EFEK MODEL
MENGGUNAKAN
KEMAMPUAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH
MAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS
FISIKA SISWA SMA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : LYLIS BAHRIANI
NIM. 8146176010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
TRAINING
MACROMEDIA FLASH DAN
TERHADAP
i ABSTRAK
Lylis Bahriani (NIM : 8146176010) Efek model pembelajaran inquiry training menggunakan media macromedia flash dan kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses sains fisika siswa SMA. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis apakah hasil keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training menggunakan media macromedia flash lebih baik daripada pembelajaran konvensional 2) menganalisis apakah hasil keterampilan proses sains fisika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik daripada
siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dibawah rata-rata dan 3) menganalisis apakah ada interaksi antara model pembelajaran inquiry training
menggunakan media macromedia flash dengan kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses sains fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest design dan desain anava. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Eria Medan tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel diambil secara cluster random class. Sampel dibagi dalam dua kelas, kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training menggunakan media macromedia flash dan kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes keterampilan proses sains dalam bentuk essay dan tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran inquiry training menggunakan macromedia flash lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dibawah rata-rata, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran inquiry training menggunakan media macromedia flash dengan berpikir kritis dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.
ABSTRACT
Lylis Bahriani (NIM : 8146176010) The effect of the inquiry training learning model use macromedia flash and critical thinking on the science proccess thinking ability of senior high school student physical. A Thesis. Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2016.
This study aimed 1) analysis of student’s science process skill amoung inquiry training use macromedia flash and the convensional 2) analysis the result of student science who has high critical thinking with student who has low critical thinking and 3) analysis the interaction among the inquiry training model use macromedia flash and critical thinking level in creasing student’s science process skill. This study used a quasi experiment with two group pretest postest and anava desain. The population of this study was the student’s of X grade senior high school Eria Medan academic year in 2015/2016. The sample of this study diuvided into 2 classes, experiment class by using the inquiry training use macromedia flash and control class by using convention. The instument of this study were the science process skill test is essay test and critical thinking test is essay test. The data of this study was analysed among two ways. The result of his study showed that inquiry training model use. Macromedia flash was better than conventional in improving the student science process skill. The student’s science process skill to a group of student who has high critical thinking was better than student who has low critical thinking and get interaction among the inquiry training model use macromedia flash with critical thinking in influence student’s science process skill.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Tesis berjudul “Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMA” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Padakesempatanini, penulismenyampaikanterimakasihkepada: Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok SinagaM.Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, BapakDr. H. Ridwan Abdullah Sani M.Si dan Ibu Dr. Betty M TurnipM.Pdsebagaidosenpembimbing tesis yang telahbanyak memberikan
bimbingan, saran
dan Ibu Dewi Fitriyani S.Pdsebagai guru fisika di SMA Swasta Eria Medan yang telahbanyakmembantuselamapenelitianini.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Aiptu. Bakhrial, Ibunda Hj. Meini Hamzah Sihotang S.Ag dan keluarga tercinta yaitu dr.Yeni Bahriani, Indah Bahriani M.H, Akbar Zahriali S.Pd dan Rahmah Bahriani yang tidak hentimengukir do’a dan terus memotivasi penulisdalammenyelesaikanstudi di UniversitasNegeri Medan. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Pendidikan Fisika B 4 Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terima kasih atas saran-saran dan masukannya. Terkhusus untuk sahabat penulis yaituSartika Sari Rambe M.Pd, Tetty Ompusunggu M.Pd, Narso M.Pd, Yosua Nadeak S.Pd, Suci Khairani S.Pd, Fajar Afandi S.Pd,AsnidarS.Pd, Tika Andriyani Sitorus Pane S.Pd, Maya Wulandari Hasibuan S.Pd dan Siti Latifah Siregar S.Pd terima kasih untuk motivasinya.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juni 6 Penulis
v
2.2.2. Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Diatas Rata-rata Dan Kemampuan Berpikir Kritis Dibawah Rata-rata ... 38
