• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Partisipasi Pemilih Warga Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tingkat Ekonomi Terhadap Partisipasi Pemilih Warga Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP

PARTISIPASI PEMILIH WARGA DESA BANDAR SETIA

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TESIS

Oleh

YOCTOLIS ALFIAN

127024034/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Judul Tesis : PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH WARGA DESA BANDAR

SETIA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN Nama Mahasiswa : Yoctolis Alfian

Nomor Pokok : 127024034 Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) (Hatta Ridho, S.Sos, MSP

Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Dekan

(3)

Telah diuji pada

Tanggal 29 Januari 2015

PANITIA PENGUJI

KETUA : Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA Anggota : Hatta Ridho, S.Sos, MSP

Dra. Beti Nasution. M.Si

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH

WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015 Penulis

(5)

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI

PEMILIH WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN

PERCUT SEI TUAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP)

Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

YOCTOLIS ALFIAN 127024034 / SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(6)

PERNYATAAN

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH

WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015

Penulis

(7)

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI

PEMILIH WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN

PERCUT SEI TUAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP)

Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

YOCTOLIS ALFIAN 127024034/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(8)

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

ABSTRAK

Pemilihan umum kepala daerah yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang, di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat membuat partai atau koalisi partai memenangi pemilihan kepala daerah. Pertama, faktor partai dan koalisi partai yang mengusung calon kepala daerah, dengan melihat bahwa komposisi atau koalisi partai pengusung calon memang merupakan partai-partai yang pada pemilu sebelumnya menunjukkan keunggulannya dalam perolehan suara. Partai-partai tersebut biasanya juga merupakan partai besar yang sudah dikenal masyarakat. Kedua,faktor figur calon kepala daerah yang diusung partai,calon kepala daerah yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat mampu mendongkrak kemenangan partai dan pasangan calon dalam pilkada.Ketiga,bergeraknya mesin partai politik, yang mempunyai struktur dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Desa yang dapat bergerak untuk memenangkan calonnya dalam pilkada juga turut menjadi faktor penentu kemenangan. Metode penelitian ini mengunakan format eksplanasi yaitu penelitian yang ingin melihat hubungan atau korelasi diantara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat sebagai variabel bebas adalah tingkat ekonomi dan variabel terikat adalah partisiasi politik. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang dan mengunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi. Teknik analisa data mengunakan uji statistik statistik somer’s d mengunakan Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik dan besar tingkat signifikasinya data diolah dengan mengunakan

SPSS. Hasil penelitian menunjukkan andanya pengaruh antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik warga Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan pada pemilihan Bupati Deli Serdang tahun 2013. Bedasarkan uji koefisiensi korelasi menunjukkan bahwa tingkat keeratan pengaruh tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik dalam penelitian ini berada pada interpretasi rendah yaitu 0.333. Uji determinasi menunjukkan 7% tingkat ekonomi mempengaruhi partisipasi pemilih, sedangkan 93% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan didapatkan data bahwa partisipasi pemilih responden belum mencapai taraf yang di inginkan. Saran yang disampaikan bagi pemerintahan warga Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang ke depannya dengan kandidat yang terpilih diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga nantinya akan terjadi partisipasi politik dalam pemilihan lansung yang rasional, sehingga untuk ke depannya kandidat yang sudah terpilih benar-benar mendengarkan aspirasi rakyat sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan pembangunan bangsa Indonesia ke depannya bisa berjalan dengan baik.

(9)

ECONOMIC EFFECT OF ELECTOR PARTICIPATION OF THE FAITHFUL PEOPLE VILLAGE BANDAR SETIA DISTRICT PERCUT SEI TUAN

ABSTRACT

Regional head elections held in the province of North Sumatra particularly Deli Serdang, influenced by several factors that can make the party or coalition won local elections. First, the parties and coalitions of parties nominating candidates for the head area, with the view that the composition of the bearer party or coalition candidate is indeed the parties in the previous elections showed its superiority in the vote. These parties usually also a large party already known to the public. Second, the figure head of the prospective factors that brought the party, candidate for the head area, which was already known by the public is able to boost the victory party and candidate pairs in pilkada.third, movement political party machine, which has a structure of district level down to the village which can move for the winning candidate in the elections also be a determining factor of victory. This research method using the format explanatory research that want to see a relationship or correlation between the two variables are independent variables and the dependent variable as the independent variable is the level of the dependent variable is the economic and political partisipation. With a total sample of 100 people and using simple random sampling technique sampling. Data was collected by means of questionnaires, interviews and observation. Data analysis technique using statistical tests Somer's d statistic using Product Moment to determine whether there is a relationship between the level of economic to political participation and great significance level data is processed by using SPSS. The results showed andanya influence between the economic level of the political participation of citizens of the Village District of Bandar Setia Percut Sei Tuan in Deli Serdang regency elections in 2013. Based on correlation coefficient test showed that the level of closeness influence on the economic level of political participation in this study is on the interpretation of low, 0333 . Determination test showed 7% voter participation rate affects the economy, while 93% are influenced by other factors. Observation and interview the researchers did the obtained data that respondents voter participation has not reached the desired level. Suggestions submitted to the government the citizens Bandar Setia Deli Serdang Regency to the front with the selected candidate is expected to provide solutions to problems that occur so that there will be a direct political participation in the election of a rational, so for future candidates already elected completely listen to the aspirations of the people as a good Indonesian citizens and the future development of the Indonesian nation could run well.

(10)
(11)

ECONOMIC EFFECT OF ELECTOR PARTICIPATION OF THE FAITHFUL PEOPLE VILLAGE BANDAR SETIA DISTRICT PERCUT SEI TUAN

ABSTRACT

Regional head elections held in the province of North Sumatra particularly Deli Serdang, influenced factors that can make the party or coalition won the elections daerah. first, factors parties and coalitions of parties nominating candidates for the head area, with the view that the composition or coalition bearer party candidate is indeed the parties in the previous elections showed its superiority in voice. Party acquisition is usually also a large party already known people.seconds, head of the prospective figure factors that brought the party, candidate for the head area, which was already known by the public is able to boost the victory party and candidate pairs in pilkada.third, movement political party machine, which has a structure of district level down to the village to move to win a candidate in the elections also be a determining factor of victory. Political machine driven campaign organized and solid team taking money politics proven to boost the number of votes to win the election.

This research method using the format explanatory research that want to see a relationship or correlation between the two variables are independent variables and the dependent variable as the independent variable is the level of the dependent variable is the economic and political partisipation. With a total sample of 100 people and using simple random sampling technique sampling. Data using questionnaires, interviews and observation. Data analysis technique using statistical Somer's d for using Product Moment the relationship between the level of political participation and economic with great significance level of data processed by using SPSS.

The results showed the presence of influence a relationship between the level of economic to political participation of villagers Bandar Setia District of Percut Sei Tuan in direct local elections in 2013. Correlation coefficient test showed that the level of closeness influence the economic level of participation in this research politic in located on the interpretation of observations low.determination tet showed 7% of the economy is affected by the leve of voter participation. Results and interview the researchers did the data obtained that the political participation of respondents still closed and not transparent it is still the presence of money politics received from the citizens of a particular political party representatives.

(12)

the correct listen to the aspirations of the people as an Indonesian citizen who is good and the future development of the Indonesian nation could run well.

(13)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapakan atas rahmat dan karunia Allah

SWT yang memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir

(Tesis) dari perkuliahan Program Pascasarjana Magister Studi Pembangunan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Salawat dan salam kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW yang telah memberikan seberkas sinar kehidupan melalui

Al-Qur’an dan Sunnahnya sebagai pedoman hidup kita bersama, serta guna

membedakan mana yang hak dan mana yang bathil dalam menjalani hidup ini.

