• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Ekonometrik Daya Saing Ekspor Komoditas Agroindustri Berbasis Perikanan (Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemodelan Ekonometrik Daya Saing Ekspor Komoditas Agroindustri Berbasis Perikanan (Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN

(Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)

Oleh

IRPAN HIDAYAT F34102128

2006

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Irpan Hidayat. F34102128. Pemodelan Ekonometrik Daya Saing Ekspor Komoditas Agroindustri Udang dan Tuna. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc. 2006

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor komoditas agroindustri udang dan tuna Indonesia. Selanjutnya penelitian ini membuat model ekonometrik dan melakukan peramalan daya saing dimasa mendatang berdasarkan model ekonometrik yang diperoleh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor komoditas adalah faktor produksi (produktivitas, harga bahan baku); kebijakan pemerintah (tingkat liberalisasi perdagangan, tingkat suku bunga, tingkat upah); makroekonomi (tingkat inflasi, indeks nilai tukar); teknologi dan inovasi (investasi riset dan pengembangan); dan faktor perilaku konsumen (diferensisasi produk, harga produk terkait, pendapatan perkapita domestik dan pendapatan perkapita negara importir). Model ekonometrika yang disusun merupakan persamaan

single-equation multiple regression, maka digunakan metode ordinary least

squares (OLS) untuk menduga parameter-parameter yang terdapat dalam model. Tingkat kompetisi ekspor komoditas udang berdasarkan model semi-logaritma natural (RCA dalam Logaritma natural) secara signifikan dipengaruhi oleh faktor sukubunga, tingkat upah, pendapatan perkapita negara produsen, pendapatan perkapita negara importir 3 yaitu United Kingdom, harga bahan baku pakan udang dan prosentase anggaran untuk diferensiasi produk.

Hasil pemodelan ekonometrik untuk komoditas tuna dengan menggunakan model double-logaritma natural (RCA dan Variabel penjelas dalam bentuk logaritma natural) menunjukkan bahwa faktor sukubunga, tingkat upah, pendapatan perkapita negara produsen, pendapatan perkapita negara importir, dan prosentase anggaran untuk diferensiasi produk signifikan secara statistik, sementara koefisien variabel yang lain, harga produk ikan olahan dan produktivitas modal tidak signifikan.

(3)

Irpan Hidayat. F34102128. Econometrics Modelling of Export Competitiveness Of The Tuna And Shrimp Agroindustry Comodities . Supervised By Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc. 2006

SUMMARY

The objective of this research is to identify and analyze factors that influences the export competitiveness of the Indonesian agroindustry commodities shrimp and tuna. Furthermore, this research compose econometric modelling and also help to forecast export competitiveness in the future.

Factors that influences export competitiveness of the agroindustry commodities are production (productivity, price of raw materials), government policies (interest rate, wages rate, degree of trade liberalization), macroeconomics (inflation rate, exchange rate), technology and inovation (investment on research and development) and consumer behaviour (product differentiation, prices of related goods, percapita income of domestic countries, percapita income of importing countries). The econometrics model that built is a single equation multiple regression models, then used ordinary least squares method to determine parametres in the models.

Export competitiveness of shrimp commodity based on semi-logarithm natural econometric modelling indicated that the significant factors were interest rate, wage rate, prices of raw material shrimp foods, promotion, percapita incomes of domestic countries and percapita incomes of importing countries.

Results of regression analysis from econometrics modelling of tuna commodity using double-logarithm natural models showed factors such interest rate, wage rate, product differentiation, percapita incomes of domestic countries and percapita incomes of consuming countries are statisticaly significant. Meanwhile, others variabels coefficient like price of processed fish and capital productivity are not significant.

(4)

I

INNSSTTIITTUUTT PPEERRTTAANNIIAANN BBOOGGOORR F

FAAKKUULLTTAASS TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN

(Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRPAN HIDAYAT

F34102128

Dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1983

di Jakarta

Tanggal lulus: 14 Juni 2006

Menyetujui,

Bogor, Juni 2006

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN (Studi kasus komoditas Udang dan Tuna) “ adalah asli karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukkannya.

Bogor, Juni 2006

Yang membuat pernyataan,

Irpan Hidayat

(6)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Banyak pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan selama pelaksanaan penelitian dan juga penyusunan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

♠ Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc, selaku dosen pembimbing atas segala

masukan, dorongan, motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan, penelitian dan

penulisan skripsi.

♠ Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, MS, sebagai dosen penguji yang telah

memberikan berbagai kritik dan masukan untuk penyempurnaan tulisan ini. ♠ Ibu Dr. Ir. Ika Amalia K., MS, sebagai dosen penguji yang telah memberikan

berbagai kritik dan masukan untuk penyempurnaan tulisan ini.

♠ Ibu Artati dan Ibu Nia, staf dirjen PK2PDepartemen Kelautan dan Perikanan

atas segala bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

♠ Ibuku tersayang, kakak dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa.

♠ Ratih Dwi Setyawardhani yang telah membantu penulis dalam pencarian dan pengumpulan data dan Nanda Mehuli Giantine yang selalu memberikan

motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan penelitian.

♠ Teman-teman seluruh TIN 39 dan rekan-rekan dalam organisasi GiBOL khususnya Haiman, Hadi, Amin, Arif, Adriel, Ferryza, Galih, Ikhlas, Indra,

Irham, Luthfi, Putra, Samuel, Sodikin, dan Yoga.

♠ Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian hingga penyelesaian

skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam mengerjakan tulisan ini,

apabila terdapat kekurangan mohon kiranya saran dan kritik yang membangun

dapat disampaikan kepada penulis.

Bogor, Juni 2006

(7)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Desember

1983 dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Kosasih dan Surimah. Pendidikan dasar penulis

diselesaikan di SD Negeri Cibubur 05 pada tahun 1996,

selanjutnya penulis melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri

233 Jakarta dan lulus tahun 1999. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 39 Jakarta. Setelah lulus pada tahun

2002, penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan

diterima di perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor pada departemen Teknologi

Industri Pertanian.

Penulis pernah melakukan praktek lapang di PT Nilamindo Bhakti Persada

Bogor, Jawa Barat pada tahun 2005. Selama kuliah, penulis juga menjadi asisten

MK menggambar teknik pada tahun 2004 dan asisten MK penerapan Komputer

pada tahun 2005. Kegiatan organisasi yang diikuti oleh penulis adalah Himpunan

Profesi Mahasiswa Teknologi Industri pada tahun 2003-2004 sebagai staf

departemen profesi dan sebagai ketua TIN English Community periode

(8)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 2

C. RUANG LINGKUP ... 3

D. MANFAAT PENELITIAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM PERDAGANGAN 1. Perdagangan Internasional ... 4

2. Tingkat Liberalisasi Perdagangan ... 6

B. FAKTOR MAKROEKONOMI ... 7

C. AGROINDUSTRI PERIKANAN... 9

D. KONSEP DAYA SAING ... 12

E. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 15

III.METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

B. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR ... 19

C. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 21

1. Spesifikasi Model ... 21

2. Pengumpulan Data ... 23

3. Penaksiran Parameter Model ... 23

4. Verifikasi ... 23

D. PENGUKURAN DAN INDIKATOR ... 25

E. PERAMALAN DAYA SAING ... 27

(9)

iv

1. Produksi ... 29

2. Produk ... 34

3. Diferensiasi Produk ... 37

4. Harga ... 39

5. Pendapatan Perkapita ... 42

6. Tingkat Liberalisasi Perdagangan ... 44

7. Situasi Makroekonomi ... 46

8. Tingkat Kompetisi Ekspor ... 53

B. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 55

1. Komoditas Udang ... 56

2. Komoditas Tuna ... 60

C. PERAMALAN DAYA SAING EKSPOR ... 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 72

B. SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(10)

v DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Harapan teoritis apriori pengujian konsistensi

tanda dan logika ... 24

Tabel 2. Perubahan kondisi eksternal dan arah kebijakan Indonesia ... 48

Tabel 3. Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi

daya saing ekspor komoditas udang ... 56

Tabel 4. Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi

(11)

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN

(Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)

Oleh

IRPAN HIDAYAT F34102128

2006

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Irpan Hidayat. F34102128. Pemodelan Ekonometrik Daya Saing Ekspor Komoditas Agroindustri Udang dan Tuna. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc. 2006

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor komoditas agroindustri udang dan tuna Indonesia. Selanjutnya penelitian ini membuat model ekonometrik dan melakukan peramalan daya saing dimasa mendatang berdasarkan model ekonometrik yang diperoleh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor komoditas adalah faktor produksi (produktivitas, harga bahan baku); kebijakan pemerintah (tingkat liberalisasi perdagangan, tingkat suku bunga, tingkat upah); makroekonomi (tingkat inflasi, indeks nilai tukar); teknologi dan inovasi (investasi riset dan pengembangan); dan faktor perilaku konsumen (diferensisasi produk, harga produk terkait, pendapatan perkapita domestik dan pendapatan perkapita negara importir). Model ekonometrika yang disusun merupakan persamaan

single-equation multiple regression, maka digunakan metode ordinary least

squares (OLS) untuk menduga parameter-parameter yang terdapat dalam model. Tingkat kompetisi ekspor komoditas udang berdasarkan model semi-logaritma natural (RCA dalam Logaritma natural) secara signifikan dipengaruhi oleh faktor sukubunga, tingkat upah, pendapatan perkapita negara produsen, pendapatan perkapita negara importir 3 yaitu United Kingdom, harga bahan baku pakan udang dan prosentase anggaran untuk diferensiasi produk.