2.3. Hipotesis ... 41
vii
4.2.3. Interaksi Antara Model Inquiry Training Menggunakan Media Macromedia Flash Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 90
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
5.1. Kesimpulan ... 91
5.2. Saran ... 92
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training ... 15
Tabel 2.2. Penelitian Yang Relevan ... 34
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 43
Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA ... 43
Tabel 3.3. Deskripsi Kategori Persentase KPS ... 47
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kritis ... 48
Tabel 3.5. Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 50
Tabel 3.6. Ringkasan Anova Dua Jalur ... 56
Tabel 4.1. Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 58
Tabel 4.2. Uji Normalitas Distribusi Pretes Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 59
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Distribusi Pretes Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 60
Tabel 4.4. Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61
Tabel 4.5. Nilai Rerata Pretes Kategori Butir Soal Indikator Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61
Tabel 4.6. Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 63
Tabel 4.7. Data Kelompok Kemampuan Berpikir Kritis Diatas Rata-rata dan Dibawah Rata-rata Pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 64
Tabel 4.8. Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 68
Tabel 4.9. Nilai Rerata Postes Keterampilan Proses Sains Perbutir Soal ... 69
Tabel 4.10. Uji Normalitas Distribusi Postes Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 71
Tabel 4.11. Uji Homogenitas Distribusi Postes Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 72
Tabel 4.12. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis ... 73
Tabel 4.13. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Masing-masing Kelas... 74
Tabel 4.14. Desain Faktorial 2x2 ANAVA ... 75
Tabel 4.15. Data Statistik Kelas dan Tingkat Berpikir Kritis Siswa ... 76
Tabel 4.16. Statistik Anova ... 76
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Dampak - dampak Instruksional dan Pengiring dalam
Model Pembalajaran Inquiry Training ... 18 Gambar 3.1. Tahapan Alur Kerja Penelitian ... 45 Gambar 4.1. Hasil Pretes Keterampilan Proses Sains siswa Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Indikator ... 62 Gambar 4.2. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Setiap
Pertemuan ... 66 Gambar 4.3. Hasil Lembar Kerja Siswa Setiap Pertemuan ... 67 Gambar 4.4. Hasil Postes Keterampilan Proses Sains siswa Pada
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) ... 97
Lampiran 2. Bahan Ajar I ... 106
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS I) ... 109
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) ... 112
Lampiran 5. Bahan Ajar II ... 121
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS II) ... 124
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III) ... 127
Lampiran 8. Bahan Ajar III ... 136
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa (LKS III) ... 137
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP IV) ... 140
Lampiran 11. Bahan Ajar IV ... 149
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa (LKS IV) ... 153
Lampiran 13. Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains ... 157
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Keterampilan Proses Sains ... 160
Lampiran 15. Deskripsi Penilaian Observasi KPS Siswa ... 164
Lampiran 16. Instrumen Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 165
Lampiran 17. Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 166
Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 170
Lampiran 19. Tabulasi Hasil Pretes Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Instrumen Tes ... 171
Lampiran 20. Tabulasi Hasil Postes Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Instrumen Tes ... 173
Lampiran 21. Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 176
Lampiran 22. Analisis Statistik Data Pretes ... 178
Lampiran 23. Analisis Statistik Data Postes ... 180
Lampiran 24. Uji Hipotesis Dengan Anava 2 Jalur (2x2) ... 182
Lampiran 25. Uji Schefee ... 183
Lampiran 26. Rekap Nilai Lembar Kerja Siswa ... 184
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
mengasah kemampuan kepribadiannya untuk memiliki kecerdasan, kekuatan
spiritual keagamaan yang diperlukan dirinya dan lingkungan
masyarakat.Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga bermanfaat untuk kelangsungan dan
kemajuan hidup bangsa.
Kualitas pendidikan dapat diketahui melalui mediamasa, media cetak
maupun media elektronik yangmengemukakan bahwa kualitas pendidikan di
Indonesia masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan itu antara lain dapat
dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa setelah akhir pelajaran, dan juga
ditegaskan melalui data dalam Human Development Report (HDR)berupa laporan
tahunan tentang pembangunan manusia di seluruh dunia. HDR mengurutkan
peringkat mutu pendidikan berdasarkan negara di dunia.HDR menyatakan dari
188 negara di dunia, peringkat mutu pendidikan Indonesia berada pada posisi
111.Jahan, S(2015:242).
Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan nasional dimata
internasional.Pendidikan nasional berasal dari sebuah sistem yang didalamnya
mengandung komponen-komponen yang saling berinteraksi, sehingga harus
dimulai dari peningkatan mutu komponen-komponen pendidikan itu sendiri. Salah
2
Fisika sebagai salah satu bagian dari sains dimasukkan dalam kurikulum
pelajaran di Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai menengah.Pembelajaran
fisika bertujuan untuk menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Fisika sebagai penyusun
sains merupakan wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat
menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah,
memiliki keterampilan proses sains serta keterampilan berpikir kritis. Siswa yang
memperoleh pembelajaran fisika diharapkan nantinya akan memiliki sikap ilmiah
sebagai komponen afektif, pengetahuansains sebagai komponen kognitif serta
memiliki keterampilan proses sains sebagai komponen psikomotorik.
Fisika sebagai salah satu cabang sains. Menurut Kamus Besar Indonesia
(2000:213) sains merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu
observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau
prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.Tujuan
pembelajaran sains antara lain untuk mendidik siswa untuk dapat beradaptasi
dengan kondisi yang berbeda, berpikir fleksibel, mengajukan pertanyaan, kreatif,
berpikir kritis, menghormati masyarakat, dan menghargai setiap
ide-ide.Kemampuan berpikir kritisperludikuasaioleh semua orangkarena
dapatdigunakanuntuk melindungidiri sendiri danorang lain sertauntuk membuat
keputusanyang bijaksanadalam kehidupansehari-hari. Kemampuan berpikir kritis
bermanfaat untuk mengasah kemampuan memecahkan masalah dalam proses
sains melalui suatu investigasi sehingga menghasilkan kesimpulan atau keputusan
3
Proses pembelajaran fisika harus lebih menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan proses pembelajaran fisika bukan merupakan sejumlah
informasi yang harus dihafalkan siswa, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar. Oleh karena itu proses pembelajaran yang seharusnya lebih
menekankan pada pentingnya belajar bermakna (mean n ull
learn n )(Dahar2011:112)
Kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains khususnya
sangat ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran di sekolah, tanpa
mengesampingkan faktor lainnya.Guru merupakan faktor yang esensial, sebagian
besar guru masih menyampaikan materi pelajaranfisika menggunakan
pembelajaran konvensional. Pembelajaran berpusatpada guru sebagai penceramah
dan komunikasi berlangsung hanya searah.Sebaiknya guru yang mengajarkan
sains seperti halnya fisika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih aktif.
Berdasarkan hasil observasi di sekolah SMA Swasta Eria Medan proses
pembelajaran fisika belum maksimal menggunakan media pembelajaran dan
proses pembelajaranmasih berpusat pada guru (tea er entere ).Komunikasi
berlangsung hanya searah dalam setiap kegiatan proses pembelajaran, sehingga
mengakibatkan siswa hanya pasif menerima pelajaran tanpa berusaha mencari
informasi, siswa kurang inisiatif di kelas, dan kurang kreatif dalam berpikir.Selain
itu,proses pembelajaran di kelas terlalu fokus pada sains sebagai sebuah
pengetahuan saja.Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan
4
Proses pembelajaran tidak memanfaatkan laboratorium sekolah untuk
melakukan praktikum sehingga siswa belum bisa melakukan KPS, belum
memaksimalkan siswa baik fisik maupun psikisnya untuk menyerap lebih banyak
informasi. Siswa hanya dipenuhi oleh berbagai pengertian konsep, hukum, prinsip
dan teori tentang sains dalam bentuk ingatan atau hafalan saja tanpa memahami
proses sains dengan benar.
Pembelajaran fisika di SMA Swasta Eria Medan tidak sedikit siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan salah seorang guru fisika, menunjukkan bahwa pencapaian hasil
belajar siswa masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Kenyataan ini
diperkuat oleh pencapaian nilai rata-rata ujian akhir yaitu 4 pada semester genap,
kurang dari 50% siswa yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu
5, sehingga harus dilakukan remedial agar siswa dapat dinyatakan tuntas
terhadap materi yang dipelajari.Setelah dilakukan remedial, rata-rata nilai
remedial yaitu 80.
Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat
permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu model belajar yang tepat
agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa
dengan baik. Dalam proses pembelajaran seorang guru berperan sebagai motivator
dan fasilitator, dimana guru harus mampu memberikan dorongan agar siswa
terangsang untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dan menggali
potensi diri menjadi aktif dan kreatif sehingga terjadi proses belajar mengajar
5
Menurut Joyceetal (2009:200) model pembelajaran nqu ry tra n n
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. Tujuanmodel pembelajaran nqu ry tra n n adalah
membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan
intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan
jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunnya.Melalui model pembelajaran ini
siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat
menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Model pembelajaran nqu ry tra n n dimulai dengan menyajikan
peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang
menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Menurut Dimyati dan
Mujiono(2013:1 3) tujuan utama nqu ry adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Hal ini
berarti siswa diharapkan dapat belajar memahami konsep fisika dengan proses
penyelidikan secara ilmiah sebagai alternatif pemecahan masalah untuk mencari
jawaban.Proses pembelajaran nqu ry tra n n siswa berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran. Guru haruslah melatihdan memberikan
kebebasan berpikir pada proses pembelajaran fisika, guru juga memberikan siswa
Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif yang difokuskan pada
apa yang diyakini dan dikerjakan(Ennis, 199 :1 ). Mengingat peranan penting
berpikir kritis dalam kehidupan seseorang baik dalam kehidupan pribadi maupun
dalam bermasyarakat, maka berpikir kritis merupakan suatu karakteristik yang
dianggap penting untuk diajarkan di sekolah pada setiap jenjang, tapi
kenyataannya jarang diajarkan oleh guru di kelas.
Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu poin penting demi
menunjang minat belajar siswa, untuk itu seorang guru hendaknya dapat memilih
model pembelajaran yang tepat dengan didukung media pembelajaran, salah
satunya dengan memanfaatkan media pembelajaranma rome a las . Penelitian
ini menggunakan media ma rome a las yang diharapkan dapat meningkatkan
KPS siswa karena media ma rome a las bisa mengurangi metode ceramah yang
menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran dan mempunyai keunggulan lebih
interaktif dengan siswa karena adanya animasi yang menarik serta mempunyai
audiovisual. Pada tampilan mediama rome a las siswa diperlihatkan video
mengenai permasalahan di kehidupan sehari-hari sehingga siswa tersebut akan
termotivasi untuk berpikir kritis di dalam menemukan jawaban dari permasalahan
tersebut.
Penelitian Simalango (2015: 1)menyimpulkan bahwa model pembelajaran
nqu ry tra n n lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa dari
pada pembelajaran konvensional dan terdapat interaksi antara model pembelajaran
nqu ry tra n n dengan kemampuan berpikir kritis dalam mempengaruhi hasil
Penelitian Kazempour (2013:23) menjelaskan bahwa kelompok siswa
yang dilatih dengan pengajaran nqu ry mendapatkan skor yang lebih baik dari
pada kelompok kontrol. Penelitian ini juga menyatakansiswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran nqu ry tra n n memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi dan pengajaran nqu ry mempunyai pengaruh terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa sehingga dapat membuat siswa lebih mudah berinteraksi secara sosial
dikarenakan di dalam model pembelajaran nqu ry terdapat proses berdiskusi
dalam memecahkan permasalahan.
Penelitian sebelumnya seperti yang disajikan diatas, hanya melihat
pengaruh model nqu ry tra n n dengan kemampuan berpikir kritis dalam
mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Pengembangan untuk peneliti ini adalah
dengan memadukan variabel moderator kemampuan berpikir kritisterhadap KPS
siswa dengan menggunakan mediama rome a las . Selain itu penelitian akan
dilakukan dengan mengambil sampel penelitian siswa SMASwasta Eria
Medan.Dengan demikian, diharapkan efektifitas model pembelajaran nqu ry
tra n n lebih luas tidak hanya pada variabel dan tingkatan siswa tertentu.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian Efek M del Pembela aran
InquiryTrainingMenggunakan Med a Macromedia FlashdanKemam uan
8
1. . Ident f kas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
identifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika masih berpusat pada guru (tea er entere ).
