• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X TKR SMK SWASTA RAKSANA 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X TKR SMK SWASTA RAKSANA 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X TKR SMK SWASTA RAKSANA 1 MEDAN TAHUN

AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FRANS A. SIHOTANG 5123122014

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Frans A. Sihotang : Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan

Model Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) Dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan model kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar menggambar teknik pada siswa kelas X TKR SMK swasta Raksana 1 Medan tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian two group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik random sampling yaitu kelas X TKR 1 sebagai kelas eksperimen 1 yang berjumlah 29 orang dan Kelas X TKR 2 sebagai kelas eksperimen 2 yang berjumlah 35 orang. Kelas Eksperimen 1 diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation), sedangkan kelas Eksperimen 2 diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 25 soal. Sebelum dilakukan tes pada kedua kelas tersebut, terlebih dahulu diberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelas dalam jangka waktu dan pertemuan yang sama. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe GI (Group

Investigation) dengan model kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar

menggambar teknik pada siswa kelas X TKR SMK swasta Raksana 1 Medan tahun ajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 6,2381 >

1,663 pada taraf nyata α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

(5)

ii ABSTRACT

Frans A. Sihotang : Differences Learning Outcomes Students Taught Using Type

Model Cooperative GI (Group Investigation) With Type Cooperative Model Against Jigsaw Learning Outcomes Drawing Techniques In Class X Private SMK TKR Raksana 1 Medan Academic Year 2016/2017. Thesis. Faculty of

Engineering University of Medan. 2017.

This study aims to determine the degree of difference in student learning outcomes are taught using a model of cooperative GI (Group Investigation) with Jigsaw type of cooperative models for learning outcomes technical drawing in class X SMK TKR Raksana 1 Medan private academic year 2016/2017. This type of research is an experimental research study design with two group pretest-posttest design. The population in the study were all students of class X consists of two classes. Sampling was done by random sampling technique that is class X TKR 1 as an experimental class 1 totaling 29 people and Class X TKR 2 as the experimental class 2 totaling 35 people. Class Experiment 1 was treated by using model GI (Group Investigation), while class Experiment 2 were treated using model Jigsaw. The instrument used is a test of learning outcomes in the form of multiple choice question number 25. Before carrying out tests on two classes, first given a different treatment for each class in a period and the same meeting. The result showed that there are differences in learning outcomes of students who are taught using a model of cooperative GI (Group Investigation) with Jigsaw type of cooperative models for learning outcomes technical drawing in class X SMK TKR Raksana 1 Medan private academic year 2016/2017. It is shown that

thitung> ttable ie 6.2381> 1.663 at significance level α = 0,05 so Ho rejected and

Ha accepted.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Menggunakan Model Kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017”.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami

kendala, namun berkat bantuan dosen pembimbing Bapak Dr. Lisyanto M.Si

sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Dan tidak lupa juga penulis

mengucapkan trimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif

(7)

iv

7. Bapak Ir. Batumahadi M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Bapak Drs. Buhuan Manurung selaku Kepala Sekolah SMK Raksana 1 Medan.

9. Bapak Drs. Leo Sinaga selaku guru mata pelajaran Menggambar Teknik.

10. Bapak dan Ibu dosen beserta staff pegawai Jurusan Teknik Mesin yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

11. Teristimewa kepada keluargaku terutama kepada kedua orang tuaku yang

terkasih ayahanda S. Sihotang dan ibunda M. Sinaga beserta ibotoan, abang

dan adik memberikan doa, dukungan moral dan materil serta bimbingan

kepada penulis.

12. Teman - teman prodi Pendidikan Teknik Otomotif stambuk 2012.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih. Penulis

menyadari Skripsi ini belum sempurna maka penulis menerima kritik dan saran.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Frans A. Sihotang

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teori ... 8

B. Penelitian Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 33

(9)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Peneltian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Defenisi Operasional Variabel ... 37