Hasil pemodelan ekonometrik untuk komoditas tuna dengan menggunakan model double-logaritma natural (RCA dan Variabel penjelas dalam bentuk logaritma natural) menunjukkan bahwa faktor sukubunga, tingkat upah, pendapatan perkapita negara produsen, pendapatan perkapita negara importir, dan prosentase anggaran untuk diferensiasi produk signifikan secara statistik, sementara koefisien variabel yang lain, harga produk ikan olahan dan produktivitas modal tidak signifikan.

(13)

Irpan Hidayat. F34102128. Econometrics Modelling of Export Competitiveness Of The Tuna And Shrimp Agroindustry Comodities . Supervised By Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc. 2006

SUMMARY

The objective of this research is to identify and analyze factors that influences the export competitiveness of the Indonesian agroindustry commodities shrimp and tuna. Furthermore, this research compose econometric modelling and also help to forecast export competitiveness in the future.

Factors that influences export competitiveness of the agroindustry commodities are production (productivity, price of raw materials), government policies (interest rate, wages rate, degree of trade liberalization), macroeconomics (inflation rate, exchange rate), technology and inovation (investment on research and development) and consumer behaviour (product differentiation, prices of related goods, percapita income of domestic countries, percapita income of importing countries). The econometrics model that built is a single equation multiple regression models, then used ordinary least squares method to determine parametres in the models.

Export competitiveness of shrimp commodity based on semi-logarithm natural econometric modelling indicated that the significant factors were interest rate, wage rate, prices of raw material shrimp foods, promotion, percapita incomes of domestic countries and percapita incomes of importing countries.

Results of regression analysis from econometrics modelling of tuna commodity using double-logarithm natural models showed factors such interest rate, wage rate, product differentiation, percapita incomes of domestic countries and percapita incomes of consuming countries are statisticaly significant. Meanwhile, others variabels coefficient like price of processed fish and capital productivity are not significant.

(14)

I

INNSSTTIITTUUTT PPEERRTTAANNIIAANN BBOOGGOORR F

FAAKKUULLTTAASS TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN

(Studi Kasus Komoditas Udang dan Tuna)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRPAN HIDAYAT

F34102128

Dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1983

di Jakarta

Tanggal lulus: 14 Juni 2006

Menyetujui,

Bogor, Juni 2006

(15)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul

PEMODELAN EKONOMETRIK DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS AGROINDUSTRI BERBASIS PERIKANAN (Studi kasus komoditas Udang dan Tuna) “ adalah asli karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukkannya.

Bogor, Juni 2006

Yang membuat pernyataan,

Irpan Hidayat

(16)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Banyak pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan selama pelaksanaan penelitian dan juga penyusunan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

♠ Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc, selaku dosen pembimbing atas segala

masukan, dorongan, motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan, penelitian dan

penulisan skripsi.

♠ Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, MS, sebagai dosen penguji yang telah

memberikan berbagai kritik dan masukan untuk penyempurnaan tulisan ini. ♠ Ibu Dr. Ir. Ika Amalia K., MS, sebagai dosen penguji yang telah memberikan

berbagai kritik dan masukan untuk penyempurnaan tulisan ini.

♠ Ibu Artati dan Ibu Nia, staf dirjen PK2PDepartemen Kelautan dan Perikanan

atas segala bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

♠ Ibuku tersayang, kakak dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa.

♠ Ratih Dwi Setyawardhani yang telah membantu penulis dalam pencarian dan pengumpulan data dan Nanda Mehuli Giantine yang selalu memberikan

motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan penelitian.

♠ Teman-teman seluruh TIN 39 dan rekan-rekan dalam organisasi GiBOL khususnya Haiman, Hadi, Amin, Arif, Adriel, Ferryza, Galih, Ikhlas, Indra,

Irham, Luthfi, Putra, Samuel, Sodikin, dan Yoga.

♠ Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian hingga penyelesaian

skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam mengerjakan tulisan ini,

apabila terdapat kekurangan mohon kiranya saran dan kritik yang membangun

dapat disampaikan kepada penulis.

Bogor, Juni 2006

(17)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Desember

1983 dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Kosasih dan Surimah. Pendidikan dasar penulis

diselesaikan di SD Negeri Cibubur 05 pada tahun 1996,

selanjutnya penulis melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri

233 Jakarta dan lulus tahun 1999. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 39 Jakarta. Setelah lulus pada tahun

2002, penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan

diterima di perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor pada departemen Teknologi

Industri Pertanian.

Penulis pernah melakukan praktek lapang di PT Nilamindo Bhakti Persada

Bogor, Jawa Barat pada tahun 2005. Selama kuliah, penulis juga menjadi asisten

MK menggambar teknik pada tahun 2004 dan asisten MK penerapan Komputer

pada tahun 2005. Kegiatan organisasi yang diikuti oleh penulis adalah Himpunan

Profesi Mahasiswa Teknologi Industri pada tahun 2003-2004 sebagai staf

departemen profesi dan sebagai ketua TIN English Community periode

(18)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 2

C. RUANG LINGKUP ... 3

D. MANFAAT PENELITIAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM PERDAGANGAN 1. Perdagangan Internasional ... 4

2. Tingkat Liberalisasi Perdagangan ... 6

B. FAKTOR MAKROEKONOMI ... 7

C. AGROINDUSTRI PERIKANAN... 9

D. KONSEP DAYA SAING ... 12

E. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 15

III.METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

B. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR ... 19

C. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 21

1. Spesifikasi Model ... 21

2. Pengumpulan Data ... 23

3. Penaksiran Parameter Model ... 23

4. Verifikasi ... 23

D. PENGUKURAN DAN INDIKATOR ... 25

E. PERAMALAN DAYA SAING ... 27

(19)

iv

1. Produksi ... 29

2. Produk ... 34

3. Diferensiasi Produk ... 37

4. Harga ... 39

5. Pendapatan Perkapita ... 42

6. Tingkat Liberalisasi Perdagangan ... 44

7. Situasi Makroekonomi ... 46

8. Tingkat Kompetisi Ekspor ... 53

B. PEMODELAN EKONOMETRIK ... 55

1. Komoditas Udang ... 56

2. Komoditas Tuna ... 60

C. PERAMALAN DAYA SAING EKSPOR ... 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 72

B. SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(20)

v DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Harapan teoritis apriori pengujian konsistensi

tanda dan logika ... 24

Tabel 2. Perubahan kondisi eksternal dan arah kebijakan Indonesia ... 48

Tabel 3. Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi

daya saing ekspor komoditas udang ... 56

Tabel 4. Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi

(21)

vii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Indeks RCA dari komoditas udang dan tuna Indonesia ... 77

Lampiran 2. Perkembangan tingkat harga komoditas rata-rata (US $/kg) ... 78

Lampiran 3. Perkembangan Nominal Protective Coeffient (NPC) ... 79

Lampiran 4. Laju inflasi, tingkat sukubunga dan nilai tukar ... 80

Lampiran 5. Tingkat upah rata-rata pekerja sektor makanan ... 81

Lampiran 6. Perkembangan harga (US $/kg) beberapa komoditi perikanan ... 82

Lampiran 7. Alokasi dana untuk biaya promosi dan iklan ... 83

Lampiran 8. Indeks pendapatan perkapita Indonesia dan negara-negara tujuan ekspor utama produk agroindustri perikanan ... 84

Lampiran 9. Perkembangan tingkat volume ekspor udang (metrik ton) ... 85

Lampiran 10. Perkembangan tingkat volume ekspor tuna (metrik ton) ... 86

Lampiran 11. Data untuk regresi dengan fungsi semi logaritma natural komoditi udang ... 87

Lampiran 12. Data untuk regresi dengan fungsi double logaritma natural komoditi tuna ... 88

Lampiran 13. Hasil analisis regresi komoditi udang ... 89

(22)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari

pembangunan pertanian dan pembangunan nasional yang ditujukan untuk:

(1) meningkatkan produksi perikanan (baik kualitas maupun kuantitasnya)

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan industri di dalam

negeri serta meningkatkan ekspor, (2) meningkatkan produktivitas usaha

perikanan dan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan petani nelayan,

(3) memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta

pembangunan daerah, dan (4) meningkatkan kelestarian sumberdaya

perikanan dan lingkungan hidup (Aziz, 1993).

