k/MAfi/
nLro
;i
J
q /
ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SOFA
PADA
UKM
AD1 JAYA FURNITURE DENGAN METODE
ACTI
VZTY
BASED COSTING
(ABC)
Ole11
ANDRI YUHAN CAHYANA
I124051496
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Andri Yulian Cahyaila. H24051496. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Sofa
Pada U K M Adi Jaya Furniture dengan Metode A~li!Jilji Baser( Costirrg (ABC). D i bawall bimbingan Farida Ratr~a Dewi.
Peranan usaha kecil me~le~igah (UI<M) sering dikaitkan deligall upaya pelllerintalt untuk tne~lgura~lgi pengangguran, illengentaskan kelniskinan dan pe~llerataan pendapatan.. Berdasarka~i data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Departerne11 koperasi dan U K M (DepKop) tahun 2007, U K M mengalami peili~igkatan dengan rata-rata pertumbuhan 3% dari tallun 1998 sa~iipai taliun 2006, jumlal\ unit U K M menurut sektor ekonorni sebanyak 47.102.744 unit pada tahun 2005 dan mengalami peningkatan sebesar 48.929.636 unit pada tallun 2006. Dalam llal penyerapat1 tenaga kerja U K M juga merigalami peningkatan yaitu sebesar 83.233.793 orang pada tahun 2005 dan meningkat tne~ijadi 85.416.493 orang pada tahun 2006. Salah satu 1nasala11 UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan. U K M belull1 ~ n e ~ n i l i k i bukti operasional dan laporan keuntongan perusaliaan dalam laporan keuanga~i. Masalah serius yang juga dihadapi U K M adalah pencatatan biaya yang masill sangat sederhana d a ~ i tidak rinci. Hal i~ii beriinplikasi pada perhitungan Ilarga pokok produksi yang masili belutn akurat.
Peiielitiao ini bertujuan untuk (I) ~ne~lgetahui klasifikasi biaya pada proses produksi sofa. (2) nieilga~ialisa tiletode penetapan harga pokok produksi ole11 perusahaan.
(3) menganalisa penetapan inetode ABC jika diterapkan perusahaan. Data yaig digunakan dalarn penelitian ini adalah data pri~ner d a ~ i data sekunder. Data primer diperoleli dari wawatlcara. Data sekuilder diperoleh dari internet, dokumen i~lstitusi terkait dan studi pustaka. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif untuk mengetahui harga pokok produksi dengau rnetode perusaliaan dan metode ABC, sedarigkan analisis kualitatif untuk membandingkan llasil dari ltedua inetode perhitungan harga pokok produksi.
Penetapanan harga pokok produksi dengan metode perusallaa~i menghasilkan perbedaa~i dengan rnetode ABC. Harga pokok produksi deitgan metode perusahaan untuk produk sofa ini~iirnalis sebesar Rp. 830.000, sofa hongko~lg sebesar Rp. 810.000, dan sofa Ro~nawi sebesar Rp. 1.700.000. Penetapan harga pokok produksi berdasarkan metode ABC mengliasilkan perhitungan untuk sofa minimalis Rp. 870.248,05, sofa hongkong sebesar Rp. 868.573,67, dan sofa romawi sebesar Rp. 1.91 8.180,14. Berdasarkan Ilasil perhitungan juga diketahui bahwa liarga pokok produksi deilgan metode ABC lebih besar dibandingkan metode perusahaan. Perbedaan atau selisih tersebut sebesar Rp. 40.248,05 untuk sofa minimalis, Rp. 58.573,67 uotuk sofa hongkoug, dan Rp. 218.180,14 untuk produk sofa ro~nawi.
ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SOFA
PADA UKM AD1 JAYA FURNITURE DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING
(ABC)
SKlUPSI
Sebagai salah satu syarat unluk memperoleh gelar
SARJANA EICONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekono111i dan Mallaje~lle~l
Institut Pertanian Bogor
Ole11
ANDRI YUHAN CAHYANA
HZ4051496
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAICULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEI'AIITEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PENETAPAN HARGA 1'01<01< PRODUKSI SOFA PADA
UI(M AD1 JAYA FURNITURE DENGAN METODE
ACTIVITI'UASEL) COSTING (ABC)
SKRIPSI
Sebagai salall satti syarat untul< t~~emperoleh g e l a ~
SARJANA EI<ONOMI
Pada Departemen Manajetuen
Fakultas Elconomi dan Manajell~en
Institut Pertanian Bogor
Olcl1
ANDRI YUI-IAN CAIlYANA
1-124051496
V
Farida Ratna Denzi, SE. MM Dosen Pelubimbing
Penulis dilahirkan di Jakarta pada 31 Maret 1988. Penulis
inerupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Drs.
Wamo Ekariyanto dan Ani Sumami.
Penulis meinulai pendidikan di MI. Al-I'tishom pada tahun
1993, Tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang, Jakarta dan pada tahun 2002
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 74 Jakarta pada
program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Tingkat Persiapan Bersaina
(TPB) dan diterima di Departeinen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
manajemen pada tahun 2006.
Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi
kemahasiswaan, yaitu anggota himpunan profesi Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang bernama Center
Of Management (COM@). Pada t a b periode 2006-2008. Selain aktif di COM@, penulis juga aktif pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal pada
periode 2007-2008. Selain itu, penulis juga aktif pada kegiatan di lingkungan
kampus seperti kepanitiaan, kegiatan olah raga, seminar-seminar, pelatihan,
seperti panitia Make The Real Bussiness Plan, panitia Temu Kangen Alumni
Manajemen, dan kontingen futsal FEM IPB untuk FEU1 Cup dan OMI. Penulis
juga pernah melakukan kegiatan suwai di kelurahan Leuwi Nanggung dan
Bedahan dalam rangka "Program Penanggulangan Kemiskinan" yang
diselenggarakan oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah
SWT yang telall melimpahkan rahrnat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga dapat nlenyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
syarat untuk ruemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departe~nen Manajemen,
Fakultas Ekonorni dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini nlenga~nbil judul "Analisis Penetapan Iiarga Pokolc
Produksi Sofa Pada UKM Adi Jaya Furniture Dengan Metode Activity Based
Costing (ABC)" dan bertujuan untuk mengetahui nletode yang lebih efektif untuk
digunakan pada perusahaan.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik
secara moril ruaupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen pe~nbirnbing yang tdah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
pengarahan kepada penulis.
2. Ibu Wita Juwita Ernlawati, S.TP, MM dan Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd.
Selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis.
3. Bapak Suki~nin dan pill& UKM Adi Jaya Furniture yang telalj ~ne~nberikan
kesenlpatan bagi penulis untuk ~nelalcsanakan penelitian serta meruberikan
masukan d a l informasi demi terselesaika~ulya skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Pengajar Departernen Manajenlen yang telah nlemberikan illnu
dan pengetahuan yang berguna bagi penulis, Kel~ala Tala Usaha Fakultas
Ekonon~i dan Manaje~nen dan star atas bantuan selama penulis menyelesaikan
perkuliahan.
5. Kedua orang tuaku (Warno Ekariyanto dan Ani Sunlami), adik-adikliu (Euis
Intan Anovani dan M. Baihalci Aseptian), d m seluruh keluarga besar yang
senantiasa inemberikan doa yang tulus, senlangat dan kasih sayang kepada
6. Edi, Widhi, Lulud, Irsa~n, Bagus, Novembrianto, dan Adib yang telah
~ne~nberikan indahnya persahabatan, lteceriaan, dan kebersa~naa~l selalna ini
serta kasih sayallg dan ~notivasi yang telah diberikan kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Angkatan 42 yang selalu bersama-sama
membuat lte~la~lgall dan persahabatan yang indah serta illnu kellidupan yang
diberikatl.
8. Rekan-rekan satu bimbingan: Ria Agustina, Dedeh, dan Diah Rismayanti,
untuk kerjasama dan tnotivasi selalna proses bi~nbingatl dan pellyusullan
skripsi.
9. Keluarga besar wisma Uganda untuk kerjasama, ~ n a s u k a ~ l dan inotivasi yang
selalu diberikan kepada penulis.
10. Edi, Fajar, Andre, Ai dan Tita untuk ~notivasi dan masukan yang telah
diberikan kepada penulis.
11. Senlua pill& yang telah ~ne~nbantu dala~n pe~lulisatl skripsi ini. Se~noga Allah
SWT senantiasa memberiltan pahala atas kebaikaiulya.
Tidak ada kese~npurnaa~l pada manusia. Pe~lulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dala~u penyusunan skripsi ini. Ole11 karena itu, kritik d m
saran konstruktif sangat diperlukan untuk kenlajuatl yang lebih baik. Akhirnya,
penulis berharap selnoga skripsi ini ber~nanfaat bagi kernaslahatan u ~ n a t dan
bemilai ibadah dalam pa~lda~lga~l ALLAI-I SWT. Amin.
Bogor, Mei 2009
DAFTAR IS1
Hataman
ABSTRAK
. .
RIWAYAT HIDUI'
...
11...
KATA PENGANTAR...
111DAFTAR IS1
...
vDAFTAR TABEL
...
viiDAFTAR GAMBAR
...
ixDAFTAR LAMPIRAN
...
xI. PENDAHULUAN
1 .I. Latar Belaltang
...
I .2. Peru~nusan Masalah
...
1.3. Tujilan Peilelitiau. .
...
1.4. Manfaat Penel~t~an...
1.5. Ruang Lingkup...
11. TINJAUAN PUSTAKA
2. I. Usaha Kecil Menengall
...
2.2. Konsep Biaya...
2.2.1. Pengertian Biaya
. .
...
2.2.2. Klasifikas~ B~aya...
2.3. Penyerapan Biaya dalarn Penentuan Harga Pokok Produk...
2.3.1. Aliran Biaya Produksi
...
2.3.2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi...
2.3.3. Metode Pengltitu~lgan Harga Poltok Pe~~jualan...
2.4. Penetapan I-Iarga Jual...
2.4.1. Pengertian Harga Jual
...
2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual...
2.4.3. Metode Penetapan Harga Jual...
2.5. Metode Act,?lri(y Based Gosling...
... ....
...
... ..
...
... ... .. ... ..
...
...
..
.2.6. Peneld~au Terdahulu
...
111. METODE PENELITIAN
. .
3.1. Kerangka Pe~luk~rrul
...
3.2. Lokasi dall Waktu Penelitian...
3.3. Metode Pengumpulan Data. .
...
3.4. Petlgolahan da11 Anal~s~s Data...
3.4.1. Metode Perhitutlga~l Harga Pokolc Produksi yatlg
Digu~lalca~l Perusahaan
...
3.4.2. Metode Perhitungan Harga Pokok Produltsi denganIV
.
HASIL DAN PEMBAHASAN4 .I
.
Sejarah Singkat Perusahaan...
4.2. Maksud dan Tujuan Penlbentulcan Usaha...
4.3. Struktur Organisasi Perusahaan...
4.4. Kegiatan Perusahaan...
...
4.5. Perhitungan Harga Pokok Produlcsi Sofa Adi Jaya Furniture 4.5.1. Perhitungan Harga Pokolc Produksi Sofa Adi Jaya
...
Furniture dengan Metode yang digunakan Perusahaan4.5.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa Adi Jaya
...
Furniture dengan Metode Activity Based Costing (ABC) 4.6. Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi Antara Metode...
Perusahaan dengan Metode ABCKESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
...
...
DAFTAR TABEL
No Hala
1. Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengall I-larga Poltok Produksi 2. Perhitu~lgan Harga Pokolc Produksi Sofa Minimalis dengall Metode
...
Perusahaan3. Perhitungart I-Iarga Pokok Produksi Sofa I-iongkong dengall Metode
...
Perusahaan4. Perhitungan Harga Poltok Produksi Sofa Roma\vi dengall Menggunakan Metode Perusahaa~l
...
5. Penggu~laan Biaya Bahan Baku pada Adi Jaya Funliture (AJF) Januarihingga April Tahun 2009 ... 6. Biaya Te~laga
. .
Kerja Langsung AJF Bula~l Januari Iiingga April 2009...
7. Ilchtisar A k t ~ v ~ t a s ...8. Biaya Penggunaan Ballan Pe~lolo~lg pada AJF Bulan Januari Hingga
...
April 20099. Rincian Biaya Pe~lggu~laan Listrik AJF Periode Ja~luasi Sampai April 2009
...
10. Biaya Pernelihwaa~l Mesin dan Kendaraan AJF Bulan Ja~luari Satnpai...
April 200911. Total Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan Adi Jaya Furtliture 4 Bulan Pertailla 2009
...
12. Biaya Petlyusutatl Kendaraan Adi Jaya Furniture Ja~luari SanlpaiApril 2009
...
13. Jumlah Produksi sofa Adi Jaya Furniture Bulan Januari Sa~llpai April...
200914. Ko~lsumsi Pemicu Biaya Jam Peralatan AJF Bulan Januari Sa~npai April 2009
...
15. Konsurusi Pemicu Biaya K i l o ~ / a f t Hour AJF Bulan Januari SanlpaiApril 2009
...
16. Jumlah Pembeliatl Bahan Adi Jaya Furniture Bulan Januari SampaiApril 2009
...
17. Penggunaan Sumber Daya Tidak Langsu~lg yang Timbul pada ProduksiSofa AJF Periode Januari San~pai April 2009
...
18. Pe~lgelo~llpokkan dan Pe~llbebatlan Biaya Ol~erlzead Pabrik Berdasarkru~Pemicu Biaya Jumlah Unit yang Diproduksi
...
19. Pengelo~npokka~l dan Pe~nbebanan Biaya O ~ c r h e u d Pabrik Berdasarkanpada Pe~uicu Biaya Jam Peralatan (JP)
...
20. Pengelompokkan da11 Pe~nbebanan Biaya O~ierl~ead Pabrik Berdasarkanpada Pe~nicu Kwh
...
21. Pe~lgelompokkan dan Pe~nbebanan Biaya Overhead Pabrilc Berdasarkanpada Pernicu JPB
...
22. Perhitungatl Tarif Kelompok Biaya Overlzecrd Pabrik AJF Sela~na BulanJanuari Sampai April 2009
...
23. Perhitungan Alokasi Biaya Oaerheacl Pabrik pada Masing-Masitlg24. Perhitungall Harga Pokok Produltsi per Set (Rplset) dengall Metode
ABC
...
55 25. Perba~ldillgart Harga Pokok Produksi dengait Metode PerusahaanDAFTAR LAMPIRAN
1
.
Perhilungan biaya selanla bulan Januari sa~npai April 2009 ... 612 . Cara Perhitungan Biaya Penyusutan
...
623 . Perhitungan Biaya Penyusutan Kendaraan ... 63
4
.
Perhilungan Jarn Peralatan...
64...
5 . Perhitungan Penlicu Biaya Berdasarkan Kiloll~all Hour. 65
...
I. PENDAHULUAN
I-la1 yang sangat berharga dalam rangka 11roscs pembangunan
perekonomian di I~ldo~lesia adalah kekayaa~l su~nber daya manusia (SDM)
dan sumber daya a l a ~ n (SDA). ICedua ha1 yang sangat berharga tersebut
belurn dapat bersinergi secara sempurna dcngan sistem perekonomian yang
berlaku di Indonesia sel~ingga dampaknya belum terasakan bagi
kesejahteraan masyarakat. Mayoritas masyaraltai ltita adalah nlasyarakat yang
berpenghasilan kecil dan tingyal dipedesaa~l dengan inata pencaharian
sebagian besar petani dan nelayan. Metihat ha1 ini tidaklah tepat jika
perhatian pembangunan hanya difoltuskan kepada usaha-usaha berskala besar
yang kita sudah mengetahui justru mengalami kegagalan dan bahka11 m e ~ ~ j a d i
beban pemerintah.
Peranan usaha kecil menengah (UKM) sering dikaitkan de~lgatl upaya
pemeriatah untuk mengurangi pengangguran, rnengentaskan kerniskina~l dan
pemerataan pendapatan. Peranan UKM pada program ~nengura~lgi
pengangguran sangat membantu pelaksanaan pembangunatl dari sistein
perekona~nian nasional karena berperan untuk me~npercepat pertu~nbuhan
ekonomi ~nelalui misi penyediaan lapangan kerja, petli~lgkatan pendapatan
masyarakat, dan ikut berperan dalam me~lingltatkan perolehan devisa serta
~nemperkuat struktur industri nasional.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistilc (BPS),
dalanl departemen koperasi dan UKM (DepKop) tahun 2007, UKM
mengalanli pe~lingkatan dengall rata-rata pertumbuhan 3% dari tahun 1998
sa~npai tahun 2006, jumlah unit UKM menurut sektor elcono~ni sebanyak
47.102.744 unit pada tahun 2005 dan mengalanli peningltatan sebesar
48.929.636 unit pada tahun 2006. Sedatlgltan penyerapan tenaga kerja UKM
juga lnengalalni peningltata~l yaitu sebesar 83,233,793 orang pada tahun 2005
dan ~neni~lgkat menjadi 85.416.493 orang pada tahu1l2006.
Perlte~ubangan UKM pada saat ini harus menjadi perhatian yang lebih
para pelaku UKM antara lain mengenai pemasaran produk, teknologi,
pengalahan keuangan, lcualitas sumber daya manusia dan pem~odalan dapat
diminitnalkan.
S e ~ n a k i ~ l ketatnya persaingan dunia usaha membuat lingkungan bisnis
berubah semakitl cepat, baik domestik nlaupull lokal. Untuk dapat terus
bersaing, UKM harus n~e~niliki strategi yang tepat dalam memproduksi serta
memasarkan produknya agar produk buatannya laku dipasaran. Selain itu,
UKM juga harus mencari cara unti~k ~ u e n e k a ~ l biaya yang akan dikeluarkan
dengan seefisie~l 1nungki11 agar perusahaan dapat 111enyesuaikan diri disegala
kondisi pasar dan ikut dalam ~nenentulcan harga pasar yang berlaku
dipasaran.
Berdasarkan prinsip ekouomi, UKM seperti juga perusahaan yang
memiliki tujuan umum untuk mencapai keuntungan yang maksitnal dengan
pengorbanan yang sewajarnya. Hal tersebut tnendorong perusahaan untuk
bekerja seefisien dan seefektif mungkin dalam menghasilkan dan
memasarkan suatu produk.
Salah satu masalah UKM adalah pengelolaao keuangan dan
pertnodalan dimana UKM masih mengalami ltendala yang cukup serius.
Investor sulit untuk merninjanlka~l dan menanamkan ~uodalnya pada UKM,
walaupu~l usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan
tnendasar adalah UKM tidak dapat menunjukan bukti operasional dan
keuntu~lgan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. I-Ial ini disebabkan
karena mereka tidak mengerti harus bagairnana, apa yang 11arus dipersiapkan,
dan bagaimana menerapkannya.
Banyak ha1 yang perlu diperhatikan ole11 UKM dala~n memprodulcsi
dan memasarkan produknya. UKM harus mampu ~nenciptaltan produlc yang
sesuai dengall selera l<onsumcn, berlcualitas tinggi, dan dijual dengall harga
yang dapat dijangkau oleh konsumen. Dalam nlengltadapi persaingan harga
antar perusahaan, maka perlu dilakukan suatu pengendalian yang tepat dan
terencana dalatn ha1 penentuan biaya dasar produksi. Perhitungan biaya
pengan~bilan keputusan beserta kebijakan-kebijaka~ yang diambil oleh
perusahaan.
Berdasarkan inforiuasi yang telah disebutkan diatas, perusahaan dapat
menentulca~l strategi penetapan biaya produksi dan harga jual yang tepat atas
suatu produk. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat aka11 dapat
menciptakan harga jual yang lcompetitif dipasar. Perusahaatl biasa~lya
inelakukan penyerapan biaya produksi derlgan tujuatl efisiensi biaya. Hal itu
dilakukan agar perusahaan dapat menetaplca~l harga jual yang lebih retldah
dibandiilgkatl dengan perusahaan lain yang ~lle~llproduksi produk sejenis.
1.2. Perumusan Masalah
Penghitungan harga pokok produksi yang tepat aka11 memudahkan
pihak perusahaa~l dalam ~ne~nperkirakan struktur biaya produksinya.
Informasi harga pokok produksi ini aka11 menjadi sangat penting bagi
perusahaa~l dalam meru~lluslcan Iebijakan serla strategi harga yang akan
diten~puh perusahaan. Untuk menghasilkan perhitungan harga pokok yang
tepat maka perlu didulung oleh illformasi aku~ltansi yang baik. Perhitungan
harga pokok harus berdasarkarl metode yang tepat, sehingga dapat
menlperhitungkan dengan akurat seluruh biaya yang dikorbankan untuk
memproduksi suatu produk.
Salah satu Usaha Kecil Menengah yang bergerak dalam bidatlg
penyediaan peralatan rumah tangga adalah Adi Jaya Furniture. Proses
produksi yang dilakukan oleh Adi Jaya Furniture adalah produksi sofa.
Dalam melakukan perhitungan terlladap harga pokok produksi sofa
perusahaaul imasih 111enggunakan ~uetode sendiri yailg ~uasih sangat
sederhatla. Biaya-biaya yang berliubuulga~l dengan proses produksi masill ada
yang belum dicatat sehingga tidak teraloltasiltan deugan bailc kepada produk,
biaya-biaya tidalc langsung atau biaya oirer.hencf pabrik hanya dikeloinpokal
kedalam biaya lain-lait1 oleh perusahaan. Berdasarkan ha1 tersebut, malca
dirutnuslcall permasalalla~l sebagai berikut :
1. Bagaimanakah klasifikasi biaya pada poses pladuksi sofa ?
2. Bagairna~laltah penetapan harga polcok produltsi yang digunakan selama
3. Bagaimana pelterapail ruetode Aclivily Bused Cosling (ABC) dalam
perhittu~~gan harga pokok sofa bagi perusahaan ?
1.3. Tujuan Penelitiarl
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui klasifikasi biaya yang terkait dengan poses produltsi sofa.
2. Meuganalisa metode penetapan harga pokok produksi yang digunakan
oleh perusahaan.
3. Menganalisa penerapan metode Aciivilji Biised C O S ~ ~ I T ~ (ABC) dalam
perititungan harga poltok produksi sofa bagi perusahaan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusallaan yang menjadi objek penelitian, hasil penelitian dapat
digunakan sebagai bahan perti~nbangan atau masukan serta pelengkap
informasi dalam usaha nleni~lgkatkan pendapatan perusahaan.
2. Bagi masyarakat, pada umumnya untuk pembaca diharapkan dapat
mernperoleh tambahan informasi untulc mernperluas wawasan dan
khususnya untuk rekan-rekan mahasiswa Manajemen IPB dapat
inemberikan manfaat bagi yang membutuhkan bahan-bahan yang
beri~ubungan dengall topik skripsi ini.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis membaiasi agar pembahasail ini tidak terlalu luas maka
pernlasalahan yang akan dibahas hanya dari ruang lingkup cara menghitung
biaya produksi sofa yang telah diproduksi. Produlc sofa yang dibahas dan
aka1 dihitung harga pol<ok produksinya dibatasi pada tiga jenis sofa, yaitu
sofa Minimalis, sofa Hongltong, dan sofa Romawi. Data yang digunakan
11. TINJAUAN L'USTAICA
2.1. Usaha Kecil men en gal^
Pe~~gertian mengellai Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu
sama, tergantung konsep yang digunakan Negara masing-masing. Dua aspek
penting dalam definisi UKM yaitu penyerapan tenaga kerja dan aspek
pengelorupoka~l perusahaan ditinjau dari ju~nlall tenaga kerja yang diserap
dalan kelolnpok perusallaan tersebut. Pratomo dan Soejoedono (2002)
inenyatakan INPRES No. 10 Tahun 1999 ~uendefinisikan usaha kecil
menengah adalah unit kegiatan yang meiuiliki kekayaan bersih Iebih besar
dari Rp. 200 juta sa~npai ~llaksimal Rp. 10 Miliar (tidak ternlasuk tanah d m
bangunan telnpat usaha).
Di Indonesia, pengerlian UKM berdasarkan kriteria ju~nlall pekerja
yang dimiliki, yaitu kriteria usaha kecil jika karyawannya 5 sampai 19 orang,
jika kuralg dari 5 karyawan digolongkan usaha ruinah tangga, dan usaha
menengah terdiri atas 20-99 lcaryawan. Kriteria ~tmum UKM dilihat dari ciri-
cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut :
1. Struktur orga~~isasi yang sangat sederhana.
2. Tanpa staff yang berlebihan.
3. Penlbagian kerja yang tidak icetat.
4. Merniliki hirarki rnanajerial yang pendek.
5. Aktivitas formal yang sedikit dan sedikit ~~lenggunaka~l proses
perencaman.
6. Kurang ~uen~bedakan asset pribadi dan asset perusahaan.
2.2. Konsep Biaya
Seiring berjalatlnya roda operasi perusallaan banyak kepuiusan
~nanajenlen yang harus dibuai untuk memantapkatl posisiuya sebagai
perusabaan kuat yang dapat menembus pangsa pasar yang ada. U~ltuk ilu
banyak ha1 yang harus diperti~nbanglcan nlanaje~ne~l perusahaan. I-Ial yang
paling nlendasar untuk diperhituugkan dan rnendahului faktor-falttor lain
Ketidaktepatan dan kesalahan tafsiran biaya dapat ~nembuat pihak-
pihak yang berkepentingan di dala~n perusahaan menetapkan keputusan yang
salah atau lturang tepat. Informasi yang salah tentang biaya juga tidak akan
lnembantu manajemen dalam nlelaksa~~altan fungsinya dengan baik. Oleh
karena itu penlahaman yang tepat nlengenai konsep serta penggolongan biaya
menjadi awal pemhahasan dalam keputusan manajemen, yang salah satilnya
adalah Iceputusan altan harga jual.
2.2.1. Pengertian Biaya
Istilah Biaya (cost), Supriyono rnendefinisilcannya berbeda
dengan istilah beban (expense). Menurut Supriyono (1993) dalanl
ekonomi keuangan. istilah biaya didefinisikan sebagai pengorbanan
ekonomis yallg diperbuat untuk ~nemperoleh barang atau jasa.
Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang dikorbankan atau
dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenue) dalam
suatu periode akuntansi tertentu.
Mulyadi (1999) nle~ldefinisikan biaya melalui dua cakupan atau
lingkup pengertian. Dalanl arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalanl satuan uang, yang telah tejadi atau yang
kelnungkinan akan terjadi untuk tujuan te~tentu. Dalan~ arti sempit,
biaya adalah pengorba~lan sumber ekonomi untuk memperoleh altiva.
Sedangkan pengertian cost menurut I-Iansen dan Mowen (1997)
cost is the cash or cash equivalent value sacrifised for goods and
services that are expected to bring nccurent or future value benefit to
organization. Jika diterjemahkan inaka akan ~ne~niliki arti, Biaya
adalah kas atau setara kas yang diltorbankan untulc barang dan jasa
yang diharapltau memberikan manfaat pada saat ini atau di masa
tnendatang bagi organisasi.
2.2.2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi atau penggolongan adalah proses pengelompokan
secara sistematis atas lceseluruhall ele~nen yang ada ke dalanl
golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk menlberikan
atau penggolongan ini akan meinudahkan ~nanajernen perusahaan
dalam melakukan kalkulasi terhadap biaya-biaya perusahaan.
Berikut ini adalah cara klasifikasi atau pe~~ggolongan biaya yang
pokok menurut Supriyollo (1993) :
1. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi Polioli Kegiatan Perusahaan
a. Biaya Produksi
Biaya produksi n~eliputi seinua biaya yang berhubungan dengan
fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya
produksi dapat digolongkan ke dalan~ tiga kelolnpolc yaitu :
1) Biaya bahan baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah
menjadi produk jadi dan peinakaiannya dapat
diidentifikasikan secara langsung, atau diikuti jejaknya,
atau inerupakan bagian integral dari produk tertentu. Biaya
bahan baku adalah harga perolehan berbagai lnacam bahan
balcu yang dipakai di dalam pengolahan produk.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya
dapat didefinisikan atau diikuti jejak manfaatnya pada
produk tertentu. Biaya tenaga kexja langsung adalah balas
jasa yang diberikan oleh perusahaall kepada tenaga lcerja
langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada
produk tertentu.
3) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrilt adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dail biaya tenaga lterja langsung, elelnennya
dapat digolongkan ke dalanl :
a)
Biaya bahan penolongb) Biaya tenaga lterja tidak langsung
c) Biaya depresiasi dan ainortisasi aktiva tetap pabrik
e) Biaya listrik dan air pabrik
Biaya asuransi pabrik biaya overhead pabrik lain-lain
g) Biaya penelitian dan pe~lgenlbangan
b. Biaya Non Produksi
Biaya 11011 produksi sesuai dengall fungsi atau kegiatan no11
produksi digolongltan menjadi 3 (tiga) macan1 biaya, yaitu biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum, serta biaya finansial.
Berikut pe~~jelasan secara singkat keliga lnacanl biaya tersebut :
1) Biaya pemasaran
Biaya pemasarau meliputi semua biaya dalan~ rangka
melaksanakan kegiatan penlasaran atau kegiatan untuk
~nenjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli
sampai dengall pengumpulan piutang ~nenjadi kas.
2) Biaya Administrasi dan U ~ n u m
Biaya adnlinistrasi dan umuln ineliputi selnua biaya dalan
rangka melaksanaltan fungsi adnlinistrasi dan ulnum seperti
biaya perencauaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan,
pengarahan dan pe~lgendalian kegiatan agar berdaya g u m
dan berhasil guna.
3) Biaya Finansial
Biaya Finansial adalah senlua biaya dalam rangka
nlelaksanakan fungsi finansial yaitu fungsi penlenuhan
dana yang diperlukan ole11 perusahaan, misalnya :
a) Biaya bunga
b) Biaya penerbitan atau etnisi obligasi c) Biaya finansial lainnya.
2. Penggolonga~i Biaya lie Dalan~ Biaya Produk dao Biaye Periode
a. Biaya Produk
Biaya produk (product cost) adalah biaya yang diidentifikasikal
sebagai bagian harga perolehan persediaan, biaya ini ~nerupakan
untuk dijual atau harga pokolc produk yang dihasilkan
perusallaan-perusahaan dengan tujuan untuk dijual.
b. Biaya Periode
Biaya periode (period cost) adalah n ~ e l i p ~ ~ t i biaya yang dapat
diidentifikasikan dengan ukurall periode atau jarak waktu tei-tentu
daripada dengan pemindahan barang atau penyerahan jasa.
3. Penggolongan Biaya berdasaritan Perilaku Biaya
Penggolongan biaya berdasarl<an perilaku biaya dibagi
menjadi tiga macarn, yaitu :
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang juinlah totalnya
konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volurne kegiatan
atau aktivitas salllpai dengan tingkatan tertentu. Biaya tetap
dapat pula dibedaltan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Biaya Kapasitas jangka Panjallg
Adalah biaya yang tirnbul karena penggunaan kapasitas
perusahaan pang ada sekarang, baik kapasitas produksi
maupun kapasitas nonproduksi. Misalnya biaya depresiasi
dan amortisasi alctiva tetap.
2. Biaya Tetap Operasional
Biaya tetap iili diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas
perusahaan, nlisalnya : asura~si, biaya gaji tetap, pajak
bumi dan bangunan.
3. Biaya tetap Dipl.ograunkan
Biaya tetap ini tidal< secara langsuilg berhubungan dengan
fasilitas dan pengoperasian kapasitas tersebut, tetapi
manajemen me~npuilyai komitmen atau program terhadap
biaya tetap tersebut, lnisalnya : biaya penelitian dan
b. Biaya Variabel
Biaya yang juntlah totalnya berubah secara sebanding atau
proposional dengan perubahan volunle kegiatan atau
alctivitas. Misalnya, biaya variabel terdiri alas biaya balun
baku, teilaga kerja langsung yang dibayar per produk atau per
jam, overhead pabrik variabel, pemasarail variabel,
adrninistrasi dan utuu~n variabel.
c. Biaya Semi-Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai perubahan
volun~e ltegiatan atat1 aktivitas tetapi tingkat perubahannya
tidal< proposional atau sebanding. Sebagai contoh biaya semi-
variabel ~nisalnya biaya listrik, biaya teiepon, biaya reparasi
dan peineliharaan mesin, biaya kendaraan.
4. Pe~iggolongari Biaya Sesuai dengan Obyek atau Pusat Biaya
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadiilya atau nlanfaatnya
dapat diidentifikasika~l kepada obyelt atau pusat biaya
tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak la~lgsung adalah biaya yang terjadiilya atau
rnanfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau
pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya digunakan
oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
5. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Altuntansi di mana Biaya akan Dibebanltan
a. Pengeluarau Modal (Capital Expenditures)
Pengeluaran rnodal adalah pengeluaran yarlg akan dal~at
menlberikan inailfaat pada periode akuntailsi atau
pe~lgeluaran yang akan dapat inemberikan manfaat pada
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures)
Pengeluaran penghasiian adalah pengeluaran yang akan
menlberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dintana
pengeluaran terjadi.
6 . Penggolongan Biaya untuli Tujuan Pengendalian Biaya
Penggolongan pada biaya ini dibagi me~ljadi dua macam,
yaitu :
a. Biaya Terkendalikan (Controliable Cost)
Biaya terlcendalikan adalah biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pi~npi~ran tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendalikan (Uncontrollable Cost)
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpina~dpejabat tertentu
berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pejabat dalanl jangka waktu
tertentu.
7. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengan~bilan Keputusan
a. Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya rnasa depan yang berbeda pada
berbagai macam altenlatif. Biaya tersebut akan
mempengaruhi pengan~bilan keputusan. Oleh karena itu biaya
tersebut harus diperhitungkan dala~n penganlbilan keputusan.
b. Biaya Tidak Relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidalc tnempengaruhi
penganlbilan keputusan, ole11 karcna itu biaya ini tidak perlu
diperhitungkan atau dipertimbangkal dalanl pengambila~l
2.3. I'enyerapan Biaya dalam Pe~lentuan Ilarga I'okoli Produk
Perusallaan yang mengolah produknya melalui proses dari bahan bale11
sampai dengan menjadi produk jadi, d i s e b ~ ~ t perusallaan pabrilc atau
perusaliaali manufalctur (manufact~~ring). Di dala~n me~ijala~ikan aktivitas
produksinya per~~saliaan melaltulca~i penyerapan biapa ~~ntulc setiap proses
yang terjadi. Beriltut akan dijelasltan secara singleat mengenai alira~i biaya
dalani l ~ e r ~ ~ s a h a a n manufaktur.
2.3.1. Alirau Biaya Produfisi
Me~iurut Machfoedz (1993) pendapatan pabrilc (manufaktur)
memp~~nyai tiga lahap dalam nie~igikuti arus biaya produknya, sampai
barang (produk) siap dijual atau dipindahkan pada pemakai.
Pertanla : Pencatatan biaya dalam pembelian balian sebagai
ballan untulc diolali (diproses) lebili laxijut sampai bahan balcil disimpan
digudang bahan baku sebagai persediaan ballan baltu.
Icedua : Pengolalian balian baltu, dalani tahap ini bahan baku
dikombinasilcan dengall upah langsung dan biaya overhead pabrik.
sarnpai taliap di~iiana bahan balcu tersebut ~uenjadi barang dalaln proses
atau barang setengall jadi.
Ketiga : Adalah merubah barang dalam proses melijadi barang
jadi lcemudian memindahkannya ltedala~ii gudang barang jadi sebagai
persediaan yang alcan dijual.
Biaya yang dilceluarlta~l sanipai bahan baku menjadi barang jadi
disebut "tn7expireti prodzicr cost" srunpai barang tersebut twjual, pada
saat barang dijual nialca menjadi "expired cost" yang disebut liarga
pokolc pe~i.jualan (cost of good sold).
2.3.2. Metode Pengurnpulan I-Iarga Poliok Produksi
Metode pang dipakai dalani mengliitung harga pokolc produltsi
tergant~~ng pada sil'at produlcsinya. Supriyo~io (1993) nienibagi metode
pengumpulan harga poltok produlcsi menjadi dua sistem, yaitu metode
harga pokolc pesanan (job order cost method) dan metode harga polcolc
Metode harga poicok pesanan adalalt metode pengu~npula~l harga
pokok produk dimana biaya-biaya diku~upulka~l untuk setiap pesanan
atau kontrak atail jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak
dapat dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk akan dimulai setelah
datangnya pesallall dari langganan atau penlbeli ~nelalui doku~lle~l
pesanan penjualan (sales order), yang memuat jellis dan jumlah produk
yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus
diserahkan.
Metode harga pokok proses d i ~ u a ~ l a biaya-biaya dikumpulkan
untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester,
tahun. Dalanl metode harga pokok proses yang menjadi obyek biaya
adalah bagian perusallaan atau pusat biaya dan bukan pada suatu produk.
Metode itli sangat tepat jika produk dibuat melalui produksi ~nassal atau
proses berkela~ljutart. Berikut aka11 dibandingkan karakteristik metode
'l'abel 1. Perbedaan Metode Ilarga Polioli Pesanan dengan Harga Pokolc I'roses
Budget Produltsi Segi Perbedaan
~
I
Metode I-Iarga Poltok Metode Harga Pokok
Pesa~lan I'roses
1
2.3.3. Metode Pengliitui~gan I-Iarga Poliok Penjualan Bentuk Produlc
Biaya Produksi dikunlp~illtan
Kapan Biaya Produlcsi
Dihitung Menghitung Harga Pokok Per unit
Contoh Perusahaan
Pe~lentuan harga pokok pe~ljualan da11 penggunaan basil
penelltuan sebagai dasar perencanaan dan pengatnbilan Iceputusan Tergant~rng spesifilcasi
pemesan dan dapat dipisahlcan identitasnya Setiap Pesanan
Pada saat suatu pesanan selesai
Harga Polcolt Pesanan tertenlu
Junllah produk pesanan yang bersa~lglcutan
Percetakan, kontralctor, kantor aku~ltatl
perltembangan operasi perusahaan.
Machfoedz (1993) mengunglcapltan dua metode perhitungan
harga poltok prodult, yaitu metode harga polcok penu11 clan nlelode Ho~llogen dan sta~ldar
Setiap S a t ~ ~ a n Walctu
I'ada akhir periodelsatuan waktu
Harga pokok periode tertent~l Jumlali produlc periode yang bersangltutan
Semen, kertas, tekstil, P L N , angkutan.
harga polcok variabel.
Metode penyerapan biaya dengan pendekatan harga
poltok penuh lebill banyalc diltaitltan dengan akuntansi biaya
lconvensio~lal sehingga ada yang menyebut pendeltatan ini
dengan nanla co~~iienlio~~nl cosiing nDso,p/io~~, atau Jztll
digunakan, dimatla semua produksi tidak langsung (baik
variabel maupun tetap) bersama-sama dengall biaya bahan
langsung dan upah la~lgsu~lg dianggap sebagai biaya produksi.
Dala~n metode ini yang tennasuk biaya operasi adalal~ seluruh
biaya untuk menawarka~l d a ~ i 111e11jual produk setelah keluar
dari fu11gsi produksi, meliputi biaya operasi tetap dan variabel
( atau bisa dikelompokkan menjadi fungsi lebih terinci, seperti
fungsi adruinistrasi, fungsi per~jualan, dan sebagainya).
2.3.3.2 Metode Harga Pokok Variabel
Metode penyerapan biaya dengan pendekataii harga
pokok variabel lebih diltetlal dengan llama variabel costing,
direct costing, atau nzarginml costing. Dalam nletode ini biaya
produksi yatlg dihitung untuk suatu periode akuntansi adalah
biaya produksi tidak la~lgsu~lg yang bersifat variabel saja.
De~nikian juga yang terjadi pada biaya operasi. Biaya operasi
dipisalkan dellgall biaya operasi tetap, karena biaya operasi
variabel berubah sesuai dengan perubal~an operasi perusahaan
sedatlg biaya operasi tetap tidak dipengaruhi oleh operasi
perusahaan.
Manfaat melode variabel costing atitara lain dapat
nlenyediakan informasi yang lebih terinci, karena pola
perilaku biaya variabel dan biaya tetap digambarkan dengall
jelas.
2.3.3.3 Penyajian Laporan Laba Rugi I'erusal~aan
Penyajian laporan laba rugi ~ile~lurut absorption
costing me~lggu~lalcan pendekatan fu~lgsional (functional
approach), yakni ~rne~lgura~~gka~l seluruh biaya produltsi
(variabel d a ~ i tetap) dari pe~~jualatl dan ke~nudian
mengurmgka~u~ya dengan biaya-biaya operasi yang
diklasifikasilta~x ruenurut fungsi-fungsi pokok perusahaan.
Laporan dengan format i~lilah yang diperbolehlcan untulc pihak
Penyajian laporan laba rugi lnenurut vnrinbel costing
menggunakan format con[~ihzriion nzc~rgin, yaltni menyajikan
informasi dengan inengurangkan lebih dahulu seluruh biaya
variabel dari penjualan, baru ke~nudian mengurangltannya
dengan seluruh biaya tetap. Laporan dengan format ini hanya
dipergunakan untuk laporan intern dan dilarang dipergunakan
untuk laporan ekstern, karena tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim.
2.4. I'enetapan I-larga Jual
Teori harga nler~~pakan ltaidah utalna dan yang pertalna dala~n illnu
ekonon~i. Dari awal terbentuknpa pasar, berdasarltan transaksi yang terjadi,
harga tnenjadi organ yang paling peka didalam tubuh suatu unit usaha.
Apapun kondisi perusahaan dan situasi yang terjadi serta berke~nbang
disekitar perusahaan, setiap keputusan yang diambil perusahaan akan
mempengaruhi harga. Dengan kata lain tiap perubahan yang dibuat di dalam
perusahaan akan menghasilkan keputusan yang paling ald~ir, yaitu keputusan
inengenai penetapan harga untuk produk yang akan dipasarkan.
2.4.1. Pengertian Harga J u a l
Berangkat dari analisa diatas maka altan dibahas bagai~nana
penetapan harga jual, nainun sebelun~nya altan disajikan terlebih
dal~ulu pengertian mengenai harga jual itu sendiri. Definisi harga jual
menurut Supriyono (1993) adalah Jumlah inoneter yang dibebankan
oleh suatu unit isa aha kepada pembeli atari pelanggan atas barang atau
jasa untuk dijual atau diseral~kan.
Mulyadi (1993) me~~yebutltan bahwa Pada dasarnya dalan~
keadaan normal, harga jual produk atau jasa harus dapat lnenutup
harga produk yang dikehendaki. Sedangkan dalam bukunya Kotler
(1997) nlembagi definisi atau pengertian harga jual dalam dua sudut
pandang, yaitu dalanl arli se~npit dan dalam arti yang lebih luas.
Dalanl arti seinpit harga adalah jumlah uang yang ditagilkan
nilai yang dipertukarkan ko~lsurnen untuk manfaat rnemiliki atau
menggunakan produk atau jasa.
Kemudian delinisi atatr petlgertian harga jual lllellurut Kohler
(1983) adalah sejumlah uang atau suatu nilai yang dipertukarkan
ilntuk mendapalkan barang alau jasa. Dari beberapa definisi atau
pengertian diatas, maka dapat harga jual merupaka~l kesesuaian
sejumlah uang atau alat tukar lainnya yang mellyatakan tlilai tukar
antara pe~ubeli dan pei~.jual ~111tuk suatu barang atau jasa. Nilai
pertulcara~l yang diberikan ole11 penjual merupaltm ju~nlah hxga
pokok produksi yang ditambah dengall laba yang d i h a q k a n oleh
penjual.
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual
Peiltillg~lya suatu produk yang dipasarkan untuk tidak hanya
dapat dinikmati llanlun juga diminati ole11 ko~lsumell nlenjadi suatu
perhatian khusus bagi perusahaan dalam inelu~lcurkan produknya
kepasaran. Banyak faktor diluar biaya yang harus dipertimbangkan
perusahaan untuk nleraih laba yang maksimal. Kotler (1997)
inenyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempe~lgauhi penetapal
ltarga tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Dibawah
ini pembahasan mengeilai faktor-faktor tersebut.
2.4.2.1 Faktor-faktor Intern yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual
1. Sasaran Pemasaran
Dalain mengambil suatu keputusan mengenai harga jual,
manajemen perusahaail perlu ruenetapkan segmen pasar yang akan
dicapai atau diraih. Peilentuan segmen pasar ini merupakan ha1
ya11g pentirtg bagi perusahaan utltuk selal~jutnya tnencari berbagai
alter~latif dalam strategi bauran pemasaran, termasuk harga. Hal
tersebut dikaenakan lingkup pasar yang ille~~~jadi target ko~lsume~l
dari produk yang dikeluarkan perusahaan me~ljadi lebih jelas datl
lebih spesifik. Jadi strategi penetal~an harga terulama ditentukan
Semakin jelas sebuah perusahaan menetapkan sasarannya,
semakin mudah penetapan harga. Sasaratl yang umum dari suatu
perusahaan juga dikenal sebagai tujua~l umutll yang ingin dicapai
ole11 perusahaan. Tujuan umum perusahaan dalam menentukan
harga jual produknya adalah :
a. Bertahan hidup
Perusahaan menetapkan bertahan ltidup sebagai
sasaran utama bila menghadapi masalah akibat kelebihan
kapasitas, persaingan berat, atau keinginan konsumen yang
berubah. Agar pabrik tetap berjalan, sebuah perusahaan
~ n u i l g k i ~ ~ me~letapltan harga rendah, dengall harapan
permi~ltaa~l aka11 naik. Asalkan harga sudah menutup biaya
variabel dan sedikit biaya tetap, tnereka dapat bertahan dalarn
bisnis.
b. Memaksimalka~l Laba Saat Ini
Perusahaan-perusahaa~l me~nperkirakan berapa besar
permintaan dan biaya pada beberapa harga yang berbeda dan
memilih harga yang aka11 men~aksimalka~l laba, arus kas, atau
pengembalia~l investasi maksimal saat ini.
c . Kepemimpinan Pasar
Pentsahaacl yang ingin me~ljadi pe~nimpin dalam pangsa
pasar aka11 me~letapka~l harga seretldah mungkin. Variasi dari
sasarau ini adalah mengejar pangsa pasar tertentu.
d. Kepemimpina~l Mutu Produk
Biasmya keputusan i ~ l i me~lgharuska~l penetapan harga
tinggi untuk menutup biaya rnutu tersebut dan biaya tinggi dari
litbang. Sebuall perusahaan inungltin juga rnenggu~lakatl hmga
u ~ ~ t r ~ k ~nencapai sasaran yang lebih spesifik. Perusahaan dapat
me~letapltatl harga rendah untuk mencegah pesaing agar tidak
memasuki pasar atau menetapkan harga pada tingkat pesaing
2. Strategi Bauran Pemasaran
Harga adalah satu-satunya alat bauran pernasaran yang
digunakan perusahaan u~itrrk ~nencapai sasaran penlasaraluliya.
Keputusan harga harus diltoordi~lasikan dengal1 rancangall produk,
distribusi, da11 promosi yang mcmbe~ltuk prograin pemasaran yang
konsisten da11 efekttif. Bahkan ketika m e ~ l o ~ ~ j o l k a n harga, penlasar
harus ingat bahwa pelangga~l jarang ~nembeli berdasarkan pada
harga saja. Sebaliknya, mereka ~ne~lcari produk yang ~nemberikan
nilai terbaik dalam arti ruanfaat yang diterirna untuk harga yang
dibayarkan.
3. Biaya
Biaya menjadi dasar bagi liarga yang dapat ditetapkan oleh
perusahaan untuk produknya. Perusahaan ingin ~nenetapkan harga
yang llle~lutup semua biaya yang dikeluarkannya untuk
memproduksi, nlendistribusi, dan met~jual produk serta
menge~nbalikan usaha da11 resiko yang dita~lggu~lg~lya pada tingkat
yang sedang.
Perusahaan de~lgan biaya lebil~ rendah dapat menetapkai
harga lebih rendah yang menghasilkaiz penjuaian dan laba yang
Iebih besar.
4. Pertimbangan Organisasi
Manaje~ne~l harus ~ n e ~ n u t u s k a ~ l siapa dalam organisasi yaug
sebaiknya inenetapkatl harga. Setiap perusahaan me~npunyai cara
yang berbeda dala~n menga~nbil keputusan mengenai penetapan
harga jual, demikian pula pillalt yang berwena~lg dalam upaya
petlgambila~l keputusan.
Dalarn perusahaan kecil, harga sering ltali ditetapkan oleh
manaje~nen puncak daripada ole11 b a g i a ~ pemasaran atau
pe~?jualan. Dalatll perusal~aan besar, penetapan harga biasailya
ditangani oleh nla~lajer divisi atau lini produk. Dalam pasar
lnelakukan negosiasi dengan pelanggan dalam rentang harga
tertentu.
2.4.2.2 Faktor-faktor Ekstern yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual
1 . Pasar dan Per~uintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami
hubungan antara harga dan permintaan ~ ~ n t u k produknya.
Perusahaan harus mempertin~bangkan persepsi konsu~nen
lnengenai harga dan bagaimana persepsi ini ~neinpengaruhi
lceputusan lneinbeli dari konsumen. Bila pelanggan menganggap
bahwa harga lebih tinggi dibandingkan nilai produk, mereka tidak
akan rnembeli produk tersebut. Oleh karena itu pemasar harus
berusaha ~nernaha~ni alasan konsuinen rnembeli suatu produk dan
menetapkan harga menurut persepsi konsumen mengenai nilai
produk.
2. Pesaing
Falctor ekste~nal lain yang mempengaruhi keputusan
penetapan harga perusahaan adalah biaya dan harga pesaing serta
kemungkinan reaksi pesaing terhadap perubahan harga perusahaan
sendiri. Perusahaan juga perlu mengetahui harga dan mutu dari
setiap produk yang dijual pesaing.
3. Faktor-faktor Eltstern yang Lain
Ketika menetapkan harga, perusahaan juga harus
memikirkan faktor-faktor lain dalanl lingkungan eltsternalnya.
Kotler (1996) menyebutkiu~ faktor-falctor tersebut autara lain
kondisi ekonomi, pedagang, pemerintah, dan pertiinbangan sosial.
Banyak faktor-faktor yallg n~empengaruhi harga jual
produk sel~ingga tidak rnenutup ke~uu~lgkinan terdapat situasi dan
kondisi lain diluar hal-ha1 yang telah disebutkan di atas yang alcan
mempengaruhi perusahaan dalam ~nenganlbil keputusan
2.4.3. Metode Penetapan Harga Jual
Narga barang dan jasa perlu ditetapkan guna menghadapi
pesaing-pesaiiig. Apabila harga ditetapkan lebih tinggi dari harga
pesaing maka akan sukar untuk menarik pembeli, kecuali kalau disertai
kupon-kupon dan selllacaiilnya atau memang kualitas barang atau jasa
yang dijual it11 lebih baik dari barang pang lain. Sedaligkan bila harga
ditetapkan lebih rendah, niungltin akan menarik pembeli, tetapi
keu~ituiigan yang diperolels juga akan melljadi rendah.
