mana masalah tersebut di bahas dan dipertimbangkan
secara mendalam menurut ketentuan atau qaidah fiqhiyyah dan segera
diambil jalan keluarnya kemudian barulah di ambil keputusan yang
setepat-tepatnya dan sebenar-benarnya. Keputusan segera diumumkan dan
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Persidangan-persidangan para penghulu di saat sebelum kemerdekaan
banyak dilakukan dirumah-rumah penghulu sendiri atau di serambi
masjid.
Sehingga pada waktu itu terkenalah istilah pengadilan serambi. Baru
sesudah kemerdekaan sidang-sidang dari penghulu ini mengambil tempat
Karena penghulu yang bertindak pula sebagai Ketua Pengadilan Agama
maka segala keputusan dan ketetapan beliau ini terus di taati dan
dilaksanakan oleh masyarakat dan pihak-pihak yang bersangkutan.
9. Membantu Pencatatan Penduduk
Dalam hal ini penghulu mendapat tugas tambahan, di samping mencatat
perkawinan, ia juga di minta mencatat kematian, tugas tambahan ini lebih
mudah dikerjakan oleh penghulu dari pada oleh pasirah atau pegawainya,
karena bila seseorang meninggal tentu yang diberiahu terlebih dahulu
adalah penghulu, karena penghulu dalam mengurus jenazah sangat
diperlukan.
10.Mengawasi Pendidikan Agama
Statblaad 1905 menyebutkan bahwa siapa saja yang akan memberi
pelajaran Agama, harus mendapatkan izin tertulis dari pemerintah
setempat. Disamping itu guru-guru harus membawa daftar dari
murid-muridnya menurut bentuk tertentu dan mengirimkannya secara berkala
kepada kepala daerah setempat. Izin tersebut dapat di tarik kembali
apabila ia berulang-ulang melanggar peraturan atau memiliki perilaku
11.Sebagai Wali Hakim
Masalah pihak perempuan yang akan melakukan perkawinan tidak
mempunyai wali tapi tidak ada ditempat atau ada yang menghalangi
menjadi wali, ataupun wali yang berhak tapi adhal (enggan) mengawinkan
pihak perempuan tersebut , maka menurut ketentuan syar’I dapat
dipindahkan hakmewalikan itu kepada wali hakim.
Didalam pemindahan kewalian kepada wali hakim dijelaskan terlebih
dahulu tentang prosedur pemindahan dimana kedua pihak perlu di periksa
lebih dahulu terutama tentang wali yang adhal (enggan) untuk menikahkan
perempuan yang harus di walikan itu.
Manakala wali yang bersangkutan tetap adhal (enggan) tanpa alas an yang
sah menurut syara’ maka barulah kewalian itu dipindahkan kepada wali
hakim.Yang ditentukan bertindak sebagai wali hakim. Yang ditentukan
bertindak sebagai wali hakim adalah pejabat-pejabat yang telah ditentukan
yang pada umumnya adalah para Penghulu Naib atau penghulu pada
Kantor Urusan Agaka kabupaten.47
12.Pejabat Urusan Zakat
Seorang penghulu bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat kepada
yang berhak. Boleh jadi tugas itu dilaksanakan sendiri oleh penghulu atau
diserahkan kepada bawahannya. Dari tugas ini penghulu memperoleh
penghasilan sesuai aturan yang ditetapkan ajaran Islam.
13.Pegawai Tata Usaha dan Kepala Masjid
Dan tentu juga orang-orang bawahan yang diangkatnya sendiri dan
bekerja secara teratur, memiliki hak untuk bertindak sendiri selaku imam
atau khatib di mesjid.
Syarat menjadi seorang penghulu menurut atau wakil menurut Karel A
Steenbrink bahwa ada tiga aliran yang menentukan kebijaksanaan pengangkatan
penghulu baru dalam politik pemerintah kolonial.48.
