WACANA OTONOMI KHUSUS BALI (Studi tentang Wacana Bali Menuju
Otonomi Khusus)
Oleh: Rustam Efendi ( 04230072 )
Goverment Science
Dibuat: 2009-01-24 , dengan 2 file(s).
Keywords: OTONOMI KHUSUS
ABSTRAK
Berbagai hal yang menyangkut tuntutan otonomi di daerah baik itu menyakut keistimewaan maupun kekhususan beserta segala implikasi yang menimbulkannya, adalah dikarenakan salah satu pihak (pusat) cenderung menformulasikan posisinya yang dominan. Hal ini mengakibatkan daerah mengalami stagnasi dalam perkembangan kretifitasnya karena berbagai konsep yang memberikan penekanan pada keseragaman, keserentakan, target, dan berbagai pola kebijakan yang amat sentralistik. Dalam konteks demikian, daerah menjadi wilayah subordinasi yang kaku, lamban, dan kurang inovatif.
Namun demikian, dalam pelaksanaan otonomi daerah baik yang bersifat istimewah maupun khusus atau-pun otonomi khusus di beberapa daerah di Indonesia, sejauh ini memang belum menunjukkan upaya perubahan menuju perbaikan kinerja dan optimalisasi fungsinya.
Mencermati persoalan di atas, beberapa hal yang dianggap menarik untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam adalah bagaimana sebenarnya awal munculnya wacana otonomi khusus Bali dan apa yang sesungguhnya menjadi orientasi atau tujuan otonomi khusus di Provinsi Bali.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mendeskripsikan dan menganalisa wacana otonomi khusus Bali. Indikator penelitian berdasarkan orientasi responden baik yang berupa input maupun output, penelitian ini mengunakan tipe penelitian deskriptif dengan teknik analisa data kualitatif. Lokasi penelitian di provinsi Bali, sedangkan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Juli 2008. Hasil penelitian pada responden berkaitan dengan wacana otonomi khusus Bali menunjukan bahwa tingkat pemahaman terhadap wacana otonomi khusus Bali sangat rendah. Namun pada umumnya responden merasa senang terhadap isu wacana otonomi khusus Bali dalam artian responden berharap dengan diberikannya otonomi khusus untuk Bali, Bali dapat menjadi lebih baik dan bisa mengurus provinsi Bali sesuai dengan kebutuhannya. Disisi lain ada rasa
kekecewaan terhadap aktor-aktor politik lokal yang dianggap tidak transparan dan kurangnya sosialisasi tentang apa yang diperjuangkan dalam otonomi khusus Bali, yang pada ahirnya ada yang tidak setuju dengan otonomi khusus Bali. Adapun hasil penelitian yang menjadi alasan Bali menuntut otonomi khusus adalah persoalan pembagian hasil jasa pariwisata oleh pemerintah pusat yang dianggap tidak adil, Bali terbilang provinsi yang kecil sehingga tidak adil kalau otonomi diletakan di tingkat Kabupaten/Kota maka yang seharusnya adalah otonomi diletakan pada tingkat provinsi dan persoalan budaya Bali yang sangat berbeda dengan budaya-budaya lain yang ada di Indonesia maka untuk menjaga dan melestarikannya perlu Bali diberi otonomi khusus untuk mengaturnya.
ABSTRACT
Matters which concerning autonomous demand in that acute good area of specialty and also idiosyncrasy along with all implication generating is because of one of the parties (central) tend to its dominant position to formulation. This matter result natural area of stagnation in its growth of him because various concept giving emphasis uniformity, simultaneity, goals, and various policy pattern which very centralistic. In context that way, area become region of subordination stiff, slow going, and less innovative.
But that way, in execution of area autonomy both for having the character of special and also is special of special autonomous or in some area in Indonesia, so far is true not yet shown change effort go to repair of and performance of optimal its function. Careful of problem above, assumed several things draw to be checked and studied by more circumstantial is how in fact early special autonomous discourse appearance of Bali and what really become special autonomous target or orientation in Bali Province.
This research is executed in order to description and analysis special autonomous discourse of Bali. Indicator Research pursuant to responder orientation including and also input of output, this research of descriptive research type to use with technique analysis data qualitative. Research location in the Bali Regency, while file obtained to pass observation, documentation and interview. This research is executed since June till July 2008.
Result of research [at] responder relate to special autonomous discourse of Bali to show that level of understanding to special autonomous discourse of very low Bali. But in general
responder feel to like to special autonomous discourse issue of Bali in responder meaning hope given of special autonomy for the Bali of, Bali can become better and can manage Bali Province as according to its requirement. Other side there is feeling disappointment to local political actors which assumed is not transparent and lack of socialization whereof which is fought for in special autonomy of Bali, which is on its there is which disagree with special autonomy of Bali. As for result of research becoming the reason of Bali claim special autonomy is problem of is division of result of tourism service by inequitable assumed central government, Bali spelled out
members by inequitable small Regency so that if autonomy of putting down in Sub-Province level town hence which ought to is autonomy of putting down at level of Province and problem of Balinese culture which is very different from other cultures exist in Indonesia hence to take care of and everlasting it need Bali given by special autonomy to arranging it.