• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun sampai 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat menstruasi (datang bulan) yang pertama. Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang pemuda ketika ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa disadarinya mengeluarkan sperma. Biasanya pada gadis perkembangan biologisnya lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan perkembangan biologis pemuda karena gadis lebih dahulu mengawali masa remaja yang akan berakhir pada usia sekitar 19 tahun, sedangkan pemuda baru mengakhiri masa remajanya pada sekitar usia 21 tahun (Zulkifli, 2009).

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak banyak mengalami perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drag. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Zulkifli, 2009).

(2)

2

Pada masa ini pula keadaan emosi remaja masih labil. Suatu saat ia bisa sedih sekali, di lain waktu ia bisa marah sekali. Hal ini dapat terlihat dari remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaanya. Kalau sedang senang-senangnya mereka mudah lupa diri karena tidak mampu menahan emosi yang meluap-luap itu, bahkan remaja mudah terjerumus ke dalam tindakan tidak bermoral. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis (Zulkipli, 2009).

Namun pada saat remaja berada pada masa remaja akhir ia mendapatkan ketenangan emosional. Walaupun cetusan-cetusan kemarahan, kekhawatiran-kekhawatiran dan kecemasan yang tidak tertentu sebab-sebabnya, yang seringkali dialaminya dalam masa remaja awal tidak lenyap sekaligus, bilaman anak remaja telah mendapatkan kebebasan yang lebih banyak akan tetapi dengan sedikit demi sedikit pemuda-pemudi dalam masa ini akan dapat menguasai emosi-emosinya (Soesilowindradini, 1981).

Sejalan dengan pendapat Gesell dan kawan-kawan (Hurlock, 1997), yaitu remaja empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya

cenderung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaanya. Sebaliknya remaja

enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak punya keprihatinan”. Jadi adanya badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja.

Disinilah peran serta orang tua sangat diperlukan dalam masa remaja ini, karena remaja yang memiliki relasi yang nyaman dengan orang tuanya memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik (Armsden & Greenberg, 1987). Attachment dengan orang tua selama masa remaja dapat berlaku sebagai fungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh di mana remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia social yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat. Attachemnt yang kuat dengan orang tua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan potensi perasaan-perasaan depresi atau tekanan emosional.yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2002).

(3)

3

dengan suasana rumah yang nyaman serta memiliki kehidupan ekonomi yang berkecukupan. Karena adapula remaja yang terlantar, memiliki orang tua yang tidak harmonis, tidak lengkap entah dikarenakan meninggal dunia atau bercerai atapun keadaan ekonomi yang mengharuskan mereka hidup di panti asuhan sehingga perkembangan mereka dipantau atau dibina oleh pengurus panti asuhan.

Menurut UU no.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, panti asuhan adalah suatu tempat atau sarana untuk memberikan bantuan berupa pemeliharaan dan pendidikan kepada anak-anak yang terganggu perkembangan kepribadiannya dan terlantar.

Oleh sebab itu pola pembinaan yang baik dan efektif sangat dibutuhkan oleh remaja yang tinggal di panti asuhan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anjangsari (2011), untuk meningkatkan kesejahteraan anak asuh dan meningkatkan kualitas diri anak asuh pembinaan yang diberikan tidak bisa hanya sebatas pembinaan dasar saja yaitu pembinaan agama dan moral anak asuh akan tetapi juga diperlukannya pembinaan lain seperti halnya dalam pendidikan dan keterampilan, pembinaan motivasi dan pembinaan perilaku

Semua remaja tidak terkecuali remaja yang tinggal dipanti asuhan mengalami masa remaja dan dalam masa remaja ini pula remaja rasanya dia menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan (Soesilowindradini, 1981).

Pada remaja penghuni panti asuhan tentu saja kurang atau bahan tidak mendapatkan pengajaran dari orang tua tentang bagaimana individu menilai dirinya sendiri, sedangkan ibu atau bapak pengasuh panti asuhan yang dianggap sebagai pengganti orang tua sepertinya tidak bisa diharapkan untuk dapat memberikan pengajaran secara mendalam mengenai bagaimana menilai diri sendiri. Hal ini disebabkan karena perbandingan yang tidak seimbang antara remaja panti yang sangat banyak jumlahnya dengan pengasuh panti asuhan (seperti yang disebut Yoel, 2006).