Pertama. Sebagian besar pegawai pemerintah termasuk para residen dan
gubernur jendral berpendapat, bahwa jabatan penghulu adalah jabatan agama,
sehingga harus bebas dari campur tangan dari pemerintah Belanda. Bupati boleh saja
mengangkat seorang keponakan, yang sama sekali tidak tahu agama, menjadi
?+ G 5 7 ! ! 7 =
$ % = ' )+11!)142
penghulu. Satu-satunya syarat yang dicantumkan dalam korespondensi para pejabat
tentang pengangkatan penghulu baru adalah bahwa calon penghulu bukan pemakai
tentang madat.
Kedua, sikap yang agak pasif juga yang datang dari Holle dan beberapa tokoh
lain. Mereka berpendapat, bahwa pemerintah harus mempertahankan agar para
penghulu tidak di angkat dari kelompok orang Islam yang terlalu fanatic atau yang
turut dalam satu aliran tarekat. Credit point perlu diberikan kepada para penghulu jika
mereka giat memperbaiki pertanian, melaksanakan proyek irigasi, membasmi tikus,
membantu proyek suntikan penyakit cacar dan lain-lain.
Dalam beberapa laporan, Holle juga secara konsekwen maengajukan agar
penghulu masjid dan pengulu landraad dijabat oleh seorang pejabat saja, sehingga
pemerintah bisa menetapkan siapa pejabat Islam yang paling penting di suatu daerah
(pemerintah tidak berhak memilih penghulu masjid, hanya penghulu landraad).
Ketiga, dipelopori oleh Snouck Hurgronje dan bersifat aktif, Snouck
menandaskan, bahwa penghulu harus di angkat pemerintah dan pemerintah harus
bertindak tegas terhadap penghulu yang korup atau yang sama sekali tidak
mengetahui hukum Islam dan mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan hukum
itu.
1. Tamat dengan hasil baik dari sebuah kursus mengeni kitab-kitab yang
paling lazim termasuk yang mengenai fiqih
2. Mempunyai sekedar pengetahuan bukan agama yang diperlukan untuk
secara tepat menjalankan pejabat penghulu, seperti pengetahuan tentang
tugas dan kewenangan majlis-majlis ulama menurut undang-undang. Begitu
juga pengetahuan tentang tugas penghulu sebagai penasehat pada
pengadilan negeri, pengeahuan tentang peraturan pemerintah daerah yang
dalam peresmian pernikahan atau penerimaan berita mengenai perceraian
harus ditaati, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan ini tidak ada seorang
penghulu pun yang sama sekali tidak mempunyai pengetahuan yang dapat
diperoleh pada sekolah pemerintah untuk pribumu.
3. Syarat-syarat tertentu mengenai watak, sifat sholeh dan jujur sedapat
mungkin juga syarat mengenai kedudukan didalam masyarakat.49
Jabatan Hakim Agama Islam kini menjadi fungsi-fungsi yang bersifat khusus,
seperti yang terjadi pada keseluruhan birokrasi agama. Secara tradisionil, jabatan
Hakim Agama biasanya berada pada “Penghulu”, seorang administrator masjid yang
juga mempunyai tugas, peran dan tanggung jawab didalam masyarakat Islam. Kini,
fungsi-fungsi itu di pisah-pisahkan, dan hakim agam akan menjadi “hakim” dengan
sedikit tambahan tugas. Dengan pemisahan ini, mungkin hakim Agama akan
menurun kedudukannya di mata masyarakat dan menyempit pula kewibawaan
hukumnya.50
%
!
'
8 # $ # $ "
)3!)2 & )1?* "
& 2 )1?*
.
$ !
= !
&,8 6) .
@
% A
& * )1+1 %
-$
6B = > & 0 ? ! !
! ! 6 !" 6 ) ) " / # %, )1+B
) )4)!)43
51
7 % $
&
63
9 *4B
& 3 )1+1 $
0 ) "
3 "
4 "
$
. '
!
" " %
$
7 $ $
%
. 8
8 & 4B)
, 3BB?
52 . 8 ! ! " # $
%
@
BAB III
PROGRAM STUDI AHWAL-SYAKSHIYYAH
DI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
A. Sejarah Berdirinya Program Studi Ahwal-Syakshiyyah (Hukum Keluarga Islam)
Gagasan untuk mendirikan Fakultas Sya’riah di Jakarta di mulai pada
akhir tahun 1966. Sebelumnya IAIN Syarif Hidayatullah telah mengelola Fakultas
Syari’ah di Serang, Jawa Barat. Untuk itu dilakukan persiapan-persiapan sehingga
dibentuklah suatu tim yang dipimpin langsung oleh rektor pada saat itu, Prof. Drs.
