• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI MANTRA PENGOBAT PADA MASYARAKAT SAPEKEN-MADURA (KAJIAN FOLKLOR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI MANTRA PENGOBAT PADA MASYARAKAT SAPEKEN-MADURA (KAJIAN FOLKLOR)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI MANTRA PENGOBAT PADA MASYARAKAT SAPEKEN-MADURA

(KAJIAN FOLKLOR)

SKRIPSI

Oleh: FATIMAWATI 201210080311002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

i

ANALISIS BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA MANTRA PENGOBAT PADA MASYARAKAT SAPEKEN-MADURA

(KAJIAN FOLKLOR)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar sarjana pendidikan bahasa dan sastra indonesia

Oleh: FATIMAWATI 201210080311002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Mantra Pengobatan pada Masyarakat Sapeken (Kajian Folklor)” ini telah disetujui oleh

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fatimawati

Nim : 201210080311002

Jurusan : Pendidikan Bahasa, Sastraindonesia dan Daerah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tugas akhir dengan judul:

Analisi Bentuk, Fungsi dan Makna Mantra Pengobatan pada Masyarakat Sapeken adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memeperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebgian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, berkat hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Mantra Pengobatan pada Masyarakat

Sapeken (Kajian Folklor)dengan tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan memeperoleh gelar sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikam

Skripsi ini terwujud bukan semata-mata bukan hasil peneliti sendiri, melaikan banyak pihak yang turut berperan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta motivasi yang telah diberikan kepada peneliti, dengan segala kerendahan hatim peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1) Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2) Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3) Ibu Dra. Tuti Kusniarti, M.Si. M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan nasihat, arahan, kesabaran, dan bimbingannya selama konsultasi berlangsung.

(7)

vi

5) Para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.

Malang, 22 Juli 2016

(8)
(9)

viii BAB III METODE PENILITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Mantra Pengobatan pada Masyarakat Sapeken ... 32

4.2 Makna Mantra pengobatan pada Masyarakat Sapeken ... 40

4.3 Fungsi Mantra Pengobatan pada Masyarakat Sapeken ... 54

(10)

ix

DAFTAR TABEL

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

xi

Moto dan Persembahan

Moto

“Man Jadda Wa Jadda”

Barang siapa yang bersungguh - sungguh maka dia akan berhasil

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Saya persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang telah berarti dalam hidup saya:

 Ibunda tercinta Rukayya yang telah merawat, men-didik, memberi dukungan serta selalu berdoa di setiap waktu dan Almarhumah Ayah tercinta yang telah menjadi ayah terhebat untuk anak-anaknya.

 Pak Munir, Mattamin, Nenek Medan dan Hurriya terima kasih telah bersedia menjadi narasumber untuk melakukan pengobatan kepada setiap pasien dan membacakan-kan kembali mantra pengobatan.

 Kakak Prisha terima kasih sudah menjadi kakak sekaligur orang tua.  Semua kakak ( Safari, Junaida, Mardiana, Kartila dan Nurhikmawati)

terima kasih sudah menjadi kakak yang terbaik dan selalu mendoakan selama ini

 Semua teman-teman ( Robiatul Adawiyah, Ana Mar’ati dan Ningtias Wulandari) yang selalu mem-barikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.

(13)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J. S. 1984. Kesusastraan Indonesia2 . Bandung: Pustaka Prima. Badudu, J. S. 1986. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka. Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: IlmuGosip, Dongeng, dan Lain-lain.

Jakarta:Pustaka Utama Grafiti.

DepartemenPendidikanNasional.2002. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka

Effendi, Ruslan.1984. Selayang Pandang Kesusateraan Indonesia.Surabaya: Bina Ilmu.

Endraswara, Suwardi. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS Hartata, Arif. 2008. Mantra Pengasihan Jawa dalam Kehidupan Masyarakat

Jawa Modern di Wilayah Kabupaten Klaten (Suatu Tinjauan Sosiologi

Sastra). (E-Jurnal). https://www.google.com/#q=Hartanto,+Arif.+2008.

Diakses tanggal 12 oktober 2015.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Malik, Abdul. 1985. Mantra Melayudan Peranannya dalam Kehidupan Masyarak

Melayu Kecamatan Karimun Kepulauan Riau. (Skripsi). Riau: FKIP

UNRI.

Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwadi. 2009. Folklor Jawa. Pura Pustaka: Yogyakarta.

Pradopo, Rachmat, Djoko, 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rizal, Yunan. 2005. Bentuk dan Peranan Mantra pada Masyarakat Batu Amper

Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Tugas Akhir

(SIKRIPSI). FKIP. UNRI.

Satria, Mariati, Dian, 2009. Gaya Bahasa dan Citraan pada Mantra Pengobatan Suku Akit di Desa Hutan Panjang Kecamatan Rupan Kabupaten Bengkalis Tugas Akhir (SIKRIPSI). FKIP. UIR.