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas perairan 5,8

juta km2 dan garis pantai dengan panjang 81.000 km, dan memiliki potensi

sumber daya ikan yang potensial. Potensi perikanan pada Zona Ekonomi

Ekslusif Indonesia (ZEEI) sebesar 6,7 juta ton. Pada tahun 1999,

dilaporkan bahwa potensi perikanan laut Indonesia adalah 6.167.940 ton

per tahun dengan potensi terbesar dari jenis ikan plagis kecil (Small

pelagic) yaitu sekitar 3.325.500 ton per tahun atau 52,54 persen yang

diikuti oleh jenis ikan Demarsal sebesar 1.786.750 ton per tahun atau 28,96

persen dan pelagis besar sebesar 975.050 ton per tahun atau 15,18 persen

(DKP, 2003).

Produksi perikanan di Indonesia sepanjang enam tahun terakhir

mengalami peningkatan, walau tidak terlalu besar yaitu sekitar 0,13 juta ton

per tahun. Selama kurun waktu 1995-2000, produksi perikanan Indonesia

rata-rata mencapai 4,7 juta ton per tahun. Sekitar 3,7 juta ton berasal dari

perikanan laut dan 1,0 juta ton berasal dari perikanan darat. Produksi

perikanan darat, bersumber dari perairan umum dan hasil budidaya (tambak,

(23)

Indonesia yang dikaruniai kelimpahan alam yang besar seyogianya

memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut menjadi keunggulan

kompetitif untuk merebut peluang yang ada di pasar global. Untuk

menciptakan keunggulan yang kompetitif produk perikanan di pasar

global dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai tambahnya melalui

agroindustri perikanan. Agroindustri perikanan di Indonesia dapat dipilah

menjadi ikan segar dan ikan olahan, sedangkan bila ditinjau dari

perlakuannya dapat berupa ikan dalam keadaan hidup, daging ikan segar

dalam keadaan beku, dan produk ikan olahan.

Daya saing ekspor Indonesia secara global masih memprihatinkan.

Dalam beberapa literatur ekonomi pembangunan dijelaskan, bahwa untuk

mengukur tingkat daya saing ada sejumlah faktor yang umum digunakan

oleh beberapa lembaga dunia yang secara rutin mempublikasikan laporan

mengenai perekonomian dan kinerja perdagangan luar negeri dari

negara-negara di dunia, seperti misalnya Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan

Dunia (WTO). Di Indonesia sendiri terdapat Departemen Perindustrian

yang melakukan pengukuran. Indikator-indikator tersebut adalah Revealed

Competitive Advantage (RCA), Revealed Trade Advantage (RTA), Indeks Spesialisi Perdagangan (ISP), Accelaration Ratio (AR) dan Constant

Market Share (CMS).

Dengan kelima indikator tersebut, tingkat daya saing ekspor suatu

produk dari suatu negara dapat dianalisis secara statis (hanya dalam suatu

tahun tertentu) maupun secara dinamis (dalam beberapa tahun tertentu).

Selain itu, kelima indikator tersebut dapat digunakan untuk menganalisis

tingkat daya saing Indonesia di pasar dunia, misalnya produk-produk

perikanan asal Indonesia di pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Melakukan kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

(24)

2. Melakukan analisis pengaruh dan kaitan antara faktor-faktor tersebut

untuk pengembangan kompetisi ekspor serta menyusun suatu model

ekonometrika dari faktor-faktor tersebut.

3. Meramalkan daya saing ekspor produk agroindustri berbasis perikanan

berdasarkan model ekonometrika yang diperoleh.

C. RUANG LINGKUP

Penelitian ini akan difokuskan pada kelompok komoditas

agroindustri perikanan yaitu udang dan tuna. Produk-produk tersebut

merupakan komoditas yang sekarang cukup berkembang di Indonesia dan

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap devisa negara sebagai

komoditas ekspor.

Penelitian ini menggunakan data primer hasil wawancara dengan

para pakar melalui media kuesioner ahli untuk mendapatkan komoditas

agroindustri berbasis perikanan unggulan berdaya saing ekspor. Data

sekunder yang digunakan berupa data deret waktu selama 23 tahun yang

meliputi kondisi faktor produksi, kebijakan pemerintah, teknologi dan

inovasi, makroekonomi dan perilaku konsumen. Bila tidak didapatkan

data yang lengkap, maka akan dilakukan interpolasi atau peramalan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini adalah suatu model ekonometrika yang

menunjukkan faktor-faktor kunci dalam pengembangan tingkat kompetisi

ekspor komoditas udang dan tuna. Diharapkan model tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai pertimbangan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

dalam pengembangan agroindustri berbasis perikanan sehingga lebih

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia dengan luas laut 5,8 juta km2 memiliki sumberdaya perikanan

laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun keragamannya.

Berdasarkan perhitungan harga di tingkat produsen tahun 2000, nilai produksi

ikan tangkap mencapai Rp. 18, 46 triliun. Untuk harga benih ikan laut mencapai

Rp. 8,07 milyar, sedangkan untuk budidaya laut yang meliputi ikan, rumput laut,

kerang-kerangan, tiram, teripang dan mutiara mencapai produksi Rp. 1,36 triliun

di tingkat produsen pada tahun 2002 (Dahuri, 2004).

Konsumsi ikan perkapita di Indonesia masih relatif rendah, yaitu sekitar

18 kilogram/kapita pada tahun 1999 (sebelum adanya Departemen Kelautan dan

Perikanan) dan 23 kilogram/kapita pada tahun 2003. Sementara itu, negara lain

seperti Jepang sudah mencapai 100 kg, Korea Selatan 80 kg, Malaysia 40 kg, dan

Thailand 35 kg per tahun (Osa, 2004). Namun konsumsi ikan perkapita secara

nasional menunjukkan kenaikan sebesar 4,61% pada kurun waktu antara tahun

2000 sampai dengan tahun 2003. Angka konsumsi ikan tahun 2000 mencapai

21,57 kg/kapita, sedangkan pada tahun 2003 terus mengalami peningkatan

menjadi 24,67 kg/kapita (Wawa, 2004).

Kendala yang dihadapi ekspor perikanan Indonesia saat ini adalah

sejumlah negara importir cenderung memperketat persyaratan, termasuk

memasukkan persyaratan baru yang terkait dengan mutu dan isu lingkungan.

Adapula negara yang memberlakukan tarif impor cukup tinggi. Kendala lain

adalah variasi jenis produk yang beragam, harga rata-rata produk perikanan

menurun dan lain sebagainya (Jan, 2004).

A. SISTEM PERDAGANGAN

1. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antar

negara. Hal ini terjadi karena sebuah negara mampu untuk membeli barang

(26)

memproduksinya sendiri. Hasil dari perdagangan ini adalah peningkatan

tingkat kehidupan negara tersebut. Ketersediaan faktor produksi yang

berbeda di setiap negara menentukan kegiatan ekonomi diberbagai

wilayah dunia. Setiap negara memiliki jumlah faktor produksi yang

berbeda sehingga memiliki keunggulan yang berbeda pula.

Adam Smith dalam Hady (2001) mengemukakan teori absolute

advantage (keunggulan mutlak), di mana setiap negara akan memperoleh

manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi

dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak,

serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan

mutlak (absolute disadvantage).