H. Soenardjo.
Karena sarana dan prasarananya belum siap dan belum memadai,maka
fakultas Syari’ah Jakarta baru menerima mahasiswa mulai tahun ajaran 1968.
Untuk tahap awal pimpinan fakultas di rangkap oleh rector dan pelaksana
hariannya adalah Drs. H. Peunoh Daly, yang merangkap sebagai ketua Jurusan
Ilmu Agama di Fakultas Tarbiyah, selanjutanya rector mengangkat K.H.M Syukri
Ghazali sebagai dekan Fakultas Syari’ah. Fakultas Syari’ah pertama.Jakarta
Sepanjang sejarahnya, tokoh-tokoh yang pernah memimpin Fakultas
Sya’riah semenjak konversi IAIN ke UIN menjadi Fakultas Syari’ah dan Hukum
sebagai dekan adalah sebagai berikut : K.H.M Syukri Ghozali (1968-1972), Drs.
H. Peunoh Daly (1972-1975, 1983-1986, dan 1986-1991), Drs. Amir Syarifuddin
(1975-1977 dan 1977-1979), H.A. Wasit Aulawi, MA (1979-1982 dan
1982-1983), Drs. A. Mustadjib, MA (1991-1994), Drs. H.A. Chairuddin, SH
(1994-1998), Prof.Dr. H. Muhammad Amin Suma SH, MA (1998-2002 dan 2006-2010),
dan Prof.Dr. Hasanuddin AF (2002-2006),
Visi dan Misi Fakultas Syariah dan Hukum
Visi Fakultas Syariah dan Hukum adalah mewujudkan Fakultas Sya’riah
dan Hukum sebagai fakultas yang unggul, handal, dan terdepan dalam pengkajian,
pengembangan, dan pengintegrasian serta penerapan ilmu Syari’ah,ilmu hukum,
dan ilmu ekonomi Islam yang berorientasi pada nila-nilai keIslaman,
kemanusiaan, dan keindonesiaan.
Misi Fakultas Syari’ah dan Hukum
1. Melaksanakan pengajaran dan pendidikan yang integratife dalam ilmu
syar’iah, ilmu hukum, dan ilmu ekonomi Islam baik bersifat teoritis maupun
praktis.
2. Mengembangkan dan menerapkan ilmu Syari’ah, ilmu hukum, danilmu
3. Memberikan landasan akhlak dan moral terhadap pengembangan dan praktik
ilmu Syari’ah, ilmu hukum, dan ilmu ekonomi Islam di masyarakat
4. Mengembangkan dan membina kehidupan civitas akademika yang
menjunjung tinggi kebenaran, keterbukaan,kritis, kreatif,dan inovatif, serta
tanggap terhadap perubahan-perubahan social,baik dalam skala nasional
maupun global.
5. Menyelanggarakan manajement modern perguruan tinggi yang berorientasi
pada mutu, profesionalisme, dan keterbukaan, serta memiliki daya saing yang
tinggi dan kuat.
6. Memupuk dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan
lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah, perguruan tinggi,
industri dan lain-lain, baik dalam maupun luar negeri.
7. Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap upaya implementasi
syari’ah Islam dalam konteks keindonesiaan.53
Secara historis dapat di kemukakan bahwa Program Studi Ahwal
Syaksyiyah pada mulanya bernama Jurusan al-Qadha. Lalu, dalam
perkembangannya berubah nama menjadi Jurusan Peradilan Agama. Seiring
dengan perubahan regulasi pendidikan tinggi agama Islam, ia kemudian berubah
menjadi Program Studi Ahwal- Syakhshiyyah yang memiliki 2 (dua) konsentrasi,
yaitu Konsentrasi Peradilan Agama dan Konsentrasi Administrasi Keperdataan
64 & = " " = ! #= $
Islam. Dalam perkembangannya yang terkini (2007), Program Studi ini di
sempurnakan namanya menjadi Program Studi Ahwal Syakhsiyyah (Hukum
Keluarga Islam) dengan 2 (dua) Konsentrasi tersebut.54
B. Visi, Misi, dan Kompetensi Lulusan Ahwal-Syakshiyyah
Program Studi ini Memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya Program Studi Ahwal Syakshiyyah (Hukum Keluarga
Islam) sebagai Program Studi yang unggul, handal, dan terdepan dalam
Pengkajian, Pengembangan, Pengintegrasian dan Penerapan Ilmu Hukum
Keluarga yang berorientasi Keislaman, Kemanusiaan dan Keindonesiaan.
