• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Teknologi Informasi untuk Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara yang Memiliki Keunggulan Berdaya-Saing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi Teknologi Informasi untuk Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara yang Memiliki Keunggulan Berdaya-Saing"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK

MEWUJUDKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

YANG MEMILIKI KEUNGGULAN

BERDAYA-SAING

Oleh: A. Ridwan Siregar Departemen Ilmu Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara

Makalah disampaikan pada

PERTEMUAN INFOKOM/HUMAS PEMERINTAH PROVINSI DAN

KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA

Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(2)

FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MEWUJUDKAN

Teknologi Informasi (TI) membuka peluang dan tantangan untuk menciptakan, mengakses,

mengolah, dan memanfaatkan informasi secara tepat dan akurat. Perkembangan TI yang pesat telah

mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Informasi

merupakan komoditas yang sangat berharga di era globalisasi untuk dikuasai dalam rangka

meningkatkan daya saing suatu organisasi secara berkelanjutan termasuk dalam hal ini organisasi

pemerintah daerah. Berbagai potensi keunggulan daerah misalnya apabila dikemas sebagai suatu

produk informasi yang tepat akan menjadi sumber kegiatan ekonomi yang tiada batasnya dan

memiliki daya saing tinggi. Keunggulan lokal seperti itu perlu digali dan dikembangkan menjadi

database lokal yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertumbuhan sektor lain dan pada

akhirnya berguna untuk meningkatkan kemakmuran daerah.

Porter (1990) menyebutkan bahwa kemakmuran adalah diciptakan, bukan diwariskan.

Kemakmuran tidak tumbuh dari anugerah sumber daya alam, kelompok tenaga kerja, tingkat suku

bunga, atau nilai tukar mata uang, seperti yang dituntut oleh ilmu ekonomi klasik. Daya saing suatu

bangsa tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas.

Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap kompetitor terbaik dunia adalah karena tekanan dan

tantangan. Perusahaan memperoleh manfaat dari adanya saingan domestik yang kuat, pemasok

berbasis lokal yang agresif, dan permintaaan dari pelanggan lokal. Dalam dunia kompetisi global

yang terus meningkat, peran bangsa semakin penting bukan semakin berkurang. Keunggulan

kompetitif (berdaya-saing) diciptakan dan bertahan melalui suatu proses bersifat lokal yang tinggi.

Teknologi Informasi dan Keunggulan Berdaya-saing

Apakah teknologi informasi (TI) dapat berfungsi sebagai sumber keunggulan berdaya-saing?

Jawabannya tergantung pada perspektif masing-masing. Kemungkinan TI dapat berkontribusi pada

kinerja organisasi dan membantu meraih keunggulan berdaya-saing berkelanjutan banyak menjadi

perhatian akhir-akhir ini. Sejumlah ilmuwan mengklaim bahwa TI dapat menjadi sumber keunggulan

berdaya-saing dan memiliki dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil studi yang

(3)

keunggulan berdaya-saing, tetapi tidak secara otomatis. TI secara sendirian tidak dapat memperbaiki

kinerja atau menciptakan keunggulan berdaya-saing, seperti hal yang sama berlaku pada sumber

daya jenis lainnya.

Keunggulan kompetitif terjadi ketika suatu organisasi memperoleh atau mengembangkan

suatu atribut atau kombinasi dari sejumlah atribut yang memungkinkannya untuk melampaui hasil

yang diharapkan oleh kompetitornya. Atribut-atribut tersebut dapat berupa akses terhadap sumber

daya alam, seperti biji besi bernilai tinggi atau daya listrik yang tidak mahal, atau akses terhadap

personil sumber daya manusia berpendidikan tinggi dan memiliki keterampilan. Teknologi baru

seperti robotitk dan TI dapat memberikan keunggulan berdaya-saing, apakah sebagai bagian dari

produk itu sendiri, sebagai suatu keunggulan dalam membuat produk, atau sebagai suatu bantuan

keunggulan di dalam proses urusan atau bisnis. Kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang

telah dilakukan oleh sektor swasta dalam penggunaan TI untuk meningkatkan daya saing

usaha.