David Ricardo dalam Hady (2001) mengatakan bahwa

perdagangan internasional terjadi berdasarkan pada nilai tenaga kerja

(labour value). Nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah

waktu dan jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut

teori cost comparative advantage (labour efficiency), suatu negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat

berproduksi relatif lebih efisien (labour efficiency) serta mengimpor

barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak

efisien (labour inefficiency).

Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau

proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factor) masing-masing

negara. Perbedaan opportunity cost tersebut dapat menimbulkan terjadinya

perdagangan internasional. Negara-negara yang memiliki faktor produksi

relatif lebih banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya,

masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut

memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam

(27)

2. Tingkat Liberalisasi Perdagangan

Hady (2001) menyatakan bahwa kondisi persaingan yang “hyper

competitive” ini memaksa setiap negara atau perusahaan untuk

memikirkan dan menemukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang tepat

tersebut berupa perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang

mengkaitkan lingkungan eksternal dan internal, sehingga dapat mencapai

tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan disertai keberhasilan

dalam mempertahankan dan meningkatkan “sustainable” real income

secara efektif dan efisien. Strategi ini dikenal dengan Sustainable

Competitive Advantage (keunggulan daya saing berkelanjutan).

Pada situasi “hyper competitive”, keunggulan daya saing suatu

negara atau perusahaan tetap didasarkan kepada keunggulan kompetitif

dinamis, walaupun dengan periode atau jangka waktu yang relatif pendek.

Keunggulan daya saing berkelanjutan harus diartikan sebagai keunggulan

yang diperoleh karena invention dan inovation secara terus-menerus,

sehingga tetap unggul dari pesaing. Invention dan inovation diperoleh dari

reseach and development baik yang bersifat scientific maupun applied.

Keunggulan daya saing berkelanjutan ini relatif lebih tepat dan paling

menguntungkan untuk dilakukan dalam sektor agroindustri karena sumber

atau resource base-nya dapat diperbaharui (Hady, 2001).

Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi,

investasi, dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan

ekonomi antar bangsa. Proses globalisasi itu telah meningkat kadar

hubungan saling ketergantungan antarnegara, bahkan menimbulkan proses

menyatunya ekonomi dunia, sehingga batas-batas antarnegara dalam

berbagai praktek dunia usaha seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi

(Halwani, 2002).

Kebijakan liberalisasi perdagangan penting artinya bagi Indonesia

yang pertumbuhan ekonominya ditunjang oleh sektor perdagangan luar

negeri (export led growth). Keputusan Indonesia untuk berperan serta

dalam Uruguay Round dan menjadi anggota WTO merupakan upaya

(28)

akan meningkatkan pendapatan dari sektor perdagangan. Dalam

kerangka hubungan perdagangan internasional, berbagai upaya masih

dilakukan agar usaha memperbaiki sistem perdagangan dunia melalui

berbagai perundingan perdagangan multilateral dalam kerangka

terciptanya pedagangan dunia yang bebas, adil, dan terbuka. Globalisasi

ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau

pasar secara nasional, regional, ataupun internasional (Halwani, 2002).

Ketergantungan perdagangan saat ini tertuju pada berbagai

ketetapan dari GATT-WTO yang menentukan berbagai aturan

perdagangan, termasuk aturan pedagangan untuk produk-produk pertanian.

Hal ini juga termasuk perubahan dari semua batasan kuantitatif yang

dibebankan pada produk pertanian hingga tarif, pengurangan tarif

produk-produk pertanian, pengurangan subsidi domestik, pengurangan subsidi

ekspor, dan harmonisasi ukuran sanitasi dan phytosanitary (Gonzales,

1997 dalam Munandar, 2001).

B. FAKTOR MAKROEKONOMI

Tujuan dari kebijakan makroekonomi adalah untuk mengatur perilaku

ekonomi, yang diamati melalui tingkat perubahan tiga variabel makroekonomi

utama yaitu : tingkat pengeluaran, tingkat inflasi, dan keseimbangan neraca

pembayaran. Kebijakan makroekonomi merupakan kebijakan stabilisasi

kondisi ekonomi. Ketidakstabilan kondisi makroekonomi terlihat dari tingkat

inflasi yang tinggi, pertumbuhan pendapatan yang rendah, atau neraca

pembayaran yang defisit (Cook et al.,1990).

Statistik tingkat makro ditetapkan oleh sistem perhitungan nasional,

dan hubungan perhitungan ini dapat digunakan untuk memberikan sudut

pandang yang penting bagi perumusan kebijakan makro. Konsep pokok dalam

perhitungan nasional adalah untuk mengukur total produk dan jasa yang

dihasilkan dalam suatu perekonomian pada suatu periode waktu tertentu,

(29)

Nilai total produksi barang dan jasa nasional disebut dengan produk

nasional. Semua nilai yang dihasilkan akhirnya akan menjadi milik seseorang

yang berhak atas nilai tersebut, maka produk nasional sama dengan total

pendapatan yang diperoleh dari memproduksi barang dan jasa. Untuk

menghitung total output, kuantitas dari berbagai output yang berbeda haruslah

dijumlahkan. Kuantitas total dapat diperoleh dengan mengukur total output

dalam satuan mata uang, yang sering disebut dengan pendapatan nasional

nominal. Pendapatan nasional juga dapat diukur berdasarkan harga yang

terjadi pada suatu periode tertentu, dan ini disebut dengan pendapatan nasional

riil. Karena harga-harga dianggap konstan selama perhitungan nasional riil,

maka pendapatan nasional riil berubah hanya jika jumlah output berubah

(Lipsey et al., 1991).

Output riil, neraca pembayaran, dan tingkat harga merupakan variabel

utama ekonomi yang menjadi kebijakan makroekonomi. Variabel-variabel ini

menggambarkan variabel target dari pembuat kebijakan untuk distabilkan.

Untuk mencapai tujuan stabilisasi pembuat kebijakan memiliki beberapa

instrumen kebijakan pada cara penyelesaian mereka yang dapat digunakan

untuk dapat mencapai ke arah yang diinginkan dari variabel target (Cook et

al., 1990).

Krugman dan Obstfeld (1990) berpendapat bahwa tingkat bunga dan

pasar nilai tukar memainkan peranan yang besar dalam perdagangan

internasional. Nilai tukar merupakan ukuran relatif harga untuk permintaan

ekspor dan impor. Perubahan nilai tukar akan mengakibatkan depresiasi atau

apresiasi. Apresiasi (depresiasi) mata uang di suatu negara akan menaikkan

(menurunkan) harga relatif ekspor dan menurunkan (menaikkan) harga relatif

impor.

Tingkat pengembalian deposito yang diperdagangkan dalam pasar

valuta asing ditentukan oleh tingkat bunga dan perubahan nilai tukar harapan.

Tingkat bunga memainkan peranan penting dalam valuta asing karena

pembayaran bunga dalam perdagangan yang besar. Suatu kenaikan bunga

yang dibayarkan atas deposito suatu mata uang menyebabkan mata uang itu

(30)

Menurut Cook et al., (1990), selain kebijakan yang telah diuraikan

juga perlu diperhatikan kebijakan yang terkait dengan ketidakseimbangan

eksternal. Instrumen kunci dari kebijakan ini adalah kontrol pemerintah

terhadap nilai tukar dan pilihan tingkat nilai tukar yang benar adalah suatu

keputusan yang penting dalam sistem ekonomi terbuka.

Menurut Salvatore (1995), perdagangan antar negara hanya dapat

berlangsung jika dimungkinkan menukar mata uang satu negara menjadi mata

uang negara lain. Nilai tukar satu mata uang terhadap lainnya merupakan

bagian dari proses valuta asing. Valuta asing mengacu pada mata uang asing

aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti deposito bank atau surat sanggup

bayar yang diperdagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana

pembelian dan penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan

jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu

unit mata uang asing.

Penetapan nilai tukar dilakukan berdasarkan permintaan dan

penawaran terhadap suatu mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar disebabkan

karena berubahnya permintaan dan penawaran dalam bursa valuta asing.

Kenaikan harga domestik atas barang impor, kenaikan harga luar negeri atas

barang impor dan perubahan tingkat harga secara keseluruhan akan dapat

mempengaruhi tingkat nilai tukar suatu mata uang asing. Bila tingkat harga

disuatu negara naik relatif terhadap tingkat harga di negara lainnya, maka nilai

ekuilibrium mata uang negara tersebut akan turun relatif terhadap nilai

ekuilibrium mata uang di negara lain tadi (Salvatore, 1995).

