• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANAN KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PENGEMBANGAN UMK DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

( STUDI KASUS : BANK BRI KECAMATAN GEBANG )

OLEH

ARI SYOFWAN 090523023

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRACT

The object of this research is to analysis the rule of Kredit Usaha Rakyat (KUR) in supporting the quality of life of micro and small enterpreneur’s in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. The method used is descriptive and deductive method with used primer. The way of getting data used is interview and questionare.

The method used in the analysis the rule of Kredit Usaha Rakyat (KUR) in supporting the quality of life of micro and small enterpreneur’s in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat is the method of least squares (OLS) using the analysis tools to process data by using SPSS 15.0 for Windows.

Based on the findings of this research, it is indicated that cooperation toward positive to UMK, like this referto some indicator’s increase production of turnover UMK in Kecamatan Gebang.

(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan data primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuisioner.

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah metode Ordinanary Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan SPSS 15.0 for Windows.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap Usaha Mikro dan Kecil (UMK), ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan omset produksi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan

ridho-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi

ini adalah “Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)” adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Teristimewa buat orang tua tercinta Siddik Hendra dan Hamidah atas kasih

sayang dan seluruh dukungan baik dana maupun semangat.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai Ketua Departemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi

(5)

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberi bimbingan dan masukan dari awal

pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal

ini karena masih kurangnya pengalaman dan terbatasnya ilmu pengetahuan

penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dalam pencapaian kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang dan juga

untuk penyempurnaan penulisan yang sejenis. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT………. i

ABSTRAK……….... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah……… 3

1.3 Hipotesis………..……….. 4

1.4 Tujuan Penelitian……… 4

1.5 Manfaat Penelitian……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank………. 6

2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya………... 14

2.3 Usaha Mikro dan Kecil (UMK)………. 17

2.3.1 Karakteristik dan Definisi UMK……… 17

2.3.2 Jenis-jenis UMK……….……… 24

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan UMK……….. 24

2.3.4 Permasalahan UMK……….... 25

(7)

2.4.1 Pengertian Wirausahawan……….. 29

2.4.2 Karakteristik Wirausahawan……….. 30

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Wirausahawan……… 30

2.5 Kredit Usaha Rakyat (KUR)……….. 32

(8)

3.8.2 Uji T-statistik………...… 43

3.8.3 Uji F-statistik……….…….………. 44

3.9 Definisi Operasional……… 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian……… 47

4.1.1 Letak Geografis……… 47

4.1.2 Iklim………..……... 47

4.1.3 Demografis……….. 48

4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah……….……… 48

4.2 Karakteristik Responden………... 48

4.2.1 Deskripsi Responden……… 49

4.3 Analisis Data………. 53

4.4 Interpretasi Model………..……….. 53

4.5 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)……… 55

4.5.1 Koefisien Determinasi (R-square)…..………. 55

4.5.2 Uji T-statistik…..……….. 56

4.6 Uji F-statistik……… 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 61

5.2 Saran……… 62

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

4.1 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat

Pendapatan Setelah Menerima Kredit Usaha Rakyat... 50

4.2 Umur Responden………... 51

(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Gambar Halaman

4.1 Uji T-statistik Modal Sendiri (X1)………. ………. 57 4.2 Uji T-statistik Modal Kredit Usaha Rakyat (X2)... 58

(11)

ABSTRACT

The object of this research is to analysis the rule of Kredit Usaha Rakyat (KUR) in supporting the quality of life of micro and small enterpreneur’s in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. The method used is descriptive and deductive method with used primer. The way of getting data used is interview and questionare.

The method used in the analysis the rule of Kredit Usaha Rakyat (KUR) in supporting the quality of life of micro and small enterpreneur’s in Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat is the method of least squares (OLS) using the analysis tools to process data by using SPSS 15.0 for Windows.

Based on the findings of this research, it is indicated that cooperation toward positive to UMK, like this referto some indicator’s increase production of turnover UMK in Kecamatan Gebang.

(12)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan data primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuisioner.

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah metode Ordinanary Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan SPSS 15.0 for Windows.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap Usaha Mikro dan Kecil (UMK), ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan omset produksi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang

dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang.