(14)

xiii

Tukan, P. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Kelas X.Jakarta: Yudhistira.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak folklor yang telah berkembang dari dahulu hingga sekarang. Folklor termasuk dalam suatu kebudayaan turun-temurun yang dimiliki oleh masyarakat tradisional berupa lisan, gerak ataupun material. Folklor dapat ditemukan pada setiap masyarakat tradisional di belahan dunia manapun, hanya bentuknya saja yang berbeda-beda. Setiap folklor memiliki ciri khas masing-masing, meskipun secara garis besar folklor mempunyai satu ciri umum yaitu milik bersama, yang termasuk dalam kajian folklor salah satunya adalah sastra lisan.

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda yang dihasilkan oleh masyarakat terdahulu atau nenek moyangnya. Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah mantra pengobatan. Mantra disampaikan dan disebarkan oleh nenek moyang kepada keturunan selanjutnya secara turun-temurun menggunakan lisan (dari mulut ke mulut), bahasa yang digunakan dalam cerita itu sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya masing-masing, Karena setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda.

(16)

2

meneruskannya, tetapi jika mantra diwariskan dari generasi kegenerasi maka mantra akan selamanya hidup atau melekat dalam diri manusia, karena mantra merupakan salah satu bagian dari kesusastraan lama yang berbentuk puisi, disampaikan secara lisan. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang mantra pengobatan yang dipergunakan dukun atau pawang dan pelaku pengobatan tradisional yang terdapat di masyarakat Sapeken.

Kehadiran mantra itu sendiri berpangkal pada kepercayaan, masyarakat Sapeken sampai saat ini masi mempercayai segala jenis mantra, sedangkan masyarakat daerah lain sudah banyak tidak percaya lagi dengan adannya mantra, pandangan mereka menganggap mantra hanyalah sebuah mitos, sementra pandangan masyarakat Sapeken terhadap mantra adalah sesuatu yang benar fakta dan melihat hasil mantra pengobatan benar-benar ada atau berhasil menyembuhkan penyakit. Ada sebagian masyarakat yang begitu mengikatkan secara penuh maupun sebagian dirinya terhadap mantra dalam kepentingan hidupnya. Sebagian masyarakat lainnya secara langsung atau tidak langsung menolak kehadiran mantra itu sendiri.

(17)

3

Mantra dalam kehidupan masyarakat Sapeken sangatlah penting karena mantra adalah salah satu cara pengobatan yang paling praktis, mudah dan biayanya tidak semahal dirumah sakit, apalagi dilingkungan masyarakat Sapeken sering kali terkena penyakit yang aneh yang diakibatkan oleh ulah manusia sendiri, akibat iri, dengki, benci, maka mereka akan melakukan perbuatan yang mengakibatkan seseorang jatuh sakit, seperti salah satu contoh penyakit terkenak telor atau santet, dimana penyakit ini yang bisa mengobati adalah dukun atau pawang sementara dokter tidak dapat mengetahui penyakit tersebut.

Mantra merupakan tradisi budaya yang sangat penting untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan masih memiliki banyak manfaat yang sangat tinggi serta memiliki muatan isi yang perlu diwarisi oleh pemiliknya, oleh sebab itu mantra harus dipertahankan dan dilestarikan, untuk memperkaya sastra lisan di Indonesia dengan salah satu cara melakukan penelitian dan membukukannya. Supaya mudah diingat untuk diceritakan kembali kepada keturunan berikutnya sehingga, mantra khususnya mantra pengobatan Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah karena mantra pengobatan atau penyembuhan sangat penting untuk dimiliki, karena mantra pengobatan memiliki manfaat yang sangat besar untuk mengobatan penyakit yang diderita selain pergi berobat ke dokter.

(18)

4

pawang meminta kepada Allah dengan mengawali sesuatu dengan

Bismillahirahmanhirahim.

Mantra di pulau Sapeken menarik untuk dijadiakan penelitian, karena bahasa yang digunakan oleh dukun atau pawang, pasti bermacam-macam saat membacakan mantra pengobatan. Selain itu, sampai sangat ini mantra masi digunakan dimasyarakat sapeken dalam berbagai macam penyakit.

Masyarakat Sapeken dari zaman dahulu sampai zaman sekarang masi sangat percaya terhadap mantra peninggalan nenek moyang, meski saat ini sudah banyak daerah-daerah lain tidak percaya dengan adanya mantra bahkan sudah banyak yang tidak perduli dengan kebudayaan dalam bentuk mantra, tetapi masyarakat Sapeken sampai sekarang masi mempertahankan dan melastarikan mantra, terutama mantra pengobatan. Menurut masyarakat Sapeken mantra pengobatan sangat penting untuk dimiliki bahkan dipertahankan karena kadang kala penyakit yang diderita tidak semuanya dokter bisa mengetahui bahkan tidak selamya bisa mengatasi penyakit yang diderita seperti penyakit terkenak telor atau santet, kasurupan dan lain-lain, sementra dukun atau pawang akan mengetahui penyakit tersebut dengan ijin Allah dukun atau pawang akan mengetahui penyakit tersebut dan mencoba untuk menyembuhkannya dan dukun atau pawang menyerahkan kesembuhannya pada maha penciptan oleh karena itu mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken perlu diteliti dan didokumentasi secara tertulis guna perkembangan dan kelestarian kebudayaan Sapeken.