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai tingkat

kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan

internasional. Daya saing memiliki pengertian yang luas, tidak hanya sekedar produktifitas dan

efisiensi pada tingkat mikro. Semua pelaku ekonomi bukan hanya perusahaan tetapi juga rumah

tangga, pemerintah dan lainnya, berpadu dan bersinergi dalam sistem ekonomi. Hasil akhir dari

peningkatan daya saing perekonomian adalah peningkatan kesejahteraan penduduk. Kata kunci

dalam konsep daya saing adalah kompetisi dan daya saing akan kehilangan makna pada suatu

perekonomian yang tertutup (Abdullah dan Alisjahbana, 2002).

Indikator penentu daya saing daerah adalah perekonomian daerah, keterbukaan, sistem

keuangan, infrastruktur dan sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya

manusia, kelembagaan, tatakelola dan kebijakan pemerintah, dan manajemen dan ekonomi makro

(Abdullah dan Alisjahbana, 2002). Dari kesembilan indikator tersebut, beberapa di antaranya

mempengaruhi daya saing daerah melalui prinsip-prinsip berkaitan dengan fungsi TI. TI yang maju

merupakan infrastruktur yang mendukung berjalannya aktifitas bisnis di daerah yang berdaya-saing.

Keunggulan kompetitif dapat dibangun melalui aplikasi teknologi yang sudah ada secara efisien dan

inovatif. Efektifitas pemerintah daerah dalam melakukan koordinasi dan menyediakan informasi

tertentu bagi sektor swasta mendukung daya saing ekonomi suatu daerah.

Terdapat korelasi positif antara TI dengan daya saing di mana semakin tinggi investasi dan

penetrasi TI semakin tinggi daya saing bangsa. Pertumbuhan, lapangan kerja, dan pengentasan

kemiskinan yang dicanangkan pemerintah memerlukan dukungan TI sebagai pemungkin (enabler).

(4)

menghasilkan layanan publik yang prima. Pemerintah termasuk pemerintah daerah berperan dalam

mendukung peningkatan daya saing dengan mendorong perubahan, mempromosikan persaingan

domestik, dan menstimulasi inovasi (Porter, 1990).

TI merupakan pemicu terjadinya proses transformasi dalam kehidupan dan merupakan

pendorong dalam meningkatkan daya saing dalam era globalisasi saat ini. Transformasi birokrasi dari

keadaan sekarang ke suatu keadaan yang lebih baik dengan dukungan TI akan berdampak luas pada

peningkatan daya saing daerah. Pemanfaatan TI menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian

informasi, jangkauan yang bersifat global, dan transparansi. Dengan kata lain, dengan pemanfaatan

TI akan tercapai suatu tata kelola pemerintahan yang baik sebagai mesin untuk mewujudkan daerah

yang berdaya-saing. Pemanfaatan TI dalam lingkungan pemerintah dikenal dengan sebutan

e-Government.

Apakah E-Government

Bank Dunia mendefinisikan e-Government sebagai sistem TI milik pemerintah yang

mengubah bentuk hubungan dengan penduduk, sektor swasta, dan/atau unit kerja pemerintah

lainnya untuk mempromosikan pemberdayaan penduduk, memperbaiki cara penyampaian layanan

(service delivery), penguatan akuntabilitas, meningkatkan transparansi, atau memperbaiki efisiensi

pemerintah (World Bank, 2006). PBB menyatakan bahwa solusi untuk tata kelola pemerintahan yang

baik adalah dengan penerapan e-Government. E-government telah terbukti sebagai solusi terbaik

untuk memperbaiki pelayanan publik di banyak negara seperti di Korea Selatan, Singapura, Malaysia,

Thailand, dan Vietnam (United Nations, 2012).

Dalam e-Government terdapat dua model kemitraan yaitu kemitraan internal dan kemitraan

eksternal. Kemitraan internal adalah kemitraan di antara cabang-cabang pemerintah. Kemitraan

eksternal merujuk pada hubungan antara pemerintah dengan masyarakat, pelaku usaha dan

organisasi nirlaba. Dalam kemitraaan internal terdapat kemitraaan antara pemerintah dengan

pemerintah (G2G), dan pemerintah dengan pegawai (G2E&E2G). Kemitraan eksternal mencakup

kemitraan antara pemerintah dengan warganegara (G2C&C2G), pemerintah dengan pelaku usaha

(G2B&B2G), dan pemerintah dengan organisasi nirlaba (G2N&N2G).