(4)

4

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan, masa yang mudah stress dan banyak menghadapi masalah. Penelitian

yang dilakukan oleh Ni’matuzahroh (2005), remaja panti asuhan mudah mengalami

stress dan sulit untuk menghadapi stress bahkan cenderung menghindar dari permasalahan yang ada.

Kemudian penelitian yang dilakukan Hasan (2005) Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara strategi coping dan kematangan emosi terhadap pemilihan strategi coping pada remaja, kematangan emosi mempunyai pengaruh yang secara signifikan terhadap pemilihan strategi coping yang berorientasi pada penyelesaian masalah kematangan emosi juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan strategi coping yang berorientasi pada meredakan ketegangan berarti kematangan emosi mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pemilihan strategi coping yang berorientasi pada strategi coping yang berorientasi meredakan tegangan.

Dari penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa remaja termasuk juga remaja panti asuhan bahwa kematangan emosi mempunyai pengaruh yang secara signifikan terhadap pemilihan strategi coping.

Kemudian dari pengamatan peneliti, masyarakat dan teman-teman dalam lingkungan sosial sering memberi label negatif kepada remaja yang tinggal di panti asuhan, sering memandang rendah bahkan menghina tanpa melihat terlebih dahulu bagaimana kehidupan mereka. Hal-hal ini dapat memicu luapan emosi negative remaja panti asuhan seperti sedih, marah, takut dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu remaja panti asuhan diharapkan mampu meregulasi emosi dalam kehidupannya. Menurut Pnalp (Hude, 2006) regulasi emosi tidak hanya menyangkut masalah penghentian kecenderungan tindakan sebelum seseorang berbuat sesuatu. Namun, kendali emosi adalah bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan proses emosi dan dibangun di atas empat komponen lain dalam proses yaitu objek, penilaian fisiologi, dan kecenderungan atau ungkapan tindakan. Seringkali seseorang mengendalikan emosi secara tidak sadar dan otomatis, mengingat seseorang telah mulai mengendalikan emosi sejak dini.

(5)

5

komponen-komponen pengalaman dan tingkal laku dari emosi-emosi negative sehingga ia memiliki kesiapan untuk melepaskan emosi negative yang disebabkan perilaku. Menurut Campos, Barrett, Domba, Goldsmith, & Stenberg (seperti yang disebut Immaniar, 2010) emosi tidak hanya mengatur tindakan individu tetapi juga sebaliknya, tindakan individu dapat mengatur emosi. Hal ini merupakan umpan balik antara tindakan dan emosi dalam menghadapi karakter emosi dan tindakan yang saling bergantung.

Regulasi emosi ialah kemampuan secara fleksibel untuk mengendalikan emosi yang dirasakan dan ditampilkan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Saat melakukan regulasi emosi, seseorang belajar untuk mengurangi atau mengendalikan emosi negatif dan mempertahankan atau membangun emosi positif (seperti yang disebut Ikhwanisifa, 2011).

Seseorang yang mampu meregulasi emosinya akan mendapatkan dampak positif bagi kesehatan fisik, tingkah laku, dan hubungan sosial. Sementara itu, regulasi emosi juga dapat membuat individu berpikir jernih, bersikap lebih tenang serta bijaksana dalam bertindak. Tindakannya dapat diperhitungkan dengan baik sehingga tidak mendatangkan kerugian bagi individu itu sendiri dan dapat berdampak besar terhadap peningkatan kesehatan mental seseorang. Dampak regulasi emosi bagi hubungan sosial adalah seseorang dapat memperbaiki hubungan interpersonal, menumbuhkan cinta antar manusia, meningkatkan rasa solidaritas, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka sehingga lebih mudah akrab maupun bersahabat dengan orang lain (seperti yang disebut Ikhwanisifa, 2011)

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi penting dilakukan oleh seseorang agar dapat mengendalikan emosi dengan baik sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan agar tidak terjadi keadaan-keadaan yang dapat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain terlebih pada remaja panti asuhan yang tidak mendapatkan perhatian dari keluarga seperti remaja pada umumnya. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai regulasi emosi remaja yang tinggal di panti asuhan menghadapi emosi terlebih saat mereka dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan emosi negatif.

