• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KESADARAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU TERHADAP PENGOBATAN SECARA TUNTAS DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Oleh :

YULY SANNARIA 070100336

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KESADARAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU TERHADAP PENGOBATAN SECARA TUNTAS DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

KARYA TULIS ILMIAH Oleh :

YULY SANNARIA 070100336

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat

Nama : Yuly Sannaria

NIM : 070100336

Pembimbing Penguji I

(dr. Zulkifli, M.Si) (dr. Rita Mawarni, Sp. F) NIP. 19471102 197802 1 001 NIP. 19670925 200501 2 001

Penguji II

(dr. Zulkarnain Rangkuti, M.Si) NIP. 195202917 1981 121 001 Medan, 30 November 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan. Tuberkulosis (TB) masih menjadi permasalahan nasional, dikarenakan menduduki prevalensi ketiga dari penyakit yang mematikan setelah penyakit kardiovaskular dan respirasi yang menyerang semua umur, dan merupakan penyakit tertinggi dari penyakit infeksi yang menimbulkan kematian. Dari pengobatan TB dengan strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS), ini juga masih menjadi permasalahan karena kurangnya sumber daya manusia untuk mengkontrol penderita TB dalam hal meminum obat yang didapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Metode. Secara objektif, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan secara tuntas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional dan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. Populasi yang diteliti berjumlah 41 orang dan teknik pengambilan sampel diambil dengan teknik total sampling pada penderita TB paru di Puskesmas Glugur Darat.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 41 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan tuntas berada dalam kategori tinggi akan pengobatan yaitu sebesar 97,6% dan kategori rendah akan pengobatan sebesar 2,4%.

Diskusi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan secara tuntas di Puskesmas Glugur Darat berada pada kategori tinggi akan pengobatan.

(5)

ABSTRACT

Introduction. Tuberculosis (TB) remains to be a national problem, because it is the third most deadly disease after cardiovascular and respiratory disease in any age, and it is the most deadly in terms of infection illness. Curing TB using Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) strategy is still a problem because the lack of human resource in controlling the drugs intake from health case fasilities.

Methods. The objective of this study is to find out the consciousness of lung-TB patient to take full their medications. This research uses descriptive research with cross-sectional planning, by using Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. The responder is 41, the sample technical is taken by total sampling technique of lung-TB patient in Puskesmas Glugur Darat.

Results. With the total sample of 41 people, the result show that the majority of respondent’s consciousness to take full medication is in good category for curing which is 97,6% and less category is 2,4%.

Discussion. From the result mentioned above, we can conclude that the consciousness of lung TB-patient to take full their medication in Puskesmas Glugur Darat is in good category for curing.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Kesadaran Penderita Tuberkulosis

(TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak

menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Zulkifli, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Rita, Sp. F, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini.

4. Bapak dr. Zulkarnain Rangkuti, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan petunjuk serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu dr. Retno Sari Dewi, selaku Kepala Puskesmas Glugur Darat beserta staf yang telah memberikan banyak bantuan dan izin melakukan penelitian di Puskesmas Tersebut.

(7)

bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

8. Terima kasih ditujukan kepada saudara-saudari penulis, yang selalu memberi dukungan, doa, kasih sayang dan keceriaan dalam hidupku.

9. Terima kasih kepada teman-teman stambuk 2007, atas dukungan dan bantuannya.

10. Terima kasih kepada responden penelitian yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Untuk seluruh bantuan baik moral maupun material yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan membalas dengan pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, November 2010

Penulis,

Yuly Sannaria

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN………. iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT………. v

KATA PENGANTAR……….. vi

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR SINGKATAN……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN………xiv

BAB 1 PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Kesadaran ... 4

2.1.1. Defenisi ... 4

(9)

2.1.3. Cara Mengembangkan Kesadaran ... 5

2.2. Tuberkulosis Paru ... 6

2.2.1. Defenisi ... 6

2.2.2. Epidemiologi ... 6

2.2.3. Klasifikasi ... 7

2.2.4. Faktor Resiko ... 8

2.2.5. Cara Penularan ... 8

2.2.6. Patogenesis ... 8

2.2.6.1. Tuberkulosis Primer ... 8

2.2.6.2. Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder) ... 9

2.2.7. Manifestasi Klinis... 9

2.2.8. Diagnosis ... 10

2.2.9. Penatalaksanaan ... 10

2.2.10. Pencegahan... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2. Defenisi Operasional... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

(10)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 16

4.3.1. Kriteria Inklusi ... 16

4.3.2. Kriteria Eksklusi ... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.4.1. Uji Validitas... 17

4.4.2. Uji Reliabilitas... 17

4.5. Metode Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1. Hasil Penelitian... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 19

5.1.3. Hasil Analisa Data... 22

5.1.3.1. Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas... 22

5.2. Pembahasan... 24

5.2.1. Kesadaran... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 26

(11)

6.2. Saran... 26

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman 2.1. Daftar obat-obat anti tuberkulosis yang mempunyai sifat bakterisidal

dan bakteriostatik sesuai dengan dosis pemakaian, aktivitas obat dan efek samping yang mungkin terjadi... 12

4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam

kuesioner... 18

5.1. Distribusi karakteristik responden... 20

5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel kesadaran... 22

5.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kesadaran akan

(13)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome

BCG Bacillus Calmette Guerin

BP4 Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru

BTA Bakteri Tahan Asam

CDR Case Detection Rate

DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse

GERDUNAS TB Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis

HIV Human Immunodeficiency Virus

IGD Instalasi Gawat Darurat

KB Keluarga Berencana

KIA Kesehatan Ibu dan Anak

OAT Obat Anti Tuberkulosis

PAS Para-Aminosalicylic Acid

PMO Pengawas Menelan Obat

RS Rumah Sakit

SPS Sewaktu Pagi Sewaktu

TB Tuberkulosis

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Riwayat Hidup Peneliti

LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 3 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

LAMPIRAN 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

LAMPIRAN 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian

LAMPIRAN 6 Ethical Clearance

(15)

ABSTRAK

Pendahuluan. Tuberkulosis (TB) masih menjadi permasalahan nasional, dikarenakan menduduki prevalensi ketiga dari penyakit yang mematikan setelah penyakit kardiovaskular dan respirasi yang menyerang semua umur, dan merupakan penyakit tertinggi dari penyakit infeksi yang menimbulkan kematian. Dari pengobatan TB dengan strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS), ini juga masih menjadi permasalahan karena kurangnya sumber daya manusia untuk mengkontrol penderita TB dalam hal meminum obat yang didapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Metode. Secara objektif, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan secara tuntas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional dan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. Populasi yang diteliti berjumlah 41 orang dan teknik pengambilan sampel diambil dengan teknik total sampling pada penderita TB paru di Puskesmas Glugur Darat.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 41 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan tuntas berada dalam kategori tinggi akan pengobatan yaitu sebesar 97,6% dan kategori rendah akan pengobatan sebesar 2,4%.