(19)

5

Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis”. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada gaya bahasa yang digunakan dukun pada setiap mantra, selain itu penelitian tersebut juga menekankan pada citraan yang dibentuk oleh dukun. Penelitian lain yaitu Rizal mahasiswa FKIP UNRI (2005) dengan judul “ Bentuk dan Peranan Mantra pada Masyarakat Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kebupaten Indragiri Hilir”. Berbeda dengan penelitian sebelumnya pada penelitian Rizal mencakup

mantra secara umum serta fokus pada bentuk dan fungsi dari mantra yang dikaji. Terakhir penelitian yang dilakukan Hartata (2008) berjudul “Mantra Pengasihan Jawa dalam Kehidupan Masyarakat Jawa Modern di Wilayah Kabupaten Klaten (Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra)”. Penelitian tersebut lebih menekankan pada kehidupan sosial masyarakat yang tergambar dalam mantra yang menjadi bahan kajiannya.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada lokasi penelitian dan gabungan bentuk, fungsi dan makna, sehingga melalui penelitian secara menyeluruh akan diperoleh gambaran tentang budaya masyarakat melalui mantra pengobatan. Dengan perbedaan ini penulis berharap dapat menganalisis bentuk, jenis dan makna dalam mantra pengobatan lebih baik lagi, perbedaan yang lain juga terdapat dalam hasil penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang.

1.2 Fokus Penelitian

(20)

6

1.3 Rumusan Masalah

Beradasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimana bentuk mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken?

2) Bagaimana makna mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken?

3) Bagaimana fungsi mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang hal-hal sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan bentuk mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken. 2) Mendeskripsikan makna mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken 3) Mendeskripsikan fungsi mantra pengobatan pada masyarakat Sapeken. 1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca dengan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

a) Memperluas khazanah ilmu pengetahuan dalam lingkup ilmu pengetahuan sastra daerah yang berbentuk lisan.

(21)

7

2) Manfaat Praktis

a) Dengan adanya hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya khususnya tentang penelitian yang terkait dengan analisis mantra pengobatan.

b) Dapat digunakan sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan sastra daerah, khususnya mantra pengobatan di Pulau Sapeken.

1.6 Definisi Istilah

Dalam hal ini untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Mantra adalah kata-kata yang mengandung hikmat dan kekuatan gaib (Tukan, 2006: 17).

2) Mantra pengobatan adalah untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh setiap orang yang memiliki penyakit (Maulana, 2014:20).

3) Bentuk mantra sama dengan puisi karena mantra merupakan salah satu genre puisi , perbedaannya terletak penggunaannya. (Harun, 1989:442). 4) Fungsi mantra yang mampu membangkitkan etos, semangat dan rasa

percaya diri. (Hartata, 2008:258-161).

Referensi

Dokumen terkait

A kaland mindig is az ifjúsági irodalom immanens alkotóeleme volt, aho- gyan Komáromi Gabriella mondja: „Az ifjúsági próza egyenesen kalandtár.” 4 A kortárs

Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) berko- relasi signifikan dengan meningkatnya profil lipid yaitu kadar kolesterol dan kadar trigliserida, serta mempunyai

SISTEM2 MEKANISME DAN PROSEDUR '.$.. JAMINAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELA)ANAN DALAM *ENTUK  KOMITMEN UNTUK MEM*ERIKAN RASA AMAN2 *E*AS DARI *AHA)A2 DAN RISIKO

Dari penelitian ini diperoleh nilai R square sebesar 0,722, Dari penelitian ini diperoleh nilai R square sebesar 0,722, yang artinya seluruh variabel bebas yakni Kinerja

Sehingga rangkaian gempa tanggal 12 dan 13 September 2007 diperkirakan tidak berhenti sampai disitu, gempa tersebut juga akan mempercepat terjadinya gempa di bidang gempa

Belum ada kajian Hukum Islam yang membahas tentang adat waligoro sebagai syarat kesempurnaan nikah di Kecamatan Duduk Sampeyan.

Menurut Sherwood (2001), selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada koklea, telinga dalam memiliki komponen khusus lain, yakni aparatus vestibularis, yang

Bila relaps terjadi pada dosis Prednison rumat > 0,5 mg/KgBB alternating, tetapi < 1,0 mg/KgBB alternating tanpa efek samping yang berat, dapat dicoba