Berdasarkan penjelasan inilah peneliti mengambil judul penelitian “Regulasi Emosi

(6)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana regulasi emosi dan kecerderungan pemilihan strategi regulasi emosi pada remaja panti asuhan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana regulasi emosi dan strategi regulasi emosi yang cenderung dipilih pada remaja panti asuhan.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi perkembangan, yaitu mengenai regulasi emosi remaja panti asuhan. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan di bidang psikologi perkembangan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi banyak kalangan, antara lain:

a. Bagi Panti Asuhan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak pengelola dan pengasuh panti asuhan tentang bagaimana kemampuan regulasi emosi/mengontrol emosi pada remaja panti asuhan.

b. Masyarakat umum dapat mengetahui bagaimana regulasi emosi pada remaja panti asuhan

c. Bagi remaja panti asuhan khususnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi

(7)

REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN

MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

SKRIPSI

Oleh :

Nurul Mahmudah Umar

08810001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN

MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Nurul Mahmudah Umar

08810001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)
(10)
(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Regulasi Emosi pada Remaja Panti Asuhan Muhajirin Balikpapan”,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

2. Dra. Siti Suminarti F, M.Si dan Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Djudiyah, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membekali penulis dengan teori-teori yang telah diterima selama di bangku kuliah.

5. Bapak Kepala Panti, Pengurus dan Pengasuh Panti Asuhan Muhajirin Balikpapan, Kalimantan Timur yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Remaja panti asuhan Muhajirin Balikpapan, Kalimantan Timur yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

7. Mama dan Bapak tercinta atas segala kasih sayang tulus, kesabaran, dukungan, motivasi yang tiada henti dan selalu memanjatkan doa demi keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita.

8. Kakak dan Adik tersayang yang selalu membuat penulis bahagia.

9. Orang terdekat penulis “pipi” atas semua cinta kasih, kesabaran, semangat, doa,

(13)

10.Teman-teman seperjuangan penulis di Psikologi, Silvia atas semua waktu dan perjuangan yang kita jalani bersama-sama, Mpeb, Fera, Alin, Pnap, Ncun, Dila, Ocha, Sari, Mutia, Tia, Rayi, yang selalu saling bertukar informasi untuk kelancaran skripsi ini.

11.Seluruh teman-teman psikologi 2008, khususnya kelas A. Terimaksih atas persahabatan yang telah kita jalin.

12.Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua dedikasi dan perannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untain terima kasih dengan tulus serta iringan do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan (jazakumullah

khairul jaza’)

Akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsiini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian,penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya danpara pembaca pada umumnya serta menambah khazanah ilmu pengetahuan danilmu pendidikan. Amiin.

Malang, 21 Mei 2012 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

A. Rancangan Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 22

2. Batasan Istilah ... 22

C. Subyek Penelitian Penelitian ... 23

D. Metode Pengumpulan Data ... 23

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat Penelitian ... .27

(15)

F. Prosedur Penelitian ... 27

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 27

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 28

G. Validitas dan Reliabilitas ... 28

1. Validitas ... 28

2. Reliabilitas ... 31

H. Teknik Analisa Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...34

A. Hasil Analisa Data Penelitian... 34

1. Deskripsi Subyek ... 34

2. Deskripsi Data ... 34

B. Pembahasan ... 41

BAB V PENUTUP ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 (Favourabel dan Unfavorabel) ... 25

Tabel 3.2 (Blue Print Skala Regulasi Emosi sebelum uji coba) ... 26

Tabel 3.3 (Blue Print Skala Regulasi emosi setelah uji coba) ... 27

Tabel 3.4 (Uji Validitas Item Skala Regulasi Emosi) ... 30

Tabel 3.5 (Uji Reliabilitas Variabel Regulasi Emosi) ... 32

Tabel 3.6 (Uji Reliabilitas Total) ... 32

Tabel 4.1 (Gambaran Subyek) ... 34

Tabel 4.2 (Regulasi Emosi) ... 34

Tabel 4.3 (Hasil Regulasi Emosi Berdasarkan Usia) ... 35

Tabel 4.4 (Hasil Regulasi Emosi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

Tabel 4.5 (Pemilihan Situasi)... 36

Tabel 4.6 (Perubahan Situasi) ... 37

Tabel 4.7 (Pemberian Perhatian) ... 37

Tabel 4.8 (Perubahan Kognitif) ... 38

Tabel 4.9 (Modulasi Reaksi) ... 38

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrument Penelitian ... 53

1. Skala Tryout ... 53

2. Skala Penelitian Turun lapangan ... 59

B. Data Tryout ... 66

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2008. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2002. Skala sikap manusia dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2009. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anjangsari, J.R. 2011. Re-orientasi pola pembinaan panti asuhan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Gross, J.J. 2007. Emotion regulation of handBook. New York: Guilford Press.

Hadi, S. 1992. Metodologi research 3 (edisi revisi). Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas Psikologi.

Hasan. H.G. 2005. Pengaruh kematangan emosional terhadap pemilihan strategi coping pada remaja. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hude, M.D. 2006. Emosi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E.B. 1997. Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Airlangga.

Ikhwanisifa. 2011. hubungan keteraturan shalat lima waktu dengan kemampuan regulasi emosi pada lansia penderita jantung koroner. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Imamiar, G. A. 2010. Hubungan antara persepsi terhadap peran orang tua dan regulasi emosi pada anak jalanan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Kerlinger, F. N. 2006. Asas-asas penelitian behavioral (edisi ketiga). Yogyakarta: UGM Press.

L, Zulkifli. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Lafreniere, P.J. 2000. Emotional development. New York: Wadsworth.

Martono, Nanang. 2010. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ni’matuzahroh. 2005. Problematika dan strategi coping remaja panti asuhan.

(20)

Poerwanti, E. 2000. Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press.

Ramadhani, A.V. 2008. Regulasi emosi.Verdi’s journals. Diakses tanggal 23 september 2011. Dari http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/ 2008/01/vj20i2008-regulasi-emosi.html.

Saarni, C. 1999. The Development Of emotional competence. New York: Guildford. Santrock, J.W. 2002. Life-span development. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sobur, Alex. 2010. Psikologi umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Soesilowindradini.1981.Psikologi perkembangan. Surabaya: Usaha Nasional. Suryabrata, s. 1999. Pengembangan alat ukur psikologi. Jakarta: Rajawali. UU No. 23 Tahun 2002. Tentang perlindungan anak.

Winarsunu, T. 2009. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press.

Yoel, C. 2006. Konsep diri remaja penghuni panti asuhan. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Maka, dengan ini kami umumkan peserta lelang yang menjadi pemenang untuk Pengadaan Jasa Kebersihan pada BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu, adalah sebagai berikut :..

Diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran dan verifikasi dokumen kualifikasi oleh Kelompok Kerja 2 Unit Layanan Pengadaan Kantor Pusat Direktorat

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.. Bank

[r]

L7 STUD1 PENGATURAN TINGGI BEDENGAN BAWANG MERAH DAN PENGGUNAAN PUPUK KANDANG SAP1j. PADA SISTEM TUMPANG SARI BAWANG MERAH (AIlium ascalonicum L) DAN PAD1 (Oryta s d v a

Dengan melihat adanya masalah tersebut, Peneliti mengharapkan melalui tulisan ini akan timbul kesadaran dan adanya pengembangan pengetahuan tentang sejarah musik

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama tiga siklus melalui Mind mapping pada pembelajaran IPS pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk peneliti ethnomathematics baik dalam mengungkap ide matematis pada masyarakat adat. Cireundeu, Kota Cimahi,