• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES)(Studi Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES)(Studi Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

S E K

O L

A H

P A

S C

A S A R JA

N

A

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN

DAN LOYALITAS NASABAH KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES)

(Studi Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)

TESIS

Oleh

HELDIN SURANTA TARIGAN

087019023/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN

DAN LOYALITAS NASABAH KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES)

(Studi Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

HELDIN SURANTA TARIGAN

087019023/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) (Studi Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)

Nama Mahasiswa : Heldin Suranta Tarigan

Nomor Pokok : 087019023

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Amrin Fauzi.)

Ketua Anggota

(Prof. Dr. Rismayani, MS)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi

Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, MS.

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

3. Dra. Nisrul Irawati, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

“ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN

DAN LOYALITAS NASABAH KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) (Studi

Kasus pada BRI Unit Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe)”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, Desember 2011

Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Persaingan perbankan dan situasi bisnis saat ini berubah dengan sangat cepat. Bank Rakyat Indonesia (BRI) harus berkompetisi dengan bank lain dalam menarik nasabah, khususnya BRI Unit yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Untuk meningkatkan daya saing Kupedes dengan produk sejenis dari bank pesaing maka bank BRI harus terus berupaya memperbaiki kualitas pemasaran produk pinjaman Kupedes kepada para nasabahnya.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori Pemasaran Bank yang berkaitan dengan Teori tentang Perilaku Konsumen, Bauran Pemasaran Jasa, Kepuasan dan Loyalitas.

Penelitian menggunakan pendekatan metode survey, serta bersifat explanatory. Jumlah sampel terdiri dari 89 orang responden nasabah Kupedes BRI. Teknis analisis yang digunakan adalah Regresi berganda untuk menguji hipotesis pertama dan regresi sederhana untuk menguji hipotesis kedua.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bauran pemasaran secara simultan mempengaruhi kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi. Berdasarkan uji t (secara parsial), hanya variabel produk, Suku bunga, promosi, sumber daya Manusia dan pelayanan yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel lokasi dan variabel proses tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi. Kepuasan nasabah juga mempengaruhi loyalitas nasabah untuk tetap meminjam kredit Kupedes pada BRI Unit Berastagi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa (1) bauran pemasaran bank yang terdiri dari: variabel produk (X1), variabel suku bunga (X2), variabel promosi (X4),

variabel sumber daya manusia (X5) dan variabel Pelayanan (X7) berpengaruh sangat

signifikan (high significant) terhadap kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi . Hal ini berarti bauran pemasaran bank yang diterapkan oleh BRI Unit sangat menentukan sekali dalam meningkatkan kepuasan nasabah kredit Kupedes, (2) Kepuasan nasabah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah kredit Kupedes di BRI Unit, artinya bahwa kepuasan yang diperoleh nasabah akan meningkatkan loyalitas nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi.

(7)

ABSTRACT

Banking competition and business situation changing so fast now. Bank Rakyat Indoesia (BRI) must be competioning with other bank to get the customer.

Specially BRI need to focusing in micro financing. That’s why BRI Must to increase the quality of product specially Kupedes increasing competitive with other competitors. BRI also increasing it’s professionalism and competitiveness, high competency and hig service to their consumers.

The theories that used in research are marketing theories, especially consumer behavior theories, buying interest, and buying decision.

The research method are survey approach and explanatory research. There are 89 respondents of customer BRI Kupedes. The analyse using Multiple Regression technique to analyse first hypothesies and Simple Regression technique to analyse second hypothesies.

Analysies results show that services marketing strategy influencing customer satisfaction of Kupedes loan BRI. Based on ttest

The conclusion are: (1) marketing mix which consist of product, interest rate, promotion, location, process, human resource and service variable have the significant influence to costomer satisfaction of Kupedes loan BRI. It mean that services marketing which is used BRI can improve consumer satisfaction (2) Consumer satisfaction can also influence the consumer loyalty to remain borrow the Kupedes BRI Berastagi.

result, only product, interest rate, promotion, human resource and service variable have the significant influence. The other variable such as location and process variable have not significance influence to customer satisfaction of Kupedes loan BRI. Consumer satisfaction can also influence consumer loyality to remain borrow the Kupedes BRI Berastagi.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH BAURAN

PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH

KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES)” (Studi Kasus pada BRI Unit

Berastagi Kantor Cabang Kabanjahe).

Dalam proses penulisan tesis ini, Penulis telah memperoleh banyak bantuan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, P. Lubis, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K),

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahim Matondang, M.SIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini..

4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi selaku Ketua Komisi pembimbing yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam

(9)

5. Ibu Prof. Dr. Hj. Rismayani, SE, MS selaku anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, SE,MBA selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu

Manajemen dan juga selaku anggota Komisi Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan untuk perbaikan dalam penulisan tesis.

7. Bapak Drs. Syahyunan M.Si dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku anggota

Komisi Pembanding yang juga telah banyak memberikan masukan dan pengarahan

demi kesempurnaan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Made Antara Jaya selaku pemimpin Cabang BRI Kantor Cabang

Kabanjahe, yang telah memberikan ijin dan membantu penulis selama melakukan

riset di BRI Kantor Cabang Kabanjahe Unit Berastagi.

10.Seluruh teman-teman Angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, selalu memotivasi dan memberikan

semangat dalam penyelesaikan tesis ini.

11.Rekan kerja penulis di BRI Unit Berastagi yang telah banyak membantu penulis

(10)

12.Rekan-rekan penulis, Ferdinand Sitepu, Eddy Suranta Ginting, Subambang

Harsono, Buhari Imran, Zainal, Arus Tarigan, Juliana, Ewin, Fernando Siadari,

yang selalu memotivasi dan memberikan semangat dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini.

13.Khususnya kepada kedua orang tua saya yang tercinta Ayahanda Aman Tarigan,

dan Ibunda Rasmita br Ginting, dan Bapak mertua dan Ibu mertua saya Nasipta

Kembaren, dan Dewi Ratna br Tarigan. Terima kasih atas kasih sayang, doa,

motivasi dan dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materil

sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

dua.