Tesis ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Magister Studi

Pembangunan Sekolah Pascassarjana Universitas Sumatera Utara dalam

menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan karena

pengetahuan penulis yang sangat terbatas. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

dari pembaca yang dapat membantu kesilapan yang terdapat di dalam penulisannya

agar Tesis ini lebih bermanfaat bagi kita semua.

Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara

moril dan materil yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis

(14)

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc (CTM).Sp.A

(K), sebagai rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku pembimbing I dan ketua

Program Magister Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan arahannya selama

penulis berada di bangku perkuliahan hingga menyelesaikan tugas ini.

4. Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si selaku Sekretaris Program

Magister Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara yang juga memberikan dorongan kepada penulis untuk

cepat menyelesaikan studi ini.

5. Bapak Hatta Ridho, S.Sos, MSP selaku pembimbing II, atas kesabaran

dan keikhlasannya dalam membimbing penulis menyelesaiakan tugas

ini.

6. Ibuk Dra. Beti Nasution. M.Si selaku penguji I dan Bapak Drs. Tonny

P. Situmorang, MA selaku penguji II yang telah memberikan

masukan-masukan yang konstruktif bagi perbaikan Tesis ini.

7. Ns. Yesi Andriani, S.Kep selaku istri tercinta yang telah membantu

dan memberi motivasi kepada pnulis untuk cepat menyelesaikan tugas

akhir ini.

(15)

9. Rekan-rekan angkatan XXVI semoga dapat terus membina semangat

untuk tetap belajar. Dan juga kepada sekretariat MSP USU penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuannya.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal

atas bantuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis dan berharap

penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang

membutuhkannya.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(16)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : YOCTOLIS ALFIAN, S.Sos

2. Tempat/ tanggal lahir : Medan, 30 Oktober 1986

3. Alamat : Jl. Pengabdian Dusun I Desa Bandar Setia No. 67b

4. Jenis Kelamin : Laki - laki

5. Agama : Islam

6. Status Perkawinan : Menikah

7. Nama istri : Ns. Yesi Andriani, S.Kep

8. Pekerjaan : Wiraswasta

a. SD Negeri Medan Tahun 1998

b. SMP Muhammadiyah 01 Medan Tahun 2001

c. SMA Swasta ERIA Medan Tahun 2005

d. Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU Tahun 2011

Demikian Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Januari 2015

Yang membuat

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1.1Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1.2Manfaat Penelitian ... 7

1.4. Hipotesis ... 8

1.5. Batasan Masalah. ... 8

1.6. Penelitian Terdahulu ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Tingkat Ekonomi ... 10

2.1.1 Pengertian Ekonomi Secara Umum ... 10

2.1.2 Stratifikasi sosial dengan ukuran ekonomi/tingkat ekonomi ... 13

2.2. Partisipasi Politik ... 16

(18)

2.2.2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik ... 20

2.2.3. Pentingya Partisipasi Politik ... 22

2.2.4. Tingkat Ekonomi dan Partisipasi Politik Masyarakat ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Bentuk dan Jenis Penelitian ... 29

3.2. Defenisi Konsep ... 29

3.3. Defenisi Operasional ... 30

3.4. Populasi ... 32

3.5. Sampel ... 32

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV DESKRIPSI LOKASI ... 37

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 37

4.1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis ... 37

4.2. Penyajian Data Jawaban Responden ... 43

4.2.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur ... 43

4.2.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.2.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Agama ... 45

4.2.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46

(19)

4.2.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi ... 48

4.2.7 Responden Berdasarkan Partisipasi Pemilih ... 59

4.3. Analisa Hubungan antara Variabel X dan Variabel Y ... 75

4.4. Uji Determinasi ... 81

4.5. Analisis Data Wawancara ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1. Kesimpulan ... 83

5.2. Saran ... 85

(20)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

4.1 Luas Wilayah Desa Bandar Setia ...40

4.2 Sarana dan Prasarana Desa Bandar Setia ...40

4.3 Data Penduduk Berdasarkan Etnis atau Suku ...41

4.4 Data Penduduk Berdasarkan Agama ...41

4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pencaharian ...42

4.6 Tingkat Partisipasi Pemilih Desa Bandar Setia ...42

4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur ...43

4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...44

4.9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Agama ...45

4.10 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...46

4.11 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ...47

4.12 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi ...48

4.13 Distribusi tentang Penghasilan Setiap Bulan ...49

4.14 Distribusi tentang Pengeluaran Setiap Bulan ...51

4.15Distribusi tentang Pekerjaan Tambahan ...52

4.16 Distribusi tentang Pemenuhan Kebutuhan dengan Pendapatan ...53

4.17 Distribusi tentang Kepemilikan Tabungan ...54

4.18 Distribusi tentang Status RumahTempatTinggal ...55

4.19 Distribusi tentang Kepunyaan Alat Elektronik ...56

4.20 Distribusi tentang Kebutuhan Setiap Bulan ...56

4.21 Distribusi tentang Kepunyaan Kendaraan Bermesin ...57

(21)

4.24 Distribusi tentang Aktif Mencari Dukungan ...61

4.25 Distribusi tentang Keterlibatan Dalam Kampanye ...62

4.26 Distribusi tentang Pemberian Dana Kepada Tim Sukses ...63

4.27 Distribusi tentang Keterlibatan dan Aktif Dalam Tim Sukses ...64

4.28 Distribusi tentang Kehadiran di Tempat Pemungutan Suara ...65

4.29 Distribusi tentang Membahas Politik dalam Keluarga ...66

4.30 Distribusi tentang Alasan Mengikuti Pemilihan Bupati ...67

4.31 Distribusi tentang Visi Misi Calon Bupati ...69

4.32 Distribusi tentang Figur dan Kharisma Calon ...70

4.33 Distribusi tentang Potensi Calon Bupati Terpilih ...71

4.34 Distribusi tentang Sistem Pelaksanaan Pemilu ...72

4.35 Distribusi tentang Money Politics ...73

4.36 Distribusi tentang Pendorong Partisipasi Warga ...74

4.37 Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Partisipasi ...77

4.38 Uji Signifikan Tingkat Ekonomi terhadap Partisipasi pemilih ...78

4.49 Uji Hubungan Symmetric Measures ...79

4.40 Interpretasi Koefisien Hubungan Tingkat Ekonomi Terhadap Partisipasi Politik Warga Desa Bandar Setia ...80

(22)

PENGARUH TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH WARGA DESA BANDAR SETIA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

ABSTRAK

Pemilihan umum kepala daerah yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang, di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat membuat partai atau koalisi partai memenangi pemilihan kepala daerah. Pertama, faktor partai dan koalisi partai yang mengusung calon kepala daerah, dengan melihat bahwa komposisi atau koalisi partai pengusung calon memang merupakan partai-partai yang pada pemilu sebelumnya menunjukkan keunggulannya dalam perolehan suara. Partai-partai tersebut biasanya juga merupakan partai besar yang sudah dikenal masyarakat. Kedua,faktor figur calon kepala daerah yang diusung partai,calon kepala daerah yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat mampu mendongkrak kemenangan partai dan pasangan calon dalam pilkada.Ketiga,bergeraknya mesin partai politik, yang mempunyai struktur dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Desa yang dapat bergerak untuk memenangkan calonnya dalam pilkada juga turut menjadi faktor penentu kemenangan. Metode penelitian ini mengunakan format eksplanasi yaitu penelitian yang ingin melihat hubungan atau korelasi diantara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat sebagai variabel bebas adalah tingkat ekonomi dan variabel terikat adalah partisiasi politik. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang dan mengunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi. Teknik analisa data mengunakan uji statistik statistik somer’s d mengunakan Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik dan besar tingkat signifikasinya data diolah dengan mengunakan