Dalam konteks daerah, e-Government adalah penggunaan TI oleh pemerintah daerah untuk

meningkatkan akses terhadap layanan publik dan penyampaian layanan publik. Dengan

e-Government, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota mengubah bentuk layanan yang

diberikan oleh pemerintah daerah dari layanan tradisional (semua urusan harus mengunjungi

kantor-kantor pemerintah) ke layanan online melalui situs web (kunjungan ke kantor-kantor

(5)

setiap pemerintah daerah seperti informasi dan urusan perizinan, informasi dan pembayaran semua

jenis pajak dan iuran, perubahan data penduduk, layanan kesehatan, layanan sekolah pemerintah,

dan lain-lain.

Perkembangan e-Government

Tahap perkembangan e-Government dapat dibagi ke dalam empat tahapan yaitu tahap

katalog, transaksi, integrasi vertikal, dan integrasi horizontal (Layne and Lee, 2001). Tahap Katalog

adalah penyediaan katalog informasi tentang layanan pemerintah melalui situs web termasuk

penyediaan berbagai formulir isian yang dapat diunduh. Tahap Transaksi adalah penyediaan

berbagai transaksi online melalui situs web termasuk penyediaan formulir online dan tersedianya

database yang bekerja untuk mendukung transaksi tersebut. Tahap Integrasi Vertikal adalah

pengintegrasian sistem pemerintah daerah dengan sistem pemerintah pada tingkat yang lebih tinggi.

Tahap Integrasi Horizontal adalah pengintegrasian sistem pemerintah daerah dengan organisasi

lainnya untuk menangani fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Pada akhir tahap keempat, sebuah

sistem one-stop shopping tersedia bagi semua pemangku kepentingan.

Berdasarkan pentahapan tersebut di atas dan dengan memperhatikan pelayanan yang

disajikan melalui situs web, kita bisa mengetahui pada tahapan ke berapa unit kerja atau pemerintah

daerah kita berada saat ini. Tahap Katalog dan Transaksi sebenarnya sudah banyak dilakukan di

berbagai instansi pemerintah baik pada tingkat pemerintah pusat maupun daerah di Indonesia.

Tahap Integrasi Vertikal kelihatannya belum banyak terlaksana, justru yang terjadi adalah

penggunaan aplikasi yang dikembangkan pada tingkat pusat dan disebarluaskan untuk digunakan di

tingkat daerah. Bahkan integrasi sistem antara provinsi dengan kabupaten/kota mungkin masih

belum berjalan. Hal ini kemungkinan terjadi karena aplikasinya memang belum tersedia atau

lemahnya standardisasi di antara sistem. Integrasi Horizontal dalam skala kecil sudah dimulai

terutama yang berkaitan dengan pembayaran online melalui perbankan, sedangkan integrasi dengan

organisasi lain seperti institusi pendidikan, perusahaan swasta, dan organisasi lainnya kelihatannya

belum menjadi kenyataan.

Pembangunan e-Government Provinsi Sumatera Utara

Seperti halnya perencanaan pada sektor lain, biasanya dimulai dengan menyusun rencana

induk pengembangan (RIP) atau master plan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah memiliki RIP

Government 2013-2017. Sesuai dengan Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan

e-Government Lembaga, Rencana implementasi e-e-Government Provinsi Sumatera Utara secara umum

(6)

waktu lima tahun. Berikut ini adalah peta jalan yang menjadi panduan rencana aksi implementasi

e-Government Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1. Roadmap e-Government Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Ada empat strategi yang ditetapkan dalam rencana umum implementasi pengembangan TI

Provinsi Sumatera Utara yaitu:

1. Membangun infrastruktur TI yang mampu mengakomodasi kebutuhan dan permintaan yang

berkembang untuk ekspansi di masa mendatang

2. Mengembangkan aplikasi mencakup seluruh urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara

3. Mempersiapkan sumber daya manusia dalam berbagai keahlian TI untuk menangani

operasional sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) di lingkungan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara, dan

4. Merancang dan mengimplementasikan tata kelola yang menjamin keberlangsungan

operasional pelayanan SI/TI.