14. Kepada saudara-saudaraku yang tercinta, Priska Helvina br Tarigan, Dumarika br

Tarigan, Ando Rio Tarigan, Pt. Mimpin Kembaren, Hiskia Kembaren, Santa Meilina

Kembaren, dan Martin Sinarta Pinem, yang telah banyak memberikan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

15.Teristimewa kepada istriku yang tercinta Novalita Kembaren SE, dan anak-anaku

yang tersayang Brian Christnovel Tarigan dan Barry Deovanta Tarigan atas

(11)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunianya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya sehingga dapat menyelesaikan

perkuliahan dan penulisan tesis ini. Penulis menyadari Tesis ini masih belum jauh

dari sempurna, namun diharapkan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, yang

membutuhkan refrensi penelitian di bidang pemasaran.

Medan, Desember 2011 Penulis

(12)

RIWAYAT HIDUP

Heldin Suranta Tarigan, lahir di Juhar Kabupaten Karo pada tanggal

13 Agustus 1975, anak pertama dari empat bersaudara putera dari pasangan Aman

Tarigan dan Rasmita br Ginting. Menikah dengan Novalita Kembaren SE tahun 2004,

dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu, Brian Christnovel Tarigan dan Barry

Deovanta Tarigan.

Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. 040556 Juhar, tamat

dan lulus tahun 1986, melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri

01 Juhar, tamat dan lulus tahun 1990, selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Binjai, tamat dan lulus pada tahun 1993. Melanjutkan ke

jenjang pendidikan Strata Satu di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada

Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian program Studi Agronomi, tamat dan

lulus pada tahun 1998. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan Strata dua di

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Program Studi

Magister Ilmu Manajemen.

Telah aktif bekerja di BRI Kantor Cabang Kabanjahe sejak tahun 1999,

dengan jabatan terakhir sebagai Asisten Manajer Bisnis Mikro Kantor Cabang

Kabanjahe.

Medan, Februari 2011

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Teori Tentang Pemasaran dan Jasa ... 9

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 9

2.2.1.2. Pengertian Jasa ... 9

2.2.2. Teori Tentang Pemasaran Bank ... 12

2.2.2.1. Pengertian Bank ... 12

2.2.2.2. Manajemen Pemasaran Bank ... 15

2.2.2.3. Kredit Umum Pedesaan ... 15

2.2.3. Teori Tentang Bauran Pemasaran Jasa ... 19

2.2.4. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan ... 35

2.2.4.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 35

(14)

2.2.5. Teori Tentang Loyalitas Pelanggan ... 45

2.2.5.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 45

2.2.5.2. Tingkat Loyalitas Pelanggan ... 47

2.2.5.3. Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas . 49 2.3. Kerangka Konseptual ... 52

2.4. Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 59

3.1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ... 59

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 59

3.3. Populasi dan Sampel ... 60

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 61

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 61

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 62

3.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 62

3.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 62

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 65

3.7.1. Uji Validitas Instrumen ... 66

3.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 71

3.8. Model Analisis Data ... 73

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 77

3.9.1. Uji Normalitas ... 77

3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 78

(15)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1. Hasil Penelitian ... 79

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 79

4.1.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Tbk ... 79

4.1.1.2. Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk ... 80

4.1.1.3. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Tbk Bagian Mikro Kanca Kabanjahe ... 81

4.1.2. Karakteristik Responden BRI Unit Berastagi ... 82

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia ... 82

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 83

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 83

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan

Lama Menjadi Nasabah ... 84

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 85

4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel

Produk ... 85

4.1.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel

suku bunga ... 86

4.1.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel

lokasi ... 88

4.1.3.4. Penjelasan Responden atas Variabel

Promosi ... 89

4.1.3.5. Penjelasan Responden atas Variabel

Sumber Daya Manusia ... 90

4.1.3.6. Penjelasan Responden atas Variabel

(16)

4.1.3.7. Penjelasan Responden atas Variabel

Pelayanan ... 92

4.1.3.8. Penjelasan Responden atas Variabel Kepuasan Nasabah ... 93

4.1.3.9. Penjelasan Responden atas Variabel Loyalitas Nasabah ... 94

4.1.4. Analisis Statistik Inferential ... 95

4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ... 95

4.1.4.1.1. Uji Normalitas ... 95

4.1.4.1.2. Uji Multikolinieritas ... 97

4.1.4.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 98

4.1.4.2. Pengujian Hipotesis Pertama ... 100

4.1.4.3. Pengujian Hipotesis Kedua ... 105

4.2. Pembahasan ... 106

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1. Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 111

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Kupedes BRI Unit Berastagi

dari Tahun 2007 sampai dengan 2009 ... 2

3.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 64

3.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 65

3.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Produk ... 66

3.4 Uji Validitas Instrumen Variabel Suku Bunga ... 67

3.5 Uji Validitas Instrumen Variabel Lokasi ... 67

3.6 Uji Validitas Instrumen Variabel Promosi ... 68

3.7 Uji Validitas Instrumen Variabel Sumber Daya Manusia ... 68

3.8 Uji Validitas Instrumen Variabel Proses ... 69

3.9 Uji Validitas Instrumen Variabel Pelayanan ... 69

3.10 Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan ... 70

3.11 Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas ... 70

3.12 Uji Reliabilitas Instrumen ... 72

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 82

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan ... 84

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Nasabah ... 85

4.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Produk ... 86

4.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Suku Bunga ... 87

4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Lokasi ... 88

4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi ... 89

4.9 Penjelasan Responden Atas Variabel Sumber Daya Manusia ... 90

(18)

4.11 Penjelasan Responden Atas Variabel Pelayanan ... 92

4.12 Penjelasan Responden Atas Variabel Kepuasan Nasabah ... 93

4.13 Penjelasan Responden Atas Variabel Loyalitas Nasabah ... 94

4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ... 98

4.15 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak ... 100

4.16 Nilai Koefisien Determinasi (R2 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 102

) Hipotesis Pertama ... 101

4.18 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 105

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Elemen Pemberi Kepuasan Pelanggan ... 40

2.2 Kerangka Konseptual ... 58

4.1 Bagan Struktur PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Bagian Mikro Kanca Kabanjahe ... 81

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 96

4.3 Grafik Histogram ... 97

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Kuesioner Penelitian ... 116

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Produk ... 127

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Suku Bunga ... 128

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Lokasi ... 129

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi ... 130

6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sumber Daya Manusia 131 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Proses ... 132

8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pelayanan ... 133

9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan ... 134

10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas ... 135

11. Hasil Uji Normalitas ... 136

12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 137

13. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 138

14. Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 139

(21)

ABSTRAK

Persaingan perbankan dan situasi bisnis saat ini berubah dengan sangat cepat. Bank Rakyat Indonesia (BRI) harus berkompetisi dengan bank lain dalam menarik nasabah, khususnya BRI Unit yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Untuk meningkatkan daya saing Kupedes dengan produk sejenis dari bank pesaing maka bank BRI harus terus berupaya memperbaiki kualitas pemasaran produk pinjaman Kupedes kepada para nasabahnya.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori Pemasaran Bank yang berkaitan dengan Teori tentang Perilaku Konsumen, Bauran Pemasaran Jasa, Kepuasan dan Loyalitas.

Penelitian menggunakan pendekatan metode survey, serta bersifat explanatory. Jumlah sampel terdiri dari 89 orang responden nasabah Kupedes BRI. Teknis analisis yang digunakan adalah Regresi berganda untuk menguji hipotesis pertama dan regresi sederhana untuk menguji hipotesis kedua.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bauran pemasaran secara simultan mempengaruhi kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi. Berdasarkan uji t (secara parsial), hanya variabel produk, Suku bunga, promosi, sumber daya Manusia dan pelayanan yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel lokasi dan variabel proses tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi. Kepuasan nasabah juga mempengaruhi loyalitas nasabah untuk tetap meminjam kredit Kupedes pada BRI Unit Berastagi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa (1) bauran pemasaran bank yang terdiri dari: variabel produk (X1), variabel suku bunga (X2), variabel promosi (X4),

variabel sumber daya manusia (X5) dan variabel Pelayanan (X7) berpengaruh sangat

signifikan (high significant) terhadap kepuasan nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi . Hal ini berarti bauran pemasaran bank yang diterapkan oleh BRI Unit sangat menentukan sekali dalam meningkatkan kepuasan nasabah kredit Kupedes, (2) Kepuasan nasabah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah kredit Kupedes di BRI Unit, artinya bahwa kepuasan yang diperoleh nasabah akan meningkatkan loyalitas nasabah kredit Kupedes di BRI Unit Berastagi.

(22)

ABSTRACT

Banking competition and business situation changing so fast now. Bank Rakyat Indoesia (BRI) must be competioning with other bank to get the customer.

Specially BRI need to focusing in micro financing. That’s why BRI Must to increase the quality of product specially Kupedes increasing competitive with other competitors. BRI also increasing it’s professionalism and competitiveness, high competency and hig service to their consumers.

The theories that used in research are marketing theories, especially consumer behavior theories, buying interest, and buying decision.

The research method are survey approach and explanatory research. There are 89 respondents of customer BRI Kupedes. The analyse using Multiple Regression technique to analyse first hypothesies and Simple Regression technique to analyse second hypothesies.

Analysies results show that services marketing strategy influencing customer satisfaction of Kupedes loan BRI. Based on ttest

The conclusion are: (1) marketing mix which consist of product, interest rate, promotion, location, process, human resource and service variable have the significant influence to costomer satisfaction of Kupedes loan BRI. It mean that services marketing which is used BRI can improve consumer satisfaction (2) Consumer satisfaction can also influence the consumer loyalty to remain borrow the Kupedes BRI Berastagi.

result, only product, interest rate, promotion, human resource and service variable have the significant influence. The other variable such as location and process variable have not significance influence to customer satisfaction of Kupedes loan BRI. Consumer satisfaction can also influence consumer loyality to remain borrow the Kupedes BRI Berastagi.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan kredit semakin beragam, dan

masing-masing individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank-bank yang ada

berlomba-lomba untuk membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan para nasabah dengan menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan, agar

para nasabah mau menjadi nasabah kredit pada bank tertentu.

Untuk itu, saat ini banyak Bank Umum Nasional maupun Bank Swasta

Nasional, mulai menggarap kredit di sektor mikro, karena pasca krisis moneter tahun

1997-1998, sektor mikro tidak begitu terpengaruh krisis dan tetap eksis. Sektor

mikro juga dianggap sebagai lahan yang menguntungkan dan potensi pasarnya masih

cukup luas.

Kehadiran bank-bank pesaing ke sektor mikro, telah mempengaruhi pangsa

pasar Bank Rakyat Indonesia (BRI), khususnya BRI Unit yang sudah terlebih dahulu

menggarap sektor mikro dengan produk pinjaman Kredit Umum Pedesaan (Kupedes).

Perkembangan jumlah nasabah Kupedes BRI Unit Berastagi menunjukkan

kecenderungan penurunan dari tahun ke tahun hal ini dapat kita lihat dari data

perkembangan jumlah nasabah Kupedes dari tahun 2007 sampai dengan 2009 seperti

(24)

Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Nasabah Kupedes BRI Unit Berastagi dari

Sumber: BRI Unit Berastagi

Bank Rakyat Indonesa (BRI) saat ini terus berupaya memperbaiki kualitas

produknya, terutama Kupedes, seiring dengan misi BRI untuk melakukan kegiatan

perbankan yang terbaik dengan mengutamakaan pelayanaan kepada nasabah usaha

mikro, kecil dan menengah, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada masyarakat dengan menambah flafond kredit yang sebelumnya maksimal Rp.

50 juta menjadi sampai dengan Rp. 100 juta. Begitu juga suku bunga disesuaikan

dengan jumlah pinjaman sebelumnya suku bunga pinjaman adalah 24% per tahun flat

rate untuk semua pinjaman menjadi 24% pertahun untuk pinjaman sampai dengan

Rp. 25 juta, 20% pertahun untuk pinjaman di atas Rp. 25 juta sampai dengan Rp. 50

juta dan 12% per tahun untuk pinjaman di atas Rp. 50 juta. Begitu juga dengan jangka

waktu kredit yang sebelumnya maksimal 3 tahun untuk komersial menjadi 5 tahun

dan kredit berpenghasilan tetap yang sebelumnya 5 tahun menjadi 8 tahun.

Kupedes tidak terbatas untuk sektor pertanian, tapi juga dirancang untuk

membiayai sektor-sektor lain seperti jasa, perdagangan, golongan berpenghasilan

(25)

Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah dengan

sangat cepat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan

tingkat persaingan yang semakin tajam di pasar domestik maupun pasar internasional.

Masing-masing bank berlomba untuk menarik nasabah yang pada akhirnya nasabah

mendapatkan keuntungan dari keadaan tersebut, karena itu dunia perbankan tidak

mempunyai banyak pilihan kecuali meningkatkan profesionalisme, kompetensi dan

daya saing.

Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam rangka intensifikasi

penghimpun dana masyarakat, BRI memanfaatkan sarana-sarana penghimpun dana

melalui BRI Unit seperti, Tabungan Simpedes, Britama dan Deposito Berjangka., dan

menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman yang sering disebut Kredit Umum

Pedesaan.

Bank Rakyat Indonesa kantor cabang Kabanjahe saat ini memiliki 16 unit

kerja yang terdiri dari 14 unit kerja di Kabupaten Karo, 1 unit kerja di Kabupaten

Simalungun serta 1 unit kerja di Kabupaten Deli Serdang, dan semua unit kerja saat

ini telah on-line sistem.

Pada dasarnya Bank Rakyat Indonesa kantor cabang Kabanjahe telah

menerapkan berbagai tindakan yang ditunjukkan untuk memperbaiki pemasaran

(26)

terobosan-terobosan, seperti menerapkan standard pelayanan, menambah tenaga

pemasar, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pemasar dengan

pelatihan-pelatihan, kemudahan dan kecepatan putusan kredit, persyaratan agunan

yang lebih mudah, dan suku bunga pinjaman yang lebih fleksibel. Hal ini

dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk menjamin kelancaran

serta membina hubungan yang baik dengan para nasabah peminjam Kupedes di BRI

Unit.

Seperti diketahui saat ini bank-bank pesaing gencar membuka unit mikronya

didaerah-daerah dimana BRI Unit berlokasi, sehingga persaingan semakin terbuka,

dan masing-masing berusaha menarik nasabah sebanyak-banyaknya dengan

melakukan penawaran-penawaran yang menarik kepada para nasabah, sehingga para

nasabah mempunyai banyak alternative pilihan untuk memutuskan kemana mereka

meminjam. Situasi tersebut membuat BRI Unit harus cepat bertindak, agar

nasabahnya tidak berpaling ke bank pesaing. Untuk menjaga kepercayaan dan

kepuasan nasabah peminjam Kupedes di BRI Unit, maka bauran pemasaran Kredit

Umum Pedesaan (Kupedes) harus dilakukan secara terpadu, artinya pelaksanaan dan

penerapan komponen bauran pemasaran harus saling bersinergi satu dengan yang

lain, karena satu komponen dengan komponen lain saling berkaitan erat guna

mencapai tujuan dan tidak efektif jika dijalankan sendiri-sendiri.

Penyempurnan dan perbaikan secara terus menerus harus terus dilakukan BRI

Unit untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah dalam mengakomodir

(27)

dan tetap loyal terhadap produk Kupedes. Nasabah loyal akan memberikan

keuntungan kepada BRI Unit, antara lain kecil kemungkinan nasabah pindah ke bank

lain dan akan tetap setia menjadi nasabah BRI Unit, meminjam kembali secara

berulang-ulang dan bahkan membeli produk lain yang ditawarkan seperti menjadi

nasabah simpanan. Biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah dibanding merekrut

nasabah baru, tidak mudah dipengaruhi untuk berpindah ke bank lain. Nasabah loyal

akan selalu membela perusahaan dan bahkan menarik orang lain untuk menjadi

nasabah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, suku

bunga, lokasi, promosi, sumber daya manusia, proses, dan pelayanan

terhadap kepuasan nasabah Kupedes di BRI Unit Berastagi kantor cabang

Kabanjahe?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah Kupedes di BRI

(28)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuandilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang terdiri

dari: produk, suku bunga, lokasi, promosi, sumber daya manusia, proses, dan

pelayanan terhadap kepuasan nasabah Kupedes di BRI Unit Berastagi kantor

cabang Kabanjahe.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas

nasabah Kupedes di BRI Unit Berastagi kantor cabang Kabanjahe.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan BRI kantor cabang Kabanjahe dalam

merumuskan kebijakan, strategi dan program kerja dalam meningkatkan

kepuasan dan loyalitas nasabah Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) di BRI

Unit kantor cabang Kabanjahe.

2. Sebagai bahan untuk menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) yang

dapat dipergunakan dan dikembangkan.

3. Sebagai bahan untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti

dalam bidang pemasaran khususnya hal-hal yang berhubungan dengan Teori

(29)

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hendro Priyanto (2009) dengan judul

“Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan nasabah sebagai variabel

intervening terhadap loyalitas nasabah Unit Mikro Mandiri cabang Teluk Betung”

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran dan kepuasan nasabah

sebagai variabel perantara terhadap loyalitas nasabah kredit pada Unit Mikro Mandiri

Cabang Teluk Betung. Analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier

berganda untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel Bauran

Pemasaran dan Kepuasan Nasabah sebagai variabel intervening mempengaruhi

variabel Loyalitas Nasabah Kredit Mandiri, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Hasil koefisien determinasi regresi kesatu adalah sebesar 85,7%, artinya

variabel kepuasan nasabah dapat dijelaskan oleh variasi dari ke tujuh variabel

independen (7P). Hasil koefisien determinasi regresi ke dua adalah sebesar 72,3%,

artinya variabel loyalitas nasabah dapat dijelaskan oleh variasi dari ke delapan

variabel independen ( bauran pemasaran/7P dan kepuasan nasabah). Pengaruh

produk, suku bunga, promosi, lokasi, SDM dan proses terhadap kepuasan nasabah

masing-masing adalah sebesar 21%, 30,4%, 13,6%, 15%, 33,9%, dan

39,7%. Kepuasan nasabah berpengaruh sebesar 0,282 atau 28,2% terhadap loyalitas

(31)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Tentang Pemasaran dan Jasa

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2004), menyatakan bahwa “Pemasaran adalah suatu

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka inginkan dan butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran barang dan nilai

dengan pihak lain”.

Stanton (1996), menyatakan bahwa, “Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Boone and Kuntz (1995),mendefinisikan “Pemasaran adalah suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses pertukaran yang saling menguntungkan. Aktivitas pemasaran tersebut antara lain perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan promosi, distribusi, penjualan, pelayanan, membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, sistem informasi pemasaran dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran.”

2.2.1.2. Pengertian Jasa

Kotler (2000), menyatakan bahwa “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain yang secara esensial tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Sedangkan Zeithaml dan Bitner (2001), menyatakan, “Service are going to move in this decade to being the front edge of the industry”.

(32)

oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun”.

Payne (2006) mengemukakan bahwa sifat dan klasifikasi jasa penawaran jasa

dibedakan dalam lima kategori, yaitu :

1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampoo,

dan sebagainya.

2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk

komputer dimana pelanggan membutuhkan instalasi atau servis komputer

yang sudah dibelinya.

3. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya

adalah penawaran makan direstaurant dimana pelanggan memesan makan

disertai dengan kebutuhan pelayanan yang memuaskan.

4. Jasa utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa

travel yang menjual jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya

makanan yang disajikan dengan merek tertentu.

5. Penawaran Jasa murni, contohnya yang sering ditemui adalah pelayanan

jasa cukur rambut (salon kecantikan).

Tjiptono (2004), mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa yang

(33)

1) Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Barang merupakan suatu objek, alat, atau

benda dan jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,

kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Jasa

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3) Variability/ Heterogeinity (berubah-ubah)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya.

4) Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang

kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan.

(34)

Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Konsumen memiliki hak penuh

atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya pada saat pembelian barang.

Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak, pada

pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa

untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan,

dan pendidikan).

2.2.2. Teori Tentang Pemasaran Bank

2.2.2.1. Pengertian Bank

Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan. Bank merupakan suatu

lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara

pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit ) dengan pihak yang

memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas

pembayaran. Bank merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan

kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dijaga.

Pengertian bank menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang

perubahan Undang – Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan : “Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Berdasarkan definisi mengenai bank maka dapat dinyatakan fungsi bank

adalah sebagai berikut : (1) Penghimpunan dana masyarakat, (2) Sebagai lembaga

(35)

dan pembayaran uang. Dari pengertian diatas terlihat usaha bank tidak hanya terarah

pada semata-mata dana untuk mencari keuntungan perusahaan tetapi juga diarahkan

untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini merupakan salah satu

tanggung jawab bank dalam rangka mewujudkan cita-cita negara mencapai

masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari bank tidak

boleh terlepas dari kegiatan pembangunan.

Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang

paling penting, tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak dapat berfungsi

sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar

yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki

ataupun yang dikuasai bank tidak berasal dari bank itu sendiri, tapi juga dari orang

lain, uang pihak lain yang “dititipkan” pada bank dan sewaktu-waktu akan

diambilnya kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.

Menurut Kasmir (2004), dana untuk membiayai operasi suatu bank dapat

diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri

apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau lembaga lainnya. Disamping

itu untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri,

yaitu setoran modal dari pemilik atau bank mengeluarkan atau menjual saham baru

kepada pemilik baru.

Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut adalah:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

(36)

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain.

Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga

yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain. Kerugiannya adalah

waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah besar memerlukan

waktu yang relatif lama.

Sumber dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana

terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank

jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Sumber dana yang juga

disebut sumber dana dari pihak ketiga ini disamping mudah mencarinya juga tersedia

banyak di masyarakat. Kemudian persyaratan untuk mencarinya juga tidak sulit.

Selanjutnya sumber dana yang bersumber dari lembaga lainnya merupakan

sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana

pertama dan kedua diatas. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan

sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat

diperoleh dari :

1. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia

2. Pinjaman antar bank

3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri

4. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU)

(37)

Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit

kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan

suatu keharusan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan

keinginan pelangganya akan terpenuhi. Oleh karena itu bagi dunia perbankan perlu

mengemas kegiatan pemasaranya secara terpadu dan terus melakukan riset pasar.

Pemasaran harus dikelola secara profesional inilah yang kita sebut dengan

manajemen pemasaran bank.

Secara umum pengertian manajemen pemasaran bank menurut Kasmir (2003)

adalah : ”Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan

menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa–jasa keuangan lainya dalam rangka

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan pelanggannya”.

2.2.2.3. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)

1. Pengertian

Pengertian Kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :

a. Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro pelanggan yang

tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari.

b. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

(38)

Pengertian kredit dalam PPK-BM (Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro)

adalah kredit mikro yang dilayani di BRI Unit dan diberikan dalam mata uang rupiah,

dengan nama produk Kupedes. Kupedes adalah kredit yang bersifat umum,

individual, selektif dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau

meningkatkan usaha mikro yang layak.

Kupedes dapat diberikan untuk semua kebutuhan pembiyaan usaha mikro

(microfinancing) dimasyarakat dengan prosedur yang relatif mudah dan sederhana

baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif.

2. Prinsip Dasar Pemberian Kupedes

Sebagai kredit dengan skala mikro, dalam penyalurannya Kupedes

memerlukan pemahaman secara tepat dari penjabat kredit lini, yang menyangkut

kebijakan, sifat dan prinsip-prinsip dasar pemberian Kupedes, yaitu:

1. Umum

Kupedes dapat diberikan kepada siapa saja, dalam arti tidak dibatasi dalam

sektor ekonomi tertentu, keanggotaan tertentu, kelompok masyarakat tertentu,

sepanjang calon debitur yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan

dan persyaratan yang telah ditetapkan.

3. Individual

Pemberian Kupedes dilakukan dengan melalui pendekatan secara individual

dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket (massal)

(39)

Pemberian kupedes dilaksanakan secara selektif kepada debitur yang

usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan

bank teknis. Usaha yang layak, yaitu bahwa usaha tersebut benar-benar

mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan dan kegiatannya tidak

bertentangan dengan perundang-undangan, moral, agama, adat istiadat

masyarakat stempat serta tidak merusak lingkungan hidup.

5. Bisnis

Keputusan akhir atas suatu permohonan Kupedes, ditentukan oleh BRI Unit

sesuai dengan pertimbangan bank teknis. Dengan demikian, kebijakan

pemberian Kupedes adalah berdasarkan perhitungan dan pertimbangan bisnis

yang sehat untuk dapat menjamin operasional dan pertumbuhan BRI unit

secara berkelanjutan.

3. Sasaran Kupedes

1. Golongan Pengusaha

Yaitu semua pengusaha yang bergerak diberbagai sektor ekonomi yang ada

dalam wilayah kerja BRI Unit, yang usahanya benar-benar layak untuk

diberikan Kupedes.

(40)

Golongan berpenghasilan tetap yang dapat dilayani antara lain, semua

Pegawai Negeri Sipil (PNS), Anggota TNI, POLRI, Pegawai BUMN,

Pegawai BUMD, Pegawai / karyawan tetap dari perusahaan swasta, pensiunan

PNS atau pensiunan Swasta yang mempunyai Yayasan Dana Pensiun atau

yang menerima pensiun secara tetap dari perusahaan asuransi atau perusahaan

dana pensiun yang didirikan sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan.

4. Jenis Kupedes

Berdasarkan tujuan penggunaanya, Kupedes dapat dibagi dalam empat jenis yaitu,

1. Kupedes Modal Kerja (Eksploitasi)

Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur/calon debitur untuk

membiayai modal kerja yang bersangkutan.

2. Kupedes Investasi.

Merupakan kredit kepada debitur atau calon debitur untuk pembelian

barang-barang modal yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, atau

pendirian usaha baru.

3. Kupedes Pengganti Modal Kerja

Merupakan kredit yang diberilan kepada debitur, pengusaha unruk mengganti

modal kerja debitur, dimana usaha debitur tersebut menghasilkan laba yang

baik, tetapi aset usaha dari priode ke priode tidak tumbuh secara secara

signifikan karena penggunan laba dilakukan untuk membeli aset-aset lain

seperti: rumah, tanah atau pembiayaan lainnya yang bersifat pribadi (untuk

(41)

4. Kupedes Golongan Berpenghasilan Tetap.

Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur golongan

berpenghasilan tetap, baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Tujuan

penggunaan produktif adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif dari

debitur yang bersangkutan, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi.

Tujuan penggunaan konsumtif adalah pemberian kredit untuk keperluan

konsumtif dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.

2.2.3. Teori Tentang Bauran Pemasaran Jasa

Marketing mix merupakan strategi kombinasi yang dilakukan berbagai

perusahaan dalam bidang pemasaran . kombinasi yang terdapat dalam komponen

marketing mix harus dilakukan secara terpadu . Artinya, pelaksanaan dan penerapan

komponen ini harus dilakukan dengan memperhatikan antara satu komponen dengan

komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan komponen lainnya saling

berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan tidak efektif jika dijalankan

sendiri-sendiri.

Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan

dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank.

Menurut Lupiyoadi (2001), bahwa “Bauran pemasaran jasa terdiri dari elemen product, price, place, promotion, people, process, dan customer service. Sebagai suatu bauran pemasaran jasa, elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan”.

(42)

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Menurut Kotler (2008), “produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan”

Dalam pengertian dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang

memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu

yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi

baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas

jasanya, misalnya dengan cara pembelian.

Dalam hal dunia perbankan di mana produk yang dihasilkan berbentuk jasa,

maka akan dijelaskan cirri-ciri produk yang berbentuk jasa tersebut.

Adapun ciri-ciri karateristik jasa adalah sebagai berikut.

a. Tidak berwujud

Tidak berwujud artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa

tersebut dibeli atau dikonsumsi. Oleh karena itu, kasa tidak memiliki wujud

tertentu sehingga harus dibeli terlebih dahulu.

b. Tidak terpisahkan

Jasa tidak terpisahkan artinya antara si pembeli jasa dengan dengan sipenjual

jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak dapat dittitipkan melalui orang

lain.

(43)

Jasa memiliki aneka ragam bentu artinya jasa dapat diperjual belikan dalam

berbagai bentuk atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.

d. Tidak tahan lama

Jasa diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bias disimpan begitu

jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.

Agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah

memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk

yang yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkankan

produk pesaing, atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus

harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah

yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.

Dalam menciptakan produk plus tidaklah mudah. Produk plus yang diciptakan

harus memiliki keunggulan dan kelebihan jika dibandingkan dengan produk pesaing.

Untuk menciptakan produk plus maka diperlukan kondisi-kondisi yang satu sama lain

saling mendukung.

Dalam strategi produk, bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah

ada menjadi lebih menarik. Atau bank pun dapat menciptakan produk baru. Strategi

produk biasanya dimulai dari penciptaan logo dan motto yang dibuat semarak

mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap produk yang ditawarkan.

Strategi produk merupakan strategi pemasaran lainnya. Yang perlu

diperhatikan dalam strategi produk ini adalah mengembangkan produk baru, hal ini

(44)

nasabah sudah cukup kritis dan pandai membanding-bandingkan produk bank yang

satu dengan yang lainnya.

2. Harga (Price)

Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan

harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat

menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan

harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Dalam perbankan

penetapan harga adalah penetapan tingkat suku bunga yang terdiri dari bunga

simpanan dan bunga kredit. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus

dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang

diterima dari nasabah.

Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada tiga macam bunga

yang diberikan kepada nasabah, yaitu:

1) Bunga Simpanan

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik

simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada

nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh, jasa giro,

bunga tabungan, dan bunga deposito.

2) Bunga Pinjaman

Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual

yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga

(45)

3) Biaya-biaya

Biaya-biaya yang ditentukan oleh bank seperti biya administrasi, biaya

kirim, biaya tagih biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya yang

kita kenal dengan nama fee based

Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang

hendak dicapai. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut

(Kasmir 2003) adalah:

1) Untuk Bertahan Hidup

Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud

produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran.

2) Untuk Memaksimalkan Laba

Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat

sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat

dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3) Untuk Memperbesar Market Share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan

jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing

beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga

simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.

(46)

Tujuan adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang

ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual

ditentukan setinggi mungkin

5) Karena Pesaing

Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuanya

adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya

bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman di bawah pesaing.

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk

memperoleh jasa hasil perusahaan. Dalam mempertimbangkan harga harus

diperhatikan tingkat permintaan jasa, perkiraan biaya produksi/operasional, harga jasa

pesaing, situasi, dan kondisi persaingan serta pasar sasaran.

Pertimbangan harga mencakup tingkat harga, potongan harga dan komisi,

termasuk pembayaran dan kredit. Harga bisa juga berperan dalam membedakan satu

jasa dari layanan lain, sehingga terbentuk persepsi pelanggan mengenai nilai yang

didapat dari layanan dan interaksi harga dengan kualitas menjadi pertimbangan

penting dalam penetapan harga jasa.

Lupiyoadi (2001) menyatakan, “bahwa kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses membangun citra. Penetapan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas.”

(47)

Menurut Lupioyadi (2001), place merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti

berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.

Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya

seperti maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus

tetap bekualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti service

dan provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

telepon, computer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara dua belah pihak dapat terlaksana.

Tempat (Place) merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran

produk melalui lokasi pelayanan yang tepat pada waktu yang tepat dan dengan

jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Atau disebut

juga saluran distribusi. Saluran distribusi produk dan jasa, berupa Kantor Cabang,

(48)

semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran

telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet.

Penentuan lokasi bagi industri perbankan lebih ditekankan kepada lokasi

cabang. Penentuan lokasi kantor cabang bank dilakukan untuk cabang utama, cabang

pembantu atau kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana

pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah

menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana harus

memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan

dengan bank.

Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan

berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak

strategis akan mengurangi minat pelanggan untuk berhubungan dengan bank

4. Promosi (Promotion)

Promosi mencakup berbagai metode dalam berkomunikasi dengan pasar,

melalui iklan, aktivitas personal selling, promosi penjualan dan bentuk-bentuk

langsung dalam rangka publisitas dan komunikasi tidak langsung seperti kehumasan.

Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan

jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.

Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena

itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan

(49)

menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon

pelanggan yang baru.

Kasmir (2003) menyatakan bahwa sarana promosi yang dapat digunakan oleh

setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya yaitu:

1) Periklanan ( Advertising )

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna

menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon pelanggannya.

Pengunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media

seperti koran, majalah, televisi, radio atau media lainya.

2) Promosi Penjualan ( Sales Promotion )

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau

untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan

untuk menarik pelanggan untuk segera membeli setiap produk atau jasa

yang ditawarkan, oleh karena itu agar pelanggan tertarik untuk membeli

maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin.

3) Publisitas ( Publicity )

Menurut Lupiyoadi (2001), bauran promosi mencakup aktivitas periklanan,

personal selling, promosi penjualan, public relation, informasi dari mulut ke

mulut (word of mouth), direct marketing, dan publikasi.

(50)

Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun

kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk

menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, untuk

membujuk calon konsumen membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan

membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang

mendukung positioning jasa.

b. Personal Selling

Personal selling mempunyai peranan penting dalam peranan jasa, karena:

(1) interaksi secara interpersonal antara penyedia jasa dan konsumen

sangat penting, (2) jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin, dan

(3) orang merupakan bagian dari prosuk jasa. Sifat personal selling lebih

luwes karena penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran

penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli.