Misi :
a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang integratife dalam ilmu Syariah
khususnya bidang Hukum Keluarga, baik yang bersifat teoritis maupun
praktis.
b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu-ilmu Syariah khususnya bidang
Hukum Keluarga
c. Menghasilkan Sarjana yang memiliki keilmuan Syariah khususnya bidang
Hukum Keluarga
6? ' % C = C = & 3 '
d. Memberikan landasan moral dan akhlak yang terpuji bagi pengembangan dan
praktisi ilmu-ilmu Syariah, khususnya bidang Hukum Keluarga, dalam
kehidupan Bermasyarakat
e. Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keterbukaan, dan kesetaraan,
dengan tetap kritis, kreatif, inovatif, dan respontif, terhadap perubahan social,
baik dalam skala local, nasional, maupun global.
f. Menyelenggarakan manajement modern Program Studi yang berorientasi pada
kualitas, tranparasi, akuntabilitas, dan profesionalitas.
g. Menjalin kerjasama yang saling menguntunkan dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan non-pemerintah, baik dalam maupun luar negeri.
h. Memberikan perhatian terhadap upaya implementasi Syariah Islam,
khususnya bidang Hukum Keluarga, dalam konteks keIndonesiaan.
Program Studi ini memilki 2 (dua) konsentrasi :
1. Konsentrasi Peradilan Agama
Konsentrasi ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya Konsentrasi Peradilan Agama sebagai konsentrasi yang
Ilmu Hukum Peradilan yang berorientasi Keislaman, Kemanusiaan dan
Keindonesiaan
Misi :
a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang integrative dalam ilmu
Syariah, khususnya bidang Hukum Peradilan baik yang bersifat teoritis
maupun praktis
b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu-ilmu Syariah khususnya bidang
Hukum Peradilan
c. Menghasilkan Sarjana yang memiliki keilmuan Syariah khususnya bidang
Hukum Keluarga
d. Memberikan landasan moral dan akhlak yang terpuji bagi pengembangan
dak praksis ilmu-ilmu Syariah, khususnya bidang Hukum Peradilan, dalam
kehidupan Bermasyarakat
e. Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keterbukaan, dan kesetaraan,
dengan tetap kritis, kreatif, inovatif, dan respontif, terhadap perubahan
sosial, baik dalam skala local, nasional, maupun global.
f. Menyelenggarakan manajement modern konsentrasi yang berorientasi pada
kualitas, tranparasi, akuntabilitas, dan profesionalitas.
g. Menjalin kerjasama yang saling menguntunkan dengan lembaga-lembaga
h. Memberikan perhatian terhadap upaya implementasi Syariah Islam,
khususnya bidang Hukum Peradilan, dalam konteks keIndonesiaan.
2. Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam
Konsentrasi ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam sebagai
konsentrasi yang unggul, handal dan terdepan dalam Pengkajian,
Pengembangan, Pengintegrasian dan Penerapan Ilmu Administrai
Keperdataan yang berorientasi KeIslaman, Kemanusiaan dan KeIndonesiaan.