Diskusi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan secara tuntas di Puskesmas Glugur Darat berada pada kategori tinggi akan pengobatan.

(16)

ABSTRACT

Introduction. Tuberculosis (TB) remains to be a national problem, because it is the third most deadly disease after cardiovascular and respiratory disease in any age, and it is the most deadly in terms of infection illness. Curing TB using Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) strategy is still a problem because the lack of human resource in controlling the drugs intake from health case fasilities.

Methods. The objective of this study is to find out the consciousness of lung-TB patient to take full their medications. This research uses descriptive research with cross-sectional planning, by using Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. The responder is 41, the sample technical is taken by total sampling technique of lung-TB patient in Puskesmas Glugur Darat.

Results. With the total sample of 41 people, the result show that the majority of respondent’s consciousness to take full medication is in good category for curing which is 97,6% and less category is 2,4%.

Discussion. From the result mentioned above, we can conclude that the consciousness of lung TB-patient to take full their medication in Puskesmas Glugur Darat is in good category for curing.

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sesudah beberapa puluh tahun penurunan insidensi TB, angka kasus TB telah bertambah secara dramatis selama dekade terakhir ini (Behrman et al., 1999). TB paru merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. TB tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di negara berkembang maupun di negara maju (Rahajoe et al., 2008). Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi dinegara-negara yang sedang berkembang. Pada orang dewasa, dua pertiga kasus terjadi pada laki-laki, tetapi ada sedikit dominasi TB pada waktu di masa anak. Frekuensi TB tertinggi pada orang tua populasi kulit putih di Amerika Serikat; paling sering pada orang dewasa muda dan anak-anak umur kurang dari 5 tahun (Behrman et al., 1999).

Menurut Aditama, T.Y., dkk (2000) cit Ratih Dewi (2006) dalam Djitowiyono (2008) menyebutkan pada tahun 2000 diperkirakan di seluruh dunia muncul lebih dari 10,2 juta penderita baru TB serta 3,5 juta kematian dan di kawasan Asia Tenggara telah muncul 3,1 juta penderita baru TB dan terjadi lebih dari 1 juta kematian.

Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah Cina dan India. Tahun 1998 diperkirakan TB di Indonesia 591.000 kasus, dan perkiraan kejadian BTA di sputum yang positif adalah 266.000. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 1985 dan survei kesehatan nasional 2001, TB menempati rangking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia (Sudoyo et al., 2006).

(18)

target 2007 menjadi 74%. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan mencapai 89,7% melebihi target WHO sebesar 85% (Depkes, 2008).

Kasubdin Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Medan melaporkan, kasus TB dikota Medan pada 2005 diperkirakan 2.573 kasus BTA+ (Depkes, 2008).

Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Maret 1993, WHO mendeklarasikan TB sebagai Global Health Emergency. TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. (Sudoyo et al., 2006).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi virulensi dan menekan jumlah penderita TB, diantaranya dengan dicanangkan Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (GERDUNAS TB) Oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 24 Maret 1999, penanggulangan TB diangkat menjadi suatu gerakan yang bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, swasta maupun masyarakat pada umumnya. Salah satu strategi pelaksanaan DOTS, dengan tujuan menjamin dan mencegah resistensi serta keteraturan pengobatan dan mencegah drop out/lalai dengan dilakukan pengawasan dan pengendalian pengobatan terhadap penderita TB (Djitowiyono et al., 2008).

Sejak 1999/2000, 98% puskesmas dikembangkan untuk melaksanakan DOTS, namun secara kualitas ditingkatkan bertahap melalui intensifikasi seperti pelatihan, magang dan bimbingan teknis. Ekspansi yang cepat melalui keterlibatan seluruh BP4 dan RS Paru serta kurang lebih 30% RS dalam pelayanan TB dengan strategi DOTS (Depkes, 2008).

1.2. Rumusan Masalah

(19)

Bagaimana kesadaran penderita TB paru di Puskesmas Glugur Darat terhadap pengobatan secara tuntas dengan mengambil dan meminum obat secara rutin?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum:

1. Mengetahui kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan secara tuntas di Puskesmas Glugur Darat

1.3.2 Tujuan khusus:

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui keteraturan penderita TB paru dalam mengkonsumsi obat

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi instansi pemerintah

1. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan untuk memperhatikan kesadaran masyarakat penderita TB paru akan pentingnya pengobatan yang tuntas dalam rangka menurunkan angka kejadian penyakit TB paru

1.4.2. Bagi peneliti

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesadaran

2.1.1. Defenisi

Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti; hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim Penyusun Kamus, 2005).

Kesadaran dalam bentuk lain adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa, 2007).

Cambridge International Dictionary of English (1995), ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Pertama, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (Halawa, 2007).

2.1.2. Level Kesadaran

Rochat (2003) ada level 0-5 dari kesadaran diri antara lain:

1. Level 0: bingung

Dihasilkan persepsi yang tidak sesuai dengan realitas.

2. Level 1: Diferensiasi

Terdapat perbedaan antara persepsi dengan realitas.

(21)

Individu sadar akan persepsi dan realitas yang sedang terjadi, dimana realitas berhubungan dengan dirinya.

4. Level 3: Identifikasi

Individu dapat mengidentifikasikan persepsi dengan realitas yang terjadi.

5. Level 4: Permanen

Individu telah mengidentifikasikan arti dirinya dalam pengalaman.

6. Level 5: kesadaran diri

Individu tidak hanya sadar siapa dirinya tetapi juga bagaimana pemikiran orang lain terhadap dirinya.

2.1.3. Cara Mengembangkan Kesadaran

Sunny (2008) cara mengembangkan kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara analisis diri, dimana mengrefleksikan diri (pikiran dan perasaan). Refleksi ini meliputi:

1. Perilaku, yakni: motivasi, pola berpikir, pola tindakan dan pola interaksi dalam relasi dengan orang lain.

2. Kepribadian, kondisi karakter/temperamen diri yang relatif stabil sebagai hasil bentukan faktor sosial, budaya dan lingkungan sosial.

3. Sikap, cara respon terhadap stimulus objek luar tertentu (menyenangkan/tidak menyenangkan).

(22)

2.2. Tuberkulosis Paru 2.2.1. Defenisi

TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. TB paru merupakan salah satu penyakit saluran

pernapasan bagian bawah (Alsagaff et al., 2002).