Berkaitan dengan itu, khususnya perkembangan ekonomi nasional dewasa ini

menunjang kearah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

internasional yang akan menunjang sekaligus dapat berdampak kurang

menguntungkan, sementara itu perkembangan perekonomian senantiasa bergerak

cepat dengan tantangan yang semakin kompleks.

Kesejahteraan penduduk Indonesia dapat dikatakan masih tergolong

rendah. Keadaan ekonomi Indonesia yang masih dalam tahap pertumbuhan

menjadikan kesejahteraan penduduk Indonesia sangat perlu untuk ditingkatakan.

Masyarakat pada umumnya ingin mendapatkan kehidupan yang layak setiap hari

nya. Masyarakat selalu berusaha mengerjakan pekerjaan yang dapat memenuhi

dan mencukupi kehidupan mereka. Lapangan kerja yang menjadi wadah bagi

penduduk untuk meningkatkan kesejahteraan belum mampu untuk menampung

seluruh angkatan kerja yang ada. Pendapatan yang layak sangat diharapkan oleh

seluruh masyarakat, sebab dengan pendapatan yang baik maka setiap kebutuhan

keluarga dapat dipenuhi. Banyak usaha mikro dan kecil yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan pendapatan seperti; berdagang, bertani, berternak, dan

(14)

modal yang cukup dalam mengerjakannya. Namun masyarakat sangat

membutuhkan sumber modal untuk dapat mengerjakan usaha-usaha atau

pekerjaan tersebut. Lembaga kredit jelas sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang

membutuhkan modal dalam melakukan usaha-usaha tersebut. Banyak jenis-jenis

kredit yang menawarkan bantuan modal bagi masyarakat mulai dari bank,

lembaga non bank maupun dari lembaga-lembaga lainnya.

Pada dasarnya fungsi pokok dari kredit adalah untuk pemenuhan jasa

pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat (to Service the Society) dalam rangka

mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi dan jasa-jasa yang

kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun tidak

sedikit pula pemberian kredit kepada masyarakat tersebut mengalami kendala

dikarenakan bank tidak memberikan pinjaman tanpa jaminan serta neraca untung

rugi sementara usaha-usaha kecil maupun koperasi tidak memiliki itu semua.

Oleh karena itu Bank Rakyat Indonesia meluncurkan kredit bagi pelaku

usaha mikro dan kecil (UMK), dan koperasi berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR)

di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat. Peluncuran dihadiri Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu, kalangan perbankan,

serta nasabah UMK dan koperasi. Program ini diluncurkan untuk mendukung

program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi

pengangguran. Kredit bagi usaha mikro dan kecil dan koperasi dengan pola

penjaminan ini disalurkan untuk sektor ekonomi produktif, dengan suku bunga

kredit masksimum 16 persen, dan jumlah plafon kredit maksimum Rp. 500 juta/

(15)

pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank.

Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara

sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan

untuk meningkatkan akses UMK pada sumber pembiayaan dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan pemerintah

5 November 2007 ini, para pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat

meminjam modal hanya dengan jaminan kelayakan usaha dan diharapkan kepada

pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tersebut dapat mengembangkan

usahanya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “PERANAN KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PENGEMBANGAN UMK DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT (STUDI KASUS : BANK BRI UNIT KECAMATAN GEBANG)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap perkembangan

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat ?

2. Faktor apa yang paling mendorong pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di

Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dalam mengambil Kredit Usaha

(16)

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek

penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Berdasarkan perumusan

masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat berperan dalam pengembangan Usaha

Kecil dan Mikro di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

2. Terdapat beberapa faktor yang mendorong para pelaku Usaha Kecil dan

Mikro (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dalam

mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR), seperti suku bunga, bahan baku,

upah tenaga kerja, transportasi dan pemasaran.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah peran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

dalam pengembangan Usaha Kecil dan Mikro yang ada di Kecamatan

Gebang Kabupaten Langkat.

2. Untuk Mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi pelaku Usaha

Kecil dan Mikro di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dalam

mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan informasi khususnya

mengenai peranan Kredit Usaha Rakyat terhadap pengembangan UMK di

kecamatan Gebang kabupaten Langkat.

2. Sebagai pelengkap atau pembanding penelitian sebelumnya, dan sebagai

(17)

3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan proses

pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu

yang penulis tekuni.

4. Sebagai masukan bagi pemerintah dan pelaku perbankan yang menjadi

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank

Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti

tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga

intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

yang dikenal sebagai banknote.

Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan

bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang

kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank

merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan

kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari

orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.

Bank termasuk dalam salah satu perusahaan industri jasa, karena

produknya banyak memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pokok-pokok

kegiatan Bank meliputi tiga hal (www.scribd.com), yaitu :

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien

dalam kegiatan ekonomi

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dari masyarakat

(19)

Definisi dari bank (Kuncoro,2002 : 68) adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana

tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu

lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan

kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat memberikan

kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank

(pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri,

maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal

yang dilakukan pada saat pendirian bank.

Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk

oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan

pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal.

Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana

tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk

pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu.

Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana

tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini

dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang

terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.

Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya

(20)

Berdasarkan definisi-definisi tentang bank, dalam praktiknya bank dibagi

dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan

menjadi 3 jenis (ryadguru.blogspot.com), yaitu :

1. Bank Sentral

Fungsi Bank Indonesia disamping sebagai bank sentral adalah sebagai

bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the resort. Fungsi sebagai

bank sirkulasi adalah mengatur peredaran keuangan suatu Negara.

Sedangkan fungsi sebagai bank to bank adalah mengatur perbankan di

suatu Negara. Kemudian fungsi sebagai lender of the last resort adalah

sebagai tempat peminjaman yang terakhir. Pelayanan yang diberikan

oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak pemerintah dan dunia

perbankan. Dengan kata lain nasabah Bank Indonesia dalam hal ini

lebih banyak kepada lembaga Perbankan. Tujuan utama Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral

mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

mengatur dan menjaga kelancaran sistem divisa serta mengatur dan

mengawasi bank.

2. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa

perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat

(21)

dikenal dengan nama bank komersil dan dikelompokkan kedalam 2

jenis yaitu : bank umum devisa dan bank umum non devisa.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran..

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank

berdasarkan undang-undang, yaitu :

1. Dilihat dari Segi Fungsinya :

a. Bank umum

Bank umum adalah Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama

menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya

terutama dalam memberikan kredit jangka pendek. Termasuk dalam

kategori Bank umum ialah bank yang melakukan kegiatan secara

konvensional dan bank yang menjalankan prinsip syari’ah yang

melaksanakan kegiatan usaha memberikan jasa dalam lalu-lintas

pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat

memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah

operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum mempunyai

banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama

(22)

1. Penciptaan kredit

2. Fungsi giral

3. Penanaman dan penagihan

4. Akumulasi tabungan dan investasi

5. Jasa-jasa trust

6. Jasa-jasa lain

7. Perolehan laba untuk imbalan para pemegang saham

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya

kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan

dengan kegiatan bank umum.

Adapun bentuk dari kegiatan Bank Perkreditan Rakyat adalah

menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan

deposito, memberikan pinjaman kepada masyarakat, menyediakan

pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syari’ah.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

a. Bank Milik Pemerintah

Bank milik pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian

maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan

bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia

(23)

yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.

Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun

didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga

dipertunjukkan untuk swasta pula. Contoh Bank Swasta adalah : Bank

Mega, Bank Niaga, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Lippo dan

lain sebagainya.

c. Bank Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,

baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya 100%

dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank-bank asing adalah :

Standard Chartered Bank, Bank of Tokyo, City Bank, Bank of America,

Hongkong Bank dan lain sebagainya.

d. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan

hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia

(24)

e. Bank Campuran

Saham Bank Campuran ini dimiliki oleh dua belah pihak,yaitu pihak

asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas

dipegang oleh warga Negara Indonesia. Sebagai contoh bank campuran

antara lain : Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank Sakura Swardana

dan lain sebagainya.

3. Dilihat dari Segi Status

Bank umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam dilihat dari segi

kemampuannya dalam melayani masyarakat. Pengklasifikasian ini berdasarkan

kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan

ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari jumlah produk,

modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh

status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteris tertentu. Status

yang dimaksud adalah :

a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari

Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam

valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan

dengan mata uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli

(25)

b. Bank non Devisa

Bank non Devisa adalah bank-bank yang melakukan kegiatan

perbankan kecuali kegiatan yang dilakukan oleh bank devisa. Bank umum

yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-transaksi

di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan

statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan

antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat

kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki

tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik

harga jual maupun harga beli dapat dibagi ke dalam dua kelompok

(Kasmir,2008 : 40-41), yaitu :

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang

berorientasi pada prinsip-prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari

sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh

kolonial Belanda. Bank Konvensional adalah bank yang menerapkan

(26)

b. Bank Berdasarkan prinsip Syari’ah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di

Indonesia. Namun, di luar negeri terutama di Negara-negara timur tengah

bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak

lama. Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem

perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).

Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam

untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga

pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha

berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat

menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam

usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram,

usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun

prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah

perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri

bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial

swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.

2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya

Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya

produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank

umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan

(27)

lebih sempit. Pada Undang-undang No. 7 pasal 5 ayat (2) tahun 1992 menjelaskan

bahwa Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu

sehingga Bank Umum dapat saja berspesialisasi pada bidang maupun jenis

kegiatan tertentu tanpa harus menjadi suatu kelompok tertentu. Dengan adanya

penyederhanaan ini, diharapkan dapat memudahkan bank dalam memilih

kegiatan-kegiatan perbankan sesuai dengan karakter masing-masing bank tanpa

harus merepotkan dengan perizinan tambahan.

Menurut Undang-undang No. 16 tahun 1998 Bank Umum adalah sebagai

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan

prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas

pembayaran. Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai

berikut :

1. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari

masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan

membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis

simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account.

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil

dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending.

(28)

pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang

diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank

yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga

yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai

kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai

aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya

tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat

mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari

selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.

3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung

kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai

kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi

bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi

keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari

spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga

sim-panan lebih besar dari bunga kredit). Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat

dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan

dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang

handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang

(29)

2.3 Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

2.3.1 Karakteristik dan Definisi UMK

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tidak saja berbeda dengan Usaha Besar

(UB), tetapi di dalam kelompok Usaha Mikro dan Kecil itu sendiri terdapat

perbedaan karakteristik antara Usaha Mikro dengan Usaha Kecil dan Usaha

Menengah dalam sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut termasuk orientasi pasar,

profil dari pemilik usaha, sifat dari kesempatan kerja di dalam perusahaan, sistem

organisasi dan manajemen yang diterapkan di dalam usaha, derajat mekanisme di

dalam proses produksi, sumber-sumber dari bahan-bahan baku dan modal, lokasi

tempat usaha, hubungan-hubungan eksternal, dan derajat dari keterlibatan wanita

sebagai pengusaha.

Selain itu ada beberapa perbedaan antara Usaha Mikro dengan Usaha

Kecil dalam latar belakang atau motivasi pengusaha melakukan suatu usaha.

Perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya harus dilihat sebagai karakteristik

paling penting untuk membedakan antara Usaha Mikro dan Kecil dengan Usaha

Besar, maupun antar subkategorik di dalam kelompok Usaha Mikro dan Kecil itu

sendiri. Sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia mempunyai latar belakang

ekonomi, yakni alasan utama melakukan kegiatan tersebut adalah ingin

memperoleh perbaikan penghasilan. Ini menunjukan bahwa pengusaha mikro

berinisiatif mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

sehari-hari. Di samping itu, latar belakang menjadi pengusaha mikro karena faktor

(30)

dominan di mana jika orang tuanya seorang nelayan maka anaknya juga menjadi

nelayan dan seterusnya. Sedangkan alasan ideal pengusaha mikro adalah merasa

telah dibekali dengan keahlian. Selain itu, alasan lain menjadi pengusaha mikro

adalah karena tidak adanya kesempatan untuk berkarier di bidang yang lain.

Latar belakang pengusaha kecil lebih beragam dari usaha mikro, walaupun

latar belakang ekonomi juga merupakan alasan utama,tetapi sebagian lain

mempunyai latar belakang lebih realistis dengan melihat prospek usahake depan

dengan kendala modal yang terbatas. Sebagian besar pengusaha kecil di Indonesia

mempunyai alasan berusaha karena adanya peluang bisnis dan pangsa pasar yang

aman dan besar. Ada juga beberapa pengusaha kecil yang berusaha dengan alasan

utamanya karena faktor keturunan atau warisan, dibekali keahlian dan membuka

lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Walaupun masi ada sejumlah

pengusaha yang beralasan karena tidak ada kesempatan di bidang lain dengan

berbagai alasan, misalnya pendidikan formal yang rendah atau kondisi fisik yang

tidak memungkinkan.