Satu ha1 yaiig pasti, pe~ientuan liarga harus dapat menutup
ongkos-ongkos pl.oduksi. Sugiri (1999) membagi metode harga jual
ltedalalli dua luetode yaitu metode cost-p1u.r pricing dan metode ri~ne
and nzaterial pricing. Metode cost-plus pricir~g digunakan oleh
perusahaan industri atau manufaktur sedailgkan metode time and
nzarerial pricing digunakan untuk perusahaa~i yang bergerak dibidang
jasa.
2.4.3.1 Cost-Pl~rs Priciitg
Pendekatail yang lazim untuk ~llenentulcan harga jual
produk standar adalah formula cost-plus. Menurut pendekatan
ini, harga jual adalah cosi ditambah dengan mark up sebesar
persentase tertentu dari cost tersebut. i k r k up harus ditentukan
sedemikiail rupa, sebiiigga laba yang diiliginkan dapat tercapai.
Dalam bukunya Sugiri (1999) melnbagi pendekatan
cosr-p1u.r. pricing nienjadi empat inacam pelideltatan atau
metode, yaitu :
1. Biaya Produksi Penuh (Absorption Costing atau Full Costing)
Salah satu dasar yang digunakan untuk
rneiie~ltulca~l harga jual prodult adalah harga polcok produk
yang dihitung dengan pelidekatan Absorption Costing
(Full Costing). Menurut pendekatan i~ii, harga pokok
jual yang ditargetkan adalah harga pokok produk dita~nbah
dengan nzurk z i p .
Meskipun pendekatan ini berna~na cost-plus, ~ n a s i h
ada bagian biaya yang terse~nbunyi dala~n nic~rk up. Biaya-
biaya yang terse~nbu~lyi (buried) tersebut adalah biaya-
biaya administrasi dan penjualan. Biaya-biaya ini dapat
pula dita~npaltkan secara terpisah dan ditambahkan dengan
biaya produksi. Jadi mark L ~ I dapat dihitung dari seluruh
biaya, baik biaya produksi maupun biaya non produksi.
Kalau ~ne~lggunakan seluruh biaya (produksi dan
1lo11 produksi) sebagai dasar penentuan ilarga, berarti aka11
didasarkan pada ,full cosi. Nanlu~l demikian, cara seperti
itu jarang dilakukatl dala~n praktik. Alasa~lnya adalah
kesulitan yang dihadapi dalanl mengalokasikan biaya IIOII
produksi jika perusahaan banyak jenisnya.
Berikut ini adatah perhitungall biaya produksi
beserta for~nula perhitungan ~riark try untuk n~enetapka~l
harga jual suatu produk berdasarkan rnetode biaya
perhitungan penuh.
Biaya ballan baku xxx
Biaya tenaga kerja Langsung xxx
Biaya overhead pabrik :
- Tetap xxx
- Variabel xxx
Biaya produksi penuh xxx
Mark tip xxx
Target harga j ual XSX
Tar;et ROI
+
Biaya Penjualan d m adniinistrasi %mnrkup =(Volurje dala11 u i t )
x
(Har~apokok produk per unit) ...( 1)Laba Bersjh Penjualan
ROI = f
2. Biaya Penuh (Full Cost)
Pendckatan ltedua yang digunakan dala~n
menelapkan harga jual adalah dengan nlelode biaya penuh
atau fir11 cosr. fir11 cost adalah seluruh biaya baik biaya
produksi maupun biaya nonproduksi. Sebagailnana
dijelaskan sebelumnya, pendekatan ini diterapkan apabila
produk yang dibuat ole11 perusahaan terdiri atas berbagai
jenis. Untuk n~en~udahka~l pemahaman, anggaplah hanya
satu jenis produk yang dibuat dan dijual perusahaan.
Beriltut ini merupakan perhilungan full cost beserta
for~nula perhitungan nzark up u ~ l t ~ ~ l t nle~letapkatl harga jual
suatu produk berdasarkan metode biaya penull.
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overlzead pabrik :
- Tetap xxx
- Variabel
Biaya produksi penuh
XXX XXX
Biay penjualatl dan administrasi variabel xxx
Biaya penjuala~i dan adlninistrasi tetap xxx
Fzill cost xxx
Mark up - xxx
Target harga jual
dimana :
SXX
Target R01
D , ~ ? n a r k z ~ ~ =
. . .
(3)[volume dalanl u i d x {Yoral biayaperunitj
3. Biaya Produksi Variabel (Variable Costing)
Dasar lcetiga yang dapat digunakan u~ltuk
lnenentukan harga jual adalah harga pokok produk yang
dillitung dengan pendekataa i~ur.inble cosfing. Menurut
pendekatan ini, harga pokok produk hanya terdiri atas biaya
variabel yang diperlukan untuk me~npludulcsi barang atau
bahan baku, biaya tetlaga kerja langsung, dan biaya
oi~erherid pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap
dianggap bukan biaya produksi, i~lelai~lka~l biaya periode
(period cost).
Berikut di bawah ini adalah perhitungan biaya
produksi beserta formula perhitungall 111ark up untuk
rue~letapka~l harga jual produk berdasarkan metode biaya
produksi variabel.
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga k e j a l a ~ ~ g s u i ~ g xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya produksi variabel xxx
Mark up
Target harga jual
XXX
XYX
Target ROI t Biaya tetap t Biayanol~produksiwiabd % mirk 11p =
(Volurne dala11 cnit) n (Harga pokokVariabel per unit:l
. . .
(4)4. Biaya Variabel (Variable Cost)
Dasar kee~npat utltuk rnenentuka~~ harga jual adalah
variable cost, yaitu seluruh biaya variabel baik biaya
produksi variabel maupun biaya ~lonproduksi variabel.
Berikut ini adalah perhitungan biaya variabel dan
for~llula perhitungan markup untuk nlenetapkan harga jual
berdasarkan metode biaya variabel (variable cost).
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsu~lg xxx
Biaya overhead pabrik variabel
-
xxxBiaya produksi variabel xxx
Biaya penjualan dall adlninistrasi variabel
xxx
Biaya variabel
i!dc~rk up
XXX
XXX
Target harga jual
dimana :
XXX
Target ROI
+
Biayatetap%?nark z i p =
[Voluri~e dalain mlit) x (BiayaVariabel per unit)
. . .
(5)Dari pelljelasan di atas. maka dapatlah dipahami
bahwa penentuan harga jual produk dengan ~lleildasarkau
pada biaya tidal< dapat dipa~ldang sebagai for~uula yang kaku
dall deterministik (pasti). Berbagai for~nula yang ada
hanyalah cara menentukan target 11arga jual sebagai
pendekatan coba-coba. Pada akhimya, konsumenlah yang
dapat menentukan harga, sehingga perusahaan harus selalu
~lle~iyesuaikall harga jualnya atau mengubah lini produkllya.
Selalu ~uenyesuaika~~ harga jual dilaltuka~i apabila pasar yang
dihadapi perusahaan adalah persingan sempuma.
2.4.3.2 Tiwe nl~cl ~Vfaterirrl Pricirrg
Pendekatan lime and inalerial l~ricirzg menggunakan dua
buah tarif penentuan harga jual, yaitu pada waktu te~laga
kerja langsurtg dan pada bahan. Tarif tersebut dibentuk untuk
menutup biaya administrasi dan penjualan, biaya tak
langsung lainnya, dan laba yang diingitlka~l. Penelltuan harga
jual detlgan metode ini lazim digunakan ole11 bengkel reparasi
jam, bengkel reparasi inobil dan motor, perusahaan
percetalcan, dan perusahaan-perusal~aatl lain yang bergerak di
bidang jasa. Melode ini juga digu~lakatl oleh berbagai
persekutuan para ahli, seperli akuntan, pengacara, dokter, dail
konsultan.
Komponen waktu dillyataka11 secara khusus sebagai tarif
per jam tenaga lcerja langsung. Tarif ini dihitung dari
pc~~jumlahan tiga elemell berikut : (1) biaya tenaga kerja
langsung, ternlasuk gaji dan t u ~ l j a ~ l g a ~ l tambahan; (2) biaya
penjualan dan administrasi; dan (3) laba yang diiagiilkan.
Adapun komponen bahan mcliputi harga beli ballan yang
digullaltan scla~lla pengerjaan ditambah material loadfig
biaya-biaya pemasaran, hcrndling dan penyimpanan ballan,
plusproJi/ nzcrrgin untuk bahan itu sendiri.
2.5. Metode Actii~ity Based Costirrg
Activioi Bused Costing merupakan ~neiode pencntuan harga pokok
produk yang ditujukan untuk menyajilcan infor~nasi harga pokok produk
secara cernlat bagi kepentinga~l manajemen, dengall n~e~lgukur kotlsu~nsi
sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk (Mulyadi, 1993). Untuk nlengevaluasi profitabilitas lini produltsi,
perlu untuk ~nelakuka~l penelusura~l biaya overhead pabrik secara tepat.
Meskipun demikian, karena biaya overhead pabrilc berhubungan secara tidak
langsung dengall produk aldlir, ~ n a k a l~arus ditemukan dasar yang sesuai
untuk ~nelnbebankan biaya tersebut ke produk individual.
Activily Bnsed Costiizg menitikberatkan penentuan harga pokok
produk diselnua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan
produk sacnpai dengan peilyeraha~l produk kepada konsumen. Jika
perusahaatl nlenggunakan pendeltata~l Activilji Bused Coslirzg dalam
penentuan harga pokok produksinya, jzrll cosl of producf ~nencakup total
biaya desain dan pengembangan produk (seperti biaya desain, biaya
pengujian produk), biaya proditksi (Cacility sustaining activity cost
+
productsustaining activity cost
+
batch related activity cost+
unit level activity cost)ditambah dellgall biaya dukungan logistilc (biaya iklan
+
biaya distribt~si+
biaya garansi produk).
2.6. Penelitian Terdahulu
Yunita (2002) meneliti tentang penerapan metode harga pokok
produksi pada perusahaan kopi bubulc cap "S", di Bekasi Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk tnenelapka~l metode perhitungan harga pokok
yang tepat bagi perusahaan dengall cara inembandingkan antara metode yang
biasa digunakan oleh perusahaan selama ini dengall rnetode
departementalisasi. Dari hasil penelitia~l tersebut menut~~juklcan bahwa ada
perbedaan antara harga pokolc yang dihitung dengall inetode
perusallaan tidak memperhitungkan biaya overhead pabrik sebagai ko~nponen
harga pokok produksi. Nasil penelitian tersebut juga me~~jelaskan dengan
adanya depa~tementalisasi terlihat bahwa masih terdapat penunlpukan-
pe~lutllpukan biaya yang masih dapat diefisienkan untuk menekan harga
pokok produksi.
Penelitian Gulton~ (2003) mempelajari penetapan harga pokok pakan
ternak pada Pengolahan Makana11 Ternalc Koperasi Peternakan Bandung
Selatan (PMT-KPBS) Cirebon. Tujuan peilelitia~l~lya adalah untuk
mempelajari penetapan harga pokolc yang dilakulca~l PMT-KPBS dan
men~bandingka~lnya dengan memperllitungkan komponen-komponen biaya,
baik biaya tetap maupun biaya variabel. Berdasarkan hasil penelitian harga
pokok yang dihitung dengall menggunalcan metode ,fitll cosfirzg ternyata
menunjukan perbedaan angka yang lebih tinggi bila ia dibandingkan dengan
perhitungall yang dilakukan oleh perusallaan. Perbandillgall ini menu~~jukan
bahwa terjadi selisih yang cukup besar yaitu sekitar Rp. 18,25/kg. perbedaan
tersebut disebabkan karena perhitungan yang dilakukan perusallaan tidak
111. METODE PENELITIAN
Bagi pihalt ntanajemen di perusahaan pemahaman ~nengenai biaya
sangat penling, Itarena inforruasi nlengenai biaya dapat digunakan untuk
~nenelitultan harga jual produk. Berdasarkan prinsip ekonomi, tujuan unlunl
dari perusahaan adalah untuk mencapai lceuntunga~i yang maksi~nal dengan
pengorbanan yang sewajarnya. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk
bekerja seefisien dan seefektif nlungkin dalani menghasilkan dan
~nenlasarkan suatu produk.
Pihak ~uanajemen harus lnanlpu nlenelltukan harga jual yang tepat
dalam n~e~nasarltan produkuya. Penetapan harga jual tersebut sangat
berkaitan dengan penetapan harga pokok prodt~ksi dari produk. Dalam
menghadapi persaingan harga antar perusahaan, maka manajenien
perusahaan perlit rnelakukan suatu pengendalian yang tepat dan tereucana
dalani ha1 penentuan biaya dasar produksi. Perhitungan biaya produksi yang
tepat akan dapat lne~nbantu lnanajenlen perusahaan dalam penga~nbilan
keputusan beserta kebijakan-kebijakan yang diambil ole11 perusahaan.
Perusahaan dapat meneutukan strategi penetapan biaya produksi dan
harga jual yang tepat atas suatu produk. Perhitungan biaya produksi yang
tepat akan dapaat inenciptakan harga jual yang konlpetitif di pasar. Perusahaan
biasanya ~nelakukan penyerapan biaya produksi dengan tujuan efisiensi
biaya. I-Ial itu dilakukan agar perusallaan dapat ~nenetapltan harga jual yang
lebih rendah dibandingkan deugan perusahaan lain yang memproduksi
produk sejenis.
Salah satu cara untuk memperoleh infornlasi biaya yang akurat
adalah dengall melalcukan perhitungan liarga polcolc produksi yang nlampu
~nerefleksikan ltonsu~llsi sunlber daya dalanl aktivitas produksinya. Sisten~ iui
dilenal dengall llama Aclhtlji Based Coslirzg (ABC).
Penelitian ini dilakulcan untuk nienganalisis biaya produltsi yang
dikeluarkan guna menghitung llarga pokok produltsi sofa pada Adi Jaya
berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk karena
unsur biaya overl~emcl pabrik tidak diperhitullgkan secara rinci dala~ll
perhitungan harga pokok produltsi. Perhitungan harga pokok produksi akan
dibandingkan antara perhitungan yang selanla ini dilakukan oleh perusahaan
dengall perhitungan harga pokok produltsi 11lenggu11alta11 ~ ~ ~ e t o d e ABC yang
menghilung selnua biaya berdasarltan kegiatan dan aktivitas yang benar-
benar terjadi pada proses produksi secara terltoordinasi.
Perhitungan harga poltok prod~~ksi denga~l inelode ABC dilakultan
dengan terlebih dahulu rnengetahui tahapan dalanl proses pelnbuatan sofa,
pada penelitian ini konsu~usi sumber daya hanya dikhususltan pada kegiatan
proses produksinya.
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan kedua metode tersebut
kemudian dibandingka~l untulc n~engetahui pengarululya terhadap
perhitungan harga pokok produksi. Dalanl kaitallnya untuk rnengetahui
nletode yang lebih efektif dan efisien yang sehari~snya digunakan dalam
perusahaan, sehingga lteuntunga~l perusahaan dapat maksimal. Kerangka
Adi Jaya Furniture
I
Adi Jaya Furniture
Produksi
Metode ABC a. Unil Level Aclil'ily
b. Batch Level Aclivify
c. Product Sustaining AclA~itjl
d. Facility Sustaining Aclivily
Perhitungall Harga Pokok
Produksi dengall metode yang
diguilakatl oleh perusal~aal
I
Analisis perballdingail dall pengaruh txetode tersebut terhadap perhitungan I-Iarya
Pokok Produksi
Penetapan I-Iarga Pokok Produksi yang paling efektif
[image:43.595.80.538.64.740.2]dan efisien
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuka~l di Adi Jaya Furniture yang beralan~at di
Jalan Pondolc Cabe Raya No. 27, Pondok Cabe Ilir, Panlulang, Tangerang.
Pemilihan Iokasi penelitian ini d i l a l t ~ ~ k a ~ l secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa perusahaan tersebut inerupakan salah satu usaha kecil
nlenengah yang sudah ~naju dan belunl menliliki pencatatan biaya yang
akural. Penelitian dilalcukan pada bulan Februari sampai April 2009.
3.3. Sumbcr Data
Data yang digunakan dala~n penelitian ini adalah data pri~uer dan
data sekunder. Data pritner diperoleh nlelalui wawancara langsung dengan
pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder n~erupakan data primer yang
telall diolah lebih lanjut dail disajikan, baik oleh pihak pengumpul data
prinler atau ole11 pihak lain nlisalnya dala~n bentuk tabei, diagram, dan lain-
lain (Juanda, 2003). Data sekunder didapat dari bukti penlbelian dan produksi
perusahaan. Data yang diperoleh dikelo~npokkan rnenurut periode tahunan
dellgan mempergunakan ~Microsofl Excel 2007.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dalam menetapkan
harga pokok produksi menggunakan ~netode Acfivily Bcised Costing (ABC).
Metode ini dipilih berdasarkan pada pengalokasian biaya overhead pabrik
nlenggunakan lnetode ABC berhubungan dengan konsunlsi aktivitas dan
penanganan produk yang benar-benar terjadi sehingga pengalokasian biaya
untuk rnenetapkan harga pokok produksi lebih alturat.
Data yang telah didapatltan dalam tahapan pengumpulan data
kemudian dirinci tiap bulan dan diolah secara n~anual dengan kalkulator dan
konlputer