Selain itu, tenaga penjual dapat langsung mengetahui reaksi calon pembeli

terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan

penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga.

c. Sales Promotion

Sales promotion adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan

akhirnya. sales promotion dapat diberikan kepada: (1) kunsumen, berupa

free offers, sample, demonstration, coupons, cash refunds, prized,

(51)

advertising allowences, cooperative advertising, distribution contests,

idan iawards; (3) sales forces, berupa bonus, penghargaan, contests dan

hadiah buat tenaga penjual terbaik (prized for best performer).

d. Public Relation

Public relation merupakan kiat pemasaran penting, dimana perusahaan

harus berhubungan dengan kumpulan publik yang sangat besar selain

dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur. Public ralation berperan

dalam: (1) membangun image, (2) mendukung aktivitas komunikasi

lainnya, (3) mengatasi permasalahan, (3) mengatasi permasalahan dan isu

yang ada, (4) mempengaruhi publik yang spesifik, dan (5) mengadakan

launching untuk produk/jasa.

e. Word of Mouth

Word of mouth sangat penting dalam mempromosikan jasa. Konsumen

sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain konsumen tersebut

akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannya dalam menerima jasa tersebut.

f. Direct Marketing

Terdapat beberapa elemen dari direct marketing, yaitu: direct mail, mail

order, direct response, direct selling. Telemarketing, dan digital

(52)

5. Orang (People)

People adalah seluruh aktor manusia yang mengambil bagian dalam delivery

jasa dan turut mempengaruhi persepsi pembeli; yaitu, personel perusahaan, pelanggan

dan pelanggan lain dalam lingkungan jasa. Ciri bisnis bank adalah dominannya unsur

personal approach, baik dari jajaran front office, back office sampai tingkat

manajerial. Para pekerja Bank dituntut untuk melayani nasabah secara optimal.

Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan peranan

penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan

hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat

langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan

image perusahaan jasa yang bersangkutan. Seluruh aktor manusia yang berpartisipasi

dalam delivery jasa mengisyaratkan sifat jasa kepada nasabah. Bagaimana cara

mereka berpakaian, penampilan pribadi, sikap dan perilaku mereka akan

mempengaruhi persepsi nasabah.

Peran penyedia jasa atau contact person menjadi sangat penting. Bahkan,

untuk beberapa produk jasa tertentu, seperti konsultasi, konseling, pengajaran dan

jasa profesional berbasis relasi lain, penyedia jasa kerap dianggap sebagai jasa itu

sendiri. Pada kasus lain, contact person mungkin nampaknya berperan kecil dalam

delivery jasa, misalnya tenaga penginstal telepon atau petugas pasasi di jasa

penerbangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa para penyedia jasa ini mungkin

menjadi titik kunci dari service encounter yang terbukti sangat penting bagi

(53)

6. Proses (Process)

Menurut Lupiyoadi (2001), “proses merupakan gabungan semua aktivitas,

umumnya terdiri dari prosedur, jadwal, pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal

rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dapat

dibidakan dalam dua cara, yaitu:

1. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam

proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau

tahap proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut terdapat empat pilihan yang dapat

dipilh, yaitu:

1. Reduced Divergence, dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,

peningkatan produktivitas dan kemudian distribusi.

2. Increased Divergence, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas

dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga.

3. Reduced Complexity, berarti cenderung lebih terspesialisasi.

4. Increased Complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan

cara menambah services yang diberikan.

Proses merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan

melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya

secara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara marketing dan

(54)

mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa dideliver. Meliputi sistem dan prosedur,

termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakukan oleh Bank terhadap

produk dan jasa Bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikan penilaian, apakah

pelayanan cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang

cepat, walaupun bagi Bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan

teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses

yang cepat namun aman.

Langkah-langkah aktual delivery sebagaimana dialami nasabah atau arus

operasional jasa akan memberi bukti pada nasabah dalam menilai kualitas jasa.

Beberapa produk jasa sangatlah kompleks, nasabah perlu melalui berbagai tahapan

yang rumit dan ekstensif guna menjalani proses layanan. Jasa berbirokrasi tinggi

kerap mengikuti pola ini dan logika di balik tahapan-tahapan ini seringkali tidak

dipahami nasabah. Ciri menonjol lain dari proses yang bisa memberikan bukti bagi

nasabah adalah apakah jasa mengikuti lini produksi/pendekatan standar atau apakah

proses tersebut merupakan proses yang customized dan pemberdayaan. Secara

inheren tidak ada dari ciri jasa ini yang lebih baik atau buruk. Namun perlu dicatat,

ciri jasa adalah bentuk bukti lain yang digunakan nasabah dalam menilai jasa.

7. Pelayanan (Customer Service)

Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari

kegiatan distribusi dan logistic, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk

(55)

kegunaan waktu dan tempat (time and place utilities) termasuk pelayanan

pra-transaksi, saat transaski, dan setelah pra-transaksi, oleh karena itu, kegiatan

pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang

positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi.

Pengertian customer service secara umum adalah setiap kegiatan yang

diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui

pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.

Customer service memegang peranan sangat penting. Dalam dunia perbankan,

tugas utama seorang customer service memberikan pelayanan dan membina

hubungan dengan masyarakat. Cutomer service bank dalam melayani para nasabah

selalu berusaha menarik dengan cara merayu para calon nasabah menjadi nasabah

bank yang bersangkutan dengan berbagai cara. Cutomer service harus dapat menjaga

menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank. Cutomer service merupakan

tulang punggung kegiatan operasional dalam dunia perbankan. Dalam praktiknya

fungsi customer service adalah sebagai berikut :

1. Sebagai resepsionis, artinya seorang customer service berfungsi sebagai

penerima tamu yang datang ke bank. Dalam hal menerima tamu, customer

service harus bersikap dengan ramah- tamah, sopan, dan menyenangkan.

2. Sebagai deskmen, artinya seorang customer service berfungsi sebagai orang

yang melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon

Gambar

Tabel 3.1  Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel 3.2  Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Produk
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Variabel Suku Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pegeluaran kas kecil dengan menggunakan metode imprest fund system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam

Data Primer yaitu data yang didapat langsung dari subyek penelitian dengan.. menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung

Microsoft Access 2000 merupakan salah satu aplikasi yang digunakan untuk pembuatan database. Program database ini ditujukan untuk mengolah data-data dari para calon Tenaga

Rumah Golongan II adalah Rumah yang mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu instansi dan hanya disediakan untuk didiami oleh Pegawai Negeri dan apabila

Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma III pada Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. © Rudy Gamananda 2014

Uji normalitas data adalah untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

judul Kawasan Wisata Budaya Samin dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual di Blora ini..