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri

Keuangan pada tanggal 29 Januari 2003, adalah usaha produktif milik keluarga

atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling

banyak Rp.100 juta per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank

paling banyak Rp.50 juta. Karakteristik-karakteristik usaha mikro adalah sebagai

(31)

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat

berganti

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

tempat

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan

tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha

yang memadai

e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka

sudah akses ke lembaga keuangan non bank

g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen

pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi

intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik

yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :

a. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana

yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap

berjalan bahkan terus berkembang

b. Tidak sensitive terhadap suku bunga

(32)

d. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima

bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional

yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam

mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan

ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha

dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang

luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi

masyarakat. Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Undang-Undang

Pasal 1 ayat (1) Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Yaitu: "kegiatan

ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih

atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana yang ditentukan

dalam Undang-Undang ini". Pengertian disini mencakup usaha kecil informal,

yaitu usaha yang belum di daftar, belum dicatat, dan belum berbadan hukum,

sebagaimana yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995

adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan

bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp. 1 milyar per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp.

50 juta sampai dengan Rp. 500 juta. Karakteristik usaha kecil menurut UU No. 9

(33)

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 Milyar

c. Milik Warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Definisi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memiliki beberapa pengertian

yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :

1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008

tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif

milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut.

Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai

(34)

merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan

oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro,

Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah

sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam

Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan

UMKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih

atau nilai asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

hasil penjualan tahunan, kriteria-kriteria yang di maksud adalah :

a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak

sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp.

300 juta.

b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling

banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.

c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih

dari Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil

penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50

milyar.

2. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil

(35)

yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi

untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

3. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan

industri dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta

b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta.

c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.

d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.

4. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah

kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan

yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar

Rp. 70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.

5. Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah :

a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja.

b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.

c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja.

(36)

2.3.2 Jenis-Jenis UMK

Sektor-sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) meliputi berbagai sektor

bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel

dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan

dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa

bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan

produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk

pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non

logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan

peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan UMK

Kelebihan dari Usaha Mikro dan Kecil adalah dapat menjadi dasar

pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu

meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan lapangan

kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur industri dan

perolehan devisa). Selain itu Usaha Mikro dan Kecil (UMK) aman bagi perbankan

dalam member kredit karena bergerak dibidang usaha yang cepat menghasilkan.

Usaha Mikro dan Kecil juga mampu memperpendek rantai distribusi, lebih

fleksibel dan ada abilitas dalam pengembangan usaha. Adapun kekurangan dari

Usaha Mikro dan Kecil adalah rendahnya kemampuan Sumber Daya manusia

(37)

ketidakefisienan dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula masalah

keterbatasan keuangan yang menyulitkan dalam pengembangan berwirausaha.

Ketidakmampuan aspek pasar, keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi,

sarana dan prasarana, dan ketidakmampuan menguasai informasi juga merupakan

kekurangan yang sering dialamai dalam Usaha Mikro dan Kecil. Usaha Mikro dan

kecil juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang memadai, serta pelakuan

dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama,

sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak memenuhi kelengkapan aspek

legalitas.

2.3.4 Permasalahan UMK

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil dihalangi oleh banyaknya

hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan

daerah lain, antara perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama

perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang

umum untuk semua Usaha Mikro dan kecil di Negara manapun juga.

Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun

investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan

baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar,

keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi, kualitas sumber daya manusia yang

rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi,

keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi dan

birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan

(38)

ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa

terjadi pada Usaha Mikro dan Kecil tersebut secara garis besar antara lain :

a. Kesulitan dalam Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis

bagi perkembangan Usaha Kecil dan Mikro. Dari hasil studi yang dilakukan

Kenneth James dan Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara

ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Mikro dan Kecil tidak

melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran

seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali

bagi Usaha Kecil dan Mikro untuk dapat turut berpartisipasi dalam era

perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan

baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor, maupun

di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date

mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri.

b. Keterbatasan Finansial

Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Mikro dan Kecil di

Indonesia, yaitu dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan akses ke

modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat dibutuhkan

demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umunya modal awal

bersumber dari modal atau tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun

sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam kegiatan produksi

(39)

bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber pendanaan dari sektor

informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha Mikro dan

Kecil. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha yang

tinggal di daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang rumit,

dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta

prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak secara teknis

perbankan menyebabkan Usaha Mikro dan Kecil juga sulit memperoleh kredit.

c. Keterbatasan SDM

Salah satu kendala serius bagi banyak Usaha Mikro dan Kecil di

Indonesia ialah keterbatasanSumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam

aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,

engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data processing,

teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan

untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi

dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar

barang.

d. Masalah Bahan baku

Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat

menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun

kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia. Hal ini

(40)

terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi

lainnya akibat masalah keterbatsan bahan baku.

e. Keterbatasan Teknologi

Usaha Kecil dan Mikro di Indonesia umumnya masih menggunakan

teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang

bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi

kurang maksimal dan kualitas produk relatif rendah.

f. Kemampuan Manajemen

Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen

yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya membuat

pengelolaan usaha menjadi terbatas. Dalam hal ini, manajemen merupakan seni

yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan Usaha

Mikro dan Kecil, baik dari unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

g. Kemitraan

Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antara pengusaha

dengan tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar.

Istilah kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda,

(41)

2.4 Wirausahawan

2.4.1 Pengertian Wirausahawan

Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi resiko

dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan

mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan. Kamus

Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang

yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam

berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur

permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion

menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai

dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai

sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang

dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian-pengertian tersebut yaitu

wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang

dan membuat bisnis baru.

Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan

tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki

manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang

didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada

dari kewenangan formal. Wirausahawan adalah seorang katalisator. Mereka

adalah orang-orang yang melakukan tindakan sehingga suatu gagasan bisa

(42)

senantiasa melakukan pengembangan yang berkesinambungan. Wirausahawan

(David E. Rye,1996:3-4) sebagai seorang yang mengorganisasikan dan

mengarahkan usaha dan pengembangan baru, memperluas dan memberdayakan

suatu perusahaan/organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan

jasa baru kepada pelanggan baru dalam suatu pasar yang baru.

2.4.2 Karakteristik Wirausahawan

Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi

syarat-syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,

kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko

atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya

mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi (Gooffrey G. Meredith,1996:5-6).

Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait

dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen,

keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan

kelembagaan. Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi prestasi dan

meyakini bahwa mereka menguasai kemampuan sendiri.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Wirausahawan

Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan

kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki

kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar.

Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat

(43)

bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dan

lain sebagainya. Namun seorang Wirausahawan juga memiliki kelebihan dan

kekurangan yang dapat menentukan keberhasilan usaha yang dijalankannya.

Kelebihan yang dimiliki seorang Wirausahawan adalah (id.wikipedia.org) :

a. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.

b. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.

c. Untuk mencapai potensi penuh.

d. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.

e. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.

f. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.

Sedangkan kekurangan dari seorang wirausahawan adalah (id.wikipedia.org) :

a. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.

b. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.

c. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.

d. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.

(44)

f. Putus asa, sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.

2.5 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

2.5.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Peran Usaha Mikro dan Kecil selama ini diakui berbagai pihak cukup

besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Mikro dan

Kecil menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan terdapat

dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi

menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk

memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam

posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Mikro dan Kecil masih menghadapi

banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan

aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat

klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen,

permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur,

birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/

pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam

bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan

untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah

(45)

memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya

sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam

rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank

pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri

(BSM).

2.5.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui

Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan

Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah

dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha

produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/

pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem

Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan

diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program

dari Pemerintah

2. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota

Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum

(46)

penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah

mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K

yang bersangkutan.

b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi

dengan ketentuan :

1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau

margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24%

efektif pertahun

2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta,

tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan

maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas

perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang

berlaku.

2.5.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan

sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan

aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat

kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan

modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha

(47)

koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta.

Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16

persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi

total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal

kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang

usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin

pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.

2.6 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah

sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan

menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha

mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak

dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan

memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang ada di Indonesia.

2.7 Pendapatan

2.7.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha.

Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak

untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain

selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan

sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah

(48)

Menurut M. Munandar (1996 : 18) Pendapatan suatu pertambahan assets

yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena

pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan

assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini menjelaskan

bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan

assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa

yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan

assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.

Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono sukirno (2002 : 391)

pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan,

keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan

dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila

berhubungan dengan aliran penghasilan pasa suatu periode tertentu yang berasal

dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan

modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan.

Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007 : 17) pendapatan nasional

dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto

(PDB) dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua

cara dalam melihat statistik Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu dengan melihat

Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang di

dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa

perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai berhubungan dengan

(49)

tidak termasuk pembayaran transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan

lain sebagainya).

2.7.2 Sumber-sumber Pendapatan

Menurut Boediono (2002 ; 170-174) income seseorang ditentukan oleh

jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-hasil

tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan (pemberian), dan harga per unit

dari masing faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari

masing-masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda, yaitu :

a. Permintaan dan Penawaran Tanah

Tanah dan kekayaan yang ada di dalamnya mempunyai penawaran yang

dianggap tidak akan bertambah lagi.

b. Permintaan dan Penawaran Modal

Modal mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke

waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk

ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana

tabungan tersebut untuk digunakan di pabrik-pabrik baru, seperti membeli

mesin-mesin yaitu investasi.

c. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang cenderung terus menerus naik

(pertumbuhan penduduk) sehingga ada kecendrungan bagi upah yang

semakin menurun.

Kepengusahaan merupakan faktor produksi yang paling sukar untuk

(50)

sangat beraneka ragam. Pada umumnya penawaran orang-orang yang

berjiwapengusaha masih sangat kecil pada Negara-negara yang berkembang.

Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses cukup besar di Negara

berkembang.

2.8 Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan hal di atas, dalam penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Gawi Wiguna Pradana, mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara Angkatan 2006 dengan judul skripsi

“Pengaruh Pembiayaan Syari’ah Oleh Bank Sumut Syari’ah Terhadap Pendapatan

UKM di Kecamatan Medan Helvetia” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah dan musyarakah

terhadap pendapatan usaha kecil di Kecamatan Medan Helvetia dengan kenaikan

pendapatan sebelum hingga sesudah diberikan pembiayaan mudharabah adalah

sebesar 24,45% dan kenaikan pendapatan antara sebelum dan sesudah

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan

dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan

menuju hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang dipergunakan

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dengan memfokuskan pada sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dengan

menggunakan daftar pertanyaan atau mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan.

3.3 Pemilihan Responden

Responden penelitian adalah pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Gebang Kabupaten

(52)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random

sampling, yaitu Penelitian dilakukan dengan memilih orang yang benar-benar

sesuai dengan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel (Soeranto dan Lincolin

Arsyad : 1993)”. Dalam penelitian sosial, dikenal dengan hukum kemungkinan

(hukum probabilitas) yaitu kesimpulan yang dapat ditarik dari populasi dapat

menggambarkan kepada seluruh sampel. Metode ini menggunakan tingkat

kesalahan sebagai dasar untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil.

Tingkat kesalahan yang diambil sebesar 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk

menghitung besarnya jumlah sampel yang akan diambil adalah (Pabundu Tika,

2006 : 34 ):

di mana: λ² = dengan dk = 1, tingkat kesalahan 5%

P = Q = 0,5

S = Jumlah sampel

d = 0,05

(53)

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung jumlah sampel dari populasi

10-1.000.000. Jadi dari jumlah populasi sebanyak 35 orang maka didapat sampel

sebanyak 32 orang yang tinggal di Kecamatan Gebang.

3.4.2 Wawancara dan Kuesioner

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui berbicara dan berhadapan muka

dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti (Mardalis :

1995) yang dipandu dengan kuesioner.

3.5 Pengolahan Data

Data penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan

menggunakan program computer SPSS 15.0, dan menggunakan program

Microsoft Office 2007 dalam penulisan penelitian sebagai program pembantu,

dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika

dibandingkan pencatatan ulang secara manual.

3.6 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

menentukan kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel atau lebih.

Analisis korelasi akan diukur keeratan hubungan antara pengaruh Kredit Usaha

Rakyat terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil. Dengan demikian, maka

dapat formulasi korelasinya, dirumuskan sebagai berikut:

1. Bila r mendekati +1, maka hubungan antara X dan Y sempurna dan positif

(54)

2. Bila r mendekati -1, maka hubungan X dan Y sempurna dan negatif atau

mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif.

3. Bila r=0, maka hubungan antara X dan Y tersebut sangat lemah.

3.7 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan

hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel tidak bebas tunggal

dengan variabel bebas tunggal. Variabel tidak bebas adalah variabel yang

nilainya selalu bergantung dengan nilai variabel lain, dalam hal ini variabel tidak

bebas nilainya selalu dipengaruhi oleh variabel bebas, sehingga disebut variabel

terikat. Sedangkan variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung

pada variabel lain. Variabel tidak bebas biasanya dinotasikan dengan Y dan

variabel bebas dinotasikan dengan X.

Bentuk-bentuk model regresi sederhana yang menunjukkan hubungan

antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan Y sebagai

variabel tidak bebas adalah:

Y=α + β1X1 + β2X2 + ε

Dimana:

Y = Pendapatan pengusaha mikro dan kecil

X1 = Modal sendiri (modal awal)

X2 = Modal setelah pemberian Kredit Usaha Rakyat

α = Konstanta

(55)

ε = Kesalahan penduga

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

- / X1 > Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 , maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.

- / X2 > Artinya jika terjadi kenaikan pada X2, maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.

3.8 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) 3.8.1 Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai

variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1

(0<R2<1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan

baik karena semakin dekat dengan hubungan antara variabel-variabel independen

dengan variabel dependennya.

3.8.2 Uji T-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.

Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini

digunakan hipotesis sebagai berikut:

- H0 : b1 = 0, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel

(56)

- H0 :b1 ≠ 0, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas.

Hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis diatas yaitu:

- H0 diterima jika t-tabel≤t-stat≤t-tabel, artinya variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel tidak bebas secara signifikan.

- H0 diterima jika t-tabel>t-stat>t-tabel, artinya variabel bebas

mempengaruhi variabel tak bebas secara signifikan.

Nilai thitung =(b1-b)/Sb1

Dimana:

b1 = Koefisien variabel independen ke-1

b = Nilai hipotesis nol

Sb1 = Simpangan baku dari variabel independen ke-1

3.8.3 Uji F-statistik

Uji F merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen

variabel. Pengujian ini menggunakan hipotesa sebagai berikut:

- H0 : b1 : b2 = ………. bk = 0 (tidak ada

pengaruh)

(57)

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika

Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, artinya variabel independen bersamaan

mempengaruhi variabel dependen. Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus:

Fhitung = R2/k-1/1-R2/n-k

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel dependen

n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:

- H0 diterima jika Fhitung < Fα

- H0 ditolak jika Fhitung > Fα

3.9 Definisi Operasional

1. Pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (Y) adalah jumlah uang

yang diterima pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam satu bulan

dari usahanya.

2. Modal sendiri (modal awal) (X1) adalah biaya pribadi yang digunakan

pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam rupiah untuk kebutuhan

usahanya.

3. Modal setelah pemberian Kredit Usaha Rakyat (X2) adalah pinjaman

(58)

Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat

Gambar

Tabel
Tabel 4.2 Umur Responden
Gambar 4.3 Kurva Uji F-Statistik

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia 3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi sejarah tentang nilai- nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang.. mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di

berada dalam kategori kriteria penilaian creative accounting yang sama, sehingga dapat disimpulkan jika faktor gender tidak mempengaruhi akuntansi kreatif yang dihasilkan,

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 006/7947321/KS.02/UINAM/2016 tanggal 17 Nopember 2016 E-Seleksi Sederhana Pekerjaan Pengadaan Alat Laboratorium

Dengan melihat dari banyaknya drilling hazard pada formasi formasi yang akan di bor penulis menyarankan untuk menambahkan trayek tambahan pada perencanaan casing pada sumur X-9

K-01 Diisi nam a Anda dengan ejaan sesuai yang tercant um pada ijasah / surat ket erangan lain yang bersifat legal.. K-02 Diisi tem pat lahir Anda sesuai yang t ercantum

Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa bahwa peraturan daerah nomor 20 tahun 2002 dalam penanganan anak jalanan sudah berjalan baik, namun belum maksimal dalam

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terapi musik dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia Hal ini didukung oleh