SPSS. Hasil penelitian menunjukkan andanya pengaruh antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik warga Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan pada pemilihan Bupati Deli Serdang tahun 2013. Bedasarkan uji koefisiensi korelasi menunjukkan bahwa tingkat keeratan pengaruh tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik dalam penelitian ini berada pada interpretasi rendah yaitu 0.333. Uji determinasi menunjukkan 7% tingkat ekonomi mempengaruhi partisipasi pemilih, sedangkan 93% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan didapatkan data bahwa partisipasi pemilih responden belum mencapai taraf yang di inginkan. Saran yang disampaikan bagi pemerintahan warga Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang ke depannya dengan kandidat yang terpilih diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga nantinya akan terjadi partisipasi politik dalam pemilihan lansung yang rasional, sehingga untuk ke depannya kandidat yang sudah terpilih benar-benar mendengarkan aspirasi rakyat sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan pembangunan bangsa Indonesia ke depannya bisa berjalan dengan baik.

(23)

ECONOMIC EFFECT OF ELECTOR PARTICIPATION OF THE FAITHFUL PEOPLE VILLAGE BANDAR SETIA DISTRICT PERCUT SEI TUAN

ABSTRACT

Regional head elections held in the province of North Sumatra particularly Deli Serdang, influenced by several factors that can make the party or coalition won local elections. First, the parties and coalitions of parties nominating candidates for the head area, with the view that the composition of the bearer party or coalition candidate is indeed the parties in the previous elections showed its superiority in the vote. These parties usually also a large party already known to the public. Second, the figure head of the prospective factors that brought the party, candidate for the head area, which was already known by the public is able to boost the victory party and candidate pairs in pilkada.third, movement political party machine, which has a structure of district level down to the village which can move for the winning candidate in the elections also be a determining factor of victory. This research method using the format explanatory research that want to see a relationship or correlation between the two variables are independent variables and the dependent variable as the independent variable is the level of the dependent variable is the economic and political partisipation. With a total sample of 100 people and using simple random sampling technique sampling. Data was collected by means of questionnaires, interviews and observation. Data analysis technique using statistical tests Somer's d statistic using Product Moment to determine whether there is a relationship between the level of economic to political participation and great significance level data is processed by using SPSS. The results showed andanya influence between the economic level of the political participation of citizens of the Village District of Bandar Setia Percut Sei Tuan in Deli Serdang regency elections in 2013. Based on correlation coefficient test showed that the level of closeness influence on the economic level of political participation in this study is on the interpretation of low, 0333 . Determination test showed 7% voter participation rate affects the economy, while 93% are influenced by other factors. Observation and interview the researchers did the obtained data that respondents voter participation has not reached the desired level. Suggestions submitted to the government the citizens Bandar Setia Deli Serdang Regency to the front with the selected candidate is expected to provide solutions to problems that occur so that there will be a direct political participation in the election of a rational, so for future candidates already elected completely listen to the aspirations of the people as a good Indonesian citizens and the future development of the Indonesian nation could run well.

(24)
(25)

ECONOMIC EFFECT OF ELECTOR PARTICIPATION OF THE FAITHFUL PEOPLE VILLAGE BANDAR SETIA DISTRICT PERCUT SEI TUAN

ABSTRACT

Regional head elections held in the province of North Sumatra particularly Deli Serdang, influenced factors that can make the party or coalition won the elections daerah. first, factors parties and coalitions of parties nominating candidates for the head area, with the view that the composition or coalition bearer party candidate is indeed the parties in the previous elections showed its superiority in voice. Party acquisition is usually also a large party already known people.seconds, head of the prospective figure factors that brought the party, candidate for the head area, which was already known by the public is able to boost the victory party and candidate pairs in pilkada.third, movement political party machine, which has a structure of district level down to the village to move to win a candidate in the elections also be a determining factor of victory. Political machine driven campaign organized and solid team taking money politics proven to boost the number of votes to win the election.

This research method using the format explanatory research that want to see a relationship or correlation between the two variables are independent variables and the dependent variable as the independent variable is the level of the dependent variable is the economic and political partisipation. With a total sample of 100 people and using simple random sampling technique sampling. Data using questionnaires, interviews and observation. Data analysis technique using statistical Somer's d for using Product Moment the relationship between the level of political participation and economic with great significance level of data processed by using SPSS.

The results showed the presence of influence a relationship between the level of economic to political participation of villagers Bandar Setia District of Percut Sei Tuan in direct local elections in 2013. Correlation coefficient test showed that the level of closeness influence the economic level of participation in this research politic in located on the interpretation of observations low.determination tet showed 7% of the economy is affected by the leve of voter participation. Results and interview the researchers did the data obtained that the political participation of respondents still closed and not transparent it is still the presence of money politics received from the citizens of a particular political party representatives.

(26)

the correct listen to the aspirations of the people as an Indonesian citizen who is good and the future development of the Indonesian nation could run well.

(27)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu

adalah Pemilihan Kepala Daerah Langsung atau disingkat Pilkadasung. Wujud

demokratisasi telah sampai pada tataran pemerintahan daerah di Indonesia yaitu

dengan dilaksanakannya Pilkadasung di daerah dengan dasar hukum PP No. 6

Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pelaksanaan pilkada langsung ini

sebagai akses dari Pemilihan Presiden Langsung di Indonesia, konteks ini

menjadikan proses pencapaian demokratisasi ideal menjadi berdinamika di dalam

Negara Republik Indonesia, momen pilkada langsung ini merupakan momen

penegakan demokrasi lokal di daerah-daerah (PP No. 6 Tahun 2005).

Kebutuhan penegakan demokrasi di Indonesia paska demokrasi

mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai pada tatanan pemerintahan

lokal (daerah), maka pilkada langsung sebagai jawaban dalam pemenuhan

kebutuhan tersebut untuk menegakan demokrasi lansung di dalam pemerintahan

lokal sekaligus sebagai solusi dalam rangka mengembalikan supremasi rakyat

dalam politik dan legitimasi kekuasaan bagi calon akan semakin kuat yang

didasarkan atas kedaulatan rakyat. Ini bisa dilihat dari pelaksanaan dari pemilihan

(28)

Tingkat partisipasi politik pemilih dalam Pemilu di Indonesia pada Pemilu

tahun 1955 mencapai 91,4 %, pada Pemilu 1971 tingkat partisipasi politik pemilih

96,6%, Pemilu 1977 dan Pemilu 1982 tingkat partisipasi politik pemilih 96,5%,

pada Pemilu 1987 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 96,4%, pada

Pemilu 1992 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 95,1%, pada Pemilu

1997 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 93,6%, pada Pemilu 1999

tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 92,6%, pada Pemilu Legislatif tahun

2004 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 84,1%, pada Pilpres putaran

pertama tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 78,2%, sedangkan pada

Pilpres putaran kedua tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 76,6%. Pada

Pemilu Legislatif tahun 2009 tingkat partisipasi politik pemilih semakin menurun

yaitu hanya mencapai 70,9% dan pada Pilpres 2009 tingkat partisipasi politik

pemilih mencapai 71,7%. (Merdeka. Com. 2013)