Pengembangan aplikasi yang direncanakan dalam dokumen RIP tersebut mencakup 42

aplikasi yaitu: Sistem Informasi (SI) Kependudukan, SI Pendidikan, e-Learning, Pusat Akses Informasi

Publik, Sumut.net, SI Kesehatan, SI Kepegawaian, SI Akuntansi, Sumut Portal, SI Pengaduan

Masyarakat, SI Administrasi Pemerintahan, m-Government, One Stop Business Solution, Market,

e-Promotion, SI Pengelolaan Energi, SI Potensi Daerah, SI Industri dan Perdagangan, SI Perpajakan dan

Retribusi, SI Perizinan, SI UKM, Paket Solusi SI/TI UKM, e-Procurement, SI Ketenagakerjaan, SI

Pengelolaan dan Monitoring Proyek, SI Pengelolaan BUMD, SI Pariwisata, Virtual Tour,SI Tata Ruang

dan Lingkungan Hidup, e-Healthcare, SI Pengelolaan Barang, SI Koordinasi, SI Pendidikan dan

(7)

Ekspor/Impor, SI Trade Exchange, SI Komunitas Masyarakat, SI Perencanaan Anggaran, SI

Pengelolaan Pendapatan, SI Sarana Umum, dan SI Pembinaan Generasi Muda (RIP e-Government

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 2013-2017, 2012).

Daftar aplikasi e-Government Pemerintah Provinsi Sumatera Utara seperti diuraikan di atas,

memberikan gambaran kepada kita cakupan fungsi TI yang harus dibangun untuk mendukung

peningkatan kinerja pemerintah daerah untuk menciptakan birokrasi yang efisien, efektif, akuntabel,

dan transparan. Selain rencana umum implementasi, di dalam dokumen RIP juga dimuat jadwal

rencana pengembangan aplikasi TI. Prioritas pengembangan didasarkan pada ketergantungan data

dan nilai strategis setiap aplikasi dan dihubungkan dengan prioritas pembangunan Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara. Untuk mengukur keberhasilan implementasi seluruh sistem ditetapkan key

performance indicator (KPI) yang merupakan tolok ukur keberhasilan penerapan sistem untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.

Penutup

Pemanfaatan TI pada lingkungan pemerintahan daerah atau lebih dikenal dengan

sebutan e-Government merupakan solusi teknologi inovatif untuk meningkatkan kinerja

pemerintah daerah. Peningkatan kinerja memberikan kemampun bagi pemerintah daerah

untuk mendorong terjadinya perubahan, mempromosikan persaingan, dan menstimulasi

inovasi sehingga tercipta berbagai keunggulan berdaya-saing yang pada akhirnya bermuara pada

kemakmuran daerah.

Rujukan

Abdullah, Piter dan Alisjahbana, Armida S. (2002). Daya Saing Daerah: Konsep dan Pengukurannya di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Breznik, Lidija (2012). Can Information Technology be a source of Competitive Advantage? Economic and Business Review, 14(3) 2012, pp. 255-269.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (2010). Komunikasi dan Informatika Indonesia: Buku Putih 2010. Jakarta: Pusat Data Komunikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan

Informatika.

Layne, K and Lee, J, (2001). Developing Fully Functional e-Government: A Four Stage Model.

Government Information Quarterly, 18(2).

Porter, Michael E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. Harvard Business Review, March-April . Accessed September 24, 2013 from http://kkozak.wz.cz/Porter.pdf

RIP e-Government Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013-2017 (2012). Medan: Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara.

United Nations (2012). United Nations E-Government Survey 2012: E-Government for the People.

(8)

Gambar

Gambar 1. Roadmap e-Government Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).. Secara ringkas, hasil dari

Nilai Berisi Nilai Capaian Kinerja masing‐masing pegawai per IKU yang merupakan hasil perkalian antara indeks Capaian dengan Bobot Variabel dan Bobot Tertimbang..

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Perbedaan

Telah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Manajer Pengadaan MRO yang dilakukan oleh lembaga pelatihan yang kredibel dan terakreditasi nasional, lembaga

Mesin gerinda merupakan peralatan yang digunakan sebagai tempat pemasangan dan pemutar roda gerinda, untuk melakukan pekerjaan pengikisan permukaan benda kerja.. Terdapat

Suatu organisasi baik organisasi pemerintahan maupun organisasi privat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang

Laporan Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Sistem Informasi Universitas Mercu

(1) Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah kerangka bentuk atau rancangan proses pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan