BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat Indonesia nampaknya sudah sangat mengkhawatirkandan meningkat tiap tahunnya. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Gories Mere mengungkapkan jumlah pecandu narkoba diperkirakan mencapai 3,3 juta orang atau 1,99 persen penduduk Indonesia pada tahun 2008 (Kartika, 2010). Sedangkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan juga hasil Puslitkes Universitas Indonesia tahun 2010 terdapat 3,6 juta pengguna dan pecandu narkoba di mana 1,1 jutanya pengguna narkoba itu adalah kalangan pelajar.
Pada tahun 2010 DKI Jakarta merupakan daerah pertama dengan penyalahgunaan narkoba tertinggi, di posisi kedua diduduki oleh propinsi Jawa Barat, dan posisi ketiga ialah propinsi Jawa Timur yaitu dengan 27.000 pengguna narkoba. Surabaya merupakan kota dengan pengguna narkoba terbesar di propinsi Jawa Timur dengan 4.359 orang, Malang (3.249), Sidoarjo (2.006), Kota Kediri (1.326) dan Banyuwangi (1.009) (beritajatim.com).
Menurut Amriel (2008), banyak alasan para pecandu narkoba menggunakan barang-barang terlarang tersebut, diantaranya ialah individu menggunakan narkoba karena ingin masuk ke tengah kelompok, individu menggunakan narkoba karena ingin melarikan diri dari kompleksitas hidup sekaligus menjalani hidup secara lebih tenang, individu menggunakan narkoba karena memasukkan dirinya ke dalam kategori ‘dewasa’.
2
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku (Partodiharjo, 2006).
Para pecandu narkoba juga dapat memiliki dampak yang lainnya, baik dampak yang secara langsung maupun yang tidak secara langsung. Dampak langsung narkoba bagi kejiwaan diantaranya, menyebabkan melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan, menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik, menyebabkan bunuh diri, menyebabkan depresi mental. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba.
Dampak yang diberikan secara tidak langsung oleh narkoba diantaranya, dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik, selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial, tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal, bisa dijebloskan ke dalam tembok derita atau penjara yang sangat menyiksa lahir batin (http://organisasi.org/).
Para pengguna narkoba suntik juga menambah daftar riwayat para penderita HIV/AIDS. Para penderita HIV/AIDS sekarang lebih banyak bukan disebabkan oleh seks bebas, melainkan akibat dari penggunaan jarum suntik yang bergantian. Penderita HIV/AIDS di Kota Malang, Jawa Timur saat ini mencapai 1.546 orang. Terbanyak pemakai narkoba berjarum suntik (Injection Drug User/IDU). Jumlahnya mencapai 60 persen dari total penderita. Pelaku seks bebas 30 persen. Sisanya 10 persen merupakan kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA), ibu rumah tangga, pengguna tato, dan ada juga bayi tertular dari ibunya saat kelahiran (http://www.politikindonesia.com).
3
besar kemungkinannya (Martono, 2006). Sebaliknya, besarnya faktor pelindung akan semakin menjauhkan seseorang untuk menjadi pecandu atau penyalah guna narkoba.
Biasanya para pecandu narkoba akan sadar telah mengambil jalan yang salah dengan memakai narkoba ketika mereka sudah berada di dalam penjara, atau ketika mereka sadar bahwa hidup mereka telah berantakan akibat narkoba. Bagi para pecandu yang ingin terbebas dari narkoba mereka memilih untuk masuk pusat rehabilitasi narkoba.
Tempat rehabilitasi sangat diperlukan untuk pengobatan bagi para pecandu narkoba, karena penjara bukan merupakan tempat yang kondusif bagi pengguna narkoba. Dalam artian, penjara bukan menjadi jawaban untuk membantu pecandu narkoba untuk mencapai kesembuhan. Tujuan dari program rehabilitasi adalah memotivasi pecandu untuk melakukan perubahan ke arah positif serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pecandu untuk melakukan perubahan.
Perawatan di rumah sakit atau tempat terapi direkomendasikan bila penyalah guna obat tidak dapat mengendalikan diri bila berada dalam lingkungan mereka, atau tidak tahan dengan putus zat dan saat perilaku mereka bersifat self-destructive atau berbahaya bagi orang lain (Nevid, 2003). Menurut Joewana (2001) terdapat beberapa ciri remaja yang mempunyai resiko tinggi menjadi penyalah guna NAPZA, diantaranya ialah mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri, citra diri yang negative, bergaul dengan penyalah guna NAPZA, kurang religius.
Akibat menggunakan narkoba yang memiliki sifat adiksi tersebut, tidak mudah bagi penyalah guna narkoba untuk begitu saja lepas dari pengaruh narkoba, mereka butuh keyakinan dan kekuatan yang lebih dari dalam diri untuk meninggalkan narkoba. Selain itu juga pecandu narkoba harus berjuang keras untuk bisa tetap bertahan tidak menggunakan narkoba di tengah-tengah banyaknya godaan yang memicu mereka relapse. Tempat rehabilitasi juga tidak bisa menjamin pecandu narkoba pulih secara total, kadang-kadang justru pasien yang diterapi kembali ke panti rehabilitasi dalam keadaan lebih parah. Relapse seringkali kambuh karena terpengaruh dari lingkungan. Para penyalah guna narkoba membutuhkan adanya
4
Resiliensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah ditimpa kemalangan atau setelah mengalami tekanan yang berat. Faktor-faktor resiliensi ini sebenarnya dimiliki oleh setiap orang namun yang membedakan antara satu orang dengan yang lainnya adalah bagaimana orang tersebut mempergunakan dan memaksimalkan faktor-faktor dalam dirinya sehingga menjadi sebuah kemampuan yang menonjol. Resiliensi dapat terlihat dengan jelas apabila seseorang berada pada tantangan atau masalah. Semakin seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan hambatan, maka akan semakin terlihat apakah ia telah berhasil mengembangkan karakteristik resiliensi dalam dirinya
Resiliensi bukanlah sebuah keberuntungan, tetapi hal tersebut menggambarkan adanya kemampuan tertentu pada individu yang lebih. Proses resiliensi tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari pihak lain, misalnya keluarga, sahabat, masyarakat sekitar. Selain dorongan dari luar, ada dorongan dari dalam yang membantu proses resiliensi, yaitu kemauan dan kemampuan seseorang dalam beresiliensi.
Seseorang yang memiliki resiliensi dapat mengatasi berbagai permasalahan kehidupan dengan cara mereka, menunjukkan sifat-sifat positif dalam lingkungan yang beresiko. Mereka akan mampu mengambil keputusan dalam kondisi yang sulit secara cepat. Keberadaan resiliensi akan mengubah permasalahan menjadi sebuah tantangan, kegagalan menjadi kesuksesan, ketidakberdayaan menjadi kekuatan.
Faktor-faktor resiliensi dapat membantu pemulihan seseorang dari adiksi. Dengan adanya faktor-faktor resiliensi dalam diri seorang pecandu narkoba, maka hal ini akan membantu mereka untuk bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialami, masa-masa krisis, dan mengatasi hal-hal yang dapat memicu stres pada saat dalam proses pemulihan. Selain itu juga memberikan kemampuan untuk bangkit lebih baik melebihi keadaan sebelumnya
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran resiliensi pada pecandu narkoba yang sedang menjalani proses pemulihan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi pada pecandu narkoba yang sedang menjalani proses pemulihan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat umum, khususnya pada bidang keilmuan psikologi.
b. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai studi dalam pengembangan konsep Ilmu Psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Klinis.
2. Secara Praktis
RESILIENSI PADA PECANDU NARKOBA DALAM
PROSES PEMULIHAN
SKRIPSI
Oleh:
Putri Fadhilah Amri
07810040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RESILIENSI PADA PECANDU NARKOBA DALAM
PROSES PEMULIHAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Putri Fadhilah Amri
07810040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allat SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Resiliensi Pada Pecandu Narkoba Dalam Proses Pemulihan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang, walaupun berbagai masalah menghadang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Drs. Latipun, M. Kes dan M. Salis Yuniardi, M. Psi selaku dosen Pembimbing I dan dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang berharga kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibunda Susiani Lubis dan Bapak M. Djauhari yang tak pernah henti-hentinya berdoa dan memberikan kasih sayang serta semangat kepada penulis.
5. Saudara-saudara penulis, Denny Fauzy Amri, Mutia Fajriah Amri, dan Chamadani Faisal Amri atas dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada penulis.
6. Sahabat-sahabat penulis “Rangers”, Dian Gupitasari, Ria Lyka Febrina, dan Merlina Nourmalita yang telah memberikan semangat kepada penulis.
9. Adib Asrori yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan kepada penulis.
10.Ilham Hardian, Bob Syam, Ade Tri, Yulia Gaby dan Wulida yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis.
11.Nuraillah Permainingtyas, Nike Triharti, Indriawati, dan Erviana Maulvi yang tidak ada lelahnya mendengarkan segala keluh kesah penulis walaupun jarak memisahkan kita.
12.Teman-teman Psikologi kelas A tahun 2007, Ratih Ayu, Mutia Mayarizkia, M. Gengki yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya.
Malang, 19 Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 20
B. Batasan Istilah ... 20
C. Subyek Penelitian ... 21
D. Metode Pengumpulan Data ... 21
H. Analisa Data ... 24
I. Keabsahan Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26
1. Deskripsi Subyek ... 26
2. Deskripsi Data ... 26
B. Analisa Data ... 36
C. Pembahasan ... 41
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisa Data per Subyek Lampiran 2 Guide Interview
Lampiran 3 Verbatim
DAFTAR PUSTAKA
Amriel, R. I. (2008). Psikologi kaum muda pengguna narkoba. Jakarta: Salemba Humanika.
Chandra, S. (2009). Resiliensi. Diperoleh dari http://rumahbelajarpsikologi.com/ index.php/ resiliensi.html.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Elsaerodji, F. (2010). Resiliensi keluarga. Diperoleh dari http://atfahmi.depsos. org/2010/07/ 13/resiliensi-keluarga/.
Hutabarat, M. C. (2010). Resiliensi dan kanker. Diperoleh dari http://www. meillyssach.co.cc/2010/01/ resiliensi-dan-kanker.html.
Joewana, S. (2001). Narkoba: Petunjuk praktis bagi keluarga untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Yogyakarta: Media Perssindo.
Keluarga Anti N. (2006). Panduan menghindari jerat narkoba. Jakarta: Buku Kompas.
Kristanti, E. Y., & Ahniar, N. F.( 2010). BNN: 3,3 juta penduduk RI pecandu narkoba. Diperoleh dari http://nasional.vivanews.com/news/read/160466-bnn--3-3-juta-penduduk-ri-pecandu-narkoba.
Martono, L. H. (2006). Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba berbasis sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.
Moleong, L. J. (2010). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2003). Psikologi abnormal (Ed. Kelima). Jakarta: Erlangga.
Partodiharjo, S. (2006). Kenali narkoba dan musuhi. Jakarta: Erlangga.
Prasetyo, B E. (2007). Prespektif T.C. terhadap adiksi. Yogyakarta: PSPP “SEHAT MANDIRI”.