Partisipasi politik rakyat tentu tak lepas dari kondisi atau sistem politik

yang sedang berproses. Sistem kepolitikan bangsa Indonesia hingga dewasa ini

telah berkali-kali mengalami perubahan, mulai dari orde baru sampai pada

reformasi. Disadari bahwa reformasi sering dimaknai sebagai era yang lebih

demokratis. Seiring dengan konstelasi politik di era reformasi penguatan

demokrasi yang legitimate sebagai harapan dari akhir transisi demokrasi, semakin

dapat dirasakan oleh masyarakat melalui pelaksanaan Pemilu sejak tahun 2004

hingga sekarang. Sebagai konsekuensi logis perubahan atmosfer politik tersebut

maka dinamika dan intensitas artikulasi politik pun makin tampak di tengah ranah

(29)

politik tidak hanya lima tahun sekali saat Pemilu saja. Tetapi juga, disemarakkan

oleh Pemilu Kepala Daerah baik pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Sebagai proses dari transformasi politik, makna pilkada selain merupakan

bagian dari penataan struktur kekuasaan makro agar lebih menjamin berfungsinya

mekanisme check and balances di antara lembaga-lembaga politik dari tingkat

pusat sampai daerah, masyarakat mengharapkan pula agar pilkada dapat

menghasilkan kepala daerah yang akuntabel, berkualitas, legitimate, dan peka

terhadap kepentingan masyarakat. Dalam konteks ini Negara memberikan

kesempatan kepada masyarakat daerah untuk menentukan sendiri segala bentuk

kebijaksanaan yang menyangkut harkat dan martabat rakyat daerah.

Sistem Pemilu Kepala Daerah secara langsung lebih menjanjikan

dibandingkan sistem yang telah berlaku sebelumnya. Pilkada langsung diyakini

memiliki kapasitas yang memadai untuk memperluas partisipasi politik

masyarakat, sehingga masyarakat daerah memiliki kesempatan untuk memilih

secara bebas pemimpin daerahnya tanpa suatu tekanan, atau intimidasi, kekerasan

politik, maupun penekanan jalur birokrasi. Dapat dikatakan pilkada merupakan

momentum yang cukup tepat munculnya berbagai varian preferensi pemilih yang

menjadi faktor dominan dalam melakukan tindakan atau perilaku politiknya.

Seseorang yang tiada mempunyai pengetahuan atas informasi mengenai suatu

masalah politik atau situasi politik mungkin merasa kurang kompeten untuk

berpartisipasi dalam sesuatu usaha guna memecahkan masalahnya, atau untuk

mengubah situasinya, maka kompetensi politiknya meningkat dengan

bertambahnya pengetahuan. Kepribadian yang ramah, suka bergaul, dominan dan

(30)

Faktor utama yang mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam

kehidupan politik adalah kepuasan finansial. Dalam studi Milbarth ditemukan

bahwa status ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang merasa tereliminasi

dari kehidupan politik. Orang yang bersangkutan pun akan menjadi apatis, hal ini

tidak terjadi pada orang yang memiliki kemapanan ekonomi. Sejumlah penelitian

menemukan bahwa individu yang mempunyai tingkat pendidikan, pendapatan dan

pekerjaan yang lebih bergengsi umumnya lebih berpartisipasi dibanding individu

yang tidak berpendidikan, berpenghasilan rendah dan pekerja kasar. Ketiga

komponen di atas terangkum dalam variabel status sosial ekonomi.

Kesimpulannya, status sosial ekonomi atau tingkat ekonomi mempengaruhi

partisipasi politik secara positif pada pemilihan kepala daerah.

Dari beberapa pilkada yang telah dilaksanaakan di Sumatera Utara

khususnya pada Kabupaten Deli Serdang, ada beberapa faktor yang dapat

membuat partai atau koalisi partai memenangi pemilihan kepala daerah. Pertama,

faktor partai dan koalisi partai yang mengusung calon kepala daerah (image dan

track record). Dengan melihat bahwa komposisi atau koalisi partai pengusung

calon memang merupakan partai-partai yang pada pemilu sebelumnya

menunjukkan keunggulannya dalam perolehan suara. Partai-partai tersebut

biasanya juga merupakan partai besar yang sudah “dikenal”masyarakat. Kedua,

faktor figur calon kepala daerah yang diusung partai (figuritas calon). Calon

kepala daerah yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat (pemilih) dinilai

mampu mendongkrak kemenangan partai dan pasangan calon dalam pilkada.

Faktor ketokohan calon, track record calon dalam dunia politik, dan popularitas

(31)

politik, partai politik yang mempunyai struktur dari tingkat Kabupaten sampai

tingkat Desa yang dapat bergerak untuk memenangkan calonnya dalam pilkada

juga turut menjadi faktor penentu kemenangan. Mesin politik yang digerakkan

secara terorganisir dan tim kampanye yang solid yang memakai money politik

terbukti mampu mendongkrak perolehan suara untuk memenangkan pilkada.

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara Indonesia, dengan luas wilayah 2.808,91 km². Jumlah penduduk 1.790.431

jiwa, kabupaten ini memiliki jumlah penduduk dari berbagai macam etnis atau

suku,suku asli penghuni Deli Serdang adalah suku Karo, Melayu dan Simalungun.

Serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti suku Jawa, Batak, Minang,

Banjar dan suku lainnya. Deli Serdang memiliki 22 Kecamatan dan 389

Kelurahan. (www.deliserdangkab.go.id.2013).

Desa Bandar Setia adalah salah satu Desa di Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang. Penduduk Desa Bandar Setia berjumlah 17.117 jiwa

yang terdiri dari laki-laki 8.715 jiwa dan perempuan 8402 dengan jumlah Kepala

Keluarga 3.422 KK, penduduk terdiri dari bermacam agama dan suku etnis.

Dengan mata pencaharian sebagai petani, wiraswasta, PNS dan pedagang. Tingkat

Partisipasi Pemilih Desa Bandar Setia pada pada Pemilukada Bupati Deli Serdang

Tahun 2013 adalah jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih sebesar 41%,

dan tidak menggunakan hak pilih sebesar 59 %. (PPS Bandar Setia, 2013).

Pemilihan Kepala Daerah langsung Kabupaten Deli Serdang yang telah

berlangsung pada tahun 2013, idealnya dijadikan sebagai proses penguatan

demokratisasi. Dalam konteks penguatan demokratisasi, masyarakat yang

(32)

yang benar. Di Desa Bandar Setia partisipasi politik cendrung di mobilisasi oleh

money politik, warga setempat mau menggunakan hak pilihnya jika ada yang

memberi uang. Kebanyakan warga yang mau berpartisipasi adalah warga yang

tergolong ekonomi menengah ke bawah yang telah diberi uang oleh sekelompok

tim sukses pasangan calon Bupati.

Melihat asumsi dari penjelasan diatas bahwa partisipasi politik mempunyai

keterkaitan dengan tingkat ekonomi seseorang dimana semakin tinggi tingkat

ekonomi seseorang maka partisipasi politik dari orang tersebut akan cenderung

lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

pembuktian dengan objek yang diteliti adalah warga Desa Bandar Setia yang

memiliki tingkat ekonomi yang berbeda. Penulis akan melakukan analisa

hubungan antara tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik. Bertitik tolak dari

paparan di atas, maka penulis merasa permasalahan di atas adalah sesuatu yang

menarik dan perlu untuk diteliti dengan penelitian yang berjudul : “Pengaruh

Tingkat Ekonomi Terhadap Partisipasi Pemilih Warga Desa Bandar Setia

Kecamatan Percut Sei Tuan Pada Pemilihan Bupati Deli Serdang Tahun

2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Mengingat penelitian harus dilaksanakan secara visible dan manageable

(Usman, 2004:24), yaitu sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kapasitas peneliti

sendiri, juga menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka

dari latar belakang masalah di atas penulis hanya membatasi pada pengaruh

tingkat ekonomi warga Desa Bandar Setia terhadap partisipasi pemilih di dalam

(33)

Sehubungan dengan perumusan masalah dari penelitian ini penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Seberapa besar pengaruh tingkat

ekonomi terhadap partisipasi pemilih warga Desa Bandar Setia Kecamatan Percut

Sei Tuan pada pemilihan Bupati Deli Serdang tahun 2013”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat ekonomi warga Desa Bandar Setia

Kecamatan Percut Sei Tuan.

2. Untuk mengetahui partisipasi warga Desa Bandar Setia pada Pemilihan

Bupati Deli Serdang tahun 2013.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat ekonomi terhadap

partisipasi pemilih masyarakat warga Desa Bandar Setia pada

pemiihan Bupati Deli Serdang tahun 2013.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis penelitian ini bersifat deduktif yang bermanfaat dalam

melihat eksistensi dan relevansi teori dengan realitas yang ada di

masyarakat.

2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang

dapat digunakan sebagai referensi terhadap partisipasi politik, juga

sebagai perbandingan dalam melakukan penelitian masa yang akan

datang dan bagi pemerintahan daerah dapat digunakan sebagai bahan

(34)

3. Secara metodelogis penelitian ini memberikan kontribusi dalam

memperkaya Khazanah ilmu pengetahuan dibidang ilmu politik.

1.4 Hipotesis

Hipotesis adalah : “kesimpulan sementara atau preposisi tentatif tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih” (Singarimbun, 2006:21). Hipotesis yang

baik harus memenuhi dua kriteria, pertama hipotesis harus menggambarkan

hubungan di antara variabel-variabel, kedua hipotesis harus memberikan petunjuk

bagaimana pengujian hubungan tersebut”.

Untuk keperluan pengujian hipotesis pada penelitian ini dibutuhkan dua

alternatif hipotesis untuk dirumuskan, maka untuk memenuhi syarat pengujian

tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho :µ = 0 (Tidak ada hubungan tingkat ekonomi terhadap partisipasi pemilih

warga Kelurahan Desa Bandar Setia)

Ha : µ ≠ 0 (Ada hubungan tingkat ekonomi terhadap partisipasi pemilih warga

Kelurahan Desa Bandar Setia).

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dilakukan untuk melihat partisipasi pemilih warga

Desa Bandar Setia pada pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Deli

Serdang tahun 2013. Penelitian ini dilakukan mengingat kebanyakan penduduk di

kelurahan ini masyarakat yang memiliki pekerjaan tidak tetap sebagai pedagang,

buruh, petani, dan lain-lain, partisipasi pemilih hanya diihat dari aspek ekonomi

saja. Aspek ekonomi ini dipilih karena berangkat dari asumsi bahwa warga Desa

Bandar Setia mempunyai pekerjaan yang berubah-rubah dengan mengelola

(35)

pentingnya untuk melihat aktivitas ekonomi yang dimiliki oleh warga Desa

Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan itu dalam kaitannya dengan partisipasi

pemilih mereka.

1.6 Penelitian Terdahulu

Dalam penusuran kepustakaan, penulis menemukan tesis yang berkaitan

dengan tema yang penulis ambil, yaitu tesis karya Abd. Azis Angkat (2007), yang

berjudul “Tingkat Ekonomi dan Partisipasi Politik Etnis Tionghoa”. Tesis tersebut

meneliti tentang adakah hubungan tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik

kalangan etnis Tionghoa di Kelurahan Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

Dimana metode penelitian ini mengunakan format eksplanasi menggunakan uji

statistik somer’d, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya hubungan

tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik kalangan etnis tionghoa, dengan

tingkat keeratan pengaruh tingkat ekonomi terhadap partisipasi politik berada

pada interpretasi kuat yaitu sebesar 0,463. Dan tesis lain yang penulis ambil yaitu

hasil penelitian Saiful Huda Tahun 2012 yang berjudul “Partisipasi politik

masyarakat dalam Pemilukada 2012 Kabupaten Pati Kecamatan Trangkil

Kabupaten Pati. Dimana metode penelitian ini mengunakan pendekatan

kuantitatif dengan empiris analitik dan hasil penelitiannya menunjukkan adanya

beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi politik diantaranya faktor money

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tingkat Ekonomi

2.1.1 Pengertian Ekonomi Secara Umum

Di dalam struktur sosial kemasyarakatan banyak terdapat ukuran-ukuran di

dalam pelapisan-pelapisan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut yang lebih

dikenal dengan istilah stratifikasi sosial diantaranya adalah pelapisan yang terjadi

karena kekayaan seseorang yang lebih dikenal dengan sebutan tingkat ekonomi.

Sebelum beranjak lebih jauh untuk memahami hal tersebut perlu untuk menelaah

kembali pengertian dari ekonomi itu sendiri sebagai arti dasar pembentukan

tingkatan atau pelapisan yang terjadi di dalam struktur sosial kemasyarakatan

tersebut. Ekonomi sendiri adalah sebuah cabang ilmu sosial yang berobjek pada

individu dan masyarakat, secara etimologis dapat diartikan ekonomi terdiri dari

dua suku kata bahasa Yunani yaitu oikos dan nomos yang berarti tata laksana

rumah tangga (Rosyidi, 2009:5). Dapat dilihat dari namanya maka pada saat

pertama kali diperkenalkan ekonomi sendiri mempunyai ruang lingkup kajian dan

permasalahan yang sangat terbatas yaitu hanya pada tata laksana rumah tangga

dan hanya pada permasalahan mencukupi kebutuhan rumah tangga saja.

Untuk melihat defenisi ekonomi secara utuh Rosyidi (2009:7)

mendefinisikannya sebagai berikut :

“ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya

(37)

yang timbul karna perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi

kebutuhannya atau untuk mencapai kemakmuran”

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa ekonomi secara umum

mengkaji mengenai pemenuhan kebutuhan manusia dan kemakmuran manusia,

dua hal pokok dari permasalahan ekonomi tersebut yaitu kebutuhan dan

pencapaian kemakmuran merupakan salah satu dasar di dalam pelapisan sosial di

dalam masyarakat bila dihubungkan dengan permasalahan mikro tingkat ekonomi

masyarakat, dengan kata lain semakin makmur seseorang dan semakin mampu

untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai tingkatannya maka semakin

tinggi pula tingkat ekonomi seseorang di dalam struktur sosial kemasyarakatan,

lebih lanjut kita dapat melihat definisi lain seperti yang diungkap Silk (dalam

Rosyidi, 2009:27)

“ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan (Wealth) dan merupakan

suatu bagian yang penting daripada studi tentang manusia. Hal ini disebabkan

karena sifat manusia yang telah dibentuk oleh kerjanya sehari-hari, serta

sumber-sumber material yang mereka dapatkan”.

Dari definisi di atas terdapat satu unsur yaitu kekayaan yang menjadi

ukuran di dalam studi tentang ekonomi tersebut dimana unsur kekayaan dan

sumber-sumbernya merupakan kunci sukses di dalam pemenuhan tingkatan

kebutuhan manusia. Dengan kekayaan maka pemenuhan kebutuhan akan tercapai,

dimana semakin kaya seseorang maka akan semakin tinggi kemampuannya untuk

memenuhi tingkatan kebutuhannya. Selanjutnya Rosyidi (2009:35) menyatakan:

“begitu banyak tujuan hidup seseorang akan tetapi satu hal yang pasti yaitu bahwa

(38)

memungkinkan untuk memilih cara hidup yang dipilih dan yang disukainnya,

semakin besar pendapatannya akan semakin luas kesempatan yang terbuka

baginya untuk memenuhi keinginannya”.