C. AGROINDUSTRI PERIKANAN

Brown (1994) dalam Nasution (2002) mendefinisikan agroindustri

sebagai pengolahan bahan baku yang bersumber dari tanaman atau binatang.

Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi

dan pengawetan melalui perubahan fisik maupun kimiawi, pengepakan dan

(31)

agroindustri berada antara petani (yang memproduksi hasil pertanian sebagai

bahan baku agroindustri) dengan pengguna produk agorindustri.

Agroindustri perikanan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang

terintegrasi mulai dari kegiatan penyediaan bahan baku, processing, sampai ke

pemasaran. Adapun tujuannya adalah untuk (1) memberikan nilai tambah pada

produk perikanan, (2) mengamankan produksi karena sifat produk yang

mudah rusak (perishable), (3) diversifikasi produk-produk perikanan, (4)

menjamin kontinuitas ketersediaan ikan sepanjang tahun, dan (5)

meningkatkan jangkauan pemasaran ikan pada tingkat permintaan yang

dinamis (Dahuri, 2004).

Corak perikanan Indonesia pada saaat ini lebih mengarah pada intensif

tenaga. Hampir sekitar dua juta nelayan, petani ikan (tambak, keramba) dan

pengusaha kecil terlibat dalam kegiatan penangkapan, budidaya, pengolahan

dan distribusi. Hasil tangkapan dan budidaya ini diolah melalui dua saluran.

Saluran pertama, yaitu produk-produk yang dapat diekspor diproses oleh

beberapa perusahaan besar (terutama cold storage). Saluran kedua mengikuti

jalur pengolahan oleh pengusaha kecil dan rumah tangga, dimana sekitar 50

persen lebih diolah secara tradisional seperti penggaraman, pemindangan dan

pengasapan (Saidah, 2005).

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang relatif lebih

murah bila dibandingkan dengan daging ayam, daging domba dan daging sapi.

Meskipun produksi total ikan naik, namun masalah pemasaran ikan tidak akan

timbul karena sebagian besar dari produk yang ada dipasaran dalam bentuk

segar/beku dan dalam kaleng dan hanya sebagian kecil yang diolah menjadi

fillet, baso ikan, ikan asin, ikan kering, ikan asap dan tepung ikan (Saidah,

2005).

Produksi perikanan pada tahun 2001 tercatat 5,1 juta ton yang terdiri

atas 3,9 juta ton produksi perikanan laut dan 1,1 juta ton produksi perikanan

darat. Menurut data BPS tahun 2002 produksi perikanan mencapai 5,3 juta ton

atau meningkat 5,6 persen bila dibandingkan dengan tahun 2001. peningkatan

pada tahun 2001 dan 2002 terjadi hampir diseluruh kegiatan usaha perikanan,

(32)

paad tahun 2003 diperkirakan mencapai 5,6 juta ton. Sehubungan dengan hal

tersebut, terjadi peningkatan nilai ekspor pada produk agroindustri perikanan

utama yaitu komoditas udang dan tuna. Pada tahun 2002 nilai ekspor

komoditas udang beku mencapai 817 juta dollar dan pada tahun 2003

meningkat menjadi 830 juta dollar. Untuk komoditas tuna, pada tahun 2002

mencapai nilai ekspor sebesar 212 juta dollar dan sedikit mengalami

peningkatan pada tahun 2003 menjadi sebesar 213 juta dollar (DKP, 2003).

Besarnya hasil produksi perikanan Indonesia merupakan potensi bagi

pemerintah untuk dapat mengembangkan industri yang mengolah hasil

perikanan. Akan tetapi apabila melihat kondisi sistem agribisnis dan

agroindustri perikanan yang lemah antara sektor penangkapan dan pengolahan

mengakibatkan agroindustri perikanan tidak dapat tumbuh optimal. Menurut

data Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APII), tingkat utilitas dari pabrik

pengalengan ikan Indonesia saat ini hanya 25 persen dari kapasitas terpasang.

Jadi hanya memproduksi 100.000 ton dari total kapasitas 400.000 ton/tahun

yang mampu dimanfaatkan. Permasalahan yang terjadi adalah industri

pengalengan ikan mengalami kesulitan dalam hal pasokan bahan baku.

Kebijakan pemerintah disektor kelautan dan perikanan belum

mendukung perkembangan industri pengolahan ikan dalam negeri. Salah

satunya adalah hingga kini masih memberikan perizinan kepada nelayan asing

untuk menangkap ikan di Indonesia dan menjualnya ke luar negeri. Hal

tersebut mengakibatkan industri pengolahan ikan dalam negeri terutama

industri cold storage dan pengalengan ikan yang berorientasi ekspor

mengalami kekurangan bahan baku (Saidah, 2005).

Kekurangan bahan baku juga diakibatkan karena kurangnya

keterkaitan antara subsistem-subsistem agribisnis perikanan yang terlihat dari

fakta rasio antara ikan yang diolah lebih lanjut sebelum diekspor dengan ikan

tangkapan yang langsung diekspor dalam keadaan mentah. Lebih lanjut

Saidah (2005) mengatakan permasalahan bahan baku dapat teratasi dengan

campur tangan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan insentif pajak dan

hanya memberikan izin penangkapan ikan kepada nelayan asing yang bersedia

(33)

D. KONSEP DAYA SAING

Daya saing amat penting bagi agroindustri, terlebih dengan

berlakunya perdagangan bebas. Daya saing ekspor adalah kemampuan suatu

komoditas untuk memasuki pasar luar negeri dan bertahan dalam pasar itu.

Daya saing ekspor dari suatu komoditas dapat diukur berdasarkan

perbandingan pangsa pasar komoditas tersebut pada kondisi pasar yang tetap

(Mahmood, 2000).

Keunggulan kompetitif, keunggulan komparatif dan nilai tambah yang

menentukan daya saing suatu industri suatu negara adalah suatu topik yang

saat ini banyak diperdebatkan. Kelompok teknokrat lebih condong menganut

strategi keunggulan komparatif yang didasarkan pada kekayaan sumber daya

alam yang melimpah, tenaga kerja yang murah (padat karya), dengan muatan

teknologi yang rendah, sehingga faktor produksi ini menjadi lebih murah dan

merupakan andalan untuk berkompetisi dalam perdagangan internasional

maupun terhadap barang-barang sejenis di dalam negeri dalam jangka pendek.

Kelompok teknologi lebih condong pada strategi keunggulan

kompetitif, dengan menekankan dasar industrialisasi dengan menerapkan

teknologi canggih untuk memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi, yakni

pada pemilihan industri yang betumpu pada economic of scale karena

terkonsentrasinya pekerja terampil dan industri yang bernilai tambah tinggi

(Halwani, 2002).

Porter (1990) mengembangkan suatu teori keunggulan kompetitif, dengan

bertitik tolak dari kenyataan persaingan internasional yang ada, jadi

pembentukan teorinya adalah deduktif. Model yang dikembangkan dikenal

sebagai Model Berlian (gambar 1), menerangkan bahwa suatu negara secara

nasional dapat meraih keunggulan kompetitif, apabila dipenuhi empat

persyaratan yang saling terkait dan membentuk empat titik sudut dari poin yang

dinamakan bangunan intan, yakni :

(34)

• Keadaan permintaan dan tuntutan mutu di dalam negeri untuk hasil industri.

• Eksistensi industri terkait dan pendukung yang kompetitif secara internasional.

• Strategi perusahaan itu sendiri dan struktur serta sistem persaingan antar perusahaan.

Gambar 1. Model berlian daya saing internasional (Porter, 1990)

Keunggulan komparatif dalam perkembangan selanjutnya sudah tidak

identik lagi dengan upah yang rendah dan teknologi sederhana. Produk yang

pada saat tertentu memiliki keunggulan komparatif, pada waktu berikutnya

mengalami kemerosotan dalam keunggulan komparatifnya apabila disaingi

dan digeser oleh produk lain yang memiliki desain dan kandungan teknologi

yang lebih canggih dan lebih bisa memberikan kepuasan pada konsumen.

