• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Oleh : Nurbaedah NIM: 205082000232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ABSTRACT

Nurbaedah. Script title the influance of role Internal Auditor for the Effectiveness of Accounting Departement Ekonomic and Social State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M.

The purpose of this research is to know the influence of role internal auditor for the effectiveness of Accounting Information System. This research used primary data, object of the research consist of 30 internal auditor. Scondary data also used to support the research, for analyzing the data research used SPSS version 16.

The test conducted on hypotesis had shown that significant of the influence of role internal auditor for the effectiveness of accounting information system.

(3)

ABSTRA K

Nurbaedah. Judul skripsi Pengaruh Peran Auditor Internal

Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. Strata (SI) Konsentrasi Auditing, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan seberapa besar pengaruhnya. Pada penelitian ini digunakan data primer yang diolah dari riset lapangan menggunakan angket dengan objek penelitian Auditor Internal sebanyak

30 responden, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Sedangkan untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan regresi linear sederhana, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS 16.

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa peran auditor internal berpengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

Kata Kunci: Auditor Internal, Sistem Informasi Akuntansi

(4)

Segala puji bagi Allah yang karena nikmat-Nyalah telah sempurna segala kebaikan. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para nabi, sholihin, amilin, abiding dan para mujahid yang berjihat fisabilillah, baginda kita nabi Muhammad Rosullullah SAW. Tiada yang pantas terucap selain syukur Ahamdullillahi Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri. Melainkan berkat bantuan, sokongan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Penyejuk mata, jiwa dan hatiku : ibuku yang tiada pernah berhenti untuk memberikan apa yang beliau miliki hanya untukku dan bapak jangan pernah lelah karena aku akan menyenangkan kalian dengan kasih sayangku.

2. Motivasi hidupku yang membuatku semangat untuk terus berusaha untuk menjadi contoh bagi adikku tercinta Iwan Erwandi. Semoga kita selalu menjadi anak-anak dan saudara yang membahagiakan dan membanggakan orang tua kita dengan akhlaq kita.

3. Bapak Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I sekaligus dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah selalu mencintai beliau karena kebaikan hatinya.

4. Ibu Rini, SE., Ak., Msi selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran hatinya memberikan penulis bimbingan dan semangat bahwa semua itu akan menjadi mudah jika kita terus senantiasa berjuang dan berdoa. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian dan keberkahan di setiap langkahnya.

(5)

6. Bapak Afif sulfa, SE.,Ak.,Msi, Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., Msi, selaku dosen penguji dalam ujian komprehensif dan ujian sidang skripsi.

7. Seluruh dosen dan karyawan dan semua orang yang selalu memfasilitasi penulis dalam mengembangkan pengetahuan saya.

8. Teman-teman seperjuangan ku di akuntansi A angkatan 2005, Maya, Devi, Fuah, Ita, Eny, Teguh, Ajid, Ocul, Rendy, Mas iwan, Arya, Padank, Bedul, Ferdi, Ega, Ardy, dan teman-teman yang lain yang belum disebut namanya.

9. Teman-teman di FEIS angkatan 2005 semoga kita terus bisa menjaga silaturrahmi diantara kita.

10. Pimpinan dan segenap pegawai Bank yang dengan penuh

kebaikan memberikan penulis kesempatan untuk melakukan riset dikantor bapak dan ibu.

11. semua pihak yang telah membantu penulis dan belum disebutkan namanya, terima kasih atas semua bantuannya.

Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembeca agar bisa memberi masukan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata, terima kasih atas semua kerja samanya dan mohon maaf atas semua salah dan khilaf.

Jakarta, 29 September 2009

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal ... 7

1. Pengertian Audit ... 7

2. Pengertian Auditor Internal ... 11

3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal ... 15

4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen 17 5. Standar Audit Internal... 18

6. Jenis-Jenis Kegiatan Audit Internal... 19

7. Peran Auditor Internal... 19

8. Fungsi Peran Internal Audit... 20

9. Keterlibatan Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem... 21

B. Sistem Informasi Akuntansi ... 24

1. Pengertian Sistem ... 24

2. Pengertian Informasi... 26

3. Pengertian Akuntansi ... 27

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 28

(7)

6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi……….. 30

7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi…………... 32

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………. 33

9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi………. 34

10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal………. 35

C. Kerangka Pemikiran ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 39

1. Data Primer... 40

2. Data Sekunder... 41

D. Metode Analisis Data ... 41

1. Uji Kualitas Data ... 41

a. Uji Validitas ... 41

b. Uji Reliabilitas... 42

2. Uji Asumsi Klasik... 43

a. Uji Heterokedastisitas... 43

b. Uji Normalitas... 43

3. Uji Hipotesis... 44

a. Regresi Linier Sederhana... 44

b. Uji R2 (Koefisien Determinasi)………. 45

c. Uji Statistik t………. 45

E. Operasional Variabel Penelitian ... 45

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 49

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 49

B. Karakteristik Responden... 50

C. Hasil Analisis Deskriptif... 50

D. Hasil dan Pembahasan ... 53

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Heterokedastisitas ... 55

b. Uji Normalitas ... 56

3. Uji Hipotesis... 57

a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)... 57

b. Uji Statistik t... 58

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Implikasi dan Saran ... 62

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal 16

3.1 Tingkat Peran auditor Internal 40

3.2 Kriteria Korelasi 43

3.3 Operasional Variabel 46

4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner 51

4.2 Jenis Kelamin 51

4.3 Usia Responden 52

4.4 Tingkat pendidiikan Akhir 53

4.5 Lama Bekerja 53

4.6 Uji Validitas Innstrumen Pengaruh Auditor Internal 54 4.7 Uji Reliabilitas Pengaruh Peran auditor internal 55 4.8 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi55 4.9 Uji Reliabilitas Instrumen Sistem Informasi Akuntansi 56

4.10 Uji R2 Koefisien Determinasi 56

4.11 Hasil Uji Statistikat 58

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 37

4.1 Uji Heterokedastisitas 55

4.2 Uji Normalitas 56

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini teknologi informasi menjadi sangat penting bagi perusahaan, memberikan kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan kelengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan memberikan keuntungan lebih banyak lagi di masa mendatang. Saat ini semakin banyak nilai–nilai perusahaan yang telah bergeser dari hal-hal yang bersifat tangible (misal persediaan, fasilitas, dan sebagainya), menjadi bersifat intangible (misal informasi, pengetahuan, keahlian, reputasi, kepercayaan, paten, dan sebagainya) kebanyakan asset-asset ini ditangani oleh perusahaan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dengan kata lain, informasi yang handal akan dapat diperoleh melalui hasil audit internal yang dilakukan oleh para pemeriksa atau pengawas internal dalam perusahaan, karena lewat hasil audit internal tersebut di harapkan akan dapat meningkatkan reliabilitas informasi tentang ” keadaan” dalam unit-unit yang diawasinya.

(12)

Sistem informasi akuntansi sendiri adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Berperannya auditor internal yang optimal diharapkan akan berpengaruh terhadap proses manajemen agar lebih objektif dan tujuan perusahaan tercapai. Laporan evaluasi dan penilaian auditor internal terhadap pencapaian tujuan perusahaan merupakan umpan balik kepada para manajer dalam melaksanakan tugasnya.

(13)

nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi, menegaskan atau membenarkan ekspektasi semula.

Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan suatu perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat membantu kebijakan manajemen dalam merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

Sistem informasi yang tepat itu sendiri digolongkan ke dalam sistem yang lebih kecil, menurut Mc Leod Jr, Raymond (2001) sistem informasi dapat dibagi menjadi lima subsistem yang meliputi: sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem informasi pendukung keputusan, sistem informasi otomatisasi akuntansi, dan sistem informasi pakar. Dari lima subsistem tersebut, sistem informasi akuntansi yang merupakan sistem informasi yang lebih dahulu dikenal. Sistem informasi akuntansi ini digunakan untuk mengolah data.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan pada umumnya baik itu perusahaan manufaktur, dagang, maupun jasa sangat memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak

(14)

diluar perusahaan yang membutuhkannya. Informasi memang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan peran auditor internal dalam memeriksa apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah dijalankan secara efisien dan efektif.

(15)

Tabel 1.1

Perbedaan penelitian yang dilakukan Bariyyah dengan penelitian yang dilakukan peneliti

Keterangan Bariyyah (2007) Penelitian Sekarang

Subjek Penelitian Perusahaan yang diteliti

merupakan perusahaan

perbankan (Studi Kasus)

Variabel Penelitian Pengaruh auditor internal

terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan

Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun

2007

Fokus penelitian adalah

perusahaan perbankan di

jakarta (Studi Empiris)

Penelitian mengarah pada: Pengaruh peran auditor internal

terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi

Penelitian dilakukan pada

tahun 2009 Sumber: Data diolah

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah peran auditor internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

[image:15.612.103.517.121.519.2]
(16)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

[image:16.612.96.517.92.543.2]

Sebagai bahan informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis.

b. Bagi Peneliti Operasi Yang Kompleks

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap perusahaan dengan mengefektifkan sistem informasi akuntansi.

c. Bagi Pembaca

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal 1. Pengertian Audit

William C. Boynton (2006:5) menurut ” Report of the Committee on Basic Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, vol.47 2004) memberikan definisi Auditing sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapikan sebelumnya serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu Proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. ASB (Dewan standar Auditing) menerbitkan GAAS (Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang digunakan sebagai pedoman profesional berkaitan dengan proses audit. b. Memperoleh dan Mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa

daftar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (entitas) yang membuat asersi tersebut.

(18)

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok auditing.

d. Derajat Kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan

sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan, misalnya GAAP. f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan

derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham, investor, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.

Menurut Halim (2001), definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing sebagai:

(19)

Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:

a. Proses Yang Sistematik

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir.

b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif

Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas.

c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut.

d. Menentukan Tingkat Kesesuaian (Degree of Correspondence)

Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan.

e. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk mempertimbangkan (judgment) asersi atau representasi.

(20)

f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya

Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan.

g. Para Pemakai yang Berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu:

a. Seorang auditor harus independen.

b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung pendapatnya.

c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report). Menurut Agoes (2000:1) auditing adalah:

"Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan”.

Menurut Susan Irawati (2008:2) audit adalah:

(21)

2. Pengertian Auditor Internal

Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.

Institute of internal auditor (2001) auditor internal di definisikan sebagai berikut:

“Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan- tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi”.

Pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: 1) internal menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi oleh para internal auditor, 2) fungsi penilaian independen membuat auditing menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan pada pertimbangan auditor, 3) ditetapkan menyatakan bahwa entitas secara khusus memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit, 4) meznguji dan mengevaluasi menjelaskan sifat internal audting pertama mencari fakta dan evaluasi hasil, 5) aktivitas menunjukan bahwa seluruh aktivitas organisasi berada dalam lingkup internal audit, dan 6) jasa kepada organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada untuk membantu atau memberi manfaat kepada organisasi.

(22)

Menurut Susan Irawati (2008:6) ”Auditor internal adalah:

“Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”.

Menurut Mulyadi (2008:29) “Auditor intern adalah:

“Auditor yang bekerja dalam perusahaan (prusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian berbagai organisasi”.

Menurut Amin Widjaja (2008:2) konsorsium organisasi profesi auditor internal di indonesia mendefinisikan internal audit sebagai berikut: “Internal audit adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance”.

Lembaga auditor internal (institute of internal auditors IIA) mendefinisikan audit internal sebagai fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan.

(23)

fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.

Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran, maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi. Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of internal auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal.

Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal adalah suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan konsultasi yang dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi suatu organisasi. Auditor internal membantu suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan sistem informasi akuntansi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi, profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh

the institute of internal auditor.

Definisi terbaru tersebut bisa diketahui betapa auditor internal sudah berkembang dan berubah dari hanya proses reperforming contols menjadi suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal

(24)

membentu perusahaan dengan memeriksa sistem informasi akuntansi tersebut. Auditor internal diharapkan mampu membantu mengantisipasi perubahan di dalam lingkungan usahanya dan melalui peran mereka, perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang berubah. Tidak hanya itu saja, auditor yang dulunya hanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis, sekarang auditor berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan untuk masa sekarang dan juga yang akan datang. Auditor diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang akan datang juga dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.

[image:24.612.101.518.131.556.2]
(25)

Menurut Susan Irawati (2008:6) Auditor internal adalah:

”Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”. 3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal

Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal penelaah kecukupan kontrol pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak dari pada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda.

Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan, yang bertujuan menentukan kewajaran penyajian posisi keungan perusahaan dan hasil untuk periode tersebut. Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya, bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya.

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko terkait dalam menjalankan usaha.

Penelaah internal atas kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, kerugian akibat

(26)

proses produksi yang salah, perekayasaan, pemasaran atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kerugian akibat kelemahan dibidang keuangan. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara auditor internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif.

Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material terhadap laporan keuangan, dilain pihak auditor internal sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan dari manapun sumbernya dan secuil apapun jumlahnya.

Tabel 2.1

Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal

NO Auditor Internal Auditor Eksternal

1 Merupakan karyawan perusahaan Merupakan orang yang independen di luar perusahaan 2 Melayani kebutuhan organisasi,

meskipun fungsinya harus dikelola perusahaan

3 Fokus pada kejadian – kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi

4 Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah

Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan

Fokus pada ketetapan dan kemudahan pemahaman dari kejadian–kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan

Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendektesian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material

5 Menelaah aktivitas secara terus - menerus Menelaah catatan-catatan yang mendukung laopran keuangan secara periodik, biasanya satu tahun sekali

[image:26.612.99.536.150.678.2]
(27)

Menurut Susan Irawati (2008), persamaan audit internal dan audit eksternal adalah sebagai berikut:

a. Diperlukan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputerisasi. b. Harus membuat rencana audit, program audit secara tertulis.

c. Harus membuat dokumentasi audit lengkap dan jelas, dalam kertas kerja audit.

d. Staf audit harus melaksanakan pendidikan profesi berkelanjutan. e. Harus memiliki audit manual sebagai pedoman auditing.

f. Harus memiliki kode etik dan sistem pengendalian mutu. 4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen

Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staff audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintah. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam:

a. Mengawasi kegiatan yang tidak dapat diawasi oleh manajemen puncak b. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko

(28)

c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior d. Membantu manajemen dalam bidang teknis e. Membantu proses pengambilan keputusan f. Menganalisis masa lalu dan masa depan

g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan 5. Standar Audit Internal

Berdasarkan Institute of Internal Auditor ( 2001 ), tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal:

a. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.

b. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku.

c. Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan memverifikasi keberadaan asset tersebut.

(29)

e. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka telah dilakukan sesuai dengan rencana dan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.

6. Jenis – jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan yaitu:

a. Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional) dan

menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar

lingkup audit internal.

b. Audit sistem informasi akuntansi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan.

c. Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

7. Peran Auditor Intern

Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran dari auditor intern dalam perusahaan (Tugiman, 2006:17):

a. Compliance

Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan- peraturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.

(30)

b. Verifikasi

Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan phisik serta hasil operasi perusahaan.

c. Evaluasi

Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya.

d. Merekomendasi

Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen.