Berdasarkan ungkapan di atas dapat kita lihat manusia selain mempunyai

kebutuhan (needs) juga mempunyai keinginan (wants), yang mana peneliti

membedakannya sebagai berikut bahwa konsep kebutuhan adalah segala sesuatu

yang harus terpenuhi di dalam kehidupan manusia yang bersifat lahiriah seperti

makan, minum, sandang pangan, namun berbeda dengan konsep keinginan yaitu

sesuatu yang tidak harus dipenuhi namun menjadi harapan untuk dimiliki dalam

kehidupan seseorang. Dari uraian di atas pendapatan seseorang juga terkait

dengan ukuran ekonomi seseorang dimana dengan pendapatan yang besar akan

menuju kepada kekayaan dan akses terhadap pemenuhan tingkatan kebutuhan

akan semakin besar.

Dari semua uraian tentang ekonomi di atas dapat dilihat bahwa ekonomi

adalah studi tentang individu dan masyarakat yang mengkaji tentang pemenuhan

kebutuhan individu dan masyarakat yang terdiri dari berbagai hierarkis kebutuhan

dan keinginan masyarakat, dimana dari konsep di atas menghasikan beberapa

unsur utuk mendukung konsep tersebut namun kesemuanya itu apabila ditelaah

tetap mengacu kepada satu konsep yaitu kemampuam akses terhadap pemenuhan

terhadap pemenuhan tingkatan-tingkatan kebutuhan dan keinginan manusia yang

bermuara kepada kemakmuran seseorang, kemampuam akses tersebut diwujudkan

melalui pendapatan seseorang dan kekayaannya yang bertujuan untuk pemenuhan

(39)

mendukung kearah pemenuhan kebutuhan tersebut teergolong dalam unsur

indikator penentuan tingkatan ekonomi seseorang di dalam masyarakat.

2.1.2 Stratifikasi sosial dengan ukuran ekonomi / tingkat ekonomi

Di dalam melakukan pemisahan atau penentuan tingkatan-tingkatan atau

pelapisan status ekonomi seseorang di dalam masyarakat tidak terlepas dari

konsep sosiologis tentang terjdinya stratifikasi sosial di dalam masyarakat.

Konsep ini diperlukan dalam penelitian ini, dimana konsep ini menjelaskan

tentang dasar terjadinya tingkatan-tingkatan atau lapisan-lapisan di dalam

kehidupan masyarakat.

Pengertian stratifikasi sosial menurut (Soekanto, 2006:252) sebagai

berikut:

Socialstratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah kelas rendah yang

terdiri dari berbagai dasar bentuk indikator dalam penentuan kelas tinggi dan

rendah tersebut”

Stratifikasi sosial selalu terdapat di dalam sebuah masyarakat dimanapun

masyarakat itu berada, artinya setiap masyarakat selalu terdiri dari tingkatan atau

pelapisan-pelapisan di dalam struktur masyarakat itu sendiri yang menentukan

posisi atau kedudukan individu di dalam masyarakat tersebut, yang didasarkan

atas adanya sesuatu yang dihargai di masyarakat. Sesuatu yang dihargai di dalam

masyarakat tersebut itulah yang tentunya sebagai sebab timbulnya sistem yang

berlapis-lapis di dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu

mungkin sesuatu barang, mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai

(40)

agama atau mungkin juga keturunan dari keluarga terhormat. Uraian ini didukung

oleh beberapa pendapat ahli diantaranya seperti yang diungkapkan Sorokin (dalam

Soekanto, 2006:251) berikut :

“Bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap

masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga

dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat yang berkedudukan dalm

lapisan atas begitu juga sebaliknya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk-bentuk

dasar di dalam lapisan masyarakat tersebut terlebih dahulu dengan melihat

beberapa pendapat ahli berikut, Surbakti (2004:144) menyatakan, “Yang

dimaksud status ekonomi ialah kedudukan seseorang di dalam pelapisan

masyarakat berdasrkan pemilikan kekayaan”. Dari ungkapan mengenai status

ekonomi masyarakat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemilikan kekayaan

di dalam masyarakat sebagai dasar di dalam menentukan tinggi rendahnya status

ekonomi individu di dalam masyarakat. Unsur-unsur yang dapat digunakan

sebagai tolak ukur dalam melihat pemilikan kekayaan seseorang individu di dalam

masyarakat, walaupun berkait dengan konsep status sosial lainnya, dapat dijadikan

indikator di dalam melihat status ekonomi seseorang di dalam masyarakat.

Ukuran atau kriteria yang ditawarkan para ahli dalm

mengolong-golongkan anggota masyarakat berdasarkan status ekonominya dapat dipaparkan

lebih lanjut sebagai dasar di dalam melihat tinggi rendahnya ukuran kekayaan

sesorang. Seperti yang diungkapkan Soekanto (2006:263) “Yang termasuk di

dalam ukuran kekayaan dapat dilihat dari bentuk rumah yang bersangkutan, mobil

(41)

barang-barang mahal”. Kemudian ukuran lain seperti yang diungkapkan Surbakti

(2004:144), “Status ekonomi seseorang dapat diketahui dari pendapatan,

pengeluaran, ataupun pemilikan benda-benda berharga dari orang tersebut”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa seseorang itu

termasuk dalam status ekonomi tinggi, sedang dan rendah dalam lapisan

masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat

kepadanya dilihat dari kekayaan seseorang sebagai kunci akses terhadap

pemenuhan tingkatan kebutuhan dan keinginan seseorang tersebut di dalam

masyarakat, dengan mengikuti pendapat para ahli di atas dan berdasarkan uraian

sebelumnya, maka ukuran yang dipakai dalam penelitian ini untuk melihat tingkat

ekonomi seseorang adalah penghasilan, pengeluaran, pemilikan terhadap

benda-benda berharga, jabatan pekerjaan/mata pencaharian, pemenuhan tingkatan

kebutuhan. Berdasarkan ini ditetapkan seseorang berada dalam kedudukan status

ekonomi tinggi, sedang, dan rendah.

Artinya semakin tinggi faktor-faktor di atas dimiliki seseorang, maka

semkin tinggi tingkatan status ekonominya dan sebaliknya. Hal ini perlu diketahui

untuk bahan analisa selanjutnya setelah penulis nantinya terjun ke lapangan untuk

mengadakan penelitian, sebab bagaimanapun juga adanya status ekonomi yang

berbeda akan sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam pembentukan sikap

politiknya dan tingkah laku politiknya yang tertuang di dalam partisipasi politik

(42)

2.2 Partisipasi Politik

2.2.1 Pengertian Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan sebuah aspek penting di dalam sebuah

Negara demokrasi, juga sebagai sebuah tolak ukur tingkat demokratisasi di dalam

sebuah Negara. Untuk mendefinisikan dan memahami konsep partisipasi politik,

maka terlebih dahulu perlu untuk mendefinisikan apa itu partisipasi. Menurut

Rahman (2002:128) sebagai berikut:

“Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam

situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu

tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil

bagian dalam setiap pertanggung jawaban bersama”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah

menyangkut masalah keterlibatan individu untuk berperan serta dalam organisasi

dan pencapaian tujuannya yang bermua pada kesadaran dan adanya rasa

pertanggun jawaban terhadap organisasi tersebut. Kemudian dari pengertian

tersebut dapat dilanjutkan kepada pengertian partisipasi politik, seperti yang

diungkapkan Huttington dan nelson (2003: 6), “partisipasi politik adalah sebagai

suatu kegiatan warga Negara yang bertujuan mempengaruhi pengambilan

keputusan oleh pemerintah”. Pada pengertian ini partisipasi politik dapat

diartikan dalam ruang lingkup yang terbatas dan masih membutuhkan kejelasan

bentuk konsep untuk memahaminya, secara lanjut dapat dilihat pengertian

partisipasi politik menurut ahli lain seperti yang diungkapkan Surbakti (2004:1)

yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah”. Pada

(43)

dan masih membutuhkan kejelasan bentuk konsep untuk memahaminya, secara

lanjut dapat dilihat pengertian partisipasi politik menurut ahli lain seperti yang

diungkapkan Surbakti (2004:140), “Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga

negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau memengaruhi

hidupnya”, dari kedua konsep diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa

partisipasi politik diartikan sebagai sebuah kegiatan yang berupa keikutsertaan

warga Negara biasa di dalam mempengaruhi proses politik.

Sebagai bahan perbandingan kita dapat melihat definisi lain tentang

partisipasi politik seperti yang diungkapkan Budiardjo (2008:183) “partisipasi

politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara

aktif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pimpinan negara, dan

secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah (publik

policy)”. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara pemilihan

umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok

kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau

anggota parlemen dan sebagainya. Dari definisi ini terdapat cakupan yang lebih

luas di dalam memaknai konsep mengenai partisipasi politik dimana partisipasi

politik dipandang sebagai kegiatan yang bisa dilakukan secara kolektif dan

individual yang berperan serta dalam kehidupan poitik. Dengan bentuk memilih

pimpinan Negara secara lansung maupun tidak lansung ataupun mempengaruhi

kebijakan umum (public policy). Untuk melengkapi pemahaman mengenai

partisipasi politik penulis merasa perlu untuk menguraikan pendapat ahli lain yang

(44)

Mc Closcy (dalam Budiardjo,2008:2) berpendapat “partisipasi adalah

kegiatan secara pribadi dan sukarela dari warga masyarakat melalui dimana

mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara lansung

atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum”. Dari pengertian

ini kegiatan atau partisipasi politik seseorang seharusnya dilaksanakna tanpa ada

unsur paksaan dari pihak manapun yang dilakukan secara sukarela.

Inti dari pengertian yang diungkapkan Mc Closcy di atas adalah sama

dengan teori yang telah diuraikan sebelumnya namun ada penambahan yaitu

bahwa keikutsertaan masyarakat biasa tersebut secara individual maupun kolektif

di dalam proses politik dilakukan bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak

manapun dam pemilihan yang dilakukan oleh warga Negara biasa tidak terbatasi

hanya kepada pemilihan kepala Negara seperti uraian teori sebeumnya namun

dikatakan proses pemilihan penguas, yang bisa saja bersifat loka maupun

nasional. Maksud peminpin bukan brarti hanya seorang peminpin Negara namun

di dalam sebuah Negara terdiri dari beberapa wilayah-wilayah yang membentuk

pemerintahan local yang tetep terjalin di dalam suprastruktur Negara tetapi

memiliki pemerintahan lokal di masing-masing daerah dalam kontek Indonesia

lebih dikenal dengan istilah pemerintahan daerah. Pemimpin daerah tersebut

merupakan penguasa didaerah yang dipilih rakyat baik secara langsung maupun

secara tidak langsung

Di Amerika Serikat perkembangan teori partisipasi politik bersamaan

dengan perkembangan sosiologi dan psokologi perkembangan ini berjalan dengan

(45)

Dari semua pengertian diatas dapat dipahami bahwa partisipasi politik

secara substansial adalah keterlibatan atau keikutsertaan seseorang atau

sekelompok seorang dalam proses poitik yang termanifestasikan dalam

kegiatan-kegiatan yang bersift sukarela tanpa ada paksan dari pihak manapun. Kegiatan

partisipasi politik ini juga dilakukan oleh warga Negara biasa yang tidak memiliki

kewenangan untuk memerintah, institusi yang menjadi sasaran atau objek politik

dari partisipasi politik tersebut yaitu pemerintah sebagai pemegang

otoritas.partisipasi politik juga memiliki tujuan terhadap segala aktivitas-aktivitas

pemerintahan termasuk pemilihan penguasa (pemimpin) ditingkat pusat maupun

lokal.

Karena terlalu wujud partisipasi di dalam proses dinamika politik disebuah

Negara maka dari itu untuk kebutuhan penelitian ini penulis membatasi dan

memilih teori yang relevan untuk pelaksanaan penelitian ini mengingat momen

dari penelitian ini adalah pemilihan kepala daerah lansung maka partisipasi politik

yang diteliti berorientasi kepada partisipasi politik pada pemilihan kepala daerah

secara lansung saja maka dari itu pengertian yang penulis rumuskan adalah

sebagai berikut yaitu kegiatan, keterlibatan atau keikutsertaan seseorang warga

Negara bisa secara sukarela yang dilakukan secara legal di dalam proses atau

momen politik tertentu yang diantaranya bertujuan untuk melakukan pemilihan

terhadap penguasa atau pejabat pemerintahan baik ditingkat pusat maupun daerah

(lokal) secara lansung maupun tidak lansung dan sekaligus juga bertujuan

(46)

2.2.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik

Menurut Milbrath Goel (dalam Surbakti, 2004:191) ada tujuh bentuk

partisipasi politik individual dalam sebuah Negara yaitu:

1. Aphatetic inactives: tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah

memilih

2. Passive supporters: memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade

patriotik membayar seluruh pajak

3. Contact socialist: pejabat penghubung lokal (daerah), provinsi dan

nasional dalam masalah-masalah tertentu

4. Communicators: mengikuti informasi-informasi politik, terlibat dalam

diskusi-diskusi, menulis surat pada editor surat kabar, mengirim

pesan-pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin politik

5. Party and campaign workes: bekerja untuk partai politik atau kandidat,

meyakinkan orang lain temtang bagaimana memilih menghadiri

pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau

kandidat, bergabung dan mendukung partai politik

6. Community activists: bekerja dengan orang lain berkaitan dengan

masalah-masalah local, membentuk kelompok untuk menangani

problem-problem lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi-organisasi

kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan

dengan isu-isu sosial

7. Protesters: bergabung dengan demonstrasi-demonstrasi publik dijalanan,

(47)

melakukan sesuatu yang salah, menghadapi pertemuan-pertemuan protes,

menolak mematuhi aturan-aturan.

Partisipasi menurut Surbakti (2004:142), dibedakan menjadi partisipasi

aktif dan pasif yang termasuk di dalam kategori partisipasi aktif adalah kegiatan

yang berorientasi pada proses input dan output politik, sedangkan partisipasi pasif

merupakan kegiatan yang berorientasi pada proses output saja. Bentuk dari

partisipasi pasif ini adalah berupa kegiatan yang menaati pemerintah, menerima

dan melakukan saja setiap keputusan pemerintah. Jika terdapat anggota

masyarakat yang tidak termasuk dalam kategori keduanya ini dinamakan apatis

atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah golput (golongan putih).

Menurut Almond (dalam Rahman, 2002:131), bentuk-bentuk partisipasi

yang terjadi di berbagai Negara dan waktu dapat dibedakan menjadi kegiatan

politik dalam bentuk konvensional. Partisipasi konvensional yaitu:

1. Pemberian suara

2. Diskusi publik

3. Kegiatan kampanye

4. Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan

5. Komunikasi individual dengan pejabat politik administrative

Partisipasi non konvensional:

1. Berdemonstrasi

2. Konfrontasi

(48)

5. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia, penculikan pembunuhan

Dari uraian di atas dapa dilihat bahwa partisipasi yang berbentuk

konvensional dilakukan sesuai dengan mekanisme (legal) sedangkan yang non

konvensional penuh kekerasan terkadang tidak sesuai dengan mekanisme (ilegal).

Dari berberbagai aktivitas ini, kita bisa melihat keberagaman aktivitas

dalam partisipasi politik. Dari hal yang paling sederhana hingga yang kompleks,

dari bentuk-bentuk mengutamakan kondisi damai sampai tindakan kekerasan,

namun pada umumnya partisipasi politik hanya mencakup kegiatan yang bersifat

positif, akan tetapi ada juga pendapat ahli seperti Huttington dan Nelson yang

menganggap bahwa kegiatan yang ada unsur destruktifnya atau bersifat non

konvensional yang ilegal, seperti pengerusakan, teror, pembunuhan politik dan

lainnya dapat merupakan suatu bentuk partisipasi. Penulis membatasi bentuk

partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada partisipasi dalam

tindakan-tindakan yang bersifat legal.

2.2.3 Pentingnya Partisipasi Politik

Partisipasi warga Negara (private citizen) bertujuan untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau

kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau

dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif (Samuel P.

Huntington dan Joan Nelson, 2003:3). Partisipasi politik merupakan aspek penting

(49)

•Keputusan politik yang diambil oleh pemerintah akan menyangkut dan

mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Karena itu masyarakat berhak ikut

serta menentukan isi keputusan politik.

• Untuk tidak dilanggarnya hak-hak sebagai warga negara dalam setiap kebijakan

yang diambil oleh pemerintah.

2.2.4 Tingkat Ekonomi dan Partisipasi Politik Mayarakat

Di dalam kontek nasional (makro) sebuah Negara, tingkat demokratisasi

yang tinggi menjadi sebuah harapan untuk dapat diwujudkan pada Negara tersebut

tentunya hal ini dapat terwujud dengan meningkatkan partisipasi politik warga

Negara tersebut.

Pada kenyataanya kalau kita merujuk pada perkembangan demokratisasi

pada Negara-negara di dunia, Negara-negara dunia ketiga lebih banyak

mengalami permasalahan penegakan demokrasi dibanding dengan Negara maju

lainnya. Dari berbagai penelitian yang dilaksanakan di Negara dunia ketiga

banyak terdapat permasalahan rendahnya wujud demokratisasi di Negara dunia

ketiga tersebut. Sehingga dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa Negara dunia ketiga

adalah sebuah kelompok Negara-negara yana pertumbuhan ekonomi atau tingkat

ekonomi Negaranya cenderung terbelakang dibanding Negara maju, maka dari

fakta ini sebenarnya ada keterkaitan antara tingkat ekonomi atau pertumbuhan

ekonomi sebuah Negara dengan wujud penegakan demokrasi di Negara tersebut,

dengan kata lain perwujudan demokrasi disebuah Negara ditentukan oleh

(50)

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemakmuran sebuah Negara

mengindikasikan sebuah korelasi yang positif dengan terwujudnya demokrasi

yang ideal dan didukung oleh pendapat beberapa ahli seperti yang diungkapkan

Liser & lerner (dalam Huntington dan Nelson 2003:27): “adanya hubungan yang

positif antara pembangunan ekonomi dan demokrasi juga hubungan antara

modernisasi sosio-ekonomi dengan partisipasi politik”. Selain itu ditegaskan juga

oeh Azyumardi (2002:13) sebagai berikut: “setidaknya salah satu prasyarat yang

dapat membuat pertumbuhan demokrasi menjadi harapan yaitu peningkatan

kesejahteraan ekonomi rakyat secara keseluruhan, semakin sejahtera ekonomi

sebuah bangsa maka semakin besar peluangnya untuk mengembangkan dan

mempertahankan demokrasi”.

Dengan kata lain dalam kontek makro, sebuah Negara yang makmur

tentunya perwujudan demokrasi dinegara tersebut akan cenderung lebih baik

selain itu demokrasi juga dipahami dan diyakini mempunyai kebutuhan akan

sumber-sumber daya di dalam eksistensi perwujudannya, Surbakti (2004:231)

mengungkapkan, demokrasi menghendaki konstitusi, dan demokrasi menghendaki

sumber-sumber ekonomi yang relatif cukup di distribusikan kepada masyarakat”

dari ungkapan ini dapat diketahui bahwa penegakan demokrasi mempunyai

kebutuhan akan sumber-sumber daya ekonomi masyarakat, di dalam rangka

meningkatkan demokratisasi di dalam sebuah Negara.

Dari ungkapan dan uraian di atas tidak dipungkiri lagi bahwa ekonomi

suatu Negara menjadi faktor atau variabel penentu di dalam mewujudkan sebuah

(51)

pemerintahan di sebuah Negara, hal ini mengacu kepada partisipasi politik dari

masyarakat, di mana semakin tinggi partisipasi politik masyarakat maka akan

semakin baik wujud demokratisasi dinegara tersebut.

Dari uraian di atas pengaruh tingkat ekonomi individu di dalam masyarakat

sebagai unsur pembentukan partisipasi politik individu tersebut dalam kontek

mikro tergambar bahwa adanya korelasi diantara keduanya dan didukung kembali

oleh pendapat ahli, seperti yang diungkapkan Surbakti (2004:144):’’ Seseorang

yang memiliki status sosial dan status ekonomi yang tinggi diperkirakan tidak

hanya memiliki pengetahuan politik, tetapi juga mempunyai minat dan perhatian

pada politik, serta sikap dan kepercayaan terhadap pemerintah”. Artinya tingkat

ekonomi dari seseorang mempunyai korelasi positif terhadap partisipasi orang

tersebut di dalam politik dan pemerintahan, hal ini ditegaskan kembali oleh

Surbakti (2004:232): “Masyarakat yang miskin dalam sumber-sumber ekonomi

akan mengalami kesukaran untuk memenuhi tuntutan dan harapan masyarakatnya

yang akan menyebabkan timbulnya frustasi dan keresahan yang pada giliranya

melumpuhkan demokrasi”

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sebagai salah satu

faktor penghambat kesadaran individu, yang membentuk masyarakat untuk dapat

terlibat di dalam politik dan pemerintahan, yang mana menimbulkan akses

lumpuhnya demokratisasi di dalam sebuah Negara. Dari uraian tersebut dapa

dikatakan bahwa tingkat ekonomi seseorang (konteks mikro) berkorelasi dan

sebagai salah satu variabel pokok dalam mewujudkan partisipasi politik seseorang

Gambar

tabel kemudian digambarkan dengan tabel distribusi normal agar
Tabel 4.1  Luas Wilayah Desa Bandar Setia
Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan  Etnis atau Suku
Tabel 4.6  Tingkat Partisipasi Pemilih Desa Bandar Setia Kecamatan        Percut Sei Tuan pada PemilukadaBupati  Deli Serdang Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian yaitu data jaringan irigasi pada daerah irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, data produksi padi,

Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian yaitu data jaringan irigasi pada daerah irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, data produksi padi,

Sehubungan dengan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada LPSE Kabupaten Deli Serdang untuk Paket Pekerjaan Perencanaan Pembangunan SPAM Percut Sei Tuan kode lelang

Data suhu udara rata-rata bulanan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Judul Skripsi : KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN DESA BAGANPERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG (Studi Kemiskinan Keluarga Nelayan Desa Bagan Percut).. Nama

Pelaksanaan kesepakatan penitipan anak pada masa pembelajaran di pesanteren adalah pihak Pesanteren Nurul Hakim Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dan orang

23 ANALISIS PERILAKU KOMUNIKASI ANAK-ANAK BROKEN HOME DI DUSUN IX DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG Dinda Chairunisa,1 Ridwan Nasution2