Misi :
a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang integratife dalam ilmu
Syariah khususnya bidang Ilmu Administrasi Keperdataan, baik yang
bersifat teoritis maupun praktis.
b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu-ilmu Syariah khususnya bidang
Administrasi Keperdataan yang berbasis penelitian
c. Menghasilkan Sarjana yang memiliki kompetensi keilmuan Syariah
khususnya bidang Administrasi Keperdataan
d. Memberikan landasan moral dan akhlak yang terpuji bagi pengembangan
dak praksis ilmu-ilmu Syariah, khususnya bidang Administrasi
e. Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keterbukaan, dan kesetaraan,
dengan tetap kritis, kreatif, inovatif, dan respontif, terhadap perubahan
sosial, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global.
f. Menyelenggarakan manajement modern Konsentrasi yang berorientasi
pada kualitas, tranparasi, akuntabilitas, dan profesionalitas.
g. Menjalin kerjasama yang saling menguntunkan dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan non-pemerintah, baik dalam maupun luar negeri.
h. Memberikan perhatian terhadap upaya implementasi Syariah Islam,
khususnya bidang Administrasi Keperdataan, dalam konteks
keIndonesiaan55.
Kompetensi Lulusan
Tujuan Perguruan Tinggi Agama Islam adalah Menghasilkan sarjana
Muslim yang memiliki kemampuan atau (kompetensi) akademik dan
professional dalam bidang agama Islam serta mampu menerapkan di
masyarakat serta menghasilkan sarjana muslim yang ahli dan mampu menjadi
praktisi di bidang administrasi keprdataan dan peradilan agama Islam.
KURIKULUM INTI PTAI
PROGRAM STUDI AHWAL SYAKSHIYYAH
TUJUAN PTAI KOMPETENSI LULUSAN INDIKATOR KOMPETENSI
Menghasilkan sarjana Muslim
1. Memiliki kemampuan tentang Islam secara kompherensif
Memahami ajaran Islam yang normatife dan
yang memiliki kemampuan (kompetensi)
empiris akidah, syariah, akhlak,serta sejarah
akademik dan profesional
dalam bidang ilmu peradaban Islam
agama Islam serta mampu
menerapkannya 2. General knowledge
memahami pokok-pokok Ilmu Pengetahuan
di masyarakat Sosial, IPA, dan humaniora
3. Beriman takwa dan akhlak yang mulia
a. Menjalan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
b. Berfikir,berbicara,dan bertindak sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam
c. Memiliki rasa tanggung jawab, harga diri, integritas,
mampu bersosialisasi, saling menghormati
4. Berkepribadian Indonesia
Beragama,memiliki rasa kebhinekaan, demokratis,
5. Sikap ilmiah
Cinta ilmu pengetahuan, cinta kebenaran, rasional,
kritis, obyektif, menghargai pendapat orang lain
6. Professional
Mampu melaksanakan pekerjaan secara efektif dan
efisien serta memiliki komitmen terhadap mutu hasil
Pekerjaan
7. Kewirausahaan
Inovatif, ulet, kreatif, pantang menyerah, adaptif,
respontif,mandiri, mempunyai keinginan untuk maju,
berani menanggung resiko
8. Memiliki keterampilan
a. Mampu menyajikan isi fikiran secara lisan dan
berbahasa Indonesia sistematis dan mudah dipahami
b. Mampu menulis karya ilmiah dengan sistematis dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baku
9. Memiliki keterampilan berbahasa
Mampu memahami isi buku teks berbahasa
Arab dan Inggris
Arab/Inggris tanpa banyak kesulitan
10. Memiliki keterampilan dalam berfikir
pendekatan ilmiah
b. Berfikir kreatif: mampu menemukan alternative baru
dalam memecahkan masalah
c. Mengambil keputusan: mampu memilih salah satu dari
Alternatife
11. Memiliki keterampilan dalam mengolah
Mampu mencari mengolah dan menyajikan informasi
informasi
secara sistematis, kritis, dan obyektif
12. Memiliki keterampilan dalam mengelola
Mampu mengelola waktu, manusia, uang, dan barang
sumber daya
13. memiliki keterampilan dalam bekerjasama
Mampu bekerja tim,memimpin, dan bergaul dengan
dengan orang lain Masyarakat
14. Memiliki kemampuan dalam memanfaatkan
Mampu memilih mengoperasikan dan memelihara perangkat
teknologi Teknologi
B. Kompetensi Hasil Belajar Program Studi Ahwal Syakhshiyyah
TUJUAN PRODI KOMPETENSI LULUSAN INDIKATOR KOMPETENSI
sarjana muslim ilmu aspek-aspek
yang ahli dan mampu menjadi
administrasi keperdataan dan
administrasi keperdataan dan peradilan agama Islam, sejarah
praktisi di bidang
administrasi peradilan agama Islam
kebijakan, teori, tokoh dan pemikirannya, metodelogi dan institusi
keperdataan dan
b. Mampu menjelaskan dan menguraikan seluk beluk management
peradilan agama
Islam
administrasi keperdataan dan peradilan agama Islam
2. Menjadi tenaga
administrasi a. Mengkritisi berbagai pendapat
keperdataan dan peradilan
agama b. Menjunjung tinggi rasa keadilan
Islam yang yang obyektif
dan
menunjang keadilan
3. Menjadi tenaga
administrasi a. Bekerja berdasarkan kompetensinya
keperdataan professional b.Mencintai bidang tugasnya
4.Menjadi tenaga administrasi
a. Berusaha untuk mengembangkan kemampuan akademiknya
keperdataan dan peradilan yang
b. Berusaha melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
mencintai ilmu pengetahuan
5. Menjadikan tenaga
administrasi a. Berusaha mengembangkan tugas-tugas
agama Islam baru di bidangnya
yang mempunyai sikap inovatif, kreatif,
c. Tanggap terhadap peradilan umum dan Islam
dan responsife
6. Memiliki keterampilan dalam
a. Dapat mengaplikasiakan teori-teori keperdataan dan peradilan
mengimplementasikan aspek-aspek
agama Islam dalam penyelenggaraan pengadilan
administrasi keperdataan dan peradilan
b. Dapat mengembangkan teori-teori keperdataan dan peradilan Islam
Islam
7. Memiliki keterampilan dalam manajemen keperdataan
a. Dapat mengelola administrasi peradilan dengan efektif dan efisiaen56
dan peradilan agama Islam
C. Kurikulum Jurusan Ahwal Al-Syakshiyah (yang terakhir)
Kurikulum Perguruan Tinggi Agama Islam terdiri atas :
1. Kurkulum Inti
Kurikulum ini meliputi Kompetensi Dasar dan Kompetensi utama.
Kompetensi Dasar berlaku pada semua Program Studi (lintas program studi)
pada PTAI yang penyusunnya di koordinir dan di fasilitasi oleh Diperta Islam
dan Ditjen Bagais Departement Agama RI57.
2. Kurikulum Institusi
Kurikulum ini meliputi Kompetensi Dasar (tambahan), Kompetensi Utama
(tambahan) dan kompetensi lainnya58.
Mata kuliah dan bobot SKS
Jenis mata kuliah dan bobot SKS ditetapkan sepenuhnya oleh
masing-masing PTAI. Menurut SK Mendiknas No. 234/U/2000 beban studi oleh
masing-masing program studi Sarjana (S1) minimal 144 dan maksimal 160
SKS.59
Kurikulum Jurusan Ahwal Syakshiyyah terbagi menjadi 2 yaitu,
distribusi mata kuliah menurut komponennya dan penjabaran rumpun mata
kuliah.Distribusi mata kuliah menurut komponennya terdiri dari Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MKB), Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Mata Kuliah Prilaku Berkarya
(MPB)60
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian terdiri atas : Ilmu kalam
(aqidah), Ulumul Qur’an, Ulumul Hadist, Akhlak Tasawuf, Sejarah Peradaban
Islam, Filsafat Umum, Pendidikan Kewarganearaan, Fiqh dan Praktek
Ibadah61.
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat terdiri atas : Bahasa Arab,
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ilmu Sosial Dasar, dan Sosiologi Hukum62.
Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan terdiri atas : Fiqih
Munakahat 1-2, MM Fil Munakahat, Fiqih Mawaris, Fiqih Muamalat, Fiqih
Jinayah, Fiqih Siyasah, Tafsir Ahkam, Hadist Ahkam, Masail Fiqhiyyah,
Tarikh Tasyri, Ilmu Falak 1-2, Hukum Perikatan Islam, Hukum Perwakafan,
Peradilan Islam, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Pengantar Ilmu Hukum
dan Hukum Indonesia, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Ilmu
Perundang-undangan, Hukum Acara Perdata, hukum Acara Peradilan Agama, Hukum
Keluarga di Negara Muslim, Hukum Tata Negara. Mata Kuliah Peminatan
Peradilan Agama terdiri atas : Praktek Hukum Islam di Indonesia,Hukum
Keluarga Kontemporer,Administrasi dan Manajemen Peradilan Agama, Ilmu
2B ' % C D = C = & 3 , "
" " 33
2) 33
Ekonomi, Ekonomi Syariah Bank dan Keuangan Syariah.. Mata Kuliah
Peminatan Administrasi Keperdataan Islam : Ilmu Administrasi, Manajemen
dan Administrasi, Perkantoran urusan Keagamaan, Kepenghuluan,
Manajemen Masjid, Administrasi Zakat dan Wakaf, Penyuluhan Hukum
keluarga, Bimbingan Penasehatan, Penyuluhan dan Penyelesaian
Perkawinan63.
Mata Kuliah Pilihan terdiri dari : Hukum Lingkungan, Hukum
Dagang, Hukum Tata Usaha Negara, Politik Hukum Islam di Indonesia,
Hukum Acara Pidana, Legal Drafting, dan Keadvokatan Mata Kuliah
Berkarya terdiri dari : Praktikum KUA, Praktikum PA, dan Praktikum PN64.
Mata Kuliah Perilaku Berkarya terdiri dari : Metode Penelitian Hukum
Ushul Fiqih 1-2 Qawaid Fiqhiyyah, Filsafat Hukum Islam, Ilmu Mantiq,
Kuliah Kerja Sosial (KKS), dan skripsi.65
D. Kondisi Mahasiswa dan Alumni Saat ini
Alumni fakultas Syariah dan Hukum tersebar ke berbagai departement;
departement agama, departement hukum dan hak asasi manusia, departement luar
24 34
2? 3?
negeri mahkamah agung, kejaksaan agung, kementerian informasi dan
komunikasi dan lain-lain.
Diantara alumni yang telah menduduki jabatan setingkat eselon dua, baik
sebagai direktur atau kepala pusat maupun asisten dupati. Dari sekian alumni
yang menduduki jabatan eselon dua hanya satu dari kalangan perempuan yaitu
Dra. Nurhayati Djamas, MA. Sementara yang lainnya mayoritas laki-laki.
Kondisi ini bisa di akibatkan karena sedikitnya perempuan yang kuliah di fakultas
Syari’ah dan sehingga alumninya pun tidak banyak. Atau karena sebab-sebab
lain.
Dari hasil penelitian terungkap bahwa mayoritas dari alumni yang
menduduki jabatan tinggi adalah para aktifis selama menjadi mahasiswa, baik
menjadi aktifis di intra kampus seperti di senat atau dewan mahasiswa maupun di
eksta kampus seperti HMI, PMII maupun IMM.
Aktifitas mereka selama di kampus adalah modal bagi kesuksesan mereka
saat ini. Sedikit banyak aktifitas mereka di kampus membawanya kepada
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Aktif di organisasi
memberikan kemudahan setelah mereka keluar dari kampus. 66
Berdasarkan buku alumni yang ada di fakultas Syariah dan Hukum jumlah
lulusan alumni Syariah dari tahun 1970-1999 adalah sebagai berikut :
Alumni Tahun 1970-1979 = kurang lebih ada 56 orang
Alumni Tahun 1980-1989 = kurang lebih ada 357 orang
Alumni Tahun 1990-1999 = kurang lebih ada 325 orang
Alumni Tahun 1999-2004 = kurang lebih ada 1514 orang.67
Alumni Tahun 2004-2009 = sedang di bukukan (masih dalam proses).
2* C = & = # @
BAB IV
ANALISA PELAKSANAAN JABATAN PENGHULU
SAAT INI DI KANTOR URUSAN AGAMA
A. Fungsionalisasi dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu di KUA pada Saat ini dan Respon para Penghulu terhadap Fungsionalisasi Jabatan Mereka
Fungsionalisasi jabatan penghulu menurut hasil wawancara yang
dilakukan penulis dengan para penghulu di wilayah Bogor ada beranekaragam
jawaban yang diperoleh, tapi intinya adalah jabatan penghulu adalah suatu
amanah yang diamanati kepada mereka agar di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab. De