Pergeseran ini terjadi dalam pola perdagangan internasional yang dinamis. Pemerintah

Permintaan domestik Sumber daya

alam

Daya saing internasional Strategi struktur persaingan perusahaaan

Industri terkait dan pendukung

(35)

Teori keunggulan komparatif, seperti yang dikembangkan oleh

Heckscher-Ohlin (O-H), Stolper-Samuelson, dan Rybczynsky bertumpu pada

perbedaan faktor produksi dan kandungan pendukung yang pada gilirannya

meningkatkan produktivitas, sehingga menyebabkan terjadinya perdagangan

internasional. Dalam perkembangannya kemudian dimasukkan faktor nilai

mata uang yang melengkapi tingkat upah dan ikut menentukan keuntungan

relatif dan keunggulan komparatif suatu barang.

Penelitian lain yang berkaitan dengan kompetisi adalah keunggulan

komparatif dari suatu produk. Honma dan Hayami (1993) berpendapat bahwa

kenaikan tingkat proteksi pertanian di Asia timur dan negara industri lainnya

berkaitan dengan menurunnya keunggulan komperatif (KK) pertanian negara

tersebut. Penurunan KK pertanian akan menyebabkan kenaikan biaya yang

harus ditanggung oleh produsen-produsen pertanian.

Intal (1996) dalam Munandar (2001), mengajukan suatu cara untuk

mengukur keunggulan komparatif dengan menggunakan indeks revealed

comparative advantage (RCA). Indeks RCA merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengevaluasi pola spesialisasi ekspor, oleh karena itu indeks

RCA merupakan indikator untuk daya saing ekspor. Indeks RCA yang besar

dari satu mengindikasi spesialisasi ekspor dan berarti memiliki keunggulan

komparatif. Peningkatan nilai indeks RCA menunjukkan peningkatan dari

keunggulan komparatif yang juga akan meningkatkan daya saing

internasional.

Xij / Xi

RCA = Xwj / Xw

dimana : X = ekspor

i = negara i

j = komoditas j

(36)

E. PEMODELAN EKONOMETRIK

Menurut Sumodiningrat (1991), ilmu yang melakukan evaluasi

teori-teori ekonomi secara kuantitatif disebut ilmu ekonometri. Ekonometri adalah

suatu ilmu yang mengkombinasikan teori ekonomi dan statistik ekonomi,

dengan tujuan menyelidiki dukungan empiris dari hukum skematik yang

dibangun oleh teori ekonomi. Dengan memanfaatkan ilmu ekonomi,

matematik dan statistik, ekonometri membuat hukum-hukum ekonomis

teoritis menjadi nyata. Ramanathan (1998) mengatakan, ekonometrik berfokus

untuk (1) menduga hubungan antara varaibel-variabel ekonomi, (2)

menghadapkan teori-teori ekomoni dengan kenyataan dan membuktikan

hipotesis-hipotesis yang melibatkan perilaku ekonomi, (3) meramalkan

perilaku variabel-variabel ekonomi.

Kelebihan utama model-model ekonometrik terletak pada

kemampuannya untuk menangani saling ketergantungan antar

variabel-variabel ekonomi. Model ekonometrik merupakan alat yang baik untuk

meningkatkan pemahaman mengenai cara kerja sistem ekonomi dan untuk

menguji dan mengevaluasi alternatif kebijaksanaan. Sementara kelemahan

utama model ekonometrik adalah tiadanya aturan yang dapat diterapkan untuk

semua situasi yang berbeda. Hal ini membuat pengembangan model

ekonometrik sangat tergantung pada situasi spesifik (Makridakis et al., 1991).

Ramanathan (1998) mengatakan, ekonometrik berfokus untuk (1)

menduga hubungan antara variabel-variabel ekonomi, (2) menghadapkan

teori-teori ekonomi dengan kenyataan dan membuktikan hipotesis-hipotesis

yang melibatkan perilaku ekonomi, (3) meramalkan perilaku

variabel-variabel ekonomi.

Menurut Gujarati (1999), metodologi penyelidikan ekonometrika

terdiri atas enam langkah, yaitu; (1) teori ekonomi, (2) model ekonometrika

teori, (3) pengumpulan data yang cocok (4) penaksiran parameter (regresi),

(37)

Model ekonometrika daya saing ekspor agroindustri yang

dikembangkan oleh Munandar (2001) tentang tingkat kompetisi ekspor

komoditas dipengaruhi oleh faktor-faktor; produktivitas, harga bahan baku,

tingkat liberalisasi perdagangan, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai

tukar, tingkat upah, investasi riset dan pengembangan, diferensisasi

produk yang dikembangkan, dan harga produk terkait. Model matematis

yang dibuat dapat dilihat dibawah ini.

RCA = α + β1TFPj+ β2HBB + β3NPC + β4 FMAj + β5INT + β6 TUP +β7D1 +

β8IRD + β9DIPj + β10PPD + β11 PPIi + β12HPTi + μ

Dimana:

RCA = Reveal Comparative Advantage (sebagai indikator tingkat kompetisi ekspor komoditas)

TFPj = Total Factor Productivity (produktivitas); j = 1…3; 1 for LP; 2 for CP; 3 for TFP (nilai dalam Rp)

HBB = Harga bahan baku (RP/ton)

NPC = Nominal Protection Coefficient (sebagai indikator untuk tingkat liberalisasi perdagangan)

FMAj = faktor makroekonomi; j = 1, 2; 1 untuk tingkat sukubunga (%); 2 untuk tingkat inflasi (%)

INT = Indeks Nilai tukar (Rp/US $) TUP = Tingkat Upah (Rp/month)

RDI = Research and Development Investment (sebagai indikator tingkat teknologi dan inovasi)

DIPj = Diferensisasi produk; j = 1, 2; 1 iklan dan promosi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan (% dari nilai total); 2 RPE ratio

PPD = Pendapatan Per Kapita Indonesia (Rp/orang tahun);

PPIj = Pendapatan Per Kapita Negara Importir ; j = 1, 2, 3; 1 for USA; 2 for Japan; 3 for United Kingdom

HPTi = Harga Produk Terkait ; i = 1,2; 1 produk substitusi; 2 produk komplementer (US$/unit).

Model matematis ekonometrika yang dikembangkan oleh

Munandar (2001) telah digunakan untuk menentukan tingkat daya saing

(38)

III. METODOLOGI

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Perkembangan agroindustri di era perdagangan bebas merupakan

tantangan bagi Indonesia, karena dengan demikian industri tersebut harus

memiliki kemampuan untuk bersaing dengan industri negara lain. Daya saing

ekspor produk agroindustri berbasis perikanan Indonesia ditentukan tidak

hanya oleh faktor produk, tetapi juga ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi.

Untuk itulah penelitian ini menggunakan metode ekonometrik untuk

melakukan pemodelan terhadap daya saing ekspor produk agroindustri

komoditas udang dan tuna Indonesia.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisa dan identifikasi

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya saing ekspor produk agroindustri

komoditas udang dan tuna. Setelah faktor-faktor penentu daya saing

didapatkan, maka dilakukan spesifikasi model untuk pemodelan ekonometrik

yaitu dengan merumuskan persaman matematis yang menggambarkan

hubungan antar faktor sesuai dengan teori ekonomi. Kemudian dilakukan

penaksiran atau estimasi parameter hubungan-hubungan diantara faktor-faktor

yang terdapat dalam model.

Tahapan berikutnya adalah pencarian data untuk pemodelan

ekonometrik. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan regresi untuk

menghasilkan model ekonometrik. Pada proses ini pula dilakukan verifikasi

untuk memastikan kesahihan model yang dihasilkan. Model ekonometrik yang

telah diverifikasi selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan daya

saing ekspor produk agroindustri komoditas udang dan tuna. Peramalan

dilakukan dengan cara menggunakan nilai dari faktor-faktor yang signifikan

pada model untuk mendapatkan daya saing ramalan. Diagram alir penelitian

(39)
(40)

B. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR

Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

daya saing ekspor komoditas agroindustri perikanan Indonesia yang

direpresentasikan oleh indeks RCA komoditas agroindustri perikanan

Indonesia. Menurut Munandar (2001), daya saing ekspor untuk komoditas

agroindustri kelapa sawit dan teh dipengaruhi oleh produktivitas, teknologi

dan inovasi, diferensiasi produk, pendapatan perkapita negara produsen dan

konsumen, tingkat liberalisasi perdagangan suatu negara, harga produk yang

diekspor, harga produk terkait (produk komplemen atau substitusi), tingkat

suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang dan tingkat upah. Faktor-faktor yang

mempengaruhi daya saing ekspor dapat dikelompokkan menjadi lima faktor

utama yaitu faktor produksi, kebijakan pemerintah, teknologi dan inovasi,

perilaku konsumen dan makroekonomi. Pengaruh kelima faktor tersebut dapat

dilihat pada gambar 3 berikut.

(41)

Subfaktor yang termasuk dalam kelompok faktor produksi adalah

produktivitas dan harga bahan baku. Indikator dari produktivitas adalah

dengan menggunakan indkes total factor productivity (TFP), labour

productivity (LP) dan capital productivity (CP). Untuk harga bahan baku (HBB) menggunakan satuan harga yang berlaku dipasaran komoditi ekspor

internasional (US $/ton).

Pada faktor kebijakan pemerintah terdapat tiga subfaktor yaitu tingkat

upah, tingkat sukubunga dan tingkat liberalisasi perdagangan. Subfaktor

tingkat upah (TUP) menggambarkan berapa besar upah minimum rata-rata

yang didapat para pekerja sektor industri makanan dalam satu tahun

(Rp/tahun). Demikian pula dengan tingkat sukubunga (TSB) yang diukur

berdasarkan persentase tingkat sukubunga nominal tahunan yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia. Tingkat liberalisasi perdagangan suatu negara dapat

diukur dengan menggunakan indeks nominal protection coefficient (NPC).

Perilaku konsumen mempunyai empat subfaktor yaitu pendapatan

perkapita Indonesia, pendapatan perkapita importir, harga produk terkait dan

diferensiasi produk. Pendapatan perkapita yang diukur adalah besarnya

pendapatan perkapita domestik Indonesia (PPD) dan pendapatan perkapita

negara importir (PPI) dari komoditas yang diekspor dalam satuan dolar

Amerika per tahun (US $/tahun). Harga adalah suatu faktor yang menentukan

dalam hubungan perdagangan. Harga yang harus diperhatikan dalam analisis

ini adalah harga domestik dan internasional masing-masing produk (HPr) dan

harga produk terkait (HPT). Untuk mengukur diferensiasi produk dapat

dilakukan dengan menggunakan besarnya alokasi biaya yang dikeluarkan

untuk promosi dan iklan.

Situasi makroekonomi juga turut berperan dalam daya saing ekspor

suatu negara. Subfaktor yang termasuk dalam kelompok makroekonomi

adalah inflasi dan indeks nilai tukar. Inflasi (INF) dapat menggambarkan

stabilitas suatu negara dan dapat diukur dengan persentase tingkat inflasi

tahunan. Indeks nilai tukar (INT) merupakan jumlah mata uang dalam negeri

yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing dan dapat

(42)

Pada faktor teknologi dan inovasi terdapat subfaktor riset dan

pengembangan. Teknologi dan inovasi yang digunakan diukur dengan

besarnya alokasi biaya investasi yang dikeluarkan untuk penelitian dan

pengembangan. Teknologi yang lebih baik akan berdampak pada pengurangan

biaya dan meningkatkan rasio output per unit dari pekerja atau modal yang

digunakan.

C. PEMODELAN EKONOMETRIK

1. Spesifikasi model

Tahap spesifikasi model adalah tahap awal pemodelan

ekonometrik dimana dilakukan (1) penentuan peubah dependen

(dependent variables) dan peubah penjelas (explanatory variables) yang

akan dimasukkan ke dalam model, (2) harapan teoritis apriori mengenai

tanda dan besaran parameter dari setiap persamaan. Dasar dari definisi

apriori tersebut adalah pengetahuan mengenai teori, logika dan fakta

empiris yang ada dari hubungan ekonomi antar peubah dependen dan

penjelas yang dipelajari, dan (3) bentuk matematis (linier atau non liner,

jumlah persamaan) dari model (Koutsoyiannis,1977).

Variabel terikat dari model yang akan dibentuk adalah daya saing

ekspor komoditas agroindustri berbasis perikanan terpilih yang

direpresentasikan oleh indeks RCA. Sementara variabel penjelas dari

model yang akan dibentuk adalah faktor-faktor kunci yang akan

mempengaruhi daya saing ekspor.

Konsep umum dari model adalah sistem daya saing ekspor

komoditas agroindustri berbasis perikanan terpilih (DSE) yang

dipengaruhi oleh kelima faktor utama yaitu faktor produksi (FP),

kebijakan pemerintah (KP), perilaku konsumen (PK), teknologi dan

inovasi (TI) dan makroekonomi (ME). Formula model secara umum

adalah sebagai berikut :

(43)

Model matematis yang akan dibentuk adalah sebagai berikut :

RCA = α + β1TFPj+ β2HBB + β3NPC + β4 FMAj + β5INT

+ β6 TUP +β7D1 + β8IRD + β9DIPj + β10PPD + β11 PPIi + β12HPTi + μ

Dimana:

RCA = Reveal Comparative Advantage (sebagai indikator tingkat kompetisi ekspor komoditas)

TFPj = Total Factor Productivity (produktivitas); j = 1…3; 1 for LP; 2 for CP; 3 for TFP (nilai dalam Rp)

HBB = Harga bahan baku (Rp/ton)

NPC = Nominal Protection Coefficient (sebagai indikator untuk tingkat liberalisasi perdagangan)

FMAj = faktor makroekonomi; j = 1, 2; 1 untuk tingkat sukubunga (%); 2 untuk tingkat inflasi (%)

INT = Indeks Nilai tukar (Rp/US $) TUP = Tingkat Upah (Rp/month)

RDI = Research and Development Investment (sebagai indikator tingkat teknologi dan inovasi)

DIPj = Diferensisasi produk; j = 1, 2; 1 iklan dan promosi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan (% dari nilai total); 2 RPE ratio

PPD = Pendapatan Per Kapita Indonesia (Rp/orang tahun);

PPIj = Pendapatan Per Kapita Negara Importir ; j = 1, 2, 3; 1 for USA; 2 for Japan; 3 for United Kingdom

HPTi = Harga Produk Terkait ; i = 1,2; 1 produk substitusi; 2 produk komplementer (US$/unit).

Model matematis tersebut secara ekonometrik dapat dituliskan dalam

bentuk-bentuk fungsi model regresi. Apabila fungsi regresi sederhana tidak

memenuhi uji F atau secara keseluruhan variabel penjelas tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel terikat maka salah satu alternatifnya adalah model

tersebut ditransformasikan. Menurut Gujarati (1999), bentuk-bentuk fungsi

model regresi transformasi terdiri dari tiga model yaitu model log penuh,

model semi-log dan model transformasi kebalikan.

Pada penelitian ini model regresi yang digunakan ada tujuh jenis, yaitu

model regresi berganda tanpa log, log penuh, semi-log 1 (variabel terikat

dalam bentuk log), semi-log 2 (variabel penjelas dalam bentuk log), logaritma

natural penuh, semi-logaritma natural 1 (variabel terikat dalam bentuk

logaritma natural) dan semi-logaritma natural 2 (variabel penjelas dalam

(44)

2. Pengumpulan data

Data primer dan data sekunder digunakan untuk mendukung

analisis. Secara umum data primer dikumpulkan secara langsung melalui

wawancara kepada pakar/ahli dengan menggunakan kuesioner. Data

sekunder dikumpulkan dari lembaga-lembaga yang mengumpulkan dan

mempublikasi data seperti BPS, DKP, Depperin, Depdag, Deptan, FAO,

WTO dan PBB. Time series data dikumpulkan dari tahun 1981 sampai

tahun 2003. Beberapa software komputer seperti Minitab R14, Microsoft

office excel, alat-alat statitik lainnya digunakan untuk menganalisa data.

3. Penaksiran parameter model (regresi)

Penelitian ini menggunakan model single-equation multiple

regression, maka digunakan pendekatan metode ordinary least square

(OLS) untuk menduga parameter-parameter yang terdapat dalam model.

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, berdasarkan

asumsi bahwa metode OLS akan memberikan dugaan yang best, linear,

unbiased estimate (BLUE).

4. Inferensi uji statistik (verifikasi)

Uji F-test, t-test, dan nilai R2 digunakan untuk mengevaluasi

hasil regresi. Uji F-test adalah alat untuk menguji signifikansi dari

keseluruhan persamaan model regresi, sementara uji t-test adalah alat

untuk menguji signifikansi dari koefisien regresi dari variabel

independen. Nilai R2 adalah ukuran untuk kebaikan sesuai (goodness of

fit) dari model yang diduga.

Pada model digunakan bentuk persamaan linear standar dan

logaritmik ganda. Kriteria untuk menentukan model terbaik adalah :

(1) Tingkat signifikansi baik koefisien persamaan maupun persamaan

secara keseluruhan;

(2) Adanya autokorelasi

Pengujian adanya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji

(45)

autokorelasi membuat model tidak dapat digunakan untuk menaksir

nilai variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.

Menurut Tweeten (1989) masalah autokrelasi dalam suatu model

ekonometrik timbul apabila nilai dari statistik Durbin-Watson berada

dibawah 1,25 dan diatas 2,75.

(3) Konsistensi dari tanda koefisien regresi dengan koefisien perkiraan

teoritis dan logika.

Tabel 1. Harapan teoritis apriori pengujian konsistensi tanda dan logika

No. Variabel Independen Harapan Tanda

1 Produktivitas ; Total Factor Productivity (TFP) ;

Capital Productivity (CPR)

+

2 Harga Bahan Baku (HBB) -

3 Faktor Makroekonomi

3.1 Inflasi (INF) -

3.2 Indeks Nilai Tukar (INT) +

4 Kebijakan Pemerintah

4.1 Tingkat Sukubunga (TSB) -

4.2 Tingkat Upah (TUP) -

4.3 Derajat Liberalisasi Perdagangan dalam bentuk

Nominal Protection Coefficient (NPC)

+

5 Perilaku Konsumen

5.1 Diferensiasi Produk (DPR) +

5.2 Pendapatan Per Kapita Domestik (PPD) -

5.3 Pendapatan Per Kapita Importir (PPI) +

5.4 Harga Produk Terkait 1 (HPT1) ; 1 = substitusi -

5.5 Harga Produk Terkait 2 (HPT2) ; 2 = komplemen +

6 Teknologi dan Inovasi (TIN) +

(46)

D. PENGUKURAN DAN INDIKATOR

1. Daya saing

Daya saing dari suatu perusahaan dapat dilihat dari keunggulan

komparatif yang dimilikinya. Menurut Intal (1996), indeks RCA

merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi pola

spesialisasi ekspor, oleh karena itu indeks RCA merupakan indikator

untuk daya saing ekspor. Indeks RCA yang lebih besar dari satu

mengindikasikan spesialisasi ekspor dan menunjukkan adanya keunggulan

komparatif. Peningkatan nilai indeks RCA menunjukkan peningkatan dari

keunggulan komparatif yang juga akan meningkatkan daya saing

internasional.

Coeli et al. (1998) dalam Munandar (2001) mengajukan beberapa

cara ukuran produktivitas secara teoritis. Ketika mendiskusikan tentang

produktivitas, ini berarti mengenai faktor produktivitas secara umum, dan

formula umumnya adalah :

P = O/I

Dimana : P = produktivitas; O = output; I = input.

Formula produktivitas umum ini mengukur semua faktor produksi.

Untuk menentukan produktivitas parsia untuk input tertentu dapat

digunakan labor productivity, land productivity, atau capital productivity.

Produktivitas total dapat diukur dengan menggunakan total factor

(47)

TFP indeks mengukur total tingkat perubahan output relatif

terhadap total tingkat perubahan penggunaan input. Dalam pengukuran

produktivitas umumnya dilakukan secara parsial seperti output yang

dihasilkan per jumlah tenaga kerja yang digunakan, karena ukuran secara

parsial akan memberikan gambaran yang lebih rinci.

Coeli et al. (1998) dalam Munandar (2001), juga mengajukan suatu

formula sederhana yang dapat mengukur TFP untuk satu output dan satu

input :

Dimana : TFP = total faktor produktivitas

O = output

I = input

3. Tingkat liberalisasi perdagangan

Tingkat liberalisasi perdagangan akan ditentukan oleh derajat

intervensi yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan. Tsakok (1990),

mengusulkan koefisien-koefisien proteksi sebagai ukuran tingkat

intervensi pemerintah dalam perdagangan. Koefisien proteksi tersebut

adalah : (1) koefisien proteksi nominal (nominal protection coefficient

/NPC), (2) tingkat proteksi nominal (nominal protection rate /NPR), (3)

koefisien proteksi efektif (effective protection coefficient /EPC) dan (4)

tingkat proteksi efektif (effective protection rate). Pada penelitian ini

koefisien yang digunakan adalah indeks NPC yang merupakan

perbandingan antara harga Perbatasan dan harga domestik :

b

NPC : Nominal Protection Coefficient

Pb : Harga Perbatasan (harga luar negri x nilai tukar)

Pd : Harga Domestik

(48)

Jika nilai NPC lebih dari 1 (harga produk diatas harga luar

negeri) maka terjadi inefisensi produksi, dan bila nilai indeks NPC

berada kurang dari 1 maka menunjukkan adanya intervensi pemerintah

(subsidi). Nilai indeks NPC yang sama dengan satu menunjukkan tidak

adanya intervensi pemerintah dalam perdagangan produk tersebut.

4. Indikator makroekonomi

Dalam penelitian ini untuk mengukur faktor yang berkaitan dengan

perekonomian maka digunakan indikator makroekonomi seperti, Nilai

Tukar rupiah terhadap dolar (Rp/ US$), laju inflasi (%), tingkat suku

bunga (%), dan pendapatan perkapita baik Indonesia dan negara

pengimpor (dalam US$/tahun ).

5. Indikator lainnya

Tingkat diferensiasi produk diukur dengan menggunakan

persentase anggaran yang digunakan untuk melakukan promosi dan iklan,

sedangkan teknologi dan inovasi diukur dengan menggunakan besar

anggaran yang digunakan untuk melakukan kegiatan riset dan

pengembangan.

E. PERAMALAN DAYA SAING

Model ekonometrika yang didapatkan (estimated econometric model)

digunakan untuk meramalkan nilai atau nilai-nilai dimasa yang akan datang

dari varibel tak bebas (dependent variable) atas dasar nilai atau nilai-nilai

variabel yang menjelaskan (independent variables) yang telah diketahui atau

diharapkan dari masa yang akan datang. Variabel dependen dari model yang

akan dibentuk adalah daya saing ekspor produk agroindustri komoditas udang

dan tuna yang direpresentasikan oleh indek RCA. Sementara variabel penjelas

dari model yang akan dibentuk adalah faktor-faktor kunci yang akan

(49)

Peramalan daya saing ekspor dilakukan dengan metode kausal

berdasarkan tiga skenario, yaitu skenario kondisi perekonomian stabil sebelum

krisis tahun 1993-1996, skenario kondisi perekonomian pasca krisis tahun

2000-2003 dan skenario kondisi perekonomian ideal-optimis. Daya saing

ekspor kemudian dihitung dengan memasukkan tingkat perubahan tertentu

pada variabel penjelas berdasarkan asumsi-asumsi pada skenario kondisi yang

dirancang tersebut. Untuk melakukan penghitungan tersebut digunakan nilai

Gambar

Gambar 1. Model berlian daya saing internasional (Porter, 1990)
Gambar 2. Diagram alir penelitian
Gambar 3. Diagram struktur tingkat kompetisi ekspor agroindustri
Tabel 1. Harapan teoritis apriori pengujian konsistensi tanda dan logika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, tidak heran bahwa faktor desain termasuk dalam salah satu faktor yang membentuk keputusan membeli produk BlackBerry pada mahasiswa Universitas

Tahap inti ini yaitu, Guru meminta peserta didik untuk mencermati gambar beserta perenungannya yang ada pada kolom “Mari Renungkan”. Kemudian para peserta didik diminta

Adanya kasus resistensi yang terjadi pada antibiotik jenis ini dapat menjadi pertimbangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan terapi obat yang tepat didasarkan pada

Berdasarkan latarbelakang di atas penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap sistem musim pada penanggalan Kalender Rowot Sasak bagi kehidupan masyarakat Sasak

Penerapan Metode Crank-Nicholson pada kasus adveksi-difusi 2D untuk proses sesaat dan kontinu dengan variasi nilai kecepatan dan koefisien difusi untuk waktu simulasi

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II diketahui bahwa sebagian besar kegiatan guru menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas

Kemampuan menguasai materi harus kita miliki, meskipun dalam proses pembelajaran selalu ada yang lebih baik atau lebih berpengalaman maka kemampuan trainer untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi minyak dari lemak perut ikan jambal siam dan minyak daging ikan kerapu untuk memenuhi formulasi yang