8. Fungsi Peran Internal Audit

(31)

a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya.

b. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapakn.

c. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.

d. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan.

e. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditugaskan.

9. Keterlibatan Auditor Intern Dalam Pengembangan Sistem

Keterlibatan auditor inten dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam

System Development Life Cycle memiliki tujuan dan manfaat, sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Menurut Hall (2007) dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendalian intern dan kelayakan operasi

b. Tahap Analisis Sistem.

Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar

(32)

belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem.

Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan menentukan kebutuhan informasi pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejak audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas merupakan tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya dipakai akan

kompatibel dengan audit lanjutan yang akan digunakan. f. Tahap Desain Sistem

Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan keahlian transaksinya, pean ini dilakukan dalam hal:

Desain sistem konseptual, disini akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptual (arus informasi ogis) dan profesional bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis untuk membangun sistem), diman dalam melakukan perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara memadai, jejak audit yang harus dilestarikan, konversi akuntansi dan persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami.

g. Tahap Implementasi sistem

(33)

1) Menspesifikasi standar dokumen.

Auditor intern ikut serta menentukan spesifikasi dokumentasi sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para pemakai sistem untuk taat pada standar dokumentasi yang telah diterapkan.

2) Menverifikasi kelayakan kontrol

Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dalam fase sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki keterbatasan yang cukup besar atau tidak.

3) Review konversi sistem lama ke sistem baru

Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan uji data dan hasil uji. h. Tahap Pengoperasian Sistem

Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian dalam operasi sistem, kaitannya dengan pemeliharaan sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.

(34)

B. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pegertian Sistem

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi susunan dasar adalah: Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan. (Mc Leod, JR, 2001:11).

Menurut Jogiyanto (2003:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut:

“ Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan prosedur menurut Jogiyanto (2003:1) mengutip dari Richard F. Neuschel, didefinisikan sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who)

yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana (how)

mengerjakannya.

(35)

Baridwan (2000:3) adalah merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi.

Sistem dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Sistem Lingkaran Terbuka adalah sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan dan sistem ini juga

b. Sistem Lingkaran Tertutup adalah sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.

Sedangkan sifat sistem terdiri dari empat kelompok diantaranya adalah:

a. Sistem terbuka adalah Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.

b. Sistem Tertutup adalah Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.

c. Sistem Fisik: sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik d. Sistem Konseptual: sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual

(data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.

(36)

2. Pengertian Informasi

Dibawah ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu:

Menurut Hall (2007:14) ”informasi adalah proses dan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan”.

Menurut Mc Leod. Jr (2001:15) ”Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti”.

Menurut Wahyono (2004:23) yang dikutip dari bukunya Gordon B. Davis, informasi adalah:

“informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan”.

Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang kurang dapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna karena masukan-masukan dari data kurang berfungsi dengan baik.

(37)

informasi. Sedangkan data merupakan bahan yang akan diolah oleh sistem informasi. Data dapat berupa angka, tulisan, gambar dan bahkan simbol. 3. Pengertian Akuntansi

Ada beberapa didefinisikan yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Niswonger, Werren, Reeve dan Fees (2006:6) Akuntansi adalah sebagai berikut:

“Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Menurut Riahi-Belkaoui (2001:38) Akuntansi adalah:

”Suatu aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang dioperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada”.

Menurut Kieso, Weygandt & Warfield (2002:2) Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:

(1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) Entitas ekonomi kepada (3) Pemakai yang berkepentingan.

Akuntansi merupakan suatu sistem yang memberikan inforamasi kuantitatif bisnis-bisnis ekonomi, terutama sifat-sifat keuangan yang ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis.

(38)

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dan dibawah dijelaskan beberapa pengertian sistem informasi akuntansi menurut para ahli:

Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Menurut Krismiaji (2002:4) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Menurut Jogiyanto (2003:225) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang merekam dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”.

Menurut Wahyono (2004:17) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

(39)

Menurut Dasaratha V.Rama/Frederic L.Jones (2008:6) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi”.

Berdasarkan keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian – kejadian internal.

5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2007:18), ada tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem akuntansi, yaitu:

a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.

(40)

b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan.

c. Untuk mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. 6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (1995:9) ada lima fungsi dari sistem informasi, adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data.

Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data (data Capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data biasanya dicatat kedalam formulir-formulir yang dikenal sebagai dokumen sumber. Juga bisa diabsahkan (Validated) untuk menjamin kecermatan dan dikelompokan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”.

b. Pemrosesan data.

(41)

dengan mengumpulkan transaksi yang serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan, karena itu data bisa “diciptakan”.

c. Manajemen data.

Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpangan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relatif permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya. Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan operasi, peristiwa dan keputusan yang terbaru. Pengmbilan ulang merupakan usaha pengambilan kembali data yang tersimpan untuk diproses lebh lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna. d. Pengembalian dan pengamanan data.

Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya. Untuk itu, maka salah satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.

(42)

e. Pengadaan informasi.

Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai.

7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mc Leod Jr. (2001:306) jika dibandingkan dengan sistem informasi yang lain sistem informasi akuntansi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda meliputi:

a. Melaksanakan tugas yang diperlukan. Perusahaan tidak memutuskan untuk melaksanakan pengolahan data atau tidak. Perusahaan diharuskan oleh undang-undang untuk memelihara catatan kegiatannya. Elemen-elemen dalam lingkungan seperti pemerintah, pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat keungan menurut perusahaan agar melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika lingkungan tidak memintanya manajemen perusahaan pasti menerapkan sistem informasi akuntansi sebagai cara mencapai dan menjaga pengendalian.

(43)

jenis organisasi mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama.

c. Menangani data yang rinci. Karena berbagai catatan pengolahan data menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci, catatan tersebut menyediakan jejak audit (audit trail). Jejak audit adalah kronologi kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga ke akhir, dan dari akhir ke awal.

d. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh sistem informasi akuntansi umumnya menjelaskan apa yang terjadi dimasa lampau. Ini terutama terjadi jika berkelompok (batch) digunakan.

e. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal sistem informasi akuntansi menghasilkan sebagai output informasi bagi manajer perusahaan. Sebagai contoh laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal diluar sistem akuntansi tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Dikutip pada buku sistem akuntansi oleh Zaki Baridwan (2000:7). Faktor- faktor itu antara lain:

1) Perilaku manusia dalam organisasi

Perlu dipertimbangkan dalam menyusun informasi akuntansi karena sistem informasi tidak mungkin berjalan tanpa manusia.

(44)

2) Penggunaan metode kuantitatif

Dengan metode kuantitaif informasi yang dihasilkan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh manajemen akan lebih terarah, sehingga keputusan yang dibuat akan lebih efektif.

3) Penggunaan komputer sebagai alat bantu

Kemampuan komputer untuk mengolah data jauh melebihi kecatan manusia seperti:

a. Verifikasi, yaitu komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka yang menjadi input dan suatu proses. b. Sortir, yaitu komputer memungkinkan untuk dilakukannya

persortiran data kedalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat.

c. Transmission, yaitu komputer dapat memindahkan data dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cepat.

d. Perhitungan, yaitu dengan komputer perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat.

9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Ada beberapa pengguna sistem informasi akuntansi, seperti yang dikutip pada buku sistem informasi akuntansi oleh George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2000:2), bahwa pemakaian sistem informasi dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:

(45)

dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organsiasi sebagai keluaran ini bersifat rutin. Misalnya, transaksi hutang dagang dengan pemasok, membutuhkan pengeluaran seperti pesanan pembelian dan cek dari sistem informasi akuntansi organisasi yang bersangkutan.

b. Pemakai intern terutama pada manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatnya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan.