Robert Koch (1882) menemukan kumam penyebabnya semacam bakteri berbentuk batang dan dari sinilah diagnosis mikrobiologis dimulai dan penatalaksanaanya lebih terarah. (Sudoyo et al., 2006 ; Departemen Kesehatan RI, 2002 dalam Simanungkalit, 2006) Tahun 1892, Robert Koch mengidentifikasi BTA Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab TB. Tahun 1896 Rontgen menemukan sinar X sebagai alat Bantu menegakkan diagnosis yang lebih tepat (Sudoyo et al., 2006).

Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lengkung dan tidak

membentuk spora jika diwarnai dengan teknik Ziehl-Neelsen. (Alice, 1977 ; Parry 1986 dalam Alfred et al., 2005) Basili tuberkel adalah gram positif, lemah, pleiomorfik, tidak bergerak, panjang sekitar 2-4 µ m. Mereka dapat tampak sendiri-sendiri atau dalam kelompok pada spesimen klinis yang diwarnai atau media biakan (Berhman et al., 1999).

Sebagian besar dinding kumam terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang menbuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut BTA dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis (Sudoyo et al., 2006).

2.2.2. Epidemiologi

(23)

secara global sebanyak 8,9 - 9,9 juta kasus, prevalensi 9,6 - 13,3 juta kasus, dengan kematian 1,1 – 1,7 juta kematian TB dengan HIV (-) dan 0,45 – 0,62 kematian TB dengan HIV (+) (WHO, 2009). Estimasi ini didasarkan pada program Stop TB Strategy dan Global Plan To Stop TB yang memiliki target untuk tahun 2015, yaitu prevalensi TB menurun 50% dibandingkan dengan tahun 1990. Terdapat juga target untuk tahun 2050, yaitu insidensi dari kasus TB aktif kurang dari 1 kasus per 1 juta populasi per tahun (WHO, 2009).

Menurut WHO Global Tuberculosis Control Report 2009, Prevalensi TB di Indonesia tahun 2007 diperkirakan 528,063 kasus baru TB dan teridentifikasi sebanyak 102 kasus pada pemeriksaan sputum positif dari 100.000 populasi pada tahun 2007 (USAID/Indonesia, 2009). Indonesia menduduki peringkat ke-3 dari 22 negara yang memiliki kasus TB tertinggi seluruh dunia. (USAID/Indonesia, 2009).

2.2.3. Klasifikasi

Menurut Sudoyo et al., (2006) di Indonesia, klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan mikrobiologis:

1. TB paru

2. Bekas TB paru

3. TB paru tersangka

a. TB paru tersangka yang diobati, disini sputum BTA negatif, tetapi tanda-tanda lain positif.

(24)

2.2.4. Faktor Resiko

Menurut Iseman (2007) adapun resiko untuk terkena TB jika sering berkontak dengan pasien TB, malnutrisi, tinggal ditempat yang padat dan memiliki kondisi sanitasi yang buruk. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan rasio infeksi TB pada populasi jika terjadi peningkatan infeksi HIV, jumlah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal (pada lingkungan kotor dan nutrisi kurang) dan ada tampilan resistensi terhadap OAT.

2.2.5. Cara Penularan

Penularan Penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi droplet nuclei yang mengandung basil, khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung BTA (Sudoyo et al., 2006). Faktor lingkungan terutama sirkulasi yang buruk, memperbesar penularan (Berhman et al., 1999). Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TB (Sudoyo et al., 2006).

2.2.6. Patogenesis

2.2.6.1. Tuberkulosis Primer

(25)

makrofag. Selanjutnya, kuman TB membentuk lesi di tempat tersebut, yang dinamakan fokus primer Gohn (Djitowiyono et al., 2008). Selama perkembangan kompleks primer, basili tuberkel di bawa ke kebanyakan jaringan tubuh melalui pembuluh darah dan limfe (Behrman et al., 1999). Dari fokus primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju kelenjar limfe regional sehingga terbentuk suatu primer kompleks yang disebut primer kompleks dari Ranke. Infeksi primer dari Gohn dan primer kompleks dari Ranke dinamakan TB primer. TB paru primer adalah suatu keradangan yang terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadapa basil Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar penderita TB primer (90%) akan sembuh sendiri dan 10% akan mengalami penyebaran endogen (Alsagaff et al., 2002).

2.2.6.2. Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)

Kuman yang dorman pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB dewasa (Sudoyo et al., 2006). TB sekunder juga dapat berasal dari eksogen berupa infeksi ulang pada tubuh yang pernah menderita TB (Alsagaff et al.,2002). TB sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. TB sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru (Sudoyo et al., 2006).

2.2.7. Manifestasi Klinis

Batuk yang terus-menerus dan lebih dari 3 minggu tanpa pengobatan dengan menggunakan antibiotik dapat dianggap telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis (Kochi, 1997 dalam Alfred et al., 2005) dan

(26)

lain selain TB, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis TB (Departemen Kesehatan RI, 2002 dalam Simanungkalit, 2006).

2.2.8. Diagnosis

Alat diagnosis TB paru adalah sangat sederhana, dan terdiri atas 3: 1. Pemeriksaan tes Tuberkuline, yang lazim dipakai adalah Mantoux-test, 2. Pemeriksaan Roentgen, 3. Pemeriksaan sputum, dan 4. Biakan. (Soeroso, 1968 ; Crofton et al., 1998).

Diagnosis TB pada orang dewasa dapat ditegakkan, dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan sputum secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen sputum SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya satu spesimen sputum yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto roentgen dada atau pemeriksaan sputum SPS diulang. Kalau hasil roentgen mendukung TBC, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TBC BTA Positif. Tetapi kalau hasil roentgen tidak mendukung TBC, maka pemeriksaan sputum SPS diulang kembali. (Departemen Kesehatan RI, 2002 dalam Simanungkalit, 2006).

2.2.9. Penatalaksanaan

(27)

TB tidak dapat tumbuh setelah kontak dengan obat habis, efek obat masih tetap berlangsung selama 24-72 jam (Simanungkalit, 2006).

Tahap Pengobatan TB Paru

Menurut Simanungkalit (2006) tahap pengobatan sesuai WHO (1991) dibagi pada 2 tahap yaitu:

1. Tahap intensif

Melalui kegiatan bakterisid memusnahkan kuman terutama pada populasi kuman yang membelah dengan cepat, dengan menggunakan sedikitnya 2 obat bakterisid. Diberikan setiap hari selama 2 bulan, optimal pada 2 bulan dimana konversi sputum terjadi pada akhir bulan kedua.

2. Tahap lanjutan

Melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek, atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensional selama sisa masa pengobatan, dengan menggunakan 2 obat setiap hari atau berkala 2-3 kali seminggu.

Menurut Depkes (2007) Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia menggunakan OAT sebagai berikut:

1. Kategori 1: 2 (HRZE) / 4 (HR)3

(28)

2. Kategori 2: 2 (HRZE)S / (HRZE) / 5 (HR)3E3

Tahap intensif diberikan untuk penderita kambuh (relaps), penderita gagal (failure), dan penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default) diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan HRZE dan suntikan streptomisin (S), diberikan setelah penderita selesai menelan obat. setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu.

3. Kategori anak: 2 (HRZ) / (4 HR)

Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun lanjutan. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak.

[image:28.595.115.530.557.736.2]

Medikamentosa

Tabel 2.1.

Daftar obat-obat anti tuberkulosis yang mempunyai sifat bakterisidal dan bakteriostatik sesuai dengan dosis pemakaian, aktivitas obat dan efek

samping yang mungkin terjadi (Alsagaff et al., 2002).

Nama Obat Dosis Harian

(mg/kgBB/hari)

Dosis 2x smg

(mg/kgBB/hari)

Efek Samping Aktivitas

BAKTERISIDAL Streptomisin (S)

15-25

(0.75-1 g)

25-30

(0.75-1 g)

Toksik terhadap nervus

vestibular (N. VIII)

(29)

Isoniazid (H) 5-11 15 Neuritis perifer Hepatotoksik Ekstraseluler Intraseluler Rifampisin (R) 10 (450-600 mg) 10 (450-600 mg) Hepatitis Nausea Vomiting Flu like syndrome Ekstraseluler Intraseluler Pirazinamid (Z) 30-35 (1.5-2 g) 50 (1.5-3 g) Hiperurisemia Hepatotoksik Aktif dalam suasana asam (intraseluler) BAKTERIOSTATIK Etambutol (E) 15-25 (900-1200 mg)

50 Neuritis

Optik Skin rash Intraseluler Ekstraseluler Menghambat timbulnya mutan resisten Etionamid 15-30

(0.75-1 g) dibagi

- Nausea

Vomiting Hepatotoksik Intraseluler Ekstraseluler Menghambat timbulnya mutan resisten

PAS (P) 150

(10-12 g) dibagi

- Gastritis

Hepatotoksik

(30)

Nonmedikamentosa

Strategi Penanggulangan Penyakit TB Paru Dengan Strategi DOTS

Menurut WHO (1997) dalam Simanungkalit (2006) pada tahun 1995 WHO menganjurkan strategi DOTS, yaitu strategi komprehensif untuk digunakan oleh pelayanan kesehatan primer diseluruh dunia untuk mendeteksi dan menyembuhkan penderita TB paru, agar transmisi penularan dapat dikurangi di masyarakat.

Lima strategi DOTS sesuai dengan rekomendasi WHO, yang terdiri atas komponen-komponen:

1. Komitmen politis berkesinambungan dari pemegang kebijakan termasuk anggaran dana.

2. Pemeriksaan sputum mikroskopis yang terjamin mutunya.

3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan. 4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.

5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

2.2.10. Pencegahan

1.Vaksinasi BCG, dari beberapa peneliti diketahui bahwa vaksinasi BCG hanya memberikan daya proteksi sebagian saja, yakni 0-80%. (Sudoyo et al., 2006).

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Defenisi Operasional

Kesadaran akan pengobatan secara tuntas pada penderita TB paru

Defenisi : Keadaan tahu dan mengerti dari seorang penderita TB Paru tentang tindakan pengobatan penyakit TB selama 6 bulan sesuai dengan Pedoman Nasional Penanggulangan TB

Cara Ukur : Wawancara

Alat ukur :Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 12 pertanyaan dengan:

- Jawaban yang benar diberi skor 1

- Jawaban yang salah diberi skor 0

Kategori : - kesadaran tinggi akan pengobatan (total skor 7-12)

- kesadaran rendah akan pengobatan (total skor 0-6)

Skala Pengukuran : Ordinal

Penderita TB Paru Kesadaran Akan Pengobatan

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional yaitu pengamatan subjek studi yang hanya satu kali dalam suatu saat atau suatu periode tertentu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Glugur Darat di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur pada bulan Mei-Juli 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB paru yang berobat ke Puskesmas Glugur Darat. Dari populasi yang ada (N=41), akan diambil sampel yang dianggap dapat mewakili populasi. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling.

4.3.1. Kriteria Inklusi

a. Penderita yang masih berobat

b. Penderita yang bersedia menjawab kuesioner

4.3.2. Kriteria Eksklusi

a. Penderita yang sudah sembuh

(33)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah diperoleh dari penyebaran kuesioner yang akan diberikan kepada penderita TB paru yang datang ke Puskesmas Glugur Darat.

4.4.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah disusun akan diuji validitasnya dengan SPSS 17.0.

Kuesioner penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan, kemudian dilakukan uji validitas dan didapati sebanyak 12 pertanyaan yang valid. Sampel untuk uji validitas adalah 10 responden. Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010.

Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, dimana skor yang didapati dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai-nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 10 orang dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,632. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Kuesioner yang telah disusun akan diuji reliabilitasnya dengan SPSS 17.0.

(34)
[image:34.595.116.521.263.585.2]

Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien reliabiltas Alpha pada aplikasi SPSS 17.0. Jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Tabel 4.1.

Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuesioner

Variabel Nomor Total Status Alpha Status Pertanyaan Pearson Correlation

Kesadaran 1 0.882 Valid 0.959 Reliabel 2 0.882 Valid Reliabel 3 0.882 Valid Reliabel 4 0.918 Valid Reliabel 5 0.918 Valid Reliabel 6 0.845 Valid Reliabel 7 0.738 Valid Reliabel 10 0.845 Valid Reliabel 11 0.666 Valid Reliabel 12 0.702 Valid Reliabel 13 0.648 Valid Reliabel 14 0.634 Valid Reliabel

4.5. Metode Analisis Data

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Proses pengumpulan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan pembagian kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa di bawa pulang. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan pada hasil penelitian ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Glugur Darat yang berlokasi di jalan Pendidikan No. 8 Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur. Puskesmas Glugur Darat ini dilengkapi dengan fasilitas antara lain: 1 ruang tunggu pasien, 1 tempat pendaftaran pasien, 1 ruang obat, 1 ruang laboratorium, 1 ruang KIA-KB, 1 ruang suntik, 1 ruang imunisasi, 1 ruang kesehatan lingkungan, 3 ruang poli umum, 1 ruang poli gigi, 1 ruang IGD, 1 ruang bersalin dan 3 ruang rawat inap.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah para penderita TB paru yang berobat ke Puskesmas Glugur Darat yang berjumlah 41 orang.

Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik meliputi: jenis kelamin, umur, pekerjaan, status perkawinan dan tahap pengobatan. Data lengkap mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1. yang ada dibawah ini.

(36)
[image:36.595.116.511.162.698.2]

Tabel 5.1.

Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi (f) Persen (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 26 63,4

Perempuan 15 36,6

Jumlah 41 100

Umur

<20 tahun 8 19.5

20- 40 tahun 12 29.3

>40 tahun 21 51.2

Jumlah 41 100

Pekerjaan

Bekerja 14 34.1

Tidak bekerja 27 65.9

Jumlah 41 100

Status Perkawinan

Belum menikah 13 31.7

Menikah 28 68.3

Jumlah 41 100

Tahap Pengobatan

Intensif 19 46.3

Lanjutan 22 53.7

(37)

Berdasarkan tabel distribusi karakteristik jenis kelamin, dapat dilihat bahwa responden terbanyak yaitu responden laki-laki sebanyak 26 responden (63,4%) dibanding dengan perempuan sebanyak 15 responden (36,6%).

Responden dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan umur yaitu umur <20 tahun, 20-40 tahun dan >40 tahun. Dari tabel distribusi karakteristik umur, dapat dilihat bahwa responden terbanyak yaitu pada kelompok umur >40 tahun sebanyak 21 responden (51,2%), umur 20-40 tahun sebanyak 12 (29,3%) dan umur <20 tahun sebanyak 8 responden (19,5%).

Berdasarkan pekerjaan, responden dalam penelitian ini dibagi dalam 2 kelompok yaitu bekerja dan tidak bekerja. Berdasarkan tabel distribusi karakteristik pekerjaan, dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 27 responden (65,9%) dan yang bekerja sebanyak 14 responden (34,1%).

Berdasarkan status perkawinan, responden dalam penelitian ini dibagi dalam 2 kelompok yaitu belum menikah dan menikah. Berdasarkan tabel distribusi karakteristik status perkawinan, dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar telah menikah yaitu sebanyak 28 responden (68,3%) dan yang belum menikah sebanyak 13 responden (31,7%).

(38)

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas

[image:38.595.120.502.439.747.2]

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 12 pertanyaan mengenai bagaimana kesadaran penderita TB paru di Puskesmas Glugur Darat terhadap pengobatan secara tuntas dengan mengambil dan meminum obat secara rutin. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya, sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mengawali kesadaran responden terhadap kesadaran penderita TB paru terhadap pengobatan tuntas. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel kesadaran dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Kesadaran

No. Pertanyaan Jawaban Responden

Benar Salah

Frekuensi (f) Persen (%) Frekuensi (f) Persen (%)

1. Masih merokok 25 61 16 39

2. Obat diminum

secara rutin

39 95,1 2 4,9

3. Penyakit dapat menular

37 90,2 4 9,8

4 Selama

pemakaian obat, warna urin menjadi merah

32 78 9 22

5. Warna tablet

yang diminum

37 90,2 4 9,8

6. Frekuensi

meminum obat

38 92,7 3 7,3

7. Lama

pengobatan TB

35 85,4 6 14,6

8. Tetap minum

obat bila ada efek samping

(39)

9. Tetap minum obat bila terjadi kontraindikasi

23 56,1 18 43,9

10. Berhenti minum

obat 3 hari mesti pengulangan awal

36 87,8 5 12,2

11. Pengambilan

obat terjadwal

40 97,6 1 2,4

12. Penyakit dapat disembuhkan

41 100 - -

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu pertanyaan pada nomor yaitu 2, 11 dan 12 yaitu sebesar 95,1%, 97,6%, 100%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pada pertanyaan nomor 1, 8, 9 yaitu sebesar 39%, 36,6%, 43,9%.

[image:39.595.120.503.107.266.2]

Kategori kesadaran dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu kesadaran tinggi akan pengobatan dan kesadaran rendah akan pengobatan. Seorang responden akan dikatakan memiliki kesadaran tinggi akan pengobatan jika menjawab lebih dari 6 pertanyaan dengan benar, sedangkan seorang responden dikatakan memiliki kesadaran rendah akan pengobatan jika menjawab kurang dari 7 pertanyaan dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka kesadaran penderita TB paru akan pengobatan secara tuntas dengan mengambil dan meminum obat secara rutin dapat dikategorikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesadaran Akan Pengobatan Kesadaran Akan Pengobatan Frekuensi (%) Persen (%)

Tinggi 40 97,6

Rendah 1 2,4

(40)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran penderita TB paru dengan kategori kesadaran tinggi akan pengobatan memiliki persentase 97,6% sedangkan kategori kesadaran rendah akan pengobatan memiliki persentase 2,4%.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Kesadaran

Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti; hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim Penyusun Kamus, 2005) ; Pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya.

Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 25 responden (61%) masih merokok saat ini. Dalam pengobatan TB tidak dianjurkan untuk merokok karena akan memperburuk kondisi pengobatan, sebanyak 39 responden (95,1%) telah menjawab dengan benar mengenai obat TB perlu diminum secara rutin dan sebanyak 36 responden (87,8%) mengetahui apabila pengobatan TB dihentikan dalam waktu 3 hari, maka pengobatan akan diulang dari awal.

Disamping itu, sebanyak 37 responden (90,2%) meminum obat sesuai dengan warna tablet yang ditentukan dari Dinas Kesehatan yakni warna merah untuk tahap intensif dan warna kuning untuk tahap lanjutan, sebanyak 38 responden (92,7%) meminum obat dengan interval waktu sesuai dengan Pedoman Nasional Penanggulangan TB dimana pada tahap intensif diberikan sehari sekali dan tahap lanjutan tiga hari sekali dan sebanyak 40 responden (97,6%) mengambil obat secara terjadwal dimana untuk tahap intensif diberikan seminggu sekali dan tahap lanjutan dua minggu sekali sesuai dengan ketentuan puskesmas tersebut.

(41)

tuntas selama 6 bulan sesuai dengan Pedoman Nasional Penanggulangan TB dan sebanyak 41 responden (100%) menjawab dengan sangat benar mengenai penyakit TB dapat disembuhkan.