2. Proses pembelajaran belum memanfaatkan laboratorium sekolah.
3. Proses pembelajaran belum memanfaatkan media pembelajaran.
4. Guru kurang merangsang keterampilan berpikir kritis siswa dalam proses sains.
5. Pembelajaran fisika di sekolah belum menggunakan model pembelajaran
nqu rytra n n untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
1. . Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Model yang diterapkan selama penelitian adalah model pembelajaran nqu ry
tra n n menggunakan media ma rome a las di SMA Swasta Eria Medan.
2. Hal yang akan diteliti mengenai kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Penelitian memfokuskan pada peningkatan keterampilan proses sains.
1. .Rumusan Masalah
Berdasarkanbatasanmasalah yang telahdikemukakan di atas, maka yang
menjadirumusanmasalahdalampenelitianiniadalah :
1. Apakah keterampilan proses sains fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran nqu ry tra n n menggunakan media ma rome a las lebih
9
2. Apakah keterampilan proses sains fisika pada siswa yang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kritisdiatas rata-ratalebih baik daripada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritisdibawah rata-rata?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran nqu ry tra n n
menggunakan media ma rome a las dengan kemampuan berpikir
kritisterhadap keterampilan proses sains fisika siswa?
1. . u uan Penel t an
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model
pembelajaran nqu ry tra n n menggunakan mediama rome a las dan
kemampuan berpikir kritisterhadap keterampilan proses sains pada materi pokok
suhu dan kalor. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis apakah hasil keterampilan proses sains siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran nqu ry tra n n menggunakan mediama rome a
las lebih baik daripadapembelajaran konvensional.
2. Menganalisisapakah hasil keterampilan proses sains fisika siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis diatas rata-ratalebih baik daripada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritisdibawah rata-rata.
3. Menganalisis apakah ada interaksi antara model pembelajaran nqu ry tra n n
menggunakan mediama rome a las dengan kemampuan berpikir kritis
10
1. .Manfaat Penel t an
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat e r t s
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran fisika
menggunakan model pembelajaran nqu ry tra n n .
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelolah,
pengembang lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang akan
menguji secara lebih mendalam tentang penerapan model pembelajaran
nqu ry tra n n dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
. Manfaat Prakt s
Bahan masukan bagi pengajar dalam memilih dan menggunakan model
serta media pembelajaran secara optimal pada kegiatan belajar mengajar
fisika.
Rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan penelitian ini bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian sejenis.
1. .Def n s O eras nal
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian
yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat defenisi operasional
sebagai berikut:
1. Menurut Pauldan Elder(200 :4)berpikir kritis adalah suatu kegiatan yang
melibatkan fungsi kognitif mengenai proses menganalisis dan mengevaluasi
11
2. Model pembelajarannqu ry tra n n adalah model pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalahan berdasarkan konfrontasi intelektual,
yang di dalamnya siswa dibawa pada situasi teka-teki pada suatu
permasalahanuntuk diselesaikan atau dicari solusinya(Joyceetal,2009:201).
3. Menurut Rahman (2008:5) media pembelajaranma rome a las adalah suatu
so tware yang mampu menghasilkan presentasi animasiyang interaktif,
menarik, dinamisdan berfungsi sebagai penghubung antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran dalam penyampaian informasi dan isi
pembelajaran.
4. Sanjaya (2009:2 1) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang
lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang sudah terbiasa dilakukan
di kelas, sifatnya berpusat pada guru dan siswa ditempatkan sebagai objek
belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, siswa lebih
banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, menghafal
materi pelajaran yang didasarkan pada guru dalam proses pembelajaran.
5. Keterampilan proses sains adalah suatu keterampilan untuk melaksanakan
suatu tindakan dalam belajar sains yang terkait dengan keterampilan
mengobservasi, mengumpulkan, mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan
memberikan perlakuan terhadap variabel, merumuskan, menguji hipotesis dan
93
DAFTAR PUSTAKA
Arends. R. I. 2004. Learning To Teach Edisi Ketujuh, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Bailin, S. 2002. Critical Thinking and Science Education. Kluwer Academic Publishers. Science & Education. Volume 11:361-375.
Dahar, R. W. 2011. Teori - Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.
Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta.
Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. New Jersey:Prentice Hall. Uper Saddle River.
Ergul, R. 2011. The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary School Students’ Science Process Skills And Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and Educationn Policy (BJSEP). Volume 5(1):48-67.
Facione, P. A. 1995. The Disposition Toward Critical Thinking. Journal of General Education. Volume 44(1):1-17.
Facione, P. A. 2011. Critical Thingking : What Its is and Why It Counts. Measured Reasons and The California Academic Press, Millbrae, CA. ISBN 13 : 978-1-891557-07-1. Volume 13:1-28.
Farchani, R. M. 2012. Kajian Konsep Fisika 1 untuk kelas x SMA dan MA. Solo:Platinum.
Fisher, A. 2001. Critical Thinking. Cambridge University Press.
Guptal, K. 2012. Validly an Reliability of California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI) in Kermanshah University of Medical Sciences. Edu R Med S 2012. Volume 1(1):6-10.
Hamzah, B. U. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara.
94
Hassoubah, Z., L., 2004. Developing Creative & Critical Thinking Skills. Bandung, Yayasan Nuansa Cendikia.
Hifni, M. 2014. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Macro Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas III MTs N Binjai. Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Unimed.
Hutapea, F. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses Sains Kelas SMA N 1 Laguboti TP. 201 /201 . Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Unimed.
Hutagalung, A. M. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Media Komputer Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Unimed.
Iskifoglu, G. 2014. Cros-Cultural Equivalency of the California Critical Thinking Disposition Inventory. Education Sciences : Theory & Practice. Volume 14(1):1-20.
Jahan, S. 2015. Human Development Report 201 ork for Human Development. Communications Development Incorporated, Washington DC, USA.
John, W. J. 2001. Critical Thinking in Physical Education. Institute of Education Singapura. Volume 18(1):83-92.
Joyce, B. Weil, M dan Calhoun, E. 2009. Models of Teaching, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Joyce, B. Weil, M. 2003. Models of Teaching, Fifth Edition, Prentice-Hall of India: NewDelhi.
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA kelas . Jakarta:Erlangga.
95
Norris, S. P. 1985. Synthesis of Research on Critical Thinking. Journal Education. Volume 35:40-45.
Popescu, A dan Morgan, J. 2007. Teaching Information Evaluation and Critical Thinking Skills in Physics Classes. The Physics Teacher. Volume 45:507-510.
Paul, R dan Elder, L. 2006. Critical Thinking Concepts and Tools. Fourth Edition, The Foundation for Critical Thinking.
Rahman, J. R. 2008. Optimalisasi Macromedia Flash Untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer. FPMIPA UPI. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Nomor 1979-9264. Volume 1:1-5.
Rao, B dan Digumarti. 2008. Science Process Skills of School Students. New Delhi. Aurora Offset.
Redhana, W. 2003. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa MelaluiPembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah, Tesis Pada IKIP Negeri Singaraja.
Rustaman, N. Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Commo Textbook JIKA IMSTEP. Bandung : FPMTPA UPI.
Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Semiawan, C. R. (2009). Kreatifitas Kebakatan. Jakarta : PT Indeks.
Siddiqui, M. H. 2013. Inquiry Training Model of Teaching : A Search of Learning. International Journal of Scientific Research. Nomor 2277-8179. Volume 2:108-110.
Simalango, R. R. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Media Komputer Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Unimed.
96
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Sudjana, 2009. Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Thompson, C. 2011. Critical Thinking Across The Curriculum: Process Over Output. International Journal of Humanities and Social Science. Volume 1(9):1-7.
Vaishnav, R. S. 2013. Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching Science. Scholarly Research Journall For Interdisciplinary Studies.