10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal Sistem inforamsi akuntansi adalah sebuah sistem data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisinis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Oleh karena itu peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informsi yang tepat akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan

(46)

menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Abdul Hamid (2007:26) kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif dari serangkaian makalah yang ditetapkan. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini adalah pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Seberapa besar pengaruhnya dan variabel apa yang paling dominan berpengaruh.

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses jasa dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

(47)

tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat membantu kebijakan manajemen dalam merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

[image:47.612.99.518.154.531.2]

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Peran Auditor

Internal

D. Hipotesis

Abdul Hamid (2007, 27) hipotesis merupakan dugaan sementara atas hubungan dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik

(48)

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Peran auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang memiliki auditor internal dan sistem informasi akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Adapun objek penelitiannya adalah auditor internal.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel populasi, dimana semua populasi yang bersangkutan dijadikan sampel dalam penelitian ini

C. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan dalam observasi.

Menurut Sugiyono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. ”sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak

(50)

langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui orang lain atau melihat dokumen”.

Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala ordinal. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui responden dengan mengajukan dan menyebarkan beberapa pertanyaan secara tertulis. Adapun yang menjadi responden penelitian ini adalah auditor internal.

Skala likert (Likert Scale) merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:104).

Adapun kriteria tingkat pengaruh peran auditor internal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Pengaruh Peran Auditor Internal Kriteria Presentasi Nilai Kondisi

Sangat Berpengaruh 5

Berpengaruh 4

Cukup Berpengaruh 3

Kurang Berpengaruh 2

[image:50.612.97.513.120.637.2]
(51)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap memilki hubungan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan metode deskriptif- kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis variabel independen yaitu peran auditor internal terhadap variabel dependen yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 16.

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dikuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengujian validitas dilakukan terlebih dahulu dengan mempersiapkan tabulasi jawaban responden atas pernyataan penelitian, dihitung angka korelasional atau r hitung dari jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan dengan jumlah nilai jawaban keseluruhan pertanyaan untuk

(52)

tiap responden. Angka korelasional tersebut dibandingkan dengan angka kritis atau r kritis untuk seluruh responden dengan tingkat signifikan 0.05 % pada tabel product Moment yang digunakan sebagai rumus korelasi sebagai rumus korelasi. Suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan) dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikasi 0.05%. Dan begitu juga sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid (Ghozali, 2005:45).

b. Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban seseorang terhadap adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghazali 2005: 45).

(53)

Untuk menginterprestasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Gulford dalam Wellyando (2000:63), yaitu:

Tabel 3.2 Kriteria Korelasi

Kurang dari 0,20 = Tidak ada Korelasi 0,20-0,40 = Korelasi Rendah 0,40-0,70 = Korelasi Sedang 0,70-0,90 = Korelasi Tinggi 0,90-1,00 = Korelasi Sangat tinggi 1,00 = Korelasi Sempurna 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumber Y (Santoso, 2002).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh langsung oleh pihak pertama melalui kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal.

[image:53.612.104.517.131.517.2]
(54)

Menurut Ghazali (2005) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik yaitu salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3. Uji Hipotesis

[image:54.612.101.514.128.513.2]

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data diatas dpat diproses sesuai dengan jenis data dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan angka dalam metode statistik, sebagai berikut :

a. Regresi Linier Sederhana (Linier Regression)

Analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Adapun persamaan regresi linier sederhana dapat dinyatakan, sebagai berikut :

Y= a + bX

(55)

b. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (R- Square). Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir sama semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi (Ghazali, 2005: 83).

c. Uji Statistik t

Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (signifikacant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2000:168).

E. Operasional Variabel Penelitian

Abdul Hamid (2007,3) Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kali ini variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen.

(56)

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen : Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:3) ”sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Efektivitas sistem informasi akuntansi adalah variabel terkait yang dipengaruhi oleh variabel independen dalam hal ini adalah peran auditor internal. Di sini dapat dilihat, jika pengaruh peran auditor internal sangat kuat maka akan mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi pula.

2. Variabel Independen: Peran Auditor Internal

Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.

(57)
[image:57.612.101.529.121.726.2]

penilaian sistem informasi akuntansi. Dari audit operasional dan penilaian sistem informasi akuntansi dapat dilihat dan dibandingkan dengan efektivitas sistem informasi akuntansi.

Tabel. 3.3

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub. Variabel Indikator Skala

Peran Auditor Internal (Variabel

X)

a. Misi auditor internal

b. Tujuan auditor internal

c. Tugas dan tehnik auditor internal

d. Keahlian auditor

1. Memberikan informasi yang diperlukan manajer

2. Mengevaluasi sistem kontrol 3. Menunjukan kelemahan Sistem

informasi akuntansi kepada manajemen

4. Bertindak sebagai penilai independen

5. Mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efektif Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah:

6. Informasi keuangan dan operasi akurat dan dapat diandalkan 7. mengidentifikasi risiko 8. Meminimalisasi risiko

9. Penggunaan sumber daya yang tepat

10. Menilai keekonomisan fungsi tersebut sesuai prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi

11. Menilai keefektifan fungsi tersebut sesuai prosedur untuk mencapai tujuan organisasi 12. Menyusun program audit 13. Penentuan risiko

14. Melakukan review

terhadappelaksanaan sistem informasi akuntansi

15. Menyusun kebijakan dan prosedur

16. Pelatihan tehnik yang memadai

Ordinal

Ordinal

Ordinal

(58)

internal e.

Meminimalisa si risko

17. Melakukan review terhadap keefektifan sistem informasi akuntansi

18. Lingkungan pengendalian

Ordinal

Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

f. Hasil audit intern a. Karakteristik sistem informasi akuntansi b. Faktor-faktor yang mempengaruh

19. Penilaian terhadap hasil yang dicapai

20. Mengkomunikasikan informasi hasil audit

1. Melaksanakan tugas yang diperlukan

2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar

3. Menangani data yang rinci 4. Terutama berfokus histeris 5. Menyediakan informasi

pemecahan masalah

6. Perilaku manusia dalam organisasi 7. Penggunaan metode kuantitatif 8. Penggunaan Komputer sebagai alat

Ordinal

Ordinal

(Variabel

Y) i kinerja

sistem informasi akuntansi c. Tujuan sistem

informasi

bantu Ordinal

9. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajeman

akuntansi 10. Untuk mendukung pengambilan kep[utusan manajemen

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Pene

Gambar

Tabel 1.1
gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis.
gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun
Tabel Perbedaan Auditor2.1  Internal dan Eksternal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada wanita, status janda adalah satu tantangan emosional yang paling berat karena di dunia ini tidak akan ada seorang wanita yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa stadium Plasmodium yang banyak ditemukan adalah stadium ring hal ini menunjukan bahwa terjadi fase aseksual

Hasil penelitian terdapat 5 jenis tumbuhan kantong semar di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, yaitu Nepenthes ampullaria ,

bekerjasama dalam kelompok yang heterogen. Berbeda dengan pembelajaran konvensional dalam pengelompokan siswa tidak heterogen, dan sering kali dibentuk berdasarkan

Upaya tersangka untuk mengungkapkan adanya kekerasan dalam penyidikan dan tidak dipenuhinya hak-hak tersangka di persidangan tak diatur dalam KUHAP.&#34; Upaya

Upaya strategis yang harus dilakukan oleh generasi muda dalam menghadapi hal tersebut adalah sebuah koordinasi gerakan revitalisasi kebangsaan yang diarahkan terutama pada

Persentase kehadiran lamun yang paling banyak ditemukan di perairan Pantai Desa Tanjung Tiram yaitu jenis Enhalus acoroides L.. dan jenis

(2) Perlindungan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada anak dalam situasi darurat akibat konflik bersenjata dan konflik sosial,