F. Desain Penelitian ... 38

G. Prosedur Penelitian ... 39

H. Instrumen Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Dimensi Hasil Belajar ... 11

Tabel 2. Fase-fase Dalam Pembelajaran Kooperatif ... 21

Tabel 3. Perbedaan pembelajaran Tipe GI dan Tipe Jigsaw ... 34

Tabel 4. Desain Penelitian ... 38

Tabel 5. Kisi-Kisi Tes Mata Diklat Menggambar Teknik ... 40

Tabel 6. Tingkat Kesukaran ... 43

Tabel 7. Distribusi Data Pre-Test Kelas Eksperimen 1 ... 50

Tabel 8. Distribusi Data Pre-Test Kelas Eksperimen 2 ... 52

Tabel 9. Distribusi Data Post-Test Kelas Eksperimen 1 ... 54

Tabel 10. Distribusi Data Post-Test Kelas Eksperimen 2 ... 56

Tabel 11. Data Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar ... 57

Tabel 12. Uji Normalitas Nilai Pre-Test ... 58

Tabel 13. Uji Normalitas Nilai Post-Test ... 58

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 29

Gambar 2. Pembentukan Kelompok Jigsaw ... 30

Gambar 3. Grafik Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen 1 ... 51

Gambar 4. Grafik Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen 2 ... 53

Gambar 5. Grafik Nilai Post-Test Kelas Eksperimen 1 ... 55

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perolehan Hasil Belajar Menggambar Teknik... 69

Lampiran 2. Silabus ... 70

Lampiran 3. RPP pembelajaran Tipe GI ... 79

Lampiran 4. RPP pembelajaran Tipe jigsaw ... 92

Lampiran 5. Materi... 102

Lampiran 6. Soal Pre Tes dan Pos Tes ... 119

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal ... 125

Lampiran 8. Sebaran Uji Validitas Butir Tes ... 126

Lampiran 9. Perhitungan Uji Validitas Butir Tes ... 127

Lampiran 10. Sebaran Data Uji Reabilitas Tes ... 129

Lampiran 11. Perhitungan Uji Reabilitas Tes ... 130

Lampiran 12. Sebaran Data Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 132

Lampiran 13. Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 133

Lampiran 14. Sebaran Data Uji Daya Pembeda Tes ... 134

Lampiran 15. Perhitungan Uji Daya Pembeda Tes ... 135

Lampiran 16. Data Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Kelas Eksperimen 1 ... 137

Lampiran 17. Data Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Kelas Eksperimen 2 ... 140

Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas ... 143

Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas Varians ... 150

Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis ... 153

(13)

xi

Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 157

Lampiran 23. Tabel Nilai Distribusi F ... 158

Lampiran 24. Tabel Luas Kurva Normal ... 161

Lampiran 25. Tabel Nilai Distribusi t ... 163

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan, khususnya di

Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan

memperoleh hasil yang diharapkan.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif

mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan

syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Sebagai faktor penentu keberhasilan

pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui

berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah

berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari salah satu

(15)

2

SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan akademis sekaligus

keterampilan khusus. Lulusan SMK di didik agar dapat bekerja dengan baik

dibidang keahliannya. Untuk itu lulusan SMK sudah seharusnya dilatih dengan

baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK RAKSANA 1 Medan

pada tanggal 28 Juli 2016 dengan melihat Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa

kelas X TKR SMK RAKSANA 1 Medan bahwa hasil belajar siswa pada mata

diklat menggambar teknik rendah (lampiran 1).

Diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat

menggambar teknik tahun ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa dari 35 orang

siswa terdapat 16 orang siswa atau 45,71% dinyatakan tidak lulus dan 19 orang

siswa atau 54,28% dinyatakan lulus dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang

diterapkan oleh sekolah untuk mata diklat Menggambar Teknik adalah 75.

Sedangkan pada tahun 2015/2016 menunjukkan bahwa dari 40 siswa terdapat 19

orang siswa atau 47,5% dinyatakan tidak lulus dan 21 orang siswa 52,5%

dinyatakan lulus sehingga untuk mencapai standar tersebut siswa akan mengikuti

ujian remedial. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya

dibawah standar kompetensi (75) dan pelaksanaan ujian remedial tidak begitu

jauh dari ujian kompetensi.

Wawancara kepada guru mata diklat “Menggambar Teknik” kelas X

TKR SMK RAKSANA yakni Bapak Drs. Leo Sinaga yang menyatakan bahwa

(16)

3

dimana guru mendominasi dalam proses pembelajaran yang menyebabkan peran

siswa dalam pembelajaran dikelas kurang aktif akibatnya muncul kebosanan dan

kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Seharusnya siswa sebagai

pembelajar harus berperan aktif dalam pembelajaran.

Dari keterangan diatas, menyimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar

siswa dipengaruhi karena siswa kurang memahami materi pelajaran dan

kurangnya variasi dalam kegiatan belajar mengajar yang menyebabkan siswa

kurang tertarik dalam belajar dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar.

Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru

untuk lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang membuat

susasana dalam pembelajaran lebih menyenangkan. Hal ini seperti dikemukakan

oleh Pribadi (2009;19) bahwa proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa

terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan

materi pelajaran secara intensif.

Dari pernyataan di atas, maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran

yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk

meningkatkan hasil belajar menggambar teknik di sekolah.

Ada banyak tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya Student

Teams Achievment Divison (STAD), Jigsaw, Number Head Together (NHT),

Think-Pair-Share (TPS), Group Inverstigation (GI), Number Head Together

(NHT), Team-Assisted Individualization (TAI), Team Game Touenament (TGT)

(17)

4

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

baik untuk diterapkan di dalam pembelajaran selain untuk meningkatkan hasil

belajar juga dapat meningkatkan keaktifan siswa serta menumbuhkan rasa

kesetiakawanan.

Penelitian Snider 1986 (Solihatin, 2008:13) yang dilakukan pada siswa

grade 9 di Amerika menemukan bahwa: ”Penggunanan model kooperatif learning

sangat mendorong peningkatan hasil belajar siswa dengan perbedaan hampir 25 %

dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajari dengan menggunakan sistem kompetisi”.

Selanjutnya Van Sickle 1983 (Solihatin, 2008:13) mengungkapkan hasil

penelitiannya mengenai pembelajaran kooperatif, yaitu:

”Sistem belajar kelompok dan tanya jawab secara individual dan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum”.

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe GI (Group

Investigation). Pada pembelajaran dengan GI siswa akan lebih mudah memahami

konsep menggambar. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang

memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat menuangkan pemikiran mereka

serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru

sehingga dengan pembelajaran seperti ini diharapkan akan lebih menarik minat

belajar siswa. Setiawan (2006:9) mengatakan bahwa: ”keuntungan bagi siswa

(18)

5

Selain tipe GI, ada juga model kooperatif tipe yang lain seperti tipe

Jigsaw. Tim MKPBM (2001:219) yang mengatakan bahwa:

”Di dalam Jigsaw setiap anggota kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para siswa bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari topik yang sama untuk saling bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan apa yang didapatnya kepada teman-teman kelompoknya. Para siswa kemudian diberi tes/kuis secara individual oleh guru. Skor hasil kuis atau tes tersebut disamping untuk menentukan skor individu juga digunakan untuk menentukan skor kelompoknya”.

Jadi jelas bahwa di dalam Jigsaw ada kompetisi antar kelompok yang

dapat memacu siswa untuk memenangkan kelompoknya masing-masing. Selain

itu, dengan setiap siswa menjadi anggota tim ahli tertentu hal ini dapat

menanamkan rasa percaya diri dalam diri setiap siswa bahwa dia ahli dalam hal

tertentu di kelompoknya. Dalam Jigsaw juga dapat memberikan kepuasan kepada

seluruh siswa karena mereka selalu berperan penting dalam kelompoknya, tanpa

mereka maka kelompoknya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

suatu penelitan dengan judul: ”Perbedaaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Mengunakan Model Kooperatif Tipe GI Dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di

identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(19)

6

2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga membuat siswa

kurang tertarik dalam belajar.

3. Guru mendominasi didalam proses pembelajaran yang menyebabkan peran

siswa dalam pembelajaran dikelas kurang aktif.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi

masalah pada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan

model kooperatif tipe GI dengan model kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil

belajar menggambar teknik pada siswa kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1

Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah

dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan

tahun pelajaran 2016/2017 yang diajar menggunakan model kooperatif tipe

GI?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan

tahun pelajaran 2016/2017 yang diajar menggunakan model kooperatif tipe

Jigsaw?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa kelas X TKR

(20)

7

menggunakan model kooperatif tipe GI dengan menggunakan model

kooperatif tipe Jigsaw?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan

hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe

GI dengan model kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar menggambar

teknik pada siswa kelas X TKR SMK Swasta Raksana 1 Medan Tahun Ajaran

2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi penulis, sebagai bahan acuan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang paling sesuai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

dan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyelenggarakan

layanan pembelajaran yang inovatif dan dapat mengembangkan model

pembelajaran lebih lanjut.

3. Bagi siswa, proses ini dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

(21)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar menggunakan

model pembelajaran GI (Group Investigation) dengan model pembelajaran Jigsaw

pada mata pelajaran menggambar teknik siswa kelas X SMK Swasta Raksana 1

Medan, dimana hasil belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran GI

(Group Investigation) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Jigsaw.

Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1 sebelum

diberikan perlakuan rata-rata pre-test 39,72 dan setelah diberikan perlakuan

dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation)

diperoleh rata-rata post-test 79,72 sedangkan hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen 2 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pre-test 40,11 dan setelah

diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran Jigsaw

diperoleh rata-rata post-test 76,57. Dan hasil perhitungan uji t post-test diperoleh

nilai thitung sebesar 6,2381 dan ttabel sebesar 1,663 pada taraf α = 0,05 sehingga

diperoleh (6,2381 > 1,663), dengan persentase perbedaan hasil belajar siswa

sebesar 4,11%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, disarankan

(22)

66

1. Guru bidang studi Menggambar Teknik agar menggunakan model

pembelajaran GI (Group Investigation) atau model pembelajaran Jigsaw untuk

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, agar dapat melakukan

penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai berbantu

metode pembelajaran yang lain.

3. Penelitian ini hanya sesuai untuk Kompetensi Dasar Menggambar Teknik

(Pengenalan aturan kelengkapan gambar teknik dan Gambar konstruksi

geometris), jadi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis

dengan Kompetensi Dasar yang berbeda diharapkan dapat memilih media

(23)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Penerbit Bumi Aksara.

Fakultas teknik_Universitas Negeri Medan., (2016), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Operasional (SOP) ke Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FT Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara Bandung.

Ibrahim, Muslimin, dkk. (2000). Pembelajaran kooperatif, UNESA Press, Surabaya.

Isjoni. (2009). Pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi

antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Krismanto, A. (2003) Beberapa Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran, Yogyakarta: DEPDIKNAS.

Lie, A., (2008), Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang – Ruang Kelas,

Grasindo, Jakarta.

Milfayetty dkk (2014). Psikologi Pendidikan, Penerbit Program Pasca Sarjana Unimed.

Napitupulu, Manahan (2015). Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Kejuruan Teknik Permesinan Bubut Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknologi Dan Rekayasa SMK Negeri 5 Medan T.A 2014/2015. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Pribadi, B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Sato, G dan Hartanto, N. (2005). Menggambar Mesin, Penerbit PT Pradnya Paramita, Jakarta.

(24)

68

Siahaan, Alif Akbar (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Alat Ukur Pada Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Pemda R. Prapat Tahin Pelajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik. Iniversitas Negeri Medan.

Simbolon, Rikardo (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tife

Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Diklat Penggunaan Dan Pemeliharaan Alat Ukur Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Balige Toba Samosir. Skripsi, Jurusan

Pendidikan Teknik Otomotif. Fakiltas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Sinaga, Daniel Carlos (2015). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Dengan Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Standart Kompetensi Pengetahuan Dasar Teknik Mesinkelas X SMK YWKA Medan T.A 2015/2016. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Sirait, Syahriani (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Matematik Siswa SMA Negeri 1 Kisaran. Medan: Skripsi.

Siregar, Syafaruddin., (2005), Statistik Terapan Untuk Penelitian, PT Grasindo, Jakarta.

Solihatin, E., (2008), Coopertive Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Bumi Aksara, Jakarta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika, (Ed. Ke-6) Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosda karya, Bandung.

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Jakarta.

Tim MKPBM, (2001), Strategi Pemeblajaran Kontemporer, UPI, Bandung.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pmebelajaran Inovatif-progresif. Jakarta : Kencana.

Yasa, D., Pembelajaran Kooperatif tipe Group Inverstigation,

Gambar

Gambar 1.  Ilustrasi Kelompok Jigsaw ...........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian masyarakat tersebut sangat mungkin akan berpengaruh terhadap anak-anaknya, apalagi ketika anak-anak tersebut sudah mulai masuk pada periode remaja, periode ini anak

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

[r]

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Yuyun Khanifah (2006) yang menyatakan bahwa ada pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa; 2) Untuk mengetahui pengaruh

PP ini diha- an pemerintah maupun pemerintah rapkan menjadi dasar untuk melaku- i daerah yang ironinya, di satu sisi, ma- kan tata hutan nasional, perencanaan : sih

Bahaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerjao. Infrastruktur, perlengkapan