Sebanyak 32 responden (78%) menjawab jika meminum obat TB akan mendapati perubahan warna urin menjadi merah. Itu oleh karena dari penggunaan obat TB yaitu rifampisin, sebanyak 26 responden (63,4%) menjawab tetap menggunakan obat TB meskiupun terjadi efek samping dari obat-obatan tersebut seperti mual, muntah, nyeri sendi, atu kesemutan pada kaki dan 23 responden (56,1%) menjawab tetap menggunakan obat TB bila terjadi kontraindikasi.

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kesadaran penderita TB paru di Puskesmas Glugur Darat terhadap pengobatan secara tuntas dengan mengambil dan meminum obat secara rutin berada pada kategori kesadaran tinggi akan pengobatan, yakni sebanyak 40 responden (97,6%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul saran dari peneliti, yaitu:

1. Masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan:

a. Lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan program pelayanan pengobatan gratis

b. Menyelenggarakan kegiatan bimbingan, penyuluhan dan pembinaan kesehatan secara berkala bagi seluruh lapisan masyarakat

2. Masukan kepada pelayanan kesehatan, agar lebih meningkatkan kepedulian sosial di bidang kesehatan.

3. Masukan kepada penderita TB paru:

a. Bagi penderita yang sudah rajin mengkonsumsi obat, agar tetap dipertahankan

b. Bagi penderita yang belum rutin dan teratur mengkonsumsi obat, agar dapat ditingkatkan kerutinannya

(43)

ada

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama,T.Y., 1994. Tuberkulosis Paru : masalah dan Penanggulangannya. Universitas Indonesia, Jakarta: 18-29.

Alice IS, 1997. Principle of Microbilogy. Dalam: Itah, A.Y. and Udofia, S.M., 2005. Epidemiology And Endemicity Of Pulmonary Tuberculosis (PTB) In Southeastern Nigeria. University of Uyo, Nigeria: 317-323.

Alsagaff, H., Abdul Mukty, 2002. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru Edisi Kedua. Airlangga University Press, Surabaya: 73-142.

Amin, M., Hood Alsagaff, W.B.M Taib Saleh, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press, Surabaya: 13-35.

Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson, 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II Edisi 15. EGC, Jakarta: 1028-1042.

Crofton, John, Norman Horne, Fred Miller, 1998. Tuberkulosis Klinik. Widya Medika, Jakarta: 1-16.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, 2008. Berita TBC Indonesia. Available from:

March 2010]

(45)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan Ke-7. Dalam: Hartati, 2005. Hubungan Faktor Organisasi dengan Tingkat Pencapaian Program Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Kampar Dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau Tahun 2004.

Djitowiyono, S., Akhmad Jamil, 2008. Hubungan Pendekatan Strategi DOTS dengan Kepatuhan Berobat pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Kalasan Sleman 2008. Available from:

http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/20/pdf [Accesed 12 March 2010]

Hartati, 2005. Hubungan Faktor Organisasi dengan Tingkat Pencapaian Program Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Kampar Dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau Tahun 2004.

Iseman MD., 2007. Tuberculosis. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier: chap 345. Available from:

[Accesed 16 April 2010]

Kochi, A., 1997. Tuberculosis Control-is DOTS The Health Breakthrough Of The 1990s? WHO Health Forum. Dalam: Itah, A.Y., and Udofia, S.M., 2005. Epidemiology And Endemicity Of Pulmonary Tuberculosis (PTB) In Southeastern Nigeria. University of Uyo, Nigeria: 317-323.

Kosim, 2001. Dalam: Hartati, 2005. Hubungan Faktor Organisasi dengan Tingkat Pencapaian Program Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Kampar Dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau Tahun 2004.

(46)

Rochat, P., 2003. Five Level of Self-Awareness as They Unfold Early in Life. Available from:

Rahajoe, N.N., Bambang Supriyatmo, Darmawan Budi Setyanto, 2008. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Badan Penerbit IDAI, Jakarta: 162-261.

Simanungkalit, B., 2006. Pola Konversi Dan Resistensi Kuman Serta Faktor Yang Berhubungan Pada Penderita TB Paru Pengobatan Kategori I Strategi DOTS Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005 – 2006.

Soeroso, R., 1968. Perkembangan Baru Pemberantasan penjakit Tuberculosis. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan: 10.

Sudoyo, A.W., Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 988-994.

Suharso, Ana Retnoningsih, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Widya karya, Semarang: 437.

Sunny, 2008. Pentingnya Kesadaran Diri. Available from:

Tim Penyusun Kamus, 2005. Kamus besara Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai Pustaka, Jakarta: 975-976.

WHO. Global Tuberculosis Control: A Short Update To The 2009 Report.

(47)

TB Paru Pengobatan Kategori I Strategi DOTS Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005 – 2006.

Yaahowu, 2004. Dalam: Halawa, E.,2007. Kesadaran. Available from:

(48)

Lampiran 1: Riwayat Hidup Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuly Sannaria

Tempat / Tanggal lahir : Rantauprapat / 04 Desember 1989

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Krakatau Kompleks Sinar Duta Permai No. B3

Medan, 20238

Riwayat Pendidikan : TK: Perguruan Panglima Polem Rantauprapat

SD: Perguruan Panglima Polem Rantauprapat

SMP: Perguruan Panglima Polem Rantauprapat

SMA: Perguruan Panglima Polem Rantauprapat

Riwayat Pelatihan : Pengabdian Masyarakat Kristen Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi 14-17 juni 2008

(49)

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

Nomor Kuesioner :

KUESIONER PENELITIAN

KESADARAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU TERHADAP PENGOBATAN SECARA TUNTAS DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Status Perkawinan : 1. Menikah 2. Belum Menikah

Alamat :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

(50)

1. Apakah anda seorang perokok? Dan saat ini masih merokok? a. Ya

b. Tidak

2. Menurut anda, apakah obat TBC perlu diminum secara rutin?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah penyakit TBC dapat menular?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah selama pemakaian obat, warna air kencing anda ada berwarna merah?

a. Ya b. Tidak

5. Apa warna tablet obat yang anda minum setiap kali yang diberikan oleh petugas kesehatan?

1. Merah 2. Kuning

6. Seberapa rutin anda meminum obat?

a. Satu kali sehari b. tiga kali seminggu

7. Menurut anda berapa lama pengobatan TBC dapat dikatakan tuntas?

(51)

8. Ketika anda merasakan efek samping dari obat yang anda minum, seperti mual, muntah, nyeri sendi, atau kesemutan pada kaki, apakah anda tetap melanjutkan meminum obat?

a. Ya b. Tidak

9. Jika terjadi kontraindikasi dari pemakaian obat TBC, apakah anda tetap melanjutkan konsumsi obat?

a. Ya b. Tidak

10.Tahukah anda apabila pengobatan TBC dihentikan selama 3 hari, anda harus mengulangi pengobatan dari awal?

a. Ya b. Tidak

11.Apakah anda mengambil obat TBC secara terjadwal?

a. Ya b. Tidak

12.Apakah penyakit TBC dapat disembuhkan?

(52)

Lampiran 3: Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan Hormat,

Nama Saya YULY SANNARIA, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat”.

Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti; hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim Penyusun Kamus, 2005). Dalam bentuk lain adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa, 2007).

Cambridge International Dictionary of English (1995), ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Pertama, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (Halawa, 2007).

Kesadaran berdasarkan defenisi operasional peneliti adalah keadaan tahu dan mengerti dari seorang penderita TB Paru tentang tindakan pengobatan penyakit TB selama 6 bulan sesuai dengan Pedoman Nasional Penanggulangan TB

(53)

masukan bagi Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan untuk lebih memperhatikan tingkat pengetahuan masyarakat penderita TB paru akan pentingnya pengobatan tuntas dalam rangka menurunkan angka kejadian penyakit TB paru serta mendapatkan angka penderita TB paru dan menjadi referensi bagi peneliti yang lain.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.Untuk penelitian ini Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Saudara/Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:

NAMA : YULY SANNARIA

ALAMAT : JL. KRAKATAU KOMP. SDP NO. B3 MEDAN, 20238

NO. HP : 085762256888

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam penelitian ini menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan,………..2010

Peneliti

(54)

Lampiran 4: Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp :

setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Kesadaran Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Terhadap Pengobatan Secara Tuntas Di Puskesmas Glugur Darat”, maka dengan ini saya secara sukarela tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini dapat digunakan seperlunya.

Medan,…………..2010

(55)
(56)
(57)

Lampiran 7: Data Induk Dan Hasil Output

DATA INDUK RESPONDEN

N a m a Um ur Jenis Kela min PMO Pek erja an Status Perkawi nan Tahap Pengobat an P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 1 0 P 1 1 P 1 2 Ju m la h Ka te go ri A

20

Laki-laki Ibu Tida

k bek erja

Belum

menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

Tin ggi

B 30

Laki-laki Istri Bek

erja Menikah Lanjutan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Tin ggi C 30 Pere mpu an Ibu Tid ak bek

erj a Menikah Lanj ut an

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 Tin ggi D 43 Pere mpu an Sua mi Tida k bek

erja Menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Tin ggi E 20 Pere mpu an Ibu Tida k bek erja Belum

menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

Tin ggi

F 51 Laki-laki Istri Bek

erja Menikah Lanjutan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

G 4 Pere mpu an Ibu Tida k bek erja Belum

menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

Tin ggi

H 59 Laki-laki

Teta ngga

Bek

erja Menikah intensif 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 Tin ggi

I 50

Laki-laki Istri Bek

(58)

J

57

Laki-laki Anak Tida

k bek

erja Menikah Lanjutan

0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8 Tin ggi K 16 Pere mpu an Ibu Tida k bek erja Belum

menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 Tin ggi L 41 Pere mpu an Adik Tida k bek erja Belum

menikah Lanjutan

1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 9 Tin ggi

M 44

Laki-laki Istri Bek

erja Menikah Lanjutan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

Tin ggi

N 25 Laki-laki teta ngga Bek erja Belum

menikah intensif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Tin ggi

O

73

Laki-laki Istri Tida

k bek

erja Menikah Lanjutan

0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 Re nd ah P 35 Pere mpu an Sua mi Tida k bek

erja Menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Tin ggi Q 20 Pere mpu an Aba ng Tida k bek

erja Menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Tin ggi

R 28

Laki-laki Istri Bek

erja Menikah Intensif 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

Tin ggi

S 20

Pere mpu an

Ibu Bekerja menikah Lanjutan Belum 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 8 Tin ggi

T 34 Laki-laki Anak Bek

erj a Menikah Lanj ut an 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 Tinggi

U 42

Pere mpu an Sua mi Tid ak

bek Menikah Lanjutan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

(59)

erj a V 60 Pere mpu an Anak Tida k bek erja Menik a

h Intensif

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

Tin ggi

W

24 Laki-laki teta ngga Tida k bek erja Belum

menikah intensif

0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 Tin ggi

X 44

Laki-laki Istri Bek

erja Menikah intensif 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 Tin ggi

Y

23

Laki-laki Ibu Tida

k bek erja

Menik a

h intensif

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Tin ggi Z 44 Pere mpu an Adik Tida k bek

erja Menikah intensif

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

Tin ggi

A A

60

Laki-laki Anak Tida

k Bek

erja Menikah Intensif

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

Tin ggi

B

B 44 Laki-laki Istri Bek erja

Menik a

h Intensif 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 Tinggi

C

C 33 Laki-laki Istri Bek erja

Menik a

h Intensif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tinggi

D D 62 Pere mpu an Sua mi Tida k bek

erja Menikah intensif

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 Tin ggi E E 53 Pere mpu an Anak Tid ak bek erj a Menik a

h I nt ensif

1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 Tin ggi

F 41

Laki-laki Istri Bek Menik a I nt ensif 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

(60)

F erj a h

G G

68

Laki-laki Anak Tida

k bek

erja Menikah intensif

0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Tin ggi

H H

59

Laki-laki Anak Tida

k bek

erja Menikah Lanjutan

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

Tin ggi

I I

20

Laki-laki Ibu Tida

k bek erja

Belum

menikah intensif

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Tin ggi

J J

24

Laki-laki Ibu Tida

k bek erja

Belum

menikah Lanjutan

0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 Tin ggi

K K

3

Laki-laki Ibu Tida

k bek erja

Belum

menikah intensif

0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 Tin ggi L L 25 Pere mpu an Kaka k Tida k bek erja Belum menikah

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

Tin ggi

M M

52 Laki-laki Men antu Tida k bek

erja Menikah

0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 7 Tin ggi

N N

78

Laki-laki Anak Tida

k bek

erja Menikah

0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 7 Tin ggi

O

O 25

Laki-laki Ayah Bek erja

Belum

menikah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

(61)

Karakteristik Responden:

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 26 63.4 63.4 63.4

Perempuan 15 36.6 36.6 100.0

Total 41 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-20 8 19.5 19.5 19.5

20-40 12 29.3 29.3 48.8

>40 21 51.2 51.2 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bekerja 14 34.1 34.1 34.1

Tidak bekerja

27 65.9 65.9 100.0

Total 41 100.0 100.0

Status Perkawinan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Belum

menikah

13 31.7 31.7 31.7

Menikah 28 68.3 68.3 100.0

(62)

Tahap Pengobatan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Intensif 19 46.3 46.3 46.3

Lanjutan 22 53.7 53.7 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan:

Pertanyaan 1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 16 39.0 39.0 39.0

Benar 25 61.0 61.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 2 4.9 4.9 4.9

Benar 39 95.1 95.1 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 4 9.8 9.8 9.8

Benar 37 90.2 90.2 100.0

(63)

Pertanyaan 4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 9 22.0 22.0 22.0

Benar 32 78.0 78.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 4 9.8 9.8 9.8

Benar 37 90.2 90.2 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 3 7.3 7.3 7.3

Benar 38 92.7 92.7 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 6 14.6 14.6 14.6

Benar 35 85.4 85.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 15 36.6 36.6 36.6

Benar 26 63.4 63.4 100.0

(64)

Pertanyaan 9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 18 43.9 43.9 43.9

Benar 23 56.1 56.1 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 5 12.2 12.2 12.2

Benar 36 87.8 87.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 1 2.4 2.4 2.4

Benar 40 97.6 97.6 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

(65)

Total Skor Dalam kategori

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kesadaran

Rendah Akan Pengobatan

1 2.4 2.4 2.4

KesadaranTi nggi Akan Pengobatan

40 97.6 97.6 100.0

Total 41 100.0 100.0

Uji Validitas

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

Total Pertany aan P 1 Pearso n Correla tion

1 1.000** 1.000** .816** .816** .583 .408 .583 .816** .816** .802** .816** .882**

Sig.

(2-tailed)

.000 .000 .004 .004 .077 .242 .077 .004 .004 .005 .004 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 2 Pearso n Correla tion 1.000 1

** 1.000 .816

**

.816 **

.583 **

.408 .583 .816** .816** .802** .816** .882**

Sig. (2-tailed)

.000

.000 .004 .004 .077 .242 .077 .004 .004 .005 .004 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 3 Pearso n Correla tion 1.000 1.000

** 1

**

.816** .816** .583 .408 .583 .816** .816** .802** .816** .882**

Sig. (2-tailed)

.000 .000

.004 .004 .077 .242 .077 .004 .004 .005 .004 .001

(66)

P 4 Pearso n Correla tion

.816** .816** .816** 1 1.000** .816* .600

* .816 .600

**

.600 .655* .600 .918**

Sig. (2-tailed)

.004 .004 .004

.000 .004 .067 .004 .067 .067 .040 .067 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 5 Pearso n Correla tion

.816** .816** .816** 1.000** 1 .816* .600

* .816 .600

**

.600 .655* .600 .918**

Sig. (2-tailed)

.004 .004 .004 .000

.004 .067 .004 .067 .067 .040 .067 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 6 Pearso n Correla tion

.583 .583 .583 .816** .816** 1 .816 1.000

** .408

**

.408 .356 .408 .845**

Sig. (2-tailed)

.077 .077 .077 .004 .004

.004 .000 .242 .242 .312 .242 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 7 Pearso n Correla tion

.408 .408 .408 .600 .600 .816* 1

* .816 .200

**

.200 .218 .200 .738*

Sig. (2-tailed)

.242 .242 .242 .067 .067 .004

.004 .580 .580 .545 .580 .015

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 8 Pearso n Correla tion

.583 .583 .583 .816** .816 1.00

0 **

.816

** ** 1 .408 .408 .356 .408 .845

**

Sig. (2-tailed)

.077 .077 .077 .004 .004 .000 .004

.242 .242 .312 .242 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 9 Pearso n Correla tion

.816** .816** .816** .600 .600 .408 .200 .408 1 .600 .655* .600 .666*

Sig. (2-tailed)

.004 .004 .004 .067 .067 .242 .580 .242

.067 .040 .067 .035

(67)

P 10 Pearso n Correla tion

.816** .816** .816** .600 .600 .408 .200 .408 .600 1 .655* 1.000** .702*

Sig. (2-tailed)

.004 .004 .004 .067 .067 .242 .580 .242 .067

.040 .000 .024

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 11 Pearso n Correla tion

.802** .802** .802** .655* .655* .356 .218 .356 .655* .655* 1 .655* .648*

Sig. (2-tailed)

.005 .005 .005 .040 .040 .312 .545 .312 .040 .040

.040 .043

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P 12 Pearso n Correla tion

.816** .816** .816** .600 .600 .408 .200 .408 .600 1.000** .655* 1 .702*

Sig. (2-tailed)

.004 .004 .004 .067 .067 .242 .580 .242 .067 .000 .040

.024

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

T ot al P er ta ny aa n Pearso n Correla tion

.882** .882** .882** .918** .918** .845* .738

* * .845 .666

** .702 * .648 * .702 * 1 * Sig. (2-tailed)

.001 .001 .001 .000 .000 .002 .015 .002 .035 .024 .043 .024

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

(68)

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.959 12

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

6.70 26.678 5.165 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .60 .516 10

P2 .60 .516 10

P3 .60 .516 10

P4 .50 .527 10

P5 .50 .527 10

P6 .60 .516 10

P7 .50 .527 10

P10 .60 .516 10

P11 .50 .527 10

P12 .50 .527 10

P13 .70 .483 10

P14 .50 .527 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 6.10 21.878 .938 .951

P2 6.10 21.878 .938 .951

P3 6.10 21.878 .938 .951

P4 6.20 21.956 .900 .952

P5 6.20 21.956 .900 .952

P6 6.10 22.767 .740 .957

P7 6.20 23.733 .519 .963

P10 6.10 22.767 .740 .957

P11 6.20 22.844 .706 .958

P12 6.20 22.622 .754 .956

(69)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 4.1.
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah penetian pada pengkajian penerapan pendekatan saintifik menggunakan media audio visual untuk mengetahui kualitas proses

[r]

Diharapkan dari penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah atau instansi kesehatan dalam mencanangkan program pemanfaatan starter tape, nasi basi

Untuk membuat Modul ini penulis membuat struktur navigasi dan storyboard dengan menggunakan Macromedia Flash MX 2004 serta komponen-komponen lainnya yang mendukung proses

Definisi, lingkup, dan syarat kerja sama Gelar Bersama, Gelar Ganda, Kegiatan Alih atau Ambil Kredit wajib mengikuti Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Perguruan

Persamaan Master adalah sebuah persamaan diferensial fenomenologis orde pertama yang penyelesaiannya memberikan evolusi waktu dari (fungsi) peluang suatu sistem

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan